KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK UNTUK … · the pH value and the ratio of sweetness to the...
Transcript of KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK UNTUK … · the pH value and the ratio of sweetness to the...
KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK
UNTUK EVALUASI KUALITAS BUAH JERUK
KEPROK GARUT SECARA NONDESTRUKTIF
JAJANG JUANSAH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul Kajian
Spektroskopi Impedansi Listrik untuk Evaluasi Kualitas Buah Jeruk Keprok Garut
Secara Nondestruktif adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Mei 2013
Jajang Juansah
NIM. F164090011
SUMMARY
JAJANG JUANSAH, Studies on electrical impedance spectroscopy as a
nondestructive quality evaluation of Garut citrus fruit. Supervised by I WAYAN
BUDIASTRA, KIAGUS DAHLAN and KUDANG BORO SEMINAR.
Garut citrus fruit is a local agriculture commodity, which have the
opportunity to developed as a superior agriculture product. The productivity and
quality of this product should be increased in order to meet market demand.
Commonly quality of this fruit is evaluated by visual judgement ratio subject to
error. This method also only evaluated the external quality of fruit. Internal
quality of this fruit such as sugar content is determined by refractometer that is
belong to a destructive method, and is not suitable for online quality
measurement. So an objective and nondestructive method is required to evaluate
quality of Garut citrus fruit. In this research, the potential of electrical impedance
spectroscopy to determine quality of Garut citrus fruit was investigated.
The electrical properties of Garut citrus have been investigated on
frequency variation from 50 Hz to 5MHz. The fruits are placed between two plate
electrodes, and treated as dielectric material. The study was conducted in four
stages. The first stage is a study of the electrical circuit modeling to represent the
electrical properties of citrus. This step is performed as an initial step study of the
electrical properties of citrus fruit as nondestructive method for quality
evaluation. Electrical models of citrus fruit constructed from circuit of resistors
and capacitors. The electric models are built on the series and parallel
configurations were adopted from the literature. Orange model development has
also been carried out based on the internal structure of the fruit. Simulation and
measurement results on citrus fruit shows a good match for certain values of
resistors and capacitors. The correlation between measured data and simulations
has been done by regression techniques. The best result is shown by the high
value of the coefficient deterministic. Best correlation occurs in the new model.
Changes in physicochemical properties during fruit maturation made changes in
the value of the resistor and capacitor internal parameters of the model. If the pH
increases, the capacitance value increases while the resistance value decreases.
Changes in hardness and electrical resistance of the component models show a
positive relationship, although not linearly correlated. However, an increase in
hardness values correlate with a reduction in electrical capacitance value of the
component in the model.
In the second stage, Garut Orange fruit was assessed on its electrical
properties associated with the spectrum or frequency variation of electrical
signal. All electrical parameters divided by the amount of compensation
parameters i.e. weight, volume and diameter of the fruit. The measurement results
showed that the electrical impedance, resistance, reactance, capacitance,
inductance per weight, per volume, and per diameter showed a similar
phenomenon. Electrical impedance, resistance, reactance, capacitance,
inductance per weight, per volume, and per diameter of citrus fruits will decrease
if the frequency is increased. Citrus fruits, in general, are a weak electrical
conductor, especially at low frequencies. However, when the frequency increased
the ability of the electrical conductivity is relatively increased. Results in the
second stage are used as the reference data to validate the model in the first
stage.
The third stage is the study of Garut citrus fruit quality based on physico-
chemical properties. The quality parameters were correlated with electrical
parameters. The quality parameters of the fruit such as hardness, total soluble
solids (TSS), pH, vitamin C, and the concentration of hydrogen ions were
correlated with electrical properties such as impedance, resistance, reactance,
capacitance, inductance per weight. Electrical parameters per weight of the fruit
were used in this study to compensate for variations in weight. Value of
resistance, impedance, inductance, and reactance per fruit weight decreased
during ripening. While the capacitance per weight of Garut Citrus fruits
increased during fruit ripening. Correlations between electrical and
physicochemical properties of citrus were also investigated. Highest consistency
of the correlation occurs at a frequency of 1 MHz. Electrical parameters have a
significant response to acidity, hardness, and indexes TSS / hydrogen ion
concentration of Garut Citrus fruits. The correlation between quality and
electrical parameters were estimated by using multiple regression equations. The
estimation equation is the main basis for nondestructive quality determining of
citrus Garut by using electrical impedance measurements. pH value could be
predicted by both linear regression and nonlinear multiple regression equation in
the form of the logarithm of the electrical parameters. TSS values / concentration
of hydrogen ions can be only estimated by nonlinear multiple regression equation
in the form of logarithms of all parameters.
The fourth stage is grading on fruit quality parameters based on the
prediction results of the electrical parameters. Basic assessment at this stage is
the result of the best equation obtained from the study on the third phase. In this
study, electrical parameters of Garut citrus fruit related to fruit quality based on
the pH value and the ratio of sweetness to the concentration of hydrogen ions
were analyzed. Organoleptic testing used in this stage is test score. The result
shows that citrus fruits was classified to three classes. The grading results are
validated by measurement results refraktormeter and pH meter. Results showed
91.94% accuracy for parameter estimation of sweetness to acidity ratio, and
93.55% for the estimation of pH values.
This study provides information about the potential of impedance
spectroscopy technique for non-destructive quality testing of fruits. More
comprehensive study will be very useful to increase knowledge and further
applications.
Keywords: impedance spectroscopy, quality, Garut citrus, physicochemical
properties. nondestructive evaluation.
RINGKASAN
JAJANG JUANSAH, Kajian spektroskopi impedansi listrik untuk evaluasi
kualitas buah Jeruk Keprok Garut secara nondestruktif. Dibimbing oleh I
WAYAN BUDIASTRA, KIAGUS DAHLAN, dan KUDANG BORO
SEMINAR.
Buah Jeruk Keprok Garut merupakan komoditas pertanian lokal yang
memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi produk ungulan. Produk ini telah
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional.
Kualitas produk ini merupakan fokus perhatian yang sangat menentukan dalam
kemajuannya. Berbagai kajian pada buah ini sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan nilai tambah. Salah satunya adalah kajian spektroskopi impedansi
listrik untuk penentuan kualitas buah. Perubahan sifat listrik dari buah Jeruk
Keprok Garut selama kematangan telah dikaji dengan menggunakan pengukuran
spektroskopi impedansi listrik pada arus bolak-balik lemah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji sifat kelistrikan dan kualitas Jeruk Keprok Garut yang
tidak merusak atau nondestruktif dengan menggunakan pengukuran impedansi
listrik.
Kajian sifat listrik Jeruk Keprok Garut dilakukan pada berbagai frekuensi
dari mulai 50 Hz sampai 5 MHz. Buah dikondisikan sebagai bahan dielektrik
yang disimpan di antara dua buah piringan elektroda. Kajian dilakukan dalam
empat tahapan. Pertama adalah kajian pemodelan rangkaian listrik yang bisa
mewakili sifat listrik Jeruk Keprok Garut. Langkah ini dilakukan sebagai suatu
pertimbangan dan langkah awal dalam kajian sifat listrik buah jeruk yang tidak
merusak. Model listrik buah jeruk terdiri dari resistor dan kapasitor. Model listrik
ini dibangun atas konfigurasi rangkaian seri dan paralel yang diadopsi dari
beberapa literatur. Pengembangan model jeruk juga telah dilakukan berdasarkan
kondisi struktur internal buah. Hasil simulasi dan pengukuran pada buah jeruk ini
menunjukan adanya kecocokan yang bagus untuk nilai resistor dan kapasitor
yang tertentu. Korelasi antara data pengukuran dan simulasi dilakukan secara
regresi dan hasil terbaik ditunjukan dengan koefisien deterministik tertinggi. Hal
ini terjadi pada model baru. Perubahan sifat fisikokimia selama kematangan pada
buah menyebabkan terjadinya perubahan nilai parameter resistor dan kapasitor
internal dari model. Jika pH meningkat, maka nilai kapasitansinya meningkat
sementara nilai resistansinya menurun. Perubahan kekerasan dan resistansi listrik
dari komponen model menunjukan keterkaitan yang searah walaupun tidak
berkorelasi secara linier. Tetapi, peningkatan kekerasan buah berkorelasi dengan
penurunan kapasitansi listrik dari komponen pada model.
Pada tahapan kedua, buah Jeruk Keprok Garut dikaji sifat listriknya yang
terkait dengan spektrum atau variasi frekuensi sinyal listrik. Semua besaran
parameter kelistrikan dibagi dengan parameter konpensasi yaitu berat, volume dan
diameter buah. Hasil pengukuran parameter kelistrikan menunjukan bahwa
impedansi, resistansi, reaktansi, kapasitansi, induktansi per berat, per volume, dan
per diameter menunjukan fenomena yang mirip yaitu mengalami penurunan
ketika frekuensi ditingkatkan. Buah Jeruk Keprok Garut, secara umum, memiliki
kemampuan penghantaran listrik yang lemah terutama pada frekuensi rendah.
Tetapi, ketika frekuensi ditingkatkan kemampuan penghantarannya relatif
meningkat. Hasil pada tahapan kedua ini dijadikan sebagai data referensi untuk
validasi model pada tahapan pertama.
Tahapan ketiga adalah kajian mengenai kualitas buah Jeruk Keprok Garut
berdasarkan sifat fisiko kimianya yang berkorelasi dengan parameter kelistrikan.
Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mengevaluasi kualitas buah Jeruk
Keprok Garut secara nondestruktif dengan menggunakan teknik spektroskopi
impedansi listrik. Untuk menunjukkan kualitas berdasarkan pada kematangan
buah maka digunakan sifat fisikokimia yaitu kekerasan, total padatan terlarut
(TPT), pH, kandungan vitamin C, dan konsentrasi ion hidrogen. Parameter listrik
per berat buah digunakan dalam penelitian ini untuk mengkompensasi variasi
berat. Nilai resistensi, impedansi, induktansi, dan reaktansi per berat buah
menurun selama pematangan buah jeruk. Sedangkan kapasitansi per berat buah
Jeruk Keprok Garut meningkat selama pematangan buah. Korelasi antara sifat
listrik dan fisikokimia diselidiki juga. Konsistensi tertinggi dari korelasi terjadi
pada frekuensi 1 MHz. Parameter listrik memiliki respon yang signifikan terhadap
keasaman, kekerasan, dan indeks TSS/konsentrasi ion hidrogen dari buah Jeruk
Keprok Garut. Korelasi antara kualitas dan parameter listrik diperkirakan dengan
menggunakan persamaan regresi berganda. Persamaan estimasi itu merupakan
dasar utama dalam menentukan kualitas Jeruk Keprok Garut secara nondestruktif
dengan menggunakan pengukuran impedansi listrik. Nilai pH bisa diduga dengan
baik secara regresi linier berganda dan regresi nonlinier berganda dalam bentuk
persamaan logaritma parameter listriknya. Nilai TSS/konsentrasi ion hidrogen
dapat diduga dengan baik secara regresi nonliner berganda dalam bentuk
persaman logaritma dari semua parameternya.
Pada tahapan keempat dilakukan pengkelasan atau grading pada buah Jeruk
Keprok Garut berdasarkan parameter kualitas yang terkait parameter kelistrikan.
Dasar kajian pada tahap ini adalah hasil dari persamaan terbaik yang didapat dari
penelitian tahap ketiga sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menyelidiki
pengkelasan kualitas buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan hasil
pengukuran impedansi listrik dan organoleptik. Dalam penelitian ini, buah Jeruk
Keprok Garut dianalisis parameter listriknya yang berhubungan dengan kualitas
buah berdasarkan nilai pH dan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen.
Pengujian organoleptik yang digunakan adalah uji skor yang dibuat regresi linier
dengan kedua parameter fisiko kimia tersebut. Hasil pengkelasan dengan uji
organoleptik menujukan buah Jeruk Keprok Garut yang diuji tergolong dalam tiga
kelas. Hasil pengkelasan ini diuji validasinya pada buah dengan parameter pH dan
ln{TPT/[H+]} hasil prediksi dengan menggunakan regresi berganda dari
parameter kelistrikan. Hasil akurasinya mencapai 91.94 % untuk parameter
pendugaan rasio kemanisan terhadap keasaman, dan 93.55% untuk pendugaan
nilai pH.
Penelitian ini memberikan informasi akan potensi pengujian kualitas secara
nondestruktif dengan menggunakan teknik spektroskopi impedansi sebagai suatu
metode alternatif pilihan yang bisa dipakai dan dikembangkan. Kajian lebih
komprehensif dan mendalam akan sangat berguna untuk menambah hasanah
pengetahuan dan aplikasi lebih jauh lagi.
Kata kunci: spektroskopi impedansi listrik, Jeruk Keprok Garut, sifat fisikokimia,
kualitas, evaluasi nondestruktif.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK
UNTUK EVALUASI KUALITAS BUAH JERUK
KEPROK GARUT SECARA NONDESTRUKTIF
JAJANG JUANSAH
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Doktor
pada
Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Penguji pada Ujian Tertutup :
Dr. Husin Alatas, S.Si, M.Si (Kepala Bagian Fisika Teori FMIPA IPB)
Prof. Dr. Ir. Sobir, MS (Kepala PKHT- IPB)
Penguji pada Ujian Terbuka :
Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, M.Sc (Kepala BPPT)
Dr. Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr (Staf Pengajar TMB FATETA IPB)
Judul Disertasi : Kajian Spektroskopi Impedansi Listrik untuk Evaluasi Kualitas
Buah Jeruk Keprok Garut Secara Nondestruktif
Nama : Jajang Juansah
NIM : F164090011
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr
Ketua
Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc Dr. Kiagus Dahlan
Anggota Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Dekan
Ilmu Keteknikan Pertanian Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian : 14 Mei 2013 Tanggal Lulus :
PRAKATA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Ilahi robb,
Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas takdir dan karunia-
Nya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Karya ilmiah ini
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pasca sarjana di IPB
dengan topik “Kajian Spektroskopi Impedansi Listrik untuk Evaluasi Kualitas
Buah Jeruk Keprok Garut Secara Nondestruktif”. Dalam pelaksanaannya sungguh
banyak liku-liku dan perjuangan yang membutuhkan bantuan berbagai pihak
dalam penyelesaiannya.
Rasanya penelitian ini tidak akan berhasil dengan baik jika tidak ada bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada:
1. Dr. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr selaku ketua komisi pembimbing penulis
yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.
2. Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. selaku komisi pembimbing
penulis yang banyak memberikan masukan, bimbingan, dan arahan dalam
penyelesaian penelitian dan penulisan ilmiah.
3. Dr. Kiagus Dahlan selaku komisi pembimbing dan atasan penulis yang
banyak memberikan masukan, bimbingan, dan arahan dalam penyelesaian
penelitian dan penulisan ilmiah.
4. Keluarga besar penulis yang sangat membantu baik secara fisik maupun
do’a dalam penyelesaian karya tulis dan penelitian ini.
5. Keluarga besar Departemen Fisika IPB yang telah memberikan kesempatan
bagi penulis untuk mengenyam pendidikan pascasarjana.
6. Keluarga besar Departemen TMB FATETA IPB yang telah memberikan
ilmu dan pendidikan bagi penulis selama mengenyam pendidikan
pascasarjana.
7. Bapak Ustad pimpinan pondok Pesantren Gudang di Limbangan Garut yang
membantu penyediaan buah Jeruk Keprok Garut.
8. Pihak Dikti yang telah memberikan bantuan beasisawa BPPS kepada
penulis selama melaksanakan pendidikan di Pascasarjana IPB.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga apa yang telah diberikan oleh semua pihak ini dibalas dengan
kebaikan yang jauh lebih banyak. Karya tulis ini penulis rasakan jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis
terima untuk perbaikan di masa yang akan adatang. Akhir kata semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu dan teknologi demi kemaslahatan umat
manusia.
Bogor, Mei 2013
Jajang Juansah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxiiv
DAFTAR LAMBANG.................................................................................. xxiiiv
BAB 1 PENDAHULUAN UMUM
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Perumusan Masalah ................................................................................. 2
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
Hipotesa ................................................................................................... 4
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 4
Kebaruan Topik Penelitian ....................................................................... 5
Keterkaitan Antar Bab .............................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jeruk ........................................................................................ 7
Jeruk Keprok Garut ................................................................................. 10
Fisiologi Pascapanen Jeruk ....................................................................... 12
Mutu dan Standar Buah Jeruk Keprok ..................................................... 13
Spektroskopi Listrik Bahan ...................................................................... 14
Kapasitansi Listrik dan Bahan Dielektrik .......................................... 14
Konduktivitas dan Resistivitas Listrik ............................................... 18
Impedansi Listrik ............................................................................. 20
Model Rangkaian Listrik Bahan ............................................................... 24
BAB 3 KARAKTERISTIK BUAH JERUK KEPROK GARUT MELALUI
PEMODELAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK LEMAH
YANG DIDASARKAN PADA SIFAT RESISTIF DAN KAPASITIFNYA
Pendahuluan ............................................................................................ 27
Bahan dan Metode ................................................................................... 28
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 28
Sistem Pengukuran ........................................................................... 28
Pemodelan Rangkain Listrik ............................................................. 29
Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 31
Analisis Model Rangkaian Listrik ..................................................... 31
Tinjauan Pemodelan Rangkaian Listrik pada Fenomena Sifat
Resistif dan Kapasitif Buah Jeruk Keprok Garut ............................... 36
Pendugaan Komponen Resistansi dan Kapasitansi Penyusun Model
Baru pada Buah Jeruk Keprok Garut ................................................. 40
Perubahan Nilai Komponen Resistansi dan Kapasitansi selama
Kematangan Buah Jeruk Keprok Garut ............................................. 44
Kesimpulan ............................................................................................ 48
BAB 4 KARAKTERISTIK SPEKTRUM KELISTRIKAN PADA BUAH
JERUK KEPROK GARUT
Pendahuluan ............................................................................................ 49
Bahan dan Metode ................................................................................... 52
Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 52
Sistem Pengukuran .......................................................................... 52
Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 53
Spektrum Resistansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut .................... 53
Spektrum Kapasitansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut .................. 57
Spektrum Induktansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut.................... 61
Spektrum Reaktansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut ..................... 63
Spektrum Impedansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut .................... 67
Kesimpulan ............................................................................................. 71
BAB 5 KAJIAN PENDUGAAN KUALITAS BUAH JERUK KEPROK
GARUT DENGAN PENDEKATAN PARAMETER PARAMETER
KELISTRIKAN
Pendahuluan ............................................................................................ 73
Bahan dan Metode ................................................................................... 75
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 75
Sistem Pengukuran ........................................................................... 75
Sistem Pengukuran Fisiko Kimia Buah Jeruk .................................... 75
Sistem Pengukuran Parameter Kelistrikan ........................................ 75
Sistem Skema Pendugaan Parameter Kualitas Buah .......................... 76
Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 77
Sifat Fisiko Kimia Terkait Kematangan Buah Jeruk Keprok Garut .... 77
Keterkaitan Sifat Listrik dengan Sifat Fisiko Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 81
Parameter Resistansi Listrik Terkait Sifat Fisiko Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 82
Parameter Reaktansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 88
Parameter Impedansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 94
Parameter Induktansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 101
Parameter Kapasitansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut ..................................................................................... 107
Pendugaan Tingkat Kualitas Buah Jeruk Keprok Garut dengan
Menggunakan Parameter Kelistrikanya .............................................. 114
Pendugaan Parameter Tingkat Keasaman Buah Jeruk Keprok Garut .. 114
Pendugaan Parameter Rasio Kemanisan Terhadap Keasaman ............ 120
Kesimpulan ........................................................................................... 127
BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK
GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN
PANELIS
Pendahuluan .......................................................................................... 129
Bahan dan Metode ................................................................................ 130
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 130
Sistem Pengukuran ............................................................................ 130
Sistem Pengukuran pH dan Rasio Kemanisan atau Keasaman Buah
Jeruk Keprok Garut ........................................................................... 130
Sistem Pengukuran Parameter Kelistrikan ........................................ 130
Pendugaan Kategori Kualitas Berdasarkan Kelistrikan dan
Organoleptik ..................................................................................... 130
Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 131
Pengkelasan berdasarkan nilai keasaman (pH) buah Jeruk Keprok
Garut ................................................................................................ 131
Pengkelasan berdasarkan nilai rasio kemanisan terhadap keasaman
buah Jeruk Keprok Garut .................................................................. 133
Kesimpulan .......................................................................................... 136
BAB 7 PEMBAHASAN UMUM .................................................................. 137
BAB 8 KESIMPULAN UMUM DAN SARAN ............................................ 143
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 145
LAMPIRAN ................................................................................................. 153
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kandungan vitamin dan zat mineral lainnya untuk setiap 100 gram
buah jeruk .......................................................................................... 8
2.2 Volume impor buah-buahan pada tahun 2007-2011 di Indonesia ......... 8
2.3 Volume ekspor buah-buahan pada tahun 2007-2011 di Indonesia......... 9
2.4 Daerah sentra produsen Jeruk Keprok Garut di Kabupaten Garut pada
Tahun 2005 ...................................................................................... 10
2.5 Banyaknya tanaman buah-buahan yang menghasilkan di Kabupaten
Garut pada tahun 2007 ........................................................................ 11
2.6 Banyaknya populasi tanaman jeruk di kabupaten Garut........................ 11
2.7 Standar jeruk keprok departemen Perdagangan ................................... 13
3.1 Linearitas dan error dari parameter listrik hasil pengukuran pada buah
Jeruk Keprok Garut dan hasil simulasi untuk tiga model yang dipakai
pada kondisi nilai pH 3,34 .................................................................. 42
3.2 Nilai komponen internal yang digunakan dalam pemodelan rangkaian
listrik buah Jeruk Keprok Garut pada beberapa tingkat keasaman ....... 47
5.1 Persamaan korelasi parameter resistansi per massa terhadap parameter
fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut. ................................................. 87
5.2 Persamaan korelasi antara reaktansi listrik dengan parameter fisiko
kimia buah Jeruk Keprok Garut. .......................................................... 94
5.3 Persamaan korelasi antara impedansi listrik per massa dengan
parameter fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut. ............................... 100
5.4 Persamaan korelasi antara induktansi listrik per massa dengan
parameter fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut. ................................ 107
5.5 Persamaan korelasi antara kapasitansi listrik per massa dengan
parameter fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut. ................................ 113
5.6 Persamaan regresi linier berganda untuk pendugaan nilai keasaman
(pH) .................................................................................................... 119
5.7 Persamaan regresi nonlinier berganda untuk pendugaan nilai
keasaman (pH). .................................................................................... 120
5.8 Persamaan regresi linier berganda untuk pendugaan nilai rasio
TPT/[H+].............................................................................................. 120
5.9 Persamaan regresi nonlinier berganda untuk pendugaan nilai rasio
TPT/[H+].............................................................................................. 126
6.1 Nilai pH dan organoleptik panelis terhadap rasa buah Jeruk Keprok
Garut. .................................................................................................. 132
6.2 Hasil pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan nilai
pH prediksi ......................................................................................... 133
6.3 Nilai ln{TPT/[H+]} dan hasil organoleptik panelis terhadap rasa buah
Jeruk Keprok Garut. ............................................................................. 135
6.4 Hasil pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan nilai
ln{TPT/[H+]} prediksi .......................................................................... 135
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Jeruk Keprok ...................................................................................... 11
2.2 Skema kapasitor keping sejajar(a), kondisi penyisipan sebagian
bahan(b) dan modelnya(c) .................................................................... 15
2.3 Kapasitor silinder kondisi dengan pengisian sebagian bahan dielektrik. 16
2.4 Rangkaian setara RC (a) dan Diagram fasornya (b) ............................ 18
2.5 Tingkat pensejajaran momen dipol listrik pada bahan ketika tidak ada
medan listrik ekternal (a) dan ketika ada medan listrik ekternal (b) ...... 18
2.6 Aliran elektron dalam bahan konduktor ketika ada beda potensial
listrik ekternal ...................................................................................... 18
2.7 Ilustrasi grafik impedansi kompleks ................................................... 20
2.8 Kemungkinan Bentuk reaktansi dan representasi korespondennya pada
impedansi ........................................................................................... 21
2.9 Metode pengukuran impedansi listrik dengan jembatan Wheatstone .... 21
2.10 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem resonansi ........... 22
2.11 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem I-V .................... 22
2.12 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem RF I-V pada
impedansi rendah (a) dan tinggi(b) ..................................................... 23
2.13 Metode pengukuran impedansi listrik dengan network analysis ........... 24
2.14 Metode pengukuran impedansi listrik dengan menggunakan jembatan
autobalance ........................................................................................ 24
2.15 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan biologi yang diusulkan
Cole (Liu 2006)................................................................................... 25
2.16 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan yang diusulkan oleh
Hayden et al.(1969). ............................................................................ 25
2.17 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan yang diusulkan oleh
Zhang et al. (1990)............................................................................... 25
3.1 Skema sistem pengukuran sifat listrik buah jeruk berbasis Capacitive
Sensing ............................................................................................... 29
3.2 Model rangkaian listrik ekivalen untuk kajian kelistrikan dari buah
jeruk: (a) model Hayden, (b) model Zhang, dan(c) model hasil
pengembangan .................................................................................... 29
3.3 Diagram alir prinsip pemodelan spektroskopi impedansi ..................... 30
3.4 Penjabaran model rangkaian listrik untuk (a) model Hayden, (b)
model Zhang, dan(c) model hasil pengembangan ................................ 31
3.5 Efek perubahan frekuensi terhadap nilai impedansi pada komponen
standar resistor-R (a), standar kapasitor-C ( b), standar RC paralel (c),
dan bagian penyusun buah jerukpH 3,34 (d) ........................................ 37
3.6 Perbandingan hasil eksperimen dan model-model yang digunakan
sebagai pertimbangan pengembangan model untuk spektrum
kapasitansi (a), konduktansi(b), dan impedansi (c) buah jeruk pada pH
3,34 ..................................................................................................... 38
3.7 Hasil eksperimen dan simulasi ()dari model baru Jeruk Keprok Garut
untuk spektrum resistansi/massa(a), reaktansi/massa(b), dan
impedansi/massa (c) buah pada keasaman. ........................................... 39
3.8 Koefisen deterministik (a), MAPE (b), dan RMSE (c) pada hasil
simulasi untuk model baru pada beberapa tingkat keasaman (pH).
Nilai parameter impedansi (Z/m), reaktansi (X/m), dan resistansi
(R/m) dalam orde M/g ...................................................................... 43
3.9 Perubahan komponen resistansi hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada variasi tingkat keasaam.Nilai R1(a), R2(b), R3(c)
dan R4(d) ............................................................................................ 44
3.10 Perubahan komponen resistansi hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut dengan variasi kekerasan buah. Nilai R1(a), R2(b), R3(c)
dan R4(d) ............................................................................................ 45
3.11 Perubahan komponen kapasitor hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada variasi keasaman: Nilai C1(a), C2(b), dan C3(c). .... 46
3.12 Perubahan komponen kapasitor hasil pemodelan buah Jeruk Keprok
Garut pada variasi kekerasan. Nilai C1(a), C2(b), dan C3(c). ................ 47
4.1 Diagram spektrum impedansi secara hipotesis pada bahan-bahan
biologi secara umum (Damez et al. 2007) ........................................... 50
4.2. Skema sistem pengukuran sifat listrik buah jeruk berbasis capacitive
sensing(a) dan sampel buah jeruk yang diukur (b) ............................... 52
4.3 Skema pengukuran dengan prinsip level arus tetap (Yamazaki 2001) .. 53
4.4 Skema pengukuran dengan LCR meter dan sistem komunikasinya
(Wu et al. 2008)dengan komputerberbasis program lebview ............... 53
4.5 Sistem tranfer data pengukuran antaraLCR dengan komputer ............ 53
4.6 Spektrum resitansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada bebarapa
tingkat keasaman ................................................................................. 54
4.7 Spektrum resitansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 55
4.8 Spektrum resitansi per jarak pisah elektroda pada buah Jeruk Keprok
Garut pada bebarapa tingkat keasaman ................................................ 56
4.9 Spektrum kapasitansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 58
4.10 Spektrum kapasitansi per volume Jeruk Keprok Garut pada bebarapa
tingkat keasaman ................................................................................. 59
4.11 Spektrum kapasitansi per jarak plat elektroda pada bebarapa tingkat
keasaman ............................................................................................. 60
4.13 Spektrum induktansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 62
4.14 Spektrum induktansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 63
4.15 Spektrum Induktansi per jarak plat elektroda pada buah Jeruk Keprok
Garut untuk bebarapa tingkat keasaman ............................................... 64
4.16 Spektrum Reaktansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 65
4.17 Spektrum reaktansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
bebarapa tingkat keasaman................................................................... 66
4.18 Spektrum reaktansi per jarak plat elektroda pada bebarapa tingkat
keasaman ............................................................................................ 67
4.19 Hasil pengukuran sudut fasa sebagai fungsi frekuensi pada bebarapa
tingkat keasaman ................................................................................. 68
4.20 Spektrum Impedansi per massa pada bebarapa tingkat keasaman ......... 69
4.21 Spektrum impedansi per volumepada beberapa tingkat keasaman ........ 70
4.22 Spektrum Impedansi per jarak plat elektroda pada bebarapa tingkat
keasaman ............................................................................................. 71
4.23 Pengaruh frekuensi rendah dantinggi terhadap jalur arus dalam
jaringan(Grimnes etal., 2000)............................................................... 71
5.1 Skema sistem pengukuran sifat listrik berbasis capacitive sensing
yang digunakan untuk menguji kelistrikan buah jeruk (a), untuk telur
yang dilakukan Ragni et al.(b) dan apel yang dilakukan Massah et al.
(c) ........................................................................................................ 77
5.2 Ilustrasi Sampel Jeruk Keprok Garut yang dipakai dalam penelitian
pada pemutuan: hasil pengurutan ukuran (a), ketika awal pemetikan
(b) dan ukuran satu buah utuh (c) ......................................................... 77
5.3 Karelasi perubahan tingkat keasaman keasaman buah Jeruk Keprok
Garut terhadap perubahan sifat fisik buah: diameter rata-rata (a),
volume (b), dan massa (c) .................................................................... 78
5.4 Karakteristik perubahan tingkat kekerasan (a), TPT (b), TPT/[H+] (c),
Vitamin C (d) pada beberapa tingkat keasaman selama pematangan. .... 79
5.5 Variasi pH terhadap parameter resistansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e). ............................................................................................ 82
5.6 Variasi TPT terhadap parameter resistansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e) ............................................................................................ 83
5.7 Variasi kekerasan terhadap parameter resistansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 84
5.8 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter resistansi listrik
per massa buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e) ............................................................ 85
5.9 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter resistansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 86
5.10 Variasi pH terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e) ............................................................................................. 89
5.11 Variasi TPT terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e) ............................................................................................. 90
5.12 Variasi kekerasan terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 91
5.13 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter reaktansi listrik
per massa buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e) ............................................................ 92
5.14 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 93
5.15 Variasi pH terhadap parameter impedansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e) ............................................................................................. 95
5.16 Variasi TPT terhadap parameter impedansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ...................................................................................... 96
5.17 Variasi kekerasan terhadap parameter impedansi listrik per massa
buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz
(d), dan 1MHz (e) ................................................................................ 97
5.18 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter impedansi listrik
per massa buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e) ............................................................ 98
5.19 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter impedansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 99
5.20 Variasi pH terhadap nilai induktansi listrik buah jeruk pada frekuensi
100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e) ............. 101
5.21 Variasi TPT terhadap nilai induktansi listrik buah jeruk pada frekuensi
100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e) ............ 102
5.22 Variasi nilai kekerasan terhadap nilai induktansi listrik buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz(a), 1 kHz(b), 10 kHz(c), 100 kHz(d), dan
1MHz(e) .............................................................................................. 103
5.23 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap nilai induktansi listrik buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 105
5.24 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter induktansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ....................................................................................... 106
5.25 Variasi pH terhadap parameter kapasitansi listrik per massa buah jeruk
pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan
1MHz (e). ............................................................................................ 108
5.26 Variasi TPT terhadap parameter kapasitansi listrik per massa buah
jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz (e) ...................................................................................... 109
5.27 Variasi Kekerasan terhadap parameter kapasitansi listrik per massa
buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz
(d), dan 1MHz (e) ................................................................................ 110
5.28 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter kapasitansi listrik
per massa buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e). ............................................................ 111
5.29 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter kapasitansi listrik per massa
buah jeruk pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz
(d),dan 1MHz (e) ................................................................................. 112
5.30 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi secara regresi berganda
liniear pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d),
dan 1MHz(e)........................................................................................ 115
5.31 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara regresis
berganda liniear pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100
kHz (d), dan 1MHz(e) .......................................................................... 116
5.32 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi secara regresis
berganda nonliniear pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz(e) ................................................................... 117
5.33 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara regresis
berganda nonliniear pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz(e) ................................................................... 119
5.34 Pendugaan nilai TPT/[H+] untuk buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, reaktansi, dan impedansi listrik
secara regresi linier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)...................................................... 121
5.35 Pendugaan nilai TPT/[H+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara
regresi linier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e) ............................................................. 122
5.36 Pendugaan nilai TPT/[H+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, reaktansi, dan impedansi secara
regresis nonlinier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)...................................................... 124
5.37 Pendugaan nilai TPT/[H+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara
regresis nolinier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)...................................................... 125
6.1 Hubungan pengujian nilai keasaman dengan pH meter dan
organoleptik respon panelis .................................................................. 132
6.2 Hubungan pengujian nilai ln{TPT/[H+]} dengan alat (pH meter dan
refraktometer) dan hasil organoleptik dari respon panelis ..................... 135
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Diagram alir penelitian ........................................................................ 153
2 Publikasi dan bukti accepted pada jurnal International Journal of
Engineering & Technology, vol 12, no: 04, tahun 2012. ....................... 154
3 Publikasi dan bukti accepted pada jurnal International Journal of
Emerging Technology and Advanced Engineering vol. 02, issue 11,
tahun 2012. ......................................................................................... 155
4 Bukti accepted pada jurnal terindek scopus: International Journal of
Food Properties ................................................................................... 156
5 Bukti publikasi pada pada jurnal nasional Jurnal Biofisika. .................. 157
6 Bukti publikasi pada pada jurnal nasional Jurnal Teknologi Pertanian
Andalas ................................................................................................ 158
7 Parameter impedansi listrik pada bagian-bagian buah Jeruk Keprok
Garut dengan TPT 8,4 dan pH 3,4 ....................................................... 159
8 Data hasil simulasi besaran listrik model Hayden, Zhang, model baru,
dan eksperimen pada pH 3.34 .............................................................. 162
9 Data impedansi listrik per massa hasil simulasi .................................... 165
10 Data impedansi listrik per massa hasil eksperimen ............................... 168
11 Data reaktansi listrik per massa hasil simulasi ...................................... 171
12 Data reaktansi listrik per massa hasil eksperimen ................................. 174
13 Data resistansi listrik per massa hasil simulasi ..................................... 177
14 Data resistansi listrik per massa hasil eksperimen................................. 180
15 Data kapasitansi listrik per massa hasil eksperimen .............................. 183
16 Data induktansi listrik per massa hasil eksperimen ............................... 186
17 Data sudut fasa hasil eksperimen.......................................................... 189
18 Data spektrum faktor Q hasil eksperimen ............................................. 192
19 Data Sifat Fisiko Kimia buah Jeruk Keprok Garut ................................ 195
20 Data parameter listrik per berat buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi frekuensi 100 Hz .................................................................. 195
21 Data parameter listrik per berat buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi frekuensi 1 dan 10 kHz ......................................................... 196
22 Data parameter listrik per berat buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi frekuensi 0,1 dan 1MHz........................................................ 197
23 Output program SPSS 20 untuk pendugaan pH dengan regresi linier
berganda parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi per massa
pada frekuensi frekuensi 1MHz............................................................ 198
24 Output program SPSS 20 untuk pendugaan pH dengan regresi linier
berganda parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi pada
frekuensi frekuensi 1MHz .................................................................... 199
25 Output program SPSS 20 untuk pendugaan rasio TPT terhadap
konsentrasi hidrogen regresi linier berganda parameter logaritma dari
Impedansi, resistansi, dan reaktansi pada frekuensi frekuensi 1MHz .... 200
26 Output dari hasil program SPSS 20 untuk pendugaan rasio TPT
terhadap konsentrasi hidrogen regresi linier berganda parameter
logaritma dari resistansi, induktansi, dan kapasitansi pada frekuensi
frekuensi 1MHz ................................................................................. 201
27 Data Impedansi terkait Sifat Fisiko Kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan .................................................................. 202
28 Data resistansi terkait Sifat Fisiko Kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan .................................................................. 204
29 Data reaktansi terkait Sifat Fisiko Kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan .................................................................. 206
30 Data induktansi terkait Sifat Fisiko Kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan .................................................................. 208
31 Data kapasitansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan .................................................................. 210
32 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan rasio
kemanisan terhadap keasaman hasil pendugaan parameter kelistrikan. . 212
33 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan
keasaman hasil pendugaan parameter kelistrikan. ................................. 214
34 Output Program SPSS 20 untuk uji t bagi data prediksi pH. ................. 216
35 Output perhitungan nilai uji t bagi data prediksi pH ............................. 217
36 Output Program SPSS 20 untuk uji t bagi data prediksi TPT per
konsentrasi ion hidrogen ...................................................................... 218
37 Output perhitungan untuk uji t bagi data prediksi TPT per konsentrasi
ion hidrogen ......................................................................................... 219
38 Profil daerah perkebunan Jeruk Keprok Garut di wilayah Kabupaten
Garut : Leuwigoong (a) dan Samarang-Cioyod (b). .............................. 220
39 Proses saat pemetikan (a) dan pengambilan sampel buah Jeruk Keprok
Garut di perkebunan Leuwigoong-Garut (b). ........................................ 221
40 Penampilan beberapa sampel buah jeruk yang diuji. ............................. 222
DAFTAR LAMBANG
= konstanta dielektrik
D = dielectric displacements (C/m2)
E = medan listrik (V/m)
j = bilangan imajiner,
q = muatan listrik (Coloumb)
C = kapasitansi listrik (Farad)
V = tegangan listrik (Volt)
A = luas penampang keping sejajar (m2)
= permitivitas ruang hampa (8.85 x 10
-12 F/m)
d = jarak pisah antar keping (m)
= suseptibilitas listrik (mhos)
PF = faktor daya
ω = frekuensi angular (rad per detik)
σ = konduktivitas listrik (mhos)
J = rapat arus listrik (A/m)
vd = laju drift (m/s)
a = percepatan (m/s2)
= waktu rata-rata diantara tumbukan (s)
= panjang lintas bebas rata rata (m)
= resistivitas listrik (ohm m)
T = suhu (K)
Z = impedansi listrik (ohm)
R = resistansi listrik (ohm)
X = reaktansi listrik (ohm)
XL = reaktansi induktif (ohm)
XC = reaktansi kapasitif (ohm)
L = induktansi listrik (H)
G = konduktansi listrik (siemens)
= sudut fasa (derajat)
F = frekuensi (Hertz)
BAB 1
PENDAHULUAN UMUM
Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum banyak dikelola sebagaimana mestinya
secara maksimal, baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen,
pengolahan dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi
di nusantara menjadi aset nasional yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan
sebaik-baiknya bagi kemaslahatan manusia. Tanaman buah yang bermutu dan
beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah
organik. Penanganan mutu buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah kepada masyarakat pembeli baik domestik maupun
luar negeri.
Jeruk merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi andalan
sektor pertanian dan berada pada urutan kedua setelah pisang dalam hal volume
perdagangan dunia atau ekspor-impor (Storey dan Walker 1999). Jeruk
merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi andalan sektor
pertanian dan mempunyai sekmen konsumen tersendiri yang bisa memberikan
kontribusi terhadap perekonomian daerah dan nasional. Lebih jauh, kontribusi
komoditas tersebut ikut dalam pembentukan Poduk Domestik Bruto dan Produk
Domestik Rasio Bruto, penyediaan sumber devisa, penyediaan pangan,
pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan
(Badan Pertanian dan Hortikultura Sumatra Barat 2008). Namun sejak tahun 2007
sampai sekarang ini jeruk dalam negeri didominasi oleh produk impor.
Petumbuhan ekspor jeruk Indonesia tidak mengalami peningkatan sejak 2007
sampai 2011 (BPS 2012).
Perbedaan iklim dan faktor lingkungan lainnya menjadikan komoditas ini
berkembang menurut kondisi tempat tumbuhnya, punya spesifikasi sendiri dan
menjadi terkenal sebagai buahan spesifik daerah tersebut. Contohnya di
Kabupaten Garut dikenal Jeruk Keprok Garut. Keunggulan Jeruk Keprok Garut
adalah aromanya yang wangi dan rasanya yang manis segar. Daging buahnya
tebal dan berair, memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Jeruk ini pernah
mengalami masa keemasan pada tahun 1980-an. Saat itu terdapat 1,3 juta pohon
dalam lahan seluas 2.600 hektar dengan produksi sekitar 26.000 ton per tahun.
Namun, pada tahun 1990-an populasinya merosot tajam dan menyisakan 52.000
pohon akibat serangan penyakit citrus vein phloem degeneration atau disingkat
CVPD (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009).
Setelah hancur terserang penyakit CVPD lebih dari 20 tahun lalu, Jeruk
Keprok Garut mulai digalakkan kembali. Mulai tahun 2007, pemerintah setempat
membuat program penanaman satu juta pohon Jeruk Keprok Garut dan
direncanakan selesai tahun 2012. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 760/KPTS.240/6/99 tanggal 22 Juni 1999, Jeruk Keprok Garut telah
ditetapkan sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional dengan nama Jeruk Keprok
Garut I. Dan sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 1981, Jeruk Keprok Garut telah
dijadikan sebagai komponen penyusun lambang daerah Kabupaten Garut.
2
Sehingga Jeruk Keprok Garut telah menjadi buah ciri khas dan trademark
Kabupaten Garut. Hal itu menunjukkan bahwa Jeruk Keprok Garut merupakan
salah satu komoditas pertanian unggulan nasional yang perlu terus dipertahankan
dan ditingkatkan kualitas maupun kuantitas produksinya (Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009).
Selain kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk bisa menghasilan minyak
dari kulit dan biji jeruk (Enny et al. 2002; Ginting 2005), dijadikan gula tetes,
alkohol dan pektin (Fardiaz et al. 1984) dari buah jeruk yang terbuang. Minyak
kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman
dan untuk campuran kue. Beberapa jenis jeruk seperti Jeruk Keprok Garut
dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas
bagian atas, penyembuh radang mata dan anti bakteri (Ferianto 2009). Walaupun
manfaat jeruk sangat banyak dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani
(Primawati 1988), tetapi hal itu tidak bisa berguna dengan baik jika tidak
memperhatikan mutu dari buah jeruk itu sendiri. Buah jeruk yang telah rusak
tidak akan bisa meningkatkan kesehatan bahkan bisa menimbulkan penyakit bagi
manusia. Begitu juga buah yang tidak bermutu tentunya tidak akan laku di
pasaran sehingga bukan keuntungan yang didapat tetapi kerugian yang terjadi.
Perumusan Masalah
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan
dari panen hingga buah dikemas dan siap didistribusikan pemasarannya atau
untuk mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pelilinan (Margeysti 1999),
pemeraman maupun perlakuan khusus lainnya yang dituntut konsumen.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung oleh sistem
manajemen yang tepat baik dari sistem kerjasama usaha antara petani (Susilowati
et al. 2008) sampai bidang iptek seperti teknologi sortasi (Ahmad et al. 2008),
pemetikan (Prianggono 2006), maupun transportasinya.
Seperti halnya jeruk, produk pertanian umumnya mudah rusak (Mohsenin
1986), waktu penyimpanan singkat, dan murah. Namun, permintaan untuk
produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selama pertumbuhan populasi
manusia terus meningkat. Ini adalah masalah sekaligus kesempatan untuk
meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka diperlukan penanganan berkelanjutan, termasuk dalam hal teknologi
hortikultura, rekayasa, teknik, bahkan untuk bidang ilmu dasar.
Pengukuran sifat produk pertanian umumnya bersifat merusak. Untuk
mengatasi masalah ini, banyak peneliti mengembangkan metode yang tidak
merusak. Sebagian besar teknik yang ditemukan oleh para peneliti sering mahal
dan tidak praktis dalam industri pertanian. Pengukuran listrik memberikan
kesempatan untuk mengatasi masalah ini (Varlan dan Sansen 1996; Karásková et
al. 2011 ).
Mutu buah jeruk tidak hanya ditentukan oleh media tumbuh, pengemasan,
pemetikan, dan hama tumbuhan (Sarwono 1994), tetapi teknik pengujian mutu
juga ikut berperan. Mutu buah-buahan segar saat ini umumnya masih dievalusi
secara manual yang menggunakan tanda-tanda visual seperti warna kulit. Bahkan
Ahmad et al. pada tahun 2008 telah melakukan evaluasi mutu secara visual
3
dengan pemanfaatan teknologi kamera CCD untuk buah jeruk. Hasil evaluasi
visual yang hanya menilai sifat fisik bagian luar ini tidak selalu mencerminkan
tingkat kematangan dan kerusakan bagian dalam buah. Bila ingin menentukan
mutu bagian dalam buah harus digunakan cara kimia basah seperti HPLC
(Odriozola-Serrano et al. 2007) dalam penentuan vitamin C yang bersifat
merusak, mahal dan lama. Penentuan mutu bagian dalam buah jeruk bisa
dilakukan secara kimiawi atau destruksi memiliki banyak kelemahan lainnya.
Jeruk yang sudah diuji tidak bisa dikemas untuk penjualan, bahkan tidak bisa
dikonsumsi. Selain itu pengujian mutunya hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan teknik pengambilan contoh dari populasi yang ada, sehingga tidak
dapat menentukan mutu secara keseluruhan dari populasi tersebut. Sehingga buah
yang dikemas masih dipertanyakan mutunya.
Untuk mengatasi masalah ini, banyak peneliti mengembangkan metode
nondestruktif sekaligus bisa menentukan karakteristik bagian dalam buah. Ada
juga yang menggunakan teknik yang tidak merusak seperti penggunakan MRI
dan NMR pada buah tomat (Musse et al. 2009), spektroskopi NIR pada jeruk
(Liu et al. 2010), fluoresence pada tomat (Lai et al. 2007) dan masih banyak lagi
teknik lain yang tentunya memiliki kelemahan terutama dalam hal pembiayaan
yaitu bersifat mahal. Dalam menanggulangi masalah ini perlu dilakukan suatu
penelitian mengenai teknik tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan
mutu buah-buahan secara tidak merusak (Kawano 1993; Rejo 2002) dan relatif
murah. Salah satu metode non destruktif yang mempunyai pembiayaan relatif
murah dan berpotensi untuk menentukan mutu buah adalah dengan pemanfaatan
sinyal listrik (Zara et al. 2003; Figura dan Teixeira 2007; Karásková et al. 2011 ).
Pengukuran listrik memberikan peluang teknik yang sederhana, biaya
rendah, dan pengujian kualitas produk yang cepat seperti penetuan kelembaban
dan kandungan garam pada ikan asap (Karásková et al. 2011), soluble solids
content pada apel (Guo et al. 2011), atau dalam penentuan kerusakan dan
penurunan kualitas pada apel (Euring et al. 2011). Selain itu, sifat listrik dari buah
yang penting dalam aspek kognitif, terutama untuk mengetahui respon dari buah-
buahan terhadap medan listrik dengan frekuensi yang bervariasi (Bauchot et al.
2000; Bean et al. 1960).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknik evaluasi
nondestruktif berbasis spektroskopi impedansi listrik untuk pemutuan buah Jeruk
Keprok Garut. Secara spesifik tujuannya diperinci sebagai berikut:
1. Mengkaji teknik spektroskopi impedansi dan peluang penerapannya dalam
produk-produk pertanian secara tidak merusak.
2. Mengkaji perubahan parameter fisiko kimia Jeruk Keprok Garut selama
penuaan atau pematangan sebagai pertimbangan dalam kajian kualitas
buah.
3. Mengkaji pemodelan rangkaian listrik sebagai langkah awal teknik
nondestruktif yang didasarkan pada sifat resistif dan kapasitif buah Jeruk
Keprok Garut.
4
4. Mengkaji interaksi arus Listrik AC lemah dengan buah Jeruk Keprok
Garut secara nondestruktif.
5. Mengkaji spektrum diskrit dari parameter kelistrikan yang terkait dengan
spektroskopi impedansi pada buah Jeruk Keprok Garut selama buah dalam
tahap penuaan atau pematangan.
6. Mengkaji potensi dan peluang penggunaan parameter kelistrikan dari
teknik spektroskopi impedansi sebagai penentu kualitas buah Jeruk Keprok
Garut secara tidak merusak melalui korelasi dengan parameter fisiko
kimianya.
7. Mengkaji pengkelasan atau grading buah berdasarkan sifat kelistrikan.
Manfaat Penelitian
Secara umum, penelitian ini sangat bermanfaat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu :
1. Terciptanya teknologi pengukuran yang tidak merusak berbasis sifat listrik
buah jeruk yang baru dan relatif murah.
2. Memberikan informasi sifat listrik dari buah Jeruk Keprok Garut yang
terkait kualitasnya.
3. Selain itu penelitian ini akan dapat mengangkat potensi daerah Garut
sebagai penghasil jeruk keprok berkualitas.
Hipotesa
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Jeruk Keprok Garut tidak hanya memiliki sifat resistif saja tetapi
menunjukan fenomena kapasitif yang dicirikan dengan banyaknya struktur
selaput pembungkus atau kantung yang ada pada buah akan berperan
sebagai membran dalam mekanisme transpor muatan listrik.
2. Kemampuan arus yang melewati buah Jeruk Keprok Garut sangat
dipengaruhi oleh frekuensi sinyal yang menandakan adanya efek perubahan
ataupun pergeseran ionik pada buah Jeruk Keprok Garut.
3. Pemodelan rangkaian listrik yang terbentuk atas komponen – komponen
kapasitor dan resistor dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam
menjelaskan fenomena kelistrikan Jeruk Keprok Garut.
4. Parameter-parameter kelistrikan mempunyai hubungan dengan mutu buah
Jeruk Keprok Garut.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Kajian teknik spektroskopi impedansi dan penerapannya untuk buah Jeruk
Keprok Garut secara tidak merusak.
2. Kajian fisiko-kimia Jeruk Keprok Garut selama penuaan atau pematangan
sebagai pertimbangan dalam kajian kualitas buah.
5
3. Kajian spektrum diskrit dari parameter kelistrikan yang terkait dengan
spektroskopi impedansi pada buah Jeruk Keprok Garut selama buah dalam
tahap penuaan atau pematangan.
4. Kajian pemodelan rangkaian listrik sebagai suatu langkah pendekatan untuk
penjelasan fenomena kelistrikan dalam buah Jeruk Keprok Garut secara
nondestruktif.
5. Kajian potensi dan peluang penggunaan parameter kelistrikan dari teknik
spektroskopi impedansi sebagai penentu kualitas buah Jeruk Keprok Garut
secara tidak merusak melalui korelasi dengan parameter fisiko kimianya.
Kabaruan Topik Penelitian
Adapun kebaruan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sifat- sifat kelistrikan buah Jeruk Keprok Garut selama kematangan.
2. Terbentuknya model rangkaian listrik baru hasil modifikasi atau
pengembangan dari beberapa peneliti terdahulu yang dapat mewakili sifat
kelistrikan buah Jeruk Keprok Garut.
3. Pembentukan formula pendugaan kualitas buah Jeruk Keprok Garut secara
tidak merusak dengan teknik spektroskopi impedansi listrik.
4. Metode pengkelasan mutu Jeruk Keprok Garut berdasarkan parameter
kelistrikan.
Keterkaitan Antar Bab
Sistematika penyusunan disertasi ini terdiri atas beberapa bab yang saling
terkait satu sama lainnya. Susunan pertama diawali dengan bab 1 yang
menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan secara umum
dari keseluruhan penelitian. Selain itu bab ini dilengkapi dengan pula dengan
hipotesa, manfaat dan ruang lingkup penelitian. Pada penelitian disertasi ini juga
diharuskan akan adanya unsur kebaruan penelitian. Kebaruan ini juga
dicantumkan pada bagian bab 1 ini.
Pada setiap penulisan ilmiah tentunya tidak akan lepas dari studi literatur
yang terkait dengan topik penelitian. Studi literatur ini dicantumkan dalam bab 2.
Pada tahapan berikutnya dilakukan proses pembentukan dan pengembangan
model rangkaian listrik yang bisa mendekati hasil eksperimen. Pembentukan
model dan penjelasan fenomena yang terkait ini diletakan pada bab 3. Tahapan
hasil eksperimen pengukuran spektrum impedansi listrik untuk beberapa buah
pada beberapa tingkat kematangan diiletakan pada bab 4. Bab 4 ini akan
mendukung dan menjadi bukti kecocokan dari pemodelan pada bab 3.
Pada tahapan berikutnya dilakukan tinjauan keterkaitan parameter kelistrikan
dengan parameter kematangan atau kualitas buah Jeruk Keprok Garut yang
dicirikan dengan parameter fisikokimianya. Bagian ini diletakan pada bab 5.
Setelah adanya korelasi yang bisa dijadikan acuan dalam kualitas buah jeruk,
maka dilanjutkan dengan pengujian penerimaan konsumen dalam hal ini
dilakukan uji organoleptik. Dari uji organoleptik ini dilakukan proses grading atau
pengelompokan buah jeruk. Bagian ini diletakan pada bab 6. Tahap akhir adalah
6
pembahasan umum pada bab 7 dan bab 8 sebagai kesimpulan umum dan saran.
Secara sederhana keterkaitan antara bab ini digambarkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Diagram alir keterkaitan antar bab pada penelitian dan penyusunan
laporan disertasi
Bab 1
Pendahuluan Umum
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Bab 3 Pemodelan Rangkaian
Listrik Berdasarkan
Resistor dan Kapasitor
Bab 4
Kajian Spektrum Impedansi Hasil
Eksperimen pada Jeruk
Keprok Garut
Curve Fitting
Bab 5
Kajian Pendugaan Kualitas Buah Jeruk
Keprok Garut Terkait
Parameter Kelistrikan
Model Baru
Persamaan Korelasi
(beberapa frekuensi)
Sifat Spektrum Impedansi Listrik
Jeruk Keprok Garut
Bab 6 Kajian Uji Organoleptik dan
Grading Buah Jeruk Keprok
Garut Terkait Parameter
Kelistrikan
Bab 7
Pemahasan Umum
Bab 8
Kesimpulan Umum dan Saran
Ekperimen Pengukuran
Parameter Kelistrikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jeruk
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali (AAK 1994). Jenis
jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah Jeruk Keprok (Citrus
reticulata/nobilis L.), Jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri
atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, Jeruk Manis (C. auranticum L.
dan C.sinensis L.), Jeruk Sitrun/Lemon (C. medica), Jeruk Besar (C.maxima
Herr.), Jeruk Nipis (C. aurantifolia), Jeruk Purut (C. hystrix) dan Jeruk Sambal
(C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas
Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah Jeruk Siem, Jeruk Baby,
Keprok Medan, Bali, Nipis dan Purut. Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi:
Garut -Jawa Barat, Tawangmangu-Jawa Tengah, Batu -Jawa Timur, Tejakula-
Bali, Selayar-Sulawesi Selatan, Pontianak-Kalimantan Barat dan Medan -
Sumatera Utara. (Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2000).
Klasifikasi botani jeruk keprok adalah sebagai berikut (Van Steenis 1975):
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Geraniales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Citrus nobilis Lour
Semua jenis jeruk tidak suka tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini
diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di
Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-
Agustus. Temperatur optimal antara 20-30 C namun ada yang masih dapat
tumbuh normal pada 38 C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur optimal pada
20 C. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan
buah sehingga dibutuhkan tanaman penahan angin. Kelembaban optimum untuk
pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80% (Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2000).
Tumbuhan Jeruk Keprok merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 meter.
Tangkai daun bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap,
panjang 0.5-1.5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elliptis atau
berbentuk lanset dengan ujung tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya
bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3.5-8 cm. Bunganya mempunyai
diameter 1.5-2.5 cm, berkelamin dua daun mahkotanya putih. Buahnya berbentuk
bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0.2-0.3 cm, dan daging
8
buahnya berwarna jingga. Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar
1-1.5 mm (Van Steenis 1975).
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran
rendah sampai tinggi tergantung pada spesies: Jenis Keprok Madura, Keprok
Tejakula: 1–900 m dpl. ; Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. ;
Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. ; Jenis Siem: 1–700
m dpl. ; Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl. ; Jenis
Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. ;Jenis Purut: 1–400 m dpl.
Tabel 2.1 Kandungan vitamin dan zat mineral lainnya setiap 100 gram buah jeruk Kandungan
Kadar
Jenis Jeruk
Keprok Manis Nipis Grape Fruit
Vitamin A (I.U.) 400.0 200.0 - - Vitamin B (I.U.) 60.0 60.0 60.0 60.0 Vitamin C (I.U.) 60.0 30.0 40.0 50.0 Protein (gram) 0.5 0.5 0.5 0.5 Lemak (gram) 0.1 0.1 - - Hidrat arang (gram) 8.0 10.0 3.0 4.0
Besi (mgr) - 0.3 0.1 0.1 Kapur (mgr) 40.0 40.0 10.0 20.0 Phosphor (mgr) 20.0 20.0 10.0 20.
Sumber :AAK 1994
Tabel 2.2 Volume impor buah-buahan pada tahun 2007-2011 di Indonesia
Komoditas Volume Impor (ton)
2007 2008 2009 2010 2011
Jeruk 119 740 143 770 216 785 203 916 231 542
Apel 146 655 141 239 155 277 199 484 214 245
Pir 94 558 86 755 90 390 111 276 133 592
Anggur 29 136 28 156 37 745 44 087 59 162
Durian 23 149 24 679 28 935 24 368 27 149
Pisang 25 56 328 2 779 1 631
Mangga 1 088 969 821 1 129 989
Semangka 921 390 761 1 036 832
Strawberi 639 833 567 452 564
Melon 111 100 632 364 348
Pepaya 57 163 300 580 299
Nanas 345 2 014 198 219 267
Nangka 5 - 18 35 66
Rambutan 87 - 33 23 27
Manggis 14 2 10 13 20
Langsat 9 0 284 146 5
Belimbing 1 1 4 4 1
Lainnya 86 585 72 944 107 576 102 791 161 339
Sumber: BPS 2012
9
Jika ditinjau dari segi hama dan penyakit buah jeruk maka ada beberapa
fenomena yang terjadi. Diantaranya adalah tungau, penggerek buah, kutu
domplotan, lalat buah, kutu sisik, kudis, busuk buah, gugur buah prematur dan
kanker. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) menyerang
bagian tangkai, daun dan buah. Sehingga muncul bercak keperakperakan atau
coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Penggerek buah
(Citripestis sagittiferella.) dapat menimbulkan lubang yang mengeluarkan getah.
Kutu dompolon (Planococcus citri.) menyerang bagian tangkai buah sehingga
berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Lalat buah (Dacus sp.)
menyerang bagian buah yang hampir masak. Terlihat gejala adanya lubang kecil
di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.) dapat menyerang bagian
daun, buah dan tangkai. Daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun.
Busuk buah disebabkan oleh Penicillium spp. Phytophtora citriphora,
Botryodiplodia theobromae. Indikasi yang terlihat adalah: terdapat tepung-tepung
padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Kanker disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun,
tangkai, dan buah. Kanker dicirikan dengan adanya bercak kecil berwarna hijau-
gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus
pecah dengan diameter 3-5 mm.
Tabel 2.3 Volume ekspor buah-buahan pada tahun 2007-2011 di Indonesia
Komoditas Volume Ekspor (ton)
2007 2008 2009 2010 2011
Manggis 9 093 9 466 11 319 11 388 12 603
Pisang 2 378 1 970 701 14 1 735
Mangga 1 198 1 908 1 616 999 1 485
Jeruk 1 109 1 402 1 108 1 339 1 005
Anggur 520 103 97 148 555
Rambutan 396 725 666 533 496
Pepaya 37 0 143 111 468
Melon 52 39 148 229 256
Semangka 370 1 144 483 42 169
Apel 130 171 143 86 112
Strawberi 582 211 403 374 82
Nangka 2 2 16 28 4
Belimbing 0 0 0 0 0
Pir 19 1 1 - 0
Durian 2 33 21 25 -
Langsat - 45 43 - -
Buah Lainnya 31 629 36 961 28 115 22 019 14 818
Sumber: BPS 2012
10
Dalam tiap - tiap 100 gram buah jeruk mengandung vitamin dan zat mineral
seperti Tabel 2.1. Vitamin-vitamin dan zat-zat mineral di atas berguna sebagai
pencegah kekurangan vitamin C, begitu pula dapat menyembuhkan penyakit
influenza dan banyak khasiat lainnya (Simarmata 2010).
Kondisi Indonesia dewasa ini sangat memprihatinkan dalam hal pemenuhan
akan buah jeruk dalam negeri. Hampir semua buah jeruk didominsi oleh produk
luar negeri. Indonesia termasuk negara pengimpor buah jeruk yang tinggi. Bahkan
mengalami peningkatan yang besar hampir 20% per tahun. Sementara ekspor
buah jeruk tidak mengalami peningkatan. Hal ini dilaporkan oleh Badan Pusat
Statistik sejak tahun 2007 sampai 2011 seperti Tabel 2.2 dan 2.3.
Jeruk Keprok Garut
Jeruk keprok merupakan komoditi buah-buahan yang sejak lama tumbuh
subur di Kabupaten Garut. Penampilan jeruk ini dapat dilihat seperti pada Gambar
2.1. Berbagai varietas jeruk juga dapat ditemui seperti Jeruk Keprok Garut, Siem,
Licin, dan Konde. Tahun 1986 Jeruk Garut mengalami penurunan populasi akibat
adanya letusan Gunung Galunggung dan serangan CVPD. Berbagai upaya telah
dilakukan sejak tahun 1992 baik berupa rehabilitasi tanaman sakit, maupun
pembibitan bebas CVPD, sehingga pertanaman jeruk sampai tahun 2004
menghasilkan produksi sebesar 67 601 ton. Tahun 1996 Jeruk Garut telah diakui
merupakan tanaman khas Garut, hal ini tertuang dalam SK Mentan,
No.760/Kpts/TP.240/6/99 Tentang Pelepasan Jeruk Keprok Garut sebagai Varitas
Unggulan. Saat ini, Kabupaten Garut telah memiliki Balai Benih Hortikultura
(Blok Penggandaan Mata Tempel). BBH ini pada dasarnya tetap mengedepankan
komoditi Jeruk sebagai komoditi andalan disamping buah-buahan spesifik lainnya
dan tanaman hias. Daerah sentra yang dikenal sebagai produsen Jeruk Garut
diperlihatkan pada Tabel 2.4. (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Garut 2009)
Tabel 2.4 Daerah sentra produsen Jeruk Keprok Garut di Kabupaten Garut
Kecamatan Jumlah Tanaman
(pohon)
Jumlah tanaman
menghasilkan (pohon) Produksi (ton)
Samarang 55 047 48 997 2 454
Pasirwangi 60 927 30 000 1 559
Wanaraja 1 620 600 30
Karangpawitan 34 457 17 850 955
Bayongbong 11 917 - -
Cisurupan 46 890 14 650 713
Cilawu 12 800 6 050 291
Cibalong 15 040 3 724 175
Sumber:Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009
11
Tabel 2.5 Banyaknya tanaman buah-buahan yang menghasilkan di Kabupaten
Garut pada tahun 2007 ( pohon )
Kecamatan Jeruk Siam/Keprok Mangga Nangka Nenas
Cilawu 4 500 12 300 2 053 13 100
Bayombong 17 057 6 448 4 694 -
Karangpawitan 43 652 6 590 160 -
Wanaraja 4 320 1 157 210 -
Cibalong 15 147 35 120 257 717
Cisurupan 48 591 3 900 3 040 -
Wanaraja 4 320 1 157 210 -
Pasirwangi 57 673 1 637 510 946 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009
Tabel 2.6 Banyaknya populasi tanaman jeruk di Kabupaten Garut ( pohon )
Tahun Populasi Tan. Jeruk (ph) Tahun Populasi Tan. Jeruk (ph)
1990 103 273 1999 476 417
1991 86 430 2000 390 858
1992 68 786 2001 228 589
1993 140 584 2002 246 952
1994 159 314 2003 252 718
1995 242 903 2004 349 461
1996 383 865 2005 381 850
1997 454 485 2006 384 599
1998 531 184 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009
Gambar 2.1 Jeruk Keprok Garut utuh dan bagian-bagian jeruk (Tetra 2004)
Tanaman jeruk di Kabupaten Garut pada umumnya belum diperkebunkan
dalam skala yang luas, berkisar antara 100 s/d 2000 pohon/petani, dengan rata-
rata pemilikan 300 s/d 500 pohon. Kondisinya berpencar-pencar, terutama di
wilayah kecamatan sentra produksi, yaitu Kecamatan Pasirwangi, Samarang,
Bayongbong, Cigedug, Cisurupan, Wanaraja, Leles, Karangpawitan, Tarogong,
Banyuresmi, Cilawu. Jumlah populasi tanaman yang ada pada tahun 2004 tercatat
349 461 pohon. Jumlah populasi terbesar terdapat di Kecamatan Samarang
(49.597 ph), Pasirwangi (69 679 ph), Cisurupan (44 090 ph) dan Sukaresmi
12
(26.810 ph) Produktivitas rata-rata baru mencapai 48.05 kg/ph/thn, dengan jumlah
tanaman menghasilkan 140 808 pohon, dan tanaman belum menghasilkan (umur
< 3 tahun) 208 653 pohon. Jumlah produksi tahun 2004 tercatat 67 601 kwintal
(Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut 2009). Berdasarkan
Badan Pusat Statistik dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Garut,
perkembangan populasi tanaman jeruk pada tahun 2007 terlihat pada Tabel 2.5
dan 2.6. Selain itu pemerintah Garut sudah menargetkan satu juta pohon pada
tahun 2011 dan swasembada jeruk pada tahun 2016.
Fisiologi Pascapanen Buah Jeruk Keprok
Kehidupan buah meliputi 3 tahap fisiologi utama yaitu pertumbuhan sel
(growth), pendewasaan (maturation) dan penuaan (senescence). Setelah proses
pembelahan sel pada cikal bakal buah kemudian akan dilanjutkan dengan
pembesaran ukuran dan pengembangan sel sampai mencapai volume dan ukuran
maksimal (Wills et al. 1989). Tahap pertumbuhan dan pendewasaan adalah tahap
perkembangan sel. Sementara pematangan merupakan akhir darui pendewasaan
dan awal penuaan. Pada tahap penuaan terjadi perubahan sifat-sifat fisik dan
kimia buah sampai akhirnya buah mengalami pembusukan atau kematian. Tahap
akhir kematangan sampai senescence berlanjut ketika buah lepas. Namun jeruk
merupakan buah yang memiliki tipe pola respirasi nonklimakterik yaitu pada saat
mendekati tahap senescence tidak menunjukan adanya perubahan laju produksi
CO2 dan etilen yang besar.
Etilen adalah hormon yang mengatur penuaan dan pemasakan yang aktif
dalam jumlah kecil (<0.1 ppm). Tingkat respirasi buah jeruk rendah, yaitu pada
kisaran 5oC mempunyai kecepatan 5-10 mg CO2/kg jam dan kecepatan produksi
etilen yang sangat rendah yaitu kurang dari 0.1µl C2H4/kg jam pada kisaran suhu
20oC (Margeyst 1999; Kader 1992; Ladaniya 2008). Respirasi buah jeruk
dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, pergerakan udara, gas atmosfir dan
praktek penaganan buah (Ladaniya 2008). Pada kelembaban rendah, kecepatan
respirasi jeruk lebih rendah daripada pada kelemaban tinggi. Peningkatan
temperatur akan meningkatakan laju respirasi.
Proses pematangan buah menyebabkan adanya perubahan fisik dan kimia
pada buah. Perubahan-perubahan tersebut dapat menentukan kualitas buah. Ketika
mendekati proses akhir hidupnya, buah jeruk akan mengalami penurunan mutu.
Hal ini dapat dilihat dari penampilan kulit buah yang keriput atau munculnya
kebusukan (Wills et al. 1989).
Perubahan fisiologi yang terjadi pada komoditi panenan meliputi perubahan
kimia yang akhirnya juga mempengaruhi terjadinya perubahan fisik. Beberapa
peristiwa dan perubahan yang mungkin terjadi selama pemasakan buah berdaging
adalah pematangan biji, perubahan warna, perubahan laju respirasi, perubahan
laju produksi etilen, perubahan permeabilitas jaringan, perubahan senyawa pektin
(pelunakan), perubahan komposisi karbohidrat, perubahan asam organik, produksi
senyawa volatil. Perubahan kimia yang terjadi meliputi perubahan kandungan
karbohidrat, etilen, asam, lipida, protein dan zat warna. Sedangkan perubahan
fisik meliputi perubahan warna, tekstur, dan perubahan citarasa (Santoso 2005).
Perubahan warna kulit dapat dijadikan tanda untuk tingkat kematangan buah
jeruk. Perubahan warna jeruk keprok yang terjadi selama kematangan hanya
13
sedikit warna hijau. Pengujian rasa untuk mengetahui kematangan buah tipe ini
paling baik dilakukan (Pantastico et al. 1993). Pada saat pematangan, pecahan
pektin dan polisakarida lainnya menyebabkan buah menjadi lunak sehingga lebih
sensitif terhadap gangguan mekanik. Pematangan akan menyebakan peningkatan
kadar gula sederhan, penurunan kadar asam organik dan senyawa fenolik, serta
peningkatan produksi zat-zat volatil untuk memberikan bau yang khas pada buah
(Muchtadi dan Sugiyono 1992).
Mutu dan Standar Buah Jeruk Keprok
Jeruk keprok termasuk digolongkan dalam empat ukuran yaitu kelas A. B. C
dan D. berdasarkan berat tiap buah. yang masing-masing digolongkan dalam dua
jenis mutu. yaitu Mutu I dan Mutu II (SNI 1992). Kelas A: diameter ≥ 7.1 cm atau
≥ 151 gram/buah. Kelas B: diameter 6.1–7.0 cm atau 101–150 gram/buah. Kelas
C: diameter 5.1–6.0 cm atau 51–100 gram/buah. Kelas D: diameter 4.0–5.0 cm
atau 50 gram/buah. Adapun syarat mutu buah jeruk keprok berdasarkan
Kementrian Perdagangan adalah seperti pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Standar jeruk keprok Kementrian Perdagangan (Tim PS 2003)
Kriteria Mutu 1 Mutu 2 Keasamaan varietas: Seragam Seragam
Tingkat ketuaan Tua. tidak terlalu matang Tua. tidak terlalu matang
Kekerasan Keras Cukup keras
Ukuran Seragam Kurang seragam
Kerusakan% 5 10
Kotoran Bebas Bebas
Busuk % 1 2
Keasamaan sifat varietas, ketuaan, kekerasan dan kotoran dilakukan dengan
cara uji organoleptik. Sementara parameter lain dilakukan pengukuran sesuai
standar uji seperti ukuran cara uji SP-SMP-309-1981. Kerusakan. % (jml/jml):
cara uji SP-SMP-310-1981 dan Busuk % (jml/jml): cara uji SP-SMP-311-1981.
Berdasarkan SNI 3165 tahun 2009, buah jeruk keprok memiliki total padatan
terlarut minimum 8 % Brix. Derajat Brix menggambarkan nilai rata-rata
kemanisan dari keseluruhan bagian daging buah. Warna buah harus menunjukkan
ciri varietas dan atau tipe komersial serta lokasi tanam. Perlakuan pengkuningan
kulit buah (degreening) tidak diperbolehkan.
Kelas super merupakan jeruk keprok bermutu paling baik (super) yaitu
mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, bebas dari kerusakan kecuali
kerusakan sangat kecil. Kelas A merupakan jeruk keprok bermutu baik yaitu
mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, dengan kerusakan kecil yang
diperbolehkan sebagai berikut: sedikit penyimpangan pada bentuk, sedikit
penyimpangan pada warna kulit, sedikit penyimpangan pada kulit terkait dengan
pembentukan buah, sedikit bekas luka/cacat pada kulit akibat mekanis. Total area
yang mengalami penyimpangan dan cacat maksimum 10 % total luas permukaan
buah dan penyimpangan tersebut tidak boleh mempengaruhi mutu daging buah.
Kelas B merupakan jeruk keprok bermutu baik yaitu mencerminkan ciri
varietas/tipe komersial, dengan kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai
berikut: sedikit penyimpangan pada bentuk, sedikit penyimpangan pada warna
14
kulit, sedikit penyimpangan pada kulit terkait dengan pembentukan buah, sedikit
bekas luka/cacat pada kulit akibat mekanis. Total area yang mengalami
penyimpangan dan cacat maksimum 15 % dari total luas permukaan buah dan
penyimpangan tersebut tidak boleh mempengaruhi mutu daging buah.
Spektroskopi Listrik Bahan
Tinjauan kualitas buah harus ditinjau dari karakterisasi dan pengujian sifat
dasar dari bahan penyusunnya. Spektroskopi listrik merupakan tinjauan spektrum
(frekuensi) dari besaran – besaran listrik yang terkait dengan bahan. Hal ini terkait
dengan frekuensi sinyal eksternal yang diberikan pada bahan dan kemampuan
tanggapan dari bahan terhadap kondisi tersebut.
Dua garis besar sifat listrik yang utama adalah sifat konduktif yang biasanya
direpresentasikan dengan nilai konduktivitas atau impedansinya. Nilai
konduktivitas berkorelasi dengan mobilitas ion atau elektron dalam bahan ketika
diberikan energi dari luar bahan seperti perbedaan potensial listrik. Sifat utama
lainnya adalah sifat kapasitif atau sifat dielektrik bahan. Sifat ini menandakan
suatu tingkat kemampuan polaritas dari molekul dalam bahan ketika diberikan
beda potensial dari luar. Sifat konduktivitas maupun kapasitif bahan bisa
dipengaruhi oleh kondisi eksternal maupun internal dari bahan. Faktor
eksternalnya antara lain beda potensial, arus listrik, frekuensinya dan suhu.
Sementara faktor internal antara lain polaritas bahan, jenis kandungan bahan, dan
energi ikatan molekuler. Karakteristik listrik pada bahan bisa dianalisa dengan
pendekatan rangkaian elektronik antara resistor dan kapasitor secara parallel (Choi
et al. 2001).
Kapasitansi Listrik dan Bahan Dielektrik
Kapasitansi listrik dari bahan dipengaruhi oleh permitivitas atau sifat
dielktriknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kemampuan polaritas
bahan. Dalam aplikasinya, pengukuran nilai kapasitansi bisa dikorelasikan dengan
pengukuran kadar air bahan, kelembaban (Figura dan Teixeira 2007). Permitivitas
atau sifat dielektrik ( ) digambarkan sebagai permitivitas relatif kompleks yang
merupakan pembagi antar permitivitas absolut dengan permitivitas ruang hampa.
Karena permitivitas merupakan suatu bilangan kompleks maka dinyatakan dalam
dua bagian yaitu real dan imaziner (Sitkei 1986). Jika sumber tegangan
merupakan sinyal bolak-balik dengan frekuensi f maka permitivitas dapat
diturunkan dari vektor dielectric displacements (D) dan vektor medan listrik (E)
sebagai berikut:
ED (2.1a)
"'* j (2.1b)
Dengan j merupakan bilangan imajiner, * merupakan konstanta
dielektrik relatif kompleks ( ' dan " ).
15
(a) (b) (c)
Gambar 2.2 Skema kapasitor keping sejajar(a), kondisi penyisipan sebagian
bahan(b), dan model rangkaian kapasitornya(c)
Kapasitansi listrik juga merupakan ukuran dari kapasitas penyimpanan
muatan untuk suatu perbedaan potensial tertentu (Tipler 1991). Kapasitor sendiri
merupakan suatu komponen elektronika yang terdiri dari dua buah keping
penghantar terisolasi yang disekat satu sama lain dengan suatu bahan dielektrik.
Keberadaan bahan dielektrik akan menyebabkan lemahnya medan listrik diantara
keping kapasitor sehingga kapasitansinya naik. Lemahnya medan listrik antar
keping kapasitor dikarenakan hadirnya medan listrik internal dari molekul-
molekul dalam bahan dielektrik yang akan menghasilkan medan listrik tambahan
yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar. Banyaknya muatan (Q) yang
tersimpan pada kapasitor (C) sebanding dengan tegangan (V) yang diberikan oleh
sumber dan dinyatakan dengan persamaan Q = CV.
Nilai kapasitansi bergantung pada faktor geometri dan sifat bahan
dielektrik. Faktor geometri yang menentukan adalah luas penampang keping dan
jarak antar keping. Sedangkan sifat bahan dielektrik ditentukan oleh nilai
konstanta dielektriknya dan frekuensi sinyal. Suatu kapasitor keping sejajar yang
diberikan tegangan sebesar Vs diperlihatkan pada Gambar 2.2a. Besarnya nilai
kapasitansi kapasitor keping sejajar dinyatakan pada persamaan:
d
AffC )(
)( (2.2)
Dimana A : luas penampang keping sejajar (m2)
: permitivitas ruang hampa (8.85 x 10-12
F/m)
d : jarak pisah antar keping sejajar (m)
Pada ruang hampa kapasitansi dinyatakan sebagai berikut
d
AC
(2.2a)
Sedangkan jika diantara dua keping terdapat bahan dielektrik persamaannya
adalah
d
AC
(2.2b)
dengan ε adalah permitivitas bahan dielektrik (F/m) (Tipler 1991).
Contoh Ilustrasi aplikasi pengukuran dan pemodelan kapasitansi adalah
pada bahan yang disisipkan pada kapasitor tersebut pada Gambar 2.2 bagian b dan
c (Figura dan Teixeira 2007). Besarnya pengisian bahan pada plat kapasitor bisa
+ --
d
Vs d
h
a a
C0 C1
16
dianalisa dengan memanfaatkan modelnya. Maka nilai kapasitansi totalnya
sebagai berikut:
10 CCCtotal
d
haa
d
ahCtotal
)(
)( hahd
aCtotal
ahhd
aCtotal )1(
(2.2c)
Atau bisa disederhanakan dalam bentuk suseptibilitas listrik ():
ahd
aCtotal
hd
aCC kosongtotal
(2.2d)
Gambar 2.3 Kapasitor silinder kondisi dengan pengisian sebagian bahan dielektrik
Persamaan tersebut bisa dipakai untuk menentukan ketinggian atau kedalam
bahan pada plat kapasitor. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai
kapasitansinya linier terhadap tinggi bahan dielektrik pengisinya. Selain itu,
kapasitor juga bisa bebentuk silinder. Nilai kapasitansinya bergantung pada
dimensi jari – jari plat bagian dalam (ri) dan luar (ra) serta panjang dari silinder
tersebut (l). Ilustrasinya diperlihatkan pada Gambar 2.3.
Nilai kapasitansi dari kapasitor silinder kosongnya adalah :
i
a
r
r
lC
ln
..2 0 (2.2e)
Setelah sebagian terisi maka persamaan menjadi
10 CCCtotal
h
r
rhl
r
rC
i
a
i
a
total
ln
..2)(
ln
.2 00
)(
ln
.2 0 hlh
r
rC
i
a
total
ri
ra
h l
17
lh
r
rC
i
a
total
ln
.2 0
l
r
rh
r
rC
i
a
i
a
total
ln
.2
ln
.2 00
kosong
i
a
total Ch
r
rC
ln
.2 0 (2.2f)
Persamaan tersebut analog dengan persamaan kapasitor plat paralel, yaitu dapat
diartikan bahwa nilai kapasitansinya linier terhadap tinggi bahan dielektrik
pengisinya.
Nilai dielektrikum dan kelistrikan bahan ada yang bersifat nonlinier (Zhou
et al. 2001) sehingga perlu pengukuran dengan alat yang bisa meminimalkan
fenomena tersebut. Pada pemakaian sumber arus tetap, kondisi sumber sinyal
listrik tidak terganggu oleh kondisi bahan uji (Ron et al. 2001).
Pada bahan kapasitif sering muncul fenomena kehilangan energi yang
direpresentasikan dengan besaran " . Loss faktor atau Loss coefficient ini
merupakan parameter yang menyatakan kemampuan suatu bahan untuk
menghamburkan atau melepaskan energi dan mengkonversinya menjadi panas.
Sudut loss coefficient dibentuk oleh fasor arus total bolak-balik dengan arus
pengisian Ic pada kapasitor. seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 a (Harmen
2001). Pada kondisi tidak ada kehilangan energi atau kondisi idel maka arus pada
kapasitor idealnya mendahului tegangan sebesar 90°. Apabila terjadi kehilangan
energi, maka sudut fase akan berkurang dan sudut loss koefisient akan bertambah.
sehingga loss coefficient dapat dinyatakan sebagai: Loss Coefficient = 90° - sudut
fase (θ).
Pada kasus pemberian sinyal dengan frekuensi tertentu, maka bahan
dielektrik dapat dimodelkan sebagai rangkaian resistor dan kapasitor secara
paralel sepeti Gambar 2.4 b. Pada gambar tersebut dapat ditinjau faktor daya (PF)
sebagai nilai cos . Pada kasus kehilangan dielektrik rendah (low loss dielectric)
yaitu kecil, maka nilai cos bisa menggantikan tan . Loss coefficient dapat
dinyatakan dalam persamaan konduktansi sebagai berikut
C
G
CV
RV
I
I
C
R
/tan (2.3)
dengan ω adalah frekuensi angular.
Pada saat bahan dielektrik diberikan medan listrik luar, maka muatan-
muatan listriknya kan terkutubkan atau terpolarisasi. Bahan dielektrik merupakan
bahan nonk konduktor yang tidak memiliki elektron bebas. Muatan positif dan
negatif bahan akan membentuk dwikutub atau dikenal dengan diplo listrik. Jika
frekuensi sumber tegangan eksternal diubah-ubah maka bahan dielektik yang
disisipkan antara dua plat tersebut akan terganggu, diantaranya perubahan arah
momen dipol – momen dipol listrik sesuai dengan frekuensinya. Jika momen
dipol bahan lebih seragam maka kondisi ini akan mengurangi medan listrik
eksternal dari sumber tegangan tersebut. Kondisi penyeragaman momen dipol ini
tergantung dari sifat bahan tersebut. Molekul-molekul dari beberapa bahan
18
dielektrik, seperti air, mempunyai momen dipol listrik permanen. Di dalam bahan-
bahan seperti itu (bahan polar) maka momen-momen dipol listrik cenderung untuk
mensejajarkan dengan suatu medan listrik luar (Lumsden 1997). Ilustrasi
pensejajaran dipol listrik dari bahan sebagai akibat medan listrik eksternal
diperlihatkan pada Gambar 2.5.
(a) (b)
Gambar 2.4 Rangkaian setara RC (a) dan diagram fasornya (b)
(a) (b)
Gambar 2.5 Tingkat pensejajaran momen dipol listrik pada bahan ketika tidak
ada medan listrik (a) dan ketika ada medan listrik eksternal (b)
Konduktivitas dan Resistivitas Listrik
Konduktivitas listrik merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Konduktivitas listrik ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu konsentrasi atau jumlah ion. mobilitas ion. serta suhu. Semakin tinggi
konsentrasi atau jumlah ion maka konduktivitas listrik semakin tinggi. Hubungan
ini terus berlaku hingga larutan menjadi jenuh. Suhu yang tinggi mengakibatkan
viskositas air menurun dan ion-ion dalam air bergerak cepat yang menyebabkan
kenaikan konduktivitas listrik (Hendayana et al. 1995). Konduktivitas listrik (σ)
didefinisikan sebagai rasio dari rapat arus (J) terhadap kuat medan listrik (E)
E
J (2.4)
Secara umum jika ion dengan muatan pembawanya ada dalam bahan
makanan atau pertanian dan diberikan beda potensial tertentu maka akan terjadi
aliran arus yang melewati bahan tersebut (Gambar 2.6).
Gambar 2.6 Aliran elektron dalam bahan konduktor ketika ada beda potensial
listrik eksternal
E
eksternal
IR
I
Ic
θ
δ
R C ~
19
Pada tinjauan elektron pada bahan dikenal dengan istilah elektron valensi
yang merupakan elektron terlua yang masih terikat pada atom dan menempati pita
energi valensi. Pada kasus pemberian energi dari luar maka elektron tersebut akan
lepas menjadi elektron bebas atau elektron konduksi. Elektron konduksi
merupakan muatan yang bergerak dalam bahan dan sebagai pembawa arus.
Pergerakan elektron dalam bahan mengindikasikan adanya aliran arus listrik pada
bahan tersebut. Elektron tersebut bergerak bebas dengan kecepatan tertentu.
Tanpa adanya medan listrik luar pada bahan maka arah gerak elektron tersebut
akan sembarangan atau acak seperti pegerakan molekul gas di dalam suatu wadah.
Elektron-elektron tersebut terus bergerak dan bertumbukan satu sama lain atau
bahkan dengan inti ataom sehingga terjadi perubahan gerak secara acak.
Bila ditinjau pada bahan konduktor yang diberikan beda potensial V atau
medan listrik E dari luar. Maka ektron-elektron tersebut mendapatkan gaya listrik
untuk bergerak pada suatu arah tertentu sehingga mengalami percepatan yang
arahnya tergantung dari polaritas beda potensial luarnya.
Bila medan listrik diberikan pada sebuah elektron maka akan terjadi gaya
listrik sebesar eE yang akan memberikan percepatan a kepada elektron tersebut.
Maka berdasarkan hukum newton dua berlaku:
eEmaF
m
eEa (2.5)
Selama tumbukan elektron tersebut mengalami perubahan arah dengan laju
drift tertentu (vd) yang dapat didekati dengan persamaan persepatan a dan waktu
rata-rata diantara tumbukan :
m
eEavd (2.5a)
Nilai kecepatan drift ini dapat dinyatakan dalam rapat arus maupun jumlah
elektran (ne) dan digabungkan menjadi sebagai berikut;
m
eE
ne
Jvd
m
eE
ne
J
m
ne
E
J 2
(2.5b)
Dengan menggabungkan ke dalam persamaan dasar konduktivitas listrik maka
m
ne
E
J 2
(2.6)
Dengan pendekatan waktu selang antara tumbukan sebagai pembagian
kecepatan drift (vd) dan panjang lintas bebas rata rata (), maka konduktivitas
listrik bisa dinyatakan sebagai (Beiser 1987) berikut:
dv
m
ne2
(2.6a)
Karakteristik lain yang merepesentasikan kebalikan dari konduktivitas
listrik adalah resistivitasnya (). Resistivitas juga merupakan karakteristik bahan
yang khas. Dua besaran ini sangatlah berhubungan erat sekali. Secara
20
makroskopik nilai hambatan bahan dipengaruhi juga oleh geometri bahan ( luas,
A dan panjang, L) dan sifat khas bahan. Ilustrasinya adalah sebagai beikut:
A
LR (7)
Secara umum, material dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya
untuk membawa atau menghantarkan muatan listrik: Konduktor adalah material
yang mudah menghantarkan muatan listrik seperti tembaga, emas dan perak.
adalah contoh insulator yang baik. Semikonduktor adalah material yang memiliki
sifat antara konduktor dan insulator. Silikon dan germanium adalah material yang
banyak digunakan dalam pabrikasi perangkat elektronik.
Nilai konduktivitas maupun resistivitas bahan konduktor dipengaruhi juga
oleh suhu (T) secara linier. Representasinya diperlihatkan pada persamaan di
bawah ini:
)1( To atau )1( To
Impedansi Listrik
Impedansi listrik merupakan parameter penting yang digunakan untuk
menganalisa rangkaian elektronik , komponen listrik, dan bahan bahan lain.
Secara umum impedansi listrik (Z) didefiniskan sebagai total hambatan pada suatu
rangkaian elektronik ketika diberikan arus bolak-balik. Nilai impedansi ini
dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks dan bisa dibuat grafik fasor dari
resistor (R) pada bagian real, reaktansi(X) dari kapasitor (C) dan induktor (L)
dalam bagian imazinernya seperti diilustrasikan pada Gambar 2.7 dari Agilent
technologies, 2000.
Gambar 2.7 Ilustrasi grafik fasor dari impedansi kompleks
Keterkaitan impedansi dengan kapasitasni maupun resistansi diperlihatkan
pada persamaan 8a, b, dan c. Persamaan tersebut dipengaruhi nilai frekuensi dan
sudut fasa ().
fjXRZ (2.8a) ieZZ (2.8b)
)(tan 1
R
fX (2.8c)
Reaktansi terdiri dari dua bentuk, yaitu induktif (XL) dan kapasitif (XC).
Gambar 2.8 mewakili dua kemungkinan bentuk reaktansi dan representasi
korespondennya pada impedansi untuk frekuensi yang diberikan.
21
Gambar 2.8 Kemungkinan bentuk reaktansi dan representasi korespondennya
pada impedansi listrik (Santos 2009)
Jika ditinjau pembangkit sinyal listrik sebagai fungsi waktu tcosVV max
untuk rangkaian LCR seri maka kaidah kirchoff memberikan
0IRC
Q
dt
dILtcosVmax (2.9)
Dengan menggunakan dt
dQI dan tII cosmax sehingga dengan mengatur
kembali susunannya :
tcosVC
Q
dt
dQR
dt
QdL max2
2
Sudut fase diberikan oleh R
XX Cl tan
Arus maksimum dituliskan Z
V
XXR
VI max
2
CL
2
max
max
(2.10)
Dengan begitu impedansi Z didefinisikan secara matematis sebagai
22
CL XXRZ (2.11)
Besaran XL-XC disebut reaktansi total dan besaran Z disebut impedansi listrik
(Giancoli 2001).
Beberapa metode pengukuran impedansi telah ada dan diperlihatkan oleh
Agilent technologies, 2000. metode tersebut mulai dari metode tradisional
termasuk: jembatan wheatstone, resonansi, I-V, RF I-V, network analysis dan
auto balancing bridge.
Gambar 2.9 Metode pengukuran impedansi listrik dengan jembatan
Wheatstone (Santos 2009)
Pada Jembatan Wheatsone (Gambar 2.9) dipakai analisa kondisi ketika
tidak ada arus yang melalui detektor, nilai impedansi ZX diketahui dapat diperoleh
dengan hubungan elemen jembatan lainnya dengan:
3
2
1 ZZ
ZZx (2.12)
22
Berbagai jenis rangkaian jembatan seperti penggunaan kombinasi L, C,
dan komponen R sebagai elemen jembatan telah banyak digunakan dalam
aplikasinya. Metode ini membutuhkan biaya rendah dengan cakupan frekuensi
yang luas (DC ke 300 MHz) walaupun dengan menggunakan berbagai jenis
jembatan.
Pada pengukuran impedansi listrik dengan sistem resonansi digunakan
skema pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem resonansi
(Agilent technology)
Ketika rangkaian disesuaikan pada kondisi resonansi yaitu dengan mengatur
nilai kapasitornya, maka nilai impedansi Lx and Rx diperoleh dengan pengujian
dan pengaturan frekuensinya, Kapasitansi dan nilai Q. Q merepresentasikan faktor
kualitas dari induktansi. Q diukur langsung dengan voltmeter yang ditempatkan
pada kapasitor. Karena koefisien loss rangkaian pengukuran sangat rendah, maka
nilai Q setinggi 1000 dapat diukur. Ini menyajikan akurasi Q yang baik sampai
dengan Q yang tinggi, tetapi kebutuhan untuk tuning untuk resonansi dan pada
impedansi rendah akurasi metode pengukuran ini memiliki kelemahan. Metode ini
memiliki rentang frekuensi yang berlaku dari 10 kHz sampai 70 MHz.
Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem I-V dipelihatkan pada
Gambar 2.11. nilai impedansi dari bahan yang tidak diketahui dapat dihitung
dengan rumus :
RV
V
I
VZx
2
11 (2.13)
Nilai arus I dihitung menggunakan pengukuran tegangan (V2) melintasi
resistor yang rendah dengan keakuratan yang tinggi. Dalam prakteknya sering
digunakan transformator low-los yang digunakan sebagai pengganti R untuk
mencegah dampak yang disebabkan dengan penempatan resistor yang rendah
pada rangkaian . Rentang frekuensi yang berlaku antar 10 kHz sampai 100 MHz..
Metode ini memiliki keuntungan dapat melakukan pengukuran perangkat
grounded dan cocok untuk kebutuhan tipe probe uji.
Gambar 2.11 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem I-V (Agilent
technology)
23
Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem RF I-V diperlihatkan
pada Gambar 2.12 baik untuk impedansi rendah maupun tinggi. Metode RF I-V
didasarkan pada prinsip yang sama sebagai metode pengukuran I-V, tetapi
dikonfigurasi dalam cara yang berbeda dengan menggunakan rangkaian
impedansi pengukuran yang cocok (50 Ω) dan tes port presisi koaksial untuk
operasi pada frekuensi yang lebih tinggi. Ada dua jenis konfigurasi pengukuran
yang cocok untuk impedansi rendah (Gambar. 2.12 a), dan impedansi tinggi
(Gambar. 2.12.b). Impedansi ZX dihitung dari tegangan terukur V1 dan V2.
Persamaan (2.14a) mengacu pada pengaturan pengukuran impedansi rendah dan
(14b) merujuk pada penyusunan pengukuran impedansi tinggi. Rentang frekuensi
(1 MHz sampai 3 GHz) yang dicapai pada metode ini dibatasi oleh transformator
ini
1
2
21
VV
R
I
VZx (2.14a)
12
21
VV
R
I
VZx (2.14b)
Gambar 2.12 Metode pengukuran impedansi listrik dengan sistem RF I-V (a)
pada impedansi rendah dan (b) tinggi (Agilent technology)
Metode pengukuran impedansi listrik dengan network analysis diperlihatkan
pada Gambar 2.13. Dalam metode ini koefisien refleksi diperoleh dengan
mengukur rasio antara sinyal datang dan sinyal pantul. Sebuah directional coupler
atau jembatan yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pantul dan network
analyzer digunakan untuk pasokan dan pengukuran sinyal. Selama metode ini
digunakan untuk mengukur impedansi refleksi di ZX, maka metode ini dapat
digunakan dalam rentang frekuensi yang lebih tinggi (300 kHz dan di atas).
Metode ini menyajikan akurasi yang baik ketika impedansi yang tidak
diketahui dekat dengan impedansi karakteristik rangkaian, tetapi memiliki
kelemahan yaitu membutuhkan suatu prosedur kalibrasi ulang ketika terjadi
perubahan frekuensi. Hal ini juga menyebabkan pengukuran impedansi yang
sempit.
Metode pengukuran impedansi listrik dengan jembatan auto balance
diperlihatkan pada Gambar 2.14. Arus yang mengalir melalui impedansi ZX, juga
mengalir melalui resistor R. Potensial pada titik "L" dipertahankan pada nol
(sehingga disebut "virtual ground"), karena arus melalui saldo R seimbang dengan
arus pada ZX. Hal ini dicapai dengan pengoperasian penguat converter I-V.
Impedansi ZX dihitung dengan menggunakan beda tegangan yang diukur pada
titik "H" dan tegangan R.
24
Gambar 2.13 Metode pengukuran impedansi listrik dengan network analysis
(Agilent technology)
Gambar 2.14 Metode pengukuran impedansi listrik dengan jembatan auto balance
(Agilent technology)
Dalam prakteknya, konfigurasi jembatan auto balance / otomatis
keseimbangan berbeda untuk setiap jenis instrumen. Umumnya LCR meter, dalam
rentang frekuensi rendah biasanya di bawah 100 kHz menggunakan penguat
operasional yang sederhana untuk converter I-V nya. Jenis instrumen ini memiliki
kelemahan akurasi pada frekuensi tinggi, karena adanya batasan penguat dalam
hal kinerjanya.
Model Rangkaian Listrik Bahan
Model rangkaian listrik pada bahan biologi dari mulai sel sampai bahan
pertanian lainnya sudah mulai dikaji oleh para peneliti. Namun prinsip dari model
tersebut adalah kesederhanaan dan kecocokan dengan data eksperimen. Ellappan
dan Sundararajan (2005) telah mencoba memodelkan sel biologi dengan bentuk
rangkaian listrik yang terdiri dari resistor dan kapasitor. Masing-masing
komponen tersebut mewakili dari bagian-bagian dari sel. Pemodelan berlandaskan
kelistrikan ini umunya merupakan pendekatan arus listrik lemah yaitu sinyal
listrik dengan nilai amplitudo yang kecil. Hal ini dilakukan agar pemberian listrik
tidak merusak bahan yang diuji.
Pemodelan listrik bisa dipakai dalam bidang pertanian, diantaranya pada
model impedansi listrik dari pohon jeruk. Model ini dapat menjelaskan dan
menggambarkan fenomena persediaan air yang terkait dengan mekanisme
transportasi pada jaringan xilem (Muramatsu dan Hiraoka 2007). Wu et al. (2008)
melaporkan bahwa spektroskopi impedansi dengan model terdistribusi yang
didasarkan pada persamaan model impedansi Cole-Cole (Gambar 2.15)
memberikan kecocokan dengan data impedansi hasil pengukuran pada terung
segar.
25
Pemodelan rangkaian listrik juga telah dilakukan oleh Wu et al. (2008) pada
terung dan kentang. Model yang dipakai untuk menjelaskan fenomena
kelistrikanya adalah model Hayden (Hayden et al. 1969) seperti Gambar 2.16.
Pemodelan rangkaian listrik lain telah dilakukan oleh Bauchot et al. (2000) pada
buah kiwi. Dasar pemodelannya adalah rangkaian resistor dan kapasitor yang
didasarkan pada model yang telah diungkapkan oleh Zhang et al. ( 1990) seperti
pada Gambar 2.17. Model yang dibangun merupakan pengembangan dari model
Hayden.Model yang dibangun cukup sederhan, representatif. Menurut Ozier-
Lafontaine dan Bajazet pemodelan listrik yang dibangun untuk menjelaskan suatu
fenomena produk harus didasarkan pada kesederhanaan, representasi terbaik,
realistis dan konfigurasi apakah elemen sirkuit yang terhubung secara seri atau
paralel (Ozier-Lafontaine dan Bajazet 2005)
Gambar 2.15 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan biologi yang
diusulkan Cole (Liu 2006)
Gambar 2.16 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan yang diusulkan oleh
Hayden et al.(1969)
Gambar 2.17 Model rangkaian listrik untuk mewakili bahan yang diusulkan oleh
Zhang et al. (1990)
BAB 3
KARAKTERISTIK BUAH JERUK KEPROK GARUT MELALUI
PEMODELAN RANGKAIAN LISTRIK YANG DIDASARKAN PADA
SIFAT RESISTIF DAN KAPASITIFNYA
Pendahuluan
Produk pertanian umumnya mudah rusak (Mohsenin 1986), waktu
penyimpanan singkat, dan murah. Hal itu juga terjadi pada jeruk. Namun,
permintaan untuk produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selama
pertumbuhan populasi manusia terus meningkat. Ini adalah masalah sekaligus
kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka diperlukan penanganan berkelanjutan, termasuk
dalam hal teknologi hortikultura, rekayasa, bahkan untuk bidang ilmu dasar.
Pengukuran sifat produk pertanian umumnya bersifat merusak. Untuk
mengatasi masalah ini, banyak peneliti mengembangkan metode yang tidak
merusak. Sebagian besar teknik yang ditemukan oleh para peneliti sering mahal
dan tidak praktis dalam industri pertanian. Pengukuran listrik memberikan
kesempatan untuk mengatasi masalah ini.
Spektroskopi impedansi listrik (EIS) pada dasarnya berpatokan pada sistem
pengukuran dan kajian sifat listrik bahan sebagai fungsi dari frekuensi. Hal ini
didasarkan pada interaksi medan listrik eksternal dengan momen dipol listrik dari
bahan (Wu et al. 2008). Selain itu, EIS memungkinkan untuk pemodelan listrik
yang dibangun dari rangkaian listrik resistor dan kapasitor, serta menganalisis
responnya terhadap amplitudo sinyal dan frekuensinya (Vozáry dan Benkő 2010).
Pemodelan listrik pada bahan biologi dari mulai sel sampai bahan pertanian
lainnya sudah mulai dikaji oleh para peneliti. Namun prinsip dari model tersebut
adalah kesederhanaan dan kecocokan dengan data eksperimen. Ellappan dan
Sundararajan (2005) telah mencoba memodelkan sel biologi dengan bentuk
rangkaian listrik yang terdiri dari resistor dan kapasitor. Masing-masing
komponen tersebut mewakili dari bagian-bagian dari sel. Pemodelan berlandaskan
kelistrikan ini umunya merupakan pendekatan arus listrik lemah yaitu sinyal
listrik dengan nilai amplitudo yang kecil. Hal ini dilakukan agar pemberian listrik
tidak merusak bahan yang diuji.
Pemodelan listrik bisa dipakai dalam bidang pertanian, diantaranya pada
model impedansi listrik dari pohon jeruk. Model ini dapat menjelaskan dan
menggambarkan fenomena persediaan air yang terkait dengan mekanisme
transportasi pada jaringan xilem (Muramatsu dan Hiraoka 2007). Wu et al.
(2008) melaporkan bahwa spektroskopi impedansi dengan model terdistribusi
yang didasarkan pada persamaan model impedansi Cole-Cole memberikan
kecocokan dengan data impedansi hasil pengukuran pada terung segar.
Pemodelan rangkaian listrik lain telah dilakukan oleh Bauchot et al. (2000)
pada buah kiwi. Dasar pemodelannya adalah rangkaian resistor dan kapasitor
yang didasarkan pada model yang telah diungkapkan oleh Zhang et al. (1990).
Model yang dibangun cukup sederhana, representatif. Menurut Ozier-Lafontaine
dan Bajazet pemodelan listrik yang dibangun untuk menjelaskan suatu fenomena
produk harus didasarkan pada kesederhanaan, representasi terbaik, realistis dan
28
konfigurasi apakah elemen sirkuit yang terhubung secara seri atau paralel (Ozier-
Lafontaine dan Bajazet 2005).
Pemodelan rangkaian listrik juga telah dilakukan oleh Wu et al. (2008) pada
terung dan kentang. Model yang dipakai untuk menjelaskan fenomena
kelistrikannya adalah model Hayden (Hayden et al. 1969). Model yang dibangun
oleh Hayden merupakan model yang lebih sederhana daripada model Zhang.
Pada bab ini akan membahas dan menganalisis perilaku sifat listrik dan
pemodelan dari buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan sinyal-sinyal
listrik bertegangan rendah yang bersifat non-destruktif. Sifat listrik dan
pemodelan dari buah Jeruk Keprok Garut juga dikorelasikan dengan tingkat
keasaman dan kekerasan buah untuk mempelajari perilaku buah selama
pematangannya.
Bahan dan Metode
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Desember 2012 di
beberapa tempat yaitu Laboratorium Biofisika Departemen Fisika, Laboratorium
Kimia Analitik FMIPA IPB. Buah diambil dari perkebunan petani di Samarang
dan Leuwigoong, Kabupaten Garut.
Sistem Pengukuran
Pengukuran dari semua parameter dilakukan ketika buah masih dalam kondisi
segar. Buah yang diukur dikelompokan ke dalam 7 tingkat kematangan
berdasarkan warna dan ukurannya. Buah yang belum matang biasanya sangat
asam dan memiliki tekstur internal yang kasar. Dalam studi ini, perilaku
kematangan dari buah jeruk ditandai dengan peningkatan pH dan penurunan
kekerasan (Ladaniya, 2008). Masing-masing kelompok diambil tiga buah sampel.
Sehingga secara total ada dua puluh satu sampel buah yang digunakan untuk
pemodelan. Kekerasan buah jeruk diukur dengan menggunakan sensor gaya (CI-
6746, Pasco). Diameter probe sensor gaya adalah 10 mm. Kedalaman penetrasi
dari sensor gaya pada buah dibuat konstan yaitu 5 mm. Berat buah jeruk diukur
dengan menggunakan timbangan elektronik dengan akurasi 0.01 gram (Sartorius
ED 822, Goettingen, Jerman). Berat buah ini dipakai untuk mengkonpensasi
parameter pengukuran listrik. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Zachariah dan
Erickson (1965) pada penentuan kematangan buah alpukat.
Keasaman jeruk diukur dengan menggunakan pH meter (YSI Ecosense pH
100, Xilem Inc, USA). Parameter listrik dari buah jeruk diukur dengan
menggunakan LCR meter (3532-50 LCR HiTESTER, Hioki, Tokyo, Jepang).
Parameter-parameter listrik ini adalah impedansi, konduktansi, reaktansi,
resistansi dan kapasitansi listrik. Jeruk berperan sebagai bahan dielektrik dan
ditempatkan di antara dua elektroda plat konduktif dari bahan tembaga seperti
pada Gambar 3.1(Soltani et al. 2010). Tegangan sinyal sebesar 1 volt (rms) dan
frekuensinya divariasikan dari 50 Hz sampai 1 MHz.
29
Gambar 3.1 Skema sistem pengukuran sifat listrik buah jeruk berbasis capacitive
sensing
Pemodelan Rangkain Listrik
Berdasarkan hasil data eksperimen maka dilakukan prediksi model yang
dapat menjelaskan fenomena sifat kelistrikan dari buah. Pemilihan model harus
didasarkan pada kesederhanaan, representasi terbaik, realistis dan konfigurasi
apakah elemen sirkuit yang terhubung secara seri atau paralel (Ozier-Lafontaine
dan Bajazet 2005).
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.2 Model rangkaian listrik ekivalen untuk kajian kelistrikan dari buah
jeruk: (a) model Hayden, (b) model Zhang, dan (c) model hasil
pengembangan
30
Pemodelan rangkaian listrik didasarkan pada pemodelan buah kiwi
(Bauchot et al. 2000) yang diadopsi dari model Zhang (Zhang et al. 1990), dan
pemodelan terung (Wu et al. 2008) maupun kentang yang diadopsi dari model
Hayden (Hayden et al. 1969). Model yang dibangun oleh Hayden
memperhitungkan resistansi dari dinding sel (R4 pada model Gambar 3.2a),
resistansi cytoplasma yang termasuk di dalamnya vakuola (R3 pada model
Gambar 3.2a), dan kapasitansi dari membran sel (C3 pada model Gambar 3.2a).
Zhang et al. (1990) melakukan pengembangan dengan mengusulkan bahwa
kapasitansi dari tonoplas (C2 pada model Gambar 3.2b) dan resistansi internal dari
vakuola (R2 pada model Gambar 3.2b) memiliki kontribusi secara substansi
terhadap total impedansi listrik buah, sehingga parameter ini harus ada secara
independen. Kedua parameter tersebut terangkai secara paralel dengan R3
(Gambar 3.2b).
Struktur internal dari buah jeruk lebik kompleks daripada buah kiwi,
kentang atau terung sehingga pemodelan harus lebih dikembangkan agar lebih
sesuai. Model baru ini dibangun dari komponen resistansi bagian buah (biji, R1;
segment, R2; dinding segment, R3; dan dinding kulit luar, R4 pada model Gambar
3.2c) dan kapasitansi membrannya (segment, C1; albedo, C2; dan flavedo, C3 pada
model Gambar 3.2c). Dengan memperhatikan struktur internal buah (Gambar 3.2
c), maka resistansi biji terkoneksi seri dengan kapasitansi segment. Resistansi
segment terkoneksi paralel dengan resistansi biji maupun kapasitansi segment.
Rangkaian gabungan ini terkoneksi seri dengan kapasitansi membran albedo dan
terkoneksi paralel dengan resistansi dinding segment. Pada rangkaian berikutnya
dibangun dari koneksi dengan flavedo dan dinding kulit terluar. Sehingga
akhirnya rangkaian terkoneksi seri dengan kapasitansi membran flavedo dan
paralel dengan resistansi kulit luar. Secara utuh keseluruhan model diilustrasikan
seperti pada Gambar 3.2c.
Selanjutnya persamaan parameter-parameter listrik diturunkan secara
matematik dari ketiga model tersebut. Hasil penurunan dari persamaan tadi
dikorelasikan dengan hasil data eksperimen dengan teknik kurva fitting sehingga
didapat parameter listrik internal dari model (Gambar 3.3).
Gambar 3.3 Diagram alir prinsip karakteristik pemodelan spektroskopi impedansi
(Macdonald 1987)
31
Penentuan tingkat linearitas dan parameter error untuk variabel komponen
listrik hasil pemodelan dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan add in
optimasi pada microsoft exel. Selanjutnya semua parameter internal resistor dan
kapasitor dikorelasikan dengan perubahan kekerasan dan pH buah.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Model Rangkaian Listrik
Persamaan untuk kapasitansi, konduktansi dan impedansi listrik sebagai
fungsi dari frekuensi anguler () telah diturunkan secara matematik dari
rangkaian listrik pada Gambar 3.2. Model pada Gambar 3.2a merupakan model
yang paling sederhana dan merupakan model rangkaian dasar untuk model
lainnya. Model pada Gambar 3.2b terbangun atas model Gambar 3.2a dengan
adanya penambangan satu buah kapasitor dan resistor. Begitu juga model baru
pada model Gambar 3.2c merupakan susunan yang dibangun dari pengembangan
model Gambar 3.2b yang ditambahkan rangkaian resistor dan kapasitor.
( a )
(b)
(c)
Gambar 3.4 Penjabaran model rangkaian listrik untuk model Hayden (a), model
Zhang (b), dan model hasil pengembangan (c)
32
Secara matematis pembentukan persamaan untuk model-model tadi saling
berkelanjutan. Jadi analisanya bisa secara berurutan mulai dari model pada
Gambar 3.2a sampai Gambar 3.2c. Keberlanjutan bentuk rangkaian ini
diperlihatkan pada Gambar 3.4. Penjabaran model Gambar 3.2 dipecah menjadi
satu- satu seperti Gambar 3.4a, 3.4b, dan 3.4c dengan tujuan untuk memudahkan
dalam analisis matematiknya.
Jika kita tinjau Gambar 3.4a untuk model Hayden. Maka analisis impedansi
untuk Za adalah rangkaian seri resistor R3 dan kapasitor C3. Persamaannya
dibentuk dari bilangan kompleks yaitu:
(3.1)
dengan j adalah bilangan imajiner.
Nilai Za ini tergabung secara paralel dengan R4 sehingga didapatkan Zeq total
sebagai berikut:
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
(( ) ( )
)
( )(( ) )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dengan mengacu persamaan umum impedansi maka ini merupakan
impedansi total yang dapat disederhanakan dalam bentuk
, dengan subskrip Hn menunjukkan notasi untuk model Hayden.
Sehingga didapat komponen untuk resistansi total ( ) sebagai berikut:
( )
( )
( )
Nilai ini bisa dibentuk dalam konduktansi ( ) sebagai berikut:
( )
( )
( )
dan reaktansi total ( )
( )
( )
33
Dan persamaan ini bisa dibentuk dalam kapasitansinya sebagai berikut:
( )
( )
Kondisi sifat resistif bisa ditinjau dengan mengacu pada parameter resistansi
atau konduktansi. Sementara sifat kapasitif dapat ditinjau dari parameter reaktansi
atau kapasitansinya. Parameter-parameter ini harus ditentukan kesesuaiannya
dengan data eksperimen.
Berdasarkan rangkaian dalam Gambar 3.4b untuk model Zhang. Maka
penurunannya dapat berasal dari Gambar 3.4a tetapi variabelnya berbeda tanda.
Sehingga nilai Zb menjadi sebagai berikut:
( ) ( )
atau
( )
( )
( )
Zb ini terhubung dengan kapasitor C3. Sehingga persamaannya menjadi
sebagai berikut:
( )
( )
( )
(( )
)
( )
( )
, (( )
)-
( )
( )
, ( )
-
( ) ( )
selanjutnya paralel dengan R4 sehingga didapat persamaan Z total sebagai berikut:
{ ( )
[ ( )
]
( ) }
{ ( )
[ ( )
]
( ) }
* ( )
, ( )
-+
(( )
) ( ) ,
( )
-
ini merupakan impedansi total yang dapat disederhanakan dalam bentuk
dalam bentuk sebagai berikut:
* +
( )
34
Dengan parameter tambahan e, f, g, dan h sebagai berikut:
[( )
( ) ] ( )
*
( )
+ ( )
(( )
) ( ( )
) ( )
*
( )
+ ( )
Penyederhanaan impedansi ini dilakukan dengan mengalikan pada konjuget
(g - jh) menjadi
*( ) ( )+
, - , - ( )
Dengan mengacu persamaan umum impedansi maka ini merupakan
impedansi total yang dapat disederhanakan dalam bentuk
, dengan subskrip Zn menunjukkan notasi untuk model Zhang.
Selain itu, dengan meninjau hubungan persamaan , maka persamaan h
ini bisa dihilangkan sehingga didapat komponen untuk resistansi total ( )
sebagai berikut:
{
}
, - [
] ( )
atau dalam bentuk konduktansinya yaitu:
, - [
]
[
] ( )
dan reaktansi total ( )
{
}
, - [
] ( )
Dan bisa dibentuk dalam kapasitansinya menjadi sebagai berikut:
, - [
]
[
] ( )
Pendekatan model baru untuk buah jeruk dilakukan dengan berdasarkan
rangkaian dalam Gambar 3.4a dan 3.4b, baik model Hayden maupun untuk model
Zhang. Ketika kedua model itu mau diaplikasikan pada buah jeruk maka perlu
pertimbangan lain yang harus diperhatikan. Pendekatan pada Gambar 3.4c
menjadi pendekatan yang lebih mempertimbangkan struktur buah.
Jika kita tinjau Gambar 3.4c, maka penurunan rumusnya adalah kelanjutan
dari Gambar 3.4b tetapi variabelnya berbeda tanda. Sehingga nilai Zd menjadi
sebagai berikut:
35
, - , ( ) -
, ( )- , ( ) -
Zd ini seri dengan C3 pada Gambar 3.4c dan didapat Ze:
, -
, ( )- , ( ) -
, ( )- , ( ) -
, - , ( ) -
, ( )- , ( ) -
, ( ) ( ) -
, ( )- , ( ) -
, ( ) - , -
, ( )- , ( ) -
Untuk menyederhanakan penulisan maka dibuat lambang tambahan baru yaitu:
1312212
1231212
12312313122123
123112321233123123
XRRRXXRd
RRRXXRRc
XXRRRRXRRRXXRXb
XRRRRRXRRRXXXXRRXa
Atau dalam bentuk variabel kapasitansi dapat ditulis sebagai berikut:
1
23
23
23
123
123
2
3
12 11
C
RR
CC
CCRRR
CCCωC
RR
ωa
(3.19)
2
12
1
32
3
2
12
2
3
123
1
C
RR
C
RR
CωCCω
RRRRb
(3.20)
123
12
212
1RRR
CCωRRc
(3.21)
2
12
1
231
C
RR
C
RR
ωd
(3.22)
Maka penulisannya menjadi lebih sederhana yaitu
idc
biaZe
Nilai Ze ini disusun paralel dengan C4. Sehingga didapat Z eq total sebagai berikut:
4
22
44
2
44
2
eq
4
22
4444
eq
4
44
eq
44eeq
eq
Rba
bdRacRjbbcRadRa
Z
1
Rba
bdRabcRajbcRbdRaa
Z
1
Rbja
jdRjabcR
Z
1
R
1
bja
jdc
R
1
Z
1
Z
1
jdc
bjaZ
36
Dengan mengacu pada
eqeq
eqC
1j
G
1Z
Maka nilai konduktansi dan kapasitansi untuk model baru ini menjadi
( ) ( )
( )
( )
dengan subskrip Nn menunjukkan notasi untuk model Baru.
Tinjauan Pemodelan Rangkaian Listrik pada Fenomena Sifat Resistif dan
Kapasitif Buah Jeruk Keprok Garut
Dalam pemodelan rangkaian listrik perlu ditinjau pembuktian secara
eksperimental atau hasil pengukuran langsung pada bahan uji. Untuk menguji
model itu apakah murni resistif atau tidak, maka dapat dilihat dari fenomena nilai
impedansi dan tanggapannya terhadap frekuensi. Untuk bahan murni resistif
seperti bahan resistor maka nilai impedansinya relatif tetap atau stabil walaupun
adanya perubahan frekuensi. Sementara jika ada unsur kapasitif maka perubahan
nilai frekuensi akan sangat mempengaruhi nilai impedansinya. Hal ini juga
ditunjukan pada Gambar 3.5.
Dengan memperhatikan bahwa banyak komponen alam ini yang memiliki
hambatan yang besar atau relatif isolator, maka pengaruh terbesar adalah ketika
rangkaiannya ada yang tergabung secara paralel atau seri. Komponen kapasitor
juga berpengaruh pada nilai impedansi kapasitifnya. Hal ini bisa terjadi pada
frekuensi yang sangat besar.
Selain itu untuk menguji apakah komopen resistif saja yang muncul atau ada
komponen reaktif, maka bagian – bagian buah dilakukan pengukuran parameter
impedansinya. Hal itu juga menjadi pertimbangan bahwa biji dominan resistif,
sementara kulit, SACS, dan buah utuh memiliki komponen kapasitif (Gambar
3.5). Gambaran ilustrasi hasil pengukuran ini bisa dijadikan pertimbangan dalam
pemodelan rangkaian listrik.
Hasil pengukuran impedansi buah Jeruk Keprok Garut diperlihatkan pada
Gambar 3.6c. Gambar ini memiliki kemiripan profil dengan rangkaian gabungan
RC. Sehingga dapat dikatakan bahwa model listrik dari buah jeruk akan terbangun
dari resistor dan kapasitor yang paralel atau gabungan dengan seri. Pembahasan
lebih mendalam untuk pembanding ketiga model tadi digunakan data pada pH
3.34 seperti pada Gambar 3.6. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengolahan
data saja. Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci untuk model baru yang
dipromosikan dalam model Jeruk Keprok Garut.
Kapasitansi menggambarkan kemampuan kapasitor untuk menyimpan
energi dan muatan listrik. Kehadiran bahan dielektrik dalam kapasitor
menyebabkan peningkatan nilai kapasitansi. Ketergantungan parameter dielektrik
telah diteliti dengan memplot kurva antara kapasitansi dan frekuensi seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.6a. Kapasitansi listrik buah Jeruk Keprok Garut
berkurang dengan peningkatan frekuensi, yang menunjukkan dispersi dielektrik
dalam buah jeruk.
Besarnya perubahan kapasitansi tidak konstan yaitu sekitar 0.001 pF/Hz
pada frekuensi rendah dan 0.05 pF/Hz pada frekuensi tinggi. Tingginya
37
kapasitansi pada frekuensi rendah (50 Hz) dapat dikaitkan dengan perubahan
dipol yang dipengaruhi kandungan air dan polarisasi elektroda. Selain itu,
perubahan frekuensi akan mempengaruhi kondisi ion dalam bahan. Kehilangan
ionik (ionic loss ) berbanding terbalik dengan frekuensi dan menjadi kritis ketika
frekuensi yang lebih rendah. Sementara disipasi energi dipol pada frekuensi yang
lebih tinggi kurang dominan dan ionic loss menjadi hampir tidak terjadi (Singh et
al. 2010).
Kapasitansi listrik buah tidak linear terhadap besarnya frekuensi.
Peningkatan frekuensi sinyal tidak dapat diikuti oleh perubahan momen dipol
internal jeruk secara linier. Perubahan medan listrik eksternal akan diikuti oleh
perubahan sifat listrik internal buah. Peningkatan frekuensi akan meningkatkan
kecepatan perubahan posisi dipol. Dengan demikian, frekuensi sinyal listrik akan
memiliki konsekuensi pada lamanya waktu untuk polarisasi.
Nilai frekuensi tinggi berarti waktu yang singkat untuk peristiwa polarisasi.
Dengan demikian, polaritas total akan menjadi rendah. Namun, untuk penjelasan
yang tepat dari perilaku dielektrik dari buah jeruk dan bahan biologis lainnya,
fenomena kontribusi selain relaksasi dipol juga perlu diperhitungkan seperti
konduksi ion pada frekuensi yang lebih rendah, perilaku kandungan air, dan
pengaruh komponen penyusun lainnya.
Sifat resistif bahan bisa ditinjau dari resistansi atau konduktansinya. Hasil
eksperimen untuk konduktansi listrik dari buah jeruk sebagai fungsi dari frekuensi
tidak terjadi linear seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6b. Nilai konduktansi
listrik untuk buah jeruk pada setiap rentang frekuensi yang diberikan memiliki
nilai sangat kecil. Nilai konduktansi tertinggi adalah pada kisaran mS (pada 1
MHz).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.5 Efek perubahan frekuensi terhadap nilai impedansi pada komponen
standar dari resistor-R (a), kapasitor-C ( b), RC paralel (c), dan
bagian penyusun buah jeruk pH 3.34 (d)
1.E+00
1.E+02
1.E+04
1.E+06
1.E+08
0.E+00 3.E+04 6.E+04 9.E+04
Imped
ansi
Lis
trik
(
)
Frekuensi (Hz)
1 M
12
1.E-02
1.E+00
1.E+02
1.E+04
1.E+06
1.E+08
0.E+00 3.E+04 6.E+04 9.E+04
Imped
ansi
Lis
trik
(
)
Frekuensi (Hz)
0,33 mF
10 nF
0.0E+00
2.0E+00
4.0E+00
6.0E+00
8.0E+00
1.0E+01
1.2E+01
5.E+01 1.E+03 3.E+04
Imped
ansi
lis
trik
()
Frekuensi (Hz)
R,C 1 M; 0,33 m F
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
0.E+00 2.E+04 4.E+04 6.E+04 8.E+04 1.E+05
Imped
ansi
/ m
assa
(
/g)
Frekuensi (Hz)
buah utuh bagian kulitbagian jus bagian bijiSACS
38
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.6 Perbandingan hasil eksperimen dan model-model yang digunakan
sebagai pertimbangan pengembangan model untuk spektrum
kapasitansi (a), konduktansi (b), dan impedansi (c) buah Jeruk
Keprok Garut pada nilai pH 3.34. Hasil eksperimen ( ), model
Zhang ( ), model Hayden ( ), dan model baru ( )
1.0E-11
1.0E-10
1.0E-09
1.0E-08
1.0E-07
1.0E-06
1.0E-05
1.0E+02 2.0E+04 4.0E+04 6.0E+04 8.0E+04Kap
asit
ansi
Lis
trik
(F
)
Frekuensi(Hz)
1.0E-07
1.0E-06
1.0E-05
1.0E-04
1.0E-03
1.0E-02
1.0E-01
1.0E+00
1.00E+02 2.00E+05 4.00E+05 6.00E+05 8.00E+05 1.00E+06
Kondukta
nsi
Lis
trik
(S
Frekuensi (Hz)
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
1.00E+07
0.00E+00 2.00E+05 4.00E+05 6.00E+05 8.00E+05 1.00E+06
Imped
ansi
Lis
trik
(
)
Frekuensi (Hz)
39
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.7 Hasil eksperimen dan simulasi ( ) dari model baru untuk Jeruk
Keprok Garut untuk spektrum resistansi/massa(a),
reaktansi/massa(b), dan impedansi/massa(c) buah pada keasaman
dengan pH 2.86 ( ), 3.34 ( ), dan 4.18 ( )
Nilai perubahan konduktansi listrik yang terjadi pada buah jeruk sangat
kecil, yaitu sekitar 0.0011 mS/Hz pada frekuensi rendah dan 0.0002 mS/Hz pada
frekuensi tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Jeruk Keprok Garut
menunjukkan sifat resistif yang dominan hampir menyerupai bahan isolator.
Dengan demikian, ion-ion dan elektron dalam buah jeruk, biji, kulit, dan daging
terikat relatif kuat.
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
1.00E+07
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Res
ista
nsi
/mas
a (
/g)
Frekuensi (MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g
)
Frekuensi (MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Imp
edan
si/m
assa
(
/g)
Frekuensi (MHz)
40
Frekuensi juga menjelaskan transmisi sinyal setiap detik dan perubahan arus
bolak-balik per detiknya. Jika frekuensi diperbesar, laju pergantian arah arus
dalam sirkuit eksternal akan lebih cepat. Ini adalah kondisi eksternal dari sinyal
listrik yang akan mempengaruhi kondisi internal Jeruk Keprok Garut, terutama
pada mobilitas muatan listrik. Nilai konduktansi listrik menyatakan kemampuan
gerak muatan dalam material dan tergantung pada jumlah ion atau elektron bebas
dari bahan. Elektron pada bahan konduktif mudah untuk mengikuti perubahan
arus bolak-balik eksternal. Dengan demikian, peningkatan konduktansi listrik
dengan mudah akan terjadi jika frekuensi meningkat. Sementara bahan resistif
tidak mudah terjadi demikian. Jadi, peningkatan frekuensi hanya sedikit
mengubah nilai konduktansi dari bahan resistif. Hal ini terjadi juga pada buah
jeruk yaitu nilai konduktansi listrik sedikit meningkat ketika frekuensi membesar.
Konsekuensi dari perubahan sifat resistif maupun kapasitif bahan akan
mempengaruhi nilai impedansi total bahan tersebut. Jika frekuensi meningkat,
maka nilai impedansi listrik dari buah jeruk menurun. Hal ini jelas terlihat pada
Gambar 3.6c. Impedansi listrik menandakan adanya rintangan total untuk gerakan
muatan listrik yang terjadi dalam bahan. Besaran impedansi listrik dipengaruhi
oleh resistansi, reaktansi kapasitif, dan frekuensi. Pada frekuensi yang sangat
rendah reaktansi akan menjadi besar, sehingga impedansi akan menjadi besar
juga. Ketika frekuensi meningkat, reaktansi akan menurun. Ini berkorelasi dengan
penurunan impedansi. Perubahan impedansi listrik yang terjadi pada interval
frekuensi rendah sekitar 637.75 / Hz dan 0.0033 / Hz pada frekuensi tinggi.
Nilai impedansi juga menandakan hambatan total arus bolak-balik yang
berkorelasi dengan konduktansi dan kapasitansi sebagai fungsi dari frekuensi.
Reaktansi kapasitif adalah impedansi bagian imajiner dan nilainya berbanding
terbalik dengan perkalian kapasitansi dan frekuensi, sedangkan konduktansi
berbanding terbalik dengan resistansi. Ketika frekuensi meningkat, nilai
konduktansi juga meningkat. Hal ini akan berkorelasi dengan penurunan
impedansi. Sementara peningkatan nilai kapasitansi dan frekuensi akan
berkorelasi dengan penurunan nilai impedansi. Kedua fenomena kapasitansi dan
konduktansi akan memperkuat sifat impedansinya. Secara keseluruhan, impedansi
akan menurun jika frekuensi meningkat.
Nilai impedansi secara terperinci bisa dijabarkan dalam bentuk resistansi
dan reaktansinya. Untuk menguji lanjutan pemodelan baru yang telah dibangun
maka dilakukan pengujian pada beberapa tingkat keasaman buah. Hasilnya dapat
dilihat pada Gambar 3.7. Dengan melihat gambar tersebut terlihat bentuk hasil
simulasi pemodelan berimpit atau cocok dengan hasil eksperimen.
Pendugaan Komponen Resistansi dan Kapasitansi Penyusun Model Baru
pada Buah Jeruk Keprok Garut
Sejumlah model telah digunakan untuk menggambarkan aliran arus melalui
jaringan tanaman. Zhang dan Willison (1991) telah mencocokan model dengan
data eksperimen dari blok jaringan akar wortel dan umbi kentang. Mereka
menemukan bahwa model yang disajikan pada Gambar 3.2a cocok dengan data
mereka. Model ini didominasi oleh sifat resistansi transmembran yang umumnya
dianggap sangat tinggi (Zhang et al. 1990). Namun, dalam jaringan buah
nectarine asumsi ini mungkin tidak benar sepenuhnya karena membran diketahui
mengalami kebocoran ionik pada saat pematangan. Pembenaran untuk identifikasi
41
dinding sel dan resistansi vakuola cukup baik dilakukan oleh Harker dan Dunlop
(1994) pada nactarine. Begitu juga diduga dalam jaringan buah jeruk semua
asumsi ini mungkin tidak sepenuhnya benar karena jaringan internal yang lebih
kompleks. Identifikasi dan interpretasi resistansi biji (R1), resistansi dari segmen
(R2), resistansi dinding segmen (R3), resistansi kulit terluar (R4), kapasitansi
segmen (C1), kapasitansi albedo (C2), dan kapasitansi dari flavedo (C3) pada
model bisa lebih diterima dengan baik.
Hasil pemodelan dari rangkaian listrik juga ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Simulasi hasil kapasitansi, konduktansi, dan impedansi menunjukkan kemiripan
dengan hasil eksperimen. Ini diperoleh dengan memasukkan nilai-nilai tertentu
dari kapasitor dan resistor untuk persamaan model. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai-nilai komponen listrik yang mewakili sifat listrik untuk internal jeruk bersifat
spesifik. Nilai untuk masing-masing resistansi cukup besar. Hal ini dimungkinkan
karena kondisi buah jeruk memiliki banyak bahan isolasi seperti minyak, gula,
pati, pektin, dan vitamin (Ladaniya 2008). Sedangkan nilai untuk komponen
kapasitansi sangat kecil. Hal ini juga mungkin karena beberapa membran pada
buah memiliki sifat kapasitif yang relatif rendah selain itu membran mencakup
permukaan yang kecil secara terpisah. Linieritas dan kesalahan antara pemodelan
dan hasil eksperimen untuk konduktansi, kapasitansi dan impedansi ditunjukkan
pada Tabel 3.1. Berdasarkan parameter koefisien deterministik (R2) dan
kesalahan, model baru menunjukan kompatibilitas tertinggi untuk semua
kapasitansi, konduktansi dan impedansi listrik. Ini berarti bahwa model baru
menunjukan model dengan estimasi terbaik untuk Jeruk Keprok Garut.
Berdasarkan Gambar 3.6a, kapasitansi listrik dari hasil model Hayden
kurang cocok daripada yang lain, terutama pada frekuensi di bawah 10 kHz. Pada
frekuensi ini, hasil pemodelan terlihat sangat menyimpang dari hasil percobaan.
Namun, pada frekuensi di atas 10 kHz menunjukkan kecocokan dengan data
eksperimen. Hal ini juga ditunjukkan dengan koefisien determinasi yang rendah.
Sedangkan, kapasitansi berdasarkan model Zhang relatif lebih dekat dengan data
eksperimen dibandingkan model Hayden. Perbaikan dalam model Zhang
dilakukan dengan memasukkan sebuah sirkuit tambahan sesuai dengan kondisi
fisik buah. Hasil keseluruhannya menunjukkan bahwa model baru memiliki
kecocokan untuk data eksperimen di hampir setiap frekuensi. Hal ini juga
ditunjukkan secara grafik serta dengan koefisien deterministik tertinggi dan error
terkecil (Tabel 3.1).
Konduktansi berdasarkan pada model Hayden untuk frekuensi di bawah 50
kHz menunjukkan kecocokan dengan data eksperimental, tetapi pada frekuensi di
atas 50 kHz menunjukkan kompatibilitas yang rendah (Gambar 3.6b). Sedangkan
hasil model Zhang dan model baru memiliki grafik yang sangat dekat dengan data
eksperimen pada semua kisaran frekuensi yang diukur. Dalam rentang frekuensi
100 kHz sampai 1MHz, model Zhang tidak memiliki kecocokan yang baik. Pada
frekuensi ini, hasil pemodelan dari Zhang terlihat lebih besar dari data
eksperimen. Dengan demikian, korelasi antara model dengan hasil eksperimen
tidak cukup tinggi, yaitu 0.7813. Hal ini berbeda dengan model baru. Model baru
ini memiliki kompatibilitas tertinggi. Itu dibuktikan dengan tingginya nilai
koefisien deterministik, yaitu 0.9734. Secara keseluruhan, semua model memiliki
konduktansi yang cocok pada frekuensi yang lebih rendah dari 50 kHz sementara
model baru memiliki kecocokan hampir di semua frekuensi.
42
Berdasarkan Gambar 3.6c, hasil simulasi memiliki kompatibilitas tinggi
dengan hasil eksperimen untuk buah jeruk pada frekuensi yang sangat rendah.
Namun, hasil simulasi menunjukkan penyimpangan dari hasil eksperimen pada
rentang frekuensi 1 kHz sampai 50 kHz. Penyimpangan terbesar terjadi untuk
model yang diadopsi dari Zhang. Pada frekuensi di atas 50 kHz itu menunjukkan
kecocokan lagi. Dengan demikian, konsekuensi dari penyimpangan dalam
beberapa frekuensi menyebabkan kurva fitting tidak baik. Hal ini dibuktikan
dengan koefisien deterministik sangat rendah untuk model Zhang. Sementara itu,
nilai impedansi dari model baru yang paling cocok untuk data eksperimen untuk
semua frekuensi (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Linearitas dan error dari parameter listrik hasil pengukuran buah Jeruk
Keprok Garut dan hasil simulasi untuk tiga model pada pH 3.34
Model Konduktansi
(µS)
Kapasitansi
(pF)
Impedansi
(M)
Hayden
R2
RMSE
RMSE/
0.78130
0.35864
0.23693
0.43460
0.22745
0.74914
0.35120
0.41433
0.85150
Zhang
R2
RMSE
RMSE/
0.98100
0.45124
0.46471
0.84240
0.11638
0.38331
0.75520
0.24732
0.50827
Model baru
R2
RMSE
RMSE/
0.97340
0.28788
0.29646
0.93290
0.08801
0.28984
0.95400
0.10077
0.20709
Tinjauan lebih lanjut terhadap model baru dilakukan dengan melihat
kesesuaiannya pada beberapa tingkat keasaman buah. Koefisien deterministik
untuk korelasi linier antara data pengukuran dan simulasi memiliki nilai yang
tinggi. Selain itu dicek lagi dengan kesalahan dengang menghitung MAPE (Mean
Absolute Percentage Error)dan RMSE( Root Mean Square Error) untuk
memperkuat parameter koefisien deterministik tadi. Data tersebut diperlihatkan
pada Gambar 3.8.
Berdasarkan model resistansi internal, semua resistansi memiliki nilai yang
tinggi. Hal ini berhubungan dengan sifat resistif Jeruk Keprok Garut. Nilai R4
(kulit terluar) adalah nilai tertinggi (Tabel 3.2). Hal ini dimungkinkan karena
ukuran dan komposisinya. Sedangkan, biji jeruk (R1) memiliki nilai resistansi
yang terendah. Hal itu dimungkinkan karena ukuran dan jumlah dalam buah
yang relatif sedikit. Dalam jaringan tanaman, resistansi dari jalur ekstraseluler
harus tinggi karena luas penampang lintasan elektron kecil dan konsentrasi ion
pembawa rendah (Harker dan Dunlop 1994).
Nilai-nilai untuk komponen kapasitor cukup kecil (Tabel 3.2). Kondisi ini
menunjukkan bahwa buah memiliki sifat kapasitif relatif rendah. Dengan
demikian reaktansi atau impedansi akan menjadi lebih besar ketika frekuensi kecil
seperti yang ditunjukkan hasil eksperimen (Gambar 3.6c). Nilai terkecil dari
kapasitansi adalah kapasitansi segmen. Hal ini dimungkinkan karena segmen
43
terdiri dari banyak bagian membran kantung jus (sacs) yang disusun secara seri
(Ladaniya, 2008).
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.8 Koefisen deterministik (a), MAPE (b), dan RMSE (c) pada hasil
simulasi untuk model baru pada beberapa tingkat keasaman (pH).
Nilai parameter impedansi (Z/m), reaktansi (X/m), dan resistansi
(R/m) dalam orde M/g
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
2.86 3.15 3.34 3.96 4.15 4.18 4.60
Koef
isie
n d
eter
min
isti
k (
R2)
pH
Z/m
X/m
R/m
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
4.64.184.153.963.343.152.86
MA
PE
pH
Z/m
X/m
R/m
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
4.64.184.153.963.343.152.86
RM
SE
pH
Z/m
X/m
R/m
44
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.9 Perubahan komponen resistansi hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada variasi tingkat keasaam. Nilai R1(a), R2(b), R3(c)
dan R4(d)
Perubahan Nilai Komponen Resistansi dan Kapasitansi selama Kematangan
buah Jeruk Keprok Garut
Buah jeruk termasuk buah non-klimakterik, tidak menunjukkan kenaikan
respirasi yang disertai dengan perubahan rasa dan komposisi biokimia setelah
dipanen (Ladaniya 2008). Buah yang belum matang biasanya sangat asam dan
memiliki tekstur internal yang kasar. Dalam studi ini, perilaku kematangan dari
buah jeruk ditandai dengan peningkatan pH dan penurunan kekerasan. Nilai pH
jus jeruk juga memberikan indikasi tentang keasaman buah. Kekerasan buah
menandakan informasi tekstur buah. Penurunan keasaman buah ditandai dengan
penurunan konsentrasi ion hidrogen, disertai dengan penurunan kekerasan buah.
Hal itu terjadi ketika buah mengalami peningkatan kematangan. Selama
pematangan buah umumnya mengalami penurunan kekerasan dan teksturnya
menjadi lebih lunak. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan dalam komposisi
dan proses hidrasi pada dinding sel (Harker dan Dunlop 1994).
y = 71.274x3 - 602.71x
2 + 1341.7x +
525.89
R2 = 0.9973
5.E+02
7.E+02
9.E+02
1.E+03
1.E+03
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
pH
Resis
tan
ce o
f R
1 (
Oh
m) y = -5959.8x
3 + 94088x
2 - 475076x +
828756
R2 = 0.9918
2.E+04
4.E+04
6.E+04
8.E+04
1.E+05
1.E+05
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00pH
Resi
stan
ce o
f R
2 (
Oh
m)
y = 3E+06x3 - 3E+07x
2 + 1E+08x -
1E+08
R2 = 0.9983
0.E+00
2.E+06
4.E+06
6.E+06
8.E+06
1.E+07
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00pH
Resi
stan
ce o
f R
3 (
Oh
m)
y=-4E+06x3 +5E+07x
2 - 2E+08x +
3E+08
R2 = 0.9976
0.E+00
4.E+06
8.E+06
1.E+07
2.E+07
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00pH
Resi
stan
ce o
f R
4 (
Oh
m)
Res
ista
nsi
R1
(
) R
esis
tansi
R3
(
)
Res
ista
nsi
R4
(
) R
esis
tansi
R2
(
)
45
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.10 Perubahan komponen resistansi hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut dengan variasi kekerasan buah. Nilai R1(a), R2(b),
R3(c) dan R4(d)
Penurunan keasaman buah jeruk berkorelasi dengan adanya peningkatan
ukuran buah dan jus content. Asam organik merupakan substrat dalam proses
respirasi pada buah. Terjadinya respirasi (produksi CO2 / konsumsi O2)
menunjukkan adanya penggunaan asam, terutama asam sitrat dan malat dalam
proses siklus TCA (asam trikarboksilat). Asam mengalami oksidasi dan ATP
dibentuk untuk sintesis komponen baru. Beberapa proses metabolisme juga terjadi
selama proses ini (Ladaniya 2008).
Jika dikaitkan dengan parameter kelistrikan hasil pemodelan, maka
penurunan keasaman buah disertai dengan penurunan resistansi internal (R1-R4)
dan peningkatan kapasitansi membran (C1-C3) sebagaimana terlihat dalam
Gambar 3.9 dan 3.11. Seluruhnya menunjukkan hubungan yang tidak linier.
Penurunan resistansi internal buah berkaitan dengan peningkatan konsentrasi
mobile ion di dinding sel maupun peningkatan luas penampang dinding sel terkait
dengan ketuaan buah. Resistansi sel dinding menurun selama kematangan buah
dan penurunan ini terkait erat pula dengan perubahan tekstur buah. Secara grafik
y = -0.1246x3 + 8.9178x
2 - 185.72x +
2007
R2 = 0.9553
5.E+02
7.E+02
9.E+02
1.E+03
1.E+03
2.50 12.50 22.50 32.50
Firmness (N)
Resis
tan
ce o
f R
1 (
Oh
m)
y = 5.3354x3 - 198.61x
2 + 3612.9x +
27145
R2 = 0.9933
2.E+04
4.E+04
6.E+04
8.E+04
1.E+05
1.E+05
2.50 12.50 22.50 32.50Firmness (N)
Resi
stan
ce o
f R
2 (
Oh
m)
y = -3011x3 + 186354x
2 - 3E+06x +
2E+07
R2 = 0.9649
0.E+00
2.E+06
4.E+06
6.E+06
8.E+06
1.E+07
2.50 12.50 22.50 32.50Firmness (N)
Resi
stan
ce o
f R
3 (
Oh
m)
y=-4E+06x3 +5E+07x
2 - 2E+08x +
3E+08
R2 = 0.9976
0.E+00
4.E+06
8.E+06
1.E+07
2.E+07
2.50 12.50 22.50 32.50Firmness (N)
Resi
stan
ce o
f R
4 (
Oh
m)
Res
ista
nsi
R1 (
)
Res
ista
nsi
R2 (
)
Resi
stan
si R
3 (
)
Res
ista
nsi
R4 (
)
Kekerasan (N) Kekerasan (N)
Kekerasan (N) Kekerasan (N)
46
dapat dilihat bahwa peningkatan nilai kekerasan dari buah disertai dengan
meningkatkan nilai resistansi internal (Gambar 3.10) dan penurunan nilai
kapasitansi membran (Gambar 3.12). Penurunan resistansi internal buah dapat
terkait dengan pertambahan luas permukaan dinding sel yang diindikasikan
dengan peningkatan ukuran buah (Harker dan Dunlop 1994).
Selama pematangan, perubahan yang besar dapat terjadi pada dinding sel,
membran dan komposisi sel (Bean et al. 1960). Semua perubahan ini akan
mempengaruhi kapasitansi dari jaringan membran. Jika permeabilitas membran
sitoplasma dipengaruhi sedemikian rupa oleh penghilangan polarisasi ion pada
membran, maka perubahan besar akan terjadi pada kapasitansi. Dengan demikian,
efek pada membran dan permukaan bisa menjadi penyebab utama pada perubahan
resistansi dan impedansi listrik pada jeruk.
(a) (b)
(c)
Gambar 3.11 Perubahan komponen kapasitor hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada variasi keasaman: Nilai C1(a), C2(b), dan C3(c)
y =2E-11x3 -2E-10x
2 +8E-10x -9E-10
R2 = 0.9972
0.E+00
3.E-11
6.E-11
9.E-11
1.E-10
2.E-10
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
pH
Cap
acit
an
ce o
f C
1 (
Fara
d)
y = 3E-9x3 - 3E-8x
2 + 1E-7x - 2E-7
R2 = 0.9987
0.E+00
2.E-09
4.E-09
6.E-09
8.E-09
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
pH
Cap
acit
an
ce o
f C
2 (
Fara
d)
y=4E-10x3 -5E-09x
2 +2E-08x -2E-08
R2 = 0.9935
0.E+00
3.E-10
6.E-10
9.E-10
1.E-09
2.E-09
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
pH
Cap
acit
an
ce o
f C
3 (
Fara
d)
Kap
asi
tan
si C
1 (F
)
Kap
asit
ansi
C2
(F
)
Kap
asit
ansi
C3
(F
)
47
(a) (b)
(c)
Gambar 3.12 Perubahan komponen kapasitor hasil pemodelan listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada variasi kekerasan. Nilai C1(a), C2(b), dan C3(c)
Tabel 3.2 Nilai komponen internal yang digunakan dalam pemodelan rangkaian
listrik buah Jeruk Keprok Garut pada beberapa tingkat keasaman
Komponen
model listrik
pH Jeruk Keprok Garut
2.86 3.15 3.34 3.96 4.15 4.18 4.60
Resistansi:
biji, R1 (k )
1.10
1.00
0.94
0.81
0.80
0.82
0.88
segment, R2 (k) 100.00 80.00 69.60 51.00 55.00 50.00 54.00
dinding segment, R3(M) 8.00 7.00 6.18 2.30 1.50 1.00 0.90
kulit luar, R4 (M) 15.00 10.00 7.71 5.00 4.70 4.00 3.00
Kapasitansi :
segment, C1 (pF)
60.0
70.0
75.5
88.0
95.0
100.0
127.0
albedo, C2 (nF) 1.00 3.50 4.64 5.60 5.85 5.70 6.50
flavedo, C3 (nF) 0.10 0.40 0.56 0.87 0.85 0.90 1.25
y =2E-11x3 -2E-10x
2 +8E-10x -9E-
10
R2 = 0.9972
0.E+00
3.E-11
6.E-11
9.E-11
1.E-10
2.E-10
2.50 12.50 22.50 32.50
Firmness (N)
Cap
acit
an
ce o
f C
1 (
Fara
d)
y = 3E-9x3 - 3E-8x
2 + 1E-7x - 2E-7
R2 = 0.9987
0.E+00
2.E-09
4.E-09
6.E-09
8.E-09
2.50 12.50 22.50 32.50
Firmness (N)
Cap
acit
an
ce o
f C
2 (
Fara
d)
y=4E-10x3 -5E-09x
2 +2E-08x -2E-
08
R2 = 0.9935
0.E+00
3.E-10
6.E-10
9.E-10
1.E-09
2.E-09
2.50 12.50 22.50 32.50
Firmness (N)
Cap
acit
ance
of
C3 (
Far
ad)
Kap
asit
ansi
C1
(F
)
Kap
asit
ansi
C2
(F
)
Kap
asit
ansi
C3
(F
)
Kekerasan (N) Kekerasan (N)
Kekerasan (N)
48
Kesimpulan
Interpretasi sifat listrik memberi peluang dan kesempatan untuk meninjau
perilaku kematangan Jeruk Keprok Garut. Tak satu pun dari model listrik mampu
memprediksi semua perubahan perilaku secara sempurna. Pembentukan model
listrik telah membantu pemahaman kita tentang karakteristik buah Jeruk Keprok
Garut. Dari model didapatkan bahwa perubahan kekerasan dan keasaman dalam
buah-buahan diikuti dengan perubahan kapasitansi membran dan resistansi
komponen jaringan penyusun buah. Perubahan resistansi jaringan dan kapasitansi
membran menunjukkan adanya perubahan mobilitas ion dalam sel dan perubahan
fisiologis buah selama pematangan.
BAB 4
KARAKTERISTIK SPEKTRUM KELISTRIKAN BUAH JERUK
KEPROK GARUT
Pendahuluan
Setiap bahan memiliki sifat listrik yang khas dan besarnya sangat ditentukan
oleh kondisi internal bahan tersebut seperti momen dipol listrik, komposisi bahan
kimia, kandungan air, keasaman dan sifat internal lainnya (Hermawan 2005). Sifat
listrik dari bahan yang diberikan arus listrik secara mikroskopik terkait dengan
mobilitas listrik atau penyeragaman arah dipol listriknya akibat gangguan listrik
eksternal (Kumar 2007). Kemampuan penyeragaman momen dipol merupakan
ciri khas dari molekul-molekul yang berkorelasi terhadap sifat-sifat dielektrik,
fisiko-kimia dan biologis (Harmen 2001). Karakteristik spektoskopi listrik pada
bahan bisa dianalisa dengan pendekatan rangkaian elektronik antara resistor dan
kapasitor secara paralel (Choi et al. 2001). Nilai dielektrikum dan kelistrikan
bahan ada yang bersifat nonlinier (Zhou dan Boggs 2001).
Pengukuran spektra impedansi listrik pada bahan-bahan biologi dikenal
dengan istilah bioimpedance spectroscopy. Bahan biologi termasuk buah-buahan
menunjukan suatu fenomenan kebergantungan sifat listrik terhadap frekuensi
sinyal. Kebergantungan frekuensi ini terkelompokan dalam beberapa daerah
jangkauan frekuensinya yang dikenal dengan frequency-dependent dispersion
regions (Schwan 1957 ). Daerah frekuensi tersebut adalah daerah α-dispersion
yang terjadi pada frekuensi rendah, daerah β-dispersion yang terjadi pada
frekuensi pertengahan, dan daerah γ-dispersion pada frekuensi tinggi (Schwan
1994). Ilustrasi impedansi sebagai fungsi frekuensi untuk bahan biologi secara
umum diperlihatkan pada Gambar 4.1.
Berdasarkan literatur, meskipun tiga daerah frekuensi ini selalu terkait
dengan fenomena biofisika partikel, namun dispersinya tidak hanya disebabkan
oleh fenomena relaksasi (Pethig 1979; Pethig dan Kell 1987). Pada daerah γ-
dispersion terjadi pada frekuensi tinggi (seperti di atas 100 MHz) secara mendasar
tergantung pada relaksasi dipol permanen dari molekul yang kecil seperti molekul
air. Daerah β-dispersion mencakup frekuensi pertengahan mulai dari orde kHz
sampai orde MHz yang rendah. Fenomena relaksasi pada daerah tersebut
tergantung jenis bahan dan fenomena efek Maxwell–Wagner. Fenomena ini
terjadi pada bahan-bahan biologi yang tidak homogen seperti suspensi sel dalam
larutan dan tergantung pada interface polarization (Hanai 1960).
Pada daerah dan -dispersion cukup jelas terbedakan, namun fenomena relaksasi
untuk molekul yang kecil memiliki karakter yang sama pada daerah γ-dispersion. Kasus-
kasus ini tetap dapat dibandingkan dengan daerah γ-dispersion, tapi relaksasi yang terjadi
bukan karena dipol permanen tetapi karena efek muatan listrik yang disebabkan oleh medan listrik. Penelitian teoritis pertama telah dilakukan oleh Pauly dan Schwan (Damez
et al. 2007) dan kemudian dilengkapi oleh Asami, Hanai, dan Koizumi (1980). Schwan menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang sangat ketat memperlihatkan
adanya tumpang tindih parsial dari fenomena relaksasi di daerah -dispersion yang dapat
sebagian dikaitkan dengan efek Maxwell-Wagner dari struktur intraseluler. Hal ini
menyebabkan beberapa penulis untuk membagi daerah -dispersion menjadi dua daerah
sub-dispersi, 1 dan 2 (Asami dan Yonezawa 1996). Seperti dilansir Pliquett, Altmann,
50
dan Schoberlein (2003) bahwa daerah -dispersion adalah ukuran langsung dari perilaku
membran sel. Kesesuaian dari observasi pada kisaran 1-1500 kHz bisa menjelaskan studi
integritas membran sel selama penuaan daging yaitu membran myofiber bertindak
sebagai isolator dielektrik yang bersifat mengalami penurunan selama penuaan. Pada
daerah -dispersion, yang terjadi pada frekuensi rendah, menandakan relaksasi dipol non-permanen yang terbentuk selama aliran ion di permukaan sel atau molekul yang besar.
Fenomena ini dijelaskan oleh Pethig dan Kell (1987), dan model yang ideal untuk dan
-dispersion dikembangkan oleh Gheorghiu (1994).
Gambar 4.1 Diagram spektrum impedansi secara hipotesis pada bahan-bahan
biologi secara umum (Damez et al. 2007)
Sifat dielektrik bahan tergantung pada komposisi kimianya. Dalam
makanan, air umumnya komponen dominan. Selain itu, pengaruh air atau
kandungan garam dan mineral lainnya sebagian besar tergantung pada cara di
mana mereka terikat atau dibatasi dalam gerakan mereka dengan komponen
makanan lainnya (Sosa-morales et al. 2010). Hal ini mempersulit prediksi sifat
dielektrik dari campuran berdasarkan data untuk masing-masing bahan.
Komponen organik dari makanan bersifat dielectrically inert dan dapat dianggap
transparan untuk energi jika dibandingkan dengan cairan ionik atau air (Mudgett
1986). Secara umum, kadar air yang lebih tinggi pada makanan akan
menyebabkan tingginya konstanta dielektrik dan loss faktor (Komarov et al.
2005).
Komponen ionik memiliki efek yang signifikan dalam sifat dielektrik.
Peningkatan kadar garam pada kentang tumbuk mengakibatkan peningkatan untuk
loss faktor, sementara konstanta dielektrik tidak terpengaruh oleh kandungan
garam (Guan et al. 2004).
Struktur fisik juga mempengaruhi sifat dielektrik bahan (Ryynänen 1995).
Jumlah massa per satuan volume (densitas) memiliki efek tertentu pada interaksi
medan elektromagnetik dan massa yang terlibat (Nelson 1992). Misalnya,
kerapatan dan kadar air mempengaruhi sifat dielektrik dari biji-bijian kopi,
permitivitas rendah diamati pada kerapatan rendah, sedangkan nilai permitivitas
tinggi yang dicapai untuk densitas bulk yang lebih besar. Dengan pengecualian
dari beberapa bahan dengan loss faktor yang sangat rendah, sifat dielektrik dari
bahan adalah bervariasi dengan frekuensi medan listrik yang diberikan. Dengan
demikian, suatu fenomena penting yang berkontribusi terhadap ketergantungan
51
frekuensi terhadap sifat dielektrik adalah polarisasi molekul yang timbul dari
orientasi dengan medan listrik yang ditetapkan terutama yang memiliki momen
dipol permanen (Venkatesh dan Raghavan 2004).
Pada frekuensi rendah konduktivitas ionik memainkan peran utama,
sedangkan konduktivitas ionik dan rotasi dipol dari air bebas berperan penting
pada frekuensi gelombang mikro. Misalnya, konduksi ion adalah mekanisme yang
dominan untuk dispersi dielektrik dalam telur pada frekuensi yang lebih rendah
dari 200 MHz (Ragni et al. 2007), sedangkan konduksi ion berperan secara
dominan pada buah mangga untuk frekuensi sampai 300 MHz (Sosa-Morales et
al. 2009). Untuk cairan murni dengan molekul polar seperti alkohol atau air,
dispersi polar mendominasi karakteristik frekuensi - sifat dielektrik dan model
Debye dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku ketergantungannya pada
frekuensi (Decareau 1985).
Secara teoritis, untuk jaringan yang relatif seragam, jalur arus bolak-balik
utamanya terletak pada jalur dinding sel karena impedansi membran yang sangat
besar jika frekuensinya rendah. Reaktansi kapasitif dari membran secara bertahap
menurun dengan meningkatnya frekuensi, penurunan reaktansi secara signifikan
mempengaruhi impedansi total dan menyebabkan penurunan nilai impedansi dari
jaringan ketika frekuensi naik di atas tingkat tertentu. (Wu et al. 2008; Bauchot et
al. 2000; Harker dan Dunlop 1994).
Euring et al. (2011) dan pliquett (2010) menjelaskan bahwa daerah β-
dispersion cukup menarik dalam pertimbangan struktur sel. Jika frekuensi di
bagian atas dari wilayah dispersion yang dipilih, arus mengalir melalui sel. Jika
frekuensi yang lebih rendah dipilih pada wilayah β-dispersion, arus ini hanya
dapat mengalir melalui ruang ekstraseluler. Membran sel berperilaku seperti
resistor listrik pada wilayah frekuensi ini (Angersbach et al. 1999). Oleh karena
itu, pengukuran pada frekuensi AC rendah cocok untuk deskripsi kerusakan di
jaringan biologis (Varlan dan Sansen 1996). Beberapa studi di mana sel-sel
tumbuhan dihancurkan dengan metode pengobatan yang berbeda menunjukkan
bahwa tingkat kerusakan dapat diukur dengan menggunakan spektroskopi
impedansi (Angersbach et al. 1999; Angersbach et al. 2002). Investigasi ini
menunjukkan bahwa pengukuran induktif dan konduktif memberikan pernyataan
yang serupa. Parameter listrik menunjukkan ketergantungan terhadap massa.
Pengukuran impedansi listrik telah banyak digunakan untuk menyelidiki
beberapa sifat dari produk pertanian seperti tomat (Varlan dan Sansen 1996),
nectarine (Harker dan Dunlop 1994), dan daging (Damez et al. 2005; Damez et al.
2007). Salah satunya menunjukan bahwa nilai Q menjadi indikator yang cukup
baik dalam penentuan kesegaran daging (Ghatass et al. 2008). Sistem yang
dirancang untuk melakukan suatu pengukuran impedansi menyediakan suatu
metode non-destruktif, murah, dan cepat seperti yang telah dilakukan Karaskova
et al. (2011) pada produk ikan asap.
Pada bab ini akan membahas dan menganalisis perilaku sifat listrik dari
buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan sinyal-sinyal listrik bertegangan
rendah yang bersifat non-destruktif. Sifat listrik dari buah Jeruk Keprok Garut
juga ditinjau ketergantungannya pada berbagai frekuensi sinyal listrik yang
dipakai.
52
Bahan dan Metode
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Desember 2012 di
Laboratorium Biofisika Departemen Fisika, FMIPA IPB. Buah diambil dari
perkebunan petani di Samarang dan Leuwigoong, Kabupaten Garut.
Sistem Pengukuran
Pengukuran dari semua parameter dilakukan ketika buah masih dalam kondisi
segar. Buah yang diukur dikelompokan ke dalam 7 tingkat kematangan yang
berdasarkan warna dan ukuran. Masing-masing kelompok diambil tiga buah
sampel. Sehingga secara total ada dua puluh satu sampel buah yang digunakan
untuk pengukuran spektroskopi impedansi. Berat buah jeruk diukur dengan
menggunakan timbangan elektronik (Sartorius ED 822, Goettingen, Jerman).
Berat buah ini dipakai untuk mengkonpensasi parameter pengukuran listrik seperti
yang dilakukan Zachariah dan Erickson (1965) pada penentuan kematangan buah
alpukat berdasarkan kelistrikan. Selain berat, volume dan diameter pula
digunakan.
Parameter listrik dari buah jeruk diukur dengan menggunakan LCR meter
(3532-50 LCR HiTESTER, Hioki, Tokyo, Jepang). Kajian sifat listriknya
berdasarkan pada hasil pengukuran kelistrikan untuk kondisi sinyal berupa arus
bolak-balik dan amplitudonya kecil. Frekuensi yang digunakan mulai dari 50 Hz
sampai 5 MHz. Setiap pengukuran parameter listrik digunakan teknik
penyimpanan data dengan intruksi average 4 times pada alat LCR, yang artinya
diulangi sebanyak 4 kali dan disimpan data rata-ratanya. Sistem sel pengukuran
terbangun atas bahan plastik akrilat yang dilengkapi dengan plat elektroda dari
tembaga. Buah ditempatkan di antara dua buah plat elektroda dan diperlakukan
sebagai bahan dielektrik. Parameter-parameter listrik ini adalah impedansi listrik,
resistansi, reaktansi, kapasitansi, dan induktansi. Jeruk berperan sebagai bahan
dielektrik dan ditempatkan di antara dua elektroda plat konduktif dari bahan
tembaga seperti pada Gambar 4.2 (Soltani et al. 2010) . Tegangan sinyal limit
sebesar 1 volt (rms) dengan sistem level arus (CC) 0,5 mA (Gambar 4.3). Skema
komunikasi sistem pengukuran diperlihatkan pula pada Gambar 4.4.
Pada sistem komunikasi antara LCR dengan komputer digunakan bantuan
sofware komunikasi hardware Program National Instrument Labview 7.1.
Program yang dipakai hasil modifikasi dari program demo dengan sistem
komunikasi program-respone message (Gambar 4.5). Data yang tersimpan berupa
text dengan tipe file LVM. Data tersebut diolah dengan program macro pada exel.
(a) (b)
Gambar 4.2 Skema sistem pengukuran sifat listrik buah jeruk berbasis capacitive
sensing (a) dan sampel buah jeruk yang diukur (b)
53
Gambar 4.3 Skema pengukuran dengan prinsip level arus tetap (Yamazaki 2001)
Gambar 4.4 Skema pengukuran dengan LCR meter dan sistem komunikasinya (Wu et
al. 2008) dengan komputer berbasis program lebview 7.1
Gambar 4.5 Sistem tranfer dan komunikasi data pengukuran antara LCR dengan
komputer (Hioki, Jepang)
Hasil dan Pembahasan
Spektrum Resistansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut
Pengukuran Resistansi listrik untuk tujuh kelompok tingkat kematang telah
dilakukan dan hasilnya diperlihatkan pada Gambar 4.6, 4.7, dan 4.8. Semua
parameter resistansi tersebut dibagi dengan parameter geometri yaitu volume,
jarak plat dan parameter massa buah jeruk. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi faktor ketidakseragaman dari sampel buah yang diukur. Buah
matang memiliki ukuran relatif lebih besar daripada yang kurang matang. Hal ini
seperti yang dilakukan oleh Zachariah dan Erickson (1965) pada buah alpukat.
54
Dari ketiga gambar tersebut dapat terlihat bahwa untuk semua kelompok
buah memiliki fenomena yang sama jika ditinjau dari ketergantungannya pada
frekuensi. Peningkatan frekuensi akan menurunkan nilai resistansinya. Penurunan
resistansinya tidak terjadi secara linier terhadap frekuensi. Dengan demikian
semakin besar frekuensi maka penghantaran arus semakin besar.
Jika kasusnya pada bahan resistor murni, maka secara teoritik untuk bahan
isolator tersebut nilai resistansi tidak dipengaruhi oleh frekuensi seperti
diperlihatkan pada bab 2 untuk bahan resistor standar. Namun dengan melihat
adanya fenomena seperti ini maka harus ada alasan lain yang memungkinkan
fenomena itu terjadi. Kemungkinan hal in terjadi sebagai akibat dari dua alasan.
Pertama dimungkinkan bahwa resistivity dari bahan ini memang terpengaruhi
oleh frekuensi. Resistivity menandakan karakteristik intrinsik dari material,
sementara resistansi merupakan parameter makroskopik yang dipengaruhi oleh
nilai resitivity dan geometri (luas permukaan dan panjang) bahan (Hayt dan Buck
2006). Alasan lain yang dimungkinkan adalah akibat adanya skin effect (Vorst et
al. 2006). Fenomena skin effect dapat dijelaskan bahawa resistansi yang
disebabkan arus dekat permukaan dan besarnya dipengaruhi oleh frekuensi arus
AC.
(a)
(b)
Gambar 4.6 Spektrum resitansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada beberapa
tingkat pH: ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18,
dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz, (b) 0.1-5.0 MHz
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Res
ista
nsi
/mas
sa (
oh
m/g
ram
)
Frekuensi (MHz)
5.00E+00
2.50E+01
1.25E+02
6.25E+02
3.13E+03
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10Res
ista
nsi
/mas
sa (
oh
m/g
ram
)
Frekuensi (MHz)
55
Nilai resistansi buah jeruk pada frekuensi rendah sangat besar, yaitu dalam
orde 0.1 MOhm. Hal ini menunjukkan bahwa jeruk memiliki sifat resistif yang
besar pada frekuensi rendah, sehingga lebih insulator atau kurang menghantar
terutama pada frekuensi rendah tersebut. Nilai hambatan listrik dari jeruk
mengalami penurunan ketika frekuensi meningkat. Peningkatan frekuensi sinyal
eksternal akan meningkatkan kecepatan perubahan pergerakan muatan listrik
dalam bahan. Jika frekuensi diperbesar, tingkat perubahan arah dalam sirkuit
eksternal akan menjadi besar atau cepat. Ini adalah kondisi eksternal dari sinyal
listrik yang akan mempengaruhi kondisi internal Jeruk Keprok Garut, terutama
pada mobilitas muatan listrik. Konduksi ion adalah mekanisme yang dominan
untuk dispersi dielektrik seperti dalam telur pada frekuensi yang lebih rendah
(Ragni et al. 2007) dan mangga pada frekuensi sampai 300 MHz (Sosa-Morales et
al. 2009). Pada frekuensi yang lebih rendah, sebagian besar arus mengalir di
sekitar sel-sel tanpa bisa menembusnya, sementara pada frekuensi yang lebih
tinggi membran kehilangan sifat isolatornya dan arus mengalir melalui kedua
kompartemen ekstraseluler dan intraseluler (Damez et al. 2007 ).
(a)
(b)
Gambar 4.7 Spektrum nilai resitansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96,
( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan
(b) 0.1-5.0 MHz
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Res
ista
nsi
/volu
me
(oh
m/m
l)
Frekuensi (MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Res
ista
nsi
/volu
me
(oh
m/m
l)
Frekuensi (MHz)
56
(a)
(b)
Gambar 4.8 Spektrum nilai resitansi per jarak pisah elektroda pada buah Jeruk
Keprok Garut pada beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, ()
3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi
50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
Jika ditinjau dari pandangan mikroskopik dari konduksi listrik yang
diajukan Drude pada tahun 1900 dan dikembangkan oleh Hendrik A. Lorentz
sekitar tahun 1909 yang sukses menjelaskan konduksi elektron pada bahan
konduktor maka fenomena konduksi ditentukan oleh sifat internal resistivitasnya
(Dressel dan Scheffler 2006). Lebih jauh lagi resistivity bahan dipengaruhi oleh
jarak rata-rata yang dilalui oleh elektron atau lintasan bebas rata-rata. Selain itu
dipengaruhi pula oleh laju rata-rata elektron. Walaupun menurut hukum Ohm
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
1.00E+07
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Res
ista
nsi
/dia
met
er (
oh
m/c
m)
Frekuensi (MHz)
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Res
ista
nsi
/dia
met
er (
oh
m/c
m)
Frekuensi (MHz)
57
bahwa resistivitas tidak bergantung pada medan listrik ekternal dan ini berhasil
dalam bahan logam, namun kuantitas laju rata-rata elektron dan lintasan bebas
rata-rata elektron bisa saja bergantung pada medan listrik eksternal (Tipler 1991).
Namun jika dikaitkan dengan kondisi buah utuh, maka sekiranya buah
tersebut terbangun atas bagian-bagiannya. Bagian-bagiannya dimungkinkan
membentuk suatu lapisan kapasitif membran. Dengan adanya efek medan listrik
AC maka dimungkinkan efek perubahan resistansi ini tidak murni oleh efek
konduksi saja, namun gabungan kompleksitas komponen-komponen dari buah.
Dengan kompleksitas bahan dimungkinkan efek vibrasi molekul ataupun ionik
bisa terjadi jika medan listrik yang diberikan adalah medan listrik yang bergantian
arahnya. Sehingga efek tersebut menyebabkan adanya pengaruh frekuensi pada
nilai resistansi itu sendiri.
Spektrum Kapasitansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut
Selain resistansi yang dibahas pada bagian sebelumnya, fenomena
kapasitansi pada buah Jeruk Keprok Garut juga ditinjau pada bagian ini. Hasil
pengukuran kapasitansi per massa, per volume dan per jarak pisah diperlihatkan
pada Gambar 4.9, 4.10, dan 4.11. Secara keseluruhan hasilnya menunjukan bahwa
frekuensi cukup berpengaruh terhadap nilai kapasitansi buah jeruk. Dengan
meningkatnya frekuensi listrik yang diberikan menyebabkan kapasitansinya
menurun. Penurunan yang signifikan terlihat pada daerah frekuensi rendah. Nilai
kapasitansi memiliki kisaran 10-11
F pada frekuensi rendah (orde Hz-kHz) dan
menurun sampai pada kisaran 10-14
F untuk daerah frekuensi tinggi ( <5MHz).
Fenomena perubahan kapasitansi ini bisa dijelaskan dari efek dielektrik
bahan. Kapasitansi sebanding dengan konstanta dielektrik. Jeruk Garut bukanlah
bahan konduktor, bahkan lebih bersifat resistif. Bahan yang resistif bisa saja
memperlihatkan efek dielektrik maupun polaritasnya apalagi bahan itu
megandung banyak air. Buah jeruk memiliki kandungan air yang dominan, maka
efek polarisasi akan muncul ketika bahan ini dikenai medan listrik eksternal. Di
dalam bahan dielektrik terdapat dipol-dipol listrik, baik dipol permanen maupun
sementara (imbas). Pada frekuensi rendah yang mencakup daerah atau β-
dispersion polarisasi imbas yang lebih dominan, selain itu bahan yang tidak
homogen dimungkinkannya muncul fenomena relaksasi pada daerah tersebut.
Fenomena relaksasi itu tergantung jenis bahan dan efek Maxwell–Wagner yang
muncul pada bahan yang tidak homogen. Fenomena ini terjadi pada bahan-bahan
biologi yang tidak homogen dan tergantung pada interface polarization (Hanai
1960).
Hal yang menarik adalah bagaimana jika polarisasi ini bergantian arahnya
dikarenakan pemberian medan listrik luar yang bergantian arahnya. Maka
pengaruh frekuensi medan listrik eksternal ini akan signifikan pengaruhnya pada
kejadian polarisasi. Perubahan atau pergantian arah polarisasi sangat dipengaruhi
oleh bahan itu sendiri. Hal ini juga terlihat pada buah jeruk yang mengalami
penurunan kapasitansi selama terjadinya peningkatan frekuensi.
Sifat listrik dari produk material atau pertanian tergantung pada kondisi
mikroskopis atau internal, termasuk mobilitas ion atau elektron, polaritas listrik,
momen dipol listrik, kandungan kimia, dielektrik, kadar air, keasaman dan sifat
internal lainnya. Interaksi antara gelombang mikro dan bahan tergantung pada
58
sifat dielektrik mereka, yang menentukan tingkat pemanasan material ketika
dikenai medan listrik (Kumar 2007).
(a)
(b)
Gambar 4.9 Spektrum kapasitansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada beberapa
tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+)
4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
Beberapa faktor penting sangat mempengaruhi sifat dielektrik bahan.
Beberapa faktor ini berhubungan dengan sifat bahan seperti komposisi atau
struktur, sementara yang lain terkait dengan kondisi saat pemanasan listrik yang
terjadi seperti suhu maupun frekuensi, dan lain-lain yang terlibat dengan usia atau
tahap kematangan bahan makanan (Sosa-Morales et al. 2010). Majewska et al.
(2008) melaporkan bahwa perubahan sifat listrik dari biji-bijian gandum secara
4.00E-14
8.00E-14
1.60E-13
3.20E-13
6.40E-13
1.28E-12
2.56E-12
5.12E-12
1.02E-11
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Kap
asit
ansi
/mas
sa (
F/g
)
Frekuensi (MHz)
2.00E-14
4.00E-14
8.00E-14
1.60E-13
3.20E-13
6.40E-13
1.28E-12
2.56E-12
5.12E-12
1.02E-11
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Kap
asit
ansi
/mas
sa (
F/g
)
Frekuensi (MHz)
59
signifikan tergantung pada frekuensi yang diterapkan, kelembaban biji-bijian, fitur
geometris dan jenis gandum.
(a)
(b)
Gambar 4.10 Spektrum kapasitansi per volume Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Sifat dielektrik yang diekspresikan oleh konstanta dielektrik dan
kapasitansinya merupakan fungsi dari bilangan komplek. Dimana bagian real dan
imajiner muncul sebagai fungsi frekuensi sinyal dan los faktor (Jahja et al. 2006).
Namun besarnya konstanta dielektik dapat ditinjau dari besaran kapasitansi jika
unsur dimensi dan geometri bahan dibuat konstan. Namun kenyataan pada buah
jeruk, geometri tidak konstan sehingga besaran tersebut tidak bisa dilihat secara
langsung. Namun nilai variasi perubahan kapasitansi bisa menjadi alternatif dalam
penjelasan fenomena tersebut.
1.00E-15
1.00E-14
1.00E-13
1.00E-12
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Kapasi
tansi
/volu
me
(F/m
l)
Frekuensi (MHz)
1.00E-16
1.00E-15
1.00E-14
1.00E-13
1.00E-12
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Kap
asit
ansi
/volu
me
(F/m
l)
Frekuensi (MHz)
60
(a)
(b)
Gambar 4.11 Spektrum kapasitansi per jarak pisah antara plat elektroda pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Proses polarisasi yang terjadi dalam materi membutuhkan waktu yang
cukup. Dengan frekuensi tinggi menyebabkan singkatnya waktu dalam proses
polarisasi, sehingga polarisasi tidak terjadi secara sepenuhnya. Dengan demikian,
peningkatan frekuensi akan menyebabkan penurunan total polarisasi yang terjadi.
Hal ini menyebabkan polaritas rendah dari bahan tersebut. Hal ini menjadi suatu
tinjauan alasan dari fenomena kapasitif yang terjadi pada buah Jeruk Keprok
Garut. Sebenarnya untuk penjelasan yang tepat dari perilaku dielektrik dari Jeruk
Keprok Garut dan bahan biologis lainnya, maka kontribusi fenomena selain
relaksasi dipol juga perlu diperhitungkan, konduksi ionik pada frekuensi yang
lebih rendah, perilaku air terikat, dan pengaruh kandungan bahan.
1.00E-14
1.00E-13
1.00E-12
1.00E-11
1.00E-10
1.00E-09
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Kap
asit
ansi
/jar
ak (
F/c
m)
Frequency (MHz)
1.00E-14
1.00E-13
1.00E-12
1.00E-11
1.00E-10
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Kap
asit
ansi
/jar
ak (
F/c
m)
Frequency (MHz)
61
Spektrum Induktansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran parameter induktansi yang secara
matematik bisa diturunkan dari nilai frekuensi sinyal. Jika suatu bahan dilalui
atau diberikan suatu medan listrik eksternal dan muncul suatu arus maka
fenomena kemagnetan tidak bisa lepas. Adanya arus akan menyebakan
munculnya medan magnet walaupun efeknya sangat kecil. Hal ini akan lebih
menarik jika medan listrik eksternal itu berupa medan listrik AC. Adanya
pergantian arah medan listrik akan berefek pada perubahan arah arus. Lebih jauh
lagi akan berefek pada munculnya perubahan fluks magnetik pada bahan yang
dilaluinya. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa ketika aliran arus AC diberikan
akan menyebabkan perubahan fluks magnetik (Halliday dan Resnick 1978; Hayt
dan Buck 2006).
(a)
(b)
Gambar 4.12 Spektrum nilai induktansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Berdasarkan hukum Faraday, induktansi dapat didefinisikan dalam hal ggl
yang dihasilkan untuk menentang perubahan yang diberikan dalam arus. Pada
kondisi frekuensi rendah, induktansi memiliki nilai yang cukup tinggi, sementara
1.00E-04
1.00E-03
1.00E-02
1.00E-01
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Ind
uk
tan
si/m
assa
(H
/g)
Frekuensi (MHz)
1.00E-07
1.00E-06
1.00E-05
1.00E-04
1.00E-03
1.00E-02
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Ind
uk
tan
si/m
assa
(H
/g)
Frekuensi (MHz)
62
pada frekuensi tinggi memiliki nilai yang relatif rendah. Hal ini konsisten dengan
sifat bahan yang ditunjukan untuk induktansi sebagai fungsi frekuensi. Buah Jeruk
Keprok Garut menunjukkan sifat resistif pada frekuensi rendah, sehingga
merupakan konduktor yang buruk. Dominasi perubahan arus berdasarkan waktu
atau frekuensi adalah penyebab utama munculnya induktansi ini. Analogi dengan
kapasitansi adalah tak terelakan. Ketika kapasitansi sebagai perbandingan muatan
dan beda tegangan, maka analoginya bahwa induktansi merupakan perbandingan
potensial gerak elektrik imbas atau ggl dengan perubahan arus terhadap waktu
(Halliday dan Resnick 1978).
Hasil pengukuran induktansi dengan menggunakan arus AC pada alat LCR
diperlihatkan pada Gambar 4.12, 4.13, dan 4.14. Profil induktansi semuanya
menunjukan penurunan ketika frekuensi ditingkatkan. Induktansinya mengalami
penurunan yang besar, yang mana pada frekuensi rendah memiliki kisaran dalam
orde 103, tetap ketika frekuensi tinggai sekitar 10
-7. Jelas terlihat dari fakta ini
bahwa perubahan frekuensi sangat mempengaruhi nilai perubahan induktansi.
(a)
(b)
Gambar 4.13 Spektrum induktansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
1.00E-04
1.00E-03
1.00E-02
1.00E-01
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Ind
uk
tan
si/v
olu
me
(H/m
l)
Frekuensi (MHz)
1.00E-07
1.00E-06
1.00E-05
1.00E-04
1.00E-03
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Indukta
nsi
/volu
me
(H/m
l)
Frekuensi (MHz)
63
(a)
(b)
Gambar 4.14 Spektrum induktansi per jarak plat elektroda pada buah Jeruk
Keprok Garut untuk beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, ()
3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi
50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
Spektrum Reaktansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut
Hasil pengukuran reaktansi listrik pada buah Jeruk Keprok Garut
diperlihatkan pada Gambar 4.15, 4.16, dan 4.17. Seperti halnya parameter listrik
lainnya parameter reaktansi ini juga dibagi dengan parameter geometri yaitu
volume, jarak plat dan massa buah jeruk. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
faktor ketidakseragaman dari sampel buah yang diukur. Hasil pengukuran
memperlihatkan data bahwa peningkatan frekuensi menyebabkan adanya
penurunan reaktansi listrik buah jeruk. Pada frekuensi rendah berkisar sekitar
pada orde 106 sementara pada frekuensi tinggi sekitar 10. Perubahan nilai yang
tinggi ini jelas menandakan adanya pengaruh frekuensi terhadap sifat reaktansi
bahan ini.
1.00E-03
1.00E-02
1.00E-01
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Indukta
nsi
/jar
ak p
lat (H
/cm
)
Frekuensi (MHz)
1.00E-06
1.00E-05
1.00E-04
1.00E-03
1.00E-02
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Ind
uk
tan
si/j
arak
pla
t (H
/cm
)
Frekuensi (MHz)
64
(a)
(b)
Gambar 4.15 Spektrum reaktansi per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Ketika pembahasan difokuskan pada sifat reaktansi, maka ada dua sifat
komponen listrik yang berkontribusi, yaitu kapasitansi dan induktansi. Dengan
meninjau kembali bahwa pada frekuensi rendah nilai kapasitansi berada pada
kisaran 10-11
dan nilai induktansi kisarannya dalam orde 103. Jika ditinjau masing
masing secara tersendiri maka pada frekuensi paling rendah (50Hz) reaktansi
kapasitif akan berkisar pada 109 dan reaktansi induktifnya berkisar pada 10
4.
Sementara pada frekuensi paling tinggi (~5MHz) reaktansi kapasitif akan berkisar
pada 106 dan reaktansi induktifnya berkisar pada 10
-1. Jika kedua duanya
berkontrivusi terhadap reaktansi maka efek kapasitif lebih memberikan pengaruh
yang signifikan daripada efek induktif. Hal ini juga cocok dengan beberapa
literatur yang memodelkan buah-buahan dalam rangkaian kapasitor dan resistor
saja tanpa menyertakan rangkaian induktor (Hayden et al. 1969; Zhang et al.
1990; Bauchot et al. 2000; Ozier-Lafontaine dan Bajazet 2005; Wu et al. 2008).
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
ohm
/gra
m)
Frekuensi (MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
ohm
/gra
m)
Frekuensi (MHz)
65
(a)
(b)
Gambar 4.16 Spektrum reaktansi per volume buah Jeruk Keprok Garut pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Dengan pandangan reaktansi kapasitif lebih besar daripada reaktansi
induktif ini juga diperkuat dengan hasil pengukuran sudut fasa pada Gambar 4.18
yang bernilai negatif pada bahan tersebut (Halliday dan Resnick 1978). Dengan
demikian, maka faktor yang dominan berpengaruh pada reaktansi adalah reaktansi
kapasitif. Pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi telah dibahas sebelumnya
bahwa peningkatan frekuensi akan menurunkan nilai kapasitansi. Ketika tinjauan
kapasitif digabung dengan besarnya frekuensi maka dapat dilihat besarnya nilai
reaktansi kapasitif. Dari hasil pengukuran nilainya berkisar pada 106 untuk
frekuensi rendah dan 10 untuk frekuensi tinggi. Perbedaan dalam orde ratusan
dimungkinkan karena adanya faktor pembagi parameter massa atau volume yang
kisarannya puluhan sampai ratusan.
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Rea
kta
nsi
/volu
me
(ohm
/ml)
Frekuensi(MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Rea
kta
nsi
/volu
me
(ohm
/ml)
Frekuensi (MHz)
66
(a)
(b)
Gambar 4.17 Spektrum reaktansi per jarak plat elektroda pada beberapa tingkat
keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+)
4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0
MHz
Reaktansi listrik menurun dengan adanya peningkatan frekuensi ini
menunjukkan dispersi dielektrik dalam buah jeruk. Nilai-nilai tinggi dari reaktansi
pada frekuensi rendah (<0,1 MHz) dapat dikaitkan dengan mobilitas dipol karena
kondisi air bebas dan polarisasi elektroda. Perubahan frekuensi akan
mempengaruhi kondisi ion dalam materi. Ionic loss berbanding terbalik dengan
frekuensi dan menjadi penting ketika frekuensi lebih rendah. Disipasi energi
dipole pada frekuensi yang lebih tinggi kurang dominan dan ion loss menjadi
hampir tidak ada (Singh et al. 2010).
Pandangan lain dari reaktansi adalah suatu tahanan akibat adanya bahan
yang bersifat kapasitif jika diberikan arus AC. Dengan meningkatnya frekuensi
yang berkontribusi pada penurunan reaktansinya maka dapat dikatakan bahwa
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Rea
kta
nsi
/jar
ak p
lat
(ohm
/cm
)
Frekuensi (MHz)
5.00E+01
2.00E+02
8.00E+02
3.20E+03
1.28E+04
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Rea
kta
nsi
/jar
ak p
lat
(ohm
/cm
)
Frekuensi (MHz)
67
meningkatnya frekuensi terjadi penurunan mobilitas ion atau pergeseran dipol
yang terjadi pada jeruk.
(a)
(b)
Gambar 4.18 Hasil pengukuran sudut fasa sebagai fungsi frekuensi pada
beberapa tingkat keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( )
3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz
dan (b) 0.1-5.0 MHz
Spektrum Impedansi Listrik Buah Jeruk Keprok Garut
Setiap interaksi sistem elektroda-bahan dalam sel pengukuran memiliki
kapasitansi yang terpengaruhi oleh faktor geometris. Selain itu ada resistansi Bulk
yang terangkai secara paralel. Impedansi listrik (Z) didefinisikan oleh kuantitas
bilangan kompleks dalam komponen resistif (R) dan komponen kapasitif (C)
sebagai bentuk 22"Z'ZZ , dimana 1
)ω(Cω"Z
dan R'Z . Nilainya
hanya komponen real saja jika ketika = 0 dan 'ZZ .Hasil ini terjadi hanya
untuk bahan yang bersifat resistif murni. Dalam kasus ini impedansi benar-benar
tidak bergantung frekuensi atau dikenal freguency-independent. Ketika 'Z
ditemukan menjadi fungsi variabel frekuensi ( )ω(R)ω('Z ) yang holistik
menghubungkan bagian-bagian nyata dan imajiner dengan satu sama lain. "Z
tidak mungkin nol untuk semua frekuensi tetapi harus bervariasi dengan frekuensi
juga (Barsoukov et al. 2005).
Hasil pengukuran impedansi listrik buah jeruk diperlihatkan pada Gambar
4.19, 4.20, dan 4.21. Impedansi yang terukur ini merupakan harga mutlaknya atau
-90.0
-70.0
-50.0
-30.0
-10.00.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05S
udut
Fas
a (d
eraj
at)
Frekuensi (MHz)
-90.0
-70.0
-50.0
-30.0
-10.00.05 1.05 2.05 3.05 4.05 5.05
Sudut
Fas
a (d
eraj
at)
Frekuensi (MHz)
68
besarnya saja. Komponen real dan imajinernya bisa dilihat pada bagian bab
reaktansi dan resistansi. Nilai impedansi buah jeruk mengalami penurunan jika
frekuensinya ditingkatkan. Penurunannya tidak terjadi secara linier. Dengan
meninjau pada bagian sebelumnya bahwa reaktansi dan resistansi mengalami
penurunan jika frekuensi ditingkatkan. Maka jelaslah fenomena tersebut
mendukung fakta bahwa impedansi juga mengalami penurunan tatkala frekuensi
meningkat.
(a)
(b)
Gambar 4.19 Spektrum impedansi per massa pada beberapa tingkat keasaman:
pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( )
4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
Impedansi listrik bertindak sebagai hambatan bagi aliran muatan listrik atau arus
bolak-balik yang terjadi dalam jeruk. Besaran impedansi listrik pada sirkuit
dipengaruhi oleh resistansi, frekuensi dan reaktansi. Pada frekuensi rendah
reaktansi akan menjadi besar, sehingga impedansi akan menjadi besar juga.
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Imped
ance
/mas
sa (
ohm
/gra
m)
Frekuensi (MHz)
2.00E+00
8.00E+00
3.20E+01
1.28E+02
5.12E+02
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Imped
ance
/mas
sa (
ohm
/gra
m)
Frekuensi (MHz)
69
Ketika frekuensi meningkat, reaktansi akan menurun. Ini berkorelasi dengan
penurunan impedansi. Nilai impedansi adalah resistansi total ketika diberikan
suatu arus bolak-balik. Selain itu nilai impedansi berkorelasi dengan konduktansi
dan kapasitansi sebagai fungsi dari frekuensi juga. Reaktansi kapasitif adalah
impedansi imajiner dan nilainya berbanding terbalik dengan perkalian kapasitansi
dan frekuensinya, sedangkan konduktansi berbanding terbalik dengan resistansi.
Berdasarkan bab sebelumnya, ketika frekuensi meningkat maka resistansi dan
reaktansi mengalami penurunan. Hal ini akan berkorelasi dengan penurunan
impedansi. Kedua fenomena resistansi dan reaktansi akan memperkuat fenomena
impedansi. Secara keseluruhan, impedansi akan menurun jika frekuensi
meningkat (Barsoukov et al. 2005).
Fenomena penurunan impedansi sebagai
akibat adanya peningkatan frekuensi juga dilaporkan oleh Harker dan Maindonald
(1994) pada nactarine, Wu et al.(2008) pada terung, juga Vozary dan Benko
(2010) pada buah apel.
(a)
(b)
Gambar 4.20 Spektrum impedansi per volume pada beberapa tingkat keasaman:
pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18, dan ( )
4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Imped
ansi
/volu
me
(ohm
/ml)
Frekuensi (MHz)
1.00E+00
1.00E+01
1.00E+02
1.00E+03
0.10 0.60 1.10 1.60 2.10 2.60 3.10 3.60 4.10 4.60 5.10
Imp
edansi
/vo
lum
e (o
hm
/ml)
Frekuensi (MHz)
70
Jalur arus pada kasus frekuensi yang berbeda diilustrasikan pada Gambar
4.22. impedansi jaringan bahan biologi pada frekuensi rendah hampir tidak
dipengaruhi oleh membran sel (Cole et al. 1950; Otto 1950) . Membran sel
berperan sebagai kapasitor. Membran sel menjadi rangkaian terbuka pada
frekuensi sangat rendah, sehingga impedansi hanya diberikan oleh resistif murni.
Membran sel berperan dalam kondisi rangkaian tertutup jika frekuensi tinggi.
(a)
(b)
Gambar 4.21 Spektrum impedansi per jarak plat elektroda pada beberapa tingkat
keasaman: pH ( ) 2.86, () 3.15, ( ) 3.34, ( ) 3.96, ( ) 4.15, (+) 4.18,
dan ( ) 4.6; (a) frekuensi 50 Hz – 0.1MHz dan (b) 0.1-5.0 MHz
Selain itu, perubahan frekuensi akan mempengaruhi kondisi ion dalam
bahan. Ionic loss berbanding terbalik dengan frekuensi dan menjadi kritis ketika
frekuensi yang lebih rendah. Sementara disipasi energi dipol pada frekuensi yang
lebih tinggi kurang dominan dan ionic loss menjadi hampir tidak terjadi (Singh et
al. 2010). Pada daerah β-dispersion , jika bagian frekuensi yang tinggi dipilih
maka arus bisa mengalir dalam sel. Namun jika frekuensi yang rendah dipilih
1.00E+03
1.00E+04
1.00E+05
1.00E+06
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
Imped
ansi
/jara
k p
lat
(ohm
/cm
)
Frekuensi (MHz)
1.00E+02
1.00E+03
1.00E+04
0.10 1.10 2.10 3.10 4.10 5.10
Imp
edansi
/jara
k p
lat
(ohm
/cm
)
Frekuensi (MHz)
71
maka arus hanya dapat lewat pada daerah extracellular (Schwan 1994 ). Hal ini
cocok dengan ilustrasi jalur arus dari Grimnes dan Martinsen (2000) pada
Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Pengaruh frekuensi rendah dan tinggi terhadap jalur arus dalam
jaringan (Grimnes dan Martinsen 2000). Garis putus-putus
merupakan jalur arus frekuensi tinggi, garis kontinyu merupakan
jalan arus pada frekuensi rendah.
Kesimpulan
Karakteristik sifat listrik terkait frekuensi telah dilakukan pada Jeruk Keprok
Garut dan menunjukan bahwa impedansi listrik, resistansi, reaktansi, kapasitansi,
induktansi per berat, per volume, dan per jarak elektroda menunjukan fenomena
yang mirip yaitu mengalami penurunan ketika frekuensi ditingkatkan. Buah Jeruk
Keprok Garut, secara umum, memiliki kemampuan penghantaran listrik yang
lemah terutama pada frekuensi rendah. Tetapi, ketika frekuensi ditingkatkan
kemampuan penghantarannya meningat. Perubahan resistansi jaringan dan
kapasitansi membran ketika frekuensi diubah menunjukkan adanya perubahan
mobilitas ion dalam sel dan perubahan pergeseran polaritasnya. Pada frekuensi
tinggi untuk daerah β-dispersion, arus listrik bisa mengalir atau menembus
melewati sel yang diperkuat dengan fakta hasil pengukuran yang menunjukan
nilai impedansi yang rendah, sementara pada frekuensi rendah tidak bisa melewati
sel tapi hanya melewati daerah ekstraselular dan ini ditandai dengan impedansi
yang tinggi.
BAB 5
KAJIAN PENDUGAAN KUALITAS BUAH JERUK KEPROK GARUT
DENGAN PENDEKATAN PARAMETER-PARAMETER KELISTRIKAN
Pendahuluan
Jeruk dikenal sebagai buah-buahan lokal, seperti Jeruk Keprok Garut.
Perbedaan faktor iklim dan lingkungan membuat jeruk tumbuh secara khusus dan
memiliki kualitas yang berbeda. Jeruk Keprok Garut memiliki populasi tertinggi
pada 1980-an. Namun, populasi menurun tajam pada 1990-an. Pemerintah
setempat telah meningkatkan populasi dengan menanam satu juta pohon pada
2011 (Pemda Garut 2010).
Seperti halnya produk pertanian umumnya mudah rusak (Mohsenin 1986),
waktu penyimpanan singkat, dan murah. Hal itu juga terjadi pada jeruk. Namun,
permintaan untuk produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selama
pertumbuhan populasi manusia terus meningkat. Ini adalah masalah sekaligus
kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka diperlukan penanganan berkelanjutan, termasuk
dalam hal teknologi hortikultura, rekayasa, bahkan untuk bidang ilmu dasar.
Sun et al. (2010) menjelaskan suatu potensi berbagai penggunaan teknik
nondestruktif untuk mengetahui kualitas internal buah seperti pada semangka.
Salah satunya adalah teknologi listrik yang memiliki sifat mudah. Sifat listrik dari
bahan pertanian tergantung pada kondisi mikroskopis atau internal, termasuk
mobilitas ion atau elektron, polaritas listrik, momen dipol listrik, kandungan
kimia, dielektrik, kadar air, keasaman dan sifat internal lainnya. Interaksi antara
gelombang mikro dan bahan tergantung pada sifat dielektriknya. Fenomena ini
menentukan tingkat pemanasan material ketika dikenai medan elektromagnetik
(Kumar et al. 2007). Beberapa faktor penting sangat mempengaruhi sifat
dielektrik bahan. Beberapa faktor ini berhubungan dengan sifat bahan, pemanasan
listrik, dan lain-lain yang terlibat dengan tahap kematangan bahan makanan
(Sosa-Morales et al. 2010). Majewska et al. (2008) melaporkan bahwa perubahan
sifat listrik dari biji-bijian gandum secara signifikan tergantung pada frekuensi
arus, kelembaban biji-bijian, fitur geometris dan berbagai gandum
Sifat dielektrik berkorelasi baik dengan beberapa sifat produk seperti kadar
air dan tingkat kematangan. Hal ini telah dikaji oleh peneliti yang berbeda-beda
selama beberapa tahun terakhir (Soltani et al. 2011). Soltani et al. (2011)
melaporkan bahwa konstanta dielektrik buah pisang menurun selama pematangan
dan frekuensi terbaik dari gelombang sinus yang dapat memprediksi tingkat
kematangan adalah 100 kHz. Impedansi listrik dari buah kiwi selama pematangan
buah dipelajari oleh Bauchot et al. Pengukuran mereka dilakukan pada buah utuh,
bagian dari pericarp luar, pericarp dalam dan inti. Selama pematangan, ada
perubahan karakteristik impedansi dari buah kiwi bahkan sampai 10 kali lipat
yang dipengaruhi parameter kekerasan (Bauchot et al. 2000). Pengukuran
impedansi listrik telah banyak digunakan untuk menyelidiki beberapa sifat dari
produk pertanian seperti tomat (Varlan dan Sansen 1996), nectarine (Harker dan
Dunlop 1994), dan daging (Damez et al. 2005; Damez et al. 2007; Ghatass et al.
2008). Sistem yang dirancang untuk melakukan suatu pengukuran impedansi
74
menyediakan suatu metode non-destruktif, murah, dan cepat seperti yang telah
dilakukan Karaskova et al. (2011).
EIS telah banyak digunakan untuk menilai dalam kondisi in vivo jaringan
hewan dan tumbuhan karena merupakan metode cepat dan mudah. Dalam metode
ini, Alternating Current (AC) menyebabkan polarisasi dan relaksasi dalam sampel
yang disebabkan perubahan dalam amplitudo dan fase dari sinyal AC. Dalam
sampel biologis, proporsi arus yang melalui ruang apoplastic dan symplastic
dalam jaringan tergantung pada frekuensi AC (Mizukami 2007). Spektroskopi
impedansi listrik (EIS) pada dasarnya berpatokan interaksi medan listrik eksternal
dengan momen dipol listrik dari bahan (Wu et al. 2008).
Dalam banyak penelitian, parameter listrik dapat digunakan untuk
mengukur kualitas dan sifat produk pertanian. Sebagai contoh, korelasi antara
rasio kapasitansi dan perbedaan tegangan dengan kualitas telur selama
penyimpanan (Ragni et al. 2006) impedansi spektroskopi listrik dan perilaku
dielektrik penuaan daging sapi (Damez et al. 2005; Damez et al. 2007), efek
waktu penyimpanan pada dielektrik daging sapi dengan menggunakan
pengukuran kapasitansi dan konduktansi (Ghatass et al. 2008), pemantauan
pertumbuhan akar tomat menggunakan analisis EIS (Ozier-Lafontaine dan Bajazet
2005), pemantauan pertumbuhan akar Willow dengan menggunakan metode
displacement dan EIS (Repo et al. 2005; Cao et al. 2011), impedansi listrik dari
buah kiwi selama pematangan (Bauchot et al. 2000) dan pematangan tomat
(Varlan dan Sansen 1996), studi impedansi listrik dari nektarin selama
penyimpanan dingin dan pematangan (Harker dan Dunlop 1994), penentuan TPT
apel (Guo et al. 2011) serta penentuan kerusakan dan penurunan kualitasnya
(Euring et al. 2011). Vozáry dan Benkő (2010) melaporkan bahwa resistansi and
relaxation time dapat digunakan untuk mengkarakterisasi kondisi kulit apel.
Banach et al. (2012) melaporkan bahwa penambahan air pada susu
mengakibatkan menurunnya admitansi dan konduktansi listrik, serta
menyebabkan peningkatan impedansi dan resistansi. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan konduktivitas listrik susu jika dilakukan peningkatan pengenceran.
Kato mengusulkan sebuah metode baru untuk sortasi densitas dari semangka
dengan mengukur volume berdasarkan pengukuran kapasitansi listrik dan
massanya (1997). Mereka juga meneliti hubungan antara densitas dan kualitas
internal semangka dengan menggunakan instrumen elektronik yang murah dan
menyatakan bahwa TPT semangka dapat diperkirakan dari densitas dan massa
dengan cara analisis regresi berganda. Soltani et al. (2011) mengembangkan
perangkat yang murah untuk memprediksi tingkat kematangan buah pisang
berdasarkan sensor kapasitif. Unit ini memperkirakan tingkat kematangan buah
pisang dengan menggunakan konstanta dielektriknya. Sistem yang dirancang
dapat memprediksi tingkat kematangan buah pisang dengan andal.
Afzal et al. (2010) memperkirakan kadar air daun dengan mengukur
konstanta dielektrik daun dalam lima jenis tanaman. Mereka menggunakan dua
pelat tembaga setengah oval terisolasi dan Analyzer 590 Keithly CV sebagai
instrumen pengukuran kapasitansi, yang memiliki kemampuan untuk mengukur
kapasitansi di dua frekuensi yaitu 100 kHz dan 1 MHz. Nelson (2008) mengukur
sifat dielektrik dari buah segar, daging dada ayam segar, dan gandum merah.
Konstanta dielektrik dan faktor kehilangan menurun monoton dengan
75
meningkatnya frekuensi, kecuali bahwa faktor kerugian dapat meningkat atau
menurun dengan frekuensi di daerah relaksasi dielektrik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis respon listrik dari
buah jeruk dengan menggunakan sinyal listrik tegangan rendah yang tidak
merusak, dan untuk mengkorelasikan parameter listrik dengan sifat fisikokimia
buah jeruk. Hal ini dilakukan untuk menyelidiki kualitas buah Jeruk Keprok Garut
dengan menggunakan pengukuran impedansi listrik.
Bahan dan Metode
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Desember 2012 di
Laboratorium Biofisika Departemen Fisika dan Laboratorium Kimia Analitik
Departemen Kimia, FMIPA IPB. Buah diambil dari perkebunan petani di
Samarang dan Leuwigoong, Kabupaten Garut.
Sistem Pengukuran
Pengukuran dari semua parameter dilakukan ketika buah masih dalam kondisi
segar. Buah yang diukur dikelompokkan ke dalam 16 kelompok kematangan
berdasarkan perbedaan warna dan ukuran secara visual. Masing-masing kelompok
diambil tiga buah sampel. Sehingga secara total ada empat puluh delapan sampel
buah yang digunakan.
Sistem Pengukuran Fisiko Kimia Buah Jeruk
Berat buah jeruk semuanya diukur dengan menggunakan timbangan
elektronik (Sartorius ED 822, Goettingen, Jerman). Berat buah ini dipakai untuk
mengkonvensasi parameter pengukuran listrik. Pemilihan parameter berat ini
dipilih karena data konversinya memperlihatkan keteraturan yang lebih baik. Hal
ini seperti yang dilakukan oleh Zachariah dan Erickson (1965) pada penentuan
kematangan buah alpukat berdasarkan parameter kelistrikan.
Kekerasan buah jeruk diukur dengan menggunakan sensor gaya (CI-6746,
Pasco). Diameter probe sensor gaya adalah 10 mm. Kedalaman penetrasi dari
sensor gaya pada buah dibuat konstan yaitu 5 mm. Pengukuran diameter
dilakukan dengan menggunakan Jangka Sorong. Dalam pengukuran volume
dilakukan dengan teknik pencelupan dalam air. Selisih air yang terjadi diukur
volumenya. Volume ini sama dengan volume buah yang dicelupkan. Keasaman
jeruk diukur dengan menggunakan pH meter (YSI Ecosense pH 100, Xilem Inc,
USA). Kandungan vitamin C ditentukan dengan metode iodometri. Total padatan
terlarut (TPT) diukur dengan menggunakan Digital GMK-701R dengan jangkauan
0 – 40 % Brix (Kato 1997). Sementara untuk penentuan total gula digunakan
metode Antrhone.
Sistem Pengukuran Parameter Kelistrikan
Parameter listrik dari buah jeruk diukur dengan menggunakan LCR meter
(3532-50 LCR HiTESTER, Hioki, Tokyo, Jepang). Kajian sifat listriknya
berdasarkan pada hasil pengukuran kelistrikan untuk kondisi sinyal berupa arus
bolak-balik dan amplitudonya kecil. Frekuensi yang digunakan mulai dari 50 Hz
sampai 5 MHz. Setiap pengukuran parameter listrik digunakan teknik
76
penyimpanan data dengan intruksi average 4 times pada alat LCR, yang artinya
diulangi sebanyak 4 kali dan disimpan data rata-ratanya. Sistem sel pengukuran
terbangun atas bahan plastik akrilat yang dilengkapi dengan plat elektroda dari
tembaga. Buah ditempatkan di antara dua buah plat elektroda dan diperlakukan
sebagai bahan dielektrik. Parameter-parameter listrik ini adalah impedansi listrik,
resistansi, reaktansi, kapasitansi, induktansi, dan fasa. Jeruk berperan sebagai
bahan dielektrik dan ditempatkan di antara dua elektroda plat konduktif dari
bahan tembaga seperti pada Gambar 5.1 (Soltani et al. 2010; Ragni et al. 2006;
Massah dan Hajiheydari 2011). Tegangan sinyal limit sebesar 1 volt (rms) dengan
sistem level arus (CC) 0.5 mA (vozary dan Benkő 2010).
Pada sistem komunikasi antara LCR dengan komputer digunakan bantuan
sofware komunikasi Hardware Program National Instrument Labview 7.1.
Program yang dipakai hasil modifikasi dari program demo dengan sistem
komunikasi program-respone message. Data yang tersimpan berupa text dengan
tipe file LVM. Data tersebut diolah dengan program pascal/ macro pada exel. Hal
ini seperti telah diterangkan pada bab sebelumnya.
Sistem Skema Pendugaan Parameter Kualitas Buah Penentuan mutu secara standar di Indonesia adalah berdasarkan SNI 3165
tahun 2009 yang memuat tentang batasan mutu jeruk keprok. Pada SNI tersebut
buah matang dibatasi minimal TPT bernilai 8% Brix. Selain itu kelas terbagi atas
tiga yaitu mutu super, kelas A dan kelas B. Selain itu ada kode yang standar
ukuran diameter yaitu kode-1 berdiamater lebih dari 7 cm, kode-2 antara 6.1-7.0
cm, kode-3 antara 5.1-6.0 am dan kode-4 berdiameter 4.0 – 5.0 cm.
Parameter kualitas yang dipakai adalah parameter fisiko kimia yang
menandakan tingkat kematangan buah. Parameter itu adalah nilai pH, nilai
perbadingan TPT terhadap keasaman dalam hal ini keasaman diwakili oleh
kandungan ion hidrogen. Pada penelitian ini untuk acuan pengelompokkan
berdasarkan tingkat kematangan berdasarkan warna dan ukuran dengan harapan
banyak variasi atau pengelompokkan yang bisa diambil. Pada penelitian untuk
pendugaan mutu ini buah Jeruk Keprok Garut diambil dengan diameter rataan dari
5.12 cm sampai tertinggi 8.19 cm. Nilai TPT berkisar dari 6.9 sampai 11.0. Massa
satu buah rataan berkisar dari 67.46 g sampai 217.56 g. Buah semuanya dalam
kondisi layak secara visual oleh mata telanjang langsung.
Secara teknis buah jeruk yang dikelompokkan dalam 7 kelompok besar
seperti pada bab sebelumnya terlalu sedikit, maka hal itu perlu lebih dijabarkan
lagi supaya banyak variasinya. Dengan demikian jeruk dikelompokkan dalam 16
kelompok yang masing masing dipakai 3 buah. Sehingga secara total buah yang
dipakai dalam pendugaan kemetangan ini ada 48 buah (Gambar 5.2). Selanjutnya
dilakukan korelasi antara parameter kualitas buah secar fisiko kimia (parameter
pH, perbandingan TPT terhadap ion hidrogen) dengan parameter kelistrikan
(resistansi per berat, reaktansi per berat, impedansi per berat, induktansi per berat,
dan kapasitansi per berat) yang dilakukan dengan teknik regresi linier berganda
dan nonlinier berganda. Teknik regresi ini menggunakan program SPSS statistics
20.
77
(a)
(b) (c)
Gambar 5.1 Skema sistem pengukuran sifat listrik berbasis capacitive sensing
yang digunakan untuk menguji buah jeruk (a), untuk telur yang
dilakukan Ragni et al. 2006 (b) dan apel yang dilakukan Massah dan
Hajiheydari 2011(c)
Dalam pendugaan kualitas buah jeruk dengan menggunakan parameter
listrik maka dilakukan korelasi langsung antara tiap parameter listrik dengan
parameter fisiko kimianya. Selain itu dilakukan korelasi regresi berganda dari
parameter-parameter terkait. Pada regresi berganda parameter listrik
dikelompokkan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama berdasarkan
parameter impedansi yang meliputi impedansi per massa, reaktansi per massa, dan
reaktansi per massa. Kelompok kedua berbasis parameter LCR lainnya yaitu
induktansi per massa, kapasitansi per massa dan resistansi per massa. Hasil akhir
korelasi ditinjau linieritasnya secara grafik untuk menyatakan kecocokannya.
( a ) ( b) (c)
Gambar 5.2 Ilustrasi sampel jeruk keprok Garut yang dipakai dalam penelitian
pada pemutuan: hasil pengurutan ukuran (a), ketika awal pemetikan
(b) dan ukuran satu buah utuh yang terlihat bagian dalamnnya (c)
Hasil dan Pembahasan
Sifat Fisiko Kimia Terkait Kematangan Buah Jeruk Keprok Garut
Buah jeruk merupakan buah non-klimakterik yang mengalami kematangan
ketika masih di pohon. Buah ini tidak mengalami pematangan setelah panen dan
78
tidak menunjukkan kenaikan respirasi yang disertai dengan perubahan besar
dalam rasa dan komposisi biokimia setelah panen. Buah yang belum matang
biasanya kasar, sangat asam atau tart, dan memiliki tekstur internal yang keras
(Ladaniya 2008).
(a) (b)
(c)
Gambar 5.3 Karelasi perubahan tingkat keasaman keasaman buah Jeruk Keprok
Garut terhadap perubahan sifat fisik buah: diameter rata-rata (a),
volume (b), dan massa (c)
Parameter fisik untuk semua kelompok sampel buah Jeruk Keprok Garut
ditunjukkan pada Gambar 5.3. Dalam studi ini, perubahan kematangan buah jeruk
ditandai dengan perubahan keasaman yaitu nilai pH atau dalam bentuk
konsentrasi ion hidrogennya. Untuk buah yang umum atau normal, korelasi umur
buah akan setara dengan perubahan fisik buah. Hal ini bisa dijadikan salah satu
pertimbangan dalam penentuan kematangan karena buah jeruk matang ketika
masih di pohon. Asam organik adalah indeks yang berguna dalam produk buah,
karena mereka memiliki kerentanan yang lebih rendah untuk berubah selama
pengolahan dan penyimpanan dibandingkan komponen lain dari buah-buahan.
Secara bersamaan, beberapa asam organik dapat digunakan sebagai indikator
kematangan, aktivitas bakteri dan ketuaan (Naour et al. 2010). Dari gambar 5.3
tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai pH maka berkorelasi positif
dengan adanya peningkatan ukuran massa, volume, maupun diameter rata-rata
buah walaupun korelasi liniernya hanya sekitar 0.7106 sampai 0.8201. Ini berarti
bahwa buah yang ukurannya lebih besar akan memiliki pH yang lebih tinggi.
Sementara secara fisik buah yang matang dan berkualitas bisa dilihat dari
ukurannya yang sudah besar atau cukup untuk dipanen.
y = 1.3617x + 1.482 R² = 0.8201
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Dia
met
er r
ata-
rata
(cm
)
pH
y = 68.36x - 128.59 R² = 0.7603
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Volu
me
(ml)
pH
y = 48.995x - 49.024 R² = 0.7106
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Mas
sa (
g)
pH
79
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 5.4 Karakteristik perubahan tingkat kekerasan (a), TPT (b), TPT/[H+]
(c), vitamin C (d) pada beberapa tingkat pH selama pematangan
Kalau kita lihat standar pengelompokkan mutu dari segi ukuran buah jeruk
keprok yang berdasarkan SNI 3165 2009 yaitu misalnya untuk kode 1 (diameter >
70 mm) maka dapat diperkirakan nilai pH yang besarnya sekitar > 4,05, nilai pH
untuk kode 2 (61 -70 mm) sekitar 3.39 – 4.05, nilai pH untuk kode 3 (51 -60 mm)
sekitar 2.65-3.33, dan nilai pH untuk kode terkecil yaitu kode 4 (40-50 mm)
y = -11.303x + 65.93
R² = 0.754
14.00
19.00
24.00
29.00
34.00
39.00
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Kek
eras
an (
N)
pH
y = -2E+07x2 + 35318x + 16.415
R² = 0.9054
14.00
19.00
24.00
29.00
34.00
39.00
0.0E+00 4.0E-04 8.0E-04 1.2E-03 1.6E-03
Kek
eras
an (
N)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
y = 1.9596x + 1.0198
R² = 0.4878
3.00
5.00
7.00
9.00
11.00
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
TP
T (
%B
rix)
pH
y = -1304.4x + 8.7676
R² = 0.2723
3.00
5.00
7.00
9.00
11.00
0.0E+00 4.0E-04 8.0E-04 1.2E-03 1.6E-03
TP
T (
%B
rix)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
y = 0.3829x8.9103 R² = 0.9905
0.E+00
1.E+05
2.E+05
3.E+05
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
TP
T/[
H+
] (%
Bri
x/M
)
pH
y = 4.9251x-1.06 R² = 0.9947
0.E+00
1.E+05
2.E+05
3.E+05
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
TP
T/[
H+
] (%
Bri
x/M
)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
R² = 0.0521
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Vit
amin
C
( %
mg/1
00 m
l)
pH
R² = 0.0152
0
20
40
60
80
100
120
0.E+00 5.E-04 1.E-03 2.E-03
Vit
amin
C
(% m
g/1
00m
l)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
80
berkisar lebih kecil dari 2.59. Secara keseluruhan sampel yang diambil pada
bahan uji ini terkelompokkan dalam tiga kelompok ukuran yaitu kode 1 sampai 3.
Sehingga buah jeruk tersebut bisa ditentukan prediksi pengelompokkannya
menjadi tiga kelompok tingkat keasaman.
Selain ditinjau dari ukuran diameter, bisa ditinjau juga dari bobot tiap
buahnya. Untuk kode 1 (bobot > 151 gram/buah) maka dapat diperkirakan nilai
pH yang besarnya sekitar lebih dari 4.08, nilai pH untuk kode 2 (101-150
gram/buah) sekitar 3.06 – 4.06, nilai pH untuk kode 3 (51 -100 gram/buah) sekitar
2.04-3.04, dan pH untuk kode terkecil yaitu kode 4 (40-50 mm) berkisar lebih
kecil dari 2.03. Perbedaan massa ini akan membuat perbedaan pada pH yang
berkisar sekitar 1. Berdasarkan massa juga ternyata semua sampel buah jeruk
terbagi atas tiga kelompok. Terjadinya beda jangkauan batas pH dari hasil ukuran
dan massa ini terjadi sebagai akibat korelasi regresi yang tidak sama. Untuk
pengelompokkan berdasarkan diameter maka perubahan pH terjadi sekitar 0,734
per cm dan berdasarkan massa perubahannya sekitar 0.0204 per gramnya.
Sementara jangkauan pengelompokkan berdasarkan diameter sekitar 1 cm dan
untuk massa sekitar 50 gram. Dari kedua hal ini jelas akan ada perbedaan pula
ketika ditransformasikan dalam parameter yang sama yaitu pH. Dengan
pertimbangan bahwa parameter listrik yang diukur dibagi dengan parameter
masssa maka pengelompokkan yang diambil adalah pengelompokkan berdasarkan
keasaman yaitu pH 4.07, 4.07 > pH 3.05, pH < 3.05. Namun hal ini perlu
dikaji lagi lebih jauh secara organoleptik.
Meningkatnya kematangan buah disertai juga dengan penurunan nilai
kekerasan buah (Gambar 5.4) dan peningkatan total padatan terlarut (TPT). Ketika
konsentrasi ion hidrogen menurun atau keasaman menurun, maka kekerasan
menurun dan TPT meningkat. Dengan kata lain, penurunan keasaman buah
ditandai dengan penurunan konsentrasi ion hidrogen, disertai dengan penurunan
kekerasan buah dan peningkatan TPT buah. Hal ini terjadi ketika buah mengalami
peningkatan kematangan. Ladaniya (2008) menyatakan bahwa hampir 75 hingga
85 persen dari total padatan terlarut jus jeruk adalah gula dan nilai kandungan
gula meningkat selama buah mengalami pematangan di pohon.
Selama pematangan buah normal, kekerasan menurun dan penurunan
karakteristik tekstur ini karena perubahan dalam komposisi dinding sel dan hidrasi
sel pada dinding (Harker dan Maindonald 1994). Polisakarida dinding sel dan
komposisinya juga berkontribusi terhadap kekerasan buah. Konsentrasi
polisakarida dinding sel dalam jaringan flavedo menurun ketika kulit buah
mengalami pelunakan (Muramatsu et al. 1999).
Selain parameter tersebut, pada penelitian ini diuji pula kesetaraan
perbandingan kemanisan terhadap keasaman. Dalam hal ini diekspresikan dalam
bentuk perbandingan TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen. Indek perbandingan
TPT terhadap keasaman menandakan indek mutu buah yang biasa dipakai
(Ladaniya 2008; Bermeja dan Cano 2012). Hasil parameter ini ditunjukan pada
Gambar 5.4c. Dengan melihat profilnya, maka tergambar bahwa peningkatan
kematangan (perubahan nilai pH, massa, dan diameter buah) jika dikorelasikan
dengan indek ini menunjukan korelasi yang positif. Dengan kata lain buah yang
mengalami kenaikan tingkat kematangan akan mengalami peningkatan indeks
mutu buah. Namun perlu diperhatikan bahwa hal ini terjadi untuk buah yang sehat
atau tidak rusak.
81
Penurunan keasaman dianggap karena dilusi sebagai akibat buah mengalami
peningkatan dalam ukuran dan kandungan jus. Asam organik merupakan substrat
respirasi dalam buah. Respiration Quotient yang lebih tinggi (produksi
CO2/konsumsi O2) menunjukkan pemanfaatan asam, terutama asam sitrat dan
malat melalui siklus TCA (asam trikarboksilat), di mana asam akan teroksidasi
dan ATP dibentuk untuk sintesis senyawa baru. Beberapa metabolik baru
terbentuk selama proses tersebut (Ladaniya 2008). Kandungan vitamin C pada
buah juga ditinjau sebagai suatu kajian yang lebih jauh lagi. Hasil kandungan
vitamin C terlihat tidak memiliki korelasi yang jelas dengan nilai pH buah. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena dalam buah jeruk tidak hanya terkandung asam
askorbat saja tetapi ada asam-asam lainnya. Asam organik dan gula bervariasi
menurut spesies, varietas, dan juga kondisi lingkungan dan hortikultura seperti
iklim, batang bawah, dan irigasi (Albertini et al. 2006). Juga efek dari batang
bawah jeruk pada kualitas kandungan buah telah dipelajari oleh para peneliti yang
beragam. Hasilnya cukup berbeda beda dalam beberapa parameter seperti jenis
batang bawah, ciri-ciri morfologi dan biologis, termasuk pertumbuhan dan
produksi tanaman buah, ukuran pohon, adaptasi terhadap kondisi tanah tertentu,
ukuran, tekstur, kualitas internal dan ketuaan (Agusti et al. 2002; Castle 1995).
Kandungan vitamin C dan asam organik lainnya dalam buah-buahan dan sayuran
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perbedaan genotipe, kondisi iklim
sebelum pemanenan dan perlakuan budidaya, kematangan dan metode panen
(Albertini et al. 2006; Kelebek et al. 2009; Lee dan Kader 2000).
Bermeja dan Cano (2012) telah mempelajari variabilitas kimia senyawa
bioaktif dalam bulir jeruk dan jus beserta hubungannya dengan faktor genetik dan
iklim. Selain itu mereka juga telah mengevaluasi komponen bioaktif pada kulit
(flavonoid, karotenoid, vitamin C, minyak esensial dan komposisi mineral) dalam
kultivar mandarin dan beberapa jeruk dari daerah Mediterania (Bermejo et al.
2011; Cano et al. 2008). Informasi mengenai perubahan biokimia pada buah jeruk
selama pematangan dapat ditemukan dalam berbagai laporan. Namun tidak ada
informasi yang komprehensif mengenai perubahan komponen kimia selama
pematangan buah jeruk untuk kasus kondisi iklim dan lapangan yang sama
(Bermeja dan Cano 2012).
Sebagai dasar penetapan indek kematangan dan sekaligus sebagai penetapan
saat panenan suatu komoditi hortikultura tidak hanya ditetapkan pada satu
indikator saja tetapi merupakan kombinasi beberapa indikator atau indek. Seperti
pada buah semangka selain ukuran yang telah cukup besar, saat panen juga
ditetapkan berdasarkan berat masing-masing buah. Untuk buah mangga, tidak
hanya ditandai dengan telah membulatnya bagian ujung buah tetapi disertai
dengan telah mulai terjadi perubahan warna kulit ke arah yang lebih gelap namun
terlihat mengkilap. Begitu juga untuk buah jeruk yang umum dipakai adalah
tingkat keasamannya, namun masih ada yang meninjau dari ukuran, kandungan
jus, dan kemanisan (Santoso 2005).
Keterkaitan Sifat Listrik dengan Fisiko Kimia Buah Jeruk Keprok Garut
Korelasi parameter sifat listrik dengan kematangan buah Jeruk Keprok
Garut juga ditinjau pada panelitian ini. Pada kasus ini, parameter kematangan
diwakili oleh beberapa parameter fisiko kimia yaitu keasaman atau pH, kekerasan,
kemanisan atau TPT, dan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen. Selain itu
82
semua parameter listrik dibagi dengan massa sebagai transformasi parameter
kelistrikan.
Parameter Resistansi Listrik Terkait Sifat Fisiko Kimia Buah Jeruk Keprok
Garut
Resistansi listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut bervariasi terhadap
frekuensinya. Maka dalam hal ini perlu ditinjau kasus-kasus pada setiap frekuensi.
Sebagai gambaran pada variasi frekuensi ini maka dipilih frekuensi dalam skala
kelipatan 10 atau logaritmiknya. Hasil korelasi resistansi listrik per massa
terhadap parameter kematangan buah jeruk diperlihatkan pada Gambar 5.5 sampai
5.9.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.5 Variasi pH terhadap parameter resistansi listrik per massa buah Jeruk
Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100
kHz (d), dan 1MHz (e)
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
20000
40000
60000
80000
100000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
100
200
300
400
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
83
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.6 Variasi TPT terhadap parameter resistansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Resistansi per massa buah jeruk mengalami penurunan selama adanya
peningkatan pH buah (Gambar 5.5). Korelasi yang terjadi menunjukan fungsi
eksponensial. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan pH yang sedikit akan
menurunkan nilai resistansi per massa yang besarnya secara eksponensial. Hal ini
terjadi pada hampir semua frekuensi. Semua korelasi yang terjadi cukup erat
dengan diperlihatkan nilai koefisien determinstik yang cukup besar (R2>0.83).
Korelasi terbaik ditunjukan untuk frekuensi 1 MHz. Hal ini ditandai dengan nilai
koefisien deterministik yang tertinggi (R2
= 0.9174). Bentuk persamaan untuk
resistansi per massa terhadap pH ini diperlihatkan pada Tabel 5.1. Selain
parameter pH, dilakukan juga uji konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
20000
40000
60000
80000
100000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT(%Brix)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
84
resistansi. Korelasinya terlihat pada Gambar 5.8 dan memperlihatkan korelasi
yang linier. Korelasi tinggi juga kembali ditunjukan untuk konsentrasi ion
hidrogen ini (R2 berkisar sekitar 0.95). Dari kedua grafik tersebut dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat keasaman buah, maka semakin tinggi resistansi per
massa dari buah tersebut. Sehingga hal ini bisa dijadikan pertimbangan dalam
penentuan kualitas buah jeruk. Seperti halnya penggunaan parameter resistansi
listrik yang pernah dilakukan Harker dan Maindonald pada penentuan
kematangan buah Nektarin (1994).
Keterkaitan resistansi per massa dengan nilai kemanisan atau TPT buah juga
dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Gambar 5.6. Korelasinya tidak cukup tinggi (R2
berkisar antara 0.32 sampai 0.45), namun profilnya bisa memperlihakan fenomena
adanya penurunan resistansi ketika buah mengalami peningkatan kemanisan. Hal
ini cukup konsisten dengan parameter keasaman. Fenomena kemanisan meningkat
dan keasaman menurun (pH meningkat) merupakan indikasi adanya peningkatan
kematangan. Kedua fenomena itu berkorelasi dengan adanya penurunan resistansi
buah jeruk.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.7 Variasi kekerasan terhadap parameter resistansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
10.00 20.00 30.00 40.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N))
0
20000
40000
60000
80000
100000
10.00 20.00 30.00 40.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0
5000
10000
15000
20000
10.00 20.00 30.00 40.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
10.00 20.00 30.00 40.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0
100
200
300
400
10.00 20.00 30.00 40.00
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
85
Penurunan resistansi juga terjadi ketika kekerasan buah menurun. Dengan
melihat hasil pada Gambar 5.7 nampak bahwa nilai resistansi per massa
meningkat ketika kekerasan meningkat. Fenomena ini pernah dilaporkan oleh
Harker dan Maindonal pada buah Nektarin (1994). Ini dapat diartikan bahwa buah
yang keras dan memiliki pH rendah atau lebih asam akan memiliki resistansi
listrik yang besar daripada buah yang kurang keras atau lebih lembek. Hal ini juga
cukup konsisten dengan parameter keasaman maupun kemanisan. Sehingga ini
bisa mendukung fakta bahwa buah kurang matang atau kematangan rendah akan
memiliki resistansi per massa yang lebih tinggi daripada buah yang lebih matang.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.8 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter resistansi listrik
per massa buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1
kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
0
20000
40000
60000
80000
100000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi Ion Hidrogen (M)
86
Fakta di atas bisa ditinjau lebih jauh dengan indek perbandingan kemanisan
terhadap keasaman seperti Gambar 5.9. Buah yang lebih matang akan memiliki
kualitas yang lebih baik untuk dikonsumsi. Salah satu indek kualitas ini dapat
dilihat pada gambar tersebut. Dengan adanya peningkatan indek ini maka nilai
resistansi per massa mengalami penurunan juga.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.9 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter resistansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Jadi secara keseluruhan data fisiko kimia saling mendukung pada hasil yang
menunjukan adanya penurunan resistansi ketika buah mengalami peningkatan
kematangan. Penurunan resistansi ini berkaitan dengan peningkatan konsentrasi
mobilitas ion atau elektron dalam dinding sel atau peningkatan luas penampang
dinding sel. Penurunan resistansi dinding sel ini terjadi ketika buah mengalami
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0
20000
40000
60000
80000
100000
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Res
ista
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
87
pematangan dan penurunannya terkait pula dengan perubahan tekstur buah
(Harker dan Maindonald 1994).
Dari semua parameter persamaan pada Tabel 5.1 terlihat bahwa secara rata-
rata frekuesni 1 MHz memiliki korelasi yang tertinggi. Hal ini dimungkinkan
karena pada frekuensi yang lebih rendah sebagian besar arus kurang memiliki
daya tembus yang besar. Sementara pada frekuensi yang lebih tinggi membran
pelindung berbagai komponen dalam buah kehilangan sifat isolatornya dan arus
bisa mengalir lebih kuat pada bagian ekstraseluler dan intraseluler (Damez et al.
2007).
Tabel 5.1 Persamaan korelasi parameter resistansi per massa terhadap parameter
fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut Frekuensi
(Hz)
Persamaan resistansi listrik per berat buah jeruk
(ohm/gram) R
2 R
2rataan
1E+02
Rwgt = 706.92 Fr 2 - 26785 Fr +271758 0.8324
0.75124 Rwgt = (3E+07)exp(-1.767pH) 0.8301
Rwgt = (2E+08)TPT(-4.064)
0.3236
Rwgt = ( 2E+08) [H+] – 378.21 0.9667
Rwgt = (6E+07) {TSS/[H+]}
-0.692 0.8034
1E+03
Rwgt = 209.91 Fr 2 – 8025.1 Fr – 82155 0.8745
0.7593
Rwgt = (8E+06)exp(-1.768pH) 0.8152
Rwgt = (9E+07)TPT(-4.262)
0.3489
Rwgt = (6E+07) [H+] + 400.45 0.9637
Rwgt = (2E+07) {TSS/[H+]}
-0.695 0.7942
1E+04
Rwgt = 38.143 Fr 2 – 1430.4 Fr + 14565 0.9338
0.7859
Rwgt = (1E+06)exp(-1.693pH) 0.8579
Rwgt = (9E+06) TPT(-3.945)
0.3434
Rwgt =(1E+07) [H+] + 313.89 0.9623
Rwgt = (3E+06) {TSS/[H+]}
-0.663 0.8318
1E+05
Rwgt = 6.1778 Fr 2 -215.87 Fr + 2151.7 0.9499
0.8078
Rwgt = (239265) exp(-1.632 pH) 0.8854
Rwgt = (2E+06) TPT(-3.951)
0.3864
Rwgt = (2E+06) [H+] + 146.25 0.9454
Rwgt = 520814{TSS/[H+]}
-0.641 0.8728
1E+06
Rwgt = 0.6866 Fr 2 – 22.959 Fr + 224.1 0.9441
0.8334
Rwgt = (32335)exp(-1.651pH) 0.9174
Rwgt = (525438)TPT(-4.259)
0.4500
Rwgt = 234895[H+] + 20.054 0.9526
Rwgt = 73456{TSS/[H+]}
-0.652 0.9028
Keterangan: Fr- kekerasan (N), [H+] – konsentrasi ion hidrogen (M), TPT - total padatan
terlarut(%Brix), Rwgt- resistansi listrik per massa (ohm/gram)
Tinjauan mikroskopik terhadap resistansi buah jeruk sangat kompleks. Hal
ini tidak sederhana seperti konduksi listrik pada konduktor. Lebih jauh lagi
resistansi dipengaruhi oleh resistivitas bahan dan fenomena lintasan bebas rata-
rata elektron. Walaupun menurut hukum Ohm bahwa resistivitas tidak bergantung
pada medan listrik ekternal dan ini berhasil dalam bahan logam, namun pada
88
bahan bukan konduktor besaran kuantitas laju rata-rata elektron dan lintasan bebas
rata-rata elektron bisa saja bergantung pada medan listrik eksternal (Tipler 1991).
Jika dikaitkan dengan kondisi buah utuh, maka sekiranya buah tersebut terbangun
atas bagian-bagiannya. Bagian-bagiannya dimungkinkan tidak hanya membentuk
suatu lapisan resistif saja tetapi bisa lebih kompleks. Dengan adanya efek medan
listrik AC maka dimungkinkan efek perubahan resistansi ini tidak murni oleh efek
konduksi semata, namun gabungan kompleksitas komponen-komponen dari buah.
Sehingga efek tersebut menyebabkan adanya pengaruh frekuensi pada nilai
resistansi itu sendiri.
Parameter Reaktansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk Keprok
Garut
Dalam parameter reaktansi terkandung parameter kapasitansi yang mana
reaktansi berbanding terbalik dengan kapasitansi dan frekuensi sinyal. Peninjauan
reaktansi juga berindikasi pada induktansinya. Reaktansi sebanding dengan
induktansi dan frekuensinya. Reaktansi bisa diartikan sebagai hambatan akibat
fenomena kapasitif dan induktif dari bahan ketika diberikan arus AC. Jadi secara
gambaran yang umum reaktansi ini beranalogi dengan resistansi.
Hasil korelasi reaktansi listrik per massa terhadap parameter fisiko kimia
yang menandakan proses kematangan buah jeruk diperlihatkan pada Gambar 5.10
sampai 5.14. selain itu persamaan korelasinya ditunjukan pada Tabel 5.2.
Reaktansi per massa buah jeruk mengalami penurunan selama adanya
peningkatan pH buah, hal ini memiliki fenomena yang sama dengan resistansi.
Korelasi yang terjadi menunjukan fungsi eksponensial. Sehingga dapat dikatakan
bahwa peningkatan pH yang sedikit akan menurunkan nilai reaktansi per massa
yang besar secara eksponensial. Hal ini terjadi pada hampir semua frekuensi
seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.10. Semua korelasi yang terjadi cukup
erat dengan diperlihatkan nilai koefisien determinstik yang cukup besar (R2
berkisar dari 0.83 sampai 0.93).
Korelasi terbaik untuk korelasi reaktansi-pH ditunjukan untuk frekuensi 1
MHz. Hal ini ditandai dengan nilai koefisien deterministik yang tertinggi (R2
=
0.9318). Bentuk persamaan untuk reaktansi terhadap pH ini diperlihatkan pada
Tabel 5.2. Selain parameter pH, dilakukan juga uji konsentrasi ion hidrogen
terhadap parameter reaktansinya. Korelasinya terlihat pada Gambar 5.13 dan
memperlihatkan korelasi yang linier. Korelasinya juga tinggi jika ditunjukan
untuk konsentrasi ion hidrogen ini dimana R2 rata-rata sekitar 0.95. Dari kedua
grafik tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keasaman buah, maka
semakin tinggi reaktansi per massa dari buah tersebut.
Keterkaitan reaktansi per massa dengan nilai kemanisan atau TPT buah juga
dapat dilihat pada Gambar 5.11 maupun Tabel 5.2. Hal yang sama seperti terjadi
pada parameter resistansi, parameter reaktansi juga menunjukan korelasi yang
kurang tinggi, namun profilnya bisa memperlihakan fenomena adanya penurunan
reaktansi ketika buah mengalami peningkatan kemanisan. Korelasi yang terjadi
hanya sekitar 0.3199 sampai 0.4732. Hal ini cukup konsisten dengan parameter
resistansi. Fenomena kemanisan meningkat dan keasaman menurun (pH
meningkat) merupakan indikasi adanya peningkatan kematangan. Kedua
fenomena itu berkorelasi dengan adanya penurunan reaktansi buah jeruk.
89
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.10 Variasi pH terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Dengan melihat hasil pada Gambar 5.12 nampak bahwa nilai reaktansi per
massa meningkat ketika kekerasan meningkat atau dengan kata lain penurunan
reaktansi juga terjadi ketika kekerasan buah menurun yang menyertai pematangan
buah. Korelasi antara kekerasan dengan reaktansi ini berupa polinomial kuadratik
dengan koefisien deterministik yang tinggi (0.8366 sampai 0.9322). Ini dapat
diartikan bahwa buah yang keras dan memiliki pH rendah atau lebih asam akan
memiliki reaktansi listrik yang besar daripada buah yang kurang keras. Hal ini
juga cukup konsisten dengan parameter resistansi yang terkait keasaman maupun
kemanisan. Fakta ini bisa mendukung sifat buah yang kurang matang atau
kematangan rendah akan memiliki reaktansi maupun resistansi per massa yang
lebih tinggi daripada buah yang lebih matang. Terlihat pula bahwa pada frekuensi
tinggi nilai koefisien deterministik cenderung lebih tinggi.
0
50000
100000
150000
200000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
10000
20000
30000
40000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
1000
2000
3000
4000
5000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
100
200
300
400
500
600
700
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
0
20
40
60
80
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
pH
90
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.11 Variasi TPT terhadap parameter reaktansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Parameter perbandingan kemanisan terhadap keasaman juga diperlihatkan
korelasinya dengan reaktansi pada Gambar 5.14. Buah yang lebih matang akan
memiliki kualitas yang lebih baik untuk dikonsumsi. Indek ini sejalan dengan
kualitas dapat dikorelasikan dengan parameter kelistrikan seperti pada gambar
tersebut. Dengan adanya peningkatan indek ini maka nilai reaktansi per massa
mengalami penurunan juga. Jika digabungkan semua parameter fisiko kimia untuk
kematangan tadi, maka secara keseluruhan data fisiko kimia saling mendukung
pada hasil yang menunjukan adanya penurunan reaktansi ketika buah mengalami
peningkatan kematangan. Penurunan reaktansi ini berkaitan dengan peningkatan
luas penampang dinding sel ketika buah mengalami pematangan dan perubahan
tekstur buah seperti yang diungkapkan Harker dan Maindonald (1994). Selama
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
6.00 8.00 10.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
6.00 8.00 10.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6.00 8.00 10.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
200
400
600
800
6.00 8.00 10.00Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
0
20
40
60
80
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT (%Brix)
91
pematangan buah, perubahan terjadi pada dinsing sel, membran sel, dan
kandungan dalam sel (Bean et al. 1960).
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.12 Variasi kekerasan terhadap parameter reaktansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0.E+00
4.E+04
8.E+04
1.E+05
2.E+05
15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0.E+00
1.E+04
2.E+04
3.E+04
4.E+04
15.00 25.00 35.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0.E+00
5.E+02
1.E+03
2.E+03
2.E+03
3.E+03
3.E+03
4.E+03
4.E+03
5.E+03
15.00 25.00 35.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0.E+00
2.E+02
4.E+02
6.E+02
8.E+02
15.00 25.00 35.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Kekerasan (N)
92
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.13 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter reaktansi
listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz
(a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0.E+00
5.E+04
1.E+05
2.E+05
2.E+05
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.E+00
1.E+04
2.E+04
3.E+04
4.E+04
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.E+00
1.E+03
2.E+03
3.E+03
4.E+03
5.E+03
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.E+00
2.E+02
4.E+02
6.E+02
8.E+02
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0
20
40
60
80
100
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
93
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.14 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter reaktansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Dari semua korelasi yang diambil maka dapat dilihat bahwa frekuensi 1
MHz lebih baik dan konsisten untuk setiap parameter fisikokimianya. Euring et
al. (2011) dan Pliquett (2010) menjelaskan bahwa jika frekuensi di bagian atas
dari wilayah β-dispersion yang dipilih, arus mengalir melalui sel. Jika frekuensi
yang lebih rendah dipilih pada wilayah β-dispersion, arus ini hanya dapat
mengalir melalui ruang ekstraseluler. Selain itu membran sel berperilaku seperti
resistor listrik pada wilayah frekuensi ini (Angersbach et al. 1999; Angersbach et
al. 2002). Dengan demikian cukup jelas bahwa frekuensi tinggi ini lebih baik
karena arusnya bisa menjalar pada bagian sel buah lebih jauh.
0.E+00
5.E+04
1.E+05
2.E+05
2.E+05
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0.E+00
1.E+04
2.E+04
3.E+04
4.E+04
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0.E+00
1.E+03
2.E+03
3.E+03
4.E+03
5.E+03
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0.E+00
2.E+02
4.E+02
6.E+02
8.E+02
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Rea
kta
nsi
/mas
sa (
/g)
TPT/[H+]
0
20
40
60
80
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Rea
kta
nsi
/mass
a (
/g)
TPT/[H+]
94
Tabel 5.2 Persamaan korelasi antara reaktansi listrik dengan parameter fisiko kimia buah
Jeruk Keprok Garut
Frekuensi
(Hz)
Persamaan reaktansi per massa
(ohm/gram) R
2 R
2average
1E+02
Xwgt = 366.19Fr2 - 14103Fr + 144098 0.8366
0.7548 Xwgt = (1E+07)exp(-1.776 pH) 0.8381
Xwgt = 800875exp(-0.462 TPT) 0.3199
Xwgt = (1E+08) [H+] – 1038.3 0.9677
Xwgt = (3E+07){ TSS/[H+]}
– 0696 0.8116
1E+03
Xwgt = 72.379Fr2 – 2700.2Fr + 27617 0.8901
0.7704
Xwgt = (3E+06)exp(-1.683 pH) 0.8330
Xwgt = 209913exp(-0.461 TPT) 0.3527
Xwgt = (2E+07) [H+]+ 712.7 0.9640
Xwgt = (6E+06){ TSS/[H+]}
- 0.661 0.8121
1E+04
Xwgt = 8.6493Fr2 – 297.35Fr + 3011 0.9322
0.8107
Xwgt = 249297exp(-1.512 pH) 0.8967
Xwgt = (26534)exp(-0.416 TPT) 0.3822
Xwgt = (3E+06) [H+] + 281.6 0.9677
Xwgt = 513386{ TSS/[H+]}
– 0.594 0.8745
1E+05
Xwgt = 0.9309Fr2 -27.145Fr + 277.39 0.9222
0.8275
Xwgt = 23254exp(-1.332 pH) 0.9218
Xwgt = 3815exp(-0.385 TPT) 0.4352
Xwgt = 389570[H+] + 73.475 0.9533
Xwgt = 44803{ TSS/[H+]}
– 0.525 0.9052
1E+06
Xwgt = 0.0982Fr2 – 2.4942Fr + 26.702 0.9164
0.8383
Xwgt = 2094exp(-1.207 pH) 0.9318
Xwgt = 455exp(-0.362 TPT) 0.4732
Xwgt = 47448[H+] + 11.973 0.9501
Xwgt = 3847{TSS/[H+]}
- 0.477 0.9199
Keterangan: Fr- kekerasan (N), [H+] – konsentrasi ion hidrogen (M), TPT - total padatan terlarut
(%Brix), Xwgt- reaktansi listrik per massa (ohm/gram)
Parameter Impedansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk Keprok
Garut.
Dengan meninjau bahwa parameter impedansi listrik (Z) yang tersusun
antara resistansi (R atau 'Z ) dan reaktansi (X atau "Z ) sebagai penjumlahannya
secara bilangan kompleks, maka nilai impedansi haruslah menggambarkan kedua
parameter tersebut secara bersamaan. Parameter resistansi dan reaktansi telah
digambarkan pada bagian sebelumnya dan didapat bahwa kedua parameter
tersebut ada korelasi dengan parameter-parameter fisiko kimia buah jeruk, maka
bisa dipastikan pula akan adanya korelasi secara bersamaan antara impedansi
dengan parameter fisiko kimia tersebut. Namun gambaran impedansi
dimungkinkan lebih representatif dan komprehensif daripada resistansi saja
ataupun reaktansinya saja. Maka tinjauan impedansi listrik dirasakan sangat
penting untuk ditinjau.
95
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.15 Variasi pH terhadap parameter impedansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Hasil korelasi impedansi listrik per massa terhadap parameter fisiko kimia
yang menandakan proses kematangan buah Jeruk Keprok Garut diperlihatkan
pada Gambar 5.15 sampai 5.19. selain itu persamaan korelasinya ditunjukkan
pada Tabel 5.3.
Impedansi listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut mengalami penurunan
selama adanya peningkatan pH buah, hal ini memiliki fenomena yang sejalan
dengan parameter penyusunnya yaitu reaktansi dan resistansi. Mengingat korelasi
antara resistansi maupun reaktansi dengan nilai pH menunjukan fungsi
eksponensial, maka hal itu juga memberikan penguatan fakta terhadap korelasi
impedansi dengan nilai pH. Hal ini terbukti dengan meninjau hasil yang
diperlihatkan pada Gambar 5.15.
0
50000
100000
150000
200000
250000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
pH
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
pH
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
pH
0
100
200
300
400
500
600
700
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70Im
ped
ansi
/mass
a (
/g)
pH
0
20
40
60
80
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
pH
96
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.16 Variasi TPT terhadap parameter impedansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Nilai impedansi berkorelasi dengan pH sebagai fungsi eksponensial.
Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan pH yang sedikit akan menurunkan
nilai impedansi, resistansi, begitu pula reaktansi per massa yang besar secara
eksponensial. Semua korelasi yang terjadi cukup erat dengan diperlihatkan nilai
koefisien determinstik yang cukup besar (R2 berkisar dari 0.836 sampai 0.918).
Korelasi terbaik ditunjukan untuk frekuensi 1 MHz. Hal ini ditandai dengan nilai
koefisien deterministik yang tertinggi (R2
= 0.9184). Bentuk Persamaan untuk
impedansi terhadap pH ini diperlihatkan pada Tabel 5.3. Sama kasusnya dengan
tinjauan resistansi dan reaktansi, maka pada impedansi pula dilakukan uji korelasi
dengan konsentrasi ion hidrogen sebagai tanda keasaman buah. Korelasinya
terlihat pada Gambar 5.18 dan memperlihatkan korelasi yang linier. Korelasinya
juga tinggi jika ditunjukan untuk konsentrasi ion hidrogen ini dimana R2 sekitar
0.9515 sampai 0.9663. Dari kedua grafik tersebut dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi keasaman buah, maka semakin tinggi impedansi per massa dari buah,
0
50000
100000
150000
200000
250000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT (%Brix)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT (%Brix)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT (%Brix)
0
100
200
300
400
500
600
700
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT (%Brix)
0
20
40
60
80
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT (% Brix)
97
begitu juga dengan parameter resistansi dan reaktansi per massa dari buah
tersebut.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.17 Variasi kekerasan terhadap parameter impedansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Ilustrasi perubahan nilai impedansi per massa buah dengan nilai kemanisan
atau TPT buah juga diperlihatkan pada Gambar 5.16 dan Tabel 5.3. Dengan
mengingat parameter resistansi maupun reaktansi yang kurang memiliki korelasi
yang kuat dengan tingkat kemanisan buah maka hal ini juga akan mempengaruhi
parameter impedansinya. Fenomena umumnya dari impedansi ini dapat dikatakan
adanya penurunan impedansi ketika buah mengalami peningkatan kemanisan. Hal
ini cukup konsisten dengan parameter reaktansi dan resistansi. Peningkatan nilai
kemanisan bersamaan dengan penurunan keasaman merupakan indikasi adanya
peningkatan kematangan. Hal ini menyebabkan adanya fenomena penurunan
impedansi, resistansi dan reaktansi listrik dari buah Jeruk Keprok Garut.
0
50000
100000
150000
200000
250000
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Kekerasan (N)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
10.00 20.00 30.00 40.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Kekerasan (N)
0
1000
2000
3000
4000
5000
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Kekerasan (N)
0
100
200
300
400
500
600
700
10.00 20.00 30.00 40.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Kekerasan (N)
0
20
40
60
80
10.00 20.00 30.00 40.00
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Kekerasan (N)
98
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.18 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter impedansi
listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz
(a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Dengan melihat hasil pada Gambar 5.17 nampak bahwa nilai impedansi per
massa meningkat ketika kekerasan meningkat atau dengan kata lain ketika
kekerasan buah menurun yang bersamaan dengan pematangan yang meningkat
akan disertai dengan penurunan impedansi listrik. Hasil ini bisa memperkuat
fenomena penurunan impedansi ketika buah mengalami pematangan. Dengan
meninjau kembali pada parameter kematangan yang terkait dengan keasaman dan
kemanisan, maka parameter kekerasan juga akan berkorelasi dengan nilai
impedansi. Ini dapat dikatakan bahwa buah kurang matang yang diindikasikan
dengan kulit yang keras, kemanisan rendah dan memiliki pH rendah atau lebih
asam akan memiliki impedansi listrik yang besar daripada buah yang lebih
0
50000
100000
150000
200000
250000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Imped
ansi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0
1000
2000
3000
4000
5000
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Imped
ansi
/mas
sa (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0
100
200
300
400
500
600
700
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0
20
40
60
80
100
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
99
matang. Hal ini juga cukup konsisten dengan parameter resistansi dan reaktansi
yang terkait keasaman, kekerasan maupun kemanisan.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.19 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter impedansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Pada Gambar 5.19 diperlihatkan keterkaitan impedansi listrik dengan
parameter rasio kemanisan terhadap keasaman yang tidak linier. Dengan adanya
peningkatan indek ini maka nilai impedansi per massa mengalami penurunan
juga. Hal ini konsisten pula dengan parameter resistansi maupun reaktansi. Jika
digabungkan semua parameter fisiko kimia untuk kematangan tadi, maka secara
0
50000
100000
150000
200000
250000
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT/[H]
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT/[H]
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT/[H]
0
100
200
300
400
500
600
700
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT/[H]
0
20
40
60
80
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Imped
ansi
/mass
a (
/g)
TPT/[H]
100
keseluruhan data fisiko kimia saling mendukung pada hasil yang menunjukan
adanya penurunan impedansi, reasistansi, dan reaktansi ketika buah mengalami
peningkatan kematangan. Kajian impedansi ini juga telah didukung oleh beberapa
literatur seperti pada impedansi listrik dari buah kiwi selama pematangan buah
dipelajari oleh Bauchot et al. Pengukuran mereka dilakukan pada buah utuh,
bagian dari pericarp luar, pericarp dalam dan inti. Selama pematangan, ada
perubahan karakteristik impedansi dari buah kiwi bahkan sampai 10 kali lipat
yang dipengaruhi parameter kekerasan (Bauchot et al. 2000). Pengukuran
impedansi listrik telah banyak digunakan untuk menyelidiki beberapa sifat dari
produk pertanian seperti tomat (Varlan dan Sansen 1996), nectarine (Harker dan
Dunlop 1994), dan daging (Damez et al. 2005; Damez et al. 2007) .Fenomena
penurunan impedansi dari buah ketika mengalami kematangan telah diteliti oleh
beberapa peneliti seperti pada nektarin, tomat, dan kesemek (Harker dan
Maindonald 1994; Varlan dan Sansen 1996; Harker dan Forbes 1997).
Tabel 5.3 Persamaan korelasi antara impedansi listrik per massa dengan parameter
fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut Frekuensi
(Hz)
Persamaan impedansi listrik
(ohm/gram) R
2 R
2rataan
1E+02
Zwgt = 511.73 Fr2 - 19796 Fr + 203011 0.8551
0.7686 Zwgt = (2E+07)exp(-1.748 pH) 0.8421
Zwgt = (2E+08)TPT-4.177
0.3556
Zwgt = (1E+08)[H+] – 1136 0.9663
Zwgt = (4E+07){TSS/[H+]}
-0.682 0.8207
1E+03
Zwgt = 73.906 Fr2 – 2674.1 Fr + 27024 0.8917
0.7876
Zwgt = (2E+07)exp(-1.748 pH) 0.8360
Zwgt = (5E+07)TPT-4.368
0.4150
Zwgt = (2E+07)[H+] + 1076.2 0.9611
Zwgt = (7E+06){TSS/[H+]}
-0.666 0.8344
1E+04
Zwgt = 8.212Fr2 – 267.59 Fr +2667.4 0.9315
0.8282
Zwgt = (269516)exp(-1.505 pH) 0.9089
Zwgt = (3E+06)TPT-3.853
0.4407
Zwgt = (3E+06)[H+] + 343.19 0.9616
Zwgt = 548081{TSS/[H+]}
-0.591 0.8981
1E+05
Zwgt = 0.88Fr2 – 24.097 Fr + 245.9 0.9206
0.8346
Zwgt = (22881)exp(-1.31 pH) 0.9168
Zwgt = (241280)TPT-3.449
0.4696
Zwgt = 395727[H+] + 80.944 0.9517
Zwgt = 43583{TSS/[H+]}
-0.517 0.9143
1E+06
Zwgt = 0.0952 Fr2 – 2.3442 Fr + 26.981 0.9169
0.8350
Zwgt = (1604.2)exp(-1.11 pH) 0.9184
Zwgt = (11916)TPT-2.926
0.4719
Zwgt = 47415[H+] + 13.928 0.9515
Zwgt = 2772.8{TSS/[H+]}
-0.438 0.9164
Keterangan: Fr- kekerasan (N), [H+] – konsentrasi ion hidrogen (M), TPT - total padatan terlarut
(%Brix), Zwgt- impedansi listrik per massa (ohm/gram)
101
Parameter Induktansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk Keprok
Garut
Pada kajian parameter impedansi listrik (Z) dan reaktansi (X atau "Z ) telah
diperlihatkan korelasi dan keteraturannya dengan parameter fisiko kimia. Dengan
meninjau kembali bahwa impedansi tersusun atas reaktansinya (X atau "Z ) dan
reaktansi itu juga terbagi atas reaktansi induktif sebagai fungsi induktansi dan
frekuensi, maka tinjauan induktansi akan memberikan kajian yang lebih terperinci
mengenai sifat listrik bahan.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.20 Variasi pH terhadap nilai induktansi listrik buah Jeruk Keprok
Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz
(d), dan 1MHz (e)
Reaktansi induktif berkorelasi langsung dengan induktansi dan
frekuensinya, maka bisa kita tinjau bahwa fenomena reaktansi akan memiliki
0.0E+00
5.0E+01
1.0E+02
1.5E+02
2.0E+02
2.5E+02
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
pH
0.0E+00
1.0E+00
2.0E+00
3.0E+00
4.0E+00
5.0E+00
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
pH
0.0E+00
2.0E-02
4.0E-02
6.0E-02
8.0E-02
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
pH
0.0E+00
2.0E-04
4.0E-04
6.0E-04
8.0E-04
1.0E-03
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
pH
0.0E+00
2.0E-06
4.0E-06
6.0E-06
8.0E-06
1.0E-05
1.2E-05
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
pH
102
kesamaan dengan induktansinya. Perlu ditekankan bahwa dalam hal ini medan
listrik eksternal itu berupa medan listrik AC. Adanya pergantian arah medan
listrik akan berefek pada perubahan arah arus. Lebih jauh lagi akan berefek pada
munculnya perubahan fluks magnetik pada bahan yang dilaluinya. Hal inilah yang
menjadi pertimbangan bahwa ketika aliran arus AC diberikan akan menyebabkan
perubahan fluks magnetik (Hayt dan Buck 2006) yang akan menyebabkan adanya
perubahan induktansi. Dominasi perubahan arus berdasarkan waktu atau frekuensi
adalah penyebab utama munculnya induktansi ini. Induktansi merupakan
perbandingan potensial gerak elektrik imbas atau ggl dengan perubahan arus
terhadap waktu (Halliday dan Resnick 1978).
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.21 Variasi TPT terhadap nilai induktansi listrik buah Jeruk Keprok
Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz(c), 100kHz (d),
dan 1MHz (e)
Hasil korelasi induktansi listrik per massa terhadap parameter fisiko kimia
yang menandakan proses kematangan buah Jeruk Keprok Garut diperlihatkan
0.0E+00
5.0E+01
1.0E+02
1.5E+02
2.0E+02
2.5E+02
6.00 8.00 10.00
Indukta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT (%Brix)
0.0E+00
1.0E+00
2.0E+00
3.0E+00
4.0E+00
5.0E+00
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Indukta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT (%Brix)
0.0E+00
2.0E-02
4.0E-02
6.0E-02
8.0E-02
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00
Indukta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT (%Brix)
0.0E+00
2.0E-04
4.0E-04
6.0E-04
8.0E-04
1.0E-03
6.00 8.00 10.00
Indukta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT (%Brix)
0.0E+00
2.0E-06
4.0E-06
6.0E-06
8.0E-06
1.0E-05
1.2E-05
6.00 8.00 10.00
Indukta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT (%Brix)
103
pada Gambar 5.20 sampai 5.24. selain itu persamaan korelasinya ditunjukan pada
Tabel 5.4.
Induktansi listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut mengalami penurunan
selama adanya peningkatan pH buah, hal ini memiliki fenomena yang sejalan
dengan parameter reaktansi dengan mengacu pada )(LX l . Mengingat
korelasi antara reaktansi dengan nilai pH menunjukan fungsi eksponensial, maka
hal itu juga memberikan penguatan fakta terhadap korelasi induktansi dengan nilai
pH yang eksponensial juga. Hal ini terbukti dengan meninjau hasil yang
diperlihatkan pada Gambar 5.20. Peningkatan pH akan menurunkan nilai
induktansi maupun reaktansi per massa secara eksponensial.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.22 Variasi kekerasan terhadap nilai induktansi listrik buah Jeruk
Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz(a), 1 kHz(b), 10 kHz(c), 100
kHz(d), dan 1MHz(e)
Semua korelasi induktansi dengan pH yang terjadi cukup erat dengan
diperlihatkan nilai koefisien determinstik yang cukup besar (R2 berkisar dari
0.0E+00
5.0E+01
1.0E+02
1.5E+02
2.0E+02
2.5E+02
6.00 16.00 26.00 36.00
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Kekerasan (N)
0.0E+00
1.0E+00
2.0E+00
3.0E+00
4.0E+00
5.0E+00
6.00 16.00 26.00 36.00
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Kekerasan (N)
0.0E+00
1.0E-02
2.0E-02
3.0E-02
4.0E-02
5.0E-02
6.0E-02
7.0E-02
6.00 16.00 26.00 36.00
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Kekerasan (N))
0.0E+00
2.0E-04
4.0E-04
6.0E-04
8.0E-04
1.0E-03
6.00 16.00 26.00 36.00
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Kekerasan (N)
0.0E+00
2.0E-06
4.0E-06
6.0E-06
8.0E-06
1.0E-05
1.2E-05
6.00 16.00 26.00 36.00
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Kekerasan (N)
104
0.827 sampai 0.931). Korelasi terbaik ditunjukan untuk frekuensi 1 MHz. Hal ini
ditandai dengan nilai koefisien deterministik yang tertinggi (R2
= 0.9316). Bentuk
persamaan untuk induktansi terhadap pH diperlihatkan pada Tabel 5.4. Tinjauan
keasaman pula bisa ditunjukan dengan konsentrasi ion hidrogen. Uji korelasi
induktansi dengan konsentrasi ion hidrogen juga dilakukan. Korelasinya terlihat
pada Gambar 5.23 dan memperlihatkan korelasi yang linier. Korelasinya juga
tinggi dengan R2 rata-rata sekitar 0.94. Dari kedua grafik tersebut dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi keasaman buah, maka semakin tinggi induktansi per massa
dari buah.
Kajian korelasi induktansi terhadap kemanisan buah Jeruk Keprok Garut
juga telah dilakukan. Ilustrasi perubahan nilai induktansi per massa buah dengan
nilai kemanisan (TPT) buah juga diperlihatkan pada Gambar 5.21 dan Tabel 5.4.
Korelasi yang kurang kuat juga terjadi pada parameter induktansi-TPT ini. Hal ini
ditunjukan dengan koefisien deterministik berkisar pada nilai kurang dari 0.5.
Namun, secara umum dapat dilihat bahwa ada penurunan induktansi listrik ketika
buah mengalami peningkatan kemanisan. Hal ini cukup konsisten dengan
parameter reaktansinya. Dengan mengingat bahwa peningkatan nilai kemanisan
bersamaan dengan penurunan keasaman merupakan indikasi adanya peningkatan
kematangan. Maka hal ini dapat dikatakan bahwa adanya fenomena penurunan
induktansi ataupun reaktansi listrik dari buah Jeruk Keprok Garut selama
kematangan.
Hasil korelasi induktansi terhadap kekerasan buah Jeruk Keprok Garut
diperlihatkan pada Gambar 5.22 dan Tabel 5.4. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa nilai induktansi per massa meningkat ketika kekerasan meningkat atau
dengan kata lain penurunan induktansi juga terjadi ketika kekerasan buah
menurun. Korelasi dengan kekerasan ini memiliki nilai yang tinggi yaitu tertinggi
R2 sebesar 0.9363. Korelasi terkecil pada frekuensi 100 Hz yaitu sekitar 0.8378.
Dengan meninjau kembali pada parameter kematangan yang terkait dengan
keasaman dan kemanisan, maka parameter kekerasan juga akan berkorelasi
dengan nilai induktansi. Ini dapat dikatakan bahwa buah kurang matang yang
diindikasikan dengan kulit yang keras, kemanisan rendah dan memiliki pH rendah
atau lebih asam akan memiliki induktansi listrik yang besar daripada buah yang
lebih matang. Hal ini juga cukup konsisten dengan parameter reaktansi yang
terkait keasaman, kekerasan maupun kemanisan. Jika arus yang diberikan berupa
arus AC maka fenomena perubahan arus terhadap waktu yang muncul dalam
bahan akan akan berbanding terbalik dengan induktansinya. Sementara induktansi
ini menurun jika kematangan meningkat, maka dapat dikatakan fenomena
kemunculan arus akan meningkat. Hal ini juga berkorelasi pula dengan resistansi,
reaktansi, maupun impedansinya.
Informasi fenomena induktansi secara tersendiri dalam bahan pertanian
belum ada yang melaporkan, hal ini dimungkinkan pembahasan dan penafsiran
sifat bahan lebih representatif jika dimunculkan dengan reaktansinya. Selain itu
fenomena induktansi hampir tidak muncul secara tersendiri dan langsung dalam
bahan-bahan biologi, tetapi selalu disertai dengan fenomena kapasistifnya.
Sehingga secara keseluruhan penjelasan reaktansi lebih komprehensif daripada
induktansi saja.
105
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.23 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap nilai induktansi listrik
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Pada Gambar 5.24 diperlihatkan keterkaitan induktansi listrik dengan
parameter rasio kemanisan terhadap keasaman yang tidak linier. Dengan adanya
peningkatan indek ini maka nilai induktansi per massa mengalami penurunan
juga. Hal ini konsisten pula dengan parameter reaktansi. Korelasi antara kedua
parameter ini cukup kuat. Nilai koefisien deterministik rata-rata sekitar 0.85. Hasil
korelasi semua parameter fisiko kimia untuk kematangan tadi dengan induktansi
memberikan informasi yang saling mendukung. Secara keseluruhan buah
mengalami penurunan induktansi ketika buah mengalami peningkatan
kematangan.
0.0E+00
5.0E+01
1.0E+02
1.5E+02
2.0E+02
2.5E+02
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.0E+00
1.0E+00
2.0E+00
3.0E+00
4.0E+00
5.0E+00
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Konsentrasi ion hidrogen(M)
0.0E+00
1.0E-02
2.0E-02
3.0E-02
4.0E-02
5.0E-02
6.0E-02
7.0E-02
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Konsentrasi ion hidrogen(M)
0.0E+00
2.0E-04
4.0E-04
6.0E-04
8.0E-04
1.0E-03
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.0E+00
2.0E-06
4.0E-06
6.0E-06
8.0E-06
1.0E-05
1.2E-05
0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 1.50E-03
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
106
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.24 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter induktansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0.0E+00
5.0E+01
1.0E+02
1.5E+02
2.0E+02
2.5E+02
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT/[H+]
0.0E+00
1.0E+00
2.0E+00
3.0E+00
4.0E+00
5.0E+00
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Indu
kta
nsi
/mass
a (
H/g
)
TPT/[H+]
0.0E+00
2.0E-02
4.0E-02
6.0E-02
8.0E-02
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Indu
kta
nsi
/mass
a (
H/g
)
TPT/[H+]
0.0E+00
2.0E-04
4.0E-04
6.0E-04
8.0E-04
1.0E-03
0.0E+0 1.0E+5 2.0E+5 3.0E+5 4.0E+5
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT/[H+]
0.0E+00
2.0E-06
4.0E-06
6.0E-06
8.0E-06
1.0E-05
1.2E-05
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Indu
kta
nsi
/mas
sa (
H/g
)
TPT/[H+]
107
Tabel 5.4 Persamaan korelasi antara induktansi listrik per massa dengan
parameter fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut Frekuensi
(Hz)
Persamaan Induktansi per massa
(ohm/gram) R
2 R
2rataan
1E+02
Lwgt = 0.5801 Fr2-22.306Fr +227.05 0.8378
0.7656 Lwgt =(26163)exp( -1.828pH) 0.85518
Lwgt =199158TPT-4.223
0.3364
Lwgt = 162182 [H+] -2.2442 0.9703
Lwgt = (60915) {TSS/[H+]}
-0.716 0.8282
1E+03
Lwgt = 0.0111 Fr2-0.4138Fr +4.241 0.8881
0.7662
Lwgt = (377.13)exp( -1.662pH) 0.8275
Lwgt = 3181.8TPT -3.974
0.3486
Lwgt = 3236.4[H+] +0.1279 0.9616
Lwgt = (827.37) {TSS/[H+]}
-0.652 0.8052
1E+04
Lwgt = 0.0001 Fr2-0.0044Fr +0.0443 0.9363
0.8133
Lwgt =(3.876)exp( -1.514pH) 0.8993
Lwgt =31.704 TPT -3.695
0.3944
Lwgt =43.442 [H+] + 0.0045 0.9588
Lwgt = (8.0067) {TSS/[H+]}
-0.595 0.8776
1E+05
Lwgt = (1E+06) Fr2-(4E-05)Fr +0.0004 0.9237
0.8221
Lwgt = (0.0319)exp( -1.297pH) 0.9165
Lwgt =0.2439TPT -3.274
0.4302
Lwgt = 0.5739[H+] + 0.0001 0.9410
Lwgt = 0.0602{TSS/[H+]}
-0.511 0.8989
1E+06
Lwgt = (1E-08) Fr2- (3E-7)Fr + (3E-6) 0.9215
0.8388
Lwgt = (0.0003)exp( -1.201pH) 0.9316
Lwgt =0.0029 TPT -3.201
0.4874
Lwgt = 0.0069[H+] + 2E-06 0.9321
Lwgt = 0.0006{TSS/[H+]}
-0.475 0.9214
Keterangan: Fr- kekerasan (N), [H+] – konsentrasi ion hidrogen (M), TPT - total padatan terlarut
(%Brix), Lwgt- induktansi listrik per massa (ohm/gram)
Parameter Kapasitansi Listrik Terkait Sifat Fisiko-Kimia Buah Jeruk
Keprok Garut
Pada kajian parameter induktansi listrik (L) dan reaktansi (X atau "Z ) telah
diperlihatkan korelasi dan keteraturannya dengan parameter fisiko kimia. Dengan
meninjau kembali bahwa reaktansinya (X atau "Z ) itu juga terbagi atas reaktansi
induktif sebagai fungsi induktansi dan reaktansi kapasitif sebagai fungsi dari
kapasitansi, maka tinjauan reaktansi akan lengkap jika kedua sifat tersebut dikaji.
Kajian kapasitansi dan induktansi akan memberikan kajian yang lebih terperinci
mengenai sifat reaktansi listrik dari bahan tersebut. Reaktansi kapasitif berkorelasi
dengan kapasitansi dan frekuensinya, namun nilai reaktansinya berbanding
terbalik terhadap nilai kapasitansi maupun frekuensi.
108
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.25 Variasi pH terhadap parameter kapasitansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Parameter kapasitansi berkorelasi dengan sifat dielektrik dan polaritas
bahan. Besarnya polarisasi muatan pada bahan akan sangat menentukan besarnya
kapasitansi. Tingkat polarisasi ini bisa dilihat juga dengan konstanta
dielektriknya. Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi dielektrikum bahan
adalah komposisi, struktur, dan kandungan air. Selain itu sifat ini terlibat dengan
usia atau tahap kematangan bahan makanan (Sosa-Morales et al. 2010). Seperti
yang diutarakan Majewska et al. (2008) bahwa perubahan sifat listrik dari biji-
bijian gandum secara signifikan tergantung pada frekuensi arus yang dipakai,
kelembaban biji-bijian, fitur geometris dan berbagai jenis gandum.
0.0E+00
2.0E-12
4.0E-12
6.0E-12
8.0E-12
1.0E-11
1.2E-11
1.4E-11
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
Kap
asit
ansi
/mas
sa (
F/g
)
pH
0.E+00
2.E-12
4.E-12
6.E-12
8.E-12
1.E-11
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
Kap
asit
ansi
/mas
sa (F
/g)
pH
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
Kap
asit
ansi
/mas
sa (F
/g)
pH
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
Kap
asit
ansi
/mas
sa (F
/g)
pH
0.E+00
2.E-13
4.E-13
6.E-13
8.E-13
1.E-12
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
Kap
asit
ansi
/mas
sa (F
/g)
pH
109
Hasil korelasi kapasitansi listrik per massa terhadap parameter fisiko kimia
yang menandakan proses kematangan buah Jeruk Keprok Garut diperlihatkan
pada Gambar 5.25 sampai 5.29. selain itu persamaan korelasinya ditunjukan pada
Tabel 5.5.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.26 Variasi TPT terhadap parameter kapasitansi listrik per massa buah
Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
Kapasitansi listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut mengalami
peningkatan bersamaan dengan adanya peningkatan pH buah, hal ini memiliki
fenomena yang berkebalikan dengan parameter induktansi dan reaktansi dengan
mengacu pada 1)(CXc
. Mengingat korelasi antara reaktansi dengan nilai
pH menunjukan fungsi eksponensial, maka hal itu dijadikan dasar pada
pembentukan korelasi kapasitansi dengan nilai pH. Hal ini terlihat dengan
meninjau hasil yang diperlihatkan pada Gambar 5.25. Peningkatan pH akan
menaikan kapasitansi. Dengan menaiknya kapasitansi maka reaktansi akan
0.0E+00
2.0E-12
4.0E-12
6.0E-12
8.0E-12
1.0E-11
1.2E-11
1.4E-11
6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT (%Brix)
0.E+00
2.E-12
4.E-12
6.E-12
8.E-12
1.E-11
6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT (%Brix)
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT (%Brix)
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT (%Brix)
0.E+00
2.E-13
4.E-13
6.E-13
8.E-13
1.E-12
6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0
Kap
asit
ansi
/mas
sa (F
/g)
TPT (%Brix)
110
menurun. Hal ini cukup sejalan dengan data hasil pengukuran reaktansi per massa
buah jeruk. Namun, semua korelasi kapasitansi-pH yang terjadi cukup lemah
dengan diperlihatkan nilai koefisien determinstik yang sangat rendah. Bentuk
persamaan untuk kapasitansi terhadap pH diperlihatkan pada Tabel 5.5. Kajian pH
selalu diperlihatkan kaitannya dengan konsentrasi ion hidrogen. Hal itu
diperlihatkan pula pada Gambar 5.28 dan memperlihatkan korelasi yang lemah.
Dari kedua grafik tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keasaman buah,
maka semakin rendah kapasitansi per massa dari buah. Atau dengan kata lain
kapasitansi kurang berkorelasi dengan baik terhadap nilai pH walaupun
keterkaitannya bisa mendukung terhadap parameter reaktansi listriknya.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.27 Variasi Kekerasan terhadap parameter kapasitansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0.0E+00
4.0E-12
8.0E-12
1.2E-11
1.6E-11
10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Kekerasan (N)
0.E+00
2.E-12
4.E-12
6.E-12
8.E-12
1.E-11
10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Kekerasan (N)
2.5E-13
1.3E-12
2.3E-12
3.3E-12
4.3E-12
10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Kekerasan (N)
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Kekerasan (N)
0.E+00
2.E-13
4.E-13
6.E-13
8.E-13
1.E-12
10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Kekerasan (N)
111
Kajian korelasi kapasitansi terhadap tingkat kemanisan buah Jeruk Keprok
Garut juga telah dilakukan. Ilustrasi perubahan nilai kapasitansi per massa buah
dengan nilai kemanisan (TPT) buah diperlihatkan pada Gambar 5.26 dan Tabel
5.5. Korelasi yang kurang kuat juga terjadi pada parameter TPT. Hal ini diunjukan
dengan koefisien deterministik berkisar pada nilai kurang dari 0.32. Namun,
secara umum dapat difahami akan adanya peningkatan kapasitansi listrik ketika
buah mengalami peningkatan kemanisan. Hal ini cukup konsisten dengan
parameter reaktansinya. Peningkatan nilai kemanisan bersamaan dengan
penurunan keasaman merupakan indikasi adanya peningkatan kematangan. Hal
ini menyebabkan adanya fenomena peningkatan kapasitansi atau penurunan
reaktansi listrik dari buah jeruk.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.28 Variasi konsentrasi ion hidrogen terhadap parameter kapasitansi
listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz
(a), 1 kHz (b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
Hasil korelasi kapasitansi terhadap kekerasan buah Jeruk Keprok Garut
diperlihatkan pada Gambar 5.27 dan Tabel 5.5. Dari gambar tersebut terlihat
0.0E+00
4.0E-12
8.0E-12
1.2E-11
1.6E-11
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.E+00
2.E-12
4.E-12
6.E-12
8.E-12
1.E-11
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
2.5E-13
1.3E-12
2.3E-12
3.3E-12
4.3E-12
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
0.E+00
2.E-13
4.E-13
6.E-13
8.E-13
1.E-12
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
Konsentrasi ion hidrogen (M)
112
bahwa nilai kapasitansi per massa menurun ketika kekerasan meningkat atau
dengan kata lain peningkatan kapasitansi juga terjadi ketika kekerasan buah
menurun. Dengan meninjau kembali pada parameter kematangan yang terkait
dengan keasaman dan kemanisan, maka parameter kekerasan juga akan
berkorelasi dengan nilai kapasitansi walaupun korelasinya lemah. Ini dapat
dikatakan bahwa buah kurang matang yang diindikasikan dengan kulit yang keras,
kemanisan rendah dan memiliki pH rendah atau lebih asam akan memiliki
kapasitansi listrik yang rendah daripada buah yang lebih matang. Hal ini juga
cukup konsisten dengan parameter reaktansi yang terkait keasaman, kekerasan
maupun kemanisan pada bahasan sebelumnya.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.29 Variasi TPT/[H+] terhadap parameter kapasitansi listrik per massa
buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz (e)
0.0E+00
4.0E-12
8.0E-12
1.2E-11
1.6E-11
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT/[H+]
0.E+00
2.E-12
4.E-12
6.E-12
8.E-12
1.E-11
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT/[H+]
2.5E-13
1.3E-12
2.3E-12
3.3E-12
4.3E-12
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT/[H+]
0.0E+00
5.0E-13
1.0E-12
1.5E-12
2.0E-12
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT/[H+]
0.E+00
2.E-13
4.E-13
6.E-13
8.E-13
1.E-12
0.0E+00 1.0E+05 2.0E+05 3.0E+05 4.0E+05
Kap
asit
ansi
/mass
a (F
/g)
TPT/[H+]
113
Pada Gambar 5.29 diperlihatkan keterkaitan kapasitansi listrik dengan
parameter rasio kemanisan terhadap keasaman yang linier walaupun kurang kuat.
Dengan adanya peningkatan indek ini maka nilai kapasitansi per massa
mengalami peningkatan yang cukup kecil. Korelasi antara kedua parameter ini
cukup lemah. Nilai koefisien deterministik tertinggi hanya 0.5242. Hasil korelasi
semua parameter fisiko kimia untuk kematangan tadi dengan kapasitansi
memberikan informasi yang cukup berarti walaupun kurang kuat korelasinya.
Walaupun demikian hal ini cukup menguatkan akan parameter yang terkait
dengannya, yaitu reaktansinya.
Tabel 5.5 Persamaan korelasi antara kapasitansi listrik per massa dengan
parameter fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
Frekuensi (Hz)
Persamaan kapasitansi per massa (ohm/gram)
R2 R
2rataan
1E+02
Cwgt = (2E-14)Fr2-(1E-12)Fr +(2E-11) 0.6411
0.4343 Cwgt =(2E-13)exp(0.7648pH) 0.3664
Cwgt =(7E-14)TPT1.8188
0.2303
Cwgt = (2E-13) [H+]
-0.343 0.5889
Cwgt = (1E-17) TSS/[H+]+(3E-12) 0.3446
1E+03
Cwgt = (1E-14)Fr2-(7E-13)Fr +(1E-11) 0.6241
0.4699
Cwgt = (1E-13)exp(0.7724pH) 0.3681
Cwgt = (2E-14)TPT 2.1041
0.2948
Cwgt = (8E-14)[H+]
-0,346 0.5735
Cwgt = (7E-18) TSS/[H+]+(1E-12) 0.4893
1E+04
Cwgt = (6E-15)Fr2-(3E-13)Fr +(6E-12) 0.6531
0.4602
Cwgt =(1E-13)exp( 0.5578pH) 0.2965
Cwgt =(3E-14) TPT 1.7082
0.3234
Cwgt =(1E-13) [H+]
-0.251 0.5037
Cwgt = (3E-18) TSS/[H+]+(7E-13) 0.5242
1E+05
Cwgt = (4E-15) Fr2-(2E-13)Fr +(3E-12) 0.6227
0.3965
Cwgt = (1E-13)exp( 0.4317pH) 0.2047
Cwgt = (2E-14)TPT 1.5617
0.3178
Cwgt = (1E-13)[H+]
-0.196 0.3602
Cwgt = (2E-18) TSS/[H+]+(4E-13) 0.4772
1E+06
Cwgt = (2E-15) Fr2- (1E-13)Fr + (2E-12) 0.4811
0.1874
Cwgt = (2E-13)exp(0.1527pH) 0.0381
Cwgt = (7E-14) TPT 0.7492
0.1248
Cwgt = (2E-13)[H+]
-0.074 0.0872
Cwgt = (5E-19) TSS/[H+]+(3E-13) 0.2060
Keterangan: Fr- kekerasan (N), [H+] – konsentrasi ion hidrogen (M), TPT - total padatan terlarut
(%Brix), Cwgt- kapasitansi listrik per massa (ohm/gram)
Hal ini bisa ditinjau dari komponen yang terkandung dalam parameter
kapasitansi dan reaktansi, yaitu sifat dielektrik bahan. Walaupun korelasinya
lemah, namun beberapa literatur memberikan penguatan akan fenomena tersebut.
114
Sifat dielektrik berkorelasi baik dengan beberapa sifat produk seperti kadar air dan
tingkat kematangan. Hal ini telah dikaji oleh peneliti yang berbeda-beda selama
beberapa tahun terakhir (Soltani et al. 2011). Soltani et al. (2011) melaporkan
bahwa konstanta dielektrik buah pisang menurun selama pematangan dan
frekuensi terbaik dari gelombang sinus yang dapat memprediksi tingkat
kematangan adalah 100 kHz. Dengan meninjau koefisien deterministik yang
terbesar terjadi pada buah jeruk, maka dapat dikatakan frekuensi yang rendah pula
yang terpilih. Pada korelasi dengan keasaman tertinggi pada frekuensi adalah 1
kHz. Korelasi kapasitansi terhadap tingkat kemanisan tertinggi pada 10 kHz.
Korelasi kapasitansi terhadap tingkat kekerasan tertinggi terjadi pada frekuensi
0.1 kHz. Sementara korelasi kapasitansi terhadap tingkat rasio kemanisan per
keasaman tertinggi terjadi pada frekuensi 10 kHz. Secara keseluruhan pada
frekuensi tinggi korelasinya kurang baik. Jika dikaitkan dengan reaktansi yang
memiliki korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan bahwa korelasi kematangan
dengan kapasitansi langsung kurang signifikan. Tetapi korelasi kapsitansi ini akan
signifikan jika parameter besarnya frekuensi dilibatkan atau ikut dalam
perhitunagan seperti parameter reaktansi.
Pendugaan Tingkat Kualitas Buah Jeruk Keprok Garut dengan
Menggunakan Parameter Kelistrikkannya
Pada pendugaan tingkat kualitas buah jeruk dilakukan untuk parameter
kualitas yang destruktif secara fisiko kimia saja yaitu nilai keasaman dan rasio
kemanisan terhadap keasaman. Pada pendugaan ini dilakukan dengan
memanfaatkan dua kelompok parameter, yaitu kelompok sifat resistif dan
kelompok gabungan parameter lainnya. Parameter resistif yaitu impedansi,
resistansi, dan reaktansi. Sementara parameter yang lainnya adalah gabungan
kapasitansi, resistansi, dan induktansi. Walaupun pada pembahasan sebelumnya
menunjukan bahwa parameter kapasitansi kurang memiliki korelasi yang kuat,
namun pada pendugaan ini tetap dipakai. Hal ini dimungkinkan bahwa
penggabungan beberapa parameter bisa saling menguatkan walaupun korelasi
secara individu kurang bagus.
Pendugaan Parameter Tingkat Keasaman Buah Jeruk Keprok Garut
Dengan meninjau korelasi secara individual antara masing-masing
parameter impedansi, resistansi dan reaktansi terhadap nilai pH, maka ada dua
pilihan yang bisa dilakukan. Pilihan pertama adalah korelasi linier langsung,
sementara pilihan kedua adalah korelasi yang nonlinier. Korelasi nonlinier
dilakukan karena fungsi korelasi antara pH dengan ketiga parameter listrik tadi
adalah eksponensial. Namun korelasi nonlinier ini bisa ditransformasikan dalam
bentuk liniernya, yaitu dengan mengubah parameter logaritmik dari persamanan
kelistrikan-pH.
Hasil estimasi pH secara regresi linier berganda dengan SPSS 20
diperlihatkan tingkat linieritasnya pada Gambar 5.30. Linieritas hasil pendugaan
pH dengan parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi memperlihatkan tingkat
linieritas yang cukup baik. Tingkat linieritas tertinggi terjadi untuk frekuensi 10
kHz dengan R2 sebesar 0.93 dan SE sebesar 0.1288. Sementara pada frekuensi
100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.685 dan SE sebesar 0.287. Jika ditinjau
dari semua koefisien deterministiknya, maka terlihat bahwa pada frekuensi 100
115
kHz dan 1 MHz juga memiliki korelasi yang bagus dimana masing-masing
memiliki R2 yang tinggi dan SE yang rendah. Sehingga jika memandang hal ini,
maka bisa diambil dua frekuensi yang baik untuk pendugaan yaitu 10 kHz dan 1
MHz. Hal ini akan terlihat pengaruhnya jika kita gabungkan dengan pendugaan
pada parameter kelompok kedua. Namun dengan mengingat hasil pada bab
sebelumnya bahwa korelasi langsung antara masing-masing parameter kelistrikan
dan fisiko kimia yang terbaik adalah untuk frekuensi 1MHz. Maka pilihan terbaik
jatuh pada frekuensi 1 MHz.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.30 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi secara regresi
berganda linier pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz(e)
y = x
2.70
3.10
3.50
3.90
4.30
4.70
2.70 3.10 3.50 3.90 4.30 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.10
3.50
3.90
4.30
4.70
2.70 3.10 3.50 3.90 4.30 4.70pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.10
3.50
3.90
4.30
4.70
2.70 3.10 3.50 3.90 4.30 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.10
3.50
3.90
4.30
4.70
2.70 3.10 3.50 3.90 4.30 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.10
3.50
3.90
4.30
4.70
2.70 3.10 3.50 3.90 4.30 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
116
Hal yang sama juga dilakukan untuk pendugaan pada kelompok kedua,
yaitu pendekatan linier dan nonliner. Korelasi secara individual antara masing-
masing parameter induktansi, resistansi dan kapasitansi terhadap nilai pH tidak
linier membawa pada ada dua pilihan tersebut. Korelasi nonlinier ini
ditransformasikan dalam bentuk liniernya, yaitu dengan mengubah parameter
logaritmik dari pH.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.31 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara regresi
berganda linier pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz (c),
100 kHz (d), dan 1MHz(e)
Hasil estimasi pH secara regresi linier berganda dengan SPSS 20 dengan
menggunakan kelompok kedua yaitu gabungan resistansi, induktansi, dan
kapasitansi diperlihatkan pada Gambar 5.31. Pada gambar ini memberikan
ilustrasi yang hampir sama dengan pendugaan sebelumnya. Dimana linieritas hasil
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.70 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.70 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
117
pendugaan pH dengan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi
memperlihatkan tingkat linieritas yang cukup baik. Tingkat linieritas tertinggi
terjadi untuk frekuensi 1MHz dengan R2 sebesar 0.934 dan SE sebesar 0.1245.
Sementara pada frekuensi 100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.641 dan SE
sebesar 0.2909. Jika ditinjau kembali dari semua koefisien deterministiknya, maka
terlihat bahwa pada frekuensi 10 kHz dan 100 kHz juga memiliki korelasi yang
bagus dimana masing-masing memiliki R2 yang tinggi dan SE yang rendah.
Sehingga jika diambil frekuensi lain yang baik untuk pendugaan, maka jatuh pada
frekuensi yaitu 10 kHz dengan R2 sebesar 0.911 dan SE sebesar 0.1450. Namun
tetap frekuensi terbaik adalah 1 MHz.
Dengan mengambil pilihan yang baik dalam pendugaan pH ini, maka dapat
dijadikan suatu pilihan yang bisa dipakai. Ketika ingin memilih mana yang
terbaik, maka perlu penggabungan keduanya. Dengan mengambil rataan SE dan
R2 maka terlihat frekuensi 1 MHz memiliki nilai ratan R
2 terbesar dan SE
terendah seperti pada Tabel 5.6.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.32 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi secara regresi
berganda nonlinier pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
Pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
Pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.70 3.20 3.70 4.20 4.70
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
118
Pada pendugaan regresi nonlinier berganda dilakukan dengan pendekatan
regresi linier dengan mengubah parameter listrik dalam bentuk logaritmanya. Hal
ini dilakukan mengingat persaman antar pH dan parameter listrik berbentuk tidak
linier.
Bentuk persamaan umumnya adalah:
parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Cwgt, Lwgt) = k.exp( B. pH)
Sehingga ketika dibentuk dalam logaritmik maka menjadi:
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Cwgt, Lwgt)] = Ln[k.exp( B. pH)]
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Cwgt, Lwgt)] = Ln[k]+ Ln[exp( B. pH)]
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Cwgt, Lwgt)] = Ln[k]+ ( B. pH)
Terlihat jelas persamaan tadi akan menuju pada persamaan linier antara
logaritma dari parameter listrik dengan nilai pH langsung. Maka selanjutnya
dilakukan regresi linier dari parameter logaritma kelistrikan dan pH ini.
Hasil estimasi pH secara regresi berganda dengan SPSS 20 diperlihatkan
tingkat linieritasnya pada Gambar 5.32. Linieritas hasil pendugaan pH dengan
parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi memperlihatkan tingkat linieritas
yang cukup baik. Terlihat dari gambar bahwa tingkat linieritas antara pendugaan
dan hasil eksperimen dengan regresi nonlinier lebih meningkat daripada
penggunaan regresi linier seperti pada Gambar 5.30. Sehingga dapat dikatakan
pendekatan regresi nonlinier ini lebih baik. Tingkat linieritas tertinggi terjadi
untuk frekuensi 1 MHz dengan R2 0.936 dan SE 0.1226. Sementara pada
frekuensi 100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.846 dan SE sebesar 0.19071,
namun nilai terendah ini masih lebih baik daripada regresi linier. Jika ditinjau dari
semua koefisien deterministiknya, maka terlihat bahwa pada frekuensi 100 kHz
dan 0.1 MHz juga memiliki korelasi yang bagus dimana masing-masing memiliki
R2 yang tinggi dan SE yang rendah. Namun secara keseluruhan korelasi terbaik
pada 1 MHz.
Tabel 5.6 Persamaan regresi linier berganda untuk pendugaan nilai pH
Frek.
(MHz) Persamaan untuk pendugaan pH R
2 R
2rata SE SErata RMSE RMSErata
10-4
10-3
10-2
10-1
1
pH = 0.493E-4Rwgt + 0.00013Xwgt -
0.000031Zwgt + 4.18
pH = -0.000017Rwgt + 0.0146Lwgt +
(2.5E+09)Cwgt + 4.11
pH = 0.0001349Rwgt – 0.000219Xwgt -
0.000189Zwgt + 4.41
pH = 0.0001313Rwgt – 2.682Lwgt –
(1.1E+10)Zwgt + 4.424
pH=4.531E-04Rwgt -7.980E-06Xwgt -1.990E-
03Zwgt +4.661
pH = 5.055E-04 Rwgt -1.492E+02 Lwgt -
1.0E+09 Cwgt+ 4.65
pH = 0.001154Rwgt + 0.009648Xwgt -
0.01810Zwgt + 4.714
pH = 0.001588Rwgt – 735.4Lwgt –
(8.2E+09)Zwgt + 4.788
pH = 0.01449Rwgt - 0.2.270Xwgt + 0.1310Zwgt
+ 4.724
pH = 0.013Rwgt – (5.484E+05)Lwgt –
(8.6E+10)Zwgt + 4.97
0.685
0.641
0.822
0.790
0.93
0.911
0.894
0.906
0.917
0.934
0.663
0.806
0.920
0.900
0.926
0.272
0.291
0.205
0.223
0.128
0.145
0.158
0.149
0.140
0.125
0.282
0.214
0.137
0.154
0.132
0.254
0.271
0.191
0.207
0.119
0.135
0.147
0.138
0.132
0.116
0.262
0.198
0.128
0.143
0.124
119
Hasil estimasi pH secara regresi nonlinier berganda dengan SPSS 20 dengan
menggunakan kelompok kedua yaitu gabungan resistansi, induktansi, dan
kapasitansi diperlihatkan pada Gambar 5.33. Pada gambar ini memberikan
ilustrasi yang hampir sama dengan pendugaan sebelumnya. Dimana linieritas hasil
pendugaan pH dengan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi
memperlihatkan tingkat linieritas yang cukup baik. Tingkat linieritas tertinggi
terjadi untuk frekuensi 1MHz dengan R2 sebesar 0.937 dan SE sebesar 0.1219.
Sementara pada frekuensi 100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.893 dan SE
sebesar 0.1590. Jika ditinjau kembali dari semua koefisien deterministiknya, maka
terlihat bahwa pada frekuensi 10 kHz dan 100 kHz juga memiliki korelasi yang
bagus dimana masing-masing memiliki R2 yang tinggi dan SE yang rendah.
Sehingga yang baik urutan kedua untuk pendugaan, maka jatuh pada frekuensi
yaitu 10 kHz dengan R2 sebesar 0.936 dan SE sebesar 0.1225.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.33 Pendugaan pH buah Jeruk Keprok Garut dengan menggunakan
parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara regresi
berganda nonlinier pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10 kHz
(c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
y = x
2.70
3.20
3.70
4.20
4.70
2.7 3.2 3.7 4.2 4.7
pH
pre
dik
si
pH eksperimen
120
Dengan mengambil pilihan yang baik dalam pendugaan pH ini, maka dapat
dijadikan salah satu pilihan yang bisa dipakai sebagai acuan dalam pendugaan.
Dengan pendekatan regresi nonlinier ini pilihan untuk pendugaan jatuh pada 1
MHz. Hal ini dapat dilihat juga dari rataan SE dan R2 maka terlihat frekuensi 1
MHz memiliki nilai ratan R2 terbesar dan SE terendah seperti pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Persamaan regresi nonlinier berganda untuk pendugaan nilai pH
Frek.
(MHz) Persamaan untuk pendugaan pH R
2 R
2ratan SE SErata
RMSE RMSErata
10-4
10-3
10-2
10-1
1
pH =0.379 Ln(Rwgt )-0.545Ln(Xwgt ) -
0.316Ln(Zwgt )+ 8.298
pH = 0.847Ln(Rwgt) -1.366Ln(Lwgt ) -
0.139Ln(Cwgt )1 4.39
pH = 2.282 Ln(Rwgt )-2.327Ln(Xwgt ) -
0.596Ln(Zwgt )+ 7.295
pH = 0.721Ln(Rwgt) -1.341Ln(Lwgt ) -
0.135Ln(Cwgt )-6.995
pH=1.035 Ln(Rwgt )-1.423Ln(Xwgt ) -
0358Ln(Zwgt )+ 7.797
pH = 1.095Ln(Rwgt) -1.859Ln(Lwgt ) -
0.044Ln(Cwgt )-13.973
pH = 0.295 Ln(Rwgt )-0.135Ln(Xwgt ) -
0.943Ln(Zwgt )+ 7.415
pH = 0.341Ln(Rwgt) -1.155Ln(Lwgt ) -
0.047Ln(Cwgt )-9.293
pH = 0.494 Ln(Rwgt )-2.016Ln(Xwgt )
+ 0.615Ln(Zwgt )+ 5.998
pH = 0.183Ln(Rwgt) -1.042Ln(Lwgt ) -
0.084Ln(Cwgt )-12.521
0.846
0.893
0.888
0.850
0.936
0.936
0.931
0.921
0.936
0.937
0.8695
0.8690
0.9360
0.9260
0.9365
0.1907
0.1590
0.1623
0.1877
0.1229
0.1225
0.12709
0.1362
0.1226
0.1219
0.17486
0.17500
0.12270
0.13165
0.12225
0.1775
0.1480
0.1511
0.1748
0.1144
0.1140
0.1183
0.1268
0.1141
0.1135
0.16275
0.16295
0.11420
0.12255
0.11380
Pendugaan Parameter Rasio Kemanisan Terhadap Keasaman
Dengan meninjau korelasi secara individual antara masing-masing
parameter impedansi, resistansi dan reaktansi terhadap nilai TPT/[H+], maka
dilakukan dua korelasi yaitu korelasi linier langsung dan korelasi yang nonlinier.
Korelasi nonlinier dilakukan karena fungsi korelasinya antara pH secara langsung
dengan ketiga parameter listrik tadi tidak semuanya linier. Hal yang sama seperti
pada pendugaan keasaman atau pH, maka korelasi nonlinier ini bisa
ditransformasikan dalam bentuk liniernya, yaitu dengan mengubah menjadi
parameter logaritmik.
Hasil estimasi nilai TPT/[H+] secara regresi linier berganda diperlihatkan
tingkat linieritasnya pada Gambar 5.34. Linieritas hasil pendugaan TPT/[H+]
dengan parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi memperlihatkan tingkat
linieritas yang kurang baik. Tingkat linieritas tertinggi terjadi untuk frekuensi 10
kHz dengan R2 sebesar 0.8219 . Sementara untuk nilai SE sangat besar yaitu
36745.28. Sementara pada frekuensi 100 Hz tingkat linieritasnya rendah dengan
R2 sebesar 0.3239 dan SE sebesar 71584.38. Jika memandang hal ini maka bisa
dikatakan terjadi error estimasi yang sangat besar. Hal ini bisa dikaitkan dengan
persamaan korelasi langsung tiap parameter listrik dengan nilai TPT/[H+] yang
tidak linier. Hal yang sama juga terjadi pada pendugaan dengan parameter listrik
kelompok kedua. Korelasi secara individual antara masing-masing parameter
induktansi, resistansi dan kapasitansi terhadap nilai TPT/[H+] yang tidak linier
membawa pada ada dua pilihan tadi.
121
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.34 Pendugaan nilai TPT/[H+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, reaktansi, dan impedansi
secara regresi linier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz
(b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
Hasil estimasi TPT/[H+] secara regresi linier berganda dengan menggunakan
kelompok kedua yaitu gabungan resistansi, induktansi, dan kapasitansi
diperlihatkan pada Gambar 5.35. Pada gambar ini memberikan ilustrasi yang
hampir sama dengan pendugaan sebelumnya. Dimana linieritas hasil pendugaan
TPT/[H+] dengan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi
memperlihatkan tingkat linieritas yang rendah. Tingkat linieritas tertinggi terjadi
untuk frekuensi 1MHz dengan R2 sebesar 0.781 dan SE sebesar 40538.94.
Sementara pada frekuensi 100 Hz sangat rendah dengan R2 sebesar 0.2533 dan SE
sebesar 75228.87. Dari semua korelasi terlihat jelas bahwa koreasi linier ini tidak
bagus. Walaupun koefisien deterministik masih relatif besar, namun nilai standar
error yang sangat tinggi ini memberikan fakta akan kurang bagusnya pendugaan
ini. Dengan mengambil rataan SE maka terlihat hampir semua frekuensi memiliki
error yang besar sekali seperti pada Tabel 5.8.
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05T
PT
/[H
+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
122
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 5.35 Pendugaan nilai TPT/[H+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi
secara regresi linier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b),
10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
Pada pendugaan rasio kematangan terhadap keasaman secara regresi
nonlinier berganda dilakukan dengan mengubah parameter listrik dalam bentuk
logaritmanya sehingga bisa dilakukan dengan pendekatan regresi linier. Hal ini
dilakukan mengingat persaman antara
dan parameter kelistrikan banyak
yang berbentuk tidak linier. Pendekatan linier bisa dilakukan hanya untuk
kapasitansinya.
Bentuk persamaan umumnya adalah:
parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Lwgt) = k. [
]
Sehingga ketika dibentuk dalam logaritmik maka menjadi:
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
123
Tabel 5.8. Persamaan regresi linier berganda untuk pendugaan nilai TPT/[H+]
Frek.
(MHz) Persamaan untuk pendugaan
R
2 R
2ratan SE SErataan RMSE RMSErataan
10-4
10-3
10-2
10-1
1
= -11.2Rwgt + 32.28Xwgt –
7.93Zwgt + (1.4E+5)
= -4.025Rwgt +4423.9Lwgt +
(9.26E+14)Cwgt +(1.2E+5)
= 20.98Rwgt +48Xwgt –103.8Zwgt +
(1.9E+5)
=30.046Rwgt –573296Lwgt +
(1.8E+15)Zwgt +(1.7E+5)
= 79.75Rwgt +827Xwgt –1127Zwgt
+ (2.5E+5)
= 133.33 Rwgt -35448997 Lwgt -
3.2E+15 Cwgt+ (2.3E+5)
= 265.38Rwgt +9205Xwgt –
10723Zwgt + (2.8E+5)
= 519.8 Rwgt –(2E+9) Lwgt
+(1.4E+16)Cwgt+ (2.8E+5)
= 5028Rwgt -70248Xwgt
+42498Zwgt + (2.7E+5)
= 3984.5 Rwgt –(1.6E+11)Lwgt
+(4.3E+15)Cwgt+ (3E+5)
0.324
0.253
0.607
0.469
0.822
0.683
0.752
0.717
0.748
0.783
0.2885
0.538
0.7525
0.7345
0.7655
71584.38
75228.88
54560.42
63422.79
36745.28
49045.95
43382.94
46286.66
43688.59
40538.94
73406.6
58991.6
42895.6
44834.8
42113.7
66641.43
66641.44
51045.22
51045.23
34208.00
34208.00
40387.32
40387.32
41404.96
41404.96
66641.4
51045.2
34208.0
40387.3
41404.9
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Lwgt)] = Ln[k. [
]
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Lwgt)] = Ln[k]+ Ln[ [
]
]
Ln [parameter listrik (Rwgt, Xwgt, Zwgt, Lwgt)] = Ln[k]+ B.Ln [
]
Terlihat jelas persamaan tadi akan menuju pada persamaan linier antara
logaritma dari parameter listrik dengan logaritma [
]. Pada parameter
kapasitansi terlihat bahwa korelasinya secara linier, namun untuk konsistensi
dengan parameter logaritma [
] sehingga parameter ini juga diubah dalam
bentuk logaritmanya. Sehingga bentuknya menjadi sebagai berikut:
parameter listrik (Cwgt) = k. [
]
Ln[parameter listrik (Cwgt)] = Ln[k]+Ln [
]
Sehingga bentuk umumnya bisa dikatakan parameter listrik dalam bentuk
logaritmanya akan sama linier untuk semua parameter jika dibentuk dalam
regresi berganda. Maka selanjutnya dilakukan regresi linier dari parameter
logaritma kelistrikan dan logaritma [
] . Hasil persamaannya bisa diubah
kembali dalam bentuk nilai estimasi [
]. Hasil estimasi secara regresi berganda
dengan SPSS 20 diperlihatkan tingkat linieritasnya pada Gambar 5.36 dan 5.37.
124
(a) (b)
(c) (d)
(e) Gambar 5.36 Pendugaan nilai TPT/[H
+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, reaktansi, dan impedansi secara
regresi nonlinier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz (b), 10
kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
Linieritas hasil pendugaan [
] dengan parameter kelompok dari
logaritma impedansi, resistansi, dan reaktansi memperlihatkan tingkat linieritas
yang cukup baik. Hal ini jauh lebih baik daripada regresi linier pada Gambar 5.34.
Terlihat dari gambar pula bahwa tingkat linieritas antara pendugaan dan hasil
eksperimen dengan regresi nonlinier lebih jauh meningkat daripada penggunaan
regresi linier seperti pada Gambar 5.34. Sehingga dapat dikatakan pendekatan
regresi nonlinier ini lebih baik. Tingkat linieritas tertinggi terjadi untuk frekuensi
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 4.3E+04
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
125
1 MHz dengan R2 = 0.929; SE = 0.32579; dan RMSE = 0.303298. Sementara
pada frekuensi 100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.822; SE sebesar 0.5152;
dan RMSE sebesar 0.4796, namun nilai terendah ini masih lebih baik daripada
regresi linier. Hal ini terlihat dari grafik, dari nilai R2, dari SE, maupun RMSE
yang signifikan berbeda. Jika ditinjau dari semua koefisien deterministiknya,
maka terlihat bahwa pada frekuensi 10 kHz dan 0.1 MHz juga memiliki korelasi
yang bagus dimana masing-masing memiliki R2 yang tinggi dan SE maupun
RMSE yang rendah. Namun tertinggi tetap jatuh pada 1 MHz dengan rataan R2 =
0.929; SE=0.32694; dan RMSE = 0.30436.
(a) (b)
(c) (d)
(e) Gambar 5.37 Pendugaan nilai TPT/[H
+] buah Jeruk Keprok Garut dengan
menggunakan parameter resistansi, induktansi, dan kapasitansi
secara regresi nolinier berganda pada frekuensi 100 Hz (a), 1 kHz
(b), 10 kHz (c), 100 kHz (d), dan 1MHz(e)
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
y = x
1.7E+03
8.5E+03
4.3E+04
2.1E+05
1.7E+03 8.5E+03 4.3E+04 2.1E+05
TP
T/[
H+]
pre
dik
si
TPT/[H+] eksperimen
126
Hasil estimasi [
] secara regresi nonlinier berganda dengan SPSS 20
dengan menggunakan kelompok kedua yaitu gabungan logaritma resistansi,
induktansi, dan kapasitansi diperlihatkan pada Gambar 5.37. Linieritas hasil
pendugaan [
] dengan parameter logaritma kelompok kedua iniadalah juga
cukup baik. Nilai ini jauh lebih baik daripada regresi linier pada Gambar 5.35.
Terlihat dari gambar pula bahwa tingkat linieritas antara pendugaan dan hasil
eksperimen dengan regresi nonlinier lebih jauh meningkat daripada penggunaan
regresi linier. Sehingga dapat dikatakan dari kelompok kedua ini juga pendekatan
regresi nonlinier ini lebih baik.
Tingkat linieritas tertinggi terjadi untuk frekuensi 1 MHz dengan R2 sebesar
0.928, SE sebesar 0.32809, dan RMSE sebesar 0.305431. Sementara pada
frekuensi 100 Hz cukup rendah dengan R2 sebesar 0.866, SE sebesar 0.4468, dan
RMSE 0.41594, namun nilai terendah ini masih lebih baik daripada regresi
liniernya. Hal ini terlihat dari grafik, dari nilai R2, dari SE, maupun RMSE yang
signifikan berbeda. Jika ditinjau dari semua koefisien deterministiknya, maka
terlihat bahwa pada frekuensi 10 kHz dan 0.1 MHz juga memiliki korelasi yang
bagus dimana masing-masing memiliki R2 yang tinggi dan SE maupun RMSE
yang rendah. Namun secara gabungan dari dua kelompok ini tetap jatuh pada 1
MHz dengan rataan R2 tertinggi, SE dan RMSE yang terendah.
Tabel 5.9. Persamaan regresi nonlinier berganda untuk pendugaan nilai TPT/[H+]
Frek.
(MHz) Persamaan untuk pendugaan
R
2 R
2ratan SE SErataan
RMSE RMSErataan
10-4
10-3
10-2
10-1
1
Ln[
] = 0.876Ln(Rwgt )-1.078Ln(Xwgt ) –
0.995Ln(Zwgt)+22.192
Ln[
] = 2.179Ln(Rwgt )-3.459Ln(Lwgt ) –
0.343Ln(Cwgt)-9.733
Ln[
] = 5.697Ln(Rwgt )-5.279Ln(Xwgt ) –
2.018Ln(Zwgt)+19.679
Ln[
] = 1.56Ln(Rwgt )-3.078Ln(Lwgt ) –
0.326Ln(Cwgt)-13.466
Ln[
] = 2.59Ln(Rwgt )-2.715Ln(Xwgt ) –
1.746Ln(Zwgt)+21.015
Ln[
] = 3.181Ln(Rwgt )-5.127Ln(Lwgt ) –
0.077Ln(Cwgt)-38.162
Ln[
] = 0.887Ln(Rwgt )+0.898Ln(Xwgt ) –
3.799Ln(Zwgt)+20.13
Ln[
] = 1.228Ln(Rwgt )-3.342Ln(Lwgt ) –
0.080Ln(Cwgt)-26.938
Ln[
] = 1.677Ln(Rwgt )-6.934Ln(Xwgt )
+2,94Ln(Zwgt)+15,93
Ln[
] = 0,908Ln(Rwgt )-3,217Ln(Lwgt ) –
0,161Ln(Cwgt)-38,108
0.822
0.866
0.879
0.825
0.921
0.920
0.924
0.907
0.929
0.928
0.844
0.852
0.920
0.916
0.929
0.5152
0.4468
0.4246
0.5103
0.3275
0.3319
0.3355
0.3724
0.32579
0.32809
0.4810
0.46745
0.3297
0.35395
0.32694
0.4796
0.41594
0.39527
0.475038
0.30489
0.309015
0.312337
0.346690
0.303298
0.305431
0.44777
0.43515
0.30695
0.32951
0.30436
127
Dengan mengambil pilihan regresi nonlinier dari pendugaan [
]
didapatkan bahwa nilai error jauh lebih kecil daripada regresi liniernya. Maka
dapat dikatakan bahwa pilihan regresi nonlinier yang bisa dipakai sebagai acuan
dalam pendugaan. Dengan pendekatan regresi nonlinier ini pilihan untuk
pendugaan jatuh pada 1 MHz. Hal ini dapat dilihat juga dari rataan SE, RMSE,
dan R2 maka frekuensi 1 MHz terbaik.
Kesimpulan
Berdasarkan diameter standar dan berat per buah jeruk menurut SNI maka
bisa dikembangkan pengelompokkan Jeruk Keprok Garut ke dalam tiga kelompok
berdasarkan nilai pH yang diukur. Lebih lanjut lagi parameter pH ini bisa
dikorelasikan dengan parameter kelistrikan terutama resistansi, reaktansi,
impedansi, dan induktansi per massa buah. Karakteristik sifat listrik yang meliputi
resistansi, reaktansi, impedansi, dan induktansi per massa buah berkorelasi baik
dengan parameter kualitas buah Jeruk Keprok Garut yang ditandai dengan
parameter keasaman, kekerasan, dan rasio kemanisan terhadap keasaman. Buah
jeruk yang mengalami peningkatan kualitas dan kematangan bisa diindikasikan
dengan adanya penurunana parameter resistansi, reaktansi, impedansi, dan
induktansi per massa buah. Parameter kapasitansi memiliki korelasi yang kurang
kuat terhadap parameter kualitas tingkat kematangan buah Jeruk Keprok Garut.
Namun secara penggabungan parameter ini memberikan pendukungan terhadap
pendugaan pH dan rasio kemanisan terhadap keasaman. Buah jeruk yang
mengalami peningkatan kualitas dan kematangan diikuti dengan adanya
peningkatan kapasitansinya.
Pendugaan nilai pH buah jeruk bisa digunakan dengan dua pendekatan yaitu
regresi linier berganda dan regresi nonlinier berganda dalam bentuk persamaan
logaritmiknya. Pendugaan terbaik adalah pada frekuensi 1 MHz. Pendugaan nilai
[
] buah jeruk hanya baik jika digunakan dengan pendekatan regresi nonlinier
berganda dalam bentuk persamaan logaritmiknya. Pendugaan terbaik adalah pada
frekuensi 1 MHz.
BAB 6
KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT
BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS
Pendahuluan
Rasa merupakan faktor penting yang dipertimbangkan dalam penerimaan
masyarakat terhadap produk-produk pertanian. Kemanisan atau keasaman buah
jeruk merupakan salah satu rasa yang biasa dijadikan ukuran dalam penentukan
mutu dan kematangan buah. Keasaman seringkali menyebabkan ketidak puasan
konsumen terhadap mutu buah jeruk. Selain itu keasaman dan kemanisan buah
jeruk sangat berkaitan juga dengan penerimaan konsumen terhadap buah jeruk.
Berdasarkan hal itu dapat dipastikan bahwa keasaman dan kemanisan buah jeruk
merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam bidang industri buah jeruk
maupun pengolahannya. Begitu juga untuk buah jeruk yang umum dipakai adalah
tingkat keasamannya, namun masih ada yang meninjau dari ukuran, kandungan
jus, dan kemanisan (Santoso 2005).
Pengukuran keasaman buah jeruk umumnya dilakukan dengan pengukuran
pH atau total asam. Sementara kemanisan umumnya ditentukan oleh kandungan
gula pada buah jeruk dan pengukurannya bisa dilakukan dengan menggunakan
refraktometer. Landaniya (2008) menyatakan bahwa hampir 85 persen dari total
padatan terlarut jus jeruk adalah gula. Asam organik dan gula bervariasi menurut
spesies, varietas, dan juga kondisi lingkungan dan hortikultura seperti iklim,
batang bawah, dan irigasi (Albertini et al. 2006). Kedua parameter tersebut saling
berpengaruh, sehingga jika ditinjau gabungannya maka nilai rasio kemanisan
terhadap keasaman menjadi suatu parameter yang bisa mewakili keduanya. Indek
perbandingan TPT terhadap keasaman menandakan indek mutu buah yang biasa
dipakai (Landaniya 2008; Bermeja dan Cano 2012).
Pengukuran kemanisan, keasaman atau rasio kemanisan terhadap keasaman
buah jeruk dapat dilakukan dengan cara organoleptik. Namun demikian
keasaman maupun kemanisan merupakan parameter yang bisa bersifat subjektif
karena berhubungan dengan tingkat sensorik lidah seseorang yang menimbulkan
sensasi pada saat proses pengkonsumsian jeruk. Standar kesukaan akan rasa
kemanisan dan keasaman tersebut akan berbeda untuk masyarakat yang berbeda.
Hal ini disebabkan perbedaan tentang persepsi rasa asam atau manis yang terkait
dengan kebiasaan dan kesukaan konsumen.
Penilaian yang jelas adalah dengan mengukur asam organik. Nilai asam ini
adalah indeks yang berguna dalam produk buah. Beberapa asam organik dapat
digunakan sebagai indikator kematangan, aktivitas bakteri dan ketuaan (Karadeniz
2004).
Buah yang belum matang biasanya kasar, sangat asam atau tart, dan
memiliki tekstur internal yang keras (Ladaniya 2008). Namun untuk menguji
konsistensi presepsi kematangan perlu dilakukan uji penerimaan dari masyarakat
atau panelis. Sehingga kondisi tersebut menjadi nilai yang konsisten dan
terkuantisasi.
130
Bahan dan Metode
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Desember 2012 di
Laboratorium Biofisika Departemen Fisika dan Laboratorium Kimia Analitik
Departemen Kimia, FMIPA IPB. Buah diambil dari perkebunan petani di
Samarang dan Leuwigoong, Kabupaten Garut.
Sistem Pengukuran
Pengukuran dari semua parameter dilakukan ketika buah masih dalam kondisi
segar. Pada uji pengkelasan berdasarkan organoleptik dipakai sebanyak 14
sampel. Hasil pengkelasan ini dilanjutkan dengan menguji kelistrikan pada 62
sampel buah yang digunakan.
Sistem Pengukuran pH dan Rasio Kemanisan atau Keasaman Buah Jeruk
Keasaman jeruk diukur dengan menggunakan pH meter (YSI Ecosense pH
100, Xilem Inc, USA). Total padatan terlarut (TPT) diukur dengan menggunakan
Digital GMK-701R dengan jakauan 0 sampai 40 % Brix. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen sebagai parameter
indikator untuk rasio kemanisan atau keasaman buah jeruk.
Sistem Pengukuran Parameter Kelistrikan
Bersamaan pengukuran kelistrikan maka dilakukan pengukuran berat buah
jeruk. Berat buah semuanya diukur dengan menggunakan timbangan elektronik
(Sartorius ED 822, Goettingen, Jerman). Berat buah ini dipakai untuk
mengkonpensasi parameter pengukuran listrik. Hal ini seperti yang dilakukan oleh
Zachariah dan Erickson (1965) pada penentuan kematangan buah alpukat
berdasarkan parameter kelistrikan. Parameter listrik dari buah jeruk diukur dengan
menggunakan LCR meter (3532-50 LCR HiTESTER, Hioki, Tokyo, Jepang).
Kajian sifat listriknya berdasarkan pada hasil pengukuran kelistrikan untuk
kondisi sinyal berupa arus bolak-balik dan amplitudonya kecil. Buah ditempatkan
di antara dua buah plat elektroda dan diperlakukan sebagai bahan dielektrik.
Parameter-parameter listrik ini adalah impedansi listrik, resistansi, reaktansi,
kapasitansi, dan induktansi. Jeruk berperan sebagai bahan dielektrik dan
ditempatkan di antara dua elektroda plat konduktif dari bahan tembaga (Soltani et
al. 2010; Ragni et al. 2006; Massah et al. 2011). Tegangan sinyal limit sebesar 1
volt (rms) dengan sistem level arus (CC) 0.5 mA (vozary & Benkő 2010).
Pendugaan Kategori Kualitas Berdasarkan Kelistrikan dan Organoleptik
Batasan mutu jeruk keprok pada SNI 3165 tahun 2009 adalah buah
termasuk matang jika minimal TPT bernilai 8% Brix. Selain itu kelas terbagi atas
tiga yaitu mutu super, kelas A dan kelas B. Selain itu ada kode yang standar
ukuran diameter yaitu kode-1 berdiamater lebih dari 7.0 cm, kode-2 antara 6.1-
7.0 cm, kode-3 antara 5.1-6.0 cm dan kode-4 berdiameter 4.0 – 5.0 cm.
Berdasarkan pada hasil bab 5 yaitu adanya korelasi yang bagus antara parameter
kelitrikan dengan nilai pH dan nilai rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen.
Maka pada penelitian ini untuk acuan pengelompokkan kualitas didasarkan pada
kedua parameter tersebut.
131
Secara teknis, 14 buah jeruk yang terdiri dari beberapa tingkat keasaman
maupun rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen dilakukan uji organoleptik
terhadap 20 orang panelis (Suryati et al. 2008). Dari sampel tersebut diukur pula
parameter - parameter listriknya.
Untuk pengelompokkan rasa buah jeruk secara organoleptik dibagi atas
empat rasa yaitu : asam, asam agak manis, manis agak asam, dan manis. Uji
organoleptik dilakukan dengan uji skoring terhadap rasa yaitu 1 untuk asam, 2
untuk asam agak manis, 3 untuk manis agak asam, dan 4 untuk manis . Dalam
penjaringan sensitivitas panelis, maka dilakukan pelatihan terhadap panelis untuk
merasakan berbagai rasa buah Jeruk Keprok Garut. Pada pelatihan ini panelis bisa
melihat warna dan ukuran buah serta merasakan tingkat kemanisannya. Setelah
semua panelis bisa membedakan rasa tersebut secara konsisten maka dilakukan uji
organoleptik terhadap sampel jeruk yang tidak mereka ketahui warna dan
ukurannya. Hal ini dilakukan dengan cara panelis hanya merasakan jeruk yang
sudah diperas dalam bentuk jus dan tersimpan dalam wadah gelas dengan telah
diberi label terlebih dahulu.
Setelah dilakukan uji organoleptik secara skoring, maka selanjutnya
ditentukan grading atau pengelompokkan berdasarkan skoring dari panelis
tersebut dengan terlebih dahulu membangun persamaan regresi liniernya dahulu
(Suryati et al. 2008). Nilai skoring ini dikorelasikan secara regresi linier dengan
nilai pH dan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen dari buah jeruk. Setelah
didapat nilai batasan grading maka dilanjutkan dengan pengujian terhadap sampel
yang lainnya sebanyak 62 buah. Setelah uji organoleptik dilakukan, maka
dilanjutkan dengan uji beda nyata antara hasil pengukuran alat pH meter -
Refraktometer dan hasil estimasi pengukuran listrik dengan menggunakan uji t.
Hasil dan Pembahasan
Pada pengkelasan buah jeruk dilakukan berdasarkan dua buah parameter
fisiko kimia yang memiliki korelasi yang kuat dengan parameter kelistrikan, yaitu
keasaman dan rasio kemanisan terhadap keasaman atau kemanisan relatifnya.
Tingkat keasaman ditentukan berdasarkan nilai pH. Tingkat relatif kemanisan atau
relatif keasaman ditentukan berdasarkan parameter TSS per konsentrasi ion
hidrogen dari buah Jeruk Keprok Garut.
Pengkelasan Berdasarkan Nilai Keasaman (pH) Buah Jeruk Keprok Garut
Tingkat keasaman ditentukan berdasarkan nilai pH. Nilai pH ini merupakan
salah satu indikator yang umum dalam penentuan tingkat keasaman. Selain itu
pengukuran pH mudah dilakukan dengan menggunakan alat pH meter atau kertas
indikator lakmus. Pada bab 5 telah disinggung bahwa parameter pH memiliki
korelasi dengan parameter-parameter kelistrikan secara serempak. Pendekatan
regresi berganda telah dilakukan dan didapat korelasi yang terbaik yaitu korelasi
pada frekuensi 1 MHz. Maka pada bagian ini, frekuensi tersebut akan dijadikan
referensi untuk penentuan grading atau pengkelasan berdasarkan sifat listrik yang
terkait dengan tingkat keasaman buah.
Proses pengkelasan dilakukan dengan cara organoleptik yang dilakukan
pada dua puluh panelis. Hasil organoleptik dibuat dalam skoring dan
132
dikorelasikan dengan nilai pH dari buah jeruk tersebut. Hasilnya diperlihatkan
pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.1. berdasarkan Gambar 6.1 tersebut didapat korelasi
regresi linier antara nilai skoring rata-rata dari panelis dan nilai pH pengukuran
langsung dengan pH meter.
Hasil skoring terhadap sampel dengan 4 tingkat rasa menunjukkan bahwa
buah Jeruk Keprok Garut yang diuji dari 14 sampel tersebut menunjukkan hanya
tiga kategori. Dari semua sampel yang diuji tidak ada yang menunjukkan nilai
manis. Hal ini juga menjadi ciri khas Jeruk Keprok Garut yang terkenal di
masyarakat Garut dengan rasa “manis-asam menyegarkan”.
Dengan mengacu hasil grafik skoring pada Gambar 6.1 tadi maka bisa
dilakukan pendekatan dengan regresi linier yang didapat yaitu: y = 0.9733 x –
1.5688. Dengan y adalah untuk nilai skor dari panelis dan x adalah nilai pH dari
alat. Korelasi linier ini cukup bagus dengan nilai koefisien deterministik sebesar
R² = 0.8692. Nilai koefisien deterministik tersebut dirasakan cukup menurut
Suryati et al. (2008). Dengan mengacu pada persamaan dan Gambar 6.1 tersebut
dapat diartikan bahwa panelis merespon dengan skor semakin besar untuk sampel
yang pH semakin besar. Ini berarti bahwa panelis menyatakan buah yang lebih
asam akan memiliki pH yang lebih kecil atau sebaliknya. Hal ini sangat logis
karena semakin besar pH maka keasaman semakin berkurang. Dengan skor nilai
asam adalah terkecil yaitu 1 dan skor yang manis agak asam atau asamnya sedikit
diberikan skor 3 maka jelas semakin kurang asam dari jus jeruk maka semakin
besar nilai skoring hasil respon panelis tersebut.
Gambar 6.1 Hubungan pengujian nilai keasaman dengan pH meter dan respon
panelis
Tabel 6.1 Nilai pH dan organoleptik panelis terhadap rasa buah Jeruk Keprok
Garut
Sampel pH Organoleptik Sampel pH Organoleptik
1 2.35 1.0 ± 0 8 4.05 2.67 ± 0.49
2 2.45 1.0 ± 0 9 3.95 2.13 ± 0.52
3 3.25 1.27 ± 0.46 10 4.45 2.8 ± 0.56
4 4.05 2.4 ± 0.51 11 3.65 1.87 ± 0.64
5 3.85 2.2 ± 0.77 12 4.15 2.73 ± 0.46
6 4.15 2.4 ± 0.63 13 4.05 2.53 ± 0.74
7 4.45 2.8 ± 0.41 14 4.25 2.2 ± 0.68
y = 0.9733x - 1.5688
R² = 0.8692
0.00
1.00
2.00
3.00
2.00 3.00 4.00 5.00
Sk
ori
ng
pan
elis
pH Jeruk Keprok Garut
133
Dalam pengelompokkan sampel maka dilakukan batasan skoring dengan
batasan nilai antara 1, 2, dan 3. Batasan tersebut ada dua yaitu nilai 1.5 dan nilai
2.5. Selain itu nilai ini bisa dikembangkan menjadi tiga dengan memanfaatkan
persamaan regresi linier saja tanpa memperhatikan nilai responden dari panelis.
Nilai ketiga bisa menjadi 3.5.
Berdasarkan batasan skoring tadi dan persamaan regresi linier hasil
organoleptik maka dapat ditentukan nilai batas pengelompokkan nilai pH yaitu
batasan pertama 3.1529 dan batasan kedua 4.1804. Dan jika dikembangkan ke
batasan ke tiga menjadi 5.2078. Sehingga dapat ditentukan pengkelasan yang
terjadi pada buah Jeruk Keprok Garut sebagai berikut
Kelas A : rasa “manis asam” yaitu manis tetapi masih ada sedikit rasa
asamnya, nilai pH antara 4.18 sampai 5.20.
Kelas B : rasa “asam manis “, yaitu asam tetapi ada rasa manis sedikit,
nilai pH antara 3.15 sampai 4.18.
Kelas C : rasa “asam”,
nilai pH lebih kecil dari 3.15.
Hasil pengkelasan ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian validasi
terhadap nilai pH hasil prediksi dari regresi berganda parameter kelistrikan.
Pengujian validasi dilakukan pada 62 sampel buah jeruk. Hasil pengkelasan ini
diperlihatkan pada Tabel 6.2. Dari tabel tersebut didapat nilai akurasi yang cukup
tinggi yaitu 93.55%. Hal ini hampir relevan dengan koefisien determinstik yang
tinggi untuk regresi berganda dari parameter kelistrikan yaitu 0.936 dan standar
errornya 0.1225. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengkelasan dari nilai nilai
prediksi keasaman berdasarkan parameter kelistrikan cukup baik dan cocok
dengan hasil dari pengkelasan organoleptik. Selain itu pada nilai pendugaan ini
dilakukan uji t berpasangan. Dari uji t tersebut dihasilkan bahwa metode prediksi
dengan parameter listrik tidak berbeda nyata dengan hasil metode pengukuran alat
pH meter. Selain itu hasil uji statistik dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa
dari kedua kelompok data tersebut tidak berbeda nyata.
Tabel 6.2 Hasil akurasi pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan
nilai pH prediksi
Keterangan Organoleptik
Alat: pH meter Prediksi parameter
Xwgt, Rwgt, Zwgt Prediksi parameter
Lwgt, Rwgt, Cwgt
Jumlah Sampel 62 62 62
Terdeteksi tepat 62 58 58
Akurasi (%) 100 93.55 93.55
Pengkelasan Berdasarkan Nilai Rasio Kemanisan Terhadap Keasaman Buah
Jeruk Keprok Garut
Tingkat relatif kemanisan atau relatif keasaman ditentukan berdasarkan nilai
ln{TPT/[H+]}. Nilai ln{TPT/[H
+]} ini merupakan salah satu indikator yang setara
dengan rasio TPT terhadap keasaman. Nilai logaritmik diambil sesuai dengan
hasil regresi berganda yang didapatkan pada bab 5. Sebelumnya telah disinggung
bahwa parameter ln{TPT/[H+]} memiliki korelasi linier dengan parameter-
134
parameter logaritmik kelistrikan secara serempak yang jauh lebih bagus (R2
=0.929) dan nilai error yang jauh lebih kecil (SE = 0.326) daripada nilai regresi
linier berganda pada parameter langsung TPT/[H+] dengan parameter kelistrikan
(R2=0.7655, SE =42113.7). Pendekatan regresi berganda tersebut telah dilakukan
pada bab 5 dan didapat korelasi yang terbaik untuk frekuensi 1 MHz. Maka pada
bagian ini pula, frekuensi tersebut akan dijadikan referensi untuk penentuan
grading atau pengkelasan berdasarkan sifat listrik yang terkait dengan relatif
kemanisan atau keasaman buah.
Proses pengkelasan dilakukan dengan cara organoleptik yang dilakukan
pada dua puluh panelis seperti pada bagian sebelumnya. Hasil organoleptik dibuat
dalam skoring dan dikorelasikan dengan nilai ln{TPT/[H+]} dari buah jeruk
tersebut. Hasilnya diperlihatkan pada Gambar 6.2 dan Tabel 6.3. berdasarkan
Gambar 6.2 tersebut didapat korelasi regresi linier antara nilai skoring rata-rata
dari panelis dan nilai ln{TPT/[H+]} pengukuran langsung dengan pH meter dan
refraktometer.
Hasil skoring terhadap sampel dengan 4 tingkat rasa menunjukkan bahwa
buah Jeruk Keprok Garut yang diuji dari 14 sampel tersebut menunjukkan hanya
tiga kategori. Dari semua sampel yang diuji tidak ada yang menunjukkan nilai
manis sama seperti dijelaskan sebelumnnya.
Dengan mengacu hasil grafik skoring pada Gambar 6.2 tadi maka bisa
didapat pendekatan regresi linier yaitu y = 0.3808x-1.9789 dengan y adalah nilai
skor dan x adalah nilai ln{TPT/[H+]}. Korelasinya cukup bagus yaitu ditandai
dengan nilai koefisien deterministik sebesar 0.906. Menurut Suryati et al. (2008)
koefisien deterministik 0.7668 juga sudah cukup untuk uji organoleptik.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa panelis merespon dengan skor semakin
besar untuk sampel yang rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen semakin
besar. Hal ini sangat logis karena semakin besar ln{TPT/[H+]} maka nilau relatif
kemanisan semakin bertambah dan relatif keasaman yang berkurang. Dengan skor
nilai dari asam sampai ke manis yang meningkat yaitu 1 sampai skor 4 maka jelas
semakin besar relatif kemanisan maka semakin besar nilai skoring hasil respon
panelis tersebut.
Dalam pengelompokkan sampel maka dilakukan batasan skoring dengan
batasan nilai 1.5 dan nilai 2.5 seperti yang dilakukan untuk pH. Selain itu nilai ini
bisa dikembangkan menjadi tiga dengan memanfaatkan persamaan regresi linier
saja tanpa memperhatikan nilai responden dari panelis. Berdasarkan batasan
skoring tadi maka dapat ditentukan nilai batas pengelompokkan nilai
ln{TPT/[H+]} yaitu batasan pertama 9.1358 dan batasan kedua 11.7618. Dan jika
dikembangkan ke batasan ke tiga menjadi 14.3879. Sehingga dapat ditentukan
pengkelasan yang terjadi pada buah Jeruk Keprok Garut sebagai berikut:
Kelas A : rasa “manis asam” yaitu manis tetapi masih ada sedikit rasa
asamnnya, nilai ln{TPT/[H+]} antara 11.76 sampai 14.39.
Kelas B : rasa “asam manis “, yaitu asam tetapi ada rasa manis sedikit,
nilai ln{TPT/[H+]} antara 9.14 sampai 11.76.
Kelas C : rasa “asam”,
nilai ln{TPT/[H+]} kurang dari 9.14.
135
Gambar 6.2 Hubungan pengujian nilai ln{TPT/[H
+]} dengan alat (pH meter dan
refraktometer) dan hasil organoleptik dari respon panelis
Hasil pengkelasan ini selanjutnya dilakukan pengujian validasi terhadap
nilai ln{TPT/[H+]} hasil prediksi dari regresi berganda parameter kelistrikan.
Pengujian dilakukan pada 62 sampel buah jeruk. Hasil pengkelasan ini
diperlihatkan pada tabel 6.4. Dari tabel tersebut didapat nilai akurasi yang cukup
tinggi yaitu 91.94 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengkelasan dari nilai nilai
prediksi keasaman berdasarkan parameter kelistrikan cukup baik dan cocok
dengan hasil organoleptiknya. Selain itu pada nilai pendugaan ini dilakukan uji t
berpasangan. Dari uji t tersebut dihasilkan bahwa metode prediksi dengan
parameter listrik tidak berbeda nyata dengan hasil metode pengukuran dari
gabungan alat pH meter dan Refraktometer.
Tabel 6.3 Nilai ln{TPT/[H+]} dan organoleptik panelis terhadap rasa buah Jeruk
Keprok Garut
Sampel ln{TPT/[H+]} Organoleptik Sampel ln{TPT/[H
+]} Organoleptik
1 7.45 1 ± 0 8 11.45 2.67 ± 0.49
2 7.56 1 ± 0 9 11.11 2.13 ± 0.52
3 9.50 1.27 ± 0.46 10 12.41 2.8 ± 0.56
4 11.39 2.4 ± 0.51 11 10.54 1.87 ± 0.64
5 10.99 2.2 ± 0.77 12 11.72 2.73 ± 0.46
6 11.68 2.4 ± 0.63 13 11.48 2.53 ± 0.74
7 12.41 2.8 ± 0.41 14 11.83 2.2 ± 0.68
Tabel 6.4 Hasil akurasi pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan
nilai ln{TPT/[H+]} prediksi
Keterangan Organoleptik
Alat : pH meter dan
refraktometer
Prediksi parameter
Xwgt, Rwgt, Zwgt
Prediksi parameter
Lwgt, Rwgt, Cwgt
Jumlah Sampel 62 62 62
Terdeteksi tepat 62 57 57
Akurasi (%) 100 91.94 91.94
y = 0.3808x - 1.9789
R² = 0.906
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00S
kori
ng p
anel
is
Ln{TPT/[H+]}
136
Kesimpulan
Berdasarkan hasil organoleptik maka Jeruk Keprok Garut bisa
dikembangkan pengelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan nilai pH
dan ln{TPT/[H+]} yang diukur. Lebih lanjut lagi parameter pH dan ln{TPT/[H
+]}
hasil prediksi yang didapat dari parameter kelistrikan terutama resistansi, reaktansi,
impedansi, dan induktansi per massa buah juga mampu mengelompokkan buah
Jeruk Keprok Garut ke dalam tiga kelas. Ketiga kelas tersebut adalah kelas A
rasa “manis asam” dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} antara 11.76 sampai 14.39
dan nilai pH antara 4.18 sampai 5.20. Kelas B rasa “asam manis “dengan batasan
nilai ln{TPT/[H+]} antara 9.14 sampai 11.76 dan nilai pH antara 3.15 sampai
4.18. Kelas C rasa “asam” dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} kurang dari 9.14
dan pH kurang dari 3.15. Nilai akurasi untuk validasi organoleptik hasil parameter
prediksi dari kelistrikan cukup tinggi, yaitu 91.94 % untuk parameter pendugaan
rasio kemanisan terhadap keasaman, dan 93.55% untuk pendugaan nilai pH.
Selain itu hasil uji t menunjukkan bahwa metode prediksi parameter kelistrikan
bisa menggantikan metode pengukuran alat pH meter atau Refraktometer
langsung.
BAB 7
PEMBAHASAN UMUM
Buah jeruk tumbuh dan tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Hal ini
menjadi aset nasional yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan manusia. Jeruk merupakan salah satu komoditas buah-buahan
yang menjadi andalan sektor pertanian dan berada pada urutan kedua setelah
pisang dalam hal volume perdagangan dunia atau ekspor-impor (Storey & Walker
1999). Perbedaan iklim dan faktor lingkungan lainnya menjadikan komoditas ini
berkembang menurut kondisi tempat tumbuhnya, punya spesifikasi sendiri dan
menjadi terkenal sebagai buahan spesifik daerah tersebut seperti Jeruk Keprok
Garut. Setelah hancur terserang penyakit CVPD lebih dari 20 tahun lalu, Jeruk
Keprok Garut mulai digalakan kembali. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian pada tahun 1999 Jeruk Keprok Garut telah ditetapkan sebagai Jeruk
Varietas Unggul Nasional.
Walaupun manfaat jeruk sangat banyak dan bisa meningkatkan
kesejahteraan petani tetapi hal itu tidak bisa berguna dengan baik jika tidak
memperhatikan mutu dari buah jeruk itu sendiri. Penanganan pascapanen buah
dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari panen hingga buah dikemas dan
siap didistribusikan pemasarannya atau untuk mendapatkan perlakuan seperti
penyimpanan, pelilinan (Margeysti 1999), pemeraman maupun perlakuan khusus
lainnya yang dituntut konsumen.
Seperti halnya jeruk, produk pertanian umumnya mudah rusak (Mohsenin
1986). Namun, permintaan untuk produk-produk pertanian tidak akan pernah
berhenti selama pertumbuhan populasi manusia terus meningkat. Pengukuran sifat
produk pertanian umumnya bersifat merusak sehingga banyak peneliti
mengembangkan metode yang tidak merusak. Sebagian besar teknik yang
ditemukan oleh para peneliti sering mahal dan tidak praktis dalam industri
pertanian. Pengukuran listrik memberikan kesempatan untuk mengatasi masalah
ini (Varlan dan Sansen 1996; Karásková et al. 2011 ).
Mutu buah jeruk tidak hanya ditentukan oleh media tumbuh, pengemasan,
pemetikan, dan hama tumbuhan (Sarwono 1994), tetapi teknik pengujian mutu
juga ikut berperan. Hasil evaluasi visual yang hanya menilai sifat fisik bagian luar
ini tidak selalu mencerminkan tingkat kematangan dan kerusakan bagian dalam
buah. Bila ingin menentukan mutu bagian dalam buah harus digunakan cara kimia
basah seperti HPLC (Odriozola-Serrano 2007) yang bersifat merusak, mahal dan
lama. Selain itu banyak peneliti mengembangkan metode nondestruktif sekaligus
bisa menentukan karakteristik bagian dalam buah namun masih mahal seperti
penggunakan MRI dan NMR pada buah tomat (Musse et al. 2009), spektroskopi
NIR pada jeruk (Liu et al. 2010), fluoresence pada tomat (Lai et al. 2007). Dalam
menanggulangi masalah ini perlu dilakukan suatu penelitian mengenai teknik
tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan mutu buah-buahan secara
tidak merusak (Kawano 1993; Rejo 2002) dan relatif murah. Salah satu metode
non destruktif yang relatif murah dan berpotensi dapat menentukan mutu buah
adalah dengan pemanfaatan sinyal listrik (Zara et al. 2003; Figura dan Teixeira
2007; Karásková et al. 2011; Soltani et al. 2011 ).
138
Pengukuran listrik memberikan peluang teknik yang sederhana, biaya
rendah, dan pengujian kualitas produk yang cepat seperti yang dilakukan oleh
Soltani et al. (2011) untuk buah pisang, Karásková et al. (2011) pada ikan asap,
Guo et al. (2011) dan Euring et al. (2011) pada buah apel. Selain itu, sifat listrik
dari buah yang penting dalam aspek kognitif yang tidak merusak, terutama untuk
mengetahui respon dari buah-buahan terhadap medan listrik dengan frekuensi
yang bervariasi (Bauchot et al. 2000; Bean et al. 1960).
Analisis spektroskopi impedansi listrik dari buah Jeruk Keprok Garut pada
berbagai parameter fisiko kimia yang merupakan parameter kualitas yang umum
digunakan adalah hal baru yang belum pernah ada yang melakukannya. Langkah
ini merupakan salah satu langkah evaluasi yang tidak merusak pada produk Jeruk
Keprok Garut. Prilaku sifat listrik dari buah Jeruk Keprok Garut selama
pematangan telah dikaji dengan menggunakan pemodelan rangkaian listrik dan
spektroskopi impedansi listrik. Model listrik buah jeruk terdiri dari resistor dan
kapasitor yang diadopsi dari model Zhang dan Hayden. Pengembangan model
listrik untuk jeruk juga telah dilakukan berdasarkan kondisi struktur internal
buah. Hasil simulasi dan pengukuran pada buah jeruk ini menunjukkan adanya
kecocokan yang bagus untuk nilai resistor dan kapasitor yang tertentu. Korelasi
antara data pengukuran dan simulasi dilakukan secara regresi dan hasil terbaik
ditunjukkan dengan koefisien deterministik tertinggi terjadi pada model baru.
Perubahan keasaman dan kekerasan pada buah menyebabkan terjadinya
perubahan nilai parameter resistor dan kapasitor internal pada model. Jika pH
meningkat, maka nilai kapasitansinya meningkat sementara nilai resistansinya
menurun. Korelasi perubahan parameter tersebut tidak menunjukkan korelasi
yang linier. Perubahan kekerasan dan komponen resistansi dari model
menunjukkan keterkaitan yang sejalan dan berkorelasi secara nonlinier.
Peningkatan kekerasan buah berkorelasi juga dengan penurunan komponen
kapasitansi dari model atau dalam kata lain jika kekerasan meningkat maka
komponen kapasitansi dari model menurun.
Spektroskopi impedansi listrik meliputi pemodelan listrik yang dibangun
dari rangkaian listrik resistor dan kapasitor, serta menganalisa responnya terhadap
amplitudo sinyal dan frekuensinya (Vozáry dan Benkő 2010). Dalam metode ini
penggunaan arus listrik umumnya merupakan arus lemah agar pemberian listrik
tidak merusak bahan yang diuji. Model bisa dijadikan pertimbangan dalam
menjelaskan dan menggambarkan fenomena mekanisme transportasi pada
jaringan (Muramatsu dan Hiraoka 2007). Pemodelan rangkaian listrik telah
berhasil menjelaskan beberapa sifat buah seperti yang dilakukan oleh Bauchot et
al. (2000) yang diadopsi dari model Zhang (Zhang et al. 1990) pada buah kiwi.
Wu et al. (2008) menerapkan pada terung dan kentang yang diadopsi dari model
Hayden (Hayden et al. 1969).
Model yang dibangun oleh Hayden memperhitungkan resistansi dari
dinding sel, resistansi cytoplasma yang termasuk di dalamnya vakuola dan
kapasitansi dari membran sel. Zhang et al.(1990) melakukan pengembangan
dengan mengusulkan bahwa kapasitansi dari tonoplas dan resistansi internal dari
vakuola memiliki kontribusi secara substansi terhadap total impedansi buah,
sehingga parameter ini harus ada secara independen.
Struktur internal dari buah jeruk lebik kompleks daripada buah kiwi,
kentang atau terung sehingga pemodelan harus lebih dikembangkan agar lebih
139
sesuai. Model baru ini dibangun dari komponen resistansi bagian buah yaitu biji,
segment, dinding segment, dan dinding kulit luar. Selain itu juga ada unsur
kapasitansi membrannya yang berasal dari segment, albedo, dan flavedo. Secara
keseluruhan model diilustrasikan pada bab 3 dalam Gambar 3.2.
Tingginya kapasitansi pada frekuensi rendah (50 Hz) dapat dikaitkan
dengan perubahan dipol yang dipengaruhi kandungan air dan polarisasi elektroda.
Selain itu, perubahan frekuensi akan mempengaruhi kondisi ion dalam bahan.
Kehilangan ionik (ionic loss ) berbanding terbalik dengan frekuensi dan menjadi
kritis ketika frekuensi yang lebih rendah. Sementara disipasi energi pada frekuensi
yang lebih tinggi kurang dominan dan ionic loss menjadi hampir tidak terjadi
(Singh et al. 2010).
Resistansi, reaktansi, impedansi, induktansi, dan kapasitansi listrik buah
tidak linier terhadap besarnya frekuensi. Peningkatan frekuensi sinyal tidak dapat
diikuti oleh perubahan momen dipol internal jeruk secara linier. Namun, untuk
penjelasan yang tepat dari perilaku dielektrik dari buah jeruk dan bahan biologis
lainnya, fenomena kontribusi selain relaksasi dipol juga perlu diperhitungkan
seperti konduksi ion pada frekuensi yang lebih rendah, perilaku kandungan air,
dan pengaruh komponen penyusun lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
frekuensi rendah Jeruk Keprok Garut menunjukkan sifat resistif yang dominan
hampir bersifat isolator. Dengan demikian, ion-ion dan elektron dalam buah jeruk,
biji, kulit, dan daging terikat relatif kuat.
Nilai konduktansi listrik menyatakan kemampuan gerak muatan dalam
material dan tergantung pada jumlah ion atau elektron bebas dari bahan. Elektron
pada bahan konduktif mudah untuk mengikuti perubahan arus bolak-balik
eksternal. Dengan demikian, peningkatan konduktansi listrik dengan mudah akan
terjadi jika frekuensi meningkat. Sementara bahan resistif tidak mudah terjadi
demikian. Jadi, peningkatan frekuensi hanya sedikit mengubah nilai konduktansi
dari bahan resistif. Hal ini terjadi juga pada buah jeruk yaitu nilai konduktansi
listrik sedikit meningkat ketika frekuensi diperbesar.
Konsekuensi dari perubahan sifat resistif maupun kapasitif bahan akan
mempengaruhi nilai impedansi total bahan tersebut. Jika frekuensi meningkat,
maka nilai impedansi listrik dari buah jeruk menurun. Besaran impedansi listrik
berkorelasi dengan resistansi, reaktansi, kapasitansi, induktansi dan frekuensi.
Pada frekuensi yang sangat rendah reaktansi akan menjadi besar, sehingga
impedansi akan menjadi besar juga. Ketika frekuensi meningkat, reaktansi akan
menurun.
Nilai impedansi juga menandakan hambatan total arus bolak-balik yang
berkorelasi dengan konduktansi dan kapasitansi sebagai fungsi dari frekuensi.
Ketika frekuensi meningkat, nilai konduktansi juga meningkat. Sementara
penurunan nilai kapasitansi dan peningkatan frekuensi akan berkorelasi dengan
penurunan nilai impedansi. Kedua fenomena kapasitansi dan konduktansi akan
memperkuat sifat impedansinya. Secara keseluruhan, impedansi akan menurun
jika frekuensi meningkat.
Zhang dan Willison (1991) telah mencocokkan model dengan data
eksperimen dari blok jaringan akar wortel dan umbi kentang. Model ini
didominasi oleh sifat resistansi transmembran yang umumnya dianggap sangat
tinggi (Zhang et al. 1990). Namun, dalam jaringan buah nektarin asumsi ini
diperbaiki karena membran diketahui mengalami kebocoran ionik pada saat
140
pematangan. Pembenaran untuk identifikasi dinding sel dan resistansi vakuola
cukup baik dilakukan oleh Harker dan Dunlop (1994) pada nektarin. Begitu juga
diduga dalam jaringan buah jeruk semua asumsi ini mungkin tidak sepenuhnya
benar karena jaringan internal yang lebih kompleks. Identifikasi dan interpretasi
resistansi biji, resistansi dari segmen, resistansi dinding segmen, resistansi kulit
terluar, kapasitansi segmen, kapasitansi albedo, dan kapasitansi dari flavedo pada
model bisa lebih diterima dengan baik.
Nilai untuk masing-masing resistansi cukup besar. Hal ini dimungkinkan
karena kondisi buah jeruk memiliki banyak bahan isolasi seperti minyak, gula,
pati, pektin, dan vitamin (Ladaniya 2008). Sedangkan nilai untuk komponen
kapasitansi sangat kecil. Hal ini juga mungkin karena beberapa membran pada
buah memiliki sifat kapasitif yang relatif rendah selain itu membran mencakup
permukaan yang kecil secara terpisah. Berdasarkan parameter koefisien
deterministik (R2) dan kesalahan, model baru menunjukkan kompatibilitas
tertinggi. Model Hayden dan Zhang kurang cocok dibandingkan model baru.
Berdasarkan model resistansi internal, semua resistansi memiliki nilai yang
tinggi. Hal ini berhubungan dengan sifat resistif Jeruk Keprok Garut. Dalam
jaringan tanaman, resistansi dari jalur ekstraseluler harus tinggi karena luas
penampang lintasan elektron kecil dan konsentrasi ion pembawa rendah (Harker
dan Dunlop 1994).
Buah jeruk termasuk buah non-klimakterik, tidak menunjukkan kenaikan
respirasi yang disertai dengan perubahan rasa dan komposisi biokimia setelah
dipanen (Ladaniya 2008). Buah yang belum matang biasanya sangat asam dan
memiliki tekstur internal yang kasar. Pada buah jeruk hal ini ditandai dengan
peningkatan pH dan penurunan kekerasan. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan dalam komposisi dan proses hidrasi pada dinding sel (Harker dan
Dunlop 1994). Penurunan keasaman buah disertai dengan penurunan resistansi
internal (R1-R4) dan peningkatan kapasitansi membran (C1-C3). Penurunan
resistansi internal buah berkaitan dengan peningkatan konsentrasi mobile ion di
dinding sel maupun peningkatan luas penampang dinding sel. Resistansi sel
dinding menurun selama kematangan buah dan penurunan ini terkait erat pula
dengan perubahan tekstur buah. Secara grafik dapat dilihat bahwa peningkatan
nilai kekerasan dari buah disertai dengan meningkatkan nilai resistansi internal
dan penurunan nilai kapasitansi membran. Selama pematangan, perubahan yang
besar dapat terjadi pada dinding sel, membran dan komposisi sel (Bean et al.
1960). Semua perubahan ini akan mempengaruhi kapasitansi dari jaringan
membran. Jika permeabilitas membran sitoplasma dipengaruhi sedemikian rupa
oleh penghilangan polarisasi ion pada membran, maka perubahan besar akan
terjadi pada kapasitansi. Dengan demikian, efek pada membran dan permukaan
bisa menjadi penyebab utama pada perubahan resistansi dan impedansi listrik
pada jeruk.
Semua besaran parameter kelistrikan dibagi dengan parameter konpensasi
berat. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa impedansi listrik, resistansi,
reaktansi, kapasitansi, induktansi per berat, per volume, dan per diamter
menunjukkan fenomena yang mirip yaitu mengalami penurunan ketika frekuensi
ditingkatkan. Buah Jeruk Keprok Garut, secara umum, memiliki kemampuan
penghantaran listrik yang lemah terutama pada frekuensi rendah. Tetapi, ketika
frekuensi ditingkatkan kemampuan penghantarannya relatif meningkat.
141
Pada frekuensi rendah konduktivitas ionik memainkan peran utama,
sedangkan konduktivitas ionik dan rotasi dipol dari air bebas berperan penting
pada frekuensi gelombang mikro (Ragni et al. 2007; Sosa-Morales et al. 2009).
Untuk cairan murni dengan molekul polar, seperti alkohol atau air, dispersi polar
mendominasi karakteristik frekuensi - sifat dielektrik dan model Debye dapat
digunakan untuk menggambarkan perilaku ketergantungannya pada besarnya
frekuensi (Decareau 1985).
Secara teoritis, untuk jaringan yang relatif seragam, jalur arus bolak-balik
utamanya terletak pada jalur dinding sel karena impedansi membran yang sangat
besar jika frekuensinya rendah. Reaktansi kapasitif dari membran secara bertahap
menurun dengan meningkatnya frekuensi, penurunan reaktansi secara signifikan
mempengaruhi impedansi total dan menyebabkan penurunan nilai impedansi dari
jaringan ketika frekuensi naik di atas tingkat tertentu (Wu et al. 2008; Bauchot et
al. 2000; Harker dan Dunlop 1994). Euring et al. (2011) dan Pliquett (2010)
menjelaskan bahwa daerah β-dispersion cukup menarik dalam pertimbangan
struktur sel. Jika frekuensi di bagian atas dari wilayah dispersion yang dipilih,
arus mengalir melalui sel. Jika frekuensi yang lebih rendah dipilih pada wilayah
β-dispersion, arus ini hanya dapat mengalir melalui ruang ekstraseluler. Membran
sel berperilaku seperti resistor listrik pada wilayah frekuensi ini (Angersbach et al.
1999).
Nilai resistansi bahan murni seharusnya tidak dipengaruhi oleh frekuensi,
namun pada jeruk ternyata ada pengaruh frekuensi. Hal ini dimungkinkan bahwa
resistivitas dari bahan ini memang terpengaruhi oleh frekuensi. Selain itu
dimungkinkan akibat adanya skin effect. Fenomena skin effect dapat dijelaskan
bahawa resistansi yang disebabkan arus dekat permukaan dan besarnya
dipengaruhi oleh frekuensi arus AC (Vorst et al. 2006).
Nilai resistansi, impedansi, induktansi, dan reaktansi per berat buah
menurun selama pematangan buah jeruk. Sedangkan kapasitansi per berat buah
Jeruk Keprok Garut meningkat selama pematangan buah. Hal ini dibuktikan
dengan adanya korelasi antara sifat listrik dan fisikokimia yang menandakan
kematangan buah. Konsistensi tertinggi dari korelasi yang terjadi adalah pada
frekuensi 1 MHz. Parameter listrik memiliki respon yang signifikan terhadap
keasaman, kekerasan, dan indeks TSS / keasaman buah Jeruk Keprok Garut.
Kualitas buah diperkirakan dengan menggunakan persamaan regresi berganda dari
parameter listrik. Nilai pH bisa diduga dengan baik secara regresi linier berganda
dan regresi nonlinier berganda dalam bentuk persamaan logaritma parameter
listriknya. Nilai rasio TSS / konsentrasi ion hidrogen dapat diduga dengan baik
secara regresi nonliner berganda dalam bentuk persaman logaritma dari semua
parameternya.
Karakteristik sifat listrik yang meliputi resistansi, reaktansi, impedansi, dan
induktansi per massa buah berkorelasi baik dengan parameter keasaman,
kekerasan, dan rasio kemanisan terhadap keasaman. Parameter kapasitansi
memiliki korelasi yang kurang kuat terhadap parameter kualitas buah Jeruk
Keprok Garut. Namun secara penggabungan parameter ini memberikan
pendukungan terhadap pendugaan pH dan rasio kemanisan terhadap konsentrasi
ion hidrogen.
Pendugaan nilai pH buah jeruk diduga dengan regresi nonlinier berganda
dalam bentuk persamaan logaritmiknya dikarenakan korelasi satu-satu secara
142
langsung menunjukkan bentuk yang eksponensial. Pendugaan terbaik adalah pada
frekuensi 1 MHz. Pendugaan nilai [
] buah jeruk hanya baik jika digunakan
dengan pendekatan regresi nonlinier berganda dalam bentuk persamaan
logaritmiknya. Pendugaan terbaik adalah pada frekuensi 1 MHz. Tingkat akurasi
pendugaan data untuk frekuensi ini rata-rata cukup tinggi yaitu 97.95% untuk pH
dengan pendugaan nonlinier dari kelompok satu (impedansi, reaktansi dan
resistansi) dan 97.93% untuk pH dengan pendugaan nonlinier dari kelompok dua
(kapasitansi, reaktansi dan induktansi). Tingkat akurasi pendugaan data untuk
yang linier juga tinggi yaitu 97.08% untuk kelompok satu dan 97.75% untuk
kelompok dua. Begitu juga untuk rasio kemanisan terhadap keasaaman bisa
dilihat akurasinya. Tingkat akurasi pendugaan data [
] untuk frekuensi ini rata-
rata yaitu 77.50% untuk pendugaan nonlinier dari kelompok satu (impedansi,
reaktansi dan resistansi) dan 76.98% untuk kelompok dua.
Berdasarkan hasil organoleptik, Jeruk Keprok Garut bisa dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok berdasarkan nilai pH dan ln{TPT/[H+]} yang diukur. Lebih
lanjut lagi parameter pH dan ln{TPT/[H+]} hasil prediksi yang didapat dari
parameter kelistrikan terutama resistansi, reaktansi, impedansi, kapasitansi dan
induktansi per massa buah juga mampu menkelaskan buah Jeruk Keprok Garut ke
dalam tiga kelas. Ketiga kelas tersebut adalah kelas A rasa “manis asam”
dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} antara 11.76 sampai 14.39 dan nilai pH antara
4.18 sampai 5.20. Kelas B rasa “asam manis “dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]}
antara 9.14 sampai 11.76 dan nilai pH antara 3.15 sampai 4.18. Kelas C rasa
“asam” dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} kurang dari 9.14 dan pH kurang dari
3.15. Nilai akurasi untuk validasi organoleptik hasil parameter prediksi dari
kelistrikan cukup tinggi, yaitu 91.94 % untuk parameter pendugaan rasio
kemanisan terhadap keasaman, dan 93.55% untuk pendugaan nilai pH. Selain itu
uji statistik dengan uji t dapat memperkuat fakta ini.
BAB 8
KESIMPULAN UMUM DAN SARAN
Kesimpulan Umum
1. Interpretasi sifat listrik menjadi alternatif pilihan dalam kajian perilaku
kematangan Jeruk Keprok Garut. Model listrik mampu menjelaskan
perubahan perilaku buah jeruk selama pematangan terkait keasaman dan
kekerasan berdasarkan perubahan kapasitansi membran dan resistansi
komponen jaringan penyusun buah.
2. Model baru dibangun dari komponen resistansi bagian buah yaitu biji,
segment, dinding segment, dan dinding kulit luar. Selain itu juga ada unsur
kapasitansi membrannya yang berasal dari segment, albedo, dan flavedo.
Model baru ini lebih baik daripada literatur yang pernah dilakukan peneliti
sebelumnya.
3. Karakteristik sifat listrik pada Jeruk Keprok Garut memiliki keterkaitan
dengan frekuensi dan menunjukkan bahwa impedansi listrik, resistansi,
reaktansi, kapasitansi, induktansi per berat, per volum, dan per jarak elektroda
menunjukan fenomena yang mirip yaitu mengalami penurunan ketika
frekuensi ditingkatkan.
4. Nilai resistansi, impedansi, induktansi, dan reaktansi per berat buah menurun
selama pematangan buah jeruk. Sedangkan kapasitansi per berat buah Jeruk
Keprok Garut meningkat selama pematangan buah.
5. Karakteristik sifat listrik yang meliputi resistansi, reaktansi, impedansi, dan
induktansi per massa buah berkorelasi baik dengan parameter kualitas buah
Jeruk Keprok Garut. Konsistensi tertinggi dari korelasi yang terjadi adalah
terjadi pada frekuensi 1 MHz. Parameter listrik memiliki respon yang
signifikan terhadap keasaman, kekerasan, dan indeks TSS / konsentrasi ion
hidrogen pada buah Jeruk Keprok Garut. Buah jeruk yang mengalami
peningkatan kualitas dan kematangan bisa diindikasikan dengan adanya
penurunan parameter resistansi, reaktansi, impedansi, dan induktansi per
massa buah.
6. Pendugaan nilai pH dan [
] buah jeruk dengan memakai parameter
impedansi, resistansi, reaktansi, kapasitansi, dan induktansi per massa bisa
digunakan dengan pendekatan yaitu regresi berganda. Pendugaan nilai [
]
buah jeruk dengan memakai parameter listrik hanya baik jika digunakan
dengan pendekatan regresi nonlinier berganda.
7. Berdasarkan hasil organoleptik, nilai pH dan ln{TPT/[H+]} yang diukur
maupun hasil prediksi yang didapat dari parameter kelistrikan mampu
mengkelaskan buah Jeruk Keprok Garut ke dalam tiga kelas. Ketiga kelas
tersebut adalah kelas A rasa “manis asam” dengan batasan nilai
ln{TPT/[H+]} antara 11.76 sampai 14.39 dan nilai pH antara 4.18 sampai
5.20. Kelas B rasa “asam manis “dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} antara
9.14 sampai 11.76 dan nilai pH antara 3.15 sampai 4.18. Kelas C rasa
“asam” dengan batasan nilai ln{TPT/[H+]} kurang dari 9.14 dan pH kurang
dari 3.15.
144
Saran
Hasil kajian ini bisa dikembangkan lebih jauh pada proses sortasi dan
penangan lainnya. Penelitian lebih lanjut terhadap teknik spektroskopi impedansi
ini akan sangat berguna dan memberikan nilai tambah untuk penerapan dalam
pengembangan teknologi. Beberapa peluang kajian yang bisa dikembangkan
untuk melengkapi penelitian ini diantaranya adalah kajian kelistrikan yang
berkorelasi terhadap penyakit, kerusakkan buah, dan sifat-sifat lain dari buah
Jeruk Keprok Garut. Selain itu tahapan pengembangan untuk penciptaan alat
elektronik yang cocok dengan frekuensi 1 MHz adalah sangat dimungkinakan.
145
DAFTAR PUSTAKA
AAK 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius. Yogyakarta
Afzal A, Mousavi SF, Khademi M. 2010. Estimation of leaf moisture content by
measuring the capacitance. Journal of Agricultural Science Technology, 12:
339-346.
Agilent Technologies Co. 2000. The Impedance Measurement handbook – A
Guide to Measurement Technologies and Techniques. Jepang.
Agusti M. Martinez-Fuentes A, Mesejo C. 2002. Citrus fruit quality, physiological
basis and techniques of improvment. Agrociencia. 6(2):1-16.
Ahmad U, Tjahjohutom R, Mardison S. 2007. Pengembangan mesin sortasi dan
pemutuan buah jeruk dengan sensor kamera CCD. Prosiding Seminar
Nasianal Teknik Pertanian Yogyakarta, 18-19 November 2008.
Albertini MV, Carcouet E, Pailly O, Gambotti C, Luro F, Berti L.2006. Changes
in organic acids and sugars during early stages of development of acidic and
acidless citrus fruit. Journal of Agricultural and Food Chemistry,
54(21):8335-8339.
Angersbach A, Heinz V, Knorr D. 1999. Electrophysiological model of intact and
processed plant tissues: Cell disintegration criteria. Biotechnol Progr 15(4):
753-762.
Angersbach A, Heinz V, Knorr D. 2002. Evaluation of process-induced
dimensional changes in the membrane structure of biological cells using
impedance measurement. Biotechnol Progr 18(3): 597-603.
Asami K, Hanai T, Koizumi N. 1980. Dielectric approach to suspensions of
ellipsoidal particles covered with a shell in particular reference to biological
cells. Japanese Journal of Applied Physics. 19: 359.
Asami K, Yonezawa T. 1996. Dielectric behavior of wild-type yeast and vacuole-
deficient mutant over a frequency range of 10–10 GHz. Biophysical Journal,
71: 2192–2200.
Badan Pertanian dan Hortikultura Sumatra Barat. 2008. Profil peluang investasi
komoditas komoditas jeruk Sumatra Barat. [http://www.sumbarprov.go.id,
diakses pada Oktober 2010]
Banach JK, Zywica R, Szpendowski J, Kiełczewska K.,2012. Possibilities of
using electrical parameters of milk for assessing its adulteration with water.
International Journal of Food Properties. 15(2): 274-280.
Barsoukov E, Macdonald JR. 2005. Impedance Spectroscopy: Theory,
Experiment, and Applications. John Wiley and Sons Inc. USA.
Bauchot AD, Harker FR, Arnold WM. 2000. The use of electrical impedance
spectroscopy to assess the physiological condition of kiwifruit. Postharvest
Biology and Technology. 18: 9–18.
Bean RC, Rasor JP, Porter GG. 1960. Changes in electrical characteristics of
avocados during ripening. California Avocado Society. Yearbook 44:75-78.
Beiser A. 1987. Concepts of Modern Physics, McGraw-Hill,
Bermejo A, Cano A. 2012. Analysis of nutritional constituents in twenty citrus
cultivars from the Mediterranean area at different stages of ripening, Food and
Nutrition Sciences, 3: 639-650.
146
Bermejo A, Pardo J, Cano A. 2011.Influence of gamma irradiation on seedless
citrus production: pollen germi- nation and fruit quality. Food and Nutrition
Sciences, 2(3):169-180.
BPS. 2012. Data Ekspor-Impor. http://www.bps.go.id/. Diakses 20 Mei 2013.
BSN. 2009. Jeruk Keprok. SNI 3165. Jakarta.
Cano A, Medina A, Bermejo A. 2008. Bioactive compounds in different citrus
varieties. Discrimination among cultivars. Journal of Food Composition and
Analysis, 21(5): 377-381.
Cao Y, Repo T, Silvennoinen R, Lehto T, Pelkonen P. 2011. Analysis of the
willow root system by electrical impedance spectroscopy. Journal of
Experimental Botany 62:351–358.
Castle WS.1995. Review: Rootsock as a fruit quality factor in citrus and
deciduous tree crops. New Zealand Journal of Crop and Horticultural Science
23(4): 383-394.
Choi, Yunn-Hong M. Skliar JJ, Magda, Hee-Kyoung, Lee. 2001. Spatially
resolved broad-band dielectroscopy for material characterization. Utah,
USA.
Choi NS, Lee YG, Park JK, Ko JM. 2001. Electrochem. Acta 46 1581
Cole KS, Curtis HJ. 1950. Bioelectricity: Electric Physiology. In: Glasser, O.,
(Ed.), Medical Physics, Vol. 2. The Year Book Publisher INC., Chicago. pp.
82-90.
Damez JL, Clerjon S, Abouelkaram S. 2005. The use of electrical impedance
spectroscopy to mesostructure assessed by alternating current spectroscopy
during meat ageing. In Proceedings of the 51 international congresses of meat
science and technology, hlm 327-330.
Damez JL, Clerjon S, Abouelkaram S, Lepetit J. 2007. Dielectric behavior of beef
meat in the 1-1500 kHz range: Simulation with the Fricke/Cole-Cole model.
Meat Sci., 77:512-519.
Decareau RV.1985. Microwaves in The Food Processing Industry. Orlando:
Academic Press. pp. 2e37.
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut. 2009. Temu Pokja
Jeruk Keprok Garut dan launching agroklinik Hortikultura,
[http://hortikultura-garut. com diakses pada 20 Oktober 2010].
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut, 2009, Pofil Jeruk Gaut
di Kabupaten Garut, http://www.garutkab.go.id. [2 nopember 2010]
Dressel M, Scheffler M. 2006. Verifying the drude response. Ann. Phys. 15 (7–8):
535–544. doi:10.1002/andp.200510198.
Ellappan P, Sundararajan R. 2005. A simulation study of the electrical model of a
biological cell. Journal of Electrostatics 63: 297–307.
Enny F, Damin S, Any K. 2002. Optimasi waktu destilasi uap dan identifikasi
komponen minyak kulit Jeruk Siam (citrus nobilis, L) JKSA Vol V No. 1
Euring F, Russ W, Wilke W, Grupa U. 2011. Development of an impedance
measurement system for the detection of decay of apples. Procedia Food
Science, 1: 1188-1194.
Fardiaz D, Zakaria F, Ahza AB, Suadi K. 1984. Pemanfaatan limbah jeruk
sebagai bahan pembuat pectin, laporan penelitian proyek peningkatan
pengembangan peguruan tinggi IPB no 39. Bogor.
147
Ferianto K. 2009. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit jeruk keprok (Citrus
nobilis Lour) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli,
Universitas Muhamadiah Surakarta.
Figura LO, Teixeira AA. 2007. Food Physics: Physical Properties Measurement
and Applications, Springer, Berlin. Jerman.
Gheorghiu E. 1994. The dielectric behaviour of suspensions of spherical cells: A
unitary approach. Journal of Physics A: Mathematical and General. 27: 3883–
3893.
Ghatass ZF, Soliman MM, Mohamed MM. 2008. Dielectric technique for quality
control of beef meat in the range 10 kHz - 1 MHz. American-Eurasian
Journal of Scientific Research, 3(1):62-69.
Ginting H. 2005. Karakterisasi simplisia dan analisis komponen minyak atsiri dari
kulit buah jeruk purut kering. Jurnal Penelitian Bidang ilmu pertanian, vol 3
no 1.
Grimnes S, Martinsen QG. 2000. Bioimpedance and Bioelectricity Basics
Academic Press, London.
Guan D, Cheng M, Wang Y, Tang J.2004. Dielectric properties of mashed
potatoes relevant to microwave and radio-frequency pasteurization and
sterilization processes. Journal of Food Science, 69(1), FEP30eFEP37.
Halliday D, Resnick R. 1978. Physics. John Wiley & Sons.Inc
Hanai T. 1960. Theory of the dielectric dispersion due to the interfacial
polarization and its application to emulsions. Kolloid-Z, 171, 23–31.
Hayt WH, Buck JA. 2006. Engineering Electromagnetics, seventh edition.
McGraw-Hill Componies. Inc.New york.
Hayden RI, Moyse CA, Calder FW, Crawford DP, Fensom DS. 1969. Electrical
impedance studies on potato and alfalfa tissue. Journal of Experimental
Botany. 20(63):177–200.
Harmen. 2001. Rancang bangun alat dan pengukuran nilai sifat dielektrik bahan
pertanian pada kisaran frekuensi radio. [Tesis]. IPB.
Harker FR, Dunlop J. 1994. Electrical impedance studies of nectarines during cool
storage and fruit ripening. Postharvest Biology and Technology, 4(1): 125–
134.
Harker FR, Forbes SK. 1997. Ripening and development of chilling injury in
persimmon fruit: an electrical impedance study. New Zealand J. Crop Hortic.
Sci. 25: 149–157.
Harker FR, Maindonald JH. 1994. Ripening of nectarine fruit: changes in the cell
wall, vacuole, and membranes detected using electrical impedance
measurements. Plant Physiology. 106:165-171.
Hermawan B. 2005. Monitoring kadar air tanah melalui pengukuran sifat
dielektrik pada lahan jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 7:15-22.
Jahja AK, Silalahi M, Darwinto T, Effendi N. 2006. Conductivity and dielectric
properties of a novel Ferrite alloy. Indonesian Journal of Materials Science.
8(1):18 – 22.
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Jeruk. [http://www.ristek.go.id, Diakses
pada desember 2011].
Karásková P, Fuentes A, Fernández-Segovia I, Alcañiz M, Masot R, Barat JM.
2011. Development of a low-cost non-destructive system for measuring
148
moisture and salt content in smoked fish products. Procedia Food Science,
1:1195-1201.
Kawano S. 1993. Non destructive quality evaluation of food. Food preservation
and distribution, 40(5).
Karadeniz F. 2004. Main organic acid distribution of authentic citrus juices in
Turkey. Journal of Agriculture and Forestry, 28: 267–271.
Kato K.1997. Electrical density sorting and estimation of soluble solids content of
watermelon. Journal of Agricultural Engineering Research 67:161-170.
Kelebek H, Selli S, Canbas A, Cabaroglu T. 2009. HPLC determination of
organic acids, sugars, phenolic compositions and antioxidant capacity of
orange juice and orange wine made from a Turkish cv. Kozan. Micro-
chemical Journal. 91(2):187-192.
Komarov V, Wang S, Tang J. 2005. Permittivity and measurements. In K. Chang
(Ed.), Encyclopedia of RF and microwave engineering (3693e3711). New
York: John Wiley and Sons, Inc.
Kumar P, Coronel P, Simunovic J, Truong VD, Sandeep KP. 2007. Measurement
of dielectric properties of pumpable food materials under static and
continuous fl ow conditions. J. Food Sci. 72: E177-E183.
Lai A, Santangelo E, Soressi GP, Fantoni R. 2007. Analysis of the main
secondary metabolites produced in tomato (Lycopersicon esculentum, Mill.)
epicarp tissue during fruit ripening using fluorescence techniques, Postharvest
Biology and Technology 43 :335–342.
Ladaniya MS. 2008. Citrus Fruit, Biology, Technology and Evaluation. Elsevier
Inc.USA.
Lee SK, Kader AA. 2000. Preharvest and postharvest factors influencing vitamin
C content of horticultural crops. Postharvest Biololy and Technology. 20(3):
207-220.
Liu Y, Sun X, Zhang H, Aiguo O. 2010. Nondestructive measurement of internal
quality of Nanfeng mandarin fruit by charge coupled device near infrared
spectroscopy, Computers and Electronics in Agriculture 71: 10–14.
Lumsden CJ, Wendy BA, Lynn ETH. 1997. Physical Theory in Biology. World
Scientific Publishing. London.
Macdonald JR, Potter LD. 1987. A flexible procedure for analyzing impedance
spectroscopy results: description and illustrations. Solid State Ionics 23: 61-
79.
Majewska KM, Banach JK, Zywica R, Białobrzeski I. 2008. Influence of variety,
moisture content, kernel size and applied current frequency on the electric
properties of wheat grain. International Journal of Food Properties, 11, 392-
406.
Margeysti M. 1999. Pengaruh Pelilinan dan Suhu Simpan terhadap Daya Simpan
dan Kualitas Buah Jeruk Siem. (Citrus reticulata Blanco). Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mohsenin NN. 1986. Physical Properties of Plant and Animal Material. Gordon-
Breach Press, USA.
Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor 233p.
149
Muramatsu N, Hiraoka K. 2007. Water status detection of satsuma mandarin (
citrus unshiu Marc) trees using an electrical impedance method. Environ.
Control Biol, 45(1):1-7.
Massah J, Hajiheydari F. 2011. Study of electrical resistance on apples.
Proceedings. 46th Croatian and 6th International Symposium on Agriculture.
Opatija. Croatia:1031-1035.
Mizukami Y, Yamada K, Sawai Y,Yamaguchi Y.2007. Measurement of fresh tea
leaf growth using electrical impedance spectroscopy. Agricultural Journal
2(1):134-139.
Mudgett RE. 1986. Electrical properties of foods. In M. A. Rao, S. S. H. Rizvi
(Eds.), Engineering properties of foods (pp. 329e390). New York: Marcel
Dekker, Inc.
Musse M, Quellec S, Cambert M, Marie-Franc, Devaux O, Lahaye M, Mariette
FO. 2009. Monitoring the postharvest ripening of tomato fruit using
quantitative MRI and NMR relaxometry. Postharvest Biology and Technology
53 : 22–35.
Nelson SO. 2008. Dielectric properties of agricultural products and some
applications. Res. Agr. Eng., 54(2):104–112.
Nelson SO. 1992. Correlating dielectric properties of solids and particulate
samples through mixture relationships. Transactions of the ASAE. 35(2):
625e629.
Nour V, Trandafir I, Ionica ME. 2010. Compositional characteristics of fruits of
several apple (Malus domestica Borkh.) Cultivars. Not.Bot. Hort. Agrobot.
Cluj. 38(3): 228-233.
Odriozola-Serrano I, Herna´ndez-Jover T, Martı´n-Belloso O. 2007. Comparative
evaluation of UV-HPLC methods and reducing agents to determine vitamin C
in fruits. Food Chemistry. 105 :1151–1158
Otto G. 1950. Bioelectricity: Electric Physiology. In: Cole, K.S., Curtis, H.J.,
(Eds.), Medical Physics Year Book, Vol. 2. The Year Book Publishers,
Chicago. pp. 82-90.
Ozier-Lafontaine H, Bajazet T. 2005. Analysis of root growth by impedance
spectroscopy (EIS). Plant and Soil. 277: 299–313.
Pantastico Er B, Defrossard RA, Safran H. 1993. Gangguan-gangguan fisiologi
selain kerusakan akibat pendinganan: jeruk. Dalam Er. B. Pantastico, (ed).
Fisiologi pasca panen, penanganan dan pemanfaatan buah-buahan dan
sayur-sayuran tropika dan subtropika. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Pemda Garut, 2010. Program penanaman sejuta pohon Jeruk Keprok Garut.
www.Garutkab.go.id/ download_files/ article/ Sejutapohon2.pdf [diakses pada
Desember 2011]
Pethig R. 1979. Dielectric and Electronic Properties of Biological Materials.
Chichester: John Wiley.
Pethig R, Kell DB. 1987. The passive electrical properties of biological systems:
Their significance in physiology, biophysics and biotechnology. Physics in
Medicine and Biology, 32, 933–970.
Pliquett U. 2010. Bioimpedance: A review for food processing. Food Eng. Rev
2(2): 74-94.
150
Pliquett U, Altmann M, Pliquett F, Scho¨ berlein L. 2003. Py - a parameter for
meat quality. Meat Science. 65: 1429–1437.
Prianggono J. 2006. Pengembanagan sistem deteksi menggunakan kamera untuk
manipulator robot pemanen jeruk lemon (Citrus medica). [Desertasi]. Institut
Pertanian Bogor
Primawati N. 1988. Perbandingan karakteristik sosial ekonomi petani jeruk
pengadopsi dan bukan pengadopsi teknologi infus antibiotika di WKBPP
Wanaraja, kabutane garut Jawa Barat. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor.
Ragni L, Gradari P, Berardinelli A, Giunchi A, Guarnieri A. 2006. Predicting
quality parameters of shell eggs using a simple technique based on the
dielectric properties. Biosystems Engineering. 94 (2): 255–262.
Ragni L, Al-Shami A, Berardinelli A, Mikhaylenko G, Tang J. 2007. Quality
evaluation of shell eggs during storage using a dielectric technique.
Transactions of the ASABE. 50: 1331e1340.
Ragni L, Al-Shami A, Mikhaylenko G, Tang J. 2007. Dielectric characterization
of hen eggs during storage. Journal of Food Engineering. 82: 450e459.
Rejo A. 2002. Aplikasi jaringan syaraf tiruan untuk menentukan tingkat ketuaan
dan kematangan buah durian dengan metode destruktif dan non-destruktif.
IPB: Disertasi.
Repo T, Laukkanen J, Silvennoinen R. 2005. Measurement of the tree root
growth using electrical impedance spectroscopy. Silva Fennica 39(2): 159–
166.
Ryynänen S. 1995. The electromagnetic properties of food materials: a review of
basic principles. Journal of Food Engineering. 26: 409e429.
Santos JCSM . 2009. Impedance measuring system based on a dsPIC , instituto
Superior Tecnico. Desertasi.
Santoso BB. 2005. Pascapanen Hortikultura. Universitas Mataram. NTB.
Sarwono B. 1994. Jeruk dan Kerabatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Schwan HP. 1957. Electrical properties of tissues and cell suspensions. Adv Biol
Med Phys (5), 147-209.
Schwan HP. 1994. Electrical properties of tissues and cell suspensions:
mechanisms and models. In : Proceedings of the 16th Annual International
Conference of the IEEE. Baltimore. MD. USA. A70 - A71 vol .1.
Simarmata H. 2010. Hubungan umur tanaman jeruk dengan biaya produksi dan
penerimaan. Departemen sosial ekonomi pertanian. USU
Sitkei G. 1986. Mechanics of agricultural materials. Elsevier. New York.
Singh SP, Kumar P, Manohar R, Shukla JP. 2010. Dielectric properties of some
oil seeds at different concentration of moisture contents and micro-fertilizer.
International Journal of Agricultural Research. 5(8): 678-689.
Storey R, Walker RR. 1999. Citrus and salinity. Scientia Horticulturae. 78:39-81.
Soltani M, Alimardani R, Omid M. 2010. Prediction of banana quality during
ripening stage using capacitance sensing system. AJCS. 4(6): 443-447.
Soltani M, Alimardani R, Omid M. 2011. Use of dielectric properties in quality
measurement of agricultural products. Nature and Science. 9(4): 57-61.
Soltani M, Alimardani R, Omid M, 2011. Evaluating banana ripening status from
measuring dielectric properties. Journal of Food Engineering. 105: 625–631.
151
Sosa-Morales ME, Valerio-Junco L, López-Malo A, García HS. 2010. Dielectric
properties of foods: reported data in the 21st century and their potential
applications. LWT - Food Science and Technology 43. 1169-1179.
Sosa-Morales ME, Tiwari G, Wang S, Tang J, López-Malo A, García HS. 2009.
Dielectric heating as a potential post-harvest treatment of disinfesting
mangoes I: relation between dielectric properties and ripening. Biosystems
Engineering. 103. 297e303.
Sun T, Huang K, Xu H, Ying Y. 2010. Research advances in nondestructive
determination of internal quality in watermelon/melon: A review. Journal of
Food Engineering. 100: 569–577.
Susilowati G, Bintoro MH, Zakaria R. 2008. Manajemen mutu usaha kecil
menengah agribisnis Jeruk Keprok Garut. Jurnal Magister Profesional
Industri Kecil Menengah. Vol 1. No 1.
Suryani T, Isnafi I, Palii BN. 2008. Korelasi dan kategori keempukan daging
berdasarkan hasil pengujian menggunakan alat dan panelis. Animal
Production 10(3): 188-193.
Tim PS. 2003. Peluang dan pembudidayaan jeruk siam, penebar swadaya, Jakarta
Tipler PA. 1991. Physics for scientists and engineering. Thirth edition. World
Publisher Inc.
Tetra Pak Processing Systems AB. 2004. The Orange Book. 2nd Edition, Florida
Science Source, Inc. 208 p.
VanSteenis CG. 1975. Flora Voor de Scholen in Indonesie, diterjemahkan oleh
Sorjowinoto M. edisi VI. PT. Pradnya Paramitha. Jakarta.
Varlan AR, Sansen W. 1996. Nondestructive electrical impedance analysis in
fruit: normal ripening and injuries characterization. Electro-Magnetobiology.
15: 213–227.
Venkatesh MS, Raghavan GSV. 2005. An overview of dielectric properties
measuring techniques. Canadian Biosystems Engineering. 47. 7.15e7.30.
Vozáry E, Benkő P. 2010. Non-destructive determination of impedance spectrum
of fruit flesh under the skin. Journal of Physics: Conference Series. vol 224.
no 012142.
Vorst AV, Rosen A, Youji K. 2006. RF/Microwave interaction with biological
Tissues, John Wiley and Sons, Inc.
Wills RBH, Lee TH, Graham DMc, Glasson WB, Hall EG. 1989. Posthharvest
and introduction to the physiology and handling of fruit and vegetable. Van
Nostrand Reinhold. New York. 169 p.
Wu L, Ogawa Y, Tagawa A. 2008. Electrical impedance spectroscopy analysis of
eggplant pulp and effects of drying and freezing–thawing treatments on its
impedance characteristics. Journal of Food Engineering. 87: 274–280.
Zachariah G, Erickson LC. 1965. Evaluation of some physical methods for
determining avocado maturity. California Avocado Society. Yearbook. 49:
110-115.
Zara JM, Yazdanfar S, Rao KD, Izatt JA, Smith SW. 2003. Electrostatic MEMS
actuator scanning mirror for optical coherence tomography. Optics Letters.
28(8): 628-630.
Zhang MIN, Stout DG, Willison JHM. 1990. Electrical impedance analysis in
plant tissues: symplasmic resistance and membrane capacitance in the
Hayden model. Journal of Experimental Botany. 41(224): 371–380.
152
Zhang MIN, Willison JHM. 1991. Electrical impedance analysis in plant tissues: a
double shell model. Journal of Experimental Botany. 42: 1465-1475.
Zhou JY, Boggs SA. 2001. Measurement of nonlinier dielectric properties-effect
of dielectric dispersion. IEEE CEIDP: 1-4.
153
LAMPIRAN
154
Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Pencocokan alat dengan kondisi
buah jeruk
Pemodelan listrik buah
Pengukuran mutu
Pengukuran Listrik
Pengujian dan kalibrasi sistem pengukuran spektroskopi
impedansi listrik
Uji destruktif Uji nondestruktif
Diameter
Massa
Volume
TPT
Kekerasan
Vit C.
Keasaman dan
pH
Analisis regresi linier berganda pH
Analisis regresi nonlinier berganda pH
Analisis regresi linier berganda TPT/[H+]
Analisis regresi nonlinier berganda TPT/[H+]
Resistansi/konduktansi
Kapasitansi
Impedansi
Komponen resistif
Komponen kapasitif
Impedansi
Kapasitansi
Resistansi
Reaktansi
Induktansi
Fasa
Frekuensi
Spektrum (100 titik
frekuensinya)
Pilihan beberapa
frekuensi
Transformasi
kompensasi terhadap massa
Korelasi kematang (pH,
[H+], TPT, dan kekerasan)
secara langsung
Curve Fitting
Korelasi kematang
(pH dan kekerasan)
Uji organoleptik dan pengkelasan
Uji t
155
Lampiran 2 Publikasi dan bukti accepted pada jurnal International Journal of
Engineering & Technology. vol 12. no: 04. tahun 2012
156
Lampiran 3 Publikasi dan bukti accepted pada jurnal International Journal of
Emerging Technology and Advanced Engineering vol. 02. issue 11. tahun 2012
157
Lampiran 4 Bukti accepted pada jurnal terindek scopus: International Journal of
Food Properties
158
Lampiran 5 Bukti publikasi pada pada jurnal nasional Jurnal Biofisika
159
Lampiran 6 Bukti publikasi pada pada jurnal nasional Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas
160
Lampiran 7 Parameter impedansi listrik pada bagian-bagian buah Jeruk Keprok
Garut dengan TPT 8.4 dan pH 3.4
Frekuensi
Hz
Impedansi(Ohm)
Utuh Kulit biji Sacs
139.42 g;6.61 cm 1.59; 0.3 cm 0.2 cm;0.15 g 0.2 cm; 3 g
50 343410 106670 30432 576.64
56.1662 1751900 107320 30659 554.84
63.09284 2489400 103600 30483 528.46
70.87371 2808300 99629 30829 504.15
79.61414 1888800 95293 31030 480.26
89.43248 1569500 90834 31046 458.02
100.4617 1536600 86529 31418 439.23
112.851 1422900 81899 31385 419.16
126.7682 1338600 77594 31641 402.25
142.4018 1213900 73115 31815 388.62
159.9634 1123100 68629 32122 376.14
179.6907 1034100 64340 32464 366.17
201.8509 921410 60084 32569 355.83
226.7439 861250 56048 32885 346.76
254.7069 624970 52162 32949 336.66
286.1184 598850 48423 33357 331.5
321.4037 535940 44924 33384 324.24
361.0405 491310 41644 33324 320.38
405.5654 452530 38533 33248 315.03
455.5814 413400 35598 33160 310.75
511.7655 379420 32913 33055 305.72
574.8785 348330 30385 32942 303.04
645.7748 319160 28043 32839 298.86
725.4144 292130 25869 32719 296.35
814.8754 268390 23855 32604 295.5
915.3691 246030 21987 32472 293.1
1028.256 226240 20263 32333 290.16
1155.065 207380 18662 32180 287.11
1297.512 190290 17185 31927 285.9
1457.527 174600 15825 31718 287.84
1637.275 160500 14586 31462 284.56
1839.19 147300 13433 31161 285.71
2066.006 135470 12376 30846 282.47
2320.794 124480 11402 30521 280.86
2607.004 114520 10509 30123 279.78
2928.51 105450 9687.6 29679 277.7
3289.666 98978 8936 29279 277.18
161
Lampiran 7 Parameter impedansi listrik pada bagian-bagian buah Jeruk Keprok
Garut dengan TPT 8.4 dan pH 3.4 (Lanjutan)
Frekuensi
Hz
Impedansi(Ohm)
Utuh Kulit Biji Sacs
139.42 g;6.61 cm 1.59; 0.3 cm 0.2 cm;0.15 g 0.2 cm; 3 g
3695.361 88011 8244.3 28353 276.69
4151.088 82217 7639.5 28695 275.71
4663.017 75923 7051.2 27725 274.13
5238.079 70105 6511.5 27604 274
5884.06 64259 6009.4 26433 273.59
6609.706 59154 5552.5 26029 273.56
7424.841 54625 5130.4 25422 272.09
8340.503 50056 4740.1 25103 272.15
9369.087 46305 4378.9 24278 272.2
10524.52 42971 4055.9 25375 272.31
11822.45 39263 3748.5 23938 271.5
13280.44 36616 3465.7 23418 271.52
14918.24 33081 3206.6 22793 270.31
16758.01 31160 2962.3 22051 270.47
18824.68 28770 2744.3 21495 269.84
21146.21 26307 2537.2 20975 269.59
23754.05 24102 2347.3 20582 268.97
26683.5 22146 2170.4 20157 269.07
29974.21 20587 2003.9 19651 269.74
33670.75 18887 1851.8 18735 268.97
37823.17 17464 1707.3 18797 269.22
42487.67 16001 1575 18286 268.94
47727.42 14746 1460.7 18104 267.71
53613.36 13505 1343.5 17484 269.62
60225.18 12378 1240.8 17048 267.37
67652.39 11356 1143 16571 266.8
75995.55 10442 1052.8 16176 268.27
85367.63 9548.4 971.23 15773 268
95895.51 8740 894.52 15331 266.37
107721.7 8344.5 829.43 14948 268.84
121006.4 7342.2 757.05 14213 267.07
135929.4 6765.1 695.51 14999 267.44
152692.8 6207.7 640.55 13963 267.64
171523.5 5629.8 584.24 13372 268.81
192676.4 5087.2 544.8 12694 266.3
216438.1 4708.6 489.75 12425 266.72
243130.1 4359.5 462.67 12205 268.92
273113.9 3826.7 419.55 12000 267.41
162
Lampiran 7 Parameter impedansi listrik pada bagian-bagian buah Jeruk Keprok
Garut dengan TPT 8.4 dan pH 3.4 (Lanjutan)
Frekuensi
Hz
Impedansi(Ohm)
Utuh Kulit Biji Sacs
139.42 g;6.61 cm 1.59; 0.3 cm 0.2 cm;0.15 g 0.2 cm; 3 g
306795.4 3601.5 385.15 11455 266.9
344630.6 3295.8 359.81 10961 267.04
387131.8 3037.3 332.29 10563 267.23
434874.5 2788.1 303.89 10223 266.44
488505 2551.8 282.08 9921.2 266.5
548749.4 2323.9 261.4 9634.5 266.98
616423.4 2171.1 239.09 9153.2 268.11
692443.2 1967.4 222.37 8854.5 270.18
777838.1 1809.4 205.31 8338.9 269.47
873764.2 1672.1 191.81 8086.2 268.83
981520.3 1524.3 177.46 7787 266.91
1102565 1406.5 166.44 7950.8 268.47
1238538 1393.5 150.23 7498.4 266.22
1391280 1279.5 140.13 7937.5 264.75
1562858 1159.1 128.55 7239.1 261.54
1755596 1048 122.34 7589.4 257.38
1972103 989.02 119.12 5060.5 259.07
2215311 1001.6 114.28 5655.2 263.34
2488512 1000.9 106.48 7714.6 262.69
2795405 918.43 99.342 7446.8 261.52
3140146 869.23 93.313 7671.8 257.94
3527401 880.55 86.122 7257.6 254.97
3962414 831.11 83.925 8751 250.63
4451075 802.46 77.076 5144.4 240.17
5000000 719.12 69.689 5226.1 227.11
163
Lampiran 8 Data hasil simulasi besaran listrik model Hayden, Zhang, model
baru, dan eksperimen untuk buah Jeruk Keprok Garut pada pH 3.34
Frek.
(Hz)
Hasil eksperimen Model Hayden Model Zhang Model baru
Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq
50.0 4.07E-07 1.03E-09 7.04E+05 9.09E-06 1.05E-05 1.10E+05 3.02E-07 4.85E-09 3.29E+06 7.63E-10 1.44E-06 6.96E+05
55.3 5.39E-07 1.02E-09 7.15E+05 9.09E-06 8.58E-06 1.10E+05 3.59E-07 4.82E-09 2.78E+06 7.63E-10 1.44E-06 6.95E+05
61.1 4.81E-07 1.04E-09 7.12E+05 9.09E-06 7.02E-06 1.10E+05 4.26E-07 4.78E-09 2.34E+06 7.63E-10 1.44E-06 6.94E+05
67.5 4.71E-07 1.02E-09 6.83E+05 9.09E-06 5.75E-06 1.10E+05 5.07E-07 4.74E-09 1.97E+06 7.62E-10 1.44E-06 6.93E+05
74.6 5.00E-07 9.66E-10 6.61E+05 9.09E-06 4.71E-06 1.10E+05 6.04E-07 4.68E-09 1.65E+06 7.62E-10 1.45E-06 6.91E+05
82.5 5.14E-07 9.82E-10 6.46E+05 9.09E-06 3.85E-06 1.10E+05 7.20E-07 4.62E-09 1.39E+06 7.62E-10 1.45E-06 6.89E+05
91.1 5.03E-07 9.41E-10 6.31E+05 9.09E-06 3.15E-06 1.10E+05 8.56E-07 4.54E-09 1.17E+06 7.61E-10 1.45E-06 6.87E+05
100.7 5.25E-07 8.94E-10 6.18E+05 9.09E-06 2.58E-06 1.10E+05 1.02E-06 4.45E-09 9.83E+05 7.61E-10 1.46E-06 6.85E+05
111.3 5.31E-07 8.91E-10 6.07E+05 9.09E-06 2.11E-06 1.10E+05 1.21E-06 4.35E-09 8.30E+05 7.60E-10 1.47E-06 6.81E+05
123.0 5.48E-07 8.62E-10 6.00E+05 9.09E-06 1.73E-06 1.10E+05 1.42E-06 4.23E-09 7.03E+05 7.59E-10 1.48E-06 6.78E+05
136.0 5.67E-07 8.47E-10 5.94E+05 9.09E-06 1.42E-06 1.10E+05 1.67E-06 4.09E-09 5.98E+05 7.58E-10 1.49E-06 6.73E+05
150.3 5.81E-07 8.21E-10 5.81E+05 9.09E-06 1.16E-06 1.10E+05 1.96E-06 3.93E-09 5.11E+05 7.57E-10 1.50E-06 6.67E+05
166.1 6.14E-07 8.05E-10 5.67E+05 9.09E-06 9.50E-07 1.10E+05 2.27E-06 3.75E-09 4.40E+05 7.56E-10 1.51E-06 6.61E+05
183.5 6.44E-07 7.83E-10 5.47E+05 9.09E-06 7.78E-07 1.10E+05 2.62E-06 3.56E-09 3.81E+05 7.54E-10 1.53E-06 6.53E+05
202.9 6.72E-07 7.62E-10 5.26E+05 9.09E-06 6.37E-07 1.10E+05 3.00E-06 3.34E-09 3.33E+05 7.52E-10 1.55E-06 6.44E+05
224.2 7.42E-07 7.79E-10 4.81E+05 9.09E-06 5.21E-07 1.10E+05 3.41E-06 3.12E-09 2.94E+05 7.50E-10 1.58E-06 6.33E+05
247.8 7.80E-07 7.60E-10 4.67E+05 9.09E-06 4.27E-07 1.10E+05 3.83E-06 2.88E-09 2.61E+05 7.47E-10 1.61E-06 6.20E+05
273.9 8.20E-07 7.40E-10 4.52E+05 9.09E-06 3.49E-07 1.10E+05 4.27E-06 2.64E-09 2.34E+05 7.43E-10 1.65E-06 6.05E+05
302.7 8.73E-07 7.20E-10 4.30E+05 9.09E-06 2.86E-07 1.10E+05 4.71E-06 2.39E-09 2.12E+05 7.38E-10 1.70E-06 5.88E+05
334.5 9.29E-07 7.01E-10 4.07E+05 9.09E-06 2.34E-07 1.10E+05 5.14E-06 2.15E-09 1.94E+05 7.33E-10 1.76E-06 5.69E+05
369.7 9.84E-07 6.82E-10 3.86E+05 9.09E-06 1.92E-07 1.10E+05 5.56E-06 1.91E-09 1.80E+05 7.27E-10 1.83E-06 5.47E+05
408.6 1.05E-06 6.61E-10 3.65E+05 9.10E-06 1.57E-07 1.10E+05 5.96E-06 1.69E-09 1.68E+05 7.19E-10 1.91E-06 5.24E+05
451.6 1.11E-06 6.40E-10 3.45E+05 9.10E-06 1.29E-07 1.10E+05 6.34E-06 1.48E-09 1.58E+05 7.10E-10 2.01E-06 4.98E+05
499.1 1.19E-06 6.23E-10 3.26E+05 9.10E-06 1.05E-07 1.10E+05 6.68E-06 1.29E-09 1.50E+05 6.99E-10 2.12E-06 4.71E+05
551.6 1.27E-06 6.04E-10 3.08E+05 9.10E-06 8.62E-08 1.10E+05 6.99E-06 1.12E-09 1.43E+05 6.87E-10 2.26E-06 4.42E+05
609.7 1.36E-06 5.87E-10 2.91E+05 9.10E-06 7.06E-08 1.10E+05 7.27E-06 9.61E-10 1.38E+05 6.72E-10 2.42E-06 4.13E+05
673.8 1.46E-06 5.69E-10 2.74E+05 9.10E-06 5.78E-08 1.10E+05 7.51E-06 8.25E-10 1.33E+05 6.55E-10 2.61E-06 3.84E+05
744.7 1.56E-06 5.51E-10 2.59E+05 9.11E-06 4.73E-08 1.10E+05 7.72E-06 7.07E-10 1.30E+05 6.35E-10 2.82E-06 3.55E+05
823.0 1.68E-06 5.34E-10 2.44E+05 9.11E-06 3.88E-08 1.10E+05 7.90E-06 6.06E-10 1.27E+05 6.13E-10 3.06E-06 3.27E+05
909.6 1.80E-06 5.16E-10 2.30E+05 9.11E-06 3.17E-08 1.10E+05 8.06E-06 5.19E-10 1.24E+05 5.88E-10 3.33E-06 3.00E+05
1005.3 1.94E-06 4.99E-10 2.16E+05 9.12E-06 2.60E-08 1.10E+05 8.19E-06 4.45E-10 1.22E+05 5.61E-10 3.63E-06 2.76E+05
1111.1 2.09E-06 4.82E-10 2.04E+05 9.13E-06 2.13E-08 1.10E+05 8.30E-06 3.83E-10 1.20E+05 5.31E-10 3.95E-06 2.53E+05
1228.0 2.24E-06 4.65E-10 1.92E+05 9.13E-06 1.75E-08 1.09E+05 8.40E-06 3.30E-10 1.19E+05 4.99E-10 4.29E-06 2.33E+05
1357.2 2.41E-06 4.48E-10 1.80E+05 9.14E-06 1.43E-08 1.09E+05 8.48E-06 2.87E-10 1.18E+05 4.66E-10 4.65E-06 2.15E+05
1500.0 2.59E-06 4.32E-10 1.70E+05 9.16E-06 1.17E-08 1.09E+05 8.54E-06 2.50E-10 1.17E+05 4.31E-10 5.02E-06 1.99E+05
1657.8 2.78E-06 4.16E-10 1.60E+05 9.17E-06 9.62E-09 1.09E+05 8.60E-06 2.20E-10 1.16E+05 3.97E-10 5.40E-06 1.85E+05
1832.2 2.98E-06 4.00E-10 1.50E+05 9.19E-06 7.89E-09 1.09E+05 8.64E-06 1.95E-10 1.16E+05 3.63E-10 5.77E-06 1.73E+05
2025.0 3.20E-06 3.84E-10 1.41E+05 9.21E-06 6.47E-09 1.09E+05 8.68E-06 1.74E-10 1.15E+05 3.30E-10 6.13E-06 1.63E+05
2238.1 3.43E-06 3.69E-10 1.33E+05 9.23E-06 5.32E-09 1.08E+05 8.71E-06 1.57E-10 1.15E+05 2.98E-10 6.47E-06 1.55E+05
2473.5 3.68E-06 3.54E-10 1.25E+05 9.27E-06 4.37E-09 1.08E+05 8.74E-06 1.43E-10 1.14E+05 2.69E-10 6.78E-06 1.47E+05
2733.8 3.94E-06 3.40E-10 1.18E+05 9.31E-06 3.59E-09 1.07E+05 8.76E-06 1.32E-10 1.14E+05 2.42E-10 7.08E-06 1.41E+05
164
Lampiran 8 Data hasil simulasi besaran listrik model Hayden, Zhang, model
baru, dan eksperimen untuk buah Jeruk Keprok Garut pada pH 3.34
(lanjutan)
Frek
(Hz)
Hasil eksperimen Model Hayden Model Zhang Model baru
Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq
3021.4 4.23E-06 3.27E-10 1.11E+05 9.35E-06 2.96E-09 1.07E+05 8.78E-06 1.22E-10 1.14E+05 2.18E-10 7.34E-06 1.36E+05
3339.3 4.52E-06 3.12E-10 1.05E+05 9.41E-06 2.44E-09 1.06E+05 8.79E-06 1.14E-10 1.14E+05 1.96E-10 7.58E-06 1.32E+05
3690.6 4.82E-06 2.99E-10 9.86E+04 9.48E-06 2.01E-09 1.05E+05 8.81E-06 1.08E-10 1.14E+05 1.77E-10 7.78E-06 1.28E+05
4078.9 5.15E-06 2.87E-10 9.28E+04 9.57E-06 1.66E-09 1.05E+05 8.82E-06 1.03E-10 1.13E+05 1.61E-10 7.97E-06 1.26E+05
4508.0 5.50E-06 2.74E-10 8.75E+04 9.67E-06 1.37E-09 1.03E+05 8.83E-06 9.84E-11 1.13E+05 1.47E-10 8.12E-06 1.23E+05
4982.3 5.84E-06 2.62E-10 8.26E+04 9.80E-06 1.14E-09 1.02E+05 8.84E-06 9.49E-11 1.13E+05 1.34E-10 8.26E-06 1.21E+05
5506.5 6.20E-06 2.51E-10 7.78E+04 9.96E-06 9.50E-10 1.00E+05 8.85E-06 9.20E-11 1.13E+05 1.24E-10 8.38E-06 1.19E+05
6085.8 6.58E-06 2.40E-10 7.35E+04 1.02E-05 7.93E-10 9.85E+04 8.86E-06 8.96E-11 1.13E+05 1.15E-10 8.48E-06 1.18E+05
6726.1 6.98E-06 2.30E-10 6.94E+04 1.04E-05 6.65E-10 9.63E+04 8.87E-06 8.76E-11 1.13E+05 1.08E-10 8.57E-06 1.17E+05
7433.7 7.41E-06 2.21E-10 6.55E+04 1.07E-05 5.60E-10 9.37E+04 8.89E-06 8.60E-11 1.13E+05 1.02E-10 8.64E-06 1.16E+05
8215.8 7.84E-06 2.12E-10 6.19E+04 1.10E-05 4.74E-10 9.08E+04 8.90E-06 8.47E-11 1.12E+05 9.68E-11 8.71E-06 1.15E+05
9080.2 8.29E-06 2.03E-10 5.85E+04 1.14E-05 4.04E-10 8.74E+04 8.92E-06 8.36E-11 1.12E+05 9.26E-11 8.77E-06 1.14E+05
10035.6 8.74E-06 1.95E-10 5.52E+04 1.20E-05 3.46E-10 8.36E+04 8.94E-06 8.28E-11 1.12E+05 8.91E-11 8.83E-06 1.13E+05
11091.4 9.24E-06 1.87E-10 5.23E+04 1.26E-05 2.99E-10 7.95E+04 8.96E-06 8.20E-11 1.12E+05 8.62E-11 8.88E-06 1.13E+05
12258.3 9.78E-06 1.80E-10 4.94E+04 1.33E-05 2.60E-10 7.50E+04 8.99E-06 8.14E-11 1.11E+05 8.38E-11 8.94E-06 1.12E+05
13548.0 1.03E-05 1.72E-10 4.67E+04 1.43E-05 2.29E-10 7.01E+04 9.02E-06 8.09E-11 1.11E+05 8.18E-11 8.99E-06 1.11E+05
14973.4 1.08E-05 1.66E-10 4.42E+04 1.54E-05 2.03E-10 6.50E+04 9.06E-06 8.05E-11 1.10E+05 8.02E-11 9.05E-06 1.11E+05
16548.8 1.14E-05 1.60E-10 4.18E+04 1.67E-05 1.82E-10 5.98E+04 9.11E-06 8.02E-11 1.10E+05 7.89E-11 9.11E-06 1.10E+05
18289.8 1.20E-05 1.54E-10 3.95E+04 1.84E-05 1.64E-10 5.45E+04 9.17E-06 7.99E-11 1.09E+05 7.77E-11 9.19E-06 1.09E+05
20214.1 1.26E-05 1.48E-10 3.73E+04 2.03E-05 1.50E-10 4.92E+04 9.24E-06 7.97E-11 1.08E+05 7.68E-11 9.27E-06 1.08E+05
22340.8 1.33E-05 1.43E-10 3.53E+04 2.27E-05 1.38E-10 4.41E+04 9.33E-06 7.95E-11 1.07E+05 7.61E-11 9.37E-06 1.07E+05
24691.3 1.40E-05 1.38E-10 3.33E+04 2.55E-05 1.29E-10 3.92E+04 9.44E-06 7.93E-11 1.06E+05 7.54E-11 9.49E-06 1.05E+05
27289.1 1.47E-05 1.34E-10 3.15E+04 2.88E-05 1.21E-10 3.47E+04 9.57E-06 7.91E-11 1.04E+05 7.49E-11 9.63E-06 1.04E+05
30160.2 1.54E-05 1.30E-10 2.97E+04 3.28E-05 1.15E-10 3.05E+04 9.73E-06 7.90E-11 1.03E+05 7.44E-11 9.80E-06 1.02E+05
33333.3 1.63E-05 1.26E-10 2.80E+04 3.74E-05 1.09E-10 2.67E+04 9.93E-06 7.88E-11 1.01E+05 7.40E-11 1.00E-05 9.99E+04
36840.3 1.71E-05 1.22E-10 2.64E+04 4.29E-05 1.05E-10 2.33E+04 1.02E-05 7.87E-11 9.84E+04 7.37E-11 1.03E-05 9.75E+04
40716.3 1.79E-05 1.18E-10 2.49E+04 4.91E-05 1.02E-10 2.03E+04 1.05E-05 7.86E-11 9.56E+04 7.34E-11 1.06E-05 9.47E+04
45000.0 1.89E-05 1.15E-10 2.35E+04 5.63E-05 9.89E-11 1.77E+04 1.08E-05 7.84E-11 9.25E+04 7.31E-11 1.09E-05 9.15E+04
49734.5 2.00E-05 1.12E-10 2.21E+04 6.45E-05 9.65E-11 1.55E+04 1.12E-05 7.82E-11 8.89E+04 7.28E-11 1.14E-05 8.79E+04
54967.0 2.11E-05 1.09E-10 2.08E+04 7.36E-05 9.46E-11 1.36E+04 1.18E-05 7.80E-11 8.50E+04 7.25E-11 1.19E-05 8.38E+04
60750.1 2.22E-05 1.06E-10 1.96E+04 8.36E-05 9.30E-11 1.20E+04 1.24E-05 7.78E-11 8.06E+04 7.22E-11 1.26E-05 7.94E+04
67141.6 2.35E-05 1.03E-10 1.85E+04 9.45E-05 9.17E-11 1.06E+04 1.32E-05 7.76E-11 7.59E+04 7.19E-11 1.34E-05 7.46E+04
74205.6 2.48E-05 1.00E-10 1.74E+04 1.06E-04 9.07E-11 9.43E+03 1.41E-05 7.72E-11 7.08E+04 7.16E-11 1.44E-05 6.96E+04
82012.7 2.63E-05 9.79E-11 1.64E+04 1.18E-04 8.98E-11 8.46E+03 1.53E-05 7.69E-11 6.55E+04 7.12E-11 1.56E-05 6.43E+04
100177.6 2.95E-05 9.28E-11 1.45E+04 1.43E-04 8.85E-11 6.99E+03 1.83E-05 7.59E-11 5.46E+04 7.02E-11 1.87E-05 5.35E+04
110717.3 3.13E-05 9.07E-11 1.37E+04 1.55E-04 8.81E-11 6.44E+03 2.03E-05 7.53E-11 4.93E+04 6.96E-11 2.08E-05 4.81E+04
122365.9 3.34E-05 8.86E-11 1.29E+04 1.67E-04 8.77E-11 5.98E+03 2.27E-05 7.45E-11 4.41E+04 6.88E-11 2.32E-05 4.30E+04
135240.0 3.54E-05 8.64E-11 1.21E+04 1.79E-04 8.74E-11 5.60E+03 2.56E-05 7.36E-11 3.91E+04 6.79E-11 2.62E-05 3.82E+04
149468.5 3.79E-05 8.48E-11 1.14E+04 1.89E-04 8.71E-11 5.29E+03 2.90E-05 7.25E-11 3.45E+04 6.69E-11 2.97E-05 3.36E+04
201782.8 4.63E-05 7.91E-11 9.57E+03 2.15E-04 8.66E-11 4.65E+03 4.32E-05 6.80E-11 2.31E+04 6.26E-11 4.44E-05 2.25E+04
223012.3 4.96E-05 7.72E-11 9.04E+03 2.22E-04 8.65E-11 4.51E+03 4.96E-05 6.60E-11 2.02E+04 6.07E-11 5.10E-05 1.96E+04
165
Lampiran 8 Data hasil simulasi besaran listrik model Hayden, Zhang, model
baru, dan eksperimen untuk buah Jeruk Keprok Garut pada pH 3.34
(lanjutan)
Frek.
(Hz)
Hasil eksperimen Model Hayden Model Zhang Model baru
Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq Geq Ceg Zeq
246475.4 5.34E-05 7.54E-11 8.54E+03 2.28E-04 8.64E-11 4.39E+03 5.69E-05 6.37E-11 1.76E+04 5.85E-11 5.85E-05 1.71E+04
272407.0 5.76E-05 7.38E-11 8.07E+03 2.33E-04 8.63E-11 4.29E+03 6.52E-05 6.11E-11 1.53E+04 5.61E-11 6.69E-05 1.49E+04
301066.9 6.24E-05 7.21E-11 7.64E+03 2.37E-04 8.62E-11 4.22E+03 7.44E-05 5.82E-11 1.34E+04 5.34E-11 7.63E-05 1.31E+04
332742.1 6.76E-05 7.05E-11 7.23E+03 2.41E-04 8.62E-11 4.15E+03 8.45E-05 5.50E-11 1.18E+04 5.04E-11 8.67E-05 1.15E+04
367749.9 7.34E-05 6.88E-11 6.86E+03 2.44E-04 8.61E-11 4.10E+03 9.54E-05 5.16E-11 1.05E+04 4.71E-11 9.78E-05 1.02E+04
406440.8 7.96E-05 6.73E-11 6.51E+03 2.47E-04 8.61E-11 4.06E+03 1.07E-04 4.79E-11 9.34E+03 4.37E-11 1.10E-04 9.12E+03
449202.4 8.66E-05 6.57E-11 6.18E+03 2.49E-04 8.61E-11 4.02E+03 1.19E-04 4.41E-11 8.38E+03 4.02E-11 1.22E-04 8.20E+03
496462.9 9.47E-05 6.41E-11 5.88E+03 2.51E-04 8.60E-11 3.99E+03 1.32E-04 4.01E-11 7.59E+03 3.65E-11 1.34E-04 7.44E+03
548695.6 1.04E-04 6.26E-11 5.60E+03 2.52E-04 8.60E-11 3.97E+03 1.44E-04 3.62E-11 6.93E+03 3.29E-11 1.47E-04 6.80E+03
606423.8 1.14E-04 6.10E-11 5.34E+03 2.53E-04 8.60E-11 3.95E+03 1.57E-04 3.23E-11 6.39E+03 2.93E-11 1.59E-04 6.28E+03
670225.6 1.24E-04 5.94E-11 5.10E+03 2.54E-04 8.60E-11 3.93E+03 1.68E-04 2.86E-11 5.94E+03 2.59E-11 1.71E-04 5.84E+03
740739.9 1.37E-04 5.79E-11 4.88E+03 2.55E-04 8.60E-11 3.92E+03 1.80E-04 2.51E-11 5.57E+03 2.27E-11 1.82E-04 5.49E+03
818673.1 1.50E-04 5.64E-11 4.67E+03 2.56E-04 8.60E-11 3.91E+03 1.90E-04 2.18E-11 5.26E+03 1.97E-11 1.93E-04 5.19E+03
904805.5 1.66E-04 5.48E-11 4.48E+03 2.56E-04 8.60E-11 3.90E+03 2.00E-04 1.88E-11 5.01E+03 1.69E-11 2.02E-04 4.95E+03
1000000.0 1.83E-04 5.34E-11 4.30E+03 2.57E-04 8.60E-11 3.89E+03 2.08E-04 1.60E-11 4.80E+03 1.69E-11 2.02E-04 4.95E+03
166
Lampiran 9 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi
Frekuensi
Hz
Z/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
5.00E+01 1.71E+04 2.05E+04 2.68E+04 7.26E+04 4.51E+04 2.10E+05 1.89E+04
5.62E+01 1.71E+04 1.87E+04 2.48E+04 6.68E+04 4.14E+04 2.16E+05 1.86E+04
6.31E+01 1.64E+04 1.68E+04 2.24E+04 6.10E+04 3.77E+04 2.19E+05 1.75E+04
7.09E+01 1.50E+04 1.50E+04 2.00E+04 5.54E+04 3.42E+04 2.18E+05 1.59E+04
7.96E+01 1.34E+04 1.34E+04 1.77E+04 5.01E+04 3.09E+04 2.14E+05 1.41E+04
8.94E+01 1.18E+04 1.19E+04 1.56E+04 4.52E+04 2.79E+04 2.07E+05 1.24E+04
1.00E+02 1.03E+04 1.06E+04 1.37E+04 4.07E+04 2.51E+04 1.97E+05 1.08E+04
1.13E+02 8.93E+03 9.44E+03 1.21E+04 3.65E+04 2.25E+04 1.85E+05 9.43E+03
1.27E+02 7.78E+03 8.39E+03 1.07E+04 3.27E+04 2.01E+04 1.72E+05 8.23E+03
1.42E+02 6.79E+03 7.46E+03 9.44E+03 2.93E+04 1.80E+04 1.58E+05 7.20E+03
1.60E+02 5.94E+03 6.63E+03 8.35E+03 2.62E+04 1.61E+04 1.44E+05 6.32E+03
2.27E+02 4.05E+03 4.67E+03 5.82E+03 1.86E+04 1.15E+04 1.06E+05 4.34E+03
2.55E+02 3.58E+03 4.16E+03 5.17E+03 1.66E+04 1.02E+04 9.55E+04 3.84E+03
2.86E+02 3.17E+03 3.70E+03 4.60E+03 1.48E+04 9.13E+03 8.56E+04 3.41E+03
3.21E+02 2.81E+03 3.30E+03 4.09E+03 1.32E+04 8.14E+03 7.66E+04 3.03E+03
3.61E+02 2.50E+03 2.94E+03 3.64E+03 1.18E+04 7.26E+03 6.85E+04 2.69E+03
4.06E+02 2.22E+03 2.62E+03 3.24E+03 1.05E+04 6.48E+03 6.12E+04 2.40E+03
4.56E+02 1.98E+03 2.34E+03 2.89E+03 9.37E+03 5.78E+03 5.46E+04 2.14E+03
5.12E+02 1.76E+03 2.09E+03 2.58E+03 8.36E+03 5.16E+03 4.88E+04 1.91E+03
5.75E+02 1.57E+03 1.86E+03 2.30E+03 7.47E+03 4.61E+03 4.35E+04 1.71E+03
6.46E+02 1.40E+03 1.66E+03 2.06E+03 6.67E+03 4.12E+03 3.88E+04 1.54E+03
7.25E+02 1.25E+03 1.49E+03 1.84E+03 5.96E+03 3.69E+03 3.46E+04 1.38E+03
8.15E+02 1.12E+03 1.33E+03 1.65E+03 5.34E+03 3.31E+03 3.09E+04 1.25E+03
9.15E+02 1.01E+03 1.20E+03 1.49E+03 4.78E+03 2.97E+03 2.76E+04 1.13E+03
1.03E+03 9.07E+02 1.08E+03 1.34E+03 4.29E+03 2.67E+03 2.46E+04 1.02E+03
1.16E+03 8.18E+02 9.72E+02 1.21E+03 3.86E+03 2.40E+03 2.20E+04 9.35E+02
1.30E+03 7.40E+02 8.79E+02 1.10E+03 3.48E+03 2.17E+03 1.96E+04 8.57E+02
1.46E+03 6.72E+02 7.97E+02 9.97E+02 3.14E+03 1.97E+03 1.76E+04 7.91E+02
1.64E+03 6.12E+02 7.27E+02 9.11E+02 2.85E+03 1.79E+03 1.57E+04 7.34E+02
1.84E+03 5.61E+02 6.65E+02 8.37E+02 2.59E+03 1.64E+03 1.41E+04 6.86E+02
2.07E+03 5.17E+02 6.13E+02 7.74E+02 2.37E+03 1.51E+03 1.27E+04 6.46E+02
2.32E+03 4.80E+02 5.68E+02 7.21E+02 2.18E+03 1.40E+03 1.14E+04 6.13E+02
2.61E+03 4.48E+02 5.30E+02 6.76E+02 2.02E+03 1.30E+03 1.03E+04 5.86E+02
2.93E+03 4.22E+02 4.98E+02 6.38E+02 1.89E+03 1.22E+03 9.35E+03 5.65E+02
3.29E+03 4.00E+02 4.71E+02 6.07E+02 1.77E+03 1.16E+03 8.52E+03 5.47E+02
3.70E+03 3.82E+02 4.49E+02 5.82E+02 1.68E+03 1.10E+03 7.79E+03 5.33E+02
4.15E+03 3.68E+02 4.31E+02 5.62E+02 1.61E+03 1.06E+03 7.18E+03 5.21E+02
4.66E+03 3.56E+02 4.16E+02 5.45E+02 1.55E+03 1.02E+03 6.67E+03 5.11E+02
5.24E+03 3.47E+02 4.04E+02 5.31E+02 1.50E+03 9.93E+02 6.25E+03 5.02E+02
5.88E+03 3.39E+02 3.95E+02 5.20E+02 1.46E+03 9.69E+02 5.91E+03 4.94E+02
6.61E+03 3.32E+02 3.86E+02 5.10E+02 1.43E+03 9.49E+02 5.67E+03 4.86E+02
7.42E+03 3.26E+02 3.79E+02 5.01E+02 1.40E+03 9.30E+02 5.51E+03 4.77E+02
167
Lampiran 9 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi (lanjutan)
Frekuensi
Hz
Z/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
8.34E+03 3.20E+02 3.72E+02 4.92E+02 1.37E+03 9.12E+02 5.43E+03 4.67E+02
9.37E+03 3.14E+02 3.65E+02 4.82E+02 1.34E+03 8.93E+02 5.44E+03 4.56E+02
1.05E+04 3.08E+02 3.58E+02 4.72E+02 1.31E+03 8.72E+02 5.51E+03 4.43E+02
1.18E+04 3.01E+02 3.51E+02 4.60E+02 1.27E+03 8.49E+02 5.62E+03 4.28E+02
1.33E+04 2.93E+02 3.43E+02 4.47E+02 1.22E+03 8.22E+02 5.72E+03 4.12E+02
1.49E+04 2.84E+02 3.33E+02 4.32E+02 1.17E+03 7.91E+02 5.72E+03 3.94E+02
1.68E+04 2.74E+02 3.23E+02 4.16E+02 1.11E+03 7.57E+02 5.51E+03 3.74E+02
1.88E+04 2.62E+02 3.11E+02 3.97E+02 1.05E+03 7.20E+02 5.06E+03 3.53E+02
2.11E+04 2.50E+02 2.98E+02 3.77E+02 9.77E+02 6.80E+02 4.47E+03 3.31E+02
2.38E+04 2.36E+02 2.84E+02 3.56E+02 9.07E+02 6.38E+02 3.84E+03 3.08E+02
2.67E+04 2.22E+02 2.68E+02 3.33E+02 8.35E+02 5.94E+02 3.26E+03 2.85E+02
3.00E+04 2.07E+02 2.52E+02 3.10E+02 7.66E+02 5.50E+02 2.76E+03 2.62E+02
3.37E+04 1.92E+02 2.35E+02 2.87E+02 6.98E+02 5.06E+02 2.35E+03 2.40E+02
3.78E+04 1.77E+02 2.18E+02 2.64E+02 6.34E+02 4.63E+02 2.01E+03 2.19E+02
4.25E+04 1.62E+02 2.01E+02 2.42E+02 5.73E+02 4.22E+02 1.73E+03 1.99E+02
4.77E+04 1.48E+02 1.84E+02 2.20E+02 5.17E+02 3.83E+02 1.50E+03 1.80E+02
5.36E+04 1.35E+02 1.68E+02 2.00E+02 4.65E+02 3.47E+02 1.30E+03 1.62E+02
6.02E+04 1.22E+02 1.53E+02 1.81E+02 4.17E+02 3.13E+02 1.14E+03 1.46E+02
6.77E+04 1.10E+02 1.39E+02 1.63E+02 3.74E+02 2.81E+02 1.00E+03 1.31E+02
7.60E+04 9.92E+01 1.25E+02 1.47E+02 3.35E+02 2.52E+02 8.80E+02 1.17E+02
8.54E+04 8.91E+01 1.13E+02 1.32E+02 2.99E+02 2.26E+02 7.76E+02 1.05E+02
9.59E+04 7.99E+01 1.01E+02 1.18E+02 2.68E+02 2.03E+02 6.86E+02 9.40E+01
1.08E+05 7.16E+01 9.07E+01 1.06E+02 2.39E+02 1.81E+02 6.07E+02 8.40E+01
1.21E+05 6.41E+01 8.13E+01 9.44E+01 2.13E+02 1.62E+02 5.38E+02 7.50E+01
1.36E+05 5.73E+01 7.27E+01 8.44E+01 1.90E+02 1.45E+02 4.77E+02 6.70E+01
1.53E+05 5.12E+01 6.50E+01 7.54E+01 1.70E+02 1.29E+02 4.23E+02 5.98E+01
1.72E+05 4.57E+01 5.81E+01 6.73E+01 1.51E+02 1.15E+02 3.76E+02 5.34E+01
1.93E+05 4.08E+01 5.19E+01 6.00E+01 1.35E+02 1.03E+02 3.34E+02 4.76E+01
2.16E+05 3.64E+01 4.63E+01 5.36E+01 1.20E+02 9.16E+01 2.97E+02 4.25E+01
2.43E+05 3.25E+01 4.13E+01 4.78E+01 1.07E+02 8.17E+01 2.64E+02 3.80E+01
2.73E+05 2.90E+01 3.69E+01 4.26E+01 9.55E+01 7.28E+01 2.35E+02 3.39E+01
3.07E+05 2.59E+01 3.29E+01 3.81E+01 8.51E+01 6.50E+01 2.09E+02 3.03E+01
3.45E+05 2.31E+01 2.94E+01 3.40E+01 7.59E+01 5.80E+01 1.86E+02 2.72E+01
3.87E+05 2.07E+01 2.62E+01 3.03E+01 6.78E+01 5.18E+01 1.66E+02 2.43E+01
4.35E+05 1.85E+01 2.34E+01 2.71E+01 6.05E+01 4.62E+01 1.48E+02 2.18E+01
4.89E+05 1.65E+01 2.10E+01 2.43E+01 5.40E+01 4.13E+01 1.32E+02 1.96E+01
5.49E+05 1.48E+01 1.88E+01 2.17E+01 4.83E+01 3.70E+01 1.18E+02 1.77E+01
6.16E+05 1.33E+01 1.68E+01 1.95E+01 4.32E+01 3.31E+01 1.05E+02 1.60E+01
6.92E+05 1.20E+01 1.51E+01 1.75E+01 3.88E+01 2.97E+01 9.36E+01 1.45E+01
7.78E+05 1.08E+01 1.36E+01 1.57E+01 3.48E+01 2.67E+01 8.37E+01 1.32E+01
8.74E+05 9.75E+00 1.22E+01 1.42E+01 3.13E+01 2.40E+01 7.48E+01 1.20E+01
9.82E+05 8.84E+00 1.10E+01 1.28E+01 2.82E+01 2.17E+01 6.70E+01 1.10E+01
1.10E+06 8.05E+00 1.00E+01 1.17E+01 2.55E+01 1.96E+01 6.01E+01 1.02E+01
168
Lampiran 9 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi (lanjutan)
Frekuensi
Hz
Z/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
1.24E+06 7.36E+00 9.11E+00 1.06E+01 2.31E+01 1.78E+01 5.40E+01 9.45E+00
1.39E+06 6.77E+00 8.33E+00 9.74E+00 2.11E+01 1.63E+01 4.86E+01 8.83E+00
1.56E+06 6.26E+00 7.65E+00 8.97E+00 1.93E+01 1.49E+01 4.39E+01 8.31E+00
1.76E+06 5.82E+00 7.07E+00 8.31E+00 1.77E+01 1.38E+01 3.98E+01 7.87E+00
1.97E+06 5.45E+00 6.57E+00 7.74E+00 1.64E+01 1.28E+01 3.62E+01 7.51E+00
2.22E+06 5.13E+00 6.14E+00 7.27E+00 1.53E+01 1.19E+01 3.30E+01 7.20E+00
2.49E+06 4.87E+00 5.78E+00 6.86E+00 1.43E+01 1.12E+01 3.03E+01 6.95E+00
2.80E+06 4.65E+00 5.48E+00 6.53E+00 1.35E+01 1.06E+01 2.80E+01 6.75E+00
3.14E+06 4.47E+00 5.23E+00 6.25E+00 1.28E+01 1.01E+01 2.59E+01 6.58E+00
3.53E+06 4.32E+00 5.03E+00 6.02E+00 1.22E+01 9.66E+00 2.42E+01 6.45E+00
3.96E+06 4.20E+00 4.86E+00 5.83E+00 1.18E+01 9.31E+00 2.28E+01 6.34E+00
4.45E+06 4.11E+00 4.72E+00 5.67E+00 1.14E+01 9.03E+00 2.16E+01 6.25E+00
5.00E+06 4.03E+00 4.60E+00 5.55E+00 1.11E+01 8.80E+00 2.06E+01 6.18E+00
169
Lampiran 10 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen
Frekuensi
(Hz)
Z/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.00E+01 1.14E+04 2.53E+04 4.15E+04 6.26E+04 5.22E+04 1.78E+05 1.39E+04
5.62E+01 1.56E+04 2.02E+04 3.77E+04 9.50E+04 6.67E+04 2.79E+05 1.24E+04
6.31E+01 1.48E+04 1.94E+04 3.50E+04 9.14E+04 5.87E+04 2.61E+05 1.38E+04
7.09E+01 1.32E+04 1.78E+04 3.22E+04 8.06E+04 5.46E+04 1.99E+05 1.25E+04
7.96E+01 1.29E+04 1.67E+04 2.97E+04 7.33E+04 4.88E+04 1.98E+05 1.15E+04
8.94E+01 1.17E+04 1.53E+04 2.78E+04 6.76E+04 4.57E+04 1.97E+05 1.08E+04
1.00E+02 1.09E+04 1.39E+04 2.63E+04 6.42E+04 4.29E+04 2.02E+05 1.03E+04
1.13E+02 9.76E+03 1.35E+04 2.33E+04 5.46E+04 3.58E+04 1.55E+05 9.39E+03
1.27E+02 8.95E+03 1.25E+04 2.16E+04 4.98E+04 3.25E+04 1.41E+05 8.88E+03
1.42E+02 8.31E+03 1.16E+04 1.99E+04 4.61E+04 2.95E+04 1.27E+05 8.31E+03
1.60E+02 7.57E+03 1.07E+04 1.83E+04 4.19E+04 2.72E+04 1.18E+05 7.77E+03
1.80E+02 6.96E+03 9.94E+03 1.68E+04 3.83E+04 2.49E+04 1.09E+05 7.22E+03
2.02E+02 6.38E+03 9.25E+03 1.56E+04 3.51E+04 2.28E+04 9.99E+04 6.73E+03
2.27E+02 5.91E+03 8.51E+03 1.43E+04 3.21E+04 2.09E+04 9.11E+04 6.24E+03
2.55E+02 5.44E+03 7.89E+03 1.33E+04 2.94E+04 1.93E+04 8.30E+04 5.79E+03
2.86E+02 4.97E+03 7.30E+03 1.22E+04 2.69E+04 1.77E+04 7.68E+04 4.32E+03
3.21E+02 4.61E+03 6.75E+03 1.13E+04 2.47E+04 1.63E+04 7.07E+04 3.98E+03
3.61E+02 4.22E+03 6.25E+03 1.04E+04 2.27E+04 1.51E+04 6.51E+04 3.67E+03
4.06E+02 3.88E+03 5.80E+03 9.59E+03 2.08E+04 1.39E+04 6.01E+04 3.37E+03
4.56E+02 3.10E+03 5.38E+03 8.85E+03 1.91E+04 1.28E+04 5.53E+04 3.09E+03
5.12E+02 2.84E+03 4.98E+03 8.16E+03 1.76E+04 1.18E+04 5.10E+04 2.84E+03
5.75E+02 2.60E+03 4.64E+03 7.55E+03 1.61E+04 1.09E+04 4.70E+04 2.61E+03
6.46E+02 2.39E+03 4.29E+03 6.98E+03 1.48E+04 1.00E+04 4.30E+04 2.39E+03
7.25E+02 2.19E+03 3.55E+03 6.47E+03 1.36E+04 9.22E+03 3.95E+04 2.19E+03
8.15E+02 2.01E+03 3.28E+03 5.96E+03 1.25E+04 8.48E+03 3.61E+04 2.01E+03
9.15E+02 1.85E+03 3.03E+03 5.52E+03 1.15E+04 7.82E+03 3.30E+04 1.85E+03
1.03E+03 1.70E+03 2.79E+03 5.53E+03 1.14E+04 7.80E+03 3.25E+04 1.69E+03
1.16E+03 1.56E+03 2.58E+03 5.13E+03 1.05E+04 7.24E+03 2.96E+04 1.55E+03
1.30E+03 1.44E+03 2.38E+03 3.88E+03 9.67E+03 5.41E+03 2.71E+04 1.42E+03
1.46E+03 1.32E+03 2.19E+03 3.57E+03 8.91E+03 4.96E+03 2.47E+04 1.30E+03
1.64E+03 1.22E+03 2.02E+03 3.28E+03 8.22E+03 4.56E+03 2.26E+04 1.20E+03
1.84E+03 1.12E+03 1.86E+03 3.01E+03 6.13E+03 4.18E+03 2.07E+04 1.10E+03
2.07E+03 1.03E+03 1.72E+03 2.76E+03 5.61E+03 3.85E+03 1.90E+04 1.01E+03
2.32E+03 9.50E+02 1.58E+03 2.54E+03 5.13E+03 3.54E+03 1.75E+04 9.24E+02
2.61E+03 8.75E+02 1.46E+03 2.33E+03 4.69E+03 3.25E+03 1.59E+04 8.49E+02
2.93E+03 8.07E+02 1.34E+03 2.14E+03 4.29E+03 2.99E+03 1.46E+04 7.80E+02
3.29E+03 7.42E+02 1.24E+03 1.97E+03 3.92E+03 2.74E+03 1.33E+04 7.17E+02
3.70E+03 6.85E+02 1.14E+03 1.79E+03 3.58E+03 2.51E+03 1.23E+04 6.58E+02
4.15E+03 6.31E+02 1.05E+03 1.65E+03 3.27E+03 2.30E+03 9.16E+03 6.06E+02
4.66E+03 5.82E+02 9.63E+02 1.51E+03 2.98E+03 2.10E+03 8.33E+03 5.56E+02
5.24E+03 5.36E+02 8.85E+02 1.38E+03 2.73E+03 1.93E+03 7.55E+03 5.12E+02
5.88E+03 4.95E+02 8.14E+02 1.27E+03 2.50E+03 1.77E+03 6.86E+03 4.71E+02
6.61E+03 4.58E+02 7.48E+02 1.16E+03 2.29E+03 1.62E+03 6.23E+03 4.35E+02
170
Lampiran 10 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
Z/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
7.42E+03 4.22E+02 6.87E+02 1.07E+03 2.09E+03 1.48E+03 5.66E+03 4.00E+02
8.34E+03 3.89E+02 6.31E+02 9.77E+02 1.90E+03 1.36E+03 5.14E+03 3.69E+02
9.37E+03 3.59E+02 5.80E+02 8.94E+02 1.74E+03 1.24E+03 4.66E+03 3.40E+02
1.05E+04 3.31E+02 5.34E+02 8.19E+02 1.58E+03 1.14E+03 4.25E+03 3.14E+02
1.18E+04 3.05E+02 4.88E+02 7.51E+02 1.46E+03 1.04E+03 3.85E+03 2.90E+02
1.33E+04 2.81E+02 4.48E+02 6.87E+02 1.32E+03 9.49E+02 3.50E+03 2.67E+02
1.49E+04 2.60E+02 4.11E+02 6.28E+02 1.21E+03 8.66E+02 3.18E+03 2.46E+02
1.68E+04 2.39E+02 3.77E+02 5.75E+02 1.11E+03 7.91E+02 2.88E+03 2.27E+02
1.88E+04 2.20E+02 3.46E+02 5.27E+02 1.01E+03 7.22E+02 2.61E+03 2.10E+02
2.11E+04 2.03E+02 3.16E+02 4.80E+02 9.22E+02 6.60E+02 2.37E+03 1.93E+02
2.38E+04 1.87E+02 2.89E+02 4.39E+02 8.42E+02 6.04E+02 2.15E+03 1.78E+02
2.67E+04 1.72E+02 2.65E+02 4.00E+02 7.66E+02 5.52E+02 1.95E+03 1.64E+02
3.00E+04 1.58E+02 2.42E+02 3.65E+02 6.98E+02 5.03E+02 1.78E+03 1.51E+02
3.37E+04 1.46E+02 2.22E+02 3.33E+02 6.37E+02 4.60E+02 1.60E+03 1.39E+02
3.78E+04 1.34E+02 2.02E+02 3.04E+02 5.80E+02 4.19E+02 1.45E+03 1.29E+02
4.25E+04 1.23E+02 1.85E+02 2.77E+02 5.27E+02 3.83E+02 1.32E+03 1.18E+02
4.77E+04 1.13E+02 1.68E+02 2.52E+02 4.83E+02 3.50E+02 1.19E+03 1.09E+02
5.36E+04 1.04E+02 1.54E+02 2.30E+02 4.41E+02 3.19E+02 1.08E+03 1.00E+02
6.02E+04 9.51E+01 1.40E+02 2.09E+02 4.01E+02 2.90E+02 9.78E+02 9.19E+01
6.77E+04 8.72E+01 1.27E+02 1.90E+02 3.65E+02 2.64E+02 8.85E+02 8.45E+01
7.60E+04 7.98E+01 1.16E+02 1.73E+02 3.32E+02 2.41E+02 8.00E+02 7.76E+01
8.54E+04 7.31E+01 1.05E+02 1.57E+02 3.02E+02 2.19E+02 7.23E+02 7.12E+01
9.59E+04 6.69E+01 9.58E+01 1.42E+02 2.75E+02 1.99E+02 6.54E+02 6.53E+01
1.08E+05 6.14E+01 8.74E+01 1.30E+02 2.51E+02 1.82E+02 5.93E+02 6.01E+01
1.21E+05 5.62E+01 7.91E+01 1.17E+02 2.28E+02 1.65E+02 5.38E+02 5.50E+01
1.36E+05 5.14E+01 7.21E+01 1.07E+02 2.07E+02 1.50E+02 4.83E+02 5.05E+01
1.53E+05 4.70E+01 6.55E+01 9.66E+01 1.88E+02 1.36E+02 4.38E+02 4.64E+01
1.72E+05 4.30E+01 5.94E+01 8.77E+01 1.70E+02 1.24E+02 3.95E+02 4.26E+01
1.93E+05 3.93E+01 5.39E+01 7.94E+01 1.55E+02 1.12E+02 3.56E+02 3.91E+01
2.16E+05 3.60E+01 4.89E+01 7.20E+01 1.40E+02 1.02E+02 3.22E+02 3.59E+01
2.43E+05 3.30E+01 4.44E+01 6.52E+01 1.27E+02 9.25E+01 2.90E+02 3.29E+01
2.73E+05 3.01E+01 4.03E+01 5.91E+01 1.15E+02 8.38E+01 2.62E+02 3.01E+01
3.07E+05 2.75E+01 3.65E+01 5.35E+01 1.04E+02 7.60E+01 2.36E+02 2.77E+01
3.45E+05 2.52E+01 3.31E+01 4.84E+01 9.45E+01 6.88E+01 2.12E+02 2.55E+01
3.87E+05 2.30E+01 2.99E+01 4.38E+01 8.56E+01 6.24E+01 1.91E+02 2.35E+01
4.35E+05 2.11E+01 2.71E+01 3.97E+01 7.74E+01 5.65E+01 1.72E+02 2.16E+01
4.89E+05 1.93E+01 2.46E+01 3.59E+01 7.00E+01 5.11E+01 1.55E+02 1.98E+01
5.49E+05 1.77E+01 2.22E+01 3.25E+01 6.33E+01 4.63E+01 1.39E+02 1.83E+01
6.16E+05 1.62E+01 2.01E+01 2.94E+01 5.72E+01 4.19E+01 1.25E+02 1.69E+01
6.92E+05 1.49E+01 1.83E+01 2.67E+01 5.17E+01 3.79E+01 1.12E+02 1.56E+01
7.78E+05 1.37E+01 1.65E+01 2.41E+01 4.67E+01 3.43E+01 1.01E+02 1.44E+01
8.74E+05 1.26E+01 1.50E+01 2.19E+01 4.22E+01 3.10E+01 9.03E+01 1.33E+01
9.82E+05 1.16E+01 1.36E+01 1.98E+01 3.80E+01 2.80E+01 8.08E+01 1.23E+01
1.10E+06 1.11E+01 1.28E+01 1.86E+01 3.57E+01 2.63E+01 7.53E+01 1.19E+01
171
Lampiran 10 Data impedansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
Z/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
1.24E+06 1.04E+01 1.17E+01 1.71E+01 3.24E+01 2.40E+01 6.77E+01 1.11E+01
1.39E+06 9.70E+00 1.07E+01 1.56E+01 2.95E+01 2.19E+01 6.11E+01 1.04E+01
1.56E+06 9.06E+00 9.80E+00 1.43E+01 2.69E+01 2.00E+01 5.50E+01 9.79E+00
1.76E+06 8.51E+00 9.01E+00 1.32E+01 2.46E+01 1.83E+01 4.96E+01 9.22E+00
1.97E+06 8.00E+00 8.30E+00 1.22E+01 2.25E+01 1.68E+01 4.48E+01 8.68E+00
2.22E+06 7.50E+00 7.63E+00 1.12E+01 2.04E+01 1.54E+01 4.01E+01 8.19E+00
2.49E+06 7.07E+00 7.04E+00 1.04E+01 1.87E+01 1.41E+01 3.62E+01 7.73E+00
2.80E+06 6.65E+00 6.50E+00 9.57E+00 1.71E+01 1.30E+01 3.26E+01 7.27E+00
3.14E+06 6.24E+00 5.99E+00 8.82E+00 1.55E+01 1.19E+01 2.92E+01 6.82E+00
3.53E+06 5.83E+00 5.51E+00 8.13E+00 1.41E+01 1.08E+01 2.61E+01 6.39E+00
3.96E+06 5.42E+00 5.05E+00 7.45E+00 1.28E+01 9.85E+00 2.32E+01 5.93E+00
4.45E+06 5.00E+00 4.59E+00 6.78E+00 1.15E+01 8.89E+00 2.05E+01 5.49E+00
5.00E+06 4.51E+00 4.10E+00 6.06E+00 1.01E+01 7.88E+00 1.78E+01 4.97E+00
172
Lampiran 11 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
simulasi
Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
5.00E+01 1.82E+04 2.17E+04 2.69E+04 6.26E+04 5.39E+04 1.78E+05 1.99E+04
5.62E+01 1.62E+04 1.94E+04 2.40E+04 7.78E+04 4.80E+04 4.57E+05 1.78E+04
6.31E+01 1.45E+04 1.73E+04 2.14E+04 6.93E+04 4.28E+04 4.08E+05 1.59E+04
7.09E+01 1.30E+04 1.54E+04 1.91E+04 6.17E+04 3.81E+04 3.63E+05 1.42E+04
7.96E+01 1.16E+04 1.37E+04 1.70E+04 5.49E+04 3.39E+04 3.24E+05 1.27E+04
8.94E+01 1.03E+04 1.22E+04 1.51E+04 4.89E+04 3.02E+04 2.89E+05 1.13E+04
1.00E+02 9.21E+03 1.09E+04 1.35E+04 4.35E+04 2.69E+04 2.57E+05 1.01E+04
1.13E+02 8.21E+03 9.69E+03 1.20E+04 3.88E+04 2.39E+04 2.29E+05 9.00E+03
1.27E+02 7.32E+03 8.63E+03 1.07E+04 3.45E+04 2.13E+04 2.04E+05 8.03E+03
1.42E+02 6.52E+03 7.69E+03 9.54E+03 3.07E+04 1.90E+04 1.82E+05 7.16E+03
1.60E+02 5.81E+03 6.85E+03 8.50E+03 2.74E+04 1.69E+04 1.62E+05 6.38E+03
1.80E+02 5.18E+03 6.10E+03 7.57E+03 2.44E+04 1.50E+04 1.44E+05 5.69E+03
2.02E+02 4.62E+03 5.43E+03 6.74E+03 2.17E+04 1.34E+04 1.28E+05 5.07E+03
2.27E+02 4.11E+03 4.84E+03 6.01E+03 1.93E+04 1.19E+04 1.14E+05 4.52E+03
2.55E+02 3.67E+03 4.31E+03 5.36E+03 1.72E+04 1.06E+04 1.02E+05 4.04E+03
2.86E+02 3.27E+03 3.84E+03 4.77E+03 1.53E+04 9.47E+03 9.06E+04 3.60E+03
3.21E+02 2.91E+03 3.43E+03 4.26E+03 1.37E+04 8.44E+03 8.06E+04 3.22E+03
3.61E+02 2.60E+03 3.05E+03 3.80E+03 1.22E+04 7.53E+03 7.18E+04 2.87E+03
4.06E+02 2.32E+03 2.73E+03 3.39E+03 1.08E+04 6.71E+03 6.39E+04 2.57E+03
4.56E+02 2.07E+03 2.43E+03 3.03E+03 9.67E+03 5.99E+03 5.69E+04 2.30E+03
5.12E+02 1.85E+03 2.17E+03 2.70E+03 8.63E+03 5.35E+03 5.07E+04 2.06E+03
5.75E+02 1.65E+03 1.94E+03 2.42E+03 7.70E+03 4.78E+03 4.51E+04 1.85E+03
6.46E+02 1.48E+03 1.74E+03 2.17E+03 6.88E+03 4.27E+03 4.02E+04 1.67E+03
7.25E+02 1.33E+03 1.56E+03 1.94E+03 6.15E+03 3.83E+03 3.58E+04 1.50E+03
8.15E+02 1.19E+03 1.40E+03 1.74E+03 5.50E+03 3.43E+03 3.19E+04 1.36E+03
9.15E+02 1.07E+03 1.26E+03 1.57E+03 4.93E+03 3.08E+03 2.84E+04 1.24E+03
1.03E+03 9.65E+02 1.13E+03 1.42E+03 4.42E+03 2.77E+03 2.53E+04 1.13E+03
1.16E+03 8.73E+02 1.03E+03 1.29E+03 3.98E+03 2.50E+03 2.26E+04 1.03E+03
1.30E+03 7.92E+02 9.31E+02 1.17E+03 3.58E+03 2.27E+03 2.01E+04 9.55E+02
1.46E+03 7.22E+02 8.49E+02 1.07E+03 3.24E+03 2.06E+03 1.80E+04 8.88E+02
1.64E+03 6.62E+02 7.79E+02 9.83E+02 2.94E+03 1.88E+03 1.60E+04 8.33E+02
1.84E+03 6.11E+02 7.18E+02 9.10E+02 2.68E+03 1.73E+03 1.43E+04 7.88E+02
2.07E+03 5.67E+02 6.67E+02 8.48E+02 2.45E+03 1.60E+03 1.28E+04 7.52E+02
2.32E+03 5.31E+02 6.25E+02 7.97E+02 2.26E+03 1.49E+03 1.15E+04 7.25E+02
2.61E+03 5.01E+02 5.90E+02 7.56E+02 2.09E+03 1.39E+03 1.03E+04 7.06E+02
2.93E+03 4.78E+02 5.63E+02 7.24E+02 1.95E+03 1.32E+03 9.24E+03 6.93E+02
3.29E+03 4.59E+02 5.42E+02 7.00E+02 1.84E+03 1.26E+03 8.31E+03 6.85E+02
3.70E+03 4.46E+02 5.27E+02 6.83E+02 1.74E+03 1.21E+03 7.50E+03 6.82E+02
4.15E+03 4.37E+02 5.17E+02 6.72E+02 1.67E+03 1.18E+03 6.78E+03 6.82E+02
4.66E+03 4.31E+02 5.11E+02 6.65E+02 1.61E+03 1.15E+03 6.15E+03 6.83E+02
5.24E+03 4.28E+02 5.09E+02 6.62E+02 1.56E+03 1.14E+03 5.60E+03 6.84E+02
173
Lampiran 11 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
simulasi (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
5.88E+03 4.27E+02 5.09E+02 6.61E+02 1.52E+03 1.13E+03 5.13E+03 6.83E+02
6.61E+03 4.26E+02 5.10E+02 6.60E+02 1.49E+03 1.12E+03 4.71E+03 6.78E+02
7.42E+03 4.26E+02 5.11E+02 6.59E+02 1.47E+03 1.11E+03 4.34E+03 6.69E+02
8.34E+03 4.24E+02 5.11E+02 6.55E+02 1.44E+03 1.10E+03 4.03E+03 6.55E+02
9.37E+03 4.20E+02 5.09E+02 6.47E+02 1.41E+03 1.08E+03 3.75E+03 6.36E+02
1.05E+04 4.14E+02 5.04E+02 6.35E+02 1.38E+03 1.06E+03 3.50E+03 6.11E+02
1.18E+04 4.04E+02 4.94E+02 6.18E+02 1.34E+03 1.03E+03 3.28E+03 5.82E+02
1.33E+04 3.91E+02 4.81E+02 5.95E+02 1.29E+03 9.94E+02 3.08E+03 5.49E+02
1.49E+04 3.75E+02 4.63E+02 5.68E+02 1.23E+03 9.51E+02 2.89E+03 5.13E+02
1.68E+04 3.57E+02 4.42E+02 5.38E+02 1.17E+03 9.01E+02 2.70E+03 4.76E+02
1.88E+04 3.36E+02 4.18E+02 5.04E+02 1.10E+03 8.46E+02 2.53E+03 4.38E+02
2.11E+04 3.14E+02 3.92E+02 4.69E+02 1.02E+03 7.89E+02 2.35E+03 4.02E+02
2.38E+04 2.91E+02 3.64E+02 4.33E+02 9.46E+02 7.30E+02 2.18E+03 3.66E+02
2.67E+04 2.68E+02 3.36E+02 3.97E+02 8.70E+02 6.71E+02 2.02E+03 3.32E+02
3.00E+04 2.45E+02 3.08E+02 3.63E+02 7.96E+02 6.13E+02 1.85E+03 3.00E+02
3.37E+04 2.23E+02 2.81E+02 3.30E+02 7.25E+02 5.58E+02 1.70E+03 2.70E+02
3.78E+04 2.02E+02 2.55E+02 2.98E+02 6.57E+02 5.05E+02 1.55E+03 2.43E+02
4.25E+04 1.83E+02 2.31E+02 2.69E+02 5.94E+02 4.56E+02 1.40E+03 2.18E+02
4.77E+04 1.65E+02 2.08E+02 2.42E+02 5.35E+02 4.11E+02 1.27E+03 1.96E+02
5.36E+04 1.48E+02 1.88E+02 2.17E+02 4.81E+02 3.69E+02 1.15E+03 1.75E+02
6.02E+04 1.33E+02 1.68E+02 1.95E+02 4.31E+02 3.31E+02 1.03E+03 1.56E+02
6.77E+04 1.19E+02 1.51E+02 1.75E+02 3.86E+02 2.96E+02 9.27E+02 1.40E+02
7.60E+04 1.06E+02 1.35E+02 1.56E+02 3.46E+02 2.65E+02 8.31E+02 1.25E+02
8.54E+04 9.51E+01 1.21E+02 1.39E+02 3.09E+02 2.37E+02 7.44E+02 1.11E+02
9.59E+04 8.50E+01 1.08E+02 1.25E+02 2.76E+02 2.12E+02 6.66E+02 9.94E+01
1.08E+05 7.59E+01 9.64E+01 1.11E+02 2.46E+02 1.89E+02 5.95E+02 8.87E+01
1.21E+05 6.77E+01 8.61E+01 9.92E+01 2.20E+02 1.69E+02 5.31E+02 7.91E+01
1.36E+05 6.04E+01 7.68E+01 8.85E+01 1.96E+02 1.50E+02 4.74E+02 7.06E+01
1.53E+05 5.39E+01 6.85E+01 7.89E+01 1.75E+02 1.34E+02 4.23E+02 6.30E+01
1.72E+05 4.81E+01 6.11E+01 7.04E+01 1.56E+02 1.20E+02 3.77E+02 5.63E+01
1.93E+05 4.29E+01 5.45E+01 6.28E+01 1.39E+02 1.07E+02 3.36E+02 5.03E+01
2.16E+05 3.83E+01 4.86E+01 5.60E+01 1.24E+02 9.52E+01 3.00E+02 4.49E+01
2.43E+05 3.42E+01 4.34E+01 5.00E+01 1.11E+02 8.49E+01 2.67E+02 4.02E+01
2.73E+05 3.06E+01 3.88E+01 4.47E+01 9.88E+01 7.58E+01 2.38E+02 3.60E+01
3.07E+05 2.73E+01 3.46E+01 3.99E+01 8.82E+01 6.77E+01 2.13E+02 3.23E+01
3.45E+05 2.45E+01 3.09E+01 3.57E+01 7.88E+01 6.05E+01 1.90E+02 2.90E+01
3.87E+05 2.19E+01 2.77E+01 3.19E+01 7.05E+01 5.41E+01 1.69E+02 2.61E+01
4.35E+05 1.97E+01 2.48E+01 2.86E+01 6.31E+01 4.85E+01 1.51E+02 2.36E+01
4.89E+05 1.77E+01 2.23E+01 2.57E+01 5.65E+01 4.35E+01 1.35E+02 2.14E+01
5.49E+05 1.59E+01 2.00E+01 2.31E+01 5.07E+01 3.90E+01 1.21E+02 1.95E+01
6.16E+05 1.44E+01 1.80E+01 2.09E+01 4.56E+01 3.52E+01 1.08E+02 1.78E+01
6.92E+05 1.31E+01 1.63E+01 1.89E+01 4.11E+01 3.17E+01 9.66E+01 1.64E+01
7.78E+05 1.19E+01 1.48E+01 1.72E+01 3.72E+01 2.88E+01 8.66E+01 1.52E+01
174
Lampiran 11 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
simulasi (lanjutan) Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
8.74E+05 1.09E+01 1.35E+01 1.57E+01 3.38E+01 2.62E+01 7.79E+01 1.42E+01
9.82E+05 1.01E+01 1.23E+01 1.44E+01 3.08E+01 2.39E+01 7.01E+01 1.34E+01
1.10E+06 9.35E+00 1.14E+01 1.33E+01 2.83E+01 2.20E+01 6.34E+01 1.28E+01
1.24E+06 8.77E+00 1.05E+01 1.24E+01 2.61E+01 2.04E+01 5.74E+01 1.24E+01
1.39E+06 8.30E+00 9.87E+00 1.17E+01 2.43E+01 1.90E+01 5.23E+01 1.21E+01
1.56E+06 7.94E+00 9.33E+00 1.11E+01 2.28E+01 1.79E+01 4.79E+01 1.20E+01
1.76E+06 7.70E+00 8.92E+00 1.07E+01 2.16E+01 1.71E+01 4.41E+01 1.20E+01
1.97E+06 7.55E+00 8.63E+00 1.04E+01 2.07E+01 1.65E+01 4.09E+01 1.22E+01
2.22E+06 7.51E+00 8.46E+00 1.02E+01 2.01E+01 1.61E+01 3.83E+01 1.26E+01
2.49E+06 7.57E+00 8.40E+00 1.02E+01 1.98E+01 1.59E+01 3.61E+01 1.32E+01
2.80E+06 7.73E+00 8.45E+00 1.03E+01 1.97E+01 1.59E+01 3.45E+01 1.39E+01
3.14E+06 8.00E+00 8.62E+00 1.06E+01 1.99E+01 1.62E+01 3.34E+01 1.48E+01
3.53E+06 8.38E+00 8.90E+00 1.10E+01 2.04E+01 1.67E+01 3.26E+01 1.59E+01
3.96E+06 8.86E+00 9.31E+00 1.16E+01 2.11E+01 1.74E+01 3.24E+01 1.73E+01
4.45E+06 9.47E+00 9.84E+00 1.23E+01 2.21E+01 1.83E+01 3.26E+01 1.88E+01
5.00E+06 1.02E+01 1.05E+01 1.32E+01 2.34E+01 1.95E+01 3.32E+01 2.07E+01
175
Lampiran 12 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
eksperimen
Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.00E+01 1.82E+04 1.39E+04 3.63E+04 2.62E+04 5.21E+04 2.07E+04 8.28E+03
5.62E+01 1.62E+04 1.46E+04 3.09E+04 8.40E+04 5.84E+04 2.00E+05 8.10E+03
6.31E+01 1.27E+04 1.52E+04 2.87E+04 7.86E+04 5.13E+04 2.16E+05 8.58E+03
7.09E+01 1.15E+04 1.34E+04 2.67E+04 7.06E+04 4.80E+04 1.62E+05 8.52E+03
7.96E+01 1.12E+04 1.28E+04 2.49E+04 6.44E+04 4.33E+04 1.64E+05 7.96E+03
8.94E+01 9.84E+03 1.20E+04 2.37E+04 5.77E+04 4.07E+04 1.69E+05 7.64E+03
1.00E+02 9.30E+03 1.07E+04 2.23E+04 5.76E+04 3.70E+04 1.48E+05 7.49E+03
1.13E+02 8.69E+03 1.07E+04 1.99E+04 4.82E+04 3.17E+04 1.31E+05 6.86E+03
1.27E+02 8.03E+03 1.00E+04 1.85E+04 4.41E+04 2.87E+04 1.20E+05 6.77E+03
1.42E+02 7.40E+03 9.34E+03 1.70E+04 4.12E+04 2.61E+04 1.09E+05 6.49E+03
1.60E+02 6.81E+03 8.73E+03 1.58E+04 3.75E+04 2.41E+04 1.01E+05 6.17E+03
1.80E+02 6.27E+03 8.15E+03 1.45E+04 3.43E+04 2.21E+04 9.42E+04 5.80E+03
2.02E+02 5.76E+03 7.65E+03 1.35E+04 3.15E+04 2.02E+04 8.66E+04 5.51E+03
2.27E+02 5.35E+03 7.08E+03 1.24E+04 2.89E+04 1.86E+04 7.95E+04 5.18E+03
2.55E+02 4.93E+03 6.60E+03 1.16E+04 2.64E+04 1.72E+04 7.27E+04 4.86E+03
2.86E+02 4.50E+03 6.13E+03 1.07E+04 2.42E+04 1.58E+04 6.77E+04 3.65E+03
3.21E+02 4.18E+03 5.70E+03 9.86E+03 2.23E+04 1.46E+04 6.25E+04 3.41E+03
3.61E+02 3.82E+03 5.30E+03 9.11E+03 2.05E+04 1.35E+04 5.78E+04 3.16E+03
4.06E+02 3.52E+03 4.94E+03 8.43E+03 1.88E+04 1.25E+04 5.37E+04 2.92E+03
4.56E+02 2.82E+03 4.60E+03 7.80E+03 1.73E+04 1.15E+04 4.96E+04 2.70E+03
5.12E+02 2.58E+03 4.28E+03 7.21E+03 1.60E+04 1.06E+04 4.60E+04 2.49E+03
5.75E+02 2.36E+03 3.99E+03 6.68E+03 1.47E+04 9.77E+03 4.26E+04 2.29E+03
6.46E+02 2.17E+03 3.71E+03 6.20E+03 1.35E+04 9.00E+03 3.91E+04 2.11E+03
7.25E+02 1.99E+03 3.08E+03 5.76E+03 1.24E+04 8.30E+03 3.60E+04 1.94E+03
8.15E+02 1.82E+03 2.85E+03 5.32E+03 1.14E+04 7.64E+03 3.31E+04 1.79E+03
9.15E+02 1.68E+03 2.64E+03 4.93E+03 1.05E+04 7.06E+03 3.03E+04 1.64E+03
1.03E+03 1.53E+03 2.44E+03 4.96E+03 1.05E+04 7.04E+03 2.99E+04 1.51E+03
1.16E+03 1.41E+03 2.26E+03 4.60E+03 9.66E+03 6.55E+03 2.73E+04 1.38E+03
1.30E+03 1.30E+03 2.09E+03 3.49E+03 8.89E+03 4.90E+03 2.50E+04 1.27E+03
1.46E+03 1.19E+03 1.93E+03 3.21E+03 8.21E+03 4.50E+03 2.30E+04 1.17E+03
1.64E+03 1.09E+03 1.78E+03 2.96E+03 7.58E+03 4.14E+03 2.10E+04 1.07E+03
1.84E+03 1.01E+03 1.65E+03 2.72E+03 5.66E+03 3.80E+03 1.93E+04 9.81E+02
2.07E+03 9.27E+02 1.52E+03 2.50E+03 5.19E+03 3.50E+03 1.78E+04 9.01E+02
2.32E+03 8.53E+02 1.41E+03 2.30E+03 4.75E+03 3.23E+03 1.64E+04 8.27E+02
2.61E+03 7.85E+02 1.30E+03 2.12E+03 4.35E+03 2.97E+03 1.50E+04 7.59E+02
2.93E+03 7.23E+02 1.20E+03 1.95E+03 3.98E+03 2.73E+03 1.38E+04 6.97E+02
3.29E+03 6.65E+02 1.10E+03 1.79E+03 3.64E+03 2.51E+03 1.25E+04 6.41E+02
3.70E+03 6.13E+02 1.02E+03 1.64E+03 3.32E+03 2.30E+03 1.16E+04 5.87E+02
4.15E+03 5.65E+02 9.39E+02 1.51E+03 3.04E+03 2.11E+03 8.67E+03 5.40E+02
4.66E+03 5.20E+02 8.66E+02 1.38E+03 2.78E+03 1.94E+03 7.90E+03 4.95E+02
5.24E+03 4.79E+02 7.98E+02 1.27E+03 2.54E+03 1.78E+03 7.17E+03 4.55E+02
176
Lampiran 12 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan )
Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.88E+03 4.43E+02 7.35E+02 1.17E+03 2.33E+03 1.63E+03 6.53E+03 4.19E+02
6.61E+03 4.09E+02 6.77E+02 1.07E+03 2.14E+03 1.50E+03 5.94E+03 3.86E+02
7.42E+03 3.77E+02 6.24E+02 9.84E+02 1.95E+03 1.37E+03 5.40E+03 3.55E+02
8.34E+03 3.48E+02 5.74E+02 9.02E+02 1.78E+03 1.26E+03 4.91E+03 3.27E+02
9.37E+03 3.21E+02 5.28E+02 8.27E+02 1.63E+03 1.15E+03 4.46E+03 3.01E+02
1.05E+04 2.97E+02 4.89E+02 7.60E+02 1.48E+03 1.06E+03 4.07E+03 2.78E+02
1.18E+04 2.73E+02 4.47E+02 6.98E+02 1.36E+03 9.66E+02 3.69E+03 2.56E+02
1.33E+04 2.52E+02 4.12E+02 6.39E+02 1.24E+03 8.82E+02 3.36E+03 2.36E+02
1.49E+04 2.33E+02 3.78E+02 5.85E+02 1.13E+03 8.06E+02 3.05E+03 2.18E+02
1.68E+04 2.15E+02 3.48E+02 5.37E+02 1.04E+03 7.37E+02 2.77E+03 2.01E+02
1.88E+04 1.98E+02 3.19E+02 4.93E+02 9.48E+02 6.74E+02 2.51E+03 1.86E+02
2.11E+04 1.83E+02 2.93E+02 4.50E+02 8.67E+02 6.17E+02 2.29E+03 1.71E+02
2.38E+04 1.69E+02 2.69E+02 4.12E+02 7.93E+02 5.65E+02 2.07E+03 1.58E+02
2.67E+04 1.55E+02 2.46E+02 3.76E+02 7.21E+02 5.17E+02 1.89E+03 1.46E+02
3.00E+04 1.43E+02 2.26E+02 3.44E+02 6.58E+02 4.72E+02 1.72E+03 1.34E+02
3.37E+04 1.32E+02 2.07E+02 3.14E+02 6.02E+02 4.32E+02 1.55E+03 1.24E+02
3.78E+04 1.21E+02 1.90E+02 2.88E+02 5.49E+02 3.95E+02 1.41E+03 1.14E+02
4.25E+04 1.12E+02 1.73E+02 2.63E+02 5.00E+02 3.61E+02 1.28E+03 1.05E+02
4.77E+04 1.03E+02 1.58E+02 2.39E+02 4.58E+02 3.30E+02 1.16E+03 9.68E+01
5.36E+04 9.45E+01 1.45E+02 2.18E+02 4.18E+02 3.01E+02 1.05E+03 8.95E+01
6.02E+04 8.68E+01 1.32E+02 1.99E+02 3.81E+02 2.75E+02 9.50E+02 8.21E+01
6.77E+04 7.97E+01 1.21E+02 1.81E+02 3.48E+02 2.51E+02 8.61E+02 7.55E+01
7.60E+04 7.30E+01 1.10E+02 1.65E+02 3.16E+02 2.28E+02 7.79E+02 6.94E+01
8.54E+04 6.69E+01 1.00E+02 1.50E+02 2.88E+02 2.08E+02 7.05E+02 6.36E+01
9.59E+04 6.13E+01 9.10E+01 1.36E+02 2.62E+02 1.89E+02 6.37E+02 5.84E+01
1.08E+05 5.63E+01 8.31E+01 1.24E+02 2.39E+02 1.73E+02 5.79E+02 5.37E+01
1.21E+05 5.15E+01 7.53E+01 1.12E+02 2.18E+02 1.57E+02 5.25E+02 4.91E+01
1.36E+05 4.70E+01 6.87E+01 1.02E+02 1.98E+02 1.43E+02 4.72E+02 4.51E+01
1.53E+05 4.30E+01 6.24E+01 9.26E+01 1.80E+02 1.30E+02 4.28E+02 4.14E+01
1.72E+05 3.93E+01 5.67E+01 8.40E+01 1.63E+02 1.18E+02 3.86E+02 3.79E+01
1.93E+05 3.59E+01 5.14E+01 7.61E+01 1.48E+02 1.07E+02 3.48E+02 3.47E+01
2.16E+05 3.28E+01 4.67E+01 6.89E+01 1.35E+02 9.74E+01 3.15E+02 3.17E+01
2.43E+05 2.99E+01 4.23E+01 6.24E+01 1.22E+02 8.83E+01 2.84E+02 2.90E+01
2.73E+05 2.72E+01 3.83E+01 5.65E+01 1.11E+02 8.00E+01 2.56E+02 2.64E+01
3.07E+05 2.48E+01 3.47E+01 5.11E+01 1.00E+02 7.25E+01 2.31E+02 2.42E+01
3.45E+05 2.26E+01 3.14E+01 4.62E+01 9.06E+01 6.57E+01 2.08E+02 2.22E+01
3.87E+05 2.06E+01 2.84E+01 4.17E+01 8.20E+01 5.94E+01 1.87E+02 2.02E+01
4.35E+05 1.87E+01 2.57E+01 3.76E+01 7.40E+01 5.37E+01 1.69E+02 1.84E+01
4.89E+05 1.70E+01 2.32E+01 3.40E+01 6.69E+01 4.85E+01 1.51E+02 1.68E+01
5.49E+05 1.55E+01 2.09E+01 3.07E+01 6.04E+01 4.39E+01 1.36E+02 1.53E+01
6.16E+05 1.41E+01 1.89E+01 2.76E+01 5.45E+01 3.96E+01 1.22E+02 1.40E+01
6.92E+05 1.28E+01 1.70E+01 2.49E+01 4.91E+01 3.57E+01 1.10E+02 1.28E+01
7.78E+05 1.16E+01 1.53E+01 2.24E+01 4.42E+01 3.22E+01 9.84E+01 1.17E+01
177
Lampiran 12 Data reaktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
eksperimen (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
X/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
8.74E+05 1.06E+01 1.38E+01 2.02E+01 3.98E+01 2.90E+01 8.80E+01 1.06E+01
9.82E+05 9.60E+00 1.24E+01 1.82E+01 3.58E+01 2.60E+01 7.87E+01 9.70E+00
1.10E+06 9.06E+00 1.16E+01 1.70E+01 3.34E+01 2.43E+01 7.33E+01 9.21E+00
1.24E+06 8.32E+00 1.05E+01 1.54E+01 3.02E+01 2.20E+01 6.58E+01 8.49E+00
1.39E+06 7.64E+00 9.53E+00 1.39E+01 2.74E+01 2.00E+01 5.92E+01 7.83E+00
1.56E+06 7.02E+00 8.63E+00 1.27E+01 2.48E+01 1.81E+01 5.32E+01 7.25E+00
1.76E+06 6.48E+00 7.84E+00 1.15E+01 2.25E+01 1.64E+01 4.78E+01 6.74E+00
1.97E+06 6.00E+00 7.13E+00 1.05E+01 2.04E+01 1.49E+01 4.31E+01 6.25E+00
2.22E+06 5.55E+00 6.47E+00 9.53E+00 1.84E+01 1.35E+01 3.84E+01 5.82E+00
2.49E+06 5.15E+00 5.88E+00 8.67E+00 1.67E+01 1.23E+01 3.45E+01 5.43E+00
2.80E+06 4.79E+00 5.36E+00 7.92E+00 1.51E+01 1.12E+01 3.10E+01 5.07E+00
3.14E+06 4.46E+00 4.87E+00 7.22E+00 1.37E+01 1.01E+01 2.76E+01 4.72E+00
3.53E+06 4.15E+00 4.43E+00 6.58E+00 1.24E+01 9.18E+00 2.46E+01 4.41E+00
3.96E+06 3.84E+00 4.00E+00 5.97E+00 1.11E+01 8.27E+00 2.18E+01 4.08E+00
4.45E+06 3.55E+00 3.60E+00 5.39E+00 9.91E+00 7.41E+00 1.92E+01 3.72E+00
5.00E+06 3.22E+00 3.13E+00 4.79E+00 8.69E+00 6.53E+00 1.65E+01 3.33E+00
178
Lampiran 13 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
5.00E+01 1.72E+04 2.48E+04 2.85E+04 9.64E+04 6.36E+04 2.19E+05 1.89E+04
5.62E+01 1.72E+04 2.47E+04 2.83E+04 9.62E+04 6.34E+04 2.19E+05 1.88E+04
6.31E+01 1.71E+04 2.46E+04 2.82E+04 9.59E+04 6.31E+04 2.19E+05 1.87E+04
7.09E+01 1.70E+04 2.44E+04 2.80E+04 9.55E+04 6.28E+04 2.19E+05 1.85E+04
7.96E+01 1.69E+04 2.42E+04 2.78E+04 9.50E+04 6.24E+04 2.19E+05 1.84E+04
8.94E+01 1.67E+04 2.40E+04 2.76E+04 9.44E+04 6.19E+04 2.18E+05 1.82E+04
1.00E+02 1.66E+04 2.38E+04 2.73E+04 9.36E+04 6.12E+04 2.18E+05 1.79E+04
1.13E+02 1.64E+04 2.34E+04 2.69E+04 9.27E+04 6.04E+04 2.18E+05 1.76E+04
1.27E+02 1.61E+04 2.31E+04 2.65E+04 9.15E+04 5.95E+04 2.17E+05 1.73E+04
1.42E+02 1.59E+04 2.26E+04 2.60E+04 9.01E+04 5.83E+04 2.17E+05 1.69E+04
1.60E+02 1.55E+04 2.20E+04 2.53E+04 8.84E+04 5.69E+04 2.16E+05 1.64E+04
1.80E+02 1.51E+04 2.13E+04 2.45E+04 8.63E+04 5.52E+04 2.16E+05 1.58E+04
2.02E+02 1.47E+04 2.05E+04 2.36E+04 8.38E+04 5.32E+04 2.15E+05 1.51E+04
2.27E+02 1.41E+04 1.96E+04 2.26E+04 8.09E+04 5.09E+04 2.14E+05 1.44E+04
2.55E+02 1.35E+04 1.85E+04 2.14E+04 7.74E+04 4.83E+04 2.12E+05 1.35E+04
2.86E+02 1.27E+04 1.74E+04 2.01E+04 7.35E+04 4.53E+04 2.11E+05 1.26E+04
3.21E+02 1.19E+04 1.61E+04 1.86E+04 6.91E+04 4.21E+04 2.09E+05 1.15E+04
3.61E+02 1.10E+04 1.47E+04 1.71E+04 6.42E+04 3.86E+04 2.06E+05 1.05E+04
4.06E+02 1.01E+04 1.33E+04 1.55E+04 5.90E+04 3.50E+04 2.03E+05 9.40E+03
4.56E+02 9.11E+03 1.19E+04 1.38E+04 5.35E+04 3.13E+04 1.99E+05 8.33E+03
5.12E+02 8.13E+03 1.04E+04 1.22E+04 4.80E+04 2.76E+04 1.95E+05 7.30E+03
5.75E+02 7.16E+03 9.09E+03 1.06E+04 4.24E+04 2.41E+04 1.89E+05 6.32E+03
6.46E+02 6.23E+03 7.82E+03 9.16E+03 3.70E+04 2.08E+04 1.83E+05 5.43E+03
7.25E+02 5.37E+03 6.67E+03 7.82E+03 3.20E+04 1.77E+04 1.75E+05 4.63E+03
8.15E+02 4.58E+03 5.63E+03 6.63E+03 2.73E+04 1.50E+04 1.66E+05 3.92E+03
9.15E+02 3.87E+03 4.73E+03 5.57E+03 2.31E+04 1.26E+04 1.57E+05 3.31E+03
1.03E+03 3.26E+03 3.95E+03 4.66E+03 1.94E+04 1.05E+04 1.46E+05 2.78E+03
1.16E+03 2.73E+03 3.28E+03 3.89E+03 1.62E+04 8.75E+03 1.34E+05 2.35E+03
1.30E+03 2.28E+03 2.73E+03 3.24E+03 1.35E+04 7.26E+03 1.22E+05 1.98E+03
1.46E+03 1.90E+03 2.27E+03 2.71E+03 1.12E+04 6.03E+03 1.10E+05 1.68E+03
1.64E+03 1.59E+03 1.89E+03 2.26E+03 9.27E+03 5.01E+03 9.72E+04 1.43E+03
1.84E+03 1.34E+03 1.58E+03 1.90E+03 7.69E+03 4.17E+03 8.52E+04 1.23E+03
2.07E+03 1.13E+03 1.33E+03 1.61E+03 6.40E+03 3.50E+03 7.38E+04 1.07E+03
2.32E+03 9.56E+02 1.13E+03 1.37E+03 5.35E+03 2.95E+03 6.33E+04 9.42E+02
2.61E+03 8.19E+02 9.63E+02 1.18E+03 4.50E+03 2.51E+03 5.39E+04 8.38E+02
2.93E+03 7.09E+02 8.32E+02 1.03E+03 3.81E+03 2.15E+03 4.55E+04 7.54E+02
3.29E+03 6.21E+02 7.28E+02 9.04E+02 3.26E+03 1.87E+03 3.83E+04 6.87E+02
3.70E+03 5.50E+02 6.44E+02 8.06E+02 2.82E+03 1.64E+03 3.21E+04 6.33E+02
4.15E+03 4.93E+02 5.77E+02 7.28E+02 2.47E+03 1.46E+03 2.69E+04 5.91E+02
4.66E+03 4.48E+02 5.24E+02 6.65E+02 2.19E+03 1.32E+03 2.25E+04 5.57E+02
5.24E+03 4.13E+02 4.82E+02 6.16E+02 1.97E+03 1.20E+03 1.89E+04 5.30E+02
179
Lampiran 13 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
5.88E+03 3.84E+02 4.48E+02 5.76E+02 1.79E+03 1.11E+03 1.60E+04 5.09E+02
6.61E+03 3.61E+02 4.22E+02 5.45E+02 1.65E+03 1.04E+03 1.36E+04 4.91E+02
7.42E+03 3.43E+02 4.00E+02 5.20E+02 1.53E+03 9.84E+02 1.17E+04 4.78E+02
8.34E+03 3.29E+02 3.84E+02 5.00E+02 1.44E+03 9.38E+02 1.01E+04 4.67E+02
9.37E+03 3.17E+02 3.70E+02 4.84E+02 1.37E+03 9.02E+02 8.87E+03 4.58E+02
1.05E+04 3.08E+02 3.60E+02 4.72E+02 1.32E+03 8.73E+02 7.87E+03 4.51E+02
1.18E+04 3.01E+02 3.51E+02 4.62E+02 1.27E+03 8.50E+02 7.07E+03 4.46E+02
1.33E+04 2.95E+02 3.44E+02 4.54E+02 1.24E+03 8.31E+02 6.43E+03 4.41E+02
1.49E+04 2.91E+02 3.39E+02 4.47E+02 1.21E+03 8.17E+02 5.92E+03 4.37E+02
1.68E+04 2.87E+02 3.34E+02 4.42E+02 1.18E+03 8.05E+02 5.51E+03 4.34E+02
1.88E+04 2.84E+02 3.31E+02 4.38E+02 1.16E+03 7.95E+02 5.18E+03 4.31E+02
2.11E+04 2.81E+02 3.28E+02 4.34E+02 1.15E+03 7.87E+02 4.92E+03 4.28E+02
2.38E+04 2.79E+02 3.25E+02 4.31E+02 1.14E+03 7.80E+02 4.71E+03 4.25E+02
2.67E+04 2.77E+02 3.23E+02 4.28E+02 1.12E+03 7.74E+02 4.54E+03 4.23E+02
3.00E+04 2.75E+02 3.21E+02 4.25E+02 1.11E+03 7.68E+02 4.40E+03 4.20E+02
3.37E+04 2.73E+02 3.19E+02 4.23E+02 1.11E+03 7.63E+02 4.29E+03 4.16E+02
3.78E+04 2.71E+02 3.17E+02 4.20E+02 1.10E+03 7.57E+02 4.19E+03 4.12E+02
4.25E+04 2.69E+02 3.15E+02 4.17E+02 1.09E+03 7.52E+02 4.10E+03 4.08E+02
4.77E+04 2.67E+02 3.13E+02 4.13E+02 1.08E+03 7.45E+02 4.02E+03 4.03E+02
5.36E+04 2.64E+02 3.10E+02 4.09E+02 1.07E+03 7.38E+02 3.95E+03 3.96E+02
6.02E+04 2.61E+02 3.07E+02 4.05E+02 1.05E+03 7.30E+02 3.88E+03 3.88E+02
6.77E+04 2.57E+02 3.04E+02 3.99E+02 1.04E+03 7.20E+02 3.80E+03 3.79E+02
7.60E+04 2.53E+02 2.99E+02 3.92E+02 1.02E+03 7.08E+02 3.72E+03 3.68E+02
8.54E+04 2.47E+02 2.94E+02 3.84E+02 9.97E+02 6.93E+02 3.63E+03 3.55E+02
9.59E+04 2.41E+02 2.88E+02 3.74E+02 9.71E+02 6.76E+02 3.52E+03 3.40E+02
1.08E+05 2.34E+02 2.80E+02 3.63E+02 9.40E+02 6.56E+02 3.41E+03 3.23E+02
1.21E+05 2.25E+02 2.71E+02 3.49E+02 9.05E+02 6.32E+02 3.27E+03 3.04E+02
1.36E+05 2.15E+02 2.61E+02 3.34E+02 8.64E+02 6.04E+02 3.12E+03 2.82E+02
1.53E+05 2.03E+02 2.49E+02 3.16E+02 8.17E+02 5.73E+02 2.94E+03 2.59E+02
1.72E+05 1.90E+02 2.35E+02 2.96E+02 7.65E+02 5.38E+02 2.75E+03 2.35E+02
1.93E+05 1.76E+02 2.20E+02 2.74E+02 7.08E+02 4.99E+02 2.55E+03 2.11E+02
2.16E+05 1.61E+02 2.04E+02 2.51E+02 6.47E+02 4.58E+02 2.33E+03 1.87E+02
2.43E+05 1.45E+02 1.86E+02 2.27E+02 5.84E+02 4.14E+02 2.10E+03 1.63E+02
2.73E+05 1.30E+02 1.68E+02 2.03E+02 5.21E+02 3.70E+02 1.87E+03 1.41E+02
3.07E+05 1.14E+02 1.50E+02 1.79E+02 4.58E+02 3.27E+02 1.64E+03 1.21E+02
3.45E+05 9.93E+01 1.32E+02 1.55E+02 3.98E+02 2.85E+02 1.42E+03 1.02E+02
3.87E+05 8.55E+01 1.15E+02 1.34E+02 3.42E+02 2.45E+02 1.22E+03 8.61E+01
4.35E+05 7.29E+01 9.85E+01 1.14E+02 2.91E+02 2.09E+02 1.03E+03 7.20E+01
4.89E+05 6.16E+01 8.39E+01 9.63E+01 2.45E+02 1.77E+02 8.67E+02 6.01E+01
5.49E+05 5.17E+01 7.08E+01 8.08E+01 2.05E+02 1.48E+02 7.22E+02 5.00E+01
6.16E+05 4.32E+01 5.94E+01 6.74E+01 1.70E+02 1.24E+02 5.97E+02 4.16E+01
6.92E+05 3.60E+01 4.96E+01 5.60E+01 1.41E+02 1.03E+02 4.91E+02 3.47E+01
180
Lampiran 13 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil simulasi (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 sim A2 sim A3 sim A4 sim A5 sim A6 sim A7 sim
7.78E+05 2.99E+01 4.13E+01 4.65E+01 1.16E+02 8.49E+01 4.02E+02 2.91E+01
8.74E+05 2.49E+01 3.43E+01 3.86E+01 9.60E+01 7.02E+01 3.28E+02 2.45E+01
9.82E+05 2.08E+01 2.85E+01 3.21E+01 7.92E+01 5.81E+01 2.67E+02 2.08E+01
1.10E+06 1.74E+01 2.38E+01 2.67E+01 6.56E+01 4.83E+01 2.18E+02 1.78E+01
1.24E+06 1.47E+01 1.99E+01 2.24E+01 5.45E+01 4.02E+01 1.78E+02 1.54E+01
1.39E+06 1.25E+01 1.68E+01 1.89E+01 4.55E+01 3.37E+01 1.45E+02 1.34E+01
1.56E+06 1.07E+01 1.42E+01 1.61E+01 3.83E+01 2.85E+01 1.19E+02 1.19E+01
1.76E+06 9.29E+00 1.22E+01 1.39E+01 3.25E+01 2.43E+01 9.83E+01 1.07E+01
1.97E+06 8.15E+00 1.06E+01 1.21E+01 2.78E+01 2.10E+01 8.15E+01 9.69E+00
2.22E+06 7.24E+00 9.25E+00 1.06E+01 2.41E+01 1.83E+01 6.81E+01 8.91E+00
2.49E+06 6.51E+00 8.20E+00 9.48E+00 2.12E+01 1.61E+01 5.74E+01 8.29E+00
2.80E+06 5.93E+00 7.37E+00 8.57E+00 1.88E+01 1.44E+01 4.89E+01 7.80E+00
3.14E+06 5.47E+00 6.71E+00 7.84E+00 1.70E+01 1.31E+01 4.22E+01 7.41E+00
3.53E+06 5.11E+00 6.18E+00 7.26E+00 1.55E+01 1.20E+01 3.68E+01 7.10E+00
3.96E+06 4.82E+00 5.76E+00 6.80E+00 1.43E+01 1.11E+01 3.25E+01 6.85E+00
4.45E+06 4.59E+00 5.42E+00 6.44E+00 1.34E+01 1.05E+01 2.91E+01 6.65E+00
5.00E+06 4.41E+00 5.16E+00 6.15E+00 1.26E+01 9.93E+00 2.64E+01 6.50E+00
181
Lampiran 14 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.00E+01 1.33E+04 3.03E+04 8.59E+04 6.89E+04 6.36E+04 1.79E+05 1.79E+04
5.62E+01 1.76E+04 2.93E+04 6.57E+04 2.03E+05 1.38E+05 3.99E+05 1.79E+04
6.31E+01 2.90E+04 3.10E+04 6.13E+04 1.79E+05 1.21E+05 4.64E+05 1.78E+04
7.09E+01 2.71E+04 2.69E+04 5.74E+04 1.67E+05 1.15E+05 3.44E+05 1.75E+04
7.96E+01 2.61E+04 2.59E+04 5.45E+04 1.54E+05 1.06E+05 3.55E+05 1.63E+04
8.94E+01 2.17E+04 2.46E+04 5.29E+04 1.30E+05 1.01E+05 3.80E+05 1.55E+04
1.00E+02 2.10E+04 2.16E+04 4.98E+04 1.45E+05 8.44E+04 2.96E+05 1.54E+04
1.13E+02 2.14E+04 2.22E+04 4.48E+04 1.16E+05 7.66E+04 2.91E+05 1.45E+04
1.27E+02 2.02E+04 2.08E+04 4.18E+04 1.07E+05 6.88E+04 2.68E+05 1.40E+04
1.42E+02 1.82E+04 1.96E+04 3.86E+04 1.03E+05 6.32E+04 2.45E+05 1.36E+04
1.60E+02 1.73E+04 1.85E+04 3.62E+04 9.34E+04 5.83E+04 2.31E+05 1.31E+04
1.80E+02 1.60E+04 1.74E+04 3.34E+04 8.60E+04 5.39E+04 2.17E+05 1.24E+04
2.02E+02 1.48E+04 1.64E+04 3.10E+04 7.97E+04 4.94E+04 2.01E+05 1.20E+04
2.27E+02 1.39E+04 1.53E+04 2.88E+04 7.30E+04 4.57E+04 1.87E+05 1.14E+04
2.55E+02 1.28E+04 1.44E+04 2.71E+04 6.73E+04 4.25E+04 1.72E+05 1.08E+04
2.86E+02 1.18E+04 1.35E+04 2.52E+04 6.16E+04 3.92E+04 1.63E+05 8.18E+03
3.21E+02 1.10E+04 1.26E+04 2.33E+04 5.72E+04 3.61E+04 1.52E+05 7.78E+03
3.61E+02 9.98E+03 1.18E+04 2.17E+04 5.29E+04 3.36E+04 1.42E+05 7.27E+03
4.06E+02 9.23E+03 1.11E+04 2.01E+04 4.90E+04 3.12E+04 1.34E+05 6.81E+03
4.56E+02 7.37E+03 1.04E+04 1.87E+04 4.54E+04 2.89E+04 1.25E+05 6.36E+03
5.12E+02 6.75E+03 9.71E+03 1.74E+04 4.20E+04 2.67E+04 1.18E+05 5.93E+03
5.75E+02 6.15E+03 9.12E+03 1.62E+04 3.88E+04 2.48E+04 1.11E+05 5.52E+03
6.46E+02 5.65E+03 8.52E+03 1.51E+04 3.59E+04 2.29E+04 1.03E+05 5.11E+03
7.25E+02 5.16E+03 7.12E+03 1.42E+04 3.33E+04 2.12E+04 9.63E+04 4.74E+03
8.15E+02 4.74E+03 6.64E+03 1.32E+04 3.08E+04 1.96E+04 8.95E+04 4.40E+03
9.15E+02 4.34E+03 6.19E+03 1.23E+04 2.86E+04 1.82E+04 8.31E+04 4.06E+03
1.03E+03 3.96E+03 5.75E+03 1.24E+04 2.86E+04 1.82E+04 8.30E+04 3.75E+03
1.16E+03 3.62E+03 5.35E+03 1.16E+04 2.65E+04 1.70E+04 7.66E+04 3.44E+03
1.30E+03 3.32E+03 4.97E+03 8.85E+03 2.46E+04 1.27E+04 7.12E+04 3.17E+03
1.46E+03 3.04E+03 4.62E+03 8.20E+03 2.29E+04 1.18E+04 6.62E+04 2.91E+03
1.64E+03 2.79E+03 4.30E+03 7.60E+03 2.13E+04 1.09E+04 6.16E+04 2.68E+03
1.84E+03 2.56E+03 3.99E+03 7.04E+03 1.60E+04 1.01E+04 5.75E+04 2.46E+03
2.07E+03 2.35E+03 3.71E+03 6.52E+03 1.47E+04 9.32E+03 5.38E+04 2.26E+03
2.32E+03 2.15E+03 3.45E+03 6.03E+03 1.36E+04 8.66E+03 5.03E+04 2.07E+03
2.61E+03 1.98E+03 3.20E+03 5.59E+03 1.25E+04 8.02E+03 4.66E+04 1.90E+03
2.93E+03 1.82E+03 2.98E+03 5.17E+03 1.15E+04 7.43E+03 4.34E+04 1.74E+03
3.29E+03 1.67E+03 2.76E+03 4.79E+03 1.05E+04 6.85E+03 3.98E+04 1.60E+03
182
Lampiran 14 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
eksperimen (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
3.70E+03 1.54E+03 2.56E+03 4.41E+03 9.68E+03 6.32E+03 3.78E+04 1.45E+03
4.15E+03 1.41E+03 2.37E+03 4.09E+03 8.89E+03 5.81E+03 2.83E+04 1.33E+03
4.66E+03 1.30E+03 2.20E+03 3.77E+03 8.16E+03 5.37E+03 2.63E+04 1.22E+03
5.24E+03 1.20E+03 2.05E+03 3.46E+03 7.49E+03 4.97E+03 2.41E+04 1.12E+03
5.88E+03 1.11E+03 1.90E+03 3.23E+03 6.93E+03 4.60E+03 2.23E+04 1.03E+03
6.61E+03 1.02E+03 1.76E+03 2.96E+03 6.40E+03 4.23E+03 2.05E+04 9.42E+02
7.42E+03 9.40E+02 1.63E+03 2.76E+03 5.86E+03 3.89E+03 1.88E+04 8.66E+02
8.34E+03 8.67E+02 1.51E+03 2.55E+03 5.37E+03 3.60E+03 1.73E+04 7.97E+02
9.37E+03 8.02E+02 1.41E+03 2.35E+03 4.91E+03 3.33E+03 1.59E+04 7.32E+02
1.05E+04 7.45E+02 1.33E+03 2.18E+03 4.49E+03 3.06E+03 1.48E+04 6.75E+02
1.18E+04 6.84E+02 1.22E+03 2.03E+03 4.09E+03 2.81E+03 1.36E+04 6.21E+02
1.33E+04 6.34E+02 1.13E+03 1.87E+03 3.80E+03 2.57E+03 1.24E+04 5.73E+02
1.49E+04 5.88E+02 1.05E+03 1.73E+03 3.51E+03 2.37E+03 1.15E+04 5.29E+02
1.68E+04 5.44E+02 9.73E+02 1.61E+03 3.22E+03 2.18E+03 1.04E+04 4.88E+02
1.88E+04 5.05E+02 9.07E+02 1.49E+03 2.97E+03 2.01E+03 9.60E+03 4.51E+02
2.11E+04 4.67E+02 8.41E+02 1.37E+03 2.71E+03 1.84E+03 8.93E+03 4.17E+02
2.38E+04 4.33E+02 7.79E+02 1.27E+03 2.49E+03 1.70E+03 8.17E+03 3.84E+02
2.67E+04 4.01E+02 7.23E+02 1.18E+03 2.28E+03 1.57E+03 7.55E+03 3.56E+02
3.00E+04 3.72E+02 6.73E+02 1.09E+03 2.10E+03 1.45E+03 6.97E+03 3.28E+02
3.37E+04 3.47E+02 6.27E+02 1.01E+03 1.95E+03 1.35E+03 6.33E+03 3.04E+02
3.78E+04 3.20E+02 5.82E+02 9.39E+02 1.78E+03 1.25E+03 5.88E+03 2.82E+02
4.25E+04 2.95E+02 5.38E+02 8.70E+02 1.66E+03 1.14E+03 5.41E+03 2.60E+02
4.77E+04 2.74E+02 4.99E+02 8.00E+02 1.52E+03 1.06E+03 4.95E+03 2.39E+02
5.36E+04 2.53E+02 4.61E+02 7.40E+02 1.40E+03 9.77E+02 4.53E+03 2.23E+02
6.02E+04 2.33E+02 4.26E+02 6.83E+02 1.29E+03 9.00E+02 4.16E+03 2.04E+02
6.77E+04 2.15E+02 3.94E+02 6.30E+02 1.19E+03 8.28E+02 3.79E+03 1.88E+02
7.60E+04 1.98E+02 3.63E+02 5.79E+02 1.09E+03 7.62E+02 3.51E+03 1.73E+02
8.54E+04 1.82E+02 3.34E+02 5.32E+02 1.00E+03 7.01E+02 3.21E+03 1.59E+02
9.59E+04 1.67E+02 3.07E+02 4.87E+02 9.19E+02 6.44E+02 2.94E+03 1.46E+02
1.08E+05 1.54E+02 2.83E+02 4.49E+02 8.36E+02 5.96E+02 2.69E+03 1.33E+02
1.21E+05 1.40E+02 2.58E+02 4.09E+02 7.79E+02 5.42E+02 2.47E+03 1.22E+02
1.36E+05 1.28E+02 2.37E+02 3.72E+02 7.11E+02 4.98E+02 2.25E+03 1.12E+02
1.53E+05 1.17E+02 2.16E+02 3.38E+02 6.50E+02 4.56E+02 2.07E+03 1.03E+02
1.72E+05 1.06E+02 1.97E+02 3.06E+02 6.00E+02 4.15E+02 1.88E+03 9.31E+01
1.93E+05 9.63E+01 1.79E+02 2.77E+02 5.43E+02 3.79E+02 1.72E+03 8.47E+01
2.16E+05 8.72E+01 1.62E+02 2.51E+02 4.95E+02 3.45E+02 1.56E+03 7.70E+01
2.43E+05 7.90E+01 1.46E+02 2.25E+02 4.50E+02 3.12E+02 1.43E+03 6.98E+01
2.73E+05 7.08E+01 1.32E+02 2.02E+02 4.07E+02 2.82E+02 1.30E+03 6.27E+01
3.07E+05 6.39E+01 1.18E+02 1.80E+02 3.68E+02 2.54E+02 1.17E+03 5.67E+01
3.45E+05 5.73E+01 1.06E+02 1.60E+02 3.32E+02 2.29E+02 1.06E+03 5.14E+01
3.87E+05 5.13E+01 9.42E+01 1.42E+02 2.98E+02 2.04E+02 9.49E+02 4.62E+01
183
Lampiran 14 Data resistansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut hasil
eksperimen (lanjutan)
Frekuensi
(Hz)
R/m
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
4.35E+05 4.59E+01 8.38E+01 1.26E+02 2.66E+02 1.83E+02 8.53E+02 4.16E+01
4.89E+05 4.10E+01 7.41E+01 1.11E+02 2.37E+02 1.63E+02 7.60E+02 3.74E+01
5.49E+05 3.66E+01 6.53E+01 9.79E+01 2.11E+02 1.44E+02 6.78E+02 3.36E+01
6.16E+05 3.25E+01 5.76E+01 8.59E+01 1.87E+02 1.28E+02 6.01E+02 3.03E+01
6.92E+05 2.91E+01 5.06E+01 7.51E+01 1.65E+02 1.13E+02 5.28E+02 2.73E+01
7.78E+05 2.59E+01 4.43E+01 6.55E+01 1.45E+02 9.88E+01 4.65E+02 2.46E+01
8.74E+05 2.31E+01 3.86E+01 5.70E+01 1.28E+02 8.66E+01 4.08E+02 2.22E+01
9.82E+05 2.06E+01 3.37E+01 4.96E+01 1.12E+02 7.57E+01 3.56E+02 2.00E+01
1.10E+06 1.91E+01 3.04E+01 4.48E+01 1.01E+02 6.84E+01 3.27E+02 1.88E+01
1.24E+06 1.73E+01 2.67E+01 3.93E+01 8.92E+01 6.04E+01 2.84E+02 1.72E+01
1.39E+06 1.57E+01 2.35E+01 3.45E+01 7.82E+01 5.32E+01 2.48E+02 1.58E+01
1.56E+06 1.43E+01 2.07E+01 3.05E+01 6.89E+01 4.68E+01 2.15E+02 1.46E+01
1.76E+06 1.31E+01 1.83E+01 2.69E+01 6.06E+01 4.13E+01 1.87E+02 1.35E+01
1.97E+06 1.21E+01 1.62E+01 2.39E+01 5.36E+01 3.66E+01 1.62E+02 1.25E+01
2.22E+06 1.12E+01 1.44E+01 2.13E+01 4.73E+01 3.24E+01 1.41E+02 1.16E+01
2.49E+06 1.03E+01 1.28E+01 1.90E+01 4.16E+01 2.87E+01 1.21E+02 1.09E+01
2.80E+06 9.60E+00 1.15E+01 1.71E+01 3.70E+01 2.56E+01 1.06E+02 1.01E+01
3.14E+06 8.92E+00 1.03E+01 1.53E+01 3.28E+01 2.28E+01 9.10E+01 9.45E+00
3.53E+06 8.29E+00 9.25E+00 1.38E+01 2.91E+01 2.04E+01 7.85E+01 8.82E+00
3.96E+06 7.69E+00 8.29E+00 1.24E+01 2.57E+01 1.81E+01 6.73E+01 8.18E+00
4.45E+06 7.09E+00 7.40E+00 1.12E+01 2.27E+01 1.61E+01 5.76E+01 7.47E+00
5.00E+06 6.44E+00 6.34E+00 9.89E+00 1.98E+01 1.41E+01 4.85E+01 6.70E+00
184
Lampiran 15 Data kapasitansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen
Frekuensi C/m
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
50 3.07E-12 1.87E-12 2.75E-12 2.08E-12 4.38E-12 1.59E-12 6.44E-12
56.1662 1.75E-12 2.75E-12 2.51E-12 2.57E-12 2.67E-12 1.59E-12 6.7E-12
63.09284 3.1E-12 2.73E-12 2.42E-12 2.31E-12 2.7E-12 1.75E-12 6.57E-12
70.87371 3.13E-12 2.55E-12 2.36E-12 2.38E-12 2.6E-12 2.01E-12 6.33E-12
79.61414 2.85E-12 2.47E-12 2.31E-12 2.34E-12 2.62E-12 1.84E-12 6.16E-12
89.43248 2.72E-12 2.47E-12 2.22E-12 2.2E-12 2.49E-12 1.69E-12 5.98E-12
100.4617 2.64E-12 2.35E-12 2.09E-12 2.16E-12 2.28E-12 1.26E-12 5.87E-12
112.851 2.72E-12 2.23E-12 2.11E-12 2.22E-12 2.5E-12 1.7E-12 5.73E-12
126.7682 2.66E-12 2.17E-12 2.04E-12 2.18E-12 2.44E-12 1.67E-12 5.53E-12
142.4018 2.53E-12 2.1E-12 1.97E-12 2.11E-12 2.4E-12 1.65E-12 5.35E-12
159.9634 2.5E-12 2.04E-12 1.91E-12 2.07E-12 2.32E-12 1.6E-12 5.21E-12
179.6907 2.42E-12 1.98E-12 1.86E-12 2.02E-12 2.26E-12 1.55E-12 5.06E-12
201.8509 2.35E-12 1.91E-12 1.79E-12 1.97E-12 2.2E-12 1.5E-12 4.9E-12
226.7439 2.27E-12 1.85E-12 1.75E-12 1.92E-12 2.14E-12 1.48E-12 5.88E-12
254.7069 2.2E-12 1.79E-12 1.68E-12 1.87E-12 2.07E-12 1.45E-12 5.73E-12
286.1184 2.15E-12 1.73E-12 1.62E-12 1.82E-12 2.01E-12 1.4E-12 5.57E-12
321.4037 2.06E-12 1.67E-12 1.58E-12 1.76E-12 1.94E-12 1.36E-12 5.43E-12
361.0405 2E-12 1.62E-12 1.52E-12 1.71E-12 1.87E-12 1.32E-12 5.28E-12
405.5654 1.94E-12 1.56E-12 1.47E-12 1.66E-12 1.81E-12 1.28E-12 5.14E-12
455.5814 2.16E-12 1.5E-12 1.42E-12 1.61E-12 1.75E-12 1.25E-12 5E-12
511.7655 2.1E-12 1.45E-12 1.38E-12 1.57E-12 1.69E-12 1.21E-12 4.86E-12
574.8785 2.03E-12 1.39E-12 1.33E-12 1.52E-12 1.64E-12 1.17E-12 4.72E-12
645.7748 1.97E-12 1.34E-12 1.28E-12 1.48E-12 1.59E-12 1.14E-12 4.59E-12
725.4144 1.91E-12 1.45E-12 1.23E-12 1.44E-12 1.54E-12 1.11E-12 4.46E-12
814.8754 1.85E-12 1.4E-12 1.19E-12 1.4E-12 1.49E-12 1.09E-12 4.33E-12
915.3691 1.79E-12 1.35E-12 1.15E-12 1.35E-12 1.44E-12 1.06E-12 4.2E-12
1028.256 1.74E-12 1.31E-12 1.02E-12 1.21E-12 1.29E-12 9.62E-13 4.08E-12
1155.065 1.68E-12 1.27E-12 9.86E-13 1.17E-12 1.24E-12 9.44E-13 3.95E-12
1297.512 1.62E-12 1.23E-12 1.16E-12 1.14E-12 1.47E-12 9.21E-13 3.83E-12
1457.527 1.57E-12 1.19E-12 1.13E-12 1.1E-12 1.43E-12 8.99E-13 3.71E-12
1637.275 1.52E-12 1.15E-12 1.09E-12 1.06E-12 1.39E-12 8.79E-13 3.59E-12
1839.19 1.47E-12 1.11E-12 1.06E-12 1.27E-12 1.35E-12 8.57E-13 3.48E-12
2066.006 1.42E-12 1.08E-12 1.03E-12 1.24E-12 1.31E-12 8.32E-13 3.36E-12
2320.794 1.37E-12 1.04E-12 1E-12 1.21E-12 1.27E-12 8.09E-13 3.25E-12
2607.004 1.32E-12 1.01E-12 9.74E-13 1.18E-12 1.23E-12 7.91E-13 3.14E-12
2928.51 1.28E-12 9.76E-13 9.46E-13 1.15E-12 1.2E-12 7.7E-13 3.04E-12
3289.666 1.23E-12 9.46E-13 9.17E-13 1.12E-12 1.16E-12 7.54E-13 2.92E-12
3695.361 1.19E-12 9.17E-13 8.97E-13 1.09E-12 1.13E-12 7.28E-13 2.83E-12
4151.088 1.15E-12 8.89E-13 8.68E-13 1.06E-12 1.1E-12 8.71E-13 2.73E-12
4663.017 1.11E-12 8.62E-13 8.48E-13 1.04E-12 1.07E-12 8.54E-13 2.63E-12
185
Lampiran 15 Data kapasitansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi C/m
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5238.079 1.07E-12 8.37E-13 8.23E-13 1.01E-12 1.04E-12 8.4E-13 2.53E-12
5884.06 1.03E-12 8.11E-13 8.01E-13 9.86E-13 1.01E-12 8.25E-13 2.44E-12
6609.706 9.94E-13 7.88E-13 7.8E-13 9.6E-13 9.85E-13 8.09E-13 2.35E-12
7424.841 9.59E-13 7.65E-13 7.58E-13 9.37E-13 9.61E-13 7.93E-13 2.27E-12
8340.503 9.26E-13 7.43E-13 7.38E-13 9.14E-13 9.34E-13 7.79E-13 2.18E-12
9369.087 8.95E-13 7.22E-13 7.18E-13 8.92E-13 9.09E-13 7.65E-13 2.1E-12
10524.52 8.64E-13 7.02E-13 7E-13 8.72E-13 8.86E-13 7.5E-13 2.02E-12
11822.45 8.36E-13 6.84E-13 6.81E-13 8.44E-13 8.64E-13 7.37E-13 1.95E-12
13280.44 8.08E-13 6.64E-13 6.64E-13 8.27E-13 8.43E-13 7.22E-13 1.88E-12
14918.24 7.79E-13 6.46E-13 6.47E-13 8.09E-13 8.23E-13 7.09E-13 1.81E-12
16758.01 7.54E-13 6.27E-13 6.31E-13 7.86E-13 8.03E-13 6.97E-13 1.75E-12
18824.68 7.29E-13 6.12E-13 6.14E-13 7.71E-13 7.85E-13 6.85E-13 1.68E-12
21146.21 7.06E-13 5.96E-13 6.01E-13 7.49E-13 7.64E-13 6.72E-13 1.62E-12
23754.05 6.83E-13 5.81E-13 5.86E-13 7.31E-13 7.45E-13 6.62E-13 1.57E-12
26683.5 6.61E-13 5.67E-13 5.73E-13 7.16E-13 7.27E-13 6.48E-13 1.51E-12
29974.21 6.4E-13 5.53E-13 5.6E-13 7E-13 7.1E-13 6.34E-13 1.46E-12
33670.75 6.22E-13 5.4E-13 5.48E-13 6.85E-13 6.93E-13 6.26E-13 1.41E-12
37823.17 6.04E-13 5.28E-13 5.36E-13 6.69E-13 6.78E-13 6.16E-13 1.37E-12
42487.67 5.83E-13 5.15E-13 5.24E-13 6.57E-13 6.61E-13 6.05E-13 1.32E-12
47727.42 5.67E-13 5.04E-13 5.13E-13 6.38E-13 6.46E-13 5.95E-13 1.28E-12
53613.36 5.52E-13 4.93E-13 5.03E-13 6.24E-13 6.32E-13 5.87E-13 1.24E-12
60225.18 5.36E-13 4.82E-13 4.92E-13 6.1E-13 6.19E-13 5.77E-13 1.2E-12
67652.39 5.21E-13 4.73E-13 4.83E-13 5.98E-13 6.05E-13 5.68E-13 1.16E-12
75995.55 5.07E-13 4.63E-13 4.73E-13 5.86E-13 5.93E-13 5.6E-13 1.12E-12
85367.63 4.93E-13 4.54E-13 4.65E-13 5.74E-13 5.81E-13 5.52E-13 1.08E-12
95895.51 4.8E-13 4.45E-13 4.56E-13 5.62E-13 5.69E-13 5.44E-13 1.05E-12
107721.7 4.66E-13 4.35E-13 4.47E-13 5.49E-13 5.56E-13 5.34E-13 1.02E-12
121006.4 4.52E-13 4.28E-13 4.4E-13 5.4E-13 5.47E-13 5.24E-13 9.83E-13
135929.4 4.41E-13 4.18E-13 4.3E-13 5.29E-13 5.34E-13 5.2E-13 9.49E-13
152692.8 4.29E-13 4.1E-13 4.23E-13 5.19E-13 5.24E-13 5.11E-13 9.16E-13
171523.5 4.16E-13 4.02E-13 4.15E-13 5.1E-13 5.14E-13 5.05E-13 8.86E-13
192676.4 4.05E-13 3.95E-13 4.07E-13 4.99E-13 5.04E-13 4.99E-13 8.54E-13
216438.1 3.93E-13 3.87E-13 4E-13 4.9E-13 4.95E-13 4.91E-13 8.25E-13
243130.1 3.81E-13 3.8E-13 3.93E-13 4.82E-13 4.86E-13 4.86E-13 7.94E-13
273113.9 3.7E-13 3.72E-13 3.86E-13 4.73E-13 4.77E-13 4.79E-13 7.62E-13
306795.4 3.59E-13 3.66E-13 3.79E-13 4.65E-13 4.68E-13 4.73E-13 7.3E-13
344630.6 3.48E-13 3.59E-13 3.72E-13 4.57E-13 4.59E-13 4.68E-13 7.02E-13
387131.8 3.37E-13 3.52E-13 3.65E-13 4.49E-13 4.51E-13 4.63E-13 6.72E-13
434874.5 3.26E-13 3.45E-13 3.58E-13 4.42E-13 4.42E-13 4.58E-13 6.42E-13
488505 3.14E-13 3.38E-13 3.51E-13 4.34E-13 4.34E-13 4.53E-13 6.12E-13
548749.4 3.03E-13 3.32E-13 3.44E-13 4.27E-13 4.26E-13 4.49E-13 5.81E-13
616423.4 2.91E-13 3.25E-13 3.37E-13 4.19E-13 4.18E-13 4.44E-13 5.51E-13
186
Lampiran 15 Data kapasitansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi C/m
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
692443.2 2.79E-13 3.17E-13 3.3E-13 4.12E-13 4.1E-13 4.39E-13 5.22E-13
777838.1 2.67E-13 3.1E-13 3.22E-13 4.05E-13 4.02E-13 4.36E-13 4.94E-13
873764.2 2.55E-13 3.03E-13 3.15E-13 3.98E-13 3.94E-13 4.32E-13 4.49E-13
981520.3 2.44E-13 2.96E-13 3.07E-13 3.91E-13 3.86E-13 4.3E-13 4.2E-13
1102565 2.22E-13 2.77E-13 2.88E-13 3.69E-13 3.63E-13 4.1E-13 3.92E-13
1238538 2.09E-13 2.68E-13 2.77E-13 3.6E-13 3.52E-13 4.05E-13 3.65E-13
1391280 1.96E-13 2.58E-13 2.67E-13 3.5E-13 3.41E-13 3.99E-13 3.4E-13
1562858 1.84E-13 2.47E-13 2.56E-13 3.4E-13 3.3E-13 3.93E-13 3.16E-13
1755596 1.72E-13 2.37E-13 2.45E-13 3.29E-13 3.18E-13 3.87E-13 2.94E-13
1972103 1.6E-13 2.26E-13 2.33E-13 3.18E-13 3.06E-13 3.81E-13 2.73E-13
2215311 1.5E-13 2.16E-13 2.23E-13 3.1E-13 2.96E-13 3.78E-13 2.56E-13
2488512 1.39E-13 2.05E-13 2.12E-13 2.99E-13 2.83E-13 3.71E-13 2.41E-13
2795405 1.3E-13 1.95E-13 2.01E-13 2.89E-13 2.72E-13 3.66E-13 2.28E-13
3140146 1.23E-13 1.86E-13 1.92E-13 2.8E-13 2.62E-13 3.62E-13 2.18E-13
3527401 1.16E-13 1.78E-13 1.84E-13 2.72E-13 2.53E-13 3.58E-13 2.06E-13
3962414 1.11E-13 1.71E-13 1.77E-13 2.66E-13 2.46E-13 3.57E-13 2E-13
4451075 1.07E-13 1.65E-13 1.71E-13 2.62E-13 2.41E-13 3.58E-13 4.55E-14
5000000 1.06E-13 1.6E-13 1.7E-13 2.64E-13 2.4E-13 3.66E-13 4.45E-14
187
Lampiran 16 Data induktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen
Frekuensi L/m
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.0.E+01 1.9.E+01 4.4.E+01 1.2.E+02 8.3.E+01 1.7.E+02 6.6.E+01 1.8.E+01
5.6.E+01 2.0.E+01 4.1.E+01 8.8.E+01 2.4.E+02 1.7.E+02 5.7.E+02 1.6.E+01
6.3.E+01 3.2.E+01 3.8.E+01 7.2.E+01 2.0.E+02 1.3.E+02 5.4.E+02 2.6.E+01
7.1.E+01 2.6.E+01 3.0.E+01 6.0.E+01 1.6.E+02 1.1.E+02 3.6.E+02 1.8.E+01
8.0.E+01 2.2.E+01 2.6.E+01 5.0.E+01 1.3.E+02 8.7.E+01 3.3.E+02 1.5.E+01
8.9.E+01 1.8.E+01 2.1.E+01 4.2.E+01 1.0.E+02 7.2.E+01 3.0.E+02 1.4.E+01
1.0.E+02 1.5.E+01 1.7.E+01 3.5.E+01 9.1.E+01 5.9.E+01 2.3.E+02 1.2.E+01
1.1.E+02 1.2.E+01 1.5.E+01 2.8.E+01 6.8.E+01 4.5.E+01 1.8.E+02 9.7.E+00
1.3.E+02 1.0.E+01 1.3.E+01 2.3.E+01 5.5.E+01 3.6.E+01 1.5.E+02 9.1.E+00
1.4.E+02 8.3.E+00 1.0.E+01 1.9.E+01 4.6.E+01 2.9.E+01 1.2.E+02 7.8.E+00
1.6.E+02 6.8.E+00 8.7.E+00 1.6.E+01 3.7.E+01 2.4.E+01 1.0.E+02 6.7.E+00
1.8.E+02 5.6.E+00 7.2.E+00 1.3.E+01 3.0.E+01 2.0.E+01 8.3.E+01 5.6.E+00
2.0.E+02 4.5.E+00 6.0.E+00 1.1.E+01 2.5.E+01 1.6.E+01 6.8.E+01 4.9.E+00
2.3.E+02 3.8.E+00 5.0.E+00 8.7.E+00 2.0.E+01 1.3.E+01 5.6.E+01 4.1.E+00
2.5.E+02 3.1.E+00 4.1.E+00 7.2.E+00 1.7.E+01 1.1.E+01 4.5.E+01 3.4.E+00
2.9.E+02 2.5.E+00 3.4.E+00 6.0.E+00 1.3.E+01 8.8.E+00 3.8.E+01 2.3.E+00
3.2.E+02 2.1.E+00 2.8.E+00 4.9.E+00 1.1.E+01 7.2.E+00 3.1.E+01 1.9.E+00
3.6.E+02 1.7.E+00 2.3.E+00 4.0.E+00 9.0.E+00 5.9.E+00 2.6.E+01 1.6.E+00
4.1.E+02 1.4.E+00 1.9.E+00 3.3.E+00 7.4.E+00 4.9.E+00 2.1.E+01 1.3.E+00
4.6.E+02 9.8.E-01 1.6.E+00 2.7.E+00 6.1.E+00 4.0.E+00 1.7.E+01 1.1.E+00
5.1.E+02 8.0.E-01 1.3.E+00 2.2.E+00 5.0.E+00 3.3.E+00 1.4.E+01 9.0.E-01
5.7.E+02 6.5.E-01 1.1.E+00 1.8.E+00 4.1.E+00 2.7.E+00 1.2.E+01 7.4.E-01
6.5.E+02 5.3.E-01 9.1.E-01 1.5.E+00 3.3.E+00 2.2.E+00 9.6.E+00 6.1.E-01
7.3.E+02 4.4.E-01 6.7.E-01 1.3.E+00 2.7.E+00 1.8.E+00 7.9.E+00 5.0.E-01
8.1.E+02 3.6.E-01 5.6.E-01 1.0.E+00 2.2.E+00 1.5.E+00 6.5.E+00 4.1.E-01
9.2.E+02 2.9.E-01 4.6.E-01 8.6.E-01 1.8.E+00 1.2.E+00 5.3.E+00 3.3.E-01
1.0.E+03 2.4.E-01 3.8.E-01 7.7.E-01 1.6.E+00 1.1.E+00 4.6.E+00 2.7.E-01
1.2.E+03 1.9.E-01 3.1.E-01 6.3.E-01 1.3.E+00 9.0.E-01 3.8.E+00 2.2.E-01
1.3.E+03 1.6.E-01 2.6.E-01 4.3.E-01 1.1.E+00 6.0.E-01 3.1.E+00 1.8.E-01
1.5.E+03 1.3.E-01 2.1.E-01 3.5.E-01 9.0.E-01 4.9.E-01 2.5.E+00 1.5.E-01
1.6.E+03 1.1.E-01 1.7.E-01 2.9.E-01 7.4.E-01 4.0.E-01 2.0.E+00 1.2.E-01
1.8.E+03 8.7.E-02 1.4.E-01 2.4.E-01 4.9.E-01 3.3.E-01 1.7.E+00 9.9.E-02
2.1.E+03 7.1.E-02 1.2.E-01 1.9.E-01 4.0.E-01 2.7.E-01 1.4.E+00 8.1.E-02
2.3.E+03 5.8.E-02 9.6.E-02 1.6.E-01 3.3.E-01 2.2.E-01 1.1.E+00 6.6.E-02
2.6.E+03 4.8.E-02 7.9.E-02 1.3.E-01 2.7.E-01 1.8.E-01 9.1.E-01 5.4.E-02
2.9.E+03 3.9.E-02 6.5.E-02 1.1.E-01 2.2.E-01 1.5.E-01 7.5.E-01 4.4.E-02
3.3.E+03 3.2.E-02 5.3.E-02 8.7.E-02 1.8.E-01 1.2.E-01 6.1.E-01 3.6.E-02
3.7.E+03 2.6.E-02 4.4.E-02 7.1.E-02 1.4.E-01 9.9.E-02 5.0.E-01 2.9.E-02
4.2.E+03 2.2.E-02 3.6.E-02 5.8.E-02 1.2.E-01 8.1.E-02 3.3.E-01 2.4.E-02
4.7.E+03 1.8.E-02 3.0.E-02 4.7.E-02 9.5.E-02 6.6.E-02 2.7.E-01 1.9.E-02
188
Lampiran 16 Data induktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi L/m
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
5.2.E+03 1.5.E-02 2.4.E-02 3.9.E-02 7.7.E-02 5.4.E-02 2.2.E-01 1.6.E-02
5.9.E+03 1.2.E-02 2.0.E-02 3.2.E-02 6.3.E-02 4.4.E-02 1.8.E-01 1.3.E-02
6.6.E+03 9.8.E-03 1.6.E-02 2.6.E-02 5.1.E-02 3.6.E-02 1.4.E-01 1.1.E-02
7.4.E+03 8.1.E-03 1.3.E-02 2.1.E-02 4.2.E-02 2.9.E-02 1.2.E-01 8.7.E-03
8.3.E+03 6.6.E-03 1.1.E-02 1.7.E-02 3.4.E-02 2.4.E-02 9.4.E-02 7.1.E-03
9.4.E+03 5.5.E-03 9.0.E-03 1.4.E-02 2.8.E-02 2.0.E-02 7.6.E-02 5.8.E-03
1.1.E+04 4.5.E-03 7.4.E-03 1.1.E-02 2.2.E-02 1.6.E-02 6.2.E-02 4.8.E-03
1.2.E+04 3.7.E-03 6.0.E-03 9.4.E-03 1.8.E-02 1.3.E-02 5.0.E-02 3.9.E-03
1.3.E+04 3.0.E-03 4.9.E-03 7.7.E-03 1.5.E-02 1.1.E-02 4.0.E-02 3.2.E-03
1.5.E+04 2.5.E-03 4.0.E-03 6.2.E-03 1.2.E-02 8.6.E-03 3.3.E-02 2.6.E-03
1.7.E+04 2.0.E-03 3.3.E-03 5.1.E-03 9.9.E-03 7.0.E-03 2.6.E-02 2.1.E-03
1.9.E+04 1.7.E-03 2.7.E-03 4.2.E-03 8.0.E-03 5.7.E-03 2.1.E-02 1.8.E-03
2.1.E+04 1.4.E-03 2.2.E-03 3.4.E-03 6.5.E-03 4.6.E-03 1.7.E-02 1.4.E-03
2.4.E+04 1.1.E-03 1.8.E-03 2.8.E-03 5.3.E-03 3.8.E-03 1.4.E-02 1.2.E-03
2.7.E+04 9.3.E-04 1.5.E-03 2.2.E-03 4.3.E-03 3.1.E-03 1.1.E-02 9.7.E-04
3.0.E+04 7.6.E-04 1.2.E-03 1.8.E-03 3.5.E-03 2.5.E-03 9.1.E-03 8.0.E-04
3.4.E+04 6.2.E-04 9.8.E-04 1.5.E-03 2.8.E-03 2.0.E-03 7.3.E-03 6.5.E-04
3.8.E+04 5.1.E-04 8.0.E-04 1.2.E-03 2.3.E-03 1.7.E-03 5.9.E-03 5.4.E-04
4.2.E+04 4.2.E-04 6.5.E-04 9.8.E-04 1.9.E-03 1.4.E-03 4.8.E-03 4.4.E-04
4.8.E+04 3.4.E-04 5.3.E-04 8.0.E-04 1.5.E-03 1.1.E-03 3.9.E-03 3.6.E-04
5.4.E+04 2.8.E-04 4.3.E-04 6.5.E-04 1.2.E-03 8.9.E-04 3.1.E-03 2.9.E-04
6.0.E+04 2.3.E-04 3.5.E-04 5.3.E-04 1.0.E-03 7.3.E-04 2.5.E-03 2.4.E-04
6.8.E+04 1.9.E-04 2.8.E-04 4.3.E-04 8.2.E-04 5.9.E-04 2.0.E-03 2.0.E-04
7.6.E+04 1.5.E-04 2.3.E-04 3.5.E-04 6.6.E-04 4.8.E-04 1.6.E-03 1.6.E-04
8.5.E+04 1.2.E-04 1.9.E-04 2.8.E-04 5.4.E-04 3.9.E-04 1.3.E-03 1.3.E-04
9.6.E+04 1.0.E-04 1.5.E-04 2.3.E-04 4.4.E-04 3.1.E-04 1.1.E-03 1.1.E-04
1.1.E+05 8.3.E-05 1.2.E-04 1.8.E-04 3.5.E-04 2.6.E-04 8.6.E-04 8.7.E-05
1.2.E+05 6.8.E-05 9.9.E-05 1.5.E-04 2.9.E-04 2.1.E-04 6.9.E-04 7.0.E-05
1.4.E+05 5.5.E-05 8.0.E-05 1.2.E-04 2.3.E-04 1.7.E-04 5.5.E-04 5.7.E-05
1.5.E+05 4.5.E-05 6.5.E-05 9.7.E-05 1.9.E-04 1.4.E-04 4.5.E-04 4.7.E-05
1.7.E+05 3.6.E-05 5.3.E-05 7.8.E-05 1.5.E-04 1.1.E-04 3.6.E-04 3.8.E-05
1.9.E+05 3.0.E-05 4.2.E-05 6.3.E-05 1.2.E-04 8.9.E-05 2.9.E-04 3.1.E-05
2.2.E+05 2.4.E-05 3.4.E-05 5.1.E-05 9.9.E-05 7.2.E-05 2.3.E-04 2.5.E-05
2.4.E+05 2.0.E-05 2.8.E-05 4.1.E-05 8.0.E-05 5.8.E-05 1.9.E-04 2.0.E-05
2.7.E+05 1.6.E-05 2.2.E-05 3.3.E-05 6.4.E-05 4.7.E-05 1.5.E-04 1.7.E-05
3.1.E+05 1.3.E-05 1.8.E-05 2.6.E-05 5.2.E-05 3.8.E-05 1.2.E-04 1.3.E-05
3.4.E+05 1.0.E-05 1.5.E-05 2.1.E-05 4.2.E-05 3.0.E-05 9.6.E-05 1.1.E-05
3.9.E+05 8.5.E-06 1.2.E-05 1.7.E-05 3.4.E-05 2.4.E-05 7.7.E-05 8.9.E-06
4.3.E+05 6.9.E-06 9.4.E-06 1.4.E-05 2.7.E-05 2.0.E-05 6.2.E-05 7.2.E-06
4.9.E+05 5.5.E-06 7.5.E-06 1.1.E-05 2.2.E-05 1.6.E-05 4.9.E-05 5.8.E-06
5.5.E+05 4.5.E-06 6.1.E-06 8.9.E-06 1.8.E-05 1.3.E-05 3.9.E-05 4.7.E-06
189
Lampiran 16 Data induktansi listrik per massa untuk buah Jeruk Keprok Garut
hasil eksperimen (lanjutan)
Frekuensi L/m hasil eksperimen
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
6.2.E+05 3.6.E-06 4.9.E-06 7.1.E-06 1.4.E-05 1.0.E-05 3.2.E-05 3.8.E-06
6.9.E+05 2.9.E-06 3.9.E-06 5.7.E-06 1.1.E-05 8.2.E-06 2.5.E-05 3.1.E-06
7.8.E+05 2.4.E-06 3.1.E-06 4.6.E-06 9.0.E-06 6.6.E-06 2.0.E-05 2.5.E-06
8.7.E+05 1.9.E-06 2.5.E-06 3.7.E-06 7.3.E-06 5.3.E-06 1.6.E-05 2.0.E-06
9.8.E+05 1.6.E-06 2.0.E-06 2.9.E-06 5.8.E-06 4.2.E-06 1.3.E-05 1.7.E-06
1.1.E+06 1.3.E-06 1.7.E-06 2.4.E-06 4.8.E-06 3.5.E-06 1.1.E-05 1.4.E-06
1.2.E+06 1.1.E-06 1.3.E-06 2.0.E-06 3.9.E-06 2.8.E-06 8.4.E-06 1.1.E-06
1.4.E+06 8.7.E-07 1.1.E-06 1.6.E-06 3.1.E-06 2.3.E-06 6.8.E-06 9.3.E-07
1.6.E+06 7.2.E-07 8.8.E-07 1.3.E-06 2.5.E-06 1.8.E-06 5.4.E-06 7.7.E-07
1.8.E+06 5.9.E-07 7.1.E-07 1.0.E-06 2.0.E-06 1.5.E-06 4.3.E-06 6.3.E-07
2.0.E+06 4.8.E-07 5.8.E-07 8.4.E-07 1.6.E-06 1.2.E-06 3.5.E-06 5.2.E-07
2.2.E+06 4.0.E-07 4.7.E-07 6.8.E-07 1.3.E-06 9.7.E-07 2.8.E-06 4.3.E-07
2.5.E+06 3.3.E-07 3.8.E-07 5.5.E-07 1.1.E-06 7.9.E-07 2.2.E-06 3.6.E-07
2.8.E+06 2.7.E-07 3.1.E-07 4.5.E-07 8.6.E-07 6.4.E-07 1.8.E-06 3.0.E-07
3.1.E+06 2.3.E-07 2.5.E-07 3.7.E-07 6.9.E-07 5.1.E-07 1.4.E-06 2.5.E-07
3.5.E+06 1.9.E-07 2.0.E-07 3.0.E-07 5.6.E-07 4.1.E-07 1.1.E-06 2.0.E-07
4.0.E+06 1.5.E-07 1.6.E-07 2.4.E-07 4.5.E-07 3.3.E-07 8.8.E-07 1.7.E-07
4.5.E+06 1.3.E-07 1.3.E-07 1.9.E-07 3.5.E-07 2.6.E-07 6.9.E-07 1.4.E-07
5.0.E+06 1.0.E-07 1.0.E-07 1.5.E-07 2.8.E-07 2.1.E-07 5.3.E-07 1.1.E-07
190
Lampiran 17 Data sudut fasa hasil eksperimen untuk buah Jeruk Keprok Garut
Frekuensi Sudut Fasa
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
50 -31.39 -33.29 -61.14 -24.73 -61.11 6.69 -34.91
56.1662 -27.19 -46.41 -54.97 -62.12 -61.11 -45.56 -39.8
63.09284
-59.29 -51.21 -55.21 -59.26 -60.9 -55.69 -39.095
70.87371 -60.81 -48.5 -55.92 -61.22 -61.55 -54.51 -42.94
79.61414 -60.42 -49.84 -56.96 -61.5 -62.6 -56.12 -43.845
89.43248 -57.45 -51.59 -58.26 -58.67 -62.99 -58.69 -44.785
100.4617 -58.93 -49.9 -58.13 -63.75 -59.45 -46.99 -47.13
112.851 -62.88 -52.45 -58.69 -61.86 -62.1 -57.91 -47.5
126.7682 -63.73 -53.11 -58.89 -62.39 -61.81 -58.4 -49.845
142.4018 -62.88 -53.73 -59.02 -63.31 -62.13 -58.6 -51.565
159.9634 -64.05 -54.47 -59.54 -63.33 -62.17 -59.36 -52.78
179.6907 -64.26 -55.12 -59.77 -63.54 -62.43 -59.9 -53.71
201.8509 -64.4 -55.79 -59.85 -63.89 -62.47 -60.13 -55.275
226.7439 -64.94 -56.21 -60.28 -63.9 -62.69 -60.85 -56.265
254.7069 -64.93 -56.73 -60.69 -64.11 -62.97 -61.11 -57.19
286.1184 -65.07 -57.16 -60.97 -64.13 -63.09 -61.81 -57.845
321.4037 -65.11 -57.6 -61.14 -64.42 -63.12 -62.24 -58.95
361.0405 -64.96 -58.01 -61.36 -64.59 -63.34 -62.72 -59.53
405.5654 -65.12 -58.4 -61.58 -64.84 -63.52 -63.34 -60.195
455.5814 -65.08 -58.77 -61.79 -65.04 -63.62 -63.8 -60.785
511.7655 -65.1 -59.1 -62.06 -65.26 -63.76 -64.31 -61.275
574.8785 -64.93 -59.44 -62.27 -65.44 -63.95 -64.96 -61.75
645.7748 -64.96 -59.73 -62.55 -65.65 -64.04 -65.37 -62.08
725.4144 -64.87 -60.08 -62.8 -65.86 -64.16 -65.77 -62.41
814.8754 -64.82 -60.41 -63.08 -66.08 -64.35 -66.2 -62.725
915.3691 -64.73 -60.7 -63.33 -66.28 -64.51 -66.59 -62.965
1028.256 -64.58 -60.92 -63.55 -66.44 -64.61 -66.93 -63.18
1155.065 -64.44 -61.19 -63.79 -66.64 -64.74 -67.29 -63.23
1297.512 -64.32 -61.45 -64.02 -66.81 -64.87 -67.67 -63.34
1457.527 -64.2 -61.71 -64.24 -67.06 -65.04 -68.06 -63.435
1637.275 -64.11 -61.96 -64.46 -67.27 -65.21 -68.45 -63.47
1839.19 -64 -62.2 -64.68 -67.45 -65.4 -68.89 -63.495
2066.006 -63.91 -62.45 -64.9 -67.62 -65.62 -69.3 -63.5
2320.794 -63.82 -62.69 -65.12 -67.8 -65.86 -69.66 -63.465
2607.004 -63.7 -62.93 -65.34 -67.96 -66.09 -70.01 -63.425
2928.51 -63.66 -63.18 -65.57 -68.12 -66.29 -70.32 -63.365
3289.666 -63.63 -63.37 -65.74 -68.17 -66.46 -70.5 -63.31
3695.361 -63.52 -63.61 -66 -68.31 -66.61 -71 -63.135
4151.088 -63.42 -63.83 -66.2 -68.41 -66.69 -71.13 -62.975
191
Lampiran 17 Data sudut fasa hasil eksperimen per massa untuk buah Jeruk
Keprok Garut (lanjutan)
Frekuensi Sudut Fasa
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
4663.017 -63.36 -64.1 -66.43 -68.57 -66.91 -71.56 -62.86
5238.079 -63.34 -64.38 -66.45 -68.63 -67.13 -71.74 -62.76
5884.06 -63.42 -64.6 -66.82 -68.87 -67.36 -72.09 -62.635
6609.706 -63.38 -64.87 -66.94 -69.08 -67.49 -72.3 -62.5
7424.841 -63.32 -65.13 -67.26 -69.13 -67.6 -72.43 -62.45
8340.503 -63.34 -65.35 -67.49 -69.22 -67.83 -72.73 -62.4
9369.087 -63.43 -65.66 -67.62 -69.26 -68.06 -72.97 -62.29
10524.52 -63.61 -66.3 -67.97 -69.35 -68.14 -73.33 -62.3
11822.45 -63.54 -66.42 -68.26 -69.17 -68.27 -73.58 -62.215
13280.44 -63.7 -66.66 -68.44 -69.61 -68.33 -73.58 -62.19
14918.24 -63.78 -66.95 -68.7 -69.83 -68.52 -73.9 -62.23
16758.01 -63.9 -67.17 -69.02 -69.88 -68.7 -74 -62.25
18824.68 -64.1 -67.59 -69.26 -70.17 -68.99 -74.21 -62.315
21146.21 -64.23 -67.9 -69.54 -70.14 -69.03 -74.59 -62.34
23754.05 -64.4 -68.18 -69.84 -70.26 -69.22 -74.75 -62.36
26683.5 -64.58 -68.51 -70.11 -70.41 -69.47 -75 -62.505
29974.21 -64.77 -68.89 -70.4 -70.57 -69.69 -75.21 -62.525
33670.75 -65.15 -69.33 -70.67 -70.92 -70.02 -75.33 -62.68
37823.17 -65.28 -69.67 -71.12 -71.01 -70.32 -75.69 -62.855
42487.67 -65.28 -69.93 -71.44 -71.47 -70.4 -75.89 -62.93
47727.42 -65.58 -70.28 -71.63 -71.41 -70.69 -76.04 -62.985
53613.36 -65.78 -70.56 -71.93 -71.61 -70.95 -76.21 -63.235
60225.18 -65.94 -70.85 -72.19 -71.82 -71.17 -76.42 -63.26
67652.39 -66.08 -71.13 -72.44 -72.05 -71.38 -76.49 -63.325
75995.55 -66.2 -71.38 -72.65 -72.21 -71.6 -76.81 -63.385
85367.63 -66.28 -71.61 -72.85 -72.41 -71.8 -76.98 -63.415
95895.51 -66.35 -71.82 -73.01 -72.6 -71.99 -77.15 -63.405
107721.7 -66.51 -71.99 -73.23 -72.56 -72.26 -77.24 -63.215
121006.4 -66.31 -72.17 -73.33 -73.01 -72.32 -77.43 -63.25
135929.4 -66.27 -72.27 -73.34 -73.08 -72.45 -77.6 -63.19
152692.8 -66.23 -72.36 -73.38 -73.22 -72.6 -77.79 -63.095
171523.5 -65.98 -72.46 -73.38 -73.53 -72.66 -77.88 -62.755
192676.4 -65.92 -72.48 -73.34 -73.46 -72.75 -78.02 -62.47
216438.1 -65.62 -72.43 -73.31 -73.54 -72.79 -78.1 -62.25
243130.1 -65.33 -72.35 -73.18 -73.58 -72.76 -78.33 -61.82
273113.9 -64.84 -72.17 -73.03 -73.53 -72.74 -78.35 -61.27
306795.4 -64.48 -72.01 -72.77 -73.52 -72.6 -78.39 -60.74
344630.6 -63.96 -71.77 -72.42 -73.45 -72.47 -78.4 -60.22
387131.8 -63.34 -71.47 -72.08 -73.31 -72.21 -78.38 -59.465
434874.5 -62.68 -71.11 -71.67 -73.09 -71.98 -78.36 -58.82
192
Lampiran 17 Data sudut fasa hasil eksperimen untuk buah Jeruk Keprok Garut (lanjutan)
Frekuensi Sudut Fasa
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
488505 -61.9 -70.64 -71.14 -72.84 -71.67 -78.26 -57.995
548749.4 -61.05 -70.1 -70.61 -72.52 -71.26 -78.16 -57.085
616423.4 -60.06 -69.54 -69.95 -72.2 -70.83 -77.99 -56.21
692443.2 -59.11 -68.83 -69.2 -71.76 -70.3 -77.72 -55.205
777838.1 -58.03 -68.05 -68.37 -71.27 -69.68 -77.5 -54.175
873764.2 -56.87 -67.19 -67.45 -70.69 -69 -77.23 -53
981520.3 -55.73 -66.24 -66.46 -70.06 -68.27 -76.89 -51.875
1102565 -54.39 -65.18 -65.4 -69.3 -67.38 -76.69 -50.875
1238538 -53.21 -64.09 -64.25 -68.67 -66.57 -76.19 -49.825
1391280 -52 -62.98 -63.08 -67.79 -65.63 -75.72 -48.765
1562858 -50.83 -61.76 -61.91 -66.99 -64.67 -75.19 -47.78
1755596 -49.65 -60.5 -60.64 -66.09 -63.67 -74.6 -46.925
1972103 -48.55 -59.24 -59.41 -65.23 -62.62 -73.99 -46.1
2215311 -47.77 -58.08 -58.3 -64.46 -61.72 -73.52 -45.28
2488512 -46.74 -56.65 -56.9 -63.32 -60.49 -72.65 -44.595
2795405 -46.14 -55.54 -55.86 -62.53 -59.59 -72.04 -44.175
3140146 -45.65 -54.41 -54.86 -61.69 -58.67 -71.3 -43.78
3527401 -45.31 -53.41 -53.99 -60.94 -57.86 -70.56 -43.61
3962414 -45.17 -52.46 -53.21 -60.21 -57.07 -69.8 -43.52
4451075 -45.2 -51.65 -52.61 -59.66 -56.45 -69.14 -42.7
5000000 -45.47 -49.73 -52.19 -59.2 -55.96 -68.52 -42.095
4451075 -45.2 -51.65 -52.61 -59.66 -56.45 -69.14 -42.7
5000000 -45.47 -49.73 -52.19 -59.2 -55.96 -68.52 -42.095
193
Lampiran 18 Data spektrum faktor Q hasil eksperimen untuk buah Jeruk Keprok
Garut
Frekuensi Faktor Q
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
50 1.63875 1.52268 0.55108 2.17151 0.04284 8.52645 1.55132
56.1662 1.94629 0.95207 0.70098 0.52899 0.55187 0.98053 1.38508
63.09284 0.59409 0.80365 0.69478 0.59477 0.55666 0.68238 1.25405
70.87371 0.55868 0.88487 0.67643 0.54933 0.54177 0.71295 1.10382
79.61414 0.56753 0.84399 0.65044 0.543 0.51845 0.67136 1.07048
89.43248 0.63832 0.79295 0.61851 0.60883 0.50967 0.60819 1.02369
100.4617 0.60245 0.84204 0.6216 0.49317 0.59032 0.933 0.94815
112.851 0.51223 0.76882 0.60829 0.53491 0.5294 0.62715 0.953445
126.7682 0.49363 0.75042 0.60344 0.52296 0.53586 0.61519 0.854635
142.4018 0.51226 0.73381 0.60026 0.50282 0.52877 0.61033 0.803325
159.9634 0.48662 0.7141 0.58819 0.50229 0.52801 0.59237 0.76824
179.6907 0.48218 0.69721 0.5826 0.49777 0.52215 0.57965 0.74302
201.8509 0.47902 0.67989 0.58074 0.49014 0.52118 0.57422 0.69845
226.7439 0.46757 0.66913 0.57084 0.48983 0.51644 0.55766 0.67165
254.7069 0.4678 0.65603 0.56138 0.48524 0.51011 0.55173 0.64781
286.1184 0.46482 0.64547 0.55496 0.48495 0.5076 0.53597 0.63105
321.4037 0.46395 0.63467 0.55101 0.47859 0.50686 0.52634 0.604055
361.0405 0.46707 0.62463 0.54615 0.47512 0.50213 0.51562 0.589975
405.5654 0.46383 0.61529 0.54116 0.46977 0.49805 0.50203 0.574145
455.5814 0.46453 0.6064 0.53639 0.46545 0.49602 0.49196 0.560305
511.7655 0.46413 0.59845 0.53031 0.4607 0.49293 0.48113 0.54892
574.8785 0.46784 0.59041 0.52573 0.457 0.48874 0.46713 0.53807
645.7748 0.46712 0.58373 0.51946 0.45255 0.48676 0.45856 0.5305
725.4144 0.46905 0.5754 0.51393 0.44819 0.48438 0.45004 0.522965
814.8754 0.47016 0.56788 0.50782 0.44353 0.48009 0.44096 0.515975
915.3691 0.47199 0.56121 0.50228 0.43934 0.47682 0.43298 0.51055
1028.256 0.47525 0.55601 0.49739 0.4361 0.47461 0.42591 0.50576
1155.065 0.47834 0.55004 0.4923 0.43195 0.47176 0.41857 0.50463
1297.512 0.48084 0.54409 0.48731 0.42845 0.46902 0.41077 0.502185
1457.527 0.48331 0.53827 0.4826 0.42315 0.4655 0.40272 0.500105
1637.275 0.48539 0.5326 0.47782 0.41889 0.46183 0.39482 0.499245
1839.19 0.48767 0.52718 0.47318 0.4153 0.45791 0.38605 0.49873
2066.006 0.48964 0.52176 0.46844 0.41172 0.45311 0.37784 0.49867
2320.794 0.49152 0.5163 0.46368 0.40807 0.44807 0.37069 0.499365
2607.004 0.4942 0.51097 0.45902 0.40492 0.44342 0.36372 0.50028
2928.51 0.495 0.50551 0.45422 0.40168 0.43916 0.35775 0.50156
3289.666 0.49579 0.50152 0.45074 0.4005 0.43571 0.35402 0.502765
3695.361 0.49805 0.49614 0.44527 0.39778 0.43244 0.34431 0.506535
4151.088 0.50042 0.49131 0.44108 0.39564 0.43083 0.34179 0.510085
194
Lampiran 18 Data spektrum faktor Q hasil eksperimen untuk buah Jeruk Keprok
Garut (lanjutan)
Frekuensi Faktor Q
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
4663.017 0.50159 0.48565 0.43634 0.39254 0.42624 0.33341 0.51267
5238.079 0.50214 0.47964 0.4359 0.39122 0.42183 0.32991 0.514845
5884.06 0.50038 0.47477 0.42814 0.38651 0.41698 0.32326 0.51758
6609.706 0.50122 0.46914 0.42578 0.38235 0.41443 0.31908 0.520535
7424.841 0.5024 0.46363 0.41902 0.38126 0.41215 0.31658 0.521575
8340.503 0.50207 0.45882 0.41431 0.37937 0.40739 0.3109 0.52277
9369.087 0.50007 0.45237 0.4117 0.3786 0.40281 0.30622 0.52518
10524.52 0.49616 0.43892 0.40464 0.37687 0.40111 0.29939 0.52498
11822.45 0.4976 0.43652 0.39881 0.38037 0.39858 0.29465 0.526885
13280.44 0.49426 0.43151 0.39511 0.37167 0.39734 0.29463 0.527415
14918.24 0.4924 0.42554 0.38997 0.36728 0.39348 0.28856 0.52656
16758.01 0.4898 0.421 0.38336 0.36634 0.38997 0.28674 0.52617
18824.68 0.48556 0.41236 0.37856 0.36052 0.38403 0.28277 0.52463
21146.21 0.48282 0.40605 0.37307 0.36127 0.3833 0.27564 0.524125
23754.05 0.47901 0.40029 0.36709 0.3589 0.3795 0.27255 0.52365
26683.5 0.47526 0.39373 0.36176 0.35595 0.37441 0.268 0.520505
29974.21 0.47112 0.38612 0.35605 0.35278 0.37018 0.26396 0.520045
33670.75 0.46311 0.37735 0.35075 0.34589 0.36358 0.26186 0.51666
37823.17 0.46035 0.37042 0.34196 0.34411 0.35768 0.25512 0.512795
42487.67 0.4604 0.36528 0.33581 0.33524 0.35603 0.2513 0.511065
47727.42 0.454 0.35854 0.33214 0.33632 0.35046 0.24852 0.509785
53613.36 0.44977 0.35287 0.32624 0.33244 0.34532 0.24548 0.50435
60225.18 0.4465 0.34719 0.3213 0.32836 0.34107 0.2416 0.503845
67652.39 0.44355 0.34183 0.31654 0.32401 0.33686 0.24028 0.50244
75995.55 0.44111 0.33683 0.31249 0.32088 0.33271 0.23431 0.5011
85367.63 0.4394 0.33239 0.3086 0.31701 0.32886 0.23127 0.500385
95895.51 0.43802 0.32836 0.3056 0.31346 0.32516 0.22812 0.500595
107721.7 0.4347 0.32511 0.30129 0.31416 0.32 0.22644 0.50483
121006.4 0.43882 0.32167 0.29938 0.30555 0.31871 0.2229 0.504065
135929.4 0.43966 0.31969 0.29932 0.30417 0.31627 0.21991 0.505395
152692.8 0.44046 0.318 0.29841 0.30157 0.31345 0.2164 0.50738
171523.5 0.44564 0.31607 0.29849 0.2957 0.31218 0.21477 0.51483
192676.4 0.44698 0.31567 0.29916 0.29706 0.31059 0.21214 0.521285
216438.1 0.45315 0.3167 0.2998 0.29536 0.30979 0.21076 0.526135
243130.1 0.45927 0.31816 0.30232 0.29467 0.31034 0.20654 0.53578
273113.9 0.46976 0.32159 0.30508 0.29568 0.31078 0.20612 0.54824
306795.4 0.47746 0.32476 0.31018 0.2958 0.3133 0.20537 0.560275
344630.6 0.48853 0.32934 0.31685 0.29711 0.3158 0.20536 0.57216
387131.8 0.50203 0.33514 0.32338 0.29973 0.32078 0.2057 0.589875
434874.5 0.51663 0.34209 0.33138 0.30396 0.32539 0.20607 0.605165
488505 0.53405 0.35128 0.34162 0.30874 0.33135 0.20779 0.624935
548749.4 0.55306 0.36194 0.35198 0.31485 0.3393 0.20958 0.647285
195
Lampiran 18 Data spektrum faktor Q hasil eksperimen untuk buah Jeruk Keprok
Garut (lanjutan)
Frekuensi Faktor Q
Hz A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
616423.4 0.57587 0.37316 0.36491 0.32109 0.34764 0.21278 0.669175
692443.2 0.59829 0.3873 0.37981 0.3296 0.35795 0.2176 0.69493
777838.1 0.62424 0.40291 0.39657 0.3391 0.37022 0.22177 0.72191
873764.2 0.65251 0.42057 0.41522 0.35029 0.38378 0.22672 0.75355
981520.3 0.68147 0.44029 0.43563 0.36276 0.39863 0.23285 0.784745
1102565 0.71607 0.46257 0.45789 0.37779 0.41669 0.23653 0.813415
1238538 0.74785 0.48581 0.48242 0.39052 0.43337 0.24587 0.844395
1391280 0.78129 0.50991 0.50768 0.40822 0.45304 0.25454 0.87663
1562858 0.81461 0.53697 0.53378 0.42458 0.47323 0.26437 0.90752
1755596 0.84942 0.56585 0.56259 0.44333 0.49494 0.27554 0.934855
1972103 0.88308 0.59527 0.59124 0.46136 0.51783 0.28687 0.96233
2215311 0.90754 0.62301 0.6177 0.47789 0.53808 0.29592 0.99034
2488512 0.94091 0.65822 0.65176 0.5024 0.56608 0.31239 1.01419
2795405 0.96096 0.68619 0.67805 0.51998 0.58692 0.3241 1.02934
3140146 0.97753 0.71565 0.70375 0.53872 0.6088 0.33842 1.04353
3527401 0.98921 0.74238 0.72668 0.55571 0.62824 0.35287 1.049855
3962414 0.99414 0.7685 0.74781 0.57237 0.64754 0.36792 1.053095
4451075 0.99294 0.7912 0.76434 0.58536 0.66317 0.38105 1.0842
5000000 0.98368 0.84706 0.77583 0.596 0.67551 0.39359 1.106845
196
Lampiran 19 Data sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
Sampel pH TPT
(%Brix)
Kekerasan
(N)
Total gula
(%b/b)
Vit. C
(g/ml)
Diameter
(cm)
Massa
(g)
Volume
(ml)
B1 4.49 10.33 19.147 10.930 8.60 8.045 191.777 217.99
B2 4.42 10.73 15.827 9.189 6.55 6.983 145.505 142.57
B3 4.19 8.45 15.898 10.799 9.60 7.023 155.000 145.00
B4 4.28 9.51 18.157 9.272 5.50 7.063 145.957 147.51
B5 4.08 9.18 22.382 9.026 8.90 7.156 147.540 153.44
B6 4.06 9.45 18.598 6.463 8.95 6.773 134.473 130.10
B7 3.77 7.47 20.590 8.492 6.90 6.970 159.220 141.76
B8 4.10 8.23 19.555 10.406 9.60 6.923 142.890 138.93
B9 3.92 7.72 22.198 6.374 6.20 7.092 159.747 149.33
B10 3.96 8.77 20.315 6.433 7.60 6.780 146.490 130.48
B11 3.79 8.42 24.583 8.492 6.90 6.487 139.730 114.27
B12 3.87 8.63 20.173 9.636 5.85 6.925 139.470 139.05
B13 3.20 7.49 34.705 8.000 6.00 6.227 122.675 101.07
B14 3.54 9.35 23.478 10.947 6.20 6.730 133.313 127.61
B15 3.41 8.03 27.197 10.000 8.00 6.453 128.023 112.51
B16 2.86 7.40 36.343 7.000 7.60 5.120 67.460 56.19
Lampiran 20 Data parameter listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi 100 Hz
Sampel 100 Hz
Z/m R/m X/m C/m L/m
B1 10999.84 17158.65 7993.55 3.464E-12 11.437
B2 9741.48 14753.84 7022.91 6.577E-12 10.700
B3 9695.58 14025.80 6941.25 6.700E-12 11.066
B4 10039.94 14685.84 7069.93 4.689E-12 11.129
B5 11761.77 16990.62 8304.45 4.576E-12 12.029
B6 11170.97 15610.63 7300.48 5.602E-12 11.235
B7 14264.36 23520.47 10779.50 3.541E-12 17.061
B8 17944.90 27528.54 13391.70 3.414E-12 19.094
B9 18733.24 20538.41 9975.69 2.947E-12 15.231
B10 21136.60 34340.86 15780.36 2.860E-12 24.219
B11 14872.67 20619.81 10059.65 1.248E-11 15.557
B12 26609.08 43424.79 19257.32 2.111E-12 29.004
B13 23957.44 36886.21 17967.66 4.150E-12 28.424
B14 32247.14 49565.78 24343.15 2.277E-12 40.034
B15 43076.45 84723.68 36159.97 1.981E-12 57.211
B16 202119.77 296279.28 147783.87 1.259E-12 234.035
197
Lampiran 21 Data parameter listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi 1 dan 10 kHz
Sampel 1 kHz
Z/m R/m X/m C/m L/m
B1 1999.59397 4400.90912 1779.41376 2.43618E-12 0.28153122
B2 1857.43008 4494.90852 2000.56602 4.02204E-12 0.32665913
B3 2056.80201 3861.43665 1730.69521 3.61527E-12 0.27582406
B4 2132.9954 3989.02515 1791.68234 2.57357E-12 0.29232873
B5 2304.58252 4457.01599 1970.68146 2.78059E-12 0.31406003
B6 2528.31415 4672.90957 2083.7142 3.03325E-12 0.33594518
B7 3351.25883 6819.1056 2896.56197 1.74458E-12 0.45285956
B8 4691.08415 9790.84629 4101.37383 1.59746E-12 0.64106723
B9 4934.45628 8293.11648 3529.32531 1.52841E-12 0.5594288
B10 5124.04664 10724.7688 4493.56788 1.47783E-12 0.71225134
B11 3408.25171 5871.97781 2770.05197 6.65177E-12 0.43635165
B12 6629.5228 13324.6907 5589.88945 1.13243E-12 0.92252312
B13 5106.58003 10040.6123 4392.82389 2.27083E-12 0.68971483
B14 7544.11916 15716.342 6594.78056 1.10141E-12 1.07332431
B15 9138.52113 19841.2223 8043.35407 9.6862E-13 1.26139316
B16 32524.4589 83003.2612 29924.3996 9.62333E-13 4.63281945
10 kHz
B1 359.987593 879.787986 327.039546 1.26136E-12 0.00496484
B2 375.925594 1097.82867 395.030474 2.02328E-12 0.00605852
B3 428.234231 929.612953 376.608865 1.68317E-12 0.00579769
B4 440.688534 943.971816 389.408063 1.20215E-12 0.00608099
B5 480.135079 1006.82024 419.138209 1.27645E-12 0.00641399
B6 527.853251 1115.48195 463.651393 1.47678E-12 0.00717677
B7 610.187303 1381.06895 540.594487 8.6094E-13 0.00838628
B8 773.132667 1864.88689 697.408543 8.96683E-13 0.01082632
B9 741.955337 1451.46813 599.864645 7.83183E-13 0.00929735
B10 826.689554 1936.05707 742.046191 8.0931E-13 0.01156234
B11 775.888191 1562.62455 672.645024 3.01978E-12 0.01032271
B12 968.458116 2322.29152 876.466261 7.72515E-13 0.01317308
B13 1038.84783 2335.94473 929.535214 1.15575E-12 0.01449022
B14 1265.43748 3288.60672 1160.08026 6.46307E-13 0.01805735
B15 1574.56149 3930.81194 1438.04981 5.94613E-13 0.02243863
B16 4246.81293 14807.2932 4068.48503 7.49896E-13 0.06155055
198
Lampiran 22 Data parameter listrik per massa buah Jeruk Keprok Garut pada
frekuensi 0.1 dan 1MHz
Sampel 0.1MHz
Z/m R/m X/m C/m L/m
B1 66.41636 177.924 61.24662 6.90965E-13 9.583E-05
B2 71.8283 230.4823 72.35173 1.20881E-12 1.163E-04
B3 81.13604 221.7607 74.91045 9.38098E-13 1.165E-04
B4 85.02141 220.1039 78.16387 6.63647E-13 1.254E-04
B5 95.87633 251.6145 88.30032 7.06067E-13 1.403E-04
B6 101.607 265.1748 93.64543 8.28853E-13 1.502E-04
B7 115.6001 319.9509 106.7767 4.56441E-13 1.650E-04
B8 139.0229 410.0071 130.6945 5.32088E-13 2.076E-04
B9 142.3798 358.8081 126.9158 4.18903E-13 2.014E-04
B10 152.1332 463.4085 142.8181 4.57799E-13 2.267E-04
B11 148.6038 405.3927 138.1632 1.66385E-12 2.145E-04
B12 172.1783 526.7223 162.5888 4.6512E-13 2.514E-04
B13 186.7764 554.0831 175.5279 6.69782E-13 2.721E-04
B14 212.4316 757.4068 203.5194 4.14492E-13 3.235E-04
B15 262.7485 888.5317 250.909 3.71419E-13 3.897E-04
B16 593.2404 2686.184 578.5947 5.33857E-13 8.550E-04
1MHz
B1 11.53174 21.4286 9.556782 3.28289E-13 1.42E-06
B2 12.1246 23.78855 10.39231 6.30222E-13 1.56E-06
B3 13.04756 26.96234 11.35548 5.24473E-13 1.71E-06
B4 14.59403 28.80175 12.22812 3.35505E-13 1.88E-06
B5 15.44013 32.72785 13.59855 4.04428E-13 2.07E-06
B6 16.83979 33.85879 14.55289 4.46056E-13 2.23E-06
B7 18.19191 42.41438 16.40603 2.80265E-13 2.52E-06
B8 21.06535 49.68145 19.03916 3.30026E-13 2.97E-06
B9 21.76331 53.46901 19.90459 2.5875E-13 3.1E-06
B10 22.51633 60.58438 20.7693 2.96615E-13 3.23E-06
B11 23.11316 52.12563 20.48352 9.15758E-13 3.09E-06
B12 24.70827 69.80283 22.94592 2.98835E-13 3.38E-06
B13 27.74579 72.26431 25.54866 4.36009E-13 3.94E-06
B14 29.07759 87.81025 27.41861 2.92011E-13 4.27E-06
B15 36.29806 116.6417 34.45032 2.61789E-13 5.32E-06
B16 75.28313 327.0679 73.26119 4.09858E-13 1.06E-05
199
Lampiran 23 Output program SPSS 20 untuk pendugaan pH dengan regresi linier
berganda dari parameter impedansi, resistansi, dan reaktansi per
massa untuk buah Jeruk Keprok Garut pada frekuensi 1MHz
200
Lampiran 24 Output program SPSS 20 untuk pendugaan pH dengan regresi
linier berganda dari parameter resistansi, induktansi, dan
kapasitansi pada frekuensi 1MHz
201
Lampiran 25 Output program SPSS 20 untuk pendugaan rasio TPT terhadap
konsentrasi hidrogen regresi linier berganda parameter logaritma
dari Impedansi, resistansi, dan reaktansi pada frekuensi 1MHz
202
Lampiran 26 Output program SPSS 20 untuk pendugaan rasio TPT terhadap
konsentrasi hidrogen regresi linier berganda parameter logaritma
dari resistansi, induktansi, dan kapasitansi pada frekuensi 1MHz
203
Lampiran 27 Data impedansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan
No Ln TPT/[H+] [H
+] TPT pH Kekerasan
Impedansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
1 11.680 6.68E-05 7.90 4.18 12.360 10858.614 1699.163 331.315 61.413 11.145
2 13.008 2.00E-05 8.90 4.70 20.525 13003.112 2750.222 458.967 77.697 11.583
3 12.696 2.51E-05 8.20 4.60 24.555 9137.784 1549.396 289.681 60.139 11.868
4 12.170 5.50E-05 10.60 4.26 16.865 11575.000 2075.042 388.714 70.832 12.037
5 12.430 3.72E-05 9.30 4.43 14.290 7907.960 1639.818 363.137 72.824 12.213
6 12.776 2.63E-05 9.30 4.58 16.325 13518.261 3359.419 551.247 87.781 12.480
7 12.137 4.47E-05 8.34 4.35 21.360 5173.653 1244.818 294.524 69.173 12.692
8 11.159 1.10E-04 7.70 3.96 12.700 13929.908 2792.325 533.538 87.386 12.773
9 12.016 5.62E-05 9.30 4.25 13.635 9983.172 2133.263 456.640 86.849 13.678
10 11.987 5.50E-05 8.83 4.26 16.020 7591.899 2400.660 523.160 94.407 14.046
11 12.317 3.80E-05 8.50 4.42 15.620 12461.328 2223.623 429.588 84.243 14.648
12 11.995 6.92E-05 11.20 4.16 22.830 10066.606 1774.703 369.318 76.414 15.089
13 12.615 3.09E-05 9.30 4.51 20.690 14310.647 2872.471 560.543 100.519 15.156
14 10.475 2.19E-04 7.75 3.66 25.710 8343.192 1639.307 401.110 90.756 15.533
15 11.746 8.32E-05 10.50 4.08 20.745 12631.479 2401.970 478.753 96.355 15.631
16 12.812 2.45E-05 9.00 4.61 13.795 16055.758 3104.091 588.548 107.010 16.294
17 10.344 3.24E-04 10.05 3.49 18.970 11580.279 2390.576 503.403 96.396 16.958
18 11.625 8.32E-05 9.30 4.08 23.030 5876.884 2090.276 491.609 101.415 17.267
19 10.260 2.82E-04 8.05 3.55 25.950 9619.037 2654.043 558.729 113.058 17.923
20 10.249 2.40E-04 6.78 3.62 20.040 6908.126 1865.552 452.366 104.171 18.009
21 11.584 7.08E-05 7.60 4.15 15.780 26265.908 5534.182 819.467 129.571 18.644
22 11.137 1.29E-04 8.85 3.89 17.770 12686.251 2827.060 696.504 139.291 20.900
23 11.464 7.76E-05 7.39 4.11 19.500 19015.986 4460.862 812.114 137.635 20.904
24 12.035 5.01E-05 8.45 4.30 21.395 22132.477 6785.330 810.780 140.143 21.391
25 12.744 2.51E-05 8.60 4.60 17.505 21630.102 6508.863 762.015 140.042 21.517
26 10.079 2.95E-04 7.03 3.53 25.120 15836.385 3360.050 721.896 144.718 22.010
27 10.401 2.29E-04 7.54 3.64 23.970 8929.944 2343.451 575.765 128.980 22.041
28 11.219 1.26E-04 9.38 3.90 15.570 27593.163 5746.807 1013.950 164.510 22.315
29 12.594 2.88E-05 8.50 4.54 18.345 21822.957 6913.513 843.544 156.753 22.612
30 10.030 3.72E-04 8.43 3.43 27.030 13993.674 2711.820 622.574 135.137 22.622
31 9.748 4.27E-04 7.30 3.37 24.870 16495.922 3213.248 715.775 137.860 23.065
32 10.837 1.66E-04 8.45 3.78 26.600 11068.289 3288.932 809.888 156.775 23.091
33 11.991 5.89E-05 9.50 4.23 22.280 17053.792 3722.575 802.002 151.177 23.183
34 11.134 1.45E-04 9.90 3.84 18.855 23716.031 5676.448 807.833 152.931 23.432
35 12.341 3.72E-05 8.50 4.43 19.325 13198.503 6417.120 959.152 181.901 24.367
36 9.706 4.57E-04 7.50 3.34 22.340 42912.712 7795.000 1138.390 181.703 26.326
204
Lampiran 27 Data impedansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan (lanjutan)
N0
Ln TPT/[H
+] [H
+] TPT pH Kekerasan
Impedansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
37 10.196 2.63E-04 7.05 3.58 25.880 18091.047 3941.275 827.542 164.575 26.482
38 9.255 7.08E-04 7.40 3.15 29.130 30916.881 5825.682 1126.282 193.475 28.377
39 10.434 2.09E-04 7.10 3.68 21.030 22864.400 5552.783 1162.719 202.279 28.379
40 10.009 3.80E-04 8.45 3.42 25.755 19831.269 4758.085 1107.734 203.053 28.412
41 9.308 7.24E-04 7.99 3.14 29.530 28384.387 6848.939 1221.957 203.433 28.753
42 11.823 8.51E-05 11.60 4.07 15.150 48525.778 11025.333 1466.622 230.809 30.068
43 9.320 7.08E-04 7.90 3.15 26.190 64182.555 11428.430 1583.523 250.598 35.667
44 9.903 3.98E-04 7.96 3.40 35.290 38629.383 8614.170 1636.917 271.016 36.542
45 10.558 2.14E-04 8.23 3.67 20.110 26417.426 7372.963 1503.245 266.632 36.685
46 9.435 6.31E-04 7.90 3.20 35.380 46144.170 12974.520 2287.696 331.874 40.442
47 9.626 4.79E-04 7.25 3.32 37.210 71457.183 21914.613 3733.289 521.388 65.103
48 9.876 3.80E-04 7.40 3.42 36.440 9819.185 2675.042 639.794 133.266 21.760
49 8.587 1.38E-03 7.40 2.86 29.790 202119.775 32524.459 4246.813 593.240 75.283
50 12.463 3.22E-05 8.33 4.49 19.147 10999.836 1999.594 359.988 66.416 11.532
51 12.461 3.77E-05 9.73 4.42 15.827 9741.480 1857.430 375.926 71.828 12.125
52 11.774 6.51E-05 8.45 4.19 15.898 9695.578 2056.802 428.234 81.136 13.048
53 12.107 5.25E-05 9.51 4.28 18.157 10039.945 2132.995 440.689 85.021 14.594
54 11.620 8.25E-05 9.18 4.08 22.382 11761.773 2304.583 480.135 95.876 15.440
55 11.595 8.71E-05 9.45 4.06 18.598 11170.974 2528.314 527.853 101.607 16.840
56 10.700 1.69E-04 7.48 3.77 20.590 14264.357 3351.259 610.187 115.600 18.192
57 11.548 7.94E-05 8.23 4.10 19.555 17944.905 4691.084 773.133 139.023 21.065
58 11.078 1.19E-04 7.72 3.92 22.198 18733.244 4934.456 741.955 142.380 21.763
59 11.282 1.10E-04 8.77 3.96 20.315 21136.598 5124.047 826.690 152.133 22.516
60 10.864 1.61E-04 8.42 3.79 24.583 14872.667 3408.252 775.888 148.604 23.113
61 11.067 1.35E-04 8.63 3.87 20.173 26609.082 6629.523 968.458 172.178 24.708
62 9.962 3.39E-04 7.18 3.47 25.347 23957.443 5106.580 1038.848 186.776 27.746
205
Lampiran 28 Data resistansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan
N0 Ln TPT/[H+] [H
+] TPT pH Kekerasan
Resistansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
1 11.680 6.68E-05 7.90 4.18 12.360 21042.0114 3958.5861 745.4495 154.0495 19.1432
2 13.008 2.00E-05 8.90 4.70 20.525 16439.2553 5803.5668 1272.4230 246.2607 26.3307
3 12.696 2.51E-05 8.20 4.60 24.555 13994.6783 3440.5745 621.4914 133.4618 18.8118
4 12.170 5.50E-05 10.60 4.26 16.865 18209.2437 4326.1345 913.5714 193.8613 20.5227
5 12.430 3.72E-05 9.30 4.43 14.290 10591.8682 2812.3177 718.9355 183.7150 22.1843
6 12.776 2.63E-05 9.30 4.58 16.325 15460.4028 6346.2734 1660.9791 313.8704 28.6586
7 12.137 4.47E-05 8.34 4.35 21.360 7533.3947 2260.2487 512.6439 144.9505 23.6654
8 11.159 1.10E-04 7.70 3.96 12.700 21626.4559 5746.1522 1327.5270 282.6435 30.4248
9 12.016 5.62E-05 9.30 4.25 13.635 12917.5497 3577.9090 948.6679 237.6880 26.7969
10 11.987 5.50E-05 8.83 4.26 16.020 9170.1981 3981.8666 1152.6560 277.0868 36.5837
11 12.317 3.80E-05 8.50 4.42 15.620 18491.3829 4540.5633 937.5368 209.9580 26.4641
12 11.995 6.92E-05 11.20 4.16 22.830 16395.9303 3444.6456 741.7227 173.2669 23.3575
13 12.615 3.09E-05 9.30 4.51 20.690 19486.6721 5335.0631 1310.9460 303.2293 34.3661
14 10.475 2.19E-04 7.75 3.66 25.710 14608.2078 3184.7064 704.6771 204.9210 32.1831
15 11.746 8.32E-05 10.50 4.08 20.745 16876.9869 4851.2785 1004.8376 246.6932 31.6344
16 12.812 2.45E-05 9.00 4.61 13.795 20406.7099 6092.4801 1353.3819 312.5253 35.6622
17 10.344 3.24E-04 10.05 3.49 18.970 20097.7312 4950.5236 1056.7190 242.6876 30.4564
18 11.625 8.32E-05 9.30 4.08 23.030 6327.4453 2975.7250 936.3449 240.3113 35.4578
19 10.260 2.82E-04 8.05 3.55 25.950 11950.3287 4795.3588 1163.1174 283.2612 44.3243
20 10.249 2.40E-04 6.78 3.62 20.040 8857.2839 3235.0219 795.3353 227.4388 38.1378
21 11.584 7.08E-05 7.60 4.15 15.780 49753.7891 12426.9361 2184.7541 449.1527 44.7810
22 11.137 1.29E-04 8.85 3.89 17.770 21609.3496 5039.1921 1313.8196 377.9323 52.5796
23 11.464 7.76E-05 7.39 4.11 19.500 30312.7189 9430.6095 2162.6648 416.1709 51.0815
24 12.035 5.01E-05 8.45 4.30 21.395 30663.5399 14902.7372 2118.1762 435.9180 45.3833
25 12.744 2.51E-05 8.60 4.60 17.505 26178.3797 14101.8599 1870.2097 403.0302 51.0239
26 10.079 2.95E-04 7.03 3.53 25.120 23991.5705 6792.5793 1459.7526 385.7528 59.8777
27 10.401 2.29E-04 7.54 3.64 23.970 11445.2923 3984.9102 1024.4420 287.6413 49.5054
28 11.219 1.26E-04 9.38 3.90 15.570 50592.7042 12959.5913 2678.5644 595.8412 70.3255
29 12.594 2.88E-05 8.50 4.54 18.345 26231.6944 13766.1832 1969.0485 476.6714 62.3580
30 10.030 3.72E-04 8.43 3.43 27.030 26198.1709 5448.5319 1160.5583 317.7130 49.0697
31 9.748 4.27E-04 7.30 3.37 24.870 26477.0241 5832.5045 1398.4683 347.6228 42.2538
32 10.837 1.66E-04 8.45 3.78 26.600 13724.5574 5322.7147 1566.3013 438.4319 63.4048
33 11.991 5.89E-05 9.50 4.23 22.280 21657.8483 6460.7143 1723.1041 430.1235 50.7183
34 11.134 1.45E-04 9.90 3.84 18.855 31963.5381 12411.1289 1925.0209 426.6385 54.5440
35 12.341 3.72E-05 8.50 4.43 19.325 13896.4150 9383.2821 1984.0570 557.3503 86.4204
36 9.706 4.57E-04 7.50 3.34 22.340 84414.4068 18179.6610 3057.7966 596.1780 68.4441
206
Lampiran 28 Data resistansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan (lanjutan)
N0 Ln TPT/[H+] [H
+] TPT pH Kekerasan
Resistansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
37 10.196 2.63E-04 7.05 3.58 25.880 53056.6777 11603.6235 2611.9476 588.4196 73.5133
38 9.255 7.08E-04 7.40 3.15 29.130 32714.2323 10389.9888 2683.9746 650.8480 82.8016
39 10.434 2.09E-04 7.10 3.68 21.030 29519.2501 8526.2805 2289.3873 642.8724 92.4339
40 10.009 3.80E-04 8.45 3.42 25.755 45047.4328 14397.8565 3188.2106 674.7701 80.9907
41 9.308 7.24E-04 7.99 3.14 29.530 74130.6667 24224.8889 4388.2222 954.5778 90.0062
42 11.823 8.51E-05 11.60 4.07 15.150 145105.2060 28590.3388 4490.1709 836.0960 100.9286
43 9.320 7.08E-04 7.90 3.15 26.190 72602.1443 17615.1840 3989.7131 974.2104 122.0081
44 9.903 3.98E-04 7.96 3.40 35.290 36463.6841 13318.1442 3312.5518 855.2886 126.9884
45 10.558 2.14E-04 8.23 3.67 20.110 61006.2893 25258.0229 7164.0864 1573.6172 183.5430
46 9.435 6.31E-04 7.90 3.20 35.380 86516.1131 42486.6068 11782.7413 2810.2695 314.0691
47 9.626 4.79E-04 7.25 3.32 37.210 13124.6823 4474.4753 1202.0914 325.9676 49.1816
48 9.876 3.80E-04 7.40 3.42 36.440 296279.2766 83003.2612 14807.2932 2686.1844 327.0679
49 8.587 1.38E-03 7.40 2.86 29.790 17158.6483 4400.9091 879.7880 177.9240 21.4286
50 12.463 3.22E-05 8.33 4.49 19.147 14753.8382 4494.9085 1097.8287 230.4823 23.7885
51 12.461 3.77E-05 9.73 4.42 15.827 14025.8001 3861.4367 929.6130 221.7607 26.9623
52 11.774 6.51E-05 8.45 4.19 15.898 14685.8371 3989.0252 943.9718 220.1039 28.8018
53 12.107 5.25E-05 9.51 4.28 18.157 16990.6223 4457.0160 1006.8202 251.6145 32.7279
54 11.620 8.25E-05 9.18 4.08 22.382 15610.6288 4672.9096 1115.4820 265.1748 33.8588
55 11.595 8.71E-05 9.45 4.06 18.598 23520.4672 6819.1056 1381.0689 319.9509 42.4144
56 10.700 1.69E-04 7.48 3.77 20.590 27528.5362 9790.8463 1864.8869 410.0071 49.6815
57 11.548 7.94E-05 8.23 4.10 19.555 53056.6777 11603.6235 2611.9476 588.4196 73.5133
58 11.078 1.19E-04 7.72 3.92 22.198 32714.2323 10389.9888 2683.9746 650.8480 82.8016
59 11.282 1.10E-04 8.77 3.96 20.315 29519.2501 8526.2805 2289.3873 642.8724 92.4339
60 10.864 1.61E-04 8.42 3.79 24.583 45047.4328 14397.8565 3188.2106 674.7701 80.9907
61 11.067 1.35E-04 8.63 3.87 20.173 74130.6667 24224.8889 4388.2222 954.5778 90.0062
62 9.962 3.39E-04 7.18 3.47 25.347 145105.2060 28590.3388 4490.1709 836.0960 100.9286
207
Lampiran 29 Data reaktansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan
N0 Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Reaktansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
1 11.680 6.68E-05 7.90 4.18 12.360 9300.8825 1534.7031 296.7917 56.3247 9.0614
2 13.008 2.00E-05 8.90 4.70 20.525 7908.0592 2420.8200 428.0399 73.7278 10.4014
3 12.696 2.51E-05 8.20 4.60 24.555 6771.7132 1382.7182 256.2871 53.6873 9.2075
4 12.170 5.50E-05 10.60 4.26 16.865 8842.8571 1820.7563 351.7311 65.9277 9.7483
5 12.430 3.72E-05 9.30 4.43 14.290 5291.0019 1332.1753 313.3642 66.8498 10.1947
6 12.776 2.63E-05 9.30 4.58 16.325 6934.8572 2848.7664 519.9961 84.2777 11.2339
7 12.137 4.47E-05 8.34 4.35 21.360 3760.7669 1039.0373 241.0640 60.7900 10.7122
8 11.159 1.10E-04 7.70 3.96 12.700 10655.6780 2440.4638 488.5607 83.1063 11.5932
9 12.016 5.62E-05 9.30 4.25 13.635 6407.3065 1712.5845 400.2018 80.8351 11.7610
10 11.987 5.50E-05 8.83 4.26 16.020 4258.2537 1915.2952 466.1723 88.7602 12.9694
11 12.317 3.80E-05 8.50 4.42 15.620 9110.9710 1938.7137 381.8243 77.1627 12.1992
12 11.995 6.92E-05 11.20 4.16 22.830 7840.5760 1521.0381 320.2276 68.5687 11.5158
13 12.615 3.09E-05 9.30 4.51 20.690 9723.3630 2420.5182 506.6975 94.8294 13.6026
14 10.475 2.19E-04 7.75 3.66 25.710 6848.5883 1405.4516 329.7945 81.3708 13.6039
15 11.746 8.32E-05 10.50 4.08 20.745 8341.3960 2086.0746 420.9226 88.7008 13.5891
16 12.812 2.45E-05 9.00 4.61 13.795 10087.0798 2670.8181 529.9649 100.5400 14.4934
17 10.344 3.24E-04 10.05 3.49 18.970 9465.0960 2093.3682 442.6178 88.4642 14.0864
18 11.625 8.32E-05 9.30 4.08 23.030 2349.2678 1486.9562 418.3715 91.9320 15.0789
19 10.260 2.82E-04 8.05 3.55 25.950 5707.7035 2210.4849 490.0433 103.6635 16.3927
20 10.249 2.40E-04 6.78 3.62 20.040 4323.4405 1524.0945 372.0676 92.6020 15.8746
21 11.584 7.08E-05 7.60 4.15 15.780 22307.3480 4955.1065 759.6726 124.0647 16.9508
22 11.137 1.29E-04 8.85 3.89 17.770 10269.7550 2340.3008 590.5727 129.4894 19.1780
23 11.464 7.76E-05 7.39 4.11 19.500 14809.2478 3930.2592 752.6909 129.8898 19.0739
24 12.035 5.01E-05 8.45 4.30 21.395 15096.1095 6033.5614 748.9620 132.7041 18.8655
25 12.744 2.51E-05 8.60 4.60 17.505 12444.4514 5772.3755 695.9181 131.3163 19.5091
26 10.079 2.95E-04 7.03 3.53 25.120 11896.6351 2920.1962 627.4580 134.1463 20.4691
27 10.401 2.29E-04 7.54 3.64 23.970 5585.9774 1895.4042 476.2178 115.2849 19.7355
28 11.219 1.26E-04 9.38 3.90 15.570 9300.8825 1534.7031 296.7917 56.3247 9.0614
29 12.594 2.88E-05 8.50 4.54 18.345 7908.0592 2420.8200 428.0399 73.7278 10.4014
30 10.030 3.72E-04 8.43 3.43 27.030 6771.7132 1382.7182 256.2871 53.6873 9.2075
31 9.748 4.27E-04 7.30 3.37 24.870 8842.8571 1820.7563 351.7311 65.9277 9.7483
32 10.837 1.66E-04 8.45 3.78 26.600 5291.0019 1332.1753 313.3642 66.8498 10.1947
33 11.991 5.89E-05 9.50 4.23 22.280 6934.8572 2848.7664 519.9961 84.2777 11.2339
34 11.134 1.45E-04 9.90 3.84 18.855 3760.7669 1039.0373 241.0640 60.7900 10.7122
35 12.341 3.72E-05 8.50 4.43 19.325 10655.6780 2440.4638 488.5607 83.1063 11.5932
36 9.706 4.57E-04 7.50 3.34 22.340 6407.3065 1712.5845 400.2018 80.8351 11.7610
208
Lampiran 29 Data reaktansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan (lanjutan)
N0 Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Reaktansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
37 10.196 2.63E-04 7.05 3.58 25.880 23127.9062 5150.8940 938.5028 158.1112 21.1618
38 9.255 7.08E-04 7.40 3.15 29.130 12382.7379 5977.7503 762.2214 148.0368 21.0718
39 10.434 2.09E-04 7.10 3.68 21.030 11830.4339 2352.0594 525.4143 122.3063 20.0743
40 10.009 3.80E-04 8.45 3.42 25.755 12903.1231 2681.7187 614.9194 126.5546 19.3260
41 9.308 7.24E-04 7.99 3.14 29.530 6545.2246 2585.9328 693.1832 146.4049 21.5055
42 11.823 8.51E-05 11.60 4.07 15.150 10730.5996 3042.5044 709.8325 141.5300 20.6190
43 9.320 7.08E-04 7.90 3.15 26.190 15906.5997 5047.3852 733.2496 142.7685 21.1593
44 9.903 3.98E-04 7.96 3.40 35.290 4911.1157 4680.1645 839.6238 171.9386 23.3776
45 10.558 2.14E-04 8.23 3.67 20.110 36954.2373 7042.1186 1056.5254 173.0593 24.3008
46 9.435 6.31E-04 7.90 3.20 35.380 12424.1275 3446.9651 724.4461 151.6085 23.8080
47 9.626 4.79E-04 7.25 3.32 37.210 25125.4744 5038.1932 1016.1954 182.7151 26.1782
48 9.876 3.80E-04 7.40 3.42 36.440 16353.3806 4693.3134 1047.9641 192.2600 26.6597
49 8.587 1.38E-03 7.40 2.86 29.790 14689.6552 3948.3093 969.4677 192.6615 27.0358
50 12.463 3.22E-05 8.33 4.49 19.147 22040.6981 6024.4768 1128.6842 193.9677 26.8796
51 12.461 3.77E-05 9.73 4.42 15.827 36299.1111 9811.5556 1382.0889 223.9289 28.3404
52 11.774 6.51E-05 8.45 4.19 15.898 57562.9754 10476.1434 1481.7742 239.0694 33.3656
53 12.107 5.25E-05 9.51 4.28 18.157 32707.1863 7513.7641 1492.8282 260.3159 34.8645
54 11.620 8.25E-05 9.18 4.08 22.382 18209.7487 6140.1547 1339.5471 253.3416 35.1208
55 11.595 8.71E-05 9.45 4.06 18.598 30184.6476 11132.0755 2167.9568 324.4074 39.4477
56 10.700 1.69E-04 7.48 3.77 20.590 40283.5243 18774.4169 3540.9215 512.3300 63.6883
57 11.548 7.94E-05 8.23 4.10 19.555 6515.2857 2144.3613 541.6527 121.6252 19.5142
58 11.078 1.19E-04 7.72 3.92 22.198 147783.8719 29924.3996 4068.4850 578.5947 73.2612
59 11.282 1.10E-04 8.77 3.96 20.315 7993.5516 1779.4138 327.0395 61.2466 9.5568
60 10.864 1.61E-04 8.42 3.79 24.583 7022.9054 2000.5660 395.0305 72.3517 10.3923
61 11.067 1.35E-04 8.63 3.87 20.173 6941.2505 1730.6952 376.6089 74.9104 11.3555
62 9.962 3.39E-04 7.18 3.47 25.347 7069.9335 1791.6823 389.4081 78.1639 12.2281
209
Lampiran 30 Data induktansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan
N0 Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Induktansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
1 11.680 6.68E-05 7.90 4.18 12.360 1.47E+01 2.38E-01 4.49E-03 8.32E-05 1.31E-06
2 13.008 2.00E-05 8.90 4.70 20.525 1.05E+01 3.85E-01 6.50E-03 1.18E-04 1.56E-06
3 12.696 2.51E-05 8.20 4.60 24.555 9.12E+00 2.22E-01 3.90E-03 8.66E-05 1.39E-06
4 12.170 5.50E-05 10.60 4.26 16.865 1.37E+01 3.02E-01 5.41E-03 1.06E-04 1.46E-06
5 12.430 3.72E-05 9.30 4.43 14.290 8.34E+00 2.21E-01 4.85E-03 1.08E-04 1.54E-06
6 12.776 2.63E-05 9.30 4.58 16.325 1.01E+01 4.57E-01 7.91E-03 1.35E-04 1.68E-06
7 12.137 4.47E-05 8.34 4.35 21.360 5.94E+00 1.65E-01 3.82E-03 9.66E-05 1.70E-06
8 11.159 1.10E-04 7.70 3.96 12.700 1.69E+01 3.78E-01 7.39E-03 1.23E-04 1.67E-06
9 12.016 5.62E-05 9.30 4.25 13.635 1.04E+01 2.85E-01 6.18E-03 1.30E-04 1.77E-06
10 11.987 5.50E-05 8.83 4.26 16.020 6.73E+00 3.03E-01 7.39E-03 1.41E-04 2.06E-06
11 12.317 3.80E-05 8.50 4.42 15.620 1.40E+01 3.17E-01 5.82E-03 1.23E-04 1.83E-06
12 11.995 6.92E-05 11.20 4.16 22.830 1.26E+01 2.57E-01 5.03E-03 1.12E-04 1.75E-06
13 12.615 3.09E-05 9.30 4.51 20.690 1.44E+01 3.88E-01 7.67E-03 1.50E-04 2.02E-06
14 10.475 2.19E-04 7.75 3.66 25.710 1.08E+01 2.23E-01 5.23E-03 1.29E-04 2.16E-06
15 11.746 8.32E-05 10.50 4.08 20.745 1.09E+01 3.32E-01 6.34E-03 1.41E-04 2.03E-06
16 12.812 2.45E-05 9.00 4.61 13.795 1.49E+01 4.33E-01 7.99E-03 1.61E-04 2.17E-06
17 10.344 3.24E-04 10.05 3.49 18.970 1.50E+01 3.32E-01 7.02E-03 1.41E-04 2.24E-06
18 11.625 8.32E-05 9.30 4.08 23.030 3.89E+00 2.43E-01 6.53E-03 1.50E-04 2.27E-06
19 10.260 2.82E-04 8.05 3.55 25.950 9.02E+00 3.50E-01 7.77E-03 1.65E-04 2.61E-06
20 10.249 2.40E-04 6.78 3.62 20.040 6.83E+00 2.41E-01 5.90E-03 1.47E-04 2.52E-06
21 11.584 7.08E-05 7.60 4.15 15.780 3.53E+01 7.67E-01 1.15E-02 1.83E-04 2.44E-06
22 11.137 1.29E-04 8.85 3.89 17.770 1.62E+01 3.71E-01 9.36E-03 2.06E-04 3.05E-06
23 11.464 7.76E-05 7.39 4.11 19.500 2.34E+01 6.22E-01 1.19E-02 2.06E-04 3.04E-06
24 12.035 5.01E-05 8.45 4.30 21.395 1.76E+01 9.30E-01 1.12E-02 2.11E-04 2.81E-06
25 12.744 2.51E-05 8.60 4.60 17.505 1.81E+01 9.16E-01 1.04E-02 2.08E-04 2.90E-06
26 10.079 2.95E-04 7.03 3.53 25.120 1.88E+01 4.62E-01 9.95E-03 2.13E-04 3.26E-06
27 10.401 2.29E-04 7.54 3.64 23.970 8.83E+00 3.00E-01 7.55E-03 1.83E-04 3.14E-06
28 11.219 1.26E-04 9.38 3.90 15.570 3.66E+01 8.16E-01 1.49E-02 2.51E-04 3.37E-06
29 12.594 2.88E-05 8.50 4.54 18.345 1.74E+01 9.49E-01 1.15E-02 2.35E-04 3.14E-06
30 10.030 3.72E-04 8.43 3.43 27.030 1.87E+01 3.72E-01 8.33E-03 1.94E-04 3.20E-06
31 9.748 4.27E-04 7.30 3.37 24.870 2.04E+01 4.15E-01 9.30E-03 1.87E-04 2.78E-06
32 10.837 1.66E-04 8.45 3.78 26.600 1.03E+01 4.10E-01 1.10E-02 2.33E-04 3.42E-06
33 11.991 5.89E-05 9.50 4.23 22.280 1.59E+01 4.84E-01 1.07E-02 2.24E-04 3.07E-06
34 11.134 1.45E-04 9.90 3.84 18.855 2.16E+01 9.51E-01 1.09E-02 2.25E-04 3.15E-06
35 12.341 3.72E-05 8.50 4.43 19.325 6.93E+00 7.26E-01 1.26E-02 2.73E-04 3.49E-06
36 9.706 4.57E-04 7.50 3.34 22.340 5.85E+01 1.09E+00 1.60E-02 2.56E-04 3.51E-06
210
Lampiran 30 Data induktansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan (lanjutan)
N0
Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Induktansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
37 10.196 2.63E-04 7.05 3.58 25.880 3.98E+01 7.80E-01 1.54E-02 2.70E-04 3.78E-06
38 9.255 7.08E-04 7.40 3.15 29.130 2.58E+01 7.43E-01 1.66E-02 3.05E-04 4.24E-06
39 10.434 2.09E-04 7.10 3.68 21.030 2.32E+01 6.25E-01 1.54E-02 3.06E-04 4.31E-06
40 10.009 3.80E-04 8.45 3.42 25.755 3.48E+01 9.54E-01 1.79E-02 3.08E-04 4.28E-06
41 9.308 7.24E-04 7.99 3.14 29.530 6.21E+01 1.64E+00 2.09E-02 3.56E-04 4.22E-06
42 11.823 8.51E-05 11.60 4.07 15.150 9.12E+01 1.62E+00 2.24E-02 3.53E-04 4.81E-06
43 9.320 7.08E-04 7.90 3.15 26.190 5.17E+01 1.19E+00 2.37E-02 4.13E-04 5.55E-06
44 9.903 3.98E-04 7.96 3.40 35.290 2.88E+01 9.72E-01 2.12E-02 4.02E-04 5.59E-06
45 10.558 2.14E-04 8.23 3.67 20.110 4.77E+01 1.76E+00 3.44E-02 5.15E-04 6.28E-06
46 9.435 6.31E-04 7.90 3.20 35.380 6.37E+01 2.97E+00 5.61E-02 8.14E-04 1.01E-05
47 9.626 4.79E-04 7.25 3.32 37.210 1.03E+01 3.40E-01 8.59E-03 1.93E-04 3.11E-06
48 9.876 3.80E-04 7.40 3.42 36.440 2.34E+02 4.63E+00 6.16E-02 8.55E-04 1.06E-05
49 8.587 1.38E-03 7.40 2.86 29.790 1.14E+01 2.82E-01 4.96E-03 9.58E-05 1.42E-06
50 12.463 3.22E-05 8.33 4.49 19.147 1.07E+01 3.27E-01 6.06E-03 1.16E-04 1.56E-06
51 12.461 3.77E-05 9.73 4.42 15.827 1.11E+01 2.76E-01 5.80E-03 1.17E-04 1.71E-06
52 11.774 6.51E-05 8.45 4.19 15.898 1.11E+01 2.92E-01 6.08E-03 1.25E-04 1.88E-06
53 12.107 5.25E-05 9.51 4.28 18.157 1.20E+01 3.14E-01 6.41E-03 1.40E-04 2.07E-06
54 11.620 8.25E-05 9.18 4.08 22.382 1.12E+01 3.36E-01 7.18E-03 1.50E-04 2.23E-06
55 11.595 8.71E-05 9.45 4.06 18.598 1.71E+01 4.53E-01 8.39E-03 1.65E-04 2.52E-06
56 10.700 1.69E-04 7.48 3.77 20.590 1.91E+01 6.41E-01 1.08E-02 2.08E-04 2.97E-06
57 11.548 7.94E-05 8.23 4.10 19.555 3.98E+01 7.80E-01 1.54E-02 2.70E-04 3.78E-06
58 11.078 1.19E-04 7.72 3.92 22.198 2.58E+01 7.43E-01 1.66E-02 3.05E-04 4.24E-06
59 11.282 1.10E-04 8.77 3.96 20.315 2.32E+01 6.25E-01 1.54E-02 3.06E-04 4.31E-06
60 10.864 1.61E-04 8.42 3.79 24.583 3.48E+01 9.54E-01 1.79E-02 3.08E-04 4.28E-06
61 11.067 1.35E-04 8.63 3.87 20.173 6.21E+01 1.64E+00 2.09E-02 3.56E-04 4.22E-06
62 9.962 3.39E-04 7.18 3.47 25.347 9.12E+01 1.62E+00 2.24E-02 3.53E-04 4.81E-06
211
Lampiran 31 Data kapasitansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan
N0 Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Kapasitansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
1 11.680 6.68E-05 7.90 4.18 12.360 2.64E-12 1.74E-12 8.64E-13 4.66E-13 2.22E-13
2 13.008 2.00E-05 8.90 4.70 20.525 1.88E-12 1.37E-12 8.21E-13 5.23E-13 3.13E-13
3 12.696 2.51E-05 8.20 4.60 24.555 5.87E-12 4.20E-12 2.10E-12 1.08E-12 4.49E-13
4 12.170 5.50E-05 10.60 4.26 16.865 7.30E-12 4.69E-12 2.43E-12 1.45E-12 7.02E-13
5 12.430 3.72E-05 9.30 4.43 14.290 9.94E-12 5.72E-12 2.58E-12 1.45E-12 7.43E-13
6 12.776 2.63E-05 9.30 4.58 16.325 2.49E-12 1.66E-12 1.06E-12 7.19E-13 4.47E-13
7 12.137 4.47E-05 8.34 4.35 21.360 7.36E-12 3.52E-12 1.46E-12 6.69E-13 3.51E-13
8 11.159 1.10E-04 7.70 3.96 12.700 2.35E-12 1.31E-12 7.02E-13 4.35E-13 2.77E-13
9 12.016 5.62E-05 9.30 4.25 13.635 1.04E-11 6.02E-12 2.89E-12 1.71E-12 9.45E-13
10 11.987 5.50E-05 8.83 4.26 16.020 2.84E-12 1.28E-12 6.56E-13 3.84E-13 2.54E-13
11 12.317 3.80E-05 8.50 4.42 15.620 2.10E-12 7.92E-13 3.69E-13 2.38E-13 1.97E-13
12 11.995 6.92E-05 11.20 4.16 22.830 9.13E-12 5.65E-12 2.58E-12 1.37E-12 5.55E-13
13 12.615 3.09E-05 9.30 4.51 20.690 3.97E-12 2.56E-12 1.33E-12 8.20E-13 4.87E-13
14 10.475 2.19E-04 7.75 3.66 25.710 5.78E-12 3.08E-12 1.21E-12 5.83E-13 3.34E-13
15 11.746 8.32E-05 10.50 4.08 20.745 3.97E-12 2.70E-12 1.29E-12 7.15E-13 3.92E-13
16 12.812 2.45E-05 9.00 4.61 13.795 2.87E-12 1.98E-12 1.03E-12 6.27E-13 3.67E-13
17 10.344 3.24E-04 10.05 3.49 18.970 8.49E-12 4.42E-12 2.11E-12 1.15E-12 5.94E-13
18 11.625 8.32E-05 9.30 4.08 23.030 5.44E-12 2.70E-12 1.29E-12 7.08E-13 3.77E-13
19 10.260 2.82E-04 8.05 3.55 25.950 3.08E-12 1.57E-12 7.86E-13 4.07E-13 2.56E-13
20 10.249 2.40E-04 6.78 3.62 20.040 5.45E-12 2.64E-12 1.10E-12 5.16E-13 2.97E-13
21 11.584 7.08E-05 7.60 4.15 15.780 2.09E-12 1.02E-12 7.00E-13 4.47E-13 2.88E-13
22 11.137 1.29E-04 8.85 3.89 17.770 5.03E-12 2.31E-12 9.62E-13 5.29E-13 3.48E-13
23 11.464 7.76E-05 7.39 4.11 19.500 2.63E-12 1.27E-12 7.34E-13 4.42E-13 2.82E-13
24 12.035 5.01E-05 8.45 4.30 21.395 2.59E-12 1.21E-12 9.94E-13 6.26E-13 3.60E-13
25 12.744 2.51E-05 8.60 4.60 17.505 1.62E-12 8.30E-13 6.89E-13 4.09E-13 2.42E-13
26 10.079 2.95E-04 7.03 3.53 25.120 3.58E-12 1.96E-12 9.11E-13 4.86E-13 3.21E-13
27 10.401 2.29E-04 7.54 3.64 23.970 3.64E-12 1.80E-12 7.50E-13 3.62E-13 2.13E-13
28 11.219 1.26E-04 9.38 3.90 15.570 2.06E-12 1.06E-12 6.21E-13 3.98E-13 2.90E-13
29 12.594 2.88E-05 8.50 4.54 18.345 2.01E-12 9.79E-13 7.91E-13 4.72E-13 3.05E-13
30 10.030 3.72E-04 8.43 3.43 27.030 4.51E-12 2.39E-12 1.02E-12 5.03E-13 2.95E-13
31 9.748 4.27E-04 7.30 3.37 24.870 2.97E-11 1.59E-11 7.19E-12 3.89E-12 2.07E-12
32 10.837 1.66E-04 8.45 3.78 26.600 3.06E-12 1.37E-12 6.08E-13 3.43E-13 2.33E-13
33 11.991 5.89E-05 9.50 4.23 22.280 4.65E-12 2.67E-12 1.27E-12 7.54E-13 4.40E-13
34 11.134 1.45E-04 9.90 3.84 18.855 2.51E-12 1.49E-12 9.60E-13 5.54E-13 3.30E-13
35 12.341 3.72E-05 8.50 4.43 19.325 1.54E-12 6.22E-13 4.71E-13 2.85E-13 2.03E-13
36 9.706 4.57E-04 7.50 3.34 22.340 2.28E-12 1.29E-12 8.86E-13 5.56E-13 3.63E-13
212
Lampiran 31 Data kapasitansi terkait sifat fisiko kimia buah Jeruk Keprok Garut
pada lima frekuensi pilihan (lanjutan)
N0
Ln
TPT/[H+]
[H+] TPT pH Kekerasan
Kapasitansi/massa pada frekuensi:
100 1000 10000 100000 100000
37 10.196 2.63E-04 7.05 3.58 25.880 6.24E-12 3.44E-12 1.82E-12 1.08E-12 7.03E-13
38 9.255 7.08E-04 7.40 3.15 29.130 2.76E-12 1.35E-12 6.86E-13 4.17E-13 2.94E-13
39 10.434 2.09E-04 7.10 3.68 21.030 2.65E-12 1.24E-12 5.61E-13 3.33E-13 2.39E-13
40 10.009 3.80E-04 8.45 3.42 25.755 2.27E-12 1.07E-12 6.28E-13 3.90E-13 2.71E-13
41 9.308 7.24E-04 7.99 3.14 29.530 1.92E-12 9.99E-13 7.49E-13 5.20E-13 3.66E-13
42 11.823 8.51E-05 11.60 4.07 15.150 2.16E-12 1.21E-12 8.72E-13 5.49E-13 3.69E-13
43 9.320 7.08E-04 7.90 3.15 26.190 1.82E-12 8.42E-13 4.63E-13 2.95E-13 2.18E-13
44 9.903 3.98E-04 7.96 3.40 35.290 1.97E-12 8.53E-13 4.48E-13 2.70E-13 1.98E-13
45 10.558 2.14E-04 8.23 3.67 20.110 1.46E-12 6.81E-13 4.27E-13 3.04E-13 2.50E-13
46 9.435 6.31E-04 7.90 3.20 35.380 8.47E-13 4.21E-13 2.74E-13 2.03E-13 1.62E-13
47 9.626 4.79E-04 7.25 3.32 37.210 5.63E-12 2.50E-12 1.11E-12 5.74E-13 3.46E-13
48 9.876 3.80E-04 7.40 3.42 36.440 1.26E-12 9.62E-13 7.50E-13 5.34E-13 4.10E-13
49 8.587 1.38E-03 7.40 2.86 29.790 3.46E-12 2.44E-12 1.26E-12 6.91E-13 3.28E-13
50 12.463 3.22E-05 8.33 4.49 19.147 6.58E-12 4.02E-12 2.02E-12 1.21E-12 6.30E-13
51 12.461 3.77E-05 9.73 4.42 15.827 6.70E-12 3.62E-12 1.68E-12 9.38E-13 5.24E-13
52 11.774 6.51E-05 8.45 4.19 15.898 4.69E-12 2.57E-12 1.20E-12 6.64E-13 3.36E-13
53 12.107 5.25E-05 9.51 4.28 18.157 4.58E-12 2.78E-12 1.28E-12 7.06E-13 4.04E-13
54 11.620 8.25E-05 9.18 4.08 22.382 5.60E-12 3.03E-12 1.48E-12 8.29E-13 4.46E-13
55 11.595 8.71E-05 9.45 4.06 18.598 3.54E-12 1.74E-12 8.61E-13 4.56E-13 2.80E-13
56 10.700 1.69E-04 7.48 3.77 20.590 3.41E-12 1.60E-12 8.97E-13 5.32E-13 3.30E-13
57 11.548 7.94E-05 8.23 4.10 19.555 6.24E-12 3.44E-12 1.82E-12 1.08E-12 7.03E-13
58 11.078 1.19E-04 7.72 3.92 22.198 2.76E-12 1.35E-12 6.86E-13 4.17E-13 2.94E-13
59 11.282 1.10E-04 8.77 3.96 20.315 2.65E-12 1.24E-12 5.61E-13 3.33E-13 2.39E-13
60 10.864 1.61E-04 8.42 3.79 24.583 2.27E-12 1.07E-12 6.28E-13 3.90E-13 2.71E-13
61 11.067 1.35E-04 8.63 3.87 20.173 1.92E-12 9.99E-13 7.49E-13 5.20E-13 3.66E-13
62 9.962 3.39E-04 7.18 3.47 25.347 2.16E-12 1.21E-12 8.72E-13 5.49E-13 3.69E-13
213
Lampiran 32 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan rasio
kemanisan terhadap keasaman hasil pendugaan parameter
kelistrikan.
Sampel pH meter dan refraktometer Prediksi XRZ Prediksi LCR
ln(TPT/[H]) Organoleptik ln(TPT/[H]) Kelas ln(TPT/[H]) Kelas
1 11.68015552 asam agak manis 12.6860179 manis agak asam 12.85016452 manis agak asam
2 13.00820121 manis agak asam 12.3775467 manis agak asam 12.51442127 manis agak asam
3 12.69602558 manis agak asam 12.73052511 manis agak asam 12.51480002 manis agak asam
4 12.1698665 manis agak asam 12.52229941 manis agak asam 12.36347569 manis agak asam
5 12.43046636 manis agak asam 12.38509471 manis agak asam 12.2677749 manis agak asam
6 12.77585413 manis agak asam 12.20515428 manis agak asam 12.2857761 manis agak asam
7 12.13700857 manis agak asam 12.2632534 manis agak asam 12.11150457 manis agak asam
8 11.8594573 manis agak asam 12.15535489 manis agak asam 12.43469996 manis agak asam
9 12.01600105 manis agak asam 12.04400349 manis agak asam 11.95021172 manis agak asam
10 11.9866011 manis agak asam 11.96591764 manis agak asam 11.94193938 manis agak asam
11 12.31749227 manis agak asam 11.97077222 manis agak asam 12.07195389 manis agak asam
12 12.99466777 manis agak asam 12.24836904 manis agak asam 11.94004285 manis agak asam
13 12.61467317 manis agak asam 11.75427107 asam agak manis 11.84511337 manis agak asam
14 10.47515428 asam agak manis 11.7156612 asam agak manis 11.62933173 asam agak manis
15 11.74592244 asam agak manis 11.71295071 asam agak manis 11.79165619 manis agak asam
16 12.81214186 manis agak asam 11.58932049 asam agak manis 11.7039737 asam agak manis
17 10.34384333 asam agak manis 11.63964316 asam agak manis 11.37292324 asam agak manis
18 11.62456158 asam agak manis 11.47561014 asam agak manis 11.53823731 asam agak manis
19 10.25984917 asam agak manis 11.3802908 asam agak manis 11.36416609 asam agak manis
20 10.2485974 asam agak manis 11.36486746 asam agak manis 11.30905462 asam agak manis
21 11.58387638 asam agak manis 11.28115602 asam agak manis 11.56422915 asam agak manis
22 11.13747347 asam agak manis 11.0303314 asam agak manis 10.9645484 asam agak manis
23 11.46375247 asam agak manis 11.02015629 asam agak manis 10.98580673 asam agak manis
24 11.03528234 asam agak manis 10.96567889 asam agak manis 11.08536879 asam agak manis
25 12.74365363 manis agak asam 10.94671753 asam agak manis 11.15612724 asam agak manis
26 10.07878613 asam agak manis 10.94860499 asam agak manis 10.88098621 asam agak manis
27 10.4013003 asam agak manis 10.88681778 asam agak manis 10.89790117 asam agak manis
28 11.21866163 asam agak manis 11.02803884 asam agak manis 10.94133607 asam agak manis
29 10.39375712 asam agak manis 10.38256543 asam agak manis 10.37755955 asam agak manis
30 10.02966364 asam agak manis 10.83047583 asam agak manis 10.77734232 asam agak manis
31 9.747586112 asam agak manis 10.90016566 asam agak manis 10.77196014 asam agak manis
32 10.8373462 asam agak manis 10.84310027 asam agak manis 10.83137756 asam agak manis
33 11.69122674 asam agak manis 10.77225474 asam agak manis 10.87499707 asam agak manis
34 11.13446151 asam agak manis 10.74621334 asam agak manis 10.90220375 asam agak manis
214
Lampiran 32 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan rasio
kemanisan terhadap keasaman hasil pendugaan parameter
kelistrikan (lanjutan)
Sampel pH meter dan refraktometer Prediksi XRZ Prediksi LCR
ln(TPT/[H]) Organoleptik ln(TPT/[H]) Kelas ln(TPT/[H]) Kelas
35 12.34051813 manis agak asam 10.94178329 asam agak manis 11.06922019 asam agak manis
36 9.705537231 asam agak manis 10.50949348 asam agak manis 10.7473925 asam agak manis
37 10.19628225 asam agak manis 10.46136496 asam agak manis 10.41512138 asam agak manis
38 9.254623043 asam agak manis 10.333818 asam agak manis 10.4640191 asam agak manis
39 10.43360793 asam agak manis 10.40718824 asam agak manis 10.3424245 asam agak manis
40 10.00900746 asam agak manis 10.49800718 asam agak manis 10.42925349 asam agak manis
41 9.307995012 asam agak manis 10.35166253 asam agak manis 10.30790719 asam agak manis
42 11.72252643 asam agak manis 10.29316723 asam agak manis 10.39930211 asam agak manis
43 9.320005802 asam agak manis 9.855437057 asam agak manis 10.08186973 asam agak manis
44 9.903218316 asam agak manis 9.94000707 asam agak manis 9.879617656 asam agak manis
45 10.55766559 asam agak manis 9.967856037 asam agak manis 9.906522962 asam agak manis
46 9.435135057 asam agak manis 10.06660477 asam agak manis 9.83000735 asam agak manis
47 9.025583978 Asam 9.045596281 asam 8.84693826 Asam
48 9.876321018 asam agak manis 10.91633227 asam agak manis 10.84516045 asam agak manis
49 8.586873366 Asam 8.569793102 asam 8.600653206 Asam
50 12.46270825 manis agak asam 12.60637199 manis agak asam 12.62237373 manis agak asam
51 12.46065782 manis agak asam 12.34779857 manis agak asam 12.30566623 manis agak asam
52 11.77382948 manis agak asam 12.15892404 manis agak asam 12.14527603 manis agak asam
53 12.10723281 manis agak asam 12.08552925 manis agak asam 11.97703464 manis agak asam
54 11.61961271 asam agak manis 11.72896158 asam agak manis 11.75245123 asam agak manis
55 11.5945984 asam agak manis 11.57074168 asam agak manis 11.53601571 asam agak manis
56 10.6999852 asam agak manis 11.34451043 asam agak manis 11.41343806 asam agak manis
57 11.5483849 asam agak manis 11.00875681 asam agak manis 11.01060546 asam agak manis
58 11.07809086 asam agak manis 10.91956844 asam agak manis 10.97537602 asam agak manis
59 11.28189849 asam agak manis 10.93421562 asam agak manis 10.93042204 asam agak manis
60 10.86448861 asam agak manis 10.85501408 asam agak manis 10.75839891 asam agak manis
61 11.06663499 asam agak manis 10.75378713 asam agak manis 10.9134971 asam agak manis
62 9.961733801 asam agak manis 10.40776637 asam agak manis 10.39631487 asam agak manis
215
Lampiran 33 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan
keasaman hasil pendugaan parameter kelistrikan
Sampel pH meter Prediksi XRZ Prediksi LCR
pH Organoleptik pH Kelas pH Kelas
1 4.49 manis agak asam 4.38 manis agak asam 4.49 manis agak asam
2 4.42 manis agak asam 4.30 manis agak asam 4.35 manis agak asam
3 4.18 manis agak asam 4.25 manis agak asam 4.29 manis agak asam
4 4.28 manis agak asam 4.28 manis agak asam 4.24 manis agak asam
5 4.08 asam agak manis 4.13 asam agak manis 4.15 asam agak manis
6 4.06 asam agak manis 4.12 asam agak manis 4.08 asam agak manis
7 3.77 asam agak manis 4.00 asam agak manis 4.03 asam agak manis
8 4.10 asam agak manis 3.88 asam agak manis 3.87 asam agak manis
9 3.92 asam agak manis 3.83 asam agak manis 3.86 asam agak manis
10 3.96 asam agak manis 3.84 asam agak manis 3.83 asam agak manis
11 3.79 asam agak manis 3.86 asam agak manis 3.75 asam agak manis
12 3.87 asam agak manis 3.76 asam agak manis 3.81 asam agak manis
13 3.47 asam agak manis 3.61 asam agak manis 3.62 asam agak manis
14 3.54 asam agak manis 3.58 asam agak manis 3.61 asam agak manis
15 3.41 asam agak manis 3.35 asam agak manis 3.44 asam agak manis
16 2.86 asam 2.70 Asam 2.88 Asam
17 3.20 asam agak manis 3.41 asam agak manis 3.18 asam agak manis
18 4.18 manis agak asam 4.40 manis agak asam 4.59 manis agak asam
19 4.70 manis agak asam 4.26 manis agak asam 4.43 manis agak asam
20 4.60 manis agak asam 4.46 manis agak asam 4.46 manis agak asam
21 4.26 manis agak asam 4.39 manis agak asam 4.38 manis agak asam
22 4.43 manis agak asam 4.33 manis agak asam 4.34 manis agak asam
23 4.58 manis agak asam 4.22 manis agak asam 4.34 manis agak asam
24 4.35 manis agak asam 4.30 manis agak asam 4.31 manis agak asam
25 3.96 asam agak manis 4.21 manis agak asam 4.39 manis agak asam
26 4.25 manis agak asam 4.23 manis agak asam 4.21 manis agak asam
27 4.26 manis agak asam 4.18 manis agak asam 4.22 manis agak asam
28 4.42 manis agak asam 4.26 manis agak asam 4.30 manis agak asam
29 4.18 manis agak asam 4.43 manis agak asam 4.24 manis agak asam
30 4.51 manis agak asam 4.12 asam agak manis 4.17 asam agak manis
31 3.66 asam agak manis 4.14 asam agak manis 4.12 asam agak manis
32 4.08 asam agak manis 4.15 asam agak manis 4.17 asam agak manis
33 3.42 asam agak manis 3.86 asam agak manis 3.82 asam agak manis
34 3.49 asam agak manis 4.17 asam agak manis 4.02 asam agak manis
216
Lampiran 33 Data validasi grading atau pengkelasan hasil organoleptik dan
keasaman hasil pendugaan parameter kelistrikan (lanjutan)
Sampel pH meter Prediksi XRZ Prediksi LCR
pH Organoleptik pH Kelas pH Kelas
35 4.08 asam agak manis 4.08 asam agak manis 4.08 asam agak manis
36 3.55 asam agak manis 3.99 asam agak manis 4.01 asam agak manis
37 3.62 asam agak manis 4.03 asam agak manis 4.00 asam agak manis
38 4.15 asam agak manis 3.97 asam agak manis 4.07 asam agak manis
39 3.89 asam agak manis 3.87 asam agak manis 3.85 asam agak manis
40 4.11 asam agak manis 3.87 asam agak manis 3.87 asam agak manis
41 4.15 asam agak manis 3.90 asam agak manis 3.90 asam agak manis
42 3.53 asam agak manis 3.83 asam agak manis 3.81 asam agak manis
43 3.64 asam agak manis 3.85 asam agak manis 3.85 asam agak manis
44 3.90 asam agak manis 3.86 asam agak manis 3.81 asam agak manis
45 3.43 asam agak manis 3.84 asam agak manis 3.80 asam agak manis
46 3.37 asam agak manis 3.97 asam agak manis 3.75 asam agak manis
47 3.78 asam agak manis 3.79 asam agak manis 3.80 asam agak manis
48 4.23 manis agak asam 3.82 asam agak manis 3.82 asam agak manis
49 3.84 asam agak manis 3.78 asam agak manis 3.83 asam agak manis
50 4.43 manis agak asam 3.86 asam agak manis 3.84 asam agak manis
51 3.34 asam agak manis 3.65 asam agak manis 3.75 asam agak manis
52 3.58 asam agak manis 3.67 asam agak manis 3.66 asam agak manis
53 3.15 asam agak manis 3.56 asam agak manis 3.63 asam agak manis
54 3.68 asam agak manis 3.59 asam agak manis 3.60 asam agak manis
55 3.42 asam agak manis 3.65 asam agak manis 3.62 asam agak manis
56 3.15 asam agak manis 3.56 asam agak manis 3.60 asam agak manis
57 4.07 asam agak manis 3.53 asam agak manis 3.60 asam agak manis
58 3.15 asam agak manis 3.28 asam agak manis 3.49 asam agak manis
59 3.40 asam agak manis 3.36 asam agak manis 3.42 asam agak manis
60 3.67 asam agak manis 3.40 asam agak manis 3.43 asam agak manis
61 3.20 asam agak manis 3.73 asam agak manis 3.35 asam agak manis
62 3.32 asam agak manis 3.35 asam agak manis 2.99 asam agak manis
217
Lampiran 34 Output Program SPSS 20 untuk uji t bagi data prediksi pH
218
Lampiran 35 Output perhitungan nilai uji t bagi data prediksi pH
219
Lampiran 36 Output Program SPSS 20 untuk uji t bagi data prediksi TPT per
konsentrasi ion hidrogen
220
Lampiran 37 Output perhitungan untuk uji t bagi data prediksi TPT per
konsentrasi ion hidrogen
221
Lampiran 38 Profil daerah perkebunan Jeruk Keprok Garut di wilayah
Kabupaten Garut : Leuwigoong (a) dan Samarang-Cioyod (b)
(a)
(b)
222
Lampiran 39 Proses saat pemetikan (a) dan pengambilan sampel buah Jeruk
Keprok Garut di perkebunan Leuwigoong-Garut (b)
(a)
(b)
223
Lampiran 40 Penampilan beberapa sampel buah jeruk yang diuji
224
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Oktober 1977 di Garut dari ayah Tamimi
dan ibu Aisah. Penulis adalah putra bungsu dari 8 bersaudara. Pendidikan sarjana
ditempuh di Program Studi Fisika FMIPA IPB, lulus pada tahun 2000. Pada tahun
2002 penulis diterima di Program Studi Ilmu Keteknikan pada Program
Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2005. Kesempatan untuk
melanjutkan ke program doktoral pada program studi dan perguruan tinggi yang
sama diperoleh pada tahun 2009. Selama menempuh program doktoral, penulis
memperoleh bantuan dukungan dana beasiswa dari BPPS DIKTI. Penulis bekerja
sebagai staf pengajar Departemen Fisika FMIPA IPB di Bagian Biofisika mulai
tahun 2000.
Selama mengikuti program S-3, penulis telah mempresentasikan sebagian
hasil penelitian atau disertasi pada beberapa jurnal ilmiah dan seminar sebagai
berikut:
1. Seminar Nasional Sains IV di IPB bogor sebagai pemakalah oral dengan
judul “ Spektroskopi impedansi listrik buah Jeruk Keprok Garut dan sifat
fisiko kimia”. Pada seminar ini penulis tidak memuatkan tulisan makalah
tersebut dalam prosedingnya.
2. Jurnal nasional, pada bulan Desember 2011 telah dimuat dalam Jurnal
Biofisika volume 7 nomor 1 dengan judul “ Pendekatan model Zhang dan
Hayden dalam kajian listrik buah Jeruk Keprok Garut”.
3. Jurnal nasional, pada bulan Maret 2012 telah dimuat dalam Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas voluem 16, nomor 1 dengan judul” Kajian
kapasitansi listrik buah Jeruk Keprok Garut dan sifat fisiko kimianya”.
4. Jurnal internasional, pada bulan Agustus 2012 telah dimuat dalam
International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS volume 12
nomor 4, dengan judul “ Electrical behavior of Garut citrus fruits during
ripening: changes in resistance and capacitance models of internal fruits”.
5. Jurnal internasional, pada bulan November 2012 telah dimuat dalam
International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering
volume 2 issue 11, dengan judul “ The prospect of electrical impedance
spectroscopy as non-destructive evaluation of citrus fruits acidity”.
6. Jurnal internasional, sedang dalam proses menunggu proof reading pada
jurnal internasional terindeks SCOPUS, yaitu International Journal of Food
Properties - Manuscript ID LJFP-2012-0253 dengan judul “Electrical
Properties of Garut Citrus Fruits at Low Alternating Current Signal and Its
Correlation with Physicochemical Properties During Maturation”. Karya
ilmiah ini sudah dalam kondisi “Accepted” pada tanggal 18 agustus 2012
dan “Archiving completed” pada tanggal 16 januari 2013.