LAPORAN KINERJA - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DIT.IP TAHUN...
Transcript of LAPORAN KINERJA - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DIT.IP TAHUN...
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
i
DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN DITJEN. PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
TA 2016, disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Direktorat Irigasi Pertanian,
dalam penyelenggaraan program yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja
Tahun 2016 selama kurun waktu satu tahun anggaran 2016. Hal ini sesuai dengan
amanat yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP), bahwa untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah serta kualitas pencapaian kinerja perlu
disusun Laporan Kinerja.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja,
pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja, maka ruang lingkup
Laporan Kinerja memuat hal-hal terkait pencapaian tujuan/sasaran strategis
kegiatan aspek irigasi pertanian.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini disadari masih belum sempurna, untuk itu
diharapkan saran dan masukan dari semua pihak agar lebih sempurnanya
penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerjasama dan memberikan
masukan/sumbang saran dalam penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Irigasi
Pertanian Tahun 2016 ini disampaikan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat
dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan dalam
perumusan kebijakan lebih lanjut
Jakarta, Januari 2017 D i r e k t u r,
Tunggul Iman Panudju
NIP. 19580526 198703 1 002
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sejalan dengan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun
2015 – 2019, program kerja Direktorat Irigasi Pertanian yaitu : 1) Terwujudnya
pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik yang bersumber
dari air tanah maupun air permukaan sebanyak 5.411 unit; 2) Terwujudnya
optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi
seluas 3.312.723 ha; 3) Terwujudnya kegiatan pengembangan irigasi rawa seluas
seluas 200.000 ha; 4) Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka
pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan sebanyak 4.020 unit serta Pelaksanaan
penyebaran informasi perubahan iklim dan pelaksanaan training adaptasi perubahan
iklim di 34 provinsi; 5) Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan perkumpulan
petani pemakai air (P3A) untuk mendorong pola pengelolaan irigasi partisipatif di 34
provinsi, serta ter updated nya data P3A sebagai bagian dari proses pembinaan
usaha ekonomi dan pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani;
6) Pengembangan basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air melalui
inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi pengelolaan dan
pemanfaatan air di 34 provinsi serta peningkatan sarana dan prasarana pengolahan
data dan informasi.
Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 Direktur Irigasi Pertanian dengan Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu
Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian yang diukur
melalui 4 indikator kinerja yaitu (1) Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya
direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya, (2) Jumlah bangunan dan peralatan
pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun, (3) Jumlah luas areal lahan
rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi, dan (4) Jumlah bangunan
konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Dari
pengukuran 4 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah luas areal sawah
yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya tercapai
tercapai 442.015 ha dari target seluas 449.640 ha (98,30 %) termasuk kategori
Berhasil, indikator jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
iii
sumber air yang dibangun tercapai 1.537 unit dari target 1.544 unit (99,55 %)
termasuk kategori Berhasil, indikator jumlah bangunan konservasi air yang
dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim tercapai 1.793 unit dari target
1.909 unit (93,91 %) termasuk kategori Berhasil, dan indikator jumlah luas areal
lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi tercapai 60.209 ha dari
80.000 ha (75,26 %) termasuk kategori Cukup Berhasil. Dengan pencapaian
sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian tersebut diharapkan dapat mendukung
produksi pertanian melalui peningkatan intensitas pertanaman (IP). Dengan adanya
peningkatan IP tersebut, kegiatan irigasi pertanian dapat berkontribusi untuk
penambahan luas tanam padi seluas 158.316 ha.
Direktorat Irigasi Pertanian mendapat dukungan anggaran melalui dana APBN tahun
2016 sebesar Rp. 1.493.978.898.000, namun dalam perjalanan tahun anggaran
mengalami 2 (dua) kali perubahan yaitu karena kebijakan penghematan tahap I dan
penghematan tahap II (self blocking). Sehingga total anggaran Direktorat Irigasi
Pertanian setelah penghematan dan revisi daerah menjadi Rp 1.338.995.554.000
dengan nilai blokir sebesar Rp 147.764.254.295. Anggaran tersebut sebagian besar
dialokasikan untuk Bantuan Pemerintah melalui dana tugas pembantuan di Daerah
untuk kegiatan fisik pembangunan Infrastruktur Air Irigasi yaitu untuk kegiatan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi
Perpompaan, Pengembangan Irigasi Rawa, dan Pengembangan Embung/ Dam
Parit/ Long Storage. Pembagian alokasi anggarannya yaitu untuk dana tugas
pembantuan senilai Rp 1.308.896.792.000 (97,75 %), dana dekonsentrasi Rp
6.871.970.000 (0,51 %), dan dana Pusat senilai Rp 23.226.792.000 (1,73 %).
Sampai dengan 30 Desember 2016, realisasi penyerapan anggaran Direktorat
Irigasi Pertanian sebesar Rp 1.182.140.020.908 atau 99,24 % dari target Rp
1.191.231.299.705 (pagu awal senilai Rp 1.338.995.554.000 dikurangi blokir senilai
Rp 147.764.254.295).
Kendala yang dihadapi selama Tahun 2016, sehingga realisasi prosentase tingkat
capaian untuk beberapa kegiatan kurang dari 100%, diantaranya karena (1)
Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun di beberapa satker
daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan
seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
iv
Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan, (2) Adanya
perubahan akun sesuai PMK 168/2015 dari Bantuan Sosial menjadi Bantuan
Pemerintah, dalam Bantuan Pemerintah kelompok penerima bantuan diharuskan
membentuk Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), sehingga memerlukan
waktu pemahaman dan dokumentasi UPKK, (3) Pencairan Bantuan Pemerintah
bertahap, Tahap I sebesar 70% dan Tahap II sebesar 30% setelah prestasi
pekerjaan mencapai 50%, (4) Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self
blocking) sehingga beberapa kegiatan ditunda bayar pencairan Tahap II (30 %) di
Tahun Anggaran 2017, dan (5) Pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi
tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Kedudukan Tugas, dan Fungsi ............................................................. 2
1.3 Organisasi ............................................................................................ 3
1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia. ....................................................... 4
1.5 Dukungan Anggaran Direktorat Irigasi Pertanian .................................. 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA .......................................................................... 7
2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ................................................... 7
2.1.1 Visi ............................................................................................. 7
2.1.2 Misi............................................................................................. 7
2.1.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................... 8
2.1.4 Arah Kebijakan ........................................................................... 9
2.1.5 Rencana Aksi ........................................................................... 11
2.1.6 Program dan Kegiatan.............................................................. 12
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............................................................ 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................... 15
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ................................................................ 15
3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .................. 15
3.1.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian ....................... 15
3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Strategis Direktorat Irigasi
Pertanian .................................................................................. 17
3.1.4 Tambahan Informasi Lainnya ................................................... 26
3.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Irigasi Pertanian ................................... 31
3.3 Hambatan dan Kendala ...................................................................... 35
3.4 Upaya dan Tindak Lanjut .................................................................... 37
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 38
LAMPIRAN
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pagu Anggaran Penghematan (Self Blocking) TA 2016 ........... 6
Tabel 2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Irigasi Pertanian TA 2016 .... 13
Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 ..................................... 15
Tabel 4 Capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi periode TA 2015-2019 ............................................................................... 18
Tabel 5 Capaian Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan periode TA 2015-2019 ........................................ 20
Tabel 6 Capaian kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa periode TA 2015-2019 ............................................................................... 21
Tabel 7 Capaian kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage TA 2015-2019 ............................................................. 23
Tabel 8 Rekapitulasi Pembentukan/Revitalisasi/ dan Legalisasi P3A/GP3A ............................................................................... 24
Tabel 9 Perhitungan Kontribusi Penambahan Luas Tanam .................. 26
Tabel 10 Daftar Pagu dan Realisasi Direktorat Irigasi Pertanian ............. 32
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Irigasi Pertanian ........................... 3
Gambar 2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Aceh Barat Daya Prov. Aceh .................................................................................... 27
Gambar 3 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Asahan Prov. Sumatera Utara ............................................................................ 27
Gambar 4 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalsel................................................................................... 28
Gambar 5 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Bungo Prov. Jambi ... 29
Gambar 6 Pengembangan Embung di Kab. Ciamis Prov. Jabar.................... 29
Gambar 7 Pengembangan Embung di Kab. Ngawi Prov. Jatim ..................... 29
Gambar 8 Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Mamuju Prov. Sulbar . 30
Gambar 9 Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Batanghari Prov. Jambi ............................................................................................ 30
Gambar 10 Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 32
Gambar 11 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan ................................................................. 33
Gambar 12 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa ........... 33
Gambar 13 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Konservasi Air dan Antisipasi Perubahan Iklim .......................................................... 34
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Karyawan Direktorat Irigasi Pertanian
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Direktorat Irigasi Pertanian
3. Realisasi Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016
4. Realisasi Anggaran Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
NAWACITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan
pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia
sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya
secara berdaulat.
Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal:
(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur
kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan
petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain,
kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara
bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas
untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut, prasarana dan sarana
pertanian memiliki peranan yang penting sebagai penggerak pembangunan
pertanian. Komponen prasarana dan sarana yang meliputi lahan, air/irigasi,
bibit/benih, pupuk, pestisida, alsintan, investasi dan pembiayaan merupakan
elemen penting dalam proses produksi dan sebagai pendukung utama kegiatan
usahatani dan usaha lanjutannya. Terkait dengan peningkatan layanan irigasi,
maka dilakukan upaya-upaya seperti: a) peningkatan fungsi prasarana;
b) penerapan teknologi hemat air; c) peningkatan partisipasi masyarakat; d)
pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan Petani Pemakai Air (P3A)
melalui peningkatan kemampuan P3A dalam pengelolaan air irigasi dan
produksi pertanian, pengelolaan irigasi secara partisipatif, pengembangan
jejaring dan kemitraan P3A; e) pengembangan teknik pemanenan air dengan
pengembangan embung dan pemanfaatan sumber air tanah dan air permukaan.
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi, dalam bentuk kebijakan dan program Direktorat Irigasi Pertanian serta
memenuhi Peraturan Presiden RI No. 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilaksanakan Penyusunan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
2
Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian. Penyusunan Laporan Kinerja ini
didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
dan Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Irigasi
Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
1.2 Kedudukan Tugas, dan Fungsi
Direktorat Irigasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan dan
rehabilitasi irigasi tersier. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Irigasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air,
pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta
iklim, konservasi air dan lingkungan hidup;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air,
pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air,
serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan
perkumpulan petani pemakai air, serta iklim, konservasi air dan
lingkungan hidup;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani
pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan
sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani
pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup;
6) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Irigasi Pertanian.
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian
didukung oleh 3 (tiga) Unit Kerja Eselon III dan 1 (satu) Subbagian tata Usaha,
yaitu:
1) Subdirektorat Pengembangan Sumber Air;
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
3
2) Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perkumpulan Petani
Pemakai air;
3) Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup;
4) Subbagian Tata Usaha.
1.3 Organisasi
Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 45 tahun 2015 yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian telah menetapkan unit organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan sarana pertanian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian didukung oleh 1 (satu)
Subbagian Tata Usaha dan 3 (tiga) Subdirektorat yaitu: 1) Subdirektorat
Pengembangan Sumber Air; 2) Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi
dan Perkumpulan Petani Pemakai Air 3) Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan
Lingkungan Hidup. Masing-masing Subdirektorat didukung oleh 2 (dua) Eselon
IV.
Struktur organisasi Direktorat Irigasi Pertanian secara lengkap dapat dilihat pada
Bagan 1 berikut ini:
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Irigasi Pertanian
D i r e k t u r
Kasubbagian Tata Usaha
Kasubdit. Pengembangan
Sumber Air
Kasubdit. Pengembangan Jaringan Irigasi
dan P3A
Kasubdit. Iklim,
Konservasi Air dan LH
Kasi Air Permukaan
Kasi Air Tanah
Kasi Pengembangan Jaringan Irigasi
Kasi Perkumpulan
Petani Pemakai Air
Kasi Mitigasi Iklim
Kasi Konservasi Air
dan LH
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
4
1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian
mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 64 (enam puluh empat)
orang yang terdiri dari Direktur 1 orang, Subdirektorat Pengembangan Sumber
Air sebanyak 17 Orang, Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi dan
Perkumpulan Petani Pemakai Air sebanyak 14 orang, Subdirektorat Iklim,
Konservasi Air dan Lingkungan Hidup sebanyak 15 orang, dan subbagian tata
usaha sebanyak 17 orang.
Semua sumber daya Direktorat Irigasi Pertanian tersusun secara sistematis
untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran
Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat Irigasi Pertanian
Tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.5 Dukungan Anggaran Direktorat Irigasi Pertanian
Pada Tahun Anggaran 2016 Direktorat Irigasi Pertanian mendapat dukungan
anggaran melalui dana APBN sebesar Rp. 1.493.978.898.000, namun dalam
perjalanan tahun anggaran mengalami 2 (dua) kali perubahan yaitu karena
kebijakan penghematan tahap I dan penghematan tahap II (self blocking).
Dukungan anggaran Direktorat Irigasi Pertanian tersebut, yaitu :
1. Anggaran Awal
Pada Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan DIPA tanggal 07 Desember 2015,
dialokasikan anggaran untuk aspek Irigasi Pertanian sebesar Rp.
1.493.978.898.000 dengan rincian sebagai berikut :
1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi : Rp 751.251.200.000
2) Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Perpompaan : Rp. 160.000.000.000
3) Pengembangan Irigasi Rawa : Rp. 300.000.000.000
4) Pengembangan/pelaksanaan Konservasi Air dan
Antisipasi perubahan Iklim : Rp 250.000.000.000
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
5
5) Water Resources and Irrigation Sector
Management Program (WISMP) : Rp 13.630.000.000
6) Dukungan Manajemen Aspek Air Irigasi
untuk Pertanian (pusat dan daerah) : Rp 19.097.698.000
2. Anggaran setelah Penghematan Tahap I
Pada pertengahan tahun anggaran pemerintah mengeluarkan kebijakan
nasional yang mengharuskan adanya penghematan anggaran, sehingga
anggaran Direktorat Irigasi Pertanian setelah penghematan menjadi sebesar Rp
1.335.182.498.000. Adapun rincian anggaran setelah penghematan sesuai revisi
DIPA Tanggal 12 Agustus 2016 sebagai berikut :
1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi : Rp 726.804.800.000
2) Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Perpompaan : Rp. 135.280.000.000
3) Pengembangan Irigasi Rawa : Rp. 240.000.000.000
4) Pengembangan/pelaksanaan Konservasi Air dan
Antisipasi perubahan Iklim : Rp 203.000.000.000
5) Water Resources and Irrigation Sector
Management Program (WISMP) : Rp 11.000.000.000
6) Dukungan Manajemen Aspek Air Irigasi
untuk Pertanian (pusat dan daerah) : Rp 19.097.698.000
3. Anggaran setelah Penghematan Tahap II (Self Blocking)
Menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus
2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja
Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA 2016. Maka
anggaran Direktorat Irigasi Pertanian Tahun Anggaran 2016 dilakukan
penghematan Tahap II (blocking) sebesar Rp 147.764.254.295. Adapun rincian
anggaran penghematan Tahap II (blocking) sesuai dengan DIPA tanggal 10
November 2016 sebagai berikut :
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
6
Tabel 1. Pagu Anggaran Penghematan Tahap II (Blocking) TA 2016.
NO KEGIATAN
PAGU
ANGGARAN
(RP)
BLOKIR
(RP)
ANGGARAN
TERSEDIA
(RP)
1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi 726,804,800,000 38,257,940,000 688,546,860,000
2Pengembangan Irigasi Perpipaan/
Irigasi Perpompaan135,280,000,000 20,318,639,979 114,961,360,021
3 Pengembangan Irigasi Rawa 240,000,000,000 60,234,000,000 179,766,000,000
4
Pengembangan/ pelaksanaan
Konservasi Air dan Antisipasi
perubahan Iklim
203,000,000,000 24,516,199,996 178,483,800,004
5
Water Resources and Irrigation
Sector Management Program
(WISMP)
11,000,000,000 - 11,000,000,000
6Dukungan Manajemen Aspek Air
Irigasi untuk Pertanian19,097,698,000 4,437,474,320 14,660,223,680
1,335,182,498,000 147,764,254,295 1,187,418,243,705 JUMLAH
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Program pengembangan dan rehabilitasi irigasi pertanian dijabarkan dalam Rencana
Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015 – 2019. Selanjutnya Rencana
Strategis Tahun 2015 – 2019 diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan,
sedangkan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016
dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh pihak pertama
Direktur Irigasi Pertanian dan pihak kedua, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian sebagai wujud kontrak kinerja.
2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2015 – 2019 memuat
program/kegiatan untuk mendukung terwujudnya Nawa Cita Kabinet Kerja
periode 2015-2019. Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang
berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan
kegiatan irigasi pertanian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Irigasi
Pertanian selama periode 2015-2019.
2.1.1 Visi
Sejalan dengan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian, maka Visi Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2015 – 2019 adalah
mewujudkan Direktorat Irigasi Pertanian Sebagai Motor Penggerak
Tersedianya Air Irigasi Untuk Pertanian Secara Efektif, Efisien, dan
Berkelanjutan.
2.1.2 Misi
Untuk mencapai Visi tersebut, Direktorat Irigasi Pertanian mengemban Misi
sebagai berikut :
1) Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam
pengembangan dan pengelolaan sumber-sumber air dan teknologi irigasi
secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
8
2) Meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana jaringan
irigasi tingkat usaha tani yang terintegrasi/terkoneksi dengan jaringan
irigasi primer dan sekunder/DI serta pengembangan tata air mikro.
3) Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi di daerah lahan rawa
lebak maupun pasang surut.
4) Mendorong upaya-upaya konservasi air dan pengelolaan lingkungan
usaha pertanian serta melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi sebagai
antisipasi perubahan iklim global.
5) Mendorong pemberdayaan dan penguatan masyarakat/petani pemakai air
melalui penerapan pola irigasi partisipatif, upaya pemberdayaan
kelembagaan petani, dan pengarusutamaan gender.
6) Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan
pengelolaan air irigasi berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan Pengelolaan Irigasi Pertanian tahun 2015 – 2019, adalah :
1. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dengan skala
kecil, bersumber air tanah maupun air permukaan untuk mendukung
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
2. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan,
rehabilitasi dan optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat
usahatani maupun jaringan irigasi pedesaan.
3. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi di lahan rawa, melalui
pengembangan irigasi di lahan rawa lebak maupun pasang surut.
4. Melaksanakan upaya pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di
34 provinsi, dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani sesuai
Permentan 79/2012 serta melakukan updated data P3A.
5. Melakukan upaya konservasi air dan pengelolaan /pelestarian lingkungan
usaha pertanian serta melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap
perubahan iklim global.
6. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga (K/L)
terkait dalam rangka memecahkan permasalahan dalam pengelolaan air,
serta mendorong optimalisasi dana pembangunan serta fokus dalam
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
9
pembangunan infrastruktur irigasi untuk pencapaian ketahanan pangan
nasional.
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang
teknis dan managemen pengelolaan air.
Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Irigasi
Pertanian tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala
kecil, baik yang bersumber dari air tanah maupun air permukaan
sebanyak 5.411 unit.
2. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui kegiatan
pengembangan jaringan irigasi seluas 3.312.723 ha.
3. Terwujudnya kegiatan pengembangan irigasi rawa seluas seluas 200.000
ha.
4. Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah
hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan sebanyak 4.020 unit serta Pelaksanaan
penyebaran informasi perubahan iklim dan pelaksanaan training adaptasi
perubahan iklim di 34 provinsi.
5. Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan perkumpulan petani
pemakai air (P3A) untuk mendorong pola pengelolaan irigasi partisipatif
di 34 provinsi, serta ter update nya data P3A sebagai bagian dari proses
pembinaan usaha ekonomi dan pengembangan jaringan irigasi di tingkat
usaha tani.
6. Pengembangan basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air
melalui inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi
pengelolaan dan pemanfaatan air di 34 provinsi serta peningkatan sarana
dan prasarana pengolahan data dan informasi.
2.1.4 Arah Kebijakan
Arah kebijakan Direktorat Irigasi Pertanian, merupakan penjabaran dari
kebijakan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
10
mendukung pembangunan pertanian pada kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Kebijakan pembangunan prasarana sarana dari aspek ketersediaan air dan
pengelolaan air untuk pertanian, melalui upaya pengembangan sumber air
alternatif dan skala kecil, adalah:
1) Diprioritaskan pada kawasan yang sering mengalami kekeringan dengan
mendayagunakan sumber air permukaan (sungai, danau, mata air, air
bekas galian tambang dll) melalui pengembangan irigasi perpipaan/irigasi
perpompaan, dan air tanah pada lapisan akuifer yang termasuk kedalam
daerah cekungan air tanah dan dinaikan kepermukaan sebagai sumber air
irigasi.
2) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan
dengan cara partisipatif.
3) Meningkatkan jumlah ketersediaan air alternatif skala kecil melalui
kerjasama dengan masyarakat maupun aparat TNI di perdesaan.
Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran optimasi pemanfataan air
irigasi, adalah:
1) Peningkatan fungsi prasana dan sarana irigasi sampai pada tingkat
usahatani secara efisien, optimal dan dapat dikelola oleh petani secara
partisipatif, baik di lahan sawah maupun rawa.
2) Melibatkan partisipasi masyarakat, dalam pengelolaan irigasi tersier serta
rehabilitasi dan perluasan irigasi tersier.
Kebijakan terkait dengan ketersediaan air pada kondisi terjadinya fenomena
perubahan iklim, adalah:
1) Memprioritaskan pembangunan sarana ketersediaan dan pengelolaan air
melalui teknologi panen air (embung, dam parit dan long storage).
2) Pengembangan teknologi pengelolaan air yang adaptif terhadap
perubahan iklim (seperti irigasi tetes, berselang, sprinkle dll).
3) Upaya adaptasi petani terhadap kondisi kekeringan dan kebanjiran pada
kawasan pertanian akibat dampak perubahan iklim melalui partisipasi
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
11
masyarakat/petani dalam melakukan konservasi air dan menerapkan
usaha tani hemat air.
Kebijakan yang terkait dengan peningkatan fungsi kelembagaan petani
pemakai air (P3A) pada area tersier/ tingkat usaha tani adalah:
1) Meningkatkan kemampuan petani anggota dalam mengelola organisasi
dan terkait dengan kegiatan pengelolaan jaringan irigasi secara
partisipatif.
2) Membangun sistem informasi/ database P3A melalui Inventarisasi,
validasi, dan konsolidasi data dan informasi pemanfaatan dan
pengelolaan air untuk kepentingan pembangunan/rehabilitasi jaringan
untuk mendukung sistem ketahanan pangan nasional.
3) Mendorong tumbuhnya kelembagaan petani pemakai air yang berfungsi
sebagai operator dalam pemeliharaan jaringan irigasi partisipatif sesuai
Permentan No 79 tahun 2012.
Kebijakan pengelolaan air irigasi sangat terkait dengan pola koordinasi dan
sinkronisasi program dan kegiatan dengan pemangku kepentingan lainnya
juga perlu dilakukan baik internal Kementerian Pertanian maupun eksternal
Kemenko Bidang Perekonomian, Bappenas, Kementerian PUPR,
Kemendagri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi dan atau pemerintah daerah.
2.1.5 Rencana Aksi
Dalam pencapaian sasaran strategis Direktorat Irigasi Pertanian telah disusun
rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu
periodik triwulan dengan jenis kegiatan sebagai berikut :
1) Penerbitan pedoman teknis kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian.
2) Sosialisasi Kegiatan
3) Verifikasi calon petani dan calon lokasi
4) Pengawalan pemberkasan dokumen Bantuan Pemerintah sampai dengan
transfer dana
5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan fisik;
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
12
6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan)
7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan
8) Pelaporan
2.1.6 Program dan Kegiatan
Program Direktorat Irigasi Pertanian adalah: Pengembangan Sarana dan
Prasarana/Infrastruktur meliputi rehabilitasi jaringan irigasi tersier,
pengembangan irigasi perpipaan dan pengembangan/pelaksanaan
konservasi air dan lingkungan hidup, dengan indikator kinerja program
adalah:
1) Tersedianya kebijakan di bidang irigasi pertanian;
2) Tersedianya standard, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang
irigasi pertanian;
3) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang irigasi pertanian;
4) Meningkatnya IP (Indeks Pertanaman) dan produksi pertanian melalui
peningkatan fungsi layanan irigasi;
5) Meningkatnya luasan (Ha) areal pelayanan air irigasi pada area lahan
pertanian baru.
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Irigasi Pertanian
dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk melaksanakan
kegiatan yang mendukung Program Prasarana dan Sarana Pertanian,
Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja ini menjadi dokumen untuk
mewujudkan capaian strategis Direktorat Irigasi Pertanian. Perjanjian Kinerja
Direktorat Irigasi Pertanian TA. 2016 ditandatangani pada Bulan Agustus 2016,
namun karena terdapat kebijakan penghematan anggaran Tahap II maka
dilakukan penyesuaian melalui revisi dokumen Perjanjian Kinerja pada Bulan
Desember 2016. Dokumen Perjanjian Kinerja terdapat pada Lampiran 2.
Adapun yang menjadi kesepakatan dalam perjanjian kinerja (PK) antara Direktur
Irigasi Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA
2016 nampak pada Tabel 2 dibawah ini.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
13
Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Irigasi Pertanian TA 2016.
NO SASARAN KEGIATAN KETERANGAN
1. 1. Jumlah luas areal sawah yang
jaringan irigasinya direhabilitasi
atau ditingkatkan fungsinya
449,640 Ha 56.574 ha tunda bayar
di TA 2017
2. Jumlah bangunan dan peralatan
pelengkapnya pemanfaatan
sumber air yang dibangun
1,544 Unit 342 unit tunda bayar
di TA 2017
3. Jumlah luas areal lahan rawa
yang jaringan irigasinya
dibangun/direhabilitasi
80,000 Ha 67.092 ha tunda bayar
di TA 2017
4. Jumlah bangunan konservasi air
yang dibangun dalam rangka
antisipasi perubahan iklim
1,909 Unit 304 unit tunda bayar
di TA 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET *
Meningkatnya
Infrastruktur Air Irigasi
Mendukung Produksi
Pertanian
*) Target yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian telah dikurangi
nilai blokir untuk dihemat, namun masih termasuk blokir tunda bayar.
Berdasarkan revisi DIPA penghematan Tahap II (blocking) tanggal 10 November
2016, pagu anggaran Direktorat Irigasi Pertanian adalah sebesar Rp
1.335.182.498.000 dengan blokir Rp 147.764.254.295. Nilai blokir (blocking)
tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu blokir untuk dihemat dan blokir untuk tunda
bayar/luncuran. Blokir untuk dihemat merupakan anggaran dari kegiatan yang
tidak akan dilaksanakan dan ditujukan untuk penghematan belanja. Sedangkan
blokir untuk tunda bayar merupakan anggaran dari kegiatan yang pencairannya
tidak dapat diselesaikan seluruh atau sebagian pada TA 2016 dan akan
dibayarkan/luncurkan pada TA 2017. Bantuan pemerintah untuk kegiatan irigasi
pertanian proses pencairan dana bantuannya dilakukan melalui 2 tahap, Tahap I
sebesar 70% dari nilai bantuan dan Tahap II sebesar 30 % apabila progres
pekerjaan fisik telah mencapai 50 %. Dengan mekanisme pencairan 2 tahap,
maka untuk blokir tunda bayar/luncuran terjadi pencairan Tahap I (70 %) pada
tahun 2016 dan Tahap II (30%) pada tahun 2017. Sehingga untuk pekerjaan fisik
dari kegiatan yang ditunda bayar ada yang diselesaikan pada tahun 2017
menunggu pencairan anggaran Tahap II.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan daerah mengenai anggaran yang dihemat
atau ditunda bayar dan mempertimbangkan realisasi keuangan dan fisik
kegiatan, maka anggaran Direktorat Irigasi Pertanian TA 2016 yang
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
14
dicantumkan dalam perjanjian kinerja (PK) sebesar Rp 1.335.182.498.000
dilakukan blokir (self blocking) sebesar Rp 147.823.054.000, terdiri dari blokir
untuk dihemat sebesar Rp 41.540.434.000 dan blokir untuk rencana tunda bayar
sebesar Rp 106.282.620.000.
Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yang diblokir untuk dihemat yaitu
Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 4.613 ha senilai Rp 7.380.200.000, Irigasi
Perpipaan/Perpompaan sebanyak 147 unit senilai Rp 11.760.000.000, dan
Pengembangan Embung Pertanian sebanyak 121 unit senilai 12.100.000.000.
Sedangkan kegiatan yang ditunda bayar terdiri dari Rehabilitasi Jaringan Irigasi
seluas 56.574 ha senilai Rp 28.495.020.000, Irigasi Perpipaan/Perpompaan
sebanyak 342 unit senilai Rp 8.208.000.000, Pengembangan Irigasi Rawa
seluas 67.092 ha senilai 60.459.600.000, dan Pengembangan Embung
Pertanian sebanyak 304 unit senilai Rp 9.120.000.000.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat
berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil
(capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran
yang telah ditetapkan.
3.1.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian
Pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yaitu : (1) Jumlah
luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan
fungsinya, (2) Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan
sumber air yang dibangun, (3) Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan
irigasinya dibangun/direhabilitasi, dan (4) Jumlah bangunan konservasi air
yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Pengukuran
pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi
indikator kinerja dengan angka target yang tercantum dalam Perjanijian
Kinerja. Angka realisasi setiap indikator kinerja adalah angka realisasi
pertanggal 30 Desember 2016, termasuk di dalamnya target yang ditunda
bayar akan dihitung sebagai pencapaian sasaran tahun 2016 sesuai dengan
prosentase pekerjaan fisik lapangan.
Pengukuran indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian dalam pencapaian
sasaran kegiatan “Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi
Pertanian” dapat disimpulkan termasuk kategori Berhasil. Hal ini didasarkan
dari penilaian 4 indikator kinerjanya yaitu 1) jumlah luas areal sawah yang
jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya tercapai 98,30 %
(Berhasil), 2) jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan
sumber air yang dibangun tercapai 99,55 % (Berhasil), 3) jumlah bangunan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
16
konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim
tercapai 93,91 % (Berhasil), dan 4) jumlah luas areal lahan rawa yang
jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi tercapai 75,26 % (Cukup Berhasil),
penilaian capaian indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Target * Realisasi Capaian Kesimpulan
Meningkatnya
Infrastruktur
Air Irigasi
Mendukung
Produksi
Pertanian
1. Jumlah luas areal
sawah yang
jaringan irigasinya
direhabilitasi atau
ditingkatkan
fungsinya
449.640 Ha 442.015 Ha 98,30 % Berhasil
2. Jumlah bangunan
dan peralatan
pelengkapnya
pemanfaatan
sumber air yang
dibangun
1.544 Unit 1.537 Unit 99,55 % Berhasil
3. Jumlah luas areal
lahan rawa yang
jaringan irigasinya
dibangun/direhabilit
asi
80.000 Ha 60.209 Ha 75,26 % Cukup
Berhasil
4. Jumlah bangunan
konservasi air yang
dibangun dalam
rangka antisipasi
perubahan iklim
1.909 Unit 1.793 Unit 93,91 % Berhasil
*) Target termasuk kegiatan yang ditunda bayar.
Dari capaian Indikator Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2016 pada
Tabel 3 di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Masih terdapat realisasi Indikator Kinerja yang rendah dikarenakan
terdapat tunda bayar/ luncuran pada tahun 2017.
b. Realisasi Indikator Kinerja dapat bertambah, setelah anggaran tunda
bayar/ luncuran dicairkan pada tahun 2017.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
17
3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Strategis Direktorat Irigasi Pertanian
Pencapaian sasaran program Direktorat Irigasi Pertanian yaitu meningkatnya
Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian adalah untuk mendukung
pencapaian sasaran strategis Ditjen PSP yaitu penambahan jumlah luas tanam padi.
Pencapaian sasaran stategis Direktorat Irigasi Pertanian ini diupayakan melalui
kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan Irigasi Perpipaan/
Irigasi Perpompaan, Pengembangan Irigasi Rawa, dan Pengembangan Embung/
Dam Parit/ Long Storage. Selain kegiatan tersebut juga terdapat kegiatan lain di
Direktorat Irigasi Pertanian yaitu Water Resources and Irrigation Management
Program (WISMP) dan dukungan Manajemen aspek irigasi pertanian.
3.1.3.1 Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 terhadap Periode
sebelumnya
a. Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier (RJIT)
Rehabilitasi jaringan irigasi Tersier merupakan kegiatan perbaikan/
penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas
areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Dengan
direhabilitasinya jaringan irigasi tersier, diharapkan manfaatnya/
dampaknya dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP).
Pada tahun 2016 tercapai jumlah luas areal sawah yang jaringan
irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya melalui kegiatan
rehabilitasi jaringan irigasi Tersier di 26 Provinsi dan 230 Kabupaten
sebesar 442.253 ha atau 98,30 % dari target 449.640 ha. Berdasarkan
kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini
termasuk dalam kategori “Berhasil”.
Realisasi anggaran kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier tahun
2016 sebesar Rp 690.331.820.000 atau 99.91 % dari target Rp
690.929.580.000 (pagu awal senilai Rp 726.804.800.000 dikurangi blokir
penghematan dan blokir luncuran senilai Rp 35.875.220.000). Realisasi
anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan
pemerintah tahap I (70%) seluas 448.253 ha dengan nilai Rp
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
18
502.073.340.000 dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%)
seluas 392.270 Ha dengan nilai Rp 188.258.480.000. Sedangkan untuk
kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier yang ditunda bayar/
luncurkan pada Tahun 2017 sebesar Rp 30.129.420.000 untuk luasan
area 57.529 ha. Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, alokasi anggaran
kegiatan RJIT TA. 2015 sebesar Rp 2.696.553.900.000 untuk luasan
area 2.478.182 ha, realisasi anggarannya 2.671.968.692.800 atau 99,09
%. Sedangkan pada TA 2016 dengan anggaran Rp 726.804.800.000
untuk luasan area 454.253 ha realisasi anggarannya Rp
690.331.820.000 atau 99,91 %, secara prosentase realisasi anggaran
tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,82 % dari tahun
sebelumnya. Untuk alokasi kegiatan, terlihat adanya penurunan alokasi
kegiatan dari 2.458.471 Ha pada TA. 2015 menjadi 454.253 Ha pada
TA. 2016. Hal ini sesuai dengan target dalam Renstra TA. 2015 -2019,
kegiatan RJIT yang sangat besar dialokasikan pada TA. 2015 sebagai
upaya percepatan pencapaian Nawa Cita Pemerintah dalam mendukung
pencapaian swasembada pangan.
Sementara itu jika dilihat dari pencapaian target renstra 2015-2019
sebesar 3,332,435 ha, sampai dengan tahun 2016 telah dilaksanakan
seluas 2.900.724 ha atau 87,05 %, sedangkan untuk kekurangannya
akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya.
Tabel 4. Capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi periode TA 2015-2019
Tahun Renstra 2015-2019
Target Realisasi %
2015 2.478.182 2.458.471 100,00
2016 454.253 442.253 97,36
2017 100.000
2018 200.000
2019 100.000
Total 3.332.435 2.900.724 87,05
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
19
b. Pengembangan Irigasi Perpompaan/ Perpipaan
Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan merupakan
salah satu bentuk upaya pengembangan sumber air irigasi untuk usaha
pertanian sub sektor tanaman pangan. Kegiatan irigasi
perpompaan/perpipaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas
pertanaman (IP) sebesar 0,5 pada lahan sawah serta meningkatkan
ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan pertanian. Hal ini perlu
dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan potensi daerah, yang
berdampak pada beragamnya perkembangan teknologi irigasi yang
berkembang di setiap daerah. Kegiatan irigasi perpompaan/perpipaan
untuk sub sektor tanaman pangan merupakan kegiatan baru yang
dialokasikan pada TA.2016, karena pada tahun-tahun sebelumnya
dilakukan pada sub sektor hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Pada TA 2016 tercapai jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya
pemanfaatan sumber air yang dibangun melalui kegiatan
Pengembangan Irigasi perpompaan/perpipaan di 30 Provinsi dan 254
Kabupaten sebanyak 1.537 unit atau 99,55 % dari target 1.544 unit.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
capaian ini termasuk dalam kategori “Berhasil”.
Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Irigasi perpompaan/
perpipaan pada tahun 2016 sebesar Rp 115.007.250.000 atau 99.73 %
dari target Rp 115.312.000.000 (pagu awal senilai Rp 135.280.000.000
dikurangi blokir penghematan dan blokir luncuran senilai Rp
19.968.000.000). Realisasi anggaran tersebut terdiri dari proses
pencairan dana bantuan pemerintah tahap I (70%) sebanyak 1.542 unit
dengan nilai Rp 86.640.000.000 dan pencairan bantuan pemerintah
tahap II (30%) sebanyak 1.192 unit dengan nilai Rp 28.616.000.000.
Sedangkan untuk Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan
yang ditunda bayar/luncurkan pada Tahun 2017 sebanyak 342 unit
dengan nilai Rp 8.200.000.000. Rincian realisasi per provinsi dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
20
Berdasarkan target renstra 2015-2019 kegiatan Pengembangan
perpompaan/perpipaan sebesar 5.441 unit, telah dilaksanakan kegiatan
Pengembangan perpompaan/perpipaan pada tahun 2016 sebanyak
1.537 unit atau 28,25 %, sedangkan untuk kekurangannya akan
diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya.
Tabel 5. Capaian Kegiatan Pengembangan Irigasi
perpompaan/perpipaan periode TA 2015-2019
Tahun Renstra 2015-2019
Target Realisasi %
2015
2016 1.691 1.537 90,89
2017 500
2018 1.500
2019 1.750
Total 5.441 1.537 28,25
c. Pengembangan Irigasi Rawa
Kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa dimaksudkan untuk
pembangunan, perbaikan dan penyempurnaan jaringan irigasi
tersier/kuarter, dan bangunan pelengkapnya yang mengalami
kerusakan, serta sarana pendukung lainnya yang diperlukan guna
meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi sehingga lahan rawa dapat
dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan irigasi rawa
merupakan kegiatan baru tahun dilaksanakan TA 2016 seluas 80.000
Ha di Propinsi Sumatera Selatan dan Jambi.
Pada TA 2016 tercapai jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan
irigasinya dibangun/direhabilitasi melalui kegiatan Pengembangan Irigasi
Rawa di 2 Provinsi dan 7 Kabupaten adalah sebesar 60.209 ha atau
75,26 % dari target 80.000 ha. Berdasarkan kriteria pengukuran
keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini termasuk dalam kategori
“Cukup Berhasil”. Realisasi capaian ini masih dapat bertambah pada
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
21
tahun 2017, setelah tunda bayar anggaran Tahap II (30 %) untuk luasan
67.092 ha dicairkan.
Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa pada tahun
2016 sebesar Rp 179.321.700.000 atau 99.88 % dari target Rp
179.540.400.000 (pagu awal senilai Rp 240.000.000.000 dikurangi blokir
penghematan dan blokir luncuran senilai Rp 60.459.600.000). Realisasi
anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan
pemerintah tahap I (70%) seluas Rp 80.000 ha dengan nilai Rp
167.923.200.000 dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%)
seluas 12.665 Ha dengan nilai Rp 11.398.500.000. Sedangkan untuk
kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa yang ditunda bayar/luncurkan
pada Tahun 2017 seluas 67.092 ha dengan nilai Rp 60.459.600.000
Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.
Berdasarkan target renstra 2015-2019 kegiatan Pengembangan irigasi
rawa sebesar 200.000 ha, telah dilaksanakan pada tahun 2016
sebanyak 60.209 ha atau 30,10 %, sedangkan untuk kekurangannya
akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya.
Tabel 6. Capaian kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa periode TA 2015-2019
Tahun Renstra 2015-2019
Target Realisasi %
2015 -
2016 80.000 60.209 75,26
2017 10.000
2018 60.000
2019 50.000
Total 200.000 60.209 30,10
d. Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage
Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage bertujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan sumber air di tingkat
usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas Tanaman Pangan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
22
dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen akibat kekeringan
pada lahan usaha tani di musim kemarau.
Pada TA 2016 tercapai jumlah jumlah bangunan konservasi air yang
dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim melalui kegiatan
Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage di 32 Provinsi dan
253 Kabupaten sebanyak 1.860 unit senilai 186.000.000.000 atau
99.52 % dari target 1.869 unit senilai Rp 186.900.000.000. Berdasarkan
kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini
termasuk dalam kategori “Berhasil”.
Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long
Storage pada tahun 2016 sebanyak 1.860 unit senilai Rp
186.000.000.000 atau 99.52% dari target 1.869 unit senilai Rp
186.900.000.000 (pagu awal 2.030 unit senilai Rp. 203.000.000.000
dikurangi penghematan 161 unit senilai Rp. 16.100.000.000). Realisasi
anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan
pemerintah tahap I (70%) sebanyak 1.869 unit dengan nilai Rp
133.186.000.000 dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%)
sebanyak 1.470 unit dengan nilai Rp 43.930.000.000 dan tunda
bayar/luncurkan pada Tahun 2017 sebanyak 298 unit dengan nilai Rp
8.921.000.000. Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage mulai
dialokasikan pada TA. 2015 melalui Bantuan Pemerintah Pusat dengan
realisasi sebanyak 324 unit (86,40%) dari target sebanyak 375 unit yang
tersebar di 16 provinsi dan 66 kabupaten.
Berdasarkan renstra 2015-2019 target kegiatan Pembangunan embung/
dam parit/long storage sebesar 4.020 unit, sampai dengan tahun 2016
telah dilaksanakan sebanyak 2.184 unit atau 54,33 % dari target
tersebut, sedangkan untuk kekurangannya akan diselesaikan pada
tahun-tahun berikutnya.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
23
Tabel 7. Capaian kegiatan Pengembangan embung/dam parit/long storage periode TA 2015-2019
Tahun Renstra 2015-2019
Target Realisasi %
2015 375 324 86,40
2016 2.145 1.860 86,71
2017 500
2018 500
2019 500
Total 4.020 2.184 54,33
3.1.3.2 Analisis Capaian Kegiatan Pendukung Lainnya terhadap Aspek Irigasi Pertanian
a. Water Resources and Irrigation Management Program (WISMP)
Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP)
merupakan salah satu program nasional dengan sumber dana berasal
dari pinjaman dan hibah luar negeri pada sektor pengairan untuk
mengatasi adanya penurunan tingkat kinerja pengelolaan sumber daya
air dan irigasi. Program ini direncanakan selama 15 (lima belas) tahun
dan dibagi ke dalam 3 (tiga) Adjustable Program Loan (APL).
Pelaksanaan kegiatan program WISMP APL I dimulai pada tahun 2006
dan berakhir pada tahun 2010. Saat ini sedang berjalan kegiatan
program WISMP II yang telah efektif berjalan sejak 2011. Kegiatan
WISMP II direncanakan berakhir 2016.
Kegiatan utama dalam Program WISMP adalah Kegiatan
Pemberdayaan kelembagaan. Kontribusi kegiatan WISMP terhadap
Ditjen PSP salah satunya adalah turut membantu meningkatkan
kapasitas kelembagaan petani pemakai air melalui kegiatan Pelatihan
GP3A dalam aspek managemen, organisasi dan keuangan, Pelatihan
Teknis Optimasi Lahan dan Air untuk Pengembangan Agribisnis,
Pelatihan Sekolah Lapang Iklim, Mitigasi dan Adaptasi terhadap
perubahan MT I, Pelatihan Sekolah Lapang PHT, Pelatihan mengenai
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
24
pengajuan dan pelaksanaan Dana Investasi Agribisnis, Studi Banding,
Legalisasi kelembagaan, dan lain-lain.
Total realisasi keuangan WISMP-II di tingkat pusat sampai dengan 31
Desember 2016 adalah sebesar Rp. 7.014.682.821,- atau 63,77% yang
terdiri dari Loan sebesar Rp. 5.627.638.870,- dan Rupiah Murni
Pendamping (RMP) sebesar Rp. 1.387.043.951,- dari target
berdasarkan DPA sebesar Rp. 11.000.000.000,-.
Realisasi anggaran Kegiatan WISMP II tahun 2016 di daerah yang
dilaksanakan dengan mekanisme on granting (menggunakan
mekanisme penerusan hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah) pada 14 Propinsi dan 100 kabupaten sampai dengan bulan
Desember 2016 telah terealisasi Rp. 8.467.298.714,- yang terdiri dari
Loan Rp. 5.608.531.837,- dan Paralel Financing Rp. 2.858.766.877,-
atau 17,30% dari target berdasarkan DPA sebesar Rp. 48.905.981.263.
Perkembangan sampai dengan Desember 2016 pembentukan/
revitalisasi P3A adalah 1.749 unit dan legalisasi P3A sebanyak 901 unit,
namun target pembentukan/revitalisasi dan legalisasi P3A sampai
dengan 2017 masing-masing adalah 2.085 unit dan 1.131 unit (Tabel 8).
Tabel 8. Rekapitulasi Pembentukan/Revitalisasi dan Legalisasi
P3A/GP3A
2012 2013 2014 2015 2017
(Sept) (Des)* (AWP)
P3A
- Pembentukan/Revitalisasi 154 483 534 409 169 129 207 2.085
- Legalisasi 85 368 262 168 18 123 107 1.131
GP3A
- Pembentukan/Revitalisasi 1.175 104 212 279 188 54 87 99 2.198
- Legalisasi 1.175 84 191 244 182 14 159 126 2.175
Ket. * = Target sisa sampai dengan bulan Desember 2016
Kegiatan Total
WISMP I/
NTBWRMP
(2006 - 2010)
Tahun
2016
Pembentukan/revitalisasi dan legalisasi P3A/GP3A dilaksanakan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten, namun di beberapa kabupaten tidak mau
melaksanakan kegiatan pembentukan/revitalisasi P3A yang berada
pada DI yang merupakan kewenangan provinsi/ pusat, untuk
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
25
permasalahan tersebut Dinas Propinsi melaksanakan kegiatan
pembentukan/revitalisasi P3A di wilayah tersebut.
Perkembangan pembentukan/revitalisasi dan legalisasi GP3A sampai
dengan Desember 2016 adalah sebanyak 837 unit dan 715 unit,
sedangkan target pembentukan/revitalisasi dan legalisasi GP3A sampai
dengan 2017 masing-masing adalah 2198 unit dan 2175 unit.
b. Dukungan Manajemen Aspek Irigasi Pertanian
Kegiatan Dukungan Manajemen Aspek Irigasi Pertanian merupakan
kegiatan yang ditujukan untuk memfasilitasi kegiatan aspek irigasi
pertanian baik di pusat maupun daerah. Pemanfaatan dana ini adalah
untuk pembelian ATK, alat pengolah data, pertemuan koordinasi,
maupun perjalanan dinas dalam rangka pembinaan, monitoring dan
evaluasi. Kontribusi dari kegiatan Dukungan Manajemen Aspek Irigasi
Pertanian adalah memperlancar tercapainya tujuan dan sasaran
kegiatan aspek irigasi pertanian baik di pusat maupun daerah.
Untuk fasilitasi kegiatan aspek irigasi pertanian telah dialokasikan
anggaran sebesar Rp 19.098.762.000 yang digunakan untuk fasilitasi
kegiatan di pusat Rp 12.226.792.000 dan di daerah sebesar Rp.
6.871.970.000. Realisasi keuangan tahun 2016 sebesar Rp
13.348.568.087 atau 91,05 % (pagu anggaran dikurangi blokir sebesar
Rp 4.437.474.320) dengan rincian realisasi kegiatan di pusat Rp
8.377.234.540 dan di daerah sebesar Rp. 4.971.333.547.
3.1.3.3 Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 terhadap Kontribusi
penambahan Luas Tanam Padi TA 2015
Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yaitu
meningkatnya infrastruktur air irigasi untuk mendukung produksi pertanian
melalui peningkatan intensitas pertanaman (IP). Melalui kegiatan perbaikan/
penyempurnaan jaringan irigasi disamping membantu memecahkan
permasalahan yang ada yakni mengembangkan/memperbaiki jaringan
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
26
irigasi sehingga fungsi layanan irigasi menjadi lebih baik juga berdampak
pada penambahan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,3. Begitu pula
dengan kegiatan pemanfaatan sumber air permukaan melalui sistem
gravitasi menggunakan pipa atau pengambilan air menggunakan pompa dan
pengembangan embung pertanian (embung/ dam parit/ long storage) untuk
mempertahankan dan meningkatkan ketersedian sumber air akan
berdampak pada peningkatan intensitas pertanaman sebesar 0,5.
Dari pencapaian tahun 2016, dapat diperkirakan kontribusi kegiatan irigasi
pertanian sebagai berikut :
Tabel 9. Perhitungan Kontribusi Penambahan Luas Tanam
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi
Kontribusi
Penambahan Luas
Tanam Padi
Meningkatnya
Infrastruktur
Air Irigasi
Mendukung
Produksi
Pertanian
1. Jumlah luas areal sawah
yang jaringan irigasinya
direhabilitasi atau
ditingkatkan fungsinya
442.015 Ha 106.084 Ha
2. Jumlah bangunan dan
peralatan pelengkapnya
pemanfaatan sumber air
yang dibangun
1.537 Unit 15.370 Ha
3. Jumlah luas areal lahan
rawa yang jaringan
irigasinya
dibangun/direhabilitasi
60.209 Ha 14.450 Ha
4. Jumlah bangunan
konservasi air yang
dibangun dalam rangka
antisipasi perubahan
iklim
1.793 Unit 22.413 Ha
3.1.4 Tambahan Informasi Lainnya
Dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian, banyak dijumpai potret
keberhasilan dari kinerja pelaksaan kegiatan peningkatan Infrastruktur Air Irigasi
Mendukung Produksi Pertanian. Beberapa potret keberhasilan pelaksanaan
kegiatan prasarana dan sarana pertanian, sebagai berikut :
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
27
Gambar 2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
di Kab. Aceh Barat Daya Prov. Aceh
Gambar 3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
di Kab. Asahan Prov. Sumatera Utara
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
28
Gambar 4. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
di Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalsel
Gambar 5. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Bungo Prov. Jambi
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
29
Gambar 6. Pengembangan Embung di Kab. Ciamis Prov. Jabar
Gambar 7. Pengembangan Embung di Kab. Ngawi Prov. Jatim.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
30
Gambar 8. Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Mamuju Prov. Sulbar
Gambar 9. Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Batanghari Prov. Jambi
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
31
3.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Irigasi Pertanian
Anggaran yang dialokasikan untuk Direktorat Irigasi Pertanian pada TA 2016
sesuai dengan revisi DIPA tanggal 10 November 2016 adalah sebesar Rp
1.335.182.498.000 dengan blocking Rp 147.764.254.295. Anggaran tersebut
terdiri dari Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp 1.305.084.800.000, Dana
Dekonsentrasi sebesar Rp 6.870.906.000, dan Dana Satker Pusat sebesar Rp
23.226.792.000.
Untuk menghindari adanya tunda bayar/luncuran kegiatan pada TA 2017,
beberapa provinsi melakukan revisi DIPA dengan menambahkan pagu anggaran
untuk kegiatan irigasi pertanian dari kegiatan Ditjen PSP lainya yang tidak
terserap pada tahun 2016. Dengan adanya revisi DIPA ini maka pagu anggaran
kegiatan Direktorat Irigasi mengalami penambahan menjadi Rp
1.338.995.554.000, dengan kegiatan yang berubah anggarannya setelah revisi
DIPA yaitu Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier menjadi Rp 729.050.379.000,
Irigasi Perpipaan/ Perpompaan menjadi Rp 135.983.250.000, dan
Pengembangan Embung Pertanian Rp 203.863.163.000. Provinsi yang
melakukan revisi DIPA tersebut yaitu Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Bengkulu, dan Gorontalo.
Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Irigasi Pertanian sampai dengan 30
Desember 2016 adalah sebesar Rp 1.182.140.020.908 atau 99,24 % dari target
Rp 1.191.231.299.705 (pagu awal senilai Rp 1.338.995.554.000 dikurangi blokir
Rp 147.764.254.295). Dari realisasi anggaran tersebut 98,21 % digunakan untuk
melaksanakan kegiatan fisik pembangunan Infrastruktur Air Irigasi di daerah
melalui tugas pembantuan. Dengan mekanisme pengelolaan anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan dilakukan secara Bantuan Pemerintah
(bapem), tercapai efisiensi penggunaan anggaran melalui : 1). Tidak adanya
unsur pengambilan keuntungan dari anggaran bapem yang diserahkan, 2).
Adanya potensi penambahan volume pekerjaan dari volume yang ditargetkan
melalui swadaya masyarakat/petani. Sehingga dapat disimpulkan dari sisi
efisiensi anggaran dalam pencapaian sasaran program tahun 2016 dapat
dikatakan cukup efisien. Realisasi anggaran Direktorat Irigasi Pertanian secara
detail sebagai berikut :
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
32
Tabel 10. Daftar Pagu dan Realisasi Direktorat Irigasi Pertanian
Rp %
(pagu)
%
(-blokir)
1 Tugas Pembantuan 1,308,896,792,000 143,326,779,975 1,161,776,770,000 88.76 99.67
2 Dekonsentrasi 6,871,970,000 1,632,173,320 4,971,333,547 72.34 94.88
3 Pusat 23,226,792,000 2,805,301,000 15,391,917,361 66.27 75.37
1,338,995,554,000 147,764,254,295 1,182,140,020,908 88.29 99.24
No SATKER PAGU
(Rp)
REALISASI
JUMLAH
BLOKIR
(Rp)
Dari Dana Pusat sebesar Rp 23.226.792.000, terdapat anggaran untuk Kegiatan
WISMP-II sebesar Rp 11.000.000.000 yang terdiri dari loan sebesar Rp
8.250.000.000 dan rupiah murni pendamping sebesar Rp 2.750.000.0000.
Realisasi anggaran Kegiatan WISMP-II tahun 2016 adalah sebesar Rp.
7.014.682.821 atau 63,77% yang terdiri dari Loan sebesar Rp. 5.627.638.870
dan Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebesar Rp. 1.387.043.951 dari target
berdasarkan DPA sebesar Rp. 11.000.000.000.
Realisasi penyerapan anggaran Dana Tugas Pembantuan kegiatan irigasi
pertanian adalah sebesar Rp 1.161.776.770.000 atau 99,67% dari pagu
anggaran sebesar Rp 1.308.896.792.000 dan blokir Rp 143.326.779.975 (detail
realisasi keuangan terdapat pada Lampiran 4). Adapun realisasi anggaran dari
masing-masing kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian sebagai berikut :
1. Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier adalah
sebesar Rp 690.331.820.000 atau 99,93 % dari target anggaran Rp.
729.050.379.000 dan blokir Rp 38.257.940.000.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
33
Gambar 10. Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.
Keterangan :
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier yang ditunda bayar/ luncurkan
pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 30.129.420.000 dari nilai blokir Rp
38.257.940.000.
2. Pengembangan irigasi Perpipan/Irigasi Perpompaan
Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan
adalah sebesar Rp 115.007.250.000 atau 99,73 % dari target anggaran Rp.
135.983.250.000 dan blokir Rp 20.318.639.979.
Gambar 11. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan.
No RINCIAN RP %
1 PAGU 729,050,379,000 100.00
2 REALISASI 690,331,820,000 94.69
3 BLOKIR 38,257,940,000 5.25
4 SISA MATI 460,619,000 0.06
No RINCIAN RP %
1 PAGU 135,983,250,000 100.00
2 REALISASI 115,007,250,000 84.57
3 BLOKIR 20,318,639,979 14.94
4 SISA MATI 657,360,021 0.48
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
34
Keterangan :
Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan yang ditunda bayar/
luncurkan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 8.200.000.000 dari nilai blokir
Rp 20.318.639.979.
3. Pengembangan Irigasi Rawa
Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa adalah sebesar Rp
179.321.700.000 atau 99,75 % dari target anggaran Rp. 240.000.000.000 dan
blokir Rp 60.234.000.000
Gambar 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa.
Keterangan :
1. Kegiatan Pengembangan irigasi rawa yang ditunda bayar/ luncurkan pada
tahun 2017 adalah sebesar Rp 60.459.620.000.
2. Besarnya nilai blokir dikarenakan kegiatan Pengembangan irigasi rawa di
Provinsi Sumatera Selatan terkendala faktor alam (banjir) sehingga
pelaksanaan pekerjaan fisik tertunda.
4. Pengembangan Embung Pertanian
Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian adalah
sebesar Rp 177.116.000.000 atau 98,76 % dari target anggaran Rp.
203.863.163.000 dan blokir Rp 177.116.000.000.
No RINCIAN RP %
1 PAGU 240,000,000,000 100.00
2 REALISASI 179,321,700,000 74.72
3 BLOKIR 60,234,000,000 25.10
4 SISA MATI 444,300,000 0.19
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
35
Gambar 13. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Konservasi Air dan Antisipasi Perubahan Iklim.
Keterangan :
Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian yang ditunda bayar/ luncurkan
pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 8.924.000.000 dari nilai blokir Rp
24.516.199.996.
Realisasi kegiatan Tugas Pembantuan kegiatan irigasi pertanian tahun 2016
sebesar Rp 1.161.776.770.000 dari target Rp 1.308.896.792.000, agaran yang
tidak terealisasi disebabkan antara lain :
1. Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self blocking) sehingga
beberapa kegiatan ditunda bayar pencairan Tahap II (30 %) di Tahun
Anggaran 2017. Total blokir yaitu Rp 143.326.779.975.
2. Adanya pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap
pelaksanaan kegiatan konstruksi.
3.3 Hambatan dan Kendala
Pelaksanaan kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian tahun 2016
masih mengalami hambatan/kendala, sehingga pencapaian target sasaran
strategis belum 100% tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun
mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016 agar dapat
No RINCIAN RP %
1 PAGU 203,863,163,000 100.00
2 REALISASI 177,116,000,000 86.88
3 BLOKIR 24,516,199,996 12.03
4 SISA MATI 2,230,963,004 1.09
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
36
disempurnakan untuk kegiatan TA. 2017. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan antara lain :
1. Kendala Administrasi
1) Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun di
beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan
pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan
kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan.
2) Adanya perubahan akun sesuai PMK 168/2015 dari Bantuan Sosial
menjadi Bantuan Pemerintah, dalam Bantuan Pemerintah kelompok
penerima bantuan diharuskan membentuk Unit Pengelola Keuangan
dan Kegiatan (UPKK), sehingga memerlukan waktu pemahaman dan
dokumentasi UPKK.
3) Pencairan Bantuan Pemerintah bertahap, Tahap I sebesar 70% dan
Tahap II sebesar 30% setelah prestasi pekerjaan mencapai 50%.
4) Kebijakan anggaran nasional yang mengharuskan adanya penghematan
anggaran di tahun berjalan, sehingga mengakibatkan adanya revisi
DIPA/POK, relokasi kegiatan, keterlambatan pencairan dana dan tunda
bayar/ luncuran pada TA 2017.
2. Kendala Teknis
1) Masih terbatasnya basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air
sebagai dasar penentuan lokasi pengembangan irigasi pertanian.
2) Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan, secara kuantitas maupun
kualitas pada tingkat kabupaten dan provinsi.
3) Adanya pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap
pelaksanaan kegiatan konstruksi sehingga penyelesaian kegiatan
terlambat.
4) Adanya realokasi kegiatan antar provinsi dan kabupaten.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
37
3.4 Upaya dan Tindak Lanjut
Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka diperlukan upaya tindak lanjut
dan tindakan antisipatif ke depan sebagai berikut :
1. Aspek Administratif
1) Percepatan pelaksanaan kegiatan dengan koordinasi, sosialisasi dan
pembinaan yang intensif.
2) Meningkatkan koordinasi lintas sektoral untuk sinergitas pelaksanaan
kegiatan.
3) Meningkatkan sistim monitoring dengan instrument yang lebih sesuai
untuk pendataan sesuai kebutuhan.
4) Koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk melakukan percepatan
Penerbitan Peraturan Bupati/Walikota.
5) Mengoptimalkan sistem pengendalian untuk dapat mengidentifikasi
permasalahan dan solusinya sejak dini.
2. Aspek Teknis
1) Melakukan koordinasi lintas kementerian (Kemenko Bidang
Perekonomian, Bappenas, kemen PUPR, Pemda, dan Kementan) untuk
mensinergikan perencanaan pengelolaan irigasi dalam mendukung
swasembada pangan.
2) Meningkatkan pembinaan untuk pelaksanaan kegiatan teknis sesuai
pedoman yang telah ditentukan dan RUKK yang telah dibuat. Apabila
ada perubahan, agar dapat segera merevisi RUKK.
3) Meningkatkan persiapan antisipatif terhadap pengaruh iklim dalam
pelaksanaan kegiatan, dengan mengatur rencana pelaksanaan seefektif
mungkin.
4) Dalam pembinaan ke daerah menekankan agar identifikasi calon petani
dan calon lokasi dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga
proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat.
Direktorat Irigasi Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2016
38
BAB IV PENUTUP
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Irigasi Pertanian, maka dalam
rangka mendukung pencapaian swasembada pangan sesuai Nawa Cita, kegiatan
pengelolaan air irigasi merupakan kegiatan pendukung usaha pertanian khususnya
tanaman pangan dalam penyediaan air irigasi.
Pencapaian sasaran strategis Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2016 yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dapat dikategorikan berhasil, namun masih perlu
diupayakan perbaikan untuk mengatasi kendala teknis dan administrasi yang
dihadapi. Sebagai upaya untuk perbaikan untuk meningkatkan kinerja Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata
mulai dari proses perencanaan hingga implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang
melalui : 1). Peningkatan kualitas perencanaan kegiatan, 2). Peningkatan sosialisasi,
pembinaan dan pengawalan mulai dari pemberkasan bansos, penyusunan RUKK,
transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3). Peningkatkan sistim monitoring dan
pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini
serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat
maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana
pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi terhadap kondisi
perubahan iklim yang terjadi.