KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
description
Transcript of KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
Life cycle (siklus kehidupan)
Remaja
Dewasa awal
Dewasa tengah
Usia Lanjut
Anak
Siklus perkembangan & kesehatan mental
Siklus perkembangan
sepanjang hidup manusia
Tugas perkembangan yang berbeda
tiap fase
Fase-fase
Fokus masalah kesehatan
mental yang berbeda
Hubungan tiap fase perkembangan
Fase perkembangan
berurutan
Masalah pada fase terdahulu
Mempengaruhi perkembangan fase berikutnya
Masa anak-anak • Perkembangan motorik kasar-halus• Daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit• Peran figur ‘ibu’ dan orang tua dalam
pengasuhan• Attachment (kelekatan) yang sehat.• Identifikasi kebutuhan khusus dan hambatan
perkembangan.• Kesiapan sekolah perkembangan sosial dan
emosional yang baik menunjang kemampuan regulasi diri dan kompetensi sosial anak (Shonkoff & Phillips, 2000).
• Anak yang mengalami masalah dan tidak segera mendapatkan intervensi masalah akan berlanjut.
Masa anak sekolah • 20 % anak mengalami hambatan mental tidak
dilakukan intervensi gangguan yang terus berlanjut hingga mengganggu transisi ke masa dewasa.
• Kepuasan thd perkembangan sosial, emosional & kognitif, meningkatkan kualitas hidup dan mempermudah transisi ke masa dewasa.
• Orang tua, sekolah dan penyedia layanan kesehatan memainkan peran penting untuk mengenali hambatan emosional, mental segera tertangani.
• Identifikasi hambatan pada anak menyakitkan perlu kesiapan keluarga utk menerima.
• Intervensi program kesehatan mental masyarakat penting utk sosialisasi isu PAUD, POSYANDU.
Masa remaja
• Perkembangan fisik cepat efek sosial-psikologis peran yang diharapkan lingkungan menjadi berbeda.
• Peran orang tua bergeser teman sebaya menjadi lebih berperan masalah bila terlalu larut dlm norma kelompok yg tidak sesuai dng norma agama & sosial.
• Peran pola asuh tetap penting orang tua mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan remaja, perubahan pola hubungan setelah remaja lebih independen
• Secara fisik lbh kuat thd berbagai penyakit namun rentan utk mengalami berbagai penyakit akibat gaya hidup tdk sehat
• Gangguan kesehatan yang ‘stigmatik’ akibat merokok, drugs, seks tidak aman.
• Program kesmen yang bersifat prevensi pendidikan kesehatan reproduksi, kegiatan utk mengisi waktu luang yg produktif
Masa dewasa awal• Isu perkembangan pada dewasa muda: • independensi dr keluarga , berkembangnya identitas
diri dan struktur kehidupan, jenjang karir dan pekerjaan, komitmen dlm hubungan intim
• Ada kebutuhan yg kuat utk memperoleh rasa aman dari keterikatan emosional, dan kebanyakan orang mengembangkan hubungan jangka panjang yg intens pada akhir 20-an dan segera ingin menikah
Masalah perkawinan pada masa dewasa awal
• Cara berkomunikasi dan pembagian tugas pada bulan-bulan pertama awal pernikahan.
• Orang yg menikah di usia muda, seringkali masih memerlukan bantuan orang tua untuk mengatasi masalahnya kalau dpt mengembangkan diri berakhir baik.
• Perkawinan pd usia muda berat krn adanya tugas masa dewasa muda yg sangat kompleks. Kompetensi dlm kehidupan intim, pekerjaan dan menjadi orang tua berlangsung bersamaan.
• Stress yg biasa terjadi pd perkawinan dewasa muda: (1) kelahiran anak (2) upaya membina keluarga yg egaliter di dalam budaya yg tdk egaliter (3) transisi utama dalam tanggung jawab kerja (4) anggota keluarga sakit.
Dewasa awal (Early adulthood, umur 20–40 tahun)
Umur 20–30 tahun1. Mencapai kemandirian hidup (rumah, teman,
dsb).2. Menata kembali hubungan dengan orang tua3. Membuat keputusan pertama yg berkaitan dg
pilihan pekerjaan4. Eksplorasi hubungan dg lawan jenis5. Kemungkinan menjadi orang tua
Umur 30 tahun -an : TransisiKadang-kadang mempertimbangkan kembali pilihan sebelumnya (pekerjaan, pergaulan, dsb)
Dewasa tengah Isu umur pertengahan bersifat kompleks. Awal 40-an tdk
selalu ada periode krisis tp ditandai adanya transisi dan kebutuhan utk mengevaluasi struktur kehidupan setelah menjalani masa dewasa selama 20 tahun
Muncul kepuasan ketika dpt menerima kondisi dirinya, apa yg dpt dan tdk dpt dicapainya.
Bila perkawinan memuaskan dpt menjadi sumber kekuatan dan kenyamanaan
Penyesuaian diri pada fase “empty nest”. Mulai peran sebagai ‘kakek-nenek Persiapan pensiun & meninjau kembali hidupnya Anak yang sudah dewasa kembali ke rumah dlm status yg
tidak sama (lulus sekolah, mandiri) Peran sbg orang tua thd anak yg telah berkeluarga
Umur 30–40 tahun1. Merasa mantap dengan struktur pilihan hidupnya2. Komitmen yg lebih dalam thd pekerjaan dan
hubungan intim3. Penghayatan diri sbg orang yg benar-benar tlh
dewasa
Dewasa tengah/Middle-adulthoodUmur 40–50 tahun1. Berhadapan dng kompleksitas peran sbg generasi yg
memimpin: peran tanggung jawab pd anak & orang lanjut usia.
2. Transisi pertengahan : evaluasi kembali tujuan hidup, pekerjaan dan hubungan.
3. Penerimaan diri atas kesalahan dalam melakukan atau tidak melakukan tugas.tanggung jawab tertentu.
Umur 50–60 tahun1. Mantap atas pilihan hidup yg ditentukan
saat usia 40-an.2. Penerimaan identitas diri (telah
menjadi…..)3. Berhadapan Menerima peran sebagai
kakek/nenek4. Persiapan pensiun5. Berhadapan masalah menjadi ‘orang
usia lanjut; dan kematian
Usia lanjut /Older adulthood (umur 60 tahun+)
Menengok kembali/evaluasi perjalanan hidup Pensiun dr peran sbg generasi yg memimpin Pensiun sebagai sumber stress dlm perkawinan Menerima fungsi dan kepemimpinan di
lingkungan yg memberi peran pada orang muda. Berhadapan dng perubahan fisik krn usia tua. Adanya pemikiran ttg kematian dan meningkatnya
umur membuat banyak orang meninjau hidupnya kembali dan memperbarui arah dari beberapa segi dari kehidupannya kehidupan spiritual-religius.
Harapan hidup yg makin panjang membuat tugas penemuan tujuan dan fungsi dlm masyarakat yg lebih menghargai ‘usia muda’ menjadi lbh sulit.
Kunci : seberapa besar ketergantungan pada anaknya dan bgmn mengembangkamn hidup yg penuh arti.
Harapan hdp perempuan> laki-laki; kebanyakan menikah dg laki-laki > tua lbh banyak populasi janda yg dihadapkan pd masalah sexism, masalah kerentanan, kemiskinan
Umur 75 tahun+ • Fokus pada bgmn berfungsi dg keterbatasan
fisiknya
Rancangan program
Nama program
Aktivitas Target group
metode Target output