Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,
-
Upload
iffah-trah-diharja -
Category
Documents
-
view
105 -
download
10
description
Transcript of Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,
Bergesernya Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional di
Jaman Sekarang
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Disusun oleh :
Nama : Ika Wahyu Noor Arifah
NIM : K2512046
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini, banyak hambatan yang di hadapi penulis. Namun karena bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Semester II tahun 2013.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Akhirnya, semoga bermanfaat bagi para pemerhati dan pembaca yang
budiman.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
“Identitas nasional dan nasionalisme dipandang sebagai fenomena modern, dan berhubungan
dengan negara modern.” Zakiyuddin Baidhawy (tt:24)
Dewasa ini, perkembangan dalam hal apapun banyak terjadi. Perkembangan dalam hal yang
positif, maupun perkembangan dalam hal yang negatif. Sebagai contoh perkembangan ke
arah positif misalnya dalam bidang film. Akhir-akhir ini film di Indonesia mengalami
perkembangan dalam hal kualitas sehingga menarik banyak peminat. Sehingga kemungkinan
dapat sedikit mereduksi konsumsi pada film asing dan dapat menimbulkan kecintaan
terhadap produk sendiri. Selain film, dunia permusikan di Indonesia juga mengalami
perkembangan, banyak aliran-aliran yang mewarnai permusikan di Indonesia. Walaupun
pada kenyataannya terdapat pro dan kontra. Memang bervariasi, ada lirik yang bermutu dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun tak sedikit yang menggunakan
bahasa alay (berlebihan).
Bahasa berlebihan tersebut memang sedang berkembang dewasa ini di Indonesia. Bahkan ada
celotehan yang menyatakan bahasa tersebut telah menjadi budaya baru di Indonesia, oleh
karena di negara lain tidak terdapat bahasa seprti demikian. Bahasa tersebut memiliki tempat
tersendiri di dunia remaja. Ada kesenangan tersendiri ketika para remaja menggunakan
bahasa alay.
Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa berlebihan, dan di
mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin tidak menjadi
masalah. Namun pada kenyataannya, menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan tersebut banyak
menggeser bahasa Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu menikmati bahasa-
bahasa pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang seakan menjadi budaya
baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD, sedikit demi sedikit melekat dalam
kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa dan tidak menutup kemungkinan lama-
kelamaan remaja menjadi jarang menggunakan kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia
nya. Karena jarang sekali digunakan dan berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup
kemungkinan keturunan-keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak mengetahui
kosakata baku dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka akan lebih mengerti dan
faham terhadap bahasa-bahasa pergaulan yang mereka sering dengar dan gunakan dari orang
tua mereka nantinya. Sangat ironi, dari menjamurnya bahasa pergaulan yang menjauhi EYD,
dan sering digunakan, membuat bahasa baku menjadi jarang digunakan. Jika berlangsung
terus menerus dan dari generasi ke generasi tanpa diimbangi dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang baku dalam kehidupannya, maka akan membuat bahasa Indonesia baku
menjadi benar-benar bergeser karena banyak pemuda dan nantinya anak cucunya yang betul-
betul tidak mengerti beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia. Jika diteruskan, maka bukan
tidak mungkin kosakata yang hilang akan semakin banyak dan mengurangi kekayaan
kosakata Indonesia. Memang masih ada kumpulan kosakata di Kamus Besar Bahasa
Indonesia, namun jika tidak di aplikasikan maka tetap akan sulit. Apalagi hanya sedikit
diantara masyarakat yang gemar membaca. Sebagai contoh, tidak banyak orang yang
mengetahui kosakata bahasa Indonesia dari kata “mumpung” adalah “senyampang”. Mereka
lebih mengetahui kata “mumpung” ini, dari pada kata “senyampang”. Padahal kata
“mumpung ini adalah kosakata dari bahasa Jawa.
Makalah ini berasumsi, “salah satu hal paling utama dalam kesadaran nasional adalah
bahasa” Daniel Dhakidae dalam tn ( tt: 22)
“Nasionalisme, negara-bangsa, dan identitas nasional sebagai salah satu bentuk kolektif
organisasi dan identifiasi bukanlah fenomena yang terjadi “secara ilmiah” melainkan
konstruksi kulturan-historis.” Barker dalam tn (tt: 24)
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penulis ingin mengangkat judul “Bergesernya
Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional di Jaman Sekarang”.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Definisi Identitas Nasional
“Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam kehidupannya.”” (Wibisono Koento dalam Sri Janti,A. Rahman, tt: 41)
Diartikan sebagai manifestasi budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa. Sebagai contoh, dalam hal bahasa. Bahasa Indonesia yang saat
ini kita gunakan, adalah hasil dari perkembangan bahasa yang sebelumnya digunakan.
Saat ini telah banyak kata-kata serapan yang berasal dari bahasa asing. Bahasa serapan
tersebut awalnya kita sering dengar, lama kelamaan melekat, tumbuh serta berkembang
hingga memperkaya kosa kata dalam bahasa Indonesia. Misalkan saja kata “kursi”, kata
ini diserap dari bahasa arab yaitu “kursiyyun”. Contoh lain yaitu kata “mistar” atau
penggaris. Kata mistar ini juga diserap dari kata “mistorotun” dari bahasa arab yang
artinya penggaris. Bahasa-bahasa serapan tersebut, yang disadari atau tidak disadari
berperan dalam memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia. Penyerapan bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia, biasanya telah melewati proses penyesuaian dengan
masyarakat Indonesia dan EYD dalam bahasa Indonesia. Misalkan saja kata dalam
bahasa Inggris “priority”, sebelum diserap ejaan kata tersebut akan disesuaikan terlebih
dahulu dengan ejaan bahasa Indonesia, sehingga menjadi “prioritas”. Setelah bahasa
asing tersebut di serap sebagai bahasa Indonesia, maka bahasa tersebut menjadi bahasa
baku yang dapat digunakan untuk kepentingan resmi.
Identitas sendiri, berasal dari kata identity yang artinya cita-cita, jati diri, tanda-tanda
yang melekat pada sesuatu untuk dapat membedakannya dengan yang lain. Identitas
dapat diartikan pula sebagai kepribadian yang timbul dari dalam diri tanpa paksaan.
Jadi, dalam hal ini identitas dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang dapat
memberikan kekhasan atau ciri khusus pada bangsa Indonesia, yang berbeda dengan
bangsa lain sehingga dapat digunakan untuk membedakan dengan bangsa lain.
Sedangkan kata ‘nasional’ dalam hal ini berarti identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar serta diikat oleh persamaan. Baik persamaan tujuan, bahasa,
sifat, agama, ras, dan sebagainya.
Tidak selalu identitas nasional terpaku pada identitas suatu individu. Akan tetapi juga
termasuk identitas pada suatu kelompok. Identitas yang di maksud disini meliputi nilai,
norma, dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangunsolidaritas dan
kohesivitas sosial yang digunakan untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi
simbol ekspresi yang memberikan pembenaran bagi tindakan pada masa lalu, masa
sekarang, dan masa yang akan datang.
Sedangkan nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa. Sehingga,
identitas nasional dapat pula diartikan jati diri yang membentuk bangsa yaitu berbagai
suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara, ideologi
Pancasila. Identitas nasional ini tidak lepas dari nasionalisme yang berhubungan dengan
jati diri bangsa. Jati diri bangsa berarti, bangsa yang menunjukkan apa yang
dimilikinya secara total dan keseluruhan dengan andil dari masyarakat Indonesia
sendiri sehingga dengannya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Hal ini dapat pula kita
sama-sama artikan sebagai sebuah ciri khas. Dimana ciri khas adalah sesuatu yang
digunakan pula untuk membedakan antara satu hal dengan hal yang lain.
1.2. Pergeseran Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional
Seperti yang sudah di bahas di poin awal, identitas nasional adalah manifestasi nilai-
nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Indonesia sendiri, sebagai negara yang kaya
akan budaya, memiliki banyak sekali Identitas nasional. Sebagai contoh dalam bidang
seni, banyak sekali kesenian yang menjadi Identitas Nasional. Misalnya tari, ada tari
saman, tari kecak, tari jaipong, dan masih banyak lagi. Dalam hal lagu daerah juga
sangat bervariasi. Hampir tiap daerah memiliki lagu daerah masing-masing. Dalam hal
bahasa, Indonesia juga memiliki bahasa-bahasa yang sangat beragam, sesuai dengan
daerah masing-masing. Walaupun dengan daerah yang berbeda-beda, bahasa berbeda-
beda, kesenian yang berbeda-beda pula antar wilayah, namun Rakyat Indonesia
memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Seperti yang terjadi pada kongres
pemuda pada tanggal 28 Oktober 1982, yang mana dari situ muncul kesadaran di
kalangan para pemuda pergerakan tentang bagaimana pentingnya berpikir yang
menghasilkan pemikiran strategi perjuangan dalam upaya pembentukan bangsa
Indonesia. Pemikiran mereka yang terbentuk dari berbagai etnis tersebut hanya akan
terhubung melalui bahasa. Akan tetapi, dikarenakan mereka berlatar belakang wilayah
yang berbeda-beda, maka bahasa yang mereka gunakan pun berbeda-beda. Maka
mereka membutuhkan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri menjadi satu diantara banyak sekali Identitas Nasional, satu
diantara banyak hal yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Sudah
selayaknya kita bangga terhadap bahasa Indonesia. Di luar Indonesia, bahasa Indonesia
menjadi salah satu bahasa yang sulit dipelajari masyarakat asing, jika dibandingkan
dengan bahasa-bahasa lain. Jadi tidak semua orang dapat mempelajari ataupun
memahami bahasa Indonesia. Sedangkan, kita yang dilahirkan sebagai bangsa
Indonesia sudah seharusnya benar-benar paham dan mengerti. Namun, untuk saat ini
bahasa Indonesia yang mengalami pergeseran pada perannya sebagai Identitas
Nasional. Tergeser dengan penggunaan bahasa pergaulan maupun bahasa Asing
populer. Dikhawatirkan jika terjadi terus menerus akan mengurangi pengetahuan
kosakata bahasa Indonesia di masyarakat.
1.3. Solusi Permasalahan
Seperti yang telah dibahas di latar belakang masalah, bahasa berlebihan kini memang
sedang berkembang dan menjamur di Indonesia. Sehingga sekarang ada pula celotehan
yang menyatakan bahasa tersebut telah menjadi budaya baru di Indonesia, oleh karena
di negara lain tidak terdapat bahasa seprti demikian. Di mana bahasa tersebut memiliki
tempat tersendiri di dunia remaja.
Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa berlebihan,
dan di mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin tidak
menjadi masalah. Namun pada kenyataannya, menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan
tersebut banyak menggeser bahasa Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu
menikmati bahasa-bahasa pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang
seakan menjadi budaya baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD,
sedikit demi sedikit melekat dalam kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa
dan tidak menutup kemungkinan lama-kelamaan remaja menjadi jarang menggunakan
kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia nya. Karena jarang sekali digunakan dan
berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup kemungkinan keturunan-
keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak mengetahui kosakata baku dalam
bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka akan lebih mengerti dan faham terhadap
bahasa-bahasa pergaulan yang mereka sering dengar dan gunakan dari orang tua
mereka nantinya. Sangat ironi, dari menjamurnya bahasa pergaulan yang menjauhi
EYD, dan sering digunakan, membuat bahasa baku menjadi jarang digunakan. Jika
berlangsung terus menerus dan dari generasi ke generasi tanpa diimbangi dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam kehidupannya, maka akan membuat
bahasa Indonesia baku menjadi benar-benar bergeser karena banyak pemuda dan
nantinya anak cucunya yang betul-betul tidak mengerti beberapa kosakata dalam
bahasa Indonesia. Jika diteruskan, maka bukan tidak mungkin kosakata yang hilang
akan semakin banyak dan mengurangi kekayaan kosakata Indonesia. Memang masih
ada kumpulan kosakata di Kamus Besar Bahasa Indonesia, namun jika tidak di
aplikasikan maka tetap akan sulit. Apalagi hanya sedikit diantara masyarakat yang
gemar membaca.
Selain akibat dari bahasa alay yang digunakan sebagai bahasa pergaulan, masih ada
juga bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan bahasa Inggris yang juga semakin
merebak belakangan ini. Memang bahasa Inggris adalah bahasa Internasional yang
sangat perlu untuk di pelajari. Namun penggunaan bahasa Inggris yang berlebihan
maka bahaya yang sama akan dapat pula ditimbulkan dari penggunaan bahasa
Internasional ini. Penggunaan bahasa Inggris sekarang ini tidak hanya pada saat
pelajaran bahasa Inggris di sekolah saja. Kini, banyak orang tua yang pandai berbahasa
Inggris mengajarkan anak nya untuk menggunakan bahasa Inggris untuk bahasa
kesehariannya. Jika hal ini tidak disertai dengan pengajaran bahasa Indonesia pada sang
anak, maka bahaya yang ditimbulkan akan semakin besar. Sang anak bahkan sulit
untuk mempelajari bahasa kebangsaannya sendiri, oleh karena mereka hanya dijejali
dengan kosakata bahasa inggris. Selain itu, di Sekolah Bertaraf Internasional bahkan
digunakan bahasa Inggris untuk bahasa pengantarnya.
Solusi atau pencegahan untuk permasalahan yang demikian, dan agar tidak terjadi hal
yang di khawatirkan tadi sebenarnya bisa saja dilakukan. Misalnya:
1. Dengan memperbanyak jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Tidak hanya
memperbanyak jam nya saja, namun juga memaksimalkannnya untuk memperkaya
kosakata bahasa Indonesia dari remaja. Tidak hanya remaja saja, anak-anak pun
akan lebih potensial untuk dijejali kosakata-kosakata tersebut.
2. Memperbanyak porsi bahasa Indonesia daripada bahasa pergaulan, ataupun bahasa
Inggris.
3. Dengan mengadakan seminar-seminar tentang bahasa Indonesia yang baku dan
sesuai EYD.
4. Dan yang paling utama adalah menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia.
Dengan menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia, secara otomatis
masyarakat akan lebih memprioritaskan bahasa Indonesia daripada bahasa lain.
Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia dapat ditimbulkan dengan menanamkan rasa
bangga terhadapnya. Rasa bangga dapat ditimbulkan dengan mengetahui
keunggulan-keunggulan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa lain.
Salah satu keunggulan bahasa Indonesia ini adalah dengan melalui proses dan
sejarah yang mengagumkan. Kita patut bersyukur dan bangga. “pemilihan bahasa
sebagai bahasa negara bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal
yang harus dipertimbangkan. Salah timbang akan mengakibatkan tidak stabilnya
suatu negara. Sebagai contoh konkret, negara tetanggakita Malaysia, Singapura,
Filipina, dan India, masih tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi
di negaranya, walaupun sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan bahasanya
sendiri sebagai bahasa resmi.” Budhi Setiawan (2012: 110)
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Latar belakang masalah yang dibahas, adalah tentang bahasa Indonesia yang
dewasa ini mengalami pergeseran pada perannya sebagai Identitas Nasional.
Tergeser dengan penggunaan bahasa pergaulan maupun bahasa Asing populer.
Dikhawatirkan jika terjadi terus menerus akan mengurangi pengetahuan kosakata
bahasa Indonesia di masyarakat.
2. Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa
berlebihan, dan di mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, mungkin tidak menjadi masalah. Namun pada kenyataannya,
menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan tersebut banyak menggeser bahasa
Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu menikmati bahasa-bahasa
pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang seakan menjadi
budaya baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD, sedikit demi
sedikit melekat dalam kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa dan
tidak menutup kemungkinan lama-kelamaan remaja menjadi jarang
menggunakan kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia nya. Karena jarang
sekali digunakan dan berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup
kemungkinan keturunan-keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak
mengetahui kosakata baku dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka
akan lebih mengerti dan faham terhadap bahasa-bahasa pergaulan yang mereka
sering dengar dan gunakan dari orang tua mereka nantinya.
3. “Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.”” (Wibisono Koento dalam Sri
Janti,A. Rahman, tt: 41)
4. Solusi atau pencegahan untuk permasalahan yang demikian, dan agar tidak
terjadi hal yang di khawatirkan tadi sebenarnya bisa saja dilakukan. Misalnya:
Dengan memperbanyak jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Tidak
hanya memperbanyak jam nya saja, namun juga memaksimalkannnya untuk
memperkaya kosakata bahasa Indonesia dari remaja. Tidak hanya remaja
saja, anak-anak pun akan lebih potensial untuk dijejali kosakata-kosakata
tersebut.
Memperbanyak porsi bahasa Indonesia daripada bahasa pergaulan, ataupun
bahasa Inggris.
Dengan mengadakan seminar-seminar tentang bahasa Indonesia yang baku
dan sesuai EYD.
Dan yang paling utama adalah menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia. Dengan menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia,
secara otomatis masyarakat akan lebih memprioritaskan bahasa Indonesia
daripada bahasa lain
DEMOKRASI NASIONAL BHINEKA TUNGGAL IKA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Disusun oleh :
Nama : Ika Wahyu Noor Arifah
NIM : K2512046
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
"Kami terkesan dengan motto Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana negara demokrasi dengan
(berbagai) suku dan agama hidup bersama dalam kebebasan memilih agama dan bebas
berpendapat," kata Christian, dalam sambutannya di keterangan pers bersama Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, hari ini.
"Indonesia bisa menjadi teladan dalam demokrasi bagi negara-negara mayoritas Islam seperti
Afrika dan Arab. Mereka bisa melihat pertumbuhan ekonomi dan demokrasi bagaimana
agama Islam dan pertumbuhan ekonomi bisa cocok," imbuh dia.
Perbedaan suku, bahasa, agama, serta budaya, telah terbentuk menjadi satu kesatuan yang
utuh (NKRI), yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman tersebut berdiri
tegak dalam lingkaran persamaan, di bawah naungan satu bendera: bendera Merah Putih.
Satu lagu kebangsaan: lagu Indonesia Raya. Satu bahasa: Bahasa Indonesia. Satu lambang
negara, yakni seekor Garuda yang memiliki azas Pancasila, dan dipadu dengan seuntai
kalimat bermakna agung “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai mottonya. (Kompasiana, 25/12/12,
http://belanegarari.wordpress.com)
Walaupun banyak sekali keragaman dan perbedaan dalam NKRI, namun semua itu
seharusnya tidak menjadi alasan untuk menjadikan permusuhan. Justru dengan perbedaan
tersebut, suatu negara akan menjadi semakin indah. Karena sesungguhnya perbedaan adalah
menjadi pelekat dalam sebuah interaksi. Contoh paling nyata dalam hal ini, misalkan dalam
sebuah pernikahan. Pasti faktor utamanya adalah perbedaan, yaitu perbedaan gender.
Di dalam makalah ini, penulis akan mengulas tentang makna Demokrasi Nasional Bhineka
Tunggal Ika. Selain itu, penulis akan sedikit menguraikan tentang prinsip-prinsipnya. Dan di
samping itu semua, akan coba di bahas pula mengenai ciri-cirinya.
Penulis
BAB IPEMBAHASAN
1. Definisi
Jika merujuk pada esensi atau inti dari motto “Bhinneka Tunggal Ika” yang hakekatnya
mengandung nilai-nilai nasionalisme, yaitu persatuan, kesatuan, serta kebersamaan untuk
satu niat dan tujuan (visi dan misi), yang dijalin erat oleh rasa persaudaraan. Sudah tentu,
keragaman yang terikat dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah aset yang paling berharga
bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhurnya, yakni menata dan
membangun bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa bermartabat yang mampu berdiri
sendiri: adil, makmur, damai, sentosa.
Tapi, bagaimana mungkin, Garuda yang konotasi melambangkan eksistensi serta
perjalanan bangsa Indonesia di era kemerdekaan, bisa mengepakkan sayap dan terbang
mengangkasa, bila Pancasila hanya sebatas ruh yang pasif dalam jasadnya, dan Bhinneka
Tunggal Ika yang menjadi penggerak bagi ruh tersebut tidak dinamis, atau tidak bergerak
efektif sesuai inti dari kandungan maknanya.
Dalam demokrasi Indonesia, yang menginduk pada Pancasila dan berorientasi pada
Undang-Undang Dasar 1945, serta mengacu pada Musyawarah Mufakat, nuansa
kebebasan yang sudah diatur dan dilindungi norma-norma atau etika kebangsaan, telah
melahirkan kembali berbagai perbedaan yang kongkrit sebagai bentuk apresiasi dari
kedemokrasian tersebut, seperti partai-partai politik, organisasi massa, serta lembaga
swadaya masyarakat. Dan maraknya keberadaan kelompok, perkumpulan atau organisasi-
organisasi, baik yang bergerak di bidang politik, sosial kemasyarakatan ataupun yang
lainnya, menunjukan bukti bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami banyak
perubahan dan kemajuan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah perbedaan itu masih berpegang teguh pada hakekat
Bhinneka Tunggal Ika, dan menjadi keragaman yang harmonis atau selaras dalam
demokrasi Indonesia? Apakah Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi benang merah atau
rangkuman dari norma-norma atau etika kebangsaan bangsa Indonesia, hanya tinggal
semboyan yang maknanya tidak lagi dipahami sebagai wejangan atau petuah untuk
motivasi bagi kehidupan bangsa Indonesia sekarang dan masa depan?
Sikap-sikap yang jelas bertentangan dengan hakekat Bhinneka Tunggal Ika, hanya akan
membawa demokrasi Indonesia ke jurang kebablasan, dimana kedemokrasiannya bukan
lagi media atau alat untuk menegakkan nilai-nilai nasionalisme yang menjadi subjek dari
satu niat dan tujuan (visi dan misi) yang utuh. tetapi, menjadi ajang perseteruan dan
menjadi kendaraan untuk memperebutkan kursi kehormatan yang disebut kekuasaan. Dan
Pancasila yang menjadi ruh bangsa Indonesia, yang seharusnya menjadi tolak ukur bagi
pola pikir dan tindakan bangsa Indonesia untuk merealisasikan tujuan bersama dalam
wadah demokrasi, hanya menjadi objek yang mandul dalam kedemokrasiannya.
Dalam hal ini, yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah kesadaran dari setiap
individunya untuk bisa mengevaluasi dan merevisi diri, serta berevolusi untuk sebuah
perubahan besar di dalam diri individunya atau revolusi diri, yang disebut pembinaan
moral atau akhlak. karena moral atau akhlak, merupakan kerangka utama dalam
demokrasi Indonesia atau Demokrasi Pancasila yang disistematikan oleh Bhinneka
Tunggal Ika untuk menerapkan kejujuran dan keadilan dalam kebersamaan, demi menata
dan membangun peradaban bangsa Indonesia dalam demokrasi yang berjiwa amanat:
amanat dari amanat, amanat oleh amanat, amanat untuk amanat, tanpa harus dikotori oleh
kebohongan. Sebab kebohongan adalah bentuk pengkhianatan yang tumbuh dari
kemiskinan moral atau akhlak, yang menjadi titik awal dari kebobrokan atau kehancuran.
2. Prinsip Dan Ciri-Ciri
Demokrasi Indonesia atau Demokrasi Pancasila yang berazas musyawarah mufakat, yang
secara harfiah menyimpan makna dari nilai-nilai nasionalisme dalam Bhinneka Tunggal
Ika, yaitu kebersamaan yang diikat oleh rasa persaudaraan, yang menjadi manifestasi dari
kokohnya persatuan serta kesatuan untuk satu tujuan, dimana setiap keputusan adalah
hasil kesepakatan yang intensif dari kebersamaan, yang disaring secara jujur dan adil, dan
dikembalikan dengan jujur dan adil pula untuk kebersamaan.
Perbedaan kelompok, perbedaan pendapat dan pemikiran, yang disebut keragaman dalam
demokrasi Indonesia, bisa menjadi penyakit mematikan yang merongrong bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita luhurnya, dan akan menjadi bumerang yang
memalukan bagi paham serta kedemokrasiannya, jika perbedaan atau keragaman tersebut
telah saling berbenturan dan tidak lagi memprioritaskan kepentingan serta tujuan bersama
atas nama kebersamaan yang dilandasi oleh rasa persaudaraan, seperti yang terkandung
dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Sejarah panjang penderitaan bangsa Indonesia pun akan terus berlarut, dan Indonesia
hanya akan menjadi bangsa yang didominasi konflik internal di atas kemerdekaanya, jika
ruang demokrasi yang begitu luas memberi kebebasan untuk berekspresi dan beraspirasi,
telah menumbuhkan sikap egois, individualis, apatis, serta sikap mementingkan kelompok
atau golongan. Sikap-sikap tersebut adalah pembunuh kebenaran makna demokrasi, yang
tegas menyatakan bahwa kekuasaan sepenuhnya berada di tangan rakyat, dan rakyatlah
yang memegang kendali dalam sistem pemerintahan, yang kedudukannya berbentuk
amanat.
Pemahaman nilai-nilai Bhinneka-Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia dapat wujud
secara integral dengan kerjasama seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku
penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga. Peningkatan sosialisasi
aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dilakukan melalui
tindakan nyata dalam kehidupan keseharian seluruh kompenen warga dalam rangka
memperkuat integrasi nasional, karena Indonesia dengan keberagaman budaya, suku/etnik,
bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sosial yang berbeda. Indonesia dengan
gambaran masyarakat majemuk yang terdiri dari suku-suku bangsa yang berada di bawah
kekuasaan sebuah sistem nasional, termasuk di dalamnya pemerintah yang menjalankan
proses pembangunan masyarakat harus bersinergis untuk bersama-sama dengan rakyat
tanpa membedakan keberagaman budaya, bahasa, agama, suku/etnik, dan bahkan strata
sosial, mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan komitmen bersama, berlandaskan nilai-
nilai yang terkandung dalam ke-Bhinneka Tungal Ika-an yang termaktub dalam Pancasila.
Ciri kemajemukan masyarakat Indonesia yang terintegrasi secara nasional adalah sangat
penting sebagai kekayaan dan merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga
dapat dimanfaatkan dalam sistem komunikasi sebagai acuan utama bagi menunjukkan jati
diri bangsa Indonesia sebagai nasionalisme
Peningkatan pemahaman terhadap kemajemukan sosial budaya sebagai pencitraan dari
budaya bangsa Indonesia yang semakin dewasa merupakan upaya membangun citra diri
didasarkan aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka-an yang dimiliki, dapat menjadi
investasi yang diandalkan pada pelaksanaan pembangunan nasional sebagai salah satu
pilar demokrasi. Untuk itu diharapkan tindakan nyata oleh pemerintah agar memaknai
pentingnya kondisi kemajemukan yang terintegrasi secara nasional melalui wawasan
kebangsaan di era globalisasi saat ini untuk menjaga kedaulatan NKRI. Untuk
merealisasikan harapan ini, masyarakat dan segenap komponen bangsa harus lebih dewasa
dalam mengaktualisasikan pemahaman nila-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam
mewujudkan integrasi nasional di negara yang dikenal dengan kemajemukannya
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 demi pencapaian tujuan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://belanegarari.wordpress.com/2012/09/12/bhinneka-tunggal-ika-dalam-demokrasi-indonesia-2/
http://pendidikansejarahunimed.blogspot.com/2012/01/nilai-nilai-bhinneka-tunggal-ika-dalam.html
http://www.beritasatu.com/mobile/nasional/19627-presiden-jerman-puji-semboyan-bhinneka-tunggal-ika.html
TUGAS MEKANIKA FLUIDA
KARAKTERISTIK FLUIDA
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah mekanika fluida semester III.
Disusun oleh :
Nama : Ika Wahyu Noor Arifah
NIM : K2512046
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini, banyak hambatan yang di hadapi penulis. Namun karena bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah mekanika fluida Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Semester III tahun 2013.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Akhirnya, semoga bermanfaat bagi para pemerhati dan pembaca yang
budiman.
Penulis
BAB I
FLUIDA SECARA UMUM
A. PENGERTIAN FLUIDA
Fluida adalah
1. Suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-
menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga
dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena
zat-zat ini dapat mengalir. Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak
dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara
continue).
2. gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar untuk
gasdan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat
pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang
lainnya.
3. Salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel kecil sampi kasat mata dan
mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan
mudah mengikuti bentuk ruang.
4. Benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek
yang bekerja terhadapnya.
Jadi, Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan) jika diberi
tekanan. Jadi, yang termasuk ke dalam fluida adalah zat cair dan gas. Perbedaan antara zat cair dan
gas terletak pada kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan
zat cair tidak dapat dimampatkan. Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau
hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan
fluida dinamis atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida yang
bergerak. Hidrodinamika yang khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut
aerodinamika.
Fluida di bagi menjadi2 bagian di antaranya adalah
1. Fluidan statis (fluida yang diam)
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga
tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam
pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak
mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas
ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg.
Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke
bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
2. Fluida dinamis (fluida yang bergerak)
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu),
tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran).
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau
jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh
aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume,
dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu
garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Ilustrasi fluida mengalis
B. JENIS JENIS FLUIDA
Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar berdasarkan sifatnya, yaitu fluida cairan
dan fluida gas. Fluida diklasifikasikan atas 2, yaitu:
1. Fluida Newton : Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier antara besarnya
tegangan geser diharapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.
2. Fluida non Newton : Disini terdapat hubungan yang tak linier antara besarnya
tegangan geser yang diterapkan dengan laju perubahan bentuk sudut.
Namun, dapat pula kita klasifikasikan berdasarkan hal berikut;
1. Berdasarkan kemampuan menahan tekanan :
- Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang tidak dapat dikompressi atau
volumenya tidak dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) konstan.
- Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat dikompressi atau volumenya
dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) tidak konstan.
2. Berdasarkan struktur molekulnya :
- Cairan : Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya karena terdiri atas molekul-
molekul tetap rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat dan fluida cairan praktis tak
compressible.
- Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar molekul-molekul besar dan
gaya kohesifnya kecil sehingga gas akan memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang
mengukungnya. Pada fluida gas, gerakan momentum antara molekulnya sangat tinggi,
sehingga sering terjadi tumbukan antar molekul.
3. Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan :
- Fluida Newton adalah fluida yang memiliki hubungan linear antara besarnya tegangan geser
yang diberikan dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.
- Fluida non Newton adalah fluida yang memiliki hubungan tidak linear antara besarnya
tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.
4. Berdasarkan sifat alirannya :
- Fluida bersifat Turbulen, dimana alirannya mengalami pergolakan (berputar-putar).
- Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya memiliki lintasan lapisan batas yang
panjang, sehingga dikatakan juga aliran berlapis-lapis.
BAB II
KARAKTERISTIK FLUIDA
Secara umum, karakteristik fluida sebagai berikut :
1. Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) atau tak tunak (non-steady). Bila kecepatan fluida v di setiap titik yang diberikan adalah konstan di dalam waktu, maka gerak fluida tersebut dikatakan aliran tunak.
2. Aliran fluida dapat merupakan aliran berolak (rotational) atau aliran tak berolak (irrotational). Jika elemen fluida di setiap titik tidak mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut, maka aliran fluida tersebut adalah aliran tak berolak.
3. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tak termampatkan (incompressible). Cairan-cairan biasanya dapat ditinjau sebagai yang mengalir secara tak termampatkan.
4. Aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental (nonviscous). Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di dalam gerak benda padat.
Fluida Newtonian :
Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah suatu fluida yang memiliki
kurva tegangan/regangan yang linier.
Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian
adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal ini
disebabkan karena viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang
bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya bergantung
pada temperatur dan tekanan. Viskositas sendiri merupakan suatu konstanta yang menghubungkan
besar tegangan geser dan gradien kecepatan pada persamaan
dengan
adalah tegangan geser fluida [Pa]
adalah viskositas fluida – suatu konstanta penghubung [Pa•s]
adalah gradien kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan arah geser [s−1]
Perbedaan karakteristik akan dijumpai pada fluida non-newtonian. Pada fluida jenis
ini, viskositas fluida akan berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada fluida
(seperti pengadukan).
Fluida Non-Newtonian :
Fluida non-Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika
terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-Newtonian tidak
memiliki viskositasyang konstan. Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada fluida non-
Newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida.Fluida yang
tegangan gesernya tidak berhubungan secara linear terhadap regangan disebut sebagai fluida non-
newtonian. Campuran antara bubuk jagung, ketika ditempatkan pada tempat yang rata, mengalir
mejadi menipis. Namun ketika campuran diganggu dengan acak, terlihat seperti kerusakan dan
bersifat seperti zat padat.
Campuran merupakan tegangan geser non newtonian menipiskan fluida dan menjadikan lebih
kental pada saat tegangan geser meningkat melalui aksi sendok yang acak.
Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu “lubang”. Lubang ini akan terisi
seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti
puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas
yang menyebabkan fluida tampak “lebih tipis” (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang beberikut contoh cairan non-
newtonian,
Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat dilatant, apabila hambatan akan membesar ketika
Tegangan-Geser yang bekerja padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin kental
jika teraduk. dilatant, bukan-newtonian : campuran pigmen, zat pewarna, tinta, pengental seperti
kanji/tapioka, silicone, pasta-PVC, drilling fluid, mud, dll. Suatu cairan non-newtonian disebut
bersifat pseudoplastic, apabila hambatan akan berkurang ketika Tegangan-Geser yang bekerja
padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin encer jika teraduk.
Selain itu terdapat perilaku "aneh" lain dari fluida non newtonian,
1. Sifat plastic, misal permen karet
2. Ideal bingham, misal odol dan emulsi
3. Thixotrop, misal pasir apung, daging giling, pasta ikan
4. Rheopex, misal epoxyrubah pada keadaan tertentu.
Karakteristik Fluida
Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu
zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
dengan
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah: gram per sentimeter kubik (g/cm3).
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa
jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan
'Massa Jenis Relatif'
Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama
Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni.
Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau
dimensi.
Berat jenis mempunyai rumusn m.g/v atau w/v dengan satuan n/m^3 dengan m = massa, g =
gravitasi, v = volume dan w = weight (berat).
Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan
zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang
(m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L. Tegangan permukaan zat cair
diakibatkan karena gaya yang bekerja pada zat cair tersebut. Dalam keadaan diam, permukaan zat
cair akan membuat gaya tarik ke segala arah, kecuali ke atas. Hal itulah yang menyebabkan adanya
tegangan permukaan.
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dapat digunakan sejenis surfaktan.
BAB III
KESIMPULAN
Fluida uatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-
menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu
zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat
mengalir. Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan
sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).
Fluida dapat dikarakterisasikan menjadi
1. Fluida Newtonian
Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya
yang bekerja pada fluida. Contohnya air.
2. Fluida non-Newtonian
Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat dilatant, apabila hambatan akan membesar ketika
Tegangan-Geser yang bekerja padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin
kental jika teraduk. dilatant, bukan-newtonian : campuran pigmen, zat pewarna, tinta, pengental
seperti kanji/tapioka, silicone, pasta-PVC, drilling fluid, mud, dll.
Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat pseudoplastic, apabila hambatan akan berkurang
ketika Tegangan-Geser yang bekerja padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah
makin encer jika teraduk.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://id.wikipedia.org/wiki/Berat_jenis
http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_permukaan
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/karakteristik-umum-dari-aliran-fluida.html
http://yoekibo-mesin.blogspot.com/2011/01/jenis-jenis-fluida.html
http://dnurfina.blogspot.com/2012/01/karakteristik-fluida.html
http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluida-serta.html
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-fluida-statis-dan-dinamis-massa-jenis-tekanan-hidrostatis-total-aplikasi-tegangan-permukaan-contoh-soal-kunci-jawaban.html#ixzz2fukaR0Pn
http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html