Laporan Instrumentasi Bioteknologi
-
Upload
dawam-suprayogi -
Category
Documents
-
view
100 -
download
2
description
Transcript of Laporan Instrumentasi Bioteknologi
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS LABORATORIUM
KULTUR JARINGAN
KELOMPOK : 3 (TIGA) NAMA : DAWAM SUPRAYOGI DOSEN : Dr. rer.nat. ARI INDRIANTO, S.U
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
1
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggambarkan skema umum
laboratorium kultur jaringan, prinsip, fungsi ruang serta peralatan yang ada
di dalamnya.
Pendahuluan
Bioteknologi merupakan salah satu cara untuk membuat dan memodifikasi
produk biologis dengan memanfaatkan teknik-teknik tertentu sehingga
menghasilkan produk yang lebih berkualitas dibandingkan produk alaminya.
Dewasa ini perkembangan bioteknologi semakin pesat. Kebutuhan manusia
akan tanaman yang berkualitas baik, serta adanya beberapa tanaman yang sulit
untuk diperbanyak dengan cara alami membuat kebutuhan akan teknik
bioteknologi menjadi semakin meningkat. Salah satu teknik yang digunakan
adalah kultur jaringan tanaman.
Menurut Suryowinoto (1991) dalam Hendaryono dan Wijayani (1994), kultur
jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture, weefsel cultuus atau
gewebe kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan berarti
membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang
mempunyai sifat seperti induknya.
Kultur jaringan akan lebih besar persentase keberhasilannya bila
menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dindingnya tipis, belum
mempunyai penebalan dari zat pektin, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-
kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab,
jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan
mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Kultur jaringan tanaman merupakan teknik yang telah ada selama lebih dari
30 tahun. Teknik ini dilakukan dengan membudidayakan sel, jaringan, atau organ
tanaman pada medium bernutrisi yang diformulasikan khusus. Dalam kondisi
2
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
yang tepat, tanaman dapat diregenerasi dari satu sel. Terdapat beberapa jenis
kultur jaringan tergantung pada bagian tanaman (eksplan) yang digunakan
(Anonim, 2010).
Penerapannya teknik kultur jaringan membutuhkan tempat kerja, peralatan,
dan rangkaian kerja yang aseptis. Proses pelaksanaannya meliputi tahap
persiapan alat dan medium; inokulasi dan inisiasi kultur; pemeliharaan (inkubasi),
dan aklimatisasi. Sebagian besar pelaksanaan kultur jaringan dilakukan dalam
laboratorium.
Menurut Indrianto (2013) laboratorium yang baik untuk melakukan kultur
jaringan harus memiliki kriteria aman, bersih, memiliki organisasi dan penataan
ruang yang sesuai. Ruangan laboratorium harus rutin dibersihkan dengan
antiseptik. Penataan ruangan yang sesuai juga diperlukan untuk memudahkan
proses pengerjaan, karena setiap tahapan pengerjaan sebaiknya dilaksanakan
pada ruang terpisah. Dalam melaksanakan proses inokulasi dan inisiasi kultur
serta inkubasi, ruangan yang digunakan harus benar-benar aseptis.
Lokasi laboratorium sebaiknya tidak berdekatan dengan lingkungan yang
dapat menimbulkan polusi. Laboratorium kultur jaringan di buat tertutup tanpa
ventilasi dan jendela kaca yang digunakan harus tertutup permanen lalu
dipasang exhauster untuk menyedot debu yang ada di dalam ruangan. Untuk
menjaga suhu tetap konstan 25-28oC maka perlu dipasang AC. Selain itu,
ketersediaan listrik, air yang cukup, dan gas juga harus dimiliki (Indrianto, 2013).
Deskripsi Laboratorium
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai akitivitas
yang berkaitan dengan percobaan maupun kegiatan-kegiatan penelitian. Dalam
menjalankan fungsinya, laboratorium ini didukung dengan perangkat peralatan,
bahan-bahan, mekanisme serta tata cara penggunaan alat, dan organisasi
pengelolaannya. Laboratorium ini dipimpin oleh Bapak Dr.rer.nat. Ari Indrianto,
3
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
S.U., dan dibantu oleh dua staff dosen lainnya yaitu Ibu Dra. Endang Semiarti,
M.S., M.Sc., D.Sc. dan Bapak Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc., serta asisten
dan 2 orang laboran.
Ruangan yang terdapat di dalam laboratorium ini meliputi ruang praktikum,
ruang penyimpanan alat, ruang bahan, ruang penaburan, ruang inkubasi, ruang
sterilisasi medium, ruang penyimpanan medium, ruang preparasi medium, ruang
dosen, ruang asisten dan ruang komputer, serta ruang administrasi. Pengenalan
alat-alat laboratorium dan tata cara penggunaannya yang benar, akan
memudahkan
proses penelitian
sehingga akan
menghasilkan
tanaman kultur
yang baik.
Gambar 1. Denah Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi
Metode Pelaksanaan
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum yaitu :
Hari/tanggal : Rabu, 27 November 2013
Pukul : 08.00 sampai selesai
Tempat : Laboratorium Bioteknologi Universitas Gadjah Mada
Ruang Dosen 1 Ruang Dosen 2 Ruang Dosen 3
Meja Praktikum dan Penelitian
Meja Praktikum dan Penelitian
Meja Praktikum dan Penelitian
Meja Praktikum dan Penelitian Tem
pat
pe
nyi
mp
anan
ala
t p
ene
liti
Ruang Administrasi
Ruang Alat
Ruang Asisten
Ruang Penaburan
Ruang Inkubasi
Mushola
Ruang Sterilisasi
Medium
Ruang Penyimpanan
Medium
Ruang Preparasi
Medium
4
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
B. Alat
Pada praktikum kali ini dijelaskan cara penggunaan alat-alat yang digunakan
pada proses kultur jaringan. Antara lain:
1. Alat gelas
2. Autoklaf
3. Centrifuge
4. Enkas
5. Magnetic stirrer dengan atau tanpa pemanas
6. Inkubator
7. Incubator Shaker
8. Kompor Gas
9. Laminar Air Flow
10. Lemari Pendingin
11. Microwave
12. Mikroskop
13. PCR Machine
14. pH Meter
15. Timbangan Analitik
Instrumentasi Alat
Pada praktikum instrumentasi ini, dijelaskan beberapa alat yang biasa
digunakan dalam praktikum maupun penelitian kultur jaringan. Setiap alat
memiliki fungsi dan spesifikasi masing-masing, sehingga dalam penggunaannya
menyesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Selanjutnya akan dijelaskan beberapa
alat yang terdapat dalam laboratorium bioteknologi.
5
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
1. Alat Gelas
Alat-alat dari gelas seperti erlenmeyer, gelas ukur,
gelas piala, tabung reaksi, corong kaca, pengaduk
kaca, petridish dan dissecting set seperti skalpel
dan pinset haras diletakkan di dalam tempat
tersendiri. Penggunaan alat-alat gelas disesuaikan
dengan kebutuhan, namun harus disterilisasi
terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi pada
eksplan atau medium.
2. Autoklaf
Pada laboratorium kultur jaringan terdapat tiga tipe
autoclave yakni autoklaf tipe lama, programmable,
dan portable. Autoklaf merupakan alat yang
digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Metode sterilisasi ini dilakukan dengan
suhu 121oC dan tekanan 15psi selama 15-20 menit.
Alat yang dapat di sterilisasi menggunakan autoklaf
adalah alat kaca dan logam yang tahan panas.
Selain untuk sterilisasi alat, autoklaf juga digunakan
untuk sterilisasi medium.
Cara menggunakan :
1. Dibuka tutup autoklaf dengan hati-hati
2. Dipastikan jumlah akuades di dalam autoklaf cukup
3. Dimasukkan peralatan dan bahan ke dalam keranjang autoklaf. Jika
bahan yang akan disterilisasi berupa botol tertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan
6
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
4. Ditutup autoklaf dengan rapat lalu dikunci agar tidak ada uap yng keluar
dari bibir autoklaf
5. Dinyalakan autoklaf dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC
6. Ditunggu sampai alarm tanda selesai berbunyi,dan suhu turun hingga
sekitar 60oC
7. Dibuka dan dikeluarkan isi autoklaf dengan hati-hati
3. Centrifuge
Centrifuge digunakan untuk memisahkan larutan
berdasarkan berat molekulnya. Prinsip kerja alat ini yaitu
dengan memberikan gaya sentrifugal pada larutan yang
di masukkan ke dalamnya sehingga substansi yang lebih
berat akan berada di dasar sedangkan substansi yang
ringan akan berada di atas. Centrifuge terdiri dari sebuah
rotor dengan lubang-lubang untuk meletakkan
wadah/tabung yang berisi cairan dan sebuah motor yang
dapat memutar rotor pada kecepatan yang dikehendaki.
Cara menggunakannya:
Diletakkan tabung yang berisi cairan yang dengan volume sama antara
tabung satu dengan yang lainnya pada tempat yang berseberangan
Ditutup penutup centrifuge sampai terkunci
Dipilih kecepatan yang diinginkan pada tombol kecepatan
Dipilih waktu pemutaran yang diinginkan pada tombol waktu dan centrifuge
akan langsung berputar.
Dibuka penutup centrifuge setelah prosesnya selesai
Diambil tabung dari centrifuge dan dipisahkan sesuai kebutuhan.
7
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
4. Enkas
Enkas merupakan versi sederhana dari laminar air
flow. Enkas biasanya terbuat dari kaca, dan
diletakkan di tempat yang tertutup (lebih baik di
ruangan steril). Kondisi di dalam enkas dibuat steril
dengan menggunakan tablet formalin yang
dibiarkan terus berada di dalam enkas dan dapat
juga dilengkapi dengan lampu UV. Untuk membersihkan enkas, disemprotkan
alkohol 90% lalu di usap dengan lap yang bersih untuk meratakannya. Prinsip
kerja enkas yaitu setiap alat dan bahan yang masuk ke dalamnya harus steril.
Oleh karena itu, sebelum dimasukkan peralatan dan tangan harus disemprot
dengan alkohol 70% terlebih dahulu (Sandra, 2004).
5. Hot plate Magnetic Stirrer
Magnetic stirrer digunakan untuk menghasilkan gerakan
berputar dalam larutan. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa semua reagen tercampur. Sebuah
sistem magnetic stirrer menggunakan magnet yang
diputar oleh motor listrik . Kecepatan magnet ini
berputar dapat disesuaikan dengan tombol putar.
Sebuah magnet kecil yang dilapisi dengan bahan
nonreaktif seperti teflon atau kaca ditempatkan dalam labu (Pavia, et al., 2011).
Magnet dalam labu berputar karena dipengaruhi medan magnet pada alas
magnetic stirrer. Umumnya magnetic stirrer dilengkapi dengan hot plate sehingga
memungkinkan untuk memanaskan larutan sambil diaduk secara bersamaan.
Agar magnetic stirrer menjadi lebih efektif, labu yang berisi larutan harus
ditempatkan ditengah hot plate. Alat ini biasanya disandingkan dengan pH meter
yang dilengkapi dengan termometer.
8
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
Cara menggunakan :
Disiapkan hot plate magnitic stirrer
Disiapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/diramu sesuai dengan
kebutuhan
Diasukkan nutrisi kedalam erlenmeyer
Diletakkan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer
Diyalakan dengan menekan tombol “on”
Diputar tombol pengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada
Erlenmeyer dan pengatur suhu
Dibiarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih
dengan pH yang sesuai
Diatur panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic
berhenti
Dimatikan alat dengan menekan tombol “off”
Diangkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap dan keluarkan kapsul
magnetic
Dibersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.
6. Inkubator
Inkubator ini digunakan untuk menyimpan peralatan dan
medium yang telah di sterilisasi. Penyimpanan ini
dilakukan agar kondisi medium dan peralatan tetap
terjaga.
Cara penggunaan :
Dihubungkan kabel inkubator ke sumber listrik kemudian diputar tombol dari
posisi mati [O] ke posisi hidup [l]
9
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
Ditekan tombol (oC) lalu diatur suhu sesuai dengan yang diinginkan. Ditekan
tombol (+) untuk menaikkan suhu, sebaliknya ditekan tombol (–) untuk
menurunkan suhu. Apabila suhu sudah sesuai sesuai dengan yang
diinginkan, tombol (oC) ditekan sekali lagi
Dibuka pintu inkubator dengan menggeser gagang pintu (handler) kekanan
(atas) lalu ditarik ke luar, kemudian dibuka pintu kaca bagian dalam.
Dimasukkan dan disusun peralatan dan bahan yang akan diinkubasikan
pada rak.
Ditutup rapat pintu kaca bagian dalam dengan cara ujung pinggir pintu
bagian tengah ditekan hingga berbunyi “klik”.
Diakhiri pengoperasian inkubator dengan diputar tombol on [l] kekiri hingga
posisi off [O].
Dilepaskan kabel inkubator dari sumber listrik.
7. Incubator Shaker
Incubator shaker berfungsi untuk menggojok
suatu campuran bahan medium yang
memerlukan temperatur dan kecepatan
mengaduk yang konstan.
Cara menggunakan:
Diletakkan alat di tempat yang sudah ditentukan
Disambungkan incubator shaker dengan catu daya dan dinyalakan
Disiapkan tabung larutan
Dimasukkan ke dalam incubator dan letakkan tabung tersebut diatas plate
Diatur suhu, waktu, dan kecepatan putaran yang diinginkan
10
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
Diletakkan tabung sesuai tempat yang tersedia, dan tidak beracak
Dimatikan incubator shaker jika telah selesai digunakan
8. Kompor Gas
Dalam proses pembuatan medium kultur, setelah
bahan-bahan penyusun medium diukur sesuai
dengan jumlahnya maka bahan tersebut dimasak.
Salah satu alat untuk memasaknya dapat
menggunakan kompor gas. Kompor gas sudah
sangat umum digunakan sehari-hari, sehingga
dalam penggunaannya di laboratorium tidak akan
menimbulkan kesulitan yang berarti.
9. Laminar Air Flow
Laminar air flow (LAF) adalah sebuah lemari yang
dilengkapi dengan blower dan lampu UV, berfungsi
untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam
kondisi steril atau melakukan subkultur. Prinsip
kerja alat ini dengan mengalirkan udara dari blower
yang bergerak lurus kedalam lemari tempat melakukan kultur. Udara dari blower
melalui High Efficiency Particular Air (HEPA) filter dengan ukuran porositas 0,22
– 0,24µm. Bakteri dan jamur akan tertahan oleh saringan ini sehingga udara yang
masuk kedalam LAF sudah steril dan membuat ruangan menjadi steril. Blower
harus terus dinyalakan selama LAF digunakan. LAF juga dilengkapi dengan
lampu UV yang selalu dinyalakan apabila tidak sedang digunakan. Saat sedang
digunakan maka lampu UV harus dimatikan karena bila tidak dimatikan dapat
membahayakan kesehatan terutama merusak retina mata dan kulit.
11
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
10. Lemari Pendingin
Dalam pembuatan medium kultur sering kali konsentrasi
bahan yang diperlukan sangat kecil, hal ini akan
menyulitkan dalam akurasi pengukuran bahan. Oleh
karena itu, biasanya dibuat larutan stok yang memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dari kebutuhan. Hal ini
dilakukan agar ketika dibutuhkan larutan stok dapat
diencerkan sesuai kebutuhan dan pengukuran saat
membuat larutan tidak terlalu sulit. Untuk menjaga kondisi larutan stok tetap baik,
maka diperlukanlah lemari pendingin sebagai tempat penyimpanan larutan.
Dengan disimpan di dalam lemari pendingin, kondisi larutan dapat terjaga dalam
waktu yang lama.
11. Microwave
Microwave digunakan untuk memanaskan bahan
atau larutan yang akan digunakan untuk
membuat medium.
12. Mikroskop
Mikroskop secara umum digunakan untuk membantu
mengamati benda yang ukurannya mikroskopis maupun
mengamati bagian-bagian DNA (dengan pewarnaan).
Mikroskop juga terdapat di laboratorium bioteknologi. Di
sini terdapat beberapa jenis mikroskop optik yang
digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Mikroskop
digunakan untuk membantu dalam proses inokulasi.
12
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
13. PCR Machine
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu
teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro.
Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Karry
Mullis pada tahun 1985. Teknik PCR dapat
digunakan untuk mengamplifikasi segmen DNA
dalam jumlah jutaan kali hanya dalam beberapa
jam.
Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu: (1)
pra-denaturasi DNA templat; (2) denaturasi DNA
templat; (3) penempelan primer pada templat (annealing); (4) pemanjangan
primer (extension) dan (5) pemantapan (postextension). Tahap (2) sampai
dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana pada setiap siklus
terjadi duplikasi jumlah DNA (Handoyo dan Rudiretna, 2000).
14. pH meter dan Termometer
Dalam pembuatan kultur jaringan, kondisi
keasaman medium harus tepat. Untuk itu
diperlukan pH meter untuk mengukur keasaman
larutan medium. Termometer di sini digunakan
untuk mengukur suhu pada saat proses pembuatan
medium. Alat ini menampilkan hasil pengukurannya
pada layar secara digital, sehingga memudahkan
pengguna untuk membacanya. Setiap selesai
digunakan, ujung elektroda pada pH meter harus
selalu dicelupkan dalam larutan KCl untuk menjaga
stabilitasnya. Apabila pH meter sering digunakan untuk mengukur pH yang
rentangnya terlalu jauh, maka pH meter perlu sering dikalibrasi.
13
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
15. Timbangan Analitik
Dalam pembuatan medium kultur jaringan, ada
kalanya diperlukan bahan dengan jumlah yang
sangat sedikit. Untuk mengukur bahan tersebut
diperlukan timbangan analitik. Timbangan analitik
memiliki ketelitian 4 angka di belakang koma,
dengan kapasitas maksimal 210gr. Sebelum
melakukan penimbangan, tancapkan stop kontak ke
arus listrik, lalu tekan tombol on. Selanjutnya
letakkan alas berupa kertas dan tekan tombol 0/T.
Tombol ini digunakan untuk mengkalibrasi
timbangan, sehingga penunjuk berat tetap
menunjukkan angka nol. Selanjutnya, letakkan
bahan yang akan di timbang dan baca skalanya. Setelah selesai menimbang,
matikan timbangan dengann menekan tombol off lalu cabut stop kontak dari arus
listrik.
Simpulan
1. Secara umum proses pelaksanaan kultur jaringan tumbuhan meliputi tahap
persiapan alat dan medium; inokulasi dan inisiasi kultur; pemeliharaan
(inkubasi), dan aklimatisasi. Setiap tahapan dilakukan dengan kondisi
aseptis dan dalam ruangan yang berbeda-beda.
2. Setiap alat yang digunakan dalam proses kultur memiliki karakteristik
tersendiri. Sehingga penting untuk mengetahui cara penggunaan alat-alat
tersebut.
14
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
Daftar Rujukan
Anonim, 2010. Diakses tanggal 1 Desember 2013. Agricultural Biotechnology.
http://www.isaaa.org/resources/publications/agricultural_biotechnology/do
wnload/agricultural_biotechnology.pdf
Handoyo, D., dan Rudiretna, A., 2000. Prinsip Umum dan Pelaksanaan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Unitas, 9(1): 17-29.
Hendaryono, D.P.S., Wijayani, A., 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta:
Kanisius.
Indrianto, A., 2013. Perlengkapan dan Peralatan Teknis Laboratorium Kultur
Jaringan. Tidak dipublikasikan.
Sandra, E., 2004. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Pavia D. L., Lampman G. M., Kriz G. S., Engel R. G., 2011. A Small Scale
Approach to Organic Laboratory Techniques, 3rd edition. Belmont,
California: Thompson Brooks/Cole.