LAP MNTR LINGGA 07--(05) - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Lingga_2007.pdf ·...
Transcript of LAP MNTR LINGGA 07--(05) - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Lingga_2007.pdf ·...
MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG
KABUPATEN LINGGA TAHUN 2007
Disusun oleh :
TIM CRITC COREMAP II—LIPI
TIM STUDI MONITORING EKOLOGI
KABUPATEN LINGGA
KOORDINATOR TIM PENELITIAN :
ANNA MANUPUTTY
PELAKSANA PENELITIAN
SUYARSO
AGUS BUDIYANTO
RIO HARYANTO
RIKOH M. SIRINGORINGO
JOHAN PICASOUW
YAHMANTORO
DJUWARIAH
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i
RINGKASAN EKSEKUTIF .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .1
BAB I . PENDAHULUAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .6
BAB I I . METODE PENELITIAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
BAB II I . HASIL DAN PEMBAHASAN .. . . . . . . . . . . . .15
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .. . . . . . . . . . . . .39
DAFTAR PUSTAKA.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .41
LAMPIRAN.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .42
ii
KATA PENGANTAR Puj i syukur kehadirat Al lah Yang Maha Esa, yang
telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penel i t ian i lmiah.
Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini telah di lakukan pengamatan basel ine ekologi maupun pemantauannya yang pendanaannya dibiayai oleh ADB (Asian Development Bank). Adapun lokasi- lokasi tersebut adalah : Mentawai, Nias, Nias Selatan, Tapanul i Tengah, Batam, Natuna, Lingga dan Bintan.
Pada tahun 2004 dan 2006 telah di lakukan studi basel ine di delapan lokasi tersebut. Untuk mengetahui kondisi karang terkini maka pada tahun 2007 ini di lakukan monitoring. Kegiatan monitor ing ini bertujuan untuk mengetahui kondisi karang di lokasi tersebut apakah membaik atau t idak. Hasi l monitor ing dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi program COREMAP.
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan ter ima kasih kepada semua pihak yang ter l ibat dalam kegiatan penel i t ian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun. Kami juga mengharapkan kri t ik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini . Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi ki ta semua.
Jakarta, Desember 2007
Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI
Prof.Dr.Ir .Kurnaen Sumadiharga, M.Sc
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. PENDAHULUAN
Kabupaten Lingga merupakan salah satu Kabu-paten yang baru terbentuk setelah adanya pemekaran wi layah di Provinsi Kepulauan Riau. Tadinya daerah ini merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Kepulauan Riau yang sekarang sudah menjadi Provin-si Daerah Tingkat I . Pembentukan Kabupaten Lingga berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi Riau Nomor : 08 / KPTS / DPRD / 2002 tanggal 30 Jul i 2002 dan me-ninjau kembali keputusan DPRD Kabupaten Kepulauan Riau Nomor : 14 / KPTS / DPRD / 1999 tanggal 24 Ju-ni 1999 dan menjadikan kabupaten baru ini sebagai daerah otonom. Secara geografi wi layah Kabupaten Lingga terletak antara 0o 00’ – 1o 00’ Lintang Selatan dan 103o 30’ – 105o 00’ Bujur Timur, dengan luas wi la-yah ± 211,772 km2. Ada 5 ( l ima) kecamatan di kabu-paten ini yaitu Kecamatan Singkep, Kecamatan Sing-kep Barat, Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Uta-ra, dan Kecamatan Senayang. Wilayah kabupaten ini terdir i dari 377 pulau besar dan keci l . Tidak kurang dari 94 di antaranya sudah dihuni, sedangkan sisanya 283 pulau belum berpenghuni. Wilayah kabupaten yang terdir i dari pulau-pulau ini, luas perairannya 241,898,28 km2, lebih luas dari daratan. Dengan lua-san tersebut, sudah barang tentu penduduk menggan-tungkan hidupnya dari hasi l laut. Hasi l utama dalam bidang perikanan yang memil ik i ni lai ekonomis penting salah satunya ialah ikan ekor kuning (Caesio cuning) . Jenis ikan ini diekspor langsung ke Singapura baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk daging ( f i l let) . Ikan ini langsung di tangkap dari laut maupun dipel ihara dalam keramba apung.
2
Kegiatan survei “baseline” ekologi terumbu karang untuk memperoleh data dasar ( t-0), telah di lakukan pada tahun 2006 di Kabupaten Lingga, tepatnya di beberapa lokasi di Kecamatan Lingga Utara dan di beberapa pulau yang masuk dalam Kecamatan Senayang. Lokasi penel i t ian meliputi perairan pesisir Kecamatan Lingga Utara dan beberapa pulau-pulau di Kecamatan Senayang, di sebelah t imur laut Pulau Lingga, yaitu perairan Limbung dan Sekanah dengan pulau-pulau di sekitarnya sepert i P. Penaah, P. Kongka Besar, P. Kongka Keci l , P. I leuh, P. Alut, P. Bulu dan P. Gaja. Untuk memudahkan pemantauan di tahun selanjutnya, dibuat transek permanen (8 stasiun). Substansi yang diamati terutama karang, biota megabentos dan ikan karang.
Kemudian pada tahun 2007, telah di lakukan pemantauan kondisi terumbu karang di lokasi tersebut (Reef Health Monitoring atau RHM). Metode yang dipakai ialah metoda transek garis “Line Intercept Transect” (LIT), untuk karang dan biota bentik lainnya di lokasi transek permanen. Sebelum di lakukan transek, perlu disiapkan peta dasar sebaran terumbu karang di lokasi tersebut , hasi l kegiatan baseline di tahun sebelumnya. Tujuan pemantauan ialah untuk memperoleh data tutupan karang, kel impahan biota megabentos dan ikan karang pada waktu tertentu (t-1), di lokasi transek permanen, mel ihat apakah terjadi perubahan di dalam ekosistem, peningkatan atau penurunan persentase tutupan karang, kel impahan biota megabentos ataupun juga kel impahan ikan karang.
B. HASIL
Data yang diperoleh di Kecamatan Lingga Utara dan Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga,
3
kemudian di lakukan anal isa . Hasi lnya adalah sebagai berikut :
• Transek garis (LIT) di lakukan di lokasi- lokasi transek permanen yang mewaki l i pulau-pulau keci l dan daratan P. Lingga bagian utara, dan di lakukan di 8 t i t ik. Satu stasiun (SNL 702) t idak di lakukan transek karang, hanya pengamatan megabentos dan ikan secara sepintas, karena dasar perairan tertutup lumpur.
• Kondisi karang di lokasi- lokasi t ransek cukup baik dimana persentase tutupan karang hidup berkisar antara 45,47 – 70,90 %. Persentase tutupan tert inggi dicatat di Pulau Bul i , di Selat Dasi, dan terendah di daerah Duara (Limbung).
• Dari hasi l pemantauan tahun 2007, tampak jelas adanya perubahan yang terjadi di stasiun SNL 702, di mana area transek tertutup lumpur. Dengan demikian sangat berpengaruh terhadap rata-rata persentase tutupan biota bentik di lokasi pengamatan secara keseluruhan. Secara visual persentase tutupan karang di stasiun SNL 009 dan SNL 10 mengalami sediki t kenaikan. Namun dengan uj i stat ist ik disimpulkan t idak ada kenaikan persentase tutupan karang, bahkan secara keseluruhan terjadi penurunan.
• Kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yai tu karang jamur yang terdir i dari Fungia spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema setosum) . Kel impahan tert inggi untuk kedua kelompok ini dicatat di lokasi SNL 0291 yaitu di Pulau I leuh.
• Karang jamur d ica ta t 10643 ind iv idu/ha , kemudian di stasiun 009, 8786 individu/ ha, SNL 010 5143 individu/ ha dan di lokasi bervariasi antara 1143 – 2214 individu/ha.
4
• Untuk bulu babi, jumlah tert inggi di P. I leuh (5357 individu/ha) kemudian di SNL 705, 5286 individu/ha. Di lokasi lain jumlahnya bervariasi antara 643 – 2214 individu/ha. Untuk biota lain sepert i teripang (Holothuria sp.), hanya di temukan di P. I leuh yaitu 143 individu/ ha. Kima ukuran keci l di temukan di SNL 009 dan SNL 705 masing-masing hanya143 individu per/ha.
• Dari hasi l ”Underwater Fish Visual Census” (UVC) yang di lakukan di 8 stasiun transek permanen di p e r a i r a n L i n g g a U t a r a d i c a t a t j e n i s Neopomacentrus f i lamentosus merupakan jenis ikan karang yang memil ik i kel impahan tert inggi pada setiap transek permanen di 8 lokasi pengamatan dengan jumlah individu sebesar 857 individu/ha kemudian di ikut i oleh Apogon aureus (441 individu/ ha) dan Apogon quenquel ineata (433 individu/ha).
• Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperoleh dari UVC di lokasi transek permanen sepert i ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 433 individu/ha, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 135/ha individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 367 individu/ha.
• I k a n k e p e - k e p e ( B u t t e r f l y f i s h ; s u k u Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk meni lai kesehatan terumbu karang memil ik i kel impahan 804 individu/ha.
C. SARAN
• Kegiatan studi basel ine dan monitoring di perairan Lingga Utara sudah mencakup beberapa t i t ik pen-gamatan yang mewaki l i desa-desa yang di tentu-kan oleh pihak penyandang dana ADB. Ditahun sebelumnya pada Fase I , telah di lakukan studi
5
sepert i ini di sekitar Senayang-Lingga. Ada beberapa t i t ik pengamatan yang lama termasuk dalam pengamatan kal i ini . Untuk pengamatan mendatang perlu di lakukan pengamatan tambahan di t i t ik yang lama, dengan mempertimbangkan faktor waktu, sehingga data yang diperoleh lebih baik dan dapat menggambarkan tendensi kondisi terumbu karang dari waktu ke waktu (t ime seris).
• Secara geograf i wi layah Kabupaten Lingga ter le-tak antara 0o 00’ – 1o 00’ Lintang Selatan dan 103o 30’ – 105o 00’ Bujur Timur, dengan luas wila-yah ± 211,772 km2. Ada 5 ( l ima) kecamatan di Kabupaten ini yaitu Kecamatan Singkep, Kecama-tan Singkep Barat, Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Utara, dan Kecamatan Senayang. Wilayah kabupaten ini terdir i dari 377 pulau besar dan ke-ci l . Tidak kurang dari 94 di antaranya sudah dihu-ni, sedangkan sisanya 283 pulau belum berpeng-huni.
• Wilayah kabupaten yang terdir i dari pulau-pulau ini , luas perairannya 241,898,28 km2, lebih luas dari daratan. Dengan luasan tersebut, sudah ba-rang tentu penduduk menggantungkan hidupnya dari hasi l laut. Hasi l utama dalam bidang perika-nan yang memil ik i ni lai ekonomis penting salah satunya ialah ikan ekor kuning (Caesio cuning). Jenis ikan ini di ekspor langsung ke Singapura baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk daging segar ( f i l let). Ikan ini langsung ditangkap dari laut maupun dari yang dipel ihara dalam keramba apung.
6
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada COREMAP Fase I kegiatan basel ine di daerah ini , dalam hal ini di Kecamatan Senayang-Lingga, sudah banyak di lakukan baik oleh CRITIC daerah Riau (Provinsi Riau maupun Kabupaten Kepulauan Riau pada saat i tu), maupun oleh CRITC Pusat. Data yang ada dihimpun dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Pada tahun 2004 kegiatan basel ine di Provinsi Kepulauan Riau sudah di lakukan oleh CRITC pusat, tetapi lokasinya berbeda. Untuk Fase II kegiatan ini baru di lakukan pada tahun 2006 seir ing dengan pemekaran wi layah di Kabupaten Kepulauan Riau. Dengan berjalannya waktu, t idak menutup kemungkinan telah terjadi perubahan di perairan Senayang Lingga dan sekitarnya. Hasi l pengamatan basel ine perlu dibandingkan dengan pemantauan di tahun-tahun berikutnya untuk memperoleh data yang lebih baru. Dengan demikian perlu di lakukan pemantauan di lokasi transek permanen, dan kegiatan ini telah di lakukan pada tahun 2007. Lokasi di perairan Kecamatan Lingga Utara ini adalah lokasi baru, yang merupakan lokasi tambahan untuk COREMAP Fase II dari pihak penyandang dana ADB (Asian Development Bank).
I .2. Tujuan Penelit ian
Tujuan dari monitoring ekologi terumbu karang di daerah Lingga Utara ialah untuk melihat kondisi terumbu karang setahun sesudah kegiatan basel ine di pesisir dan di beberapa pulau di perairan Lingga Utara dan Senayang yaitu data persentase
7
tutupan karang, kel impahan biota megabentos dan ikan karang. Juga untuk melihat ada t idaknya, perubahan pada kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah i tu perubahan yang posit i f ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang , kel impahan biota megabentos, maupun kel impahan ikan karang di lokasi transek .
I.3. Ruang Lingkup Penelitian
Pengamatan ekologi terumbu karang untuk pengambi lan data dasar ( t -0) d i perairan Kabupaten Lingga telah di lakukan pada tahun 2006. Penel i t ian “basel ine” di terumbu karang di lokasi ini mel ibatkan disipl in i lmu utama yaitu ekosistem karang dan ikan karang, b iota megabentos, juga mangrove dan dibantu oleh bidang SIG (Sistem Informasi Geografi) untuk penyediaan peta dasar dan peta tematik. Kegiatan pemantauan kal i ini ( tahun 2007) di lakukan di lokasi transek permanen yang sama, data hasi l pengamatan disaj ikan dalam bentuk tabel, grafik maupun peta tematik.
Beberapa tahapan yang di lakukan pada waktu penel i t ian, guna kelancaran kegiatan ini mel iputi :
Tahap persiapan , mel iputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan t im peneli t ian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat, pengadaan dan mobi l i tas peralatan penel i t ian s e r t a p e r a n c a n g a n p e n e l i t i a n u n t u k memperlancar pelaksanaan survei di lapangan. Selain i tu, dalam tahapan ini juga di lakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penel i t ian yang akan di lakukan.
Tahap pengumpulan data , yang di lakukan langsung di lapangan yang meliputi data
8
tentang terumbu karang, ikan karang dan beberapa megabentos yang memil ik i ni lai ekonomis penting dan bisa di jadikan indikator kesehatan terumbu karang.
Tahap analisa data , yang meliput i veri f ikasi data lapangan dan pengolahan data sehingga data lapangan bisa disaj ikan dengan lebih informati f .
Tahap pelaporan , yang meliputi pembuatan laporan sementara dan laporan akhir.
9
BAB II. METODE PENELITIAN
II.1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penel i t ian meliputi perairan pesisir Kecamatan Lingga Utara dan beberapa pulau-pulau di Kecamatan Senayang, di sebelah t imur laut Pulau Lingga, yaitu perairan Limbung dan Sekanah dengan pulau-pulau di sekitarnya sepert i P. Penaah, P. Kongka Besar, P. Kongka Keci l , P. I leuh, P. Alut, P. Bulu dan P. Gaja (Gambar 1).
Gambar 1. Peta lokasi pengamatan studi monitoring terumbu karang di perairan Lingga Utara, Kabupaten Lingga.
Un tuk mempermudah pengamatan , l okas i pengamatan dibagi menjadi dua bagian. Daerah di sebelah t imur laut Pulau Lingga yaitu daerah Limbung
10
dengan pulau-pulau keci l disekitarnya, dan daerah Sekanah di sebelah utara yang berhadapan dengan Kecamatan Senayang, dengan pulau-pulau keci l di sekitarnya. Hasi l pengamatan berupa peta tematik juga ditampilkan menurut pembagian ini .
II.2. WAKTU PENELITIAN
Penel i t ian di laksanakan pada bulan Apri l 2007 selama 12 hari kerja.
II.3. PELAKSANA PENELITIAN
Pelaksana penel i t ian terdir i dari penel i t i dan pembantu penel i t i dari bidang studi: ekologi karang, ikan karang, SIGdan stat ist ika.
II.4. METODA PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA
Penel i t ian moni tor ing terumbu karang in i mel ibatkan beberapa kelompok penel i t ian dan dibantu oleh personi l untuk dokumentasi. Metoda penarikan sampel dan anal isa data yang digunakan oleh masing-masing kelompok peneli t ian tersebut, karang dengan metoda ”Line Intercept Transect” (LIT) , biota megabentos dengan ”reef check” dan ikan karang dengan metoda UVC (Underwater Visual Census). Untuk je lasnya metoda pemantauan diura ikan berdasarkan masing-masing substansi.
11
SIG (Sistem Informasi Geografis)
Dalam penel i t ian in i , sebelum d i lakukan penarikan sampel, pertama-tama disiapkan peta lokasi studi basel ine yang menampilkan posisi transek permanen. Juga tabel posisi t ransek permanen untuk pencocokan posisi di lapangan nanti .
I I .4.2. Karang
Pemantauan di lakukan di stasiun penel i t ian yang sudah dipasang transek permanen di kedalaman antara 3-5 m. Pada lokasi transek permanen, data diambil dengan menggunakan metode ”L ine In te rcep t Transect” (LIT) mengikuti Engl ish et al . , (1997), dengan beberapa modif ikasi. Panjang garis transek 10 m dan diulang 3 kal i . Teknis pelaksanaan di lapangannya yaitu seorang penyelam meletakkan pita berukuran panjang 70 m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kir i penyelam. Kemudian LIT di tentukan pada garis transek 0-10 m, 30-40 m dan 60-70 m. Semua biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketel i t ian hingga centimeter.
Dari data hasi l LIT tersebut bisa dihi tung ni lai persentase tutupan untuk masing-masing kategori biota dan substrat yang berada di bawah garis transek.
I I .4.3. Megabentos
U n t u k m e n g e t a h u i k e l i m p a h a n b e b e r a p a megabentos, terutama yang memil ik i ni lai ekonomis penting dan berperan langsung di dalam ekosistem, dapat di jadikan sebagai indikator dari kesehatan te-rumbu karang, maka di lakukan metoda “Reef Check” pada semua stasiun transek permanen. Semua biota tersebut yang berada 1 m di sebelah kir i dan kanan pita berukuran 70 m tadi dihi tung jumlahnya, sehingga
12
luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (2 x 70) = 140 m2.
Adapun biota megabentos yang dicatat jenis dan jumlah individunya sepanjang garis transek terdir i dari :
Lobster (udang karang, udang barong)
”Banded coral shrimp” (udang karang keci l yang hidup di sela cabang karang Acropora spp, Poci l lopora spp. atau Seriatopora spp.)
Acanthaster planci (bintang bulu seribu)
Diadema setosum (bulu babi hi tam)
“Penci l sea urchin” (bulu babi sepert i pensi l)
“Large Holothurian” (teripang ukuran besar)
“Small Holothurian” (teripang ukuran keci l)
“Large Giant Clam” (kima ukuran besar)
“Small Giant Clam” (kima ukuran keci l)
Trochus ni lot icus ( lola)
Drupel la sp. ( sejenis Gastropoda / keong yang hidup di atas atau di sela-sela karang terutama karang bercabang)
“Mushroom coral ’ (karang jamur, Fungia spp.)
I I .4.4. Ikan Karang
Pada setiap t i t ik transek permanen, metode yang d i gu nakan ya i t u me t ode ”Unde rwa t e r V i s ua l Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang ada pada jarak 2,5 m di sebelah kir i dan sebelah kanan garis transek
13
sepanjang 70 m dicatat jumlah jenis dan jumlah individunya. Luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 70 ) = 350 m2.
Identi f ikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randal l and Heemstra (1991) dan FAO Species Catalogue Heemstra dan Randal l (1993).
Sama halnya sepert i pada karang, ni lai indek keanekaragaman Shannon (Shannon diversi ty index = H’) (Shannon, 1948 ; Zar, 1996) dan indeks kemerataan Pielou (Pielou’s evenness index = J’) (Pielou, 1966 ; Zar, 1996) juga dipakai untuk jenis ikan karang di masing-masing stasiun transek permanen dari hasi l UVC. Selain i tu juga dihi tung kel impahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/ha. Dari data kel impahan t iap jenis ikan karang yang di temukan di-masing-masing stasiun transek permanen di lakukan anal isa pengelompokan (Cluster analysis) dan Mult i Dimensional Scal ing (MDS) (Warwick and Clarke, 2001).
Jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (English, et al . , 1997), yaitu :
I I .4.4.1. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya ikan-ikan ini menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwaki l i oleh suku (famil i ) Serranidae ( ikan kerapu), Lut janidae ( ikan kakap), Lethrinidae ( ikan lencam), Nemipteridae ( ikan kurisi) , Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae ( ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae ( ikan kakak tua) dan Acanthuridae ( ikan pakol);
14
I I .4.4.2. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut.. Ikan-ikan indikator diwaki l i oleh suku Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
I I .4.4.3. Ikan-ikan major , merupakan jenis ikan berukuran keci l , umumnya 5-25 cm, dengan karakter is t ik pewarnaan yang beragam seh ingga d ikena l sebagai i kan h ias . Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersi fat ter i tor ial . Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwaki l i oleh suku Pomacentridae ( i kan be tok l au t ) , Apogon idae ( i kan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenni idae ( ikan peniru).
15
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasi l pengamatan akan diuraikan berdasarkan metoda yang di lakukan dari masing-masing substansi yang ditel i t i dan disaj ikan dalam bentuk grafik, peta tematik maupun dalam bentuk tabel atau lampiran.
III.1. KARANG
Untuk pemantauan karang, sampling telah di lakukan dengan metoda LIT di lokasi transek permanen yang tersebar mewakil i pulau-pulau keci l maupun pesisir daratan P. Lingga. Dari hasi l t ransek dan koleksi bebas di lokasi pengamatan, diperoleh karang batu 14 suku dengan 111 jenis (Lampiran 2). Hasi l selengkapnya diuraikan selanjutnya.
I I I . 1.1. Hasil pengamatan karang dengan metoda LIT
Transek garis (LIT) di lakukan di lokasi- lokasi transek permanen yang mewaki l i pulau-pulau keci l dan daratan P. Lingga bagian utara, dan di lakukan di 8 t i t ik (Gambar 2). Kondisi karang di lokasi-lokasi transek cukup baik dimana persentase tutupan karang hidup berkisar antara 45,47 – 70,90 %. Persentase tutupan tert inggi dicatat di Pulau Bul i , di Selat Dasi, dan terendah di daerah Duara (Limbung). Secara r inci persentase tutupan kategori bentik dan kondisi abiotik diuraikan untuk masing-masing lokasi. Hasi l t ransek disaj ikan dalam Gambar 4, 5 dan 6.
16
Gambar 2. Lokasi transek permanen di perairan Lingga Utara.
Berikut disaj ikan hasi l pengamatan karang, biota bentik lainya serta kondisi substrat, hasi l pengamatan basel ine tahun 2006 dan juga hasi l monitoring tahun 2007 dalam bentuk histogram (Gambar 3 dan 4).
17
Gambar 3. Histogram persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik, tahun 2004 di perairan Lingga Utara.
Lingga 2006
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SNL009
SNL010
SNL012
SNL023
SNL 291
SNL702
SNL705
SNL707
L o k a s i
Rock
Silt
Sand
Rubble
Other Biota
Fleshy Seaw eed
Sponge
Soft Coral
DC
DCA
Non - Acropora
Acropora
18
Gambar 4. Histogram persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik, hasil monitoring tahun 2007 di perairan Lingga Utara.
Dari hasi l pemantauan tahun 2007, tampak jelas adanya perubahan yang terjadi di stasiun SNL 702, di mana area transek tertutup lumpur. Dengan demikian sangat berpengaruh terhadap rata-rata pe rsen tase tu tupan b io ta bent i k d i l okas i pengamatan secara keseluruhan. Secara visual persentase tutupan karang di stasiun SNL 009 dan SNL 10 mengalami sediki t kenaikan. Namun dengan uj i stat ist ik disimpulkan t idak ada kenaikan persen tase tu tupan ka rang , bahkan secara keseluruhan ter jadi penurunan. Hasi l pengamatan di masing-masing stasiun diuraikan selanjutnya.
Lingga 2007
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SNL009
SNL010
SNL012
SNL023
SNL291
SNL 702
SNL705
SNL707
L o k a s i
Rock
Silt
Sand
Rubble
Other Biota
Fleshy Seaw eed
Sponge
Soft Coral
DC
DCA
Non-Acropora
Acropora
19
Stasiun SNL 009 ( P. Kongka Kecil)
Perairan sediki t keruh, rataan terumbu agak sempit di lanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Pertumbuhan karang dicatat hanya sampai kedalaman 5 atau 6 meter saja dan selanjutnya dasar perairan terdir i dari pasir halus (si l t ) . Total persentase tutupan karang hidup di lokasi ini 70,90 %. Persentase tutupan karang Acropora dicatat 1.10 % sedangkan karang non-Acropora cukup t inggi (69,80 %). Kenyataan ini membuktikan bahwa pertumbuhan karang di lokasi ini sangat baik (persentase tutupan antara 50 – 74 %). Untuk kategori DCA (karang mati yang sudah ditumbuhi alga) dicatat 16.70 %,agak menurun, terdir i dari bongkahan karang massif dan patahan karang bercabang yang sudah lama mati . Pertumbuhan karang didominasi oleh karang massif dengan ukuran koloni sedang, dari kelompok Porites spp. dan sub-masif dari jenis Porites cyl indrica dan Pavona frondifera . Secara umum pertumbuhan karang agak membaik dengan naiknya tutupan karang hidup, walaupun hanya sediki t .
20
Gambar 5. Persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan
kategori abiotik hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.
Stasiun SNL 010 (P. Kongka Besar)
Perairan sediki t keruh. Rataan terumbu sempit di lanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Pertumbuhan karang hanya sampai pada kedalaman 6 meter dan pada kedalaman selanjutnya dasar perairan terdir i dari pasir halus bercampur lumpur. Persentase tutupan karang Acropora dicatat 1.80 % sedangkan karang non-Acropora 65,07 %. Pertumbuhan karang masuk dalam kategori sangat baik dan tutupan karang hidup sediki t lebih t inggi dari pada saat basel ine. Kategori DCA dicatat 23,93 % , agak menurun. Biota lain, terdir i dari spong, dicatat 3,93 %. Kategori abiot ik yai tu pasir 0,00%. Karang didominasi oleh karang
#
#
#
#
#
#
#P. Buli
P. Alut
P. Bakau
Tapai
P. Rekas
P. Gajah
P. Talas
P. Mamut
P. Kentar
P. Lingga
P. Lokong
P. Monong
P. Burung
P. Sebangka
P. Beringin
P. Senayang
P. Ujungkayu
P. Ujungbeting
P. Kongka Besar
Tg. Takih
Tg. KelitTg. Gantong
0°10' 0°10'
0°5' 0°5'
0°00' 0°00'
0°5' 0°5'
104°30'
104°30'
104°35'
104°35'
104°40'
104°40'
104°45'
104°45'
104°50'
104°50'
104°55'
104°55'
105°00'
105°00'
Legenda :
TUTUPAN LIFEFORMPER STASIUN LITDI LINGGA (2007)
U
DaratHutan Mangrove
Fringing ReefPatch Reef
AcroporaNon acroporaDcaDcSoft coralSpongeFleshy seaweedOther biotaRubbleSandSiltRock
21
massif dengan ukuran koloni sedang dari kelompok Porites spp. dan sub-masif dari jenis Porites cyl indrica dan Pavona frondifera .
Gambar 6. Persentase tutupan karang hidup hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.
Stasiun SNL 012 (P. I leuh / P. Berang)
Kondisi perairan lebih keruh dari pada di lokasi sebelumnya. Pantai sempit di lanjutkan dengan rataan terumbu yang sempit dengan dasar perairan terdir i dari batu keriki l dan batu bulat sepert i batu kal i (batu andesit). Pertumbuhan karang di rataan terumbu berupa gerombol-gerombol keci l (patches), terdir i dari karang sub-masif dari jenis Porites cyl indrica . Lereng
22
terumbu landai, pertumbuhan karang hanya sampai kedalaman 5 meter. Tidak di temukan karang Acropora di lokasi transek. Persentase tutupan karang non-Acropora dicatat turun menjadi 57,17 %. Walaupun t idak ada kelompok Acropora di lokasi transek, kondisi karang dikategorikan cukup baik. Biota lain dicatat spong 10,93 %, sedangkan DCA dicatat 22,83 %. Kategori abiotik yaitu “si l t ” dicatat 2,27 %. Jenis karang yang dominan ialah Porites cyl indrica .
Stasiun SNL 023 (Pulau Alut)
Lokasi pengamatan terdapat di sebelah tenggara P. I leuh, tepatnya di ujung barat laut P. Alut. Perairan agak keruh, kurang lebih sama dengan di P. I leuh. Pantai sempit di lanjutkan dengan rataan terumbu yang sempit. Lereng terumbu landai, pertumbuhan karang sampai pada kedalaman 6 meter dan pada kedalaman selanjutnya dasar perairan terdir i dari lumpur. Persentase tutupan karang hidup turun menjadi 45,47 %, terdir i dari persentase tutupan non-Acropora. Kondisi karang di lokasi ini dikategorikan cukup baik. Kategori biota bentik lain sangat keci l , terdir i dari spong dengan persentase tutupan cukup t inggi yaitu 10,17 %, dan alga 2,23 %. Kategori abiot ik tutupannya sedikit terdir i dari lumpur halus (si l t ) naik menjadi 32,23 %. Karang batu didominasi oleh kelompok Porites spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera .
Stasiun SNL 291 (Pulau Buluh, Cawa)
Lokasi pengamatan ter letak di sebelah tenggara P. Kongka. Kondisi pantai, mempunyai rataan terumbu dan lereng terumbu yang t idak berbeda jauh dengan di P. Kongka. Pertumbuhan karang hanya
23
sampai kedalaman 6 meter. Persentase tutupan karang hidup naik menjadi 61,40 %, terdir i dari persentase tutupan Acropora 15,07 % (turun dari semula) tapi masih merupakan ni lai tert inggi yang dicatat di perairan Lingga Utara, sedangkan persentase tutupan non-Acropora 46,33 %. Kondisi karang di lokasi ini d ikategorikan cukup baik walaupun persentase tutupannya lebih rendah dari lokasi sebelumnya. Hal ini di tunjang dengan adanya kelompok Acropora yang persentasenya cukup baik untuk kondisi perairan sepert i ini . Kategori biota bentik lain yang cukup baik ialah spong dengan persentase tutupan 11,40 %. Kategori lain termasuk abiot ik tutupannya sangat sediki t dan t idak menunjukkan ni lai yang berart i .
Stasiun SNL 702 (Duara, Limbung)
Lokasi pengamatan ter letak di mulut teluk, berdekatan dengan daratan utama P. Lingga berhadapan dengan P. Alut. Perairan sangat keruh dan jarak pandang kurang lebih 1 meter. Pesisir pantai d i tumbuh i mangrove . Rataan te rumbu semp i t di lanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Di lokasi ini t idak dapat dlakukan pemantauan karena dasar perairan di bawah tal i transek sudah tertutup lumpur halus.
Stasiun SNL 705 (Pulau Buli, Selat Dasi)
Lokasi pengamatan terletak di sebelah barat laut lokasi- lokasi sebelumnya, dekat ke daratan utama P. Lingga. Walaupun letaknya berdekatan dengan dara-tan utama yang pesisirnya ditumbuhi mangrove namun kondisi karangnya cukup baik. Persentase tutupan ka-rang turun menjadi 61,50 %) . Karang hidup didominasi oleh karang non-Acropora dan t idak ditemukan karang
24
Acropora di lokasi transek. Karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA) dicatat persentase tutupannya cukup t inggi yaitu 26,50 %. Spong 6,67 %, dan biota lain hanya sediki t (0,6 %). Kategori abiot ik terdir i dari pasir , dan patahan karang mati (rubble) dalam jumlah yang sediki t . Pertumbuhan karang cukup baik, karena posisinya di selat keci l memungkinkan sirkulasi arus yang cukup baik. Karang batu didominasi oleh kelom-pok Pori tes spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera .
Stasiun SNL 707 (Pulau Gaja, Selat Dasi)
Lokasi pengamatan berdekatan dengan lokasi sebelumnya (P. Bul i ) dan terletak di pesisir P. Gaja, hanya dipisahkan oleh selat keci l . Pertumbuhan karang cukup baik sama halnya dengan di P. Bul i . Persentase tutupan karang dicatat turun menjadi 49,27 %, terdir i dari persentase tutupan Acropora 4,87 % dan non-Acropora 44,40 %. Karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA) dicatat persentase tutupannya cukup t inggi 35,57 %, spong 6,47 % dan biota lain yaitu karang lunak dicatat 3,20. Kategori abiot ik terdir i dari patahan karang mati (rubble) hanya sediki t , dicatat 0,00 %. Sama halnya dengan di lokasi P. Bul i , pertumbuhan karang di lokasi ini cukup baik karena dipengaruhi oleh sirkulasi air di daerah selat. Karang batu didominasi oleh kelompok Porites spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera .
Persentase tutupan karang hidup hasi l LIT di 8 (delapan) lokasi pengamatan di perairan Lingga Utara, 5 lokasi masuk dalam kategori baik (50 – 74,5 %) , 2 lokasi masuk dalam kategori cukup dan 1 lokasi masuk dalam karegori jelek.
25
III.1.2. Hasil Analisis Monitoring Karang
Pada peneli t ian yang di lakukan di wi layah Kabupaten Lingga pada tahun 2007 ini (t1), karena sesuatu hal, hanya berhasi l di lakukan pengambilan data pada 7 stasiun dari 8 stasiun penel i t ian yang di lakukan pada penel i t ian tahun 2006 (t0).
Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan menggunakan interval kepercayaan 95 % disaj ikan dalam Gambar 7.
Gambar 7. Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan mengguna-kan interval kepercayaan 95 % .
Sedangkan hasi l uj i t -berpasangan yang di laku-kan terhadap data biota dan substrat setelah di laku-kan transformasi arcsin akar pangkat dua dari data (y’=arcsin√y) diperoleh ni lai p, atau ni lai kr i t is untuk
Pers
enta
se tu
tupa
n
Waktu
Batuan
Lumpur
Pasir
Pecah
an karan
g
Biota lai
n
Fleshy se
aweed
Sponge
Karang lu
nak
Karang m
ati dgn
alga
Karang m
ati
Non Acro
pora
Acropo
ra
Karang hidup
t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0
80
7060
50
40
30
20
10
0
Plot interval untuk biota dan substrat terhadap waktu pemantauandengan interval kepercayaan 95% untuk nilai rataan (t0=2006; t1=2007)
26
menolak Ho. Jadi dengan t ingkat kepercayaan 95%, maka Ho akan di tolak bi la ni lai p <0,05, yang art inya bahwa persentase tutupan untuk kategori tersebut berdasarkan pemantauan tahun 2006 (t0) berbeda nyata dengan persentase tutupan berdasarkan pemantauan 2007 (t1).
Tabel 1. Nilai p berdasarkan hasil uji t-berpasangan. Tanda *) berarti Ho ditolak.
KATEGORI NILAI p
Karang hidup 0,183
Acropora 0,369
Non Acropora 0,352
Karang mati Tidak diuji
Karang mati dgn alga 0,705
Karang lunak 0,356
Sponge 0,385
Fleshy seaweed 0,865
Biota lain 0,051
Pecahan karang 0,175
Pasir 0,328
Lumpur 0,447
Batuan Tidak diuji
27
Dari Tabel 1, terl ihat bahwa t idak ada perbedaan persentase tutupan dari tahun 2006 ke 2007 untuk semua kategori .
Untuk karang hidup (LC), walaupun t idak terl ihat perbedaan tutupan yang signif ikan, namun ter l ihat adanya kecenderungan menurun dimana persentase tutupan pada tahun 2006 sebesar 65,36% sedangkan pada tahun 2007 sebesar 58,94%.
III.2. MEGABENTOS
P e nc a t a ta n b i o ta m e gab e n t os d i l ak uk a n bersamaan dengan transek LIT, dengan bidang pengamatan 2 x 70 m2, seluas 140 m2. Hasi l pencacahan biota dikonversikan per satuan luas Ha (hectare) dan disaj ikan dalam Gambar 8. Kel impahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yaitu karang jamur yang terdir i dari Fungia spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema setosum) . Kel impahan tert inggi untuk kedua kelompok ini dicatat di lokasi SNL 0291 yaitu di Pulau I leuh. Karang jamur dicatat 10643 individu per ha, kemudian di stasiun 009, 8786 individu per ha, SNL 010 5143 individu per ha dan di lokasi bervariasi antara 1143 – 2214 individu/ ha. Untuk bulu babi, jumlah tert inggi di P. I leuh (5357 individu / ha) kemudian di SNL 705, 5286 individu/ ha. Di lokasi lain jumlahnya bervariasi antara 643 – 2214 individu/ha. Untuk biota lain sepert i teripang (Holothuria sp.), hanya di temukan di P. I leuh yaitu 143 individu/ha. Kima ukuran keci l di temukandi SNL 009 dan SNL 705 masing-masing hanya143 individu/ ha.
28
Gambar 8. Histogram menunjukkan kondisi biota megabentos hasil monitoring di Perairan Lingga Utara.
Keberadaan megabentos bu lu bab i yang me l i mpah d i P . I l euh t i dak me mpen ga ru h i pertumbuhan karang, terbukti dengan cukup baiknya pertumbuhan karang di lokasi ini . Demikian pula dengan di P. Bul i , kondisi karang cukup baik walaupun banyak ditemukan bulu babi.
Hasil Analisis Monitoring Megabentos
Pada peneli t ian yang di lakukan di wi layah Kabupaten Lingga pada tahun 2007 ini ( t1), karena sesuatu hal, hanya berhasi l di lakukan pengambilan
29
data pada 7 stasiun dari 8 stasiun penel i t ian yang di lakukan pada penel i t ian tahun 2006 (t0).
Rerata jumlah individu per transek untuk set iap kategori megabentos yang ditemukan pada masing-masing waktu pengamatan disaj ikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang ditemukan di masing-masing waktu pengamatan
Untuk melihat apakah jumlah individu setiap kategori megabentos t idak berbeda nyata untuk setiap
Jumlah Individu/transek
2006 2007
Acanthaster planci 0.00 0.43
CMR 63.43 63.00
Diadema setosum 46.00 35.86
Drupella sp. 0.00 0.00
Large Giant clam 0.00 0.00
Small Giant clam 0.14 0.57
Large Holothurian 0.00 0.00
Small Holothurian 0.14 0.29
Lobster 0.00 0.00
Pencil sea urchin 0.00 0.00
Trochus niloticus 0.14 0.00
Kelompok
30
waktu pengamatan (tahun 2006 dan 2007), maka di lakukan uj i t -berpasangan. Berdasarkan data yang ada, uj i t idak di lakukan untuk Drupella sp . , Large Giant clam, Large Holothurian, Lobster dan Penci l sea urchin dikarenakan pada masing-masing waktu pengamatan (2006 dan 2007) t idak di jumpai samasekal i (Tabel 2). Sebelum uj i di lakukan, untuk memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan dalam p e n g g u n a a n u j i t - b e r p a s a n g a n i n i , d a t a d i t ransformasikan ter lebih dahulu menggunakan transformasi akar pangkat dua (square root), sehingga datanya menjadi y’=Ö(y+0,5).
Ni lai p untuk setiap data jumlah individu/transek pada kategori megabentos yang diuj i disaj ikan pada Tabel 3. Bi la ni lai p tersebut lebih keci l dari 5% (=0,05), maka Ho ditolak, yang berart i bahwa jumlah ind iv idu / t ransek ka tegor i megabentos te rsebut berbeda antara pengamatan tahun 2006 (t0) dan tahun 2007 (t1).
Dari Tabel 3 tersebut ter l ihat bahwa t idak ada perbedaan yang nyata antara jumlah individu per transeknya untuk setiap megabentos yang diamati pada tahun 2006 dan 2007. Hal ini berart i bahwa ke l impahan megabentos da lam se lang wak tu pengamatan 1 tahun tersebut, adalah sama.
31
Tabel 3. Hasil uji t-berpasangan terhadap data jumlah individu/transek megabentos (data ditransformasikan ke dalam bentuk akar pangkat dua)
III.3. IKAN KARANG
Sampling data ikan karang di lakukan dengan
metode sensus visual di lokasi transek permanen. Dari hasi l pengamatan dicatat ikan karang 22 suku dengan 95 jenis (Lampiran 3) dengan total kel impahan jenis 8388 individu. Kel impahan ikan major dicatat 5894 individu /ha, ikan target 1682 individu/ ha, sedangkan ikan indikator 804 individu /ha. Dengan demikian ni lai perbandingan ikan major : ikan target : ikan indikator adalah 7 : 2 : 1. Hasi l pengamatan diuraikan selanjutnya.
Kategori Nilai p
Acanthaster planci 0,356
CMR 0,239
Diadema setosum 0,534
Drupella sp. Tidak diuji
Large Giant clam Tidak diuji
Small Giant clam 0,397
Large Holothurian Tidak diuji
Small Holothurian 0,356
Lobster Tidak diuji
Pencil sea urchin Tidak diuji
Trochus niloticus 0,356
32
Hasil pengamatan dengan metode UVC
D a r i h a s i l ” U n d e r w a t e r F i s h V i s u a l Census” (UVC) yang di lakukan di 8 stasiun transek permanen di perairan Lingga Utara dicatat jenis Neopomacentrus f i lamentosus merupakan jenis ikan karang yang memil ik i kel impahan tert inggi pada setiap transek permanen di 8 lokasi pengamatan dengan jumlah individu sebesar 857 individu /ha kemudian di ikuti oleh Apogon aureus (441 individu /ha) dan Apogon quenquel ineata (433 individu /ha). Lima belas besar jenis ikan karang yang memil ik i kel impahan yang tert inggi di tampilkan dalam Tabel 4, sedangkan kel impahan jenis pada masing-masing suku dapat di l ihat dalam Tabel 5. Kel impahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperoleh dari UVC di lokasi transek permanen sepert i ikan kakap (termasuk kedalam suku Lut janidae) yaitu 433 individu /ha, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 135 / ha individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 367 individu /ha. Ikan kepe-kepe (Butterf ly f ish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk men i l a i kes eha ta n t e ru mb u ka rang me mi l i k i kel impahan 804 individu /ha. Hasi l UVC ikan di lokasi transek permanen disaj ikan dalam Gambar 9.
33
Tabel 4. Lima belas jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan yang tinggi hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.
No. Kelimpahan
(jmlh indv/ha) 1 Neopomacentrus filamentosus 857
2 Apogon aureus 441
3 Apogon quenquelineata 433
4 Chaetodon octofasciatus 429
5 Chromis atripectoralis 400
6 Lutjanus carponotatus 376
7 Caesio teres 367
8 Amphiprion ocellaris 363
9 Apogon compressus 359
10 Amblyglyphidodon curacao 322
11 Pomacentrus nagasakiensis 306
12 Chaetodontoplus mesoleucus 200
13 Choerodon anchorago 184
14 Hemiglyphidodon plagiometopon 180
15 Pomacentrus alexanderae 167
J e n I s
34
Gambar 9. Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.
#
#
#
#
#
#
#
LINGGA
SENAYANG
0°10' 0°10'
0°5' 0°5'
0°00' 0°00'
0°5' 0°5'
104°30'
104°30'
104°35'
104°35'
104°40'
104°40'
104°45'
104°45'
104°50'
104°50'
104°55'
104°55'
DaratHutan Mangrove
Fringing ReefPatch Reef
Ikan indikatorIkan majorIkan target
Legenda :
KOMPOSISI IKANPER STASIUN LITDI LINGGA (2007)
U
35
Tabel 5. Kelimpahan jenis ikan karang untuk masing-masing suku , hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.
No Kelimpahan
(Jmlh indv./ha) 1 Pomacentridae 3735
2 Apogonidae 1539
3 Chaetodontidae 804
4 Labridae 571
5 Lutjanidae 433
6 Caesionidae 367
7 Nemipteridae 167
8 Scolopsidae 147
9 Serranidae 135
10 Scaridae 114
11 Pemperidae 82
12 Siganidae 78
13 Holocentridae 69
14 Acanthuridae 41
15 Centriscidae 24
16 Mullidae 20
17 Carangidae 16
18 Lethrinidae 16
19 Bleniidae 8
20 Haemulidae 8
21 Pomacanthidae 8
22 Centropomidae 4
Suku
36
Hasil Analisis Monitoring Ikan Karang
Pada penel i t ian yang di lakukan di wi layah Kabu-paten Lingga pada tahun 2007 ini (t1), karena se-suatu hal, hanya berhasi l di lakukan pengambilan data pada 7 stasiun dari 8 stasiun peneli t ian yang di laku-kan pada penel i t ian tahun 2006 (t0).
Rerata jumlah individu ikan per transeknya ber-dasarkan data ke 7 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007 sepert i Tabel 6 dibawah ini :
Tabel 6. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasar-kan data ke 7 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007
Terl ihat ada kecenderungan kenaikan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2006 ke tahun 2007, dan kenaikan tersebut nyata (signif ikan) (Tabel 6; Gambar 10). Hal ini didasarkan dari hasi l Anal isa variansi (ANOVA=Analysis of Variance) dengan 2 faktor dimana Faktor pertama
Jumlah Individu per transek
2006 2007
Ikan Major 126 207
Ikan Target 15 59
Ikan Indikator 18 28
Total 159 294
Kategori
37
merupakan Waktu (yaitu tahun 2006 dan 2007) dan Faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Sebelum ANOVA di lakukan, data jumlah individu (y) ter lebih dahulu di transformasikan ke dalam bentuk akar pangkat dua (square root) sehingga datanya menjadi y’=Ö(y). Hal ini di lakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melakukan ANOVA terpenuhi. Tabel ANOVA terl ihat sepert i Tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang. Data ditransformasikan ke dalam bentuk y’=√(y)
Data : y’=√(y)
Sumber DF SS MS F p
Waktu 1 12.683
12.683
15.62
0,000 *)
Kelompok 2 38.436
19.218
23.66
0,000 *)
Waktu*Kelompok 2 3.803 1.901 2.34 0.111
Sesatan 36 29.236
0.812
Total 41 84.158
Catatan : *) = H0 bahwa reratanya sama
ditolak dengan tingkat kesalahan 5 %
38
Adanya perbedaan yang nyata ter jadi pada antar kelompok ikan karang, dimana berdasarkan uj i perbandingan berganda Tukey ter l ihat bahwa jumlah individu ikan major merupakan yang tert inggi, di ikuti oleh ikan target, dan selanjutnya ikan indikator. Hal ini merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.
Selain i tu juga ter l ihat bahwa jumlah individu per transek yang di jumpai pada set iap kelompok meningkat dari tahun 2006 ke 2007.
Gambar 10. Rerata jumlah individu kelompok ikan karang terha-dap waktu penelitian. Data ditransformasi y’=√(y)
Waktu
Rer
ata
jum
lah
indi
vidu
/tran
sek
t1=2007t0=2006
5.5
5.0
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
Kelompok
Target
IndikatorMajor
Rerata jml individu kelompok ikan karang terhadap waktu penelitianTransformasi akar pangkat dua
39
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
• Dari hasi l pengamatan yang telah diuraikan, dapat di tar ik kesimpulan sebagai berikut :
• Kondisi perairan di pesisir Lingga Utara mau-pun pulau-pulau keci l di sekitarnya cukup keruh dan hal ini merupakan fenomena yang umum. Kondisi karang masih cukup baik j ika dibandingkan dengan kondisi perairan yang keruh. Persentase tutupan dicatat dari kondisi sedang sampai kondisi baik (0,00 – 70,90 %)
• Kondisi karang dan terumbu karang di pulau-pulau lebih baik dari yang di pesisir daratan utama Lingga. Rendahnya persentase tutupan di sini disebabkan karena faktor alam. Adanya muara sungai-sungai keci l dan pelumpuran aki-bat padatnya hutan bakau menyebabkan kekeruhan dan sedimentasi yang cukup t inggi sehingga menghambat pertumbuhan karang.
• Biota megabentos didominasi oleh karang jamur (Fungia spp.) dan bulu babi (Diadema setosum) , namun dengan melimpahnya bulu babi ini bukan berart i bahwa kondisi karangnya kurang baik, karena secara alamiah pertumbu-hannya demikian.
• Kelimpahan ikan karang cukup t inggi, dicatat ikan karang 22 suku dengan 95 jenis dengan total kel impahan jenis 8388 individu /ha, teru-tama di pulau-pulau keci l .
40
B. SARAN
Kegiatan studi basel ine, maupun monitoring terumbu karang di Lingga Utara sudah mencakup beberapa t i t ik pengamatan yang mewaki l i desa-desa yang ditentukan oleh pihak penyandang dana ADB. Ditahun sebelumnya pada Fase I, telah di lakukan studi sepert i ini di sekitar Senayang-Lingga. Ada beberapa t i t ik pengamatan yang lama termasuk dalam pengamatan kal i ini . Untuk pengamatan mendatang perlu di lakukan pengamatan tambahan di t i t ik yang lama, dengan mempertimbangkan faktor waktu, sehingga data yang diperoleh lebih baik dan dapat menggambarkan tendensi kondisi terumbu karang dari waktu ke waktu (t ime series).
41
DAFTAR PUSTAKA
English, S., C. Wilk inson and V. Baker, 1997. Survey
Manual for Tropical Marine Resources. Second edi-t ion . Austral ian Inst i tute of Marine Science. Towns-vi l le: 390 p.
Heemstra, P.C. and Randal, J.E. 1993. FAO Species Cata-logue . Vol. 16 Grouper of the World (Family Serrani-dae: Sub Family Epinephel idae).
Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacif ic, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Indonesia.
Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edit ion, Singapore. 400p.
Matsuda,A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984 . The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai Uni-versity Press.
Randal l , J.E. and Heemstra, P.C. 1991. Indo-Pacific F i s h e s . R e v i s i o n o f I n d o - P a c i f i c G r o u p e r (Perci formes: Serrinidae: Epinephel idae), With De-script ion of Five New Species.
Warwick, R.M. and K.R. Clarke, 2001. Change in marine communit ies: an approach to stasist ical analysis and interpretat ion, 2n d edit ion. PRIMER-E:Plymouth.
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi transek permanen di perairan Lingga Utara,
Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau
NO. STASIUN LONG. LAT. LOKASI 1 TPTL 01 98.75161 1.733750 Sibolga 2 TPTL 02 98.75845 1.709800 Sibolga 3 TPTL 03 98.77081 1.711380 Sibolga 4 TPTL 04 98.77037 1.577290 Sibolga 5 TPTL 05 98.71275 1.580040 Sibolga 6 TPTL 06 98.71972 1.549500 Sibolga 7 TPTL 07 98.74054 1.560230 Sibolga 8 TPTL 08 98.58355 1.578620 Sibolga 9 TPTL 09 98.61243 1.576950 Sibolga
10 TPTL 10 98.59658 1.640500 Sibolga 11 TPTL 11 98.56925 1.671430 Sibolga 12 TPTL 12 98.51383 1.653230 Sibolga 13 TPTL 13 98.48065 1.703120 Sibolga
43
Lampiran 2. Jenis-jenis karang batu yang ditemukan di perairan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan
NO. SUKU SNL SNL SNL SNL SNL SNL SNL
JENIS 09 10 12 23 291 705 707 I ACROPORIDAE
1 Acropora abrolhosensis - + - - - - - 2 Acropora anthocercis - - - - + - - 3 Acropora carduus - - - - - - + 4 Acropora cerealis - - - - + - + 5 Acropora dendrum - - - - + - + 6 Acropora divaricata - - - - + - - 7 Acropora formosa - - - - - - + 8 Acropora hyacinctus - - - - + - - 9 Acropora listeri - - - - + - -
10 Acropora millepora + - - - + - - 11 Acropora nana - - - - + - - 12 Acropora nasuta - - - - + - - 13 Acropora nobilis - - - - + - - 14 Acropora selago - - - - + - - 15 Acropora sp. + + - - + - - 16 Astreopora gracilis - - - + - + - 17 Montipora foliosa - - - - + - - 18 Montipora grisea - - + - - - - 19 Montipora hispida - - - - - - + 20 Montipora incrassata - - - - - + + 21 Montipora informis + + + + + + - 22 Montipora millepora - - + - - + + 23 Montipora monasteriata - - - - - + + 24 Montipora sp. + + + + + + + 25 Montipora turgescens + - - - - - - 26 Montipora venosa - - - + - + -
II AGARICIIDAE
27 Pachyseris rugosa + - + - + - + 28 Pachyseris sp. + - - - - + - 29 Pachyseris speciosa + - - - + + - 30 Pavona decussata - - + + - + -
32 Pavona sp. - - - + - + + 33 Favia veroni + - - - - + -
31 Pavona frondifera + + - + - + +
44
Lampiran 2. (Lanjutan)
III CARYOPHYLLIIDAE 34 Euphyllia ancora - - + - - - - 35 Euphyllia divisa - + - - - - - 36 Euphyllia glabra - + - - - - - 37 Euphyllia glabrescens - - + - - - - 38 Physogyra lichtensteini - - - - - + - 39 Physogyra sp. - - + - - - + 40 Plerogyra sinuosa + - - - - - -
IV DENDROPHYLLIIDAE
41 Turbinaria mesenterina + - - - + - - 42 Turbinaria peltata - - - - - + - 43 Turbinaria sp. + + - + + - +
V FAVIIDAE
44 Cyphastrea chalcidicum - + + - - - - 45 Cyphastrea microphthalma - + - - - - - 46 Cyphastrea serailia - - + - - + - 47 Diploastrea heliopora + + - - - - - 48 Diploastrea sp. - - - - - - + 49 Echinopora gemmacea - - + - - - - 50 Echinopora lamellosa + - + - + - - 51 Echinopora mammiformis - - - - + - - 52 Favia matthaii - - - + - - - 53 Favia rotumana - - + + - + + 54 Favia sp. + + + - + + + 55 Favia speciosa - + + - - - + 56 Favia veroni - - - - + - - 57 Favites abdita - - - - - - - 58 Favites complanata - - - - - + - 59 Favites flexuosa - - - - + - - 60 Favites sp. - - - + - + - 61 Goniastrea sp. - - + - - + - 62 Leptastrea pruinosa + - - - - - 63 Leptoria phrygia + - - - + - - 64 Montastrea annuligera - - - - - + - 65 Platygyra lamellosa - - - + - + - 66 Platygyra pini - - - + - - + 67 Platygyra sinensis + - - - + + - 68 Platygyra sp. + + + - - + +
45
Lampiran 2. (Lanjutan)
VI FUNGIIDAE 69 Ctenactis echinata - - - - + - - 70 Ctenactis sp. - - - - - + - 71 Fungia concinna + - + - + + - 72 Fungia fungites + - - - + - + 73 Fungia paumotensis + - - - - - - 74 Fungia repanda + - - + + + - 75 Fungia sp. + + - + + + - 76 Fungia spumosa - - - - - - - 77 Herpolitha weberi - - - - + - - 78 Podabacia crustacea + + - - - - -
VII MERULINIDAE
79 Hydnophora pilosa + - - - - - - 80 Merulina ampliata - + + + - + - 81 Merulina scabricula + + + + + - +
VIII MILLEPORIDAE
82 Millepora sp. - - - - + - - IX MUSSIDAE
83 Lobophyllia hemprichii + - - - - - - 84 Lobophyllia sp. + - + - - - - 85 Symphyllia agaricia - - - + + - - 86 Symphyllia radians - - - - - - + 87 Symphyllia recta - - + - - + -
X OCULINIDAE
88 Galaxea astreata + + + - + - - 89 Galaxea fascicularis + - - - + - - 90 Galaxea sp. - + - - + - -
46
Lampiran 2. (Lanjutan)
Keterangan : + = ditemukan - = tidak ditemukan
XI PECTINIDAE 91 Echinophyllia aspera - - - - - - +
92 Mycedium elephantotus - - - - - - -
93 Oxcypora lacera + + - - + - +
94 Oxypora glabra - - + - - - -
95 Pectinia alcicornis + + + + - + +
96 Pectinia lactuca + + + + - + +
97 Pectinia sp. + + + + - + -
XII POCILLOPORIDAE
98 Pocillopora damicornis - - - - + - -
99 Seriatopora hystrix - + - - + - -
XIII PORITIDAE
100 Goniopora columna - + - + - - -
101 Goniopora djiboutiensis - + - - - - -
102 Goniopora sp. - - - + + - -
103 Goniopora stokesi - - - - - - +
104 Porites cylindrica - + - - + + -
105 Porites lobata + + + - - + -
106 Porites lutea - - + - - + -
107 Porites murrayensis - - - + - + -
108 Porites rus + + + - + + -
109 Porites sp. + + + + - + +
XIV SIDERASTREIDAE
110 Psammocora contigua - - + - + + -
111 Psammocora sp. - - - - - + -
47
Lampiran 3. Jenis-jenis ikan karang yang ditemukan di perairan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
NO. SUKU STASIUN
GRUP JENIS SNL00
9 SNL010 SNL012 SNL023 SNL29
1 SNL705 SNL707
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus melanurus + - - - - - - Target II APOGONIDAE
2 Apogon aureus + - - - - - + Major 3 Apogon compressus + + + - + + - Major 4 Apogon cyanomos + + + + - - - Major 5 Apogon macrodon + + + - + + + Major 6 Apogon quenquelineata + + + + + + + Major 7 Apogon sealei + + - - - + - Major 8 Archamia fucata + + - - - - - Major
III BLENIIDAE
9 Bleniid - - - + - - - Major IV CAESIONIDAE
10 Caesio teres + - - - - - + Target V CARANGIDAE
11 Caranx djidabo + - - - - - - Target VI CENTRISCIDAE
12 Aeoliscus strigatus - - + - - - - Major VII CENTROPOMIDAE
13 Psammoperca waigiensis + - - - - - - Target VIII CHAETODONTIDAE
14 Chaetodon octofasciatus + + + + + + + Indica-tor
15 Chaetodon sp. - - - + - - - Indica-tor
16 Chaetodontoplus mesoleucus + + + + + + Indica-tor
17 Chelmon rostratus + + + + + + + Indica-tor
IX HAEMULIDAE
18 Plectorhinchus chaetodon-toides + - - - - - - Target
19 Plectorhinchus pictus - - - - + - - Target X HOLOCENTRIDAE
20 Holocentros rubrum + + - - - - + Target
48
Lampiran 3. (Lanjutan)
XI LABRIDAE
21 Cheilinus chlorurus + - - - - - - Target
22 Cheilinus fasciatus + - - - + - + Target
23 Choerodon anchorago + + + + + + + Target
24 Choerodon schoenlenii + + - - - + - Target
25 Gomphosus varius - - - - + - - Major
26 Halichoeres argus + + - - + - + Major
27 Halichoeres chloropterus + + - - + + + Major
28 Halichoeres chrysus - - - - + - - Major
29 Halichoeres marginatus + - + + + + + Major
30 Halichoeres melanurus + + + + + + + Major
31 Halichoeres sp. - - - + - - - Major
32 Hemigymnus melapterus - - - - - - + Target
33 Stethojulis albovittata - - - - + - - Major
34 Stethojulis nigricans - + - - - + - Major
35 Thalassoma lunare - - + - + - - Major
XII LETHRINIDAE
36 Lethrinus erithropterus - - - - + - - Target
37 Lethrinus harak - - - - + - - Target
38 Lethrinus ornatus - - - - + - - Target
XIII LUTJANIDAE
39 Lutjanus carponotatus + + + + + + + Target
40 Lutjanus decussatus + - - - + - - Target
41 Lutjanus vitta + - - - - - - Target
XIV MULLIDAE
42 Upeneus tragula + + - - - - - Target
49
Lampiran 3. (Lanjutan)
XV NEMIPTERIDAE
43 Pentapodus caninus + + + + + + + Target
44 Pentapodus trivittatus - + - + + + - Target
XVI PEMPHERIDAE
45 Pempheris vanicolensis + - - - + - - Major
XVII POMACANTHIDAE
46 Pomacanthus sexfasciatus + - - - - - - Major
47 Pomacanthus sextriatus - - - - - - + Major
XVIII POMACENTRIDAE
48 Abudefduf septemfasciatus - + + + + + + Major
49 Abudefduf sexfasciatus - + - - + + + Major
50 Abudefduf vaigiensis - + - - + + - Major
51 Amblyglyphidodon curacao + + + - + + + Major
52 Amphiprion ephippium + - - - + - + Major
53 Amphiprion melanopus - + - - + - + Major
54 Amphiprion ocellaris + + + - + + Major
55 Chromis atripectoralis + + + + + + + Major
56 Chromis ternatensis - - - - - + - Major
57 Chromis viridis + - - - - + - Major
58 Dascyllus reticulatus - - - - + - - Major
59 Dascyllus trimaculatus - - - - + - - Major
60 Dischistodus chrysopoecilus - + - - + - - Major
61 Dischistodus prosopotaenia - + + + + + + Major
62 Hemiglyphidodon pla-giometopon + + + + + + + Major
63 Neoglypihdodon nigroris - - - - - + + Major
64 Neopomacentrus cyanomos + - - - - - - Major
65 Neopomacentrus filamentosus + + + + + + + Major
66 Paraglyphidodon melas + + + + + + Major
67 Paraglyphidodon nigroris + - - - + - - Major
68 Plectroglyphidodon lacrymatus - + - - - - - Major
50
Lampiran 3. (Lanjutan)
Keterangan : + = ditemukan - = tidak ditemukan
69 Pomacentrus alexanderae - - - - + + + Major
70 Pomacentrus bankanensis - - + - - + - Major
71 Pomacentrus moluccensis - - - - + + - Major
72 Pomacentrus nagasakiensis + + + + - + + Major
73 Pomacentrus nigromanus - + + - - - - Major
74 Pomacentrus tripunctatus + - - - + - - Major
75 Stegastes nigricans - - - - - - + Major
XIX SCARIDAE
76 Scarus bowersi + - - - - - - Target
77 Scarus dimidiatus + - - - + - - Target
78 Scarus ghoban + - - - + - - Target
79 Scarus hypselopterus + - - - - - - Target
80 Scarus oviceps + - - - - - - Target
XX SCOLOPSIDAE
81 Scolopsis ciliatus + + - - - - + Target
82 Scolopsis margaritifer + - - - + - - Target
83 Scolopsis monogramma + - - - - - - Target
84 Scolopsis trilineatus + - - - + - - Target
XXI SERRANIDAE
85 Cephalopholis boenak + - + - + - + Target
86 Cephalopholis cyanostigma - - - - + - - Target
87 Cephalopholis pachycentron - - + - + - + Target
88 Diploprion bifasciatum - - - - - + + Target
89 Epinephellus fasciatus - - - + - - - Target
90 Epinephellus fuscoguttatus - - - + - - - Target
91 Epinephellus merra - - - - + - - Target
92 Plectropomus truncatus + - - - - - - Target
XXII SIGANIDAE
93 Siganus canaliculatus + - - - - - - Target
94 Siganus guttatus + - - - - - - Target
95 Siganus virgatus + - - - - - - Target