IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA ...
Transcript of IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA ...
42 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA
PEMANFAATAN LIMBAH DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
KECAMATAN JATEN
Anif Nur Artanti1, Fea Prihapsara1,
1Program Studi Farmasi/ Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Alamat Korespondensi : Jl. Ir. Sutami No. 36A, Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Sebelas
Maret Telp.(0271) 663375
E-mail: 1)[email protected]
Abstrak
Pemberdayaan kegiatan masyarakat mengenai penanaman tanaman obat telah dirintis di Desa
Brujul yang terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Saat ini terdapat kelompok
pemberdayaan masyarakat yakni PKBM Al Hikmah di Dusun Soka, Desa Brujul (UKM Mitra 1) dan
CV Andromeda selaku UKM mitra 2 yang bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat
khususnya dalam bentuk pengenalan inovasi baru maupun diversifikasi usaha masyarakat dalam
bidang obat tradisional. Permasalahan di lapangan menunjukkan bahwa banyak ditemukan daun
pisang kering (klaras) baik di pekarangan masyarakat maupun yang tumbuh liar di sepanjang jalan
yang tidak termanfaatkan. Daun pisang kering tersebut akan membusuk apabila tidak digunakan
dan menjadi limbah. Daun pisang kering mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dengan
senyawa utama adalah alantoin yang dapat dimanfaatkan sebagai antiradang. Hasil dari program
pengabdian masyarakat ini antara lain: Produk teh klaras yang dibuat setelah diuji antioksidan
memiliki potensi yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 70,90 ppm, pelatihan pembuatan teh dalam
kemasan kantong teh celup, sanitasi higiene dan dokumentasi; dan transfer teknologi dengan metode
pengeringan daun pisang dengan oven sehingga lebih higienis dan suhu pengeringan yang stabil.
Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan alternatif usaha
perekonomian baru di masyarakat.
Kata kunci : teh klaras, diversifikasi, teknologi tepat guna.
1. PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular memiliki dampak negatif yang sangat besar karena merupakan
penyakit yang memberikan efek kronis kepada penderitanya. Hal ini menyebabkan produktivitas
masyarakat terganggu, keterbatasan aktivitas masyarakat serta memerlukan biaya pengobatan yang
tinggi. Adapun yang tergolong dalam penyakit tidak menular adalah jantung koroner, hipertensi,
stroke, diabetes mellitus, kanker serta akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2012), melaporkan bahwa jumlah kasus penyakit yang tidak
menular (penyakit jantung dan pembuluh darah) mengalami penurunan dari total 634.860 (72,13%)
kasus pada tahun 2011 menjadi 554.771 (67,57%) pada tahun 2012. Ironisnya, penyakit tidak
menular merupakan penyebab kematian tertinggi dibandingkan penyakit yang menular. Penyakit ini
berlangsung dalam waktu yang lama, tidak dapat disembuhkan, namun hanya bisa dikendalikan. Data
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar (2016) menunjukkan bahwa terdapat 23.929 kasus
hipertensi, 1.113 kasus stroke dan 5.112 kasus penyakit diabetes mellitus.
Kasus ini menjadi keprihatinan kita semua mengingat Kabupaten Karanganyar merupakan
salah satu lokasi yang strategis dan potensial untuk budidaya tanaman obat. Hal ini didukung dengan
area yang luas serta pekerjaaan masyarakat yang umumnya bekerja sebagai petani. Salah satu jenis
tanaman obat yang banyak sekali ditemukan dan bahkan menjadi limbah karena tidak termanfaatkan,
yaitu daun pisang kering (klaras). Daun pisang kering (klaras) banyak ditemukan baik di pekarangan
masyarakat maupun yang tumbuh liar di sepanjang jalan yang tidak termanfaatkan. Daun pisang
kering tersebut akan membusuk apabila tidak digunakan dan menjadi limbah. Daun pisang kering
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dengan senyawa utama adalah allantoin yang dapat
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 43
dimanfaatkan sebagai antiradang khususnya saluran pernafasan. Oleh karena itu diharapkan
pengolahan pasca panen daun pisang kering (klaras) menjadi produk teh klaras yang berkhasiat
sebagai obat dapat meningkatkan nilai jual komoditas tersebut dari masyarakat setempat sekaligus
sebagai upaya pengendalian limbah tersebut di Kabupaten Karanganyar. Pengembangan inovasi teh
klaras berawal dari ide pengembangan dan penggunaan produk non kimiawi yang saat ini lebih
diminati masyarakat karena rendah efek samping. Trend di banyak kalangan adalah menjalani
kehidupan yang “back to nature” menjadi suatu penciptaan pangsa pasar yang strategis dalam
pemasaran produk teh klaras yang berkhasiat.
Salah satu wilayah di Kabupaten Karanganyar yang menjadi lokasi mitra dalam kegiatan ini
adalah Kecamatan Jaten yang secara geografis terletak pada 7°34'41"S 110°53'51"E. Batas wilayah
Kecamatan Jaten di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kebakkramat, sebelah selatan
dengan Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto, sebelah barat dengan Kecamatan Jebres
dan Kecamatan Gondangrejo sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tasikmadu.
Kecamatan Jaten memiliki topografi berupa aluvial dan grumasol kelabu dengan ketinggian rata-
rata 200 mdpl. Kecamatan Jaten memiliki 8 desa yaitu Brujul, Dagen, Jetis, Sroyo, Ngringo, Suruh
Kalang, Jati dan Jaten.
Secara administratif, home industry obat tradisional yang dikelola oleh UKM mitra terletak di
dukuh Soka dan Duwet, Desa Brujul. Pada umumnya mata pencaharian penduduk desa Brujul,
Kecamatan Jaten adalah bertani, buruh pabrik dan jasa, namun sebagian besar merupakan ibu rumah
tangga yang tidak bekerja. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan saat ini berpusat
di PKBM Al Hikmah (UKM 1) dibawah naungan Ibu Bakti Sri Rahayu yang berlokasi di Dusun
Soka , Desa Brujul. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada
masyarakat khususnya ibu rumah tangga melalui pengelolaan tanaman obat keluarga. Kegiatan yang
berlangsung merupakan wadah bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat dari segi pendidikan
maupun pengajaran melalui pelatihan kepada masyarakat dan pengembangan usaha kecil
masyarakat. Kegiatan yang diusulkan dalam IbM ini merupakan kelanjutan dari kegiatan penanaman
tanaman obat keluarga (yang telah diawali dengan kegiatan Hibah Bupati Karanganyar 2012) yang
pemanfaatannya secara ekonomi belum optimal. Oleh karena itu perlu untuk melakukan diversifikasi
usaha untuk memanfaatkan daun pisang kering yang banyak tumbuh di pekarangan warga sebagai
bahan pembuatan teh klaras inovatif berkhasiat. Sementara itu, kegiatan yang dilakukan di CV
Andromeda(UKM 2) adalah produksi dan pembuatan minuman teh dalam kemasan kantong celup
yang selama ini bahan pembuatannya dibantu masyarakat sekitar. UKM 2 tersebut dikelola oleh
Bapak Urip Setiawan yang berlokasi di Dusun Duwet, Desa Brujul. Kegiatan yang dilakukan di
kedua UKM pada saat ini adalah sebatas memberikan pelatihan berupa keterampilan pemanfaatan
tanaman obat keluarga, namuan untuk produksi dan pemasaran serta pengembangan usaha
pengelolaan tanaman obat belum dilakukan secara optimal. Kegiatan IbM ini adalah memberikan
pelatihan pembuatan teh klaras dalam kemasan kantong teh celup, sanitasi higiene dan dokumentasi;
dan transfer teknologi dengan metode pengeringan daun pisang dengan oven sehingga lebih higienis
dan suhu pengeringan yang stabil. Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat
memberikan alternatif usaha perekonomian baru di masyarakat.
2. METODE
Metode pelaksanaan IbM untuk meningkatkan nilai tambah daun pisang kering (klaras)
menjadi produk teh klaras yang berkhasiat telah direalisasikan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Sosialisasi Program
b. Trial and error dalam pembuatan teh klaras
c. Uji antioksidan produk teh klaras
d. Pelatihan pembuatan teh klaras
e. Pengajuan izin usaha kecil obat tradisional
f. Introduksi alat
Kegiatan utama adalah pemanfaatan daun pisang kering (klaras) untuk dijadikan produk yang
memiliki nilai tambah yang tinggi. Pelatihan pembuatan teh klaras diikuti oleh mitra IbM. Pelatihan
44 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
yang diadakan selama 2 hari. Praktek secara mandiri oleh kelompok mitra didampingi oleh Tim
Pelaksana dan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan praktis para anggota PKBM Al Hikmah
dan CV Andromeda. Adapun metode pendekatan dan prosedur kerja dalam pengabdian masyarakat
ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Bentuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat
No. Kegiatan Output
1 Sosialisasi Program dan
Pengelompokan anggota
Pemahaman terhadap kegiatan yang akan dilakukan dan
pembagian kelompok peserta
2 Trial and error dalam pembuatan teh
klaras
Didapatkan formula optimal, komposisi yang sesuai
sehingga produk layak untuk dipasarkan
3 Uji antioksidan produk teh klaras
Uji antioksidan sebagai pembuktian ilmiah bahwa produk
tersebut memiliki khasiat yang bagus
4 Pelatihan pembuatan teh klaras
Kemampuan melakukan proses teh klaras dan tehnik
pengemasan agar menghasilkan produk yang berkualitas
5 Pengajuan izin usaha kecil obat
tradisional
Mitra IbM yang belum memiliki izin produksi secara
legal maka dibantu untuk memperoleh izin usaha yang
legal, selanjutnya dengan izin produksi keluar sehingga
dapat digunakan untuk mengajukan izin edar produk
6 Introduksi Alat Introduksi alat berupa oven dengan dimensi 60x60x110
cm berbahan stainless steel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan melakukan observasi dan pengamatan di
lokasi mitra. Pengabdian yang telah dilakukan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat
khususnya mitra yakni PKBM Al Hikmah dan CV Andromeda, sebagaimana uraian berikut ini :
3.1 Sosialisasi Program
Dalam sosialisasi program pengabdian ini, dihadiri para peserta dari kedua mitra IbM (PKBM
Al Hikmah dan CV Andromeda). Kedua mitra diberikan pemahaman bahwa kegiatan ini
bertujuan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan membuat produk inovasi sekaligus
diharapkan dapat menjadi komoditas ekonomi masyarakat dengan sasaran adalah anggota
PKBM Al Hikmah yang berkolaborasi dengan CV Andromeda untuk pembuatan produk teh
klaras.
Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Pengabdian Masyarakat
3.2 Trial and Error dalam Pembuatan Teh Klaras
Kegiatan ini dilakukan di CV Andromeda Dusun Duwet, Desa Brujul. Dalam pembuatan teh
klaras perlu dilakukan trial and error terlebih dahulu untuk mendapatkan formulasi yang sesuai,
warna, rasa, dan aroma produk. Dicoba beberapa perbandingan klaras dengan berbagai merk
teh. Setelah dilakukan trial and error selama kurang lebih 2 minggu didapatkan formula sebagai
berikut:
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 45
Tabel 2. Formula Teh Klaras dalam Kemasan
Komposisi Kadar
Klaras 40%
Teh Melati (merk dirahasiakan) 60%
Prosedur pembuatan teh klaras:
Daun pisang dikeringkan pada suhu 40-50 OC dengan oven selama 4-6 jam. Tanda bahwa daun
pisang sudah kering adalah mudah diremas dan menjadi serbuk kering. Daun pisang kering
digiling/diblender dengan rata-rata ukuran serbuk 10-40 mesh. Campur daun pisang kering
(klaras) dengan teh melati sesuai komposisi formula. Kemas dalam kantong teh @ 2,5 gram.
Masukkan dalam kemasan sekunder berupa boks karton. Lapisi boks karton dengan plastic
shrink dengan dipanaskan dengan dryer.
Gambar 3. Kegiatan Trial and Error Pembuatan Teh Klaras
3.3 Uji antioksidan klaras
Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode pewarnaan DPPH. Berikut tabel hasil nilai
IC50 berbagai jenis daun pisang kering.
Jenis Daun Pisang IC50
Daun Pisang Kepok 17 ppm
Daun Pisang Seribu 855 ppm
Daun Pisang Susu 111 ppm
Dari uji antioksidan diketahui bahwa nilai IC50 infusa daun pisang kepok memiliki potensi
antioksidan kuat dengan nilai 17 ppm.
3.4 Pelatihan pembuatan teh klaras
Pelatihan pembuatan teh klaras dilakukan di PKBM Al Hikmah Dusun Soka, Desa Brujul,
dipandu oleh Tim Pegabdian dan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Pelatihan diikuti oleh
25 peserta yang merupakan anggota PKBM Al Hikmah. Dari kegiatan pelatihan ini sebagian
besar peserta mampu melakukan proses produksi teh klaras dan tehnik pengemasan agar
menghasilkan produk yang berkualitas
Gambar 4. Pelatihan pembuatan teh klaras di PKBM Al Hikmah
46 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3.4 Pengajuan izin usaha kecil obat tradisional
Pengajuan izin edar produk baru sampai pada tahap pengajuan izin usaha obat tradisional.
Adapun tahapan yang sudah dilakukan adalah:
a. Pengajuan izin usaha ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM
PTSP) Kabupaten Karanganyar
b. Pengajuan rekomendasi CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) ke Balai
POM Semarang.
c. Pendaftaran izin kecil usaha obat tradisional melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Tengah.
d. Izin usaha kecil obat tradisional dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Tengah dengan nomor 503/7561/2017 .
Setelah izin usaha keluar maka tahapan selanjutnya adalah pengajuan izin edar produk. Teh
klaras dapat didaftarkan sebagai obat tradisional dengan kriteria jamu.
3.5 Penyerahan Alat
Introduksi alat berupa oven . Oven dengan kapasitas 20 kg bahan basah tiap proses. Oven dibuat
di bengkel Urip Mulyo dengan dimensi (WxDxH = 60x60x110 cm). Oven terbuat dari bahan
stainless steel tebal 1 mm. Oven terdiri dari 4 rak dengan tenaga pengering berupa kompor gas
dengan nyala kecil. Oven dilengkapi dengan dua thermometer, double jacket dilapisan bawah
dan ventilasi udara di bagian atas.
Gambar 5. Introduksi Alat berupa Oven
Meskipun pelaksanaan pengabdian masyarakat ini sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan
program, akan tetapi tim pengabdian masyarakat selalu membina secara berkesinambungan agar
kegiatan produksi teh klaras yang dilakukan oleh mitra IbM akan tetap bertahan dengan selalu
melakukan langkah perbaikan sistem untuk memenuhi aturan persyaratan produk sehingga akan
dihasilkan produk yang tetap aman, stabilitasnya baik, dapat diterima dan berkhasiat. Kelompok
PKBM Al Hikmah dan UKM CV Andromeda, sebagai mitra berpartisipasi aktif dalam diversifikasi
pengolahan tanaman daun pisang kering menjadi produk yang bernilai jual. Setelah pelatihan dan
praktek, secara bertahap dan sistematis mereka mampu mengolah produk dengan standarisasi mutu
mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan, pelabelan dan pemasaran.
Permasalahan yang dihadapi dalam transfer paket teknologi akan dikaji bersama-sama dalam
evaluasi kegiatan serta umpan balik dari kelompok masyarakat PKBM Al Hikmah dan CV
Andromeda. Adapun masalah yang belum dapat dipecahkan akan dikonsultasikan lebih lanjut kepada
narasumber yang kompeten.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 47
4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari program pengabdian ini sebagai berikut:
1. Adanya sistem sanitasi dan dokumentasi yang lebih baik di CV Andromeda untuk menjaga
keberlangsungan produksi dimana sebelumnya belum diterapkan dengan baik, antara lain:
pembuatan sekat antara ruang produksi dan rumah tangga untuk menghndari kontaminasi
2. Izin produksi telah dikeluarkan oleh dinas terkait pada bulan Agustus 2017
3. Kegiatan masyarakat anggota bertambah dengan adanya pembuatan teh klaras sekaligus mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat.
4. Teh klaras yang produksi masyarakat menjadi salah satu produk identitas Desa Brujul.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada Universitas Sebelas Maret atas dukungan finansial berupa hibah pengabdian
PNBP tahun 2017 sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementerian Perindustrian, 2014, Kosmetika dan Herbal Menghadapi MEA 2015, Jakarta.
[2] Pemkab Karanganyar, 2013, Karanganyar Dalam Angka tahun 2013, Kabupaten
Karanganyar.
[3] Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol 5, Badan POM
RI Jakarta.
[4] Anonim, 2010, Herbal Indonesia Berkhasiat, Vol.10, Trubus, Jakarta, Indonesia.
[5] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Farmakope Herbal Indonesia,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
[6] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2012, Petunjuk Operasional Penerapan Cara
Pembuatan Obat yang Baik, Jilid 2, Badan POM RI, Jakarta.