kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_DAMPELAS_TINO… · DINAS KEHUTANAN...
Transcript of kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_DAMPELAS_TINO… · DINAS KEHUTANAN...
-
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KEHUTANAN
UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN MODEL
DAMPELAS – TINOMBO
Jalan Trans Palu-Tolitoli Km. 115 TambuKec. BalaesangKab. Donggala
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
KPHP MODEL DAMPELAS-TINOMBO (UNIT IV) DI KABUPATEN DONGGALA DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PROVINSI SULAWESI TENGAH
DISUSUN OLEH : KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI MODEL
DAMPELAS TINOMBO
TAMBU, DESEMBER 2013
-
BUKU RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL DAMPELAS-TINOMBO (UNIT IV)
Digandakan dan dijilid oleh : Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV
Tahun 2014
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
ii
HALAMAN JUDUL
RENCANA
PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
KPHP MODEL DAMPELAS-TINOMBO (UNIT IV) DI KABUPATEN DONGGALA DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari :
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : SK. 6942/Menhut-II/Reg.4/2/2013
Tanggal : 27 Desember 2013
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo yang
akanmenjadiacuanrencanapengelolaanjangkapendek, diarahkanuntukmengoptimalkanfungsi-fungsiproduksidanjasasumberdayahutandanlingkungannya, baikproduksikayu, produksibukankayu, maupunjasa-jasalingkungan, melaluikegiatanpokokberupapemanfaatan, pemberdayaanmasyarakat, sertapelestarianlingkungan yang merupakansatukesatuankegiatan. Dengandemikian, rencanapengelolaanjangkapanjanginidiharapkandapatmemberiarahpengelolaanhutandankawasannya, yang melibatkansemuapihakdalamupayapengembangan KPHP Model DampelasTinombo diKabupatenDonggaladanKabupatenParigiMoutongProvinsi Sulawesi Tengah.
Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Dampelas Tinombo di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong dimaksudkan agar proses pembangunan KPHP Model berjalan secara sistimatis dan terarah menuju pencapaian target pembangunan KPHP model.
Tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Dampelas Tinombo di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong adalah untuk memberikan arahan kegiatan pembangunan KPHP Model berupa rencana kelola berjangka waktu10 tahun, dan juga acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek pembangunan KPHP model.
Rencana pengelolaan KPHP model Dampelas Tinombo dalam sepuluh tahun kedepan diarahkan pada pemanfaatan hutan di kawasan hutan produksi dan pemanfaatan hutan di kawasan hutan lindung. Pemanfaatan hutan pada hutan produksi meliputi: (a) Pemanfaatan kawasan; (b) Pemanfaatan jasa lingkungan; (c) Pemanfaatan hasil hutan kayu; (d) Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu; (e) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Selanjutnya pemanfaatan hutan di kawasan hutan lindung meliputi: (a) Pemanfaatan kawasan; (b) Pemanfaatan jasa lingkungan; (c) Pemungutan hasil hutan bukan kayu.
KPHP Model Dampelas Tinombo memiliki luas wilayah kelola kawasan ± 112.634 Hektar. Berdasarkan fungsinya wilayah KPHP ini terdiri atas fungsi hutan produksi (HPT dan HP) seluas ± 91.245,29 Ha, fungsi Hutan Lindung seluas ± 21.108,15 Ha, dan Kawasan Lindung (KWL) di Areal Penggunaan Lain (APL) seluas ± 280,56 Ha.
Dari hasil penataan blok dan petak pengelolaan, wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo terdiri atas: Blok Inti pada HL seluas ±11.151,60 Ha, Blok Perlindungan pada hutan produksi dan kawasan lindung di APL seluas ±16.689,41 Ha (seluas ±334,25 Ha yang terdiri atas hutan pantai, dan hutan mangrove), Blok Pemanfaatan seluas±59.868,98 Ha, dan Blok pemberdayaan masyarakat seluas ±24.977,71 Ha.Dalam setiap blok terdapat areal rencana rehabilitasi hutan (RHL) yang seluruhnya mencapai luas ±4.685,98 Ha sesuai dokumen RPRHL KPHP Dampelas Tinombo.
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
v
Dalam blok perlindungan hutan terbagi kedalam petak-petak pengelolaan hutan yang terdiri atas petak-petak perlidungan tata air dan perlindungan habitat eboni (termasuk habitat satwa dan plasma nutfah), perlindungan hutan pantai dan ekosistem mangrove, zona batas antara hutan lindung dengan hutan produksi dan zona batas antara hutan produksi dengan kawasan CA. Gunung Sojol.
Dalam blok pemanfaatan terdiri atas petak-petak pengelolaan/pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Petak-petak pengelolaan/pemanfaatan hutan terdiri atas petak-petak pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK) pada hutan alam dalam bentuk restorasi ekosistem (HHK-RE); hasil hutan kayu pada hutan tanaman/hutan tanaman industri (HHK-HT/HTI); hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada hutan lindung seperti rotan, getah-getahan dan buah/biji; petak-petak pengelolaan/pemanfaatan jasa lingkungan (jasling) untuk wisata alam dan jasa karbon; petak-petak persawahan di Desa Lembahmukti, dan penggunaan kawasan hutan untuk IUP biji besi PT. All Rezky Tadang Palie.
Dalam blok pemberdayaan masyarakat terdiri atas petak-petak pengelolaan untuk hutan kemasyarakatan (HKm) yang luas seluruhnya mencapai 13.116,21 Ha, hutan desa (HD) seluas 8.281,38 Ha, dan hutan tanaman rakyat (HTR) seluas 3.580,12 Ha. Luas areal sasaran kegiatan HKm dan HD masih termasuk didalamnya sasaran kegiatan RHL. Dengan demikian areal-areal HKm dan HD yang termasuk dalam kegiatan RHL, pelaksanaannya dikerjakan dengan pendekatan berbasis masyarakat atau desa sesuai petak-petak peruntukannya.
Pengelolaan wilayah kerja KPHP model Dampelas Tinombo memberikan pula akses pemanfaatan kawasan hutan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Lauje dan Tajio (KAT Lauje-Tajio) yang secara turun-temurun telah berada di kawasan hutan ini.
Terhadap wilayah kerja KPHP Model Dampelas Tinombo yang telah ada ijin usaha pemanfaatan hutan seperti PT. Taman Hutan Asri dan PT. Sentra Pitulempa, KPH melakukan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi/penilaian atas segala aktivitas yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut, untuk areal-areal petak kelola pemberdayaan masyarakat dan wilayah KPHP yang belum ada ijin usaha pemanfaatan ataupun penggunaan kawasan, maka areal-areal tersebut masuk dalam kegiatan pemanfaatan wilayah tertentu oleh UPTD KPH.
Dalam pelaksanaan pengelolaan/pemanfaatan wilayah kerja KPHP model Dampelas Tinombo selama sepuluh tahun kedepan, UPTD KPH ini perlu didukung peningkatan sarana-prasarana perkantoran yang memadai, peningkatan SDM, serta pembiayaan yang memadai dari berbagai sumber. Diharapkan selama jangka waktu pengelolaan periode sepuluh tahun pertama, KPH ini sudah dapat menjadi KPH yang mandiri dan dalam bentuk Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Rencana kelola wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo berjangka sepuluh tahun ini memiliki peluang adanya rasionalisasi wilayah kelola, dan review rencana kelola minimal lima tahun
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo dengan jangka waktu waktu sepuluh tahun kedepan, maka rencana kelola perlu segera ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana tahunan KPH.
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
viii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ............... i Halaman Judul ............... ii Lembar Pengesahan ............... iii Ringkasan Eksekutif ............... iv Peta Situasi ................ vi Kata Pengantar ............... vii Daftar Isi ............... viii Daftar Tabel ............... x Daftar Gambar ............... xiii Daftar Lampiran ............... xiv BAB I. PENDAHULUAN ............... I-1
A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran D. Ruang Lingkup E. Batasan Pengertian
................
................
................
................
................
I-1 I-3 I-4 I-4 I-5
II. DESKRIPSI WILAYAH ............... II-1
A. Risalah Wilayah KPH B. Potensi Wilayah KPH C. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Masyarakat D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan E. Posisi KPH Dalam Perspektif Tata Ruang
Wilayah dan Pembangunan Daerah F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan
...............
...............
...............
..............
..............
..............
II-1 II-11
II-32
II-47
II-49 II-52
III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ............... III-1
A. Visi dan Misi Penyelenggaraan Pembangunan Kehutanan Nasional
............... III-1
B. Visi, Misi dan Tujuan Pengelolaan Hutan KPHP Model Dampelas Tinombo
............... III-2
............... IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ............... IV-1
A. Analisis Data dan Informasi KPHP Model Dampelas Tinombo
............... IV-1
B. Proyeksi Pengelolaan Hutan KPHP Model Dampelas Tinombo
............... IV-4
V. RENCANA KEGIATAN ............... V-1
A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutannya
............... V-2
B.Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ............... V-11
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
ix
C. Rencana Pemberdayaan Masyarakat ............... V-26 D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling)
yang telah ada Ijin Pemanfaatan Hutan maupun Penggunaan Kawasan Hutan
............... V-36
E. Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal di Luar Ijin
............... V-48
F. Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Pada pada Areal Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
............... V-52
G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
............... V-53
H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin
............... V-58
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakholder Terkait
............... V-60
J. Penyediaaan dan Peningkatan Kapasitas SDM
............... V-61
K. Penyediaan Pendanaan ............... V-65 L. Pengembangan Database ............... V-76 M. Rasionalisasi Wilayah Kelola ............... V-80 N. Review Rencana Pengelolaan (Minimal 5
tahun sekali) ............... V-82
O. Pengembangan Investasi ............... V-83
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
............... VI-1
A. Pembinaan Aparat Teknis dan Aparat Terkait Pengelolaan KPHP
............... VI-1
B. Pengawasan dan Pengendalian ............... VI-2
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ............... VII-1 A. Prinsip dan Model Pemantauan dan
Evaluasi ............... VII-1
B. Pengukuran/Penilaian Kinerja KPH ............... VII-2 C. Rencana Pelaksanaan Pemantauan,
Evaluasi dan Pelaporan ............... VII-10
VIII. PENUTUP ............... VIII-1
LAMPIRAN ............... LP-1
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
x
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
2.1. Tingkat Aksesibilitas Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-2
2.2. Kelas Lereng di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo .......... II-14 2.3. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan
Hutan Lindung DAS Tada Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-16
2.4. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi DAS Sidoan Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-18
2.5. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi DAS Bainaa Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-19
2.6. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Produksi DAS Siraurang Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-23
2.7. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Produksi DAS Silonduya Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-25
2.8. Jenis-jenis Hasil Hutan Non-Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-26
2.9. Jenis-jenis Flora Langka, Endemik dan Dilindungi yang terdapat di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-28
2.10. Jenis-jenis Burung yang terdapat di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
.......... II-28
2.11. Jenis-jenis Mamalia, Reptilia dan Amphibia yang dijumpai di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-30
2.12. Keadaan Penduduk Wilayah Kecamatan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-32
2.13. Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian di Sekitar Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-33
2.14. Perhitungan Nilai LQ di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-34
2.15. Ketersediaan Lahan Garapan Terhadap Jumlah Penduduk di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-40
2.16. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana .......... II-43
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
xi
Perekonomian di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
2.17. Data Sarana/Prasarana Penyuluhan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... II-44
4.1. Matriks SWOT .......... IV-2 5.1. Rencana Penataan Hutan di Wilayah KPHP Model
Dampelas Tinombo .......... V- 5
5.2. Rencana Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam (UPHHK-RE) pada Hutan Produksi di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-14
5.3. Rencana Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (UPHHK-HT) pada Hutan Produksi di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-15
5.4. Tahapan Kegiatan TPTI pada UPHHK-RE dan IUPHHK- HT
.......... V-17
5.5. Lokasi Rencana Pemanfaatan Jasa Lingkungan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-18
5.6. Lokasi Rencana Pemanfaatan/Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu di Wilayah Hutan Lindung KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-23
5.7. Rencana Kegiatan dan Tata Waktu Pelaksanaan Pada Lokasi Pemanfaatan Wilayah Tertentu
.......... V-24
5.8. Lokasi Rencana Pengembangan HKm di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-30
5.9. Lokasi Rencana Pengembangan Hutan Desa di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-31
5.10. Lokasi Rencana Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-35
5.11. Lokasi Rencana IUPHHK-HTI PT. Coltan Agro di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-37
5.12. Rencana Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-50
5.13. Jenis Kegiatan Perlindungan Hutan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-56
5.14. Rencana Blok-Blok Perlindungan Hutan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-56
5.15. Kegiatan Konservasi Alam dalam Hutan Produksi di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
.......... V-57
5.16. Sistem Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakholder Terkait
.......... V-60
5.17. Rencana Wilayah Kerja Resort KPH .......... V-63 5.18. Daftar Fasilitas Sarana dan Prasarana UPTD KPHP
Model Dampelas Tinombo .......... V-65
5.19. Rencana Pendanaan KPHP Model Dampelas Tinombo Periode Tahun 2012-2022
.......... V-68
5.20. Taksiran Pendapatan Nominal Unit Usaha HutanTanaman (Per Hektar)
.......... V-90
5.21. Tingkat Keuntungan Unit Usaha Hutan Tanaman (Per Hektar)
.......... V-91
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
xii
5.22. Tingkat Keuntungan Nominal Unit Usaha Hutan Tanaman (Per Hektar)
.......... V-92
5.23. Cash Flow Analisis Finansial Unit Usaha Hutan Tanaman untuk Jenis Kayu-kayuan 100% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Per Hektar Pada Kawasan Hutan Produksi: Populasi tanaman 1.100 Btg/Ha.
.......... V-95
5.24. Cash Flow Analisis Finansial Unit Usaha Hutan Tanaman untuk Jenis Kayu-kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.), dan MPTS 10% (Kemiri/dll.) Per Hektar Pada Kawasan Hutan Produksi: Populasi tanaman 1.100 Btg/Ha.
.......... V-96
5.25. Cash Flow Analisis Finansial Unit Usaha Hutan Tanaman untuk Jenis Kayu-kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.), dan MPTS 10% (Kemiri/dll.) Per Hektar Pada Kawasan Hutan Produksi: Populasi tanaman 400 Btg/Ha
.......... V-97
5.26. Analisis Finansial Unit Usaha KPHP Model Dampelas Tinombo Periode Tahun 2013-2022
.......... V-99
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
7.1. Sistem Tujuan Pembangunan KPHP model Dampelas Tinombo
.......... VII-5
7.2. Mekanisme Penilaian Kinerja KPH .......... VII-6 7.3. Capaian Pembangunan KPH dan Tingkatan Intervensi
yang diperlukan .......... VII-9
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks
1. Peta Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
2. Peta Penutupan Lahan
3. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
4. Peta Sebaran Potensi dan Aksesibilitas
5. Peta Penataan Hutan (Blok, Petak)
6. Peta Penggunaan Lahan
7. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
8. Peta Tanah
9. Peta Iklim
10. Peta Geologi
11. Peta Pemanfaatan Wiayah Tertentu
-
RencanaPengelolaan KPHP Model DampelasTinombo
KPHP Model Dampelas TInombo
vi
PETA SITUASI
KPHP Dampelas
Tinombo
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun
2010-2014, implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang kelima yaitu
Pemantapan Kawasan Hutan yang dilaksanakan melalui Program
Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan dan Program
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup. Kegiatan‐kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan
Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan adalah
pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan dan pembentukan wilayah
pengelolaan dan perubahan kawasan hutan dengan kegiatan utama
pembangunan kesatuan pengelolaan hutan (KPH).
Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, meliputi kegiatan pengembangan
rencana dan statistik kehutanan, inventarisasi hutan dan pengembangan
informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta perencanaan dan
pembinaan prakondisi pengelolaan hutan.Pembentukan KPH merupakan
serangkaian proses perencanaan/penyusunan desain kawasan hutan, yang
didasarkan atas fungsi pokok dan peruntukannya, dalam upaya mewujudkan
pengelolaan hutan lestari.KPH menjadi bagian dari penguatan sistem
pengurusan hutan nasional, provinsi dan kabupaten, yang pembentukannya
ditujukan untuk menyediakan wadah bagi terselenggaranya kegiatan
pengelolaan hutan secara efisien dan lestari.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-2
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) kini memacu KPH sebagai bagian
dari upaya pemantapan kawasan hutan.KPH disiapkan menjadi pengelola
hutan di tingkat tapak yang bukan hanya tahu potensi wilayah hutan yang
dikelolanya, tapi juga bisa merancang pemanfaatannya secara seimbang.
Penyebutan KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala
dan Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah(selanjutnya dalam penulisan
disebut KPHP Model Dampelas Tinombo).
Sampai Agustus 2011 Kemenhut telah mengeluarkan 23 Keputusan
Menteri Kehutanan tentang Penetapan Wilayah KPH Provinsi di 23
provinsi.Terdapat 414 unit wilayah KPH dengan luas 57.905.008 ha, yang
terdiri atas 252 unit KPH Produksi seluas 37.539.047 ha, 162 unit KPH
Lindung seluas 20.365.961 ha.Dikeluarkan pula 20 Kepmenhut tentang
Penetapan Wilayah KPH Konservasi dengan luas 2.073.273 ha, yang terdiri
atas 20 Taman Nasional yang terletak pada 20 provinsi.Selain itu juga telah
ditetapkan 41 Kepmenhut tentang Penetapan KPH Model dengan luas
4.926.989 ha yang terdapat pada 25 provinsi (Agroindonesia 2011).
Sehubungan dengan uraian di atas, KPHP Model Dampelas
Tinomboyang terbentuk kelembagaannya tahun 2009 dan telah efektif
beroperasi sejak tahun 2010, hingga saat ini belum memiliki dokumen
rencana pengelolaan. Sejak tahun 2010KPHP Model ini telah melakukan
berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan sosialisasi keberadaan KPHP,
survey lapangan dan identifikasi serta penyusunan dokumen Rencana
Pengelolaan Rehabilitasi Hutan KPH.
Agar pembangunan KPHP ModelDampelas Tinombo dapat
berlangsung sesuai dengan target yang ditetapkan (Pembangunan Hutan
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-3
Lestari), maka diperlukan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang untuk
selanjutnya disingkat RPHJP sebagai pedoman pelaksanaan, yang sekaligus
sebagai standar penilaian kinerja pembangunan KPH. Rencana Pengelolaan
KPHP Model Jangka Panjang yang dibuat, mengakomodir strategi dan
kelayakanpengembangan pengelolaan hutan ditinjau dari aspek kelola
kawasan, kelola hutan dan kelola hasil serta penataan kelembagaan.
RPHJP KPHP Model Dampelas Tinomboyang akan menjadi acuan
rencana pengelolaan jangka pendek, diarahkan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi produksi, jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya, baik
produksi kayu, produksi bukan kayu, maupun jasa-jasa lingkungan, melalui
kegiatan pokok berupa pemanfaatan, pemberdayaan masyarakat, serta
pelestarian lingkungan yang merupakan satu kesatuan kegiatan. Dengan
demikian, rencana pengelolaan jangka panjang ini diharapkan dapat memberi
arah pengelolaan hutan dan kawasannya, yang melibatkan semua pihak
dalam upaya pengembangan KPHPModel Dampelas Tinombo (Unit IV) di
Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi
Tengah.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan RPHJP KPHP Model Dampelas Tinombodimaksudkan
agar proses pembangunan KPHP Model berjalan secara sistimatis dan
terarah menuju pencapaian target pembangunan KPHP model.
Tujuan penyusunan RPHJP-KPHP Model Dampelas Tinomboadalah
untuk memberikan arahan kegiatan pembangunan KPHP Model berupa
rencana kelola berjangka 10 tahun, dan juga acuan bagi penyusunan rencana
pengelolaan jangka pendek pembangunan KPHP model.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-4
Melalui penyusunan RPHJP KPHP Model Dampelas Tinombo
diharapkan akan dihasilkan rencana-rencana yang dapat mendukung:
a. Peningkatan mutu dan produktifitas sumberdaya hutan di KPHP Model.
b. Peningkatan kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian daerah
dan nasional serta pendapatan masyarakat.
c. Peningkatan peranserta masyarakat secara aktif dalam menjaga
kelestarian sumberdaya hutan.
d. Peningkatan daya dukung DAS/sub DAS di wilayah KPHP Model.
C. Sasaran
Sasaran penyusunan RPHJP KPHPModel adalah tersusunnya RPHJP
KPHP Model Dampelas Tinombodi Kabupaten Donggala dan Kabupaten
Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
D. Ruang Lingkup
Ruang LingkupRPHJP KPHP Model Dampelas Tinombo diuraikan
sbb.:
Rencana Kegiatan Pengelolaan Hutan berbasis hasil inventarisasi kondisi
biogeofisik kawasan serta kondisi sosial ekonomi dan budaya wilayah
KPHP periode tahun 2013-2023.
Penjelasan mengenai kondisi sumberdaya hutan dan ekosistemnya yang
akan dikelola, status dan alokasi lahan, batas areal, kondisi sosial
ekonomi masyarakat, dan profil wilayah kecamatan yang berbatasan
dengan areal KPHP.
Rencana kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataaan
hutannya, pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, dan pemberdayaan
masyarakat.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-5
Rencana kegiatan penyelenggaraan rehabilitasi hutan, perlindungan hutan
dan konservasi alam.
Pembinaan dan pemantauan ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan, serta rehabilitasi dan reklamasi hutan.
Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, serta
koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait.
Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM serta pendanaan.
Pengembangan database.
Rasionalisasi wilayah kelola.
Review rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali).
Pengembangan investasi.
E. Batasan Pengertian
Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah
wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang
dapat dikelola secara efisien dan lestari.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Model adalah wujud awal KPH yang secara
bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH
di tingkat tapak.
Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi yang selanjutnya
disebut KPHP adalah organisasi pengelolaan hutan produksi yang
wilayahnya sebagian besar terdiri atas kawasan hutan produksi yang
dikelola Pemerintah Daerah.
Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai
alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi meliputi peralatan
perkantoran, peralatan transportasi dan peralatan lainnya.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-6
Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat
menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi
antara lain tanah, bangunan, ruang kantor.
Fasilitasi sarana dan prasarana adalah bentuk dukungan Pemerintah
kepada KPHL dan KPHP berupa sarana dan prasarana.
Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaran hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan dan
pengawasan.
Perencanaan adalah suatu proses penentuan tindakan-tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Rencana Kehutanan adalah produk perencanaan kehutanan yang
dituangkan dalam bentuk dokumen rencana spasial dan numerik serta
disusun menurut skala geografis, fungsi pokok kawasan hutan dan jenis-
jenis pengelolaannya serta dalam jangka waktu pelaksanaan dan dalam
penyusunannya telah memperhatikan tata ruang wilayah dan kebijakan
prioritas pembangunan yang terdiri dari rencana kawasan hutan dan
rencana pembangunan kehutanan.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-7
Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan pengelolaan
hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana
kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan
hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal
dan lestari.
Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan sesuai tipe
ekosistem dan potensiyang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat secara lestari.
Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan;
penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan;
perlindungan hutan dan konservasi alam.
Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan
bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara
optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga
kelestariannya.
Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
kawasan hutan.
Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-8
daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan
kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya.
Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan
hutan yang telah mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau
berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan.
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai
yang bersifat menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau laut secara alami yang batas di darat
merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Tata Air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur hidrologis
yang meliputi hujan, aliran sungai, peresapan dan evapotranspirasi dan
unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suatu DAS.
Reboisasi adalah upaya pembuatan tananam jenis pohon hutan pada
kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/terbuka, alang-alang
atau semak belukar dan hutan rawang untuk mengembalikan fungsi hutan.
Penanaman pengkayaan reboisasi adalah kegiatan penambahan anakan
pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa anakan,
pancang, tiang dan pohon 200-400 batang/ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kualitas maupun kuantitas sesuai
fungsinya.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-9
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembanguan berkelanjutan.
Konservasi tanah adalah upaya penempatan setiap bidang lahan pada
penggunaan (secara vegetatif dan/atau sipil teknik) yang sesuai dengan
kemampuan lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga
dapat mendukung kehidupan secara lestari.
Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan
penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,
masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan,
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas dalam
wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.
Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk
mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya
secara lengkap.
Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau
silvikultur yang sama.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-10
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan
teratur, hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pelaksanaan perencanaan selanjutnya.
Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan
bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara
optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga
kelestariannya.
Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang
tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi
utamanya.
Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan
potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan
mengurangi fungsi utamanya.
Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan
dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi
pokoknya.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-11
Pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu adalah kegiatan untuk
mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau bukan kayu dengan
batasan waktu, luas dan/atau volume tertentu.
Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan/atau bukan kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau
bukan kayu pada areal hutan yang telah ditentukan.
Izin usaha pemanfaatan kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan
lindung dan/atau hutan produksi.
Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan yang selanjutnya disingkat IUPJL
adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan
pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.
Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat
IUPHHK dan/atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang
selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk
memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.
IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang
diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan
produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan
fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan,
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-12
penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk
mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati
(tanah, iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli,
sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam hutan tanaman adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau
bukan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan
penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan,
dan pemasaran.
Izin pemungutan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK
adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi
melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk
jangka waktu dan volume tertentu.
Izin pemungutan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disingkat
IPHHBK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada
hutan lindung dan/atau hutan produksi antara lain berupa rotan, madu,
buah-buahan, getah-getahan, tanaman obat-obatan, untuk jangka waktu
dan volume tertentu.
Hutan tanaman industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri
kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan
baku industri hasil hutan.
Hutan tanaman rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-13
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan.
Hutan tanaman hasil rehabilitasi yang selanjutnya disingkat HTHR adalah
hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun melalui kegiatan
merehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan hutan produksi untuk
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi lahan dan hutan
dalam rangka mempertahankan daya dukung, produktivitas dan
peranannya sebagai sistem penyangga kehidupan.
Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik
bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai,
menanam, memelihara tanaman dan memanen.
Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah.
Hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
Hutan desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
Iuran izin usaha pemanfaatan hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH
adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha
pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu.
Provisi sumber daya hutan yang selanjutnya disingkat PSDH adalah
pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai
intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo I-14
Dana reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang dipungut
dari pemegang IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk
mereboisasi dan merehabilitasi hutan.
Perorangan adalah Warga Negara Republik Indonesia yang cakap
bertindak menurut hukum.
Surat keterangan sahnya hasil hutan adalah dokumen-dokumen yang
merupakan bukti legalitas hasil hutan pada setiap segmen kegiatan dalam
penatausahaan hasil hutan.
Industri primer hasil hutan kayu adalah pengolahan kayu bulat dan/atau
kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Industri primer hasil hutan bukan kayu adalah pengolahan hasil hutan
berupa bukan kayu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu
hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan,
pengawasan dan penilaian kegiatan.
Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya
berada di luar areal izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-1
BAB II. DESKRIPSI KAWASAN
A. Risalah Wilayah KPH
1. Letak dan Luas
Secara geografis, KPHP Model Dampelas Tinombo berada pada posisi
119° 47’ 49” s.d 120° 07’ 22” BT dan 0° 42’ 14” s.d 0° 04’ 19” LU.
Secara administratif pemerintahan, berada dalam wilayah Kabupaten
Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
KPHP Model Dampelas Tinombo (Unit IV) memiliki kawasan seluas
±112.664 ha. Berdasarkan fungsi kawasan, KPHP Unit IV terdiri atas: Hutan
Lindung (HL) seluas 21.240 ha, Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 10.271 ha,
dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 80.983 ha. Dari luas tersebut
terdapat areal KSA seluas 30 ha dan Badan Air seluas 140 ha. (Dishut
Sulteng, 2010). Apabila areal KSA dikeluarkan maka luas areal KPHP Model
menjadi 112.634 ha.
2. Aksesibilitas Kawasan
Lokasi KPHP Model Dampelas Tinombo terletak di tujuh wilayah
kecamatan, yakni Kecamatan Balaesang, Damsol, Sojol dan Sojol Utara
Kabupaten Donggala dan Kecamatan Tinombo/Sidoan, Tinombo Selatan.
Ketujuh kecamatan tersebut memiliki aksesibilitas wilayah yang cukup
memadai berupa jalan aspal dan jalan sirtu. Dengan demikian keterjangkauan
wilayah KPHP model ini cukup mudah dijangkau hingga pada batas-batas
luar kawasan hutan. Namun aksesibilitas dari batas-batas luar menuju lokasi
di dalam kawasan hutan KPHP akan mengalami kesulitan, karena jaringan
jalan yang pernah ada di wilayah eks. Jalan HPH, seperti di wilayah eks. HPH
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-2
PT. Sinar Kaili dan wilayah eks. HPH PT. Raslim Trading Co., saat ini
umumnya telah rusak dan tidak layak dilalui kendaraan bermotor.
Tidak berfungsinya jalan-jalan eks. HPH, bukanlah jaminan bahwa
kawasan hutan di wilayah KPH ini aman dari berbagai okupasi dan
perambahan. Dari hasil analisis peta penyebaran potensi kawasan dan
aksesibilitas wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo, diketahui beberapa
titik lokasi dengan tingkat aksesibiblitas tinggi, sedang, dan rendah. Untuk
jelasnya disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Tingkat Aksesibilitas Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
No. Lokasi Akses (Kecamatan/Desa/
Dusun/Kampung) Fungsi Hutan
Jenis Kegiatan Tingkat Akses
1 2 3 4 5
KABUPATEN DONGGALA
1 Kecamatan Balaesang
Siweli, Malawa, Lemo, Sibualong, Sipure, Sibayu (Pinayor)
HL Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
2 Kecamatan Damsol
Kambayang HP, HL Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Talaga HL Pertanian lahan kering Tinggi
Karyamukti HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Muktiagung HP Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Sioyong, Panii HPT Merotan Rendah-Sedang
Ponggerang, Malonas, Rerang (Tintina)
HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Lembahmukti (Balinggi) HPT Pertanian lahan kering dan lahan sawah
Sedang-Tinggi
3 Kecamatan Sojol
Pangalaseang (Ou) HPT Pertanian lahan kering Rendah-Sedang
Tonggolobibi, Babatona, Siboang, Bantayang
HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Silempu (Salodide), Balukan (Ponju)
HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Losung, Balani, Sampaga, Dalaong.
HPT Pertanian lahan kering Rendah-Sedang
4 Kecamatan Sojol Utara
Pesik, Mapaga, Lenju HPT Pertanian lahan kering Sedang
Ogoamas (Bingkoli) HPT Pertanian lahan kering, Permukiman
Sedang-Tinggi
Tandaiyo HPT Pertanian lahan kering Sedang
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
5 Kecamatan Tinombo Selatan
Tada, Silutung HL, HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
khatulistiwa, Siney HL Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Maninili, Ogombangi HL Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Singenti (Sigaega) HPT, HP Pertanian lahan kering, Merotan dan Hasil Hutan Kayu Alam
Sedang-Tinggi
Sidoan, Ogobagis, Punsalea, Sidoan Barat (Sija)
HPT, HP Pertanian lahan kering, Merotan dan Hasil Hutan Kayu Alam, Permukiman (KAT)
Rendah-Tinggi
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-3
No. Lokasi Akses (Kecamatan/Desa/
Dusun/Kampung) Fungsi Hutan
Jenis Kegiatan Tingkat Akses
1 2 3 4 5
Bondoyong, Ogolemo, Bolong HPT Pertanian lahan kering Sedang-Tinggi
Bainaa, Ambason, Bainaa Barat, Silangsa, Dongkas
HL, HPT, HP
Pertanian lahan kering, Merotan, Getah damar dan Permukiman (KAT)
Sedang-Tinggi
Sumber: Hasil Survei BPKH Wilayah XVI Palu Tahun 2011-2012.
3. Batas-batas KPH
KPHP Model Dampelas Tinombo, memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
� Sebelah utara: berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain (APL)
Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala.
� Sebelah timur: berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain (APL)
Kecamatan Tinombo/Sidoan dan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi
Moutong.
� Sebelah selatan: berbatasan dengan KPHP Unit V Kecamatan Balaesang
Kabupaten Donggala.
� Sebelah barat: berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain (APL)
Kecamatan Balaesang dan Damsol Kabupaten Donggala.
4. Sejarah Wilayah KPH
KPHP Model Dampelas Tinombo yang terletak di wilayah Kabupaten
Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah pada
awal terbentuknya adalah KPH Unit V dengan luas 103.208,66 ha.
Selanjutnya diterbitkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 792/Menhut-
II/2009 tanggal 7 Desember 2009 seluas 100.912 Ha, kemudian terbit Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.79/MENHUT-II/2010 tanggal 10
Februari 2010 Tentang Penetapan Wilayah Pengelolaan KPHL dan KPHP
Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga KPHP Model ini berubah menjadi KPHP
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-4
Unit IV, dengan luas 112.664 ha. Penambahan luas wilayah KPHP terletak di
kawasan HPT Kecamatan Sojol dan Sojol Utara.
Pada awalnya, pembentukan Unit KPH Model Dampelas Tinombo
mengacu pada Surat Keputusan Menteri Nomor 230/Kpts-II/2003 dan SK. Ka.
BAPLAN Kehutanan Nomor SK.14/VII-PW/2004 tentang pelaksanaan
pembentukan KPHP, serta Pasal 29 dan Pasal 30 PP No. 44 Tahun 2004,
telah diperoleh hasil hingga akhir tahun 2008 dalam rangka pembentukan
KPH.
Pada Tahun 2009, Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah telah
menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 05 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas dan Badan di Lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah), termasuk didalamnya tentang
Institusi Pengelola Unit Pelaksana Teknis (UPT KPH) Dampelas-Tinombo
dengan struktur organisasi yang terdiri atas: Kepala KPH dan dibantu 2 (dua)
Kepala seksi (Perencanaan dan Operasional) serta 1 (satu) orang kepala sub
bagian tata usaha.
Penetapan Peraturan Gubernur tersebut mengacu pada PP Nomor 6
tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tengah dalam mendukung percepatan pembangunan unit KPH
sangat positip. Walaupun demikian, mengingat adanya perubahan PP Nomor
3 tahun 2008 yang merubah PP Nomor 6 tahun 2007 maka diperlukan
adanya penyesuaian-penyesuaian secara bertahap sesuai PP Nomor 3
Tahun 2008 di masa mendatang.
Sejalan dengan kebutuhan perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah maka diterbitkan Peraturan Daerah No. 9
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-5
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah No. 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yang didalamnnya antara lain mengatur
struktur oraganisasi kehutanan tingkat daerah.
Dalam rangka menindaklanjuti Perda No. 9 Tahun 20012, Gubernur
Sulawesi Tengah menerbitkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah No. 45
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah
No. 05 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah yang didalamnya antaralain mengatur struktur organisasi UPT pada
Dinas Kehutanan Daerah. Dalam Pergub diatas Struktur Organisasi UPT KPH
ditambah dengan Kelompok Jabatan Fungsional dan Resort KPH
5. Pembagian Blok Wilayah KPH
Sehubungan dengan adanya perkembangan pemanfaatan kawasan
hutan di wilayah KPHP model Dampelas Tinombo, seperti hadirnya usulan
IUPHHK-HTI PT. Calton Agro, Pembangunan Hutan Tanaman (HHBK-HT
Karet di Balinggi dan Karya Mukti, HHBK-HTUL di Bingkoli, dan HKm
(Agroforestri) di Tonggolobibi, serta kegiatan RHL di Siweli, Sibualong, Sibayu
dan Kambayang hingga pertengahan tahun 2012 termasuk hasil survei
potensi biogeofisik dan sosekbud tahun 2011-2012 maka dilakukan
rasionalisasi blok pengelolaan dengan tetap memperhatikan blok-blok kelola
yang ada pada rancang bangun KPH sebelumnya. Adapun rencana
pembagian blok-blok pengelolaan KPH sesuai dengan Juknis Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan KPHL dan KPHP Peraturan Dirjen
Planologi Kehutanan Nomor P.5/VII-WP3H/2012 meliputi:
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-6
1) Kawasan Hutan Lindung
Pada kawasan hutan lindung (HL), dikelompokkan kedalam dua
blok yaitu Blok Inti dan Blok Pemanfaatan. Blok inti pada kawasan HL
ditetapkan dengan pertimbangan (sulit dijangkau atau akses rendah,
penting bagi perlindungan tata air, perlindungan satwa dan plasma
nutfah). Blok pemanfaatan pada kawasan HL ditetapkan dengan
pertimbangan (memiliki potensi hasil hutan non kayu (rotan, getah,
buah/biji), telah lama dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai
kehidupan (berupa pertanian lahan kering/kebun)). Atas dasar
pertimbangan itu maka pada Blok pemanfaatan di kawasan HL dibagi
kedalam petak-petak pemanfaatan sbb.: (a) untuk kawasan HL yang telah
lama dimanfaatkan masyarakat setempat dalam bentuk budidaya tanaman
pertanian diarahkan menjadi blok/petak hasil hutan bukan kayu untuk
hutan tanaman (HHBK-HT); (b) untuk kawasan HL yang cocok
dikembangkan usaha jasa lingkungan dan telah lama dimanfaatkan
masyarakat setempat dalam bentuk budidaya tanaman pertanian/
hortikultura diarahkan menjadi blok/petak HHBK untuk hutan tanaman dan
wisata alam (HHBK-HT-WA); dan (c) untuk kawasan HL yang telah lama
dimanfaatkan masyarakat dalam pengumpulan rotan, getah damar,
buah/biji dan masih berupa hutan alam diarahkan pemanfataannya
menjadi blok/petak pemanfaatan hasil hutan bukan kayu untuk hutan alam
(HHBK-HA).
2) Kawasan Hutan Produksi
Pada kawasan hutan produksi dengan fungsi berupa hutan
produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi tetap (HP), dikelompokkan
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-7
kedalam tiga blok yaitu blok perlindungan (PL), blok pemanfaatan (PM),
dan blok pemberdayaan masyarakat (PBM).
Blok Perlindungan (PL) pada kawasan hutan produksi diarahkan
untuk perlindungan tata air (PL-TA) dan area konservasi ebony (AKE).
Blok/Petak perlindungan tata air diarahkan pada lokasi-lokasi daerah hulu
DAS dengan kondisi kelas lereng >45%, jenis-jenis tanah peka erosi
dengan kelerengan >25%, 100 m kanan-kiri sungai-sungai besar dan 50 m
kanan-kiri sungai-sungai kecil, dan airnya menjadi sumber air utama bagi
daerah irigasi pertanian/kebutuhan masyarakat di kawasan bawahannya.
Selain perlindungan tata air, pada blok perlindungan diarahkan pula untuk
perlindungan habitat alami kayu eboni sebagai jenis vegetasi endemik dan
semakin langka. Blok perlindungan diarahkan pula untuk tempat
perlindungan satwa dan sebagai sumber plasma nutfah.
Blok pemanfaatan (PM) pada kawasan hutan produksi diarahkan
pada pemanfaatan hasil hutan kayu untuk hutan tanaman (HHK-HT),
hutan tanaman industri (HTI), dan pemanfaatan hasil hutan kayu untuk
hutan alam dengan cara restorasi ekosistem (HHK-RE). Sasaran lokasi
blok/petak HHK-HT adalah hutan lahan kering sekunder (Hs) dengan
kondisi hutan rusak (potensi tegakan hutan niagawi rendah) dan pada
lahan-lahan tidak berhutan (dominan semak belukar dan tanah-tanah
terbuka). HHK-HT diarahkan pula pada lokasi-lokasi yang telah ada ijin
pemanfaatan hasil hutan untuk hutan tanaman, seperti HTI, HTUL, dsb.
Selanjutanya sasaran lokasi blok/petak pemanfaatan hasil hutan
kayu pada hutan alam dengan cara restorasi ekosistem (HHK-RE) adalah
lahan-lahan hutan alam eks. Lokasi HPH dengan kondisi tegakan hutan
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-8
yang terlebih dahulu perlu dilakukan pembinaan tegakan sebelum
dilakukan penebangan, seperti hutan lahan kering sekunder (Hs). Selain
itu HHK-RE diarahkan pula pada lokasi-lokasi hutan dalam kelas hutan
lahan kering primer (Hp). Walaupun kelasnya hutan primer, namun tidak
dibolehkan dilakukan penebangan kayu secara langsung dan perlu dibina
kawasannya terlebih dahulu (termasuk bina sosial bagi masyarakat di
sekitarnya). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya konflik sosial.
Blok pemberdayaan masyarakat (PBM) diarahkan pada hutan
kawasan hutan produksi, khususnya lahan-lahan telah lama digunakan/
dimanfaatkan masyarakat dalam mengembangkan usahatani lahan kering
dan lahan basah termasuk area permukiman. Blok-blok PBM dibagi
kedalam petak-petak pengelolaan seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm),
Hutan Desa (HD), dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
Petak-petak kelola untuk HKm diarahkan pada lokasi-lokasi KPH
dengan tutupan/penggunaan lahan berupa pertanian lahan kering (Pt),
dan pertanian lahan kering bercampur semak (Pc), pertanian sawah (Sw),
seperti kakao, cengkeh, dll. Petak-petak kelola untuk hutan desa (HD)
diarahkan pada lokasi-lokasi KPH dengan kondisi tutupan lahan berupa
areal tidak berhutan, semak belukar, dan hutan potensi kayu rendah.
Petak-petak hutan tanaman rakyat (HTR) diarahkan pada lahan-lahan
dengan kondisi penutupan lahan berupa hutan dengan hasil hutan kayu
rendah, semak belukar dan tanah-tanah terbuka, serta di sekitar kawasan
tersebut terdapat potensi sumberdaya manusia (SDM) yang selama ini
menggantungkan hidupnya dari hasil hutan kayu.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-9
Khusus untuk area permukiman bagi penduduk dusun Bingkoli
Desa Ogoamas (Kecamatan Sojol Utara), dan area permukiman bagi
penduduk Komunitas Adat Terpencil (KAT) Lauje di Kecamatan Tinombo,
seperti di Sija dan Punsalea di Desa Sidoan Barat, dan Silangsa di Desa
Bainaa Barat tidak dimasukkan dalam blok khusus melainkan dimasukkan
dalam blok/peta HKm. Adapun pertimbangannya, karena umumnya lokasi
permukiman menyatu dengan lokasi lahan usahataninya. Selanjutnya
untuk KAT Lauje umumnya lokasi-lokasi rumahnya menyebar dalam
kawasan dengan jarak yang saling berjauhan sehingga sulit dan kurang
efisien untuk dilakukan pembatasan blok/petak kelola.
Dalam wilayah KPHP model Dampelas Tinombo dilakukan pula
pembuatan zona penyangga (buffer zone/BZ) selebar 500 m dari batas
luar kawasan HL dan Hutan Konservasi, seperti Cagar Alam Gunung Sojol
dan Hutan Lindung DAS Tada. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya penyerobotan areal kawasan lindung (KWL) dalam rangka
pemanfaatan kawasan seperti HHK-HT/HTI, HHK-RE, HTR, HD, dan
HKm.
Dalam rangka pemberdayaan lembaga KPHP model Dampelas
Tinombo, pada perencanaan ini dialokasikan lahan-lahan kawasan
tertentu untuk dikelola sendiri KPH dalam bentuk ”wilayah tertentu”.
Wilayah tertentu bagi KPHP model diarahkan pada lokasi-lokasi
blok/petak dalam wilayah KPH dengan potensi sumber konflik tinggi dan
rawan bencana, area sasaran rehabilitasi hutan (RH), blok-blok inti di
hutan lindung, blok-blok perlidungan di hutan produksi, dan blok-blok
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-10
pemanfaatan di hutan lindung, dan daerah penyangga (buffer zone).
Lokasi-lokasi blok/petak dimaksud meliputi:
1. Blok perlindungan tata air dan area konservasi eboni (PL-TA & AKE) di
wilayah hulu DAS Taipa (Habitat alami kayu eboni), blok/petak PL-TA
RH desa Maninili (Ogombangi), blok/petak PL-TA desa Sigenti
(Sigega), blok/petak petak PL-TA di Ogobagis, blok/petak PL-TA desa
Bainaa Barat, blok/petak PL-TA desa Tandaiyo dan Ogoamas
(Bingkoli), PL-TA desa Sioyong dan Muktiagung. Selain itu, blok/petak
hutan pantai dan rehabilitasi mangrove (PL-HP, RM) di desa Sampaga
(Bau) – Pesik, dan RM dusun Siraru desa Pangalaseang diarahkan
pula menjadi wilayah tertentu KPH.
2. Blok inti hutan lindung di DAS Taipa, DAS Dampelas, DAS Malawa,
DAS Taipa, DAS Bainaa dan DAS Dongkas.
3. Blok pemberdayaan masyarakat (PBM) di lokasi sasaran RH Dusun
Bingkoli Desa Ogoamas (petak RH HHK-HTUL), petak RH HHBK-HT
karet dusun Balinggi Desa Lembahmukti, petak RH Hkm (Agf) di Desa
Tonggolobibi, petak RH HKm di Desa Rerang, petak RH HKm di Desa
Balukan (Ponju), petak RH HHBK-HT di HL (desa Siweli, Siboalong,
Sibayu, dan Kambayang), petak RH-HKm di desa Silutung, petak RH-
Hkm di Desa Malanggo, petak RH-HD di desa Dongkalang, petak RH-
HKm di desa Sipaya-Bondoyong, petak RH-HKm di desa Bainaa Barat,
petak RH-HKm di desa Dongkas.
4. Blok/petak pemanfaatan HHK-RE di Desa Balukan (Ponju), Losung,
Balani, Sampaga, Pesik, dan Ogoamas 2 (Bingkoli). Blok/petak
pemanfaatan HHK-HT (eks. HTI PT. Tondo Murni) di desa Malonas.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-11
5. Blok pemanfaatan HHBK-HA di wilayah hulu DAS Tada, dan HHBK-HT
di desa Siweli, Siboalong, dan Sibayu.
B. Potensi Wilayah KPH
1. Iklim
Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo dipengaruhi oleh dua musim
yang tetap yakni musim Barat dan musim Timur dengan iklim tropis. Dari hasil
analisis Peta Curah Hujan RTkRHL BPDAS Palu Poso Tahun 2009, curah
hujan rata-rata tahunan di wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo berkisar
1.600 – 2.400 mm/tahun.
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Pengamat Cuaca di Desa
Olaya Kecamatan Parigi tahun 2002 sampai dengan Tahun 2006 diketahui
bahwa rata-rata suhu udara maksimum adalah 30.40°C sedangkan rata-rata
suhu udara minimum adalah 23.40°C. Kelembaban udara rata-rata adalah
87,53%, tertinggi terjadi pada bulan Oktober yang mencapai 98%, sedangkan
kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juli yang mencapai 67%.
2. Tanah/Kesuburan
Uraian tanah pada bagian ini dijelaskan dalam arti luas yang
mencakup jenis tanah, geologi, geomorfologi, topografi, kesuburan tanah dan
lain-lain.
a. Jenis Tanah
Berdasarkan data FAO/UNESCO/Soil Survey Staff (1968), penyebaran
jenis di wilayah KPHP model Dampelas Tinombo Provinsi Sulawesi Tengah
jenis tanah yang ada berdasarkan sistem soil taksonomi (Soil Survei Staff
USDA, 1999), ditemukan dua order utama tanah diantaranya Entisols
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-12
(Hydraquents), dan Inceptisols (Endoaquepts, Haplusteps). Ordo Entisols
menempati wilayah dataran/lembah dengan variasi sifat-sifat kimia tanah
yang cukup beragam, sedangkan Inceptisols penyebarannya cukup luas
dengan variasi sifat-sifat tanah yang relatif kecil. Ordo Entisols dengan great
group Hydroquents umumnya berbahan induk aluvium dataran pasang surut,
dengan relief datar. Demikian juga Ordo Inceptisols dengan great group
Endoaqueps, bahan induknya aluvium, dataran aluvial, dengan relief datar.
Selanjutnya berdasarkan klasifikasi tanah LPT Bogor, jenis tanah yang
terdapat di wilayah DAS KPHP model Dampelas Tinombo Provinsi Sulawesi
Tengah didominasi jenis podsolik merah kuning dan latosol. Jenis tanah
lainnya adalah litosol, dan alluvial.
b. Jenis Geologi
Stratigrafi batuan yang menyusun daearah Kabupaten Parigi Motong
sangat bervariasi mulai dari batuan beku, sedimen, dan batuan metamorfosis.
Formasi batuan yang terdapat di wilayah KPHP model Dampelas
Tinombo, satuan batuan yang menyusun geologi kawasan wilayah ini
didominasi didominasi oleh dua formasi batuan, yaitu formasi tinombo
ahlburg, dan kompleks metamorphosis.
Jenis batuan dari formasi tinombo ahlburg dapat dijumpai di wilayah
pegunungan Tinombo, Tinombo Selatan, Sojol, Damsol dan Balaesang.
Jenis aluvium umumnya dijumpai menyebar di sepanjang sempadan sungai-
sungai besar dan kecil pada lahan-lahan datar dan lembah-lambah sempit.
Untuk jenis komplek metamorfosis dan kompleks batuan metamorfosis dapat
dijumpai di wilayah perbukitan hingga pegunungan dalam wilayah KPHP
model.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-13
c. Geomorfologi
Secara fisiografis, wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo terbagi
atas tiga satuan morfologi yaitu perbukitan dan pegunungan. Di bagian
selatan, bentuk morfologi dari timur ke barat berkembangan dari perbukitan
hingga pegunungan, sedangkan di bagian utara perkembangan morfologi dari
arah selatan ke utara merupakan perbukitan hingga pegunungan.
Daerah morfologi perbukitan tersusun atas komplek metamorfosis
yang diterobos oleh batuan granit. Sedangkan daerah morfologi pegunungan
juga tersusun atas komplek metamorfosis dan terobosan batuan granit.
d. Topografi dan Lereng
Topografi di wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo didominasi
pegunungan dan perbukitan. Adapun topografi dataran, berombak dan
bergelombang hanya dijumpai pada wilayah-wilayah sempit diantara
perbukitan dan pegunungan.
Wilayah KPHP model Dampelas Tinombo merupakan daerah berbukit
dan bergunung terutama pada bagian tengah yang memanjang dari utara ke
selatan. Sedangkan daerah dataran rendah ditemukan pada bagian timur dan
barat yang berbatasan dengan kawasan permukiman dan pertanian di APL.
Ketinggian wilayah berkisar antara 190 m – 1.500 m di atas permukaan laut.
Tempat-tempat tertinggi di wilayah KPH ini dengan ketinggian >1.000 m dpl.
berada di pegunungan Ogoamas, Losung, Simomo dan Tangkelai.
Sedangkan tempat-tempat terendah terdapat di kawasan HL Tg. Dampelas
dan kawasan HPT di wilayah desa Malonas.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-14
Karena sebagian besar wilayah ini merupakan pegunungan maka
kemiringan lahan di wilayah KPHP model sangat beragam, secara rinci
disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Kelas Lereng di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo
No. Kelas Lereng Luas (Ha)
Persentase (%)
1 2 3 4
1 Datar (0-
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-15
adalah Kayu Hitam/Ebony (Diospyros celebica Bakh.), Maraula (Diospyros
macrophylla), Agatis/Damar (Agathis spp.), Meranti (Shorea spp.), Palapi
(Herriteria sp.), Nyatoh (Palaqium spp.), Rau (Dracontamelon mangiferum),
Bintangur (Calophyllum soulatri), Matoa (Pometia pinnata), Rau
(Dracontamelon mangiferum), Mangga hutan (Mangifera foetida), Binuang
(Octomeles sumatrana), dll. Selanjutnya dari jenis flora berupa jenis non-
kayu adalah Rotan (Calamus spp.), Bambu (Bambusa spp.), Aren (Arenga
pinnata) dan jenis palma lainnya. Dari jenis flora tersebut beberapa jenis
yang dikategorikan sebagai jenis tanaman multiguna seperti Agatis (penghasil
kayu dan getah damar), Durian (penghasil kayu dan buah), Aren (penghasil
nira, ijuk, pati, lidi, buah), dsb.
Dari hasil survei tim BPKH Wilayah XVI Palu tahun 2012 di
kelompokkan sbb.:
Kelompok Hutan DAS Tada:
Di kelompok Hutan Lindung DAS Tada Desa Maninili dilaporkan
sebanyak terdapat 47 jenis tumbuhan berkayu dengan potensi hutan alam
sbb.: Tetumbuhan berkayu untuk tingkat semai sebanyak 27.070 – 59.315
btg/ha, tingkat pancang sebanyak 2.090 – 2.787 btg/ha, tingkat tiang
sebanyak 374 – 565 btg/ha, dan tingkat pohon sebanyak 147 – 219 btg/ha.
Selanjutnya tingkat volume tegakan dari seluruh jenis sbb.: Untuk tingkat
tiang 15,22 – 22,86 m3/ha dan pohon 311,53 - 500,44 m3/ha. Jenis
tetumbuhan berkayu yang dominan ditemukan yakni jenis meranti, dara-dara,
kayu batu, mangga hutan, jambu-jambu dan tea. Selanjutnya hasil hutan
bukan kayu yang terdapat di kawasan HL ini adalah pakis dan rotan.
Keberadaan rotan cukup melimpah.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-16
Adapun jenis-jenis tumbuhan berkayu dan bukan kayu yang dijumpai
pada plot-plot ukur (nomor 34-35-36) di kelompok HL wilayah DAS Tada
disajikan pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung DAS Tada Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
1 Andolia Cananga odorata Hook.F&Thomson Sedikit
2 Bayur Pterospermum celebicum
3 Beringin Ficus benyamina
4 Bintangur Calophyllum soulattri Burm
5 Dara-dara Horsfieldia costulata Dominan
6 Jambu-jambu Syzygium sp
7 Kayu Batu Maranthes corymbosa Dominan
8 Kayu Batu Putih Planchonella nitida
9 kayu Bawang Sorodocarpus bornensis
10 Kedondong Hutan Spondias sp
11 Kelor Hutan Moringa sp
12 Kopi Hutan Coffea sp
13 Kume Palaquium obtusefolium
14 Langsat hutan Lansium sp
15 Lauderan Myristica fatua
16 Pali Lithocarpus havilandii (Staf) Bernett
17 Mananta Alangium griffithii
18 Mangga Hutan Mangifera foetida L. Dominan
19 Manggis Hutan Garcinia sp
20 Marawola Diospyros macrophylla
21 Meranti Shorea spp Dominan
22 Nantu Endiandra sp.
23 Pakanangi
24 Palado Alstonia scholaris
25 Palapi Heritiera litoralis Dryand Sedikit
26 Palili Quecus sp
27 Pandaya
28 Pangkang
29 Pasui Polycies nodosa
30 Rau Dracontamelon mangiferum Sedikit
31 Siipus
32 Toang Anthocephalus spp
33 Tompeng
34 Unga-unga Metrosideros petiolata K & V
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-17
Lanjutan Tabel 2.3.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
35 Tea Artocarpus elasticus Sedikit
36 Belimbing Hutan Averrhoa bilimbi 37 Cempaka Michelia campaka
38 Kaili Dracontamelon dao
39 Kalaka Planconella moluccana
40 Moronpinanga Pentace triptera 41 Maralonja 42 Tapi-tapi Santiria laviegata 43 Tirontasi Alianthus integrifolia 44 Aleset
Sedikit
45 Bintale Polyaltia sp
46 Asam Hutan Tamarindus sp
47 Matoa Pometia pinnata Sedikit
Kelompok Hutan DAS Sidoan:
Di kelompok Hutan Lindung dan Hutan Produksi DAS Sidoan Desa
Ogobagis dilaporkan sebanyak terdapat 38 jenis tumbuhan berkayu dengan
potensi hutan alam sbb.: Tetumbuhan berkayu untuk tingkat semai sebanyak
33.439 btg/ha, tingkat pancang sebanyak 4.727 btg/ha, tingkat tiang
sebanyak 740 btg/ha, dan tingkat pohon sebanyak 78 btg/ha. Selanjutnya
tingkat volume tegakan dari seluruh jenis untuk tingkat pohon 123,82 m3/ha.
Jenis tetumbuhan berkayu yang dominan ditemukan yakni jenis bayur, silo
dan mangga hutan.
Dilaporkan bahwa di kawasan Hutan Lindung telah dirambah
masyarakat dan dibuka hutan untuk diolah menjadi kebun.
Adapun jenis-jenis tumbuhan berkayu dan bukan kayu yang dijumpai
pada plot-plot ukur (nomor 13-14-15) di kelompok HL dan HPT/HP wilayah
DAS Sidoan disajikan pada Tabel 2.4 berikut.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-18
Tabel 2.4. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi DAS Sidoan Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
1 Andolia Cananga odorata Hook.F&Thomson
2 Bayur Pterospermum celebicum Dominan
3 Silo
Dominan
4 Palapi Heritiera litoralis Dryand Dominan
5 Dara dara Horsfieldia costulata
6 Siuri Koorsidendron pinnatum
7 Nantu Endiandra sp.
8 Maraula Diospyros macrophylla
9 Kaili Dracontamelon dao
10 Maraula putih Diospyros spp.
11 Tea Artocarpus elasticus
12 Pangi Pagium edule
13 Kedondong hutan Spondias sp
14 Maralonja
15 Tampurung
16 Papaya Euodia sp.
17 Besul
18 Boal Merystica spp.
19 Tombong
20 Morong koloe
21 Mousilang
22 Enei/erei
23 Kelor Moringa sp
24 Poegan
25 Lentas
26 Eboni Diopypiros celebica Bakh.
27 Mangga hutan Mangiefera foetida Dominan
28 Aayas
29 Gorango
30 Batu Planconella nitida
31 Ra Knema tomentella
32 Kayu pinang Pentace triptera
33 Lalit
34 Toang Anthocephalus spp
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-19
Lanjutan Tabel 2.4.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
35 Denjia Plachonella nitida
36 Jambu Eugenia spp
37 Marambaulu Celtis philipinencis
38 Bengkele Duabanga moluccana
Kelompok Hutan DAS Bainaa:
Di kelompok Hutan Lindung DAS Tada Desa Bainaa Barat dilaporkan
sebanyak terdapat 116 jenis tumbuhan berkayu dengan potensi hutan alam
sbb.: Tetumbuhan berkayu untuk tingkat semai sebanyak 9.952 – 13.535
btg/ha, tingkat pancang sebanyak 1.791 – 3.185 btg/ha, tingkat tiang
sebanyak 470 – 549 btg/ha, dan tingkat pohon sebanyak 322 – 454 btg/ha.
Selanjutnya tingkat volume tegakan dari seluruh jenis untuk tingkat pohon
121,11 - 466,98 m3/ha. Jenis tetumbuhan berkayu yang dominan ditemukan
yakni jenis labani, dara-dara, kume, nantu, silo, dan boal. Selanjutnya hasil
hutan bukan kayu (niagawi) terdapat di kawasan hutan DAS Baina (HL dan
HPT) ini adalah jenis rotan seperti rotan batang, rotan tohiti, dan rotan
lambang.
Adapun jenis-jenis tumbuhan berkayu dan bukan kayu yang dijumpai
pada plot-plot ukur (nomor 4-5-6) di kelompok HL dan HPT/HP wilayah DAS
Bainaa disajikan pada Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan
Lindung dan Hutan Produksi DAS Bainaa Wilayah KPHP Model
Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi
Moutong
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
1 Bayur Pterospermum celebicum
2 Silo
Dominan
3 Sumalipan
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-20
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
4 Nantu Endiandra sp. Dominan
5 Lolongisi
6 Pampanang Sterculia sp.
7 Ketapang hutan Terminalis catappa
8 Alom
9 Tololeo
10 Hual
11 Siiput
12 Siuri Koorsidenron pinnatum
13 Besul
14 Molontulingan Maranthes sp.
15 Langsat hutan Lansium sp.
16 Tombong
17 Amamayang Pisonia umbellifera
18 Dara-dara Horsfieldia costulata Dominan
19 Ala'
20 Palitungon
21 Amara Diospyros ebenum
22 Kedondong hutan Spondias sp
23 Rau Dracontamelon mangiferum
24 Sigayagas
25 Malapoga Toona cyliata
26 Liumbu
27 Boal/buol Merystica spp. Dominan
28 Adingan
29 Maraola Disopyros macrophylla
30 Kume Palaqium obtusifolium Burck Dominan
31 Palapi Heritiera litoralis Dryand
32 Nyato Palaquium obovatum Griff (Engl)
33 Lalit
34 Binuang Octomeles sumatrana
35 Toa Anthocepalus sp.
36 Lentah/lentas
37 Maralonja
38 Maitong Diospyros celebica Bakh.
39 Kalampayan Sterculia spp.
40 Labani Gomphia serrata Dominan
41 Enei
42 Ampalas
43 Matoa Pometia pinnata
44 Paleles
45 Bolalit/bololi
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-21
Lanjutan Tabel 2.5.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
46 Tea Artocarpus elasticus
47 Lengaru Alstonia scholaris
48 Pangi Pangium edule
49 Mangga hutan Mangifera foetida
50 Rotan batang Calamus zollingerii(A)
51 Batu Planconella nitida
52 Bolangita
53 Cempaka Michelia campaka
54 Rotan lambing Calamus sp.
55 Sumbawa Canarium hirsutum
56 Molontulingan
57 Jabon merah Anthocephalus macrophylla
58 Lesian Castanopsis buruana
59 Eboni Diospyros celebica Bakh.
60 Kemiri Aleuretes moluccana
61 Agaitolu
62 Ompu
63 Hulele
64 Angas Gluta rengas
65 Anjalatong
66 Abato
67 Olosom
68 Lolongisi
69 Top
70 Talis
71 Nangka hutan Arthocarpus sp.
72 Sabo Metrosidores petiolata
73 Aga Ficus variegate
74 Gasang Hariteria javanica
75 Ambaita
76 Jabon putih Anthocphalus chinensis
77 Bunga-bunga Lumnitzera littorea
78 Kenari Canarium vulgare
79 Bano Sterculia macrophylla
80 Tilangon
81 Sirorut
82 Sapponi
83 Jongin Dellinia serrata
84 Hulek
85 Eili
86 Lea Neuburgia celebica
87 Simpoyo Stemonurus celebicus
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-22
Lanjutan Tabel 2.5.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
88 Palili Quecus sp
89 Tompo
90 Ayubengkel
91 Toang
92 Rotan towiti Calamus inops
93 Samai Erythroxylum ecarinatum
94 Sale Castnopsis buruana
95 Keili
96 Tomtomini
97 Bolango
98 Tompeng
99 Lotu Duabanga moluccana
100 Bulele
101 Kalaka Planconella moluccana
102 Tompolina
103 Pakanangi
104 Kayu telur Alstonia shcolaris
105 Bensia
106 Pandaya
107 Walong Diospyros pilosanthera
108 Kenari tikus Canarium hirsutum
109 Mangilad Manglietia glauca
110 Bintonung
111 Lombonu Neonauclea celebica (Havil.) Merr.(A)
112 Boyaba
113 Sambaying
114 Kapo' hutan
115 Ense
116 Indang
Kelompok Hutan DAS Siraurang:
Di kelompok Hutan Lindung DAS Siraurang Desa Rerang dilaporkan
sebanyak terdapat 47 jenis tumbuhan berkayu dengan potensi hutan alam
sbb.: Tetumbuhan berkayu untuk tingkat tiang sebanyak 223 – 430 btg/ha,
dan tingkat pohon sebanyak 65 – 145 btg/ha. Selanjutnya tingkat volume
tegakan dari seluruh jenis untuk tingkat pohon 58,93 - 131,31 m3/ha. Jenis
tetumbuhan berkayu yang dominan ditemukan yakni jenis kayu batu, dara-
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-23
dara, palapi dan nantu. Selanjutnya hasil hutan bukan kayu (niagawi)
terdapat di kawasan hutan DAS Siraurang (HPT) ini adalah jenis damar
(Agathis sp.).
Adapun jenis-jenis tumbuhan berkayu dan bukan kayu yang dijumpai
pada plot-plot ukur (nomor 10-11-12) di kelompok HPT wilayah DAS
Siraurang disajikan pada Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Produksi DAS Siraurang Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
1 Cempaka Michelia campaka
2 Kayu batu Maranthes corymbosa Dominan
3 Palili Quecus sp.
4 Palapi Heritiera litoralis Dryand Dominan
5 Kayu asam
6 Dara-dara Horsfieldia costulata Dominan
7 Tapi-tapi Haplolobus celebicus
8 Kume Palaqium obtusifolium Burck
9 Nantu Endiandra sp. Dominan
10 Sengon Paraserianthes falcataria
11 Lingkobu
12 Nyatoh Palaqium obovatum
13 Ketapang Terminalia catappa
14 Malapoga Toona cyliata
15 Binuang Octomeles sumatrana
16 Cenna Podocarpus spp.
17 Wajo
18 Settung Garcinia sp.
19 Tirontasi Alianthus integrifolia
20 Jambu-jambu Eugenis sp.
21 Tombong
22 Bali durian Durio sp.
23 Uru kama Magnolia sp.
24 Kayu inggris Eucalytus deglupta Blume
25 Kayu pulut Madhuca burckiana
26 Marambaulu
27 Maralonja
28 Bayur Pterospermum celebicum
29 Marsawa Anisoptera sp.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-24
Lanjutan Tabel 2.6.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
30 Kayu renggong
31 Meranti Shorea spp.
32 Damar Agathis celebica (A)
33 Rambutan hutan Nephelium sp.
34 Bintangur Calophyllum sp.
35 Pokabo
36 Cilago
37 Ganjing-ganjing
38 Awai Prunus arborea
39 Longrong
40 Bawang-Bawang
41 Langsat Hutan Lancium sp.
42 Rau Dracontameon mangiferum
43 Silo
44 Ronja
45 Beringin Ficus benyamina
46 Maraula Diospyros macrophylla
47 Lotu Duabanga moluccana
Kelompok Hutan DAS Silonduya:
Di kelompok Hutan Lindung DAS Silonduya Desa Panii dilaporkan
sebanyak terdapat 65 jenis tumbuhan berkayu dengan potensi hutan alam
sbb.: Tetumbuhan berkayu untuk tingkat tiang sebanyak 422 – 613 btg/ha,
dan tingkat pohon sebanyak 113 – 157 btg/ha. Selanjutnya tingkat volume
tegakan dari seluruh jenis untuk tingkat pohon 136,54 - 177,45 m3/ha. Jenis
tetumbuhan berkayu yang dominan ditemukan yakni jenis kayu batu,
sengkilat, tapi-tapi, palapi dan bunga tanah.
Adapun jenis-jenis tumbuhan berkayu dan bukan kayu yang dijumpai
pada plot-plot ukur (nomor 25-26-27) di kelompok hutan wilayah DAS
Silonduya disajikan pada Tabel 2.7 berikut.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-25
Tabel 2.7. Jenis-jenis Hasil Hutan Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Produksi DAS Silonduya Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
1 Ampana
2 Amara Diospyros ebenum
3 Andolia Cananga odorata
4 Bintangor Calophyllum sp.
5 Beringin Fucs benyamina
6 Binuang Octomeles sumatrana
7 Bunga tanah Spathoglotis plicata Dominan
8 Batua Calophyllum soulatrii
9 Cempaka Michelia campaka
10 Cempedak Arthocapus champeden
11 Dara-dara Horsfieldia costulata
12 Durian hutan Durio sp.
13 Durian pantai Durio sp.
14 Hambaulu
15 Jambu-jambu Eugenia sp.
16 Jambu hutan Kjelibergiodendron celebicum
17 Jongin Dellinia serrata
18 Kaili Dracontamelon dao
19 Kayu batu Maranthes corymbosa Dominan
20 Kanaya Canangium odoratum
21 Kayu Uru Elmerillia ovalis
22 Kelor hutan Moringa sp.
23 Kedondong hutan Spondias sp
24 Ketapang hutan Terminalia catappa
25 Kayu jabu
26 Kopi hutan Coffea sp.
27 Kume Palaqium obtusifolium Burck
28 Kondongio
29 Lambeti
30 Langsat hutan Lansium sp.
31 Lengaru Alstonia scholaris
32 Liwutu
33 Malapoga Toona cyliata
34 Mangga hutan Mangifera foetida
35 Mambaulu
36 Marawola Diospryros macrophylla
37 Matoa Pometia pinnata
38 Marantale
39 Melinjo Gnetum gnemon
40 Medang Litsia sp.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-26
Lanjutan Tabel 2.7.
No Nama daerah Nama Spesies Keterangan
1 2 3 4
41 Meranti Shorea sp.
42 Mindi Melia azedarach
43 Neuto
44 Nantu Endiandra sp.
45 Pakanangi
46 Palapi Heritiera litoralis Dryand
47 Pangi Pangium edule
48 Pirontasi Alianthus integrifolia
49 Pasang Lithocarpus spp.
50 Raja-raja
51 Rau Dracontamelon mengifrum
52 Ri batu Calophyllum sp.
53 Rogo
54 Sape
55 Sengkilat
Dominan
56 Sabang
57 Simuntung/amara Diospyros sp.
58 Silo
59 Tapi –tapi Haplolobus celebicus Dominan
60 Tea Artocarpus elasticus
61 Tabang Diospyros ellepticiafolia
62 Tipulu Artocarpus teysmanii
63 Simenyangkar
64 Uru Elmerillia ovalis (Miq.) Dandy
65 Warsawa
Selanjutnya, jenis-jenis hasil hutan bukan kayu dan tumbuhan bawah
lainnya yang terdapat di wilayah KPHP model Dampelas Tinombo disajikan
pada Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8. Jenis-jenis Hasil Hutan Non-Kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama Nama Ilmiah Potensi Ket.
1 2 3 4 5
1 Sirih hutan Piper decumanum K
2 Rotan nook Daemonorop robusta BK
3 Telang Clitorea ternatea K
4 Tohiti Calamus inops Tinggi K
5 Ronti Calamus minahassae(A) Tinggi K
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-27
No Nama Nama Ilmiah Potensi Ket.
1 2 3 4 5
6 Paku siatea Cyathea amboinensis BK
7 Anggrek tanah Spathoglotis plicata BK
8 Sirih-sirih Hockeria peltata BK
9 Angrek bulan Paraphalaenopsis sp. K
10 Pakis Parkia sp. BK
11 Aren Arenga pinnata (Wurb.) Merr. K
12 Pandan hutan Pandanus sarasinorum Warb. BK
13 Paku pohon Cyathea amboinensis Blume BK
15 Rotan batang Calamus zollingerii Sedang K
16 Akar kuning Smilax leucophylla BK
17 Bambu jalar Dinochloa barbata(A) BK
18 Kembang doa Asplenium sp BK
19 Gadung Dioscorea penthaphylla K
20 Kembang Telang Clitorea ternatea BK
21 Paku liti Lygodium circinnatum (Burm) SW BK
22 Palem Palmae BK
23 Pinang hutan Areca sp BK
24 Bambu Bambusa spp. K
Keterangan: K = Komersial BK = Belum Komersial
Dari hasil survei tim inventariasi BPKH Wilayah XVI Palu, diketahui
bahwa secara umum keberadaan jenis tetembuhan berkayu dan bukan kayu
pada hutan produksi yang masih dalam kategori hutan primer atau hutan
sekunder di wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo tidak berbeda jauh
dengan keberdaan jenis di kawasan hutan lindung.
5. Keberadaan Flora dan Fauna Langka
Di wilayah KPHP model Dampelas Tinombo (Unit IV) terdapat
beberapa jenis flora dan fauna langka, tergolong endemik dan dilindungi.
Jenis-jenis flora endemik langka dan dilindungi diantaranya jenis Kayu
Hitam/Ebony (Diospyros celebica Bakh.), Angrek bulan (Paraphalaenopsis
sp.), dll. Jelasnya disajikan pada Tabel 2.9 berikut.
-
Rencana Pengelolaan KPHP Model Dampelas Tinombo
KPHP Model Dampelas TInombo II-28
Tabel 2.9. Jenis-jenis Flora Langka, Endemik dan Dilindungi yang terdapat di Wilayah KPHP Model Dampelas Tinombo Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong
No Nama Nama Ilmiah STS Keterangan
1 Ebony Diospyros celebica Bakh A Dilindungi (3); Langka
2 Angrek bulan Paraphalaenopsis sp. Dilindungi (1)
3 Aren Arenga pinnata (Wurb.) Merr. Dilindungi (1,2)
4 Bayur Pterospermum celebicum Miq B Dilindungi (1,2)
5 Makaranga Macaranga hispida Mull. Arg. Dilindungi (2)
6 Durian hutan Durio zibethinus Langka
7 Gofasa Vitex gofasus Langka
8 Pangi Pangium edule Langka
9 Agatis Agathis celebica B Langka
10 Makadamia Macadamia hildebrandii Langka
11 Rotan batang Calamus zollingerii B Langka
12 Rotan endemik Sulawesi Calamus ornatus var. celebicus B Langka
13 Jongi Dillenia celebica B Langka
14 Tambadaa Knema celebica B Langka
15 Rotan endemik Sulawesi Korthalsia c