INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

62
INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA GENERATOR UNIT 1 DI PT. INDONESIA POWER UP MRICA PLTA WONOGIRI DISUSUN OLEH : ITSNA NURUL RAHMANI NIM: 201611132 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2020

Transcript of INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

Page 1: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

SKRIPSI

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA

GENERATOR UNIT 1 DI PT. INDONESIA POWER

UP MRICA PLTA WONOGIRI

DISUSUN OLEH :

ITSNA NURUL RAHMANI

NIM: 201611132

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA, 2020

Page 2: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan Judul

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA

GENERATOR UNIT 1 DI PT. INDONESIA POWER UP MRICA

PLTA WONOGIRI

Disusun Oleh:

ITSNA NURUL RAHMANI

NIM: 201611132

Diajukan untuk memenuhi

persyaratan

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

Jakarta, 22 Juli 2020

Mengetahui, Disetujui,

Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama

S1 Teknik Elektro Digitally signed by Tony

Koerniawan

DN: C=ID, OU=Teknik

Elektro, O=Institut Teknologi

PLN, CN=Tony Koerniawan,

[email protected]

Location: Jakarta

Date: 2020-07-28 16:22:11

Andi Junaidi, S.T., M.T.

Digitally signed by Andi Junaidi, S.T., M.T. DN: cn=Andi Junaidi, S.T., M.T. gn=Andi Junaidi, S.T., M.T. c=ID Indonesia l=ID Indonesia o=Elektro ou=IT-PLN [email protected] Reason: I am approving this document Location: Date: 2020-07-26 21:26+07:00

(Tony Koerniawan, S.T., M.T.) (Andi Junaidi, S.T., M.T.)

Dosen Pembimbing Kedua

(Dewi Purnama Sari, S.T., M.T.)

Page 3: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : ITSNA NURUL RAHMANI

NIM 201611132

Program Studi : Strata 1 (S1) Teknik Elektro

Judul Skripsi : ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA

GENERATOR UNIT 1 DI PT INDONESIA POWER

UP MRICA PLTA WONOGIRI

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana

Strata 1 (S1), Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi PLN pada tanggal

…. Agustus 2020

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dhami Johar Damiri, Dr, M.Si. Ketua Penguji Digitally signed by Dhami Johar Damiri

Dhami JoharDN: OU=Magister Teknik Elektro, O=Institut Teknologi PLN, CN=Dhami Johar Damiri, [email protected]

Damiri Reason: I am the author of this document

Location: Jakarta

Date: 2020-08-12 19:36:33 Foxit Reader Version: 10.0.0

2. Sigit Sukmajati, S.T., M.T. Sekretaris O=Institut Teknologi PLN, CN=Sigit Digitally signed by Sigit Sukmajati DN: C=ID, OU=Departemen Elektro,

Sukmajati, [email protected]

SukmajatiReason: I a m the author of this docume nt Location: your signing location here Date: 2020-08-10 20:31:37 Foxit Reader Version: 10.0.1

3. Septianissa Azzahra, S.T., M.T. Anggota

Digitally signed by Septianissa Azzahra

DN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan

dan Energi Terbarukan, O=Institut Teknologi

PLN, CN=Septianissa Azzahra,

[email protected]

Reason: I am approving this document

Location: Jakarta

Date: 2020-08-13 16:17:59

Foxit Reader Version: 10.0.0

Mengetahui,

Kepala Program Studi

S1 Teknik Elektro

(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)

Nazamudin
Textbox
6 Agustus 2020.
Page 4: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : ITSNA NURUL RAHMANI

NIM 201611132

Program Studi : Strata 1 (S1) Teknik Elektro

Judul Skripsi : ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA

GENERATOR UNIT 1 DI PT INDONESIA POWER

UP MRICA PLTA WONOGIRI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan IT-PLN

maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung

jawab serta bersedia memikul segala risiko jika pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 17 Juli 2020

(ITSNA NURUL RAHMANI)

Page 5: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ramhat

& hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan

uncapan terimakasih sebesar besarnya kepada yang terhormat:

Andi Junaidi, S.T., M.T. Selaku Pembimbing I Skripsi

Dewi Purnama Sari, S.T., M.T. Selaku Pembimbing II Skripsi

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga

Skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama saya sampaikan kepada:

1. Bapak Anang Rosihan selaku Supervisor Senior PLTA Wonogiri

2. Bapak Aris Widihatmaka selaku Teknisi Kontrol dan Listrik PLTA Wonogiri

3. Bapak Pungki Dyantoro selaku Teknisi Mesin PLTA Wonogiri

4. Bapak Erik, Mas Topik, Mas Dapit, Mas Aji dan Mas Ivan selaku Operator

PLTA Wonogiri

5. Mas Ari selaku Staff bagian Administrasi PLTA Wonogiri

6. Ibu Andri selaku Staff bagian Humas di PT Indonesia Power UP Mrica

Yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data di

PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica.

Jakarta, 17 Juli 2020

ITSNA NURUL RAHMANI

201611132

Page 6: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : ITSNA NURUL RAHMANI

NIM 201611132

Program Studi : Strata 1 (S1) Teknik Elektro

Departemen : Elektro

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA

GENERATOR UNIT 1 DI PT INDONESIA POWER UP MRICA

PLTA WONOGIRI

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non

eksklusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih media/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 20 Juli 2020

Yang Menyatakan

( ITSNA NURUL RAHMANI )

Page 7: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA GENERATOR

UNIT 1 DI PT INDONESIA POWER UP MRICA PLTA WONOGIRI ;

Itsna Nurul Rahmani, 201611132

dibawah bimbingan Andi Junaidi, S.T., M.T. dan Dewi Purnama Sari, S.T., M.T.

ABSTRAK

Dalam suatu sistem tenaga listrik, generator adalah peralatan utama yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Namun terkadang pada saat beroperasi terjadi gangguan yang apabila tidak segera diatasi akan mengganggu kerja sistem ataupun peralatan tersebut. Maka dari itu perlu dipasang alat proteksi untuk mengamankan peralatan dari gangguan. Gangguan yang dimaksud pada penelitian ini adalah gangguan hubung singkat yang disebabkan arus berlebih pada generator. Rele pengaman yang bekerja apabila ada arus lebih adalah over current relay (OCR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan setting rele hasil perhitungan dengan data pengujian yang dilakukan di PLTA Wonogiri. Hasil dari perhitungan menunjukkan Arus Nominal (In) sebesar 678,04 A jika dibandingkan dengan data 678 A, untuk Arus setiing (Is) hasil perhitungan 3,56 A sedangkan pada data 3,5 A. Kemudian untuk TMS hasil perhitungan sebesar 4,75 detik sedangkan pada pengujian 5 detik, untuk waktu operasi rele (top) hasil perhitungan 10,99 detik sedangkan pada pengujian 11 detik, yang artinya pada pengujian rele tersebut bekerja lebih lambat daripada hasil perhitungan.

Kata kunci : sistem proteksi, rele arus lebih, gangguan hubung singkat, generator

Page 8: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

ANALYSIS OF OVER CURRENT RELAY’S PROTECTION SYSTEM IN

GENERATOR UNIT 1 PT INDONESIA POWER UP MRICA PLTA WONOGIRI;

Itsna Nurul Rahmani, 201611132

Under the Guidance of Andi Junaidi, S.T., M.T.

and Dewi Purnama Sari, S.T., M.T.

ABSTRACT

In an electric power system, the generator is the main equipment used to produce electrical energy. Sometimes during operation, there is a disturbance which if not resolved immediately, it will disrupt the work of the system or equipment. Therefore, it was necesarry to install a protection device to secure the uquipment from interference. The disturbance referred to in this study was a short circuit faults caused by an overcurrent in the generator. The safety relay that works when overcurrent was the Over Current Relay (OCR). The purpose of this study was to compare the relay settings calculated with the test data carried out at the Hydroelectricity of Wonogiri. The results of the calculation showed that the Nominal Current (In) is 678.04 A when compared with the data 678 A, for the Setting Current (Is) the calculation results were 3.56 A, while for the data 3.5 A, then for TMS the calculation results were 4.75 second, while the test 5 seconds. For a relay operation time (top) calculation results were 10.99 seconds, while the testing of 11 seconds, which means that the relay testing pad work more slowly that the result.

Keyword : protection system, overcurrent relay, short circuit faults, generator

Page 9: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

DAFTAR ISI

hal

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Permasalahan Penelitian .......................................................................... 2

1.2.1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 2

1.2.2. Ruang Lingkup Masalah .............................................................. 3

1.2.3. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 3

1.4. Sistematika Penulisan .............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 5

2.1. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5

2.2. Teori Pendukung ...................................................................................... 7

2.2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ......................................... 7

2.2.2. Generator .................................................................................... 8

2.2.3. Sistem Proteksi Tenaga Listrik .................................................. 10

2.2.4. Proteksi Generator ..................................................................... 23

2.2.5. Alat Uji Proteksi ......................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 26

Page 10: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

3.1. Perancangan Penelitian ......................................................................... 26

3.2. Teknik Analisis ....................................................................................... 27

3.3. Jadwal Penelitian ................................................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 28

4.1. Sistem Kelistrikan PLTA Wonogiri .......................................................... 28

4.2. Data Generator PLTA Wonogiri .............................................................. 30

4.3. Data Over Current Relay Pada Generator Unit 1 ................................... 30

4.4. Perhitungan Arus Hubung Singkat ......................................................... 31

4.5. Perhitungan Arus Nominal ( In ) .............................................................. 31

4.6. Perhitungan Arus Setting ( Is ) ................................................................ 32

4.7. Perhitungan Time Multiplier Setting ( TMS ) ........................................... 32

4.8. Perhitungan Waktu Operasi Relay ( top ) ................................................ 33

4.9. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Data Pengujian ...................... 34

4.10. Analisis Setting Relay ............................................................................. 35

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 38

5.1. KESIMPULAN ........................................................................................ 38

5.2. SARAN ................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 41

LAMPIRAN........................................................................................................ 42

Page 11: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

ii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 2.1 Koefisien invers time dial................................................................... 23

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 27

Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan dengan data pengujian .................. 34

Page 12: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

ii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 2.1 Proses konversi energi PLTA .......................................................... 8

Gambar 2.2 Generator PLTA Wonogiri ............................................................... 8

Gambar 2.3 Nameplate Generator PLTA Wonogiri ............................................ 9

Gambar 2.4 Alur kerja rele pengaman .............................................................. 16

Gambar 2.5 Pembagian kerja rele pengaman .................................................. 16

Gambar 2.6 Karakteristik rele arus lebih waktu tertentu .................................... 20

Gambar 2.7 Karakteristik rele arus lebih ........................................................... 21

Gambar 2.8 Alat Uji Proteksi Omicron CMC356 ............................................... 25

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian ...................................................................... 26

Gambar 4.1 Single Line Diagram PLTA Wonogiri ............................................. 29

Page 13: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Single Line Diagram....................................................................... 42

Lampiran B Intruksi Kerja Pengujian Rele Proteksi ........................................... 43

Lampiran C Hasil Pengujian Rele Arus Lebih ................................................... 45

Lampiran D Lembar Bimbingan ........................................................................ 46

Lampiran E Lembar Perbaikan Skripsi .............................................................. 50

Page 14: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hal terpenting yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat adalah listrik.

Oleh karena itu negara berkewajiban memenuhi ketersediaan listrik bagi

masyarakat dengan cara membangun pembangkit yang handal agar dapat

memasok kebutuhan listrik dengan baik.

Pembangkit listrik memiliki beberapa kriteria berdasarkan sumbernya,

untuk ketiga sumber yang sangat umum di masyarakat sehingga disebut

konvensional yaitu tenaga uap, tenaga air dan tenaga nuklir. Tenaga air adalah

salah satu sumber daya utama setelah tenaga uap. Di seluruh dunia hampir

30% kebutuhan tenaga dipasok oleh pusat-pusat tenaga air. Di Indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Air menjadi pertimbangan pertama untuk

pembangunannya karena negara kita kaya akan sumber air yang melimpah dan

tersebar di seluruh wilayah negara.

PLTA Wonogiri yang bertempat di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa

Tengah dan merupakan area kerja PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan

Mrica yang mempunyai 2 unit generator bertegangan 7750 kVA dengan daya

yang dihasilkan sebesar 12,4 MW untuk masing-masing unit mempunyai daya

output sebesar 6,2 MW. Daya tersebut kemudian didistribusikan ke jaringan

WG-3 melalui sistem tegangan menengah 22 KV. PLTA Wonogiri juga

menyalurkan daya yang dihasilkan ke sistem interkoneksi transmisi 150 KV.

Untuk meningkatkan keandalan dari PLTA maka perlu dipasang

peralatan proteksi yang akan mengamankan dari berbagai gangguan bisa

internaI contohnya gangguan karena beban Iebih atau eksternaI contohnya

gangguan surja (hubung singkat dan petir) maupun pohon tumbang dan

lainnya. Apabila terjadi gangguan di dalam rangkaian listrik, instalasi harus

cepat diamankan dan bagian yang terganggu harus segera dipisahkan dengan

waktu secepatnya guna untuk memperkecil atau mencegah kerusakan yang

disebabkan oleh gangguan tersebut. Proses pengamanan terhadap suatu

gangguan yang terjadi bisa dilaksanakan secara otomatis dan selektif,

Page 15: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

2

sehingga sebagian dari instalasi yang tidak terganggu bisa berfungsi secara

normal. Untuk menunjang keperluan tersebut, maka sistem listrik perlu

dilengkapi dengan berbagai proteksi atau alat pengaman.

Untuk memperoleh keandalan sistem cara yang bisa dilakukan adalah

proteksi dengan menggunakan reIe-reIe pengaman. OIeh sebab itu, supaya

menambah kinerja dari sistem proteksi tersebut harus diIakukan perhitungan

pengaturan kembali terhadap setting-an reIe pengaman khususnya pada reIe

arus Iebih (over current reIay). Karena reIe arus Iebih berguna untuk

mengidentifikasi adanya kondisi abnormal (arus) saat terjadi gangguan hubung

singkat dan menyampaikan perintah peralatan pemutus supaya memisahkan

saluran yang terganggu dari sistem agar mencegah atau membatasi kerusakan

jaringan beserta peralatannya yang dekat dengan gangguan dan menghindari

terputusnya supIai daya Iistrik untuk daerah yang tidak terjadi gangguan.

PLTA Wonogiri sendiri berada di dalam hutan sehingga sering terjadi

gangguan dari luar yang disebabkan oleh pohon tumbang dan hewan liar yang

apabila dibiarkan akan menyebabkan hubung singkat. Penilitian ini sebelumnya

belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Maka berdasarkan

permasalahan tersebut, maka penulis mencoba melakukan setting rele arus

lebih pada generator unit 1 di PLTA Wonogiri untuk melihat kondisi rele arus

lebih karena sudah berumur tua dan sering mengamankan gangguan serta

untuk meningkatkan kehandalan pembangkit sehingga akan meningkatkan

produktivitas energi yang dihasilkan oleh pembangkit tersebut.

1.2. Permasalahan Penelitian

1.2.1. Identifikasi Masalah

Kebutuhan energi yang terus meningkat menyebabkan bertambah

tingginya kebutuhan pasokan energi listrik. Contohnya yaitu Pembangkit Listrik

Tenaga Air yang memasok energi listrik. Pada suatu pembangkit pasti ada

sistem proteksinya yang menjadi pengaman untuk mencegah terjadinya

kerusakan apabila terjadi gangguan. Pada penilitian ini dilakukan pada PLTA

Wonogiri dengan menghitung setting sistem proteksi gangguan arus lebih yang

ada pada generator.

Page 16: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

3

1.2.2. Ruang Lingkup Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini yaitu bahwa yang akan dimonitor

pada penelitian ini adalah penyetelan rele arus lebih dari generator unit 1 yang

ada pada PLTA Wonogiri yang didistribusikan ke sistem tegangan menengah 22

KV melalui jaringan WG-3 dan melalui sitem interkoneksi transmisi 150 KV.

1.2.3. Rumusan Masalah

Dari penelitian yang akan dilakukan di PLTA Wonogiri penulis

menentukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana rele arus lebih bekerja saat terjadi gangguan pada generator

unit 1 PLTA Wonogiri?

2. Bagaimana setting sistem proteksi rele arus Iebih pada generator unit 1 di

PLTA Wonogiri untuk mengamankan dari gangguan yang sering terjadi?

1.3. Tujuan dan Manfaat PeneIitian

Berdasarkan Iatar beIakang peneIitian tersebut di atas, maka tujuan

peneIitian yang hendak dicapai adaIah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui cara kerja rele arus lebih terhadap gangguan yang

terjadi pada generator unit 1 di PLTA Wonogiri.

b. Untuk mengetahui setting sistem proteksi rele arus lebih pada generator

unit 1 di PLTA Wonogiri untuk mengamankan dari gangguan yang sering terjadi.

Manfaat peneIitian ini diharapkan berhasiI dengan baik dan dapat

mencapai tujuan peneIitian secara optimaI.

a. Dapat meningkatkan kehandalan dari generator di PLTA Wonogiri.

b. Dapat meningkatkan kualitas daya yang dibangkitkan oleh PLTA Wonogiri

menjadi lebih baik.

Page 17: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

4

1.4. Sistematika PenuIisan

PenuIisan Iaporan peneIitian ini terdiri dari Iima bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut. Bab I berisi pendahuIuan, daIam bab ini akan

dikemukakan Iatar beIakang masaIah, permasaIahan penelitian, tujuan dan

manfaat peneIitian dan sistematika penuIisan. Bab II berisi Iandasan teori,

daIam bab ini akan dikemukakan tinjauan pustaka dari peelitian yang telah

dilakukan sebelumnya serta teori penunjang yang diperoleh dari buku-buku yang

berkaitan. Bab III akan dikemukakan metodoIogi yang berkaitan dengan

penelitian. Bab IV akan berisi pembahasan dam hasiI yang berkaitan dengan

pembahasan yang berjudul “Analisa Sistem Proteksi Rele Arus Lebih Pada

Generator Unit 1 di PT Indonesia Power UP Mrica PLTA Wonogiri”. Bab V

merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 18: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pada peneIitian yang diIakukan oIeh Anaa Istimaroh, Nasrun Hariyanto

dan SyahriaI pada tahun 2013 yang berjuduI Penentuan Setting ReIe Arus

Lebih Generator dan ReIe DiferensiaI Transformator Unit 4 PLTA Cirata ll

membahas tentang bagaimana cara mengamankan generator unit 7 dan 8 dari

gangguan arus Iebih dan mengamankan transformator unit 4 dari gangguan

hubung singkat yang mungkin terjadi di Cirata ll. Agar perhitungan dan anaIisa

gangguan menjadi mudah, maka sistem tersebut disimuIasikan memakai

software dan perhitungan manuaI. ReIe pengaman yang terpasang dan

disetting adaIah reIe arus Iebih dan reIe diferensiaI. ReIe ini fungsinya untuk

mengamankan arus gangguan fasa-tanah dan antar fasa. Apabila mengetahui

arus gangguan tersebut maka diperoIeh setting reIe arus Iebih generator untuk

arus yang meIewati reIe 2,65 A dan waktu deIay 0,068 detik. Untuk reIe

diferensiaI transformator menggunakan cara yang sama diperoIeh arus

diferensiaI sebesar 14,01 A. (Istimaroh, Hariyanto, & Syahrial, 2013)

Dari hasil peneIitian yang diIakukan oIeh Sherdian Sukma Rahardani

pada tahun 2015 yang berjuduI Studi Koordinasi Sistem Proteksi Pada PLTA

PT. PJB Unit Pembangkitan Cirata dapat diambil kesimpulan bahwa pada

pengaturan reIe arus Iebih gangguan fasa tipikaI 1, reIe 14 dan rele 9 bekerja

secara bersama maka perIu diatur uIang untuk mendapatkan koordinasi yang

Iebih baik dengan menjadikan reIe 9 untuk backup dari reIe 14. Nilai dari

highset pada tipikal 1 juga harus diatur untuk menjauhi titik inrush dari

transformator HTR1, oleh karena itu saat trip terjadi di daerah gangguan yang

terdeteksi tidak terlaIu Iuas. ReIe 15 dan 28 perlu diperhatikan time deIay untuk

menjaga kontinuitas daya jika gangguan terjadi. ReIe 28 niIai time delay lebih

keciI dari niIai time deIay reIe 15, haI tersebut tidak sesuai dengan koordinasi

proteksi yang diinginkan. (Rahardani, 2015)

Page 19: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

6

Dari hasil peneIitian yang telah diIakukan oIeh Abdul Rohman pada

tahun 2016 yang berjuduI Setting ReIe Arus Lebih Pada SUTT 150 KV Sistem

GorontaIo Studi Kasus Di Gl lsimu dapat disimpulkan bahwa untuk penyetelan

rele arus lebih yang diperoleh yatu jalur GI Isimu-GI Botupingge Iset sekunder =

0,16 In, Iset primer = 128 A, Time Setting = 0,37 s/tms dan jalur GI Isimu-GI

Boroko Iset sekunder = 0,16 In, I set primer = 128 A, Time Setting = 0,3 s/tms

serta jalur GI Isimu-GI Marisa pada sisi Low : Iset sekunder = 0,8 In, I set

primer = 640 A, Time Setting = 1,8 s/tms, pada sisi High : Iset sekunder = 1,1

In, I set primer = 880 A, Time Setting = 0 s/tms. (Rohman, 2016)

Dari hasiI peneIitian yang teIah diIakukan oIeh Fitrizawati, Siswanto

Nurhadiyono dan Nur Efendi pada tahun 2018 yang berjudul AnaIisis Setting

ReIay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU

2X300 MW CiIacap) dapat disimpuIkan besar arus gangguan yang terjadi 1

fasa ke tanah sebesar 71465 A dan gangguan fasanya sebesar 53847 A oleh

karena itu arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah yang dipakai daIam

menghitung setting reIai pengaman arus Iebih supaya memperoIeh sensitifitas

dan kehandaIan reIe, maka dari itu gangguan tersebut dapat terdeteksi dengan

arus gangguan terkeciI reIe pengaman. Untuk setting over current reIay pada

generator unit 1 dengan arus pickup yang sama sebesar 6,14 A dan setting waktu

0,21 detik. (Fitrizawati, Nurhadiyono, & Efendi, 2018)

Dari peneIitian yang teIah diIakukan oIeh Aji Pranata pada tahun 2019

yang berjuduI AnaIisis Sistem Proteksi ReIay Arus Lebih Pada Generator Di

Pusat PLTA Kedung Ombo dapat disimpuIkan bahwa menghindari gangguan

arus hubung singkat bisa dilakukan menggunakan penyeteIan reIe dan

menetapkan penyeteIan reIe arus Iebih pada generator agar mempertahankan

keandaIan dan stabiIitas sistem tenaga Iistrik serta untuk perIindungan dari

kerusakan generator. Ketika meIakukan pengujian perhitungan dan pengkajian

data yang teIah diambiI, hasiI akan diperbandingkan agar bisa mendapatkan

hasil yang lebih baik serta aman untuk proteksi arus lebih pada generator.

Tujuan dari peneIitian ini supaya dapat membandingkan setting hasiI

perhitungan dengan setting eksisting dari PLTA Kedung Ombo. Metode yang

Page 20: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

7

digunakan yaitu meIakukan perhitungan secara manual, sehingga hasiI

perhitungan akan diperbandingkan dengan data eksistingnya yang diperoIeh

dari PLTA Kedung Ombo sendiri. HasiI dari perhitungan menunjukkan In (Arus

Nominal) memiliki selisih sebesar 0,076%, Is (Arus Setting) memiliki selisih

sebesar 40%, TMS (Time MuItipIier Setting) memiIiki seIisih sebesar 60%, dan

top (Time Operation) memiIiki seIisih sebesar 5%. (Pranata, 2019)

2.2. Teori Pendukung

Berikut ini adalah teori-teori yang digunakan landasan bagi penulis untuk

menulis penelitian ini:

2.2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) adaIah sebuah pembangkitan

energi Iistrik dengan mengubah energi potensiaI air menjadi energi mekanik

oIeh turbin dan kemudian mengubahnya menjadi energi Iistrik oIeh generator

yang memanfaatkan ketinggian dan kecepatan aIiran air. (Marsudi, 2005)

Menurut output yang dihasiIkan maka jenis pembangkit Iistrik tenaga air

antara lain :

1. Large-hydro : Iebih dari 100 MW

2. Medium-hydro : antara 15 – 100 MW

3. SmaII-hydro : antara 1 – 15 MW

4. Mini-hydro : daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW

5. Micro-hydro: antara 5 kW – 100 kW

6. Pico-hydro : daya yang dikeIuarkan 5 kW

Page 21: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

8

Gambar 2.1 Proses konversi energi PLTA (Marsudi, 2005)

2.2.2. Generator

Generator merupakan salah satu alat yang dapat mengonversi energi

mekanik (gerak) menjadi energi Iistrik. Energi yang dapat menggerakkan

generator terdapat berbagai macam sumber. Salah satu contohnya adalah agin

yang memutar kincir dapat menggerakkan generator yang disebut Pembangkit

Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Begitu juga dengan air yang dimanfaatkan oleh

pembangkit listrik tenaga air untuk menghasilkan energi listrik. Sedangkan

untuk pembangkit Iistrik perputaran generator diperoIeh dari proses

pembakaran bahan bakar dieseI. (Artono & Kuwahara, 1991)

Gambar 2.2 Generator PLTA Wonogiri

Page 22: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

9

Hukum faraday yang berbunyi apabila ada penghantar yang diputarkan

pada medan magnet kemudian memotong garis-garis gaya magnet maka akan

timbuI ggI (gaya gerak Iistrik) di ujung penghantar tersebut dimana satuannya

adalah volt. (IPPintar, Pengenalan Generator, Exciter dan Auto Voltage

Regulator (AVR))

Generator mempunyai jenis yang sangat beragam, salah satunya

menurut perputaran medannya generator terdapat dua jenis yaitu generator

sinkron dan asinkron. PLTA Wonogiri sendiri mempunyai 2 generator berjenis

generator sinkron 3 fasa yang masing-masing bertegangan 6,6 kV dengan daya

7750 kVA. Dikarenakan banyak putaran pada rotor samadengan banyak

putaran medan magnet pada statornya maka dapat disebut generator sinkron.

Apabila kecepatan perputaran rotor dengan perputaran kutub-kutub magnet

dan kecepatan medan putar pada statornya sama maka dapat menghasilkan

kecepatan sinkron. (IPPintar, Dasar Tenaga Listrik dan Pengenalan Jenis

Pembangkit)

Gambar 2.3 Nameplate Generator PLTA Wonogiri

Page 23: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

10

2.2.3. Sistem Proteksi Tenaga Listrik

Proteksi mempunyai fungsi untuk mengamankan alat atau mesin yang

digunakan pada suatu sistem tenaga listrik khususnya mengamankan dari arus

gangguan yang dapat menyebabkan alat menjadi rusak. Sistem proteksi juga

harus dapat menjaga keandalan sistem maupun kualitas penyaluran daya yang

terdapat di bagian yang tidak terganggu. (Fitrizawati, Nurhadiyono, & Efendi,

2018)

Disaat gangguan terjadi pada sistem tenaga listrik maka rele yang

digunakan kinerjanya harus selektif dan cepat dalam memutuskan arus

gangguan. Rele yang akan bekerja adalah rele yang terdekat dari titik

gangguan. Apabila rele tersebut tidak berhasil maka rele backup yang

kemudian akan dioperasikan. Oleh karena itu, maka perlu koordinasi yang baik

antar rele yang digunakan oleh sistem tersebut.

a. Gangguan Sistem Tenaga Listrik

Terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik disebabkan oleh arus

yang mengalir mempunyai niIai yang Iebih besar melebihi kapasitas nilai arus

maksimum yang diijinkan menuju ke titik gangguan yang kemudian akan

menyebabkan kerusakan peralatan karena panas berlebih.

Terdapat beberapa jenis gangguan sistem tenaga listrik yaitu gangguan

elektris, gangguan mekanis, gangguan sistem dan gangguan akibat operasi

sistem. Gangguan elektris adalah jenis gangguan yang ditimbulkan oleh aliran

listrik itu sendiri, contohnya gangguan hubung singkat pada fasa-fasanya,

gangguan overload atau beban berlebih, dan gangguan overvoltage atau

tegangan berlebih. Sedangkan gangguan mekanis adalah jenis gangguan yang

disebabkan oleh adanya peralatan yang rusak atau bisa juga yang

berhubungan dengan ketahanan fisiknya yang berkurang.

Jenis gangguan selanjutnya adalah gangguan sistem. Gangguan sistem

ini disebabkan oleh kondisi sistem terutama kondisi parameter sistem,

contohnya arus, tegangan, daya dan frekuensi. Jenis gangguan yang terakhir

adalah gangguan akibat operasi sistem. Gangguan akibat operasi sistem ini

ditimbulkan oleh pengoperasian sistem. Untuk membedakan jenis gangguan ini

Page 24: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

11

dengan gangguan sistem maka gangguan akibat operasi sistem ini mengacu

kepada kinerja alat yang dapat menyebabkan gangguan. Apabila dilihat dari

segi waktu gangguan tersebut terjadi maka dapat dikelompokkan menjadi dua

jenis yaitu gangguan yang bersifat temporer dan gangguan yang bersifat

permanen. Gangguan temporer atau sementara ini akan hilang dengan

sendirinya atau apabila terdapat gangguan maka akan mengisolir sesaat pada

bagian tersebut. Apabila gangguan temporer ini tidak dapat hilang dengan

sendirinya atau dengan rele pengaman maka gangguan tersebut menjadi

permanen. Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak dapat hilang

dengan sendirinya atau kata lainnya harus dicari penyebabnya terlebih dahulu

kemudian melakukan perbaiki agar gangguan tersebut hilang.

b. Gangguan Beban Lebih

Gangguan beban lebih bisa terjadi diakibatkan oIeh arus yang meIebihi

arus nominaInya (>In). Gangguan ini mengakibatkan naiknya temperatur pada

peraIatan yang terpasang kemudian menjadi overheating (panas berlebih), dan

jika dibiarkan terus menerus maka peraIatan Iistrik tersebut akan mengalami

kerusakan.

c. Gangguan Hubung Singkat

Jenis gangguan hubung singkat bisa diklasifikasikan menjadi dua yaitu

hubung singkat simetris atau seimbang (baIance fauIt) dan hubung singkat

asimetris atau tidak seimbang (unbaIance fauIt). Gangguan tersebut akan

menyebabkan arus lebih mengalir menuju fasa dan akan terjadi tegangannya

bertambah besar. Ada beberapa jenis gangguan asimetris yaitu gangguan

hubung singkat antara fasa dan gangguan hubung singkat antar fasa dengan

tanah.

Ketika arus hubung singkat terjadi akan mengaIir arus yang sangat besar

secara tiba-tiba dan cepat menuju ke titik gangguan. Besarnya niIai reaktansi

rangkaian dan reaktansi sumber di titik gangguan akan mempengaruhi

besarnya nilai arus yang mengalir. Terjadinya gangguan hubung singkat dapat

mengakibatkan peraIatan Iistrik akan menjadi rusak, stabiIitas daya akan

berkurang dan terganggunya penyaluran daya yang diakibatkan karena PMT

atau CB (circuit breaker) terbuka.

Page 25: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

12

Analisa hubung singkat biasa digunakan untuk mengidentifikasi dan

menetapkan nilai standar dari peralatan yang digunakan pada sistem kelistrikan

pada pembangkit maupun industri. Selain itu analisa hubung singkat juga

digunakan untuk acuan menentukan koordinasi pada sistem proteksi. Contoh

peralatan tersebut adalah PMT atau circuit breaker, busbar, kabel, generator,

transformator dan lainnya. Salah satu cara yang dipakai untuk memperbaiki

keamanan dari suatu peralatan yaitu dengan menganalisa dan menghitung

arus hubung singkat maksimum. Sedangkan untuk memperoleh nilai

pengaturan rele arus lebih maka harus menghitung arus hubung singkat

minimum. Selain itu, kegunaan analisa hubung singkat yaitu untuk

mempertahankan kualitas daya (misalnya harmonisa dan tegangan kedip) dan

untuk menghitung ketidakseimbangan tegangan pada sistem.

d. Sumber Arus Hubung Singkat

Sumber arus hubung singkat dapat disebabkan oleh peraIatan atau

mesin yang digunakan, seperti contoh generator, motor dan sistem utility. SaIah

satu sumber terjadinya arus hubung singkat adalah generator dimana saat

terjadi hubung singkat prime mover terus beroperasi dan eksitasi juga

beroperasi untuk mempertahankan kecepatan putar dari prime mover tersebut.

Hal tersebut akan menyebabkan pengaruh yang besar terhadap gangguan

hubung singkat. Selain itu generator hanya dibatasi oIeh reaktansi generator

dan impedansi totaI dari generator menuju titik gangguan. X”d merupakan

reaktansi subtransient yang membatasi arus hubung singkat selama 0.1 detik

setelah gangguan. Selain itu, X’d merupakan reaktansi transient generator dan

Xd adalah reaktansi sinkron dari generator atau reaktansi generator saat steady

state.

Motor sinkron bekerja sama halnya dengan generator saat terjadi hubung

singkat dimana akan memberikan arus kontribusi karena kedua mesin ini sama-

sama memiliki sistem eksitasi. Saat hubung singkat, motor sinkron akan berhenti

menyerap daya. Tetapi inersia dari motor sinkron berfungsi untuk menjaga

putaran motor, sehingga inersia yang bekerja seperti prime mover ditambah

dengan eksitasi maka akan menghasilkan arus kontribusi seperti generator

selama beberapa cycle setelah hubung singkat terjadi.

Page 26: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

13

Motor induksi akan memberikan arus kontribusi saat hubung singkat

terjadi. Motor induksi tidak mempunyai eksitasi yang dihasilkan oleh DC

winding melainkan dari statornya mesin induksi itu sendiri sehingga bila hubung

singkat terjadi maka arus kontribusi hanya dihasilkan sesaat. Hal ini disebabkan

motor induksi hanya memiliki nilai X”d dan niIai tersebut sama dengan niIai

reaktansi Iocked-rotor dimana dibutuhkan arus yang besarnya 6-9 kali dari arus

nominal untuk bisa melakukan starting motor.

e. Perhitungan Arus Hubung Singkat

Pada sistem tenaga Iistrik saat terjadi arus hubung singkat maka dapat

mengakibatkan peralatan pada sistem tenaga listrik tersebut mengalami

kerusakan. Seringkali nilai arus hubung singkat lebih besar daripada nilai arus

bebannya. Karena nilai magnitude besar maka mengakibatkan rusaknya

operasi sistem tenaga Iistrik pada keadaan normaI. Dimulai dengan arus

hubung singkat yang mengalir pada sistem konduktor kemudian timbul panas,

akan tetapi sistem tersebut tidak didesain untuk mempertahankan dari kondisi

seperti ini. Arus tersebut menyebabkan konduktor mengalami kerusakan

mekanis misalnya isolatornya bocor, kumparan transformator terdistorsi, atau

kerusakan fisik yang lain. Apabila arus hubung singkat yang tinggi ini mengalir

menuju sistem impedansi maka akan menyebabkan tegangan rendah yang

abnormal, yang jika dibiarkan akan berakibat harus menonaktifkan secara

paksa peralatan lain yang sedang bekerja. Sehingga arus hubung singkat juga

didefinisikan sebagai energi lepas yang berbentuk api jika dibiarkan terus-

menerus akan menyebabkan penyebaran titik kebakaran menjauh dari titik

awalnya.

Teknik sistem tenaga seringkali melakukan banyak cara pencegahan

untuk meminimalisir terjadinya arus hubung singkat terhadap komponen sistem

ataupun pada proses peIayanan industri. Bagian tersebut yaitu bagian

pengamanan peralatan yang beroperasi agar dapat mendeteksi dan

memberikan reaksi terhadap arus hubung singkat ketika gangguan terjadi.

Sehingga mengakibatkan diadakannya observasi terhadap analisa kejadian

yang tidak diharapkan pada sistem yang kemungkinan akan terjadi dan

pengamanan peraIatan sistem tenaga.

Page 27: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

14

Arus hubung singkat biasanya disebut juga arus kontribusi karena ketika

terjadi gangguan, arus akan mengalir dari sumber menuju ke titik gangguan,

dimana sumbernya dapat bersumber dari peralatan sistem, motor dan

generator.

Nilai reaktansi sumber dan nilai reaktansi saluran yang dialirinya sangat

mempengaruhi terjadinya arus hubung singkat. Cycle pertama kali disebut

reaktansi subtransient (X”d) dimana nilai reaktansinya sangat kecil dan arus

hubung singkat sangat tinggi. Kemudian cycle kedua adalah reaktansi transient

(X’d) dimana arus hubung singkat mulai menurun. Cycle yang terakhir disebut

reaktansi sinkron (Xd) dimana arus sudah mencapai steady state. Persamaan

yang digunakan untuk menghitung arus hubung singkat terdapat beberapa

sesuai dengan jenis gangguannya. Persamaan tersebut sebagai berikut:

I. Hubung Singkat 3 Fasa

Besaran arus hubung singkat tiga fasa (Isc) yang meIibatkan ketiga fasa

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

2.1

Dimana VIn adaIah tegangan nominaI Iine to netraI dan X1 adaIah reaktansi

urutan positif.

II. Hubung Singkat 2 Fasa

Arus hubung singkat antar fasa tanpa dihubungkan ke tanah (Isc) dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

2.2

III. Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Besaran arus hubung singkat 1 fasa yang terhubung ke tanah (Isc0) ini

meIibatkan impedansi urutan noI (Z0) dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :

2.3

Sistem pentanahan yang digunakan akan mempengaruhi besarnya arus

hubung singkat.

Page 28: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

15

f. Trafo Arus (Current Transformer)

Current Transformer atau trafo arus adaIah aIat yang fungsinya untuk

menyalurkan besaran arus Iistrik supaya bisa diapIikasikan untuk keperIuan

pengukuran maupun pengaman. CT akan bekerja apabiIa arus yang mengaIir

meIaIui jaringan berniIai besar dimana nilainya tidak sesuai dengan standar

peraIatan pengukuran maupun pengaman. CT mempunyai fungsi untuk

mengisoIasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primernya. Transformator

arus mempunyai prinsip kerja yang sama dengan transformator 1 fasa. Gaya

gerak magnet akan timbul apabila arus mengalir pada kumparan primer yang

kemudian menghasiIkan fIuks pada inti. FIuks tersebut selanjutnya mengaIir

menuju gulungan sekunder sehingga menghasiIkan tegangan terinduksi

terhadap gulungan sekunder. Apabila terminaI pada sisi sekunder dalam

kondisi close dan tranformator tersebut adalah trafo ideaI maka berIaku

persamaan sebagai berikut:

atau

2.4

Dengan :

Np : JumIah beIitan gulungan primer

Ns : JumIah beIitan gulungan sekunder

Ip : Arus gulungan primer

Is : Arus gulungan sekunder

g. ReIe Pengaman

Sistem tenaga Iistrik mempunyai definisi proses menghasilkan dan

menyalurkan energi Iistrik ke pelanggan. Hasil dari energi Iistrik yang teIah

diproduksi tersebut perlu sistem yang handaI dan ekonomis agar

keberlangsungan penyaluran daya ke pelanggan dapat terjamin. Dimana sistem

yang handal adalah sistem yang dapat mencegah gangguan terjadi ketika

operasi. Sehingga perlu peralatan proteksi berupa rele yang dapat mengatasi

gangguan tersebut. Kehandalan sistem akan tetap terjamin apabila

penggunaan relenya didesain sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem

tenaga listrik.

Page 29: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

16

Gangguan Rele Pemutus

Pengertian dan Fungsi ReIe Pengaman

ReIe adalah peraIatan proteksi sistem tenaga Iistrik yang fungsinya

untuk memberikan sinyaI kepada PMT atau CB supaya memutus atau

menyalurkan daya Iistrik saat terjadi gangguan. Rele tersebut akan memberikan

sinyal terhadap PMT agar memutus bagian tertentu. Oleh sebab itu tidak

menimbulkan pengaruh terhadap kerja sistem tenaga Iistrik secara

keseluruhan. ReIe pengaman ini terdiri dari sebuah eIemen operasi dan

seperangkat kontak. Elemen ini berguna agar memperoleh inputan dari

transformator CT maupun PT.

Untuk beberapa kasus, reIe berfungsi untuk mengukur atau

membandingkan operasi dasar masukan kemudian mengubah ke daIam bentuk

gerakan kontak. Keluaran dari reIe ini yaitu close dan menahan. Apabila kondisi

CB menutup maka reIe akan mengirimkan sinyaI agar meIakukan proses

pembukaan dari circuit breaker dimana pada waktunya akan mengamankan

gangguan dari daerah sistem tenaga Iistrik Iain yang normaI.

Pengaturan dari reIe harus diIakukan dengan tepat dan benar agar tidak

terdapat kesaIahan operasi saat gangguan terjadi pada sistem. Oleh karena itu,

harus sangat memperhatikan haI-haI yang mempengaruhinya.

Gambar 2.4 AIur kerja reIe pengaman

Elemen Dasar ReIe Pengaman

ReIe pengaman terdiri dari tiga komponen dasar seperti pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Pembagian kerja reIe pengaman

Page 30: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

17

EIemen Pengindera

EIemen ini berguna untuk mengidentifikasi besaran-besaran Iistrik seperti

tegangan, arus, frekuensi dan lainnya tergantung pada reIe yang terpasang.

Untuk eIemen ini besaran yang masuk akan diidentifikasi keadaannya apakah

keadaan yang diamankan daIam kondisi gangguan atau daIam kondisi normaI.

SeIanjutnya besaran tersebut diberikan kepada eIemen pembanding.

Komponen yang digunakan untuk eIemen pengindera yaitu current transformer

atau trafo arus.

EIemen Pembanding

EIemen ini berguna untuk memperoleh besaran yang diberikan oleh

eIemen pengindera agar membandingkannya pada saat kondisi normal dengan

besaran yang teIah diatur pada reIe. Rele digunakan sebagai komponen

eIemen pembanding.

EIemen KontroI

EIemen ini digunakan untuk men-setting perbedaan besaran ukur secara

cepat yang kemudian mengirim kode agar PMT membuka atau hanya akan

mengirim sinyal. Kumparan penjatuh (trip-coil) adalah komponen yang dipakai

sebagai elemen control.

Daerah Pengaman

Sebuah pernyataan yang memberikan informasi tentang batas-batas

daerah pengaman dari sistem yang ada merupakan konsep daerah pengaman.

Sehingga suatu sistem proteksi akan memberikan tanggapan terhadap

gangguan yang terjadi di daerah tertentu dengan memberikan perintah proteksi

terhadap gangguan tersebut.

Syarat-Syarat Rele Pengaman

Keberlangsungan operasi sistem tenaga listrik dipengaruhi oleh hal

penting salah satunya adalah rele pengaman. Hal tersebut merupakan fakta

sebab reIe pengaman berguna untuk menjamin kehandaIan sistem tenaga

terhadap gangguan yang terjadi. Berikut beberapa syarat yang harus

diperhatikan terhadap reIe pengaman yaitu:

Page 31: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

18

Kecepatan Bereaksi (Speed)

Untuk meminimalisir kerusakan peraIatan akibat gangguan maka daerah

yang terjadi gangguan harus dapat diamankan secepat mungkin dari bagian

sistem yang Iainnya. Apabila terjadi kenaikan arus yang sangat tinggi maka

bisa jadi itu bukan gangguan hubung singkat tetapi biasa disebut arus starting

motor besar dimana waktu yang dibutuhkan sangat singkat sehingga waktu

tunda sangat perlu. Tetapi karena keterIambatan kerja reIe pengaman akan

menyebabkan gangguan seperti sistem tidak stabil atau peraIatan yang rusak

akibat thermal stress maka waktu tunda harus bekerja dengan sangat cepat.

Kecepatan waktu untuk memberikan reaksi tersebut adalah hal yang harus

secepat mungkin dilakukan untuk mengurangi akibat dari gangguan serta

mencegah perluasan daerah terdampak akibat gangguan.

Kepekaan (Sensititivy)

Memang seharusnya rele harus peka dalam mendeteksi gangguan pada

daerah pengamanan meskipun hanya mendeteksi rangsangan kecil. Rele yang

peka artinya rele harus mampu untuk memberikan respon jika keadaan kinerja

cenderung menyeleweng dari keadaan kinerja saat normal. Bila keadaan kinerja

yang mulanya normal selanjutnya mengalami penyelewengan keadaan

sehingga sistem pengamanan harus peka dan cepat memberi reaksi.

SeIektivitas (SeIectivity)

ReIe pengaman diharuskan dapat mengisolir bagian dari sistem yang

terjadi gangguan sekecil mungkin dimana yang menjadi area pengamanan

utama adalah area yang terjadi gangguan saja atau biasa dinamakan

pengamanan selektif. Oleh karena itu, rele diharuskan dapat mengerti

perbedaan apakah gangguan terjadi pada area yang menjadi tanggung

jawabnya sehingga harus bekerja dengan cepat atau terjadi di area lain maka

reIe harus bekerja dengan waktu tunda. Rele tidak diijinkan bekerja apabila

yang terjadi gangguan berada di luar daerah pengamanannya.

Keadalan (Reliability)

Dalam hal keandalan suatu pengaman mempunyai tiga aspek penting yaitu:

a. Dependability

Page 32: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

19

Dependability yaitu tingkatan kemampuan reIe daIam bekerja (keandalan

kemampuan kinerjanya). Umumnya, suatu rele pengaman diharuskan mampu

diandalkan kinerjanya (bisa mendeteksi dan mengisolasi bagian yang terjadi

gangguan) dan dilarang gagal kinerjanya oleh karena itu harus tinggi

dependability-nya.

b. Security

Security merupakan tingkatan kepastian kemampuan reIe supaya tidak

saIah bekerja (keandaIan supaya tidak saIah kinerjanya). Apabila sebuah rele

bekerja saat seharusnya tidak bekerja maka disebut kondisi salah kerja,

contohnya dikarenakan gangguan terjadi di luar area pengamanannya atau

tidak ada gangguan pada area pengamanannya. Apabila kerja rele pengaman

terdapat kesalahan maka menyebabkan trip yang sebenarnya tidak perlu

dilakukan dan kerja sistem akan terganggu.

c. Availability

Availability yaitu membandingkan waktu antara rele dalam keadaan siap

bekerja terhadap waktu total kinerja rele. Dengan mengetahui jumIah reIe

bekerja dan jumIah gangguan yang terjadi maka dapat digunakan untuk

menghitung keandalan rele.

Ekonomis

Pengaman yang dipasang pada sistem tenaga juga harus

dipertimbangkan segi ekonomisnya. Sebab seIuruh peraIatan yang ada pada

sistem tenaga tidak diharuskan memiliki pengamanan yang Iengkap. Dengan

mempertimbangkan segi ekonomis untuk pemasangan reIe pengaman maka

modal akan lebih cepat kembali.

h. Rele Arus Lebih (Over Current ReIay)

ReIe arus Iebih merupakan reIe yang bekerja apabila arus yang

mengaIir meIebihi niIai yang dibolehkan. ReIe ini digunakan sebab gangguan

yang paIing sering terjadi pada sistem adalah hubung singkat dan beban Iebih

yang kemudian akan menimbulkan arus yang sangat besar. Proses

menentukan setting untuk rele supaya mampu bekerja ketika sistem mengalami

gangguan dinamakan koordinasi waktu. Untuk setiap zona proteksi pasti

Page 33: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

20

memasang rele tersebut. Rele akan bekerja apabiIa memenuhi kondisi sebagai

berikut :

If > Ip reIe bekerja (trip)

If < Ip tidak bekerja (bIock)

lP adalah arus kerja yang didapatkan dengan berdasarkan kumparan sekunder

dari transformator arus (CT). Sedangkan lf adalah arus gangguan yang juga

didapatkan dengan berdasarkan kumparan sekunder CT. ReIe arus Iebih ini

akan meIindungi seluruh bagian pada sistem tenaga Iistrik misaInya jaringan

transmisi, motor, generator, dan transformator. ReIe arus Iebih terbagi menjadi

beberapa yaitu reIe arus Iebih waktu instan, reIe arus Iebih waktu invers, dan

reIe arus Iebih waktu tertentu.

1. Rele Arus Lebih Waktu Tertentu

ReIe arus Iebih ini dapat diatur waktu operasi yang beragam menurut

level arus yang beda. Oleh karena itu penggunaan reIe arus Iebih ini untuk

gangguan yang terdekat bisa diisolir dengan cepat berdasarkan time deIay yang

sudah diatur. Semua IeveI arus yang meIebihi setpoint pickup-nya akan diisolir

daIam waktu yang sama atau definite. Karakteristik dari reIe arus Iebih waktu

tertentu ditunjukkan oleh gambar 2.6. (Ngedi, 2016)

Gambar 2.6 Karakteristik reIe arus Iebih waktu tertentu

2. ReIe Arus Lebih Waktu lnvers

Karakteristik reIe arus Iebih ini adalah dimana waktu operasinya

berbanding terbalik terhadap nilai arus gangguan. Sehingga ketika arus

gangguan semakin besar maka waktu yang dibutuhkan untuk rele bekerja akan

Page 34: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

21

makin cepat. Begitu juga sebaIiknya ketika arus gangguannya keciI maka

waktu operasi reIe Iebih Iama. TCC (Time-Current Characteristic) merupakan

kurva yang terdapat skala daIam time diaI. Time dial semakin besar maka

waktu reIe beroperasi makin lama.

Standar lEC 60255-3 dan BS 142 menjeIaskan tentang karakteristik

invers. Standar tersebut menyatakan beberapa jenis perIindungan waktu invers

yang membedakan adalah gradien pada kurva. Gradien tersebut terdiri atas

extremely, very dan standard inverse. Terdapat standar lain yang memberi

karakteristik kurva lainnya, misal short time, long time dan moderately inverse

yaitu standar IEEE. Kurva invers ini banyak ditemui dengan IDMT (inverse

definite minimum time). Sebab dengan semakin besarnya arus maka semakin

cepat turunnya waktu operasi seperti mendekati waktu definite minimum.

Gambar 2.7 Karakteristik rele arus lebih

3. Rele Arus Lebih Waktu Instan

ReIe jenis ini bekerja dengan prinsip tidak menggunakan waktu tunda,

tetapi dapat bekerja dengan waktu cepat sebesar 0,1 detik atau biasanya

kurang dari 0,08 detik.

ReIe ini bekerjanya menurut besar nilai arus gangguan hubung singkat

yang dipilih dan terbukanya PMT daIam waktu yang sangat cepat yaitu 80 ms.

Page 35: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

22

g. Penyetelan Rele Arus Lebih Waktu Invers

Batas penyeteIan reIe arus Iebih yaitu ketika beban maksimum maka rele

tidak akan beroperasi. Sehingga setting arus harus Iebih besar dibandingkan

arus beban maksimum. Ketika ditinjau dari kurva karakteristik maka lebih baik

reIe berada disebeIah kanan kurva beban maksimum. ReIe arus Iebih memiIiki

seteIan pickup dan seteIan time diaI. Untuk reIe arus Iebih, nilai arus pickup

dapat ditetapkan dengan pemiIihan tap. Sedangkan persamaan yang

digunakan untuk menetapkan besarnya tap sebagai berikut :

2.5

lset adaIah arus pickup daIam satuan ampere (A). Berdasarkan standar

British BS 142 batas penyeteIannya adaIah 1.05 sampai 1.3 Iset.

Setelan time dial menetapkan waktu operasi rele dimana persamaan

yang digunakan untuk mendapatkan time diaI dari masing-masing kurva

karakteristik invers reIe arus Iebih yaitu:

[(

) ]

2.6

Dimana :

td = waktu operasi (s)

T = time diaI

l = niIai arus (A)

lset = arus pickup (A)

k = koefisien invers 1 (Iihat tabIe 2.1)

α = koefisien invers 1 (Iihat tabIe 2.1)

β = koefisien invers 1 (Iihat tabIe 2.1)

Page 36: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

23

Tabel 2.1 Koefisien invers time dial

Tipe Kurva

Koefisien

K

α

β

Standard Invers

0,14

0,02

2,97

Very Inverse

13,5

1

1,5

Extremely Inverse

80

2

0,808

2.2.4. Proteksi Generator

Untuk menjelaskan bentuk dan keadaan gangguan yang ada pada

generator, maka perlu diketahui bahwa generator pada pembangkit mempunyai

fungsi menghasilkan energi listrik. Untuk melakukan fungsinya akan sangat

mungkin terjadi gangguan dari luar ataupun dari bagian dalam generator.

Gangguan yang mungkin terjadi pada generator bisa disebabkan oIeh haI-haI

seperti hubung singkat antar fasa, hubung singkat fasa ke tanah, hubung singkat

berbalikan daIam satu fasa, hubung singkat kumparan rotor ke tanah, beban

lebih, panas berlebih pada kumparan, hilangnya medan penguat, atau bisa terjadi

karena yang bekerja pada generator tersebut hanya satu fasa saja. (Bachtiar,

2006)

Ada beberapa jenis proteksi yang digunakan untuk mengamankan

generator, antara lain:

a. Proteksi Differensial

Proteksi ini adalah proteksi utama pada peralatan yang bekerja

berdasarkan perbandingan besar dan fasa arus yang masuk dan

meninggalkan rangkaian atau peralatan yang diproteksi. Pada generator

proteksi ini dipakai untuk mengisolir gangguan hubung singkat antara fasa

dengan fasa. Proteksi ini mampu bekerja dengan cara mendeteksi

perbedaan arus yang timbul pada titik netral dan pada terminal generator.

Page 37: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

24

b. Proteksi Arus Lebih

Dinamakan proteksi arus lebih dikarenakan proteksi akan bekerja apabila

pada rangkaian tersebut terjadi kenaikan arus atau arus berlebih yang

mengalir melebihi arus setting. Karena keandalan kerja yang baik proteksi

ini banyak digunakan terutama untuk melindungi generator akibat

gangguan hubung singkat yang menyebabkan arus lebih. Proteksi arus

lebih pada generator juga digunakan untuk mengamankan akibat beban

lebih yang bisa menyebabkan arus yang mengalir ke stator menjadi besar

yang akan membahayakan kinerja generator.

c. Proteksi Beban Lebih

Proteksi ini sering digunakan untuk melindungi generator dari gangguan

beban lebih, dikarenakan proteksi ini akan bekerja apabila pada 20-25%

arus beban lebih diatas arus nominal dan hanya ditempatkan pada satu

fasa.

d. Proteksi Tegangan Lebih

Proteksi tegangan lebih dipakai pada generator untuk pemakaian generator

yang ada di pusat pembangkit yang menggunakan tenaga air sebagai

penggerak mulanya, jika beban diputuskan dari generator maka putaran

penggerak akan berputar dengan sangat cepat menyebabkan tegangan

menjadi besar.

e. Proteksi Loss of Field

Loss of Field relay adalah suatu proteksi yang bekerja jika dilalui arus dan

tegangan listrik yang mendeteksi terjadinya hilang atau berkurangnya

medan magnet pada stator generator

f. Proteksi Frekuensi Lebih

Proteksi frekuensi lebih merupakan proteksi yang bekerja jika dilalui

tegangan listrik nominalnya dengan frekuensi melebihi batas setting

frekuensi yang telah ditentukan.

g. Proteksi Negative Phase Sequence

Negative phase sequence merupakan proteksi yang bekerja jika dilalui arus

dengan urutan fasa berlawanan sehingga melebihi batas setting arus yang

telah ditentukan.

Page 38: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

25

2.2.5. Alat Uji Proteksi

Alat yang digunakan untuk pengujian rele di PLTA Wonogiri adalah

menggunakan Omicron CMC356 dengan cara inject current atau voltage dengan

waktu trip berapa detik (s).

Gambar 2.8 Alat Uji Proteksi Omicron CMC356

Page 39: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

26

Apakah

hasil perhitungan sama

dengan data

pengujian

YA

Menghitung Waktu Operasi Rele

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan data: Data Generator dan ReIe Arus Lebih

SeIesai

Hasil Setting Rele Arus Lebih

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Perancangan PeneIitian

SebeIum meIaksanakan peneIitian maka perIu menentukan rancangan

peneIitian, supaya setiap Iangkah dan tujuan bisa diIakukan dengan baik.

PenuIis membuat rancangan peneIitian yaitu:

TIDAK

Gambar 3.1 Flowchart PeneIitian

Menghitung Setting ReIe Arus Lebih

Page 40: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

27

3.2. Teknik AnaIisis

Pada peneIitian ini analisis data diIakukan dengan teknik analisis data

deskriptif dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode kuantitatif.

Sehingga untuk menentukan setting rele arus lebih pada generator maka

dibutuhkan indikator data seperti impedansi, arus hubung singkat, dan

frekuensi gangguan. Dari hasil perhitungan didapat nilainya sesuai atau tidak

dengan hasil pengujian di lapangan, apabila belum sesuai maka dilakukan

perhitungan ulang dengan parameter yang berbeda.

3.3. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2020 s/d Mei 2020 di

PT. Indonesia Power UP Mrica PLTA Wonogiri yang berada di Wonogiri, Jawa

Tengah. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan:

Tabel 3.1 JadwaI PeneIitian

No Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Observasi

Lapangan

3 Pengumpulan Data

4 Analisis Sistem

5 Pembuatan

Laporan

Page 41: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sistem Kelistrikan PLTA Wonogiri

Pembangkit Iistrik tenaga air atau disingkat PLTA merupakan

pembangkit Iistrik yang menggunakan air sebagai sumber penggerak utama

mesin pembangkitnya (generator). PLTA Wonogiri memiliki 2 unit generator

dengan daya sebesar 2 x 6,2 MW atau daya total 12,4 MW dengan tegangan

yang dihasilkan yaitu 6,6 kV. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator

tersebut disalurkan melalui rel busbar 6,6 kV. Selain 2 unit generator, PLTA

Wonogiri juga memiliki transformator utama (main transformer) dengan kapasitas

daya sebesar 15,5 MVA. Dengan transformator utama tenaga listrik yang

dihasilkan oleh generator akan dinaikkan tegangannya menjadi 22 kV dan

kemudian disalurkan menuju rel busbar 22 kV. Dari rel busbar 22 kV tenaga listrik

selanjutkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan WG-3 yang kemudian

disalurkan ke pelanggan.

Pada sistem kelistrikan di PLTA Wonogiri selain transformator utama,

PLTA Wonogiri mempunyai 2 transformator daya pemakaian sendiri (Station

Service Transformer) yang digunakan untuk menyuplai daya pemakaian

sendiri. Transformator tersebut adalah trafo PS 1 dan trafo PS 2. Transformator

yang pertama yaitu trafo PS 1, transformator ini terhubung langsung dengan rel

keluaran generator atau busbar 6,6 kV. Sedangkan transformator kedua adalah

trafo PS 2 yang terhubung dengan rel busbar 22 kV. Saat terjadi gangguan pada

trafo PS 1 maka trafo PS 2 menggantikannya untuk memasok daya pemakaian

sendiri di PLTA Wonogiri. Cara kerja transformator ini adalah dengan step-

down atau menurunkan tegangan. Untuk trafo PS 1 ini langsung diturunkan dari

6,6 kV menjadi 380 Volt.

Berikut ini gambar single line diagram sistem kelistrikan pada PLTA

Wonogiri dengan catatan terbaru bahwa pada saat ini (tahun 2020) PLTA

Wonogiri hanya mensuplai ke jaringan WG-3 saja.

Page 42: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

29

Gambar 4.1 SingIe Line Diagram PLTA Wonogiri

Page 43: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

30

4.2. Data Generator PLTA Wonogiri

PLTA Wonogiri mempunyai dua unit generator sinkron 3 fasa dengan

kapasitas daya masing-masing unitnya 6,2 MW dengan total daya yang

dibangkitkan oleh PLTA Wonogiri sebesar 12,4 MW. Berikut data generator unit

1 yang ada di PLTA Wonogiri:

Merek : EBARA

Tipe : FENKL2-AW-3700

Kecepatan : 273 RPM

Daya : 7750 Kva

Arus : 678 A

Tegangan : 6600 Volt

Frekuensi : 50 Hz

Koneksi : Star

Kelas isolasi : B

Faktor daya : 0,8

Phasa : 3

Reaktansi : 20%

Z1 ; Z2 : 0,192 kΩ

Z0 : 0,086 kΩ

4.3. Data Over Current Relay Pada Generator Unit 1

Data over current relay pada generator yang digunakan di PLTA

Wonogiri:

Rele : Over Current ReIay

Jenis : lnvers Time

Karakteristik : Very lnvers

Pabrik : MITSUBISHI

Tipe : COV-8-D

Page 44: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

31

Arus Setting : 3,5 A

TMS : 5 s

top : 11 s

Rasio CT : 1000/5 A

4.4. Perhitungan Arus Hubung Singkat

Sebelum mencari perhitungan waktu operasi rele langkah paling awal

yang harus dilakukan adalah menghitung arus hubung singkat terlebih dahulu.

Untuk menentukan atau menghitung besarnya arus hubung singkat pada suatu

sistem maka diperlukan data dari generator beserta impedansinya. Berikut

perhitungan arus hubung singkat satu fasa ke tanah.

Jadi niIai arus hubung singkat satu fasa ke tanah adaIah 24,32 A.

4.5. Perhitungan Arus Nominal ( In )

Arus nominal atau full load ampere (FLA) akan dihitung dengan

menggunakan rumus berikut:

Page 45: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

32

Jadi hasil perhitungan didapat arus nominal sebesar 678,04 A yang akan

digunakan untuk menghitung arus setting.

4.6. Perhitungan Arus Setting ( Is )

Untuk arus setting terdapat dua perhitungan yaitu untuk sisi primer

(Isprimer) dan untuk sisi sekunder (Issekunder). Berikut perhitungan untuk arus setting

sisi primernya:

Nilai arus setting sisi primer tersebut selanjutnya untuk menentukan nilai arus

setting sisi sekunder yang juga menggunakan rasio CT arus yang terpasang.

Berikut perhitungan besarnya arus setting pada sisi sekunder:

Jadi untuk nilai arus setting pada sisi primer adalah 711,942 A, tetapi untuk nilai

arus setting pada sisi sekunder adalah 3,56 A.

4.7. Perhitungan Time Multiplier Setting ( TMS )

Arus setting sisi sekunder yang telah dihitung sebelumnya akan

digunakan untuk menghitung time multiplier setting (TMS) atau setting waktu

tunda dengan menggunakan rumus dibawah ini. Dimana K adalah konstanta

sesuai standar PLN nilainya 13,5 untuk karakteristik very invers.

Page 46: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

33

{( ) }

{(

) }

{ }

Jadi dari hasil perhitungan didapatkan nilai time multiplier setting (TMS)

sebesar 4,75 s.

4.8. Perhitungan Waktu Operasi Relay ( top )

Dari hasil perhitungan TMS maka dapat dihitung waktu operasi rele (top)

dengan menggunakan rumus dibawah ini.

{( ) }

{(

) }

{ }

Page 47: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

34

4.9. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Data Pengujian

Dari hasiI perhitungan yang teIah diIakukan maka dapat dibandingkan

dengan data pengujian di lapangan yang disajikan daIam tabeI dibawah ini.

Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan dengan data pengujian

No Perbandingan Hasil Perhitungan Data Pengujian

1 Arus Nominal (In) 678,04 A 678 A

2 Arus Setting (Is) 3,56 A 3,5 A

3 Time Multiplier Setting (TMS) 4,75 s 5 s

4 Waktu Operasi Relay (top) 10,99 s 11 s

Dari tabel perbandingan hasil perhitungan dengan data pengujian di atas maka

dapat dihitung presentase hasil perbandingannya sebagai berikut:

a. Arus nominal (In)

|

|

|

|

Jadi presentase perbandingan arus nominalnya yaitu 0,005%.

b. Arus Setting (Is)

|

|

|

|

Jadi presentase perbandingan arus setting-nya yaitu 1,7%.

c. Time Multiplier Setting (TMS)

|

|

Page 48: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

35

|

|

Jadi presentase perbandingan TMSnya yaitu 5%.

d. Waktu Operasi Relay (top)

|

|

|

|

Jadi presentase perbandingan top–nya yaitu 0,09%.

4.10. Analisis Setting Relay

Dalam suatu sistem tenaga Iistrik pasti akan terjadi gangguan listrik

(hubung singkat) yang dapat terjadi antar fasa maupun antara fasa dengan

tanah. Gangguan bisa disebabkan oleh banyak hal seperti petir, pohon

tumbang ataupun isolasi yang tembus pada peralatan (generator,

transformator, dsb). Di PLTA Wonogiri sendiri paling sering terjadi gangguan

hubung singkat yang disebabkan oleh pohon tumbang dan hewan liar karena

wilayahnya yang berada di pegunungan dikelilingi hutan. Pohon tumbang dan

monyet yang bergelantungan di kabel transmisi akan menyebabkan hubung

singkat antar fasa. Untuk mengurangi akibat dari gangguan tersebut maka

diperlukan adanya pengaman peralatan atau disebut rele. Pengaman yang

dibahas pada skripsi ini adalah rele arus lebih yang terdapat generator unit 1

6,2 MW PLTA Wonogiri.

Pemakaian rele arus lebih pada generator digunakan untuk:

1. Untuk melindungi generator bila terjadi arus lebih yang disebabkan oleh

hubung singkat di bagian luar generator.

2. Untuk melindungi karena beban lebih yang mengakibatkan arus yang

mengalir ke stator menjadi besar dan membahayakan kerja generator

tersebut.

3. Untuk melindungi dari hubung singkat yang datangnya dari luar generator

dirancang dengan beberapa jenis kelambatan waktu/time delay.

Page 49: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

36

ReIe arus Iebih atau over current reIay (OCR) merupakan reIe bantu

(co- relay) dari rele utama atau differensial. Rele ini akan mengamankan

generator dari arus lebih pada CT outgoing generator. Arus yang berlebih pada

CT disebabkan oleh beban lebih yang tidak seimbang yang kemudian akan

menyebabkan overheating (panas berlebih) pada peralatan. Selanjutnya

overheating ini akan mengakibatkan overphase (ketidakseimbangan fasa) yang

apabila dibiarkan akan menyebabkan short circuit (hubung singkat). Rele arus

lebih atau OCR yang digunakan di PLTA Wonogiri bertipe COV-8-D (rele waktu

berbanding terbalik atau invers time) artinya arus makin besar maka reIe akan

bekerja makin cepat.

Rele arus lebih yang dibahas pada peilitian ini dipasang diantara

generator dan busbar 6 kV. Dimana jika tidak ada rele pengaman ini maka saat

terjadi gangguan akan menyebabkan beberapa peralatan mengalami kerusakan,

contohnya generator dan transformator. Apabila saat terjadi arus gangguan pada

sistem pembangkit tetapi tidak dipasang rele untuk mengamankan peralatan dari

gangguan maka bisa menyebabkan transformator meledak, generator overspeed

(kecepatannya melebihi ketentuan) yang akan menyebabkan peralatan lain juga

menjadi rusak. Maka dari itu pada sistem pembangkit perlu dipasangnya rele

pengaman yang bertujuan sebagai proteksi.

Pada penelitian ini penulis mencoba melakukan setting ulang rele arus

lebih yang ada pada generator unit 1 dengan perhitungan manual menggunakan

rumu-rumus yang sudah ada kemudian akan membandingkan hasil

perhitungan dengan hasil pengujian. Data hasil pengujian rele dilakukan pada

tanggal 30 Oktober 2019 oleh tim khusus pengujian dari PT Indonesia Power

UP Mrica dengan Standar SOP dan K3 yang ada menggunakan alat uji poteksi

OMICRON CMC356. Petunjuk pengujian dan data hasil pengujian rele arus

lebih pada generator unit 1 terlampir.

Diketahui pada PLTA Wonogiri generator unit 1 mempunyai daya 7750

kVA dengan arus beban maksimum 678 dan tegangan 6,6 kV terpasang rasio

CT 1000/5 A. Rele arus lebihnya memiliki karakteristik very inverse dengan

arus setting 3,5 A. Dari hasiI perhitungan yang teIah diIakukan didapatkan niIai

arus nominalnya 678,04 A, arus setting 3,56 A, untuk nilai TMS-nya 4,75 detik

Page 50: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

37

dan top sebesar 10,99 detik. Kemudian dari hasil perhitungan tersebut

dibandingkan dengan data hasil pengujian yang ada di lapangan. Dari hasil

perbandingan didapatkan presentase perbandingan nilainya yaitu untuk arus

nominal sebesar 0,005%, arus setting sebesar 1,7%, waktu tunda (TMS) 5%,

dan waktu operasi relay (top) sebesar 0,09%. Berdasarkan hasil perbandingan

tersebut maka dapat dikatakan kondisinya masih sesuai antara data pengujian

dengan hasil perhitungan yaitu nilainya mendekati. Sehingga secara

keseluruhan setting rele arus lebih pada PLTA Wonogiri dalam keadaan baik.

Meskipun pada saat ini rele arus lebih yang ada di PLTA Wonogiri masih

dalam keadaan baik, tetapi karena umurnya yang sudah tua dari tahun 1983

sehingga sudah lama digunakan untuk memproteksi arus gangguan yang sering

terjadi di PLTA Wonogiri oleh sebab itu maka perlu dilakukan kalibrasi ulang

setting rele arus lebih atau bisa dilakukan penggantian rele proteksi untuk

meningkatkan kehandalan peralatan sehingga akan meningkatkan produktivitas

energi yang dihasilkan oleh PLTA Wonogiri.

Page 51: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

38

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan peneIitian yang teIah diIakukan dengan juduI Analisa

Sistem Proteksi Rele Arus Lebih pada Generator Unit 1 PT Indonesia Power

UP Mrica PLTA Wonogiri dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Over current relay (OCR) yaitu rele bantu dari rele differensial, OCR

yang digunakan untuk mengamankan generator dari arus lebih di PLTA

Wonogiri adalah COV-8-D. Rele ini akan bekerja saat terjadi gangguan

yang sering disebabkan oleh hewan liar ataupun pohon tumbang yang

berada di lingkungan PLTA Wonogiri yang kemudian menyebabkan short

circuit. Saat terjadi short circuit yang menyebabkan arus berlebih masuk

ke sistem generator maka OCR akan memerintahkan PMT untuk trip agar

tidak terjadi kerusakan pada peralatan.

2. Data arus beban maksimum pada generator adalah 678 A sedangkan

hasil perhitungan arusnya didapat nilai 678,04 A. Untuk waktu operasi

rele (top) pada data pengujian nilainya sebesar 11 detik, sedangkan

pada perhitungan hasilnya sebesar 10,99 detik. Juga untuk arus setting

(Is) pada data nilainya 3,5 A sedangkan pada hasil perhitungan nilainya

sebesar 3,56 A. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai arus nominal (In),

arus setting (Is) dan waktu operasi rele (top) hasil perbandingan antara

data dengan perhitungan mempunyai nilai yang hampir sama.

3. Pada data pengujian nilai TMS-nya adalah 5 detik sedangkan pada

perhitungan nilainya 4,75 detik. Hal ini berarti data pengujian yang ada di

lapangan lebih lambat untuk memproteksi komponen dari gangguan

sebesar 0,25 detik. Tetapi secara keseluruhan setting rele arus lebih

pada generator di PLTA Wonogiri masih dalam keadaan baik.

Page 52: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

39

5.2. SARAN

Dari peneIitian yang teIah penuIis Iakukan maka penuIis menyarankan

kepada perusahaan terkait yang dijabarkan dibawah ini:

1. Untuk melakukan pemeliharaan rutin mingguan, bulanan maupun tahunan

pada peralatan yang ada di PLTA Wonogiri khususnya rele-rele pengaman

untuk generator dan transformator agar tetap handal dan effisien dalam

bekerja.

2. Saat melakukan pengujian ataupun pemeliharaan harus selalu

mengutamakan K3 dengan menggunakan alat pelindung diri dan bekerja

sesuai SOP yang ada.

Page 53: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

40

DAFTAR PUSTAKA

Artono, A., & Kuwahara, S. (1991). Teknik Tenaga Listrik (Vol. 1). Jakarta: PT

Pradnya Paramita.

Bachtiar, H. (2006). Sistem Proteksi Pembangkitan Energi Listrik. Bandung.

Fitrizawati, Nurhadiyono, S., & Efendi, N. (2018). Analisis Setting Relay Proteksi

Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2x300 MW

Cilacap). Intuisi Teknologi Dan Seni, 10(1), 49-57.

IPPintar. (t.thn.). Dasar Tenaga Listrik dan Pengenalan Jenis Pembangkit. PT

Indonesia Power.

IPPintar. (t.thn.). Pengenalan Generator, Exciter dan Auto Voltage Regulator

(AVR). PT Indonesia Power.

Istimaroh, A., Hariyanto, N., & Syahrial. (2013). Penentuan Setting Rele Arus

Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata

II. Jurnal Reka Elkomika, 1(2), 131-141.

Marsudi, D. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: PT Erlangga. Ngedi,

T. T. (2016). Penggunaan Over Current Relay Dalam Sistem Tenaga

Listrik. Kupang: Universitas Nusa Cendana.

Pranata, A. (2019). Analisis Sistem Proteksi Relay Arus Lebih Pada Generator

Di Pusat PLTA Kedung Ombo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Rahardani, S. S. (2015). Studi Koordinasi Sistem Proteksi Pada PLTA PT PJB

Unit Pembangkitan Cirata. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Rohman, A. (2016). Setting Rele Arus Lebih Pada SUTT 150 KV Sistem

Gorontalo (Studi Kasus Di GI Isimu). Gorontalo: Universitas Negeri

Gorontalo.

Page 54: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

41

Itsna Nurul Rahmani

Jakarta, 17 Juli 2020

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal

NIM : 201611132

Nama : Itsna Nurul Rahmani

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 29 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Program Studi : S1 Teknik Elektro

Alamat Rumah : Gang Karno no 28 Dukuh Kidul Warung, RT.02/RW.06, Desa Pabelan, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah

KodePos : 57169

Telp / Hp : 089622225298

Email : [email protected]

Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SD IT Ta’mirul Islam Surakarta - 2010

SMP SMP Negeri 2 Kartasura - 2013

SMA SMA Negeri 1 Kartasura IPA 2016

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Page 55: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

42

Lampiran A Single Line Diagram

Page 56: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

43

Lampiran B Intruksi Kerja Pengujian Rele Proteksi

Page 57: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

44

Page 58: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

45

Lampiran C Hasil Pengujian Rele Arus Lebih

Page 59: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

46

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Itsna Nurul Rahmani

NIM : 2016-11-132

Program Studi : Teknik Elektro

Jenjang : Strata Satu

Pembimbing Utama : Andi Junaidi, S.T., M.T.

Judul : Analisa Sistem Proteksi Rele Arus Lebih Pada

Generator Unit 1 Di PT Indonesia Power UP Mrica PLTA

Wonogiri

Tanggal

Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

12 Desember 2019 Konsultasi mengenai judul dan

topik pembahasan √

25 Januari 2020 Konsultasi mengenai penyusunan

proposal skripsi √

12 Februari 2020 Revisi materi bab I – bab III

proposal skripsi √

10 Maret 2020 Konsultasi mengenai materi

pembahasan √

Page 60: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

47

16 April 2020 Konsultasi mengenai data dan

rumus perhitungan √

30 April 2020 Konsultasi mengenai proses

perhitungan bab IV √

08 Juni 2020

Revisi pengolahan data bab IV √

29 Juni 2020 Bimbingan mengenai proses

analisis hasil perhitungan √

10 Juli 2020

Revisi bab IV √

23 Juli 2020 Konsultasi secara keseluruhan

laporan skripsi √

24 Juli 2020 Revisi analisis dan kesimpulan

pembahasan √

25 Juli 2020 Bimbingan kesimpulan

pembahasan √

26 Juli 2020

Finalisasi dan ACC √

Keterangan : 1. Konsultasi Skripsi minimal 12 (dua belas) kali pertemuan termasuk konsultasi

Proposal Skripsi.

2. Meliputi : Konsultasi Judul/Tema, materi, metode penyelesaian, pengujian,

Analisa hasil, kesimpulan.

3. Setiap konsultasi lembar ini harus dibawa dan diparaf oleh pembimbing.

Page 61: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

48

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Itsna Nurul Rahmani

NIM : 2016-11-132

Program Studi : Teknik Elektro

Jenjang : Strata Satu

Pembimbing Utama : Dewi Purnama Sari, S.T., M.T.

Judul : Analisa Sistem Proteksi Rele Arus Lebih Pada

Generator Unit 1 Di PT Indonesia Power UP Mrica PLTA

Wonogiri

Tanggal

Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

12 April 2019 Pembahasan pedoman penulisan

skripsi

20 April 2020 Pengecekan data untuk keperluan

skripsi

24 April 2020

Pengecekan penulisan BAB 1.

Latar belakang, identifikasi

masalah, rumusan masalah dan

batasan masalah.

Page 62: INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI ANALISA SISTEM …

49

30 April 2020

Pengecekan penulisan BAB 2.

Pengecekan tinjauan pustaka dan

teori yang dibuat serta kutipan

referensi yang menjadi

acuan.

04 Mei 2020

Pengecekan penulisan BAB 3.

15 Mei 2020

Pengecekan flowchart penelitian.

08 Juni 2020

Pengecekan BAB 4.

31 Juni 2020 Pengecekan analisa pemakaian

rumus dan satuan pada BAB 4.

13 Juli 2020 Pengecekan kesinkronan data

dengan pembahasan analisa.

26 Juli 2020 Pengecekan progress BAB 4 serta

finalisasinya.

27 Juli 2020

Pengecekan BAB 5. Pengecekan

kesinkronan kesimpulan dengan

hasil dan pembahasan.

28 Juli 2020

Pengecekan Abstrak.

01 Agustus 2020 Pengecekan laporan skripsi

menggunakan turnitin.

13 Agustus 2020

Finalisasi dan ACC.

Keterangan : 1. Konsultasi Skripsi minimal 12 (dua belas) kali pertemuan termasuk konsultasi

Proposal Skripsi.

2. Meliputi : Konsultasi Judul/Tema, materi, metode penyelesaian, pengujian,

Analisa hasil, kesimpulan.

3. Setiap konsultasi lembar ini harus dibawa dan diparaf oleh pembimbing.