PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS …
Transcript of PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS …
67
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Diterima 8 September 2020 disetujui 11 Januari 2021
Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya WacanaJl Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 - Telp 0298-321212 ext 354
email jurnalagricadmukswedu website ejournaluksweduagric
Terakreditasi Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi berdasarkan SK No 200MKPT2020
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
PLANNING STRATEGY DEVELOMPENT SUPERIOR PLANTATION OFAGRIBUSINESS PLANTS IN SUKOHARJO DISTRIC
Irma Wardani 1) Tria Rosana Dewi 2) Libria Widiastuti3)
12)Program Studi Agribisnis 3)Program Studi AgroteknologiUniversitas Islam Batik Surakarta
email korespondensi wardaniirma6gmailcom
ABSTRACT
The plantation sector is an agricultural sub-sector that has the potential to be developed inSukoharjo Regency therefore it is necessary to study potential plantation crops for prioritydevelopment The aim of this research is to formulate a development strategy for agribisation ofestate cropsAnalysis of the data used is Analytical Hierarchy Process (AHP) StrengthsWeaknesses Opportunities Threats (SWOT) and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)Sugarcane plantation is a priority crop to be developed in Sukoharjo Regency and the chosenstrategy is market penetration This strategy is to do with upgrading activities of farmers in thedevelopment of sugarcane commodities through seeding production institutions capital humanresources appropriate technology
Keywordsplantation strategy market penetration
ABSTRAK
Sektor perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang potensi untuk dikembangkan diKabupaten Sukoharjo oleh karena itu perlu dikaji tanaman perkebunan yang potensial untukprioritas dikembangkan Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan untukagribinis tanaman perkebunan Analisis data yang digunakan adalah Analitycal Hierarchy Process(AHP) Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) dan Quantitative StrategicPlanning Matrix (QSPM) Tanaman perkebunan tebu merupakan tanaman yang prioritas untukdikembangkan di Kabupaten Sukoharjo dan strategi yang dipilih yaitu penetrasi pasar Strategiini dilakukan dengan meningkatkan aktivitas petani dalam pengembangan komoditas tebu melaluipembenihan produksi kelembagaan permodalan SDM teknologi tepat guna
Kata Kunci Perkebunan Strategi Penetrasi Pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
68
PENDAHULUAN
Krisis finansial pada tahun 1997 yang berlanjutdengan krisis ekonomi berdampak padaperekonomian Indonesia tetapi sektorpertanian pada saat tersebut menjadi salah satupenyelamat utama perekonomian di Indonesia(S Wulandari 2016) Sektor Pertanian masihmenjadi andalan penciptaan lapanganpekerjaan dibanding dengan sektor lainnyadalam perekonomian Indonesia (Nadziroh2020)
Sektor pertanian menjadi sektor kunci dalampenyerapan tenaga kerja di Indonesia Sektorpertanian memiliki peranan penting dalamperekonomian Indonesia hal ini sektorpertanian berfungsi sebagai basis atau landasanpembangunan ekonomi (Yasrial 2016) Sektorpertanian mengalami peningkatan pada kwartal2 dan 3 tahun 2020 Pada triwulan II PDBsektor pertanian tumbuh 1624 Pertumbuhansektor pertanian sekaligus membuat kontribusinyaterhadap ekonomi nasional terus menguat
Sektor pertanian memainkan peranan dalamperekonomian di negara berkembang Adabeberapa peran sektor pertanian dalampembangunan ekonomi antara lain 1) sebagaipenyedia pangan 2) sebagai sumber tenagakerja bagi sektor perekonomian lain 3) sebagaisumber kapital bagi pertumbuhan modernkhususnya tahap awal pembangunan 4) sebagaisumber devisa negara dan 5) masyarakatpedesaan merupakan pasar bagi produk yangdihasilkan dari sektor industri perkotaan(Setyowati 2012)
Salah satu penopang utama pertumbuhan positifPDB sektor pertanian ialah subsektorperkebunan dengan kontribusi pada triwulan IIIsebesar 2859 (Limpo 2020) Sektorperkebunan memegang peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia Sektor ini menye-diakan lebih dari 195 juta lapangan kerja bagipenduduk Indonesia Selain itu sektor per-kebunan juga menambah devisa negara secarasignifikan (Wulandari dan Kemala 2016)
Sektor pertanian terdiri dari sektor kehutanansektor perikanan sektor perkebunan sektorpeternakan dan sektor tanaman panganPerkembangan perekonomian dapat dilihat daridata pendapatan regional suatu daerahSubsektor perkebunan sebagai bagian darisektor pertanian memiliki peran aktif dalammeningkatkan perekonomian wilayah DalamUndang-Undang Dasar No 18 Tahun 2004tentang perkebunan subsektor perkebunanberfungsi meningkatkan kemakmuran dankesejahteraan rakyat Sektor pertanian khususnyasebsektor perkebunan merupakan salah satusubsektor yang memberikan sumbangan yangbesar dalam peningkatan devisa tenaga kerjapeningkatan pendapatan petani dalam kegiatanperekonomian dan pengembangan wilayah(Helmi dkk2021)
Permasalahan dalam perkembangan perkebunandi Indonesia antara lain adalah budidayatanaman masih terbatas pada komoditas utamakonvensional usaha tani tanaman perkebunanmasih diusahakan secara monokultur produk-tivitas tanaman perkebunan umumnya masih dibawah potensi mutu produksi perkebunan yangmasih rendah karena kurang didukung oleh unitpengolahan yang tidak efisien dan terbatas sertabelum optimalnya kelembagaan petani
Perencanaan pembangunan subsektor per-kebunan dimulai dengan menganalisis kondisiwilayah potensi unggulan perkebunan wilayahdan permasalahan yang ada di wilayah tersebutyang selanjutnya dapat digunakan sebagaipertimbangan dalam menentukan strategi
69
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
pengembangan perkebunan Menurut Helmidkk(2021) perencanaan dan pengembanganwilayah yang dimaksudkna agar semua daerahdapat melaksanakan pembangaunan secaraproposional dan merata sesuai dengan potensidaerah wilayah tersebut sehingga pengem-bangan subektor perkebuanan perlu dikaji lebihjauh mengenai komoditas apa saja yangmenjadi unggulan atau mempunyai daya sainguntuk dikembangkan Pawit dan Indah (2014)mengungkapkan perencanaan pengembanganwilayah yang berbasis pada potensi komoditasperkebunan unggulan perlu diketahui melaluipemetaan potensinya
Perencanaan pembangunan dimulai denganmenganalisis kondisi wilayah potensi unggulanwilayah dan permasalahan yang ada di wilayahtersebut yang selanjutnya dapat digunakansebagai pertimbangan dalam menentukanstrategi pengembangan wilayah Perencanaanyang baik sangat diperlukan ketersediaaninformasi dan data tentang potensi sumber dayaalam dan persebarannya sehingga dapatmendukung perencanaan pembangungandaerah termasuk pembangunan perkebunan(Hangga 2020)
Kabupaten Sukoharjo pada sektor pertanianmempunyai peranan yang cukup besar terhadapPDRB Sukoharjo Dimana pada tahun 2019sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar855 persen terhadap pembentukan PDRBSektor pertanian di Kabupaten Sukoharjoterdiri atas beberapa sub sektor yaitu tanamanbahan makanan peternakan perkebunankehutanan dan perikanan (BPS 2020)
Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun2015 jenis tanaman perkebunan yangdikembangkan di Kabupaten Sukoharjo danproduksinya kelapa (58798 ton) cengkeh
(098 ton) kapuk (7091 ton) mete (6306ton) tebu (441362 ton) kemiri (010 ton)tembakau jawa (25750 ton) wijen (1375 ton)dan kapas (tidak produksi) Sedangkan padasub sektor perkebunan produksi tebu mengalamipenurunan 546 pada tahun 2018 dari3811596 ton menjadi 3088822 ton padatahun 2019 Berbeda dengan tebu produksitembakau jawa dan kelapa mengalamipeningkatan dibanding tahun 2018 Untukproduksi jambu mete naik 733 dari 6817menjadi 7317 ton pada tahun 2019 (BPS2020)
Perkembangan subsektor perkebunan diKabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalamikenaikan dan penurunan Berdasarkan datastatistik Kabupaten Sukoharjo pada tahun2013 produksi 475079 ton tahun 2014produksi 421223 ton tahun 2015 produksi441362 ton
Melihat data BPS subsektor perkebunan yangtidak stabil maka perlu adanya pemetaankomoditas prioritas suatu daerah sebagailangkah awal pembangunan pertanian padasuatu daerah Pembangunan daerah berbasiskomoditi perkebunan diharapkan dapatmemacu pertumbuhan suatu daerah sehinggadapat meningkatkan pendapatan masyarakat(Herdhiansyah 2021) Adanya pemetaankomoditi perkebunan akan diperoleh prioritastanaman perkebunan dan alternatif pengem-bangan strategi yang akan dilakukan
Berdasarkan uraian di atas penelitian inibertujuan untuk memetakan menganalisis danmemberikan arah strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan di KabupatenSukoharjo sehingga permasalahan yang dibahasdalam penelitian sebagai berikut
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
70
1 Tanaman perkebunan apa yang diprio-ritaskan untuk dikembangkan di KabupatenSukoharjo
2 Bagaimana identifikasi faktor internal danfaktor eksternal pada agribisnis tanamanperkebunan
3 Strategi intensif apa yang akan digunakandalam pengembangan tanaman perkebunan
METODE PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di wilayah KabupatenSukoharjo yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019 Penelitian ini dipilih denganalasan potensi sektor pertanian mempunyaiperan yang cukup besar terhadap PDRBSukoharjo dimana pada tahun 2019 sektorperkebunan memberikan kontribusi sebesar855 terhadap pembentukan PDRBPenelitian ini dipilih karena sub sektor perkebunanmengalami penurunan pada tahun 2019
1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode diskriptif analis Metode fokuspada pemecahan masalah dengan menggam-barkan keadaan objek atau subjek pada saatini dan kemudian dianalisis Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif Teknikpengumpulan data dilakukan dengan carapurposive sampling dengan penentuan daerahyang diambil secara sengaja berdasarkanpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuanpenelitian Teknik pengumpulan dilakukan dengancara wawancara berupa data dan informasi
Dalam penelitian ini menggunakan informankunci yang merupakan subjek yang telah cukuplama dan intensif menyatu dengan kegiatan yangmemiliki informasi Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasitentang situasi dan kondisi latar belakangpenelitian Pemilihan informan sebagai sumberdata dalam penelitian ini berdasarkan pada asassubjek yang menguasai permasalahan memilikidata dan bersedia memberikan informasisecara lengkap (Lubis dkk 2019) Informankunci yang digunakan dalam penelitian sebagaiberikuta Penentuan Tujuan dan Fokus yaitu
bull Kepala Subbid Pertanian BapelbangdaKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid Penelitian dan Pengem-bangan Bapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid pengembangan dunia usahaBapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Dinas Pertanian dan PerikananKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Bagian Tanaman HortikulturaDinas Pertanian dan Perikanan KabupatenSukoharjo
bPenentuan Strategi Pengembangan yaituketua asosiasi pengusaha tanaman tebuKabupaten Sukoharjo dan 16 petani tebu
c Penentuan bobot ketertarikan alternatifstrategi adalah petani tebu
2 Teknik Analisis Data
Dalam penentuan strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan penentuantanaman perkebunan unggulan dari hasilAnalitycal Hierarchy Process kemudiandilakukan identifikasi faktor internal daneksternal dan selanjutnya merumuskan strategimelalui Strengths Weaknesses OpportunitiesThreats dan penentuan alternatif strategimenggunakan Quantitative Strategic PlanningMatrix
Analytical Hierarchy Process merupakan alatanalisis yang dapat digunakan untuk menilai satu
71
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
alternatif pilihan dari beberapa pilihan alternatifyang tersedia (Lubis dkk 2019) Data diambilmenggunakan metode AHP yaitu teknikpengambilan keputusan yang bertujuan untukmenentukan pilihan terbaik dari beberapaalternatif yang dapat diambil (Retnoningsih dkk2016) Tahapan pada AHP dilaksanakan alatyang digunakan diantaranya kwesionerselanjutnya wawancara dengan pakar (Albinadkk 2015) Langkah selanjutnya dilakukananalisis dengan menggunakan matriks SWOTyaitu alat yang paling banyak digunakan dalam
menetapkkan faktor keberhasilan penting adalahmenggunakan analisis SWOT (Harisudin2019) QSPM merupakan alat yang direko-mendasikan untuk melakukan evaluasi pilihanstrategi alternatif secara objektif berdasarkankey success internal dan eksternal yang telahdiidentifikasi sebelumnya (Usman Effendi et al2017)
3 Tahapan Penelitian
Secara skematis tahapan dalam penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 berikut
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Penentuan Tanaman Perkebunan Prioritas
Produksi Pengembangan Pasar Ekonomi Daerah
Produktivitas Mutu Produksi Kelembagaan Petani
Komoditi A Komoditi B Komoditi C
Pengembangan Komoditi Prioritas
Komoditi Tanaman Perkebuanan Prioritas
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Alternatif Strategi a Strategi 1 b Strategi 2 c Strategi 3
Strategi Pengembangan Terpilih
Faktor Internal Faktor Eksternal
AHP
SWOT
QSPM
Tujuan
Fokus
Alternatif
Gambar 1 Metode Penelitian
Keterangan Gambar 1penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan survei dan mengidentifikasi informasijenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selanjutnya diolah menggunakan metode AHPuntuk menentukan komoditas unggulan selanjutnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
68
PENDAHULUAN
Krisis finansial pada tahun 1997 yang berlanjutdengan krisis ekonomi berdampak padaperekonomian Indonesia tetapi sektorpertanian pada saat tersebut menjadi salah satupenyelamat utama perekonomian di Indonesia(S Wulandari 2016) Sektor Pertanian masihmenjadi andalan penciptaan lapanganpekerjaan dibanding dengan sektor lainnyadalam perekonomian Indonesia (Nadziroh2020)
Sektor pertanian menjadi sektor kunci dalampenyerapan tenaga kerja di Indonesia Sektorpertanian memiliki peranan penting dalamperekonomian Indonesia hal ini sektorpertanian berfungsi sebagai basis atau landasanpembangunan ekonomi (Yasrial 2016) Sektorpertanian mengalami peningkatan pada kwartal2 dan 3 tahun 2020 Pada triwulan II PDBsektor pertanian tumbuh 1624 Pertumbuhansektor pertanian sekaligus membuat kontribusinyaterhadap ekonomi nasional terus menguat
Sektor pertanian memainkan peranan dalamperekonomian di negara berkembang Adabeberapa peran sektor pertanian dalampembangunan ekonomi antara lain 1) sebagaipenyedia pangan 2) sebagai sumber tenagakerja bagi sektor perekonomian lain 3) sebagaisumber kapital bagi pertumbuhan modernkhususnya tahap awal pembangunan 4) sebagaisumber devisa negara dan 5) masyarakatpedesaan merupakan pasar bagi produk yangdihasilkan dari sektor industri perkotaan(Setyowati 2012)
Salah satu penopang utama pertumbuhan positifPDB sektor pertanian ialah subsektorperkebunan dengan kontribusi pada triwulan IIIsebesar 2859 (Limpo 2020) Sektorperkebunan memegang peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia Sektor ini menye-diakan lebih dari 195 juta lapangan kerja bagipenduduk Indonesia Selain itu sektor per-kebunan juga menambah devisa negara secarasignifikan (Wulandari dan Kemala 2016)
Sektor pertanian terdiri dari sektor kehutanansektor perikanan sektor perkebunan sektorpeternakan dan sektor tanaman panganPerkembangan perekonomian dapat dilihat daridata pendapatan regional suatu daerahSubsektor perkebunan sebagai bagian darisektor pertanian memiliki peran aktif dalammeningkatkan perekonomian wilayah DalamUndang-Undang Dasar No 18 Tahun 2004tentang perkebunan subsektor perkebunanberfungsi meningkatkan kemakmuran dankesejahteraan rakyat Sektor pertanian khususnyasebsektor perkebunan merupakan salah satusubsektor yang memberikan sumbangan yangbesar dalam peningkatan devisa tenaga kerjapeningkatan pendapatan petani dalam kegiatanperekonomian dan pengembangan wilayah(Helmi dkk2021)
Permasalahan dalam perkembangan perkebunandi Indonesia antara lain adalah budidayatanaman masih terbatas pada komoditas utamakonvensional usaha tani tanaman perkebunanmasih diusahakan secara monokultur produk-tivitas tanaman perkebunan umumnya masih dibawah potensi mutu produksi perkebunan yangmasih rendah karena kurang didukung oleh unitpengolahan yang tidak efisien dan terbatas sertabelum optimalnya kelembagaan petani
Perencanaan pembangunan subsektor per-kebunan dimulai dengan menganalisis kondisiwilayah potensi unggulan perkebunan wilayahdan permasalahan yang ada di wilayah tersebutyang selanjutnya dapat digunakan sebagaipertimbangan dalam menentukan strategi
69
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
pengembangan perkebunan Menurut Helmidkk(2021) perencanaan dan pengembanganwilayah yang dimaksudkna agar semua daerahdapat melaksanakan pembangaunan secaraproposional dan merata sesuai dengan potensidaerah wilayah tersebut sehingga pengem-bangan subektor perkebuanan perlu dikaji lebihjauh mengenai komoditas apa saja yangmenjadi unggulan atau mempunyai daya sainguntuk dikembangkan Pawit dan Indah (2014)mengungkapkan perencanaan pengembanganwilayah yang berbasis pada potensi komoditasperkebunan unggulan perlu diketahui melaluipemetaan potensinya
Perencanaan pembangunan dimulai denganmenganalisis kondisi wilayah potensi unggulanwilayah dan permasalahan yang ada di wilayahtersebut yang selanjutnya dapat digunakansebagai pertimbangan dalam menentukanstrategi pengembangan wilayah Perencanaanyang baik sangat diperlukan ketersediaaninformasi dan data tentang potensi sumber dayaalam dan persebarannya sehingga dapatmendukung perencanaan pembangungandaerah termasuk pembangunan perkebunan(Hangga 2020)
Kabupaten Sukoharjo pada sektor pertanianmempunyai peranan yang cukup besar terhadapPDRB Sukoharjo Dimana pada tahun 2019sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar855 persen terhadap pembentukan PDRBSektor pertanian di Kabupaten Sukoharjoterdiri atas beberapa sub sektor yaitu tanamanbahan makanan peternakan perkebunankehutanan dan perikanan (BPS 2020)
Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun2015 jenis tanaman perkebunan yangdikembangkan di Kabupaten Sukoharjo danproduksinya kelapa (58798 ton) cengkeh
(098 ton) kapuk (7091 ton) mete (6306ton) tebu (441362 ton) kemiri (010 ton)tembakau jawa (25750 ton) wijen (1375 ton)dan kapas (tidak produksi) Sedangkan padasub sektor perkebunan produksi tebu mengalamipenurunan 546 pada tahun 2018 dari3811596 ton menjadi 3088822 ton padatahun 2019 Berbeda dengan tebu produksitembakau jawa dan kelapa mengalamipeningkatan dibanding tahun 2018 Untukproduksi jambu mete naik 733 dari 6817menjadi 7317 ton pada tahun 2019 (BPS2020)
Perkembangan subsektor perkebunan diKabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalamikenaikan dan penurunan Berdasarkan datastatistik Kabupaten Sukoharjo pada tahun2013 produksi 475079 ton tahun 2014produksi 421223 ton tahun 2015 produksi441362 ton
Melihat data BPS subsektor perkebunan yangtidak stabil maka perlu adanya pemetaankomoditas prioritas suatu daerah sebagailangkah awal pembangunan pertanian padasuatu daerah Pembangunan daerah berbasiskomoditi perkebunan diharapkan dapatmemacu pertumbuhan suatu daerah sehinggadapat meningkatkan pendapatan masyarakat(Herdhiansyah 2021) Adanya pemetaankomoditi perkebunan akan diperoleh prioritastanaman perkebunan dan alternatif pengem-bangan strategi yang akan dilakukan
Berdasarkan uraian di atas penelitian inibertujuan untuk memetakan menganalisis danmemberikan arah strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan di KabupatenSukoharjo sehingga permasalahan yang dibahasdalam penelitian sebagai berikut
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
70
1 Tanaman perkebunan apa yang diprio-ritaskan untuk dikembangkan di KabupatenSukoharjo
2 Bagaimana identifikasi faktor internal danfaktor eksternal pada agribisnis tanamanperkebunan
3 Strategi intensif apa yang akan digunakandalam pengembangan tanaman perkebunan
METODE PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di wilayah KabupatenSukoharjo yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019 Penelitian ini dipilih denganalasan potensi sektor pertanian mempunyaiperan yang cukup besar terhadap PDRBSukoharjo dimana pada tahun 2019 sektorperkebunan memberikan kontribusi sebesar855 terhadap pembentukan PDRBPenelitian ini dipilih karena sub sektor perkebunanmengalami penurunan pada tahun 2019
1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode diskriptif analis Metode fokuspada pemecahan masalah dengan menggam-barkan keadaan objek atau subjek pada saatini dan kemudian dianalisis Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif Teknikpengumpulan data dilakukan dengan carapurposive sampling dengan penentuan daerahyang diambil secara sengaja berdasarkanpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuanpenelitian Teknik pengumpulan dilakukan dengancara wawancara berupa data dan informasi
Dalam penelitian ini menggunakan informankunci yang merupakan subjek yang telah cukuplama dan intensif menyatu dengan kegiatan yangmemiliki informasi Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasitentang situasi dan kondisi latar belakangpenelitian Pemilihan informan sebagai sumberdata dalam penelitian ini berdasarkan pada asassubjek yang menguasai permasalahan memilikidata dan bersedia memberikan informasisecara lengkap (Lubis dkk 2019) Informankunci yang digunakan dalam penelitian sebagaiberikuta Penentuan Tujuan dan Fokus yaitu
bull Kepala Subbid Pertanian BapelbangdaKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid Penelitian dan Pengem-bangan Bapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid pengembangan dunia usahaBapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Dinas Pertanian dan PerikananKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Bagian Tanaman HortikulturaDinas Pertanian dan Perikanan KabupatenSukoharjo
bPenentuan Strategi Pengembangan yaituketua asosiasi pengusaha tanaman tebuKabupaten Sukoharjo dan 16 petani tebu
c Penentuan bobot ketertarikan alternatifstrategi adalah petani tebu
2 Teknik Analisis Data
Dalam penentuan strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan penentuantanaman perkebunan unggulan dari hasilAnalitycal Hierarchy Process kemudiandilakukan identifikasi faktor internal daneksternal dan selanjutnya merumuskan strategimelalui Strengths Weaknesses OpportunitiesThreats dan penentuan alternatif strategimenggunakan Quantitative Strategic PlanningMatrix
Analytical Hierarchy Process merupakan alatanalisis yang dapat digunakan untuk menilai satu
71
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
alternatif pilihan dari beberapa pilihan alternatifyang tersedia (Lubis dkk 2019) Data diambilmenggunakan metode AHP yaitu teknikpengambilan keputusan yang bertujuan untukmenentukan pilihan terbaik dari beberapaalternatif yang dapat diambil (Retnoningsih dkk2016) Tahapan pada AHP dilaksanakan alatyang digunakan diantaranya kwesionerselanjutnya wawancara dengan pakar (Albinadkk 2015) Langkah selanjutnya dilakukananalisis dengan menggunakan matriks SWOTyaitu alat yang paling banyak digunakan dalam
menetapkkan faktor keberhasilan penting adalahmenggunakan analisis SWOT (Harisudin2019) QSPM merupakan alat yang direko-mendasikan untuk melakukan evaluasi pilihanstrategi alternatif secara objektif berdasarkankey success internal dan eksternal yang telahdiidentifikasi sebelumnya (Usman Effendi et al2017)
3 Tahapan Penelitian
Secara skematis tahapan dalam penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 berikut
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Penentuan Tanaman Perkebunan Prioritas
Produksi Pengembangan Pasar Ekonomi Daerah
Produktivitas Mutu Produksi Kelembagaan Petani
Komoditi A Komoditi B Komoditi C
Pengembangan Komoditi Prioritas
Komoditi Tanaman Perkebuanan Prioritas
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Alternatif Strategi a Strategi 1 b Strategi 2 c Strategi 3
Strategi Pengembangan Terpilih
Faktor Internal Faktor Eksternal
AHP
SWOT
QSPM
Tujuan
Fokus
Alternatif
Gambar 1 Metode Penelitian
Keterangan Gambar 1penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan survei dan mengidentifikasi informasijenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selanjutnya diolah menggunakan metode AHPuntuk menentukan komoditas unggulan selanjutnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
69
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
pengembangan perkebunan Menurut Helmidkk(2021) perencanaan dan pengembanganwilayah yang dimaksudkna agar semua daerahdapat melaksanakan pembangaunan secaraproposional dan merata sesuai dengan potensidaerah wilayah tersebut sehingga pengem-bangan subektor perkebuanan perlu dikaji lebihjauh mengenai komoditas apa saja yangmenjadi unggulan atau mempunyai daya sainguntuk dikembangkan Pawit dan Indah (2014)mengungkapkan perencanaan pengembanganwilayah yang berbasis pada potensi komoditasperkebunan unggulan perlu diketahui melaluipemetaan potensinya
Perencanaan pembangunan dimulai denganmenganalisis kondisi wilayah potensi unggulanwilayah dan permasalahan yang ada di wilayahtersebut yang selanjutnya dapat digunakansebagai pertimbangan dalam menentukanstrategi pengembangan wilayah Perencanaanyang baik sangat diperlukan ketersediaaninformasi dan data tentang potensi sumber dayaalam dan persebarannya sehingga dapatmendukung perencanaan pembangungandaerah termasuk pembangunan perkebunan(Hangga 2020)
Kabupaten Sukoharjo pada sektor pertanianmempunyai peranan yang cukup besar terhadapPDRB Sukoharjo Dimana pada tahun 2019sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar855 persen terhadap pembentukan PDRBSektor pertanian di Kabupaten Sukoharjoterdiri atas beberapa sub sektor yaitu tanamanbahan makanan peternakan perkebunankehutanan dan perikanan (BPS 2020)
Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun2015 jenis tanaman perkebunan yangdikembangkan di Kabupaten Sukoharjo danproduksinya kelapa (58798 ton) cengkeh
(098 ton) kapuk (7091 ton) mete (6306ton) tebu (441362 ton) kemiri (010 ton)tembakau jawa (25750 ton) wijen (1375 ton)dan kapas (tidak produksi) Sedangkan padasub sektor perkebunan produksi tebu mengalamipenurunan 546 pada tahun 2018 dari3811596 ton menjadi 3088822 ton padatahun 2019 Berbeda dengan tebu produksitembakau jawa dan kelapa mengalamipeningkatan dibanding tahun 2018 Untukproduksi jambu mete naik 733 dari 6817menjadi 7317 ton pada tahun 2019 (BPS2020)
Perkembangan subsektor perkebunan diKabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalamikenaikan dan penurunan Berdasarkan datastatistik Kabupaten Sukoharjo pada tahun2013 produksi 475079 ton tahun 2014produksi 421223 ton tahun 2015 produksi441362 ton
Melihat data BPS subsektor perkebunan yangtidak stabil maka perlu adanya pemetaankomoditas prioritas suatu daerah sebagailangkah awal pembangunan pertanian padasuatu daerah Pembangunan daerah berbasiskomoditi perkebunan diharapkan dapatmemacu pertumbuhan suatu daerah sehinggadapat meningkatkan pendapatan masyarakat(Herdhiansyah 2021) Adanya pemetaankomoditi perkebunan akan diperoleh prioritastanaman perkebunan dan alternatif pengem-bangan strategi yang akan dilakukan
Berdasarkan uraian di atas penelitian inibertujuan untuk memetakan menganalisis danmemberikan arah strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan di KabupatenSukoharjo sehingga permasalahan yang dibahasdalam penelitian sebagai berikut
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
70
1 Tanaman perkebunan apa yang diprio-ritaskan untuk dikembangkan di KabupatenSukoharjo
2 Bagaimana identifikasi faktor internal danfaktor eksternal pada agribisnis tanamanperkebunan
3 Strategi intensif apa yang akan digunakandalam pengembangan tanaman perkebunan
METODE PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di wilayah KabupatenSukoharjo yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019 Penelitian ini dipilih denganalasan potensi sektor pertanian mempunyaiperan yang cukup besar terhadap PDRBSukoharjo dimana pada tahun 2019 sektorperkebunan memberikan kontribusi sebesar855 terhadap pembentukan PDRBPenelitian ini dipilih karena sub sektor perkebunanmengalami penurunan pada tahun 2019
1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode diskriptif analis Metode fokuspada pemecahan masalah dengan menggam-barkan keadaan objek atau subjek pada saatini dan kemudian dianalisis Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif Teknikpengumpulan data dilakukan dengan carapurposive sampling dengan penentuan daerahyang diambil secara sengaja berdasarkanpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuanpenelitian Teknik pengumpulan dilakukan dengancara wawancara berupa data dan informasi
Dalam penelitian ini menggunakan informankunci yang merupakan subjek yang telah cukuplama dan intensif menyatu dengan kegiatan yangmemiliki informasi Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasitentang situasi dan kondisi latar belakangpenelitian Pemilihan informan sebagai sumberdata dalam penelitian ini berdasarkan pada asassubjek yang menguasai permasalahan memilikidata dan bersedia memberikan informasisecara lengkap (Lubis dkk 2019) Informankunci yang digunakan dalam penelitian sebagaiberikuta Penentuan Tujuan dan Fokus yaitu
bull Kepala Subbid Pertanian BapelbangdaKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid Penelitian dan Pengem-bangan Bapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid pengembangan dunia usahaBapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Dinas Pertanian dan PerikananKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Bagian Tanaman HortikulturaDinas Pertanian dan Perikanan KabupatenSukoharjo
bPenentuan Strategi Pengembangan yaituketua asosiasi pengusaha tanaman tebuKabupaten Sukoharjo dan 16 petani tebu
c Penentuan bobot ketertarikan alternatifstrategi adalah petani tebu
2 Teknik Analisis Data
Dalam penentuan strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan penentuantanaman perkebunan unggulan dari hasilAnalitycal Hierarchy Process kemudiandilakukan identifikasi faktor internal daneksternal dan selanjutnya merumuskan strategimelalui Strengths Weaknesses OpportunitiesThreats dan penentuan alternatif strategimenggunakan Quantitative Strategic PlanningMatrix
Analytical Hierarchy Process merupakan alatanalisis yang dapat digunakan untuk menilai satu
71
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
alternatif pilihan dari beberapa pilihan alternatifyang tersedia (Lubis dkk 2019) Data diambilmenggunakan metode AHP yaitu teknikpengambilan keputusan yang bertujuan untukmenentukan pilihan terbaik dari beberapaalternatif yang dapat diambil (Retnoningsih dkk2016) Tahapan pada AHP dilaksanakan alatyang digunakan diantaranya kwesionerselanjutnya wawancara dengan pakar (Albinadkk 2015) Langkah selanjutnya dilakukananalisis dengan menggunakan matriks SWOTyaitu alat yang paling banyak digunakan dalam
menetapkkan faktor keberhasilan penting adalahmenggunakan analisis SWOT (Harisudin2019) QSPM merupakan alat yang direko-mendasikan untuk melakukan evaluasi pilihanstrategi alternatif secara objektif berdasarkankey success internal dan eksternal yang telahdiidentifikasi sebelumnya (Usman Effendi et al2017)
3 Tahapan Penelitian
Secara skematis tahapan dalam penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 berikut
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Penentuan Tanaman Perkebunan Prioritas
Produksi Pengembangan Pasar Ekonomi Daerah
Produktivitas Mutu Produksi Kelembagaan Petani
Komoditi A Komoditi B Komoditi C
Pengembangan Komoditi Prioritas
Komoditi Tanaman Perkebuanan Prioritas
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Alternatif Strategi a Strategi 1 b Strategi 2 c Strategi 3
Strategi Pengembangan Terpilih
Faktor Internal Faktor Eksternal
AHP
SWOT
QSPM
Tujuan
Fokus
Alternatif
Gambar 1 Metode Penelitian
Keterangan Gambar 1penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan survei dan mengidentifikasi informasijenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selanjutnya diolah menggunakan metode AHPuntuk menentukan komoditas unggulan selanjutnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
70
1 Tanaman perkebunan apa yang diprio-ritaskan untuk dikembangkan di KabupatenSukoharjo
2 Bagaimana identifikasi faktor internal danfaktor eksternal pada agribisnis tanamanperkebunan
3 Strategi intensif apa yang akan digunakandalam pengembangan tanaman perkebunan
METODE PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di wilayah KabupatenSukoharjo yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019 Penelitian ini dipilih denganalasan potensi sektor pertanian mempunyaiperan yang cukup besar terhadap PDRBSukoharjo dimana pada tahun 2019 sektorperkebunan memberikan kontribusi sebesar855 terhadap pembentukan PDRBPenelitian ini dipilih karena sub sektor perkebunanmengalami penurunan pada tahun 2019
1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode diskriptif analis Metode fokuspada pemecahan masalah dengan menggam-barkan keadaan objek atau subjek pada saatini dan kemudian dianalisis Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif Teknikpengumpulan data dilakukan dengan carapurposive sampling dengan penentuan daerahyang diambil secara sengaja berdasarkanpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuanpenelitian Teknik pengumpulan dilakukan dengancara wawancara berupa data dan informasi
Dalam penelitian ini menggunakan informankunci yang merupakan subjek yang telah cukuplama dan intensif menyatu dengan kegiatan yangmemiliki informasi Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasitentang situasi dan kondisi latar belakangpenelitian Pemilihan informan sebagai sumberdata dalam penelitian ini berdasarkan pada asassubjek yang menguasai permasalahan memilikidata dan bersedia memberikan informasisecara lengkap (Lubis dkk 2019) Informankunci yang digunakan dalam penelitian sebagaiberikuta Penentuan Tujuan dan Fokus yaitu
bull Kepala Subbid Pertanian BapelbangdaKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid Penelitian dan Pengem-bangan Bapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Subbid pengembangan dunia usahaBapelbangda Kabupaten Sukoharjo
bull Kepala Dinas Pertanian dan PerikananKabupaten Sukoharjo
bull Kepala Bagian Tanaman HortikulturaDinas Pertanian dan Perikanan KabupatenSukoharjo
bPenentuan Strategi Pengembangan yaituketua asosiasi pengusaha tanaman tebuKabupaten Sukoharjo dan 16 petani tebu
c Penentuan bobot ketertarikan alternatifstrategi adalah petani tebu
2 Teknik Analisis Data
Dalam penentuan strategi pengembanganagribisnis tanaman perkebunan penentuantanaman perkebunan unggulan dari hasilAnalitycal Hierarchy Process kemudiandilakukan identifikasi faktor internal daneksternal dan selanjutnya merumuskan strategimelalui Strengths Weaknesses OpportunitiesThreats dan penentuan alternatif strategimenggunakan Quantitative Strategic PlanningMatrix
Analytical Hierarchy Process merupakan alatanalisis yang dapat digunakan untuk menilai satu
71
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
alternatif pilihan dari beberapa pilihan alternatifyang tersedia (Lubis dkk 2019) Data diambilmenggunakan metode AHP yaitu teknikpengambilan keputusan yang bertujuan untukmenentukan pilihan terbaik dari beberapaalternatif yang dapat diambil (Retnoningsih dkk2016) Tahapan pada AHP dilaksanakan alatyang digunakan diantaranya kwesionerselanjutnya wawancara dengan pakar (Albinadkk 2015) Langkah selanjutnya dilakukananalisis dengan menggunakan matriks SWOTyaitu alat yang paling banyak digunakan dalam
menetapkkan faktor keberhasilan penting adalahmenggunakan analisis SWOT (Harisudin2019) QSPM merupakan alat yang direko-mendasikan untuk melakukan evaluasi pilihanstrategi alternatif secara objektif berdasarkankey success internal dan eksternal yang telahdiidentifikasi sebelumnya (Usman Effendi et al2017)
3 Tahapan Penelitian
Secara skematis tahapan dalam penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 berikut
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Penentuan Tanaman Perkebunan Prioritas
Produksi Pengembangan Pasar Ekonomi Daerah
Produktivitas Mutu Produksi Kelembagaan Petani
Komoditi A Komoditi B Komoditi C
Pengembangan Komoditi Prioritas
Komoditi Tanaman Perkebuanan Prioritas
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Alternatif Strategi a Strategi 1 b Strategi 2 c Strategi 3
Strategi Pengembangan Terpilih
Faktor Internal Faktor Eksternal
AHP
SWOT
QSPM
Tujuan
Fokus
Alternatif
Gambar 1 Metode Penelitian
Keterangan Gambar 1penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan survei dan mengidentifikasi informasijenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selanjutnya diolah menggunakan metode AHPuntuk menentukan komoditas unggulan selanjutnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
71
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
alternatif pilihan dari beberapa pilihan alternatifyang tersedia (Lubis dkk 2019) Data diambilmenggunakan metode AHP yaitu teknikpengambilan keputusan yang bertujuan untukmenentukan pilihan terbaik dari beberapaalternatif yang dapat diambil (Retnoningsih dkk2016) Tahapan pada AHP dilaksanakan alatyang digunakan diantaranya kwesionerselanjutnya wawancara dengan pakar (Albinadkk 2015) Langkah selanjutnya dilakukananalisis dengan menggunakan matriks SWOTyaitu alat yang paling banyak digunakan dalam
menetapkkan faktor keberhasilan penting adalahmenggunakan analisis SWOT (Harisudin2019) QSPM merupakan alat yang direko-mendasikan untuk melakukan evaluasi pilihanstrategi alternatif secara objektif berdasarkankey success internal dan eksternal yang telahdiidentifikasi sebelumnya (Usman Effendi et al2017)
3 Tahapan Penelitian
Secara skematis tahapan dalam penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 berikut
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Penentuan Tanaman Perkebunan Prioritas
Produksi Pengembangan Pasar Ekonomi Daerah
Produktivitas Mutu Produksi Kelembagaan Petani
Komoditi A Komoditi B Komoditi C
Pengembangan Komoditi Prioritas
Komoditi Tanaman Perkebuanan Prioritas
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Alternatif Strategi a Strategi 1 b Strategi 2 c Strategi 3
Strategi Pengembangan Terpilih
Faktor Internal Faktor Eksternal
AHP
SWOT
QSPM
Tujuan
Fokus
Alternatif
Gambar 1 Metode Penelitian
Keterangan Gambar 1penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan survei dan mengidentifikasi informasijenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selanjutnya diolah menggunakan metode AHPuntuk menentukan komoditas unggulan selanjutnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
72
agribrisnis komoditas unggulan dengan metodeSWOT dan QSPM untuk menentukan alternatifstrategi pada pelaku agribisnis tanamanperkebunan di Kabupaten Sukoharjo
g) Memeriksa konsistensi hierarki Untuk beberapa responden setiap hasil
pengisian dari matriks perbandingan setiapresponden dapat dilakukan denganmerata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
MG = n XnXX 21
B Penentuan Perumusan Strategi Pengem-bangan Menggunakan Metode SWOTdan QSPM
1 Tahap input yaitu pengidentfikaasian faktorinternal dan faktor eksternal
2 Tahap pencocokan yaitu Matrik SWOTPada tahap ini dilakukan pencocokan antaraSO ST WO dan WT untuk menentukanalternatif strategi
3 Tahap keputusan yaitu dengan QSPMTahap ini bertujuan untuk mengambilkeputusan strategi mana yang terbaik untukdilaksanakan diantara pilihan strategialternatif Tahap ini menggunakan matriksQSPM yang menggunakan input dari tahappertama dan pencocokan pada tahap kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukoharjo merupakan salah satu wilayahKabupaten di Jawa Tengah yang memilikipotensi pertanian yang cukup baik Salah satusub sektor pertanian yaitu sektor perkebunanDalam pembangunan pertanian berkelanjutanmemerlukan strategi pengembangan baik dalamjangka pendek maupun jangka panjangStrategi jangka menengah yaitu strategi untukmengembangkan subsektor berkembangmenjadi subsektor potensial salah satu strateginya
A Penentuan Prioritas AHPProsedur dari AHP menurut Susi Albina et al(2015) sebagai berikut 1 Penentuan prioritas
Prosedur dari AHP sebagai berikut a) Menyusun hierarki
Sebelum menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi terlebihdahulu harus mendefinisikan masalah danmenentukan solusi yang diinginkan
b) Menentukan PrioritasLangkah pertama dalam menentukanprioritas elemen adalah membuat per-bandingan berpasangan yaitu memban-dingkan elemen secara berpasangansesuai kriteria yang diberikan Matriksperbandingan berpasangan diisi denganmenggunakan bilangan untuk mempre-sentasikan kepentingan relatif dari suatuelemen terhadap elemen lainnya
c) SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disintesisuntuk memperoleh keseluruhan prioritas
d) Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan pentinguntuk mengetahui seberapa baik kon-sistensi yang ada karena kita mengingin-kan keputusan berdasarkan pertimbang-an dengan konsistensi yang rendah
e) Menghitung consistency index (CI)dengan rumus
1
n
nCI maks
Keterangann = banyaknya elemen
f) Menghitung consistency ratio (CR)dengan rumus
RICICR
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
73
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
jangka panjang yaitu penetapan daerahsebagai penghasil komoditi unggulan
Perkebunan sebagai bagian integral dari sektorpertanian merupakan sub sektor yang mempunyaiperanan penting dan strategis dalam pem-bangunan nasional Peranannya terlihat nyatadalam penerimaan devisa negara melaluiekspor penyediaan lapangan kerja pemenuhankebutuhan konsumsi dalam negeri bahan bakuberbagai industri dalam negeri perolehan nilaitambah dan daya saing serta optimalisasipengelolaan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan (Hidayat 2013)
Struktur AHP dalam penelitian ini memilikitujuan sebagai level pertama fokus levelkedua dan alternatif level ketiga Tujuan yangdimaksud adalah menentukan tanamanperkebunan prioritas di Kabupaten Sukoharjodengan mengikuti Peraturan Menteri PertanianRepublik Indonesia No 06PermentanOT14022015 yaitu pengembangan agribisnisdidasarkan oleh aspek penyedia sarana aspekproduksi aspek pemasaran dan pengolahanserta aspek kelembagaan pendukung Selan-jutnya terdapat 3 fokus yang diperoleh berdasar-kan hasil wawancara dengan informan kunci
Salah satu kriteria penentuan produk prioritaskomoditas perkebunan adalah berorientasipasar dan berbasis sumber daya lokal Olehkarena itu diperlukan seleksi untuk mengetahuiprioritas komodittas perkebunan (Herdhiansyah
Tujuan Priority vector
Hasil Kali Matriks Lambda CI RI CR
Nilai produk 0515 1400 4684 0842 0580 1452 Ekonomi Daerah 0235 2076 Permintaan Produk 0251 0623 1000 4099 4684 0842 0580 1452
Tabel 1 Pemilihan Komoditi Berdasarkan Tujuan
Sumber Tabulasi data primer 2019
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwapemilihan komoditi perkebunan berdasarkantujuannya nilai produk adalah tujuan palingdominan Hal ini ditunjukan dengan nilai prioritassebesar 0515 Nilai produk pada agribisnisperkebunan perlu diperhatikan kriteria ini palingpenting dalam pemilihan komoditi perkebunanprioritas yang berpengaruh pada bentuk kualitasproduk keunggulan sumberdaya penguasaanteknologi sampai pada kemampuan para petaniHardhiansyah (2013) mengemukakan bahwapenentuan produk unggulan komoditasperkebunan agar dapat dilaksanakan secaratepat beberapa aspek menjadi dasar analisapenentuan komoditas dan wilayah pengembanganserta didalamnya memuat kriteria sepertiberbasis sumber daya lokal kesempatan yangtinggi untuk akses pada pasar domestikmenghasilkan nilai tambah yang tinggi didukungoleh teknologi dan SDM yang handal sertaramah lingkungan Ahdan (2015) menambahkanuntuk menjadikan subsektor perkebunan palingunggul maka bahan baku dan sumbangan
2013) Pada penelitian ini hasil AHP menun-jukkan bahwa1 Penilaian penentuan prioritas dan pengukuran
konsistensia Penentuan komoditi berdasarkan tujuan
Pemilihan komoditi perkebunan prioritasberdasarkan tujuan menunjukkan prioritastujuan penentuan komoditi perkebunan yangakan dikembangkan
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
74
terhadap perekonomian menjadi kriteriapenting hal ini menunjukan nilai produk tinggiapabila memiliki bahan baku berkualitassehingga memberikan dampak pada perekono-mian wilayah subsektor perkebunan
b Penentuan Komoditi Perkebunan PrioritasBerdasarkan Tujuan
Penentuan komoditi perkebunan dilihat daritujuan pada fokus produktivitas mutu produksidan kelembagaan petani1) Penentuan komoditi perkebunan ditinjau dari
tujuan nilai produkPenentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dilihat dari tujuan fokus menunjuk-kan mutu produksi memiliki nilai tertinggi sebesar0415 Dalam agribisnis mutu produksi padakomoditi perkebunan harus diperhatikan Halini senada dengan penelitian Kharisma (2019)bahwa salah satu strategi pengembangan jangkapendek pada komoditas perkebunan unggulandi Provinsi Jawa Barat dengan mempertahankankomoditas potensi dan prospek yang akandatang secara optimal melalui peningkatan
Nilai produk Priority vector
Hasil Matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0376 1051 3015 0007 0580 0013 Mutu Produksi 0415 1574 Kelembagaan petani 0209 0777 1000 3402 3015 0007 0580 0013
Tabel 2 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan nilai produk
Sumber Tabulasi Data Primer
Pengembangan pasar
Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0465 1773 3308 0154 0580 0266 Mutu Produk 0330 1022 Kelembagaan petani 0205 1822 1000 4617 3308 0154 0580 0266
Tabel 3 Penentuan komoditi Perkebunan berdasarkan tujuan pengembangan pasar
Sumber Tabulasi Data Primer
produksi produktivitas dan mutu penguatankemitraan perluasan pasar dan pemanfaaatanpeluang pasar global penetapan Kawasansentra produksi
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkannilai produk dapat dilihat pada Tabel 2
2) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar
Penentuan komoditi dilihat dari pengembanganpasar menunjukan bahwa produktivitas memlikinilai tertinggi sebesar 0465 Pada agribisnisperkebunan suatu komoditi perkebunan untukdapat melakukan pengembangan pasar harusmemiliki produktivitas yang tinggi Hal ini jugadikemukakan pada penelitian Kharisma (2019)bahwa strategi pengembangan jangka pendekpada komoditas perkebunan di Provinsi JawaBarat yaitu dengan mempertahankan komoditaspotensi saat ini melalui peningkatan produksiproduktivitas dan mutu
Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanpengembangan pasar dapat dilihat pada Tabel 3
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
75
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Sumber Tabulasi data primer
Ekonomi Daerah Priority vector Hasil matrik Lambda CI RI CR
Produktivitas 0371 1056 3531 0265 0580 0458Mutu Produk 0299 1828 Kelembagaan petani 0330 1045 1000 3929 3531 0265 0580 0458
Tabel 4 Penentuan Komoditi Perkebunan Berdasarkan Tujuan Ekonomi Daerah
c Penentuan Prioritas Tanaman PerkebunanKomoditi tebu merupakan komoditi yang memi-liki tingkat produksi paling tinggi Hasil pemetaandengan metode AHP menunjukkan bahwakomoditas prospek baik dan potensi tinggi yaitukomoditi tebu Sementara komoditas unggulanyang kurang atau sedang yaitu kapuk metekelapa tembakau jawa dan empon-emponTebu merupakan bahan baku utama pada industrigula sehingga peningkatan produksi gulaterintegrasi langsung dengan pengembangan
3) Penentuan komoditi ditinjau dari tujuanekonomi daerah
Penentuan komoditi dilihat dari ekonomi daerahmenunjukan bahwa produktivitas memiliki nilaitertinggi 0371 Pada agribisnis perkebunansuatu komoditi perkebunan untuk dapatmeningkatkan perekonomian suatu daerah makaproduktivitas komoditas harus diperhatikanProduktivitas lahan berpengaruh positif terhadapdaya saing Peningkatan produktivitas padaumumnya akan menyebabkan daya saing ikutmeningkat Produktivitas perlu diiringi denganpenjualan hasil panen perkebunan melaluipascapanen sehingga penjualan tidak hanyabahan mentah tapi produk setengah jadi atauproduk siap konsumsi (Kharisma 2019)Dampak dari penjualan akan berpengaruh padakesejahteraan petani dan ekonomi daerah
Penentuan komoditi perkebunan berdasarkan tujuanekonomi daerah dapat dilihat pada Tabel 4
perkebunan tanaman tebu (Arman Delis2020)
Dalam Rencana Strategis KementerianPertanian (Renstra Kementan) Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaranstrategis yang ingin dicapai dalam periode2015-2019 adalah ldquohellipswasembada padijagung dan kedelai serta peningkatanproduksi daging dan gulardquo Dari renstratersebut dapat digaris-bawahi bahwa sasaranstrategis untuk komoditas gula adalah upayapeningkatan produksi Dalam artikel Saputra(2020) disebutkan peningkatan produksi gulasudah menjadi acuan renstra namunpermasalahan adalah produksi gula nasionalyang kurang stabil
Berdasarkan data Sugar Cane Productionby Province in Indonesian 2016-2020pertumbuhan (Growth) di Wilayah Jawa Tengahadalah tahun 2016 produksi 172537 tontahun 2017 produksi 173857 ton tahun 2018produksi 201037 ton tahun 2019 produksi153275 ton tahun 2020 produksi 190810 tonselama 5 tahun terakhir laju pertumbuhanproduksi tebu di Jawa Tengah sebesar 1563
Dalam mendukung pembangunan pertaniandaerah pada subsektor perkebunan tebudiperlukan strategi pengembangan karenapengembangan komoditas pertanian danindustri pengolahannya dilakukan dalam sistemagribisnis untuk mencapai swasembada gula
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
76
Tabe
l 5 P
riorit
as T
anam
an P
erke
buna
n
Sum
ber
Anal
isis D
ata
Prim
er 2
019
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
77
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
Tabel 6 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sumber data primer 2019
Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 2 Kurangnya pembinaan petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang 1 Ketersediaan bibit dari pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu Ancaman 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
Setelah teridentifikasi komoditas atau produkunggulan dan melihat kedudukan berbagaikomoditas di dalam Tabel 5 maka tahapanselanjutnya merumuskan strategi pengembanganyang dapat di gunakan oleh pelaku usaha agri-bisnis subsektor perkebunan tanaman tebuDalam menentukan strategi pengembanganterlebih dahulu dilakukan identifikasi untukmengetahui faktor yang mempengaruhi dalampengembangan komoditi tebu faktor yangdiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang dananacaman) Kemudian dilakukan penentuanalternatif strategi pengembanganPerumusan strategi didasarkan pada analisisyang menyeluruh terhadap pengaruh faktorlingkungan eksternal dan internal perusahaanLingkungan eksternal perusahaan setiap saatberubah dengan cepat sehingga melahirkanberbagai peluang dan ancaman baik yang datangdari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yangsenantiasa berubah
Sebagaimana dipaparkan pada Tabel 7 dimanastrategi SO terbentuk dari gabungan kekuatan (S)dan peluang (O) dengan mengembangkan varietastebu baru menambah jumlah dan meningkatkankualitas SDM
Sedangkan strategi WO dengan memperbaikikinerja SDM menambah softskill petani tebuKombinasi kekuatan (S) dan ancaman (T)melalui perluasan lahan dan peningkatanproduktivitas Untuk strategi WT denganmeningkatkan fasilitas produksi menggunakanteknologi modern Untuk Provinsi Jawa Baratstrategi pengembangan dalam jangka pendekdengan mempertahankan posisi seperti padasaat ini dan untuk prospek ke depan yang lebihbaik Strategi yang dapat dilakukan adalahmemanfaatkan komoditas semaksimal mungkindengan cara peningkatan produksi produktivitasdan mutu perluasan pasar serta memperkuatkemitraan
Berdasarkan uraian tersebut maka diperolehstrategi intensif penetrasi pasar pengembanganpasar dan pengembangan produk Dalammenentukan strategi pilihan atau prioritasmelalui matriks QSPM
Pada Tabel 8 tampak pada matriks QSPMmenunjukkan bahwa strategi pengembangan
komoditi tebu yang dipilih responden yaitustrategi penetrasi pasar sebesar 667 Padaagribisnis tanaman perkebunan penetrasi pasarmerupakan kegiatan peningkatan aktivitaspengembangan komoditi tebu Dalam penelitianEffendi dkk(2017) strategi penetrasi pasar
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
78
Sumber Data primer 2019
Tabel 7 Matriks SWOT Komoditi Tebu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) 1 Lahan tersedia 2 Kelembagaan petani 3 Sosial budaya 4 Ketersediaan SDM
Kelemahan (W) 1Pendidikan petani rendah 2Kurangnya pembinaan
petani 3 Tenaga kerja mahal
Peluang (O) 1 Ketersediaan bibit dari
pemerintah 2 Bantuan Mekanisasi untuk
lahan 3 Permintaan pasar 4 Perluasan lahan 5 Adanya pabrik pengolahan tebu
SO 1 Mengembangkan varietas
tebu baru 2 Menambah jumlah SDM 3 Meningkatkan kualitas
SDM
WO 1 Memperbaiki kinerja
SDM 2 Menambah softskill
petani tebu
Ancaman (T) 1 Alih fungsi lahan 2 Persaingan petani tebu 3 Serangan hama dan penyakit 4 Petani pindah ke sektor lain
ST 1 Perluasan lahan tebu 2 Meningkatkan
produktivitas
WT 1 Meningkatkan fasilitas
produksi dengan teknologi modern
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan PG
Faktor-Faktor Strategis Bobot Perluasan Lahan Penetrasi Pengembangan
tanaman AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal Kekuatan 1 Lahan tersedia 020 4 080 4 080 3 060 2 Kelembagaan petani 015 3 045 3 045 4 060 3 Sosial budaya 015 3 045 4 060 4 060 4 Ketersediaan SDM 015 4 060 4 060 4 060 Kelemahan 1 Pendidikan petani rendah 010 3 030 3 030 3 030 2 Kurangnya pembinaan petani 015 2 030 3 045 2 030 3 Tenaga kerja mahal 010 3 030 3 030 3 030 Faktor Eksternal Peluang 1 Keterdiaan bibit dari pemerintah 014 4 055 4 055 4 055 2 Bantuan Mekanisasi untuk lahan 010 3 031 3 031 3 031 3 Permintaan pasar 014 4 055 4 055 4 055 4 Perluasan lahan 010 3 031 3 031 3 031 5 Adanya pabrik pengolahan tebu 010 3 031 3 031 3 031 Ancaman 1 Alih fungsi lahan 010 3 031 3 031 3 031 2 Persaingan petani tebu 010 3 031 2 021 3 031 3 Serangan hama dan penyakit 010 3 031 3 031 3 031 4 Petani pindah ke sektor lain 010 3 031 3 031 3 031
Jumlah 648 667 658
Tabel 8 Matrik QSPM
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
79
Perencanaan Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan di Kabupaten Sukoharjo | Irma Wardani dkk
lebih menekankan terhadap pemasaran produkyang sekarang dijalankan untuk konsumen yangada maupun konsumen baru Kegiatan yangdilakukan adalah menambah saluran distribusidan mengubah serta meningkatkan promosiBerdasarkan penelitian Arman Delis (2020)komoditas perkebunan rakyat memiliki keung-gulan komparatif untuk dikembangkan sebagaibasis ekspor sekaligus dapat mendorong per-tumbuhan pendapatan petani sehingga mening-katkan minat petani menanam komoditas tebu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjomerupakan daerah sentra lahan tanaman tebudan sebagai pemasok bahan baku pada pabrikgula Tasikmadu Kabupaten Karangnyar Dalampenelitian Kharisma (2019) bahwa penetapansentra produksi harus dilaksanakan dengankonsistensi yang tinggi dimana penetapanKawasan sentra produksi ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dimiliki
Untuk memenuhi pasokan bahan baku makapetani tebu terus meningkatkan produktivitasDalam mengembangkan usaha tebu perludukungan dari keseluruhan elemen tidak hanyapetani selaku pelaksana di lapangan tetapi jugapemerintah dalam mendukung pengembanganusaha seperti 1) peningkatan kualitas benih danmemaksimalkan produksi 2) memberikan pelatih-an dan pendidikan kepada para pelaku petanimelalui bimbingan dan penyuluhan untuk me-ningkatkan kemampuan petani terkait denganketrampilan usahatani dalam upaya peningkatanmutu komoditas perkebunan serta memberikanbantuan modal kepada petani tebu untuk pengolahantanaman tebu 3) pendampingan berbasis sisteminformasi produksi dan pasar dan 4) penguatankelembagaan petani dan kelompok tani
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa prioritas komoditi perkebunan diKabupaten Sukoharjo adalah komoditas tebuDalam pengembangan agribisnis perkebunandengan komoditi tebu diperlukan alternatifstrategi Alternatif strategi yang dapat digunakanadalah pengembangan pasar penetrasi pasardan pengembangan produk Dari ketigaalternatif strategi tersebut dilakukan analisisQSPM diperoleh hasil alternatif strategipenetrasi pasar dengan nilai tertinggi yaitu 667Strategi penetrasi pasar akan dilakukan dengankerjasama dari berbagai pihak seperti petanistakeholder pemerintah melalui pelatihan SDMpermodalan teknologi perbenihan danproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan Marhawati Mapptoba dan Suparman2015 Analisis Penentuan KomoditiUnggulan Sektor Unggulan SektorPertanian di Kabupaten Tolitoli E-Jurnal Katalogis 3 (10) 155-166
Albina Susi Br Purba Amna Hartiati Ida AyuMahatma Tuningrat 2015 PemilihanPrioritas Komoditas AgrowisataMenggunakan Metode AnalyticalHierarchy Process (Ahp) Di DesaCandikuning II Kec Baturiti KabTabanan Jurnal Rekayasa danAgroindutsri 3 (1) 82-92
Arman Delis Nurhayani 2020 KajianProspek Penanaman Komoditas TebuRakyat Di Kabupaten Kerinci JurnalSains Sosio Humaniora 4 (1) 152-161
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo2020 Statistik Daerah KabupatenSukoharjo 2020
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141
AGRIC Vol 33 No 1 Juli 2021 67-80
80
Effendi Usman Retno Astuti Diana CandraMelati 2017 Strategi PengembanganUsaha Cokelat MenggunakanQuantitative Strategic PlanningMatrix (QSPM) dan Multi AttributeUtility Theory (MAUT) di KampungCoklat Blitar Jurnal Teknologi danManajemen Agroindustri 6 (1) 31-40
Harisudin Mohammad 2019 MetodePenentuan Faktor-Faktor KeberhasilanPenting Dalam Analisis SWOT JurnalAgrisaintifika 3 (2) 109-121
Hasan Yasrizal Ishak 2016 PengaruhPembangunan Sektor PertanianTerhadap Distribusi Pendapatan danKesempatan Kerja di Indonesia JIEP16 (1) 55-64
Helmi Mohammad Putu Sriartha I MadeSarmita 2021 Strategi PengembanganKomoditas Unggulan SubsektorTanamaan Perkebunan di KabupatenBuleleng Jurnal Jurusan PendidikanGeografi 9 (1) 26-35
Herdhiansyah Dhian Lilik Sutiarso DidikPurwadi Taryono 2013 KriteriaKualitatif Penentuan Produk UnggulanKomoditi Perkebunan dengan MetodeDelphi di Kabupaten Kolaka SulawesiTenggara Jurnal Agritech 33 (1) 60-69
Herdhiansyah Dhian Sudarmi Sakir Asriani2021 Analisis Faktor PrioritasPengembangan Komoditas Perkebun-an Unggulan dengan Metode AHP(Analtycal Hierarchy Process) JurnalTeknik Pertanian 10 (2) 239-251
Kharisma Bayu Yudha Hadian Nur 2019Penentuan Komoditas PerkebunanUnggulan di Provinsi Jawa BaratMedia Trend 14 (1) 73-104
Limpo Syahrul Yasin 2020 Peluang EksporPerkebunan Masih Bertahan httpditjenbunpertaniangoid2020 Diaksestanggal 24 Juni 2020
Lubis Fadli Akbar Mohamad Harisudin RhinaUchyani Fajarningsih 2019 StrategiPengembangan Agribisnis CabaiMerah di Kabupaten Sleman denganMetode Analytical Hierarchy ProcessJurnal Agraris 5 (2) 119-128
Nadziroh MirsquoRojun Nurun 2020 PeranSektor Pertanian Dalam Pertumbuh-an Ekonomi di Kabupaten MagetanJurnal Agristan 2 (1) 52-60
Retnoningsih Fitria Iga Oka SuryawardaniNyoman Parining 2016 PemilihanPrioritas Strategi Pemasaran CoklatOlahan Berdasarkan Metode AnalyticalHierarchy Process (Studi Kasus diPerusahaan Magic Chocolate Kabu-paten Gianyar Provinsi Bali) JurnalAgribisnis dan Agrowisata 5 (1) 1-9
Saputra Yonas Hangga 2020 PerspektifKetersediaan Gula Domestik danSwasembada Gula Nasional JurnalPerspektif 19 (1) 63-78
Setianto Pawit Indah Sulilowati 2014Komoditas Perkebunan Unggulan yangBerbasis Pada Pengembangan WilayahKecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa Tengah Jurnal Wilayah danLingkungan 2 (2) 143
Setyowati Nuning 2012 Analisis PeranSektor Pertanian di KabupatenSukoharjo Jurnal SEPA 8 (2) 172-179
Wulandari Siti Abir Nida Kemala KajianKomoditas Unggulan Sub-SektorPerkebunan di Provinsi Jambi JurnalIlmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1) 134-141