Methodology for Participatory Assessments with Communities ...
IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH...
Transcript of IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH...
-
IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DENGAN KEGIATAN KONSERVASI VEGETASI
PADA KELOMPOK ABDI BUMI DESA MLANDI
KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
DIANA LAILATUL PITRIAH
NIM. 43030160011
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
Perhatikan gagasan rakyat yang belum sistematis. Pelajari
gagasan tersebut bersama mereka sehingga menjadi gagasan yang
terstuktur dan sistematis. Menyatulah dengan rakyat, kaji dan
jelaskan kembali gagasan mereka sehingga mereka paham bahwa
gagasan tersebut milik mereka. Terjemahkan gagasan tersebut
menjadi aksi dan uji kebenarannya melalui aksi secara konsisten
supaya menjadi lebih benar, lebih penting dan lebih bernilai
sepanjang masa. Demikian itulah yang membangun ILMU
PENGETAHUAN RAKYAT.
Mao Tsetung
-
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, skripsi ini peneliti persembahkan untuk;
1. Bapak dan ibuku tercinta nan terkasih, Mariyani dan Senari
yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih
sayang dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Saudara kandungku tersayang beserta suaminya, Sri Hartiwi
& Khamim, S.Pd serta Aris Mualifah & Khabib yang tak ada
hentinya memberikan motivasi kepadaku sehingga proses
penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
3. Kakek dan nenekku tersayang, mbah Senu dan mbah Parimah
yang selalu memberiku wejangan agar menjadi orang sukses.
4. Suamiku tercinta Achmad Albazili Awwaruddin yang tak ada
hentinya memberikan nasihat, doa dan motivasi dalam
kehidupanku.
5. Bapak dan ibu mertuaku tersayang, Mariyono dan Dewi
Lailatul Muna, terimakasih memberiku doa dan nasihat.
6. Dosen pembimbing skripsi Bapak M. Ali Sofyan, M.A yang
telah membimbing dan mengajari sistematika kepenulisan
dalam menyelesaikan pembuatan skipsi.
7. Keponakanku tersayang; Rizky Meiday Oktavian, Fadila
Bunga Amalia, Avin Stevano, Wilda Putri Rahmadani,
Virginchia Hadiza Apriana Rulita, Nacita Hadine Putri
Angely, Bellamy Athalla Kasyafa.
8. Saudara-saudaraku tersayang; Didik Erik, Varid Nurul,
Yasmiatun, Ana Kholifah, Lilis Siti Fatimah, S.Pd yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam menempuh gelar
sarjana.
9. Kakak-kakaku tersayang, Bira Farida N.L, S.Sos. Akhayatun
Laily, S.E Lailatis Sa’adah, S.Pd.
10. Teman kosku tersayang, Alita Amamil Hana, S.Sos dan Ayu
Ardiyanti terimakasih menemaniku berjuang skripsi sekaligus
teman berkeluh kesah.
11. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2016 khususnya
jurusan PMI yang berjuang skripsi terimakasih telah
menjadikan kuliah begitu nikmat dan menyenangkan
-
vi
12. Keluarga besar Ma’had Al-Jamiah IAIN Salatiga, Ikatan
Mahsiswa Jepara-Salatiga (IMAJAS), Bidikmisi,
Yabismillah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Salatiga, Komisariat Lafran Pane, Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI) Kota Salatiga, Tim Relawan Embun
Nusantara, LDK Fathir Ar-Rasyid.
13. Teman-teman seperjuanganku KKN Desa Manyaran, LK-2
Bogor, LKK Jakarta Selatan dan rekan-rekan Patroli
Keamanan Sekolah (PKS Kam15atu) beserta rkan-rekan Inec
Foundation.
14. Rekan-rekan kerjaku, penyiar Radio Surban FM, Radio
Yayasan Hidayah Bangsa, Flourish dan PT Starcam Apparel
Indonesia.
15. Seluruh orang yang menanyakan kapan wisuda.
-
vii
ABSTRAK
Pitriah, Diana Lailatul. 2020. Implementasi Participatory Action
Research (PAR) dengan Kegiatan Konservasi Vegetasi
pada Kelompok Abdi Bumi Desa Mlandi Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo. Skripsi, Salatiga:
Program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakawah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: M. Ali Sofyan, M.A.
Kata Kunci: Participatory Action Research (PAR), Konservasi
Vegetasi, Kelompok Abdi Bumi, Pemberdayaan.
Penelitian ini berawal dari program pemberdayaan
masyarakat yang base on project dan base on oriented pada
pengelolaan fungsi alam. Sehingga menjadikan Participatory
Action Research (PAR) sebagai metode dan pendekatan yang
dilakukan lembaga dalam menerapkan program pemberdayaan
masyarakat secara partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mendalami masalah tersebut yaitu tentang; (1) Mengetahui kondisi
lingkungan vegetasi sebelum adanya penerapan konservasi
vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo. (2) Menjelaskan implementasi participatory action
research pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. (3) Menganalisa
dampak lingkungan dan ekonomi dari kegiatan konservasi vegetasi
di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif, yang merupakan metode dalam mendalami informan.
Selain itu, pada penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif-
analisis yang dapat menggambarkan fakta secara sistematik serta
mengananalisa data dengan melakukan survei. Perolehan data
fakta diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder yang
didapatkan langsung dari informan. Data yang didapatkan melalui
metode pengumpulan data berupa; observasi, wawancara dan
dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan kajian
ekologi dan environmentalism.
-
viii
Hasil dari penelitian ini menjelahkan bahwa kondisi
lingkungan Desa Mlandi sebelum dilaksanakan kegiatan berbasis
participatory action research masih menggunakan produk kimia
yang tidak ramah lingkungan dan teknik pertanian yang membujur
ke bawah. Dalam proses penerapan participatory action reseach
dengan tindakan konservasi vegetasi yang dilakukan oleh
kelompok Abdi Bumi memberikan gambaran luas terhadap
pentingnya menjaga keberfungsian alam. Sehingga setelah
dilakukan konservasi berbasis participatory action research dapat
dianalisa dampak yang ditimbulkan secara ekonomi yang dapat
dihitung dengan data statistik berupa profit dan dampak secara
lingkungan.
-
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillah, sebuah karya tulis ilmiah skripsi
ini dengan judul Implementasi Participatory Action Research
(PAR) dengan Kegiatan Konservasi Vegetasi pada Kelompok
Abdi Bumi Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo telah selesai saya kerjakan. Tulisan ini berfokus pada
sebuah praktik dan pelaksanaan participatory action research di
sebuah desa. Kegiatan participatory action research tersebut
melaksanakan suatu kegiatan konservasi untuk menjaga
lingkungan yang sebelumnya menggunakan pola pertanian
membujur ke bawah.
Selama melakukan penelitian saya terbuka sebuah
wawasan baru tentang bagaimana menjaga lingkungan dari hulu
hingga hilir untuk kehidupan mendatang. Tak hanya itu saya
memperoleh wawasan yang lebih luas lagi mengenai penerapan
metode participatory action research yang dilakukan oleh
stakeholder. Selain itu saya berlatih untuk menjadi fasilitator
dalam sebuah kegiatan. Ucapan yang setinggi-tingginya saya
sampaikan kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. 2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum
sebagai pimpinan fakultas yang memberikan tempat pada saya
untuk menimba ilmu.
3. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A sebagai pimpinan program studi Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan
ruang pada saya untuk memperdalam ilmu community
development.
4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama 8 semsester.
5. Bapak M Ali Sofyan M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk membimbing dengan ikhlas dalam penulisan skripsi,
saya sampaikan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
6. Kelompok Abdi Bumi yang telah berkenan menjadi subjek penelitian sekaligus objek pada penelitian ini sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.
-
x
7. LPTP yang telah mengizinkan saya untuk belajar tentang pemberdayaan masyarakat. Lebih khusus kepada fasilitator
LPTP Wonosobo M. Anis Sofwan, S.H, Johan Rifqi, S.H,
Dariyanto dan Ahmad Najmudin, S.H yang telah memberikan
informasi dan mengajarkan menjadi fasilitator.
8. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan. 9. Rekan-rekan program studi Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan dan
semangat dalam penulisan skripsi ini.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penulisan karya tulis
ilmiah skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 17 September
2020
Diana Lailatul Pitriah
NIM. 43030160011
-
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf
Latin
Keterangan
Alif - Tidak dilambangkan ا
Ba’ B be ب
Ta’ T te ت
(Sa S es (dengan titik atas ث
Jim J je ج
HA’ H ha (dengan titik ح
bawah)
Kha’ Kh ka dan ha خ
Dal D de د
(Zal Z zet (dengan titik atas ذ
Ra’ R er ر
Za’ Z zet ز
Sin S es س
Syin Sy es dan ye ش
Sad S es (dengan titik ص
bawah)
Dad D de (dengan titik ض
bawah)
T T te (dengan titik ط
bawah)
Za’ Z zet (dengan titik ظ
bawah)
ain - Aprostof terbalik‘ ع
Ghain G ge غ
Fa’ F ef ف
Qaf Q qi ق
Kaf K ka ك
Lam L el ل
Mim M em م
Nun N en ن
Waw W we و
-
xii
Ha’ H ha ه
Hamzah , Aprostrof ء
Ya Y ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
Kata Arab Ditulis
muddah muta’ddidah مذة متعذدة
rajul mutafannin muta’ayyin رجل متفنن متعين
C. Vokal Pendek
Harakah Ditulis Kata
Arab
Ditulis
Fathah A من نصر وقتل man nasar wa
qatal
Kasrah I كم من فعة kamm min fi’ah
Dammah U سدس وخمس
وثلث
sudus wa khumus
wa sulus
D. Vokal Panjang
Harakah Ditulis Kata Arab Ditulis
Fathah A فتاح رزاق
منان
fattah razzaq
mannan
Kasrah I مسكين وفقير miskin wa faqir
Dammah U دخول وخروج dukhul wa khuruj
E. Huruf Diftrong
Kasus Ditulis Kata
Arab
Ditulis
fathah bertemu waw
mati
aw مولود maulud
fathah bertemu ya
mati
ai مهيمن muhaimin
F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata
Kata Arab Ditulis
a’antum اانتم
u’iddat li al-kafirin اعدت للكا فرين
-
xiii
la’in syakartum لئن شكرتم
i’anah at-ta;ibin اعا نة الطا لبين
G. Huruf Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan, ditulis dengan huruf “h”
Kata Arab Ditulis
zaujah jazilah زوجة جزيلة
محددة جزية jizyah muhaddadah
Keterangan:
Ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata Arab yang
sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti salat,
zakat, dan sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal
aslinya.
Bila diikuti oleh kata sandang “al-“ serta bacaan kedua itu
terpisah, maka ditulis dengan “h”
Kata Arab Ditulis
takmilah al-majmu تكملة المجموع
halawah al-mahabbah حالوةالمحبة
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakah (fathah,
kasrah, atau dammah), maka ditulis dengan “t” berikut
huruf vokal yang relevan.
Kata Arab Ditulis
zakatu al-fitri زكاة الفطر
ila hadrati al-mustafa الى حضرة المصطفى
jalalata al-‘ulama جال لة العلماء
H. Kata Sandang alif dan lam atau “al-“
1. Bila diikuti huruf qamariyyah
Kata Arab Ditulis
bahs al-masa’il بحث المسا ئل
al-mashulli al-Ghazali المصول للغز الي
-
xiv
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan
menggandakan huruf syamsiyyah yang mengikutinya
serta menghilangkan huruf “l” (el)-nya.
Kata Arab Ditulis
i’anah at-talibin اعا نة الطا لبين
فعي الر سا لة للشا ar-risalah li asy-Syafi’i
syazarat az-zahab شذرات الذ هب
-
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................... ii
DEKLARASI .............................................................................. iii
MOTTO ...................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................ ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ..................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................. xv
DAFTAR BAGAN ................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 14
E. Kerangka Berpikir ............................................................ 16
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 24
B. Landasan Teori ................................................................. 24
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat .............................. 30
2. Participatory Action Research (PAR) .......................... 34
3. Ekologi dan Environmentalism (Konservasi Vegetasi) 39
-
xvi
4. Konservasi dalam Perspektif Islam .............................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 49
C. Sumber Data ..................................................................... 50
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 53
E. Analisis Data .................................................................... 56
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................ 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................ 61
1. Sekilas tentang LPTP ................................................... 61
2. Pemberdayaan sebagai Fokus Program LPTP .............. 66
3. Demografi Desa Mlandi ............................................... 68
4. Seputar Vegetasi Desa Mlandi ..................................... 88
5. Pemberdayaan dan PAR: Sebuah Implementasi .......... 97
6. Hijau dan Menguntungkan: Lingkungan Baru Gunung
Bismo ................................................................................. 125
B. Pembahasan .................................................................... 136
1. Degradasi atau Profit? Suatu Analisa
Environmentalism .............................................................. 136
2. Riset Aksi untuk Kesuburan Bumi (Riset Aksi dan
Konservasi) ........................................................................ 143
3. Lahan dan Kopi: Konservasi Berbasis Ekonomi ........ 151
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................ 157
B. Saran ............................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 162
Lampiran-Lampiran
-
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Berfikir ................................................................ 17
Bagan 4.1 Hasil Kesepakatan Perencanaan ........................................ 104
-
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Potensi Sumber Daya Desa Mlandi ............................ 71
Tabel 4.2 Fasilitas Pendidikan Desa Mlandi 2019 ...................... 72
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mlandi 2019 ... 73
Tabel 4.4 Mata Pencaharian Desa Mlandi 2019 ......................... 75
Tabel 4.5 Data Tanaman Vegetasi Desa Mlandi 2019 ................ 89
Tabel 4.6 Rincian Pelaksanaan Kegiatan .................................. 114
Tabel 4.7 Hasil Riset Penyemaian Kelompok Abdi Bumi tahun
2019 ........................................................................................... 119
Tabel 4.8 Hasil Proses Pembibitan Kelompok Abdi Bumi ....... 123
Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerapan
PAR ........................................................................................... 135
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Participatory Action Research ................................ 37
Gambar 4.1 Peta Desa Mlandi .................................................... 70
Gambar 4.2 Kondisi Pertanian Metode Guludan ........................ 81
Gambar 4.3 Proses Kegiatan Diskusi Kelompok Abdi Bumi ..... 87
Gambar 4.4 Penyemaian Kopi .................................................. 108
Gambar 4.5 Proses Pencampuran Media Pembibitan Tanaman
Kopi oleh Kelompok Abdi Bumi .............................................. 109
Gambar 4.6 Tumpang Sari Tanaman Kopi dengan Tamanan
Holtikultura ............................................................................... 110
Gambar 4.7 Riset Anggota Kelompok yang Memunculkan Lendir
Hitam pada Biji Kopi ................................................................ 120
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian
masyarakat. Menurut Oos M Anwas (2014:50) pemberdayaan
adalah upaya untuk mengembangkan potensi diri masyarakat
tanpa memberikan tekanan. Pemberdayaan diartikan sebagai
wujud eksistensi diri untuk mengekpresikan kemampuan yang
dimiliki. Pemberdayaan juga dikatakan sebagai proses
mengaktualisasi diri untuk meningkatkan kemampuan
individu dan masyarakat. Proses aktualisasi dibentuk untuk
membangun diri dan lingkungan dalam meningkatkan
kehidupan yang mandiri dan sejahtera. Upaya dalam
memandirikan masyarakat juga dirilis oleh Mardikanto &
Soebiato (2013:28) yaitu:
“Pemberdayaan sebagai suatu upaya atau
proses untuk memenuhi kebutuhan yang
diinginkan oleh individu kelompok dan
masyarakat luas agar mereka memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan dan
mengontrol lingkungannya agar dapat
memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk
-
2
aksesibilitasnya terhadap sumber daya yang
terkait dengan pekerjaannya, aktivitas
sosialnya, dll.” (Mardikanto & Soebiato,
2013:28)
Pemberdayaan dalam prosesnya menjadikan
masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pemberdayaan.
Masyarakat mempunyai kemampuan dalam mengambil
keputusannya sendiri dan mengontrol lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada. Hal inilah yang mengkonsep masyarakat sebagai
aktor dan penentu pemberdaayaan. Konsep ini melibatkan
partisipasi masyarakat secara aktif. Melalui partisipasi,
masyarakat dapat menyalurkan potensi yang dimiliki untuk
memperbaiki kualitas hidup (Mardikanto & Soebiato,
2013:28).
Berkaitan dengan pemberdayaan yang menggunakan
partisipasi masyarakat, dikenal dengan istilah Participatory
Action Research (PAR). Participatory action research
bertujuan untuk melakukan tindakan dan menciptakan
perubahan masyarakat. Menurut Yaumi dan Damopolii
(2014:14) participatory action research berorientasi pada
permasalahan sosial dimasyarakat dengan memberikan
-
3
peluang kepada individu atau kelompok untuk berkontribusi
menyuarakan emansipasinya dalam melakukan perubahan
masyarakat. Kontribusi masyarakat menjadi penentu dalam
memperbaiki kehidupan masyarakat. Selain kontribusi,
emansipasi masyarakat menjadi sumber ide dan tindakan
dalam melakukan perubahan masyarakat.
Participatory action research menjadi model alternatif
dalam melakukan tindakan aksi yang didasarkan pada
paradigma partisipatoris/advokasi (Darwis, 2016:148).
Participatory action research berproses dalam melakukan
tindakan aksi dengan membangun kesadaran yang sistematis.
Tindakan aksi berdasarkan kesadaran dapat berpengaruh pada
perubahan sosial masyarakat. Tindakan aksi juga melibatkan
semua orang atas permasalahan dan pengalamannya sebagai
sasaran pengkajian. Hal tersebut disinyalir oleh adanya proses
pengamatan dengan tindakan agar masyarakat mampu
menjalankan aksi perubahan sosial.
Pemberdayaan berbasis participatory action research
dilakukan atas dasar permasalahan yang sering muncul baik
permasalahan yang berkaitan dengan adat, budaya, ras, HAM,
-
4
ekonomi, politik, ekologi dll. Salah satu bentuk permasalahan
yang mudah dijumpai adalah permasalahan ekologi.
Permasalahan itu dapat disebabkan oleh kondisi alam atau
aktivitas manusia dalam menunjang kebutuhan hidupnya.
Salah satu permasalahan ekologi identik dengan kerusakan
alam adalah erosi dan degradasi lahan yang terjadi secara
terus-menerus. Erosi selain terjadi di wilayah pesisir juga
sering dijumpai di wilayah pegunungan atau perbukitan.
Penyebab utama erosi dikarenakan sebab alamiah dan
aktivitas manusia. Secara alamiah dapat terjadi karena proses
pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk
mempertahankan keseimbangan tanah secara alami.
Sedangkan aktivitas manusia disebabkan oleh terkelupasnya
lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang
tidak mengindahkan kaidah konservasi sehingga dapat
menimbulkan terjadinya degradasi lahan (Lihawa (2017:47).
Erosi yang terjadi di Indonesia semakin meningkat,
pada tahun 2019 erosi menduduki peringkat ketiga dari
bencana alam yang ada di Indonesia dengan jumlah sebanyak
1.529 kali. Meningkat tiga kali dari jumlah erosi pada tahun
-
5
sebelumnya (https://databoks.katadata.co.id diakses 22
Oktober 2020). Meningkatnya jumlah erosi dari tahun ke
tahun dapat meningkatkan terjadinya degradasi lahan yang
berkepanjangan. Hal ini dapat memberikan efek kerugian bagi
lingkungan dan masyarakat.
Dalam rangka mencegah dan menanggulangi
permasalahan alam, maka diperlukan upaya berupa
konservasi. Selain mencegah dan menanggulangi
permasalahan alam konservasi juga dipilih sebagai upaya
untuk memanfaatkan sumberdaya alam. Konservasi menurut
Nugroho & Maharani (2019:17) bertujuan untuk menjaga dan
meningkatkan kelestarian sumber daya alam (tanah dan air)
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konservasi juga diartikan
sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam dalam
meningkatkan kualitas hidup. Konsevasi terbagi menjadi
beberapa macam diantaranya; konservasi tanah, konservasi
air, konservasi lingkungan, konservasi eksitu satwa liar,
konservasi biodiversitas dll. Salah satu konservasi yang dapat
dimanfaatkan sumber dayanya adalah konservasi tanah.
https://databoks.katadata.co.id/
-
6
Sumber daya alam dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan
berbasis konservasi, misalnya konservasi tanah. Dalam proses
pelaksanaannya konservasi tanah dapat dilakukan dengan
berbagai metode seperti; metode vegetasi, metode mekanik
dan metode kimia. Metode vegetasi menjadi metode
konservasi yang relevan digunakan dalam meningkatkan
keseimbangan alam dan meningkatkan kebutuhan masyarakat.
Sehingga konservasi tanah dengan metode vegetasi menjadi
pilihan bagi masyarakat khususnya petani. Selain itu,
konservasi vegetasi juga sangat penting dalam menghambat
erosi dan mengatasi degradasi lahan pertanian.
Pemberdayaan berbasis participatory action research
termasuk konservasi vegetasi dapat dilaksanakan oleh
pemerintah atau pihak swasta seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Program pemberdayaan masyarakat yang
pernah dilakukan pemerintah Povinsi Jawa Tengah pada
tahun 2019 yaitu; (1) pengembangan lembaga masyarakat,
ekonomi masyarakat dan teknologi tepat guna dengan dana Rp
2,235 M, (2) pengembangan partisipasi dan penguatan peran
-
7
aktif masyarakat dalam pembangunan desa dengan dana Rp
1,55 M, (3) peningkatan peran masyarakat dalam
kesejahteraan keluarga dengan dana Rp 1,35 M
(http://data.jateng.go.id, diakses 5 Agustus 2020).
Program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah
belum berbasis participatory action research, salah satunya
program bantuan sosial covid-19 yang dilakukan oleh
Kementerian Sosial. Program bansos covid-19 beragam mulai
dari bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, kartu prakerja,
subsidi listrik, kartu sembako dll. Untuk program kartu
sembako dengan jumlah dana Rp. 14 triliun dengan jumlah
penerima 20 juta orang. Anggaran dana kartu prakerja yang
diakses digital sebanyak 3,98 triliun dengan penerima 1,5 juta
orang. Sedangkan anggaran BLT dana desa sebanyak 4,3
triliun yang disalurkan pada 7.236.648 keluarga penerima
(http://databoks.katadata.co.id diakses 10 Agustus 2020).
Program tersebut disatu sisi untuk meningkatkan kebutuhan
ekonomi masyarakat, namun disisi lain secara konsep
pemberdayaan berbasis participatory action research belum
http://databoks.katadata.co.id/
-
8
memenuhi konsep tersebut karena dilakukan lockdown atau
tidak melibatkan partisipasi masyarakat.
Program pemberdayaan selain dilakukan pemerintah
juga dilakukan oleh pihak swasta, meskipun tidak dipungkiri
masih ada yang base on oriented dan base on project tapi
banyak yang sesuai dengan participatory action research.
Salah satunya program pemberdayaan yang dilakukan oleh
Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan. Program
tersebut dilakukan perusahaan sebagai bentuk kepedulian dan
tanggungjawab sosial kepada masyarakat (filantrophy) dan
lingkungan. Dimana perusahaan memiliki komitmen untuk
berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat
sekitar dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan (Rosmaladewi, 2018:5).
Salah satu pihak swasta yang melakukan
pemberdayaan berbasis participatory action research adalah
Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP).
Sebagai lembaga non pemerintah (Non Goverment
Organization – NGO), LPTP berdiri sejak 10 November
1978. LPTP berpusat di Surakarta dengan berbagai sebaran
-
9
lokasi pemberdayaan meliputi; Wonosobo, Klaten, Tuban,
dan Bojonegoro. LPTP berkolaborasi dengan CSR perusahaan
sebagai sumber dana yang dialokasikan kepada masyarakat
dalam bentuk program kegiatan berbasis pemberdayaan.
Program pemberdayaan yang pernah ditangani LPTP dengan
CSR perusahaan berkaitan dengan lingkungan, energi, pangan
dan pelestarian fungsi alam. LPTP melakukan pemberdayaan
dengan menjadikan masyarakat sebagai pelopor inovatif untuk
mewujudkan masyarakat madani (http://lptp.or.id, diakses 10
Agustus 2020).
Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan
LPTP di Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan CSR
perusahaan PT. Tirta Investama Aqua. LPTP melakukan
program base on project dan base on oriented dari CSR
perusahaan kemitraan. Program LPTP di Kabupaten
Wonosobo meliputi; konservasi, sanitasi, pertanian, home
industry, stunting dan air bersih. Salah satu programnya yaitu
konservasi yang dilakukan sebagai upaya menjaga dan
menanggulangi kerusakan alam. Kegiatan pemberdayaan
http://lptp.or.id/
-
10
yang pernah dilakukan LPTP berbasis Participatory Action
Research (PAR) dan Participation Rural Appraisal (PRA).
Program konservasi yang dilakukan di Desa Mlandi
Kecamatan Garung dengan fokus pada konservasi vegetasi.
Program ini diawali dari masalah lingkungan yang kemudian
muncul kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan
konservasi. Atas dasar kesadaran masyarakat, LPTP
memfasilitasi masyarakat untuk membentuk kelompok sadar
alam yang merujuk ke lingkungan. Kelompok tersebut dikenal
dengan kelompok Abdi Bumi. Selain kesadaran masyarakat,
berkurangnya fungsi alam membuat masyarakat semakin
segan dalam melakukan kegiatan konservasi terlebih
konservasi berbasis ekonomi.
Konsevasi dilakukan karena melihat kondisi daerah
Wonosobo yang secara umum merupakan perbukitan dan
pegunungan dengan sebagian besar mencapai 56,36% dan
terletak pada kemiringan lereng 15-40%. Dari segi ketinggian,
terletak pada ketinggian 250-2.250 mdpl dengan curah hujan
pada tahun 2014 kisaran 1.660-4.049 mm/th
(http://wonosobokab.go.id, diakses 12 Juli 2020). Kapupaten
http://wonosobokab.go.id/
-
11
Wonosobo menjadi wilayah yang harus dilindungi sebagai
wilayah hidrologis dan keseimbangan lingkungan hidup. Hal
tersebut menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya
menjaga dan mengelola potensi sumber daya supaya tercapai
kelestarian alam dan mampu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat luas.
Kehadiran LPTP sebagai fasilitator telah membentuk
kelompok Abdi Bumi untuk mengelola sumber daya alam.
Konservasi vegetasi menjadi salah satu hal yang diperhatikan
oleh kelompok dan masyarakat untuk mencegah dan
menanggulangi kerusakan alam. Konservasi vegetasi yang
dikelola kelompok, selain berdampak pada kelestarian
lingkungan juga berdampak pada kehidupan ekonomi
masyarakat dengan budidaya perkebunan kopi. Inovasi
ekonomi ramah lingkungan berbasis konservasi menjadikan
tanaman kopi sebagai tanaman pilihan dalam konservasi
vegetasi. Tanaman kopi memiliki economic value yang cukup
tinggi dan berperan penting terhadap kelestarian alam serta
menjaga tanah dari erosi yang menyebabkan degradasi lahan.
-
12
Berdasarkan beberapa hal di atas maka perlu adanya
penelitian ini, dengan harapan supaya menjadi sumber
pengetahuan dalam menyadarkan masayarakat melalui
pemberdayaan berbasis Participatory Action Research (PAR)
untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan alam. Hal
tersebut dilakukan untuk mengelola sumber daya alam sebagai
sumber penghidupan dan mengedepankan kaidah-kaidah
konservasi untuk melestarian alam. Maka dari itu, peneliti
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Participatory Action Research (PAR) dengan Konservasi
Vegetasi pada Kelompok Abdi Bumi Desa Mlandi
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di
atas maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi lingkungan vegetasi sebelum adanya
penerapan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec.
Garung Kab, Wonosobo?
-
13
2. Bagaimana implementasi participatory action research
pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec.
Garung Kab. Wonosobo?
3. Bagaimana dampak lingkungan dan ekonomi dari
kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec. Garung
Kab. Wonosobo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi lingkungan vegetasi sebelum adanya
penerapan konservasi vegetasi di Desa Mlandi
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.
2. Menjelaskan implementasi participatory action research
pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.
3. Menganalisa dampak lingkungan dan ekonomi dari
kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo.
-
14
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada
berbagai pihak, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran tentang penerapan pemberdayaan
berbasis participtory action research yang diperankan
oleh Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan
(LPTP) dan riset aksi pada kegiatan konservasi vegetasi.
Selain itu dapat mengembangkan ilmu pemberdayaan
masyarakat khususnya pemberdayaan berbasis
participatory action research dalam konservasi vegetasi
sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis
partisipasi aktif di Desa Mlandi Kecamatan Garung
Kabupaten Wonosobo.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa
memberikan pengalaman terkait konservasi vegetasi
sebagai upaya pencegahan dan penangulangan
-
15
kerusakan alam yang berdampak pada penghidupan
ekonomi masyarakat. Selain itu, dapat memotivasi
diri agar bisa menganalisis suatu permasalahan yang
terjadi.
b. Bagi Lembaga
Sebagai tolak ukur Lembaga Pengembangan
Teknologi Pedesaan guna mengetahui penerapan
pemberdayaan berbasis participatory action research
pada kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan
pertimbangan bagi masyarakat untuk menjaga,
menanggulangi dan memberikan sumbangsih dalam
pelaksanaan konservasi vegetasi serta pengalaman
yang lebih luas tentang penerapan pemberdayaan
berbasis participatory action research pada kegiatan
konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo.
-
16
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dijadikan sebagai skema pemikiran
dan melatar belakangi penelitian ini. Dalam penelitian ini,
kerangka berpikir dirangkum dengan skema agar
memudahkan alur pembaca dalam memahami penelitian ini.
Skema pada kerangka berpikir mengambarkan tercapai
tidaknya suatu pemberdayaan yang didasarkan atas partisipasi
aktif masyarakat. Salah satu bentuk pemberdayaan
masyarakat partisipatif dengan model participatory action
research dapat digunakan dalam berbagai bentuk
permasalahan. Dalam penelitian ini, peneliti mengutarakan
teknik penelitiannya dengan skema sebagai berikut;
-
17
Bagan 1.1 Kerangka Berfikir
Pada bagan di atas dijelaskan bahwa participatory
action research melatarbelakangi semua permasalahan, baik
permasalahan hukum dan HAM, sara, ekologi, politik,
ekomoni dll. Salah satu permasalahan di masyarakat yaitu
Participatory Action Research
Hukum & HAM SARA Ekologi Ekonomi Politik
LPTP
Kelompok
Abdi Bumi
Konservasi
Vegetasi
Implementasi
PAR
Kondisi
sebelum PAR
Dampak Lingkungan
& Ekonomi
Sumber
dana
Tanaman Kopi
CSR PT. Tirta
Investama
Degradasi lahan
pertanian
-
18
masalah ekologi yang berkaitan dengan kerusakan alam
seperti degradasi lahan yang dapat menyebabkan longsor
maupun erosi pada tanah. Sebab adanya bentuk kerusakan
alam dan kesadaran masyarakat membuat LPTP Wonosobo
menerapkan program pemberdayaan masyarakat bersama
kemitraan dari perusahaan PT. Tirta Investama Aqua. LPTP
mendapatkan sumber dana dari CSR PT Investama Aqua yang
dialokasikan sebagai program pemberdayaan masyarakat di
Kabupaten Wonosobo. LPTP menerapkan program
pemberdayaan masyarakat berbasis participatory action
research.
Program pemberdayaan berbasis participatory action
research tidak dapat berlangsung tanpa adanya peran
masyarakat sebagai aktor utama. Masyarakat bukanlah objek
pemberdayaan namun subjek pemberdayaan. Masyarakat
memiliki andil yang besar dalam berkontribusi, menyuarakan
hak dan melakukan tindakan sesuai dengan kemampuannya.
Masyarakat juga memiliki kemampuan sebagai penentu
berjalannya kegiatan yang ada di lingkungannya sendiri.
Masyarakat dapat mengutarakan kesadarannya mengenai
-
19
kerusakan lingkungan dengan membuat terobosan sebagai
upaya yang dapat mencegah dan menanhgulangi kerusakan
alam.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam mampu mengubah
paradigma masyarakat untuk melestarikan alam sebagai
bagian dari kehidupannya. Dengan adanya paradigma
kesadaran tersebut, LPTP hadir untuk memfasilitasi
masyarakat dalam membentuk kelompok sadar alam.
Masyarakat memiliki antusias yang tinggi dalam
pembentukan kelompok sehingga partisipasi masyarakat
berjalan secara aktif dan efektif. Partisipasi masyarakat
sebagai dasar dalam wujud kecintaan terhadap alam,
menbentuk kelompok sadar alam dengan nama Abdi Bumi
yang difasilitasi langsung oleh LPTP.
Kelompok Abdi Bumi terlatih kesadarannya untuk
melakukan perubahan sosial. Terlatihnya kesadaran
masyarakat menjadikan konservasi sebagai salah satu kegiatan
yang dilakukan kelompok Abdi Bumi dalam menjaga dan
mengelola sumber daya alam. Kelompok Abdi Bumi memiliki
-
20
gagasan bahwa konservasi bukan hanya kegiatan yang
bermanfaat untuk alam namun juga dapat dimanfaatkan
sebagai penunjang kebutuhan ekonomi. Hal tersebut
menjadikan konservasi vegetasi sebagai pilihan kelompok
dalam mengelola kelestarian alam. Kelompok memanfaatkan
sumber daya alam sebagai lahan pekerjaan dan sebagai lahan
pengelolaan alam.
Kegiatan konservasi vegetasi menjadi salah satu
kegiatan kelompok Abdi Bumi yang menyadarkan masyarakat
untuk selalu menjaga dan mengelola alam dengan
mengindahkan kaidah konservasi. Konservasi vegetasi
diterapkan masyarakat dengan menggunakan tanaman kopi
sebagai tanaman pilihan yang memiliki economic value cukup
tinggi. Kelompok Abdi Bumi melalui tenaman tersebut
menciptakan perkebunan kopi sebagai lahan belajar tentang
pengelolaan alam. Hal itu menjadikan konservasi vegetasi
memiliki dampak positif pada kelestarian alam dan
penghidupan ekonomi kelompok dan masyarakat luas.
Penelitian ini mendalami dan menjelaskan kondisi
lingkungan vegetasi masyarakat sebelum adanya program
-
21
pemberdayaan berbasis participatory action research yang
dilaksanakan oleh kelompok Abdi Bumi. Selain itu juga
melihat implementasi pemberdayaan berbasis participatory
action research dan dampak ekonomi dan lingkungan setelah
adanya penerapan participatory action research yang
dilakukan pada kegiatan konservasi vegetasi oleh kelompok
Abdi Bumi di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mencoba
menguraikan secara sistematis yang terdiri dari 5 (lima) bab.
Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang terperinci
sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, pada bab ini memuat tentang
konsep pemberdayaan berbasis participatory action research
yang dilakukan pada kegiatan konservasi vegetasi. Pada bab
ini juga memuat sedikit gambaran teknis program
pemberdayaan berbasis participatory action research yang
dilakukan oleh salah satu pihak swasta, seperti LPTP. Selain
-
22
konsep dan teknis, bab ini juga memuat alasan akademis
pentingnya penelitian ini dilakukan.
Bab II: Landasan Teori, bab ini memuat tentang
penjelasan teori pemberdayaan, konsep riset aksi
(participatory action research) dan konsep konservasi dan
environmentalism. Ketiga teori tersebut saling dihubungkan
untuk menghasilkan dampak yang relevan sebagai kegiatan
lingkungan dan kegiatan ekonomi. Selain teori, bab ini
memberikan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari
penelitian terdahulu yang bertujuan menemukan novelty
(kebaruan) dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Bab III: Metode Penelitian, pada bab ini membahas
metodologi penelitian kualitatif yang digunakan dalam
pedoman pengambilan data maupun penulisan penelitian.
Sehubungan hal itu, peneliti menggunakan pendekatan
deskriptif dalam menggambarkan analisis data yang diambil
secara langsung kepada kelompok atau masyarakat dan pihak
swasta (LPTP).
Bab IV: Pembahasan, muatan pada bab ini dipaparkan
secara rinci dan sistematis tentang hasil dari penerapan
-
23
pemberdayaan berbasis participatory action research pada
aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian menunjukkan
dinamika lingkungan Desa Mlandi, pelaksanaan program
pemberdayaan konservasi vegetasi berbasis participatory
action research dan dampak lingkungan maupun ekonomi
yang diperoleh kelompok dan lembaga pengelola serta
masyarakat luas. Dalam hal ini juga mengutarakan hasil
penelitian ynag dipadukan dengan analisi teori pada
pembahasan sebelumnya.
Bab V: Penutup, bab ini memuat tentang simpulan dari
keseluhan bab yang dicamtumkan bahwa pemberdayaan
berbasis participatory action research pada konservasi
vegetasi sangat relevan dilaksanakan. Selain itu, saran dari
peneliti untuk program pemberdayaan tersebut adalah
diperlukannya kajian terlebih mendalam tentang penggelolaan
dari hasil kegiatan koservasi vegetasi yaitu berupa
pengelolaan pasar agar kegiatan konservasi dapat
berkelanjutan.
-
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti merujuk ke beberapa
penelitian yang sejenis. Hal itu bertujuan untuk menemukan
novelty (kebaruan) dalam penelitian yang pernah dilakukan.
Penelitian yang sejenis berkaitan dengan implementasi
participatory action research terhadap aktivitas konservasi
vegetasi untuk aksi perubahan sosial. Adapun penelitian
sejenis dalam skripsi yang ditulis oleh Agnes Uthami (2016)
dengan judul “Implementasi Program Pemberdayaan
Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sarana Air Bersih Berbasis
Masyarakat (Studi pada warga penerima program CSV Nestle
di RT 13 & 14 Desa Sukamanjur, Kel Bumi Kedamaian, Kec
Kedamaian, Kota Bandar Lampung)” Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Lampung. Penelitian tersebut
membahas tentang bagaimana penerapan program
pemberdayaan masyarakat dalam pengeloaan sarana air bersih
melalui dampingan kelompok serta monitoring dan evaluasi
program. Dalam penelitian yang pernah dilakukan memiliki
-
25
persamaan pada konteks masyarakat penerima CSR
perusahaan yang digunakan sebagai subjek penelitian.
Sedangkan perbedaannya terlihat objek penelitian pada
konteks pengelolaan sarana air bersih.
Riset participatory action research juga pernah
dilakukan oleh Beta Titis Khurota’ayun Ningtias (2018)
skripsi dengan judul “Pengorganisasian Masyarakat Dalam
Kenservasi Keanekaragaman Hayati Vegetasi Sebagai Upaya
Pelestarian Alam (Studi di Desa Petung Kecamatan Dongko
Kabupaten Trenggalek)” Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Penelitian
tersebut membahas tentang upaya pengorganisasian
masyarakat dalam melakukan konservasi vegetasi yang sesuai
dengan kondisi wilayah dengan menggunakan metode
Participatory Action Research (PAR) untuk memperoleh
perubahan yang lebih baik terhadap sumber daya manusia dan
sumber daya alam. Dalam penelitian yang pernah dilakukan
dapat dijumpai persamaan yang terletak pada objek penelitian,
yaitu konservasi vegetasi berbasis participatory action
research. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
-
26
dilihat dari penggunaan participatory action research sebagai
metode penelitian, sedangkan dalam penelitian ini
participatory action research dijadikan subjek penelitian
berbasis pemberdayaan pada kelompok.
Selain fokus pada masyarakat penerima CSR dan
metode participatory action research, penelitian lain yang
serupa pernah dilakukan oleh Shahnaz Natasya Yaumil
Haqiqie (2016) skripsi dengan judul “Partisipasi Masyarakat
dalam Program Pemberdayaan (Studi Kasus Kegiatan
Pembuatan Pupuk Organik di Desa Blagung, Boyolali)”
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Penelitian tersebut membahas tentang partisipasi masyarakat
dalam memanfaatkan dan mengelola limbah kotoran hewan
menjadi pupuk organik. Penelitian ini berisi tentang tahapan
pelaksanaan pemberdayaan, bentuk partisipasi masyarakat
serta kendala dalam program pemberdayaan masyarakat
melalui pembuatan pupuk organik di Desa Blagung. Dalam
penelitian tersebut memiliki kelebihan dalam pemberdayaan
berbasis partisipasi masyarakat secara aktif. Disisi lain
memiliki kekurangan dengan tidak menggunakan
-
27
participatory action research sebagai metode penelitian yang
mampu menyadarkan masyarakat secara partisipatif.
Kelebihan dan kekurangan tersebut akan dilengkapi oleh
penelitian ini.
Penelitian pemberdayaan berbasis participatory action
research juga pernah dilakukan oleh Abdul Rahmat dan Mira
Mirnawati (2020) jurnal dengan judul “Model Participatory
Action Research dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal ini
membahas program nasional pemberdayaan masyarakat
(PNPM) mandiri perkotaan di Kelurahan Bagan Deli. Dengan
menggunakan metode action research (penelitian tindakan)
dalam proses pemberdayaan masyarakat. Partisipasi
masyarakat secara aktif menjadi formula yang sesuai dalam
melakukan upaya pemberdayaan masyarakat. Dari hasil
penelitian tersebut dapat lihat persamaan dari segi objek
penelitian yang menjadikan partisipasi masyarakat sebagai
penentu dalam program pemberdayaan berbasis penelitian
tindakan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
menggunakan sistem pemberdayaan di wilayah perkotaan
-
28
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pemberdayaan
pada kajian ekologi.
Riset serupa dengan kajian ekologi juga pernah
dilakukan Muhammad Salim dan Sri Agustina (2017) jurnal
dengan judul “Partisipasi Kelompok Tani dalam Usaha
Konservasi Tanah di Desa Sukaraja Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Tengah”. Jurnal ini membahas tentang
partisipasi masyarakat dalam usaha konservasi tanah.
Konservasi tanah menjadi upaya dalam menanggulangi
kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dalam
bercocok tanam. Partisipasi masyarakat mutlak diperlukan
dalam melakukan kegiatan konservasi atas dasar UU RI no 24
tahun 2014. Dilihat dari pembahasannya penelitian tersebut
memiliki kelebihan dalam melakukan konservasi tanah
berbasis vegetasi untuk kelompok masyarakat yang merujuk
pada kegiatan ekonomi. Penelitian yang pernah dilakukan
memiliki kekurangan dalam melakukan tindakan partisipasi
masyarakat seharusnya berawal dari kesadaran masyarakat
bukan karena adanya peraturan yang mengharuskan
masyarakat berpartisipasi pada kegiatan konservasi.
-
29
Kelebihan dan kekurangan penelitian tersebut akan dilengkapi
oleh penelitian ini.
Hasil penelurusan penelitian yang sudah ada
menjadikan penelitian tersebut sebagai referensi untuk
memudahkan peneliti selanjutnya. Penelitian ini dilakukan
untuk mencari tahu tentang judul yang hampir sama dan hasil
penelitian yang diteliti sangatlah berbeda. Dalam penelitian ini
memfokuskan pada penerapan metode penelitian tindakan
berupa aksi yang mengedepankan kesadaran dan partisipasi
masyarakat sebagai aktor utama dalam melaksanakan
perubahan sosial. Masyarakat memiliki peran penting dalam
menjaga kelestarian sumberdaya alam dengan upaya
konservasi vegetasi sebagai program pemberdayaan berbasis
participatory action research.
B. Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan dan
ekologi untuk menganalisis data. Ada kemungkinan data akan
meng-counter teori yang sudah ada. Tentunya penelitian ini
masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam jika itu
meng-counter sebuah teori. Sehingga peneliti menggunakan
-
30
beberapa teori atau riset tentang pemberdayaan berbasis
participatory action research pada kegiatan konservasi
vegetasi yaitu; (1) konsep pemberdayaan masyarakat, (2) riset
aksi (participatory action research) serta (3) ekologi dan
environmentalism (konservasi vegetasi). Kajian teori tersebut
menganalisa data yang fokus pada penerapan program
pemberdayaan berbasis participatory action research dalam
kegiatan konservasi vegetasi sebagai upaya mengelola sumber
daya alam. Beberapa teori tersebut dijelaskan secara rinci
sebagai berikut;
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu perspektif konsep pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan individu atau masyarakat dalam mengubah
perilaku yang dapat mengatur diri dan lingkungannya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Anwas,
2014:50). Pemberdayaan dipandang sebagai dorongan
atau motivasi, pendampingan atau bimbingan dalam
mencapai kemandirian. Pemberdayaan memiliki makna
sebagai ruang untuk membangun eksistensi dalam
-
31
mewujudkan jati diri sebagai indvidu dan masyarakat. Hal
tersebut menjadikan pemberdayaan sebagai proses
aktualisasi diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan pemberdayaan diartikan sebagai proses
yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah
atau lembaga agar masyarakat mampu menciptakan
inovasi untuk perubahan sosial. Pemberdayaan
menjadikan masyarakat berperan penting sebagai
transformation of change dalam tatanan sosial
kemasyarakatan. Sehingga dalam pelaksanaan
pemberdayaan membutuhkan fasilitator untuk
melaksanakan kegiatan pemberdayaan yang
direncanakan. Fasilitator memiliki peran dalam
pemberdayaan sebagai jembatan penghubung antar
masyarakat dan pemerintah dalam menyampaikan inovasi
atau kebijakan yang disadari masyarakat untuk mencapai
kualitas hidup (Anwas, 2014:50).
Pemberdayaan juga dipandang sebagai proses
perubahan dalam masyarakat, seperti yang dikemukakan
oleh Mardikanto dan Soebiato (2013:100);
-
32
“Pemberdayaan sebagai proses perubahan,
ekonomi dan politik untuk memberdayakan
dan memperkuat kemampuan masyarakat
melelui proses belajar bersama yang
partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku
pada diri semua stakeholders (individu,
kelompok, lembaga) yang terlibat dalam
proses pembangunan, demi terwujudnya
kehidupan yang semakin berdaya, mandiri
dan partisipatif yang semakin sejahtera
secara berkala (Mardikanto & Soebiato,
2013:100)”.
Selain sebagai proses perubahan, pemberdayaan
juga diartikan sebagai proses untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat. Menurut Edi Suharto (2017:69)
pemberdayaan adalah proses yang menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama atau aktor dalam
menguasai pembangunan. Masyarakat memiliki peran
untuk berpartisipasi dalam program pembangunan.
Masyarakat memiliki potensi diri yang harus
diberdayakan oleh dirinya sendiri. Selain itu, keterlibatan
masyarakat menjadi penentu keberhasilan program
pembangunan. Perihal inilah yang menjadikan partisipasi
masyarakat sebagai tujuan untuk mencapai kualitas hidup
masyarakat madani.
-
33
Selain adanya partisipasi, inti dari pemberdayaan
masyarakat adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat.
Pada dasarnya menumbuhkan kesadaran berarti
memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap
potensi dan peluang menuju perubahan untuk
meningkatkan kualitas hidup. Dalam realisasinya
menumbuhkan kesadaran masyarakat dapat dilakukan
melalui berbagai cara berdasarkan situasi dan kondisi,
misalnya menyadarkan masyarakat akan
“keberadaannya” baik sebagai individu, masyarakat
maupun lingkungannya yang berkaitan dengan sosial-
budaya, ekonomi dan politik. Bentuk penyadaran secara
efektif dapat dilakukan melalui; obrolan santai sambil
menikmati secangkir kopi di warung atau sambil
menikmati hobi bersama, bisa juga melalui kegiatan
arisan atau diskusi seusai ibadah di masjid (Anwas,
2014:64).
Pemberdayaan memiliki arti sebagai upaya untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat atas kemampuan
dan potensi yang dimiliki dalam mewujudkan perubahan
-
34
sosial. Partisipasi masyarakat sebagai perwujudan dari
keterlibatan, kepedulian dan tanggungjawab masyarakat
terhadap pentingnya konsep pemberdayaan masyarakat
(Hendrayani, 2019:26). Melalui masyarakat tujuan
pemberdayaan dapat tercapai dengan kemandirian. Disisi
lain masyarakat yang berpartisipasi memiliki kemampuan
atau potensi diri yang terpendam, untuk itu perlu adanya
penggalian potensi diri supaya masyarakat dapat
memanfaatkan dan mengelola potensi sebagai hal yang
bernilai lebih. Sehingga, potensi yang diimbangi dengan
adanya partisipasi secara aktif mampu menciptakan
perubahan atau paradigma baru dalam masyarakat.
2. Participatory Action Research (PAR)
Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat saat
pemberdayaan, perlu adanya kajian tentang riset aksi
(participatory action research). Tindakan partisipatif ini
sebagai salah satu konsep yang digunakan untuk kegiatan
pemberdayaan. Teori riset aksi ini dipelopori pertama
kali oleh Kurt Lewin (1945) dengan mencetuskan konsep
“Action Research” sebagai berikut;
-
35
“Action research have step is composed of
circle of planning, executing, and
reconnaissance or fact-finding for purpose
of evaluateing the results of the second step,
for preparing the rational basis for planning
the third step, and for perhaps modifying
again the overall plan.”
Dari konsep tersebut, bahwa riset aksi memiliki
langkah-langkah yang saling berkesinambungan dalam
memulai aktivitasnya. Langkah-langkah tersebut dimulai
dengan adanya perencanaan tindakan, dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan kemudian penemuan fakta-fakta
tentang hasil dari tindakan dan penemuan makna baru dari
pengalaman sosial. Riset aksi dengan langkah-langkah
tersebut dapat dijadikan upaya dalam melakukan
perubahan sosial melalui tindakan sosial. Melalui proses
yang berkesinambungan menjadikan riset aksi sebagai
proses yang tersistem dan terencana untuk melakukan
perubahan. Riset aksi melakukan aktivitas secara
terperinci dan menemukan fakta yang ada serta
menjadikan pengalaman penelitian sebagai makna baru.
Selain itu juga menghadirkan dampak sosial yang nyata.
-
36
Salah satu jenis riset aksi adalah Participatory
Action Research (PAR) menyadarkan masyarakat sebagai
pelaku utama dalam perubahan tatanan sosial.
Participatory action research terdiri dari tiga komponen
dalam pelaksanaan, seperti yang dirumuskan oleh Jacques
& Buckles (2013) yaitu;
“PAR has three main points as follows; 1)
social plane (participation), 2) plane of
experience (action), and 3) plane of mind
and thought (research). The main points to
work with a methodological and
philosophical singularity in the art of doing
reseach ‘with people’ in lieu of doing it ‘on
them’ or ‘of them’, and not betray the spirit
of dialogue that guides the contruction and
transformation of history”
Dari asumsi tersebut participatory action research
memiliki tiga komponen yang saling berkesinambungan
untuk mencapai kesetaraan dalam pembelajaran dan
pengalaman antara peneliti dengan masyarakat yang
dapat diperjelas dengan bagan berikut ini;
-
37
Gambar 2. 1 Participatory Action Research
Gambar tersebut menjelaskan bahwa
participatory action research mengkolaborasikan 3 (tiga)
komponen. Dimana pelaksanaan participatory action
research dalam kehidupan sosial membutuhkan adanya
partisipasi sebagai kehidupan bermasyarakat melalui
komunikasi dan pembelajaran. Partisipasi yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang didapatkan langsung
sesuai dengan keadaan psikologi (emosi) dengan
menggunakan teknik dalam praktiknya (action). Selain
itu juga disinyalir dengan pemikiran atau gagasan yang
menghubungkan dengan teori atau adanya makna baru
(research).
PAR
Participatory
life in society (moral life,
communication and education)
Action
experience (emotions, practice)
Research
mind, thought (science,
meaning, reason)
-
38
Participatory action research juga dirumuskan
oleh Erneest T. Stringer (2007:8) dengan ditandai tiga
point, look (melihat atau memandang), think (berpikir)
dan act (bertindak) yang memberikan dasar kepada setiap
orang untuk melakukan penerapan secara langsung
sebagai berikut;
“The basic action research routine provides
a simple yet powerful framework- look,
think, act. Look; gather relevant
information (gather data) and build a
picture to describe the situation (define and
describe). Think; explore and analyze (what
is happening here?)-analyze, interpret an
explain (how/why are things as they are?)-
theorize. Act;plan (report), implement and
evaluate.” (Erneest T. Stringer, 2007:8)
Sehubungan dengan pelaksanaan pemberdayaan
berbasis participatory action research, proses melihat,
berpikir dan bertindak dapat dilakukan oleh kelompok
dalam upaya mencegah dan menanggulangi kerusakan
alam. Proses tersebut bertujuan untuk mengubah cara
pandang yang aktif dan kreatif sebagai bentuk proses
penyadaran kritis. Proses yang aktif dapat dilakukan
secara terus menerus sampai akhir permasalahan selesai.
Proses kreatif dilakukan dengan cara pengamatan yang
-
39
terus berulang dan berkesinambungan untuk menemukan
sesuatu yang dapat dikembangkan ke arah perbaikan
(Yaumi dan Damopoli, 2012:41).
Beberapa perspektif tentang participatory action
research menjadi teori atau konsep yang dapat
menganalilis data. Ketiga teori tersebut menjelaskan step
by step seperti yang disorot dalam penjelasan teori di atas.
Alasan memilih konsep participatory action research
sebagaimana dengan pendapat Mukti Ali & Saipullah
Hasan (2019:205) bahwa participatory action research
tidak hanya bermanfaat untuk peneliti tetapi memberikan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
3. Ekologi dan Environmentalism (Konservasi Vegetasi)
Participatory action research dalam upaya
mencegah dan menanggulangi kerusakan alam, sehingga
diperlukan kajian ilmu konservasi. Konservasi
sebenarnya berakar dari penerapan ekologi. Sebagai
kajian ilmu, ekologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Woodward &
-
40
Green [Ed], 2010:2). Dengan kata lain ekologi juga
sebagai gagasan yang mengatur interaksi antara sikap dan
perilaku manusia terhadap lingkungan untuk bertahan
hidup. Berkaitan hal tersebut konservasi menjadi
alternatif antara manusia dan lingkungan dalam
memelihara interaksi alam secara bijak dan efisien.
Konsep konservasi pertama kali dikemukakan
oleh Theodore Roosevelt dari Amerika bahwa konservasi
atau conservation berasal dari kata con (together) dan
servace (keep/save). Kata tersebut memiliki arti sebagai
upaya pemeliharaan yang dipunyai (keep/save what you
have) secara bijaksana (wise use). Konservasi dimaknai
sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya alam secara
bijaksana (the wise use of nature resource). Upaya yang
dilakukan untuk memanfaatkan, memelihara dan
mengelola tanah, air, udara, ekosistem dan lainnya
dengan tujuan menjaga kelestarian alam dan mencegah
kerusakan. Konservasi menjadi upaya yang seharusnya
dilakukan secara teratur dan terus-menerus dengan
bijaksana berdasarkan aturan yang telah ditetapkan.
-
41
Upaya konservasi tidak hanya tanggung jawab
pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh
lapisan masyarakat (Ningtias, 2018:38).
Dalam pengkajiannya konservasi terbagi menjadi
beberapa jenis diantaranya; konservasi tanah, konservasi
air, konservasi lingkungan, konservasi eksitu satwa liar,
konservasi biodiversitas dll. Salah satu konservasi yang
dapat dikaji masyarakat dari ekonomi dan ekologi adalah
konservasi tanah yang dapat dialokasikan untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Konservasi tanah
menurut Arsyad adalah upaya mencegah kerusakan tanah
dan penggunaan tanah secara bijak (tidak merusak
lapisan tanah). Konservasi tanah adalah upaya
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
tanah dengan tujuan menjaga kelestarian tanah. Pada
dasarnya konservasi sebagai upaya untuk meningkatkan
sumberdaya alam yang dapat memperbaiki kualitas
lingkungan hidup (Nugroho dan Maharani, 2019)
Tujuan konservasi tanah menurut Satriawan dan
Fuady (2014:28) adalah untuk; (1) mencegah kerusakan
-
42
tanah oleh erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, (3)
memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar
dapat digunakan secara bijak dan lestari. Dalam
pelaksanaan konservasi tanah dapat dilakukan dengan
beberapa teknik diantaranya teknik vegetasi, teknik kimia
dan teknik mekanik. Salah satu metode yang memiliki
nilai ekonomi dan ekologi adalah metode vegetasi.
Teknik konservasi berupaya sebagai perlindungan
permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan,
meningkatkan infiltrasi penyimpanan air dan mengurangi
laju aliran permukaan yang dapat menghambat material
tanah dan hara yang hanyut.
Teknik konservasi vegetasi adalah bentuk
konservasi yang menggunakan tanaman dan sisa-sisa
tanaman dengan tujuan untuk: (1) melindungi tanah
terhadap daya perusak butur-butir hujan, (2) melindungi
tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan
tanah dan (3) memperbaiki kapasitas infiltrasi dan
penahanan air yang langsung mempengaruhi aliran
permukaan (Satriawan & Fuady, 2014:28).
-
43
4. Konservasi dalam Perspektif Islam
Kajian konservasi juga dikaji dalam ilmu agama
islam, bahwa Allah telah memetakan dan
menggambarkan akibat dari sikap dan perilaku manusia
(Mangunjaya, 2005:5). Disadari atau tidak isi bumi telah
dikuras dan digali sebanyak mungkin oleh manusia tanpa
mengedepankan kaidah konservasi. Maka dari itu
terjadilah bencana dan kerusakan alam akibat tangan
manusia itu sendiri. Seperti yang difirmankan Allah
dalam Al-Qur’an surat Ar Rum ayat 41;
مْ ِلي ذِ النَّاِس أَْيِدي َكَسبَتْ بَِما َواْلبَْحرِ البَر ِ فِي َظَهَرالفََسد يقَه
مْ َعِمل وا الَِّذي بَْعضَ يَْرِجع ونَ لَعَلَّه
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (kerjakan
yang benar)’ (QS. Ar Rum (30):41)
Berkaitan dengan kerusakan alam, konservasi
perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan
kelestarian alam. Selain itu, konservasi banyak dikaji
dalam bidang ilmu ekonomi, lingkungan, politik, ekologi
dan lain-lain. Dari segi ekonomi, konservasi dipandang
-
44
sebagai bentuk pengalokasian sumber daya untuk
sekarang. Sedangkan dari segi ekologi, konservasi
sebagai alokasi sumber daya alam untuk masa sekarang
dan masa yang akan datang (Utami, 2014:185).
Pengkajian secara ekonomi dan ekologi menjadikan
konservasi sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam
yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia secara
berkelanjutan. Dalam kegiatan ekonomi konservasi
dijadikan sebagai upaya pemanfaatkan sumber daya alam
untuk kepentingan hidupnya. Seperti firman Allah yang
telah menggariskan batasan manusia untuk mencari
nafkah dari sumberdaya alam;
َ َوآْبتَغ فِْيما نَِصيبَكَ تَنسَ َوَل ِ ِخَرةَ ٱلدَّاَرٱْلَءا ٱّللَّ َءاتَٰىكَ ِِ
إِنَّ هللاَ َل ي ِحبُّ أَْحَسَن هللا إِلَْيَك َوأَْحِسْن َكَما ِمْن الدُّْنيَا
ْفِسِدينَ اْلم
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan
apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan (QS. Al Qasas (28):77).
Setiap makhluk yang memanfaatkan sumber daya
alam memiliki batasannya agar tidak merusaknya.
-
45
Sehingga konservasi menjadi upaya mencegah dan
menanggulangi kerusakan alam berupa erosi yang dapat
menyebabkan degradasi pada lahan. Untuk memelihara
alam dan juga mendapatkan feedback dari kegiatan
memelihara alam tersebut, konservasi vegetasi menjadi
pilihan dengan menanam tanaman konservasi.
Di sisi lain agama islam sebagai dasar yang
menjelaskan bahwa perubahan manusia itu atas dasar
dirinya sendiri. Manusia dalam melakukan kegiatan
konservasi itu atas dasar dirinya sendiri untuk memelihara
dan menjaga kelestarian alam. Adapun hal tersebut telah
dijelaskan dalam QS. Ar Rad (13):11;
َما بِقَوٍم َحتَّىٰ واْ َما بِأَْنف ِسِهْم ۗ إِنَّ هللاَ َل ي غَي ِر أََرادَ َوإِذَا ي َغي ِر
ْن د ونِِه ِمن َوالِ هللا بِقَْوٍم س وًءا فاََل َمَردَّ لَه ۚ ْم م ِ َوَما لَه
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri, dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.” (QS. Ar Rad [13]:11)
Makna dari ayat tersebut adalah, perubahan
masyakat terdapat pada diri manusia itu sendiri. Apabila
masyarakat ingin berdaya dan mandiri dalam memenuhi
-
46
kebutuhan ekonomi. Masyarakat memerlukan
kemampuan yang dapat mengubah dirinya untuk
melampaui proses kemandirian. Perubahan yang dapat
dilakukan masyarakat agar memberikan dampak pada
lingkungan dan kebutuhan ekonomi masyarakat adalah
dengan melakukan kegiatan konservasi. Konservasi
sebagai salah satu upaya yang memberikan dampak
ekonomi dan lingkungan masyarakat untuk melestarikan
fungsi alam.
-
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif. Secara definisi, penelitian kualitatif
diartikan sebagai metode untuk mendalami perilaku subjek
atau informan yang diteliti. Penelitian kualitatif digunakan
untuk memperoleh pemahaman cara berpikir dan perilaku
informan yang diteliti. Sehingga penelitian kualitatif
diistilahkan sebagai “mempelajari dari dalam” yaitu menggali
informasi lengkap tentang peristiwa yang terjadi pada subjek
penelitian. Hal tersebut menjadikan penelitian kualitatif
sebagai upaya menemukan, mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang diteliti (Slamet, 2019:2).
Selain itu, penelitian kualitatif digunakan untuk
meneliti masalah sosial dan manusia, seperti yang
dikemukakan John W Creswell (2010:4) bahwa penelitian
kualitatif adalah suatu metode penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Fuad dan
-
48
Nugroho (2014:3) penelitian kualitatif memiliki pedoman
naturalistik dengan pengalaman manusia. Secara naturalistik,
penelitian kualitatif tidak terlepas dari realita yang ditemui di
lapangan. Naturalistik berarti alami memahami kehidupan
masyarakat tanpa adanya settingan temuan. Dalam praktiknya
antara peneliti dengan informan yang diteliti bersifat
interaktif, tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan
timbal balik untuk menemukan makna baru.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan
fakta yang akurat dengan karakteristik yang mudah dipahami
dan disimpulkan mengenai subjek yang diteliti. Pendekatan
deskriptif ini memberikan gambaran dan analisis data
mengenai situasi dan kejadian seperti melakukan survei
(Azwar, 2013:6). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh
Bambang Rustanto (2015:3) bahwa penelitian deskriptif
mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
kelompok atau masyrakat yang menjelaskan tentang sesuatu
yang terjadi. Pendekatan deskriptif digunakan untuk
mengungkapkan situasi sosial yang akan diteliti secara
-
49
menyeluruh dan mendalam. Sehingga, peneliti menggunakan
pendekatan deskriptif untuk membangun dan
mengembangkan pandangan secara rinci tentang fenomena
sosial dan masalah masyarakat yang dinarasikan dan
digambarkan secara menyeluruh sebagai proses menganalisis
dalam penulisan pelaporan.
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan secara
kualitatif-deskriptif, peneliti bermaksud untuk menjabarkan
dan memberi gambaran berdasarkan data yang diperoleh
secara langsung dari lapangan. Penelitian ini akan
memaparkan fenomena sosial mengenai pemberdayaan yang
diimplementasikan secara participatory action research pada
aktivitas konservasi vegetasi untuk aksi perubahan sosial di
Kabupaten Wonosobo khususnya Desa Mlandi Kecamatan
Garung.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah dataran tinggi
tepatnya berada di Desa Mlandi Kecamatan Garung
Kabupaten Wonosobo. Adapun waktu penelitian dilakukan
-
50
pada bulan Juli-September 2019 dan Agustus-September
2020.
C. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2016:8) data adalah bahan yang
perlu diolah kembali sehingga menghasilkan informasi
berdasarkan fakta. Data berdasarkan fakta dapat memberikan
manfaat bagi peneliti sebagai gambaran tentang peristiwa
yang terjadi. Adapun data dalam penelitian ini berdasarkan
pada sumber sebagai berikut;
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data asli yang diperoleh secara
langsung dari subjek atau informan penelitian (Sugiyono,
2016:8). Sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari Kelompok Abdi Bumi, LPTP
Wonosobo dan Pemerintahan Desa. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih informan yang sesuai dengan fokus
penelitian sebagai sumber data primer penelitian. Adapun
data informan tersebut sebagai berikut:
a. Pegiat Konservasi
-
51
Sukirno atau akrab disapa dengan Pak Sukir
adalah warga Desa Mlandi yang melakukan kegiatan
konservasi vegetasi sejak tahun 2014. Dalam
sejarahnya beliau perintis pertama kali kegiatan
konservasi di Desa Mlandi atas dasar kesadaran
pentingnya menjaga alam untuk generasi mendatang.
Keaktifan dan kepeduliannya terhadap alam,
menjadikan beliau sebagai tokoh inspirasi
perkembangan konservasi berbasis ekonomi di Desa
Mlandi.
b. Anggota Kelompok Abdi Bumi
Ahrul Rais, Nona Laili, Chaeruddin, dan
Wisnu adalah ketua, sekretaris dan anggota
kelompok Abdi Bumi. Sebagai bagian dari kelompok
Abdi Bumi, mereka memiliki peran untuk
menyadarkan dan memberdayakan masyarakat
sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan
kegiatan konservasi berbasis ekonomi.
-
52
c. Fasilitator LPTP
Muhammad Anis Sofwan atau kerap disapa
dengan Mas Wawan adalah koordinator sekaligus
fasilitator LPTP Wonosobo. Beliau berperan dalam
memfasilitasi kegiatan konservasi vegetasi di Desa
Mlandi khususnya pada kelompok Abdi Bumi.
d. Pemerintah Desa Mlandi
Ahmad Istangin kerap dipanggil Pak Ista,
sebagai kaur kesra Desa Mlandi. Kegiatan konservasi
di Desa Mlandi mendapat dukungan sepenuhnya dari
pemerintah desa sebagai kegiatan konservasi
berbasis ekonomi. Selain itu Pak Ista turut
berpartisipasi pada kegiatan kelompok Abdi Bumi
untuk melakukan konservasi berbasis ekonomi.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung dari laporan-laporan terkait penelitian
(Sugiyono, 2016:8). Dalam penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder dari laporan desa dan laporan
kegiatan LPTP yang berkaitan dengan implementasi
-
53
pemberdayaan berbasis participatory action research
pada aktivitas konservasi vegetasi terhadap kelompok
Abdi Bumi Desa Mlandi.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk
memperdalam penelitian secara akurat berdasarkan fakta dan
fenomena sosial yang terjadi, diantaranya melalui:
1. Observasi
Observasi merupakan prosedur pengumpulan data
dengan cara menggunakan pengamatan secara langsung
(Slamet, 2019:87). Prosedur observasi ini dilakukan
dengan kegiatan survei bersama dari awal kegiatan
hingga berakhirnya kegiatan. Dalam praktiknya teknik
observasi terbagi menjadi dua jenis yaitu; observasi
partisipatif dan observasi langsung. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif,
dimana peneliti terlibat secara langsung di dalam kegiatan
yang sedang diamati. Peneliti berperan ganda sebagai
peneliti dan pelaku kegiatan. Peneliti menggunakan
-
54
teknik partisipatif untuk melakukan pengamatan secara
langsung dan ikut serta dalam kegiatan konservasi
vegetasi yang dilakukan oleh kelompok Abdi Bumi.
2. Interview (wawancara)
Wawancara menurut Sugiyono (2016:317) adalah
pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab yang dapat dikontruksikan
dalam topik tertentu. Pendapat serupa juga diungkapkan
oleh Danu E Agustinova (2015:33) bahwa wawancara
merupakan proses komunikasi yang menentukan
berjalannya penelitian secara mendalam untuk menggali
pemikiran dengan detail dari informan penelitian.
Kegiatan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan secara
langsung (face to face) atau lewat telephone.
Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara
dilaksanakan secara terstruktur dengan mengumpulkan
data yang dimulai dari rencana kegiatan penelitian.
Peneliti merumuskan beberapa instrumen wawancara
yang digunakan untuk menggali informasi dari informan
-
55
yang diteliti. Peneliti mengungkapkan pertanyaan kepada
informan tanpa mempelihatkan bentuk instrumen
penelitian, namun peneliti menggunakn alat bantu berupa
tape recorder dalam pelaksanaan penelitian. Proses
wawancara tersebut untuk menggali data mengenai
pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan
secara participatory action reserach pada aktivitas
konservasi vegetasi di Kabupaten Wonosobo khususnya
Desa Mlandi Kecamatan Garung. Pelaksanaan
wawancara diperoleh dari subjek penelitian yaitu anggota
kelompok Abdi Bumi, fasilitator LPTP dan pemerintah
desa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan metode memperoleh informasi dari berbagai
macam sumber (tertulis dan dokumen) yang berkaitan
dengan subjek dan tempat penelitian. Dokumen dapat
diperoleh dari berbagai buku atau arsip yang efektif
digunakan untuk menyusun konsep dan mengungkapkan
obyek penelitian. Dalam penggunaan dokumen tersebut
-
56
peneliti berusaha untuk mengutip dan me-pharaphase-
kan beberapa kejian teori dalam penelitian. Dokumentasi
tidak hanya berbentuk tulisan atau arsip namun juga dapat
berbentuk gambar, vidio ataupun recording yang
diperlukan dalam mendukung kelengkapan data lainnya
(Agustinova, 2015:39).
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi secara sistematis (Rustanto, 2015:71). Proses
analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh dari hasil penggalian data. Peroleh data diolah dan
dihimpun berdasarkan kategori penyusunan dan dijabarkan
menjadi hasil penelitian. Hal itu menunjukkan analisis data
sebagai upaya yang dilakukan dalam menginterpretasikan
temuan hasil lapangan dan proses penyusunan menjadi hasil
penelitian yang mudah dipahami oleh peneliti sendiri atau
orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis
data seperti yang dijabarkan oleh Hubberman dan Miles
-
57
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam menganalisa
data adalah metode analisis data interaktif. Dimana analisis
data interaktif memiliki tiga utama, yaitu; reduksi data,
penyajian data dan penarikan simpulan/verifikasi. Hal tersebut
disebut proses yang berkolaborasi satu sama lain yang
menggambarkan data secara berurutan sebagai rangkaian
kegiatan atau temuan di lapangan (Fuad & Nugroho, 2015:63).
Pada penelitian ini, data interaktif yang dianalisis bersifat
kualitatif sehingga berlandaskan pada keterangan lengkap dan
mendalam dalam menginterpretasikan hasil penelitian.
Keterangan lengkap dan mendalam dimaksudkan sebagai
eksplorasi luas terhadap fenomena dan fakta yang ditemukan
di lapangan.
Sehubungan dengan Hubberman dan Miles dalam
menganalisis data dengan analisis interaktif, peneliti memulai
langkah dengan mengumpulkan semua sumber data yang
diperoleh baik data primer maupun sekunder. Selanjutnya
peneliti akan mendeskripsikan semua data primer maupun
sekunder menjadi asumsi yang mudah dipahami dan menarik
kesimpulan yang relevan terhadap hasil penelitian yang
-
58
berhubungan dengan pemberdayaan berbasis participatory
action research pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa
mlandi Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Perihal utama dalam penelitian adalah keabsahan data,
isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah
sederhana (Moleong, 2015:321). Hal itu berkaitan dengan cara
peneliti membujuk orang lain atau dirinya sendiri bahwa
temuan penelitian yang didapatkan dapat dipercaya, dapat
dipertimbangkan dan dapat diuji validitasnya. Uji keabsahan
data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas data. Validitas data dijadikan tolak ukur dalam
mempertimbangkan data yang ditemukan di lapangan.
Sehingga data valid adalah data yang sama antar data yang
dilaporkan peneliti dengan data sesungguhnya terjadi pada
objek penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
Menurut penelitian kualitatif, kebenaran realitas data tidak
-
59
bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kontruksi
manusia. Oleh karena itu apabila terdapat 5 peneliti dengan
latar belakang yang berbeda meneliti objek yang sama, akan
mendapatkan 5 temuan dan dinyatakan valid kalau penemuan
tersebut tidak berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Apabila
data yang didapatkan dari 5 orang tersebut sama dengan data
yang ada pada data statistik, maka data tersebut dapat
dikatakan valid (Moleong, 2015:321).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
triangulasi dalam memperoleh keabsahan dan validitas data.
Menurut Wiliam Wiersma triangulation is qualitative cross-
validation. It assesses the sufficiency of the data according to
the convergence of multiple data source of multiple data
collection procedures (Sugiyono, 2016:273). Triangulasi
dalam pengujian data diartikan sebagai teknik pemeriksaan
hasil temuan secara valid. Triangulangi sebagai pengecekan
data menghasilkan hasil temuan sesuai dengan fenomena yang
terjadi di lapangan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
triangulasi dengan sumber. Triangulasi sumber digunakan
-
60
untuk membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui perbedaan pendapat pada
informan yang diteliti. Teknik triangulasi sumber didapatkan
dari data hasil penelitian yang didasarkan pada pustaka yang
ada. Triangulangi sumber dimulai dengan perbandingan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara serta
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan
persamaan perspektif, pandangan, pendapat atau pemikiran
dan mengetahui alasan adanya perbedaan dari hasil observasi,
wawancara dan isi dokumentasi untuk mencapai derajat
validitas data (Moleong, 2015:331).
-
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sekilas tentang LPTP
Bagian ini menjelaskan profil singkat Lembaga
Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) yang
didapatkan oleh peneliti dari profil kelembagaan LPTP
tahun 2012. LPTP merupakan lembaga swasta atau
lembaga non pemerintah (Non Government Organization
- NGO) yang didirikan di Jakarta tepatnya 10 November
1978. Namun dengan alasan lokasi pemberdayaan yang
berada di Jawa Tengah akhirnya kantor pusat LPTP
pindah dan berdomisili di Surakarta pada tanggal 12
Maret 1980.