Kajian kematian ibu 2012
-
Upload
dept-obstetri-dan-ginekologi -
Category
Documents
-
view
1.693 -
download
2
Transcript of Kajian kematian ibu 2012
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
1
KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION
Oleh Teti Tejayanti dan Tim
21 September 2012
Latar belakang
Kematian ibu di Negara Indonesia lebih tinggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya.
Untuk itu perlu diketahui penyebab kematian ibu sebagai upaya intervensi menurunkan
kematian ibu. Salah satu yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia adalah
kesenjangan/disparitas di antara region. Berbagai informasi penyebab kematian sudah banyak
diperoleh, akan tetapi bila ditinjau secara regional, informasi tersebut belum banyak diberikan.
Informasi tersebut sangat penting karena status kesehatan yang berbeda memerlukan intervensi
yang berbeda pula. Mempertimbangkan hal tersebut, maka kajian ini bertujuan untuk
memperoleh penyebab kematian ibu berdasarkan region.
Outcome status kesehatan yaitu kelahiran dan kematian. Informasi tersebut bersumber
pada data registrasi. Negara Indonesia belum mempunyai data registrasi yang memadai, sehingga
diperlukan data-data lain, salah satunya adalah riset berbasis survey. Badan Litbangkes telah
melakukan riset sebagai berikut :
1. Studi Tindak Lanjut Sensus Penduduk 2010 ( pada Tahun 2011)
2. Riset Fasilitas Kesehatan (RIFASKES) ( pada Tahun 2011)
3. Riskesdas 2010 ( Tahun 2010).
Riset –riset atau survey mempunyai kelemahan yaitu underreporting, untuk itu informasi dari ke
3 tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif dan saling
melengkapi. Walaupun mempunyai kekurangan, data survey juga mempunyai kelebihan, seperti
data kematian tidak selalu dilaporkan/tercatat di fasilitas, sehingga data berbasis komunitas
menjadi penting untuk diperoleh.
Hasil Studi Tindak Lanjut Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa penyebab dasar
kematian ibu adalah Hipertensi kehamilan dan Perdarahan post partum. Hasil Rifaskes juga
menginformasikan Poned dan Ponek sebagai upaya mencegah kematian ibu mempunyai fasilitas
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
2
yang minimal. Untuk itu perlu analisa menurut region, sehingga didapatkan faktor-faktor sdm,
sarana dan pelayanan yang terkait dengan 2 penyebab kematian tersebut.
Kasus kematian di Negara Indonesia mempunyai masalah yang sangat kompleks, namun
bukan tidak mungkin dapat diturunkan. Dengan berbagai informasi atau kajian yang
menginformasikan kesenjangan secara region atau wilayah, diharapkan dapat memberi arah
kebijakan yang lebih terarah sehingga secara bertahap kematian dapat diturunkan.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
3
TUJUAN UMUM
Mendapatkan pola penyebab kematian ibu di 5 region dan karakteristiknya berdasarkan data
Studi Tindak Lanjut Penyebab kematian SP2010 dan pola pelayanan kehamilan, persalinan ,
nifas pada kasus Hipertensi Dalam Kehamilan dan Perdarahan Post Partum berdasarkan data
Riskesdas 2010 dan ketersediaan fasilitas Poned dan Ponek di 5 region berdasarkan data
Rifaskes 2011.
TUJUAN KHUSUS
1. Memperoleh informasi penyebab kematian ibu di 5 region (Data Studi Tindak lanjut
SP2010)
2. Memperoleh informasi karakteristik kematian ibu berdasarkan penyebab kematian
ibu(Data Studi Tindak lanjut SP2010)
3. Memperoleh deferensial regional pada kasus Hipertensi dalam kehamilan mencakup
pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas di 5 region berdasarkan data Riskesdas 2010.
4. Memperoleh deferensial regional pada kasus Perdarahan Post Partum mencakup
pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas di 5 region berdasarkan data Riskesdas 2010.
5. Memperoleh ketersediaan fasilitas Poned dan Ponek di 5 region berdasarkan Data
Rifaskes 2011
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
4
RUANGLINGKUP
Sumber Data:
1.STUDI TINDAK LANJUT SP2010
2. RISKESDAS 2010
3. RIFASKES 2010
4. Dilengkapi data sekunder lainnya…………….
Studi Tindak Lanjut SP 2010
Ruang lingkup penelitian Studi Penyebab Kematian SP 2010 adalah seluruh kejadian pregnancy
related death dari data SP 2010. Pregnancy Related Death adalah kejadian kematian yang
dilaporkan oleh rumah tangga meninggal pada periode masa hamil sampai 2 bulan setelah
melahirkan dihitung sejak 1 Januari 2009 sampai pelaksanaan SP 2010. Terdapat sekitar 8000
kasus pregnancy related death dari SP 2010 yang telah diverifikasi ulang oleh BPS daerah.
Cara pemilihan Kab/Kota untuk studi penyebab kematian maternal dilakukan
1) Sumatera; seluruh provinsi di pulau Sumatera
2) Jawa-Bali; seluruh provinsi di pulau Jawa dan provinsi Bali,
3) Kalimantan; meliputi seluruh provinsi di pulau Kalimantan
4) Sulawesi; meliputi seluruh provinsi di gugusan pulau Sulawesi
5) IBT/Lainnya; meliputi provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan
Papua.
Dari 8464 kasus pregnancy related death hasil verifikasi data SP 2010 maka terpilih 4167 kasus
sebagai sampel yang berlokasi pada 134 Kab/Kota yang terpilih di 27 Provinsi.
Cara pengumpulan data adalah semua RT yang melaporkan kasus pregnancy related death
dikunjungi ulang oleh petugas pencacah yang sudah dilatih melakukan wawancara autopsi verbal
menggunakan kuesioner AVKM2011-Individu.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
5
Petugas pelaksana pengumpul data adalah mitra/petugas BPS yang direkrut oleh BPS
Provinsi di bawah koordinasi BPS Pusat. Kriteria petugas adalah minimal berpendidikan D3,
diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan kebidanan, keperawatan.
Hasil kunjungan lapangan adalah terdapat 3984 yang selesai diwawancarai dan kuesioner
terisi lengkap, sisanya kuesioner tidak terisi lengkap. Untuk menentukan penyebab kematian
dilakukan oleh seorang dokter berdasarkan kuesioner AV melalui kegiatan resume dan
penegakkan diagnosis dengan menetapkan penyebab kematian mengacu ketentuan ICD 10,
WHO.
Data Riskesdas 2010
Ruang lingkup …………..
Data Rifaskes 2011
Ruang lingkup……………….
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
6
KERANGKA PIKIR
Penyebab kematian ibu secara diagnosis terbagi menjadi 8 kelompok penyebab kematian ibu
berdasarkan penyebab dasar (underlying cause of death). Penyebab kematian /diagnosis ini akan
dianalisis menurut region. Tujuannya adalah melihat apakah terjadi perbedaan pola di antara 5
region tersebut. Berdasarkan data Studi Tindak lanjut SP 2010, penyebab yang tertinggi adalah
Kelompok Hipertensi dalam kehamilan dan Perdarahan Post Partum. Analisa ratio bertujuan
untuk mendapatkan region yang paling mempunyai resiko terjadinya kasus/ penyebab tertinggi
kematian. Sehingga intervensi lebih terarah.
Penyebab kematian ibu mungkin berhubungan dengan karakteristik kematian ibu. Sehingga perlu
dilakukan analisa karakteristik menurut penyebab dasar kematian ibu. Dengan diketahuinya
faktor predisposisi ini maka pencegahan dapat lebih direncanakan sebaik mungkin untuk
pencegahan kematian. Karakteristik yang dianalisa adalah :
- Umur
- Status Kawin
- Paritas
- Pendidikan
- Tempat meninggal
- Wilayah perdesaan dan perkotaan
Penyebab kematian ibu juga mencakup akses dan pelayanan. Akses pada kajian ini bersumber
pada literatur-literatur. Akses akan dianalisa dengan faktor ekonomi pada IPM. Pada ibu yang
berekonomi rendah diasumsikan untuk akses kurang pada layanan kesehatan.
Penyebab kematian yang mencakup pelayanan dapat diperoleh melalui analisa kinerja dan
analisa fasilitas. Analisa kinerja dapat diperoleh melalui data Riskesdas 2010. Oleh karena
penyebab utama kematian ibu adalah HDK dan PPH, maka analisa kinerja mencakup:
1. Fase kehamilan :
- Periksa kehamilan oleh nakes/ non nakes
- Frekuensi antenatal care(anc) pada trimester 3
- Jenis pemeriksaan : pemeriksaan tekanan darah, darah dan urin.
2. Fase Persalinan : penolong persalinan yaitu nakes atau non nakes
3. Periode nifas : Kunjungan nifas 1 hari pertama
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
7
Analisa pelayanan fasilitas diperoleh dengan menganalisa system emergensi pelayanan obstetrik
yaitu : PONED dan PONEK. Selain fasilitas sarana, maka sumber daya manusia (SDM) yang
paling banyak melakukan pertolongan persalinan adalah bidan, maka akan dianalisa ketersediaan
bidan di desa. Analisa fasilitas Poned, Ponek dan bidan di desa diperoleh dari data Rifaskes
2011.
Hasil analisa akan dirangkum sehingga menghasilkan alur pemikiran secara komprehensif dan
menghasilkan rekomendasi dengan mempertimbangkan kebijakan yang ada dalam system
pelayanan kesehatan di Indonesia.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
8
METODE
KERANGKA KONSEP
KARAKTERISTIK: Umur, status kawin, paritas, pendidiakn tempat meninggal, wilayah desa kota (STUDI TINDAK LANJUT SP 2010)
KINERJA : KASUS HDK & PPH :ANC, PERSALINAN, KF (DATA RISKESDAS 2010)
FASILITAS PONED DAN PONEK (DATA RIFASKES 2011)
STATUS EKONOMI dari IPM 2007 (IPM BPS 2007)
KEMATIAN IBU
(PENYEBAB DASAR KEMATIAN IBU by REGION)
(STUDI TINDAK LANJUT SP 2010)
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
9
1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
- STUDI TINDAK LANJUT SP 2010 : DILAKUKAN TAHUN 2011 DI 134
KAB/KOTA
- RISKESDAS 2010 : PADA TAHUN 2010 DI SELURUH KAB/KOTA DI INDONESIA
- RIFASKES 2011 :PADA TAHUN 2011 DI SELURUH KAB/KOTA DI INDONESIA
- IPM 2007 : IPM 2007 DI SELURUH KAB/KOTA DI INDONESIA.
- Analisa /kajian kematian ibu pada bulan Juli-Oktober 2012
2. JENIS PENELITIAN : KAJIAN DATA SEKUNDER
3. SUMBER DATA : Studi Tindak Lanjut 2010 (STL SP 2010), Riskesdas 2010, Rifaskes
2011, IPM BPS 2007
4. POPULASI :
- Seluruh kematian Pregnancy Related Death SP 2010.
- Seluruh ibu hamil/melahirkan di Riskesdas.
- Seluruh Poned dan pONEK di Indonesia.
- Seluruh kab/kota untuk IPM.
5. SAMPEL :
Studi STL SP10 : jumlah sampel : 3384 kematian ibu
Cara penarikan sampel : PSU dengan kluster.
Penarikan sampling : kaidah probably sampling
Desain : Stratified Probability Proportional to Size (PPS)
6. DEFINISI OPERASIONAL
Definitions related to maternal mortality ( ICD 10, WHO) Maternal death A maternal death is the death of a woman while pregnant or within 42 days of termination of
pregnancy, irrespective of the duration and the site of the pregnancy, from any cause related to or
aggravated by the pregnancy or its management, but not from accidental or incidental causes.
Maternal deaths should be subdivided into two groups: A. Direct obstetric deaths Direct obstetric deaths are those resulting from obstetric complications of the pregnant state
(pregnancy, labour and puerperium), from interventions, omissions, incorrect treatment, or from a
chain of events resulting from any of the above.
B. Indirect obstetric deaths
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
10
Indirect obstetric deaths are those resulting from previous existing disease or disease that
developed during pregnancy and which was not due to direct obstetric causes, but which was
aggravated by physiologic effects of pregna1
Pelaporan kematian ibu merujuk pada ICD 10 WHO adalah sebagai berikut :
International reporting
For the purpose of the international reporting of maternal mortality, only those maternal deaths occurring before the end of the 42-day reference period should be included in the calculation of the various ratios and rates, although the recording of later deaths is useful for national analytical purposes.
Published maternal mortality rates
Published maternal mortality rates should always specify the numerator (number of recorded maternal deaths), which can be given as:
• the number of recorded direct obstetric deaths, or
• the number of recorded obstetric deaths (direct plus indirect).
It should be noted that maternal deaths from HIV disease (B20-B24) and obstetrical tetanus (A34) are coded to Chapter I. Care must be taken to include such cases in the maternal mortality rate.
5.8.4 Denominators for maternal mortality
The denominator used for calculating maternal mortality should be specified as either the number of live births or the number of total births (live births plus fetal deaths). Where both denominators are available, a calculation should be published for each.
Ratios and rates
Results should be expressed as a ratio of the numerator to the denominator, multiplied by k (where k may be 1000, 10 000 or 100 000, as preferred and indicated by the country). Maternal mortality ratios and rates can thus be expressed as follows:
Maternal mortality rate1
Maternal deaths (direct and indirect)
Live births k
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
11
Hasil ratio tersebut diperoleh dengan cara numerator adalah maternal death hasil SP 2010 yang
sudah divalidasi dan ditentukan penyebab dasar kematiannya berdasarkan final underlying cause
of death dan sebagai denominator adalah Lahir Hidup yang diperoleh dari hasil SP 2010
kemudian dikalikan 100.000
Definisi operasional Hipertensi dalam kehamilan : pengelompokkan penyakit code O10-O16.
Definisi opersional Perdarahan post partum : penyakit dengan code O72.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
12
HASIL
1. PENYEBAB KEMATIAN
TABEL 1-3 : menurut saran Prof Budi:
TABEL 1 Jumlah kematian dalam bulan SUM JB KAL SL IBT INDO
Jumlah kematian 17 bulan 576 1878 118 495 317 3384
% 17.0 55.5 3.5 14.6 9.4 100.0
Jumlah kematian 12 bulan 409 1333 84 351 225 2403
% 17.0 55.5 3.5 14.6 9.4 100.0
TULISAN YG MERAH SEHARUSNYA DIISI DENGAN JUMlLAH KEMATIAN
SEBENARNYA (8 RIBUAN KASUS), TAPI BELUM DI PEROLEH JUMLAH
PERREGION.
TABEL 2 Jumlah kematian dalam bulan SUM JB KAL SL IBT INDO
Jumlah kematian 17 bulan 1740 3336 587 982 893 7537
Jumlah kematian 12 bulan 1235 2369 417 697 634 5351
Jumlah Lahir Hidup 12 bulan 1,072,588 2,371,448 280,717 345,556 331,845 4,402,154
RATIO 115.1 99.9 148.4 201.7 191.1 121.6
TABEL 3
REGION
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH SUM JB KAL SL IBT INDO
1 Pregnancy with abortive outcome 3.9 4.2 2.7 5.6 4.1 4.2
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 33.2 33.2 34.9 32.6 25.7 32.4 3 Placenta previa,premature separation of placenta and
Antepartum haemorrhage 4.4 2.7 4.3 2.3 3.7 3.3
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 3.0 1.8 0.0 0.8 0.1 1.6
5 Obstructed Labour 0.5 1.1 0.0 0.6 1.0 0.8
6 Postpartum haemorrhage 16.4 16.7 28.1 26.2 29.6 20.3
7 Other complications of pregnancy and delivery 11.1 6.0 2.9 7.6 5.8 7.1 8
Complication predominantly related puerperium and other conditions 27.5 34.4 27.1 24.2 29.9 30.4
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
13
TABEL 5
RATIO BY REGION
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH SUM JB KAL SUL IBT INDO
1 Pregnancy with abortive outcome 4.4 4.2 4.0 11.3 7.9 5.1
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 38.3 33.1 51.8 65.7 49.0 39.3 3 Placenta previa,premature separation of placenta and
Antepartum haemorrhage 5.1 2.7 6.3 4.7 7.1 4.0
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 3.4 1.8 0.0 1.6 0.2 1.9
5 Obstructed Labour 0.5 1.1 0.0 1.2 1.9 1.0
6 Postpartum haemorrhage 18.9 16.7 41.7 52.8 56.5 24.6
7 Other complications of pregnancy and delivery 12.8 6.0 4.3 15.4 11.1 8.7 8 Complication predominantly related puerperium and
other conditions 31.7 34.3 40.2 48.9 57.1 36.9
Total 115.1 99.9 148.5 201.8 190.8 121.6
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
14
2. KARAKTERISTIK PENYEBAB KEMATIAN
A. UMUR
TABEL 2A
UMUR
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH <20 thn 20-35 thn >35 thn Total
1 Pregnancy with abortive outcome 4.7 4.7 3.7 4.4
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 36.5 29.2 37.0 31.8
3 Placenta previa,premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage
1.8 2.6 3.3 2.8
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 1.0 1.7 0.6 1.4
5 Obstructed Labour 0.7 0.8 0.6 0.7
6 Postpartum haemorrhage 17.7 22.7 24.3 22.8
7 Other complications of pregnancy and delivery 6.7 6.1 7.0 6.4
8 Complication predominantly related puerperium and other conditions
31.0 32.2 23.5 29.8
Total 100.0 100.0 100.0 100.0
2B. SATUS KAWIN
TABEL 2B:
STATUS KAWIN
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH
Blm kawin Kawin
Hidup bersama Pisah
Cerai hidup
Cerai mati NA Total
1 Pregnancy with abortive outcome 3.6 4.1 11.5 0.0 19.2 0.0 10.6 4.4
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 30.7 32.2 24.5 0.0 38.5 0.0 21.3 31.9
3 Placenta previa,premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage
4.3 2.8 2.5 0.0 0.0 0.0 0.0 2.8
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 0.0 1.4 0.0 0.0 0.0 0.0 2.1 1.3
5 Obstructed Labour 0.0 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.7
6 Postpartum haemorrhage 35.7 22.2 28.0 0.0 11.5 28.6 31.9 22.6
7 Other complications of pregnancy and delivery 6.4 6.5 2.5 0.0 3.8 0.0 12.8 6.4
8 Complication predominantly related puerperium and other conditions
19.3 30.0 31.0 100.0 26.9 71.4 21.3 29.9
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
15
2C. JUMLAH ANAK/ PARITAS
JUMLAH ANAK NO
UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH anak =<1
Anak 2
Anak 3-4 Anak>4 Total
1 Pregnancy with abortive outcome 5.9 3.4 3.1 2.7 4.4
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 32.6 31.8 31.7 30.2 32.0
3 Placenta previa,premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage
2.6 3.7 2.2 3.3 2.8
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 1.5 1.8 0.6 1.1 1.3
5 Obstructed Labour 0.7 0.8 0.3 1.0 0.7
6 Postpartum haemorrhage 13.3 27.6 31.7 30.7 22.6
7 Other complications of pregnancy and delivery 6.7 6.4 5.2 7.1 6.3
8 Complication predominantly related puerperium and other conditions
36.8 24.4 25.1 23.8 30.0
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
2D. PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH
SD* SMP /SMA PT* Total
1 Pregnancy with abortive outcome 4.1 4.5 5.8 4.3
2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 29.5 35.6 37.5 31.8
3 Placenta previa,premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage
3.1 2.2 3.3 2.8
4 Other maternal care related to fetus and amniotic 1.2 1.5 2.0 1.3
5 Obstructed Labour 0.9 0.3 0.0 0.7
6 Postpartum haemorrhage 24.7 19.7 15.4 22.7
7 Other complications of pregnancy and delivery 6.7 6.0 6.8 6.5
8 Complication predominantly related puerperium and other conditions
29.8 30.1 29.2 29.8
Total 100.0 100.0 100.0 100.0
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
16
2E. WILAYAH : PERDESAAN/PERKOTAAN
WILAYAH
NO UNDERLYING CAUSE OF MATERNAL DEATH Perkotaan Perdesaan Total
1 Pregnancy with abortive outcome 4.67 3.86 4.15 2 Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders 36.14 30.21 32.37 3 Placenta previa,premature separation of placenta and
Antepartum haemorrhage 3.57 3.15 3.30 4 Other maternal care related to fetus and amniotic 1.50 1.65 1.59 5 Obstructed Labour 0.77 0.81 0.80 6 Postpartum haemorrhage 14.26 23.73 20.28 7 Other complications of pregnancy and delivery 6.60 7.42 7.12 8 Complication predominantly related puerperium and
other conditions 32.49 29.17 30.38
Total 100.00 100.00 100.00
2F. TEMPAT MENINGGAL
Distribusi Tempat_Meninggal
PENYEBAB KEMATIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A 3.8 2.6 8.7 5.8 20.0 5.6 2.3 20.0
B 38.7 33.8 32.0 24.6 26.7 16.7 13.3 12.5 62.5 25.3 26.2 45.0
C 3.9 4.0 1.4 2.9 7.5 2.3 2.5
D 1.4 2.6 2.9 1.4 1.8
E 0.8 1.4 1.2 0.6 0.2
F 16.4 18.0 36.0 40.6 33.7 100.0 50.0 40.0 32.5 21.2 33.3 25.0
G 6.8 6.5 8.0 2.9 5.8 13.3 20.0 25.0 6.9 11.2
H 28.3 31.0 24.0 18.8 23.8 33.3 13.3 27.5 12.5 36.6 22.5 10.0
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
PENYEBAB KEMATIAN:
A. Pregnancy with abortive outcome
B. Oedem, Proteinuria and hypertensive disorders
C. Placenta previa,premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage
D. Other maternal care related to fetus and amniotic
E. Obstructed Labour
F. Postpartum haemorrhage
G. Other complications of pregnancy and delivery
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
17
H. Complication predominantly related puerperium and other conditions
TEMPAT MENINGGAL :
1. Rs Pemerintah
2. RS Swasta
3. RSIA
4. RSB
5. Puskesmas
6. Pustu
7. Polindes/Poskesdes
8. Dokter praktek Swasta
9. Bidan Praktek Swasta
10. Rumah Dukun
11. Rumah Sendiri
12. Lainnya.
13. NA ( tidak terisi)
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
18
3. HASIL KINERJA
3A. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (HDK)
KASUS HDK DATA RISKESDAS 2010
NO REGION 5 THN 1 THN % RATIO HDK
1 Sumatera 85390 17078 13.5 15.9
2 Jabal 377295 75459 59.8 31.8
3 Kalimantan 42425 8485 6.7 30.2
4 Sulawesi 65644 13129 10.4 38.0
5 IBT 60461 12092 9.6 36.4
Total 631215 126243 100.0 28.7
ANC :
DISTRIBUSI BY REGION (DATA RISKESDAS)
NO PERIKSA KEHAMILAN SUM JB KAL SL IBT INDO
1 Tenaga kesehatan 77.1 89.3 86.0 66.9 66.4 82.9
2 Tenaga kesehatan dan dukun 16.9 9.3 10.6 24.3 16.7 12.7
3 Dukun 2.1 0.6 3.5 6.2 5.2 2.0
4 Tidak diperiksa 4.0 0.8 2.5 11.7 2.4
100 100 100 100 100 100
DISTRIBUSI BY REGION
NO PERIKSA KEHAMILAN SUM JB KAL SL IBT INDO
1 Tidak diperiksa tekanan darah 9.2 2.8 2.5 4.1 6.5 4.1
2 Tidak diperiksa urin 55.7 41.4 55.8 61.8 71.4 48.8
3 Tidak diperiksa darah 68.0 58.5 61.1 81.0 52.6 61.7
REGION
FREKUENSI ANC TM 3 SUM JB KAL SUL IBT Total
< 2 KALI 21.6
9.9
23.0
22.5
17.0
14.3
> 2 KALI/LAINNYA 78.4
90.1
77.0
77.5
83.0
85.7
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
19
Total 100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
NO REGION RATIO K4
1 SUM 344
2 JB 314
3 KAL 695
4 SUL 855
5 IBT 621
6 INDO 411
3B. PERSALINAN
PROPORSI BY REGION DATA RISKESDAS 2010
YANG TERAKHIR MENOLONG PERSALINAN SUM JB KAL SUL IBT INDO
dokter-perawat 88.6
91.8
87.0
61.6
72.6
86.1
dukun, dll 11.4
8.2
13.0
38.4
27.4
13.9
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
3C. KUNJUNGAN NIFAS (KF1 HARI PERTAMA)
SUM JB KAL SUL IBT SUM
dikunjungi nakes 1 hari pertama proporsi 43.7 38.9 45.6 54.8 47.1 41.7
ratio 50
100
118
107
93
89
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
20
3B. PERDARAHAN POST PARTUM (PPH/HPP)
KASUS PPH
NO REGION 5 TH 1 TH % RATIO
1 SUM 82509 16502 16.4 15.4
2 JB 303663 60733 60.2 25.6
3 KAL 29022 5804 5.8 20.7
4 SUL 46142 9228 9.2 26.7
5 IBT 42762 8552 8.5 25.8
Total 504098 100820 100.0 22.9
NO ANC REGION
SUM JB KAL SUL IBT INDO
1 Tenaga kesehatan 84.08 87.25 77.88 70.65 76.29 83.74
2 Tenaga kesehatan dan dukun 13.12 11.09 14.13 19.53 16.10 12.80
3 Dukun 2.10 0.59 7.98 6.86 4.14 2.14
4 Tidak diperiksa 0.70 1.07 2.96 3.46 1.32
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
21
NO JENIS PEMERIKSAAN KEHAMILAN REGION
1 PEMERIKSAAN TD SUM JB KAL SUL IBT INDO
Ya 93.4 95.3 96.7 98.6 90.8 95.0
Tidak 6.6 4.7 3.3 1.4 9.2 5.0
2 PEMERIKSAAN URIN
Ya 44.5 53.7 49.8 27.8 48.3 49.3
Tidak 55.5 46.3 50.2 72.2 51.7 50.7
3 PEMERIKSAAN DARAH
Ya 30.2 39.8 33.3 26.0 51.0 37.6
Tidak 69.8 60.2 66.7 74.0 49.0 62.4
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
NO REGION RATIO K4 (DATA RISKESDAS 2010)
1 SUM 4.3
2 JB 3.0
3 KAL 3.4
4 SUL 3.0
5 IBT 6.5
INDO 3.6
NO YANG TERAKHIR MENOLONG PERSALINAN
PROPORSI BY REGION DATA RISKESDAS 2010
SUM JB KAL SUL IBT INDO
1 dokter-perawat 93.6
91.4
82.2
73.3
82.0
88.8
2 dukun, dll 6.4
8.6
17.8
26.7
18.0
11.2
Total 100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
DATA RISKESDAS 2010
REGION RATIO KF 1
SUM 6.92
JB 8.67
KAL 7.46
SUL 9.37
IBT 8.73
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
22
INDO 8.23
HASIL EKONOMI (SUMBER IPM, BPS) THN 2007
EKONOMI THN 2010 : BELUM DITAMPILKAN
RATA-RATA EKONOMI Sumatera 608.2
Jawa-Bali 622.5
Kalimantan 617.4
Sulawesi 609.0
IBT 590.9
Indonesia 610.7
^
|
| Hasilnya tidak berbeda dengan IPM, rata-rata
ekonomi region IBT adalah yang terendah,
diikuti oleh region Sulawesi
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
23
4.HASIL PELAYANAN FASILITAS ( SUMBER DATA RIFASKES)
4A. FASILITAS PONED
Puskesmas PONED dan Non-PONED by Region
Data Rifaskes
0.005.00
10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.00
23.30
42.35
7.8914.22 12.25
25.99
39.81
9.68 12.13 12.40
PONED NON PONED
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
24
4B. RS PONEK
Tabel 10. Ketersediaan Obat PONED Penting
Lainnya di IFK, 2010
0.3%
1.3%
1.3%
6.3%
13.3%
16.8%
20.3%
32.3%
0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0%
Cedilanide inj
Cairan infus larutan A2
Natricus
Natrium bicarbonat 0,83 mEK/ml inj (Meylon)
Pethidin inj 50 mg/ml
Dextran 40
Tramadol inj 100 mg/2 ml
Bicarbonas
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
25
KOMPONEN PONEK YANG HARUS DIPENUHI:
0.3%
1.3%
1.3%
6.3%
13.3%
16.8%
20.3%
32.3%
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%
Cedilanide inj
Cairan infus …
Natricus
Natrium bicarbonat …
Pethidin inj 50 mg/ml
Dextran 40
Tramadol inj 100 …
Bicarbonas
No
Komponen PONEK
Jumlah RS
n %
1 Memiliki dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi 330 48,2
2 Memiliki dokter yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK di RS 361 52,8
3 Memiliki bidan yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK 365 53,4
4 Memiliki perawat yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK 271 39,6
5 Memiliki prosedur pendelegasian wewenang tertentu 238 34,8
6 Memiliki tim siap melakukan operasi meskipun on call 494 72,2
7 Memiliki pelayanan darah siap 24 jam 369 53,9
8 Memiliki laboratorium siap 24 jam 436 63,7
9 Memiliki radiologi siap 24 jam 393 57,5
10 Memiliki fasilitas farmasi siap 24 jam 452 66,1
11 Memiliki tim PONEK esensial 296 43,3
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
26
KETERANGAN
desa dengan bidan yang menetap : jumlah desa di regional
TERKAIT KEMATIAN IBU
Sul Jabal Kal Sum IBT
(%) (%) (%) (%) (%)
Bidan menetap di desa 53 77.4 49.8 60 37
Puskesmas PONED 21.2 19.6 15.7 17 18.5
Keberadaan dokter di puskesmas 93.5 98.8 94.6 97.2 85.9
Puskesmas melayani persalinan 58.1 42.2 50.3 43.1 67.4
Rasio dokter berbanding puskesmas 1.76 2.135 1.76 2.24 1.4
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
27
puskesmas PONED berbanding puskesmas total di regional
dokter berbanding julah puskesmas di regional
puskesmas melayani persalinan berbanding puskesmas total di regional
jumlah dokter berbading puskesmas di reguonal
PEMBAHASAN ( BELUM DIPERBAIKI sesuai tujuan…………….)
HDK
Kasus HDK menjadi urutan pertama tertinggi diseluruh region.
Hasil analisa data Riskesdas 2010 dan Studi Tindak lanjut SP 2010 menujukkan terdapat
kesenjangan di antara region.
Secara berurut kasus HDK dari yang tertinggi :
1. Sulawesi
2. IBT
3. Kalimantan
4. Jawa Bali
5. Sumatera.
Berdasarkan data Riskesdas yaitu pada ibu yang masih hidup kejadian pasca nifas hanya 2,4%
berdasarkan ibu yang meninggal rationya tertinggi diantara penyebab lain, sehingga dapat
diasumsikan mempunyai case fatality rate yang tinggi . Secara Teori juga demikian…….( teori
dicari). Gejala HDK adalah hipertensi, udem dan proteinuria, dan bila parah menjadi ecklampsia
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
28
(keracunan kehamilan dengan tanda kejang). Sehingga bila ibu sudah sudah menunjukkan gejala
udem, hipertensi , proteinuria segera diterapi sesegera mungkin supaya tidak menjadi eclampsia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kasus HDK, preventif menjadi penting, karena kuratif
pada saat terjadi eclampsia , survivenya sangat kecil.
Preventif pada HDK yaitu dengan memeriksakan kehamilan secara rutin pada tenaga kesehatan.
Dari data Riskesdas dapat ditunjukkan bahwa ibu yang yang terkena HDK pada Region Sulawesi
untuk anc pada nakes persen cukup lumayan 85,96 dan pada ibu yang meninggal 93,6 persen.
Secara kualitas, standard pemeriksaan minimal pada anc adalah pada trimester satu sebanyak
satu kali, trimester kedua satu kali dan trimester ketiga sebanyak dua kali. Secara kualitas,
pemeriksaan trimester satu, dua dan tiga, Region Sulawesi menjadi region yang kualitasnya baik
secra rasio dan proporsi, lebih buruk di banding region lainnya.
Kualitas pemeriksaan pada ibu yang meninggal, yaitu pemeriksaan urin dan darah sebagai
indikator untuk menentukan terjadinya HDK, secara proporsi maupun ratio, Region Sulawesi
paling banyak tidak melakukan ke 2 pemeriksaan tsb. Dari pemeriksaan tekanan darah, tidak
menujukkan Region Sulawesi tidak menujukkan yang terburuk diantara 4 region lainnya.
Dari data ini dapat disimpulkan, bahwa walaupun kunjungan ke nakes mencapai 90 persen,
tetapi bila secara kualitas tidak dipenuhi, maka ratio ibu yang meninggal menjadi lebih tinggi.
Tidak dilakukannya pemeriksaan urin dan darah sangat penting untuk mencegah kematian
karena HDK.
Hasil pemeriksaan tekanan darah secara teori seharusnya seiring dengan besarnya kejadian
penyakit, tapi data tidak menghasilkan seperti demikian. Hal ini menjadi pertanyaan apakah
pemeriksaan darah tersebut benar dilakukan atau hanya sekedar formalitas standard pemeriksaan,
sehingga kualitas dari pemeriksaan tekanan darah tidak menunjukkan hasil yang spesifik HDK.
Pada periode persalinan, kasus HDK adalah kasus komplikasi sehingga harus dirujuk .
Berdasarkan data Riskesdas yaitu ibu yang hidup secara proporsi, pertolongan pertama oleh
bidan dari 50,61 persen kemudian pertolongan terakhir menjadi 53,04 persen. Kemungkinan
yang terjadi adalah ada rujukan dari dukun, karena penolong persalinan oleh dukun yang terakhir
sebagia penolong berkurang, sedangkan pada bidan betambah. Akan tetapi harusnya bidan
merujuk kasus-kasus komplikasi. Harusnya persentase pada bidan menurun, tetapi data
menunjukkan persentase justru meningkat, secara kompetensi hal ini tidak dibenarkan.
Hasil penolong persalinan pertama dan terakhir pada ibu yang meninggal menujukkan
konsistensi rujukan. Pada dukun, persentase menurun, pada bidan persentase menurun dan pada
dokter kandungan persentase meningkat. Akan tetapi kasus HDK yang meninggal ada 42,71
persen yang ditangani oleh tenaga yang seharusnya secara kompetensi tidak boleh menangani
kasus komplikasi dan ini dibuktikan dengan tempat meninggal di Rumah Sakit berkisar 61
persen.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
29
Pada periode persalinan dan nifas, data menunjukkan bahwa periode ini menjadi sangat penting
untuk dalam pengawasan. Persentase kematian tinggi pada periode nifas, yaitu saat plasenta
(ari-ari) terlahir sampai pada masa 42 hari pasca persalinan. Kejadian kematian tertinggi pada
saat keluar plasenta sampai kurang dari 1 hari sebanyak 15,63%, selanjutnya 1 hari pasca
persalinan sebanyak 14,37% , hari ke 2-4 berkisar 3 % dan lebih dari 4 hari berkisar 0 - 1, 6%.
Pada ibu yang hidup kejadian pasca persalinan hanya 2,4 % dan pada kematian merupakan ratio
tertinggi sebagai penyebab kematian, hal ini dapat diasumsikan bahwa ibu yang terkena kasus
HDK untuk survive sangat kecil. Kesimpulan pengawasan pada periode persalinan pada kasus
HDK menjadi 1 hari post partum menjadi periode kritis, sehingga pemantauan yang ketat sangat
diperlukan.
Seperti disebutkan diatas bahwa periode nifas pada 1 hari pasca bersalin menjadi momen kritis.
Data Riskesdas 2010, kunjungan nifas bila dilihat penolong persalinan yang paling banyak tidak
melakukan kunjungan nifas 1 hari pertama adalah secara berurut adalah bidan (54,06 %), dukun
(40,61%) dan terakhir adalah dokter spesialis kandungan (35,44%). Hari kedua yang paling
banyak tidak melakukan kunjungan secara berurut adalah dokter kandungan (16%), dukun
(14,42%) dan terakhir bidan (9,15). Hasil STL SP 2010, juga menunjukkan hal yang serupa
bahwa pada 3 hari pertama yang paling banyak tidak melakukan kunjungan adalah bidan,
kemudian dukun dan terakhir dokter kandungan. Sudah seharusnya kunjungan nifas menjadi
wajib bagi penolong persalinan untuk mencegah kematian ibu. Region Sulawesi menjadi region
paling banyak mempunyai bidan yang tidak melakukan kunjungan 3 hari pasca persalinan.
Perdarahan post aprtum
……………………………..
Fasilitas:
Kasus HDK adalah komplikasi darurat yang dibutuhkan penanganan secara cepat. Fasilitas
kamar operasi siap 24 jam, tim siap operasi 24 jam, radiologi 24 jam sebagai bagian persyaratan
PONEK, yaitu emergensi di rumah sakit, Region Sulawesi mempunyai persentase terrendah
dibanding region lainnya.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
30
RANGKUMAN
1. Penyebab dasar kematian ibu yang utama : Hipertensi dalam kehamilan dan
Perdarahan post partum
2. Region yang paling beresiko kasus Hipertensi Dalam Kehamilan adalah Region
Sulawesi.
3. Region yang paling beresiko mempunyai kasus Perdarahan Post partum adalah IBT.
4. Region Sulawesi dan IBT kesenjangan tidak terlalu berbeda dalam pelayanan kinerja
dan fasilitas.
5. Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi yang bukan terjadi secara
mendadak, sehingga upaya preventif sangat penting melalui deteksi selama kehamilan
melalui anc.
6. Pemeriksaan selama anc yang sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan
komplikasi Hipertensi dalam kehamilan adalah pemeriksaan tekanan darah dan urin
dilakukan dengan baik.
7. Perdarahan Post Partum merupakan kasus komplikasi yang terjadi secara mendadak,
sehingga upaya kuratif dan emergensi sangat penting.
8. Kedua kasus komplikasi penyebab dasar kematian : HDK dan PPH mempunyai
intervensi yang berbeda, walaupun emergensi tetap utama.
9. Kualitas anc : pemeriksaan pada K4 , pemeriksaan urin, tekanan darah, darah penting
untuk mencegah komplikasi.
10. Persalinan yang banyak ditolong oleh non nakes pada region membuktikan
mempunyai resiko mempunyai kematian tertinggi.
11. Fasilitas emergensi yang kurang baik pada region Sulawesi dan IBT memungkinkan
terjadinya ratio kematian ibu yang tinggi disbanding 3 region lainnya.
12. Emergensi : pelayanan operasi, tenaga terlatih, ruang operasi, penyediaan darah,
laboratorium yang siap dalam 24 jam menjadi prioritas pada region yang paling
beresiko kematian ibu tertinggi.
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
31
REKOMENDASI
[PRELIMINARY REPORT KAJIAN PENYEBAB KEMATIAN IBU DI 5 REGION] September 27, 2012
32
TIM :
Status Nama/Jabatan
Penasehat/Pengarah 1.Dr.dr.Trihono, MSc (Kepala Badan Litbangkes) 2. D.Anwar Musadad, SKM,Mkes (Kepala Pusat Teknik Kesehatan Masyarakat) Tim Pakar 1.Soeharsono Soemantri, Ph.D 2.Prof.dr.Budi Utomo,Ph.D 3.Prof.dr.Soedarto Ronoatmojo, 4.Prof. dr. Agus Suwandono,MPH Koordinator Tim Dr. Teti Tejayanti,MKM Wakil koordinator Dr. dr. Harimat, Mkes Administrasi Reza Anggota Tim Atmarita, MPH, Dr.PH Tin Afifah, SKM, Mkes Dr.dr.Dwi Hapsari, Mkes Yudi Kristanto,S.Sos Dr. dr. Sabarinah, Msc Dr. dr. Asri Adisasmita, MPH dr. Yuslely Usman, Mkes dr. Wahyu( P4 , SBY) dr. Imran Pambudi, MPHM dr. Ika Ir. Thoman Pardosi,SE,MSi Drs. Dendi Handiman Annisa Rizkianti, SKM Doni Lasut Kristin Sabatini Yoni