LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk...
Transcript of LAPORAN AKHIR KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN … filelaporan akhir kajian strategi pengembangan produk...
LAPORAN AKHIR
KAJIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN
DI KOTA PALANGKA RAYA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2018
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa laporan
akhir yang berjudul : Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka
Raya dapat diselesaikan.
Melalui Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan ini, tim peneliti berusaha
mengungkapkan dan menyajikan data serta informasi tentang semua yang terkait
dengan kondisi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah. Dalam laporan akhir ini hanya disajikan dari Bab I Pendahuluan
sampai Bab VIII Kesimpulan dan Rekomendasi.
Terimakasih untuk semua pihak khususnya Kepala Balitbang Kota Palangka
Raya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka
Raya dan rekan-rekan Tim Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Palangka Raya serta semua pihak yang telah membantu tim
menyampaikan informasi awal dan penyediaan data, kami ucapkan banyak
terimakasih.
Palangka Raya, November 2018.
Belanja Perjalanan
Dinas LDaerah Kode
Rekening
1.20.1.20.06.01.06.04.5.2.
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA
H.M. BARIT RAYANTO,S.Sos.,M.SiPembina Utama Muda
NIP. 19670224 199403 1 006
PDF C
reat
e! 5
Tria
l
www.n
uanc
e.co
m
iv
PDF C
reat
e! 5
Tria
l
www.n
uanc
e.co
m
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa laporan
akhir yang berjudul : Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka
Raya dapat diselesaikan.
Melalui Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan ini, tim peneliti berusaha
mengungkapkan dan menyajikan data serta informasi tentang semua yang terkait
dengan kondisi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah. Dalam laporan akhir ini hanya disajikan dari Bab I Pendahuluan
sampai Bab VIII Kesimpulan dan Rekomendasi.
Terimakasih untuk semua pihak khususnya Kepala Balitbang Kota Palangka
Raya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka
Raya dan rekan-rekan Tim Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Palangka Raya serta semua pihak yang telah membantu tim
menyampaikan informasi awal dan penyediaan data, kami ucapkan banyak
terimakasih.
Palangka Raya, November 2018.
Belanja Perjalanan
Dinas LDaerah Kode
Rekening
1.20.1.20.06.01.06.04.5.2.
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA PALANGKA RAYA
H.M. BARIT RAYANTO,S.Sos.,M.SiPembina Utama Muda
NIP. 19670224 199403 1 006
PDF C
reat
e! 5
Tria
l
www.n
uanc
e.co
m
iv
PDF C
reat
e! 5
Tria
l
www.n
uanc
e.co
m
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produk unggulan merupakan produk yang potensial dikembangkan pada suatu
wilayah dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi pasar dan ramah
lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi persaingan
global. Dalam hal ini peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat
dibutuhkan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian nasional memiliki
peran yang penting dan strategis.
Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi & UKM, jumlah UMKM tercatat
57.895.721 unit atau 99,99% dari total unit usaha. Kedua potensinya yang besar dalam
penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan
lebih banyak kesempatan kerja jika dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha
besar. Sektor UMKM menyerap 114.144.082 tenaga kerja atau 96,99% dari total angkatan
kerja yang bekerja. Ketiga kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan,
yakni sebesar 60,34 % dari total PDB (KemenkopUKM, 2013). Kegiatan penelitian ini
diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada
pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang
berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.
Setiap kabupaten di suatu provinsi diharapkan memiliki produk unggulan dari
berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Dengan program
yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui
pengembangan produk unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut
diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Kebijakan pengembangan produk unggulan yang menjadi faktor utama pendorong
dan peluang bagi pengembangan UMKM adalah berbagai kebijakan serta program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Perbankan. Dalam
implementasinya berbagai kebijakan dan program tersebut mengalami hambatan, yaitu
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 2
hambatan birokrasi, koordinasi dan anggaran. Pelaku usaha belum merasakan manfaat dari
berbagai kebijakan dan program tersebut. Hal itu disebabkan oleh tersebarnya lokasi usaha
UMKM secara geografis, distribusi dan akses informasi yang terbatas, serta kemampuan
individu pelaku usaha yang beragam.
Kondisi tersebut menyebabkan terbatasnya jumlah dan jangkauan UMKM yang
memperoleh manfaat dari kebijakan dan program yang telah dilaksanakan. Faktor
penghambat dalam pengembangan produk unggulan di Kota Palangka Raya secara garis
besar menyangkut faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi internal yaitu: rendahnya
kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi, organisasi dan
manajemen usaha serta kemampuan akses pasar dan akses terhadap informasi pasar.
Faktor penghambat yang lain adalah kendala SDM, birokrasi dan anggaran yang
menyebabkan belum maksimalnya kinerja SKPD di tingkat kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program dari pemerintah pusat dan daerah.
Faktor penghambat yang lain adalah permasalahan yang terkait dengan iklim usaha antara
lain (a) besarnya biaya transaksi, karena panjangnya proses perizinan, akibatnya timbul
berbagai pungutan, (b) praktik usaha yang tidak sehat, dan (c) kondisi infrastruktur.
Berbagai kebijakan pemerintah pusat telah dikeluarkan oleh Lembaga Pemerintah,
Kementerian dan Non Kementerian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang antara
lain mengatasi masalah dan meminimalisir kendala yang dihadapi dalam pengembangan
produk unggulan daerah, baik dari segi permodalan dan pembiayaan usaha, kelembagaan,
manajemen usaha, dan pemasaran. Dalam rangka mempercepat pengembangan sektor riil
dan pemberdayaan, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan terbaru dalam bentuk
INPRES No. 6 tahun 2007 dimana secara garis besar meliputi: (1) peningkatan akses
permodalan bagi UMKM, (2) pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia,
(3) peningkatan peluang pasar produk UMKM, dan (4) reformasi regulasi.
Disisi lain kebijakan dan program Kementerian dan Non-Kementerian dalam
operasionalisasinya dihadapkan kepada masalah koordinasi dan pengendalian.
Pembangunan ekonomi kerakyatan di Propinsi Kalimantan Tengah tergambar
sebagaimana yang dinyatakan dalam Visi dan Misi Pembangunan Daerah Tahun 2006-
2025 yaitu untuk mewujudkan Kalimantan Tengah yang maju, mandiri dan adil. Visi dan
misi tersebut juga tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 3
12 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025.
Pencapaian empat target sukses dilaksanakan dalam bentuk kebijakan operasional
yang akan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan pertanian untuk memproduksi
komoditas unggulan yang berbasis klaster. Pendekatan pengembangan produk unggulan
dimaksudkan untuk memadukan serangkaian program dan kegiatan pembangunan
pertanian menjadi suatu kesatuan yang utuh baik dalam perspektif sistem maupun
kewilayahan, sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing komoditas produk
unggulan wilayah serta pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai
pelaku usaha. Peraturan Menteri Pertanian No 50 Tahun 2012 merupakan upaya untuk
mewujudkan pengembangan komoditas strategis berbasis kawasan secara berkelanjutan
yang membutuhkan perencanaan kinerja pengembangan komoditas propduk yang dapat
mengakselerasi potensi daya saing produk dan wilayah melalui optimalisasi sinergitas
pengembangan produk (multiple cropping system dan crop livestock system), keterpaduan
lokasi kegiatan dan keterpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan produk
yang didukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan pemangku
kepentingan dalam suatu hamparan kawasan sentra produksi yang berskala ekonomis
mensyaratkan suatu pendekatan yang berbentuk klaster (cluster).
Mengingat kajian kajian strategis pengembangan produk unggulan masih sangat
terbatas kalaupun tidak dapat dikatakan masih relatif belum ada, maka kajian strategis
pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini
perlu dilakukan.
1.2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
1.2.1. Maksud Kegiatan
a) Mengidentifikasi potensi produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi
Kalimantan Tengah
b) Menghimpun data eksternal dan internal keberadaan produk unggulan di
Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
c) Menyusun strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,
Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah.
1.2.2 Tujuan Kegiatan
a) Menghasilkan strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya ................................ I - 4
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
b) Tersusunnya strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
c) Menghasilkan strategi kebijakan secara optimal yang mampu
menghasilkan strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
1.3. Kegunaan
Sebagai masukan bagi Balitbang Kota Palangka Raya dan dinas terkait khususnya
SKPD terkait sebagai dasar menyusun perencanaan, penganggaran dan prioritas
pengembangan produk unggulan.
1.4. Output dan Outcome
Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya buku strategi pengembangan produk
unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengembangan usaha produk
unggulan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang mampu bersaing baik
tingkat lokal, nasional maupun internasional.
1.5. Peraturan Perundangan
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan
Industri nasional.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah.
c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/12/2012 Tentang
Syarat dan Tata Cara Penetapan Produk Unggulan Hortikultura.
d. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2013-
2018.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 1
BAB IIRUANG LINGKUP
Ruang lingkup kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi:
a. Mengkaji kegiatan sub sistem hulu pengembangan produk unggulan Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi kajian: inventarisasi luas dan jenis
produk unggulan, produktivitas produk unggulan per luasan masing-masing jenis,
kualitas produk unggulan yang di panen, kondisi produk unggulan; bibit, pupuk;
pestisida; pelayanan kelembagaan; permodalan dan jasa pelayanan lainnya.
Kemudian dilanjutkan dengan strategi pengembangan sub sistem hulu.
b. Mengkaji kegiatan subsistem hilir strategi pengembangan produk unggulan Kota
Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi: kajian produk, kajian
harga, kajian saluran distribisi dan promosi. Uraian masing-masing sebagai
berikut:
Produk. Hasil dari sub sistem hulu berupa produk unggulan yang
merupakan bahan baku bagi sub sistem hilir Kajian dilakukan terhadap
produk unggulan yang memiliki nilai ekonomis dan potensial diolah untuk
menjadi produk jadi (finished goods). Proses peningkatan nilai tambah
produk dilakukan melalui pengolahan baik oleh masyarakat maupun
industri dengan teknologi yang lebih tinggi.
Harga. Kajian harga jual produk pada tingkat petani yang mencakup biaya
produksi, margin dan faktor lain yang berpengaruh dalam penetapan harga
jual. Berdasarkan harga jual petani produk. Selanjutnya kajian dilakukan
terhadap biaya, biaya pengolahan pada tingkat petani dan industri
pengolahan ditambah dengan margin yang diinginkan oleh petani dan
pelaku industri. Tingkat kompetitif harga jual produk dindingkan dengan
hasil industri sejenis di tempat lain.
Saluran distribusi. Kajian terhadap saluran distribusi dilakukan dimulai
dari sub sistem hulu yang mencakup dimulai dari petani, pedagang hingga
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 2
industri. Pada sub sistem hulu kajian mencakup saluran distribusi dari
industri, pedagang perantara dan atau ekportir ke konsumen.
Promosi. Kajian terhadap kegiatan promosi yang dilakukan baik oleh
petani dan industri maupun pemerintah. Promosi tersebut mencakup media
(radio, televisi, internet, pameran, promosi penjualan, brosur) dan biaya
promosi
Pasar. Kajian terhadap pasar dalam hal ini mencakup pasar lokal, dalam
negeri (domestik) maupun luar negeri dari produk mentah, barang setengah
jadi maupun barang jadi. Kajian pasar juga mencakup tingkat persaingan,
pasokan, pembeli, barang substitusi dan industri. Porter (2007)
mengemukakan beberapa kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam
sebuah industri yaitu Pemasok (Suplier)), Pembeli (Buyers), Barang substitusi
(Substitutes), Pendatang baru potensial (Potential Entrance) dan Para Pesaing
Industri yaitu persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri
(Industry Competitors). Lima kekuatan persaingan ini disebut The Five
Competitive Force That Determine Industry/Firm Profitability.
POTENTIAL ENTRANCE
SUPLIERINDUSTRY COMPETITORS
Rivalry Among Excisting Firm
BUYER
SUBSTITUTES
Bargaining power of Suplier
Bargaining Power Of BuyerThreat of New Products or services
Threat of new Entrants
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. II - 3
c. Mengkaji kebijakan pengembangan produk unggulan dan pengusahaan produk
unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah sehingga diperoleh
kebijakan yang secara optimal mampu menjembatani kepentingan pengembangan
produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
BAB IIIMETODE KAJIAN
3.1. Lokasi dan Objek Kajian
Lokasi kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah dimulai dari Sub Sistem Hulu dan Hilir pengusahaan
produk di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan di beberapa
Kecamatan yang dianggap potensial menghasilkan produk unggulan di Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Objek kajian adalah para pemangku kepentingan
(stakeholders) agribisnis produk unggulan (petani, pengusaha, pemerintah, asosiasi) yang
terlibat dalam mata rantai pengusahaan produk unggulan.
3.2. Populasi dan Sampel Kajian
3.2.1. Populasi
Populasi kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah ini adalah semua pelaku yang terlibat dalam pengusahaan
produk unggulan yang terdiri dari petani produk unggulan, konsumen/pengusaha produk
unggulan, pedagang perantara dan eksportir.
3.2.2. Sampel
Memperhatikan banyaknya anggota populasi, maka untuk pelaksanaan kajian
strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah ini penentuan besarnya jumlah sampel mengacu kepada formulasi/rumus yang
dikemukan oleh Lynck (dalam Sugiono, 1999) sebagai berikut:
NZ²P(1-p)n = -------------------
Nd² + Z²p(1-p)Keterangan:
n = ukuran sampelN = Ukuran PopulasiZ = Nilai normal variable (1,96) untuk tingkat kepercayaan (0,95)P = Harga patokan terbatasd = Kekeliruan mengambil sampel (0,10)
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Mengingat banyaknya populasi pada masing-masing objek penelitian tidak sama,
maka pengambilan sampel menggunakan metode stratifikasi proporsional sampel acak
(stratified proportional random sampling). Sedangkan untuk lokasi penelitian yang
tersebar pada beberapa Kecamatan di Kota Palangka Raya, maka pemilihan Kecamatan
sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan Kecamatan sampel
dilakukan secara sengaja.
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam kajian strategi pengembangan produk unggulan
Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh tim peneliti dari
sumber data (sampel/responden) berdasarkan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah
disiapkan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari dinas/instansi
terkait.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
a. Wawancara langsung dengan responden yang dipandu dengan daftar pertanyaan
yang ditujukan kepada responden
b. Pengamatan (observasi) yang dilakukan terhadap kegiatan subsistem hulu dan hilir
pengusahaan produk unggulan, mengenai kesesuaian antara jawaban terhadap daftar
pertanyaan dan fakta sesungguhnya.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari SKPD terkait seperti Dinas Kehutanan,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPS, Asosiasi Petani produk unggulan Indonesia
dan lembaga terkait lainnya.
3.4. Analisis Data
Analisis dalam kajian strategi pengembangan produk unggulan Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ini adalah menggunakan metode Analisis Deskriptif
dan analisis simulasi kebijakan.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
BAB IVKONDISI EKSISTING KOTA PALANGKA RAYA
4.1. Gambaran Umum Kota Palangka Raya
Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur
Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851
Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang
dari 40%. Secara administrasi Kota Palangka Raya berbatasan sebelah Utara dan Timur
dengan Kabupaten Gunung Mas, sebelah Selatan dengan Kabupaten Pulang Pisau, dan
sebelah Barat dengan Kabupaten Katingan (Gambar 4.1).
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Palangka Raya
Wilayah Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan
Pahandut, Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu dan
Kecamatan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62
Km2, 572,00 Km2 dan 1.053,14 Km2.
Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 30 Kelurahan dengan
perincian masing-masing sebagai berikut: Kecamatan Pahandut terdiri dari 6 (enam)
kelurahan, yaitu Kelurahan Pahandut, Kelurahan Panarung, Kelurahan Langkai,
Kelurahan Tumbang Rungan, Kelurahan Tanjung Pinang dan Kelurahan Pahandut
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Seberang. Kecamatan Jekan Raya Terdiri dari 4 (empat) kelurahan, yaitu Kelurahan
Menteng, Kelurahan Palangka, Kelurahan Bukit Tunggal dan Kelurahan Petuk
Katimpun. Kecamatan Sabangau terdiri dari 6 (enam) kelurahan, yaitu Kelurahan
Kereng Bangkirai, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Kameloh
Baru, Kelurahan Danau Tundai dan Kelurahan Bereng Bengkel. Kecamatan Bukit Batu
terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan, yaitu Kelurahan Marang, Kelurahan Tumbang Tahai,
Kelurahan Banturung, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan
Kanarakan dan Kelurahan Habaring Hurung. Kecamatan Rakumpit Terdiri dari 7 (tujuh)
kelurahan, yaitu Kelurahan Petuk Bukit, Kelurahan Pager, Kelurahan Panjehang,
Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Petuk Barunai, Kelurahan Mungku Baru dan
Kelurahan Bukit Sua.
Luas Wilayah Kota Palangka Raya mencapai 2.853,5 km2. Luas Wilayah
Menurut Penggunaannya adalah Kawasan Hutan 2.485,75 Km2, Tanah Pertanian 12,65
Km2, Perkampungan 45,54 Km2, Perkebunan 22,30 Km2, Sungai dan Danau 42,86 Km2,
Lain-lain 69,41 Km2.
Formasi geologi yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tersusun atas formasi
Aluvium (Qa) (tersusun dari bahan-bahan liat kaolinit dan debu bersisipan pasir,
gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan rawa) dan
formasi Batuan Api (Trv) (tersusun dari batuan breksi gunung api berwarna kelabu
kehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit, basalt dan rijang. Selain kedua
formasi tersebut, wilayah Kota Palangka Raya juga termasuk ke dalam formasi Dahor
(TQd) (tersusun atas sebagian besar pasir kuarsa dengan dasar lempung, pada beberapa
tempat terdapat sisipan konglomerat yang komponennya berupa batuan malihan, granit
dan lempung).
Curah hujan rata-rata per tahun di wilayah Kota Palangka Raya selama tahun
2017 mencapai 287,62 mm dengan kelembaban udara rata-rata 82,64 %. Jumlah hari
hujan mencapai 186 hari dalam setahun. Suhu udara berkisar antara 21,4oC sampai
dengan 35,2oC.
Tanah-tanah yang terdapat di wilayah Kota Palangka Raya dibedakan atas tanah
mineral dan tanah gambut (Histosols). Berdasarkan taksonomi tanah (soil survey staff,
1998) tanah–tanah tersebut dibedakan menjadi 5 (lima) ordo yaitu histosol, inceptosol,
entisol, spodosol dan ultisol.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
4.2. Kondisi Perekonomian Daerah
4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi
PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) atau sumber daya ekonomi di
Kota palangka Raya pada tahun 2017 sebesar Rp. 14.514 Miliar. Ini merupakan total
nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh seluruh sektor-sektor ekonomi di Kota
Palangka Raya.
Sektor dengan NTB terbesar akan menjadi tulang punggung perkonomian suatu
daerah. Kekuatan ekonomi Kota Palangka Raya berada pada sektor-sektor jasa. Sektor
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memberikan
sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Palangka Raya yaitu sebesar 21,04
persen pada tahun 2017. Kemudian secara berturut-turut disusul oleh sektor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,03 persen,
serta Industri Pengolahan sebesar 11,12 persen. Ketiga sektor ini digabung menjadi
kekuatan ekonomi Kota Palangka Raya sebesar 50,19 persen. Perlakuan yang dilakukan
pada sektor ini akan berpengaruh pada perekonomian Kota Palangka Raya secara
keseluruhan (Gambar 4.2).
Gambar 4.2. Distribusi Persentase PDRB Menurut Sektor di Kota Palangka Raya,
2017 (%)
2,56 1,3311,12
10,9218,03
8,555,031,437,23
3,01
21,04
5,562,41 1,21
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
4.2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kinerja ekonomi Kota Palangka Raya selama tahun 2012 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2011, ditandai dengan pertumbuna PDRB sebesar 7,55
persen. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi Kota Palangka Raya selama
satu dekade terakhir. Menurut lapangan usahanya, sektor keuangan mengalami
pertumbuhan tertinggi (14,78%). Tingginya pertumbuhan sektor ini merupakam sinyal
perkembangan aktivitas ekonomi.
Tabel 4.1Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Pertanian 2,13 0,30 2,48Pertambangan dan penggalian 6,12 1,30 3,33Industri Pengolahan 2,57 2,02 2,04Listrik, Gas, dan Air bersih 4,25 3,99 7,22Bangunan 6,94 8,89 8,35Perdagangan, Hotel & Restoran 7,90 10,12 10,52Pengangkutan & Komunikasi 5,08 5,66 4,23Keuangan, Persewaan & JasaPersahaan
22,46 10,76 14,78
Jasa-jasa 7,06 7,03 7,59PDRB 6,95 6,99 7,55
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013.
Sumber pertumbuhan digunakan untuk mengidentifikasi peranan masing-masing
sektor terhadap perekonomian total (Total PDRB). Sektor yang menjadi sumber
pertumbuhan terbesar berbeda-beda setiap tahunnya bergantung kepada perkembangan
perekonomian pada tahun tersebut. Pada tahun 2012, sektor perdagangan menyumbang
2,59 persen untuk pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya. Kontributor terbsar
lainnya yiatu sektor perdagangan 2,02 persen, keuangan 1,13 persen. Sedangkan
kontributor terandah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,05 persen.
Kota Palangka Raya dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Kalimantan
Tengah pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan ekonomi mencapai 7,55% dan
Kabupaten Barito Timur mengalami laju pertumbuhan paling rendah di Provinsi
Kalimantan Tengah yaitu sebesar 6,02% (Tabel 4.1)
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Tabel 4.2.PDRB ADHB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
di Kalimantan Tengah 2012
Kab/Kota PDRB ADHB(Milyar Rp)
PDRB ADHK(Milyar Rp)
PertumbuhanEkonomi (%)
(1) (2) (3) (4)
Kotawaringin Barat 5.846,65 2.972,90 6,83Kotawaringin Timur 10.528,87 3.427,19 7,02Kapuas 6.320,90 2.435,04 6,29Barito Selatan 2.843,21 1.093,62 6,09Barito Utara 2.980,62 1.207,89 6,37Sukamara 1.322,36 676,37 6,11Lamandau 1.396,09 672,60 6,88Seruyan 3.145,03 1.444,57 6,21Katingan 3.452,12 838,19 6,24Pulang Pisau 1.677,84 1.150,36 6,99Gunung Mas 1.627,42 768,34 6,19Barito Timur 1.850,91 748,42 6,02Murung Raya 2.805,91 1.076,56 6,69Palangka Raya 4,734,31 1.800,18 7,55
Sumber : BPS Kalimantan Tengah.
4.3. Kondisi Sosial Budaya
4.3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 229.559 jiwa.
Angka ini meningkat dari tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar
2,19 persen atau sebanyak 4.896 jiwa. Dengan penambahan penduduk sebesar itu, kini
di setiap sati km2 Kota Palangka Raya ditempati penduduk sebanyak 96 orang.
Angka sex ratio dari tahun 2010 ke tahun 2012 levelnya tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Pada tahun 2012 menunjukkan sex ratio sebesar 104,68,
artinya sebanyak 4,68 persen penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk
perempuan. Fenomena tersebut sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya Tabel 4.2).
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Tabel 4.3Beberapa Indikator Kependudukan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Penduduk (Jiwa) 220.962 224.663 229.599Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) 82 84 96Sex Ratio (L/P) (%) 104,68 104,68 104,68Jumlah Laki-laki (Jiwa) 113.005 114.898 117.414Jumlah Perempuan (Jiwa) 107.957 109.765 112.185
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
4.3.2. Pendidikan
Hingga tahun 2012, di Kota Palangka Raya terdapat 129 SD/MI, 58 SMP/MTs,
30 SMA, dan 17 SMK. Ketersediaan fasilitas untuk jumlah murid sebanyak 23.0776 ada
sebanyak 1.035 kelas, maka dalam satu kelas terdapat 22 sampai 23 murid. Sedangkan
setiap gurunya memiliki beban mengajar 11 – 12 orang. Untuk jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, rasio murid per gurunya cukup ideal dibandingkan dengan jenjang
pendidikan dasar. Setiap guru SMP dan SMA memiliki beban mengajar setitar 8 orang
murid (Tabel 4.4).
Tabel 4.4Statistik Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2012
Uraian SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
Jumlah Sekolah 159 58 47
Jumlah Kelas 1.035 404 414Jumlah Guru 1.958 1.230 1.338Jumlah Siswa 23.076 10.726 10.597Rasio Murid Per Kelas 22,30 26,55 25,60Rasio Murid Per Guru 11,79 8,72 7,92
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
Dengan ketersediaan fasilitas tersebut di atas, kini Kota Palangka Raya dapat
menghapus buta aksara yang ditunjukkan dengan Angka Melek Huruf (AMH) sebesar
99,95 persen di tahun 2012. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kota Palangka Raya
semakin meningkat setiap tahunnya. Dan pada tahun 2012 mencapai 10,08 tahun.
Artinya rata-rata penduduk Kota Palangka Raya dapat menempuh pendidikan selama
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
10,8 tahun atau hingga kelas 1 SMA.
Gambar 4.3. Rata-rata Lama Sekolah Kota Palangka Raya (tahun)
4.3.3. Kesehatan
Puskesmas masih menjadi tempat rujukan terbesar dalam hal pengobatan.
Sebanyak 31,71 persen masyarakat berobat ke puskesmas, sedangkan rumah sakit dan
praktek dokter presentasenya sekitar 20 persen. Masyarakat sudah berpikiran maju
dalam hal penolong pertama pada saat melahirkan. Tenaga medis seperti dokter, bidan
dan tenaga medis lainnya masih yang terbesar persentasenya dalam menolong kelahiran
yaitu sebanyak 92,76 persen, sementara sisanya (7,24%) masih mempercayakan dukun
dan atau keluarga sebagai penolong kelahiran bayi (Tabel 4.5).
Tabel 4.5Indikator Kesehatan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Tempat berobat (%) :
Rumah Sakit 16,11 20,88 23,76Praktek Dokter 24,09 28,32 23,16Puskesmas 47,65 44,45 31,16Petugas Kesehatan 10,45 5,00 13,44Batra 0,00 0,00 0,00Lainnya 1,71 1,54 7,83Penolong Kelahiran Pertama (%) :Medis 88,62 91,35 92,76Non Medis 11,32 8,65 7,24Angka Harapan Hidup 73,39 73,50 73,61
Sumber : Susenas 2012
10,54 10,55 10,57
10,8
10,4
10,5
10,6
10,7
10,8
10,9
2009 2010 2011 2012
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Indikator lainnya juga digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan
daerah terutama di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Tahun 2012
AHH penduduk kota Palangka Raya bertambah menjadi 73,61 persen.
4.4. Kesejahteraan Sosial
4.4.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya selama period empat
tahun terakhir mengalami peningkatan menjadi 79,30 pada tahun 2012. Peringkat IPM
kota Palangka Raya menduduki peringkat pertama di Kalimantan Tengah. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya selama period empat tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Kota Palangka RayaSumber : BPS Kalimantan Tengah
4.4.2. Tingkat Kemiskinan Masyarakat
Jumlah penduduk miskin di Kota Palangka Raya tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 0,62 persen dibanding tahun 2011. Sementara garis kemiskinan di
tahun 2010 yang sebesar Rp. 223,1 menjadi Rp. 235,2 di tahun 2011. Tahun 2011, dari
nilai indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan juga menurun
(Tabel 4.6). Hal ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin
juga semakin menyempit.
2009 2010 2011 2012
78,0278,30
73,60
79,30
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Tabel 4.6Statistik Kemiskinan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011
(1) (2) (3)
Garis Kemiskinan (Rp) 223,1 235,2Penduduk Miskin 5,31 4,69Indeks Kedalaman Kemiskinan 0,71 0,16Indeks Keparahan Kemiskinan 0,66 0,17
Sumber : BPS Kalimantan Tengah
4.5. Kondisi Prasarana Dan Sarana Wilayah
4.5.1. Prasarana dan Sarana Ekonomi
a. Bank, Koperasi dan Lembaga Keuangan lainnya
Bank yang telah beroperasi di Kota Palangka Raya di tahun 2012 berjumlah 14
cabang bank. Jumlah ATM yang tersebar di Kota Palangka Raya berjumlah 66 unit.
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan diberikan kewenangan untuk menerima
simpangan uang masyarakat. Hingga tahun 2012, posisi simpanan masyarakat di Kota
Palangka Raya terbesar adalah dalam bentuk tabungan. Setiap tahunnya posisi simpanan
uang masyarakat selalu meningkat baik dalam bentuk tabungan, simpanan berkala,
maupun giro (Tabel 4.7).
Tabel 4.7Statistik Perbankan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Bank (Unit) 11 13 14Jumlah ATM 59 56 66Dana Perbankan (Milyar Rp)Tabungan 2.194 2.639 3.246Simpanan Berjangka 842 993 1.305Giro 597 933 1.020
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
b. Prasarana Jalan dan Sarana Transportasi
Panjang jalan di Kota Palangka raya sampai akhir tahun 2012 mencapai 911,83
km. Berdasarkan kondisi permukaan jalan, 300,22 dalam kondisi baik, 175,41 km
kondisi sedang, 220,20 km kondisi rusak dan 216,00 km kondisi rusak berat (Gambar
4.5). Sedangkan menurut permukaannya, sepanjang 483 km (52,97%) telah diaspal
(Gambar 4.6).
Gambar 4.5. Keadaan jalan (km) di Kota Palangka Raya, 2012 Kota Palangka
RayaSumber : BPS Kalimantan Tengah
Gambar 4.6. Permukaan Jalan di Kota Palangka Raya tahun 2012 (Persentase)Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
Sepeda motor masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan
transportasi di Kota Palangka Raya dibandingkan dengan mobil penumpang. Terlihat
peningkatan sepeda motor jauh melampaui jumlah mobil penumpang. Bahkan dalam
satu rumah tangga rata-rata mempunyai satu sampai dua sepeda motor (Tabel 4.8).
Baik Sedang Rusak RusakBerat
300,22
175,4173,60 216,00
47,03%52,97%
Bukan Aspal
Aspal
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Tabel 4.8Peningkatan Kendaraan bermotor di Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012(1) (2) (3) (4)
Mobil Penumpang 2.089 2.792 3716Mobil Beban 2861 4476 4510Mini Bus 37 49 60Sepeda Motor 88.045 113.404 82.320Kendaraan Khusus 115 105 42
Sumber : Polda Kalteng
Berdasarkan Susenas 2012, rata-rata anggota rumah tangga di Kota Palangka
Raya berjumlah 3 sampai 4 (3,8) dan setiap rumah tangga memiliki 2 hingga 3 unit
handphone (2,77). Maka sekitar di atas 70 persen penduduk Palangka Raya memiliki
handphone di tangannya. Sementara penggunaan telepon rumah sudah mulai tidak
dipergunakan lagi. Terlihat jumlah rumah tangga yang memiliki telepon rumah
berkurang dibandingkan tahun 2011 (Tabel 4.9).
Tabel 4.9Persentase Rumah tangga Memiliki Akses TIK di Kota Palangka Raya
TahunPenggunaTelepon
PenggunaTeleponseluler
Komputer
2011 10,74 95,62 34,112012 8,02 99,03 42,35
Sumber : Susenas 2012
c. Prasarana dan Sarana Energi Listrik
Produksi listrik di Kota Palangka Raya paling melonjak di tahun 2010 yaitu
sebesar 471,9 juta KwH, berbeda jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan di
tahub 2012 produksi listrik mencapai 632,5 juta KwH dengan listrik terjual sebanyak
628,9 juta KwH, dipanaki sendiri 3,6 juta KwH, dan susut 74,2 juta KhW.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Palangka Raya menjamin pasokan
listrik untuk pelanggan rumah tangga, sosial, industri, bisnis, dan pemerintah dengan
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
tarif yang berbeda-beda. Listrik paling banyak terjual kepada jenis pelanggan rumah
tangga. Nilai penjualan listrik kepada pelanggan rumah tangga sebesar Rp. 213.935,8
juta atau sebesar 57,8 persen dari total penjualan. Rumah tangga dengan daya 450 –
2.200 VA merupakan pengkonsumsi listrik terbesar yaitu sebesar 330,8 juta KwH
dengan nilai penjualan sebesar Rp. 199.398,5 juta (Tabel 4.10)
Tabel 4.10Listrik Terjual di Kota Palangka Raya Tahun 2012
Jenis TarifListrik Terjual (000
KwH)Nilai Penjualan
(juta Rp)
Sosial 8.502,5 4.331,1Rumah Tangga (R)R1 daya 450 – 2.200 VA 330.775,5 199.389,5R2 daya 3.500 – 5.500 VA 11.552,1 10.288,2R3 daya 6.600 VA 3.578,4 4.258,1Industri 9.724,6 7.546,6Bisnis 115.593,1 108.830,1Pemerintah 35.948,1 35.012,1
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
4.5.2. Pertanian
Sektor pertanian bukanlah kontributor utama dalam perekonomian Kota
Palangka Raya. Hal ini dapat dilihat dari luas panen dan produktivitas komoditas
tanaman pangannya. Peranan sektor pertanian terhadap PDRB Kota Palangka Raya pun
sebesar 5,46 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 2,48 persen pada tahun 2012.
Selama tiga tahun terakhir, produksi komoditas-komoditas tanaman pangan
cukup berfluktuasi. Hingga tahun 2012, luas panen padi hanya tersisa 6 ha yang
semuanya berada di Kecamatan Rakumpit. Sementara itu kedelai merupakan komoditas
baru yang mulai diproduksi di Kota PalangkaRaya. Kecamatan Sebangau dan Bukit
Batu merupakan wilayah dimana kedelai ini dihasilkan. Sementara ubi kayu mengalami
penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun 2011. Sedangkan luas panen ubi
jalar bertambah sehingga produksinya juga ikut bertambah (Tabel 4.11).
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Tabel 4.11Beberapa Indikator Statistik Tanaman Pangan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012
PadiLuas Panen (Ha) 61 27 2Produksi (Ton) 133 56 12JagungLuas Panen (Ha) 0 90 237Produksi (Ton) 0 186 529KedelaiLuas Panen (Ha) 0 0 33Produksi (Ton) 0 0 38Ubi kayuLuas Panen (Ha) 70 34 26Produksi (Ton) 792 402 308Ubi JalarLuas Panen (Ha) 10 3 10Produksi (Ton) 70 21 70
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
Tabel 4.12
Beberapa Indikator Statistik Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya
Uraian 2010 2011 2012
KaretLuas Panen (Ha) 4.483,50 4.391,00 4.483,5Produksi (Ton) 1.003,70 802,90 2.931,1Kelapa SawitLuas Panen (Ha) 168,40 164,40 723,40Produksi (Ton) - 13,55 151,00KelapaLuas Panen (Ha) 193,50 193,70 193,70Produksi (Ton) 63,60 59,80 65,60
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
Sub sektor perkebunan memiliki kontribusi yang cukup terhadap sektor
pertanian. Dari sisi produksi, karet memiliki produksi lebih besar daripada kelapa, dan
kelapa sawit. Meskipun demikian, antara tahun 2010 sampai tahun 2011 luas panen dan
produksi karet cenderung menunjukkan penurunan, namun meningkat lagi di tahun
2012. Sementara luas panen dan produksi kelapa sawit tertinggi di tahun 2012 dengan
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
nilai masing-masing 723,40 ha dan 151,00 ton (Tabel 4.12).
4.5.3 Industri Pengolahan
Hingga saat ini sektor industri pengolahan di Palangka Raya mencakup industri
hasil pertanian dan kehutanan, industri Aneka (IKA), dan Industri Logam Mesin dan
Kimia (Tabel 4.13). Jumlah perusahaan industri kecil dan tenaga kerja cenderung
mengalami peningkatan di empat tahun terakhir. Sektor industri hasil pertanian dan
kehutanan menyumbang tenaga kerja yang terbanyak dibandingkan dengan sektor
industri aneka dan industri logam mesin dan kimia.
Tabel 4.13Statistik Industri Kota Palangka Raya
Tahun
Industri HasilPertanian dan
Kehutanan
Industri Aneka(IKA)
Industri LogamMesin dan Kimia
UnitUsaha
TenagaKerja
UnitUsaha
TenagaKerja
UnitUsaha
TenagaKerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2012 509 1.870 210 595 269 7872011 485 1.807 207 586 263 7682010 405 1.124 105 503 409 1.3172009 557 2.781 47 179 109 187
Sumber : Palangka Raya Dalam Angka 2013
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 1
BAB VKONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH
5.1. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT
Berbagai kebijakan pemerintah pusat telah diambil oleh Lembaga Pemerintah
Departemen dan Non Departemen sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang antara
lain mengatasi masalah dan meminimalisir kendala yang dihadapi oleh UMKM, baik dari
segi permodalan dan pembiayaan usaha, kelembagaan, manajemen usaha, dan pemasaran.
Masalah dan kendala yang dihadapi oleh UMKM pada dasarnya bersumber dari
sumberdaya manusia dan kondisi dan iklim usaha yang dalam beberapa hal tidak
menguntungkan dan kondusif bagi pengembangan UMKM. Berbagai kebijakan dan
program yang telah diambil oleh berbagai Kementerian dan Non-Kementerian dalam
operasionalisasinya dihadapkan kepada masalah koordinasi. Dalam rangka mempercepat
pengembangan sektor riel dan pemberdayaan UMKM, pemerintah pusat telah
mengeluarkan kebijakan terbaru dalam bentuk INPRES No. 6 tahun 2007.
Seperti tertuang pada INPRES No. 6 tahun 2007, pemberdayaan UMKM secara
garis besar meliputi: (1) peningkatan akses permodalan bagi UMKM, (2) pengembangan
kewirausahaan dan sumberdaya manusia, (3) peningkatan peluang pasar produk UMKM,
dan (4) reformasi regulasi.
Peningkatan akses permodalan bagi IMKM meliputi kebijakan untuk: (1)
meningkatkan kapasitas kelembagaan dan akses UMKM pada sumber pembiayaan yang
meliputi program pengembangan skema kredit investasi bagi UMKM, meningkatkan
efektivitas fungsi dan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), (2) memperkuat
sistem penjaminan kredit bagi UMKM yang meliputi program peningkatan sertifikasi
tanah untuk memperkuat penjaminan kredit UMKM, peningkatan peran Lembaga
Penjaminan Kredit bagi UMKM, dan program pengembangan sistem resi gudang sebagai
instrumen pembiayaan bagi UMKM (3) mengoptimalkan pemanfaatan dana non perbankan
untuk pemberdayaan UMKM yang meliputi program untuk meningkatkan efektivitas
pemanfaatan dana bergulir APBN untuk pemberdayaan UMKM serta restrukturisasi
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 2
pengelolaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN
.Pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia meliputi kebijakan untuk (1)
meningkatkan mobilitas dan kualitas SDM melalui program peningkatan askes UMKM
pada mobilitas dan kualitas SDM, peningkatan peran Perguruan Tinggi dalam
pengembangan Bussines Development Services Provider (BDS-P) dan pemberdayaan
UMKM, pengembangan Koperasi Sivitas Akademika, dan peningkatan program Sarjana
Pencipta Kerja Mandiri (Prospek Mandiri), (2) mendorong tumbuhnya kewirausahaan
yang berbasis teknologi dengan melaksanakan program pembentukan Pusat Inovasi
UMKM untuk pengembangan kewirausahaan dengan mengoptimalkan peran lembaga
yang sudah ada. Peningkatan peluang pasar bagi produk UMKM terdiri dari kebijakan
untuk:
(1) mendorong dan berkembangnya kreasi produk UMKM melalui program
pengembangan institusi promosi produk UMKM, peningkatan efektivitas
pengembangan klaster sentra IKM melalui pendekatan One Village One Product, dan
program pengembangan akses pasar produk UMKM melalui hotel,
(2) mendorong berkembangnya pasar tradisional dan tata hubungan dagang antar pelaku
pasar yang berbasis kemitraan melalui program pemberdayaan pasar tradisional dan
peningkatan peran peritel modern dalam membuka akses pasar bagi produk UMKM,
(3) mengembangkan sistem informasi angkutan kapal untuk UMKM dengan program
fasilitasi informasi tentang angkutan kapal untuk UMKM, dan
(4) mengembangkan sinergitas pasar dengan program pengembangan pasar yang
terintegrasi antara pasar penunjang, pasar induk dan pasar tradisional.
Pada kelompok reformasi regulasi meliputi kebijakan untuk menyediakan insentif
perpajakan untuk UMKM serta menata kembali kebijakan di bidang UMKM termasuk
meredefinisi usaha mikro, kecil dan menengah.
Berbagai kebijakan dan program yang telah diambil oleh pemerintah pusat melalui
Inpres No.6 tahun 2007 tersebut dalam implementasinya belum sepenuhnya terlaksana.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 3
5.2. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI
Pembangunan ekonomi kerakyatan di Propinsi Kalimantan Tengah tergambar
sebagaimana yang dinyatakan dalam Visi dan Misi Pembangunan Daerah Tahun 2006-
2025 untuk mewujudkan Kalimantan Tengah yang maju, mandiri dan adil sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 12 Tahun
2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006-2025.
Salah satu misi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi kerakyatan di
Kalimantan Tengah adalah meningkatkan akselerasi perkembangan Koperasi dan UKM
serta dunia usaha yang saling terkait antar usaha dan antar daerah, khususnya yang berbasis
potensi dan keunggulan daerah yang saling terkait antar usaha dan antar daerah.
Bertambahnya jumlah, jenis dan kapasitas usaha kecil, menengah dan koperasi akan
berpengaruh pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan
UMKM dan Koperasi tersebut berbasis pada potensi dan keunggulan wilayah serta melalui
jalinan keterkaitan usaha yang kuat, baik antar usaha maupun antar wilayah.
Untuk meujudkan visi dan misi pembangunan daerah maka salah satu arah
pembangunan jangka panjang Daerah untuk Visi Pembangunan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2006 – 2025 adalah meningkatnya akselerasi perkembangan
Koperasi dan UKM serta dunia usaha yang saling terkait antar usaha dan antar daerah,
khususnya yang berbasis potensi dan keunggulan daerah yang saling terkait antar usaha
dan antar daerah, yang ditunjukkan oleh:
1) Meningkatnya jumlah pembukaan usaha baru, penyerapan tenaga kerja khususnya
UKM dan Koperasi yang berbasis potensi dan Keunggulan Daerah;
2) Meningkatnya perkembangan dan daya saing usaha-usaha yang telah berdiri;
3) Berkembangnya usaha Sentra/Klaster, Koperasi Simpan Pinjam/Usaha Sentra
Produksi – Koperasi (KSP/USP-Kop) dan jasa konsultansi pengembangan Bisnis
UKM dan Koperasi;
4) Terwujudnya kinerja pelayanan perizinan dan pengawasan perizinan serta fasilitasi
pengembangan UKM; dan
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 4
5) Terwujudnya stabilitas perekonomian wilayah Kalimantan Tengah.
Sebagai implementasi dan tindak lanjut dari arah kebijakan pembangunan
tersebut dan memperhatikan RPJM Propinsi Kalimantan Tengah dan Propenas, maka
pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan diarahkan diarahkan
untuk:
1) Meningkatnya ketahanan pangan di tiap daerah kabupaten/kota;
2) Terwujudnya struktur perekonomian yang dibangun dari sektor agribisnis dan
agroindustri yang maju dan kompetitif;
3) Terjaganya kondisi keseimbangan ekosistem sektor pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, kehutanan; dan
4) Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan berbasis pada pengelolaan pertanian
dan perikanan yang maju dan kompetitif.
Beberapa program yang dilakukan pada sektor pertanian yaitu: 1) Program
pengembangan agribisnis dan agroindustri yang kompetitif, 2) Program pengembangan
sistem ketahaan pangan, 3) Program peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, dan
4) Program peningkatan sarana dan prasarana pertanian.
Pada sektor/subsektor peternakan program pembangunan peternakan dilakukan
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan produksi hasil peternakan, antaralain melalui penyediaan bibit
sapipoteong, peningkatan polpulasi ternak, tersedianya Rumah Potong Hewan
/unggas (RPH) dan pengembangan kawasan sentra ternak;
2). Pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak;
3). Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan;
4). Peningkatan penerapan teknologi peternakan,yakni melalui inseminasi
buatan
5). Peningkatan kesejahteraan petani peternak; dan
6). Pemberdayaan penyuluh peternakan lapangan.
Pada sektor perikanan pembangunan perikanan antar lain dilakukan melalui
program Pengembangan budidaya perikanan, Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 5
produksi perikanan, pengembangan perikanan tangkap, pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir (PEMP), kegiatan budidya kelautan, dan pengelolaan sumberdaya
pesisir dan kelautan. Pembangunan perikanan tangkap antara lain dilakukan melalui
kegiatan pembangunan darmaga ikan, Tempat Pendaratan Ikan (TPI), pembangunan
pabrik es, dan pembangunan pelabuhan pendaratan ikan.
Program pengembangan budidaya perikanan antara lain dilakukan melalui
kegiatan budidaya di eks PLG, budidaya ikan lokal, budidaya di perairan umum, payau,
di pedesaan dan pengembangan balai benih ikan. Program budidaya antara lain
dilakukan melalui pengembangan budidaya tambak udang, budidaya di kolam antara
lain budidaya ikan mas, patin, nila, lele, gurami, betok dan jenis ikan lokal.
Dalam rangka mempertahankan dan melestarikan sumberdaya hutan, maka
peningkatan pemanfaatan sumberdaya hutan diarahkan untuk:
1) Meningkatnya keteraturan dan ketertiban pemanfaatan dan realisasi potensi
sumberdaya hutan;
2) Meningkatnya luas dan kualitas hutan tanaman; dan
3) Menguatnya peran masyarakat sekitar hutan untuk dapat berperan sebagai pelaku
pengelolaan hutan yang sesungguhnya.
Pada sektor industri kebijakan yang ditempuh adalah melalui pengembangan
kawasan-kawasan industri yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya alam melalui
pendekatan peningkatan nilai tambah. Dalam upaya pembangunan sektor industri juga
dilakukan peningkatan SDM khususnya dalam bidang agribisnis dan agroindustri.
Industri yang dikembangkan berupa industri agro (agroindustri) yang berbasis pada
sektor pertanian.
Pada sektor perdagangan, beberapa program yang dilakukan antara lain: (1)
Fasilitasi upaya pemasaran hasil produk unggulan daerah, dengan membangun sarana
perdagangan dan distribusi sperti pasar dan tempat pelelangan ikan (2) Promosi produk
unggulan daerah, dan (3) Penyediaan data dan informasi bidang perdagangan.
Permasalahan dalam pengembangan UMKM dan Koperasi di Kalimantan Tengahadalah:
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 6
1) Masih relatif rendahnya semangat (jiwa) kewirausahawanan masyarakat, khususnya
pada angkatan kerja muda yang belum dapat diserap oleh pasar tenaga kerja;
2) Lemahnya kemitraan dan efektifitas jaringan usaha untuk penguatan keterkaitan
(forward dan backward linkages) antar usaha dan antar daerah di wilayah
Kalimantan Tengah;
3) Rendahnya aksesibilitas masyarakat serta koperasi dan UKM terhadap bahan baku,
modal, teknologi dan akses terhadap pasar;
4) Masih belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai pendukung dinamika
dunia usaha;
5) Belum berkembangnya jasa konsultasi pengembangan usaha kecil dan menengah;dan
6) Rendahnya insentif bagi pengembangan usaha, terutama bila pemerintah daerah masih
fokus pada upaya peningkatan pendapatan asli daerahnya.
Rendahnya semangat (jiwa) kewirausahawanan masyarakat disebabkan oleh
karena masih lemahnya keterkaitan sistem pendidikan formal dengan upaya
pengembangan semangat (jiwa) dan ketrampilan kewirausahaan.
Faktor penyebab lain yang juga cukup berpengaruh pada semangat (jiwa)
kewirausahawanan masyarakat adalah karena struktur perekonomian di wilayah
Kalimantan Tengah yang masih bersifat agraris dan keterkaitan antar struktur
perekonomiannya (backward and forward linkages) masih rendah, sehingga pilihan usaha
yang tersedia masih relatif terbatas. Pilihan usaha off farm yang umumnya tersedia di
wilayah yang didominasi oleh sektor pertanian adalah perdagangan kebutuhan pokok dan
perdagangan sarana produksi. Permasalahan transformasi struktural perekonomian ini
cenderung membutuhkan upaya besar bersifat jangka panjang.
Selain faktor kewirausahaan, faktor lain yang mempengaruhi akselerasi
perkembangan UKM dan Koperasi adalah faktor aksesibilitas, yaitu akses terhadap bahan
baku, akses terhadap modal usaha, akses terhadap teknologi, serta akses terhadap pasar.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 7
5.3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
Kebijakan pembangunan dan pengembangan UMKM oleh Pemerintah Kota
Palangka Raya berlandaskan visi dan misi yang telah dituangkan antara lain dalam
dokumen Rencana Strategis Kota Palangka Raya 2018-2023. Visi Kota Palangka Raya
adalah “Terwujudnya Kota Palangka Raya yang Maju, Rukun, dan Sejahtera Untuk
semua”.
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, telah dirumuskan sebanyak 3 (tiga) butir
Misi Pemerintahan Kota Palangka Raya. Misi Pemerintah Kota Palangka Raya tersebut
adalah:
1. Mewujudkan kemajuan Kota Palangka Raya Smart Environment (lingkungan
cerdas) meliputi Pembangunan Infrastruktur, teknologi informasi, pengelolaan
sektor energi, pengelolaan air, lahan, pengelolaan limbah, manajemen bangunan
dan tata ruang, transfortasi.
2. Mewujudkan kerukunan seluruh elemen masyarakat smart society (masyarakat
cerdas) meliputi pengembangan kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan
publik, kerukunan dan keamanan.
3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat kota palangka raya smart economy
(ekonomi cerdas) meliputi pengembangan industri, usaha kecil dan menengah,
pariwisata, dan perbankan.
Pengembangan UMKM merupakan salah satu strategi yang diambil oleh Pemerintah
Kota Palangka Raya. Secara umum kebijakan yang diambil oleh pemerintah Kota
Palangka Raya adalah penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bertujuan untuk
memungkinkan terbukanya kesempatan berusaha seluas mungkin serta kepastian usaha.
Secara spesifik, pada sektor industri dan perdagangan kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya adalah: (1) Pembangunan industri yang berspektrum luas
dan berorientasi pada pasar internasional, melalui percepatan penguasaan teknologi untuk
menghasilkan produk unggulan, yang bertumpu pada mekanisme pasar, (2) Memberikan
pelayanan prima di bidang perdagangan, informasi perdagangan secara kontinyu kepada
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya..................................... V - 8
dunia usaha.
Untuk mendukung Kebijakan tersebut program pembangunan UMKM, industri di
Kota Palangka Raya mencakup pendataan perusahaan dan peningkatan serta pembinaan
usaha kecil, pemanfaatn fasilitas permodalan serta peningkatan kualitas manajemen dan
SDM UMKM. Pada sektor industri dan perdagangan, program yang dilaksanakan adalah:
(1) Pembinaan dan peningkatan keterkaitan antar industri pada berbagai skala dan bidang
usaha, (2) Pemanfaatan keunggulan komparatif dan menciptakan keunggulan kompetitif,
(3) Pemanfaatan sumber informasi untuk mendorong perkembangan industri, (4)
Peningkatan iklim usaha yang kondusif, (5) Peningkatan kemampuan akses pasar dan
modal, (6) Pengembangan perdagangan dan sistem distribusi, (7) Perluasan jangkauan
pusat informasi bisnis dan komoditi untuk mendorong peningkatan ekspor, (8) Identifikasi
dan pengembangan produk unggulan daerah, serta (9) promosi secara berkesinambungan.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 1
BAB VIPENETAPAN KOMODITI UNGGULAN
KOTA PALANGKA RAYA
6.1. Penetapan Bobot, Tujuan Dan Kriteria
Hasil penetapan produk unggulan diuraikan untuk setiap komoditi di Kota
Palangka Raya, serta kebijakan pengembangan Komoditi unggulan. Penetapan Komoditi
unggulan dilakukan secara bertingkat yang diawali dengan penetapan Komoditi unggulan
pada tingkat kecamatan, kemudian tingkat Kota Palangka Raya. Hasil penetapan
Komoditi unggulan pada tingkat kecamatan merupakan kandidat Komoditi unggulan
tingkat Kota Palangka Raya yang proses penetapannya dilakukan dengan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil Komoditi unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan
sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh Tujuan dari penetapan
Komoditi unggulan UMKM, yaitu: (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan
ekonomi daerah, dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh
keseragaman dan konsistensi dalam proses penetapan Komoditi unggulan, maka bobot
setiap Tujuan dan bobot setiap Kriteria yang digunakan pada adalah sama. Sehubungan
dengan itu maka proses penentuan bobot kepentingan tujuan dan kriteria tersebut
dilakukan pada tingkat Kota Palangka Raya. Dalam hubungan ini maka pada tanggal ini
dilakukan seminar untuk membahas hasil yang diperoleh dari data sekunder yang
diperoleh dan diolah kembali.
Dalam pelaksanaan seminar ini diperlukan masukan dan saran dari pemangku
kepentingan demi perbaikan hasil penelitian ini lebih lanjut. Selain dilakukan penjelasan
oleh Tim Peneliti tentang maksud dan tujuan kegiatan serta metodologi, maka salah satu
tahapan pokok dalam penelitian ini adalah memperoleh penilaian dari peserta berupa skor
kepentingan setiap Tujuan dan setiap Kriteria Komoditi unggulan. Hasil analisis dengan
menggunakan metode AHP berdasarkan masukan pendapat dari pejabat Dinas/Instansi
yang terkait dan berkepentingan terhadap Komoditi unggulan disajikan pada Tabel 6.1.
Berdasarkan metodologi yang telah dikemukakan untuk menetapkan komoditi
unggulan lintas sektor diperlukan informasi seberapa besar bobot kepentingan suatu
sektor ekonomi untuk mencapai tujuan dari penetapan komoditi unggulan UMKM.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 2
Mengingat setiap Kecamatan mempunyai karakteristik wilayah dan potensi ekonomi
yang berbeda, maka penetapan bobot kepentingan sektor/subsektor ekonomi tersebut
dilakukan di tingkat Kota Palangka Raya dengan narasumber pejabat Dinas/Instansi yang
berkepentingan dalam pengembangan UMKM di tingkat Kota Palangka Raya.
Tabel 6.1.Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan
Komoditi Unggulan di Kota Palangka Raya
No. Aspek Bobot1 Tujuan Penetapan Komoditas Unggulan UKM
1.1. Penciptaan Lapangan Kerja 0,43001.2. Pertumbuhan Ekonomi 0,31171.3. Peningkatan Daya Saing Produk 0,2583
2. Kriteria Penetapan Komoditas Unggulan Tingkat Kecamatan2.1. Jangkauan Pasar 0,31982.2. Kontribusi Terhadap Perekonomian Kecamatan. 0,28262.3. Ketersediaan Input, Sarana Produksi atau Usaha 0,2300
2.4.Jumlah Unit Usaha, Rumah Tangga, Produksi, Luas Areal atau Populasi Komoditiunggulan yang ada
0,1676
3. Kriteria Penetapan Komoditas Unggulan Tingkat Kota Palangka Raya3.1 Ketersedian Pasar 0,16833.2. Teknologi 0,10833.3. Manajemen Usaha 0,09893.4 Keterampilan Tenaga Kerja yang Dibutuhkan 0,09103.5. Penyerapan Tenaga Kerja 0,08913.6. Sarana Produksi dan Usaha 0,08743.7. Harga / Nilai Tambah 0,08683.8 Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah 0,07653.9. Bahan Baku 0,07503.10. Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal 0,06763.11 Aspek Sosial Budaya (termasuk Ciri Khas/Karakteristik Daerah) 0,0511
6.2. Penetapan Alternatif Komoditi Tingkat Kecamatan
Penelitian Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM di Kota Palangka Raya
pada tahun 2018 dilaksanakan di seluruh wilayah kecamatan atau sebanyak 5 kecamatan.
Pada tahap awal, dilakukan identifikasi Komoditi per sektor untuk semua kecamatan
contoh berdasarkan data sekunder/data statistik daerah. Berdasarkan hasil identifikasi
tersebut yang berupa long list komoditi, dilakukan konfirmasi kepada pejabat dan atau
tokoh masyarakat serta penilaian keunggulan masing-masing komoditi di masing-masing
kecamatan.
Pada tahapan ini setiap pejabat dan atau tokoh masyarakat diminta tanggapan dan
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 3
penilaiannya terhadap komoditi yang ada di kecamatan tersebut dengan melakukan
pengisian Matrik Identifikasi Alternatif Komoditi Unggulan Tingkat Kecamatan
berdasarkan empat kriteria, yaitu :
1) Jumlah unit usaha, rumah tangga, produksi, luas areal atau populasi komoditi yangada;
2) Jangkauan pasar;
3) Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha; dan
4) Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan.
Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel 6.1) dihasilkan masing-
masing 5 (lima) alternatif Komoditi unggulan setiap sektor usaha pada setiap tingkat
kecamatan.
Berdasarkan Komoditi unggulan pada setiap sektor ekonomi di setiap kecamatan
dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon Komoditi unggulan per sektor
ekonomi untuk tingkat kecamatan. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode
Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat Komoditi unggulan kota Palangka Raya yang
mempunyai nilai skor tertinggi.
6.3. Penetapan Komoditi Unggulan Tingkat Kecamatan
Proses penetapan Komoditi unggulan tingkat kecamatan dilakukan melalui dua
tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui seminar awal, in depth interview, dan
pengisian kuesioner kepada pejabat pemerintah daerah (Sekda dan Bappeda,
dinas/instansi terkait dan perbankan. Dalam hal ini Tim Peneliti mendatangi langsung
kantor Pemda dan dinas/instansi terkait. Pada tahap ini setiap narasumber dari pejabat
pemerintah daerah dan dinas/instansi terkait memberikan penilaian terhadap: (1) Tingkat
kepentingan antar sektor secara umum, dan (2) Untuk memperoleh penilaian dari
narasumber tentang keunggulan suatu Komoditi terhadap Komoditi yang lain
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (11 kriteria). Penilaian (scoring) terhadap
setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka
menjalankan usaha, membuka usaha baru atau mengembangkan usaha, serta sejauh
mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian. Analisis dengan metode AHP
menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat Komoditi unggulan untuk setiap
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 4
Kecamatan per sektor ekonomi. Komoditi Unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5 (lima)
Komoditi untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.
Berdasarkan hasil identifikasi Komoditi Unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor
masing-masing Komoditi Unggulan dan tingkat kepentingan Sektor/subsektor ekonomi
untuk Komoditi yang bersangkutan ditetapkan Komoditi unggulan lintas sektor tingkat
kecamatan Metode yang digunakan adalah metode Bayes.
Tahap kedua dalam proses penentuan Komoditi Unggulan tingkat Kecamatan
dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber pejabat pemerintah
daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan. Tahap ini dimaksudkan sebagai tahapan
konfirmasi kepada pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan
terhadap hasil Komoditi Unggulan per sektor/sub sektor dan lintas sektor yang telah
diperoleh pada tahap pertama, serta hasil pelaksanaan penelitian tingkat kecamatan dan
Kota. Dalam kegiatan diskusi tersebut juga didiskusikan permasalahan pengembangan
UMKM serta kebijakan dan program untuk pengembangan UMKM terutama Komoditi
unggulan. Pelaksanaan diskusi di masing-masing kecamatan adalah:
1) Kecamatan Pahandut
2) Kecamatan Sebangau
3) Kecamatan Jekan Raya
4) Kecamatan Bukit Batu
5) Kecamatan Rakumpit
Pada seminar awal tersebut juga dilakukan pengumpulan pendapat peserta diskusi
dalam rangka memetakan Komoditi Unggulan Lintas Sektor yang telah diidentifikasi
menurut Aspek Prospek dan Aspek Potensi Komoditi Unggulan saat ini.
Prospek dinilai berdasarkan faktor:
1) Kesesuaian dengan Kebijakan Pemda;
2) Prospek pasar;
3) Minat Investor;
4) Dukungan & Program Pembangunan Infra Strukutur Usaha;
5) Resiko terhadap lingkungan; dan
6) Tingkat persaingan.
dan potensi saat ini dinilai berdasarkan faktor:
1) Jumlah unit usaha/ pengusaha saat ini;
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 5
2) Kesesuaian dengan budaya/ keterampilan masyarakat;
3) Penguasaan masyarakat terhadap teknologi dan pengelolaan usaha;
4) Ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan);
5) Insentif harga jual komoditi/produk; dan
6) Daya serap pasar domestik.
Penilaian dalam bentuk nilai skor untuk setiap Komoditi Unggulan Lintas Sektor
menurut faktor tersebut diberikan oleh pejabat instansi/SKPD dan nara sumber lain pada
pertemuan di tingkat kecamatan tersebut. Berdasarkan jumlah skor pada aspek Prospek
dan Potensi saat ini, Komoditi Unggulan Lintas Sektor dikelompokkan dalam 4 Kuadran,
yaitu:
1). Komoditi Unggulan dengan Prospek dan Potensi saat ini yang Sangat Baik/Baik;
2). Komoditi Unggulan dengan Prospek Sangat Baik/Baik tetapi Potensi saat ini
Cukup/Kurang Baik;
3). Komoditi Unggulan dengan Prospek Cukup/Kurang Baik tetapi mempunyai Potensi
saat ini yang Baik/Sangat Baik; dan
4). Komoditi Unggulan dengan Prospek dan Potensi Saat ini yang Cukup/Kurang Baik.
6.4. Kota Palangka Raya
Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel 6.1) menghasilkan
Komoditi unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kota
Palangka Raya. Berdasarkan Komoditi unggulan pada setiap sektor usaha di setiap
kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon Komoditi unggulan
per sektor usaha untuk tingkat Kota Palangka Raya. Hasil proses agregasi dengan
menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 (sepuluh) kandidat Komoditi
unggulan Kota Palangka Raya yang mempunyai nilai skor tertinggi;
Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap
sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan Komoditi unggulan, serta skor terbobot
total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 6.2.
Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai ketiga
tujuan penetapan Komoditi unggulan di Kota Palangka Raya adalah sektor
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 6
perdagangan, sehingga dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-
masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan
Komoditi unggulan UMKM maka sektor usaha perdagangan merupakan prioritas
pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah
sektor usaha angkutan, perindustrian, perkebunan, peternakan, tanaman pangan, jasa,
perikanan, pariwisata dan pertambangan.
Tabel 6.2Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan
dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka PenetapanKomoditi Unggulan di Kota Palangka Raya
Tujuan (Skor Terbobot)Skor
Pertumbuhan PenciptaanPeningkatan
Sektor Usaha Daya Saing Terbobot RangkingEkonomi Lapangan Kerja Produk Gabungan(0,3117) (0,4300)
(0,2584)Perdagangan 0,1745 0,1693 0,2061 0,1805 1Angkutan 0,1336 0,1498 0,1937 0,1561 2Perindustrian 0,0963 0,1173 0,1173 0,1107 3Perkebunan 0,0958 0,1068 0,1120 0,1047 4Peternakan 0,0976 0,1109 0,0845 0,0999 5Tanaman Pangan 0,1452 0,0891 0,0596 0,0990 6Jasa 0,0691 0,1069 0,0626 0,0837 7Perikanan 0,0832 0,0469 0,0636 0,0625 8Pariwisata 0,0419 0,0689 0,0443 0,0541 9
Pertambangan 0,0628 0,0340 0,0563 0,0488 10
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat Kota dan pelaksanaan FGD
beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya
(Tabel 6.1), analisis AHP menghasilkan Komoditi unggulan setiap sektor ekonomi
UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 6.2.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi
inti daerah dilakukan penetapan komoditi unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan
dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan
atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 6.2) serta hasil skor komoditi unggulan setiap
sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 6.3).
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 7
Tabel 6.3Rangking dan Skor-terbobot Komoditi Unggulan per Sektor Usaha di Kota PalangkaRaya
No.Sektor Usaha/ Skor-
No.Sektor Usaha/ Skor-
Komoditi Unggulan Terbobot Komoditi unggulan Terbobot
Padi dan Palawija Sayuran
1 Jagung 0,2487 1 Terung 0,19292 Kedelai 0,1871 2 Cabe 0,19273 Padi Ladang 0,1555 3 Kacang Panjang 0,17484 Ubi Kayu 0,1541 4 Ketimun 0,14535 Kacang Tanah 0,1538 5 Tomat 0,0793
Buah-Buahan Perkebunan
1 Nenas 0,1951 1 Karet 0,44992 Pisang 0,1789 2 Kelapa Dalam 0,29673 Rambutan 0,1644 3 Jambu Mete 0,11684 Salak 0,1180 4 Pinang 0,10085 Jeruk 0,0981 5 Kelapa Sawit 0,0359
Peternakan Perikanan
1 Sapi Potong 0,2894 1 Budidaya Ikan Patin 0,32602 Ayam Ras Pedaging 0,2500 2 Budidaya Ikan Nila 0,18913 Kambing 0,1843 3 Budidaya Ikan Mas 0,16784 Ayam Buras 0,1009 4 Penangkapan Ikan Di Perairan
Umum 0,16575 Babi 0,0893 5 Budidaya Ikan Tahuman 0,1513
Industri Perdagangan
1 Kerajinan 0,3382 1 Pakaian Jadi 0,19322 Mebel Kayu 0,1472 2 Mobil dan Motor 0,17973 Tahu 0,1009 3 Toko Kelontong 0,13014 Anyaman Rotan 0,0795 4 Kerajinan Khas 0,10255 Makanan /Minuman 0,0784 5 Sembako 0,0936
Jasa-jasa
1 Bengkel 0,16302 Warnet 0,12603 Salon Kecantikan 0,11764 Photo Studio 0,11155 Kursus Komputer 0,0947
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) komoditi unggulan lintas
sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot komoditi yang bersangkutan, seperti
disajikan pada Tabel 6.4. Pada Tabel 6.4, dapat dilihat bahwa 5 (lima) Komoditi
unggulan lintas sektor adalah usaha industri aneka kerajinan, perdagangan pakaian jadi,
perkebunan karet, perdagangan mobil/motor, dan toko kelontong.
Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai Komoditi unggulan lintas
sektor berturut-turut adalah usaha peternakan sapi potong, perkebunan kelapa dalam,
usaha peternakan ayam ras pedaging, perdagangan aneka kerajinan, dan perdagangan
sembako. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 (sepuluh) Komoditi unggulan lintas sektor,
maka sektor usaha perdagangan menempatkan 5 komoditi pada daftar 10 Komoditi
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 8
ungulan lintas sektor di Kota Palangka Raya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha
pada sektor perdagangan merupakan sektor andalan untuk pembangunan ekonomi di
Kota Palangka Raya, setelah sektor industri.
Tabel 6.410 Komoditi Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor
terbobot Tertinggi Sebagai Unggulan Lintas Sektor Kota
Palangka Raya
No Komoditas Skor Terbobot Sektor Usaha1 Kerajinan 0,0503 Industri2 Pakaian Jadi 0,0499 Perdagangan3 Karet 0,0471 Perkebunan4 Mobil dan Motor 0,0464 Perdagangan5 Toko Kelontong/Waserda 0,0336 Perdagangan6 Sapi Potong 0,0316 Peternakan7 Kelapa Dalam 0,0311 Perkebunan8 Ayam Ras Pedaging 0,0273 Peternakan9 Kerajinan Khas 0,0265 Perdagangan10 Sembako 0,0241 Perdagangan
Kedudukan Komoditi unggulan lintas sektor di Kota Palangka Raya
berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat
dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5Kedudukan Komoditi Unggulan Lintas Sektor di Kota Palangka Raya
NoKomiditiUnggulan Potensi Prospek
Potensi SaatProspek Kuadran
ini1 Pakaian Jadi 2,8 2,4 Cukup Baik Cukup Baik IV2 Karet 3,6 3,1 Baik Baik I3 Mobil dan Motor 2,3 2,8 Cukup Baik Cukup Baik IV4 Toko Kelontong 2,8 2,9 Cukup Baik Cukup Baik IV5 Sapi Potong 3,0 2,6 Baik Cukup Baik III6 Mebel Kayu 3,3 3,5 Baik Baik I7 Ayam Ras Pedaging 2,7 3,2 Cukup Baik Baik II8 Kerajinan Khas 2,7 2,4 Cukup Baik Cukup Baik IV9 Kerajinan 3,0 2,8 Baik Cukup Baik III
10 Kelapa Dalam 2,8 2,5 Cukup Baik Cukup Baik IV
Seperti dapat dilihat pada Tabel di atas, di antara 10 (sepuluh) Komoditi unggulan
lintas sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, hanya 2 (dua) Komoditi yang
berada pada Kuadran I yang mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik
atau Baik, yaitu usaha perkebunan karet dan industri mebel kayu. Komoditi atau jenis
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 9
usaha peternakan ayam ras pedaging berada pada kuadran II yang mempunyai Prospek
yang Baik dan Potensi saat ini pada katagori Cukup Baik, dan usaha sapi potong dan
aneka kerajinan berada pada kuadran III. Jenis Usaha perdagangan pakaian jadi, mobil
dan motor, kerajinan khas daerah dan usaha kelapa dalam berada pada kuadran IV
dengan potensi saat ini dan prospeknya berada pada kategori cukup baik.
Di luar 10 (sepuluh) Komoditi unggulan lintas sektor tersebut, Komoditi yang
berada pada Kuadran I, dengan Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang
juga Baik adalah usaha usaha perdagangan sembako, bengkel, perdagangan makanan
dan minuman. Usaha budidaya ikan nila berada pada kuadran II yaitu mempunyai
prospek yang baik, walaupun Potensi saat ini masih pada katagori Cukup Baik. Usaha
pembuatan tahu, anyamana rotan, dan tanaman jagung berada pada kuadran III,
sedangkan usaha angkutan penumpang, peternakan kambing dan kelapa dalam berada
pada kuadran IV yaitu memiliki potensi dan prospek hanya kategori cukup.
Terpilihnya komoditi karet sebagai unggulan dengan skor terbobot tertinggi sesuai
dengan kondisi berkaitan dengan budaya masyarakat dan areal perkebunan karet
rakyat yang memang sangat luas di wilayah Kota Palngka Raya. Sehubungan dengan
pengembangan karet sebagai Komoditi unggulan pertama, diperlukan pengembangan
berupa (1) pengembangan industri pengolahan lateks disentra produksi yang dikelola
oleh Kelompok Usaha Bersama atau Koperasi sehingga petani karet memperoleh nilai
tambah yang lebih baik, (2) pengembangan industri pengolahan barang dari karet
(produk hilir) sehingga dapat memberikan nilai tambah dan pendapatan bagi daerah.
Oleh karena karet sebagai Komoditi unggulan daerah, maka diperlukan dukungan bagi
petani karet rakyat antara lain dari segi ketersediaan modal dan pemasaran hasil dalam
bentuk program kemitraan dengan industri karet remah sehingga lebih mengefisienkan
rantai tataniaga karet di daerah dan meningkatkan pendapatan petani karet.
Secara umum dengan teridentifikasinya komoditi unggulan per sektor/sub-sektor
ekonomi dan lintas sektor, menuntut diperlukan koordinasi dan integrasi kebijakan dan
penyusunan program yang bersifat lintas sektoral atau lintas dinas/instansi Kota
Palangka Raya.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian
Strate
gi
Penge
mban
gan
Produ
k
Unggu
lan
Kota
Palang
ka
Raya...
...........
...........
..... VI
- 10
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 1
BAB VII
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN
KOTA PALANGKA RAYA
7.1. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi dan
permasalahan beserta peluang dan ancamannya. Analisis SWOT merupakan salah satu
teknik analisis yang digunakan untuk menginterpretasikan hal-hal yang berhubungan
dengan :
Faktor-faktor internal apakah yang selama ini menjadi kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness).
Faktor-faktor eksternal apakah yang selama ini menjadi peluang (opportunities)
dan ancaman (threath).
Langkah selanjutnya, memformulasikan kedua faktor tersebut kedalam sebuah Matriks
SWOT, seperti yang terdapat pada Tabel 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1.
Matriks SWOT
Internal
Eksternal
Strenght (S)
Kekuatan
Weakness (W)
Kelemahan
Opportunity (O)
KesempatanSO WO
Threat (T)
AncamanST WT
Dalam kegiatan ini analisis SWOT digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal dan eksternal yang menjadi kelemahan dan peluang usaha pengembangan produk
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 2
unggukan yang ada di Kota Palangka Raya. Hasil analisis SWOT diuraikan sebagai
berikut :
Untuk melakukan analisis SWOT di terhadap produk unggulan yang ada di Kota
Palangka Raya terlebih dahulu ditentukan faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang
berada dalam pengendalian (Control liable) yang meliputi faktor kekuatan / Strengths (S)
dan Faktor kelemahan / Weaknesses (W) serta faktor-faktor eksternal yang berada diluar
pengendalian (Uncontrol liable) yang meliputi faktor peluang / Opportunities (O) dan
faktor Tantangan / Theats (T).
7.1.1. Lingkungan Internal
7.1.1.1. Kekuatan
1. Banyaknya permintaan pasar akan produk unggulan Kota Palangka Raya
2. Bahan baku tersedia di daerah setempat/mudah diperoleh.
3. Keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah dimiliki masyarakat
secara turun temurun.
4. Teknologi pengolahan produk unggulan tersedia dan mudah untuk dikuasai atau
ditransfer.
5. Dapat dijadikan usaha andalan/mata pencaharian masyarakat banyak.
6. Adanya dukungan kebijakan dan program dari swasta maupun semua tataran
pemerintah daerah.
7.1.1.2. Kelemahan
1. Manajemen, teknologi dan peralatan yang digunakan masih sederhana sehingga kurang
efektif dan efesien.
2. Mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada standarisasi.
3. Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum dikuasai.
4. Kualitas produk unggulan kita yang belum memenuhi persyaratan teknis dan tidak
menarik konsumen.
5. Modal usaha dalam pengembangan produk unggulan yang masih minim.
6. Belum adanya sistem pemasaran bersama produk unggulan Kota Palangka Raya
7. Belum adanya standar pelayanan minimal dalam pembinaan penanganan produk
unggulan.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 3
7.1.2. Lingkungan Eksternal
7.1.2.1. Peluang
1. Ada keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya sekaligus
meningkatkan kesejahteraannya.
2. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menjadikan produk
unggulan sebagai pelaku utama ekonomi daerah.
3. Pangsa pasar produk unggulan dalam negeri cukup luas.
4. Fundamental ekonomi makro nasional mulai membaik.
5. Dapat dikembangkan untuk pasar dalam negeri dan ekspor.
6. Tersedianya berbagai fasilitas keuangan sehingga produk unggulan kita semakin mudah
untuk mendapat permodalan.
7. Semakin lancarnya transfortasi sehingga mobilitas orang dan barang dari suatu tempat
lainnya menjadi lebih mudah dan cepat.
8. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan komunikasi serta media informasi.
7.1.2.2. Tantangan
1. Daya saing produk unggulan kita masih lemah
3. Persaingan semakin ketat baik dari produksi dalam negeri maupun barang impor.
4. Iklim usaha belum kondusif bila dibandingkan fasilitasi daerah lain sebagai pesaing
terhadap produk unggulan kita.
5. Kebijakan pemerintah di berbagai bidang seperti tarif BBM, tarif transportasi dan tarif
listrik telah meningkat biaya yang tidak kecil
6. Pemahaman/interprestasi otoda belum terstandardisasi antar daerah menjadikan iklim
usaha produk unggulan tidak kondusif.
7. Terbatasnya sumberdaya produktif antara lain terbatasnya ketersediaan bahan baku,
sumberdaya alam dan lainnya.
Dari analisi SWOT diatas maka akan dibuat Matrik Kuadran SWOT dengan bobot
skala nilai 1 – 5 seperti pada Tabel 7.2.PDF Crea
te! 5
Trial
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 4
Tabel 7.2
Matrik Kuadran SWOT dengan bobot skala nilai 1 – 5
No. Kekuatan B Kelemahan B1.
2.
3.
4.
5.
6.
Banyaknya permintaan pasar akan produkunggulan Kota Palangka RayaBahan baku tersedia di daerah setempat/mudahdiperoleh.Keterampilan dasar untuk mengolah produkunggulan sudah dimiliki masyarakat secara turuntemurun.Teknologi pengolahan produk unggulan tersediadan mudah untuk dikuasai atau ditransfer.Dapat dijadikan usaha andalan/mata pencaharianmasyarakat banyak.Adanya dukungan kebijakan dan program dariswasta maupun semua tataran pemerintah daerah..
4
5
5
4
3
4
1. Manajemen, teknologi dan peralatanyang digunakan masih sederhanasehingga kurang efektif dan efesien.
2. Mutu produk unggulan yang beragamdan belum ada standarisasi.
3. Akses informasi pasar produk unggulanmasih terbatas/belum dikuasai.
4. Kualitas produk unggulan kita yangbelum memenuhi persyaratan teknis dantidak menarik konsumen.
5. Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masih minim.
6. Belum adanya sistem pemasaran bersamaproduk unggulan Kota Palangka Raya
7. Belum adanya standar pelayananminimal dalam pembinaan penangananproduk unggulan.
3
4
5
3
4
3
4
Peluang B Tantangan B1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ada keinginan kuat dari masyarakat untukmemajukan ekonominya sekaligus meningkatkankesejahteraannya.Adanya komitmen yang kuat dari pemerintahdaerah untuk menjadikan produk unggulansebagai pelaku utama ekonomi daerah.Pangsa pasar produk unggulan Kota PalangkaRaya cukup luas.Fundamental ekonomi makro nasional mulaimembaik.Dapat dikembangkan untuk pasar dalam negeridan ekspor.Tersedianya berbagai fasilitas keuangan sehinggaproduk unggulan kita semakin mudah untukmendapat permodalan.Semakin lancarnya transfortasi sehinggamobilitas orang dan barang dari suatu tempatlainnya menjadi lebih mudah dan cepat.Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dankomunikasi serta media informasi.
5
4
33
4
3
4
4
1. Daya saing produk unggulan kita masihlemah
3. Persaingan semakin ketat baik dariproduksi dalam negeri maupun barangimpor.
4. Iklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negara pesainterhadap produk unggulan kita..
5. Kebijakan pemerintah di berbagai bidangseperti tarif BBM, tarif transportasi dantarif listrik telah meningkat biaya yangtidak kecil
6. Pemahaman/interprestasi otoda belumterstandardisasi antar daerah menjadikaniklim usaha produk unggulan tidakkondusif.
7. Terbatasnya sumberdaya produktif antaralain terbatasnya ketersediaan bahan baku,sumberdaya alam dan lainnya.
4
4
3
3
3
2
Pengukuran dan Pencapaian Kinerja
Beberapa kendala yang menjadi kelemahan pada Tabel 7.2. Matrik kuadran SWOT
maka dapat dinilai seberapa tingkat urgensi dari tiap-tiap faktor dibandingkan dengan
faktor lain baik pada internal maupun pada ekstenal. Untuk melihat seberapa urgen dari
tiap-tiap faktor internal seperti pada Tabel 7.3.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 5
Tabel 7.3.Matrik Tingkat Urgensi Dari Tiap-tiap Faktor Dibandingkan
dengan Faktor internal dan Ekstenal
No. Faktor IntenalKekuatan (Strengths)
Faktor Yang Lebih Urgena b c d e f g h k Jlh Bobot
a.
b.
c.
d.
e.
Banyaknya permintaan pasar akan produkunggulan Kota Palangka RayaBahan baku tersedia di daerahsetempat/mudah diperoleh.Keterampilan dasar untuk mengolahproduk unggulan sudah dimilikimasyarakat secara turun temurun.Teknologi pengolahan produk unggulantersedia dan mudah untuk dikuasai atauditransfer.Adanya dukungan kebijakan danprogram dari swasta maupun semuatataran pemerintah daerah.
x
a
c
a
a
a
x
c
b
b
c
c
x
c
c
a
b
c
x
d
a
b
c
d
x
a
f
c
f
f
g
b
c
g
e
a
h
c
d
h
k
k
k
k
k
5
4
7
3
1
13.16 %
10.53 %
18.42 %
7.89 %
2.63 %
Kelemahan(Weaknesses)
f.
g.
h.
k.
Manajemen, teknologi dan peralatan yangdigunakan masih sederhana sehinggakurang efektif dan efesien.Mutu produk unggulan yang beragam danbelum ada standarisasi.Akses informasi pasar produk unggulanmasih terbatas/belum dikuasai.Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masih minim.
a
g
a
k
f
b
h
k
c
c
c
k
f
g
d
k
f
e
h
k
x
g
f
k
g
x
g
g
f
g
x
k
k
g
k
x
4
5
2
7
10.53 %
13.16 %
5.26 %
18.42 %
Total 5 4 7 3 1 4 5 2 7 38 100%
Dari Tabel 7.3. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan tertinggi adalah
Keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah dimiliki masyarakat secara
turun temurun dengan bobot 18.42 %, sedangkan faktor kekuatan terendah adalah adanya
dukungan kebijakan dan program dari swasta maupun semua tataran pemerintah daerah
dengan bobot nilai 2.63 %.
Disisi lain faktor yang menjadi kelemahan tertinggi adalah Mutu produk unggulan
yang beragam dan belum ada standarisasi dengan bobot 13.16 %, sedangkan faktor
kelemahan terendah adalah Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum
dikuasai dengan bobot 5.26 %.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 6
Tabel 7.4.Penentuan Faktor yang Lebih Urgen dari Faktor Eksternal
peluang dan Tantangan
No. Faktor EksternalPeluang (Opportunities)
Faktor Yang Lebih Urgen
a b c d e f g h k Jlh Bobota.
b.
c.
d.
e.
Ada keinginan kuat dari pengrajinAda keinginan kuat dari masyarakat untukmemajukan ekonominya sekaligusmeningkatkan kesejahteraan.Adanya komitmen yang kuat daripemerintah daerah untuk menjadikanproduk unggulan sebagai pelaku utamaekonomi daerah.Dapat dikembangkan untuk pasar dalamnegeri dan ekspor.Semakin lancarnya transfortasi sehinggamobilitas orang dan barang dari suatutempat lainnya menjadi lebih mudah dancepat.Meningkatnya ketersediaan sarana,prasarana dan komunikasi serta mediainformasi.
x
a
a
a
a
a
x
c
b
b
a
c
x
c
c
a
b
c
x
d
a
b
c
d
x
f
f
c
d
e
a
g
c
g
g
a
b
h
h
h
a
b
c
d
e
7
4
6
3
2
19.44
11.11
16.67
8.33
5.55
Tantangan(Threats)
f
g
h
k
Persaingan semakin ketat baik dariproduksi dalam negeri maupun barangimpor.Daya saing produk unggulan kita masihlemahIklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negara pesainterhadap produk unggulan kita.Kebijakan pemerintah di berbagai bidangseperti tarif BBM, tarif transportasi dantarif listrik telah meningkat biaya yangtidak kecil
f
a
a
a
f
g
b
b
c
c
h
c
d
g
h
d
e
g
h
e
x
g
f
f
g
x
g
g
f
g
x
k
f
g
k
x
4
6
3
1
11.11
16.67
8.33
2.78
Total 7 4 6 3 2 4 6 3 1 36 100%
Dari Tabel 7.4. menunjukkan faktor peluang tertinggi adalah adanya keinginan
kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya sekaligus meningkatkan
kesejahteraan dengan bobot 19.44 %. Sedangkan faktor peluang terendah adalah
meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan komunikasi serta media informasi
dengan bobot hanya 5.55 %.
Untuk faktor tantangan tertinggi adalah daya saing produk unggulan kita masih
lemah dengan bobot 16.67 %, sedangkan tantangan terendah adalah lebijakan pemerintah
di berbagai bidang seperti tarif BBM, tarif transportasi dan tarif listrik telah meningkat
biaya yang tidak kecil dengan bobot 2.78 %.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 7
7.1.3. Analisis Masalah
1. Manajemen, teknologi dan peralatan yang digunakan masih sederhana sehingga kurang
efektif dan efesien.
2. Mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada standarisasi.
3. Akses informasi pasar produk unggulan masih terbatas/belum dikuasai.
4. Kualitas produk unggulan kita yang belum memenuhi persyaratan teknis dan tidak
menarik konsumen.
5. Modal usaha dalam pengembangan produk unggulan yang masih minim.
6. Belum adanya sistem pemasaran bersama produk unggulan Kota Palangka Raya.
7. Belum adanya standar pelayanan minimal dalam pembinaan penanganan produk
unggulan.
7.1.4. Memilih dan Menetapkan Kunci Keberhasilan
7.1.4.1. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kunci keberhasilan melalui pendekatan
analisis Swot dapat dilihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Faktor kunci
keberhasilan dipilih setelah dilakukan analisis keterkaitan faktor internal dan eksternal.
Dari hasil evaluasi keterkaitan faktor internal dan faktor eksternal maka dapat
ditentukan faktor kunci keberhasilan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila faktor kunci keberhasilan (FKK) yang dipilih adalah yang memiliki total nilai
bobot (TNB) sama, maka yang dipilih, nilai bobot dukung terbesar (NBD) terbesar. Kalau
NBD sama maka yang dipilih NBK terbesar, kalau NBK sama, maka yang dipilih bobot
faktor (BF) terbesar, kalau BF sama dipilih berdasarkan pertimbangan prioritas.
Berdasarkan Matrik evaluasi keterkaitan faktor internal dan faktor eksternal, maka
dapat ditentukan faktor kunci keberhasilan diambil dari total nilai bobot terbesar yaitu :
a. Kekuatan adalah keterampilan dasar untuk mengolah produk unggulan sudah
dimiliki masyarakat secara turun temurun diperoleh, dengan TNB 1.86
b. Kelemahan adalah mutu produk unggulan yang beragam dan belum ada
standarisasi dengan TNB 1.00.
c. Peluang adalah ada keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya
sekaligus meningkatkan kesejahteraan, dengan TNB 1.87.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 8
d. Tantangan adalah Daya saing produk unggulan kita masih lemah dengan TNB
1.42.
Adapun peta kekuatan daya saing dapat dilihat pada Gambar 7.1
Keterangan :
SO = (4.06; 4.71) berada pada kuadran I
ST = (4.06 ; 2.66) berada pada kuadran II
WO = (3.64; 4.71) berada pada kuadran III
WT = (3.64; 2.66) berada pada kuadran IV
Gambar 7.1. Peta Kekuatan Daya Saing Produk Unggulan Kota Palangka Raya
Agar diketahui posisi kekuatan daya saing, dibuat peta kekuatan daya saing produk
unggulan dengan membandingkan jumlah TNB dari masing-masing faktor yaitu :
a. Kekuatan (Strengths) sebesar 4.06
b. Kelemahan (weknesses) sebesar 3.64
c. Peluang (oportunities) sebesar 4.71
d. Tantangan (threats) sebesar 2.66
Dari Gambar 6.1. Peta kekuatan daya saing menunjukkan bahwa kekuatan daya
saing berada pada kuadran I yang berarti produk unggulan Kota Palngka Raya tersedia
S
W
T O
II I
IIIIV
(4.06).
(4.71)
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 9
didaerah setempat/mudah diperoleh yang menjadi kekuatan yang bisa dimanfaatkan
menjadi peluang.
7.1.4.2. Penyusunan Strategi
Penyusunan strategi adalah penyusunan tentang serangkaian tindakan diantara
berbagai alternatif yang tersedia dalam upaya pemecahan masalah-masalah daya saing
yang didesain untuk mencapai tujuan utama kajian strategi pengembangan produk
unggulan Kota Palangka Raya. Kajian strategi mengundang suatu siasat sesuatu dipikirkan
sesuatu yang direkayasa guna mengoptimalkan peran kekuatan pendorong (faktor
kekuatan dan peluang) dalam rangka meminimalkan peran kekuatan penghambat (faktor
kelemahan dan tantangan).
Ini merupakan jawaban atas pertanyaan sejauh mana analisis terhadap kekuatan
pendorong dengan kekuatan penghambat dan langkah apa (action plan) yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan yang direncanakan sehingga mampu menyusun ide-ide
strategis melalui sumbang saran untuk memperkuat kekuatan kunci. Dengan demikian
digunakan matrik kuadran SWOT guna menyusun formulasi strategi dengan
mengintegrasikan faktor internal dan eksternal menjadi faktor kunci yang dibuat dalam
bentuk formulasi strategi SWOT seperti Tabel 7.5.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 10
Tabel 7.5.
Diagram Formulasi Strategi SWOT
Faktor Internal
Faktor Esksternal
Kekuatan (Strenghts)1.Banyaknya permintaan pasar akan
produk unggulan Kota PalangkaRaya
2.Bahan baku tersedia di daerahsetempat/mudah diperoleh.
3.Keterampilan dasar untukmengolah produk unggulan sudahdimiliki masyarakat secara turuntemurun.
4.Teknologi pengolahan produkunggulan tersedia dan mudahuntuk dikuasai atau ditransfer.
5.Adanya dukungan kebijakan danprogram dari swasta maupunsemua tataran pemerintah daerah.
Kelemahan (Weakness)1.Manajemen, teknologi dan
peralatan yang digunakan masihsederhana sehingga kurang efektifdan efesien.
2.Mutu produk unggulan yangberagam dan belum adastandarisasi.
3.Akses informasi pasar produkunggulan masih terbatas/belumdikuasai.
4.Modal usaha dalam pengembanganproduk unggulan yang masihminim.
Peluang (Opportunities)1.Ada keinginan kuat dari pengrajin2.Ada keinginan kuat dari masyarakat
untuk memajukan ekonominyasekaligus meningkatkankesejahteraan.
3.Adanya komitmen yang kuat daripemerintah daerah untukmenjadikan produk unggulansebagai pelaku utama ekonomidaerah.
4.Dapat dikembangkan untuk pasardalam negeri dan ekspor.
5.Semakin lancarnya transfortasisehingga mobilitas orang danbarang dari suatu tempat lainnyamenjadi lebih mudah dan cepat.
6.Meningkatnya ketersediaan sarana,prasarana dan komunikasi sertamedia informasi.
Strategi (SO)Meningkatkan dan memanfaatkanproduk unggulan tersedia di daerahsetempat/mudah diperolehsemaksimal mungkin untukpengembangan produk unggulansebagai produk yang dapatdikembangkan untuk pasar dalamnegeri dan ekspor.
Strategi (WO)Meningkatkan permodalan usahamasyarakat yang masih minim,melalui komitmen yang kuat daripemerintah daerah untuk menjadikanproduk unggulan sebagai pelakuutama ekonomi daerah danmemanfaatkan fasilitas keuangansehingga produk unggulan semakinmudah untuk mendapat permodalan,sehingga produk yang dihasilkandapat dikembangkan untuk pasardalam negeri dan ekspor.
Tantangan (Threats)1.Persaingan semakin ketat baik dari
produksi dalam negeri maupunbarang impor.
2.Daya saing produk unggulan kitamasih lemah
3.Iklim usaha belum kondusif biladibandingkan fasilitasi negarapesain terhadap produk unggulankita.
4.Kebijakan pemerintah di berbagaibidang seperti tarif BBM, tariftransportasi dan tarif listrik telahmeningkat biaya yang tidak kecil
Strategi (ST)Memanfaatkan ketersediaan produkunggulan yang ada di daerahsetempat/mudah diperoleh untukkerajinan anyaman dan membuatperaturan daerah yang berhubungandengan produk unggulan di KotaPalangka Raya.
Strategi (WT)Meningkatkan modal usahamasyarakat yang masih minim, danmeningkatkan Daya saing produkunggulan kita masih lemah.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 11
7.1.4.3. Rencana Kegiatan
Sebelum rencana kegiatan disusun terlebih dahulu dilihat kekuatan faktor
pendorong serta faktor penghambat yang bersumber dari internal juga eksternal sehingga
menjadi dasar dalam penyusunan rencana kegiatan yang dalam hal ini faktor pendorong
meruapakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan.
Gambar 7.2. Peta Medan Kekuatan Daya Saing Kerajinan Anyaman
Sedangkan faktor penghambat merupakan perpaduan antara kelemahan dan
tantangan, untuk jelasnya matrik evaluasi faktor pendorong dan penghambat dapat dilihat
pada Lampiran 3.2.
Hasil evaluasi faktor pendorong dan penghambat menunjukkan bahwa Total Nilai
Bobot (TNB) faktor pendorong lebih besar yaitu 8.77, sedangkan faktor penghambat 6.30.
Berdasarkan besarnya TNB tiap-tiap faktor pendorong dan penghambat dapat
Arah yang diinginkan
D = 7.48 H = 8.17
D1 = 1.04
D2 = 0.67
D7 = 0.69
D6 = 1.87
D5 = 0.07
D4 = 0.42
D3 = 1.86
D9 = 0.47
D8 = 1.46
D10 = 0.22
H1 = 0.65
H8 = 0.10
H6 = 1.42
H7 = 0.45
H5 = 0.69
H4 = 1.77
H3 = 0.22
H2 = 1.00
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 12
divisualisasikan kekuatan daya saing kedalam peta medan kekuatan organisasi seperti pada
Gambar 7.2.
Dari Gambar 7.2. menunjukkan bahwa faktor pendorong terbesar terletak pada D6
(TNB = 1.87) yaitu adanya keinginan kuat dari masyarakat untuk memajukan ekonominya
sekaligus meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan faktor penghambat terbesar H4
(1.77) yaitu modal usaha pengembangan produk unggulan yang masih minim.
7.2. Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya
Sebagai mana visi merupakan suatu cara pandang jauh kedepan tentang kemana
dan bagaimana suatu instansi/organisasi akan diarahkan agar tetap konsisten dan eksis,
walaupun mungkin visi tidaka akan pernah tercapai, tetapi para pelaku dalam organisasi
tidak akan pernah berhenti untuk mencapainya. Dalam mengantisipasi tantangan dimasa
depan menuju kondisi yang diinginkan, maka visi pengembangan produk unggulan di Kota
Palangka Raya. adalah ”Menjadikan produk unggulan sebagai tulang punggung penggerak
perekonomian Kota Palangka Raya”.
Perkembangan industri kecil menengah yang memanfaatkan produk unggulan
diarahkan pada penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan meningkatkan jumlah
pembukaan usaha baru dan meningkatkan kemampuan berkompetisi bagi usaha yang ada
dengan jalan antara lain:
1. Kemudahan dan penyederhanaan perizinan usaha,
2. Terlaksananya standar pelayanan,
3. Keselarasan produk hukum di Kota Palangka Raya dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi,
4. Adanya komitmen untuk percepatan pertumbuhan dan pembangunan usaha kecil
menengah dengan memanfaatkan produk unggulan yang ada didaerah.
Dalam perencanaan strategi pengembangan produk unggulan, banyak sekali
program yang diusulkan baik yang dikaji dan dirumuskan secara teknis, maupun usulan
program kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat baik langsung keinstansi teknis maupun
melalui legislatif. Namun program kegiatan tersebut sangat sulit untuk direlisasi dengan
ketersedian dana anggaran pembangunan, rencana strategis tersebut dalam bentuk program
kerja dinas secara umum. Strategi pengembangan produk unggulan di Kota Palangka Raya
adalah sebagai berikut :
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 13
1. Fasilitas kerjasama kemitraan IMKM dengan pihak swasta
2. Peningkatan SDM pelaku usaha Industri Kecil Menengah yang berbasis produk
unggulan daerah.
3. Konsultasi program pengembangan produk unggulan.
4. Pembinaan industri kecil berbasis produk unggulan daerah dalam memperkuat klaster
berbasis produk unggulan daerah.
5. Pembinaan kemampuan teknologi.
6. Pembinaan kemampuan teknologi pengolahan hasil berbasis produk unggulan daerah.
8. Bantuan peralatan dalam pengolahan dan pengembangan berbasis produk unggulan
daerah.
7.3. Kebijakan Pengembangan Produk Unggulan.
Khususnya pengembangan produk unggulan daerah diutamakan perkembangan
pada sentra produk unggulan daerah.yang mempunyai ekslarasi yang lebih luas. Dengan
demikian maka kebijakan yang ditempuh adalah dengan pemantapan program, perkuatan
sumber daya manusia yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pemantapan Program
- Pembinaan dan perkembangan produk unggulan daerah
- Merangsang pertumbuhan industri yang berbasis potensi daerah seperti produk
unggulan daerah
- Pengembangan Industri Kecil Menengah berbasis produk unggulan daerah
- Pengembangan usaha produk unggulan daerah bagi keluarga miskin
b. Perkuatan Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Perusahaan Industri Kecil Menengah Berbasis Produk Unggulan Daerah
- Pelatihan manajemen untuk teknik produk, pemasaran dan lain-lain
- Magang, studi banding, konsultasi ke daerah lain
2. Sumber Daya Manusia Aparat
- Pelatihan Shindum
- Magang, seminar dan lainnya
3. Penggunaan Sumber Daya Masyarakat
- Perguruan tinggi
- Konsultan
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. VI - 14
-Litbang dan lainnya
7.4. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian antara lain adalah :
1. Perkembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang kuat dan mandiri berbasis
produk unggulan daerah.
2. Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) yang mampu pada sumber daya
alam yang tersedia.
3. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia dibidang industri dan perdagangan
berbasis produk unggulan daerah
4. Tersedianya lapangan usaha dan lapangan kerja.
5. Meningkatnya pendapatan masyarakat.
6. Meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa.
7. Meningkatnya devisa melalui peningkatan ekspor non migas.
8. Meningkatnya kemampuan eksportir/ calon eksportir.
9. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan produk unggulan daerah
.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 1
BAB VIIIKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
8.1. Kesimpulan
Penetapan Komoditi Unggulan Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah
dilandasi tujuan untuk (i) penciptaan lapangan kerja, (ii) pertumbuhan ekonomi, dan (iii)
peningkatan daya saing produk, masing-masing dengan tingkat kepentingan 0,430; 0,312
dan 0,258. Berdasarkan tujuan tersebut ditetapkan 11 kriteria yang digunakan untuk
menetapkan Komoditi Unggulan yang masing-masing dengan tingkat bobot kepentingan
yang berbeda, dengan urutan sebagai berikut yaitu Ketersediaan Pasar (0,1683),
Teknologi (0,1083), Manajemen Usaha (0,0989), Keterampilan Tenaga Kerja yang
Dibutuhkan (0,0910), Penyerapan Tenaga Kerja (0,0891), Sarana Produksi dan Usaha
(0,0874), Harga / Nilai Tambah (0,0868), Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah
(0,0765), Bahan Baku (0,0750), Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal (0,0676), Aspek
Sosial Budaya yaitu Ciri Khas/Karateristik Daerah (0,0511). Kriteria yang digunakan
untuk menyaring Komoditi tingkat Kecamatan untuk menjadi kandidat Komoditipada
tingkat Kabupaten adalah (1) jangkauan pasar (0,3198), (2) kontribusi terhadap
perekonomian kecamatan (0,2826), (2) ketersediaan input/sarana produksi atau usaha
(0,2300) dan (4) jumlah unit usaha/ produksi/ luas areal (0,1676).
Berdasarkan kriteria dan tingkat kepentingannya, terpilih Komoditi Unggulan
Kota Palangka Raya yang mempunyai skor terbobot yaitu: Kota Palangkaraya, pada
subsektor tanaman padi/palawija adalah jagung, pada subsektor sayur-sayuran adalah
terong dan pada sebsektor buah-buahan adalah nenas. Pada sektor perkebunan adalah
karet, pada sektor peternakan adalah sapi potong, dan pada sektor perikanan adalah
budidaya ikan patin. Komoditi unggulan pada sektor industri adalah produk kerajinan,
pakaian jadi pada sektor perdagangan, bengkel pada sektor jasa.
Berdasarkan skor komoditi unggulan tiap sektor dan tingkat kepentingan sektor
ekonomi masing-masing kecamatan terhadap tujuan penetapan Komoditi Unggulan,
telah teridentifikasi 5 (lima) Komoditi Unggulan kecamatan (lintas sektor) yang
mempunyai nilai skor-terbobot masing-masing, Komoditi unggulan Kota Palangka Raya,
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 2
yaitu industri produk kerajinan, perdagangan pakaian jadi, perkebunan karet,
perdagangan kendaraan bermotor dan barang kelontong. Diantara Komoditi Unggulan
Lintas Sektor tersebut, perdagangan pakaian jadi, kendaraan bermotor, dan kelontong
mempunyai prospek dan potensi saat ini masih pada katagori Cukup Baik, peternakan
sapi potong mempunyai prospek Baik, dan perkebunan karet berada pada kuadran
pertama dengan prospek dan potensi saat ini yang tergolong Baik.
8.2. Rekomendasi
Rekomendasi kebijakan untuk pengembangan Komoditi Unggulan adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan dan program yang bersifat lintas sektor di tingkat Kota Palangka Raya,
seyogyanya lebih diintensifkan, dengan dukungan alokasi dana yang lebih
proporsional sesuai dengan nilai Skor-terbobot Komoditi yang bersangkutan.
2. Komoditi Unggulan seyogyanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan hukum
(seperti Perda atau Surat Keputusan Kepala Daerah, atau dituangkan dalam
dokumen RPJM), sehingga bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua
instansi dan pemangku pemangku kepentingan lain dalam pengembangan UMKM
pada bisnis Komoditi Unggulan yang telah diidentifikasi.
3. Pendekatan Klaster yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke hilir perlu
dikembangkan untuk pengembangan Komoditi Unggulan. Selain itu perlu
dikembangkan sistem informasi peluang investasi dan informasi pasar Komoditi
Unggulan.
4. Pada wilayah sentra produksi Komoditi Unggulan memerlukan perbaikan dan
peningkatan infrastruktur dan sarana transportasi. Selain itu perlu diintensifkan
pengembangan atau revitalisasi kelembagaan pelaku usaha (kelompok usaha,
gabungan kelompok usaha, koperasi atau asosiasi) untuk meningkatkan efisiensi
biaya transaksi usaha dan pemasaran bersama..
5. Pada setiap Komoditi Unggulan perlu dilakukan Penyusunan Lending Model
sehingga lebih meningkatkan minat calon investor/ pelaku usaha untuk
mengembangkan usaha Komoditi Unggulan.
6. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk menumbuh-kembangkan
kelompok wirausaha baru untuk usaha Komoditi Unggulan, dengan sasaran pelaku
usaha adalah Sarjana yang “baru” lulus dari Perguruan Tinggi Daerah melalui
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya.............................. V - 3
tahapan rekruitmen/seleksi, pendidikan/pelatihan tambahan (pada aspek
wirausaha dan keterampilan teknis serta usaha), serta penyediaan fasilitas kredit
permodalan/pembiayaan dengan skim dana bergulir.
7. Pengembangan dan rancang bangun Model Implementasi Pengembangan Usaha
komoditi Unggulan pada Setiap Wilayah Kota Palangka Raya.
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Lampiran 1. Foto Kegiatan Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota PalangkaRaya
Seminar Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kota Palangka Raya Tahun 2018
Pertemuan Tim Balitbang Kota Palangka Raya dan TIM Peneliti UPR dengan Staf Balitbang Provinsi
Kalimantan Barat di Pondtianak
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kunjungan ke UPTD Agribisnis, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak (Aloe vera
Center)
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Kebun Anggrek
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com
Display Produk Aloe vera
PDF Create!
5 Tria
l
www.nuance
.com