Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di...

6
Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 189 KAJIAN PRODUKTIVITAS BEBERAPA VUB PADI SAWAH DENGAN PENDEKATAN PTT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN MINAHASA August Polakitan dan L. Taulu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey ABSTRAK Padi merupakan komoditi strategis dan menjadi komoditas prioritas utama untuk mendapat perhatian dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah karena menyangkut sumber pangan semua lapisan masyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan beras untuk pangan maka tanaman padi tidak hanya diusahakan pada lahan sawah irigasi tetapi juga pada lahan tadah hujan yang potensi lahannya jauh lebih luas dari sawah irigasi. Dalam rangka peningkatan hasil tanaman pada lahan sawah tadah hujan maka inovasi teknologi terus dipacu. Pengkajian beberapa VUB padi sawah dengan pendekatan PTT dilahan sawah tadah hujan telah dilakukan di Minahasa pada bulan Juni sampai September 2008. Pengakajian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan varietas yaitu varietas ciherang, varietas cisantana, dan varietas IR 64 (milik petani) yang diulang 4 kali. Tujuannya untuk melihat daya adaptasi dan kemampuan tanaman padi VUB dilahan sawah tadah hujan . Hasil kajian menunjukkan varietas ciherang memberikan hasil tertinggi yaitu 7.1 ton GKP/ha kemudian varietas cisantana 6.6 ton GKP/ha dan teknologi petani dengan IR 64 menghasilkan 4.5 ton GKP/ha. Hasil analisis kelayakan teknologi ditemukan nilai R/C lebih besar 1, yaitu varitas ciherang (2,4), cisantana (2,2) dan teknologi petani IR64 (2,0) yang dikaji pada lahan tadah hujan, hal ini menunjukkan VUB padi sawah yang ditanam di sawah tadah hujan dengan penerapan PTT menguntungkan dan layak dikembangkan. Kata kunci: VUB, padi sawah, ciherang, cisantana, PTT, lahan tadah hujan. PENDAHULUAN Beras adalah komoditi yang strategis di Indonesia dan menjadi komoditas prioritas utama untuk mendapat perhatian dalam kegiatan penelitian dan pengembangan (Sastraatmadja et al 2003). Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah karena menyangkut sumber pangan bagi semua lapisan masyarakat. Terganggu ketersediaan beras berdampak sangat luas kepada hampir semua sektor. Beras menjadi makanan pokok penduduk Indonesia yang jumlahnya terus bertambah.

Transcript of Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di...

Page 1: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 189

KAJIAN PRODUKTIVITAS BEBERAPA VUB PADI SAWAH DENGAN PENDEKATAN PTT PADA LAHAN SAWAH TADAH

HUJAN DI KABUPATEN MINAHASA

August Polakitan dan L. Taulu

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey

ABSTRAK

Padi merupakan komoditi strategis dan menjadi komoditas prioritas utama untuk mendapat perhatian dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah karena menyangkut sumber pangan semua lapisan masyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan beras untuk pangan maka tanaman padi tidak hanya diusahakan pada lahan sawah irigasi tetapi juga pada lahan tadah hujan yang potensi lahannya jauh lebih luas dari sawah irigasi. Dalam rangka peningkatan hasil tanaman pada lahan sawah tadah hujan maka inovasi teknologi terus dipacu. Pengkajian beberapa VUB padi sawah dengan pendekatan PTT dilahan sawah tadah hujan telah dilakukan di Minahasa pada bulan Juni sampai September 2008. Pengakajian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan varietas yaitu varietas ciherang, varietas cisantana, dan varietas IR 64 (milik petani) yang diulang 4 kali. Tujuannya untuk melihat daya adaptasi dan kemampuan tanaman padi VUB dilahan sawah tadah hujan . Hasil kajian menunjukkan varietas ciherang memberikan hasil tertinggi yaitu 7.1 ton GKP/ha kemudian varietas cisantana 6.6 ton GKP/ha dan teknologi petani dengan IR 64 menghasilkan 4.5 ton GKP/ha. Hasil analisis kelayakan teknologi ditemukan nilai R/C lebih besar 1, yaitu varitas ciherang (2,4), cisantana (2,2) dan teknologi petani IR64 (2,0) yang dikaji pada lahan tadah hujan, hal ini menunjukkan VUB padi sawah yang ditanam di sawah tadah hujan dengan penerapan PTT menguntungkan dan layak dikembangkan.

Kata kunci: VUB, padi sawah, ciherang, cisantana, PTT, lahan tadah hujan.

PENDAHULUAN

Beras adalah komoditi yang strategis di Indonesia dan menjadi komoditas prioritas utama untuk mendapat perhatian dalam kegiatan penelitian dan pengembangan (Sastraatmadja et al 2003). Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah karena menyangkut sumber pangan bagi semua lapisan masyarakat. Terganggu ketersediaan beras berdampak sangat luas kepada hampir semua sektor. Beras menjadi makanan pokok penduduk Indonesia yang jumlahnya terus bertambah.

Page 2: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 190

Diperkirakan pada tahun 2020 dibutuhkan beras sebesar 35,97 juta ton dengan asumsi konsumsi 137 kg/kapitan (Irianto et al. 2009). Pada tahun 2008 pemerintah telah menetapkan P2BN yang bertekat meningkatkan produksi padi 5% setiap tahun. Untuk meningkatkan produksi tanaman padi secara lestari memerlukan inovasi teknologi. Tanaman padi memilki fase-fase pertumbuhan tanaman yang harus dipahami kemudian melakukan perbaikan teknologi budidaya dengan menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal bagi tanaman padi untuk setiap fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Produktivitas tanaman padi dilahan tadah hujan dapat ditingkatkan dengan memanipulasi source dan sink tanaman, hal ini dapat dilakukan dengan cara perbaikan lingkungan tumbuh agar menjadi lebih optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan mengoptimalisasikan sumber daya alam yaitu pengelolaan ruang, cahaya, air dan nutrisi yang optimal bagi tanaman padi, kondisi tersebut dapat meningkatkan efisiensi source tapi juga meningkatkan kekuatan sink. Peningkatan source dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah anakan total, sehingga luas daun meningkat, dengan demikian penyerapan cahaya matahari oleh daun lebih besar menyebabkan peningkatan kekuatan sink yang ditunjukkan dengan peningkatan anakan produktif lebih besar 80%, (Venkaterwaslu 1987). Padi tumbuh optimal pada kondisi tidak tergenang sebaliknya pemberian air secara terus menerus justru memberikan pengaruh negative terhadap pertumbuhan dan anakkan tanaman padi. Sehingga pengaturan draenasi dan penentuan jadwal penanaman yang sesuai dengan iklim yang ada harus mendapat perhatian utama.

Pertanaman padi di Sulawesi utara tersebar dibeberapa agroekosistem yaitu lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan kering dan lahan rawah. Dari segi iklim , jenis tanah dan tingkat kesuburan serta ketersediaan air sangat beragam. Potensi lahan sawah tadah hujan di Sulawesi utara cukup luas sekitar 48.000 ha yang hanya dapat ditanami padi 1-2 kali per tahun. Pada agroekosistem tersebut telah diterapkan paket-paket teknologi intensifikasi secara meluas dan telah berhasil meningkatkan produksi padi tetapi tidak diikuti dengan pendapatan petani bahkan pada daerah tertentu terjadi soilsickness atau penurunan fisik tanah. Dari hasil penelitian permasalahan tersebut dapat ditanggulangi antara lain dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) (Hasanuddin 2005).

Model pendekatan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) dipandang dapat memecahkan persoalan peningkatan hasil. Pada prinsipnya PTT memadukan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang (sinergis) guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahatani.

Page 3: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 191

Komponen teknologi seperti varietas unggul baru bermutu, pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL), peningkatan monitoring hama dan penyakit, dan penggunaan bahan organic yang disertai dengan penerapan beberapa komponen teknologi yang saling menunjang sangat mendukung usahatani padi di lahan sawah tadah hujan. Dalam rangka peningkatkan hasil secara lestari pada lahan sawah tadah hujan perlu pengkajian penerapan PTT padi sawah. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahu keragaan serta produktivitas VUB padi sawah di agroekosistem lahan sawah tadah hujan.

METODOLOGI

Pengkajian ini dilakukan di lahan sawah tadah hujan di desa Sumarayar Kabupaten Minahasa, sejak bulan Juni sampai September 2008. Pengkajian lapangan dirancang menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan varietas yang diulang 4 kali. Perlakuan varietas adalah ciherang, cisantana, dan varietas lokal (milik petani) sebagai pembanding. Varietas introduksi ciherang dan cisantana dikelolah dengan pendekatan PTT. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis, untuk melihat kelayakan teknologi dianalisis RC ratio.

Indentifikasi potensi peluang pengembangan intensifikasi padi dilahan sawah tadah hujan dan pengenalan masalah dan peluang dilakukan agar prilaku teknologi dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk memecahkan masalah setempat. Dalam pencapaian tujuan karakterisasi lokasi yang telah ditetapkan juga dilakukan. Kajian dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif petani desa koperator.

Paket teknologi PTT padi sawah tadah hujan Varietas yang digunakan adalah VUB ciherang dan cisantana, serta

varietas milik petani (IR 64). Penanaman dengan sistem tanam legowo 4:1 dengan bibit mudah (< 21 HSS) dan jumlah bibit 1-2 bibit per lobang tanam. Penambahan bahan organik 2 ton/ha, pemupukan fosfat dan kalium berdasarkan analisis tanah, pemupukan N di aplikasi 3 kali berdasarkan BWD, pengairan interminten, penyiangan dilakukan bila telah tumbuh gulma. Pengendalian OPT dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak 2 kali, menggunakan traktor kemudian digaru. Jarak waktu antara bajak 1 dengan tanam 21 – 25 hari. Penyiangan 2 x umur 21 hari dan 40 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan 3 kali dosis P dan K disesuikan dengan analisis tanah, N berdasarkan BWD, pupuk (kompos) disebar merata pada saat perataan lumpur dengan

Page 4: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 192

ukuran 2 ton/ha. Panen menggunakan sabit bergerigi dan perontokan bulir padi menggunakan alat perontok Pengamatan Agronomi tanaman padi dilapangan dilakukan melalui pemantauan bila terdapat pertumbuhan tanaman padi yang tumbuh menonjol lebih tinggi atau lebih pendek segera di cabut. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh pertumbuhan tanaman dilapangan yang seragam. Pengamatan komponen hasil meliputi panjang malai, jumlah gabah/malai, jumlah gabah berisi /bernas/malai jumlah gabah kosong, berat 1000 butir, produksi t/ha. Kemudian hasilnya disortir untuk memperoleh benih yang berkualitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Keragaan varietas unggul baru pada lahan tadah hujan didesa Sumarayar kabupaten Minahasa. MT. 2008

Varietas Tinggi tanaman

(cm)

Jumlah anakan produktif

Panjangmalai (cm)

Jumlah gabah per

malai

Jumlah gabah berisi/ malai

Hasil(ton/ha)

Ciherang 71 17 17 120 103 7.1 Cisantana 120 15 22 115 82 6.6 Teknologi petani IR 64

114 19 16,22 111 80 4.5

Tinggi Tanaman Pada Tabel 1. Terlihat perbedaan tinggi tanaman antara varietas yang ditanam, hal ini lebih bersifat genetis karena ciherang dan cisantana pertumbuhan tingi tanaman lebih pendek dibanding dengan varietas lokal. Jumlah anakanJumlah anakan produktif varietas IR 64 lebih tinggi dari varietas ciherang dan cisantana (Tabel 1.) hal ini diduga disebabkan oleh sifat genetik dari IR 64 yang memiliki anakan lebih tinggi dibanding dengan ciherang dan cisantana. Panjang malai, jumlah gabah berisi Rata-rata panjang malai, jumlah gabah berisi varietas VUB ciherang hasilnya lebih tinggi 7.1 ton/ha GKP lebih tinggi dari varietas cisantana yang hasilnya 6.6 ton/ha GKP. Bila di bandingkan kedua VUB ciherang dan cisantana hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas milik petani Ir 64 dengan hasil 4.5 ton/ha GKP. Dari data tersebut terlihat bahwa pengembangan VUB padi sawah di lahan tadah hujan di kabupaten Minahasa dapat dikembangkan

Page 5: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 193

kerena memberikan penampilan agronomi dan produksi lebih baik dibanding varietas milik petani (IR 64 tapi tidak murni).

Analisi Kelayakan Teknologi.Produksi tanaman padi yang tinggi belum tentu seiring dengan

peningkatan pendapatanan petani. Namun pendapatan petani sangat terkantung dengan banyaknya hasil yang dipanen oleh petani. Untuk meningkatkan hasil diperlukan masukan teknologi (bibit, pupuk, dan pengendalian H/P) yang intensif sehingga meningkatkan biaya usaha tani. Untuk menilihat kelayakan teknologi dalam usahatani padi sawah dilahan sawah tadah hujan di Minahasa dilakukan analisis usahatani Tabel 2.

Tabel 2. Analisis kelayakan usahatani VUB ciherang dan cisantana dilahan sawah tadah hujan di Kabupaten Minahasa Tahun 2008.

Uraian kb/ha

Ciherang Cisantana Varietas petani IR 64

Vol sat biaya vol Sat biaya vol sat biaya

Benih (kg) 25 5000 125000 25 5000 125000 40 5000 200000

Urea (kg) 2000 1400 2800000 200 1400 280000 100 1400 140000

Sp-36 (Kg) 100 1800 180000 100 1800 180000 50 1800 90000

Pestisida 1 paket 250000 250000 1 paket 250000 250000 1paket 250000 250000

Sewa traktor 1 ha 1000000 1000000 1 ha 1 ha 1000000 1 ha 1000000 1000000

Persemaian 2 OH 50000 100000 2 OH 50000 100000 2 OH 50000 100000

Meratakan sawah (OH)

20HOK 50000 1000000

20HOK 50000 1000000

15HOK 50000 750000

Tanam (OH) 20HOK 50000 1000000

20HOK 50000 1000000

16HOK 50000 800000

Mencaplak (OH) 4 HOK 50000 200000 4 HOK 50000 200000 0 Pemupukan(OH) 6 HOK 50000 300000 6 HOK 50000 300000

2HOK 50000 100000

Penyiangan (OH)

30HOKw 40000 1200000

30HOKw 40000 1200000

20HOK 40000 800000

Penyemprotan H/P (OH)

10HOK 50000 500000

10HOK 50000 500000

10HOK 50000 500000

Panen(Borong) 200000 2000000 2000000

Total biaya 8855000 8855000 6730000 Hasil panen /ha GKP 7001 6600 4500

Pendapatan hasil Hargasat

Jumlah(Rp) hasil

hargasat

JumlahRp hasil

hargasat

JumlaRp

hasil beras 4200.6 5000 21003000 3960 5000 19800000 2700 5000 13500000

Page 6: Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Pendekatan Ptt Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Minahasa

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Kajian Produktivitas Beberapa Vub Padi Sawah 194

KeuntunganRp 12148000 10945000 6770000

R/C 2.4 2.2 2 Catatan : harga dihitung yang berlaku didesa Sumarayar Tahun 2008

Pada Tabel 2. terlihat bahwa nilai tersebut R/C varietas ciherang dan cisantanan maupun teknologi petani yang menanam IR 64 memiliki nilai diatas 1 sehingga teknologi menguntungkan dan layak diterapkan pada lahan tadah hujan di kabupaten Minahasa.

KESIMPULAN

1. Dari data yang ditemui bahwa varietas padi ceherang, cisantana dan teknologi petani dapat dikembangkan pada lahan tada hujan di desa Sumarayar kabupaten Minahasa pada Musim hujan. Varietas ciherang memberikan hasil tertinggi 7.1 ton GKP/ha kemudian varietas cisantana 6.6 ton GKP/ha dan teknologi petani dengan IR 64 menghasilkan 4.5 ton GKP/ha.

2. Dari hasil analisis kelayakan teknologi ditemukan nilai R/C lebih besar 1, ini menunjukkan ketiga varitas ciherang cisantana dan teknologi petani yang dikaji pada lahan tadah hujan menguntungkan layak dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri S,dan Pramono J. 2005. Implementasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah pada program PMI di Jawa Tengah. Balai pengkajian teknologi pertanian Jawa Tengah.

Irianto G.S. 2009. Peningkatan produksi padi melalui IP padi 400. Balai Besar Penelitian tanaman padi. Badan Penelitian dan pengembangan pertanian Jakarta.

Venkateswarlu. B, R.M. visperas. 1987. Source-sink relationships in crop plants. International rice research instititute. Manila, Philippnes

Hasanudin Andi. 2005. Peranan proses sosialisasi terhadap adopsi varietas unggul padi tipe baru dan pengelolaanya. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Jln Merdeka No 47 Bogor 16111