Laporan P3
-
Upload
gilangpratama -
Category
Documents
-
view
69 -
download
19
description
Transcript of Laporan P3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peramalan pada zaman modern seperti saat ini sangat perlu dilakukan
untuk menunjang kesuksesan dalam suatu perusahaan. Peramalan yang tepat dan
akurat menentukan kesuksesan suatu perusahaan dalam industri dan persaingan.
Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan produksi agar dapat
menghasilkan suatu hasil yang optimum dengan input yang tepat maka akan
menghasilkan suatu output yang tepat pula sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan peusahaan dalam melakukan perencanaan agregat.
Dengan diterapkan nya perencanaan agregat dalam suatu perusahaan
diyakini akan dapat membuat perusahaan tersebut selalu dapat survive di tengah
persaingan pasar. Tujuan tujuan dasar perusahaan dapat ikut terpenuhi seperti
perencanaan perubahan kapasitas dalam perusahaan demi memenuhi fluktuasi
atau naik turunnya permintaan secara dinamis dan susah ditebak. Dapat pula
dilakukan pengujian sudah cukup atau tidaknya kapasitas dalam suatu perusahaan
agar permintaan yang sifatnya dinamis dapat tercukupi dengan segera. Dengan
perencanaan agregat maka perushaan akan mendapatkan sebuah solusi atau
kesimpulan keluaran yang terbaik dengan metode yang ada dengan sumber daya
yang tersedia didalamnya dengan tepat. Untuk dapat mencapai hal hal diatas
diperlukan suatu masukan yang baik pula. Masukan masukan berupa data ramalan
permintaan dari satu groupee atau kelompok dalam produk dengan perencanaan
setengah tahun sampai satu setengah tahun. Data sistem dalam perusahaan berupa
jumlah tenaga kerja, persediaan yang ada dan rate production atau laju produksi.
Serta alternatif yang ada dan tingkatannya dalam mempengaruhi biaya dan
kapasitas. Maka akan didapatkan sebuah output yang diperlukan oleh perusahaan
tentang sebuah rencana produksi berupa keputusan pada sekelompok produk
sejenis selama periode perecanaan dan perkiraan biaya jika rencana produksi
tersebut akan direalisasikan.
Maka dari itu dalam praktikum perencanaan agregat ini mahasiswa dapat
melaksanakan percobaan perencanaan agregat dari data yang sudah diberikan dan
nantinya dapat melakukan perencanaan agregat dengan metode yang tersedia
seperti Level strategy,Chase Strategy dan Linear Programming secara manual
maupun secara komputasi menggunakan sebuah software berupa WinQSB.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat melakukan perencanaan agregat
dengan bantuan komputer.
2. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat menganalisis/menginterpretasikan
hasil perencanaan agregat.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan agregat secara mandiri baik
dengan cara manual atau dengan bantuan komputer dan menerapkannya
dalam kondisi real dilapangan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam macam metode dan model
perencanaan agregat serta mengerti cara analisa sehingga nantinya dapat
berguna dalam aplikasinya di lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Heizer dan Render (2010), Perencanaan Agregat (atau penjadwalan
agregat) merupakan sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu
produksi pada jangka menengah biasanya 3 sampai 18 bulan ke depan. Para
manajer operasi berusaha menentukan jalan terbaik untuk memnuhi permintaan
yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat
persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variable lain yang dapat
dikendalikan. Atau bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi
atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan
agregat.
Perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang
sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya
ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan
input produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat
output untuk fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.
Perencanaan ini diantaranya bisa diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah
sakit, akademi serta, pernerbit buku. Perencanaan agregat merupakan bagian dari
system perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman mengenai
keterkaitan antara rencana dan beberapa factor internal dan eksternal merupakan
sesuatu yang berguna. Di lingkungan perusahaan manufaktur, jadwal produksi
utama yang dihasilkan memberikan input untuk system MRP yang mengutamakan
mengenai perolehan atau produksi komponen-komponen yang diperlukan. Jadwal
kerja yang mendetil untuk tenaga kerja dan penjadwalan berprioritas untuk produk
dihasilkan sebagai tahapan terakhir system perencanaan produksi (Sukendar &
Kristomi,2010).
Perencanaan produksi adalah kegiatan menentukan batas atau tingkatan
operasi pembuatan pada waktu mendatang. Perencanaan produksi menentukan
kerangka dengan jadwal yang rinci dan pengendalian inventori yang harus
dikerjakan. Perencanaan dapat mencakup beberapa bulan atau tahun. Perencanaan
produksi didesain untuk menentukan beberapa atau seluruh karakteristik dari
pembuatan dan operasi pendistribusian yang diasumsikan secara lebih jelas pada
perencanaan atau pengendalian (Magee, 1975).
Menurut Harjanto (2008) Tujuan dari Perencanaan Agregat adalah bertujuan
untuk:
1. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat
menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan
suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana produksi yang
dibuat, walaupun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan.
2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber
daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi
permintaan.
Tujuan dari perencanaan agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana
produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal (Harjanto,2008).
Perencanaan agregat merupakan bagian dari system perencanaan produksi
yang lebih besar. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat untuk dapat memahami
hubungan antara rencana serta beberapa factor internal dan eksternal.Dalam
lingkungan manufaktur, proses menguraikan rencana agregat secara lebih
terperinci disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi menghasilkan jadwal
produksi induk yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan
bahan baku (MRP system). Jadwal produksi induk menangani pembelian atau
produksi bagian atau komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.
Jadwal kerja yang terperinci bagi orang-orang dan prioritas penjadwalan untuk
produk menghasilkan thap akhir dari sistem perencanaan produksi
(Harjanto,2008).
Perbedaan perencanaan kapasitas berdasarkan waktu antara lain
(Handoko,2000):
1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range),
lebih dari satu tahun. Di mana sumber-sumber daya produktif memakan waktu
lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan,
atau kapasitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi
dan persetujuan manajemen puncak.
2. Perencanaan kapasitas jangka menengah
(intermediate range), rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai
18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena
alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-
peralatan baru, subcontracting, dan pembelian peralatan-peralatan bukan
utama.
3. Perencanan kapasits jangka pendek, kurang dari
satu bulan. Ini berkatitan pad aproses penjadwalan harian atau mingguan dan
menyangkut pembuatan penyesuaina-penyesuaian untuk menghapus
“variance” antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan
perencanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan
personalia, penggantian routing produksi.
Beberapa metode dalam penyelesain masalah-masalah perencanaan
agregat dapat memasukkan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode-metode
kuantitatif terdiri dari ketetapan-ketetapan heuristik, pemencahan matematis,
simulasi, dan prosedur pencarian modern yang lain. Metode kualitatif
memasukkan konsensus-konsensus di antara suatu kelompok dan rasio inventori.
Metode-metode dalam aggregate planning (Narasimhan, 1995):
a. Nonquantitative atau Intuitive Method
b. Inventory Ratio
c. Charting and Graphical Method
d. Mathematical Programming and Tabular Method
e. The Linear Programming Method
f. The Linear Decision Rule
g. Management Coefficient Model
h. Direct Search Methode and Simulation
Berikut 8 pilihan strategi agregat menurut Heizer dan Render (2010) secara
lebih terperinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas sebab pilihan ini
tidak berusaha mengubah permintaan, tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan. Tiga pilihan terakhir adalah pilihan permintaan dimana perusahaan
berusaha mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.
1. Pilihan Kapasitas
Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasits dasar berikut.
Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat
meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk
memenuhi permintaan yang tinggi dimasa mendatang. Jika strategi
ini dipilih maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan,
asuransi, penanganan, barang kadaluarsa, pencurian, dan modal
yang diinvestasikan akan meningkat. Biaya-biaya ini pada
umumnya berkisar antara 15% hingga 40% dari nilai sebuah
barang tiap tahunnya. Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki
masa dimana permintaan meningkat, kekurangan yang terjadi
dapat mengakibatkan hilangnya peluang penjualan karena waktu
tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih
buruk.
Mengubah-ubah jumlah tenaga kerja dengan mempekerjakan
atau memberhentikan orang. Salah satu cara memenuhi
permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan para
pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.
Bagaimanapun juga, karyawan baru memerlukan pelatihan, dan
produktivitas rata-rata menurun untuk sementara seiring mereka
menjadi terbiasa. Pemecatan atau PHK menurunkan moral semua
pekerja dan dapat mendorong mereka kearah produktivitas yang
lebih rendah.
Mengubah-ubah tingkat produksi melalui lembur atau waktu
kosong. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga tetap konstan dengan
mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja
ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat
permintaan naik. Sekalipun demikian, ketika perintaan sedang
tinggi, terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam lembur
yang dapat diberlakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak
biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat titik
produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga
dapat menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk
menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat
permintaan turun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong
(menganggur) para pekerja—ini biasanya merupakan proses yang
sulit.
Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas
ementara dengan melakukan ubkontrak selama periode permintaan
yang tinggi. Bagaimanapun juga, subkontrak memiliki beberapa
kekurangan. Pertama, hal ini mungkin mahal; kedua, subkontrak
membawa risiko dengan membuka pintu bagi klien terhadap
pesaing. Ketiga, kerap sulit mendapatkan pemasok subkontrak
sempurna yang selalu dapat mengirimkan produk berkualitas
secara tepat waktu.
Penggunaan karyawan paruh waktu. Terutama di sector jasa,
karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak
terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko eceran, dan
supermarket.
2. Pilihan Permintaan
Berikut pilihan permintaan yang mendasar.
Memengaruhi permintaan. Saat permintaan rendah, perusahaan
dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi,
penjualan secara pribadi, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan
hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif untuk
musim yang sepi; beberpa perguruan tinggi memberikan diskon
bagi penduduk usia lanjut; dan alat pendingin udara dijual lebih
murah di waktu musim dingin. Bagaimanapun juga, bahkan iklan
khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu
mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan, tetapi tidak mampu(secara sengaja maupun kebetulan)
untuk dipenuhipada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa
kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan
pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan. Banyak
perusahaan yang melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan
ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
Bauran produk dan layanan yang melawan tren musiman.
Sebuah teknik pemulusan aktif yang secara luas digunakan oleh
perusahaan manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran
produk dari barang-barang yang melawan tren musiman.
Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan
pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan penyingkir
salju. Bagaimanapun juga, perusahaan yang menerapkan
pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan
produk atau jasa di luar area keahlian atau sasaran pasar mereka.
3. Pencampuran Pilihan
Meskipun lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat
menghasilkan jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara
pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin akan lebih baik.
Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai
tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi
permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat
negubah-ubah tingkat tenaga kerjadengan merekrut atau
memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah
produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh
waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi
perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau
mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi
perburuan meliputi sector pendidikan, perhotelan,dan konstruksi.
Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).
Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari
period eke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang
seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka
naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah
permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan
alternative bagi karyawan. Filosofi mereka dalah tenaga kerja
yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih
sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan
yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan.
Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,
penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih
sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis.
Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika
permintaan cukup stabil.
Terdapat 7 Strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu:
melakukan variasi tingkat persediaan, variasi jam kerja, variasi jumlah tenaga
kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan,
dan melakukan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi
(Harjanto,2008)
Berikut di bawah adalah bagan gambar 2.4 mengenai entitas dasar dan
antarmuka manufaktur kegiatan perencanaan agregat:
Gambar 2.4 Manufaktur kegiatan Perencanaan Agregat
(Radwan&Aarabi,2010)
Terdapat empat jenis strategi perencanaan agregat, yaitu :
1. Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai pendukung:
menyelaraskan laju produksi dengan laju permintaan.
2. Time flexibility strategy – menggunakan utilitas sebagai pendukung:
mengubah waktu kerja dan lembur untuk menyelaraskan produksi dengan
permintaan.
3. Level strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung:
penggunaan/kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap,
permintaan dipenuhi dari persediaan
4. Mixed strategy – kombinasi satu atau lebih dari ketiga strategi di atas.
Agregate Planning
Proses Perencanaan dan
Kapasitas
Reguler dan Overtime ProductionInventory LevelsSubkontractingRequired Human ResourcesBackorders
Customer OrdersDemand ForecastInventory on HandWorkforce
Master Production Schedule & MRP
System
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Laptop atau Komputer dengan spesifikasi 32-bit
b. Software WinQSB
2. Bahan
a. Data informasi produk
B. Cara Kerja
1. Menentukan tujuan perencanaan, yaitu perencanaan agregat.
2. Menentukan jangka waktu perencanaan yang sudah ditentukan untuk 5
bulan ke depan (Januari sampai dengan Mei).
3. Melakukan perencanaan :
1. Menjalankan program WinQsb.
2. Pilihan “Aggregate Planning” dipilih.
3. Pada Menu “File” pilihan “new problem” dipilih, lalu diisi :
4. Problem type = simple model
5. Pilihlah (beri tanda silang) pada “overtime allowed” dan
“hire/dismissal allowed”
6. Problem title = perencanaan agregat
7. Number planning periods = 5
8. Planning resource name = employee
9. Capacity unit of planning resource = hours
10. Capacity requirement per product/service = waktu perakitan per unit =
0.5
11. Initial number of planning resource = jumlah pekerja awal = 8
12. Initial inventory/backordered = jumlah persediaan awal = 250
13. Mengeklik “OK”
14. Pada menu “edit” pilihlah “period name” dan gantilah nama periode
dengan Januari s/d Mei dari tabel 1.
15. Pada DATA ITEM Forecast demand, isikan ramalan permintaan
produk selama bulan Januari s/d Mei dari tabel 1.
16. Pada DATA ITEM initial number of employee, isikan jumlah pekerja
awal yaitu =8
17. Pada DATA ITEM regular time capacity in hours per employee, isikan
jumlah jam/hari x jumlah hari/minggu x jumlah minggu/bulan =168.
18. Pada DATA ITEM regular time cost per hours , isikan beaya pekerja
per jam($2/jam.pekerja) = 4
19. Pada DATA ITEM undertime cost per hours, isikan beaya
undertime/jam $1/jam = 1.
20. Pada DATA ITEM overtime capacity in hours per employee, isikan
kapasitas lembur per pekerja per bulan = 30
21. Pada DATA ITEM overtime cost per hours, isikan beaya kerja lembur/
jam $3/jam=4
22. Pada DATA ITEM hiring cost per employee, isikan beaya perekrutan/
pekerja ($50/pekerja) = 100
23. Pada DATA ITEM dismissal cost per employee, isikan beaya
pemberhentian pekerja ($60/pekerja) = 150
24. Pada DATA ITEM initial inventory/backordered, isikan persediaan
awal = 300
25. Pada DATA ITEM maximum inventory allowed, isikan kapasitas
gudang = 5000
26. Pada DATA ITEM minimum ending inventory, isikan safety stock =
100
27. Pada DATA ITEM unit inventory holding cost , isikan beaya
penyimpanan ($/unit.bulan) = 0.01
28. Pada DATA ITEM capacity requirement in hours per unit, isikan
waktu perakitan per unit (hours/unit) = 0.5
29. Simpanlah data dengan nama “agregat”
Cara penyelesaian dengan level strategy :
a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”
b. Pada “solution method” pilihlah “constant average production
(level strategy)”
c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”
d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.
e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk
mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.
f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “constant
regular time employee (level strategy)”
Cara penyelesaian dengan chase strategy :
a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”
b. Pada “solution method” pilihlah “up-to-demand with regular time
employee”
c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”
d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.
e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk
mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.
f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “up to demand
with regular and overtime employee”
4. Melakukan analisis untuk hasil perencanaan dengan masing-masing
metode di atas dan bandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilAP perencanaan agregat 0
5 Employee Hour 0,50 -1 -1 0 0 0
DATA ITEM januari februari maret april meiForecast Demand 2100 2500 2200 2600 2800Initial Number of Employee 8 8 8 8 8Regular Time Capacity in Hour per Employee 168 168 168 168 168Regular Time Cost per Hour 4 4 4 4 4Undertime Cost per Hour 1 1 1 1 1Overtime Capacity in Hour per Employee 30 30 30 30 30Overtime Cost per Hour 4 4 4 4 4Hiring Cost per Employee 100 100 100 100 100Dismissal Cost per Employee 150 150 150 150 150Initial Inventory (+) or Backorder (-) 300Maximum Inventory Allowed 5000 5000 5000 5000 5000Minimum Ending Inventory (Safety Stock) 100 100 100 100 100Unit Inventory Holding Cost 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01Other Unit Production CostCapacity Requirement in Hour per Unit 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
*Level Strategy
a. Metode Contant Average Solution
Tabel Analisis Agregat
Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:29:20 Demand Production Production ProductionInventory Hiring Dismissal Employees
Initial 300 8januari 2,100.00 2,400.00 0 2,400.00 600 0 0 8februari 2,500.00 2,400.00 0 2,400.00 500 0 0 8maret 2,200.00 2,400.00 0 2,400.00 700 0 0 8april 2,600.00 2,400.00 0 2,400.00 500 0 0 8mei 2,800.00 2,400.00 0 2,400.00 100 0 0 8
Total 12,200.00 12,000.00 0 12,000.00 2,400.00 0 0
Tabel Biaya
Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Inventory TOTAL16:36:46 Regular Time Undertime Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST
januari $4,800 $144 0 $6 0 0 $4,950 februari $4,800 $144 0 $5 0 0 $4,949 maret $4,800 $144 0 $7 0 0 $4,951 april $4,800 $144 0 $5 0 0 $4,949 mei $4,800 $144 0 $1 0 0 $4,945
Total $24,000 $720 0 $24 0 0 $24,744
*Metode Constant Regular Time Employee
Tabel Analisis Agregat
Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:30:08 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees
Initial 300 8januari 2,100.00 2,688.00 0 2,688.00 888 0 0 8februari 2,500.00 2,688.00 0 2,688.00 1,076.00 0 0 8maret 2,200.00 2,688.00 0 2,688.00 1,564.00 0 0 8april 2,600.00 2,688.00 0 2,688.00 1,652.00 0 0 8mei 2,800.00 2,688.00 0 2,688.00 1,540.00 0 0 8
Total 12,200.00 13,440.00 0 13,440.00 6,720.00 0 0
Tabel Biaya
Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Inventory TOTAL16:34:30 Regular Time Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST
januari $5,376 0 $8.88 0 0 $5,384.88 februari $5,376 0 $10.76 0 0 $5,386.76 maret $5,376 0 $15.64 0 0 $5,391.64 april $5,376 0 $16.52 0 0 $5,392.52 mei $5,376 0 $15.40 0 0 $5,391.40
Total $26,880 0 $67.20 0 0 $26,947.20
*Chase Strategy
a. Metode Up to Demand with Regular Time Employee
Tabel Analisis Agregat
Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:37:12 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees
Initial 300 8januari 2,100.00 1,900.00 0 1,900.00 100 0 2 6februari 2,500.00 2,500.00 0 2,500.00 100 2 0 8maret 2,200.00 2,200.00 0 2,200.00 100 0 1 7april 2,600.00 2,600.00 0 2,600.00 100 1 0 8mei 2,800.00 2,800.00 0 2,800.00 100 1 0 9
Total 12,200.00 12,000.00 0 12,000.00 500 4 3
Tabel Biaya
Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Inventory TOTAL16:38:23 Regular Time Undertime Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST
januari $3,800 $58 0 $1 0 $300 $4,159 februari $5,000 $94 0 $1 $200 0 $5,295 maret $4,400 $76 0 $1 0 $150 $4,627 april $5,200 $44 0 $1 $100 0 $5,345 mei $5,600 $112 0 $1 $100 0 $5,813
Total $24,000 $384 0 $5 $400 $450 $25,239
b. Metode Up to Demand with Regular and Overtime Employee
Tabel Analisis Agregat
Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:54:16 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees
Initial 300 8januari 2,100.00 1,680.00 220 1,900.00 100 0 3 5februari 2,500.00 2,352.00 148 2,500.00 100 2 0 7maret 2,200.00 2,016.00 184 2,200.00 100 0 1 6april 2,600.00 2,352.00 248 2,600.00 100 1 0 7mei 2,800.00 2,688.00 112 2,800.00 100 1 0 8
Total 12,200.00 11,088.00 912 12,000.00 500 4 4
Tabel Biaya
Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Inventory TOTAL16:54:38 Regular Time Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST
januari $3,360 $440 $1 0 $450 $4,251februari $4,704 $296 $1 $200 0 $5,201maret $4,032 $368 $1 0 $150 $4,551april $4,704 $496 $1 $100 0 $5,301mei $5,376 $224 $1 $100 0 $5,701
Total $22,176 $1,824 $5 $400 $600 $25,005
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini memiliki judul Perencanaan Agregat yang
bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa agar dapat melakukan perencanaan
agregat dengan bantuan computer dan mengajarakan mahasiswa untuk dapat
menganalisa/menginterpretasikan hasil perencanaan agregat. dilakukan Perencaan
Agregat menggunakan software WinQSB dengan menggunakan metode Level
Strategy dan Chase Strategy. Digunakan kedua metode dan di compare solusi
mana yang terbaik dalam perencanaan agregat dengan total cost terefektif.
Langkah kerja awal yang dilakukan oleh praktikan adalah menggunakan
metode “Constant Average Production/Level Strategy” dalam Agregate Planning.
Data data status sistem yang ada mengenai jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan
yang ada dan laju produksi serta ramalan permintaan sekelompok produk dalam
perencanaan 6-18 bulan sudah disediakan oleh asisten sehingga praktikan tinggal
mengeplot seluruh data yang tersedia dengan software pembantu WinQSB.
Awalnya buka Program WinQSB yang ada di shortcut maupun properties.
Selanjutnya pilih Agregat Planning. Pemilihan agregat planning ini karena kita
akan melakukan perencanaan agregat dengan bantuan WinQSB. Lalu pada pojok
kiri atas terdapat tulisan “file” klik dan pilih problem baru/new problem karena
kita akan menginputkan masalah baru yang perlu di rancang. Problem type yang
akan kita pilih adalah menggunakan simple model. Lakukan pencentangan
terhadap “Overtime Allowed” dan “Dismissal/hire allowed” karena dalam
permasalahan yang ada diperlukan jam lembur serta pemanggilan dan pemecatan
pekerja. Problem title kita isikan sesuai dengan keinginan kita namun agar lebih
memudahkan dapat diisikan dengan “Perencanaan Agregat”. Pada “Number of
planning periods” atau periode perencaan dimasukan angka 5 , hal ini memiliki
maksud perencanaan kita akan dilakukan untuk 5 periode kedepan. Pada
“Planning resource name” diinputkan Pekerja/Employee. “Capacity requirement
per product/service diinputkan 0.5 karena waktu perakitan per unit yang diberikan
dalam data sebesar 0,5. Pada “Capacity unit of planning resource” diinputkan
waktu berupa jam/hours karena satuan waktu yang kita pakai adalah hours.
“Initial number of planning resource” atau jumlah pekerja awal diinputkan angka
8 yang berarti jumlah pekerja awal sebanyak 8 orang. Dan yang terakhir yaitu
“Initial Inventory / Backordered” atau jumlah persediaan awal diinputkan 250.
Menunjukan bahwa jumlah persediaan awal perusahaan sebesar 250. Selesai
selanjutnya pilih ok dan done.
Maka pada aplikasi WinQSB akan tampil sebuah tabel . pada menu “edit”
dipilih “period name” dan dilakukan pergantian nama periode dengan periode
januari sampai dengan mei. Hal ini berarti data kita memiliki 5 periode kedepan
yaitu dari bulan januari sampai dengan bulan mei. Pada “Data Item forecast
demand” terlihat masih belum terisi. Kita lakukan pengisian ramalan permintaan
produk selama bulan januari sampai dengan bulan mei dari tabel yang sudah
diberikan oleh asisten. Pada “Data Item Initial number of employee” dilakukan
pengisian jumlah pekerja awal. Selanjutnya pada “Data item regular time capacity
in hours per employee” diisikan jumlah jam/hari dikalikan jumlah hari/minggu
dikalikan jumlah minggu/bulan yang tertera dalam data. Pada “Data Item Regular
time cost per hours” Dilakukan pengisian biaya pekerja per jam yang tertera
dalam data. Pada “Data Item undertime cost per hours” dilakukan pengisian biaya
terhadap waktu senggang perjam yang dilakukan oleh pekerja. Selanjutnya pada
“Data Item Overtime capacity in hours per employee” dilakukan pengisian
kapasitas lembur per pekerja perbulan. Pada “Data Item Overtime cost in hours”
dilakukan pengisian biaya kerja lembur oleh pekerja dengan satuan jam. Pada
“Data Item Hiring cost per employee” dilakukan pengisian biaya yang dibutuhkan
untuk merekrut pekerja. Pada “Data Item Dismissal cost per employee” dilakukan
pengisian biaya yang dibutuhkan untuk pemberhentian kerja per pekerja. Pada
“Data Item Initial Inventory/Backordered” dilakukan pengisian berapa persediaan
awal yang dimiliki oleh perusahaan. Pada “Data Item Maximum allowed”
dilakukan pengisian kapasitas gudang yang dimiliki. Pada “Data Item Minimum
ending inventory” diisikan Stok cadangan yang ada dalam perusahaan. Pada “Data
Item Unit Inventory Holding Cost” dilakukan pengisian biaya penyimpanan per
unit dalam bulan. Dan yang terakhir pada “Data item capacity requirement in
Hours per Unit” Diisikan waktu perakitan per unit perjam yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Selanjutnya setelah semua terisi dengan sempurna pilih menu dibagian
atas yaitu “Solve and Analyze” dan pilih “Solve the problem” . selanjutnya
apabila kita menggunakan metode level strategy maka pada solution method kita
pilih “Constant average production (level strategy). Pada “Production Quantity”
dilipilih “Whole Number” lalu klik “OK” maka rencana agregat akan kita peroleh.
Apabila kita ingin mengetahui biaya perencanaan agregat maupun pola
distribusinya , klik “Show Cost Analysis” atau “Show Graphic Analysis”. Ada
pula metode lain yaitu dengan “Constant Regular Time Employee (Level
Strategy). Mempunyai langkah yang serupa dengan metode “Constant Average
production (Level Strategy)”
Selanjutnya cara penyelesaian dengan Chase Strategy langkah langkah
yang dilakukan hampir serupa dengan Level Strategy. Setelah data diinputkan
selanjutnya pada menu “Solve and Analyse” klik “Solve the problem” dan pada
“Solution method” dipilih “up-to demand with regular time employee” dan pada
“Production Quantity” dipilih “whole number”. Selanjutnya klik IK maka rencana
aregat akan diperoleh. Apabila kita ingin mengetahui biaya perencanaan agregat
maupun pola distribusinya , klik “Show Cost Analysis” atau “Show Graphic
Analysis”. Ada pula metode lain yaitu dengan “Up-to-demand with regular and
overtime employee”. Mempunyai langkah yang serupa dan hampir sama dengan
metode “up-to demand with regular time employee” perbedaan keduanya yaitu
pada waktu lemburnya dalam perencanaan agregat. Terlihat dari perbedaan kedua
metode dengan judul Overtime dan tanpa overtime.
Terdapat perbedaan antara Level Strategy dan Chase Strategy. Pada Level
strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung penggunaan/kapasitas
mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan
yang ada. Sementara pada Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai
pendukung yaitu menyelaraskan laju produksi dengan laju permintaan, Chase
Strategy mengatur produksi supaya sesuai dengan peramalan permintaan (Radwan
dan Aarabi, 2011).
Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai
tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi
permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat
megubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau
memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah
produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh
waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi
perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau
mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi
perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan,dan konstruksi.
Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).
Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari
period ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang
seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka
naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah
permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan
alternative bagi karyawan. Filosofi mereka adalah tenaga kerja
yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih
sedikit perputaran karyawan dan ketidak hadiran, serta karyawan
yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan.
Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,
penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih
sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis.
Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika
permintaan cukup stabil.
Selanjutnya dilakukan perhitungan manual menggunakan metode Constant
Average Production (Level Strategy) :
>>Pada bulan Januari :
*Demand sebesar 2100 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan januari
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada
periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +
Demand periode ke x) dibagi x
(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan
reguler produksi sebesar 2400 pada bulan januari
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2400
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
300 + (2400-2100) = 600 maka dihasilkan ending inventory sebesar 600 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Februari :
*Demand sebesar 2500 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan februari
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada
periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +
Demand periode ke x) dibagi x
(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan
reguler produksi sebesar 2400
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2400
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
600 + (2400-2500) = 500 maka dihasilkan ending inventory sebesar 500 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Maret :
*Demand sebesar 2200 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Maret
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada
periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +
Demand periode ke x) dibagi x
(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan
reguler produksi sebesar 2400
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2400
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
500 + (2400-2200) = 700 maka dihasilkan ending inventory sebesar 700 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan April :
*Demand sebesar 2600 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan April
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada
periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +
Demand periode ke x) dibagi x
(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan
reguler produksi sebesar 2400
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2400
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
700 + (2400-2600) = 500 maka dihasilkan ending inventory sebesar 500 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Mei :
*Demand sebesar 2800 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Mei
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada
periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +
Demand periode ke x) dibagi x
(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan
reguler produksi sebesar 2400
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2400
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
500 + (2400-2800) = 100 maka dihasilkan ending inventory sebesar 100 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
Selanjutnya dilakukan Cost Analysis atau Analisa biaya yang sudah
dilakukan yaitu :
>>Pada bulan Januari
*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu
= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam
satuan jam)
2400x0.5x$4 = $4800
*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada
melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus
membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-
(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime
(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144
*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya
lembur = 0 tidak ada lembur
*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)
600x$0.01 = $6
*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +
Undertime + Inv.Hold Cost)
$4800 + $144 + $6 = $4950
>>Pada bulan Februari
*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu
= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam
satuan jam)
2400x0.5x$4 = $4800
*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada
melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus
membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-
(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime
(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144
*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya
lembur = 0 tidak ada lembur
*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)
500x$0.01 = $5
*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +
Undertime + Inv.Hold Cost)
$4800 + $144 + $5 = $4949
>>Pada bulan Maret
*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu
= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam
satuan jam)
2400x0.5x$4 = $4800
*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada
melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus
membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-
(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime
(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144
*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya
lembur = 0 tidak ada lembur
*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)
700x$0.01 = $7
*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +
Undertime + Inv.Hold Cost)
$4800 + $144 + $7 = $4951
>>Pada bulan April
*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu
= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam
satuan jam)
2400x0.5x$4 = $4800
*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada
melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus
membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-
(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime
(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144
*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya
lembur = 0 tidak ada lembur
*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)
500x$0.01 = $5
*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +
Undertime + Inv.Hold Cost)
$4800 + $144 + $5 = $4949
>>Pada bulan Mei
*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu
= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam
satuan jam)
2400x0.5x$4 = $4800
*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada
melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus
membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-
(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime
(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144
*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya
lembur = 0 tidak ada lembur
*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01 = $1
*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada
Hiring&Firing =0
*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +
Undertime + Inv.Hold Cost)
$4800 + $144 + $1 = $4945
Selanjutnya dilakukan dengan perhitungan manual Metode Constant
Regular Time Employee (Level Strategy) Yaitu adalah :
>>Pada bulan Januari :
*Demand sebesar 2100 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Januari
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja
perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)
Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit
1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours
168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2688
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
300 + (2688-2100) = 888 maka dihasilkan ending inventory sebesar 888 dari
ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand
perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Februari :
*Demand sebesar 2500 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Januari
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja
perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)
Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit
1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours
168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2688
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
888 + (2688-2500) = 1076 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah
total produksi dikurangi demand perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Maret:
*Demand sebesar 2200 yaitu adalah jumlah permintaan
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja
perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)
Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit
1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours
168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2688
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
1076 + (2688-2200) = 1564 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah
total produksi dikurangi demand perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan April :
*Demand sebesar 2600 yaitu adalah jumlah permintaan
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja
perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)
Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit
1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours
168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2688
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
1564 + (2688-2600) = 1652 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah
total produksi dikurangi demand perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
>>Pada bulan Mei :
*Demand sebesar 2800 yaitu adalah jumlah permintaan
*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja
perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)
Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit
1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours
168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688
*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu
lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime
production
*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular
Production+Overtime Production)
(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production
teteap 2688
*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan
diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)
1652 + (2688-2800) = 1540 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah
total produksi dikurangi demand perusahaan
*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu
periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0
*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam
suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal
Employee = 0
*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu
periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan
level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.
Dilakukan Perhitungan Cost Analysis dengan analisa yang persis seperti analisa
diatas :
>>Pada Bulan Januari
*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)
2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan
*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
888x$0.01 = $8.88 biaya penyimpanan gudang
*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan
*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan
*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)
$5376+$8.88=$5384.88 biaya total dikeluarkan perusahaan
>>Pada Bulan Februari
*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)
2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan
*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
1076x$0.01 = $10.76 biaya penyimpanan gudang
*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan
*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan
*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)
$5376+$10.76=$5386.76 biaya total dikeluarkan perusahaan
>>Pada Bulan Maret
*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)
2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan
*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
1564x$0.01 = $15.64 biaya penyimpanan gudang
*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan
*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan
*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)
$5376+$15.64=$5391.64 biaya total dikeluarkan perusahaan
>>Pada Bulan April
*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)
2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan
*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
1652x$0.01 = $16.52 biaya penyimpanan gudang
*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan
*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan
*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)
$5376+$16.52=$5392.52 biaya total dikeluarkan perusahaan
>>Pada Bulan Mei
*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)
2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan
*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
1540x$0.01 = $15.4 biaya penyimpanan gudang
*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan
*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan
*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)
$5376+$15.4=$5391.4 biaya total dikeluarkan perusahaan
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan metode Up-to-Demand With regular
time employee yaitu :
>>Pada bulan Januari
*Demand = 2100 permintaan terhadap perusahaan
*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2100-300+100=1900
*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur
*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production
1900+0=1900 karena tidak ada overtime production
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
300+(1900-2100)=100
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
Tidak ada hiring
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
8-6=2
*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu
produksi/1unit
168:0.5=336 Unit/Employee/Month
*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /
Kapasitas pekerja/bulan
1900/336 = 6
>>Pada bulan Februari
*Demand = 2500 permintaan terhadap perusahaan
*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2500+0=2500
*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur
*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production
2500+0=2500 karena tidak ada overtime production
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2500-2500)=100
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
8-6=2
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
Tidak ada firing
*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu
produksi/1unit
168:0.5=336 Unit/Employee/Month
*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /
Kapasitas pekerja/bulan
2500/336 = 8
>>Pada bulan Maret
*Demand = 2200 permintaan terhadap perusahaan
*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2200
*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur
*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production
2200+0=2200 karena tidak ada overtime production
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2200-2200)=100
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
Tidak ada hiring
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
8-7=1
*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu
produksi/1unit
168:0.5=336 Unit/Employee/Month
*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /
Kapasitas pekerja/bulan
2200/336 = 7
>>Pada bulan April
*Demand = 2600 permintaan terhadap perusahaan
*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2600
*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur
*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production
2600+0=2600 karena tidak ada overtime production
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2600-2600)=100
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
8-7=1
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
0
*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu
produksi/1unit
168:0.5=336 Unit/Employee/Month
*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /
Kapasitas pekerja/bulan
2600/336 = 8
>>Pada bulan Mei
*Demand = 2800 permintaan terhadap perusahaan
*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2800
*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur
*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production
2800+0=2800 karena tidak ada overtime production
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2800-2800)=100
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
9-8=1
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
0
*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu
produksi/1unit
168:0.5=336 Unit/Employee/Month
*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /
Kapasitas pekerja/bulan
2800/336 = 9
Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap Cost Analysis :
>>Pada Bulan Januari
*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)
1900x0.5x$4=$3800 biaya waktu reguler
*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu
prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime
(168x6)-(0.5x1900)x$1=$58
*Overtime sebesar 0
*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut
0x$100=0
*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat
2x$150=$300
*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing
3800+58+1+0+300=$4159
>>Pada Bulan Februari
*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)
1900x0.5x$4=$5000 biaya waktu reguler
*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu
prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime
(168x8)-(0.5x2500)x$1=$94
*Overtime sebesar 0
*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut
2x$100=200
*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat
2x$150=0
*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing
5000+94+1+200+0=$5295
>>Pada Bulan Maret
*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)
2200x0.5x$4=$4400 biaya waktu reguler
*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu
prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime
(168x7)-(0.5x2200)x$1=$76
*Overtime sebesar 0
*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut
0x$100=0
*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat
2x$150=300
*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing
4400+76+1+0+150=$4627
>>Pada Bulan April
*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)
2600x0.5x$4=$5200 biaya waktu reguler
*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu
prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime
(168x8)-(0.5x2600)x$1=$44
*Overtime sebesar 0
*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut
1x$100=100
*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat
0x$150=0
*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing
5200+44+1+100+0=$5345
>>Pada Bulan Mei
*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)
2800x0.5x$4=$5600 biaya waktu reguler
*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu
prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime
(168x9)-(0.5x2800)x$1=$112
*Overtime sebesar 0
*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut
1x$100=100
*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat
0x$150=0
*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing
5000+112+1+100+0=$5813
Dan yang terakhir adalah Metode Up-to-Demand with Regular and Overtime
employee yaitu adalah :
>>Pada bulan Januari
*Demand = 2100 permintaan terhadap perusahaan
*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2100-300+100=1900
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
300+(1900-2100)=100
*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah
jam kerja/month x overtime/month)
(1900x0.5)/(168x30)=5
*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam
kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)
(5x168)/0.5=1680
*Overtime Production yaitu total production-reg.production
1900-1680=220
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
Tidak ada hiring
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
8-5=3
>>Pada bulan Februari
*Demand = 2500 permintaan terhadap perusahaan
*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2500-100+100=2500
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2500-2500)=100
*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah
jam kerja/month x overtime/month)
(2500x0.5)/(168x30)=7
*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam
kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)
(7x168)/0.5=2352
*Overtime Production yaitu total production-reg.production
2500-2352=148
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
7-5=2
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
0
>>Pada bulan Maret
*Demand = 2200 permintaan terhadap perusahaan
*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2200-100+100=2200
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2200-2200)=100
*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah
jam kerja/month x overtime/month)
(2200x0.5)/(168x30)=6
*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam
kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)
(6x168)/0.5=2016
*Overtime Production yaitu total production-reg.production
2200-2016=184
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
Tidak ada hiring
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
7-6=1
>>Pada bulan April
*Demand = 2600 permintaan terhadap perusahaan
*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2600-100+100=2500
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2600-2600)=100
*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah
jam kerja/month x overtime/month)
(2600x0.5)/(168x30)=7
*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam
kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)
(7x168)/0.5=2352
*Overtime Production yaitu total production-reg.production
2600-2352=248
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
7-6=1
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
0 tidak ada firing
>>Pada bulan Mei
*Demand = 2800 permintaan terhadap perusahaan
*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)
2800-100+100=2500
*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)
100+(2800-2800)=100
*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah
jam kerja/month x overtime/month)
(2800x0.5)/(168x30)=8
*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam
kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)
(8x168)/0.5=2688
*Overtime Production yaitu total production-reg.production
2800-2688=112
*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke
n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of
employee n-1 maka hiring =0
8-7=1
*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee
periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari
number of employee n-1 maka hiring =0
0 tidak ada firing
Dan yang terakhir dilakukan Cost Analysis :
>>Pada bulan Januari
*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)
1680x0.5x$4=$3360
*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)
220x0.5x$5=$440
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut
0x$100=0
*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat
3x$150=$450
*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss
3360+440+1+0+450=$4251
>>Pada bulan Februari
*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)
2352x0.5x$4=$4704
*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)
148x0.5x$5=$296
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut
2x$100=200
*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat
0x$150=$0
*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss
4704+296+1+200+0=$5201
>>Pada bulan Maret
*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)
2016x0.5x$4=$4032
*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)
184x0.5x$5=$368
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut
0x$100=0
*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat
1x$150=$150
*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss
4032+368+1+0+150=$4551
>>Pada bulan April
*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)
2352x0.5x$4=$4704
*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)
248x0.5x$5=$496
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut
1x$100=100
*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat
0x$150=$0
*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss
4704+496+1+100+0=$5301
>>Pada bulan Mei
*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)
2688x0.5x$4=$5376
*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)
112x0.5x$5=$496
*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)
100x$0.01=$1
*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut
1x$100=100
*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat
0x$150=$0
*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss
5376+224+1+100+0=$5701
Selanjutnya dilakukan perbandingan antara kedua metode dan dipilih
mana metode yang paling baik dan optimal dari metode metode “Constant
Average Production (Level Strategy)” , “Constant Regular Time Employee (level
Strategy)”, “Up-To-Demand with regular time employee” dan “Up-To-Demand
with Regular and Overtime employee”. Hal ini dapat dilihat dari total cost yang
dikeluarkan oleh pihak perusahaan dalam berbagai metode diatas , dengan total
cost yang paling sedikit menghasilkan metode yang paling baik dan efektif serta
efisien.
Diketahui pada metode Level Strategi dengan Constant Average
Production didapatkan nilai TC atau Total Cost yang harus dikeluarkan
perusahaan sebesar $24774. Sedangkan pada metode masih dalam Level Strategy
dengan Constant Regular Time Employee biaya/TC Total Cost yang harus
dikeluarkan perusahaan sebesar $26947.20. maka dari kedua Total Cost yang
didapatkan dari kedua metode diatas dipilihlah Constant Average Production
(level strategy) sebagai metode yang paling baik dan efektif untuk diterapkan
dalam perusahaan karena nilai total cost yang lebih rendah dibandingkan Constant
Regular Time Employee.
Selanjutnya diketahui pada metode Chase Strategi dengan up-to-demand
with regular time employee didapatkan nilai TC atau Total Cost yaitu sebesar
$25239 merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Selanjutnya
diketahui pada metode Chase Strategi dengan up-to-demand with regular and
overtime employee Total Cost yang harus dibayarkan oleh perusahaan dengan
metode ini yaitu sebesar $25005. Dari total cost kedua metode dalam Chase
strategy dapat terlihat secara jelas dan gamblang bahwa metode Chase Strategi
dengan up-to-demand with regular and overtime employee memiliki total cost
yang lebih rendah dan lebih efisien yaitu $25005 dibandingkan dengan metode
up-to-demand with regular time employee sebesar $25239 maka dapat
disimpulkan bahwa metode up-to-demand with regular and overtime employee
merupakan metode yang paling efektif dan efisien dalam metode Chase Strategy.
Apabila kedua metode dibandingkan antara Chase Strategy dan Level
Strategy maka diketahui dalam metode Chase Strategy dengan up-to-demand with
regular and overtime employee didapatkan Total Cost sebesar $25005, dan dalam
metode Level Strategi dengan Constant Average Production didapatkan total cost
yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebear $24774. Dari kedua total cost yang
didapatkan oleh kedua metode yang berbeda dapat ditarik kesimpulan dan analisa
bahwa metode Level Strategi dengan Constant Average Production memiliki total
cost yang paling rendah dan efektif untuk dapat diterapkan dalam perusahaan dari
pada menggunakan metode Chase Strategy dengan up-to-demand with regular and
overtime employee.
Selanjutnya dilakukan penjelasan strategi paling optimal yang pertama
pada Constrant average production (Level Strategy) digunakannya
persediaan/inventory sebagai penyesuaiannya. Pada metode ini sesuai dengan
analisa diatas memiliki biaya yang paling rendah,efektif dan efisien untuk
diterapkan yaitu sebesar $24774. Disini perusahaan bermain dengan tingkat
inventory yang tersedia dalam perusahaan untuk mengefisienkan biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan mengubah-ubah dan menyesuaikan tingkat
inventory yang ada diharapkan nantinya didapatkan Total Cost yang
rendah,efektif dan efisien. Disini terdapat risiko yang lebih bear dibandingkan
dengan Chase Strategy dengan up-to-demand with regular and overtime
employee. Yaitu karena perusahaan yang fokus pada penyesuaian inventory maka
kerusakan dalam penyimpanan merupakan resiko yang nyata dan sangat besar.
Apabila nantinya terjadi sesuatu diluar dugaan perusahaan/kejadian luar biasa
seperti bencana alam dan bencana lainnya maka kerugian yang akan dialami oleh
perusahaan akan sangat besar. Selain itu dalam Industri pertanian bahan bahan
post haverst mempunyai karakteristik yang berbeda dari industri manufaktur.
Seperti bulky,musiman,dan mudah rusak maka dibutuhkan penanganan khusus
dan spesial agar tidak terjadi kerusakan bahan dalam penyimpanan persediaan
nantinya. Disini perusahaan dituntut untuk tetap mempertahankan kualitas bahan
inventory sehingga apabila nanti bahan inventory rusak maka kerugian yang akan
dialami oleh perusahaan akan semakin besar.
Pada penggunaan metode Chase strategy dengan up-to-demand with
regular and overtime employee memiliki biaya terendah,terefektif dan terefisien
kedua setelah Level Strategy yaitu sebesar $25005. Hal ini bisa didapatkan karena
perusahaan fokus pada kebutuhan tenaga kerja yang fluktuatif tergantung kondisi
perusahaan saat dibutuhkan pada periode tertentu dengan tanpa adanya
inventory/inventory minimal. Ini berarti kebutuhan pekerja disesuaikan dengan
tingkat produksi dalam suatu periode dalam perusahaan untuk memenuhi demand
yang ada. Perusahaan dituntut fokus pada biaya perekrutan pekerja dan pemecatan
pekerja tiap periode yang fluktuatif. Namun hal ini tidak dapat diterapkan di
industri secara nyata karena hal ini merupakan hal yang tidak etis dan tidak sesuai
dengan norma-norma yang ada. Perekrutan dan pemecatan pekerja tidak semudah
yang dibayangkan, karena pekerja juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi
sesuai dengan peraturan dalam setiap daerah/negara. Seperti gaji awal,bonus-
bonus,biaya mess,pesangon dan hal ini malah dapat membebani perusahaan dan
membuat nama perusahaan di mata pekerja menjadi jelek karena perusahaan
dengan mudah melakukan kebijakan rekrut-pecat tiap periodenya. Selain itu
metode chase strategi dapat menurunkan moral semua pekerja dan dapat
mendorong mereka kearah produktivitas yang lebih rendah. Maka dari itu
penggunaan metode Chase Strategi merupakan metode yang kurang tepat apabila
dilakukan secara nyata. Namun apabila dilakukan dalam teori saja metode ini
merupakan metode yang cukup baik dan efektif untuk dapat diterapkan karena
tidak adanya inventory membuat risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan
semakin rendah dan minimal. Sehingga perusahaan dapat bersaing dalam
persaingan global.
Metode lain dalam perencanaan agregat yang dapat diterapkan dalam
suatu perusahaan adalah Time Flexibility Strategy yaitu menggunakan utilitas
sebagai pendukung seperti mengubah waktu kerja dan lembur untuk
menyelaraskan produksi dengan permintaan. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga
tetap konstan dengan mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam
kerja ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat permintaan naik.
Sekalipun demikian, ketika perintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan
mengenai banyaknya jam lembur yang dapat diberlakukan. Upah lembur
memerlukan lebih banyak biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat
titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat
menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas
dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat permintaan turun, perusahaan harus
mengurangi waktu kosong (menganggur) para pekerja—ini biasanya merupakan
proses yang sulit.
Adapula Mixed strategy merupakan kombinasi satu atau lebih dari ketiga
strategi di atas yang sudah dijabarkan. Gabungan beberapa strategi murni dimana
lebih dari satu variabel yang dimanipulasi. Strategi hibrid merupakan strategi
dengan mengkombinasi berbagai pilihan untuk mengembangkan sebuah
rencana.Walaupun setiap pilihan dari lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan
permintaan dapat menghasilkan sebuah perencanaan agregat yang efektif,
beberapa kombinasi di antara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin
lebih baik.Banyak manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan
telah diteliti benar oleh bagian pemasaran dan pilihan yang layak itu digabungkan
dengan peramalan permintaan. Kemudian manajer produksi membuat rencana
agregat berdasarkan pada peramalan itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan
lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manajer produksi masih memiliki
banyak kemungkinan rencana. Rencana tersebut dapat terdiri, pada satu sisi,
sebuah strategi perburuan dan di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan
bertingkat. Tentu saja bisa berada di antara keduanya. Sebuah strategi perburuan
mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap perioda yang memenuhi
peramalan permintaan untuk perioda tersebut. Strategi tersebut dapat terpenuhi
dengan berbagai jalan. Contoh - manajer produksi dapat memvariasikan tingkat
tenaga kerja dengan merekrut atau menghentikan karyawan, atau dapat
memvariasikan produksi dengan mengubah waktu lembur, waktu kosong,
karyawan paruh waktu, atau subkontrak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat dua metode yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk
merencanakan agregat baik dengan level strategy dan chase strategy
dengan bantuan Software WinQSB yang dilakukan agar dapat
mengetahui rencana selama 5 bulan januari sampai dengan mei pada
perusahaan, dengan Level Strategy ada Constant Average Production
didapatkan total Cost sebesar $24774 dan pada Constant Regular Time
Employee didapatkan total cost sebesar $26947.20. sedangkan pada
metode Chase Strategy ada up-to-demand with regular time employee
didapatkan total cost sebesar $25239 dan pada up-to-demand with regular
and overtime employee didapatkan total cost sebesar $25005.
2. Selanjutnya dalam hasil analisa dan interpretasi
hasil perencanaan agregat dengan kedua metode yaitu Level Strategy
dan Chase Strategy didapatkan bahwa pada level Strategy dengan
Constant Average Production total cost yang dihasilkan $24774 dan
pada Chase Strategi dengan Up-to-demand with regular and overtime
employee didapatkan total cost sebesar $25005 dari hal diatas dapat
disimpulkan bahwa metode perencanaan agregat yang mempunyai
tingkat biaya terendah,terefektif dan terefisien adalah menggunakan
metode Level Strategy dengan Constant Average Production dengan
total cost yang harus dibayarkan oleh perusahaan hanya sebesar $24774
DAFTAR PUSTAKA
Aarabi,Majid & Radwan. 2010. Modeling of Information Systems for
Manufacturing Enterprises Aggregate Planning Using ARIS Framework.
Dalam Jurnal 11th Asia Pasific Industrial Engineering and Management
System Conference New Delhi India
Harjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Grasindo
Handoko, T. Tani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Heizer,Jay & Render,Barey. 2010. Principle Of Operation Management Flexible
Edition. Pearson Inc .Washington D.C
Magee, John F. 1975. Production Planning and Inventory Control. New York:
Mc-Graw Hill Book Company, inc
Narasimhan, Seetharama L, Dennis W. McLeavey, dan Peter J. Billington. 1995.
Production Planning and Inventory Control. New Jersey: Prentice-Hall
International, inc
Sukendar,Irwan & Kristomi. 2010. Metode Agregat Planning Heuristik Sebagai
Perencanaan dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya.
Dalam Jurnal UII Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri Universitas
Islam Indonesia 2010