Laporan Ekologi Daur Karbon
-
Upload
jajangnurzaman31 -
Category
Documents
-
view
690 -
download
3
Transcript of Laporan Ekologi Daur Karbon
LAPORAN TETAP PRAKTIKUMEKOLOGI PERTANIAN
DAUR KARBON
JAJANG NURZAMAN05121407004
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam sektor bumi yang tidak
hidup, tetapi di dalam benda hidup terdapat kandungan karbon sebanyak 18%.
Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon merupakan dasar untuk
keragaman molekular dan ukuran molekular dan tanpa ini tidak akan ada. Selain
pada bahan organik, karbon sebagai gas karbon dioksida dan sebagai batuan karbonat
(koral) yang sangat membutuhkan senyawa hijau yang dapat menetralkannya.
Umumnya karbon ditemui berupa hasil pembakaran dari dalam tubuh mahluk hidup,
dan hal ini biasanya diseimbangkan dengan adanya tumbuhan hijau sebagai
perombak karbon menjadi oksigen sebagai pembentuk siklus karbon itu sendiri.
Karbon adalah satu elemen penting di biosfer. Karbon adalah tulang belulang dari
komponen organik dan tersusun mendekati dari 40% sampai 50% dari berat keadaan
alam sekitar. Ada lebih komponen yang terbuat dari karbon dari pada kombinasi
elemennya. Banyak dari karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan bakar fosil,
batu bara, tanah yang dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas alam (Lim,
1998).
Daur karbon atau disebut juga sebagai siklus karbon adalah siklus
biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan
atmosfer Bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer,
biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati
organik seperti karbon tanah atau soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar
fosil). Pergerakan tahunan karbon dan pertukaran karbon antar reservoir terjadi
karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam.
Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan bumi, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat
dengan atmosfer.
Daur karbon disebut sebagai siklus biogeokimia karena pada daur karbon
melibatkan seluruh lingkungan yang ada di alam semesta, meliputi atmosfer, biosfer,
hidrosfer dan geosfer. Karbon adalah elemen penting karena dapat membentuk bahan
organik yang diperlukan bagi kehidupan di bumi. Karbon melalui rute perjalanannya
di bumi mengalami suatu siklus yang disebut “daur karbon”. Melalui daur karbon
kita dapat mempelajari aliran energi di bumi karena hampir seluruh energi kimia
yang dibutuhkan untuk hidup disimpan pada bahan organik. Daur karbon memiliki
dua bagian penting yaitu, siklus di daratan dan siklus di perairan. Daur karbon di
perairan meninjau pergerakan karbon melalui ekosistem laut dan daur karbon di darat
meninjau pergerakan karbon melalui ekosistem daratan. Kandungan CO2 bebas di
udara adalah sekitar 0,033%, dan cenderung mengalami peningkatan dari hasil
penggundulan hutan dan pembakaran bahan bakar fosil.
Dalam kehidupan ini hewan dan tumbuhan, kedua jenis makhluk hidup ini
dalam kehidupannya saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain dengan
sesama jenisnya. Makhluk hidup tidak akan dapat melangsungkan hidupnya tanpa
saling melengkapi satu sama lain. Seperti hubungan antara produsen dan konsumen.
Pada siklus karbon terdapat juga hubungan antara produsen dan konsumen, hal ini
mutlak adanya dan hal ini berguna untuk menjaga kestabilannya tersebut. Pada siklus
karbon ini baik produsen maupun konsumen memiliki peran masing-masing yang
tentu saja sangat penting dalam proses terjadinya hubungan antara produsen dan
konsumen. Setiap tahap dari proses daur karbon secara keseluruhan berjalan dengan
peranan tertentu yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup mahluk di alam.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum daur karbon ini adalah untuk mempelajari dan
mengamati hubungan antara produsen dan kosumen dalam suatu ekosistem dengan
mengamati melalui media percobaan berupa Hydrilla dan Gondang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hydrilla (hydrilla verticillata)
1. Sistematika
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Alismatidae Ordo : Hydrocharitales Famili : Hydrocharitaceae Genus : Hydrilla Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle
2. Deskripsi
a. Rimpang putih kekuningan
b. Batang tumbuh 1-2 m panjang
c. kelopak panjang 3-5 mm
d. Transparan dengan garis-garis merah
e. Bunga yang jarang terlihat f. Pelepah daun sering kemerahan ketika segar.
3. Syarat tumbuh
Hydrilla dapat tumbuh dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya
rendah, atau masih mengalir air, dangkal atau mendalam. Ini keluar-bersaing
luas air yang invasif milfoil-Eurasia dengan lebih cepat pertumbuhan dan
reproduksi. Ini merupakan ancaman serius bagi danau dan sungai di mana-
mana karena adaptasi nya.
Hydrilla sp adalah tumbuhan Spermatophyta yang hidup di air,
sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan Spermatophyta
darat. Dinding selnya tebal untuk mencegah osmosis air yang dapat
menyebabkan lisisnya sel. Sel Hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang
tersusun seperti batu bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat
didalamnya. Pada daun Hydrilla, dapat pula diamati proses aliran sitoplasma,
yaitu pada bagian sel – sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di
tengah – tengah daun. Pada hydrilla juga terdapat trikoma yang berfungsi
untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Hydrilla memiliki beberapa metode reproduksi. didalam air, cabang
atau akar fragmen dari tanaman yang rusak dapat hanyut ke daerah
baru. Selain itu, dapat menyebar ke daerah lain melalui cabang/akar fragmen
yang melekat pada perahu dan trailer. Tunas kecil, kompak tunas yang
terbentuk di axils daun sepanjang batang dapat melayang ke daerah-daerah
baru.
B. Siput (Pila ampullacea)
1. Sistematika
Kingdom : animalia
Filum : mollusca
Kelas : gastropoda
Super famili : ampullarioidea
Famili : ampullariidae
Ordo : ampullariini
Genus : pila
Spesies : pila ampullaceae
2. Deskripsi
siput air tawar yang umum dijumpai di perairan air tawar, seperti
rawa-rawa, danau, sungai, waduk, persawahan, kolam dll. Cangkang
berbentuk bulat mengerut, berwarna kecoklatan , berdiameter 1,2-1,9 cm,
tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong sawah berkembang biak secara
ovipar dan menghasilkan telur. Seekor keong sawah betina mampu bertelur
500 butir dalam seminggu dengan masa perkembang biakkan selama 3-4
tahun. Keong sawah betelur pada pagi dan sore hari, telur akan menetas
dalam waktu 7-14 hari dan hari ke-60 keong telah menjadi dewasa dan dapat
berkembang biak.
3. Habitat
Mollusca termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri
untuk hidup di berbagai tempat dan cuaca. Sebagian mgastropoda yang hidup
di daerah hutan-hutan bakau, ada yang hidup di atas tanah yang berlumpur
atau tergenang air, ada pula yang menempel pada akar atau batang, dan
memanjat, misalnya pada littoria, Cassidula, Cerithiidae dan lain-lainnya.
Pada umumnya Gastropoda lambat pergerakannya dan bukan merupakan
binatang yang berpindah-pindah.
Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air yang mudah
dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, serta
danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput
sawah, siput air, atau tutut. Bentuknya agak menyerupai siput murbai, masih
berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai
hitam.
C. Daur Karbon
Daur karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis
lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga
kini belum diketahui). Karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam
sektor bumi yang tidak hidup tetapi didalam benda hidup terdapat 18%.
Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon merupakan dasar untuk
keragaman molekular dan ukuran molekular dan tanpa ini tidak akan ada.
Selain pada bahan organik, karbon sebagai gas karbon dioksida dan sebagai
batuan karbonat (koral). Yang sangat membutuhkan senyawa hijau yang
dapat menetralkannya. Umumnya karbon ditemui berupa hasil pembakaran
dari dalam tubuh mahluk hidup, dan hal ini biasanya diseimbangkan dengan
adanya tumbuhan hijau sebagai perombak karbon menjadi oksigen sebagai
pembentuk siklus karbon itu. Daur karbon merupakan bagian dari daur
energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur
energi, melalui proses fotosintesis tersebut,karbon maupun daur energi,
melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai mahluk
hidup.
Dalam daur karbon, karbondioksida dibutuhkan tumbuhan, yang
kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan atau manusia untuk kebutuhan sel
dan energi. Dalam bentuk karbon dioksida dikembalikan ke alam, bila hewan
atau tumbuhan tersebut mati akibat kerja mikroorganisme karbon akan
dikembalikan ke bumi. Karbon dioksida diudara akan difiksasi ke dalam
jaringan hidup melalui fotototrof tanaman dan ganggang.
Aspek penting lain dari karbon adalah reaksi nonbiologi yaitu pertukaran
antara karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat yang umum terjadi dalam
perairan.
Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis
sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses
fotosintesis tersebut karbon dioksida berhubungan dengan mahluk hidup.
Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam daur karbon,
karbon diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan
pigmen klorofil. Reaksi tersebut biasanya terjadi dihutan-hutan padang
rumput dan juga dirumput laut dilautan. Dalam daur karbon,karbon dioksida
dibutuhkan tumbuhan yang kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan dan
manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Dalam bentuk karbon dioksida
dikembalikan kealam, bila hewan atau tumbuhan tersebut .mati akibat kerja
mikroorganisme karbon akan dikembalikan kebumi.
Sumber utama karbon untuk mahluk hidup ada di udara. Dalam
bentuk karbondioksida jumlahnya kira-kira 0,03 % dari volume. CO2 diudara
akan difiksasi ke dalam jaringan hidup melalui fotoautotrof tanaman dan
ganggang. Pada kondisi anaerob karbondioksida direduksi menjadi (CH4)
oleh mikroorganisme Bakteri Methylococcus maupun mengoksidasi methan
menjadi karbon. Aspek penting lain dari daur karbon adalahreaksi non biologi
yaitu pertukaran antara karbon dioksida dan bikarbonat yang umumnya
terjadi dalam perairan pada kondisi tertentu karbonat akan berpresipitasi
dengan membentuk batu kapur (lime stone).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum daur karbon ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal
12 Maret 2013, bertempat di labolatorium Ekologi, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, indralaya.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum daur karbon yaitu : Tabung biakan
tertutup, Siput kecil atau gondang, Hydrilla, Larutan bromtimol biru, Air, plastik,
karet gelang, Sumber cahaya dan Kamar gelap.
C. Cara Kerja
Prosedur pelaksanaan praktikum daur karbon yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan tabung biakan sebanyak 8 tabung biakan yang diberi label masing-masing
yaitu: A1, A2, A3, A4, dan B1, B2, B3, B4.
2. Isi setiap tabung dengan air sampai permukaan air20 mm bibawah mulut tabung.
3. Tambahkan 3 sampai 5 tetes larutan bromtimol biru kedalam tabung. Masukkan
ke dalam tabung biakan A1 dan B1 siput, A2 dan B2 siput dan hydrilla, A3 dan B3
hydrilla saja, serta A4 dan B4 hanya air.
4. Tutup semua tabung biakan hingga rapat dan tidak bocor.
5. Tempatkan percobaan A di tempat terang dan percobaan B di kamar gelap.
6. Setelah 24 jam amati semua tabung biakan, catat perubahan warna indikator dan
juga pada siput dan hydrilla. Setelah itu pindahkan tabung A ke kamar gelap, dan
tabung B ke tempat terang. Setelah 24 jam lakukan kembali pengamatan dan
pemindahan tabung. Hal ini dilakukan terus-menerus selama 7 hari.
7. Catat data hasil pengamatan selama 7 hari tersebut.
8. Tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengamatan ke 1-2
Rabu13
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap Hydrilla Gondang
A1 Biru - - Hidup
A2 Biru - Hidup Hidup
A3 Biru - Hidup -
A4 Biru - - -
B1 - Biru - Hidup
B2 - Biru Hidup Hidup
B3 - Biru Hidup -
B4 - Biru - -
Kamis14
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap Hydrilla Gondang
A1 Biru - - Hidup
A2 Bening - Hidup Hidup
A3 Bening - Hidup -
A4 Biru - - -
B1 - Biru - Hidup
B2 - Bening Hidup Hidup
B3 - Bening Hidup -
B4 - Biru - -
2. Pengamatan ke 3-4
Jum’at15
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap Hydrilla Gondang
A1 - Keruh - Mati
A2 - Bening Hidup Mati
A3 - Bening Hidup -
A4 - Biru - -
B1 Biru - - Hidup
B2 Bening - Hidup Hidup
B3 Bening - Hidup -
B4 Biru - - -
Sabtu16
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap Hydrilla Gondang
A1 Keruh - - Mati
A2 Bening - Hidup Mati
A3 Bening - Hidup -
A4 Biru - - -
B1 - Keruh - Hidup
B2 - Bening Hidup Hidup
B3 - Bening Hidup -
B4 - Biru - -
3. Pengamatan ke 5-6
Minggu17
Maretl 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap
Hydrilla Gondang
A1 - Keruh - Mati
A2 - Keruh Hidup Mati
A3 - Bening Hidup -
A4 - Biru - -
B1 Keruh - - Hidup
B2 Keruh - Mati Hidup
B3 Bening - Hidup -
B4 Biru - - -
Senin18
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap
Hydrilla Gondang
A1 Keruh - - Mati
A2 Keruh - Hidup Mati
A3 Bening - Hidup -
A4 Biru - - -
B1 - Keruh - Hidup
B2 - Keruh Mati Hidup
B3 - Bening Hidup -
B4 - Biru - -
4. Pengamatan ke 7
Selasa19
Maret 2013
TabungPerubahan Warna Keadaan Hidup/Mati
Tempat Terang
Tempat Gelap Hydrilla Gondang
A1 - Keruh - Mati
A2 - Keruh Mati Mati
A3 - Bening Hidup -
A4 - Agak Biru - -
B1 Keruh - - Hidup
B2 Keruh - Mati Mati
B3 Keruh - Mati -
B4 Keruh - - -
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita dapatkan hasil yang bermacam-macam dengan
perlakuan yang berbeda. Misalnya pada larutan brotimol biru yang diberi perlakuan
dengan memasukkan siput dan hydrilla yang dalam satu minggu warnanya akan
berubah menjadi agak keruh hal ini dapat dikarenakan oleh adanya karbon yang
dihasilkan oleh siput yang mengakibatkan timbulnya warna keruh pada air media
biakan namun dapat dinetralisasikan sedikit oleh adanya hydrilla yang mampu
merombak karbon menjadi oksigen. Sedangkan pada botol yang berisikan siput saja,
warna akan berubah menjadi keruh sekali hal ini dikarenakan karbon yang
dikeluarkan oleh siput dan tidak adanya perombak karbon dalam hal ini adalah
hydrilla. Botol yang berisikan hydrilla saja, warnanya tetap jernih atau bening hal ini
dikarenakan tidak adanya siput atau mahluk hidup yang menghasilkan karbon yang
dapat merubah warna air menjadi keruh, dan pada indikator warna tetap biru seperti
awal karna tidak ada reaksi karbon yang terjadi sebab tidak diberi perlakuan apa-apa.
Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme yang lain berperan aktif dalam
kelangsungan siklus karbon.
CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya
fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu
komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya
maka CO2 dan H2O oleh tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik
berupa glukosa (C6H12O6) dan Oksigen ( O2) melalui reaksi yang disederhanakan
sebagai berikut: 6CO2 + 6H2O C6H12O6 = 6O2. Oksigen dihasilkan dalam
fotosintesis tersebut akan dimanfaatkan oleh hewan dan organisme lain untuk
respirasi. Dari proses respirasi tersebut akan dihasilkan CO2H2O dan energi melelui
persamaan reaksi yang disederhanakan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 6CO2 +
6H2O + Energi CO2 yang dihasilkan dalam respirasi tersebut akan dilepas kembali ke
lingkungan, kemudian akan digunakan untuk fotosintesis tumbuhan hijau begitu
seterusnya.
Dari kedua kegiatan tersebut tampak bahwa fotosintesis dan respirasi saling
bekerja sama untuk kelangsungan siklus karbon dan oksigen. Sejumlah karbon untuk
sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan
kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan
oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari pembusukan hewan dan
tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon
dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan
tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahan bakar fosil
misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan bakar fosil tersebut
digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka karbon yang
dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil
proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali oleh
tumbuhan hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya.
Pada percobaan yang telah dilakukan untuk dapat memahami peran produsen
dan konsumen pada siklus karbon digunakan dua perlakuan yang berbeda-beda, ada
yang ditempat terang, dan ada yang ditempat gelap. Masing-masing perlakuan
tersebut menggunakan 4 tabung yang isinya berbeda-beda. Botol pertama diisi
dengan air ditambah siput ditambah larutan bromtimol biru, pada botol kedua diisi
dengan air ditambah siput ditambah hydrilla ditambah bromtimol biru, pada botol
ketiga diisi dengan air ditambah hydrilla ditambah dengan bromtimol biru, dan pada
botol ke empat diisi dengan air kran ditambah dengan bromtimol biru. Pada
percobaan ini bromtimol biru berfungsi sebagai indikator untuk dapat mengetahui
apakah terdapat CO2 didalam tabung reaksi karena larutan bromtimol biru sangat
sensitif dengan CO2, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya reaksi perubahan
warna. Setelah menempatkan masing-masing golongan botol ketempat yang telah
dilakukan dengan perlakuan yang berbeda, tabung-tabung tersebut didiamkan selama
24 jam agar dapat melihat reaksi yang terjadi.
Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2
di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran
batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida (CO2)di udara dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk berFotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk ber Respirasi. Hewan dan tumbuhan yang
mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Produsen berperan sebagai penyedia oksigen bagi konsumen, sedangkan
konsumen berperan sebagai penyedia CO2 untuk melakukan proses fotosintetis.
2. Hubungan produsen dan konsumen saling bergantung , jika salah satu tidak dapat
melakukan proses dengan baik maka proses lainnya tidak berjalan.
3. Dalam melakukan proses fotosintesis mutlak diperlukan bantuan cahaya
matahari, Sinar matahari, CO2, O2, dan karbohidrat sangat diperlukan untuk
menjaga kestabilan antara hubungan produsen dan konsumen.
4. Dalam percobaan ini dapat dilihat adanya siklus karbon, yang dapat dilihat pada
tabung reaksi kedua. Karena pada tabung ini terjadi interaksi timbal balik antara
hydrilla dan siput.
5. Kondisi ruangan dapat mempengaruhi keasamaan suatu lingkungan, ini dapat
dilihat pada perbedaan warna, dan bentuk produsen, pada kamar terang dan
kamar gelap. Pada kamar gelap, kondisi asamnya lebih pekat, daripada di kamar
terang.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah dalam proses
praktikum usahakan tabung biakan yang digunakan tutupnya mengunci dengan erat,
agar tidak ada pengaruh oksigen dari luar. Serta pada saat pengamatan usahakan
pemindahan antara kamar gelap dan tempat terang dilakukan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, A. 1981. Biologi umum. Gramedia. Jakarta.
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.
Hadioetomo, ratna Sari. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia:Jakarta.
Jumin.H.B.1989. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta
Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Muslimin.L.W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan.UI Press : Jakarta
Sasmita.W.D. 1994. Materi Pokok Biologi Umum. Deptdikbud: Jakarta
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.
LAMPIRAN