JUDUL.doc

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut H.L Blum derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan, baik masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi (Departemen Kesehatan RI, 2004). Rumah sakit dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sumber penularan infeksi nosokomial dan menghambat proses 1

Transcript of JUDUL.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut H.L Blum derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Faktor

yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan adalah keadaan

lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku

masyarakat yang merugikan, baik masyarakat di pedesaan maupun di

perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan

kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi

(Departemen Kesehatan RI, 2004).

Rumah sakit dapat menghasilkan dampak positif berupa produk

pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan

keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri,

rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh

buruk kepada manusia, seperti sumber penularan infeksi nosokomial dan

menghambat proses penyembuhan serta penyembuhan penderita. Infeksi

nosokomial dapat disebabkan adanya paparan penderita oleh mikroba

potensial pathogen yang dimilikinya maupun mikroba pathogen yang

berasal dari penderita lain di rumah sakit (Indan Entjang, 2003. H.56).

Infeksi nosokomial terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita

yang sedang dalam proses perawatan. Prevalensi infeksi nosokomial di

Indonesia sebesar 7,1%.

1

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang angka kuman udara ruang perawatan

kelas I dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto. Selajutnya peneliti

bermaksud mengambil judul “Studi Komparasi Angka Kuman Udara

Ruang perawatan kelas I dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto

Tahun 2015”.

B. Perumusan Masalah

Infeksi nosokomial terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita yang

sedang dalam proses perawatan. Prevalensi infeksi nosokomial di

Indonesia sebesar 7,1%. Pertanyaan penelitian yang diajukan bagaimana

komparasi angka kuman udara ruang perawatan kelas I dan II di Rumah

Sakit Jatiwinangun Purwokerto?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui komparasi angka kuman uadara ruang perawatan kelas I

dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

2

a. Mengetahui kondisi kebersihan ruang perawatan kelas I dan II di

RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

b. Menghitung angka kuman udara ruang perawatan kelas I di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto.

c. Menghitung angka kuman udara ruang perawatan kelas II di

RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

d. Mengukur suhu ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto.

e. Mengukur kelembaban ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto.

f. Mengukur intensitas cahaya ruang perawatan kelas I dan II di

RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

g. Mengukur luas ventilasi ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto.

h. Menghitung kepadatan hunian ruang perawatan kelas I dan II di

RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

D. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit

3

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rencana dalam upaya

meminimalisir penularan infeksi nosokomial melalui udara.

2. Bagi Almamater

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan tambahan kepustakaan bagi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang dan Jurusan

Kesehatan Lingkungan Purwokerto khususnya.

3. Bagi Peneliti

Hasil penenlitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan yang dapat dijadikan sarana menerapkan ilmu-ilmu

yang pernah diterima selama pendididkan serta memperluas

wawasan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

E. Keaslian Penenlitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Nama Penelitian/Judul Metode Hasil Penenlitian1. Suparmin

(Hubungan kualitas lingkungan dengan angka kuman udara ruang perawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2008)

Penelitian observasional analitik. Sampel yang diambil adalah ruang perawatan kelas 3 dan kelas VIP.

Rata-rata angka kuman udara di ruang perawatan pada siang hari sebesar 2604 CFU/m3. Ruang perawatan VIP memiliki angka kuman udara paling rendah 477 CFU/m3. Sedangkan ruang perawatan kelas 3 memiliki rata-rata angka kuman udara paling

4

tinggi sebesar 2468 CFU/m3.

2. Dyah Moriska Candra(Studi komparasi jumlah angka kuman udara ruang perawatan kenanga kelas 2 dan 3 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012.

Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah IRNA Kenanga kelas 2 dan 3. Kelas 2 kamar 4 dan kamar 5. Kelas 3 kamar 7 dan kamr 8.

Rata-rata angka kuman udara ri ruang perawatan kenanga kelas 2 adalah 54 CFU/m3. Dan kelas 3 sebesar 149 CFU/m3.

Perbedaan dengan yang akan dilakukan :

1. Lokasi pengukuran berada di Rumah Sakit Jatiwinangun Purwokerto

2. Waktu pengukuran dilakukan pada tahun 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Rumah sakit

Menurut WHO (World Health Organization) bahwa :

5

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi soaial dari

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), menyembuhkan penyakit (kuratif), dan mencegah

penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

pusat penelitian bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

2. Sanitasi Rumah sakit

Menurt WHO (1957) bahwa :

Sanitasi rumah sakit adalah upaya dari bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan

pelayanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya, karena tujuan

dari santasi rumah sakit adalah menciptakan kondisi lingkungan

rumah sakit yang agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah

terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.

3. Fungsi dan Tugas Rumah sakit

Menurut undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

fungsi dan tugas rumah sakit yaitu :

a. Penyelengggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.

6

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka meningkatkan kemampuan dala pemberian

pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penenlitian dan pengembangan serta

penampilan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika

ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

B. Mikroorganisme Udara

1. Menurut Lud waluyo (2007:334) udara buakan habitat asli dari

mikroba udara, juga bukan merupakan medium tempat mikroba

bertumbuh, tetapi merupakan bahan partikular, debu dan tetesan air

yang semuanya sangat mungkin diminati mikroba. Mikroba yang

paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur dan

mikroalga. Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran

ditemukan sebagai jasad kontaminan.

2. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme udara pada

ruang perawatan adalah :

a. Suhu

b. Kelembaban

c. Pencahayaan

7

d. Luas Ventilasi

e. Kepadatan hunian

C. Kualitas Udara

1. Mutu Udara

Menurut Depkes RI (2004:5). Mutu rumah sakit yang memenuhi

syarat adalah sebagai berikut :

a. Tidak berbau (terutama H2S dan amoniak)

b. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 mikron

dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi

150µg/m3, dan tidak mengandung debu asbes.

c. Angka kuman maksimum per m3 udara menuut fungsi ruang atau

unit rumah sakit yang diperbolehkan oleh Kepmenkes No 1204

tahun 2004 untuk ruang/unit pemulihan/perawatan adalah 200-500

CFU/m3.

8

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

E. Hipotesis

9

Suhu Kelembaban Pencahayaan

Ventilasi Kepadatan Hunian

Faktor yang mempengarhi pertumbuhan

mikroorganisme udara di ruang perawatan

Angka kuman di ruang perawatan kelas I dan II di

RSKB Jatiwinangun Purwokerto

Upaya penyehatan rumah sakit : Sanitasi RSKB

Jatiwinangun Purwokerto

Memenuhi syarat kesehatan 200-500

CFU/m3

Tidak memenuhi syarat kesehatan >500 CFU/m3

1. Hipotesis Nol (Ho), tidak ada perbedaan angka kuman udara antara

ruang perawatan kelas I dan II.

2. Hipotesis Alternatif (Ha), ada perbedaan angka kuman udara antara

ruang perawatan kelas I dan II.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang

menyebabkan berubahnya variabel terikat dan merupakan variable

yang diutamakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi

sanitasi ruang perawatan kelas I dan II RSKB Jatiwinangun

Purwokerto.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya diduga akan berubah

karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah angka kuman di udara.

10

c. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang diduga berpengaruh

terhadap variabel terikat, tetapi dalam penenlitian ini tidak

diutamakan. Variabel pengganggu dalam penenlitian ini adalah suhu,

kelembaban, pencahayaan, dan aktivitas kepadatan hunian.

2. Struktur Hubungan Variabel

Gambar 3.1

Struktur Hubungan Antar Variabel

11

Variabel Bebas

Kondisi sanitasi ruang perawatan kelas I

dan II

Variabel Terikat

Angka kuman di udara

Variabel Pengganggu

Suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi dan kepadatan hunian

3. Definisi Oprasional

Tabel 3.1Definisi Oprasional

No.Variabel Definisi

Metode dan Alat

pengukurandataSatuan dan kategori Skala

 1. Kondisi

sanitasi ruang

perawatan

kelas I dan II

Keadaan

kebersihan

ruang yang

dapat

mempengaruhi

kuman udara

di ruang

perawatan

kelas I dan II

Observasi

dengan

menggunakan

checklish

1. Baik

2. Cukup baik

3. Kurang baik

4. Tidak baik

Ordinal

2. Angka kuman

udara

Jumlah koloni

yang terhitung

Pengamatan CFU/m3

1. Tidak memenuhi

Nominal

12

pada media

pemeriksaan

kuman udara

dengan media NA syarat >500

CFU/m3

2. Memenuhi syarat

>500 CFU/m3

 3. Suhu Temperature

udara di ruang

perawatan

kelas I dan II

Pengukuran

menggunakan

termometer

oC

1. Tidak memenuhi

syarat ( <22oC dan

>24oC).

2. Memenuhi syarat

(22oC-24oC).

Nominal

 4. Kelembaban Banyaknya

uap air yang

terkandung

dalam ruang

perawatan

kelas I dan II

Pengukuran

menggunakan

hygrometer

%

1. Tidak memenuhi

syarat (>45% dan

>65%).

2. Memenuhi syarat

(45%-65%)

Nominal

5. Pencahayaan Intensitas cahaya di ruang perawatan kelas I dan II

Pengukuran menggunakan lux meter

Lux1. Tidak memenuhi

syarat ( <10.000 dan >20.000)

2. Memenuhi syarat (10.000-20.000).

Nominal

6. Luas Lubang Ventilasi

Mengukur dan menghitung luas lubang angin yang berupa jendela dan pintu yang terbuka dibagi luas lantai dan hasilnya dikalikan 100% diukur di ruang

Pengukuran dengan menggunakan roll meter

% Nominal

13

perawatan kelas I dan II

7. Kepadatan hunian

Perbandingan antara luas lantai ruang perawatan kelas I dan II dengan jumlah orang diruangan.

Pengukuran dengan roll meter

M2/orang Nominal

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian observasional

dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan untuk menenliti angka

kuman udara dan factor lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban,

pencahayaan, ventilasi, dan kepadatan hunian. 14

C. Ruang Lingkup

1. Waktu

a. Tahap persiapan : Desember 2015-Februari 2016

b. Tahap pelaksanaan : Maret 2016-April 2016

c. Tahap penyelesaian : Mei 2016-Juni 2016

2. Lokasi

Kegiatan penelitian mengambil lokasi pada ruang perawatan kelas I dan II

di RSKB Jatiwinangun.

3. Materi

Materi dalam penelitian ini adalah kesehatan lingkungan dengan bidang

kajian penyehatan udara mengenai angka kuman udara pada ruang

perawatan kelas I dan II di RSKB jatiwinangun Purwokerto.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Ruang Perawatan Kelas I dan

II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

2. Sampel

15

Sampel pada penelitian ini adalah 3 kamar pada masing-masing

Ruang Perawat baik kelas I maupun II dengan mengambil 1 titik sampel

pada tiap-tiap kamar.

E. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Umum

16

Gambaran mum mengenai RSKB Jatiwinangun Purwokerto

meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, fasilitas

pelayanan, tenaga pelaksana dan kapasitas tempat tidur.

b. Data Khusus

Gambaran umum mengenai ruang perawatan kelas I dan II

ruang perawatan kelas I dan II di RSKB jatiwinangun

purwokero meliputi angka kuman udara, suhu, kelembaban,

pencahayaan, luas lubang ventilasi , kepadatan hunian dan

pelaksanaan desinfeksi.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh peneliti dari hasil pengukuran dan

wawancara dan observasi menggunakan checklist pada

ruang perawatan kelas I dan II ruang perawatan kelas I dan

II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari profil ruang perawatan kelas I

dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

17

Pengumpulan data dengan melakukan serangkaian Tanya

jawab dengan IPL (Instalasi Pengelolaan Lingkungan)

tentang pelaksanaan desinfeksi ruang perawatan kelas I dan

II oleh peneliti dengan menggunakan quesioner.

b. Observasi

Pengumpulan data secara langsung dengan mengamati

kondisi sanitasi ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto menggunakan checklist.

c. Pengukuran

Pengumpulan data dengan cara mengukur angka kuman

udara, suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, dan

kepadatan hunian ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwokerto.

d. Pemerikasaan Laboratorium

Pengumpulan data dengan melakukan analisis angka kuman

udara pada ruang perawatan kelas I dan II di RSKB

Jatiwinangun Purwkerto.

4. Instrument pengumpulan Data

a. Checklist

Daftar pertanyaan yang digunakan untuk observasi.

Checklist dapat dilihat pada lampiran.

b. Kuestioner

18

Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai

reponden. Responden pada penelitian ini adalah petugas

IPL.

F. Pengolahan data

1. Editing, yaitu proses koreksi semua data yang berhasil

dikumpulkan berdasarkan kebutuhan untuk mengetahui

kebenaran dan mencegah terjadinya kekeliruan data.

2. Coding,yaitu proses pengkodean pada setiap data yang di

kumpulkan untuk memudahkan dalam proses-proses

selanjutnya.

3. Tabulating, yaitu suatukegiatan memasukkan data yang telah

diseleksi ke dalam table dengan tujuan untuk mempermudah

dalam menganalisis data.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Univariat

Analisis data yang dilakukan terhadap tiap-tiap variabel yang

diteliti. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

2. Bivariat

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

denagan menggunakan uji paired t. tes (pre-post) dan analisis

data menggunakan software SPSS.

H. Etika penelitian

19

Etika penelitian ini mempunyai tujuan untuk melindungi dan

menjaga kerahasiaan dari responden dan intansi terkait dengan

menekankan prinsip-prinsip etik ameliputi :

1. Informed Contact atau lembar persetujuan untuk Instansi

Rumah Sakit.

Lembar persetujuan akan diberikan subyek penelitian yang akan

diteliti. Peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

yang akan dilakukan serta dampak yang mungin terjadi sebelum

dan sesudah pengumpulan data. Jika responden tersebut

menolak untuk diteliti makan peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati hak-haknya.

2. Anonymity atau tanpa nama

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cukup

member inisial pada masing-masin lembar tersebut.

3. Confidentiality atau Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

data tertentu yang disajikan sebagai hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

20

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Runah Sakit, Jakarta: Departemen Kesehatan RI

, 2010, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 340/MENKES/PER/III/2010 Terntang Klasifikasi Rumah

Sakit Berdasarkan Fasilitas dan Kemampuan Pelayanan, Jakarta:

Departemen Kesehatan RI

Checklis Ruang Perawatan

21

A. Data Umum

1. Nama ruangan :

2. Ruang yang diperiksa :

3. Tanggal pemeriksaan :

B. Data Khusus

No. Variabel Upaya Kesehatan Lingkungan

Komponen yang dinilai Ya Tidak

I. Kontruksi Bangunan

1. Lantai

Kuat

Utuh

Bersih

Mudah dibersihkan

Kedap air

Berwarna terang

Permukaan rata

Tidak licin

2. Dinding Kuat

Rata

Berwarna terang

22

Mudah dibersihkan

Bersih

Utuh

Kedap air

3. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah minimal 15% dari luas lantai

Ventilasi mekanis (Fan, AC, Exhauster)

4. Atap

Bebeas serangga dan tikus

Tidak bocor

Berwarna terang

Mudah dibersihkan

5. Langit-langit

Tinggi langit-langit minimal 2,7 m dari lantai

Kuat

Berwarna terang

Mudah dibersihkan

6. Pintu

Dapat mencegah masuknya serangga dan tikus

Kuat

7. Jendela

Mudah dibersihkan

Kuat

Jendela berfungsi dengan baik

8. Kualitas fisik ruangan

Angka kuman 200-500 CFU/m3

Pencahayaan 100-200 lux

23

Suhu 22-24oC

Kelembaban 45-60%

9.Sarana dan prasarana

Pelalatan tertata rapid an teratur

Peralatan dalam kondisi bersih

Peralatan masih berfungsi dengan baik

Petunjuk penggunaan checklist

1. Untuk pernyataan yang terdiri dari beberapa item, di hitung sebagai

berikut :

Jumlah jawaban “Ya” x 100 %

Jumlah seluruh item

2. Kriteria penelitian yang digunakan menurut Suharsini Ari Kunto (1996,

h. 264), penentuan kategori:

Baik : 76%-100%

Cukup : 56-75%

Kurang baik : 41%-55%

Tidak baik : <40%

24

Kuesioner (Petugas Pelaksana Desinfeksi)

A. Data umum

Nama responden :

Jenis kelamin :

Umur :

B. Data Khusus

1. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan desinfeksi ruang

perawatan kelas I dan II?

Jawab :

2. Apakan pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas

desinfeksi?

Jawab :

3. Apakah dilakukan pemeriksaan angka kuman udara di ruang

perawatan kelas I dan II?

4. Berapa kali dilakukan pengukuran angka kuman udara dalam

setahun?

Jawab :

5. Bahan apa yang digunakan sebagai desinfektan ?

Jawab :

6. Kapan terakhir kali dilakukan desinfeksi?

Jawab :

7. Apakah ada SOP dalam pelaksanaan desinfeksi?

25

Jawab :

26