KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa...

98
KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas Peran Pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians, Al- Azhar, Jakarta Selatan dalam Mencegah Radikalisme pada Generasi Muda di Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Roby Zularham NIM : 11151120000018 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa...

Page 1: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME

(Studi atas Peran Pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians, Al-

Azhar, Jakarta Selatan dalam Mencegah Radikalisme pada

Generasi Muda di Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Roby Zularham

NIM : 11151120000018

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
Page 3: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
Page 4: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
Page 5: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa di haturkan kepada

Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi Wasallam sebagai pemimpin dan sekaligus

pembawa kebahagiaan bagi umat Islam serta teladan manusia di muka bumi.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak-

pihak yang membantu dalam proses penelitian ini, mulai dari awal hingga akhir. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Amany Lubis M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A.

3. Dr. Chaider S. Bamualim, M.A, selaku dosen pembimbing yang dengan baik,

sabar meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan masukan dalam setiap

membimbing penulis sampai bisa menyelesaikan skripsi ini.

4. Ketua Program Studi Ilmu Politik Bapak Dr. Iding Rosyidin, M.Si, yang telah

membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Ibu

Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik yang selalu

memberikan pengalaman kompetitif di setiap kelas, dosen pembimbing

akademik Bapak Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si, yang telah memberikan arahan dari

awal perkuliahan sampai saat ini.

Page 6: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

v

5. Seluruh dosen tercinta selama penulis menuntut ilmu di FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima

kasih telah memberikan ilmu yang sangat progresif dan bermanfaat.

6. Keluarga tercinta penulis, Ayah, Ibu, dan seluruh keluarga saya yang

mendukung baik dalam proses, semangat dan berbagi keluh kesah penulis

sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini.

7. Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians khususnya Bapak

Sobahhusurur, ketua Majelis Taklim The Rabbaanians Dani Prsetyo, Ustadz

Subhan Bawazier, serta seluruh panitia dan jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang berkenan

menjadi narasumber penelitian serta memudahkan penulis dalam mencari

data.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan seperkuliahan Fauzan, Kevin, Fajar, Fikri,

Maulana, Prisma karena telah memberikan semangat dan berbagi ilmu kepada

penulis.

9. Teman-teman Ilmu Politik A 2015 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu

yang telah mendukung, memberikan masukan, serta berbgai ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

Penulis berharap Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan balasan

yang terbaik atas segala dukungan dan doa yang disampaikan. Rasa hormat dan

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi

Page 7: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

vi

ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Harapan penulis adalah Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat baik dalam segi akademik maupun praktis.

Ciputat, 15 November 2019

Roby Zularham

Page 8: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................................. ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................... 17

C. Tujuan dan manfaat penelitian ........................................................................... 17

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 18

E. Kerangka Teoritis ................................................................................................. 22

F. Metode Penelitian .................................................................................................. 25

G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 28

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL ........................................... 30

A. Kaum Muda Muslim Milenial ............................................................................. 30

B. Radikalisme ........................................................................................................... 30

C. Karakteristik Radikalisme ................................................................................... 33

D. Faktor Penyebab Radikalisme ............................................................................. 35

E. Pencegahan Radikalisme ...................................................................................... 37

1. Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan ........................................................ 37

2. Deideologisasi Agama ....................................................................................... 38

BAB III PROFIL MAJELIS TAKLIM THE RABBAANIANS ................................. 41

A. Majelis Taklim The Rabbaanians ....................................................................... 41

B. Latar Belakang Sosial-Ekonomi, Keagamaan Kaum Muda Majelis Taklim

The Rabbaanians ............................................................................................................. 48

Page 9: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

viii

BAB IV PERAN PEMUDA MAJELIS TAKLIM THE RABBAANIANS DALAM

MENCEGAH RADIKALISME PADA GENERASI MUDA DI JAKARTA ............ 56

A. Pandangan dan Sikap Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians

terhadap Radikalisme ...................................................................................................... 56

B. Peran Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam Mencegah

Radikalisme pada Generasi Muda di Jakarta ............................................................... 64

1. Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan ..................................................................... 66

2. Deideolgisasi Agama .................................................................................................. 71

3. Dakwah Berbasis IT .................................................................................................... 75

4. Humanity Response .................................................................................................... 78

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 80

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 80

B. Saran ............................................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 83

Page 10: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

ix

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Kaum Muda Muslim Milenial dan

Radikalisme (Studi atas Peran Pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians Al-Azhar,

Jakarta Selatan dalam Mencegah Radikalisme pada Generasi Muda di Jakarta).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teori yang digunakan yaitu

radikalisme, deradikalisasi pemahaman keagamaan dan deideologisasi agama.

Hasil penelitian menunjukan peran pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians

dalam mencegah radikalisme melalui beberapa cara. Pertama, deradikalisasi

pemahaman keagamaan melalui program tatsqif (pendidikan ilmu agama melalui

kajian ilmiah), al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar (mendorong kebaikan

dan mencegah kemungkaran), Al-Ri’ayah (pemeliharaan dan pengawalan terhadap

aqidah umat Islam dari bahaya aliran-aliran sesat dan pola pikir yang berlawanan

dengan nilai-nilai di dalam Al-Quran dan Hadits). Kedua, deideolgisasi agama

dengan menanamkan pemahaman agama yang autentik, terbuka, toleran dan mudah

dipahami. Ketiga, melakukan pencegahan dengan dakwah berbasis IT yaitu

penyebaran konten-konten dakwah melalui media sosial. Keempat, melakukan

pencegahan melalui program kegiatan sosial Humanity Response, untuk

meningkatkan rasa peduli terhadap sesama.

Kata Kunci : Radikalisme, Deradikalisasi, Deideologisasi, Majelis Taklim,

Kaum Muda Muslim

Page 11: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Radikalisme dan kaum muda merupakan sesuatu yang sangat berdekatan, kaum

muda yang sedang dalam proses pencarian jati diri dan identitas menjadi sasaran yang

paling strategis untuk memperkuat gerakan radikalisme.1 Radikalisme adalah

pemikiran dan gerakan yang menginginkan perubahan secara total dan bersifat

revolusioner dengan merubah nilai-nilai yang ada secara drastis melalui tindakan-

tindakan ekstrim dan aksi kekerasan. Ciri dari radikalisme yaitu fanatik (menganggap

diri sendiri selalu benar dan orang lain salah), intoleran (kurang menghargai pendapat

serta keyakinan orang lain), revolusioner (menginginkan perubahan cepat dengan

cara kekerasan dalam mencapai tujuan), eksklusif (membedakan dan memisahkan diri

dari kaum Muslimin pada umumnya).2

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2017

sekitar 39% mahasiswa Indonesia dari beberapa perguruan tinggi terpapar

radikalisme.3 Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian yang diketuai oleh Prof

Dr Bambang Pranowo, pada Oktober 2010 sampai Januari 2011 di

Jabodetabek, menyatakan bahwa 50% pelajar menyetujui tindakan radikal. Sebanyak

52,3% siswa setuju dengan kekerasan dalam rangka solidaritas agama. Kemudian

1 Ahmad Fuad Fanani, “Fenomena Radikalisme di Kalangan Kaum Muda”, (Jurnal Maarif

Institute, Vol.8.No.1, Juli 2013), h.6. [Jurnal on-line], https://www.academia.edu. 2 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, “ Strategi Menghadapi Paham Radikalisme

Terorisme”, dalam https://belmawa.ristekdikti.go.id diakses pada tanggal 15 Maret 2019. 3 Wishnugroho Akbar, “ BIN Ungkap 39 % Mahasiswa Terpapar Radikalisme”, dalam

https://www.cnnindonesia.com diakses pada tanggal 15 Maret 2019

Page 12: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

2

14,2% siswa membenarkan serangan bom. Survei The Pew Research Center pada

tahun 2015, menyatakan bahwa ada sekitar 4 % atau sekitar 10 juta orang warga

Indonesia mendukung ISIS dan parahnya sebagian besar dari mereka adalah kaum

muda.4

Dari data program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

(BNPT) pada bulan Februari 2017, ditemukan bahwa rata-rata napi teroris yang

berada di LP berusia 17-34 tahun yang dikategorikan sebagai generasi muda,

berjumlah 52%.5 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman radikal

banyak ditemui di kalangan kaum muda.

Generasi muda sendiri memiliki banyak pengertian, dalam UUD pengertian

pemuda yaitu:

Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan

pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah

warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan

perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun.6

Dalam penelitian ini kaum muslim muda diartikan sebagai kaum muda yang

beragama Islam, dalam rentang usia 16-34 tahun. Sedangkan milenial diartikan

4 Sri Lestari, “Anak-Anak muda Indonesia Makin Radikal?”, dalam https://www.bbc.com/indo

diakses pada tanggal 15 Juli 2019. 5 Suhardi Alius, “Terorisme Menyasar Generasi Muda”, dalam http://mediaindonesia.com

diakses pada tanggal 5 November 2018. 6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pasal 1 Ayat

(1), diakses pada tanggal 10 November 2018, http://kemenpora.go.id.

Page 13: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

3

sebagai anak muda yang lahir tahun 1982 sampai kisaran tahun 2000, yang rata-rata

mereka pada tahun 2017 berumur antara 16 tahun sampai 36 tahun.7

Pada zaman milenial ini bukan hanya lembaga pendidikan, lingkungan

pertemanan, keluarga, dan organisasi yang memliki pengaruh dalam proses belajar

keagamaan kaum muda Muslim. Tetapi media sosial juga mampu memberikan

kontribusi besar bagi kaum muda dalam proses pembelajaran keagamaan. Oleh

karena itu corak keberagamaan kaum muda Muslim dipengaruhi oleh kehadiran

teknologi internet dan media sosial.8

Kaum muda yang terlihat kalem, soleh, sopan dalam kesehariannya, tetapi tiba-

tiba berubah menjadi kasar dan memaki-maki ketika berkomunikasi di media sosial.

Hal ini disebabkan karena kaum muda terpapar virus kebencian yang disebarkan

melalui media sosial sehingga tidak bisa mengendalikan emosinya ketika

berkomunikasi di media sosial.9

Data dari wahid foundation menunjukkan bahwa, ada kekhawatiran masa depan

toleransi di kalangan pemuda, dikarenakan banyak pemuda yang terpapar kekerasan

dan virus kebencian yang disebabkan tingginya pertumbuhan teknologi inovasi dan

7 Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme (Banten : Center For The Study of Religion and Culture, 2018),

h.8-9. 8 Chaider S.Bamualim, dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi Identitas,

dan Tantangan Radikalisme, h.25. 9 Munawir Aziz, Merawat Kebinekaan : Pancasila, Agama, dan Renungan Perdamaian

(Jakarta : Elex Media Komputindo, 2017), h.121-122.

Page 14: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

4

internet yang masif tetapi tidak dibarengi dengan kemampuan analisis konten-konten

yang dilihat.10

Mayoritas pemuda mengaku terpapar radikalisme melalui akses internet, serta

kasusnya terlepas dari karakteristik dan kondisi keluarga mereka. Sebagian besar

keluarga (80%) tidak ikuti kepercayaan serta kegiatan agama tertentu yang bersifat

radikal dan hanya 16% termasuk kelas pekerja. Artinya mereka yang berlatarbelakang

dari keluarga yang baik, tidak radikal, para pemuda bisa mengalami radikalisasi.

Kaum muda menjadi target yang potensial untuk direkrut karena mudah terhasut

pemahaman radikalisme.11

Menurut Yudi Zulfahri, mantan napi terorisme dalam kasus pelatihan militer di

Aceh dan alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), radikalisme

pada saat ini lebih banyak disebarkan melalui dunia maya. Menurutnya ideologi

radikal didapatnya dan dipelajarinya dari internet. Kemudian setelah dia bertemu

dengan Ali Imron terpidana bom Bali serta berdiskusi tentang Islam dan jihad,

barulah dia sadar bahwa apa yang dilakukannya dan diyakininya yaitu idelolgi Islam

dengan kekerasan merupakan kekeliruan.12

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kaum muda mudah terkena

radikalisme melalui sarana internet dan jejaring online. Pertama, mudahnya fasilitas

mengakses internet dan media sosial memungkinkan kaum muda dalam mengakses

10

Munawir Aziz, Merawat Kebinekaan : Pancasila, Agama, dan Renungan Perdamaian,

h.121-122. 11

Moh Yasir Alimi, Mediatisasi Agama Post-Truth dan Ketahanan Nasional (Yogyakarta :

LKiS, 2018), h.136. 12

Ari Susanto, “Strategi Pemerintah Cegah Paham Radikal : Bangun Dialog di Kampus”, dalam

https://www.rappler.com diakses pada tanggal 15 Maret 2019.

Page 15: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

5

berbagai informasi. Kaum muda rata-rata tidak dibekali dengan kemampuan dalam

menyaring informasi dari internet dan media sosial yang ada. Kemudian, dengan

banyaknya berita hoax yang tersebar di internet dan media sosial serta banyaknya

konten yang berbau ujaran kebencian, kelompok tertentu, ataupun pemerintah. Hal ini

sangat mudah tersebar secara luas dan dibaca oleh kaum muda yang kebanyakan

menggunakan media sosial dan internet. Dengan konten berita seperti itu dan

kurangnya ilmu pengetahuan di kalangan kaum muda dalam menerima informasi

tersebut, mereka mudah terprovokasi dengan konten yang mereka lihat di internet dan

sosial media.13

Kedua, dari sisi kelompok-kelompok radikalisme itu sendiri, mereka

mempunyai keahlian dalam memasukkan konten berupa propaganda-propaganda

yang berhasil untuk memikat, menarik, dan mempengaruhi kaum muda yang

mayoritas pengguna internet dan media sosial. Media sosial dimanfaatkan untuk

melakukan perekrutan, mempengaruhi, mengumpulkan, serta mengajak kaum muda

untuk ikut bergabung dalam kelompok radikal. Bahkan beberapa pelaku melakukan

aksinya setelah mendapatkan informasi dari internet. Ketiga, karena kekurangannya

sosok publik figur yang dapat dijadikan contoh dan diteladani. Masalah ini turut andil

dalam mempengaruhi kaum muda rentan terkena radikalisme dan terorisme.

Banyaknya media mainstream dan media online yang memberitakan kasus-kasus

publik figur yang terkena masalah, baik masalah korupsi dan lainnya. Hal tersebut

13

Suhardi Alius, “Terorisme Menyasar Generasi Muda”, diakses pada tanggal 5 November

2018.

Page 16: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

6

menyebabkan banyak kaum muda sulit mendapatkan sosok publik figur yang dapat

diteladani.14

Kemudian penyebab utama berkembangnya paham radikalisme yaitu

pemahaman keagamaan yang sangat dangkal. Banyaknya peristiwa teror bom, baik

bom bunuh diri atau mengebom suatu tempat dengan mengatasnamakan jihad serta

memerangi kaum kafir, hal ini disebabkan kesalahan dalam menafsirkan Al-Quran

dan hadits nabi. Padahal Agama Islam di dalam Al-Quran adalah agama yang benar,

Islam tidak mengajarkan melakukan kekerasaan atau paksaan demi menarik pengikut

untuk masuk ke dalam Agama Islam.15

Ulama terkemuka yang berdiam di Qatar, Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa,

faktor utama dari munculnya sikap dan tindakan radikal yaitu karena

ketidakmampuan seseorang ataupun kelompok dalam memahami teks-teks agama,

sehingga mereka memahami Islam hanya secara dangkal saja dan sepotong-

sepotong.16

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman keagamaan yang keliru

dan pemahaman agama yang dangkal menjadi penyebab utama munculnya

radikalisme di Indonesia. Pendidikan agama di sekolah formal hanya sebatas

pengantar saja, tetapi tidak mendalam. Radikalisme juga terjadi karena mereka tidak

14

Suhardi Alius, “Terorisme Menyasar Generasi Muda”, diakses pada tanggal 5 November

2018. 15

Arifuddin, “Pandangan dan Pengalaman Dosen UIN Alauddin Makassar dalam Upaya

Mengantisipasi Gerakan Islam Radikal di Kalangan Mahasiswa”, (Jurnal Al-Ulum, Vol.16.No.2,

December 2016), h.435-454. [Jurnal on-line]. https://journal.iaingorontalo.ac.id. 16

Hasani Ahmad Said dan Fathurrahman Rauf, “Radikalisme Agama Dalam Perspektif Hukum

Islam‖”, (Jurnal. AL-‗ADALAH, Vol. XII.No. 3, Juni 2015). h.444. [Jurnal on-line].

https://www.academia.edu/22328453/10-Hasani_Ahmad_Said.

Page 17: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

7

memahami agama dengan baik. Rata-rata mereka hanya memahami agama dan

mempelajarinya setengah-setengah tanpa merujuk pada Al-Quran dan hadist sesuai

dengan pemahaman para sahabat dan ulama-ulama terdahulu.

Masyarakat harus diberi pendidikan agama yang lebih mendalam. Dengan

diberi pendidikan agama yang benar akan berdampak pada terbentuknya karakter

pada individu atau masyarakat. Karakter yang terbentuk tersebut akan berdampak

pada implementasi nilai-nilai agama yang benar dan sesuai di masyarakat, bukan

malah menjadikan mereka seorang yang radikal. Karena tidak ada agama yang

mengajarkan radikalisme termasuk Agama Islam, oleh karena itu dengan adanya

pendidikan agama diharapkan mampu menjadi tameng bagi masuknya radikalisme

dan terorisme. Pembentukan karakter seseorang atau suatu masyarakat yang baik,

hanya bisa dilakukan dengan memperbanyak pendidikan keagamaan khususnya

kepada kaum muda.17

Oleh sebab itu diperlukannya pendidikan agama yang lebih

mendalam lagi baik secaa formal ataupun non formal. Kalau secara formal mungkin

sudah ada seperti di sekolah, namun itu sangat minim sekali dan tidak secara

komprehensif. Oleh karena itu jalan keluarnya mereka harus mencari ilmu agama di

luar atau secara non formal salah satu cara yaitu dengan mendatangi majelis-majelis

taklim yang berpemahaman akidah yang benar serta mengajarkan untuk mencintai

tanah air dan menjaga ukhuwah di antara umat beragama, terutama umat muslim.

17

Syarif Abdussalam, “Paham Terorisme Muncul dan Berkembang, Uu Salahkan Ini”, dalam

http://jabar.tribunnews.com diakses pada tanggal 5 November 2018.

Page 18: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

8

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemahaman keagamaan kaum

muda. Pertama, menguatnya peran media sosial, dalam hal ini media sosial dapat

menjadi sahabat dan juga menjadi wadah untuk bertanya bagi kaum muda dalam

mempelajari agama. Beberapa ustad yang aktif di media sosial lebih mudah diterima

karena kaum muda lebih mudah mengakses pada saat yang diinginkannya.

Contohnya seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Syafiq

Riza Basalamah, Ustadz Subhan Bawazier. Pada era globalisasi media sosial sangat

masif dimanfaatkan oleh kaum muda salah satunya termasuk sebagai sarana

mempelajari agama, oleh karena itu sangat logis bahwa media sosial mampu

mereduksi peran keluarga dan juga sekolah dalam kegiatan mempelajari agama.18

Kedua, melemahnya peran keluarga, Keluarga pada dasarnya fondasi awal

pendidikan agama karena dari lingkungan inilah anak pertama kali mengenal banyak

hal. Tetapi pengaruh keluarga lama-lama akan berkurang karena adanya informasi

dari luar yang didapat oleh anak. Keberagamaan seorang dapat dapat dipengaruhi

melalui informasi yang diperolehnya dari luar, baik berupa bacaan, dunia maya dan

juga teman pergaulannya.19

Ketiga, merosotnya pengaruh pendidikan keagamaan di sekolah, dalam sistem

pendidikan formal, pendidikan agama di sekolah merupakan salah satu sumber dalam

mempelajari agama. Dalam buku Kaum Muda Muslim Milenial ditemukan bahwa

18

Chaider S.Bamualim, dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.25-26 19

Chaider S.Bamualim, dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.32

Page 19: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

9

pendidikan agama di sekolah formal belum memenuhi kebutuhan pendidikan agama

untuk kaum muda Muslim sehingga salah satu dampaknya mereka mencari sumber

pembelajaran tambahan melalui media sosial.20

Keempat, pengaruh lingkungan pergaulan, lingkungan pergaulan merupakan

hal yang penting bagi kaum muda dalam membentuk sikap keberagamaannya. Dalam

hal ini lingkungan pergaulan dapat berupa pendidikan informal, afiliasi organisasi,

dan teman pergaulan. Pendidikan informal itu menjadi fondasi pada keberagamaan

anak muda Muslim. Kalau pertemanan mempunyai pengaruh pada corak

keberagamaan anak muda apakah mengarah ke moderat atau radikal. Kemudian

afiliasi organisasi semakin menguatkan pola keberagamaan anak muda. Dari semua di

atas akan menjadi pengalaman serta berpengaruh pada proses pembentukan

identitas.21

Kelompok radikal yang diuntungkan oleh sistem politik demokrasi, memiliki

misi yang tidak baik terhadap demokrasi. Mayoritas kelompok radikal mengusung

ideologi islamis yang dikampanyekan kepada masyarakat untuk menggantikan sistem

demokrasi dengan cara-cara inkonstitusional. Di kalangan kelompok radikal,

penolakan terhadap demokrasi merupakan harga mati dan tidak jarang dilakukan

melalui cara-cara kekerasan.22

20

Chaider S.Bamualim, dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.36 21

Chaider S.Bamualim, dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.46 22

Masdar Hilmy, “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”,

dalam https://media.neliti.com diakses pada tanggal 17 Desember 2019.

Page 20: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

10

Gerakan radikal di Indonesia mengingatkan pada teori jebakan demokrasi yaitu

rezim demokrasi yang dimanfaatkan kelompok radikal untuk menjalankan aksinya

dengan tujuan merebut politik-kekuasaan pada inti pergerakannya. Jika dilihat,

mayoritas kelompok radikal memang tidak ikut dalam hingar-bingar sistem politik

praktis. Penolakan mereka terhadap sistem demokrasi ditunjukkan melalui

ketidakmauan mereka ikut bergabung melalui system parpol dan juga banyak yang

kurang perduli terhadap dunia politik. 23

Pengembangan wacana ideologi radikal, sebagai bagian dari kebebasan

berpendapat, jelas tidak bisa dimusnahkan oleh aparat negara. Pemusnahan

kelompok radikal sebagaimana dilakukan oleh Malaysia jelas akan berpengaruh

terhadap indeks kebebasan dan demokrasi yang setiap tahun selalu di-update.

Pada era reformasi merupakan momentum yang menguntungkan bagi

kelompok radikal untuk menyebarkan dan menjalankan gerakan radikalisme.

Sebagai akibatnya, ormas radikal menjadi berani dan terbuka dalam

mengkampanyekan sikap anti Pancasila dan mengusung opini bahwa harus

digantikan menjadi sistem khilafah. Kemudian Pancasila, demokrasi dan

pemerintah dianggap sebagai taghut yaitu ciptaan manusia yang sudah menjadi

sesembahan.24

Oleh karena itu, sikap demokrasi terhadap kelompok radikal menjadi sebuah

dilema, karena ketika negara menindak kelompok radikal, jelas akan menggerus

kualitas demokrasi itu sendiri. Tetapi jika tidak ditindak secara tegas akan

menggrogoti demokrasi dari dalam, bahkan dapat membunuhnya.25

Adanya wacana negara khilafah dengan sistem syariah menjadi imajinasi

sebagai bentuk negara ideal di satu sisi, dan wacana anti Pancasila serta anti

23

Masdar Hilmy, “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”,

diakses pada tanggal 17 Desember 2019. 24

Masdar Hilmy, “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”,

diakses pada tanggal 17 Desember 2019. 25

Masdar Hilmy, “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”,

diakses pada tanggal 17 Desember 2019.

Page 21: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

11

demokrasi di sisi lain bertebaran bebas di ruang publik. Bahkan wacana dan ideologi

radikal tidak jarang mampu memukau kaum terpelajar, namun demikian negara tidak

mempunyai kemampuan untuk membelenggu wacana-wacana tersebut. Jika negara

menggunakan cara-cara represif maka bisa dipastikan pergerakan kualitas demokrasi

akan berjalan kearah negatif. Negara baru bisa melakukan penanganan ketika efek

dari wacana tersebut berhasil terealisasikan, misalnya ketika terjadi aksi kekerasan

yang melibatkan kelompok-kelompok radikal. Oleh karena itu masalah tersebut

menjadi dilema bagi negara demokrasi dalam mengatasi masalah radikalisme.26

Dalam rangka mencegah paham dan ajaran radikal ada beberapa cara yang

harus dilakukan oleh kaum muda yaitu menanamkan jiwa nasionalisme dan rasa cinta

terhadap NKRI, perkaya tentang ilmu keagamaan yang bersifat terbuka, moderat dan

toleran. Serta membentengi diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan

serta pola rekruitmen mereka melalui lingkungan masyarakat maupun dunia maya.

Kemudian membangun jejaring dengan komunitas damai melalui offline dan juga

online yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan.27

Dalam pencegahannya BNPT melakukannya dengan beberapa cara yaitu

pertama, kontra radikalisasi yaitu dengan menanamkan nilai-nilai ke-Indonesiaan dan

juga nilai-nilai non-kekerasan. Cara pencegahan ini dilakukan dengan cara

pendidikan secara formal ataupun non formal melalui kerja sama dengan tokoh

26

Masdar Hilmy, “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”,

diakses pada tanggal 17 Desember 2019. 27

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, “Strategi Menghadapi Paham Radikalisme

Terorisme”, diakses pada tanggal 15 Maret 2019.

Page 22: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

12

masyarakat, agama, pendidikan, pemuda, dan lainnya dalam memberikan nilai

kebangsaan. Cara kedua melalui deradikalisasi, strategi ini ditujukan untuk kelompok

simpatisan, pendukung inti dan militan dengan proses yang dilakukan baik di dalam

maupun di luar lapas. Tujuan dari strtaegi ini agar mereka meninggalkan cara-cara

kekerasan dan teror dalam memperjuangkan misi mereka dan juga memoderasi

pemahaman radikal mereka agar sejalan dengan kelompok Islam moderat serta sesuai

dengan misi kebangsaan dalam memperkuat NKRI.28

Banyaknya gerakan-gerakan radikalisme di awali dengan pengajian atau majelis

taklim yang berada di lingkungan masyakarat dengan bercirikan pertentangan

terhadap Pancasila, ingin mendirikan negara Islam Indonesia, mendirikan

kekhalifahan, mereka mewujudkan tujuannya dengan menggunakan cara-cara

inkonstitusional.29

Disatu sisi majelis taklim juga mampu memberikan kontribusi

positif bagi peningkatan kualitas pemahaman keagamaan seseorang.

Kemudian dalam penelitian ini majelis taklim diartikan sebagai sebuah tempat

atau wadah berkumpulnya individu atau kelompok dengan tujuan untuk

memperdalam, meningkatkan dan menuntut ilmu agama yang bersifat nonformal.

Majelis taklim mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan,

memperlajari dan menambah ilmu agama dengan berdampak pada pengamalan ajaran

28

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, “Strategi Menghadapi Paham Radikalisme

Terorisme”, diakses pada tanggal 15 Maret 2019. 29

Afadlal, dkk., Islam dan Radikalisme di Indonesia (Jakarta : LIPI Press, 2005), h.106-107.

Page 23: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

13

agama di lingkungan, sarana untuk menjalin silaturhami atau kontak sosial sesama

umat muslim.30

Dari fenomena di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian terkait peran

pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam mencegah pemahaman radikalisme

pada generasi muda di Jakarta. Majelis taklim ini berlokasi di Jalan Sisingamaraja

RT/RW 2/1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tepatnya di Masjid Agung Al-Azhar,

yang diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Majelis taklim ini

didirikan tahun 2015, dengan total jamaah mencapai 1000 orang, rata-rata jamaah

majelis taklim ini direntang usia 18-35 tahun dan pengajian ini rutin dilakukan setiap

rabu malam sehabis sholat isya. Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians

bernama Dr. Sobahusurur, MA dan diketuai oleh Dani Prasetyo.31

Tujuan berdirinya

majelis taklim ini, agar menjadi sebuah wadah dakwah untuk generasi muda dengan

harapan agar generasi muda kedepannya akan benar-benar memahami Agama Islam

dengan baik dan benar sesuai Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad shallallahu

alaihi wasallam.32

Dengan mempelajari agama lebih mendalam lagi dan

berpemahaman yang benar sesuai dengan Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad

diharapkan agar dapat mencegah paham radikalisme pada generasi muda di Jakarta.

30

Sudirman Anwar, Management of Student Development : Perspektif Al-Qur’an dan As-

Sunnah (Riau : Yayasan Indragiri, 2015), h.82-83. 31

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 32

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Minggu, 22 Mei 2019.

Page 24: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

14

Dalam penelitian ini, penulis meneliti pemuda majelis taklim tersebut karena

dalam majelis taklim ini rata-rata jamaahnya dan panitianya berusia muda yaitu

antara 18-35 tahun, kemudian juga di dalam Majelis Taklim The Rabbaanians

diajarkan bagaimana cara beragama yang benar sesuai dengan apa yang diajarkan

Nabi Muhammad dan para sahabatnya sehingga tidak ada kekeliruan dalam

memahami ayat Al-Quran dan hadist-hadist, di Majelis Taklim The Rabbaanians

diajarakan bagaimana agar jamaahnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai sosok

atau figur yang wajib di teladani dalam hal agama, akhlak, serta perilaku dalam

bermasyarakat, dan juga toleransi. Kemudian diajarkan bagaimana agar kita selalu

meningkatkan ketakwaan dan keimanan dengan tujuan agar kita selalu menjaga diri

dari perbuatan sia-sia dan dosa.33

Kemudian di Majelis Taklim The Rabbaanians dalam ceramah-ceramahnya

diajarkan bagaimana sikap kita dalam bermuamalah terhadap pemerintah dan negara,

kemudian juga diajarkan cara menyampaikan sebuah masukkan kepada pejabat atau

pemerintah dengan cara mendatanginya langsung untuk memberi masukkan atau

nasihat bukan dengan cara berdemo di jalan. Dalam majelis ini ceramah-ceramahnya

berisikan tema-tema yang mengarah pada persatuan, kedamaian, dan pemahaman

yang komprehensif tentang Islam serta tidak ada yang mengarah ke radikalisme.34

Dan juga di dalam majelis taklim ini diajarkan bahwa kita tidak boleh mencela

33

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 34

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 25: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

15

pemerintah, harus taat kepada pemerintah dan pemimpin serta tidak boleh melakukan

pemberontakan terhadap pemerintah dan negara karena berdasarkan hadist-hadits

Nabi Muhammad yang shahih, umat Islam dilarang untuk melakukan hal-hal seperti

itu. Ustadz-ustadz dalam Majelis Taklim The Rabbaanians juga mengecam aksi bom

bunuh diri yang mengatas namakan jihad, karena tidak sesuai dengan apa yang

diajarkan dalam Islam.35

Majelis Taklim The Rabbaanians menggunakan sarana media sosial untuk

menyebarkan dakwahnya, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan

WhatsApp. Jadi media sosial menjadi salah satu kekuatan dalam penyebaran konten-

konten dakwahnya serta menjadi ciri khas dari kaum muda Majelis Taklim The

Rabbaanians. Oleh karena itu dengan adanya sarana dakwah yang masif melalui

media sosial diharapkan dapat menjadi sarana pencegahan masuknya paham-paham

radikalisme pada anak muda melalui media sosial.36

Ada beberapa kegiatan di Majelis Taklim The Rabbaanians yaitu kajian rutin

setiap rabu malam, kemudian ada sesi santai dan tanya jawab setelah kajian di daerah

bazar di lingkungan Masjid Al-Azhar. Buka bersama pada bulan Ramadhan bersama

tunarungu dan anak yatim, mengadakan kegiatan umroh bersama, kegiatan

berqurban, kemudian ada kegiatan sosial dan humanity response dengan berupa donor

35

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta, Minggu,

14 Juli 2019. 36

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta, Minggu,

14 Juli 2019.

Page 26: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

16

darah. Kemudian ada penggalangan dana untuk korban bencana alam seperti

contohnya di Lombok, Bima, dan Aleppo.37

Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh di atas ada beberapa

penyebab munculnya radikalisme dan presentase yang paling besar dikarenakan

keliru dan kurangnya seseorang dalam memahami ilmu agama dan juga banyaknya

generasi muda yang mudah terpapar radikalisme melalui internet dan media sosial,

oleh karena itu dibutuhkannya pendidikan agama yang lebih mendalam dengan

mempelajari Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad sesuai dengan pemahaman yang

benar dan salah satunya melalui majelis taklim. Penulis memfokuskan untuk

melakukan penelitian terhadap Majelis Taklim The Rabbaanians karena majelis

taklim ini mempunyai faktor-faktor yang dapat diteliti lebih jauh lagi guna mencegah

paham radikalisme pada generasi muda di Jakarta. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini penulis mengambil judul yakni “KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN

RADIKALISME (Studi atas Peran Pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians,

Al-Azhar, Jakarta Selatan dalam Mencegah Radikalisme pada Generasi Muda

di Jakarta)”. Berdasarkan permasalahan, data-data, dan fakta yang ada di atas,

penelitian ini akan dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, sebagai

berikut.

37

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians , Jakarta, Minggu,

14 Juli 2019.

Page 27: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

17

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarakan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis

mengajukan beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut.

1. Bagaimana pandangan dan sikap pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians

terhadap radikalisme?

2. Bagaimana peran pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam

mencegah radikalisme pada generasi muda di Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari pertanyaan penelitian di atas, penelitian ini mempunyai

tujuan dan manfaat sebagai berikut.

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemuda Majelis Taklim

The Rabbaanians dalam mencegah radikalisme pada generasi muda di

Jakarta.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan sikap pemuda

Majelis Taklim The Rabbaanians terhadap radikalisme.

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi komunitas atau

organisasi keagamaan mengenai peran pemuda majelis taklim dalam

mencegah radikalisme pada generasi muda.

Page 28: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

18

D. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka diperlukan agar penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang

sudah ada sebelumnya. Kemudian untuk mengetahui adanya keterkaitan dengan judul

penelitian yang penulis sudah susun. Berdasarkan hasil kajian pustaka, terdapat

beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pertama, penelitian Imam Solichun.38

Penelitian ini membahas Peran

organisasi kepemudaan dalam menangkal radikalisme (studi kasus pada GP Ansor

kota Surabaya Periode 2017-2021). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif dan jenis penelitian ini studi kasus, data yang dikumpulkan melalui data

primer dan skunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara,

observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu di kota Surabaya

radikalisme cukup berkembang, kemudian GP Ansor kota Surabaya merespon dengan

beberapa program untuk menangkal radikalisme, beberapa programnya yaitu

optimalisasai kaderisasi pelatihan keterampilan, mengoptimalkan majelis dzikir dan

sholawat, Cyber Army dan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pemkot

Surabaya, keamanan dan lainnya. Serta melalui revitalisasi nilai-nilai Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

38

Imam Solichun, “Peran organisasi kepemudaan dalam menangkal radikalisme; studi kasus

pada GP Ansor kota Surabaya Periode 2017-2021”, (Surabaya: Tesis Dirasah Islamiyah, Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Program Pascasarjana, 2018), h.18-22, [Tesis on-line],

http://digilib.uinsby.ac.id.

Page 29: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

19

Kedua, penelitian oleh Muchamad Mufid.39

Penelitian ini membahas Peranan

Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Menangkal Radikalisme Pada Peserta

Dididik SMA 9 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif

dan pengambilan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi dan metode

studi lapangan. Hasil penelitian ini yaitu peranan guru dalam menangkal radikalisme

dengan memberikan pembelajaran agama Islam secara kontekstual, bertoleransi serta

mencinati perdamaian. Para guru juga membimbing agar mereka hidup rukun, tidak

saling hujat serta guru menjadi penengah ketika terjadi perbedaan pendapat. Peran

guru sebgai teladan dalam hal toleransi dan mempunyai ide untuk mengadakan

aktivitas keagamaan yang berguna. Kemudian ada dua upaya strategis guru PAI

untuk menangkal radikalisme, yang pertama melalui pembelajaran agama yang

berisikan bagaiaman dakwah Rasulullah yang membawa konsep yang santun,

menentukan hukum Islam jika berbeda pendapat, serta dengan akhlak mulia. Kedua

melalui kegiatan keagamaan para guru menanamkan pemahaman Islam yang benar

agar mereka tidak fanatisme golongan serta dengan pemnbiasaan amal soleh.

Kemudan hasil peran guru PAI dalam mencegah radikalisme yaitu para peserta didik

jadi memahami bahayanya radikalisme, mereka menolak aksi kekerasan dengan

mengatasnamakan agama, dan peserta didik mempunyai sikap toleran.

39

Muchamad Mufid, “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Menangkal

Radikalisme Pada Peserta Didik Di SMAN 9 Yogyakarta”, (Yogyakarta: Skripsi Pendidikan Agama

Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Sarjana Pendidikan Islam, 2017). h.90, [Skripsi on-

line], http://digilib.uin-suka.ac.id.

Page 30: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

20

Ketiga, penelitian oleh Abdul Halik.40

Penelitian ini membahas mengenai

strategi kepala madrasah dan guru dalam upaya pencegahan paham Islam radikal di

madrasah aliyah (MAN) Mamuju. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan manajerial, pedagogis,

psikologis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu ada 2 strategi yang diterapkan

oleh kepada madrasah dan guru, yang pertama ada strategi akademik dan yang kedua

strategi non-akademik. Adapun strategi akademik yaitu strategi pada saat jam

pelajaran dan strategi non-akademik yaitu strategi pada saat di luar jam pelajaran.

Dampak dari adanya penggunaan strategi tersebut menjadikan kalangan siwa

mempunyai pola pemahaman yang bersifat moderat dalam aspek keagamaan, sosial

dan juga psikologi siswa tersebut.

Keempat, penelitian oleh A. Syafi’ AS.41

Membahas tentang radikalisme agama

(analisis kritis dan upaya pencegahannya melalui basis keluarga sakinah). Penelitian

ini mencoba mengetahui latar belakang radikalisme yang berawal dari keterasingan

individu dengan lingkungan baik keluarga maupun di luar. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi dokumen,

dan analisis datanya menggunakan teknik deskriptif analisis.

40

Abdul Halik, “ Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Upaya Pencegahan Paham Islam

Radikal di Madrasah Aliyah (MAN) Mamuju”, (Makasar : Tesis Pendidikan dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Program Pascasarjana, 2016). h.xiv, [Tesis on-line],

http://repositori.uin-alauddin.ac.id. 41

A. Syafi’ AS, “Radikalisme Agama : Analisis Kritis dan Upaya Pencegahannya Melalui

Basis keluarga Sakinah”, (Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya, Vol.2.No.1, 2017), h.353-376.

[Jurnal on-line], http://ejournal.kopertais4.or.id.

Page 31: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

21

Kemudian hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa ada beberapa hal yang

dapat memicu identitas baru yang dapat menimbulkan tindakan anarkis dan

radikalisme agama, yaitu adanya penurunan moral, permasalahan ekonomi, dan juga

pendidikan yang salah. Peran keluarga sakinah sendiri yaitu dengan menciptakan

suasana kasih sayang antara anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang baik,

mempermudah dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Melalui

hal-hal tersebut diharapkan mampu mencegah individu mengalami keterasingan yang

memicu timbulnya radikalisme agama.

Kelima, penelitian oleh Estu Miyarso.42

Penelitian ini membahas

pengembangan model internalisasi nilai-nilai pendidikan agama sebagai upaya untuk

menangkal potensi terorisme dan gejala disintegrasi bangsa. Penelitian ini bertujuan

untuk mencari tahu bagaimana pandangan masyarakat mengenai terorisme dan

menganalisis kebutuhan pendidikan mengenai anti terorisme di sekolah. Penelitian ini

menggunakan metode Research and Development, dengan teknik purposive

sampling. Objek dan lokasi penelitian ini yaitu siswa SLTA di Yogyakarta. Hasil

penelitian menyatakan bahwa pandangan masyarakat mengenai terorisme beragam.

Responden menyatakan setuju bahwa di sekolah perlunya pendidikan anti terorisme

serta dimasukan dalam kurikulum seperti kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan

ekstrakurikuler, sehingga menghasilkan sebuah sampel model internalisasi nilai

pendidikan agama dalam bentuk draft modul pendidikan anti terorisme di sekolah.

42

Estu Miyarso, “Pengembangan Model Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Sebagai

Upaya Untuk Menangkal Potensi Terorisme dan Gejala Disintegrasi Bangsa”, (Jurnal Penelitian

Humaniora, Vol.16.No.1, April 2011), h.76-93. [Jurnal on-line], https://journal.uny.ac.id.

Page 32: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

22

Dari kelima penelitian tersebut terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian

penulis. Dalam penelitian ini lokasi penelitiannya berbeda dengan kelima penelitian

yang sudah disebutkan di atas, pada penelitian pertama lokasi penelitian berada di

Surabaya, kemudian penelitian kedua berada di Tangerang Selatan, penelitian ketiga

berada di Mamuju, Sulawesi Barat, penelitian keempat berada di Jombang, Jawa

Timur, dan penelitian kelima berlokasi di Yogyakarta. Kemudian dari kelima

penelitian di atas memliki perbedaan pada penelitian penulis pada studi kasusnya dan

juga fokus masalah yang diteliti.

E. Kerangka Teoretis

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori untuk menjelaskan

permasalahan penelitian yang sudah dipaparkan di atas. Teori yang akan digunakan

yaitu teori radikalisme, deradikalisasi pemahaman keagamaan, dan deideologisasi

agama. Oleh karena itu diperlukan pembahasan yang lebih mendalam tentang teori

tersebut dengan mencari sumber dari berbagai literatur yang ada.

1. Radikalisme

Radikalisme pada dasarnya dari bahasa Latin yaitu radix yang berarti akar.

Artinya berpikir radikal yakni berpikir secara mendalam terhadap sesuatu sampai ke

akar-akarnya.43

Radikalisme adalah pemahaman yang menginginkan adanya

perubahan, pergantian terhadap suatu sistem yang ada dimasyarakat sampai ke

akarnya. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu

43

Tarmizi Taher, Meredam Gelombang Radikalisme (Jakarta : Center for Moderate Moslem

dan Karya Rezeki, 2004), h.21.

Page 33: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

23

kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Orang-orang radikal mengira bahwa

rencana-rencana yang mereka gunakan merupakan cara yang paling pas dan ideal.

Dalam permasalahan radikalisme ini, kebanyakan beralaskan dari pemahaman yang

sempit mengenai agama kemudian berakhir pada aksi teror bom. Sikap ektrem

tersebut berkembang biak ditengah-tengah lingkungan yang mempertontonkan

kemiskinan, kesenjangan sosial, atau ketidakadilan.44

Radikalisme merupakan sebuah sikap yang menginginkan perubahan secara

total dan bersifat revolusioner dengan merubah nilai-nilai yang ada secara drastis

melalui tindakan-tindakan ekstrim dan aksi kekeraan. Ciri dari radikalisme yaitu

fanatik (menganggap diri sendiri selalu benar dan orang selain dia salah), intoleran

(kurang menghargai pendapat serta keyakinan orang lain), revolusioner

(menginginkan perubahan cepat dengan cara kekerasan dalam mencapai tujuan),

eksklusif (membedakan diri dari kaum Muslimin pada umumnya).45

Radikalisme bisa bermakna ada pada posisi yang terlalu berlebihan, esktrem,

atau melewati batas wajar. Secara terminologis radikalisme merupakan suatu sikap

fanatik pada satu pendapat dan mengabaikan pendapat lainnya, tidak dialogis, serta

harfiah dalam memahami teks-teks agama tanpa menimbang-nimbang apa tujuan

esensial dari syariat.46

44

Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 117 45

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, “ Strategi Menghadapi Paham Radikalisme

Terorisme”, diakses pada tanggal 15 Maret 2019. 46

Irwan Masduki, Berislam Secara Toleran; Teologi Kerukunan Umat Beragama ( Bandung:

Mizan, 20011), h. 116.

Page 34: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

24

Kemudian Azyumardi Azra mengatakan bahwa, kata radikal itu mengacu

kepada kondisi keadaan orang atau gerakan tertentu dimana mereka menginginkan

adanya perubahan sosial dan politik dengan cepat dan juga sampai ke akarnya atau

menyeluruh. Mereka juga tidak jarang melakukan aksi-aksinya dengan cara

kekerasan, bukan dengan cara damai. Oleh karena itu radikalisme yang bersifat

keagamaan berhubungan dengan suatu cara untuk memperjuangkan keyakinan

keagamaan yang mereka anut tanpa adanya kompromi, bisa melalui cara kekerasan

dan anarkis.47

2. Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan

Deradikalisasi pemahaman keagamaan adalah:

Upaya menghapuskan pemahaman yang radikal terhadap ayat-ayat al-Qur’an

dan hadis, khususnya ayat atau hadis yang berbicara tentang konsep jihad dan

perang melawan kaum kafir. Jadi deradikalisasi ini bukan dimaksudkan sebagai

sebuah upaya untuk menyampaikan pemahaman baru tentang Islam dan bukan

juga pendangkalan akidah bagi umat Islam, melainkan sebagai sebuah usaha

untuk mengembalikan serta meluruskan kembali mengenai pemahaman tentang

apa dan bagaimana Islam.48

3. Deideologisasi Agama

Dalam mencegah radikalisme, filsuf Islam modern Muhammad Arkoun

menawarkan konsep berupa deideologisasi agama.

Deideologisasi adalah upaya membedakan antara agama autentik dengan agama

yang sudah terideologisasi oleh kelompok-kelompok radikal. Agama autentik

adalah agama yang terbuka dan toleran, sedangkan agama yang terideologisasi

47

Badrus Sholeh, Budaya Damai Komunitas Pesantren ( Jakarta: Pustaka LP3S, 2007),

h.xxvii. 48

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, h. 4

Page 35: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

25

adalah agama yang ditafsirkan secara reduktif, manipulatif, dan subjektif

sehingga menghasilkan agama yang intoleran.49

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan beruaya melakukan

analisis yang mendalam pada persoalan yang akan diteliti. Dalam metode kualitatif

ada beberapa jenis teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi dan lainnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan ketiga unsur

tersebut untuk dapat mengumpulkan data-data secara lebih mendalam. Dengan

menggunakan metode kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi

objek lebih dalam yaitu Majelis Taklim The Rabbaanians, serta melalui jamaahnya

dan ceramah-ceramahnya. Dalam penelitian kualitatif ada teknik riset yang dipakai

secara luas oleh para ilmuan politik beberapa contohnya yaitu untuk mengumpulkan

pengalaman subjektif seseorang, opini, keyakinan, nilai, dan lainnya.50

2. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif, supaya hasil penelitiannya berkualitas dilakukanlah

dengan cara pengumpulan data yang lengkap yaitu berbentuk data primer dan

sekunder. Data primer merupakan data yang berbentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh informan.51

Data

49

Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran : Teologi Kerukunan Beragama, h.95. 50

David Marsh dan Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik (Bandung:

Nusamedia, 2010), h.243. 51

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media

Publishing, 2015), h.28.

Page 36: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

26

primer dapat diperoleh melalui wawancara dengan jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians dan juga melalui observasi langsung di lokasi kajian. Kemudian ada

data sekunder yang dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen seperti rekaman,

foto-foto, catatan, dan lainnya. Dalam penelitian ini penulis meneliti melalui

ceramah-ceramah ustadnya yang berbentuk video dan juga melalui gambar-gambar

flyer yang berupa kegiatan Majelis Taklim The Rabbaanians.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Wawancara adalah suatu proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber atau orang yang diwawancarai, dilakukan dengan cara

tatap muka atau komunikasi langsung dengan memberikan pertanyaan mengenai

objek yang diteliti.52

Metode wawancara ini digunakan untuk mewawancarai para

jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians.

Kemudian penelitian ini menggunakan teknik observasi, pada teknik ini penulis

melakukan pengumpulan data melalui pengamatan yang bersifat sistematis dan juga

dengan mengamati tingkah laku, sikap, suatu kejadian, benda mati, dan lainnya.

Dalam teknik observasi, data yang diperoleh mempunyai kelebihan karena data

tersebut lebih dipercaya atau lebih valid, dikarenakan data tersebut diperoleh melalui

hasil pengamatan sendiri.53

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe

52

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan

(Jakarta: Kencana, 2017), h.372. 53

Julia, Orientasi Estetik Gaya Pirigan kacapi Indung dalam Kesenian Tembang Sunda

Cianjuran di Jawa Barat (Sumedang:UPI Sumedang Press, 2018), h.48.

Page 37: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

27

participant observer, dalam tipe ini pengamat ikut terlibat langsung di dalam kegiatan

yang diamati.54

Teknik yang ketiga dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, sumber ini dapat

berupa hasil karya, catatan, gambar, foto, video, dan lainnya.55

Dalam penelitian ini

penulis meneliti data-data yang berupa video ceramah-ceramah ustadz, gambar-

gambar, dan juga dari tulisan-tulisanya.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.56

Dalam analisis data

kualitatif melalui beberapa tahapan yaitu reduksi data, penyajian atau display data

dan kesimpulan atau verifikasi.57

Reduksi data adalah proses merangkum dan memilih data-data yang penting

dan membuang sesuatu yang kurang diperlukan dalam penelitian, dengan tujuan

untuk menyederhanakan data yang diperoleh selama pencarian data di lapangan.

Penyajian data adalah sekumpulan data-data yang tersususn dan dengan cara

melakukan penarikan kesimpulan, dikarenakan data yang dihasilkan dari metode

kualitatif berbentuk data naratif yang memerlukan sebuah penyederhanaan data tanpa

54

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, h.384. 55

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, h.391. 56

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h.120. 57

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h.122.

Page 38: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

28

mengurangi isinya.58

Analisis terhadap masalah penelitian dilakukan berdasarkan

teori radikalisme.

Kemudian yang terakhir adalah kesimpulan atau verifikasi. Dalam tahap ini

penulis menarik sebuah kesimpulan yang diperoleh dari data-data yang sudah ada,

untuk mengetahui makna dari data yang sudah dikumpulkan dengan mengetahui

hubungan, persamaan, dan juga perbedaan.59

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk mempermudah membaca penelitian ini

dan menggambarkan format laporan hasil penlitian ke dalam beberapa bab. Dalam

penelitian in terdapat 5 bab, sebagai berikut:

Bab I, pendahuluan. Dalam bab ini penulis memaparkan pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian serta tujuan dan manfaat yang terkait tentang peran pemuda

Majelis Taklim The Rabbaanians dalam mencegah radikalisme pada generasi muda di

Jakarta. Kemudian dalam bab ini dipaparkan juga tinjauan pustaka, kerangka teoretis,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II, kerangka teoretis. Dalam bab ini penulis mengeksplor lebih dalam

mengenai teori yang dipakai dalam penelitian ini sebagai konsep dasar di dalam

penelitian, yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini

menggunakan teori radikalisme dan deradikalisasi pemahaman keagamaan.

58

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h.122-123. 59

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h.124.

Page 39: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

29

Bab III, profil. Dalam bab ini penulis membahas tentang profil Masjid Agung

Al-Azhar, penyelenggara Kajian, latar belakang berdirinya Majelis Taklim The

Rabbaanians, menjelaskan kegiatan yang ada di Majelis Taklim The Rabbaanians,

serta menjelaskan beberapa sarana dakwah yang digunakan oleh para pemuda Majelis

Taklim The Rabbaanians.

Bab IV, analisis. Dalam bab ini penulis mengalisis dan menjabarkan hasil

temuan-temuan yang ada di lapangan mengenai peran pemuda Majelis Taklim The

Rabbaanians dalam mencegah radikalisme melalui faktor-faktor yang dapat diteliti,

seperti kegiatan atau ceramah-ceramah yang disampaikan dalam majelis taklim

tersebut.

Bab V, kesimpulan. Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan mengenai

peran pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam mencegah radikalisme,

melalui hasil analisis dan temuan yang ada dalam penelitian. Dalam bab ini terdapat

saran dan masukan untuk penelitian selanjutnya.

Page 40: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

30

BAB II

KERANGKA TEORETIS

A. Kaum Muda Muslim Milenial

Dalam penelitian ini kaum muda muslim milenial diartikan sebagai kaum muda

yang beragama Islam, dalam rentang usia 16-34 tahun. Sedangkan milenial diartikan

sebagai anak muda yang lahir tahun 1982 sampai kisaran tahun 2000, yang rata-rata

mereka pada tahun 2017 berumur antara 16 tahun sampai 36 tahun.60

Generasi

milenial memiliki ciri yang ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban

dengan komunikasi, media sosial, dan teknologi digital.61

Generasi milenial mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna

media sosial yang fanatik, kehidupannya sangat terpengaruh dengan

perkembangan teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan

ekonomi. Sehingga, mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan

lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.62

B. Radikalisme

Radikalisme berasal dari bahasa Latin yaitu radix yang berarti akar. Berpikir

radikal artinya berpikir secara mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-akarnya.63

Radikalisme adalah pemahaman yang menginginkan adanya perubahan, pergantian

terhadap suatu sistem yang ada di masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme

menuntut adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek

60

Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme (Banten : Center For The Study of Religion and Culture, 2018),

h.8-9. 61

Indah Budiati, dkk., Profil Generasi Milenial Indonesia (Jakarta : Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, 2018), h.18. 62

Indah Budiati, dkk., Profil Generasi Milenial Indonesia, h.18. 63

Tarmizi Taher, Meredam Gelombang Radikalisme (Jakarta : Center for Moderate Moslem

dan Karya Rezeki, 2004), h.21.

Page 41: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

31

kehidupan masyarakat. Orang-orang berpaham radikal mengira bahwa rencana-

rencana yang mereka gunakan merupakan cara yang paling pas dan ideal. Orang

berpaham radikal kebanyakan beralaskan dari pemahaman yang sempit mengenai

agama kemudian berakhir pada aksi kekerasan. Sikap ektrem tersebut berkembang

biak ditengah-tengah lingkungan yang mempertontonkan kemiskinan, kesenjangan

sosial, atau ketidakadilan.64

Menurut ahli sejarah Islam, Azyumardi Azra, radikal itu mengacu kepada

kondisi keadaan orang atau gerakan tertentu dimana mereka menginginkan adanya

perubahan sosial dan politik dengan cepat dan juga sampai ke akarnya atau

menyeluruh. Mereka juga tidak jarang melakukan aksi-aksinya dengan cara

kekerasan, bukan dengan cara damai. Oleh karena itu radikalisme yang bersifat

keagamaan berhubungan dengan suatu cara untuk memperjuangkan keyakinan

keagamaan yang mereka anut tanpa adanya kompromi, bisa melalui cara kekerasan

dan anarkis.65

Radikalisme bisa bermakna ada pada posisi yang terlalu berlebihan, esktrem,

atau melewati batas wajar. Secara terminologis radikalisme merupakan suatu sikap

fanatik pada satu pendapat dan mengabaikan pendapat lainnya, tidak dialogis, serta

tekstual dalam memahami teks-teks agama tanpa menimbang-nimbang apa tujuan

esensi dari syariat.66

Sedangkan radikalisme sendiri dalam sudut pandang keagamaan,

diartikan sebagai gerakan-gerakan keagamaan yang berusaha merombak dan merubah

64

Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, h. 117 65

Badrus Sholeh, Budaya Damai Komunitas Pesantren, h.xxvii. 66

Irwan Masduqi, BerIslam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama, h.116.

Page 42: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

32

secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan

kekerasan.67

Radikalisme dalam penelitian ini definisikan sebagai suatu paham yang melekat

pada individu atau sekelompok orang yang menginginkan adanya perubahan dengan

cara menyeluruh, drastis, ekstrem dan salah satu cirinya menggunakan cara-cara

kekerasan dalam mencapai tujuannya. Kemudian dalam konteks keagamaan,

radikalisme adalah pemahaman atau gerakan keagamaan yang menghendaki

perubahan secara menyeluruh, drastis, dan ekstrem dengan cirinya menggunakan

cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Radikalisme dapat didefinisikan sebagai sebuah fenomena sosial-politik

keagamaan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, meskipun tidak selalu

melakukan aksi-aksi kekerasan pendukung radikalisme berpotensi terjebak dalam

aksi-aksi kekerasan, mengingat adanya kecenderungan tersebut pada gerakan ini.

Kedua, mendesak dilakukannya perubahan politik secara revolusioner dan menetang

keras status quo. Ketiga, resistensi terhadap pemerintah yang sah, karena merasa

teralienasi dan diskriminasi. Keempat, radikalisme merupakan spektrum/varian

independen yang berada hanya satu level di bawah ekstremisme dan terorisme, yang

artinya radikalisme merupakan gejala pra-ekstremisme dan terorisme.68

67

Ahmad Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama : masa depan Moderatisme Islam di

Indonesia (Yogyakarta: Logung Pusaka, 2008), h.33. 68

Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.9-10.

Page 43: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

33

Radikalisme dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu melalui pemikiran

dan tindakan. Adapun dalam bentuk pemikiran, radikalisme hanya sebagai ide yang

bersifat abstrak dan didiskusikan, walaupun tetap mendukung dengan cara-cara

kekerasan dalam mencapai tujuannya. Kemudian radikalisme dalam bentuk tindakan,

berwujud dalam bentuk aksi dan tindakan yang dilakukan oleh sebuah kelompok

garis keras atau ekstrem melalui cara-cara kekerasan serta anarkis dalam mencapai

tujuan mereka, baik dibidang keagamaan, sosial politik dan ekonomi.69

C. Karakteristik Radikalisme

Karakteristik radikalisme sebagai berikut:70

a. Eksklusif. Mereka menggunakan tindakan gerilya atau gerakan bawah tanah,

tertutup dalam melakukan aksinya. Mereka menggunakan srtategi siasat ganda, yaitu

di satu sisi mereka bisa bersikap ekslusif serta anti pluralism pada wilayahnya mereka

sendiri. Kemudian di sisi lainnya mereka memakai cara penyelubungan terhadap

wilayah di luar koridor mereka agar tujuan dan cita-citanya tidak terdeteksi oleh

negara yang dituju.

b. Hidup Berkoloni. Cara hidup mereka tidak permanen dan berpindah-pindah

karena tergantung kondisinya aman atau tidak bagi mereka dalam membangun

pertahanan teritorialnya. Kemudian menggunakan aturan yang ketat di daerah

69

Agus Surya Bakti, Darurat Terorisme : Kebijakan Pencegahan, Perlindungan dan

Deradikalisasi (Jakarta: Daulat Press, 2014), h.155. 70

Kasjim Salenda, Terorisme dan Jihad dalam Persfektif Hukum Islam (Jakarta : Badan

Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2009), h.127.

Page 44: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

34

teritorialnya untuk membentuk komunitas sosial, dan menjatuhkan hukuman yang

berat pada kelompok yang tidak tunduk pada sistemnya.

c. Pendirian Negara Agama. Mereka sepakat untuk mendirikan negara

berdasarkan agama tanpa memperhitungkan konsensus beragam dalam masyarakat.

Mereka juga tidak hanya mengatasnamakan agama tetapi mereka juga

mengatasnamakan Tuhan, sehingga mereka mencoba mengintegrasikan antara agama

dan kekuasaan.

d. Perubahan Revolusioner. Mereka ingin adanya perubahan terhadap

pemerintah dengan cara revolusioner. Dalam perekrutan anggota mereka lebih fokus

pada integritas serta keinginan yang sama untuk merubah sistem yang sah.

Syeikh Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa radikalisme memiliki 6 kriteria

yaitu.71

A. Pertama, mereka lebih sering mengklaim kebenaran sepihak serta

menyesatkan orang-orang atau kelompok lain yang memang tidak sependapat

dengannya.

B. Kedua, paham radikalisme ini mempersulit agama Islam yang pada dasarnya

itu mudah dan ringan, mereka berargumen bahwa ibadah-ibadah yang sunnah seakan-

akan menjadi wajib dan sesuatu yang makruh seakan-akan menjadi hal yang haram.

C. Ketiga, kebanyakan kelompok radikal sangat berlebihan atau ghuluw dalam

beragama yang tidak pada tempatnya.

71

Yusuf al-Qardhawi, al-Shahwah al-Islamiyah bayn al-Juhud wa al-Tatarruf (Cairo: Bank

alTaqwa, 1406 H), h.33-35.

Page 45: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

35

D. Keempat, kelompok radikalisme dalam menjalin sebuah interaksi sosial

cenderung bersikap kasar, keras dalam bicara serta bersikap emosional dalam

menyampaikan dakwah.

E. Kelima, kelompok radikal gampang berburuk sangka kepada orang lain yang

di luar golongannya.

F. Keenam, kelompok radikalisme mudah mengkafirkan orang lain berbeda

pendapat dengannya.

Kemudian Syeikh Yusuf Al-Qardhawi juga mengatakan teruntuk umat Islam,

dan khususnya bagi kaum muda mereka harus kembali kepada manhaj ulama yang

benar dalam menjaga keilmuan Islam. Syeikh menekankan bahwa hal terpenting

adalah mencari guru atau pembimbing dalam memahami agama dan juga kadar

keilmuan harus lebih ditingkatkan lagi, agar semakin luas, terbuka dalam melihat

persoalan yang ada. Karenanya ciri dari orang yang moderat itu mereka bersikap

damai, toleran, menghargai orang lain dan mau belajar, sehingga mereka jauh dari

sikap radikal.

D. Faktor Penyebab Radikalisme

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya radikalisme, sebagai

berikut:72

a. Pemahaman Keagamaan yang Literal

72

M. Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural Multireligius (Jakarta: PSAP,

2005), h.11-24.

Page 46: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

36

Pemahaman keagamaan literal adalah pemahaman keagamaan yang sepotong-

sepotong terhadap ayat-ayat di dalam Al-Quran dan ditafsirkan secara subjektif.

Bibit-bibit serta bentuk yang paling cepat munculnya kejahatan atau tindak kekerasan

dengan motif agama adalah melalui pola pemahaman yang bersifat literal dan

tekstual.

b. Ketidakadilan Sosial-Ekonomi dan Politik

Permasalahan ketidaksetaraan atau kesenjangan sosial ekonomi yang mencolok

dapat menyentuh rasa keadilan masyarakat luas. Karena tidak terpenuhinya rasa

keadilan secara structural di dalam masyarakat dapat menimbulkan kerawanan bagi

stabilitas pemerintahan. Berbagai trik dan cara dilakukan untuk menjatuhkan

pemerintahan yang sah, mulai dihembuskan oleh lawan-lawan politik. Adanya

perlawanan ideologis dari kelompok pesaing pemerintahan merupakan bibit penyebab

munculnya kekerasan yang bersifat terbuka.

Azyumardi Azra mengatakan bahwa, faktor penyabab radikalisme di kalangan

umat Islam yaitu Memiliki pemahaman keagamaan yang bersifat lieral, mereka

memahami ayat-ayat dalam Al-Qur’an secara parsial atau sepotong-sepotong.

Pemahaman seperti itu pada umumnya tidak moderat sehingga menjadi arus utama

bagi masuknya radikalisme.73

c. Para Penganut Kelompok Islam Garis Keras Mengalami Kekecewaan dan

Alienasi (rasa keterasingan)

73

Abdul Munip, “Menangkal Radikalisme Agama di Sekolah”, (Jurnal Pendidikan Islam,

Vol.1.No.2, Desember 2012), h.163. [Jurnal on-line], http://ejournal.uin-suka.ac.id.

Page 47: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

37

Hal ini disebabkan karena ketertinggalan umat Islam terhadap pencapaian serta

kemajuan Barat dan masuknya budaya mereka dengan melalui berbagai akses.

Karena ketidakmampuannya untuk mengimbangi efek materialisitik dari budaya

Barat, alhasil mereka mempergunakan cara-cara kekerasan untuk menghalangi

penetrasi Barat.74

d. Dangkalnya Pemahaman Tentang Agama Islam

Munculnya kelompok-kelompok Islam garis keras seperti itu tidak terlepas dari

adanya pendangkalan agama dari kalangan umat Islam itu sendiri, terkhusus pada

anak-anak mudanya. Pada akhirnya mereka hanya mencukupkan diri melalui

interpretasi keagamaan yang didasarkan pada pemahaman yang bersifat literal atau

tekstual. Hasil akhrinya biarpun halafan mereka mengenai ayat-ayat Al-Qur’an dan

hadits nabi itu banyak tetapi secara subsatnsi pemahaman mereka tentang Islam itu

lemah karena tanpa mempelajari kaidah-kaidah ushul fikih beserta penafsiran-

penafsiran dan juga variasi pemahaman terhadap teks-teks tersebut.

E. Pencegahan Radikalisme

1. Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan

Deradikalisasi pemahaman keagamaan adalah:

Upaya menghapuskan pemahaman yang radikal terhadap ayat-ayat al-Qur’an

dan hadis, khususnya ayat atau hadis yang berbicara tentang konsep jihad,

perang melawan kaum kafir. Jadi deradikalisasi ini bukan dimaksudkan sebagai

sebuah upaya untuk menyampaikan pemahaman baru tentang Islam dan bukan

juga pendangkalan akidah bagi umat Islam, melainkan sebagai sebuah usaha

74

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2014), h. 323-324.

Page 48: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

38

untuk mengembalikan serta meluruskan kembali mengenai pemahaman tentang

apa dan bagaimana Islam.75

a. Melalui Pendekatan Agama

Pada hakikatnya semua agama mengajarkan umatnya agar berlaku kasih dan

sayang kepada sesama. Jika ditarik kesimpulan mendasar bahwa pesan yang

disampaikan dari semua agama di muka bumi yaitu menciptakan kehidupan yang

damai dengan seluruh makhluk ciptaannya dan tidak ada agama yang mengajarkan

untuk meneror dan bertindak anarkis. Adapun agama Islam yang dituduh bahwa

sebagai agama yang mengajarkan terorisme dan radikalisme diakrenakan terdapat

ayat-ayat dan hadits tentang jihad, perang maka yang harusnya dikoreksi, diluruskan

serta dikritik bukanlah ayat yang ada di dalam Al-Qur’an atau haditsnya, tapi

pemahaman orangnya yang membaca serta menafsirkan ayat-ayat dari Al-Qur’an dan

haditsnya, disinilah terlihat perbedaan jelas mana yang harusnya kita kaji lebih

dalam.76

2. Deideologisasi Agama

Dalam mencegah radikalisme, filsuf Islam modern Muhammad Arkoun

menawarkan konsep berupa deideologisasi agama.

Deideologisasi adalah upaya membedakan antara agama autentik dengan agama

yang sudah terideologisasi oleh kelompok-kelompok radikal. Agama autentik

adalah agama yang terbuka dan toleran, sedangkan agama yang terideologisasi

adalah agama yang ditafsirkan secara reduktif, manipulatif, dan subjektif

sehingga menghasilkan agama yang intoleran.77

75

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, h. 4 76

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, h. 6-7 77

Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran : Teologi Kerukunan Beragama, h.95.

Page 49: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

39

Ada tiga cara yang bisa dipertimbangkan sebagai langkah mencegah

pemahaman radikalisme:78

a. Penguatan basis teologi Islam moderat.

Caranya dengan membangun argumen yang lebih rinci dan detil mengenai

bagaimana sih konsep teologi Islam moderat beroperasi di tingkat praksis. Teologi

Islam moderat yaitu pemahaman tentang Islam dengan cirinya yang terbuka, toleran,

luas, persatuan dan komprehensif. Jika dilihat secara keagamaan, rata-rata umat Islam

di Indonesia bukanlah orang-orang yang mempunyai kedalaman ilmu-ilmu agama

yang mencukupi. Secara teologis, mayoritas umat Islam di Indonesia sebenarnya

cukup moderat, namun moderatisme yang mereka miliki bukanlah moderatisme yang

terdidik dan dalam secara keilmuan. Jadi moderatisme mereka yaitu moderatisme

dangkal, hanya dipermukaan saja namun sekali mereka bertemu dengan seorang yang

berideolog radikal dengan karakternya yang kuat, maka mereka akan mudah

terpengaruh oleh ideologi yang diajarkannya.

b. Mengantisipasi ideologi radikal bisa juga dengan cara pribumisasi Islam.

Munculanya ideologi radikal di kalangan umat Islam tidak bisa dipisahkan dari

adanya proses percampuran budaya dikalangan umat Islam. Dalam konsep ini yang

dimaksud pribumisasi Islam adalah bagaimana agar Islam di dekati, diterjemahkan

dan diobjektivikasi dalam konteks ke Indonesiaan, baik di tingkat budaya, sosial dan

78

Masdar Hilmy, Islam, Politik dan Demokrasi; Pergulatan Antara Agama, Negara dan

Kekuasaan (Surabaya: Imtiyaz, 2014), h. 59-63.

Page 50: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

40

juga politik. Artinya disini Islam itu bukan merubah, tapi mewarnai dari setiap

aktivitas kehidupan keindonesiaan.

c. Meradikalisasi pemahaman keagamaan. Cara ini dilakukan dengan

memperkaya bacaan keagamaan secara akademik. Cara ini bisa dilakukan melalui

proses pembelajaran keagamaan yang bersifat intensif untuk menjadikan Islam

sebagai objek kajian akademik. Cara-cara ini diyakini dapat meminimalisir dan

mengurangi kemungkinan adanya ideologisasi dan politisasi Islam. Karena

kebanyakan dari penganut radikalisme terdiri dari mereka yang memang terdidik

dalam lembaga-lembaga pendidikan sekuler atau umum, bukan dari lembaga-lembaga

pendidikan agama, seperti pesantren dan lainnya. Hal ini bisa dipahami karena dalam

pesantren para santrinya terbiasa dengan adanya perbedaan wacana keagamaan serta

mempunyai perspektif komparatif ketika melihat isu-isu keagamaan. Hasilnya

pandangan-pandangan tentang keagamaan yang berbeda tidak menyebabkan pada

munculnya pemahaman kegamaan yang bersifat radikal di kalangan para santri serta

para alumninya, karena pemahaman keagamaan yang telah termoderasi.

Page 51: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

41

BAB III

PROFIL MAJELIS TAKLIM THE RABBAANIANS

A. Majelis Taklim The Rabbaanians

A.1 Sejarah Majelis Taklim The Rabbaanians

Majelis Taklim The Rabbaanians pada awalnya bernama kajian lepas kerja

Rabu malam, bada Isya. Kemudian untuk menarik minat kaum muda dibentuklah

sebuah konsep majelis taklim yang tidak kaku, mudah dipahami bagi kaum muda,

serta penyampaiannya yang interaktif kemudian dinamakanlah The Rabbaanians.79

Majelis Taklim The Rabbaanians adalah sebuah wadah dakwah untuk generasi muda

dengan harapan generasi muda kedepannya dapat memahami agama Islam dengan

baik dan benar sebagaimana Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi Sallallahu

Alaihi Wasallam. Majelis Taklim The Rabbaanians hadir karena perlunya wadah bagi

generasi muda untuk mengekspresikan dirinya dalam sebuah koridor Islam. Jadi kita

memberi tahu kepada generasi muda bahwa kita bisa tetap up to date dalam koridor

Islam, kita juga masih bisa tetap eksis dalam koridor Islam, Islam juga tidak membuat

kita menjadi seorang yang aneh dan Islam juga tidak membuat kita menjadi seorang

yang tidak mengikuti arus perkembangan zaman.80

Majelis Taklim The Rabbaanians berada di Masjid Agung Al-Azhar, Jl.

Sisingamangaraja, RT.2 RW.1, Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru,

79

Wawancara dengan Sobahussurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 80

Pidato langsung oleh Dani Prasetyo, Ketua Majelis Taklim The Rabbaanians dalam acara

pembukaan panitia Meet and Great Ramadhan, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019.

Page 52: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

42

Jakarta Selatan. Majelis Taklim ini didirikan pada tahun 2015, Majelis Taklim The

Rabbaanians mempunyai 1000 jamaah yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, rata-

rata jamaahnya berumur 18-35 tahun. Majelis Taklim The Rabbaanians didirkan

untuk menarik kaum muda yang ada di sekitar Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itu

rata-rata umur jamaahnya masih muda. Majelis Taklim The Rabbaanians merupakan

salah satu program dari Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang diketuai oleh Dr.

Sobahussurur, MA sekaligus sebagai penyelenggara kajian. Majelis Taklim The

Rabbaanians diketuai oleh Dani Prasetyo.81

Majelis Taklim The Rabbaanians mengadakan pengajian rutin setiap Rabu

malam, sesudah shalat Isya. Dalam kegiatan Majelis Taklim The Rabbaanians mereka

menggunakan beberapa kamera untuk merekam kajian dan disiarkan langsung

melalui akun youtube. Ketika kajian berlangsung Majelis Taklim The Rabbaanians

menggunakan layar lebar beserta proyektor agar jamaah yang di belakang yang tidak

bisa melihat ustadz secara langsung dapat menyimak kajian dengan lebih baik.

Panitia kajian juga terlihat sangat modis dengan gaya kaum muda berpakaian, jadi

tidak harus menggunakan gamis, peci, ataupun sarung.

A.2 Visi dan Misi

Dalam sebuah komunitas atau organisasi diperlukanya visi dan misi yang

disepakati. Dengan adanya visi misi tersebut maka fokus komunitas tersebut akan

terarahkan sesuai dengan visi dan misinya kedepan.

81

Wawancara dengan Sobahussurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 53: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

43

Visi82

Menjadi sebuah wadah dakwah untuk generasi muda dengan harapan generasi

mudah kedepannya dapat memahami agama Islam dengan baik dan benar

sebagaimana Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

Misi83

a) Menjadikan generasi muda yang gemar menuntut ilmu (Agama)

b) Menjadikan generasi muda yang berakhlak dengan Agama Islam sebagaimana

kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sesuai

dengan pemahaman para sahabat.

c) Mendorong kebaikan dan mencegah kemunkaran berdasarkan Al-Qur’an dan

Al-Sunnah Rasulullah dengan cara yang lebih bijak, nasehat yang santun, dan

dialog yang lebih beradab.

d) Meningkatkan mutu pemeliharaan dan pengawalan terhadap aqidah umat

Islam dari bahaya pemurtadan, aliran-aliran sesat, pola pikir dan gaya hidup

yang bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

A.3 Struktur Organisasi

Dalam sturktur organisasi Majelis Taklim The Rabbaanians terdapat 3 bidang

yaitu peyelenggara kajian, ketua dan anggota.

82

Pidato langsung oleh Dani Prasetyo, Ketua Majelis Taklim The Rabbaanians dalam acara

pembukaan panitia Meet and Great Ramadhan, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019.. 83

Pidato langsung oleh Dani Prasetyo, Ketua Majelis Taklim The Rabbaanians dalam acara

pembukaan panitia Meet and Great Ramadhan, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019.

Page 54: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

44

Berikut struktur organisasi Majelis Taklim The Rabbaanians:84

Penyelenggara

Kajian adalah Dr. Sobahussurur, MA. Ketua kajian adalah Dani Prasetyo. Anggota

atau panitia kajian terdiri dari Alvin Aditya, Bagas Adi, Eko Wahid, Erick Salim,

Dewo Arsya, Ilham Caturahman, Rafi Fadilah.

A.4 Program Majelis Taklim The Rabbaanians

Dalam pembentukan Majelis Taklim dibutuhkanlah program-program yang

bertujuan untuk dapat mengemban visi dan misi dakwah majelis taklim tersebut.

Program-program inilah yang akan menjadi tumpuan dan pijakan sebuah majelis

taklim agar dapat berjalan baik. Dalam Majelis Taklim The Rabbaanians terdapat dua

program yaitu program tahunan dan program mingguan. Program mingguan

merupakan program yang dilakukan rutin setiap minggu yang dimana program ini

menjadi program inti dari Majelis Taklim The Rabbaanians. Sedangkan program

tahunan merupakan program yang diadakan setiap tahun karena bertepatan dengan

event-event tertentu seperti bulan Ramadhan dan lainnya. berikut program-program

tersebut.85

a. Program Mingguan

Terdapat 4 kegiatan yaitu Pertama, Kajian rutin Rabu malam, setiap ba’da Isya

sampai selesai. Kedua, Kegiatan live Streaming kajian melalui Youtube, Instagram.

84

Wawancara dengan Sobahussurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 85

Wawancara dengan Sobahussurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 55: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

45

Ketiga, menyebarkan broadcast artikel kajian melalui WA. Keempat, Penyebaran

flyer-flyer dakwah melalui media sosial Instagram, Facebook, dan WA

b. Program Tahunan

Dalam program tahunan terdapat 5 program. Pertama, program Meet and Greet

Ramadhan The Rabbaanians yang dilakukan bulan Ramadhan. Kedua, program The

Rabbaanians Umroh (Umroh bersama ustadz). Ketiga, program Marbot Umroh.

Keempat, santunan kepada anak-anak yatim. Kelima, program The Rabbaanians

Social dan Humanity Response (kegiatan sosial seperti membantu korban bencana,

donor darah. qurban dan lainnya).

Program utama Majelis Taklim The Rabbaanians yaitu kajian rutin Rabu

malam. Program ini dijadikan prioritas karena memang disinilah pesan-pesan dakwah

Majelis Taklim The Rabbaanians dapat tersampaikan ke kaum muda. Dalam program

rutin kajian Rabu malam, materi yang dibawakan setiap ustadz berbeda, ada yang

membawakan materi tauhid, tentang akhlak, tentang taubat, tentang adab-adab,

tentang pernikahan. Juga ditanamkan kepada para peserta kajian perihal larangan

memberontak kepada pemerintah, kewajiban mendoakan pemerintah, larangan

mencaci maki pemerintah, larangan berunjuk rasa dan anjuran untuk bersabar bila

dizolimi pemerintah. Karena taat kepada pemimpin dan pemerintah yang sah

merupakan bagian dari aqidah yang di tanamkan dalam Majelis Taklim The

Rabbaanians. Majelis Taklim The Rabbaanians mengemas kajian dengan materi dan

Page 56: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

46

judul-judul kajian yang menarik bagi kaum muda. Dengan kemampuan di bidang

media sosial pengurus majelis dapat membuat flyer yang menarik bagi kaum muda.86

A.5 Metode Majelis Taklim The Rabbaanians

Untuk mempermudah dalam pembelajaran agama setiap Majelis Taklim pasti

mempunyai metode dalam menyampaikan pesan-pesan agama, adapun metode yang

dipakai dalam Majelis Taklim The Rabbaanians sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Dalam metode ini ustadz hanya menyampaikan materi kajian secara

satu arah. Dalam metode ini para jamaah hanya mendengarkan dan juga

diakhir materi ada sesi tanya jawab langsung dengan ustadz. Dalam setiap

pertemuan materi yang dibawakan dengan tema yang berbeda-beda. Metode

ceramah merupakan metode yang paling mudah dimengerti dan juga paling

efektif dalam menyampaikan ilmu agama kepada para jamaah.87

b. Metode Talkshow

Dalam metode pembelajaran di Majelis Taklim The Rabbaanians ada

dua orang MC yang biasa nya memandu jalannya kajian. Mereka

memberitahu informasi mengenai kegiatan Majelis Taklim The Rabbaanians

dan memberi tahu materi apa yang akan di bawakan oleh ustadz. Jadi setelah

MC menyampaikan info tentang majelis taklim beserta materi apa yang akan

86

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Minggu, 12 Mei 2019. 87

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Minggu, 12 Mei 2019.

Page 57: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

47

dibawakan barulah ustadz dipanggil dan disajikan juga satu meja dan dua

bangku. Bangku untuk ustadz dan bangku untuk MC, dalam metode ini ustadz

menyampaikan ceramah secara satu arah dan dipandu oleh MC. Tugas MC

biasanya mencatat hasil kajian dan ringkasan kajian. Kemudian diakhiri

dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh MC, jamaah bertanya langsung

kepada ustadz dan diberikan mic untuk dapat bertanya. Bagi jamaah yang

ingin bertanya harus menyebutkan identitasnya, biasanya berupa nama, alamat

dan status.88

c. Media Sosial

Majelis Taklim The Rabbaanians menggunakan sarana media sosial

sebagai metode pembelajaran agama, seperti Instagram, Facebook, Youtube,

Twitter, SoundCloud, Whatsapp. Media sosial merupakan sarana yang paling

efektif untuk merangkul kaum muda yang biasanya menggunakan media

sosial. Dengan menggunakan sarana media sosial Majelis Taklim The

Rabbaanians dapat menjangkau lebih luas lagi kaum muda dalam

menyampaikan pesan-pesan agama.89

d. Tanya Jawab

Dalam metode ini Majelis Taklim The Rabbaanians menerapkan

metode tanya jawab bersama ustadz di bazar selepas kajian. Jadi ada sesi

88

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu, 12

Mei 2019. 89

Wawancara dengan Alvin, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu, 12 Mei

2019.

Page 58: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

48

setelah kajian dimana para jamaah bisa shareing, bertanya, atau ngobrol santai

bersama ustadz di daerah bazar Majelis Taklim The Rabbaanians.90

B. Latar Belakang Sosial Ekonomi, Keagamaan Kaum Muda Majelis Taklim

The Rabbaanians

B.1 Latar Belakang Sosial-Ekonomi Kaum Muda Majelis Taklim The

Rabbaanians

Salah satu penyebab radikalisme pada kaum muda disebabkan karena latar

belakang sosial dan ekonomi mereka. Kaum muda yang suka mengikuti gaya hidup

atau lifestyle yang modern penuh dengan kemewahan serta elit, tetapi mereka tidak

sanggup mewujudkannya karena keadaan keuangan keluarga yang kurang, bisa

mengalami depresi serta pengaruh yang buruk atau negatif. Beberapa generasi muda

dalam kelas ekonomi yang rendah, mengakui bahwa kegagalan mereka disebabkan

hambatan material-struktural.91

Jika kita perhatikan dalam struktur keanggotaan beberapa ormas Islam garis

keras seperti HTI, FPI, Laskar Jihad, dan MMI diisi oleh sebagian besar kelompok

kaum muda yang berekonomi rendah atau miskin yang disebabkan karena

pengangguran dan permasalahan lainnya. Oleh karena itu banyak kaum muda yang

kelas menengah kebawah atau miskin yang bergabung dengan ormas radikal tersebut.

90

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu, 12

Mei 2019. 91

Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.6

Page 59: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

49

Bisa juga disebabkan karena mereka kalah bersaing dan terlempar dari persaingan

lapangan kerja.92

Oleh karena itu sebagai gantinya mereka banyak bekerja dibagian ekonomi

yang bersifat informal yang penghasilannya pas-pasan serta tidak tetap, yang dimana

efek dari itu mengakibatkan mereka lebih banyak menganggur, merasa teralienasi dan

merasa tidak ada harapan untuk masa depannya. Dengan kondisi dan situasi seperti

ini ormas-ormas radikal menjadi suatu tempat naungan yang pas bagi mereka anak-

anak muda yang dipekerjakan sebagai laskar yaitu semacam tim-tim dari ormas

tersebut, dengan adanya status sebagai laskar menimbulkan rasa percaya diri bagi

mereka anak-anak muda.93

Dari data yang diperoleh melalui wawancara, kaum muda Majelis Taklim The

Rabbaanians belatar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Rata-rata mereka

memliki latar belakang sosial yang baik serta ekonomi yang berkecukupan. Berikut

beberapa hasil dari wawancara dengan kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians.

Wawancara dengan Ilham Fadlan berumur 22 tahun, berstatus sebagai mahasiswa

Indonesia Banking School, latar belakang orang tua nya bekerja sebagai PNS.94

Muhammad Rafi berumur 16 tahun, berstatus sebagai pelajar disebuah Pesantren Al-

92

Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.6 93

Chaider S.Bamualim, dkk., Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme, h.6 94

Wawancara dengan Ilham Fadlan, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Kamis,

20 Juni 2019.

Page 60: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

50

Ukhuwah Jawa Tengah, latar belakang orang tua nya sebagai PNS. 95

Adapun Eko

Wahid yang berumur 23 tahun, adalah pegawai BUMN, dan orang tuanya bekerja

sebagai pegawai BUMN. 96

Ada juga Muhammad Jordiansyah Arifin berumur 18

tahun yang berstatus sebagai mahasiswa Universitas Pamulang dan juga bekerja di

perusahaan swasta, orang tuanya bekerja sebagai pegawai swasta. 97

Kemudian juga dari jamaah perempuan ada Devita Apriyani yang berumur 22

tahun bersatatus sebagai mahasiswi Uhamkah. Berasal dari keluarga yang bekerja

sebagai wirausaha. 98

Ada juga Nabila yang berumur 23 tahun dan berstatus sebagai

karyawan di perusahaan swasta. Latar belakang keluarganya adalah pegawai swasta.99

Selain itu ada juga Fivi Dwi Arti berumur 23 tahun, berstatus sebagai karyawan di

perusahaan swasta, dengan latar belakang keluarga yang bekerja sebagai

wirausaha.100

Kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians, memiliki tingkat kepedulian

sosial yang cukup tinggi. Karena bisa dilihat dari beberapa kegiatan Majelis Taklim

The Rabbaanians diantaranya kegiatan Social dan Humanity Response. Ada beberapa

program dalam kegiatan ini yaitu kegiatan membantu korban bencana alam berupa

95

Wawancara dengan Muhammad Rafi, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 5 Juni 2019. 96

Wawancara dengan Eko Wahid, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

12 Mei 2019. 97

Wawancara dengan Muhammad Jordiansyah, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019. 98

Wawancara dengan Devita Apriyani, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 99

Wawancara dengan Nabila , Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu, 26 Juni

2019. 100

Wawancara dengan Fivi Dwi Arti, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu,

26 Juni 2019.

Page 61: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

51

penggalangan dana dan terjun langsung ke lokasi, kegiatan donor darah dan ada juga

santunan untuk yatim piatu, serta program marbot umroh.

Dari kaum muda jamaah Majelis Takim The Rabbaanians ada yang mengikuti

kegiatan organisasi kampus atau kegiatan sosial di luar majelis taklim, seperti

beberapa pemuda majelis taklim yaitu Andre Firdiarsyah dan Muhammad Taufik

yang mengikuti kegiatan sosial yang bernama Dream social school, yaitu kegiatan

berupa pendidikan untuk anak-anak jalanan yang berlokasi di Jakarta Selatan. Taufik

sendiri menjadi salah satu anggota BEM di kampusnya. Sedangkan Andre merupakan

mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia jurusan ilmu komunikasi, Andre menjadi

salah satu anggota BEM di UAI.101

Ada juga Bagas Adi yang mengikuti kegiatan

organisasi kampus BEM dan kegiatan sosial yaitu sedekah nasi bungkus Jakarta atau

disingkat SENABUNG Jakarta. Bagas juga mengatakan dalam kegiatan ini ada

program berbagi nasi bungkus untuk orang-orang yang membutuhkan di pinggiran-

pinggiran jalan, tempat pembuangan sampah, yatim piatu, dan yang membutuhkan.

Menurut Bagas kegiatan berbagi ini merupakan salah satu representasi dari apa yang

didapatkan dari ilmu yang sudah diajarkan di kajian-kajian seperti The Rabbaanians

yang mengajarkan pentingnya rasa peduli kepada orang lain, dengan memberi

makanan dengan niat untuk mendapatkan pahala jariyah untuk kehidupan akhirat

101

Wawancara dengan Andre dan Taufik, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 19 Juni 2019.

Page 62: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

52

nanti.102

Kemudian ada juga Ilham Caturahman yang menjadi anggota sepakbola

Gojek FC Jakarta Selatan serta menjadi wakil ketua dari organisasi sosial pemuda

SENABUNG.103

Ada juga Izhar Mulky yang menjadi panitia kajian karyawan Shopee. Izhar juga

merupakan mantan ketua HIMA jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana

dengan beberapa kegiatan sosial organisasi kampus pada umunya.104

Jika melihat data

di atas rata-rata mereka masih berusia muda dengan berbagai macam kegiatan positif

di kampus ataupun di lingkungan Masyarakat. Alvin salah satu panitia Majelis

Taklim The Rabbaanians mengatakan:

The Rabbaanians ini jika kita melihat rata-rata umurnya mereka dikisaran 18-40

tahunan dari data Instagram yang terlihat dan dari hasil tanya jawab sehabis

kajian mereka rata-rata para pegawai yang sehabis kerja meluangkan waktu

untuk ke sini karena memang juga di tag line nya berjudul kajian lepas kerja,

kemudian juga banyak diisi para pelajar dan mahasiswa.105

Hal yang sama disampaikan oleh Sobahhusurur selaku penyelenggara majelis

taklim. Sobahhusurur mengatakan:

The Rabbaanians ini rata-rata yang hadir ya anak-anak muda yang lagi aktif

kerja, para pemuda yang masih bujangan, para mahasiswa, anak muda yang

baru punya anak dan beberapa ada pelajar yang masih kecil-kecil.106

102

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Jumat, 21

Juni 2019. 103

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 104

Wawancara dengan Izhar Mulky, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu,

22 Mei 2019. 105

Wawancara dengan Alvin, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu, 22 Mei

2019. 106

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 63: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

53

Kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians diisi oleh orang-orang yang

sedang dalam masa-masa produktif karena bisa kita lihat dari umurnya. Jika kita

melihat dari hasil wawancara tersebut, rata-rata mereka melakukan kegiatan yang

positif bagi dirinya dan masyarakat melalui kegiatan kampus, kegiatan sosial, dan

dari tempat kerjanya. Kegiatan-kegiatan positif tersebut dapat meminimalisir

tindakan-tindakan yang kurang berguna bagi kaum muda dan orang lain, seperti

tindakan kekerasan yang dilakukan orang-orang radikal.

Dari data yang diperoleh di atas, tergambarkan kaum muda Majelis Taklim The

Rabbaanians mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang cukup baik serta

mempunyai status sosial di masyakarat. Dengan adanya kedua tumpuan tersebut

terbentuk rasa percaya diri, rasa peduli terhadap sesama, dan optimisme terhadap

masa depan yang lebih terarah. Oleh karena itu penyebab seorang menjadi

radikalisme karena latar belakang sosial ekonomi yang buruk, tidak terlihat dari kaum

muda Majelis Taklim The Rabbaanians.

B.2 Latar Belakang Keagamaan Kaum Muda Majelis Taklim The

Rabbaanians

Dari data yang diperoleh latar belakang keagamaan kaum muda Majelis Taklim

The Rabbaanians yaitu NU dan Muhammadiyah. Dapat dilihat dari hasil wawancara

dengan mereka, berikut hasil wawancaranya. Ada yang bernama Ilham Fadlan

berlatar belakang dari keluarga yang mengikuti aliran keagamaan NU.107

Ada juga

107

Wawancara dengan Ilham Fadlan, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Kamis,

20 Juni 2019.

Page 64: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

54

Muhammad Rafi, berlatar belakang dari keluarga yang mengikuti aliran keaga maan

Muhammadiyah dan PKS.108

Ada juga Eko Wahid berlatar belakang dari keluarga

yang mengikuti aliran keagamaan NU.109

Ada juga Muhammad Jordiansyah Arifin

berlatar belakang dari keluarga yang mengikuti aliran keagamaan Muhammadiyah.110

Kemudian Ilham Caturahman, berlatar belakang dari keluarga yang mengikuti aliran

kegamaan NU.111

Kemudian juga dari jamaah perempuan Devita Apriyani, berlatar belakang dari

keluarga yang mengikuti aliran keagamaan NU.112

Ada Nabila, berlatar belakang dari

keluarga yang mengikuti aliran keagamaan Muhammadiyah.113

Selain itu ada juga

Fivi Dwi Arti berlatar belakang dari keluarga yang mengikuti aliran keagamaan

Muhammadiyah.114

Dari data yang diperoleh terlihat bahwa corak keagamaan kaum muda Majelis

Taklim The Rabbaanians rata-rata dari keluarga yang mengkuti aliran keagamaan NU

dan Muhammadiyah artinya mereka mempunyai latar belakang keagamaan yang

cukup moderat karena kedua garis besar organisasi kegamaan tersebut berafiliasi

108

Wawancara dengan Muhammad Rafi, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 5 Juni 2019. 109

Wawancara dengan Eko Wahid, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

12 Mei 2019. 110

Wawancara dengan Muhammad Jordiansyah, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019. 111

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 112

Wawancara dengan Devita Apriyani, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 113

Wawancara dengan Nabila , Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu, 26

Juni 2019. 114

Wawancara dengan Fivi Dwi Arti, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Rabu,

26 Juni 2019.

Page 65: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

55

pada pemerintah serta mempunyai cita-cita yang sama untuk memajukan bangsa

Indonesia dan umat Islam serta menentang tindakan radikalisme.

Page 66: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

56

BAB IV

PERAN PEMUDA MAJELIS TAKLIM THE RABBAANIANS DALAM

MENCEGAH RADIKALISME PADA GENERASI MUDA DI JAKARTA

Pada bab ini dipaparkan hasil temuan-temuan di lapangan dan analisis atas

temuan-temuan tersebut. Dalam bab ini dijelaskan bagaimana pandangan dan sikap

kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians terhadap radikalisme. Dipaparkan juga

bagaimana peran mereka dalam mencegah radikalisme pada generasi muda.

A. Pandangan dan Sikap Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians

Terhadap Radikalisme

Kaum muda rentan terpapar radikalisme disebabkan mereka berada pada

masa-masa pencarian jati diri, identitas, juga karena kurangnya pemahaman tentang

Agama Islam yang benar, serta makin menguatnya peran media sosial. Sehingga

menjadi jalan yang mudah bagi radikalisme untuk berkembang di kalangan kaum

muda. Dari hasil temuan dan analisis penelitian dapat dipaparkan bahwa :

A.1 Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians Taat terhadap Pemerintah

Sikap memberontak secara inkonstitusional terhadap pemerintah merupakan

salah satu ciri dari aksi-aksi radikalisme. Oleh karena itu untuk mencegah tindakan-

tindakan tersebut dibutuhkannya pemahaman yang benar untuk ditanamkan kepada

kaum muda agar mempunyai sikap taat kepada pemerintah. Bagas Adi, salah satu

panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, mengatakan:

Setelah kita menuntut ilmu agama disini, kita jadi tahu bahwa sezolim apapun

pemerintah kepada kita, kita harus tetap taat kepadanya. Banyak sekarang yang

mencaci maki pemerintah dan ada beberapa gerakan radikal yang ingin

melakukan perubahan dengan cara-cara kekerasan atau pemberontakan padahal

Page 67: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

57

itu semua sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan Rasulullah. Intinya

kita benar-benar tidak boleh melawan kepada pemerintah, kita harus tetap taat

kepada pemerintah. Dalam Majelis Taklim The Rabbaanians juga diajarkan

bahwa kita harus mempunyai toleransi, akhlak yang baik, dan taat kepada

pemerintah.115

Hal yang sama disampaikan oleh Muhammad Rafi jamaah kaum muda Majelis

Taklim The Rabbaanians. Rafi mengatakan :

Radikalisme sendiri ini bukan ajaran Islam, seharusnya kita tidak melakukan

pemberontakan atau kekerasan untuk melawan pemerintah. Kita seharusnya

meningkatkan ketakwaan kita serta memperbagus akhlak kita karena yang

diajarkan Rasulullah itu seperti itu dan mereka yang mengikuti tindakan-

tindakan radikalisme banyak yang tidak memperoleh pendidikan agama Islam

yang benar. Kemudian radikalisme sangat mengancam, karena ideologi ini bisa

mengahncurkan negara, sehingga menyebabkan sebuah negara bisa terjafi

konflik seperti yang terjadi di suriah dan timur tengah lainnya.116

Oleh karena itu untuk mencegah tindakan-tindakan inkonstitusional terhadap

pemerintah atau negara yaitu dengan menanamkan sikap taat kepada pemerintah

melalui pendalaman nilai-nilai agama yang benar. Melalui kajian-kajian seperti The

Rabbaanians, yang isinya mengenai pemahaman ilmu agama yang benar tentang

akidah, tauhid, akhlak, dan juga adab dalam berperilaku menjadi pondasi awal untuk

pencegahan aksi-aksi radikalisme. Seperti yang disampaikan oleh Eko Wahid panitia

Majelis Taklim The Rabbaanians. Eko Wahid mengatakan:

Kita terhadap radikalisme sangat peduli, oleh karena itu dengan adanya kajian-

kajian seperti ini. Serta mendalami tauhid, maka kita akan tahu bagaimana cara

kita beribadah dengan benar, tidak melakukan syirik, dan tidak melakukan

pemberontakan terhadap pemerintah. Karena Rasulullah mengajarkan kepada

115

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Jumat, 21

Juni 2019. 116

Wawancara dengan Muhammad Rafi, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 5 Juni 2019.

Page 68: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

58

kita harus taat kepada pemerintah dan tidak boleh melakukan pemberontakan

walaupun pemerintah menzolimi kita.117

Hal senada disampaikan oleh Rahmat Nurwanto jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians. Tentang bagaimana sikap kita terhadap pemerintah setelah mengikuti

kajian-kajian The Rabbaanians. Rahmat Nurwanto mengatakan:

Mentaati pemerintah itu sebagai bagian dari ajaran Islam juga. Kemudian kita

juga tidak boleh mencaci maki pemerintah dan melakukan tindakan-tindakan

anarkis atau pemeberontakan terhadap pemerintah, karena rasulullah itu pernah

berkata seandainya pemimpin kalian zolim tetaplah taati dan apabila

pemerintah melakukan kezoliman yang besar maka janganlah digulingkan.

Tetapi kita harus menggunakan akhlak yang baik untuk menasehatinya dengan

mendatanginya langsung ke pemimpin tersebut lalu kita ajak bicara empat

mata, jadi tidak dengan kerusakan tapi kita dakwahi dengan lembut.118

Pandangan yang sama diungkapkan oleh jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians Muhammad Jordiansyah Arifin:

Setelah mengikuti kajian seperti ini, kita menjadi lebih mengerti bahwa kita

harus menghormati pemerintah, menaati peraturannya selama tidak bertabrakan

dengan ajaran-ajaran Islam. Kita juga tidak boleh mencaci maki pemerintah dan

melakukan pemberontakan atau tindakan-tindakan anarkis, karena sezolim

apapun pemerintah terhadap rakyatnya kita sebagai rakyat harus tetap patuh dan

taat kepada pemerintahnya.119

Dari hasil wawancara di atas ditemukan bahwa, kaum muda yang telah

mengikuti kajian di Majelis Taklim The Rabbaanians memiliki sikap setia dan taat

kepada pemerintah. Melalui materi kajian berupa tauhid, akidah, akhlak dan adab

terbentuk pondasi awal bagi mereka agar terhindar dari perilaku-perilaku radikal

117

Wawancara dengan Eko Wahid, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

12 Mei 2019. 118

Wawancara dengan Rahmat Nurwanto, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Kamis, 4 Juli 2019. 119

Wawancara dengan Muhammad Jordiansyah, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.

Page 69: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

59

seperti tindakan anarkis serta pemberontakan yang bersifat inkonstitusional terhadap

pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh Sobahhusurur penyelenggara Majelis Taklim

The Rabbaanians, dan juga sebagai pengurus Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar.

Sobahhusurur mengatakan:

Adanya kegiatan majelis taklim ini kegiatan yang sangat positif untuk

memberikan pemahaman penanaman ilmu dasar mengenai tauhid dan akidah

untuk masyarakat yang rata-rata mereka memang haus akan bimbingan agama,

The Rabbaanians ini mampu menghadirkan sesuatu yang segar dengan

pemahaman Islam yang mudah dan gampang yang tidak terlalu bertele-tele

dimana hal ini mudah sekali diserap oleh anak-anak muda, sehingga yang hadir

itu memang jarang yang tua-tua rata-rata mereka yang baru bekerja, mahasiswa,

serta pelajar.120

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa adanya prinsip-prinsip ketaatan

yang tinggi terhadap pemerintah. Ini dapat dilihat dari pernyataan bahwa, kita harus

tetap taat kepada pemerintah walaupun pemerintah itu menzolimi kita. Artinya di

dalam Majelis Taklim The Rabbaanians ditanamkan nilai-nilai nasionalisme melalui

pelajaran aqidah dan tauhid yang diajarkan. Mereka benar-benar diajarkan untuk

patuh pada pemerintah dan aturan-aturannya yang ditetapkan.

A.2 Radikalisme Bukan Ajaran Islam

Radikalisme diidentikkan dengan aktivitas-aktivitas keagamaan. Agama Islam

cenderung menjadi pelaku utama ketika terjadi aksi-aksi radikalisme, disebabkan

karena pelaku dari aksi radikalisme yang sering membawa atribut Islam. Padahal jika

kita memahami Agama Islam dengan benar Rasulullah tidak pernah mengajarkan

aksi-aksi radikalisme. Oleh karena itu radikalisme bukan ajaran Islam, pemikiran dan

120

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 70: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

60

gerakan radikalisme muncul dikarenakan kesalahan dalam menafsirkan dan

memahami agama Islam. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa kaum muda

Majelis Taklim The Rabbaanainas sepakat bahwa Islam tidak pernah mengajarkan

aksi-aksi radikalisme. Karena yang diajarkan Rasulullah itu berupa kebaikan, akhlak,

adab, dan taat kepada pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh Bagas Adi yang

menjadi salah satu panitia kajian, Bagas mengatakan bahwa:

Radikalisme itu pemikiran yang dibawa oleh orang luar dan bertentangan yang

diajarkan Islam. Radikalisme juga benar-benar bisa menghancurkan Islam dari

dalam, jadi Islam bisa hancur dari dalam bukan dari luar ya karena salah

satunya pemikiran radikalisme. Radikalisme itu sangat bahaya, karena

radikalisme itu sangat menyimpang dari apa yang diajarkan Rasululah. Dalam

Majelis Taklim The Rabbaanians juga diajarkan bahwa kita harus mempunyai

toleransi, akhlak yang baik, dan taat kepada pemerintah.121

Hal yang sama juga dikatakan oleh jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians

yang bernama Ilham Fadlan:

Ya sebenarnya radikalisme sendiri itu bukan dari ajaran Islam, dalam Islam

tidak ada yang namanya kekerasan, pemberontakan, bom bunuh diri dan

lainnya. Jadi kita sebagai anak muda harus pintar-pintar dalam mencari ilmu

tentang agama Islam yang benar. Radikalisme itu sangat mengancam sekali

bagi negara, karena menakutkan dan meresahkan banyaknya warga. Kemudian

aksi-aksi dari mereka banyak yang anarkis. Seperti demo-demo kemarin yaitu

people power yang anarkis yang menginginkan perubahan dan lainnya. Saran

dari saya sih sebagai anak muda jangan terpengaruh dengan radikalisme karena

itu sama saja ajaran syaiton, dan Islam tidak mengajarkan kekerasan serta aksi-

aksi radikalisme.122

Jika kita melihat lebih dalam Islam itu agama yang mengajarkan kebaikan

kepada orang lain atau bisa disebut sebagai nilai-nilai humanis yang dimana satu

121

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Jumat, 21

Juni 2019. 122

Wawancara dengan Ilham Fadlan, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Kamis,

20 Juni 2019.

Page 71: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

61

sama lain berkaitan dengan apa yang disebut sebagai konsep keimanan.123

Seperti

yang dikatakan oleh Ilham Caturahman salah satu jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians. Ilham mengatakan:

Menurut saya radikalisme ini sesuatu yang buruk dan bukan ajaran Islam.

Sebenarnya Islam juga di dalamnya berisikan pelajaran tentang kebaikan-

kebaikan. Sedangkan radikalisme ini mengajarkan sebaliknya yaitu kekerasan,

yang dimana ujung-ujungnya malah menakut-nakuti orang yang belum paham

apa itu Islam seperti orang-orang awam dan radikalisme ini sangat mengancam.

Sebagai anak muda kita harusnya belajar Agama Islam dengan benar, mana

ajaran yang benar dan mana ajaran yang salah. Karena di zaman yang penuh

fitnah ini banyak orang awam yang ikut-ikutan saja dan akhirnya tersesat.124

Hal yang sama disampaikan oleh Muhammad Rafi jamaah Majelis Taklim The

Rabbaanians. Rafi mengatakan:

Radikalisme sendiri ini bukan ajaran dari Islam, seharusnya kita tidak

melakukan pemberontakan atau kekerasan untuk melawan pemerintah. Kita

seharusnya meningkatkan ketakwaan kita serta memperbagus akhlak kita

karena yang diajarkan rasulullah itu seperti itu dan mereka yang mengikuti

tindakan-tindakan radikalisme banyak yang tidak memperoleh pendidikan

agama Islam yang benar. Kemudian radikalisme sangat mengancam, karena

ideologi ini bisa mengahncurkan negara, sehingga menyebabkan sebuah negara

bisa terjafi konflik seperti yang terjadi di Suriah dan Timur Tengah lainnya.125

Pandangan yang sama diungkapkan oleh Indriani Sulistianingsih mahasiswi

UNJ Jakarta. Indriani mengatakan:

Radikalisme itu sebuah pemikiran dan tindakan yang berbahaya teruntuk kaum

muda khususnya yang sedang mencari jati diri dan identitas. Radikalisme juga

bukan ajaran Islam. Kaum muda harus aktif untuk memerangi radikalisme

karena memang sasaran radikalisme sekarang ini rata-rata anak muda yang

123

Idrus Ruslan, “Islam Dan Radikalisme: Upaya Antisipasi dan Penanggulangannya”, ( Jurnal

Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol.9.No.2, Desember 2015), h.227-229. [Jurnal on-line].

Ejournal.radenintan.ac.id. 124

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 125

Wawancara dengan Muhammad Rafi, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 5 Juni 2019.

Page 72: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

62

masih labil dalam mencari identitas dan kurang dalam pemahaman ilmu agama.

Kaum muda harus peduli dengan radikalisme, terutama kita-kita yang sudah

ngaji harus mampu memberitahu bahwa perilaku-perilaku mereka itu salah dan

harus diluruskan kembali.126

A.3 Islam Up To Date, Kader Bangsa dan Umat

Bentuk sikap kepedulian kaum muda Majelis Taklim The Rabbaaninas,

terhadap radikalisme yaitu melalui pembelajaran Agama Islam dengan benar serta

mengamalkan ceramah-ceramah yang disampaikan ustadznya. Seseorang yang

menjalankan Islam secara menyeluruh bukan berati mereka akan ketinggalan jaman

akan tidak eksis dan bersikap aneh, melainkan mereka yang sudah mempelajari Islam

dengan benar akan terbentuk karakter seorang yang mudah bergaul, tidak ekslusif,

dan mempunyai akhlak yang baik serta jauh dari kata radikalisme, seperti yang

disampaikan oleh panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Ilham Caturahman:

Hadirnya The Rabbaanians, karena anak-anak muda membutuhkan wadah

untuk menutut ilmu agama yang sesuai dengan kitabulah dan hadits-hadits nabi

dengan pemahaman para sahabat. Oleh karena itu perlu ada sebuah wadah

untuk mengekspresikan dirinya dalam koridor-koridor Islam, artinya kita

memberitahu kepada generasi muda bahwa kita masih bisa tetap up to date

dalam koridor islam, kita masih tetap eksis dalam koridor islam. Dan Islam

tidak membuat kita menjadi seorang yang aneh, eksklusiv, Islam tidak

membuat kita menjadi orang yang tidak up to date atau tidak berkembang dan

semua itu telah nabi kita ajarkan di dalam sunnah-sunnahnya.127

Membangun konsep Islam yang up to date, merupakan sikap yang dilakukan

oleh kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians terhadap ancaman-ancaman

radikalisme. Karena mereka yang sudah mempelajari Islam dengan benar akan

126

Wawancara dengan Indriani Sulistianingsih, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019. 127

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Minggu, 22 Mei 2019.

Page 73: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

63

membentuk karakter seseorang yang mudah bergaul, tidak ekslusif, tetap up to date

dan mempunyai akhlak yang baik serta jauh dari karakter radikalisme. The

Rabbaanians juga mampu menghadirkan sesuatu yang segar dengan pemahaman

Islam yang mudah serta simple dan mudah diserap kalangan kaum muda. Seperti

yang dikatakan Sobahhusurur, penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians dan

sebagai pengurus Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, mengatakan :

Kegiatan majelis taklim ini merupakan kegiatan yang sangat positif untuk

memberikan pemahaman penanaman ilmu dasar mengenai tauhid dan akidah

untuk masyarakat yang rata-rata mereka memang haus akan bimbingan agama,

The Rabbaanians ini mampu menghadirkan sesuatu yang segar dengan

pemahaman Islam yang mudah dan gampang yang tidak terlalu bertele-tele

dimana hal ini mudah sekali diserap oleh anak-anak muda, sehingga yang hadir

itu memang jarang yang tua-tua rata-rata mereka yang baru bekerja, mahasiswa,

serta pelajar.128

Dengan adanya majelis taklim ini kaum muda diharapkan menjadi kader umat

dan kader bangsa yang nantinya dapat memajukan bangsa dan memajukan Islam.

Sekali lagi Sobahhusurur mengatakan:

Dengan adanya Majelis Taklim The Rabbaanians ya diharapkan dapat

mengangkat citra Islam dan citra kaum muslimin, dan khususnya anak-anak

muda diharapkan menjadi kader umat, kader bangsa, dan meneruskan

Indonesia, serta meneruskan umat kedepannya dengan memajukan islam.

Kemudian dengan pemahaman yang mereka terima dari kajian ini diharapkan

mereka mempunyai kepedulian sosial, mereka mempunyai ghiroh terhadap

islam, dan menjadikan setiap kegiatannya penuh dengan kebaikan.129

128

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 129

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 74: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

64

Jadi kesimpulannya adanya majelis taklim The Rabbaanians menjadi kegiatan

yang positif bagi kaum muda, karena Rabbaanians menjadi daya tarik tersendiri bagi

kaum muda untuk mengikuti kajian-kajian ilmiah dengan pemahaman ilmu agama

yang benar tentang akidah, tauhid, akhlak, adab dan lainnya. Hal ini sangat penting

untuk membentuk karakater kaum muda mempunyai rasa kecintaan terhadap Islam,

kepedulian sosial, menjadi kader umat, dan menjadi penerus bangsa serta jauh dari

sikap dan tindakan radikal.

B. Peran Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam Mencegah

Radikalisme pada Generasi Muda di Jakarta

Pada dasarnya radikalisme ini bukan ajaran Islam, tindak radikal muncul karena

kesalahpahaman dalam memahami agama Islam dan beberapa faktor lainnya, oleh

karena itu Islam mengecam aksi-aksi radikalisme baik pemikiran maupun tindakan.

Dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah tidak diajarkan untuk melakukan tindakan-

tindakan radikalisme apalagi sampai menjadi teorirs, tindakan bom bunuh diri dan

lainnya. Oleh karena itu tindakan radikalisme yang terjadi dikarenakan mereka salah

memahami teks-teks dari Al-Qur’an dan hadits.

Ulama Islam terkemuka, yang kini berdiam di Qatar, Yusuf Qardhawi,

mengatakan bahwa faktor utama dari munculnya sikap, tindakan radikal yaitu karena

ketidakmampuan seseorang ataupun kelompok dalam memahami teks-teks agama,

sehingga mereka memahami Islam hanya secara dangkal saja dan sepotong-

Page 75: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

65

sepotong.130

Hal yang sama disampaikan juga oleh penyelenggara kajian

sobahhusurur bahwa:

Orang-orang yang terpapar radikalisme disebabkan karena kurangnya ilmu

tentang agama Islam. Mereka belajar tentang Islam hanya secuil-secuil dan

parsial-parsial tidak menyeluruh, kemudian akhirnya mereka mempunyai pola

pikir yang sempit mudah memovins, mudah menyalahkan, mudah

mengkafirkan kaum muslimin dan pemerintah dianggap thogut. Oleh karena itu

mereka harus banyak mengkaji lagi tentang Islam melalui majelis taklim-

majelis taklim seperti ini.131

Agama mempunyai fungsi untuk memecahkan berbagai macam permasalahan

kehidupan manusia, termasuk juga tindakan-tindakan radikal. Agama sangat

melarang tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kesusahan dan ketakutan bagi

orang lain. Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan dan menjunjung tinggi

nilai-nilai humanisme yang dimana satu sama lain saling berkaitan dengan apa yang

disebut sebagai konsep keimanan.132

Oleh karena itu ajaran Agama Islam memang

sangat bertentangan dengan tindakan-tindakan dan paham radikalisme tersebut.

Menurut Yudi Zulfahri, mantan napi terorisme dalam kasus pelatihan militer di

Aceh dan alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), radikalisme

pada saat ini lebih banyak disebarkan melalui dunia maya. Pengalamannya, ideologi

radikal dikenalinya setelah belajar dan menelan mentah-mentah apa yang didapatnya

130

Hasani Ahmad Said dan Fathurrahman Rauf, “Radikalisme Agama Dalam Perspektif

Hukum Islam”, (Jurnal AL-‗ADALAH. Vol. XII. No. 3, Juni 2015), h.596. [Jurnal on-line].

https://www.academia.edu. 131

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019. 132

Idrus Ruslan, “Islam Dan Radikalisme: Upaya Antisipasi dan Penanggulangannya”, ( Jurnal

Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol.9.No.2, Desember 2015), h.227-229. [Jurnal on-line].

Ejournal.radenintan.ac.id.

Page 76: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

66

dari internet.133

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa internet dan media sosial

merupakan penyebab seseorang terpapar radikalisme.

Dengan melihat berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk

mencegah radikalisme dibutuhkan pendidikan mengenai ilmu agama Islam yang

benar dan pencegahan melalui basis internet dan media sosial. Oleh karena itu peran

kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam pencegahan radikalisme pada

generasi muda di Jakarta dengan melalui beberapa program yaitu deradikalisasi

ajaran islam, deideologisasi agama, dakwah berbasi IT, dan humanity response sangat

relevan.

1. Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan

Deradikalisasi pemahaman keagamaan adalah sebuah upaya untuk

menghapuskan kesalahpahaman seseorang atau kelompok terhadap ayat-ayat Al-

Quran dan hadits, terutama pada ayat dan hadits yang mengandung konsep-konsep

tentang perang melawan kaum kafir dan jihad.134

Program deradikalisasi pemahaman keagamaan bukan dimaksudkan sebagai

sebuah usaha untuk menyampaikan pemahaman yang baru tentang Islam, dan bukan

pula pendangkalan akidah, melainkan sebuah upaya untuk meluruskan kembali

pemahaman tentang apa dan bagaimana Islam yang benar sesuai dengan apa yang

diajarkan Rasulullah. Oleh karena itu ada beberapa cara deradikalisasai pemahaman

133

Ari Susanto, “Strategi Pemerintah Cegah Paham Radikal : Bangun Dialog di Kampus”,

dalam https://www.rappler.com diakses pada tanggal 15 Maret 2019. 134

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, h. 4

Page 77: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

67

keagamaan yang dilakukan oleh kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians untuk

mencegah radikalisme pada generasi muda, yaitu:

1.1 Program Tatsqif

Tatsqif yaitu program pencerahan dan pemberdayaan kepada umat Islam

melalui pendidikan, kajian ilmiah seperti taklim-taklim untuk kaum muda. Program

ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang Islam khususnya

kaum muda. Pengurus sekaligus penyelenggara kajian pemuda Majelis Taklim The

Rabbaanians, mengatakan:

Salah satu upaya pencegahan radikalisme yaitu melalui tatsqif, jadi melalui

upaya pendidikan yaitu seperti taklim-taklim ini dan pengajaran-pengajaran

ilmu agama dengan memberikan pemhamanan yang komprehensif tentang

Islam kepada para pemuda muslim khususnya dan kelompok-kelompok

pemuda majelis taklim yang terdekat dari lingkungan Al-Azhar seperti Jakarta

khususnya.135

Program tatsqif ini dilakukan rutin setiap seminggu sekali pada Rabu malam

bada isya yang banyak dihadiri kaum muda. Program ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan serta pemahaman yang benar tentang Agama Islam ini

dengan mengkaji Al-Quran dan hadits sesuai dengan pemahaman sahabat yang

memang itulah yang murni, serta jalan yang benar yang dapat menghapus

pemahaman-pemahaman radikalisme ini, dengan ditekankan melalui ceramah-

ceramah yang khas yang bertemakan persatuan, kedamaian, serta pemahaman yang

komprehensif tentang Islam.

135

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jumat,

5 Juli 2019.

Page 78: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

68

1.2 Penerapan Konsep Al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar

Penerapan konsep al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar yaitu

menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran berdasarkan Al-Qur’an dan

As-Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan cara yang lebih bijak (Al-

Hikmah), kemudian juga dengan nasehat yang santun (Al-Mau’izhoh Hasanah), tutur

bahasa yang baik atau dialog yang lebih beradab (Al-Jadal bi Al-Ahsan).136

Artinya

dalam konsep ini anak-anak muda ditanamkan nilai-nilai agar bisa melakukan

pencegahan dari setiap tindakan-tindakan yang tidak baik dan merugikan diri sendiri

serta orang lain termasuk radikalisme, melalui 3 implementasi Al-Hikmah, Al-

Mau’izhoh Hasanah, Al-Jadal bi Al-Ahsan.

Dalam implementasi Al-Hikmah. Al-Mau’izhoh Hasanah, Al-Jadal bi Al-Ahsan

para pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians ketika menghadapi suatu probelmatika

dalam negara apalagi yang berkaitan tentang pemerintah, pemimpin mereka tidak

langsung mengklaim bahwa pemerintah harus diperangi karena tidak sesuai dengan

apa yang diinginkannya. Kemudian dengan cara-cara turun ke jalan dan melakukan

tindakan-tindakan inkonstitusional, apalagi dengan menghujatnya serta menanamkan

virus-virus kebencian terhadap pemerintah atau yang diluar golongannya melalui

media sosial. Mereka para pemuda sepakat bahwa cara-cara itu tidak diajarkan oleh

Rasulullah, cara yang benar dengan mendatangi pemerintah langsung dan

menasehatinya dengan santun, serta memberikan masukan-masukan positif.

136

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jumat,

5 Juli 2019.

Page 79: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

69

Contohnya ketika terjadi gerakan people power, para pemuda Majelis Taklim The

Rabbaanians mereka mengecam keras aksi-aksi tersebut karena akan banyak

menilmbulkan masalah, mereka juga melakukan pencegahan dengan menshare flyer-

flyer yang berisikan bahwa kita harus tetap taat kepada pemerintah apapun keputusan

yang terjadi, sekalipun pemerintah menzholimi kita. Seperti yang disampaikan salah

satu jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians Muhammad Jordiansyah.

Aksi-aksi yang dilakukan seperti gerakan people power merupakan tindakan

yang sangat merugikan bagi dirinya dan orang lain, karena dapat menimbulkan

kerusakan. Kita seharusnya tetap taat kepada pemerintah apapun itu yang

diputuskan, karena ketaatan kepada pemerintah memang itulah yang diajarkan

dalam Islam, anak-anak muda seharusnya mencegah gerakan pople power

dengan menshare meme-meme atau flyer di media sosial bahwa tindakan ini

tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim khususnya karena tidak sesuai

dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah.137

Jadi dalam konsep ini ditanamkan kepada kaum muda untuk melakukan

tindakan pencegahan dari perbuatan-perbuatan yang buruk dengan menggunakan

cara-cara yang lembut, berilmu, santun, dan bijak, bukan melakukan pencegahan

dengan cara-cara kekerasan.

1.3 Al-Ri’ayah

Al-Ri’ayah yaitu meningkatkan kualitas pemeliharaan serta pengawalan

terhadap aqidah umat Islam dari bahaya aliran-aliran sesat, pemurtadan, pola pikir

dan gaya hidup yang berlawanan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Al-Sunnah.138

Melalui konsep Al-Ri’ayah ini, pencegah radikalisme bisa dengan cara mengkaji Al-

137

Wawancara dengan Muhammad Jordiansyah, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Senin, 24 Juni 2019. 138

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jumat,

5 Juli 2019.

Page 80: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

70

Qur’an dan Al-Sunnah dengan benar untuk membentengi para anak muda dari aliran

sesat dan pola pikir serta gaya hidup yang berlawanan dari kedua petunjuk tersebut.

Radikalisme sendiri termasuk katergori aliran sesat karena dia sama dengan khawarij

yang menentang pemerintah yang sah dengan melakukan pemberontakan baik secara

tindakan ataupun pemikiran.

Kemudian juga jika kita melihat kembali hadits yang disampaikan Rasulullah

bahwa umatnya tidak akan sesat selama mereka itu berpegang teguh kepada Al-

Qur’an dan As-Sunnah. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama

berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (H.R

Malik).139

Inilah yang menjadi kunci agar umat tidak tersesat dari jalan yang benar, karena

dengan kita memahami dan mengamalkan apa yang ada dalam Al-Qur’an dan As-

Sunnah sesuai dengan pemahaman yang benar maka kita tidak akan terjerumus ke

dalam tindakan-tindakan radikalisme. Dengan kita melihat hadits dari Rasulullah di

atas, umat Islam diharapkan mampu mendasari setiap perbuatannya di atas nilai-nilai

Al-Qu’an dan hadits, karena keduanya mempunyai prinsip-prinsip etik dan moral

yang bisa menjadi acuan bagi umat Islam dalam bertindak.140

139

MuslimAtsary, “Kaedah Penting dalam Memahami Al-Qur’an dan Hadits”, dalam

https://muslim.or.id/6966-kaedah-penting-dalam-memahami-al-quran-dan-hadits.html diakses pada

tanggal 17 Juli 2019. 140

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan, h. 8

Page 81: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

71

Ilham Caturahman, panitia Majelis Taklim The Rabbaanians yang memiliki

akun dakwah di sosial media serta sebagai Wakil Ketua organisasi pemuda Senabung

Jakarta, mengatakan :

Sebagai anak muda seharusnya belajar Agama Islam dengan benar, agar kita

mengerti mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang salah. Karena pada

zaman yang penuh fitnah ini banyak orang-orang awam yang belum mengerti.

Sehingga orang-orang itu hanya ikut-kutan saja dan salah jalan, sehingga

akhirnya mereka tersesat dan terpapar radikalisme.141

Hal yang sama disampaikan oleh Eko Wahid panitia majelis takim The

Rabbaanians, Eko mengatakan:

Radikalisme ini merupakan sebuah pemahaman yang keliru, banyak dari

mereka yang menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan dari

kelompok-kelompok mereka. Radikalisme juga bukan ajaran dari Islam dan

tidak pernah Rasulullah mengajarkan tindakan-tindakan radikal, untuk anak

muda mereka harus waspada karena rata-rata yang tepapar pemahaman ini ya

anak muda dan berdampak buruk untuk diri sendiri dan masa depannya nanti.

oleh karena itu untuk mencegahnya anak-anak muda harus paham dengan

ajaran Agama Islam yang benar dengan mengkaji Al-Qur’an dan hadits sesuai

dengan pemahaman yang benar.142

Oleh karena itu dengan mempelajari Al-Quran dan hadits sesuai dengan

pemahaman yang benar dapat mencegah masuknya pemahaman yang sesat seperti

radikalisme.

2. Deideologisasi Agama

Deideologisasi agama adalah upaya untuk membedakan antara agama yang

autentik dengan agama yang sudah terideologisasi dari kelompok-kelompok radikal.

141

Wawancara dengan Ilham Caturahman, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Rabu, 22 Mei 2019. 142

Wawancara dengan Eko Wahid, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

12 Mei 2019.

Page 82: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

72

Agama yang autentik adalah agama yang mempunyai sifat terbuka serta toleran.

Sedangkan agama yang sudah terideologisasi adalah agama yang ditafsirkan secara

subjektif, reduktif dan manipulatif sehingga akhirnya menjadi intoleran.143

Dalam hal ini kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians mempunyai

konsep pencegahan radikalisme melalui pembelajaran agama dengan merujuk kepada

Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para sahabat, bahwa yang beragama

secara autentik. Dalam konsep ini ditanamkan beberapa hal yang terkait dengan

pencegahan tindakan-tindakan radikalisme melalui konsep pemahaman Al-Quran dan

hadits dari para sahabat Rasulullah.

Beberapa konsep pemahaman yang dibawakan sebagai dasar untuk

melakukan pencegahan dari aksi-aksi radikalisme sebagai berikut:

2.1 Dilarang memberontak kepada pemerintah atau pemimpin walaupun

pemimpin itu berlaku zholim terhadap kita. Artinya pemberontakan disini, yaitu

merubah suatu sistem dengan cara-cara kekerasan atau cara inkonstitusional.

Berdasarkan hadits dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku

(dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan

ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan,

namun jasadnya adalah jasad manusia. “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa

yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?” Beliau bersabda,

”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa

punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada

mereka. [H.R. Muslim]”144

143

Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran : Teologi Kerukunan Beragama, h.95. 144

Muhammad Abduh Tuasikal, “Taat Pada Pemimpin yang Zalim”, dalam

https://rumaysho.com/3111-taat-pada-pemimpin-yang-zalim.html diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 83: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

73

Anggota Majelis Taklim The Rabbaanians Muhammad Jordiansyah Arifin

mengatakan:

Setelah mengikuti kajian seperti ini, kita menjadi lebih mengerti bahwa kita

harus menghormati pemerintah, menaati peraturannya selama tidak bertabrakan

dengan ajaran-ajaran Islam. Kita juga tidak boleh mencaci maki pemerintah dan

melakukan pemberontakan atau tindakan-tindakan anarkis, karena sezolim

apapun pemerintah terhadap rakyatnya kita sebagai rakyat harus tetap patuh dan

taat kepada pemerintahnya.145

Jadi dalam Majelis Taklim The Rabbaanians, kaum muda ditanamkan doktrin

agar kaum muda tetap taat kepada pemerintah dan pemimpin serta tidak boleh

melakukan aksi-aksi pemberontakan yang bersifat inkonstitusional.

2.2 Tidak boleh menganggu orang kafir apalagi sampai membunuhnya. Dalam

hal ini ditanamkan bahwa seorang muslim dilarang menzhalimi kafir mu’ahad (kafir

yang ada perjanjian damai dengan kaum muslim). Berdasarkan dari hadits Rasulullah

Shallallahu Alaihi Wasallam.

Jadi kaum muda sebagai Muslim dilarang menzhalimi kafir mu’ahad (kafir

yang ada perjanjian damai dengan kaum muslim). Rasulullah shallallahu‘alaihi

wasallam bersabda:

Ingatlah, siapa yang mendzalimi seorang kafir mu’ahad, merendahkannya,

membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya tanpa

keridhaan dirinya, maka saya adalah lawan bertikainya pada hari kiamat” (HR.

Abu Daud)146

Seperti yang dikatakan panitia Majelis Taklim The Rabbaanians Eko Wahid:

145

Wawancara dengan Muhammad Jordiansyah, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians,

Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019. 146

Raehanul Bahraen, “Muslim Mayoritas Tidak Boleh Menzhalimi Non-Muslim Minoritas”,

dalam https://muslim.or.id/ diakses pada tanggal 15 Juli 2019.

Page 84: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

74

Kita dilarang mengganggu orang kafir apalagi sampai membunuhnya, karena

mereka juga berhak mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang

Islam. Kita harus toleransi dengan mereka sesuai dengan batasan-batasan yang

sudah diajarkan dalam Islam.147

2.3 Tidak boleh mencela pemerintah atau pemimpin. Artinya ditanamkan

bahwa, mengkritik pemerintah itu boleh untuk memberikan masukan, tetapi yang

tidak boleh yaitu menyebarkan virus-virus kebencian terhadap pemerintah, dengan

mengganggap pemerintah, demokrasi, Pancasila sebagai thagut dan tidak perlu

dipatuhi. Ditambah lagi dengan masifnya media sosial menjadi semakin mudahnya

tersebarnya narasi-narasi tersebut dikalangan kaum muda serta menjadi sarana bagi

radikalisme masuk pada anak-anak muda, dengan menebarkan paham kebencian

terhadap pemerintah, mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin yang

mengikutinya. Oleh karena itu salah satu hal yang perlu ditanamkan kepada umat

Islam dan khususnya kaum muda muslim adalah bahwa mereka dilarang melakukan

aksi-aksi tersebut berdasarkan hadits dari Rasulullah:

Barangsiapa yang menghina sultan Allāh (menghina seorang sultan/ menghina

seorang penguasa/menghina seorang pemimpin) di bumi, maka Allāh

Subhānahu wa Ta’āla akan menghinakan orang tersebut. [H.R Tirmidzi]148

Oleh karena itu perlunya penanaman konsep di atas sebagai pencegah

radikalisme masuk ke kaum muda. Pada kenyataannya banyak para pelaku

radikalisme menggunakan cara-cara kekerasan di media sosial atau secara langsung

untuk merubah suatu keadaan. Seperti yang disampaikan Ustadz Subhan Bawazier

147

Wawancara dengan Eko Wahid, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

12 Mei 2019. 148

Abdulah Roy, “ Larangan Mencela Pemerintah” dalam https://bimbinganislam.com/ diakses

pada tanggal 15 Juli 2019.

Page 85: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

75

dalam ceramahnya yang berjudul Tak Ada yang Salah pada 9 Januari 2019 pada

menit ke 12.25.

Anak bangsa jangan kurangi cinta kita sama Indonesia, kalaupun terjadi

kerusakan di atas sana (pemerintah) kita harus tetap istiqomah di atas

kebenaran, kemudian orang-orang yang melenceng harusnya kita doain bukan

malah dihujat dicaci maki, kalo didoain masih gak berubah juga yaudah kita

tidak usah khawatir karena tidak akan pernah bisa sebuah keburukan itu akan

sampai dititik kebenaran.149

3. Dakwah Berbasis IT

Peran kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam mencegah

radikalisme adalah dengan menggunakan sarana media sosial dan web site resmi atau

disebut dakwah berbasis IT. Seperti yang disampaikan oleh ketua penyelenggara

kajian Majelis Taklim The Rabbaanians Sobahhusurur:

Para penggiat dakwah itu memang harus menggunakan media sosial untuk

menjadikan sarana dakwah lebih muda tersebar khususnya anak muda yang

memang aktif sekali di media sosial serta kita tidak boleh menutup diri lalu

terasing dan tidak paham dengan dunia medsos. Oleh karena itu kita

mempunyai berbagai macam saranan dakwah melalui media sosial, kita

menggunakan website resmi dari YPI Al-Azhar, Masjid Agung Al-Azhar dan

juga The Rabbaanians, yang semua web site tersebut tergabung dalam satu

portal di web site YPI Al-Azhar.150

Jadi semua informasi dan kegiatan dari YPI Al-Azhar dan kaum muda majelis

taklim The Rabbaanians bisa kita lihat di web site resminya langsung. Melalui cara

ini kaum muda jadi lebih mudah untuk mengetahui informasi tersebut. Selain

menggunakan web site, dakwah berbasis IT ini juga menggunakan sarana media

sosial seperti youtube, Instagram, Facebook, Twitter dan Whatsapp. Sebagaimana

149

Ceramah Ustadz Subhan Bawazier, Tak Ada Yang Salah, 9 Januari 2019. 150

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians ,

Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.

Page 86: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

76

yang disampaikan oleh ketua penyelenggara kajian Majelis Taklim The Rabbaanians

Sobahhusurur:

Di Al-Azhar sendiri kita menggunakan sarana media sosial untuk berdakwah,

dalam ceramah-ceramah yang dilakukan disini kita menyediakan sarana live

streaming melalui youtube. Bisa dibuka diyoutube Masjid Agung Al-Azhar dan

The Rabbaanians, kemudian bisa dilihat juga dalam ceramah-ceramahnya

berisikan tema-tema yang mengarah pada persatuan, kedamaian, dan

pemahaman yang komprehensif tentang Islam serta tidak ada yang mengarah ke

radikalisme. Kemudian juga dalam media sosial kita menggunakan Instagram,

Youtube, Twitter, Facebook, WhatsApp kalau dulu menggunakan baliho-baliho

dipinggir jalan sekarang kita menggunakan saran tersebut dengan menshare

poster, flyer-flyer, kegiatan-kegiatan sosial, serta potongan-potongan video

ceramah yang sudah diedit dengan menarik di media sosial. Jadi kegiatan

pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians memang sangat aktif dalam media

sosial dalam perkembangan dan penyebaran dakwahnya.151

Dari data yang diperoleh melalui sarana media sosial, pengikut Instagram The

Rabbaanians mencapai 137.000. Kemudian Youtube The Rabbaanians memiliki

49.000 subscriber dengan 272 video kajian dengan penayangan sebanyak 2.430.000.

Kemudian Facebook memiliki pengikut 28.838, Twitter memiliki pengikut sebanyak

2.159 orang.152

Dari akun Youtube Masjid Agung Al-Azhar sendiri memiliki 3.300

suscriber, akun Facebook 1.600 pengikut, akun Instagram dengan pengikut mencapai

14.700.153

Jadi semua kegiatan kaum muda Majelis Taklim The Rabbaanians

ditopang dengan sarana media sosial yang menjadi kekuatan serta daya tariknya. Jika

dilihat dari data di atas peran media sosial sangat membantu dalam menyebarkan

151

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians ,

Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019. 152

Wawancara dengan Bagas Adi, Panitia Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta, Minggu,

14 Juli 2019. 153

Wawancara dengan Sobahhusurur, Takmir Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, Jakarta, Jumat,

5 Juli 2019.

Page 87: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

77

dakwah yang di bawa oleh Majelis Taklim The Rabbaanians. Melalui konten yang

menarik dan inspiratif dakhwah berbasis IT mampu menarik generasi muda untuk

dapat menyimak dan mengikuti kajian dengan tema-tema yang mengarah pada

kedamaian, persatuan, dan pemahaman yang komprehensif tentang Islam. Cara ini

berguna untuk mencegah masuknya paham radikalisme bagi kaum muda muslim

khususnya di Jakarta.

Hal yang sama disampaikan oleh jamaah pemuda Majelis Taklim The

Rabbaanians Rahmat Nurwanto.

Setelah saya mengikuti kajian di The Rabbaanians, saya jadi lebih sering

memposting di media sosial yang berisikan nasihat dan juga kebaikan-kebaikan

yang akan kita lakukan di dunia ini serta menjauhi perkar-perkara yang di

haramkan oleh Allah dan juga menjauhi pemahaman-pemahaman yang tidak

baik untuk kita seperti kekerasan, radikalisme, khawarij yang tentunya tidak

diajarkan Rasulullah, saya juga mengecam tindakan-tindakan radikalisme,

makanya kita juga harus memberitahu kepada kaum muslimin untuk menjauhi

pemahaman radikalisme ini karena dapat mengancam umat Islam sendiri dan

bisa membecah belah persatuan umat. Oleh karena itu peran media sosial

seperti Instagram, Youtube Whatsapp, Facebook itu sangat besar sekali untuk

mendakwahi mereka karena memang kebanyakan anak-anak muda ini

menggunakan media sosial seperti Instagram, begitupula dengan Youtube,

Whatsapp, Facebook. Makanya kalo bisa kita tambahkan konten-konten

dakwah melalui media sosial tersebut.154

Jika dilihat dari data yang ada, media sosial menjadi sarana yang efektif bagi

kaum muda untuk terpapar paham radikalisme dan menjadi sarana untuk

merencanakan aksi-aksi radikalisme. Ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman

tentang ilmu agama menyebabkan semakin mudahnya paham radikalisme tersebut

154

Wawancara dengan Rahmat Nurwanto, Jamaah Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Kamis, 4 Juli 2019.

Page 88: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

78

masuk ke kaum muda. Oleh karena itu diperlukannya dakwah berbasis IT melalui

media sosial untuk mencegah pemahaman dan tindakan-tindakan radikalisme pada

generasi muda.

4. Humanity Response

Humanity response merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk

membantu mengatasi permasalahan-permasalahan kemanusiaan. Dengan dukungan

oleh YPI Al-Azhar melalui program Lembaga Amil Zakat Al-Azhar, kegiatan ini

bertujuan untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat dhuafa dengan

mengoptimalkan dana infaq, zakat, sedekah, dana sosial kemanusiaan.155

Ada

beberapa kegiatan sosial yang dilakukan, diantaranya sebagai berikut.156

Pertama.

program penggalangan dana untuk korban bencana alam atau lembaga sosial yang

membutuhkan. Kedua, program Santunan untuk fakir miskin, anak yatim dan dhuafa.

Ketiga, program donor darah. Keempat, program marbot umroh. Kelima, program

Qurban di bulan Dzulhijjah yang dibagikan ke tempat-tempat yang membutuhkan.

Dengan adanya program seperti ini diharapkan mampu meningkatkan rasa

kepedulian sosial kita terhadap orang lain, serta merasakan bagaimana kesusahan

yang ditimpa orang lain ketika terjadinya bencana serta menumbuhkan rasa simpati,

empati, rasa cinta kepada sesama, yang tertuangkan dalam 5 sikap yang disebut

UMMAT yaitu :

155

Lembaga Amil Zakat Al-Azhar, dalam http://alazharpeduli.org/profil diakses pada tanggal

17 Juli 2019. 156

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 89: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

79

Universal yaitu memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dalam semua

aspek kehidupan umat manusia sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai

ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Manfaat yaitu mengupayakan agar selalu

dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Martabat yaitu menjunjung

tinggi harga diri amil, muzakki, dan penerima manfaat. Amanah yaitu

mempunyai rasa tanggungjawab ketika melaksanakan tugas dan melayani umat.

Tabligh yaitu membina, mendidik, mencerahkan serta memotivasi diri dan

masyarakat agar menjadi lebih baik lagi.157

Melalui berbagai kegiatan sosial kemanusiaan, sebagai salah satu cara

pencegahan radikalisme, kaum muda ikut andil dalam kegiatan-kegiatan yang positif

serta berisi kebaikan-kebaikan serta mampu meningkatkan kepedulian sosial terhadap

sesama, serta mengikis karakteristik-karakterisik radikalisme yang cendrung ekslusif,

keras, dan intoleran.158

157

Lembaga Amil Zakat Al-Azhar, dalam http://alazharpeduli.org/profil diakses pada tanggal

17 Juli 2019. 158

Wawancara dengan Sobahhusurur, Penyelenggara Majelis Taklim The Rabbaanians, Jakarta,

Jumat, 5 Juli 2019.

Page 90: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pandangan dan Sikap Kaum Muda Majelis Taklim The Rabbaanians

Terhadap Radikalisme

Kaum muda Muslim The Rabbaanians sepakat bahwa radikalisme itu bukan

dari ajaran Islam, karena tindakan-tindakan radikalisme ini tidak pernah diajarkan dan

dicontohkan oleh Rasulullah. Radikalisme dipandang sangat berbahaya bagi negara

karena dapat merusak kestabilan demokrasi dan berdampak pada menurunnya indeks

kualitas demokrasi, radikalisme juga berbahaya bagi masa depan kaum muda.

Pemahaman ilmu agama yang benar menjadi salah satu alasan agar kaum muda

selamat dari paham radikal tersebut. Kaum muda harus menyikapi radikalisme

dengan memperdalam pemahaman agama yang benar dengan menanmkan rasa cinta

terhadap negara, persatuan dan taat kepada pemerintah.

2. Peran Pemuda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam Mencegah

Radikalisme

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dipaparkan bahwa peran kaum

muda Majelis Taklim The Rabbaanians dalam pencegahan radikalisme diwujudkan

melalui beberapa cara. Pertama, melalui deradikalisasi pemahaman keagamaan, yang

terdiri dari 3 cara yaitu tatsqif, penerapan konsep Al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu

‘an al-munkar, dan al-ri’ayah. Kedua, melalui deideologisasi agama yaitu konsep

Page 91: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

81

pembelajaran agama dengan merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan

pemahaman para sahabat, berupa pemahaman dan praktik keberagamaan yang

autentik. Dalam konsep ini ditanamkan beberapa hal yang terkait dengan pencegahan

tindakan-tindakan radikalisme melalui konsep pemahaman Al-Quran dan hadits dari

para sahabat Rasulullah. Tidak boleh mencela pemerintah. Tidak boleh menganggu

orang kafir apalagi sampai membunuhnya. Dilarang memberontak kepada pemimpin

walaupun pemimpin itu berlaku zholim terhadap kita.

Ketiga, melalui dakwah berbasis IT dengan menggunakan media sosial seperti

Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, dan web site resmi dengan menyebarkan

konten dakwah yang berisi kedamaian, persatuan, dan pemahaman Islam yang

komprehensif tidak sepotong-sepotong. Keempat, melalui program humanity

response, kegiatan-kegiatan sosial yang bekerja sama dengan berbagai lembaga

dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial kita terhadap orang lain sehingga

mampu mengikis karakteristik-karakterisik radikalisme.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Hasil pembahasan dan analisa dalam penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih

mendalam terkait peran pemuda majelis taklim dalam mencegah radikalisme

pada generasi muda, serta faktor-faktor penyebab radikalisme pada kaum

muda.

Page 92: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

82

2. Kaum muda seharusnya lebih aktif lagi dalam mencegah radikalisme

dengan menambah wawasan ilmu agama yang komperhensif, terbuka, toleran,

dan menyaring informasi yang masuk melalui media online. Bisa juga dengan

menyebarkan flyer-flyer yang mengajak kepada kebaikan umat atau dengan

memperbanyak kegiatan-kegiatan positif dan sosial agar dapat mengurangi

karakteristik radikalisme.

Page 93: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

83

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdullah, M. Amin. Pendidikan Agama Era Multikultural Multireligius. Jakarta:

PSAP, 2005.

Afadlal, dkk. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta : LIPI Press, 2005.

Alimi, Moh Yasir. Mediatisasi Agama Post-Truth dan Ketahanan Nasional.

Yogyakarta : LKiS, 2018.

Al-Qardhawi, Yusuf. al-Shahwah al-Islamiyah bayn al-Juhud wa al-Tatarruf. Cairo:

Bank alTaqwa, 1406 H.

Anwar, Sudirman. Management of Student Development : Perspektif Al-Qur’an dan

As-Sunnah. Riau : Yayasan Indragiri, 2015.

Aziz, Munawir. Merawat Kebinekaan : Pancasila, Agama, dan Renungan

Perdamaian. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2017.

Bakti, Agus Surya. Darurat Terorisme : Kebijakan Pencegahan, Perlindungan dan

Deradikalisasi. Jakarta: Daulat Press, 2014.

Bamualim, Chaider S. dkk. Kaum Muda Muslim Milenial : Konservatisme, Hibridasi

Identitas, dan Tantangan Radikalisme. Banten : Center For The Study of

Religion and Culture, 2018.

Julia. Orientasi Estetik Gaya Pirigan kacapi Indung dalam Kesenian Tembang Sunda

Cianjuran di Jawa Barat. Sumedang:UPI Sumedang Press, 2018.

Kansil. Aku Pemuda Indonesia : Pendidikan Politik Generasi Muda. Jakarta: Balai

Pustaka, 1986.

Page 94: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

84

.

Marsh, David dan Gerry Stoker. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung:

Nusamedia, 2002.

Masduki, Irwan. Berislam Secara Toleran : Teologi Kerukunan Umat Beragama.

Bandung: Mizan, 2011.

Masdar Hilmy, Islam, Politik dan Demokrasi; Pergulatan Antara Agama, Negara

dan Kekuasaan. Surabaya: Imtiyaz, 2014.

Rubaidi, Ahmad. Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama masa depan Moderatisme

Islam di Indonesia. Yogyakarta: Logung Pusaka, 2007.

Qodir, Zuly. Radikalisme Agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Salendra, Kasjim. Terorisme dan Jihad dalam Persfektif Hukum Islam. Jakarta :

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2009

Siyoto, Sandu & M. Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015.

Sholeh, Badrus. Budaya Damai Komunitas Pesantren. Jakarta: Pustaka LP3S, 2007.

Taher, Tarmizi. Meredam Gelombang Radikalisme. Jakarta : Center for Moderate

Moslem dan Karya Rezeki, 2004.

Umar, Nasaruddin. Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2014.

Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras,2011.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Kencana, 2017.

Page 95: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

85

Karya Ilmiah

Halik, Abdul. “ Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Upaya Pencegahan Paham

Islam Radikal di Madrasah Aliyah (MAN) Mamuju.” Tesis S2 Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar, 2003.

Mufid, Muchamad. “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya

Menangkal Pada Peserta Didik Di SMAN 9 Yogyakarta.” Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Solichun, Imam. “Peran organisasi kepemudaan dalam menangkal radikalisme; studi

kasus pada GP Ansor kota Surabaya Periode 2017-2021.” Tesis S2 Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018.

Jurnal Online

Arifuddin. “Pandangan dan Pengalaman Dosen UIN Alauddin Makassar dalam

Upaya Mengantisipasi Gerakan Islam Radikal di Kalangan Mahasiswa.” Jurnal

Al-Ulum, No.2 : Vol.16 (2016) : 435-454.

AS, A. Syafi. “Radikalisme Agama : Analisis Kritis dan Upaya Pencegahannya

Melalui Basis keluarga Sakinah.” Jurnal Studi Kegamaan, Sosial dan Budaya,

No.1: Vol.2 (2017) : 353-376.

Fanani, Ahmad Fuad Fanani. “Fenomena Radikalisme di Kalangan Kaum Muda.”

Jurnal Maarif Institute, Vol.8.No.1, Juli (2013) : h.6.

Page 96: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

86

Miyarso, Estu. “Pengembangan Model Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama

Sebagai Upaya Untuk Menangkal Potensi Terorisme dan Gejala Disintegrasi

Bangsa.” Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.16.No.1, April (2011) : h.76-93.

Munip, Abdul. “Menangkal Radikalisme Agama di Sekolah.” Jurnal Pendidikan Islam,

Vol.1.No.2, Desember (2012) : h.163.

Ruslan, Idrus. “Islam Dan Radikalisme: Upaya Antisipasi dan Penanggulangannya.”

Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol.9.No.2, Desember (2015) :

h.227-229.

Said, Hasani Ahmad dan Fathurrahman Rauf. “Radikalisme Agama Dalam Perspektif

Hukum Islam‖.” Jurnal AL-‗ADALAH, Vol. XII.No. 3, Juni (2015) : h.444.

Web Site Resmi

“Masjid Agung Al-Azhar”, dalam http://www.al-

azhar.or.id/index.php/dakwah/masjid-alazhar/masjid-agung diakses pada

tanggal 29 April 2019.

“Sejarah YPI Al-Azhar”, dalam http://www.al-azhar.or.id/index.php/tentang-kami

diakses tanggal 17 Mei 2019.

“Lembaga Amil Zakat Al-Azhar”, dalam http://alazharpeduli.org/profil diakses pada

tanggal 17 Juli 2019.

Artikel Internet

Page 97: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

87

Abdussalam, Syarif. “Paham Terorisme Muncul dan Berkembang, Uu Salahkan Ini”

diakses dalam http://jabar.tribunnews.com pada tanggal 5 November 2018.

Akbar, Wishnugroho Akbar. “ BIN Ungkap 39 % Mahasiswa Terpapar Radikalisme”

diakses dalam https://www.cnnindonesia.com pada tanggal 15 Maret 2019.

Alius, Suhardi. “Terorisme Menyasar Generasi Muda” diakses dalam

http://mediaindonesia.com pada tanggal 5 November 2018.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. “ Strategi Menghadapi Paham

Radikalisme Terorisme”, diakses dalam https://belmawa.ristekdikti.go.id pada

tanggal 15 Maret 2019.

Hilmy, Masdar. “ Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca

Orde Baru” diakses dalam https://media.neliti.com pada tanggal 17 Desember

2019.

Lestari, Sri. “Anak-Anak muda Indonesia Makin Radikal?” diakses dalam

https://www.bbc.com/indo pada tanggal 15 Juli 2019.

Mansyur, Wasid. “Spirit Mondok Sebagai Strategi Tekan Radikalisme” diakses

dalam http://www.nu.or.id pada tanggal 28 Maret 2019.

Susanto, Ari. “Strategi Pemerintah Cegah Paham Radikal : Bangun Dialog di

Kampus” diakses dalam https://www.rappler.com pada tanggal 15 Maret 2019.

Undang-Undang Republik Indonesia, “ Tentang Kepemudaan” diakses dalam

http://kemenpora.go.id. pada tanggal 10 November 2018.

Page 98: KAUM MUDA MUSLIM MILENIAL DAN RADIKALISME (Studi atas ... · pasal 1 ayat (1) mendefinisikan bahwa yang di maksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode

88

Muhammad Abduh Tuasikal. “Taat Pada Pemimpin yang Zalim”, dalam

https://rumaysho.com/3111-taat-pada-pemimpin-yang-zalim.html diakses pada tanggal

17 Juli 2019.

Raehanul, Bahraen. “Muslim Mayoritas Tidak Boleh Menzhalimi Non-Muslim Minoritas”,

dalam https://muslim.or.id/25575-muslim-mayoritas-tidak-boleh-menzhalimi-non-

muslim-minoritas. diakses pada tanggal 15 Juli 2019.

Roy, Abdullah. “ Larangan Mencela Pemerintah” dalam https://bimbinganislam.com/

diakses pada tanggal 15 Juli 2019.

. Muslim, Atsary. “Kaedah Penting dalam Memahami Al-Qur’an dan Hadits”, dalam

https://muslim.or.id/6966-kaedah-penting-dalam-memahami-al-quran-dan-

hadits.html diakses pada tanggal 17 Juli 2019.