Laporan Pendahuluan Gea

15
LAPORAN PENDAHULUAN “ GASTROENTERITIS AKUT “ A. Konsep Medik 1. Definisi Diare / GEA ( Mencret ) merupakan suatu keadaan di mana frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak yang di tandai dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur lender dan darah atau hanya lender saja ( Ngastiyah, 2005 ). 2. Etiologi a. Faktor Infeksi Enteral - Infeksi Bakteri ( E.Coli , Salmonella dll ) - Infeksi Virus ( Protozoa , Enterovirus, Jamur ( Candida Albicans ) dll ) Parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. b. Faktor Malabsorbsi Mal absrobsi karbohidrat Mal absorbsi lemak Mal absorbsi protein. c. Faktor Nutrisi/Makanan Makanan Basi, Beracun, Alergi terhadap makanan. d. Faktor Psikologis KEPERAWATAN ANAK Page 1

Transcript of Laporan Pendahuluan Gea

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT

A. Konsep Medik

1. Definisi

Diare / GEA ( Mencret ) merupakan suatu keadaan di mana frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak yang di tandai dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur lender dan darah atau hanya lender saja ( Ngastiyah, 2005 ).

2. Etiologi

a. Faktor Infeksi

Enteral Infeksi Bakteri ( E.Coli , Salmonella dll ) Infeksi Virus ( Protozoa , Enterovirus, Jamur ( Candida Albicans ) dll )

Parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

b. Faktor Malabsorbsi Mal absrobsi karbohidrat Mal absorbsi lemak Mal absorbsi protein.

c. Faktor Nutrisi/Makanan Makanan Basi, Beracun, Alergi terhadap makanan.

d. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

3. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:

a. Gangguan Osmotik Faktor Malabsorbsi ( KH , Lemak , Protein ).

Terdapat makanan yang tidak bisa di serap

Tekanan osmosis dalam lumen usus meningkat

Pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam rongga ususIsi rongga usus berlebihanBerak berak

b. Gangguan Sekresi Faktor Infeksi ( Enteral dan Parenteral )

Rangsangan tertentu pada dinding usus

Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus

Isi usus berlebihan

Berak berak

c. Gangguan Motilitas Faktor Makanan ( Makanan Basi, Racun, atau Alergi terhadap jenis makanan ).

Hiperperistaltik Hipoperistaltik

Kesempatan absorbs berkurang Bakteri tumbuh berlebihan

Berak berak Berak - berak

4. Manifestasi Klinik

a.Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encerb.Terdapat tanda dan gejala dehidaasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membaran mukosa keringc.Kram abdominal d.Demam e.Mual dan muntah f.Anoreksia g.Lemahh.Pucati.Perubahan tanda-tanda vital nadi adan pernapasan cepatj.Menurun atau tidak ada pengeluaran urine (Suryadi Dan Yulani, R, 2001 : 86)

5. Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotoni, isotonik atau hipertonikb. Hipokalemia c.Hipoglkemia d.Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonikf.Mal nutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik (Ngastiyah, 1997 : 145)

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah. b.Kultur tinjac.Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium , kalium, dan kalsium.d.Pemeriksaan tinja : PH, leukosait, glukosa dan adanya darah

7. Penatalaksanaan

a. Terapi Rehidrasi

Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara memberikan oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dekstrose 5%. Dekstrosa dalam salin, dll.

b. Terapi Nutrisi

Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi.

c. Terapi Edukasi Memberikan penyuluhan pada keluarga dan nasehat kepada Orang tua / Pengasuh.

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan. 1) Biodata

Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Tanggal Mrs, Tanggal dikaji, No. Cm, No. Reg., penanggung jawab.2) Riwayat Kesehatan

(a) Riwayat kesehatan sekarang Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa medik. (b) Riwayat kesehatan masa laluProsedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya, kebiasaan.

(c) Riwayat kesehatan keluarga yang terdiri dari genogram 3 generasi dan mengidentifikasi berbagai penyakit turunan

3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

a. Antenatal (Pre Natal)Keadaan kesehatan selama hamil, terdapat tanda-tanda pre eklamsia ataupun eklamsia, penyakit yang pernah diderita selama masa hamil.b. NatalUsia kehamilan, berat badan waktu lahir, jenis persalinan, keadaan anak setelah lahir.c. Neonatal (post natal)Nilai apgar score, warna kulit, suhu tubuih, kejang memiliki kelainan kongenital, Setelah lahir bayi mengalami kesakitan menelan dan menghisap.4) Riwayat Tumbuh Kembang(a) Cross motor (motorik kasar) (b) Fire Motor (motorik halus)(c) Languange (bahasa)

5) Imunisasi BCG, Polio 1,2,3,4 , DPT1,2,3, Campak , Hepatitis6) Pola kegiatan sehari-hari Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas dan olah raga. 7) Aspek sosial Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan ekonomi keluarga.8) Pemerikasan fisik a) Keadaan umum : nampak sakit berat, sedang atau ringan.

b) Kepala : bentuk, nyeri, pusing

c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan

d) Sistem Penginderaan (1) Mata Konjungtiva, pupil, lapang pandang, hematom, adanya nyeri (2) Hidung Fungsi penciuman, simetris kiri dan kanan, keadaan septum, nyeri, peradangan.(3) Telinga Fungsi pendengaran simetris kiri dan kanan, nyeri, peradangan. (4) Lidah Fungsi pengecapan, kebersihan. (5) KulitRespon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor, kelembaban, warna, suhu. e) Sistem PernafasanApakah ada pernafasan cuping hidung, frekuensi pernafasan, bunyi nafas, nyeri dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya ronchi dan wheezing.f) Sistem Kardiovaskuler Apakah ada hipertensi, hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus cordis, riwayat penyakit jantung, tekanan vena jugularis. g) Sistem Pencernaan Adanya massa, peristaltik usus baik atau tidak, mual, muntah, nafsu makan, gangguan fungsi pengecapan, perut kembung. h) Sistem Neurologi Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing, koordinasi gerakan i) Sistem Muskuloskeletal Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot, nyeri, tonus otot normal atau tidak. j) Sistem Perkemihan Apakah ada nyeri, warna urine, bau, anuria, tidak ada bising usus, inkontinensia urine, frekuensi BAK. k) Sistem Integumen Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada area luka operasi, keadaan kulit. l) Sistem Endokrin Apakah ada riwayat penyakit DM. 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada pasien gastroenteritis adalah (Wong D.L 2003) :1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan output yang berlebihan melalui feses atau emesis2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroroganisme yang menembus saluran gastrointestinal4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakitnya.6. Perubahan proses keluarga berhubugnan dengan proses situasi.

3. Perencanaan

Diagnosa I :Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan output yang berlebihan melalui feses atau emesisKriteria hasil :Hasil yang diharapkan Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolitIntervensi :1. Kaji tanda tanda vital, turgor kulit, membran mukosa dan status mental Rasional : untuk mengkaji rehidrasi yang terjadi pada klien2. Beri larutan oral Rasional : untuk rehidrasi dan pergantian kehilangan cairan melalui feces3. Berikan dan pantau cairan IVFD sesuai ketentuan. Rasional : untuk mengobati dehidrasi dan muntahs.4. Berikan posisi semi fowler. Rasional : posisi semi fowler dapat membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan5. Timbang berat badan anak Rasional : untuk mengkaji rehidrasi 6. Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat, pemantauan masukan dan keluaran serta mengkaji tanda tanda rehidrasi Rasional : untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan reapeutik

Diagnosa II : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat Kriteria hasil : Hasil yang diharapkan Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan yang tepat.Intervensi 1. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanan Rasional : untuk mengkaji toleransi pemberian makanan . 2. Instruksi kan keluarga dalam memberikan diit yang tepat Rasional : untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik3. Dorong dan berikan periode istirahat sering.Rasional :membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam 4. Dorong makan sedikit tapi sering dengan makanan TKTP. Rasional : memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makanan banyak dan menurunkan iritasi lambung5. Kolaborasi dengan Ahli gizi Rasional : mempermudah intervensi selajutnya

Diagnosa III: Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinalKriteria hasil : Infeksi tidak menyebar ke orang lainIntervensi :1. Isolasi substansi tubuh atau praktek pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat. Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi2. Pertahankan pencucian tangan yang benar Rasional : untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi3. Pakaian popok dengan tepat Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feses4. Gunakan popok sekali pakai Rasional : untuk menampung feses dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis popok5. Ajarkan anak tindakan perlindungan Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi6. Intruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi khususnya mencuci tangan Rasional : untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi

Diagnosa IV : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diareKriteria Hasil : anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit.Intervensi1. Ganti popok dengan sering Rasional : untuk menhaga agar kulit tetap bersih dan kering2. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak Rasional : feses diare sangat mengiritasi kulit3. Beri salep seperti sengoksida Rasional : untuk melindungi kulit dari iritasi4. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan paa udara jika mungkin. Rasional : untuk meningkatkan penyembuhan5. Hindari menggunakan tisu basah yang di jual bebas yang mengandung alkohol pada kulit Rasional : dapat menyebabkan rasa menyengat6. Berikan obat anti jamur yang tepat. Rasional : untuk mengobati infeksi jamur kulit

Diagnosa V : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatanKriteria hasil : Hasil yang diharapkan Orang tua klien tidak menunjukkan rasa cemas Intervensi :1. Kaji tingkat kecemasan orang tua klien Rasional : Tingkat kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi perilaku individu dan terganggunya pola pikir sehingga dapat mengakibatkan kepanikan.2. Catat petunjuk perilaku Rasional : Derajat indikator strees dapat diketahui dan dilihat dari perilaku individu.3. Anjurkan orang tua untuk menyatakan perasaannya Rasional : Agar dapat tercipta hubungan yang terapeutik sehingga mempermudah dalam pemberian intervensi selanjutnya.4. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit anak Rasional : Membantu mengurangi kecemasan orang tua dan menambah informasi tentang penyakit anaknya.5. Beri umpan balik Rasional : Membantu orang tua klien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan strees.6. Tunjukan sikap empati pada waktu merawat Rasional : Agar dapat menimbulkan rasa percaya orang tua terhadap perawatan sehingga dapat tercipta kerja sama yang baik.7. Anjurkan kepada orang tua agar senantiasa berdoa kepada tuhan yang maha esa untuk kesembuhan anaknya Rasional : Untuk memberikan perasaan tenang dan berharap diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menerima kenyataan.

Diagnosa VI : Perubahan Proses keluarga berhubungna dengan krisis situasi Kritetia hasil : keluarga menunjukkan kemampuanuntuk merawat anak khususnya dirumah Intervensi :1. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik Rasional : untuk mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik, khususnya jika sudah berada dirumah.2. Izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan Rasional : untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.3. Instruksikan keluarga mengenai pencegahan Rasioanl : untuk mencegah penyebaran infeksi4. Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi Rasional : untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinu5. Rujuk keluarga pada lembaga perawatan kesehatan komunitas. Rasioanl : untuk pengawasan perawatan dirumah sesuai kebutuhan

Diagnosa VII : Kurang Pengetahuan orang tua berhubugan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit Kritetia hasil : Kurang pengetahuan orang tua teratasi Intervensi :1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klienRasional : Tingkat pengetahuan orang tua klien dapat mempermudah proses penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan2. Berikan informasi tentang penyakit anakRasional : Memberikan informasi awal kepada orang tua tentang penyakit yang diderita anaknya3. Evaluasi pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknyaRasional : Mengetahui tingkat pengetahuan klien mengenai penyakit

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta2. Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta3. Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta4. Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta

KEPERAWATAN ANAKPage 7