LAPORAN KASUS diare

28
LAPORAN KASUS Disusun Oleh : Erlyn Yulita Cendykia 2011730028 Pembimbing : Dr. Yunetti, SpA KEPANITERAAN KLINIK STASE ANAK RSIJ PONDOK KOPI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015 1

description

lapkas diare

Transcript of LAPORAN KASUS diare

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh :

Erlyn Yulita Cendykia

2011730028

Pembimbing :

Dr. Yunetti, SpA

KEPANITERAAN KLINIK STASE ANAK

RSIJ PONDOK KOPI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas kepada

kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna, penulis

dapat menyelesaikan tugas kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak ini. Shalawat serta

salam juga penulis haturkan ke junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umat manusia dari zaman Jahilliyah menuju zaman yang penuh cahaya

bagi umat yang bertaqwa kepada-Nya.

Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan kasus ini. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan penyajian

laporan kasus ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan teman-teman

sejawat.

Jakarta, Agustus 2015

Penulis

2

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : An. AAF

Tempat/ Tgl Lahir : Jakarta, 29 maret 2014

Umur : 1 tahun 5 bulan

Nama Ayah : Ahmad Fauzi

Nama Ibu : Dina Distiayana

Alamat : Jl. Raya Pulo Gebang No. 3, Cakung , Jakarta Timur

Tanggal masuk RS : Selasa, 11 Agustus 2015 jam 11.10 WIB

ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS -IBU) 11 Agustus 2015, 11.30

Keluhan utama

Buang air besar cair sejak 1 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik turun, awalnya

tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai 38,5°C. demam

turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam naik kembali.

Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek.

1 hari yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi ± 10x/hari,

konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna

kuning, berbau busuk, setiap buang air besar ±1/5 gelas. pasien juga mengeluh

terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi

± 5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah ±1/4 gelas.

Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya.

Saat masuk rumah sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel,

buang air besar cair 3 x, setiap buang air besar ± 1/5 gelas, berbau busuk,

berlendir,warna hijau dan buang air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah

1/4 gelas, berat badan turun dari 10 kg menjadi 9,3 kg.

Riwayat Penyakit Dahulu

pasien belum pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya, pasien sering

mengalami demam hingga 40ºc namun tidak pernah kejang,

3

Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dan tidak ada riwayat

kejang dan asma.

Riwayat Pengobatan

1 hari sebelumnya pasien berobat ke klinik dan diberikan obat batuk, antibiotic dan

obat penurun panas namun setiap diminumkan obat pasien muntah dan obat keluar

lagi sehingga tidak ada perbaikan.

Riwayat Psikososial

Anak tinggal dengan kedua orang tua, Tetangga tidak ada yang sakit seperti ini.

Riwayat Alergi

Tidak ada alergi.

Riwayat Imunisasi di klinik dokter

BCG : 1 x , umur 1 bulan Scar 3mm

DPT :3 x, umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan

POLIO : 4 x, umur 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan

Hepatitis B : 3 x, umur 0 bulan, umur 1 bulan, umr 6 bulan

Campak : 1 x, umur 9 bulan

Riwayat Makanan

ASI : 0-sekarang

Susu formula : 0- sekarang

Bubur bayi : 6 bulan- 1 tahun

Makanan dewasa : 1 tahun sampai sekarang

Sekarang anak minum susu formula 1 kali sehari, ukuran gelas 200 cc, makan 3x sehari

setiap makan nasi sebanyak 1 centong, sayur sebanyak 1 mangkuk kecil dan lauk seperti

telur, ayam atau lauk lainnya sebanyak 1 potong

Kesan : Kualitas baik, kuantitas cukup

4

Tidak ada riwayat mengganti merk susu formula,pasien meminum susu menggunakan

botol, pasien memiliki 4 botol dan botol selalu dicuci dan di rebus sebelum digunakan.

Susu dalam wadah toples dan selalu diganti saat susu habis. Puting ibu rajin dibersihkan.

pasien memakan makanan yang dimasak sendiri oleh ibunya.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke dokter setiap bulan. pasien

dilahirkan secara normal pervaginam, ditolong oleh dokter, cukup bulan, menangis kuat

dengan BB 3100 gram dan PB 49 cm.

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan

Motorik kasar : Usia 4 bulan, anak mulai tengkurap, duduk usia 11 bulan,

merangkak usia 12 bulan, berdiri sendiri usia 14 bulan namun belum bisa jalan.

Motorik halus : menyusun 2 kotak

Bicara : mengucapkan 3 kata

Personal Social : memperlihatkan rasa cemburu.

PEMERIKSAAN FISIK (11 Agustus 2014, 11.30)

Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TANDA VITAL :

Suhu :38,7 0C Frekuensi Pernapasan : 40 x/m

Nadi : 110 x/m Jenis/tipe :Abdominothorakal

Isi/ tegangan : Cukup,Teratur

STATUS GIZI

TB : 76 cm Lingkar Kepala : 47 cm

BB : 9,3 kg Lingkar Lengan atas : 14 cm

o Kesimpulan status gizi

BB/ TB = 9,3 kg/ 10,2 kg x 100% = 91 (gizi normal)

TB/U = 76 cm/ 81 cm x 100% = 93,8% (tinggi normal)

BB/U = 9,3 kg/ 11,6 kg x 100% = 80% (gizi baik)

5

Kesan : Gizi baik

PEMERIKSAAN KHUSUS

Kepala :

Bentuk kepala : normochepal

Rambut : tebal, tidak mudah rontok, bewarna hitam

Ubun-ubun : sudah menutup, tidak cekung

Mata : tidak cekung

Konjunctiva : tidak anemis

Sklera : tidak ikterik

Pupil : isokhor, refleks cahaya normal

Hidung : tidak ada epistaksi, sekret putih bening, cair

Telinga : normotia, tidak terdapat sekret

Mulut

Bibir : mukosa bibir kering

Lidah : tidak ada lidah kotor

Arcus pharynx : hiperemis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar

Thorax (paru dan jantung)

Inspeksi : inspirasi – ekspirasi simetris, tidak ada retraksi

Palpasi : Tidak ada bagian dinding thorax yang tertinggal, vocal

fremitus simetris

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, tidak ada wheezing dan rhonki, BJ I & BJ II

normal

Abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : bising usus meningkat 11x/menit

Palpasi : turgor kulit agak lambat

Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen

Ekstremitas : akral hangat (+), CRT < 2 detik

Tungkai Lengan

6

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Tonus + + + +

Trofi - - - -

Klonus - - - -

Reflex fisiologis + + + +

Reflex

patologis

- - - -

M.Sign - - - -

Sensibilitas + + + +

Kaku kuduk (-) Brudzinki I (-) Brudzinki II (-) Kernig Sign (-)

Pemeriksaan Penunjang

11 Agustus 2015, 11.49

Hematologi rutin Hasil Nilai

normal

Satuan

Hb 11,9 10,5 –

13,5

gr %

Leukosit 16,7 5,0 – 13 103/uL

Hematokrit 35 36,0 –

45,0

%

Trombosit 416 200 - 475 Ribu / mm3

Diff Count

Basofil 1,6 0 - 1,0 %

Eosinophyl 0,2 1 - 3 %

Neutrofil 46 37-72 %

Lymphosit 41,5 25 - 50 %

7

Monocyte 10,7 1 - 6 %

Electroliyte

Natrium 137 132-134 Mmol/L

Kalium 3,25 3,50-5,50 Mmol/L

Chloride 107 98-110 Mmol/L

Chemistry

Glucose

randome

66 33-111 Mg/dL

Resume

Anak laki-laki usia 1 tahun 5 bulan datang dengan keluhan buang air besar cair sejak

1 hari yang lalu. 5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik

turun, awalnya tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai

38,5°C. demam turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam

naik kembali. Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek. 1 hari

yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi ± 10x/hari,

konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna

kuning, berbau busuk, setiap buang air besar ±1/5 gelas. pasien juga mengeluh

terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi

± 5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah ±1/4 gelas.

Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya. Saat masuk rumah

sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel, buang air besar cair 3

x, setiap buang air besar ± 1/5 gelas, berbau busuk, berlendir,warna hijau dan buang

air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah 1/4 gelas, berat badan turun dari 10

kg menjadi 9,3 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kembali lambat,mukosa

bibir kering, Suhu :38,7 0C, Frekuensi Pernapasan: 40 x/m, Nadi : 110 x/m,

pemeriksaan penunjang leukosit 16,7 103/uL,monosit 10,7 %, kalium 3,25 mmol/L

Diagnosis Kerja

8

Diare akut dehidrasi ringan sedang ec bakteri

Penatalaksanaan

Kebutuhan Cairan: BB: 9,3 kg, usia 1 tahun 5 bulan

à 9,3 x 70 cc = 651cc/2,5 jam

- IVFD Ka En 3B 2,5 jam :

651 x 60

2,5 x 60 = 260 tpm (mikro)

Jika membaik, maka beri kebutuhan cairan maintenance.

Terapi IV : Antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari

Terapi Sup : Paracetamol sup 125 mg

Terapi Oral : Probiokid 1 x 1

Oralit 50-100 ml tiap kali BAB

Zink syrup 10 mg / 5 ml (dosis: 20 mg/hari)

Ambroksol syr 15mg/5ml (3x1 cth)

Pemberian makanan dan minuman (susu/Asi) sesering mungkin.

Edukasi : edukasi orang tua agar memberikan cairan secara oral sesering mungkin untuk

cegah dehidrasi, pemberian makanan dan minuman dilanjutkan, segera lapor apabila anak

mengalami penurunan kesadaran dan tiba-tiba tidak mau minum. Dan disarankan untuk

imunisasi rotavirus.

Prognosis

Quo Ad Vitam : Bonam

Quo Ad Functionam : Bonam

Quo Ad Sanationam : Bonam

9

Follow Up

Follow Up, 11 Agustus 2015 (19.00)S: BAB 1x pukul 17.00, ± 1/3 gelas warna kuning, konsistensi cair berampas, berlendir dan bau seperti kotoran. Sudah tidak Muntah, masih batuk pilek.O: suhu 37,5 C, HR 107x/ menit, RR 32 x/ menit, turgor kembali cepatA: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPA, febris hari ke 5P: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20 mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml (3x1cth), paracetamol syr 120mg/5ml (3x1 cth),antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari IV

Follow Up, 12 Agustus 2015 (19.00)S: BAB 8x, ± 1/5 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi cair berampas, berlendir. Tidak ada Muntah,masih batuk pilek O: suhu 37 C, HR 102 x/ menit, RR 39 x/ menitA: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPAP: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20 mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml (3x1cth), antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari IV

Follow Up, 13 Agustus 2014 (08.00)S: BAB 2x, ± 1/4 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi lembek seperti bubur,tidak berlendir, masih batuk pilekO: suhu 36,7 C, HR 96 x/ menit, RR 32 x/ menitA: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPAP: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20 mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml (3x1cth), antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari IV

Follow Up, 14 Agustus 2015 (08.00)S: BAB 1x, ± 1/2 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi padat, tidak berlendir. Batuk pilek namun sudah berkurang, Keadan umum baik.O: suhu 36,8 C, HR 98 x/ menit, RR 30 x/ menitA: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPAP: Zinc 20 mg 1x1 , Probiokid 1 x 1. Pasien boleh pulang siang

10

ANALISIS MASALAH

Pada pasien ini didiagnosis diare akut karena :

1. Keluhan utama pasien yaitu buang air besar cair sejak 1 hari yang lalu, dengan

riwayat penyakit sekarangnya adalah :

Anak laki-laki usia 1 tahun 5 bulan datang dengan keluhan buang air besar cair sejak

1 hari yang lalu. 5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik

turun, awalnya tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai

38,5°C. demam turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam

naik kembali. Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek. 1 hari

yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi ± 10x/hari,

konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna

kuning, berbau busuk, setiap buang air besar ±1/5 gelas. pasien juga mengeluh

terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi

± 5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah ±1/4 gelas.

Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya. Saat masuk rumah

sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel, buang air besar cair 3

x, setiap buang air besar ± 1/5 gelas, berbau busuk, berlendir,warna hijau dan buang

air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah 1/4 gelas, berat badan turun dari 10

kg menjadi 9,3 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kembali lambat,mukosa

bibir kering, Suhu :38,7 0C, Frekuensi Pernapasan: 40 x/m, Nadi : 110 x/m,

pemeriksaan penunjang leukosit 16,7 103/uL,monosit 10,7 %, kalium 3,25 mmol/L

Keluhan tersebut mengarahkan terhadap diagnosis diare, karena dari pengertian

diare sendiri adalah buang air besar lebih tiga kali sehari dengan konsistensi

lembek atau cair. Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP)

mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau

perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual,

muntah, demam, atau sakit perut yang berlangsung selama 3-7 hari.

WHO/UNICEF mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari diare yang

biasanya berlangsung selama 3-7 hari tetapi dapat pula berlangsung sampai 14

hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan

konsistensi cair dan berlangsung dari 1 minggu.Riskesdas 2007: diare

11

merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4

tahun.1,6,7

2. Diagnosis dehidrasi ringan sedang karena pada anamnesis terdapat keluhan :

Saat masuk rumah sakit pasien terlihat lemas, banyak minum, tampak rewel, buang

air besar cair 3 x, setiap buang air besar ± 1/5 gelas, berbau busuk, berlendir,warna

hijau dan buang air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah 1/4 gelas, berat

badan turun dari 10 kg menjadi 9,3 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit

kembali lambat,mukosa bibir kering, Suhu :38,7 0C, Frekuensi Pernapasan: 40 x/m,

Nadi : 110 x/m, pemeriksaan penunjang leukosit 16,7 103/uL,monosit 10,7 %, kalium

3,25 mmol/LHal ini sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi ringan sedang , atau pada tabel dibawah ini ditunjukan pada poin B, yaitu :7

Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel*Lesu, tidak

sadar

Mata Normal CekungSangat

cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah KeringSangat

kering

Rasa haus Minum seperti biasa*Haus, ingin

minum banyak

*Malas

minum,

tidak bisa

minum

Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat

*Kembali

sangat

lambat

Hasil

pemeriksaan

Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan-

sedang

Bila ada 1 tanda *

Ditambah 1 atau

lebih tanda lain

Dehidrasi

berat

Bila ada 1

tanda *

Ditambah 1

atau lebih

12

tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi BRencana

Terapi C

Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan

elektrolit. Pada keadaan minimal atau tanpa dehidrasi kehilangan BB < 3%, dehidrasi

ringan-sedang terjadi kehilangan BB 3-9%, dan pada dehidrasi berat terjadi

kehilangan BB >9%.

Pada kasus, berat badan pasien turun 7% dari berat badan awal.

3. Dilihat dari Cara Penularan dan Faktor Risiko1,2,3,5

Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah fecal-oral, melalui minuman dan

makanan yangtercemar oleh enteropatogen, kontak langsung tangan dengan penderita

atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat

(melalui 4F = finger, flies, fluid, field). Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan

enteropatogen antara lain: Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4- 6 bulan

pertama kehidupan bayi, Tidak memadainya penyediaan air bersih ,Pencemaran air

oleh tinja , Kurangnya sarana kebersihan (MCK) , Kebersihan lingkungan dan pribadi

yang buruk, Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis, Gizi

buruk,Imunodefisiensi, Berkurangnya asam lambung, menurunnya motilitas usus,

menderita campak dalam 4 minggu terakhir, Faktor genetic, dan Faktor lainnya antara

lain:

Faktor umur

Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi

tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan

pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibody

ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi

bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi

mulai merangkak.4

Pada kasus ini usia pasien 1 tahun 5 bulan.

4. Diare ec bakteri

13

Karena pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukost dan monosit yang meningkat

sehingga perlu diberikannya antibiotic sebagai tatalaksana.

Gejala Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72

jam

Panas + ++ ++ - ++ -

Mual

muntah

Sering Jarang Sering + - sering

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus

kramp

Tenesmus

kolik

- Tenesmus

kramp

kramp

Nyeri

kepala

- + + - - -

Lamanya

sakit

5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari

Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/

hari

>10x/hari Sering Sering Sering Terus

menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - ± Kadang - + -

Bau Langu Busuk + Tidak Amis

khas

Warna Kuning

hijau

Merah

hijau

Kehijauan Tak

berwarna

Merah-

hijau

Seperti

air

cucian

beras

Leukosit - + + - - -

Lain- lain Anorexia Kejang ± Sepsis ± Meteorismus Infeksi

sistemik

±

5. Pasien diberikan terapi sesuai derajat dehidrasi :

14

Rencana Terapi A

(Pengobatan diare tanpa dehidrasi)

TRO (Terapi Rehidrasi Oral)

Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberi cairan rumah tangga untuk mencegah

dehidrasi, seperti air tajin, larutan gula garam, kuah sayur-sayuran, dan sebagainya.

Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga penderita. Jumlah cairan yang

diberikan adalah 10ml/kgBB atau untuk anak usia < 1 tahun adalah 50-100ml, 1-5 tahun

adalah 100-200ml, 5-12 tahun adalah 200-300ml dan dewasa adalah 300-400ml setiap

BAB. Untuk anak di bawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan

cara 1 sendok setiap 1-2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak

yang lebih besar dapat minum langsung dari cangkir atau gelas dengan tegukan yang

sering. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-

lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai

dengan diare berhenti. Selain cairan rumah tangga ASI dan makanan yang biasa dimakan

tetap harus diberikan. Makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering (lebih kurang 6 kali

sehari) serta rendah serat. Buah-buahan diberikan terutama pisang. Makanan yang

merangsang (pedas, asam, terlalu banyak lemak) jangan diberikan dulu karena dapat

menyebabkan diare bertambah hebat dan keadaan anak bertambah berat serta jatuh dalam

keadaan dehidrasi ringan-sedang, obati dengan cara pengobatan dehidrasi ringan-sedang.

Oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-

hari :

< 2 tahun : 50-100 ml tiapkali BAB

>2 tahun : 100-200ml tiap BAB

Beri tablet Zink

Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet zink selama 10 hari dengan dosis

Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari

Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari. 9

Rencana Terapi B

(Dehidrasi Ringan – Sedang)

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian

oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena.

Pemberian oralit sebanyak : 75 ml/kgBB/3jam.volume kekurangan cairan apabila berat

badan tidak diketahui yaitu Usia < 1 tahun sebesar 300ml, 1-5 tahun 600ml, > 5tahun

15

adalah 1200 ml dan dewasa adalah 2400ml. bila oralit tidak dapat diberikan secara oral

dapat diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang sama dengan kecepatan

20ml/kgbb/jam. Beri tablet zink selama 10 hari dengan dosis yang sama seperti pada

rencana terapi A.

Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum

oralit misalnya karena anak muntah, dapat diberikan infus dengan intravena

secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan RL / Ringer Asetat (atau jika tak tersedia,

gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

Bayi (dibawah 12 bulan) : 70 ml/kgBB/5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun) : 70 ml/kgBB/2,5 jam.9

Rencana Terapi C

Untuk dehidrasi berat, lakukan rehidrasi parenteral cairan Ringer Laktat dengan dosis

100ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk <1tahun 1 jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 5

jam berikutnya 70cc/kgBB. Di atas 1 tahun ½ jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 2½

jam berikutnya 70cc/kgBB. Apabila terjadi kegagalan sirkulas berikan cairan ± 10

tts/kbBB/menit. Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat

dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan evaluasi,

pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diare dengan dehidrasi ringan

sedang atau pengobatan diare tanpa dehidrasi. Pasien yang masih dapat minum meskipun

hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infuse terpasang. Di samping itu, semua

anak harus diberi oralit ± 5ml/kgBB/jam selama pemberian cairan intravena. Walaupun

pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan kalori,

namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang

pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala

kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah

sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila

memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada

dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan

minum tetap dapat dilanjutkan. 9

16

Tatalaksana pada kasus ini adalah terapi B :

Cairan :

Kebutuhan Cairan: BB: 9,3 kg, usia 1 tahun 5 bulan

à 9,3 x 70 cc = 651cc/2,5 jam

- IVFD Ka En 3B 2,5 jam :

651 x 60

2,5 x 60 = 260 tpm (mikro)

Jika membaik, maka beri kebutuhan cairan maintenance.

Terapi IV : Antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari (2-4 dosis)

Terapi Sup : Paracetamol sup 125 mg

Terapi Oral :

- Probiokid 1 x 1

- Oralit 50-100 ml tiap kali BAB

Pemberian makanan dan minuman (susu/Asi) sesering mungkin agar nutrisi terpenuhi.

Edukasi : edukasi orang tua agar memberikan cairan secara oral sesering mungkin untuk

cegah dehidrasi, makanan dan minuman dilanjutkan,segera lapor apabila anak mengalami

penurunan kesadaran dan tiba-tiba tidak mau minum. Dan disarankan untuk imunisasi

rotavirus.

Hal ini sudah sesuai dengan pilar tatalaksana diare menurut WHO, dimana terdapat 5 pilar,

yaitu :7

Rehidrasi oral/parenteral

Dukungan nutrisi

Antibiotik atas indikasi

Terapi suportif : Zinc

Edukasi orangtua + imunisasri Rotavirus

Selain itu, untuk terapi oral yaitu pemberian zinc dengan probiotik sudah sesuai karena untuk

zinc sendiri sudah termasuk ke dalam 5 pilar menurut WHO, untuk probiotik sendiri dapat

memberikan manfaat lebih besar untuk kasus diare, karena probiotik adalah bakteri hidup

17

yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi

bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah

diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, dan tidak menyediakan

tempat pada epitel mukosa usus untuk diduduki oleh bakteri patogen. Mekanisme kerja dari

probiotik diantaranya :8

Perubahan lingkungan mikro lumen usus

Produksi bahan antimikroba

Kompetisi nutrien

Mencegah adhesi kuman patogen pada enterosit dan efek tropik pada mukosa usus

Imunomodulasi

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunoto, Sutoto, Soeprapto P, Soenarto Y, Ismail R. Pedoman Proses Belajar Mengajar

Diare, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral Pemberantasan

Penyakit Menular. 1990.

2. Suparto P. Sumbangan dan Peran Kaum Profesional dalam Mendukung Program

Penyakit Saluran Cerna di Era Otonomi. Kumpulan Makalah Kongres Nasional II

BKGAI Bandung. 2003; 17-27.

3. Tolia V. Acut Infection Diarrhea in Children. Current Treatmen Option in Infections

Diseases. 2002;4:183-94

4. Vanderhoof JA. Diarrhea. Dalam: Wyllie R, Hyams JS eds. Pediatric Gastrointestinal

Disease pathophysiology, diagnosis and management. WB Saunders Co. 1993:187-95

5. Pickering LK, Cleary TG. Approach to Patients with gastrointestinal tract infection

and food poisoning in Feigin RD. Cherry JC eds. Textbook of Pediatric Infection

Diseases 4 Ed WB Saunders Co. 1998; 1:567-94.

6. Direktorat Jendral PPM & PLP, Departemn Kesehatan Republik Indonesia. PMPD.

Buku Ajar Diare. 1996.

7. WHO. The Treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior health

workers Child Health/WHO. CDR 95.1995.

8. Bhan MK.Current consepts in management of acute diarrhea Indian Pediatrics

2003:40:463-76

9. King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C. Managing acute gastroenteritis among

child ; oral rehydration, maintenance and nutrition therapy. MMWR.2003;52 (RR16) ;

1-16

19