KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA ...ii ABSTRAK Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru...
Transcript of KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA ...ii ABSTRAK Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru...
-
i
KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA
DAN PRASARANA PENJAS SE-KAB. JEPARA
SKRIPSI
diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Wahyu Putra Perdana
NIM 6101410033
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
-
ii
ABSTRAK
Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas Se-Kab. Jepara. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.Dosen Pembimbing, Dra. Heny Setyawati, M. Si
Kata Kunci : Kreativitas dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang seberapa besar kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kab.Jepara dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Sehingga guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Yang dikarenakan guru kurangnya kesiapan dalam proses pembelajaran yang dimana sarana dan prasara yang kurang sebagai penghambat proses pembelajaran sekolah. Begitu juga dengan siswa kurangnya kesiapan guru dalam pembelajaran siswa merasa bosan dengan pengajaran yang monoton.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei dengan pengambilan data menggunakan angket. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan sample 26 sekolah dari 39 sekolah yang ada di Kab.Jepara. uji validitas butir dengan mengkorelasikan skor butir dengan total skor dan menggunakan rumus product moment dari Karl Person dan uji realibilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran penjas di SMP se-Kab.Jepara sebanyak 26 orang guru, dengan presentase; 57,64% kreativitasnya termasuk tinggi dan 42,31% kreativitasnya termasuk kategori sedang.
Dengan menggunakan beberapa faktor dalam pengambilan data seperti (1) Kemampuan dalam melihat masalah yang berubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani berada pada kategori sedang; (2) Kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi berada pada kategori sedang dan; (3) Sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani berada pada kategori sedang. Maka dapat disimpulakan dari beberapa faktor tersebut bahwa Kabupaten Jepara termasuk kategori tinggi.
Peneliti memberi saran kepada guru (1) Guru harus bisa meningkatkan kemampuannya dalam memodifikasi (2) Guru harus bisa menciptakan ide dan penerapan ide dalam pembelajaran berlangsung (3) Guru harus bisa mengevaluasi yang diajarkan kepada siswa
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
~ Hiduplah seperti kau akan mati hari ini ~
“ Masalah datang silih berganti, membuat emosi yang tak menentu, tapi
yakinlah bahwa Tuhan selalu ada di sisimu, entah untuk memberikan
pertolongan atau untuk memberikanmu sebuah pelajaran hidup “
(penulis)
PERSEMBAHAN
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sebuah karya kecil ini
kupersembahkan untuk :
1. Bapakku Suharman dan Ibuku Umrotun
2. Adik-adikku
3. Kekasihku (Dianita Ellya Rosa)
4. Almamaterku Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, berkat, dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul
“Kreativitas Guru dalam Memodivikasi Sarana dan Prasarana Penjas SMP
Negeri KAB.Jepara”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
Keberhasilan penulisan skripsi ini dapat terwujud tidak hanya atas
hasil kerja penulis sendiri namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
berbagai fasilitas dan kesempatan kepada peneliti untuk
melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang .
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberi
kesempatan pula kepada peneliti melaksanakan studi di FIK
Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
PJKR, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberi
petunjuk, arahan, saran,serta bimbingan dalam perkuliahan
hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Heny Setyawati, M.Si selaku Pembimbing , yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.
5. Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang, yang selalu membantu penulis dalam proses
pembuatan surat-surat perijinan.
6. SMP Negeri se-Kab.Jepara, yang telah memberikan data dan
informasinya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
-
vii
7. Kepada BAPPEDA Kab.Jepara, yang telah memberikan surat
rekomendasi untuk penelitian tentang “Kreativitas Guru Dalam
Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas se-Kab.Jepara.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, yang telah membantu penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia
pendidikan sebagaimana mestinya.
Semarang, Desember 2014
Penulis
Wahyu Putra Perdana NIM. 6101410033
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................... ii
PERNYATAAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................... x
DAFTAR DIAGRAM .................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................... 4 1.3 Batasan Masalah ........................................................ 5 1.4 Rumusan Masalah ..................................................... 5 1.5 Tujuan Penelitian ........................................................ 5 1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………… 5 1.6.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 5
1.6.2 Manfaat Praktis........................................................ 6 1.6.3 Manfaat Bagi Peneliti ............................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Kreativitas ...................................................... 7 2.2 Hakikat Guru Jasmani ................................................ 12 2.3 Hakikat Modifikasi ...................................................... 14 2.4 Hakikat Sarana dan Prasarana ................................... 15 2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ......................... 19 2.6 Penelitian yang Relevan .............................................. 20 2.7 Kerangka Berfikir ......................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................... 24 3.2 Devinisi Operasional Variable Penelitian ..................... 24 3.3 Populasi dan Sample .................................................. 24 3.4 Instrumen Penelitian .................................................... 26 3.5 Uji Validitas Instrumen ................................................. 30 3.6 Uji Reabilitas Instrumen .............................................. 32
-
ix
3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 33 3.8 Teknis Analisis Data .................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ....................................................... 37 4.2 Hasil Penelitian............................................................ 42 4.3Hasil Analisis Data Penelitian ...................................... 42
4.4 Variable Indikator ....................................................... 42 4.4.1 Variable Indikator Kebutuhan dan Ketersediaan dan
Parasarana ............................................................ 42 4.4.2 Variable Indikator Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani ............................................... 44 4.4.3 Variable Indikator Manfaat dan Pemanfaatan Sarana
dan Prasarana Pendidikan Jasmani ...................... 45 4.4.4 Variable Indikator Sikap dan Kemauan Guru dalam Memecahkan Masalah ............................................. 46 4.4.5 Variable Indikator Ide dalam Modifikasi ................... 47 4.4.6 Variable Indikator Penerapan ide dalam Modifikasi . 49 4.4.7 Variable Indikator Informasi dan Teknologi .............. 50 4.4.8 Variable Indikator Pengetahuan............................... 51 4.5 Data Variable Faktor Kreativitas ................................ 53 4.5.1 Jawaban Total Responden ..................................... 53 4.5.2 Presentase Total Responden .................................. 53 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................ 57 5.2 Saran .......................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 58
LAMPIRAN ................................................................................. 60
-
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.4.1 Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga
Kesehatan yang diusulkan Dikluspora ....................... 17
2.4.2 Jenis Rasio dan Deskripsi Sarana dan Prasarana
Tempat Bermain/Olahraga ......................................... 18
1.3.1 Tabel Data SMP Negeri Se-Kab.Jepara ..................... 25
3.4.1 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Guru Dalam Memodifikasi
Sarana dan Prasarana ................................................ 29
3.7 Tabel Perhitungan Uji Validitas ................................... 31
3.8.1 Tabel Kategori Skor Berdasarkan Kurva Baku ............ 35
4.1 Daftar Sample Sekolah yang Diteliti ............................ 40
4.3.1 Hasil Analisis Data Penelitian ...................................... 42
4.4.1 Skor Indikator Kebutuhan dan Ketersediaan Sarpras . 42
4.4.2 Skor Indikatork Kondisi Sarpras .................................. 44
4.4.3 Skor Indikator Manfaat dan Pemanfaatan Sarpras ..... 45
4.4.4 Skor Indikator Sikap dan Kemauan Guru Untuk
Memecahkan Masalah ................................................ 46
4.4.5 Skor Indikator dalam Memodifikasi.............................. 47
4.4.6 Skor Indikator Penerapan dalam Memodifikasi ........... 49
4.4.7 Skor Informasi dan Teknologi ...................................... 50
4.4.8 Skor Indikator Pengetahuan ........................................ 51
4.5.1 Jawaban Total Responden Faktor Kreativitas ............. 53
4.5.2 Presentase Total Responden Faktor Kreativitas ......... 53
4.5.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjas
SMP se-Kab. Jepara ................................................... 54
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Peta Kabupaten Jepara ............................................... 38
4.4.1 Diagram Analisis Data Kebutuhan dan Ketersediaan
Sarana dan Prasarana ................................................ 43
4.4.2 Diagram Analisis Data Kondisi Sarana dan Prasarana 45
4.4.3 Diagram Analisis Data Manfaat dan Pemanfaatan
Sarana dan Prasarana ............................................... 46
4.4.4 Diagram Analisis Data Sikap dan Kemauan Guru Untuk
Memecahkan Masalah ................................................ 47
4.4.9 Diagram Analisis Data ide dalam Memodifikasi .......... 48
4.4.10 Diagram Analisis Data Penerapan dalam Ide
Memodifikasi ............................................................... 50
4.4.11 Diagram Analisis Data Informasi dan Teknologi .......... 51
4.4.12 Diagram Analisis Data Pengetahuan ........................... 52
4.5.3 Diagram Data Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru
Penjas SMP se-Kab. Jepara ....................................... 54
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Angket ............................................................. 61
2. SK Pembimbing ................................................................ 65
3. Surat Penelitian ............................................................... 66
4. Surat Rekomendasi Research Jepara ............................. 67
5. Surat Keterangan SMP N 5 Jepara .................................. 68
6. Surat Keterangan SMP N 1 Jepara .................................. 69
7. Surat Keterangan SMP N 1 Batealit ................................. 70
8. Surat Keterangan SMP N 2 Jepara .................................. 71
9. Surat Keterangan SMP N 1 Kembang .............................. 72
10. Surat Keterangan SMP N 2 Keling ................................... 73
11. Surat Keterangan SMP N 2 Kembang .............................. 74
12. Surat Keterangan SMP N 1 Donorojo ............................... 75
13. Surat Keterangan SMP N 2 Bangsri ................................. 76
14. Surat Keterangan SMP N 1 Pakis Aji................................ 77
15. Surat Keterangan SMP N 1 Bangsri ................................. 78
16. Surat Keterangan SMP N 1 Tahunan ............................... 79
17. Surat Keterangan SMP N 3 Jepara .................................. 80
18. Surat Keterangan SMP N 1 Mlonggo ............................... 81
19. Surat Keterangan SMP N 4 Jepara .................................. 82
20. Surat Keterangan SMP N 3 Kembang .............................. 83
21. Surat Keterangan SMP N 1 Keling ................................... 84
22. Surat Keterangan SMP N 1 Welahan .............................. 85
23. Surat Keterangan SMP N 1 Pecangaan .......................... 86
24. Surat Keterangan SMP N 1 Mayong ................................ 87
25. Surat Keterangan SMP N 2 Nalumsari ............................. 88
26. Surat Keterangan SMP N 6 Jepara .................................. 89
27. Surat Keterangan SMP N 2 Batealit ................................. 90
28. Surat Keterangan SMP N 1 Kedung ................................. 91
29. Surat Keterangan SMP N 2 Kaliyamatan ......................... 92
-
xiii
30. Surat Keterangan SMP N 3 Batealit ................................. 93
31. Dokumentasi ..................................................................... 94
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan, berfikir kritis, stabilitas
emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jamani menurut E. Mulyasa (2005 : 90), pendidikan jasmani merupakan proses
pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa
aktivitas jasmani, bermain dan atau berolahraga yang direncanakan secara
sistematis dengan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk
merangsang perkembangan fisik, ketrampilan berfikir, emosional, sosial, dan
moral. Melalui pendidikan jasmani siswa bukan hanya memperoleh kemampuan
dalam hal aktivitas, tetapi juga ketrampilan dan nilai-nilai lain yang terkandung di
dalamnya.
Menurut Sukintaka (2004: 17), pendidikan jasmani pada dasarnya adalah
bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan namun kadang sering
dianggap orang adalah sesuatu yang tidak penting dan hanya sebagai pelengkap
dari sistem pendidikan. Sebagian orang tidak menyadari bahwa sesungguhnya
pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem yang mencoba
mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial,
serta emosional bagi masyarakat dengan pendidikan jasmani sebagai
wahananya. Lancar dan suksesnya pembelajaran penjasorkes tidak lepas dari
beberapa unsur yang berpengaruh yaitu: guru, siswa, kurikulum, sarana dan
prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung, dan evaluasi.
-
2
Seseorang guru atau pendidik merupakan salah satu unsur faktor penentu
dalam keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Meski demikian
tetap harus didukung oleh unsur-unsur yang lain. Sarana dan prasarana
pendidikan jasmani merupakan satu di Antara unsur penunjang keberhasilan
proses pendidikan jasmani yang tak jarang pula menimbulkan dan menjadi
masalah di beberapa sekolah di Indonesia. Banyak sekolah yang cenderung
kurang memperhatikan penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan jasmani, padahal sangat penting kesediaanya dalam mencapai tujuan
pendidikan jasmani.
Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar prinsip yang pertama, standar
kompetensi keseluruhan diturunkan dari kebutuhan. Kedua standarr isi
diturunkan dari standar kompetensi kelulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga semua pelajaran harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata
pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin di capai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam. Keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi proses pembelajaran, dan penilaian. Melihat aspek-aspek di atas jelas
keberadaan sarana dan prasarana sangat di butuhkan sekali meski terdapat
aturan guru dapat memilih aturan yang sesuai dengan kondisi dan situasi
sekolah. Kurangnya sarana dan prasarana akan menimbulkan masalah dan
mengganggu proses pembelajaran, walaupun tersedianya sarana dan prasarana
bukan berarti tidak akan menimbulkan masalah.
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang sesuai atau
standar ternyata dapat memungkinkan menimbulkan masalah jika dugunakan
atau di manfaatkan dalam proses pembelajaran siswa. Sebagai contoh salah
satu gambaran yang sering kita jumpai adalah kesulitan dalam pemanfaatan atau
penggunaan bola, net dalam permainan bola voli sehingga bola lebih sering mati
-
3
pada saat permainan dan membuat proses pembelajaran kurang lancar dan
bahkan dirasakan membosankan oleh siswa. Guru pendidikan jasmani sebaiknya
tidak mengajar tetapi membelajarkan, artinya guru mengusahakan agar siswa
mau dan senang belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan
siswa sekolah menengah pertama (SMP) tergolong anak yang mempunyai
aktivitas bermain dan berlomba, yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilan
proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, meski
demikian tetap harus di dukung oleh unsur-unsur lain. Dengan kata lain, semua
unsur yang mendukung dalam proses pembelajaran jasmani saling terkait Antara
satu dengan yang lain.
Sarana dan prasarana olahraga dan kesehatan disekolah menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 dalam Penjasorkes di
tingkat SMP memuat cabang olahraga bola voli, sepak bola, senam, atletik, dan
kesehatan sekolah atau UKS. Namun demikian tidak dijelaskan secara rinci
jumlah dari masing-masing cabang olahraga yang digunakan dan hanya
membahas secara umum seperti pengadaan peralatan atletik satu set/ sekolah
dengan pengadaan sarana minimum harus ada lembing, cakram, peluru ,
tongkat estafet, bak loncat dan tergantung dari kemampuan sekolah masing-
masing.
Sarana dan prasarana pendidikan jasmani salah satu unsur penunjang
yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran jasmani. Tetapi tidak
jarang pula menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran. Salah satu
contoh pembelajaran servis bawah bola voli pada kelas VIII SMP, siswa merasa
keberatan dan sakit ketika menerima dengan servis bawah menggunakan bola
standar. Dan seseorang guru di tuntut kreativitasnya untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan memodifikasi bola yang lebih ringan dan lunak.
-
4
Guru tidaklah harus bersikap pasrah, menerima dan pasif jika ada masalah
yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, namun
sebaiknya dapat menyikapi serta mau mengatasinya. Salah satu usaha yang
dapat di lakukan guru adalah dengan memunculkan dan mengembangkan
kreativitasnya untuk menciptakan pembelajaran yang baik diantaranya dengan
melakukan modifikasi terhadap sarana dan prasarana tersebut. Guru dapat
memodifikasi sarana dan prasarana dengan apa yang ada di sekitarnya atau
dapat pula menggunakan sarana dan prasarana lain yang fungsinya sama
sebagai pengganti sarana dan prasarana yang sebenarnya, atau dengan usaha
lain yang sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang
diharapkan atau yang lebih baik lagi. Guru tidak harus melakukan modifikasi
terhadap sarana dan prasarana yang ada jika sarana dan prasarana yang ada
telah memadai dan dapat digunakan siswa untuk dapat menguasai atau
menerima materi pembelajaran yang guru berikan dengan baik, efektif dan
efisien.
Kabupaten Jepara mempunyai 39 SMP Negeri,. oleh karena itu, guru-guru
Penjasorkes di Kabupaten Jepara diharapkan mempunyai kreativitas dalam
memodifikasi sarana dan prasarana untuk pembelajaran, namun belum semua
guru mempunyai kreativitas dalam memodifikasi sarana dan prasarana untuk
pembelajaran, dan kebanyakan guru hanya menggunakan sarana dan prasarana
yang dimiliki untuk pembelajaran tanpa berkreatif dalam memodifikasinya.
Berdasarkan masalah di atas, serta belum pernah dilakukan penelitian
tentang kreativitas guru penjasorkes SMP Negeri se-Kabupaten Jepara, maka
penulis terdorong untuk meneliti lebih dalam tentang kreativitas guru penjasorkes
dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di SMP Negeri se-
Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014.
-
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah pada
penelitian survei ini yaitu:
1. Kurangnya sarana pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri se-
Kabupaten Jepara ?
2. Kurangnya prasarana pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri
se-Kabupaten Jepara ?
3. Belum di ketahui kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri
dalam memodivikasi sarana dan prasarana pembelajaran ?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dan segala keterbatasanya
juga agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada “ Kreativitas guru
penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di SMP
Negeri se-Kabupaten Jepara”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah-, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti yaitu “ seberapa besar kreativitas guru
penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran penjas di
SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara?
1.5 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar kreativitas guru dalam memodivikasi
sarana dan prasarana pembelajaran penjas SMP Negeri di Kabupaten Jepara
1.6 Manfaat Penelitian
-
6
Adapun manfaat atau kegunaan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai sumbangsih bagi peningkatan ilmu pengetahuan
dalam bidang pendidikan terutama dalam usaha mengatasi
masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana
pendidikan jasmani.
2. Untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi peneliti dan guru penjas
3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi
pembaca khususnya dalam bidang pendidikan.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Dapat menjadi informasi dan contoh dalam memodifikasi
sarana dan prasaran guru dalam pembelajaran penjas terutama
dalam mengembangkan pembelajaran efektif sebagai upaya
pencapaian tujuan belajar.
2. Bagi Siswa
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan
prasarana sehingga dapat diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif.
1.6.3 Manfaat bagi peneliti
Sebagai acuan bagi peneliti suatu hari nanti dalam
melaksanakan tugas sebagai guru dapat mencerminkan kepribadian
keguruan dalam pembelajaran penjas.
-
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hakikat Kreativitas
Sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dan merupakan hal yang sangat penting, karena
tanpa adanya sarana dan prasarana, proses pembelajaran pendidikan jasmani
tidak akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kreativitas berasal dari kata
kreatif yang artinya memiliki daya cipta (poerdarminto, 1994: 526). Sedangkan
menurut Conny semiawan,dkk (1987: 7) “Kreativitas adalah kemampuan untuk
memberi gagasan baru menerapkan dalam pemecahan masalah”. Dijelaskan
pula bahwa kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif seperti kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri afektif seperti rasa ingin tahu, dan
ingn selalu mencari pengalaman baru.
Menurut Dedi Supriadi (1994: 7-18), ada puluhan definisi mengenai
kreativitas, namun pada intinya ada persamaan Antara definisi-definisi tersebut,
yaitu bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif
berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas berkaitan dengan
faktor-faktor sosial budaya, karena kreativitas selalu bersifat relatif terhadap
kebudayaan. Apa yang di anggap dalam suatu lingkup masyarakat dan budaya,
mungkin tidak demikian dalam lingkup masyarakat atau budaya yang lain. Lebih
lanjut di jelaskan pula oleh Dedi Supriadi (1994: 7-18), bahwa Guilford
mengemukakan ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu
-
8
kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),
penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Kelancaran
adalah kemampuan untuk mngehasilkan gagasan. Keluwesan adalah
kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah
kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci. Redifinisi adalah
kemempuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang
berbeda dengan apa yang sudah di ketahui banyak orang.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Orang yang kreatif
biasanya memiliki banyak pengetahuan baik yang diperoleh dari sekolah maupun
dari pengalaman hidup sehari-hari, dimana dengan pengetahuan dan
pengalaman tersebut ia dapat mngombinasikannya sehingga menghasilkan
sesuatu yang baru.
Baru disini tidak harus baru bagi semua orang, tetapi sedikitnya baru bagi
dirinya sendiri (Conny semiawan,dkk 1992: 47).
Menurut Devid Cambel dalam Bambang Sarjono ( 2010: 9), ciri pokok
orang kreatif adalah :
1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah dan kemampuan untuk bermain-
main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambing-lambang, kata-kata
dan khususnya melihat hubungan-hubungan yang tidak biasa Antara ide-ide,
gagasan-gagasan dan sebagainya. Berpikir ke segala arah (convergen
thingking) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari
berbagai arah, segi dan mengumpulkan fakta yang penting serta
mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi.
-
9
2. Kelincahan mental berpikir kesegala arah (divergen thinking) adalah
kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah.
3. Fleksibel konseptual (conseptual, fleksibility) adalah kemampuan untuk
secara sepontan mengganti cara pandang, pendekatan, kerja yang tidak
sesuai.
4. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk memunculkan ide,
gagasan, pemecahan, cara kerja yang tak lazim (meski tak selalu baik) yang
jarang bahkan “mengejutkan”
5. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas, dari penyelidikan
ditemukan bahwa pada umumnya orang-orang kreatif lebih menyukai
kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan dari pada keamanan,
cenderung pada tali-temalinya (complexity) dari pada (simplixity).
6. Latar belakang yang merangsang. Orang-orang kreatif biasanya sudah lama
hidup dalam bidang tulis menulis, seni, studi, penelitian dan pengembangan
ilmu serta penerapanya, dan dalam suasanya ingin belajar, ingin bertambah
tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang digeluti
7. Kecakapan dalam banyak hal. Pada manusia kreatif pada umumnya banyak
minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skill).
Dalam Pedoman Diagnostik Potensi Pesrta Didik (Depdiknas 2004: 19),
Disebutkan ciri kreativitas Antara lain :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa.
2. Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan
persoalan
3. Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar
4. Tidak terhambat mengemukakanpendapat
5. Berani mengambil resiko
6. Suka mencoba
-
10
7. Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.
Jordan E. Ayana yang diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan (2002: 26),
mengatakan bahwa manusia kreatif acap kali memiliki kehidupan social yang
mengasikkan dan merangsang, berinteraksi dengan banyak orang,serta
menjelajahi tempat-tempat menawan, sehingga mereka terus-menerus belajar
dan berbuat.
Lebih lanjutnya lagi di katakana pula oleh Jordan E. Ayan (2002: 42),
bahwa ada empat unsur pembentuk jiwa kreatif yaitu C.O.R.E, yang merupakan
singkatan dari:
1. Cari tahu atau rasa ingin tahu menyangkut juga kekuatan untuk bertanya.
2. Olah keterbukaan/bersikapterbuka, maksudnya bersikap fleksibel dan
hormat menghadapi hal baru.
3. Resiko, maksudnya keberanian meninggalkan zona kenyamanan atau
berani merangsang resiko.
4. Energi, dalam hal ini adalah pendorong kerja dan pemercik hasrat serta
menyangkut seberapa besar hasrat melakukan sesuatu.
Moore dalam Bambang Sarjono (2010: 10), menyebutkan ada empat
macam ciri utama kreativitas yaitu:
1. Sensitif terhadap masalah (problem sensitivity) menunjuk pada
kemampuan untuk melihat masalah secara tajam. Orang yang kreatif memiliki
kekuatan yang tajam dalam melihat problem, situasi dan tantangan yang tidak di
perhatikan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari selalu terdapat
permasalahan kehidupan yang harus di pandang sebagai tantangan. Orang
kreatif memiliki kemampuan melihat masalah serta mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang benar untuk menganalisis dan merumuskan masalah tersebut.
-
11
Kreativitas tidak berangkat dari fakta, teori atau hipotesis tetapi dari situasi yang
problematic.
2. Idea fluncy (kelancaran ide) menunjukan pada kemampuan untuk
menciptakan ide-ide sebagai alternative pemecahan masalah. Orang yang kreatif
mempunyai kemampuan melihat masalah dari berbagai macam sudut pandang
sehingga lebih mampu menciptakan ide-ide atau alternative pemecahan
masalah.
3. Idea flexibility (kekuatan pemikiran) menunjukan kemampuan
memindahkan ide (pemikiran), meninggalkan satu kerangka untuk kerangka piker
lain. Orang kreatif tidak terikat pada cara-cara pemecahan yang sudah biasa
digunakan, sebaliknya dia selalu berupaya menemukan alternative baru untuk
memecahkan masalah lebih efektif lagi.
4. Idea originality (keaslian pemikiran) menunjukan pada kemampuan
menciptakan ide pemikiran atau ide-ide yang asli pada dirinya. Orang kreatif lebih
terbuka terhadap ide-ide baru baik itu ide sendiri atau orang lain.
Menurut Sund dalam Bambang Sarjono (2010: 11), ciri-ciri individu kreatif
adalah sebagai berikut :
1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3. Panjang akal
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit
6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
7. Memiliki dedikasi, gairah serta aktif dalam melakukan tugas-tugasnya.
8. Berpikir fleksibel.
9. Menggapai pertanyaan yang diajukan serta kebiasaan untuk memberikan
jawaban lebih banyak
-
12
10. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta kebiasaan untuk memberi
jawaban lebih banyak.
11. Kemampuan membuat analisa dan sintesa
12. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
13. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
14. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Menurut Piers dalam Dedi Supriadi (1994: 56-57) bahwa orang kreatif
cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, persisten tidak puas pada apa
yang ada , percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, tertarik pada hal-
halyang kompleks, sensitive terhadap rangsangan dan toleran terhadap situasi
yang tidak pasti. Dijelaskan pula bahwa berdasarkan survei kepustakaan,
mengidentifikasikan 24 ciri kepribadian kreatif yang ditemukan dalam berbagai
studi, yaitu ; 1) terbuka terhadap pengalaman baru; 2) fleksibel dalam berpikir
dan merespon; 3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan; 4)
menghargai fantasi; 5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif; 6) mempunyai
rasa ingin tahu yang besar; 8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi
yang tidak pasti; 9) berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10) percaya
diri dan mandiri; 11) memiliki tanggung jawab; 12) tekun dan tidak mudah bosan;
13) tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah; 14) kaya akan inisiatif;
15) peka terhadap situasi lingkungan; 16) lebih berorientasi ke masa kini dan
masa depan dari pada masa lalu; 17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional
yang baik; 18) tertarik pada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistic dan
mengandung teka-teki; 19) memiliki gagasan yang orisinal; 20) memiliki minat
yang luas; 21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat; 22)
kritis terhadap pendapat orang lain; 23) senang mengajukan pertanyaan yang
baik; 24) memiliki kesadaran etika-moral dan estetika yang tinggi.
-
13
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, yang di maksud kreativitas
dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menciptakan ide, gagasan, dan
atau berkreasi untuk memecahkan atau mengatasi masalah. Ciri kreativitas atau
orang kreatif secara garis besar menurut para ahli dapat di simpulkan, yaitu :
memiliki kemampuan dalam melihat masalah, memiliki kemampuan menciptakan
ide atau gagasan untuk memecahkan masalah, terbuka pada hal-hal baru serta
tanggap menerima hal-hal tersebut.
2.2 Hakikat Guru Pendidikan Jasmani
Seorang pendidik dalam hal ini guru, merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pembelajaran dan hasilnya dalam undang-
undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I
Pasal 1 dijelaskan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dijelaskan pada Bab II
pasal 4 bahwa kedudukan seorang Guru sebagai tenaga professional berfungsi
meningkatkan martabat dan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi
meningkatkan mutu pendidikan professional.
Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab III pasal
7 menjelaskan, bahwa guru sebagai tenaga profeional yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan dan akhlak mulia
-
14
3. Memiliki kualitas akademik dan luar akademik dan latar pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dalam belar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesinalan guru.
Sukintaka (2004: 72-74), menyatakan bahwa agar mempunyai profil guru
pendidikan jasmani, maka seseorang guru memiliki banyak kriteria atau
setidaknya yang harus di penuhi Antara lain:
1. Sehat jasmani, rohani, berprofil olahragawan
2. Mempunyai kemampuan motoric
3. Tidak gagap
4. Tidak buta warna
5. Pandai dan cerdas
6. Energik dan berketrampilan motoric
Cukup banyak dan kompleks syarat untuk mempunyai dan menjadi
seorang guru pendidikan jasmani, mengingat pentingnya pendidikan jasmani
sebagai sebuah profesi. Sebagai seorang yang professional guru harus mampu
dan mau melihat masalah dan memecahkan atau mengatasinya, salah satunya
dengan kreativitas. Kreativitas guru dapat digunakan sebagai salah satu usaha
untuk mengatasi masalah yang ada, salah satunya yang berhubungan dengan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sebagai seorang yang professional
-
15
guru harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses
pembelajaran pendidikan jasmani, salah satu wujudnya dengan memunculkan
dan mengembangkan kreativitas sebagai upaya mengatasi masalah dan
menciptakan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas.
Berdasarkan hakikat kreativitas dan hakikat guru pendidikan jasmani
yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru
pendidikan jasmani adalah kemampuan guru pendidikan jasmani dalam
mencipta atau berkreasi untuk memecahkan masalah yang ada tau muncul.
2.3 Hakikat Modifikasi
Kamus besar Bahasa Indoneia (2002: 75), menyebutkan bahwa modifikai
mengangandung arti pengubahan, sedangkan memodifikasi berarti melakukan
modifikasi atau melakukan perubahan. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang
Suherman (2001; 1), memodifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developmentally
Appropriate Prace), yaitu memperhatikan perubahan kemampuan anak dan
dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Sementara lebih lanjut
disebutkan bahwa aspek analisa modifikasi tidak lepas dari pengetahuan guru
tentang : Tujuan, karaktristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasi.
Dalam memodifikasi sarana dan prasarana yang harus diperhatikan atau
menjadi perhatian oleh guru adalah partisipasi maksimal siswa, keselamatan,
efektifitas dan efisien gerak siswa, karakteristik siswa dan keterkaitan atau
kesesuaian kebutuhan materi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa modifikasi
adalah kegiatan melakukan perubahan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan. Guru perlu menyadari bahwa tujuan modifikasi ini untuk mengatasi
masalah yang ada , jangan sampai menjadi bomerang yang dapat membuat
-
16
masalah baru atau memperburuk masalah yang telah ada. Jadi guru harus
memikirkan dan mempertimbangkan modifikasi yang dibuatnya agar sesuai
dengan tujuan yang ada dalam pendidikan jasmani.
2.4 Hakikat Sarana dan Prasarana
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002: 999), dijelaskan bahwa “sarana
adalah segala sesuatu yang dapat sebagai alat dalam mencapai tujuan dan
maksud”, sedangkan “prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama suatu proses” menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), sarana
dan prasarana didefinisikan sebagai berikut :
“ Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
pembelajarn pendidikan jasmani, mudah di pindah bahkan dibawa oleh
pelakunya atau siswa. Contoh : bola, raket, pemukul, tongkat, bed, suttlecock, dll.
Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang di perlukan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah (bias semi permanen) tetapi
berat atau sulit di bawa. Contoh : Matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal,
dll. Prasarana dan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat berpindah-
pindah. Contoh: lapangan, aula, kolam, renang, dll.”
Menurut Soepartono (2000: 5-6), prasarana berarti segala sesuatu yang
merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau
pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang
mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat relatif permanen.
Sarana olahraga adalah segala sesuatu yang digunakan dan dimanfaatkan
dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Lebih rinci lagi
sarana olahraga di bedakan menjadi dua kelompok yaitu peralatan dan
perlengkapan. Perlengkapan adalah sesuatu yang di gunakan. Contohnya : peti
-
17
lompat, palang tunggal. Sedangkan perlengkapan yaitu sesuatu yang
melengkapi prasarana , misalnya net, bendera, bola, raket, dan lain-lain.
Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi semua
lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkaplannya untuk
melaksanakan progam kegiatan olahraga. Sarana dan prasarana pendidikan
jasmani juga mempunyai banyak tujuan dan manfaat sebagaimna yang
diungkapkan Agus S. Suryobroto (2004: 4-6), tujuan sarana dan prasarana
Antara lain :
1. Memperlancar jalanya pembelajaran.
2. Memudahkan gerakan.
3. Mempersulit gerakan.
4. Memacu siswa dalam gerak.
5. Kelangsungan aktivitas
6. Menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan.
Manfaat sarana dan prasarana antara lain :
1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa
2. Mempermudah atau mempersulit gerak
3. Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa
4. Menarik siswa.
Aguis S. Suryobroto (2004: 16-18), juga mengungkapkan mengenai syarat
sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang baik yaitu :
1. Aman.
2. Mudah dan murah.
3. Menarik.
4. Memacu untuk bergerak.
5. Sesuai dengan kebutuhan.
-
18
6. Sesuai dengan kebutauhan.
7. Sesuai dengan tujuan.
8. Tidak mudah rusak
9. Sesuai dengan lingkungan
Soepartono (2000: 13-14), mengungkapkan bahwa standar fasilitas
olahraga di sekolah yang diusulkan dikluspora pada dasarnya rata-rata adalah 7
m2/siswa, dan secara lebih jelasnya dapat dilihat dalam table standar umum
prasarana sekolah dan olahraga/kesehatan sebagai berikut :
Tabel 2.4.1. Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga Kesehatan
Yang Diusulkan Dikluspora
Jumlah kelas
Jumlah murid
Kebutuhan
Prasarana
Sekolah
Kebutuhan
Prasarana
Olahraga
Jenis prasarana olahraga yang disediakan
Minimum 5 kelas (125 murid)
1250 m2 (I) 1100 m2 - Lapangan olagraga
serbaguna (15 x 30 ) m2
- Atletik (500 m2
6 – 10 kelas 8
m2/murid
(II) 1400 m2 - (I) - Bangsal terbuka (12,5 x
25)m2 Tinggi 6m
11 – 12 kelas 8
m2/murid
(III) 2000 m2 - Lapangan olahraga serbaguna + atletik
- Bangsal terbuka - Lapangan voli/basket - Lapangan lain (15 x 30
) m2
20- (diatas 20 kelas,minimum 500 murid)
10 m2/murid (IV) 2700 m2 - (III)
- Lapangan serbaguna (20x40) m2
Catatan : angka-angka yang tercantum merupakan standar sebutuhan
minimum dan dimensi yang tercantum tidak mutlak harus diikuti, sesuai dengan
keadaan setempat. (sumber soepartono, 2000: 14)
Tabel di atas menunjukakan prasarana yang standar, tetapi untuk
pendidikan jasmani sarana maupun prasarana yang ada tidaklah harus dengan
-
19
ukuran standar tetapi bias dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi sekolah
dan karakteristik siswa.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah
perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang
dapat dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar yang
diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan. Kondisi sarana dan
prasarana yang minim akan menyulitkan dan mumbuat masalah bagi guru, tetapi
tidak berarti pula tercukupinya sarana dan prasarana yang standar, tidak
mendatangkan masalah, mengingat perkembangan usia dan karakteristik anak
atau siswa. Disini juga penulis berpedoman pada peraturan menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan
prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Dalam peraturan menteri untuk standar sarana
dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS) sebagai berikut :
Tabel 2.4.2 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Peralatan Pendidikan
1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.3 Peralatan bola voli 2 buah/sekolah Minimum 6 bola.
1.4 Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
1.5 Peralatan bola basket 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali
loncat, simpai, bola plastik,
-
20
tongkat, palang tunggal, gelang.
1.7 Peralalan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram,
peluru, tongkat estafet, bak
loncat.
1.8 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi
masing-masing.
1.9 Peralatan ketrampilan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi
masing-masing.
2 Perlengkapan Lain
2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah
2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah
Permendignas Nomor 24 (2007:11)
Kreativitas seorang guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana
pendidikan jasmani sangat diperlukan sebagai salah satunya upaya mengatasi
masalah sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani.
2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Tujuan atau peralatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk menentukan
atau meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaan aman dan memuaskan untuk
digunakan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut (Abror Hisyam dalam Rudi
Wahyu Hidayat 2010) prinsip-prinsip dalam pemeliharaan
1. Kebijakan dan tata cara memelihara sarana olahraga harus direncanakan
untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin
akan menghasilkan modal lagi yang maksimal.
2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi
semua orang yang menggunakan alat-alat.
3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan sebagai
pemimpin, kepala tata usaha.
4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh dan
mencapai keselamatan dan kondisi alat-alat
-
21
5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan dibenarkan apabila alat-
alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun dengan biaya yang murah.
6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin
pemeliharaan secara ekonomis dan aman.
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sarjono (2010) berjudul “
Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana
Pembelajaran di SD se- Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen”
Penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi, sehingga seluruh anggota populasi dijadikan
sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah guru penjasorkes SD
yang berjumlah 12 orang guru dari 12 SD yang ada di Kecamatan
Poncowarno Kabupaten Kebumen. Pengambilan data digunakan instrumen
berupa angket ujicoba instrumen dilakukan terhadap 26 orang guru di luar
populasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari karl person
dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas
instrumen kreativitas sebesar 0,947, reabilitas faktor 1 sebesar 0,824, faktor
2 sebesar 0,872, dan faktor 3 sebesar 0,862. Analisis data digunakan teknik
deskriptif kuantitatif dengan presentase.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kreativitas guru penjasorkes
dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembe;ajaran di SD se-
Kecamatan Poncowarno berada pada kategori tinggi dari 12 orang guru
penjasorkes di SD se-Kecamatan Poncowarno; terdapat 41,7% kreativitas
sangat tinggi dan 58,3% kreativitas tinggi; serta tidak ada seorangpun guru
-
22
yang kreativitas berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah (1)
kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani, berada pada kategori tinggi; (2) kemampuan
guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah
melalui modifikasi berada pada kategori tinggi; dan (3) sikap terbuka dan mau
menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani
berada pada kategori baik.
2. Penelitian Alamsyah yang berjudul “ Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani
Dalam Menyikapi Keterbatasan Alat dan Fasilitas Olahraga di SMU se-kota
Yogyakarta” Dimana penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan metode survey dan pengambilan datanya menggunakan angket,
dengan populasi guru penjas yang mengajar di seluruh SMU Negeri se-kota
Yogjakarta dan dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyikapi
keterbatasan alat dan fasilitas olahraga di SMU N se-Kota Yogjakarta
termasuk dalam kategori tinggi 16 orang atau 72,7% kategori sedang 6 orang
atau 27,3% Hasil analisis untuk tiap sub variabelnya adalah
1. Sub Variable Kemampuan melihat masalah dalam pendidikan jasmani
termasuk kategori tinggi sebanyak 13 orang atau 59,1% kategori sedang,
8 orang atau 36,4% dan untuk kategori rendah sebanyak 1 orang atau
4,5%
2. Sub Variable kemampuan menciptakan ide sebagai upaya memecahkan
masalah dalam kategori tinggi sebanyak 17 orang atau 77,3%, kategori
sedang, sebanyak 5 orang atau 22,7%
3. Sub Variable terbuka terhadap hal-hal baru dalam pendidikan jasamani
termasuk kategori tinggi sebanyak 15 orang atau 68,2% kategori sedang,
sebanyak 7 orang atau 31,8%
-
23
2.7 Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani tidak lepas dari beberapa unsur yang sangat
berpengaruh terhadap lancar dan suksesnya pembelajaran pendidikan jasmani
tersebut, salah satunya sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan
prasarana dalam pendidikan jasmani sangatlah penting bukan hanya sekedar
sebagai alat bantu semata tetapi dapat dikatakan sebagai media utama yang
digunakan dalam mengajar selain gerak tertentunya.
Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani sangat
beragam baik jenis maupun jumlah sesuai dalam materi dan kurikulum yang ada.
Keberadaan dan kebutuhan sarana dan prasarana dapat mendatangkan
masalah bagi guru baik dalam memenuhi jumlahnya maupun manfaatnya. Dalam
mengatasi masalah yang ada terkait dengan sarana dan prasarana, guru dapat
melakukan banyak hal salah satunya dengan kreativitas dalam memodifikasi
sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau perihal berkreasi,
sedangkan memodifikasi berarti melakukan modifikasi atau melakukan
pengubahan. Dengan kata lain guru dapat melakukan perubahan-perubahan
terhadap sarana dan prasana pendidikan jasmani sehingga sarana dan prasaran
tersebut dapat digunakan guru untuk lebih mempermudah dan memperlancar
proses mengajarnya.
Kreativitas guru dalam memodifikasi dapat dilihat dari kemampuan dan
kemauan guru melihat masalah yang ada, dan apakah dia peduli atau tidak
dengan masalah tersebut, kemudian apakah guru timbul keinginan untuk
menciptakan atau mencari ide-ide serta gagasan untuk memecahkan masalah
sarana dan prasarana dimana salah satunya dengan memodifikasi. Dapat dilihat
-
24
pula dari sikap guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru yang dianggap lebih
efisien dan efektif untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga tidak
selamanya tergantung dengan cara-cara lama yang sudah biasa dilakukan dan
tidak pasrah menerima masalah atau kondisi yang ada.
-
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang mempnyai maksud
untuk mengetahui dan menemukan informasi serta gambaran tentang seberapa
besar kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kabupaten Jepara, dalam
memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan proses
pemebelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan pengambilan data menggunakan angket.
3.2 Definisi operasional variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), yang dimaksud variabel adalah
segala yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi objek
penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel penelitian ini adalah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam
memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang berupa skor
kreativitas guru, yaitu kemampuan guru dalam melakukan memodifikasi yang
terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang mencakup 3
faktor yaitu : kemampuan guru dalam melihat masalah, yang berhubungan
dengan sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam menciptakan dan
menerapkan ide modifikasinya sebagai upaya memecahkan masalah, dan sikap
guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran
penjasorkes, yang diukur dengan menggunakan instrumen angket untuk
mengumpulkandata
-
26
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) yang dimaksud populasi
penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti,dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Sample Random (Sampel Acak). Menurut Suharsimi Arikunto (2006 :134)
Sample Random (Sampel Acak) adalah Sampel yang cara pengambilan
sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subjek dianggap sama.
Dalam penelitian ini subjeknya adalah guru penjasorkes SMP yang
berjumlah 42 dari 39 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Jepara
Tabel 3.3.1 Data SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara
No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjas
1 SMP Negeri 1 Kedung 1
2 SMP Negeri 2 Kedung 1
3 SMP Negeri 3 Kedung 1
4 SMP Negeri 1 Pecangaan 2
5 SMP Negeri 2 Pecangaan 1
6 SMP Negeri 1 Kalinyamatan 1
7 SMP Negeri 2 Kalinyamatan 1
8 SMP Negeri 1 Welahan 1
9 SMP Negeri 2 Welahan 1
10 SMP Negeri 3 Welahan 1
11 SMP Negeri 1 Mayong 1
12 SMP Negeri 2 Mayong 1
13 SMP Negeri 1 Nalumsari 1
14 SMP Negeri 2 Nalumsari 1
-
27
No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjas
15 SMP Negeri 1 Batealit 1
16 SMP Negeri 2 Batealit 1
17 SMP Negeri 3 Batealit 1
18 SMP Negeri 1 Tahunan 1
19 SMP Negeri 1 Jepara 1
20 SMP Negeri 2 Jepara 2
21 SMP Negeri 3 Jepara 1
22 SMP Negeri 4 Jepara 1
23 SMP Negeri 5 Jepara 1
24 SMP Negeri 6 Jepara 1
25 SMP Negeri 1 Mlonggo 1
26 SMP Negeri 1 Pakis aji 1
27 SMP Negeri 2 Pakis aji 1
28 SMP Negeri 1 Bangsri 2
29 SMP Negeri 2 Bangsri 1
30 SMP Negeri 1 Kembang 1
31 SMP Negeri 2 Kembang 1
32 SMP Negeri 3 Kembang 1
33 SMP Negeri 4 Kembang 1
34 SMP Negeri 1 Keling 1
35 SMP Negeri 2 Keling 1
36 SMP Negeri 1 Donorojo 1
37 SMP Negeri 2 Donorojo 1
38 SMP Negeri 1 Karimun jawa 1
39 SMP Negeri 2 Karimun jawa 1
3.4 Instrumen Penelitian
Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 83), mengatakan bahwa instrumen
adalah alat untuk memperoleh informasi dari sumber. Lebih lanjut lagi di jelaskan
Suharsimi Arikunto (2006; 160), mengatakan instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat,lengkap, dan
-
28
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan
metode angket, maka instrumenya berupa angket.
Suharsimi Arikunto (2006; 151), mengatakan bahwa angket atau kuisioner
adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.
Alasan menggunkan angket ini, karena terdapat beberapa keuntungan seperti
yang disebutkan Suharsimi Arikunto (2006; 152), yaitu:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagi secara serentak pada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan
menurut waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu
menjawab.
5. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Menurut Sutrisno Hadi (1991 : 6-10), terdapat langkah-langkah dalam
penyusunan instrumen yaitu
1. Mendenifisikan kontrak (Construct Devinition)
Dimaksudkan yaitu membuat batasan mengenai ubahan atau variable yang
akan diukur. Dalam penelitian ini konstrak variabelnya adalah kreativitas
guru penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.
Kreativitas guru dalam memodifikasi, ini diartikan sebagai kemampuan
guru untuk berpikir menciptakan ide-ide dalam memodifikasi sarana dan
prasarana pembelajaran serta menerapkan sebagai usaha untuk
mengatasi masalah yang ada dan menciptakan pembelajaran yang baik,
efektif dan efisien.
-
29
2. Menyidik faktor (Identification of Factors)
Langkah ini bertujuan untuk menandai faktor atau variable yang
dikemukankan dalam konstrak yang diteliti. Yang penting untuk dilakukan
adalah semacam pemeriksaan mikroskopis terhadap konstrakdan
menemukan unsur-unsurnya. Adapun faktor-faktor dalam penelitian ini
adalah kemampuan menciptakan dan menerapkan ide modifikasi sarana
dan prasarana, dan sikap guru yang terbuka terhadap hal-hal baru.
1. Menyusun Butir Pertanyaan (Items Contruction)
Butir-butir yang disusun haruslah sedapat-dapatnya berbicara hanya
mengenai faktornya saja, tidak berbicara faktor yang lain. Dalam
penyusunan butir-butir angket beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
1. Hindari Kecenderungan memberi jawaban dari tengah-tengah
jika responden dalam keadaan ragu
2. Hindari pertanyaan yang mengarah atau mengiringi responden
kearah satu jawaban tertentu.
3. Hindari pertanyaan yang terlalu besar muatan keinginan
masyarakat atau terlalu luas.
Instrumen dalam penelitian ini dibuat dan dikembangkan pada ciri
kreativitas dan hakekat modifikasi yang ditemukan dalam kajian teoritik
sebelumnya, dalam penelitian ini dengan mengacu pada ciri kreativitas yang
ditemukan oleh Moore yang dikutip oleh Bambang Sarjono (2010: 27), bahwa
kreativitas mempunyai 4 faktor namun, yang digunakan pada penelitian ini
hanya 3 faktor yaitu kemampuan guru dalam melihat masalah, kemampuan guru
dalam menciptakan dan menerapkan ide modifikasi sarana dan prasarana, dan
sikap guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru. Instrumen yang diambil dari
-
30
ciri-ciri kreativitas dan hakikat modifikasi yang ada tersebut lebih lanjut dilihat
dalam table sebagai berikut:
Tabel 3.4.1 Menurut Bambang Sarjono (2010 : 41) Kisi-kisi Instrumen Angket
Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana Dan Prasara
Pendidikan Jasmani.
Varia bel Faktor-faktor Indikator Butir soal
Positif Negatif
Kreatifitas 1. Kemampuan melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani
a. Kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana
1,2 3,4
b. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani
5,6 7,8
c. Manfaat dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan jasmani
9,10 11,12
2 Kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi
a. Sikap dan kemauan guru untuk memecahkan masalah
15,16,31
13,14, 32
b. Ide dalam memodifikasi
19,20 17,18
c. Penerapan ide modifikasi
21,24 22,23
3. Sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran jasmani
a. Informasi dan teknologi
25,26 27,28
b. Pengetahuan 29, 30 33,34
17 17
-
31
Dari butir-butir pernyataan yang telah ditentukan seperti di atas dibagi
menjadi dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif atau pernyataan yang
sifatnya mendukung gagasan atau ide, dan pernyataan negatif atau yang tidak
mendukung gagasan atau ide.
Penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan adanya sikap kurang
bersungguh-sungguh guru dalam mengisi angket karena tidak ada sanksi
apapun bagi guru tersebut meski peneliti memohon untuk memberikan
pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya. Dalam penelitian ini dalam
memberikan angket peneliti juga senantiasa memberikan penjelasan tentang
pentingnya dan manfaat penelitian ini.
3.5 Uji Validitas Instrumen
Suatu instrumen akan dinyatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi,
dan instrumen akan dinyatakan tidak valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti.
Dalam penelitian ini instrumen yang di gunakan adalah angket, dan salah
satu ukuran validitas untuk angket adalah validitas konstruk (contruck validity).
Dalam menguji validitas ini digunakan statistic teknik bagian total (Sutrisno Hadi,
1991 ; 23-27).
Langkah selanjutnya untuk mengoreksi kolerasi moment tangkar menjadi
kolerasi bagian total adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rpq = ( )( )
√*( ) ( ) ( ( )( )( )+
Keterangan :
rpq = Koefisien kolerasi bagian total
rxy = Koefisien kolerasi moment tangkar
-
32
SBx = Simpang baku skor butir
Sby = Simpang baku skor faktor
SB atau simpang baku diperoleh dengan rumus :
SB = √
( )
JK adalah jumlah kuadrat diperoleh dengan rumus :
JK = ∑ (∑ )
Untuk mencari koefisien kolerasi moment tangkar ( r xy ) adalah dengan
rumus sebagai berikut:
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ )+* ∑ (∑ ) +
Keterangan :
rxy : Korelasi moment tangkar
N : Cacah subjek uji coba
∑ : Sigma atau jumlah X (skor butir)
∑ : Jumlah X kuadrat
∑ : Jumlah Y (skor faktor)
∑ : Jumlah Y kuadrat
∑ : Jumlah tongkar (perkalian) X dengan Y
Kriteria butir angket valid jika rxy > rtabel, dan berikut ini adalah contoh perhitungan
uji validitas pada butir nomor 1.
Tabel 3.7 Perhitungan Uji Validitas Pada Butir Nomor 1
No X Y X2 Y
2 XY
1 2 48 4 2304 96
2 4 90 16 8100 360
3 4 97 16 9409 388
-
33
4 4 126 16 15876 504
5 4 97 16 9409 388
6 4 86 16 7396 344
7 4 104 16 10816 416
8 2 74 4 5476 148
9 1 42 1 1764 42
10 3 72 9 5184 216
∑ 32 836 114 75734 2902
Pada a = 5% dengan N =10 diperoleh r tabel = 0.632, karena rxy > rtabel, maka
angket no 1 tersebut valid.
3.6 Uji Reliabilitas Instrumen
Reabilitas instrumen menunjukan derajat ketepatan instrumen tersebut
dalam mengukur apa yang diukur. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Penskoran pada instrumen pada penelitian ini bukan 1 dan 0 melainkan
rentang 0-2 atau 0,1 dan 2 oleh karena itu, untuk mencari reliabilitas instrumen
dengan menggunakan rumus Alpha ( Suharsimi Arikunto, 2006:196).
Rumus Alpha :
r11 = [
( )] [
∑
]
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = Jumlah Varians Butir
= Varian Total
-
34
Apabila r11 > rtabel maka angket tersebut reliable,
Varian Total
Varian Butir
Koefisien Reabilitas
Pada a = 5% dengan N 10 diperoleh rtabel = 0,632. Karena r11 > rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa angket tersebut reliable
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket
tertutup, artinya responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah
tersediakan oleh peneliti dengan memilih satu dari tiga alternative jawaban yang
telah disediakan yaitu selalu atau pasti melakukan, kadang-kadang atau tidak
selalu melakukan, dan tidak pernah sama sekali tidak melakukan.
Peneliti menandatangani langsung SMP yang menjadi sample
penelitianya dan memberikan angket kepada guru penjasorkes semua SMP
=
= =
= =10sb22 24
2Valid
10
0.7110
sb22 122
3410
sb12 1.29
10=
1143210
2
2
2
34 - 1
=
r11 =
r11 0.971
1 -37.20
649.378
34
2
2
2
ts
-
35
tersebut secara langsung. Peneliti menyerahkan angket serta melakukan
pembicaraan dan penjelasan mengenai angket, isi atau yang lainnya yang terkait
dengan penelitian, kemudian angket ditinggal agar diisi secara cermat dan benar
sesuai kenyataan oleh responden
3.8Teknik Analisis Data
Penelitian tentang kreativitas guru penjasorkes dalam memodifikasi
sarana dan prasarana pembelajaran di SMP se-Kabupaten Jepara merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif
presentase. Dimana pedoman dalam penskoran jawaban melalui angket dalam
penelitian ini sesuai dengan yang pedoman penskoran yang dijabarkan oleh
Suharsimi Arikunto (2006: 242), sebagai berikut :
1. Untuk pernyataan positif
Jawaban selalu : memiliki skor 3
Jawaban sering : memiliki skor 2
Jawaban Tidak selalu/kadang-kadang : memiliki skor 1
Jawaban Tidak pernah : memiliki skor 0
2. Untuk pernyataan negative
Jawaban selalu : memiliki skor 3
Jawaban sering : memiliki skor 2
Jawaban Tidak selalu/kadang-kadang : memiliki skor 1
Jawaban Tidak pernah : memiliki skor 0
Secara garis besar pekerjaan dalam analisis data dalam penelitian ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 235-239),
yaitu meliputi:
-
36
1. Persiapan, dimana dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap
identitas responden, kelengkapan data lembar instrumen, dan
sebagainya.
2. Tabulasai, termasuk dalam tahap ini adalah memberikan skor,
memberikan kode (coding) untuk pengolahan data dengan menggunakan
komputer dan pengelompokan jawaban ke dalam kategori.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, maksudnya
adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menmggunakan rumus
atau aturan yang ada sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian.
Setelah data diolah dan sudah diketahui hasilnya kemudian dilakukan
pendeskripsian dan penarikan kesimpulan di mana dalam penelitian ini mengenai
kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.
Untuk mendapatkan besarnya frekuensi relatif (presentase) menurut Anas
Sudijono (2004: 43), dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
Keterangan :
P : Presentase
F : Skor Keseluruhan
N : Skor yang diharapkan
Pengkategorian dalam penelitian didasarkan pada penelitian Acuan Norma
(PAN) dari Sutrisno Hadi (1991) dalam skala lima, berdasarkan mean ideal (Mi)
dan standar devinisi ideal (Sdi). Untuk mempermudah pengkategorian maka di
buat skor standar, yaitu jumlah skor pada faktor dibagi dengan jumlah item pada
faktor. Rentang skor yang diberikan adalah 1 sampai dengan 3, Mi = ½ (3+1) = 2,
dan Sdi = 1/6 (3-1) = 0,333, sehingga patokan penelitiannya adalah sebagai
berikut:
-
37
Tabel 3.8 1 Kategori Skor Berdasarkan Kurva Norma Baku
NO Kategori Kurva Normal Rentang Nilai Kategori
1 Mi + 1,8 ke atas 3.00 < X ≤ Sangat Tinggi atau
Sangat Baik
2 Mi + 0,6 SD s.d
Mi + 1,8 SD
2,50 < X ≤
3,00
Tinggi atau Baik
3 Mi – 0,6 SD s.d
Mi + 0,6 SD
1,50 < X ≤
2,50
Sedang atau Cukup
4 Mi – 1,8 SD s.d
Mi – 0,6 SD
1,00 < X ≤
1,50
Rendah atau Buruk
5 Mi – 1,8 SD ke bawah X ≤
1,00
Sangat Rendah atau
Sangat Buruk
-
60
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kreativitas guru dalam memodifikasi
sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri se-Kab Jepara, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Dalam melihat masalah berhubungan dengan Sarana dan prasarana
termasuk ketegori tinggi, hal ini ditunjukkan dari hasil pengambilan data
memalui angket dengan 26 responden mempunyai 20 tinggi, 2 kategori
sangat tinggi dan 4 kategori sedang.
2) Menciptakan dan penerapan ide/gagasan dalam memecahkan masalah,
tergolong kategori sedang ini terbukti pada pembagian angket ke-26 data
responden tergolong 1 data sangat tinggi, 11 tinggi dan 14 dalam kategori
sedang.
3) Faktor guru dengan sikap terbuka dalam menerima hal baru untuk
kemajuan ini mempunyai atau tergolong dalam kategori sedang dengan
responden data 9 termasuk tinggi dan 17 dalam kategori sedang.
4) Maka dalam total Responden dengan beberapa faktor dan indicator SMP
Negeri se-Kab.Jepara. termasuk kategori tinggi dengan data 15 (57,69%).
5.2 Saran
1) Guru harus bisa meningkatkan kemampuannya dalam Memodifikasi sarana
Pembelajaran Penjasorkes .
2) Guru harus bisa menciptakan ide dan penerapkan ide dalam pembelajaran
penjas berlangsung.
3) Guru harus meningkatkan kemampuan guru dalam Mengevaluasi sarana
yang dimodifikasi dalam pembelajaran Penjasorkes yang berlangsung.
-
61
DAFTAR PUSTAKA
Agus S. Suryobroto. (2004). Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani:
Yogyakarta:FIK UNY
Ayan Jordan E. Penerjemah Ibnu Setiawan. Bengkel Kreativitas ; 10 cara
menemukan ide-ide Pamungkas. Bandung : Kaifa
Bambang Sarjono. (2010). Kreativitas Guru Penjasorkes dalam
Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SD se-
Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. Yogyakarta: FIK
UNY
Conny Semiawan, dkk. (1987). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa
Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia
Dedi Supriadi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan
IPTEK. Bandung : CV Alfabeta
E. Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetisi Konsep ; Karaktristik
Implementasi dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
http://id.wikimedia.org/wiki/Kabupaten Jepara diunduh pada Selasa, 02
November 2014 Pukul 19.00 WIB
http://www.jeparakab.go.id/ diunduh pada Selasa, 02 November 2014
pukul 19.00 WIB
Nana Sujana, dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penulisan Pendidikan.
Bandung : Sinar Bayu Algasindo
Poedarminto. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
http://id.wikimedia.org/wiki/Kabupatenhttp://www.jeparakab.go.id/
-
62
Rudi Wahyu Hidayat. (2010). Survei Sarana dan Prasarana Penjasorkes
di SMP N Se-Kabupaten Pacitan. Semarang: FIK UNNES
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Sukintaka. (2004). Filosofi, Pembelajaran dan Masa depan Teori
Pendidikan Jasmani. Bandung : PT Nuansa
Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Hasil Untuk Instrumen Angket, Tes dan
Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta : Andi Offeset
Soepartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan
dasar dan Menengah
Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. (2002). Prinsip-prinsip
Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta :
Ditjen Diknasmen Depdikbud
-
63
LAMPIRAN
-
64
Lampiran 1
LEMBAR ANGKET PENELITIAN
Lembar Penelitian Skripsi dengan Judul “Kreativitas Guru Dalam Memodifikasi
Sarana dan Prasarana Penjas Se-Kab. JEPARA”
Nama Guru :
Nama Sekolah :
Tanggal Penelitian :
Pukul :
NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Apakah selama kegiatan pembelajaran
jasmani, guru memperhatikan sarana
dan prasarana dengan jumlah peserta
didik ?
2 Apakah sebelum mengajar guru
menyiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan?
3 Apakah guru tidak berinovasi
terhadap sarana yang kurang?
4 Guru tidak mengajar, jika sarana
prasarana kurang
5 Apakah guru sebelum mengajar,
memeriksa kondisi/kelayakan sarana
dan prasarana di sekolah ?
6 Apakah guru berkonsultasi kepada
kepala sekolah untuk menambah
sarana dan prasarana yang telah ada
agar pembelajaran penjas lancar ?
7 Apakah guru memisahkan peserta
didik yang sudah bisa dan tidak
terhadap kondisi sarana dan prasarana
-
65
yang kurang ?
8 Setelah jam pelajaran selesai, apakah
guru tidak mengecek kondisi/ jumlah
sarana yang sudah digunakan?
9 apakah guru memanfaatkan
lingkungan untuk kelancaran
pembelajaran penjas ?
10 Apakah guru memanfaatkan prasarana
( misal: lapangan, matras,) yang
tersedia dengan maksimal ?
11 Apakah guru tidak berinteraksi
dengan guru penjas lain dalam
mengatasi kurangnya sarana dan
prasarana ?
12 Apakah guru tidak memanfaatkan
sarana yang rusak untuk berinovasi,
untuk menjadikan sesuatu yang baru ?
13 Apabila guru menemukan masalah
pada saat mengajar, apakah guru
membiarkan masalah tersebut
dikarenakan peserta didik tidak
mengetahui ?
14 Jika sarana dan prasarana kurang,
apakah guru menghindari materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik ?
15 Apakah guru memberikan alternatif
pembelajaran lain kepada peserta
didik ketika sarana prasarana di
sekolah tidak memenuhi ?
16 Apakah guru tetap menciptakan
keadaan aman, dan lancar saat
pembelajaran penjas berlangsung ?
17 Apakah kreativitas guru penjas
muncul dengan spontan tanpa berasal
dari sumber lain ?
18 apakah guru memodifikasi sarana,
tidak mempertimbangkan stuktur
peserta didik ?
19 Apakah guru menggunakan ide-ide
baru dalam pembelajaran penjas ?
-
66
20
Apakah guru selalu berkreativitas
disaat kekurangan sarana maupun
prasarana ?
21 Apakah guru menerapkan kreativitas
yang sudah dibuat, saat pembelajaran
penjas ?
22 Apakah modifikasi sarana yang sudah
ada disekolah, tidak digunakan saat
pembelajaran penjas ?
23 Apakah penerapan modifikasi tidak
didampingi dari sumber lain/ buku ?
24 Apakah modifikasi yang sudah dibuat
disesuaikan dengan RPP ?
25 Apakah guru membaca buku yang
sesuai dengan materi yang akan
diajarkanya ?
26 Apakah guru menggunakan teknologi
(leptop,lcd, proyektor, dll), guna
kelancaran pembelajaran ?
27 Apakah guru menghindari teknologi
(leptop, lcd, proyektor, dll), karena
tidak bisa memakainya ?
28 Kurangnya alat pembelajaran, apakah
guru tidak berkreativitas, guna
kelancaran pembelajaran penjas ?
29 Apabila guru menemukan
pengetahuan baru, dalam mengajar,
apakah guru akan menerapkan
pengetahuan tersebut disaat mengajar?
30 Apakah guru memotivasi peserta
didik untuk mengembangkan
pengetahuan yang diajarnya ?
31 Apakah proses evaluasi dalam
pendidikan jasmani dinilai dari sikap
motoriknya saja ?
32 Apakah guru lebih senang
mempertimbangkan hasil dari pada
proses pembelajran penjas?
33 Apakah guru tidak mempelajari
-
67
materi yang akan disampaikan
terlebih dahulu sebelum mengajar ?
34 Apakah guru asal mengajar, jika
pengetahuan guru kurang ?
-
68
Lampiran 2
SURAT SK PEMBIMBING
-
69
Lampiran 3
SURAT IJIN PENELITIAN DARI FIK
Lampiran 3
-
70
Lampiran 4
SURAT PENELITIAN DARI BAPPEDA JEPARA
-
71
Lampiran 5
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 5 JEPARA
-
72
Lampiran 6
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 JEPARA
-
73
Lampiran 7
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 BATEALIT
-
74
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 JEPARA
-
75
Lampiran 9
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 KEMBANG
-
76
Lampiran 10
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 KELING
-
77
Lampiran 11
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 KEMBANG
-
78
Lampiran 12
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 DONOROJO
-
79
Lampiran 13
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 BANGSRI
-
80
Lampiran 14
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 PAKIS AJI
-
81
Lampiran 15
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 BANGSRI
-
82
Lampiran 16
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 TAHUNAN
-
83
Lampiran 17
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 3 JEPARA
-
84
Lampiran 18
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 MLONGGO
-
85
Lampiran 19
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 4 JEPARA
-
86
Lampiran 20
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 3 KEMBANG
-
87
Lampiran 21
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 KELING
-
88
Lampiran 22
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 WELAHAN
-
89
Lampiran 23
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 PECANGAAN
-
90
Lampiran 24
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 MAYONG
-
91
Lampiran 25
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 NALUMSARI
-
92
Lampiran 26
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 6 JEPARA
-
93
Lampiran 27
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 BATEALIT
-
94
Lampiran 28
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 1 KEDUNG
-
95
Lampiran 29
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 2 KALINYAMAT
-
96
Lampiran 30
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
DI SMP N 3 BATEALIT
-
97
Lampiran 31
DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto 1 : Rak Bola SMP N 1 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
Foto 2 : Lapangan Basket SMP N 1 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
-
98
Foto 3 : Bola Basket SMP N 2 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
Foto 4 : Bola Plastik SMP N 2 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
-
99
Foto 5 : Lapangan Basket SMP N 2 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
Foto 6 : Bapak , Guru Penjasorkes SMP N 2 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
-
100
Foto 7 : Cone SMP N 3 Jepara
(doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)
Foto 8 : Sepatu SMP N 3 Jepara
(doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)
-
101
Foto 9 : Bola SMP N 4 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
Foto 10 : Proses Pembelajaran Senam Lantai SMP N 4 Jepara
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)
-
102
Foto 11 : Tolak Peluru SMP N 5 Jepara
(doc : Wahyu, 18 Oktober 2014)
Foto 12 : Corong SMP N 5 Jepara
(doc : Wahyu, 18 Oktober 2014)
-
103
Foto 13 : Cone SMP N 6 Jepara
(doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)
Foto 14 : Kasti SMP N 6 Jepara
(doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)
-
104
Foto 15 : Tonis SMP N 1 Tahunan
(doc : Wahyu, 28 Oktober 2014)
Foto 16 : Papan Seluncur SMP N 1 Tahunan
(doc : Wahyu, 28 Oktober 2014)
-
105
Foto 17 : Guru Penjasorkes SMP N 1 Mlonggo
(doc : Wahyu, 6 November 2014)
Foto 18 : Lapangan SMP N 1 Mlonggo
(doc : Wahyu, 6 November 2014)
-
106
Foto 19 : Raket SMP N 1 Kembang
(doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)