Injeksi Vit.b Kompleks

21
 ECHIE'SBLOG where you wanna search a blog... only choyce my blog.. the beauty blogger.. is SULASNI ATMA DESI Pos Komentar Sabtu, 19 November 2011 laporan praktikum arma!etika " in#ek!i vial " L$BO%$&O%I( )$%($SE&I*$ II +ILO($ III $*$+E(I )$%($SI BIN$ HS$+$ *EN+$%I -%N$L %$*&I*( ) $%($SE&I*$ II E%COB$$N II .IN-E*SI /I$L +ISSN OLEH N$($ SL$SNI $& ($ +ESI

description

tek sed steril

Transcript of Injeksi Vit.b Kompleks

ECHIE'SBLOG where you wanna search a blog... only choyce my blog.. the beauty blogger.. is SULASNI ATMA DESIPos Komentar Sabtu, 19 November 2011laporan praktikum farmasetika " injeksi vial "

LABORATORIUM FARMASETIKA IIDIPLOMA IIIAKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI

JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA IIPERCOBAAN IIINJEKSI VIAL

DISUSUN OLEH :NAMA : SULASNI ATMA DESINIM : F.10.086 KELOMPOK : IV (EMPAT) KELAS : B

AKADEMI FARMASI BINA HUSADAKENDARI2011

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Jika obat tidak dapat diminum melalui mulut karena ketidakmampuan untuk menelan, menurunnya kesadaran, inaktifasi obat oleh cairan lambung atau ada tujuan untuk meningkatkan efektivitas obat, maka dapat dipilih rute parenteral. Pengobatan parenteral diberikan secara interdermal ( di bawah kulit), subkutan (ke dalam jariungan lemak), intramuscular (di dalam otot), dan intravena ( di dalam vena).Produk steril adalah sediaan teraseptis dalam bentuk terbagi bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan unik diantara bentuk sediaan obat terbagi bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh, yang paling efisien yakni membran kulit dan mukosa. Sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik serta harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi dan luar biasa. Dalam injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan antara lain: Efek terapi lebih cepat didapat. Dapat memastikan obat sampai pada tempat yang diinginkan Cocok unyuk keadaan darurat Untuk obat obat yang rusak oleh cairan lambung.Pemberian preparat parenteral terbagi dalam lima rute yang paling umum, yaitu intravena, intramuscular, subkutan, intrakutan, dan intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan darurat atau gawat darurat. Bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberiaan yang lain. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.I.2. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan injeksi vial yang isotonis dan isohidris dengan cairan tubuh. Untuk mengetahui khasiat dan penggunaan injeksi vial tersebut.

BAB IIFORMULA

II.1. Master Formula R/Thiamin HCl 100 mgPiridoksin 100 mg Cianocobalamin 500 gNa.EDTA 0,05 %Metil Paraben 0,2 %Tokoferol 0,05 % A.P.I ad 5 mL

II.2. Kelengkapan Resep

dr. Syelomita,Sp.BSIP. 1123 / ID / 2009Alamat : Jl. Bunga Seroja NO.17NO. 2 Kendari 02-11-2011 R/ Thiamin HCl 100 mg Piridoksin 100 mg Cianocobalamin 500 g Na EDTA 0,05 % Metal Paraben 0,2 % Tokoferol 0,05 % A.P.I ad 5 mL

Pro : AndiUmur : DewasaAlamat : Jln. Melati No 67 Kendari

Keterangan:NO:Nomero:Sebanyak

Pro:pro:untuk

ad:ad:hingga

II.3. Alasan Penggunaan Bahan II.3.1. Penggunaan Bahan Aktif1. Thiamin HClSebagai zat aktif yang diindikasikan pada pasien yang mengalami defisiensi thiamin. Thiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh defisiensi thiamin.2. Piridoksin Sebagai zat aktif yang digunakan untuk mencegah ataupun mengobati defisiensi Vit. B6 juga diberikan bersama Vit. B1 lainnya, atau lebih dikenal sebaga multivitamin B.kompleks.3. Cianokobalamin Sebagai zat aktif yang digunakan untuk mencegah ataupun mengobati defisiensi Vit. B12 juga memiliki fungsi yang sama dengan Vitamin B lainnya, atau sebagai multivitamin B.kompleks.4. -Tokoferol Sebagai zat aktif yang berfungsi antioksidant sebagai penangkal radikal bebas dan mencegah terjadinya zat zat yang mudah teroksidasi. II.3.2. Penggunaan Bahan Tambahan 1. Metil Paraben Digunakan sebagai zat tambahan yang berfungsi sebagai pengawet.2. Na.EDTA Digunakan sebagai pengompleks dalam membentuk kompleks ion logam yang mengkatalis reaksi oksidasi.3. Aqua Pro Injeksi Sebagai pelarut dalam sediaan steril.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

III.1. Landasan Teori Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan steril ierupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir.(FI.III.1979) Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya laruitan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kapiler.(FI.IV.1995)Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial adalah salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5 mL 100 mL. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau pun lebih. (Anonim.Penuntun Praktikum Farmasetika I.2011)Berdasarkan R.VOIGHT(hal 464) menyatakan bahwa, botol injeksi vial ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. Injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan :1. Efek terapi lebih cepat .2. Dapat memastikan obat sampai pada tempat yang diinginkan.3. Cocok untuk keadaan darurat.4. Untuk obat-obat yang rusak oleh cairan lambung.

Syarat-syarat injeksi vial sebagai berikut :1. Steril, yaitu sediaan vial harus bebas dari mikroorganisme yang bersifat pathogen yang dapat mengurangi khasiat sediaan vial.2. Bebas bahan partikulat, yaitu bebas dari bahan asing atau bahan yang tidak larut agar tidak terjadi penyumbatan pada pembuluh darah saat digunakan.3. Mengandung zat pengawet, sediaan vial memungkinkan pengambilan secara berulang. Umtuk itu, harus digunakan bahan pengawet untuk mempertahankan khasiat zat aktif.4. Stabil, tidak berubah khasiat obat setelah pengambilan obat secara berulang kali dan tidak berubah bentuk atau pH dari sediaan vial.5. Harus isotonis, sediaan vial merupakan sediaan parenteral. Untuk itu, sediaan vial harus isotonis atau sesuai dengan pH darah agar tidak terjadi hipertonis (penyempitan pembuluh darah) atau hipotonis (pembesaran pembuluh darah) yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.(Anonim.Penuntun Praktikum Farmasetika I.2011)

III.2. Uraian Bahan1. Thiamin Hydrochloridum (FI. Edisi III hal 598)Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUMSinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1Pemerian : Hablur kecil, bau khas lemah, mirip ragi, rasa pahit.Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam eter P, dan dalam benzena P, dan larut dalam gliserol P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. K/P : Antineuritikum yaitu sebagai penekan fungsi kerja saraf pusat dan sebagai komponen Vit. B kompleks.2. Pyridoxin (FI. Edisi III hal 541)Nama Resmi : PYRIDOXINSinonim : Piridoxin Hidroksida Pemerian : Hablur putih, atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin.Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam eter P.K/P : Komponen Vit. B kompleks.

3. Cianocobalamin (FI. Edisi III hal 185-186) Nama Resmi : CIANOCOBALAMINUMSinonim : SianokobalaminPemerian : Hablur atau sebuk hablur merah tua, tidak berbau, bentuk anhidrat, sangat hidroskopis. Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam aseton P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.K/P : Vitamin, anti oksidant yaitu untuk mencegah terjadinya oksidasi oleh udara.4. Aethylendiamin (FI. Edisi III hal 71)Nama Resmi : AETHYLENDIAMINUMSinonim : Etilendiamin Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, atau agak kuning, bau mirip amoniak.Kelarutan : Dapat larut dalam air dan etanol (95%) P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.K/P : Pelarut Teofillina.5. Nipagin (FI.Edisi III, Hal 378)Nama Resmi : METHILYS PARABENSinonim : Metil P hidroksida benzoat, nipaginPemerian : Serbuk hablur halus, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 350 bagian etanol (95%) P dan dalam 60 bagian gliserol P panas, dan 40 bagian minyak lemak nabati panas jika dididihkan larutan tetap jernih.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.K/P : Zat tambahan, zat pengawet.

6. Tokoferol (FI. Edisi III hal 606)Nama Resmi : TOCOPHEROLUMSinonim : Vitamin EPemerian : Tidak berbau, atau sedikit berbau, tidak berasa atau sedikit berasa alfa tokoferol atau asetat seperti minyak, kuning, jernih, pada suhu 75% C dingin, bentuk padat. Kelarutan : Alfa tokoferol asam saksianat, praktis tidak larut dalam larutan alkali, larutan etanol (95%) P, eter P. aseton P, dan dalam minyak, sangat mudah larut dalam kloroform P, bentuk lain alfa tokoferol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.K/P : Antioksidan : penangkal radikal bebas dan mencegah.

7. Aqua Pro Injection (FI. Edisi III hal 97)Nama Resmi : AQUA PRO INJECTIONSinonim : Aqua untuk injeksiPemerian : Keasaman, kebasaan, ammonium, besi, tembaga, timbal, kalsium klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi menurut syarat yang tertera pada aqua destillata. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.K/P : Sebagai pelarut untuk injeksi (zat tambahan)

BAB IVMETODE KERJA

IV.1. Alat dan Bahan IV.1.1. Alat yang digunakan :1. Autoklaf2. Batang pengaduk 3. Botol Vial4. Gelas kimia 5. Gelas ukur 6. Kapas 7. Spoit 5 CC8. Tali godam 9. Timbangan IV.1.2. Bahan yang digunakan :1. -tokoferol 2. Aluminium foil3. Aqua Pro Injeksi 4. Cianocobalamin 5. Metil Paraben6. Na-EDTA 7. Pyridoxin8. Thiamin HCL

IV.2. Perhitungan Bahan Vial yang akan dibuat, yaitu sebanyak 5 vial @5 mL. Sehingga perhitungannya, antara lain :1. Volume Vial yang dibuat = 5 x 5 = 25 mLDilebihkan 5% = x 25 =1,25 mL Total = 25 + 1,25 = 26,25 mL2. Thiamin HCl = 5 x 100 = 500 mg = 0,5 g Dilebihkan 5% = x 0,5 = 0,025 g Total = 0,5 + 0,025 = 0,525 g3. Pyridoxin = 5 x 100 = 500 mg = 0,5 g Dilebihkan 5% = x 0,5 = 0,025 g Total = 0,5 + 0,025 = 0,525 g 4. Cianocobalamin = 5 x 500g = 2500 g = 0,0025 gDilebihkan 5% = x0,0025 = 0,000125Total = 0,0025 + 0,000125 = 0,002625 g5. Na EDTA 0,05% = x 5 x 5 vial= 0,0125 gDilebihkan 5% = x 0,0125 = 0,000625 g Total = 0,0125 + 0,000625 = 0,013125 g6. Metil paraben 0,2% = x 5 x 5 vial = 0,05 gDilebihkan 5% = x 0,05 = 0,0025 g Total = 0,05 + 0,0025 = 0,0525 g7. Tokoferol 0,05% = x 5 x 5 vial = 0,0125 g Dilebihkan 5% = x 0,0125 = 0,000625 g Total = 0,01875 + 0,0009375 = 0,0196875 g 8. API yang digunakan = 26,25 ( 0,525 + 0,525 + 0,002625 + 0,013125 + 0,0525 + 0,0196875 ) = 26,25 1,1379375 = 25,112063 g = 25 mL

IV.3. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Disterilisasi semua alat-alat yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf.3. Ditimbang semua bahan yang akan digunakan : Timbang thiamin HCl sebanyak 0,525 g Timbang pyridoxin sebanyak 0,525 g Timbang cianocobalamin sebanyak 0,002625 g Timbang Na EDTA sebanyak 0,013125 g Timbang nipagin sebanyak 0,0525 g -tokoferol sebanyak 0,0196875 g Ukur A.P.I sebanyak 25,112063 mL 4. Dilarutkan thiamin HCl dalam gelas kimia dengan sedikit A.P.I, aduk sampai homogen (larutan I).5. Dilarutkan pyridoxin dalam gelas kimia dengan sedikit A.P.I, aduk sampai homegen (larutan II).6. Dilarutkan cianocobalamin dalam gelas kimia dengan sedikit A.P.I, aduk sampai homogen (larutan III).7. Dicampur ketiga larutan tersebut dalam gelas kimia.8. Tambahkan metil paraben aduk hingga homegen, tambahkan hasil pengenceran Na EDTA aduk hingga homogen, tambahkan kurang lebih 3 tetes Vit. E aduk hingga homogen.9. Setelah itu dicukupkan volumenya dengan A.P.I10. Diambil masing-masing 5 mL ke dalam vial dengan menggunakan spoit.11. Ditutup dan dibungkus dengan aluminium foil, lalu ikat dengan tali godam.12. Disterilkan diautoklaf dengan posisi terbalik pada suhu 1210 C selama 15 menit. 13. Keluarkan, beri etiket, brosur dan kemasan.

BAB VPEMBAHASAN

Pada praktikum Farmasetika II, sediaan yang dibuat adalah sediaan steril. Pada praktikum sebelumnya salah satu sediaan steril yang telah kami buat yaitu sediaan Infus. Selanjutnya, pada praktikum kali ini kami melanjutkan membuat sediaan seril lainnya yaitu sediaan injeksi. Sediaan injeksi terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu sediaan injeksi vial dan sediaan injeksi ampul. Yang kami telah buat adala sediaan injeksi vial.Hal pertama yang dilakukan sebelum proses pembuatan sediaan adalah sterilisasi alat. Dimana kami melakukan sterilisasi alat pada autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan persiapan bahan bahan yang akan digunakan. Kemudian melakukan penimbangan bahan bahan, dimana seluruh bahan yang akan digunakan harus dilebihkan sebanyak 5%. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya hilangnya volume bahan pada saat pembuatan sediaan tersebut. Selanjutnya lakukan penimbangan bahan diatas gelas arloji dimulai dari Thiamin HCl sebanyak 0,525 gram, Pyridoxin HCl sebanyak 0,525 gram dan Cianocobalaminum sebanyak 0,002625 gram. Kemudian dicampur ketiga bahan tersebut dalam gelas kimia 100 mL lalu larutkan dengan aqua pro injeksi secukupnya. Bilas gelas arloji dikarenakan masih adanya bahan yang melengket pada permukaan gelas arloji. Selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap Na.EDTA sebanyak 0,013125 gram lalu masukkan ke dalam campuran diatas dan ditimbang pula Methyl Paraben sebanyak 0,0525 dan masukkan pula pada campuran diatas. Aduk dengan batang pengaduk hingga larut dan tercampur homogen. Kemudian teteskan dengan tokoferol sebanyak 1 tetes. Aduk hingga homogen. Masukkan campuran tersebut dalam gelas ukur 25 mL lalu sambil disaring. Kemudian dicukupkan volumenya dengan aqua pro injeksi. Ambil pipet 1 cc kemudian tambahkan 1,25 cc aqua pro injeksi dalam gelas ukur. Aduk hingga homogen campuran tersebut. Setelah itu dipipet sebanyak 5,25 mL larutan tersebut, masukkan kedalam vial. Tutup dengan tutup karet dan lapisi dengan alluminium foil. Ikat dengan tali godam. Lakukan sterilisasi pada autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit dengan cara membalikkan wadah vial kebawah. Setelah sediaan disterilisasikan, maka sediaan harus dites kejernihannya, antara lain menggunakan kertas putih dan kertas hitam. Kertas putih digunakan untuk melihat bila dalam sediaan terdapat partikel hitam atau berwarna. Sedangkan kertas hitam digunakan untuk melihat bila terdapat partikel putih . Selain itu pemeriksaan sediaan steril atau tidak, dilihat dari warna sediaan tersebut. Bila larutan jernih, berarti sediaan tersebut sudah steril. Namun bila sediaan berubah warna maka sediaan tersebut tidak steril. Setelah melakukan ketiga aspek tersebut, maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah uji keseragaman bobot. Tekhnik dalam uji keseragaman bobot yaitu dicuci bagian luar wadah dengan air dan dikeringkan . Ditimbang satu persatu satu dalam keadaan terbuka. Lalu dikeluarkan isi wadah, dicuci dengan air lalu dengan etanol (95%), dikeringkan pada suhu 105oC pada oven hingga bobot tetap. Didinginkan dan ditimbang satu per satu. Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas tertentu.

Tabel Keseragaman BobotBobot yang tertera pada etiketBatas penyimpangan dalam %

Tidak lebih dari 120 mg 10

Antara 120 mg dan 300 mg7,5

300 mg atau lebih 5

Tabel keseragaman volume Volume pada etiketVolume tambahan yang dianjurkan untuk cairan

EncerKental

0,5 mL0,10 mL0,12 mL

1,0 mL0,10 mL0,15 mL

2,0 mL0,15 mL0,25 mL

5,0 mL0,30 mL0,50 mL

10,0 mL0,50 mL0,70 mL

20,0 mL0,60 mL0,90 mL

30,0 mL0,80 mL1,20 mL

50,0 mL atau lebih2%3%

Setelah dilakukan pengujian sediaan steril dengan memperhatikan kelima kategori tersebut, yaitu pemeriksaan kebocoran, pemeriksaan kejernihan, pemeriksaan warna, uji keseragaman bobot dan uji keseragaman volume, maka hal yang dilakukan yaitu memberikan etiket, brosur, dan kemasan yang cocok.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASETIKA II.AKADEMI FARMASI BINA HUSADAAnief, Muhammad. 2000. ILMU MERACIK OBAT TEORI DAN PRAKTEK. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.Ditjen POM.1979.FARMAKOPE INDONESIA EDISI III.Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Ditjen POM.1995.FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV.Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Formulasisteril.blogspot.com.2008.Available at pendahuluan-vial.Diakses pada bulan 5 tahun 2008

LAMPIRAN

KELOMPOKVIALVOLUMEVIAL + ISIVIAL KOSONGNETTOKET

I15,2 mL14,6457 g9,5586 g5,0871 g

25,2 mL15,2799 g9,2793 g6,0006 g

35,2 mL18,0614 g9,3207 g8,7407 g

45,3 mL15,1168 g12,8042 g2,3126 g

55,1 mL14,8834 g9,6003 g5,2831 g

II15,2 mL15,2902 g9,6726 g5,6176 g

25,2 mL15,0618 g9,9071 g5,1547 g

35,2 mL13,7814 g6,6496 g7,1318 g

45,1 mL15,1057 g9,5986 g5,5071 g

55,2 mL14,8115 g9,5985 g5,213 g

III15,2 mL11,7869 g6,5973 g5,1896 g

25,1 mL11,5874 g6,4125 g5,1749 g

35,1 mL11,0999 g6,4641 g4,6358 g

45,1 mL11,2334 g6,3323 g4,9011 g

55,2 mL11,2540 g6,3908 g4,8632 g

IV15,3 mL16,9602 g11,4577 g5,5025 g

25,2 mL16,8931 g11,6915 g5,2016 g

35,3 mL16,8316 g11,4938 g5,3378 g

45,3 mL16,8303 g11,6025 g5,2278 g

55,2 mL16,8834 g11,6851 g5,1983 g

V15,2 mL14,9101 g9 g5,9101 g

25,1 mL14,7219 g9,9184 g4,8035 g

35,2 mL15,5944 g10,0094 g5,585 g

45,2 mL14,3311 g9,8134 g4,5177 g

55,3 mL16,8320 g9,3933 g7,4387 g

VII15,2 mL14,9532 g9,5921 g5,3611 g

25,2 mL16,6503 g11,7905 g4,8599 g

35,1 mL16,7073 g11,7788 g4,9285 g

45 mL15,7491 g11,4234 g4,3257 g

55,2 mL15,0465 g9,7861 g5,2604 g

VIII15,1 mL11,3704 g6,4137 g4,9567 g

25,2 mL11,6788 g6,4803 g5,1985 g

35,2 mL11,5997 g6,4646 g5,1351 g

45,3 mL11,4871 g6,4428 g5,0443 g

55,2 mL11,7852 g6,4363 g5,3489 g

IX15,2 mL15,1396 g9,8405 g5,2991 g

25,2 mL14,8510 g9,7034 g5,1476 g

35,1 mL14,8949 g9,9483 g4,9466 g

45,1 mL15,1638 g10,0386 g5,1252 g

55,1 mL14,9511 g9,9966 g4,9545 g

Perhitungan :Bobot yang tertera pada etiket antara 120 mg dan 300 mg, sehingga batas penyimpangannya yaitu 7,5%. Sehingga perhitungannya yaitu :

Yang dibuat 5 vial ~ 5,2857 gBatas penyimpangan = 7,5 % X 5,2857 g = 0,3964 g = 5,2857 g + 0,3964 = 5,6821 g = 5,2857 g 0,3964 g = 4,8893 gJadi rangenya = 4,8893 5,6821 ( pH asam )

Diposkan oleh SULASNI_ATMADESI di 08.24 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookTidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Gold ClockDaily CalendarEducation QuotesFishPengikutMengenai Saya

SULASNI_ATMADESI saya cukup saya.. cukup Sulasni Atma Desi.. tidak pernah ada kata TAK MUNGKIN bagi saya.. tapi katakan "AKU dapat lakukan itu walau susah sekalipun"Lihat profil lengkapku Arsip Blog 2011 (6) Desember (1) November (5) HIJAB TERBARU CARA PEMESANAN laporan praktikum farmasetika 2 "AMPUL" HIJAB laporan praktikum farmasetika " injeksi vial "

Share itAda kesalahan di dalam gadget ini Support My Blogapa nama tempat yang banyak menelan benda - benda yang lewat diatasnya dan tidak akan pernah ditemukan kembali???Ada kesalahan di dalam gadget ini

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.