INDONESIAN CATHOLIC FAMILY...
Transcript of INDONESIAN CATHOLIC FAMILY...
INDONESIAN CATHOLIC FAMILY BRISBANE.GOLDCOAST
BRISBANE
MISA BAHASA INDONESIA
Gereja St. Ita
247 Gladstone Rd
Dutton Park Qld 4102
Setiap Hari Minggu
Jam 10.30 Pagi
GOLD COAST
MISA BAHASA INDONESIA
Gereja St. Mary's
185 Billinghurst Crescent
Upper Coomera Qld 4209
Setiap Hari Minggu ke 4
Jam 2.00 Siang
PESAN GEMBALA...Umat ICF yang terkasih,
Saudara-saudari terkasih, kita sudah sampai di penghujung tahun 2017. Waktu berjalan begitu cepat. Tentu banyak pengalaman suka dan duka yang telah kita lalui selama satu tahun ini. Bagi saudara-saudari yang baru saja menerima Sakramen Krisma, pastinya tahun ini akan menjadi kenangan terindah dalam hidup kalian.
Karena ini adalah bulan penutup tahun, bagus sekali jika kita menyediakan waktu sejenak untuk merefleksikan kembali pengalaman-pengalaman yang telah terjadi dan belajar darinya. Kata pepatah, “pengalaman adalah guru terbaik.” Tujuannya hanya satu, yakni agar lembaran kehidupan baru di tahun mendatang bisa kita isi dengan hal-hal yang lebih baik dan lebih berguna.
Tentu, peristiwa yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu pada bulan Desember adalah Natal. Dari peristiwa ini, kita bisa melihat betapa dalamnya cinta Allah kepada manusia sehingga Dia mengutus Putera-Nya yang tunggal ke dalam dunia, lahir dari rahim Santa Perawan Maria. Dialah Mesias terjanji itu, yang kedatangan-Nya telah diramalkan sejak ribuan tahun oleh para nabi.
Berkat kelahiran-Nya, umat manusia ditebus dari perhambaan dosa dan jaminan keselamatan kekal diberikan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Sejauh saya pelajari, tidak ada satu nabi pun di dunia ini yang pernah berani berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Betapa hebatnya Yesus Kristus, Sang Juruselamat kita!
Maka dengan penuh semangat dan sukacita, saya mau mengucapkan:
SELAMAT HARI RAYA NATAL (25 Desember 2017) DAN TAHUN BARU (01 Januari 2018). Berkat Tuhan senantiasa melimpah bagi saudara-saudari sekalian.
Pax et Bonum – Pastor Pionius Hendi, OFMCap.
Edisi Natal—DESEMBER 2017
CHAPLAIN:
Fr Pionius Hendi OFMCap
M: 0478 777 498
KETUA:
Andreas Ong
M: 0478 409 600
ICF KONTAK:
FaceBook :
Chaplaincy.icf
Web site :
icfbrisbane.com
Email :
Ia menguatkan orang
yang lelah, memberi
semangat kepada
yang tak berdaya.
Yes 40:29
Bagi umat yang membutuhkan pelayanan Pastur
atau urusan kerohanian lainnya seperti : ( Misa lingkungan / keluarga dengan intensi khusus,
ibadat pemberkatan, penerimaan sakramen dan
Rosario di rumah )
Silahkan menghubungi Seksi Liturgi ,
Saudari Hetty Tando :
Phone / SMS: 0401 576 935
Email : [email protected]
Sangat di harapkan untuk membuat arrangement
minimal 1 ( satu ) bulan sebelum acara
AGUSTUS 2017 INDONESIAN CATHOLIC FAMILY BRISBANE.GOLDCOAST DESEMBER 2017 PAGE 2
Apa yang membedakan seorang
beriman dengan mereka yang tidak beriman (ateis)? Pembedanya, bukan pertama-tama bahwa orang beriman mengakui adanya Tuhan, sementara mereka yang ateis tidak. Ketidak berimanan tampak lebih-
lebih ketika seseorang menganggap diri mampu menghadapi persoalan hidup dan tidak memerlukan Tuhan lagi. Orang juga tidak beriman ketika ia menilai persolan yang dia hadapi terlalu remeh atau terlalu duniawi sehingga ia tidak mau merepotkan Tuhan. Natal mengingatkan kita bahwa Allah sangat peduli terhadap dunia dan sangat berminat terlibat dalam hidup kita dengan segala remeh-temeh persoal yang kita hadapi. “Karena kasih-Nya yang begitu besar kepada manusia, Allah telah mengutus Putra-Nya ke dunia (bdk. Yoh 3:16) dan tinggal di antara kita, Imanu-el (bdk. Mat 1:23). Allah yang peduli dan kasih-Nya yang besar ini dapat kita alami kalau kita membiarkan Yesus, Sang Imanu-el, leluasa masuk ke dalam persoalan pribadi kita mau-pun dan persolan dunia kita. Maka pertanyaannya, persoalan apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Per-tanyaan berikutnya, apakah Anda sudah membuka diri dan membiarkan Tuhan Yesus masuk dan terlibat da-lam persoalan Anda? Majalah Utusan (November, 2017) menampikan shar-ing pengalaman seorang calon dokter yang mengalami kesulitan saat menjalani pendidikan kepaniteraan klinik (koas). Ia harus memeriksa banyak pasien sambil mengingat teori-teori yang telah dia pelajari, dan mem-buat banyak laporan. Saat mendapat giliran jaga, ia mesti berangkat pagi dan pulang baru keesokan harinya. Fisiknya yang agak lemah membuatnya mu-dah jatuh sakit. Pada saat kelelahan dan stres men-capai klimaks, dia memutuskan untuk berhenti koas. Ketika ia menyampaikan keinginan ini kepada ibunya, sang ibu mengingatkan perjuangan dan prestasi yang
telah ia raih selama S-1 kedokteran. Sang ibu pun menyarankan agar dia mohon kekuatan dari Tuhan dengan berdoa. Memang, selama ini dia sudah jarang berdoa. Demikianlah, dia mulai berdoa demikian, “Tuhan, jika Engkau mengizinkan saya untuk sampai di jenjang pendidikan ini tanpa hambatan yang bermakna, saya percaya bahwa memang inilah jalan yang Engkau berikan. Tetapi, saat ini saya sedang kesulitan, ya Tu-han. Saya lelah, jenuh, dan ingin berhenti dari kegiatan koas ini. Tetapi jika menjadi dokter memang adalah jalan yang Engkau berikan, mampukan saya untuk bisa menempuh pendidikan ini, setidaknya sam-pai saya lulus tepat waktu.” Dengan bekal doa itu, dia menjalani koas seperti bi-asa. Meski ia tetap lelah dan jenuh, namun tak lagi terpikir olehnya untuk berhenti. Ia pun melaksanakan segala tugas koas dengan tekun dan teliti hingga tahapan ini selesai. Setelah menjalani beberapa ujian lain lagi, akhirnya ia pun menjalani sumpah dokter. Ia menjadi dokter dengan predikat Lulusan Terbaik Kepaniteraaan Klinik. Berikut ini refleksinya, “Meski saya hanya berharap dan berdoa untuk dapat lulus tepat waktu, tetapi Tu-han memberikan lebih. Pengalaman pribadi saya ini membuat saya semakin yakin, selama kita melibatkan Tuhan dalam segala tindakan dan disertai dengan usaha keras, maka semua akan berjalan baik. Bahkan lebih baik dari yang kita harapkan.” Lewat Natal, Tuhan mewujudkan komitmennya untuk terlibat dalam hidup kita, tinggal di antara kita. Pertan-yaannya: Apakah kita memberikan kesempatan kepa-da-Nya untuk berbuat sesuatu dalam hidup kita?
Di tulis Oleh : Romo Antonius Sumarwan, SJ. Saat ini sedang berada di Brisbane untuk study PhD
dalam bidang Philanthropy and Non-profit studies di QUT School of Bussiness.
Bagi semua penerima Sakramen Krisma
pada Hari Minggu 26/11/2017,
Terima kasih Pula Kepada
Bishop Joseph Oudeman
yang telah memimpin misa Krisma
dan memberkati mereka semua.
Berkat dan kasih Tuhan menyertai
Bishop Jo serta saudara sekalian.
PAGE 3 INDONESIAN CATHOLIC FAMILY BRISBANE.GOLDCOAST DESEMBER 2017
Suatu ketika, ada seorang pria yang mengang-
gap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia
bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang
baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya
dan bersih kelakuannya terhadap orang lain.
Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus
yang diceritakan setiap gereja di hari Natal . Dia
sunguh-sungguh tidak percaya. "Saya benar-
benar minta maaf jika saya membuat kamu
sedih," kata pria itu kepada istrinya yang rajin
pergi ke gereja. "Tapi saya tidak dapat mengerti
mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu ada-
lah hal yang tidak masuk akal bagi saya "
Pada malam Natal , istri dan anak-anaknya pergi
menghadiri kebaktian tengah malam di gereja.
Pria itu menolak untuk menemani mereka. "Saya
tidak mau menjadi munafik," jawabnya. "Saya
lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang."
Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-
butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat
kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali. Ia ber-
pikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya . Ketika ia pergi ke pintu
masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin.
Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat
berteduh.
Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya
bisa menolong mereka?
Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat mem-
berikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang
kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak
masuk ke dalam. Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke ru-
mahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah
kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus me-
lompat-lompat kedinginan di atas salju.
Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu ber-
pencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu. "Mereka menganggap saya sebagai
makhluk yang aneh dan menakutkan,"kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikir-
kan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi
seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman."
Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengar-
kan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata,
"Sekarang saya mengerti," bisiknya dengan terisak. "Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi
manusia."
Yesus menjadi manusia, lahir di kandang yang sederhana dan hina hanya untuk dekat dengan kita manu-
sia agar kita dapat merasakan cintaNya.
Kasih dan damai Natal Menyertai kita semua.
INDONESIAN CATHOLIC FAMILY BRISBANE.GOLDCOAST PAGE 4 DESEMBER 2017
Melayani hanya bagi kemuliaan nama Tuhan.
Kolekte I $ 1,814.20
Kolekte II $ 1,709.85
Donasi $ 1,600.00
Pengeluaran $ 2, 396.80
SANTO NIKOLAS dari MYRA, Pestanya di rayakan setiap tanggal
6 Desember, lahir 15 Maret 270 di Patara, Lycia et Pamphylia, Asia Kecil.
Santo Nicholas (Nikolas) adalah seorang kudus yang sangat terkenal karena
kemurahan hatinya dan karena mujizat-mujizat yang dilakukannya.
Tokoh Santa Claus (Sinterklass) yang membawa hadiah untuk anak-anak
pada saat Natal sebenarnya merupakan sekularisasi dari Santo Nicholas,
uskup dari Myra yang baik hati.
Sumber katombe, Org
UMAT ICF yang terkasih
Selamat memasuki masa Advent untuk
mempersiapkan kedatangan sang
Emmanuel. Yang bersama akan kita
rayakan pada tanggal 25 Desember 2017.
Persiapan Natal yang sesungguhnya
bukanlah di isi dengan kado - kado tetapi
lebih kepada persiapan batin kita. Marilah
dalam masa Advent ini kita mengisi hidup
kita dengan hal yang baik bagi pertum-
buhan iman, keluarga serta komunitas kita
ICF. SELAMAT MEMASUKI MASA
ADVENT & SELAMAT HARI NATAL
Dewan ICF 2017-2019
Hasil Kolekte & Pengeluaran
Bulan November 2017
Doa Rosario
& Misa
Arwah 40 Hr
Philip Brady
Sabtu
9 Desember
Jam
10.30-
12.30
Di Rumah
Loly Brady
Adorasi & Misa
Jum’at
Pertama
Jumat,
5 January
2018
Jam 18.30 St. Ita
Dutton Park
KE MANA YESUS
SAAT NATAL? Para penghuni surga sedang
berkumpul dan bertukar pendapat. Pada kesempatan itu, Petrus mengajukan pertanyaan,
“Natal tahun ini, kira-kira Yesus akan berkunjung
ke mana?”
Setelah mereka merenungkan pertanyaan itu, ada yang menja-
wab, “Ke daerah pegunungan yang baru saja kena musibah
awan panas.”
“Tidak, karena di sana telah ada banyak orang yang membantu
saudaranya yang sedang mengalami
penderitaan.”
“Ke tempat ziarah?”
“Tidak juga, karena tempat ziarah sekarang sudah ramai dikunjungi
umat.”
“Pasti ke tempat orang miskin!”
“Saya kira juga tidak, karena sekarang membantu orang-orang
miskin sudah semakin nge-trend!”
“Lalu, menurutmu ke mana?”
“Yesus akan berkunjung ke hati
manusia karena sekarang ini Banyak manusia yang
meninggalkan hatinya.”