Laporan Bakteriologi Akhir
-
Upload
cahya-septia -
Category
Documents
-
view
69 -
download
2
description
Transcript of Laporan Bakteriologi Akhir
Pembuatan Media MCA Agar
1. Tujuan:
Mahasiswadapat membuat media MCA sebagai media pertumbuhan terhadap kuman-kuman
golongan Enterobacteriaceae.
2. Metode :
Pelarutan media dan disterilisasi dengan autoclave
3. Prinsip :
Ditimbang, dilarutkan, dan disterilisasi
4. Dasar Teori :
Media merupakan campuran bahan – bahan tertentu dengan aquadest steril yang
dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, dan parasit (binatang bersel tunggal) pada derajat
keasaman dan tingkat inkubasi tertentu. Karena digunakan untuk menumbuhkan bakteri
maka dalam pembuatan media haruslah steril dan sesuai dengan kondisi hidup bakteri.
Media menurut sifatnya dikenal terdapat beberapa jenis yaitu media transport, media
pemupuk, media selektif, media universal, dan media identifikasi. (Ankes, 2010)
Mac Conkey Agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri
gram negative dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media ini
Enterobacteriaceae dan bakteri gram negative dan membedakan mereka ke dalam fermentor
laktosa dan non-laktosa fermentor. Kehadiran gram empedu dan Kristal ungu akan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif. Penggabungan laktosa berfungsi
sebagai satu-satunya sumber karbohidrat. Basil, gram negative yang menghasilkan laktosa
ferments merah tua menjadi merah muda koloni. (Ankes,2010)
5. Alat dan Bahan :
Alat :
Neraca analitik
1
Gelas ukur
Batang pengaduk
Erlenmeyer besar
Cawan petri steril
Autoclaf
Bahan :
Aquadest steril
Bubuk media MCA Agar
6. Cara Kerja :
1. Dilarutkan sebanyak 51 g media MCA agar dalam 1 L aquadest steril
2. Dipanaskan selama kurang lebih 1 menit hingga media benar benar larut
3. Disterilkan pada autoclave, disiapkan petridish yang sudah steril
4. Media yang sudah steril dituangkan ke petridih steril dalam keadaan panas, ditunggu
hingga membeku
5. Media siap digunakan atau jika belum akan digunakan, dibungkus dengan kertas
kemudian dapat disimpan pada lemari pendingin suhu 8 sampai 15oC
7. Hasil Pengamatan :
Media MCA berwarna merah dan siap untuk digunakan untuk pemeriksaan bakteri
8. Pembahasan :
Media MCA mempunyai keistimewaan memilah bakteri gram enterik gram negative yang
memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, Kristal violet, dan neutral
red bile salt. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH,
sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata
dan bile/empedu diendapkan koloni lain. Bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak
2
mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain
Enterobacter, Proteus, Salmonella, shigella, aerobacter, enterococcus.
Media ini dalam pembuatannya harus memenuhi syarat supaya bakteri dapat tumbuh
dengan lancer, slah satunya pH pada media harus netral. Dan diusahakan dibuat secara
steril dan aseptis sehingga mengurangi faktor – faktor kontaminan yang dapat merusak
media.
9. Kesimpulan :
Media MCA yang sudah disterilkan siap digunakan sebagai media pertumbuhan terhadap
kuman-kuman golongan Enterobacteriaceae.
10. Daftar Pustaka :
http://www.kalbe co.id/ PeranMediaKulturUntuk IdentifikasiMikroba124.html
http://ankes 09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html
3
Pemeriksaan dan Identifikasi Salmonella spp. pada Makanan
1. Tujuan:
Untuk mengetahui apakah pada sampel makanan tercemar kuman Salmonella spp.atau
tidak
2. Metode :
Bakteri Salmonella spp.ditanam pada media pemupuk untuk menumbuhkan bakteri
kemudian diinokulasikan pada media selektif untuk mengidentifikasinya.
3. Prinsip :
Pemeriksaan dan identifikasi Salmonella spp.digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sampel mengandung bakteri Salmonella spp.atau tidak. Bakteri terlebih dahulu ditanam
pada media penyubur SCB untuk menumbuhkan bakteri, kemudian diinokulasikan pada
media selektif MCA untuk memudahkan mengidentifikasi.
4. Dasar Teori :
Salmonella spp.adalah kuman berbentuk batang dan termasuk bakteri gram
negatif. Salmonella spp.tidak berspora, tidak memiliki kapsul, tetapi dapat bergerak aktif
menggunakan flagella peritrikh.
Salmonella spp.tumbuh dengan mudah pada media biasa dengan situasi aerob
dengan suhu optimum 36oC dan non lactose fremented. Salmonella spp.dapat tumbuh
pada pH 4,00 sampai 9,00 dengan pH optimum 6,5 sampai 7,5. Sifat Isolat kuman
Salmonella spp. gerak positif; reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif;
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa.
4
Karena termasuk bakteri gram negatif batang, Salmonella spp.dapat tumbuh pada
media mac conkey agar dengan ciri –ciri koloni tidak berwarna, jernih keping, sedang,
bulat, smooth.
Selain itu bakteri Salmonella spp.juga dapat tumbuh pada media selektif SS agar
(Salmonella Shigella Agar) dengan ciri – ciri koloni tidak berwarna, kecil – kecil, keping,
smooth dan bulat. pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam
akibat pembentukan H2S.
Susunan antigen bakteri golongan Salmonella terdiri dari O antigen (terdapat pada tubuh
bakteri) dan H antigen yang terdapat pada flagella bakteri. H antigen sendiri terdiri dari
antigen fase 1 dan fase 2. Tiap tiap spesies mempunyai susunan antigen yang berbeda.
Salmonella adalah bakteri yang menyebabkan salah satu penyakit enterik yang
paling umum penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella disebut salmonelosis.
Penyakit ini Ditularkan melalui makanan dan dan minuman yang terkontaminasi atau
karena kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi (Foodborne
disease).Dosis infektif bakteri Salmonella spp.terhadap manusia yaitu105 – 108
Salmonella. Infeksinya menimbulkan peradangan pada saluran pencernaan sampai
rusaknya dinding usus yang mengakibatkan diare sehingga sari makanan yang masuk
dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik dan menyebabkan penderita lemah dan
kurus. Racun Salmonella menyebabkan kerusakan otak dan organ reproduksi wanita
sehingga dapat mengalami keguguran.
5. Alat dan Bahan :
Alat :
Inkubator
Ose
Pipet ukur
Bola hisap
Lampu spiritus
Bahan :
5
Media SCB (Selenite Cystin Broth)
Media Mac Conkey Agar
Sampel : Sampel makanan telur dan sumping
6. Cara Kerja :
A. Penanaman Pada media penyubur
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Diambil satu ose sampel feses kemudian diinokulasikan pada media pemupuk
SCB lalu dihomogenkan
3. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
B. Penanaman pada media selektif
1. Diambil sejumlah bahan sebanyak satu sampai dua ose dari media SCB yang
sudah diinkubasikan
2. Diinokulasikan secara zig zag pada media Mac Conkey Agar
3. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
4. Diamati pertumbuhan koloni pada media
7. Hasil Pengamatan :
Koloni yang terbentuk pada media Mac Conkey Agar :
- Sampel telur ditemukan koloni kecil, smooth, rose
- Sampel sumping ditemukan koloni merah, rose, berjejer
8. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini menggunakan sampel telur dan sumping. Sampel
diinokulasikan pada media pemupuk SCB untuk menumbuhkan dan menyuburkan
bakteri sehingga mudah ditumbuhkan pada media selektif. Setelah diinkubasikan dengan
media SCB pada suhu 37oC selama 24 jam diambil sebanyak satu sampai dua ose untuk
diinokulasikan pada media selektif Mac Conkey Agar.
6
Sampel diinokulasikan secara zig zag bertujuan untuk memperoleh penyebaran
koloni yang merata dari yang paling padat sampai koloni jarang – jarang untuk
memperoleh single koloni yang lebih mudah diamati. Pada media Mac Conkey Agar
yang apabila membentuk koloni dengan ciri-ciri : berwarna rose, kecil-sedang, smooth,
jernih, keeping.
Pada praktikum kali ini, menggunakan media Mac Conkey Agar. Pada sampel telur
ditemukan koloni kecil, smooth, rose. Pada sampel sumping ditemukan koloni merah,
rose, berjejer
Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada kedua sampel, sampel telur
tumbuh koloni yang putih sehingga kemungkinan bukan merupakan bakteri salmonella
sp. Sedangkan pada sampel sumping kemungkinan terdapat bakteri Salmonella spp
karena mirip dengan ketentuan pada media MCA. Dan sampel sumping itu tidak
memenihi persyaratan yang telah ditentukan karena telah tercemar oleh bakteri
Salmonella spp.
9. Kesimpulan :
Dari ciri-ciri koloni yang tumbuh pada media MCA hanya sampel sumping yang positif
mengandung bakteri salmonella spp. Sedangkan pada sampel telur tidak terdapat adanya
bakteri
tersebut
Daftar Pustaka :
Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta. Yogyakarta
Id.wikipedia.org/wiki/salmonella
7
Pembuatan Media SCB,SSA,TSA
I. Tujuan Mengetahui cara pembuatan media SCB,SSA,TSA Media SSA digunakan sebagai media pertumbuhan kuman salmolella dan shigella Media TSA digunakan untuk pertumbuhan yang sifatnya umum (aerob/anaerob)
II. Metode Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode pelarutan dan sterilisasi
dengan autolave
III. PrinsipDitimbang, dilarutkan, dan disterilisasi
IV. Dasar Teori
Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang
ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba
lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung
kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
mempengaruhi bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah
suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,
dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur – unsur sekelumit
(trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan
berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Waluyo, 2004).
Media terbagi menjadi 2 golongan besar (Waluyo, 2004):
1. Media Hidup
8
Media hidup pada umumnya dipakai dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan
berbagai virus, sedangkan dalam Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman
tertentu saja, dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan
percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel – sel biakan
bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh virus).
2. Media Mati
Media mati terbagi menjadi beberapa macam, yakni:
a. Media padat
Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar – agar. Agar berasal dari
ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini
tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu di atas 45°C. Media
padat terbagi menjadimedia agar miring, dan agar deep.
b. Media Setengah Padat
Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman
secara mikroskopik.
c. Media Cair
Media cair sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme.
Harganya cukup mahal karena senyawa organik dan anorganik yang ditambahkan harus
murni. Contoh media cair: ciran Hanks, Locke, Thyrode, Eagle.
Selenite cystine Broth digunakan sebagai pengayaan cair untuk isolasi Salmonella dari
makanan, produk susu dan bahan sanitasi lainnya.
Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar diferensial yang digunakan untuk
mengisolasi Enterobacteriaceae patogen, khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp.
dari makanan, alat-alat kesehatan lain, dan bahan percobaan klinik. Aksi penghambatan
pada bakteri koliform dan gram-positif dilakukan oleh campuran garam bile dan brilliant
green pada medium. Sodium sitrat menghambat bakteri gram-positif. Neutral red
merupakan pH indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan
9
koloni berwarna merah jambu. Beberapa Salmonella and Proteus spp. menghasilkan
bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di tengah koloni sebagai hasil produksi gas H2S.
Morfologi khas kolonial pada Salmonella Shigella Agar adalah : E.coli pertumbuhan,
merah muda atau merah, Enterobacter / Klebsiella Sedikit, pertumbuhan, pink
Proteus tak berwarna, biasanya dengan pusat hitam, Salmonella tak berwarna, biasanya
dengan pusat hitam, Shigella berwarna, Pseudomonas beraturan, sedikit pertumbuhan,
Salmonella typhi: tak berwarna koloni, pusat hitam.
V. Alat dan BahanAlat yang digunakan :
Neraca Erlenmeyer Gelas ukur Petri dish Beaker glass Aluminium foil Benang pulung Autoclave Batang pengaduk Pemanas Kapas berlemak
Bahan yang digunakan : Bubuk SCB Bubuk SSA Bubuk TSA Aquadest
VI. Cara Kerja1. Pembuatan Selanite cystine broth (SCB)
Bubuk SCB ditimbang sebanyak 4,75 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest
Dipanaskan sampai larut dengan sempurna, pH akhir 7,0 – 7,2 Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan aluminium foil dan
disempan dalam lemari es
2. Pembuatan Salmonella Shigella agar (SSA)
10
Bubuk SSA ditimbang sebanyak 15,75 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest
Dipanaskan sampai larut dengan sempurna Disterilisasi dengan autoclave Disiapkan petridish steril Media yang telah steril dituang ke dalam petri dish dalam keadaan panas Dibiarkan sampai beku, disimpan dalam lemari es
3. Pembuatan Trypticaser Soy agar ( TSA)
Bubuk TSA ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest
Dipanaskan sampai larut dengan sempurna, pH 7,3 Disterilisasi dengan autoclave Disiapkan petridish steril Media yang telah steril dituang ke dalam petri dish dalam keadaan panas Dibiarkan sampai beku, disimpan dalam lemari es
VII. Data Hasil Pengamatan
TS agar berwarna kuning
SS agar berwarna merah
SCB berwarna putih kekuningan
VIII. Pembahasan
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Persyaratan yang harus dipenuhi agar mikroba
dapat tumbuh dengan baik pada suatu media antara lain :
Harus mengandung semua nurtisi yang mudah digunakan oleh mikroba
Harus mempunyai tekanan osmose, tekanan permukaan, dan pH yang
sesuai
Tidak mengandung zat-zat penghambat
Harus steril
Media juga terdapat zat hara yang digunakan oleh mikroogranisme untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energy dalam metabolism, dan untuk pergerakan.
Pada pratikum ini, dilakukan pembuatan media SCB, SSA, dan TSA dimana
tujuan dari pembuatan media-media ini adalah digunakan untuk pemeriksaan
11
salmonella. Selanite cystine broth (SCB) yang telah dipanaskan berwarna putih
kekuningan. Selanite cystine broth (SCB) merupakan media penyubur, dimana media ini
digunakan untuk memperbanyak bakteri menjadi lebih banyak. Selanite cystine broth
(SCB) adalah media yang bersifat khusus untuk mengisolasi salmonella dari makanan.
Salmonella Shigella agar (SSA) yang setelah dilakukan sterilisasi dengan autoclave
media ini berwarna merah. Salmonella Shigella agar (SSA) merupakan media yang
selektif karena digunakan untuk mengisolasi Enterobakteriaeceae pathogen, khususnya
salmonella sp. dan shigella sp. dari makanan, alat-alat kesehatan dan bahan percobaan
klinik. Media ini dapat menghambat bakteri gram positif karena didalamnya terdapat
sodium sitrat. Trypticaser Soy agar (TSA) yang telah dilakukan sterilisasi berwarna
kuning. Trypticaser Soy agar (TSA) merupakan media umum yang dapat ditumbuhi
hampir semua jenis bakteri. Media ini berisi enzimatik mencerna kasein dan kedelai
makanan yang menyediakan asam amini dan zat nitrogen lainnya sehingga media ini
bergizi untuk berbagai miroorganisme. Media ini juga mengandung natrium klorida
dimana fungsinya untuk mempertahankan keseimbangan osmotic dan fosfat dopotassium
dimana bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
IX. Kesimpulan
SCB merupakan media penyubur yang bersifat khusus isolasi salmonella, SSagar
merupakan media selektif pertumbuhan salmonella dan shigella sedangkan TS agar
merupakan media umum untuk pertumbuhan yang bersifat umum baik aerb maupun
anaerob
X. Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Media Selektif. http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html (4 Juni 2011)
12
Pemeriksaan dan Identifikasi Salmonella spp. pada feces
10. Tujuan:
Untuk mengetahui apakah pada sampel feses terdapat kuman Salmonella spp.atau tidak
11. Metode :
Bakteri Salmonella spp.ditanam pada media pemupuk untuk menumbuhkan bakteri
kemudian diinokulasikan pada media selektif untuk mengidentifikasinya.
12. Prinsip :
Pemeriksaan dan identifikasi Salmonella spp.digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sampel mengandung bakteri Salmonella spp.atau tidak. Bakteri terlebih dahulu ditanam
pada media penyubur untuk menumbuhkan bakteri, kemudian diinokulasikan pada media
selektif untuk memudahkan mengidentifikasi.
13. Dasar Teori :
Salmonella spp.adalah kuman berbentuk batang dan termasuk bakteri gram
negatif. Salmonella spp.tidak berspora, tidak memiliki kapsul, tetapi dapat bergerak aktif
menggunakan flagella peritrikh.
Salmonella spp.tumbuh dengan mudah pada media biasa dengan situasi aerob
dengan suhu optimum 36oC dan non lactose fremented. Salmonella spp.dapat tumbuh
pada pH 4,00 sampai 9,00 dengan pH optimum 6,5 sampai 7,5. Sifat Isolat kuman
Salmonella spp. gerak positif; reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif;
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa.
Karena termasuk bakteri gram negatif batang, Salmonella spp.dapat tumbuh pada
media mac conkey agar dengan ciri –ciri koloni tidak berwarna, jernih keping, sedang,
bulat, smooth.
Selain itu bakteri Salmonella spp.juga dapat tumbuh pada media selektif SS agar
(Salmonella Shigella Agar) dengan ciri – ciri koloni tidak berwarna, kecil – kecil, keping,
smooth dan bulat. pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam
akibat pembentukan H2S.
Susunan antigen bakteri golongan Salmonella terdiri dari O antigen (terdapat pada tubuh
bakteri) dan H antigen yang terdapat pada flagella bakteri. H antigen sendiri terdiri dari
antigen fase 1 dan fase 2. Tiap tiap spesies mempunyai susunan antigen yang berbeda.
Salmonella adalah bakteri yang menyebabkan salah satu penyakit enterik yang
paling umum penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella disebut salmonelosis.
Penyakit ini Ditularkan melalui makanan dan dan minuman yang terkontaminasi atau
karena kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi (Foodborne
disease).Dosis infektif bakteri Salmonella spp.terhadap manusia yaitu105 – 108
Salmonella. Infeksinya menimbulkan peradangan pada saluran pencernaan sampai
rusaknya dinding usus yang mengakibatkan diare sehingga sari makanan yang masuk
dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik dan menyebabkan penderita lemah dan
kurus. Racun Salmonella menyebabkan kerusakan otak dan organ reproduksi wanita
sehingga dapat mengalami keguguran.
Ada dua macam salmonellosis yaitu Salmonellosis tifoidal dan Salmonellosis
non-tifoidal. Salmonellosis tifoidal disebabkaan olehS.typhiyang menyebabkan demam
tifoid dan hanya terjadi pada manusia. Salmonellosis non-tifoidal disebabkan oleh semua
serotipe dalam genus Salmonella, kecuali S.typhi.
Salmonella yg termakan mencapai ususMasuk ke kelenjar getah bening dan
menuju aliran darah menuju organ dan jaringan limfoid, Setalah 10-14 hari timbul gejala
demam, sakit kepala, konstipasi, mialgiaSelanjutnya demam tinggi, limpa serta hati
menjadi besar
infeksi Salmonella bisa sembuh sendiri dalam lima sampai tujuh hari. Orang
dengan diare berat mungkin memerlukan re-hidrasi . Pengobatan dengan antibiotik
biasanya tidak diperlukan, kecuali jika infeksi menyebar dari usus menuju bagian tubuh
yg lain. Antibiotik yang dapat digunakan ampisilin, gentamisin, trimethoprim /
sulfametoksazol, ceftriaxone, amoksisilin, atau siprofloksasin
Pada feses penderita salmonelosis, juga bisa didapatkan bakteri Salmonella spp..
Jika pada feses penderita terdapat bakteri Salmonella spp., kemungkinan penderita
terinfeksi bakteri Salmonella spp.
14. Alat dan Bahan :
Alat :
Inkubator
Ose
Pipet ukur
Bola hisap
Lampu spiritus
Bahan :
Media SCB (Selenite Cystin Broth)
Media SS Agar
Media Mac Conkey Agar
Sampel : Feses
15. Cara Kerja :
C. Penanaman Pada media penyubur
4. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
5. Diambil satu ose sampel feses kemudian diinokulasikan pada media pemupuk
SCB lalu dihomogenkan
6. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
D. Penanaman pada media selektif
5. Diambil sejumlah bahan sebanyak satu sampai dua ose dari media SCB yang
sudah diinkubasikan
6. Diinokulasikan secara zig zag pada media SS Agar dan Mac Conkey Agar
7. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
8. Diamati pertumbuhan koloni pada media
16. Hasil Pengamatan :
Pada media SS Agar ditemukan koloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose
Pada media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose
17. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini menggunakan sampel feses. Sampel diinokulasikan pada
media pemupuk SCB untuk menumbuhkan dan menyuburkan bakteri sehingga mudah
ditumbuhkan pada media selektif. Setelah diinkubasikan dengan media SCB pada suhu
37oC selama 24 jam diambil sebanyak satu sampai dua ose untuk diinokulasikan pada
media selektif SS Agar dan Mac Conkey Agar. Pada media SS Agar hanya bakteri
Salmonella spp.dan Shigella spp.yang dapat tumbuh sehingga memudahkan identifikasi
terhadap bakteri Salmonella spp.
Sampel diinokulasikan secara zig zag bertujuan untuk memperoleh penyebaran
koloni yang merata dari yang paling padat sampai koloni jarang – jarang untuk
memperoleh singl koloni yang lebih mudah diamati.
Pada praktikum kali ini, menggunakan media SS Agar dan media Mac Conkey
Agar. Pada media SS Agar tumbuhkoloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose. Pada
media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose.
Pada mediaSS Agar, bakteri Salmonella spp.tumbuh dengan ciri – ciri koloni
tidak berwarna, kecil – kecil, keping, smooth dan bulat. Jika melihat dari koloni yang
tumbuh pada media SS Agar pada praktikum kali ini yaitu ditemukan koloni kecil, halus,
cembung, mengkilap, rose; terjadi kemiripan dengan ciri – ciri bakteri Salmonella
spp.yang tumbuh pada media SS agar. Kemungkinan terdapat bakteri salmonella spp.
Pada sampel feses.
Pada media Mac Conkey Agar juga tumbuh koloni kecil, smooth, rose yang
memiliki ciri – ciri yang mirip dengan bakteri Salmonella spp.yang tumbuh pada media
mac conkey agar.
Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada media, kemungkinan terdapat
bakteri Salmonella spp.pada sampel feses.
18. Kesimpulan :
Pada media SS Agar ditemukan koloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose
Pada media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose
Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada media, kemungkinan terdapat
bakteri Salmonella spp.pada sampel feses.
Daftar Pustaka :
Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta.
Yogyakarta
Id.wikipedia.org/wiki/salmonella
Pembuatan Media TCBS Agar
1. Tujuan:
Mahasiswadapat membuat media TCBS yang layak digunakan untuk menumbuhkan bakteri
Vibrio spp.
2. Metode :
Ditimbang lalu dilarutkan kemudian dituang ke dalam cawan petri
3. Prinsip :
Bubuk media ditimbang dengan takaran yang tepat kemudian dilarutkan dengan aquadest
steril. Media TCBS tidak boleh disterilisasi dengan menggunakan autoklaf sehingga harus
dikerjakan secara aseptis dan steril.
4. Dasar Teori :
Media merupakan campuran bahan – bahan tertentu dengan aquadest steril yang
dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, dan parasit (binatang bersel tunggal) pada derajat
keasaman dan tingkat inkubasi tertentu. Karena digunakan untuk menumbuhkan bakteri
maka dalam pembuatan media haruslah steril dan sesuai dengan kondisi hidup bakteri.
Media menurut sifatnya dikenal terdapat beberapa jenis yaitu media transport, media
pemupuk, media selektif, media universal, dan media identifikasi.
TCBS agar atau Thiosulfate Citrate Bile salt Sucrose agar termasuk media selektif
yang biasanya digunakan untuk menumbuhkan atau mengisolasi bakteri Vibrio spp. Media
ini disebut juga Vibrio Selective agar. TCBS agar memiliki keselektifitas tinggi untuk
menumbuhkan dan mengisolasi bakteri Vibrio cholera dan Vibrio parahaemolitycus.
TCBS agar mengandung sodium citrate, sodium thiosulfate, sodium cholate, dan
oxbile sebagai media selektif, membuat pH menjadi basa untuk menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif dan menekan bakteri coliform. Meningkatkan pH juga berguna untuk
menumbuhkan bakteri Vibrio cholera karena organisme ini sangat sensitif terhadap
lingkungan yang sifatnya asam. Media ini mengandung sukrosa sebagai bahan frementasi
untuk metabolisme bakteri Vibrio spp.karena bakteri ini dapat memfermentasi sukrosa.
Media ini mengandung sodium chloride untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri dan
menjaga keseimbangan tekanan osmotik. Sodium thiosulfate juga merupakan sumber sulfur.
5. Alat dan Bahan :
Alat :
Neraca analitik
Gelas ukur
Batang pengaduk
Erlenmeyer besar
Cawan petri steril
Lampu spiritus
Pemanas
Bahan :
Aquadest steril
Bubuk media TCBS agar
6. Cara Kerja :
6. Dilarutkan sebanyak 22 g media TCBS agar dalam 250 mL aquadest steril
7. Dipanaskan selama kurang lebih 1 menit hingga media benar benar larut
8. Dijaga pH media agar pH nya 8 sampai 10
9. Media dituangkan ke cawan petri steril, ditunggu hingga dingin
10. Media siap digunakan atau jika belum akan digunakan dapat disimpan pada lemari
pendingin suhu 8 sampai 15oC
7. Hasil Pengamatan :
Setelah dilarutkan media TCBS berwarna hijau jernih
8. Pembahasan :
Media TCBS merupakan media selektif yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengisolasi bakteri Vibrio spp. Seperti Vibrio cholera dan Vibrio parahaemolitycus.
Media TCBS ini pH nya harus berada di rentang basa atau setidaknya mempunyai pH 8,6
bertujuan agar bakteri Vibrio spp.dapat tumbuh dengan baik karena bakteri ini memiliki
sensitifitas terhadap pH asam dan menghambat pertumbuhan bakteri lain
Media TCBS ini juga tidak boleh di sterilisasi dengan autoklaf karena sterilisasi dengan
autoklaf dapat merusak bahan yang terkandung dalam media ini dan menyebabkan media ini
tidak bagus untuk digunakan. Media ini juga tidak boleh dipanaskan terlalu lama melainkan
hingga larut saja karena bahan yang terkandung dalam media ini tidak tahan panas terlalu tinggi.
Karena dalam pembuatannya tidak disterilisasi dengan autoklaf maka dalam proses
pembuatannya harus benar – benar dijaga agar tidak terkontaminasi, dalam pembuatannya harus
steril dan diusahakan dibuat secara aseptis sehingga mengurangi faktor – faktor kontaminan yang
dapat merusak media.
9. Kesimpulan :
Media TCBS digunakan untuk mengisolasi bakteri Vibrio spp.
Media TCBS setelah dilarutkan berwarna hijau jernih
Media TCBS tidak boleh disterilisasi dengan autoklaf karena dapat merusak bahan yang
terkandung di dalam media
10. Daftar Pustaka :
Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta.
Yogyakarta
en.wikipedia.org/wiki/Thiosulfate-Citrate-Bile-salt-Sucrose-agar
www.hardudiagnostic.com/TCBS-agar
PEMERIKSAAN VIBRIO SP PADA SAMPEL MINUMAN
I. TUJUANUntuk mengetahui ada tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel minuman
II. METODE
Metode pemeriksaan vibrio sp pada minuman adalah dengan ditanam pada media
penyubur dan dibiakkan pada media selektif
III. PRINSIP
Sampel minuman ditanam pada media penyubur, kemudian dinkubasi selama 24 jam
dan dilanjutkan dengan pembiakkan pada media selektif selanjutnya diinkubasi kembali
IV. DASAR TEORI
Bakteri vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relative
tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar
bersifat halofilik yang tumbuh pada ph 4-9 dan tumbuh optimal pada ph 6,5-8,5 atau
kondisi alkali dengan ph 9,0 (Bauman etal.,1984 cit Herawati, 1996)
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri pathogen yang tergolong dalam divisi
bakteri, klas schizomicetes, ordo ecibacterials, family vibrionaceae. Bakteri ini bersifat
gram negative, fakultatif anerob fermentasi, bentuk sel batang dengan ukuran panjang
antara 2-3µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan 1 flagel pada
ujung sel ( Austin, 1988).
Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya pathogen terhadap manusia, tetapi
secara eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi vibrio
akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan
mempunyai bercak – bercak merah pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari
terlihat menyala (Austin, 1988).
Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada vibrio parahaemolitik
gejala berlangsung sampai 10 hari rata – rata 72 jam. Sumber penularannya adalah
melalui air,makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh lalat serta hubungan antar
manusia yaitu orang yang sedang sakit, orang yang tidak pernah sakit tetapi membawa
bibit penyakit atau healthy carier. Bakteri ini termasuk opportunistic pathogen yang
dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan kemudian berkembang dari
sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika lingkungannya memungkinkan (Austin,
1998).
Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies vibrio, maka
bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk dan ukuran koloni yang tumbuh
pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24-48 jam pada suhu kamar (300C). Dari
hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri
pathogen vibrio sp, yaitu (jawetz, dkk, 2005) :
Vibrio anguillarum
Mempunyai ciri – ciri warna putih kekuning – kuningan, bulat, menonjol
dan berkilau
Vibrio alginolyticus
Mempunyai ciri – ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm
Vibrio cholera
Mempunyai ciri – ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,
warna media berubah menjadi kuning.
Vibrio salmonicida
Mempunyai ciri – ciri berwarna bening, diameter <1mm, bulat, menonjol
dan utuh
Vibrio vulnificus
Mempunyai ciri – ciri berwarna hijau sampai biru, diameter 2-3 mm
Vibrio parahaemolyticus
Mempunyai cirri – cirri berwarna biru sampai hijau, diameter 3-5mm,
dipusat koloni berwarna hijau tua.
V. ALAT dan BAHAN
1. ALAT
Tabung reaksi
Inkubator
Ose
Bunsen
Cawan petri
2. BAHAN
Media TCBS dan media pepton alkali
Sampel es gula
VI. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan media pepton alkali
3. Dipipet 10 ml media pepton alkali
4. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
5. Ditambahkan 5 ml sampel es gula
6. Diinkubasi selama 24 jam (370C)
7. Dibakar ose pada api Bunsen, dicelupkan kedalam media pepton alkali
8. Dihapuskan pada media TCBS dengan gerakan zig zag
9. Diinkubasi 370C selama 24 jam
10. Diamati koloni yang terbentuk
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman memperoleh hasil sebagai berikut :
Media TCBS I dan II ditumbuhi koloni dengan ciri – ciri sedang, smoth, bulat,
cembung dan berwarna kuning. Terjadi perubahan media pada daerah tertentu pada
media. Dari hasil tersebut diduga sampel minuman terkontaminasi oleh bakteri vibrio
cholera
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel. Pada praktikum ini
menggunakan 2 media yaitu media pepton alkali dan media TCBS. Media pepton alkali
berperan sebagai media penyubur dalam menumbuhkan bakteri vibrio sp pada sampel
sebelum ditanam pada media TCBS. Media TCBS merupakan media selektif yang hanya
bisa ditumbuhi oleh bakteri vibrio sp. TCBS memiliki ph yang sangat tinggi yang akan
menekan pertumbuhan flora usus selain vibrio sp.
Pemeriksaan ini menggunakan alat – alat sebagai berikut : tabung reaksi sebagai
tempat media pepton alkali dan sampel yang akan ditanam. Incubator berperan dalam
inkubasi ( mengkondisikan bakteri pada suhu optimum 370C) sehingga bakteri bisa
tumbuh dengan baik, cawan petri berperan sebagai tempat media TCBS, ose digunakan
sebagai alat bantu menghapuskan sampel ke media TCBS dan Bunsen berfungsi untuk
menciptakan kondisi aseptis
Tahapan – tahapan pemeriksaan vibrio sp ini adalah sampel dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang telah berisi media pepton alkali kemudia diinkubasi 370C selama 24
jam, hal ini bertujuan agar bakteri pada sampel bisa tumbuh di media pepton alkali secara
baik. Dihapuskan 1 ose pada media TCBS, ini harus dilakukan didekat api Bunsen,
bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi dengan lingkungan luar. Kemudian
diinkubasi kembali pada suhu 370C selama 24 jam. Penghapusan dengan ose dilakukan
dengan gerakan zig zag bertujuan untuk memperoleh single koloni pada media TCBS.
Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman es gula memperoleh hasil pada
kedua media TCBS didapat pertumbuhan koloni dengan ciri – ciri sedang , smooth, bulat,
cembung dan berwarna kuning. Ciri – ciri tersebut menunjukkan media TCBS positif
vibrio cholera. Warna kuning pada koloni yang dihasilkan menunjukkan vibrio cholera
memfermentasi jenis karbohidrat karena perubahan ph menjadi asam. Vibrio sp
memfermentasi semua gula-gula menjadi asam. Media tampak berubah menjadi
kekuningan ini menandakan beberapa strain menghasilkan H2S.
Bakteri vibrio cholera mempunyai cirri – cirri berwarna kuning diameter 3-5 mm.
karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentasi, katalase, oksidase dan H2S,
glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiasa, fruktosa, galaktosa negative
(anonym, 2010).
Morfologi bakteri vibrio adalah berbentuk koma, tetapi akan berbentuk batang
lurus bila diamati atau didapat dari biakan yang sudah tua. Mempunyai sifat gram
negative dengan ukuran 1-3x0,4-0,6µm dan lebar 0,3-1,3 µm.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu :
Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman diperoleh sampel minuman positif vibrio
cholera dengan ciri – ciri koloni berbentuk sedang, smooth, bulat, cembung dan berwarna
kuning
X. DAFTAR PUSTAKA
Baumann.1984.Vibrio sp.http : //www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011
Austin.1998.Vibrio.http ://www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011
Anonym.2010.vibrio.http : //analis kesehatan. Blogspot.com. diakses tanggal 1
mei 2011
Jawet,dkk.2007.mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta : kedokteran EGC
PEMERIKSAAN VIBRIO SP PADA SAMPEL FEACES
I. TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel feaces
II. METODE
Metode pemeriksaan vibrio sp pada minuman adalah dengan ditanam pada media
penyubur dan dibiakkan pada media selektif
III. PRINSIP
Sampel feaces ditanam pada media penyubur, kemudian dinkubasi selama 24 jam
dan dilanjutkan dengan pembiakkan pada media selektif selanjutnya diinkubasi kembali
IV. DASAR TEORI
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri pathogen yang tergolong dalam divisi
bakteri, klas schizomicetes, ordo ecibacterials, family vibrionaceae. Bakteri ini bersifat
gram negative, fakultatif anerob fermentasi, bentuk sel batang dengan ukuran panjang
antara 2-3µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan 1 flagel pada
ujung sel ( Austin, 1988).
Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya pathogen terhadap manusia, tetapi
secara eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi vibrio
akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan
mempunyai bercak – bercak merah pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari
terlihat menyala (Austin, 1988).
Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada vibrio parahaemolitik
gejala berlangsung sampai 10 hari rata – rata 72 jam. Sumber penularannya adalah
melalui air,makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh lalat serta hubungan antar
manusia yaitu orang yang sedang sakit, orang yang tidak pernah sakit tetapi membawa
bibit penyakit atau healthy carier. Bakteri ini termasuk opportunistic pathogen yang
dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan kemudian berkembang dari
sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika lingkungannya memungkinkan (Austin,
1998).
Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies vibrio, maka
bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk dan ukuran koloni yang tumbuh
pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24-48 jam pada suhu kamar (300C). Dari
hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri
pathogen vibrio sp, yaitu (jawetz, dkk, 2005) :
Vibrio anguillarum
Mempunyai ciri – ciri warna putih kekuning – kuningan, bulat, menonjol
dan berkilau
Vibrio alginolyticus
Mempunyai ciri – ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm
Vibrio cholera
Mempunyai ciri – ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,
warna media berubah menjadi kuning.
Vibrio salmonicida
Mempunyai ciri – ciri berwarna bening, diameter <1mm, bulat, menonjol
dan utuh
Vibrio vulnificus
Mempunyai ciri – ciri berwarna hijau sampai biru, diameter 2-3 mm
Vibrio parahaemolyticus
Mempunyai cirri – cirri berwarna biru sampai hijau, diameter 3-5mm,
dipusat koloni berwarna hijau tua.
Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri vibrio sp. vibriosis
merupakan penyakit sekunder, artinya penyakit ini muncul setelah ada serangan penyakit lain
misalnya protozoa atau penyakit lainnya. Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya,
tetapi penyakit ini menjadikan bahaya justru infeksi sekunder jenis bakteri lain yang dapat
mempengaruhi/ memperparah penyakit tersebut dan menyebabkan kematian (anonym,2010)
V. ALAT dan BAHAN
3. ALAT
Tabung reaksi
Inkubator
Ose
Bunsen
Cawan petri
4. BAHAN
Media TCBS dan media pepton alkali
Sampel es gula
VI. CARA KERJA
11. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
12. Disiapkan media pepton alkali
13. Dipipet 10 ml media pepton alkali
14. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
15. Ditambahkan 5 ml sampel es gula
16. Diinkubasi selama 24 jam (370C)
17. Dibakar ose pada api Bunsen, dicelupkan kedalam media pepton alkali
18. Dihapuskan pada media TCBS dengan gerakan zig zag
19. Diinkubasi 370C selama 24 jam
20. Diamati koloni yang terbentuk
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
Pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces diperoleh hasil sebagai berikut :
Media TCBS I
Koloni kecil – sedang, kuning, hijau, bulat, bintik hitam, warna media
kuning, cembung, smooth dan mengkilap
Media TCBS II
Koloni sedang, hitam, bulat,warna media hijau, cembung dan smooth
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel. Pada praktikum ini menggunakan 2
media yaitu media pepton alkali dan media TCBS. Media pepton alkali berperan sebagai
media penyubur dalam menumbuhkan bakteri vibrio sp pada sampel sebelum ditanam
pada media TCBS. Media TCBS merupakan media selektif yang hanya bisa ditumbuhi
oleh bakteri vibrio sp. TCBS memiliki ph yang sangat tinggi yang akan menekan
pertumbuhan flora usus selain vibrio sp. kandungan garam empedu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme gram positif. Natrium klorida berperan dalam memberikan
pertumbuhan optimal dan aktivitas metabolic vibrio nsp halofilik. Natrium tiosulfat
memberikan sumber sulfur dan juga bertindak dalam kombinasi dengan besi sitrat untuk
mendeteksi produksi hidrogen sulfide, sukrosa berfungsi sebagai karbohidrat yang
difermentasi.
Pemeriksaan ini menggunakan alat – alat sebagai berikut : tabung reaksi sebagai
tempat media pepton alkali dan sampel yang akan ditanam. Incubator berperan dalam
inkubasi ( mengkondisikan bakteri pada suhu optimum 370C) sehingga bakteri bisa
tumbuh dengan baik, cawan petri berperan sebagai tempat media TCBS, ose digunakan
sebagai alat bantu menghapuskan sampel ke media TCBS dan Bunsen berfungsi untuk
menciptakan kondisi aseptis
Tahapan – tahapan pemeriksaan vibrio sp ini adalah sampel dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang telah berisi media pepton alkali kemudia diinkubasi 370C selama 24
jam, hal ini bertujuan agar bakteri pada sampel bisa tumbuh di media pepton alkali secara
baik. Dihapuskan 1 ose pada media TCBS, ini harus dilakukan didekat api Bunsen,
bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi dengan lingkungan luar. Kemudian
diinkubasi kembali pada suhu 370C selama 24 jam. Penghapusan dengan ose dilakukan
dengan gerakan zig zag bertujuan untuk memperoleh single koloni pada media TCBS.
Hasil dari praktikum ini adalah pada media TCBS pertama ditemukan
pertumbuhan bakteri dengan ciri-ciri koloni kecil-sedang, kuning, hijau, bulat, bintik
hitam, warna media kuning, cembung, smooth dan mengkilap. Melihat ciri – ciri koloni
tersebut, media TCBS I diduga ditumbuhi bakteri vibrio cholera dengan koloni warna
kuning dan perubahan media menjadi kuning, hal ini terjadi karena bakteri obrio cholera
memfermentasi sukrosa. Ditemukan juga koloni dengan warna hijau diduga adanya
pertumbuhan bakteri vibrio parahaemolyticus, pertumbuhan kolonidengan titik – titik
hitam diduga karena adanya pertumbuhan bakteri salmonella sp yang menghasilkan H2S
sehingga menimbulkan warna hitam.
Pada media TCBS kedua terbentuk koloni sedang, hitam, bulat, ada koloni
berwarna kuning, cembung, smooth dan warna media hijau. Diduga adanya pertumbuhan
vibrio cholera dengan warna kuning, adanya kontaminasi salmonella ditandai dengan
tumbuhnya koloni titik hitam.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu :
Pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pada media TCBS I : terbentuk koloni kecil-sedang, kuning, hijau, bulat, warna
media kuning, adanya titik hitam, cembung, smooth, mengkilap. Diduga tumbuh
bakteri vibrio cholera (warna kuning dengan perubahan warna media menjadi
kuning), vibrio parahaemolyticus (warna koloni hijau) dan salmonella (koloni
dengan titik hitam)
2. Media TCBS II : terbentuk koloni sedang, bulat, hitam, warna media hijau,
cembung dan smooth. Diduga tumbuh bakteri vibrio cholera dan salmonella
X. DAFTAR PUSTAKA
Austin.1998.Vibrio.http ://www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011
Anonym.2010.vibrio.http : //analis kesehatan. Blogspot.com. diakses tanggal 1
mei 2011
Jawet,dkk.2007.mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta : kedokteran EGC
Pemeriksaan Bakteri Shigella Sp Pada Sampel Feces Dan Urine
I. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya bakteri Shigella Sp pada sampel feces dan urine
II. Metode
Metode yang digunakan adalah pertumbuhan dan pembiakan bakteri
III. Prinsip
Ditanam satu ose sampel feces pada media Alkali Pepton Water (APW), kemudian
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah diinkubasi, diambil 1 ose dari
APW dan ditanam / dihapuskan zig-zag pada media SS Agar, diinkubasi pada suhu
370C selama 24 jam, diamati koloni bakteri yang tumbuh.
IV. Dasar Teori
Shigella adalah genus dari proteobacteria gamma dalam keluarga Enterobacteriaceae.
Shigellae adalah Gram-negatif, nonmotile, non-spora membentuk, bakteri berbentuk
batang, sangat erat hubungannya dengan Escherichia coli.
Shigellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai spesies Shigella.
Orang yang terinfeksi dengan Shigella mengembangkan kram diare, demam dan perut
mulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri. Diare sering berdarah.
Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada beberapa orang,
terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga pasien perlu
dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi mungkin berkaitan
dengan kejang pada anak-anak kurang dari 2 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi
mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi masih dapat mengirimkan bakteri
kepada orang lain.
Shigella yang ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh ahli mikrobiologi
Jepang, Shiga, untuk siapa genus yang bernama. Ada empat spesies Shigella: S.
boydii, S. dysenteriae, flexneri S., dan sonnei S.. sonnei Shigella, juga dikenal sebagai
Group D Shigella, account selama lebih dari dua pertiga dari Shigellosis di Amerika
Serikat. flexneri Shigella, atau Grup B Shigella, rekening untuk hampir semua
sisanya. jenis lain Shigella jarang terjadi di negeri ini, walaupun mereka penyebab
penting penyakit di negara berkembang. Salah satu jenis, Shigella tipe dysenteriae 1,
menyebabkan epidemi mematikan di wilayah berkembang dan negara.
V. Alat dan Bahan
A. Alat :
Ose
Lampu Bunsen
Korek Api
Pipet Ukur
Inkubator
Ball Pipet
Rak Tabung + Tabung
Kapas Berlemak
Kertas label
B. Bahan :
Media Pemupuk Alkali Pepton Water (APW)
Media Selektif TCBS Agar
Sampel Feces dan Urine
VI. Cara Kerja
Untuk sampel feces :
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Diambil 1-2 ose sampel feces dan ditanam pada media APW 10 ml dalam
tabung reaksi
Diaduk dengan ose agar sampel fecestercampur rat dengan media APW,
mulut tabung reaksi dibakar dengan api Bunsen kemudian ditutup dengan
kapas berlemak
Diinkubasi pada incubator dengan suhu 370C selama 24 jam
Disiapkan media SS Agar sebagai media selektif untuk shigella
Setelah diinkubasi selama 24 jam, diambil 1-2 ose dari media APW dan
dihapuskan secara zig-zag pada media SS Agar
Diinkubasi pada incubator selama 24 jam pada suhu 370C
Setelah diinkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada media tersebut
Untuk sampel urine :
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Dipipet 5 ml urine dan ditanam pada media APW !) ml dalam tabung reaksi
Tabung reaksi digoyang-goyang kan agar sampel urine tercampur rata dengan
media APW, mulut tabung reaksi dibakar dengan api bunsen kemudian
ditutup dengan kapas berlemak
Diinkubasi pada incubator dengan suhu 370C selam 24 jam
Disiapkan media SS Agar, sebagai media selektif untuk shigella
Setelah diinkubasi, diambil 1-2 ose dari media APW dan dihapuskan zig-zag
pada media SS Agar
Diinkubasi selam 24 jam pada suhu 370c di dalam incubator
Setelah diinkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada media tersebut
VII. Hasil Pengamatan
Urin 1, koloni kecil, ada koloni tunggal, rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,
media berubah kekuningan,
Urin 2, tak ada koloni tunggal, warna pink, bintik hitam, cream, cembung, bulat, rose,
mengkilap, warna media agak kekuningan,
Feses 1, bulat, sedang, cream, rose, hitam, media kuning, cembung, mngkilap
Feses 2, koloni kecil, rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media sedikit
kekuningan.
VIII. Pembahasan
Shigella adalah genus dari proteobacteria gamma dalam keluarga Enterobacteriaceae.
Shigellae adalah Gram-negatif, nonmotile, non-spora membentuk, bakteri berbentuk
batang, sangat erat hubungannya dengan Escherichia coli.
Shigellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai spesies Shigella.
Orang yang terinfeksi dengan Shigella mengembangkan kram diare, demam dan perut
mulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri. Diare sering berdarah.
Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada beberapa orang,
terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga pasien perlu
dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi mungkin berkaitan
dengan kejang pada anak-anak kurang dari 2 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi
mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi masih dapat mengirimkan bakteri
kepada orang lain.
Dari hasil pengamatan praktikum dengan menggunakan sampel feces dan urine yang
telah dilakukan didapat hasil praktikum berupa, untuk sampel feces 1 dan 2 yang
ditanam pada media SS Agar petridish positif terdapat koloni dengan ciri-ciri yaitu,
rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media sedikit kekuningan.
Sedangkan untuk sampel urine 1 dan 2 yang ditanam dimedia SS Agar petridish
positif terdapat koloni dengan ciri-ciri rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,
media berubah kekuningan.
IX. Kesimpulan
Sampel feces 1 dan 2 yang ditanam pada media SS Agar petridish positif terdapat
koloni dengan ciri-ciri yaitu, rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media
sedikit kekuningan.
Sedangkan untuk sampel urine 1 dan 2 yang ditanam dimedia SS Agar petridish
positif terdapat koloni dengan ciri-ciri rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,
media berubah kekuningan,.
X. Daftar Pustaka
http://www.textbookofbacteriology.net/Shigella.html