HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI...

45
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN PERILAKU IBU DALAM PERAWATAN BBLR DI RSUD WATES SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: HENI YULIANI 2213136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PERAWATAN BBLR DI RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

HENI YULIANI 2213136

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2017

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

ii

HALAMAN JUDUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PERAWATAN BBLR DI RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

HENI YULIANI 2213136

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2017

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

ii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

iii

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas limpahan

rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) dengan Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR Di RSUD Wates”.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Pada kesempatan

ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya

kepada:

1. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Dwi Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penguji atas segala masukan,

bimbingan, dan arahan sehingga terselesaikan skripsi ini.

4. Afi Lutfiyati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Kepala Direktur RSUD Wates yang telah memberikan izin dan kesempatan

bagi saya untuk melakukan penelitian.

6. Kepala Direktur RSUD Sleman yang telah memberikan izin dan kesempatan

bagi peneliti untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas.

7. Responden di ruang NICU RSUD Wates yang sudah berpartisipasi dalam

penelitian.

8. Ayah, Ibu, Adik, Kakak, dan seluruh keluarga yang telah memberikan

semangat dan do’a kepada penulis.

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

v

Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar

harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, Agustus 2017

Heni Yuliani

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii PERNYATAAN............................................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x INTISARI...................................................................................................... xi ABSTRACT..................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ................................................ 8 B. Pengetahuan .................................................................................. 19 C. Perilaku ......................................................................................... 23 D. Kerangka Teori ............................................................................. 26 E. Kerangka Konsep .......................................................................... 27 F. Hipotesis ....................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian .................................................................... 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 28 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 28 D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30 E. Definisi Operasional ..................................................................... 30 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data............................................... 31 G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 34 H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................. 37 I. Etika Penelitian ............................................................................. 39 J. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian................................................................................ 43 B. Pembahasan Penelitian.................................................................... 47 C. Keterbatasan Penelitian................................................................... 54

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...................................................................................... 55 B. Saran................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................ 6

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................. 31

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Pengetahuan..................................................... 33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku............................................................... 34

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Uji Reliabilitas Alpha Cronbach ..................... 36

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi............................ 39

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik ibu yang mempunyai BBLR........ 45

Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR............ 45

Tabel 4.3 Gambaran perilaku ibu dalam perawatan BBLR.............................. 46

Tabel 4.4 Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan

BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR....................... 46

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................. 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................. 27

Gambar 4.1 Denah lokasi penelitian RSUD Wates Kulon Progo........................ 44

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lampiran 3 Identitas Responden

Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Perawatan BBLR

Lampiran 5 Kuesioner Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 8 Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Etik Penelitian

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 12 Hasil Penelitian

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

xii

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PERAWATAN BBLR DI RSUD WATES

Heni Yuliani1, Afi Lufiyati2

INTISARI

Latar Belakang: Bayi berat lahir rendah memiliki risiko tinggi yang mempunyai beberapa masalah dalam beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, oleh karena itu diperlukan dukungan serta peran orangtua dalam melakukan perawatan anak. Perawatan BBLR berbeda cara merawat pada bayi normal, tidak semua ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR. Perlu didukung dengan pengetahuan yang baik, dari pengetahuan ini akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang berkualitas dan aman terhadap bayi BBLR. Tujuan: Diketahui adanya hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dengan perilaku ibu dalam merawat BBLR di RSUD Wates Kulon Progo. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental. Pengambilan sampel dengan accidental sampling, sampel sebanyak 33 ibu yang mempunyai BBLR. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan ibu tentang pentalaksanaan BBLR dan kuesioner perilaku ibu dalam perawatan BBLR. Penelitian ini menggunakan uji analisis Kendall Tau. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR kategori cukup (63,6%), sedangkan perilaku ibu dalam perawatan BBLR dalam kategori cukup (72,7%). Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR di RSUD Wates, dengan nilai significancy p-value (0,025)<(0,05). Keeratan hubungan adalah dalam kategori sedang dengan nilai 0,333 dalam rentang (0,20-0,399). Kata Kunci: pengetahuan, perilaku, BBLR. 1Mahasiswa Program Studi Keperawatan (S1) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Pembimbing Jurusan Keperawatan (S1) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

xiii

THE ASSOCIATION OF THE MOTHER’S KNOWLEDGE ON LOW BIRTH WEIGHT MANAGEMENT WITH MOTHER’S BEHAVIOR IN

LOW BIRTH WEIGHT CARE IN RSUD WATES

Heni Yuliani1, Afi Lutfiyati2

ABSTRACT

Background: Low birth weight babies have a high risk of having several problems in adapting to extrauterine life, therefore support and parenting roles are required in the care of children. Low birth weight care differ in low caring for normal babies, not all mothers have a good knowledge about low birth weight care. It needs to be supported by good knowledge, and this knowledge will support the provision of quality and safe management to low birth weight babies. Objective: to know the association of mother’s knowledge on low birth weight management with mother’s behavior in low birth weight care in RSUD Wates. Method: this research is a non-experimental quantitative type. The sampling was taken with accindetal sampling. The samples 33 mothers who have low birth weight. Data collection techniques used a mother’s knowledge questionnaire about the low birth weight management and the mother’s behavioral questionnaire in low birth weight care. This research uses Kendall Tau analysis test. Validity test uses Product Moment correation and reliability test with Cronbach’s Alpha. Results: The results of this study indicate that the level of knowledge of the mother about the low birth weight management is in moderate category (63,6%), while yhe mother’s behavior in the low birth weight care is in fair category (63,6%). Conclusion: there is an association between mother’s knowledge about low birth weight management and mother’s behavior in lo birth weight care at RSUD Wates, with significance of p-value (0,025)<(0,05). The closeness of the association is in the low category with a value of (0,333) in the range of (0,20-0,399).

Keywords: knowledge, behavior, low birth weight

1Student of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lecture of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sendiri masih tinggi, yaitu

sekitar 56% kematian terjadi pada masa neonatal. Sebagian besar kematian terjadi

pada umur kehaliran 0-6 hari (78,5%) dan prematuritas merupakan salah satu

penyebab utama kematian. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012, AKB masih 32/1000 kelahiran hidup. Tingkat mortalitas bayi

lahir preterm pada beberapa minggu awal adalah tiga kali lebih tinggi daripada

bayi penuh aterm. Penyebab kematian perinatal di Indonesia umur 0-7 hari adalah

disebabkan karena aterm sebesar 32,3% menduduki peringkat ke-2 setelah

respiratory disorder, sedangkan pada perinatal 7-28 hari sebanyak 12,8%

(Riskesdas, 2007). Sedangkan data di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sendiri

bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir

kurang dari 2.499 gram sampai dengan 2.500 gram. Prevalensi BBLR di DIY

tahun 2015 adalah 5,32%. Angka ini lebih rendah dari prevalensi BBLR tingkat

nasional yang mencapai 8,8% (Kemenkes RI, 2010). Angka prevalensi BBLR

selama 3 tahun terakhir di kabupaten Kulonprogo menunjukkan peningkatan dari

tahun 2013 sampai tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan

sebesar 6,95% dari tahun 2014 sebesar 7,11%, walaupun mengalami penurunan

angka BBLR masih tinggi dari kabupaten yang lain (Dinkes DIY, 2016).

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Penyebab

terjadinya bayi berat lahir rendah secara umum bersifat multifaktorial.

Permasalahan yang sering terjadi pada bayi berat lahir rendah adalah

ketidakstabilan suhu tubuh, gangguan pernapasan, gangguan alat pencernaan dan

masalah nutrisi, hiperbilirubine, gangguan imonologik, dan hipoglikemi

(Manuaba, 2010). Kelahiran bayi dengan berat rendah merupakan penyebab

utama kematian bayi baru lahir. Bayi yang meninggal dengan berat rendah

mencapai 36,5% dari kematian tahun 2005 (March Dimes Fondation, 2008 dalam

Saudah, 2016).

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

2

Bayi berat lahir rendah memiliki risiko tinggi mempunyai beberapa

masalah dalam beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, oleh karena itu

diperlukan dukungan serta peran orangtua dalam melakukan perawatan anak.

Penelitian Ningsih (2016) pengetahuan mengenai perawatan BBLR meliputi

pengetahuan dalam mempertahankan suhu, pencegahan infeksi, dan pemberian

ASI. Pengetahuan tersebut akan mengarahkan terhadap pemahaman ibu tentang

pentingnya perawatan BBLR.

Merawat BBLR berbeda cara merawat pada bayi normal, tidak semua

ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR. Perlu di

dukung dengan pengetahuan yang baik, dari pengetahuan ini akan menunjang

terhadap pemberian penatalaksanaan yang berkualitas dan aman terhadap bayi

BBLR (WHO, 2013). Penelitian Magdalena (2012), tentang pengetahuan ibu

tentang penatalaksanaan perawatan BBLR di Rumah Sakit RSKIA Kota Bandung,

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang merawat bayi merupakan faktor

yang berhubungan dengan perkembangan BBLR, dimana pengetahuan ibu

tersebut salah satunya adalah pemberian ASI.

Selama perawatan pada BBLR yang dilakukan di rumah sakit memerlukan

peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam

perawatan hanya sebatas memberi ASI dan menggendong bayi. Peran orangtua

yang kurang selama perawatan BBLR di rumah sakit akan menyebabkan

ketidakmandirian dalam merawat bayi setelah dari rumah sakit. Ibu akan kurang

mengenali tanda dan gejala dari masalah yang dapat timbul pada bayi dengan

berat rendah. Peran ibu yang kurang dalam merawat BBLR dapat menimbulkan

gangguan tumbuh kembang selama hidupnya (Easterbrooks, 2008 dalam Saudah,

2016).

Ibu adalah orang yang paling dekat dengan bayi dan bertanggungjawab

dalam merawat bayi. Oleh karena itu, pengetahuan dan sikap tentang perawatan

BBLR secara tidak langsung dapat meningkatkan kesehatan BBLR. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang.

Penelitian Erniati (2015), kurang pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR sulit

oleh ibu baik saat hamil maupun saat melakukan persalinan di rumah sakit. Jika

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

3

ibu melahirkan BBLR, biasanya ibu mendapatkan informasi tentang pearawatan

BBLR di RS dari petugas kesehatan. Namun pemberian informasi tersebut hanya

bersifat anjuran dan disampaikan secara lisan.

Penatalaksanaan BBLR perlu didukung dengan pengetahuan yang baik,

dari pengetahuan ini akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang

berkualitas dan aman terhadap BBLR. Dalam hal ini, penatalaksanaan perawatan

pada bayi yang dilakukan oleh seorang ibu meliputi mempertahankan suhu dan

kehangatan pada BBLR, memberikan ASI kepada BBLR dan mencegah

terjadinya infeksi pada BBLR (Magdalena, 2012). Menurut penelitian

Prawirohardjo (2010), bahwa respon ibu terhadap permasalahan BBLR sangat

mempengaruhi keputusan ibu untuk melakukan perawatan terhadap pertumbuhan

dan perkembangan bayinya. Penelitian Setyowati (2014), menunjukkan bahwa

ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi

premature, menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan itu sendiri dipengaruhi

oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Seseorang mendapatkan

pengetahuan tidak hanya ada di pendidikan formal saja, namun pengetahuan bisa

didapatkan dari pengalaman dan informasi dari lingkungan sekitar.

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap enam orang ibu yang

mempunyai pasien BBLR yang dilakukan di RSUD Wates diperoleh data bahwa

ibu pasien BBLR belum mengerti penatalaksanaan dan bagaimana merawat bayi

dengan berat lahir rendah. Ibu pasien BBLR mengalami kesulitan untuk merawat

anaknya karena kurangnya pengetahuan atau pemaparan informasi tentang

perawatan BBLR. Dengan latar belakang diatas tertarik melakukan penelitian

tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang penatalaksanaan BBLR dengan

perilaku ibu dalam perawatan BBLR.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas pada latar belakang maka dapat dirumuskan

masalah adalah: “Bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan

BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui adanya hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR

dengan perilaku ibu dalam merawat BBLR di RSUD Wates Kulon Progo.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR.

b. Diketahui perilaku ibu dalam merawat BBLR.

c. Diketahui keeratan hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan

BBLR dengan perilaku ibu dalam merawat BBLR.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu keperawatan maternitas

terutama dibidang penanganan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Penelitian ini sebagai media dan bahan pembelajaran yang lebih baik

lagi sehingga lulusan perawat mempunyai pengetahuan yang baik,

salah satunya mengenai pengetahuan penatalaksanaan BBLR dalam

meningkatkan kualitas dan kesehatan BBLR serta lebih

memperbanyak literatur di perpustakaan sehingga mempermudah

dalam pencarian data dan materi tentang BBLR.

b. Bagi tenaga kesehatan di RSUD Wates Kulon Progo

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dalam

menangani pasien bayi dengan BBLR.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

5

c. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan referensi bagi peneliti

berikutnya yang berhubungan dalam perawatan BBLR.

d. Bagi ibu bayi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

ibu dalam merawat BBLR.

E. Keaslian Penelitian

Ada beberapa penelitian yang dekat dengan penelitian ini yang dijelaskan

pada Tabel 1.1

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama dan Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan 1 Magdalena (2012) Pengetahuan Ibu

tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi BBLR di rumah di RSKIA Kota Bandung

Hasil dari penelitian ini bahwa pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan perawatan mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR berada pada kategori kurang. Dalam penatalaksanaan perawatan memberikan ASI kepada bayi BBLR berada pada kategori cukup. Pengetahuan ibu tentang perawatan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR berada pada kategori kurang. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskritif. Dengan teknik sampel menggunakan accidental sampling.

Variabel penelitian ibu dalam merawat bayi bblr. Teknik pengambilan sampel accindental sampling.

Menghubungkan antara dua variabel yang berbeda,uji statistik, waktu penelitian, lokasi penelitian, perawatan bayi BBLR di RS.

2 Setyowati (2014) Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan dengan Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Premature di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka

Hasil penelitian ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur (ρ value 0,027, ada hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi premature (ρ value 0,049). Penelitian ini menggunakan menote analytic dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh ibu dengan bayi prematur periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik total sampling. Pengolahan data melalui analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunaka Chi Square ( .

Korelasi antara dua variabel.

Metode pengumpulan sampel, uji statistik, lokasi penelitian, waktu penelitian

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

7

No Nama dan Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan 3 Ningsih (2016) Hubungan Pengetahuan

Ibu tentang Perawatan Byi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kenaikan Berat Badan Bayi

Hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR dengan kenaikan berat badan bayi di RSUD Wates dengan nilai p 0,00. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional, teknik pengumbilan sampel dengan menggunakan metode Quota Sampling dengan populasi 60 bayi.

Variabel penelitian pengetahuan ibu dalam perawatan bayi BBLR, lokasi.

Variabel terikat, teknik pengambilan sampel, waktu penelitian.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di wilayah kerja Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Wates Kulon Progo. Menurut sejarah, RSUD Wates

merupakan peninggalan pemerintahan penjajahan Belanda yang berlokasi di

sebelah alun-alun Wates. RSUD mengembangkan diri dengan cara berpindah

lokasi yang baru yaitu beralamat di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di

Jl. Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Kulon Progo. Pembangunan dan

kepindahannya tersebut diresmikan pada tanggal 26 Februari 1983 dan

dijadikan sebagai Hari Bakti Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum

Daerah Wates Kulon Progo. Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor: 720/Menkes/SK/VI/2010 tentang Peningkatan Kelas RSUD Wates

milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo sebagai RSUD Kelas B

non Pendidikan pada tanggal 15 Juni 2010. Pada bulan Juni 2015 berubah

menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang bekerja sama dengan FK-UGM.

Rumah Sakit Umum Daerah Wates merupakan rumah sakit

Pemerintah Kabupaten yang merupakan rujukan utama di daerah Kabupaten

Kulon Progo dan sekitarnya, karena memiliki fasilitas yang memadai dan

tersedianya layanan dengan berbagai jaminan kesehatan (Askes, Jampersal,

Jamkesmas, Jamsostek, BPJS). Ruang NICU RSUD Wates merupakan salah

satu ruang rawat inap yang digunakan untuk memberikan pelayanan pada

neonatus, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 28. Pada tahun 2008, 2009,

2010, dan tahun 2012 berkat adanya program penggalakan Pemberian ASI

Eksklusif, RSUD Wates mendapatkan predikat sebagai Rumah Sakit Sayang

Ibu dan Anak di tingkat Propinsi DIY yang terdiri dari: 10 langkah

keberhasilan menyusui, lomba menyusui, program kelas maternal, dan

inisiasi menyusui dini. Selain itu, di ruang NICU memiliki program khusus

untuk ibu yang mempunyai BBLR yaitu program KMC (Kanguru Mother

Care), program ini dapat menstabilkan suhu tubuh bayi.

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

44

Untuk denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai

berikut:

Jl. Wates-Sermo Gudeg Yusum Jl. Perwakilan

RSUD Wates Dapur Semar Rel Kereta Api

Jl. Moh. Dawan

Jl. Wates-Kedundang

Terminal wates Toko Buku Aksara

Jl. Sutijab Patehan Kopi

Jl. Purworejo-Jogja U

B T

S

Gambar 4.1 Denah lokasi Penelitian RSUD Wates Kulon Progo

LOKASI

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

45

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran umum mengenai

variabel-variabel yang diteliti, bagian ini menyajikan deskripsi data hasil

penelitian meliputi frekuensi dan persentase. Karakteristik responden

penelitian ini dijelakan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur

17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun

14 15 4

42,4 45,5 12,1

Total 33 100 Pendidikan

SD SMP SMA

Perguruan Tinggi

3 6

20 4

9,1

18,2 60,6 12,1

Total 33 100 Pekerjaan

Tidak Bekerja Bekerja

25 8

75,8 24,2

Total 33 100 Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar (45,5%)

atau 14 responden pada umur 26-35 tahun (dalam kategori dewasa awal).

Pendidikan responden lebih besar pada pendidikan SMA yaitu sebesar 20

responden (60,6%). Dalam kategori pekerjaan responden lebih dominan tidak

bekerja yaitu sebesar 25 responden (75,8%).

3. Analisa hasil penelitian

a. Analisa univariat

Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR di RSUD Wates

No Pengetahuan tentang

Penatalaksanaan BBLR Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik 8 24,2 Cukup 21 63,6 Kurang 4 12,1

Total 33 100 Sumber: Data Primer 2017

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

46

Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 4.2

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR,

terbanyak dalam kategori cukup yaitu 21 responden (63,6%), sedangkan

dalam kategori baik yaitu sebesar delapan responden (24,2%).

Tabel 4.3 Gambaran perilaku ibu dalam perawatan BBLR di RSUD Wates

No Perilaku ibu dalam perawatan BBLR Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik 8 24,2 Cukup 24 72,7 Kurang 1 3,0

Total 33 100 Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 4.3 di atas

terlihat bahwa kategori perilaku ibu dalam perawatan BBLR mayoritas

dalam katogori cukup yaitu sebesar 24 responden (72,7%).

b. Analisa Bivariat

Analisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR

menggunakan uji korelasi Kendall Tau. Hubungan ibu tentang

penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu dam perawatan BBLR

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR

Pengetahuan

Perilaku ibu dalam perawatan BBLR Total

P-

value

Correlation Coefficient

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % 0,025 0,333

Baik 4 12,1 4 12,1 0 0 8 24,2

Cukup 4 12,1 16 48,5 1 3,0 21 63,6

Kurang 0 0 4 12,1 0 0 4 12,1

Total 8 24,2 24 72,7 1 3,0 33 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan perilaku

cukup dalam perawatan BBLR sebanyak 16 responden (48,5%),

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

47

sedangkan pengetahuan baik dengan perilaku dalam perawatan baik

sebanyak empat responden (12,1%). Responden dengan pengetahuan

baik dengan perilaku dalam perawatan BBLR cukup sebanyak empat

responden (12,1%), sedangkan pengetahuan baik dengan perilaku dalam

perawatan yang kurang sebanyak nol responden. Pengetahuan yang

cukup dengan perilaku ibu yang baik sebanyak empat responden

(12,1%), sedangkan pengetahuan cukup dengan perilaku yang kurang

sebanyak satu responden (3,0%). Responden pengetahuan yang kurang

dengan perilaku baik sekaligus dengan perilaku cukup dan kurang

sebanyak nol responden, sedangkan pengetahuan kurang dengan perilaku

cukup sebanyak empat responden (12,1%).

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dinyatakan bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu

dalam perawatan BBLR di RSUD Wates, dengan nilai significancy p-

value (0,025) < (0,05). Kekuatan hubungan adalah rendah dengan nilai

0,333 berada di rentang kategori (0,20-0,399). Arah hubungan

pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu

dalam perawatan BBLR adalah positif yang bermakna bahwa semakin

tinggi pengetahuan semakin baik perilaku ibu dalam perawatan BBLR.

B. Pembahasan Penelitian

1. Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan BBLR

Berdasarkan Tabel 4.2 tingkat pengetahuan ibu terhadap

penatalaksanaan BBLR di RSUD Wates adalah dalam kategori cukup

(63,6%) dengan jumlah 21 responden. Nilai ini lebih rendah dari penelitian

Ningsih (2016), yang menunjukkan adanya pengetahuan yang baik dengan

jumlah 42 responden atau (70%). Hal ini karena dipengaruhi oleh pendidikan

responden yang mayoritas lulusan menengah ke atas SMA. Menurut

Kemendikbud (2015) kategori SMA termasuk dalam kategori Pendidikan

Menengah dengan jumlah 20 responden atau (60,6%), sedangkan dalam

kategori SD dan SMP berjumlah sembilan responden atau (27,3%) termasuk

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

48

dalam kategori Pendidikan Dasar, untuk kategori Perguruan Tinggi dengan

jumlah empat responden atau (12,1%), sebagian besar pengetahuan responden

dalam kategori cukup. Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu yang memiliki

BBLR didapat dari hasil tahu manusia dari sejumlah fakta dan teori yang

pernah dimiliki. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan adalah suatu

kegiatan atau suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat

berdiri sendiri. Dari penelitian Erniati (2015) menyatakan bahwa pengetahuan

yang rendah akan mengakibatkan orang mngalami kesulitan dalam hal

menyerap informasi dari luar, baik itu tenaga kesehatan maupun dari media-

media lainnya.

Selain dari pendidikan yang memengaruhi dalam pengetahuan umur

adalah salah satu yang dapat memengaruhi pengetahuan seseorang.

Berdasarkan karakteristik responden yang lebih mendominasi adalah pada

rentang umur 26-35 tahun dengan jumlah 15 responden atau (45,5%),

sedangkan pada umur 17-25 tahun berjumlah 14 responden atau (42,4%), dan

untuk kategori umur 36-54 tahun berjumlah empat responden atau (12,1%).

Menurut Depkes RI (2009) pengelompokkan umur dalam kategori, pada

rentang umur 17-25 tahun dalam kategori (remaja awal), sedangkan rentang

umur 26-35 tahun dalam kategori (dewasa awal), rentang umur 36-45 tahun

dalam kategori (dewasa akhir). Menurut Sulistyowati (2011) yang

menyatakan bahwa usia memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin tambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya. Semakin tinggi usia responden memiliki

kecenderungan akan memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu

hal. Menurut Notoatmodjo (2007), bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi

pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut, kemampuan untuk mengingat

suatu pengetahuan akan berkurang. Selain itu, usia juga memengaruhi

kematangan seseorang dalam menghadapi masalah, semakin bertambahnya

umur seseorang, pengalamannya juga akan bertambah.

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

49

Pengetahuan juga dapat dipengerahui oleh pekerjaan responden.

Berdasarkan penelitian Setyowati (2015), jumlah responden yang tidak

bekerja sebesar 52,6%, sehingga wawasan dan pengetahuan yang

diperolehnya terbatas, sehingga kemungkinan besar kurang pula informasi

dalam merawat bayi. Menurut Wawan dan Dewi (2011), pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Hasil karakteristik responden

menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja hanya menjadi

IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan jumlah 25 responden atau (75,8%), dan

sebagian reponden bekerja sebagai guru, wiraswasta, karyawan, pedagang,

jumlah keseluruhan delapan responden (24,2%). Didukung juga oleh teori

Mubarok (2009), lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun

tidak langsung, salah satunya pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang

dapat memengaruhi perilaku seseorang. Hasil penelitian dari pengetahuan

menunjukkan dalam kategori cukup dengan hasil (63,6%). Pengetahuan

membuat seseorang mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mencari

penalaran, dan mengorganisasikan pengalamannya. pengetahuan ini

membentuk sebuah pemahaman salah satu pemahaman benar nantinya dapat

berpengaruh pada perilaku seseorang. Semakin baik tingkat pengetahuan

seseorang, maka akan baik pula sikap dan perilaku seseorang tersebut

(Notoatmodjo, 2007). Sikap merupakan predisposisi dalam memberikan

respon dalam bentuk suka atau duka terhadap objek tertentu. Sikap juga

merupakan kecenderungan berespon yang dapat berubah dengan

bertambahnya informasi mengenai objek yang bersangkutan. Sikap dimulai

dari penerimaan, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan sosial budaya.

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana

seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

50

tergantung pada sifat kelompoknya. Cara berpikir seseorang akan dipengaruhi

oleh lingkungannya dalam memperoleh suatu pengalaman. Seseorang

memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena

hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh

suatu pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian dalam kategori pengetahuan ibu tentang

penatalaksanaan BBLR terdapat beberapa pernyataan dengan nilai rendah,

yang pertama pernyataan no 13 dengan pernyataan “bayi harus dibiarkan

terbuka diatas handuk yang kering”. Berdasarkan penelitian Magdalena

(2012), pengetahuan perawatan BBLR pada aspek mempertahankan suhu

yang mencakup tiga hal, salah satunya yaitu dalam memandikan bayi.

Penelitian Magdalena, pengetahuan dalam memandikan bayi pada kategori

baik (37,78%), memandikan merupakan rutinitas yang sering ibu lakukan.

Rutinitas yang sering dilakukan sebelumnya akan membentuk dan

menimbulkan kesadaran pada ibu sehingga pada akhirnya akan mudah

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut penelitian Girsang

(2009), dalam memandikan BBLR harus dilakukan dengan cepat, segera

dikeringkan, diberi pakaian dan tutup kepala (topi), untuk mencegah

hipotermia pada BBLR.

Pernyataan dengan nilai terendah yang kedua dengan nilai tiga pada

no 20 dengan pernyataan “bayi dapat didekatkan dari sumber-sumber

infeksi”. Menurut penelitian Magdalena (2012), pengetahuan mengenai

perawatan BBLR pada aspek terjadi infeksi pada BBLR mencakup lima hal,

salah satunya yaitu mengenal tanda infeksi bayi dan mencegah infeksi, dalam

penelitian ini pengetahuan pada kategori kurang.

Demikian juga pernyataan no enam dengan nilai tujuh dengan

pernyataan “bayi dengan berat lahir rendah tidak diberi topi untuk mencegah

panas”. Menurut penelitian Erniati (2015), pada kategori pengetahuan dalam

pemberian topi pada BBLR sebesar (53,1%) responden tidak melakukan,

dalam penelitian termasuk pada aspek praktik mempertahankan suhu dengan

kategori kurang. Kurangnya praktik ibu dalam mempertahankan suhu tubuh

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

51

BBLR memang membutuhkan penanganan khusus. Menurut Judarwanto

(2009), bayi dengan BBLR sangat rentan terjadinya hipotermia, karena

tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat

pengatur panas di otak.

2. Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR di RSUD Wates

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam perawatan

BBLR dalam kategori cukup dengan jumlah 24 responden atau (72,7%).

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan

yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik

didasari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan beberapa faktor yang

saling berinteraksi. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku manusia

hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang sangat

luas antara lain berjalan, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Secara singkat perilaku dapat didefinisikan ialah

semua kegiatan atau aktivitas, baik yang dapat diamati langsung maupun

tidak dapat diamati oleh pihak luar tidak langsung.

Perilaku dapat dipengarui oleh suatu pekerjaan dari seseorang.

Berdasarkan karakeristik responden yang bekerja berjumlah delapan

responden atau (24,2%), sedangkan responden yang tidak bekerja berjumlah

25 responden atau (75,8%). Menurut penelitian Rahayu (2013) ibu yang

bekerja berjumlah 25% bekerja dan melakukan pekerjaan rumah hal ini

mengacu makin berat aktivitas yang dilakukan maka akan meningkatkan

hormon stres dan menimbulkan kelahiran BBLR. pekerjaan ibu merupakan

suatu aktivitas yang dapat mendorong terhadap perilaku positif dalam

menerima informasi, hal ini ditunjng oleh penghasilan yang ibu dapatkan

maupun dari hasil interaksinya dalam memperoleh sumber-sumber informasi

yang dibutuhkan oleh ibu selama perawatan bayinya. Menurut Notoatmodjo

(2007) bahwa sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Seseorang mempunyai tingkat sosial ekonomi rendah cenderung tidak

memperhatikan perilakunya. Salah satunya adalah perilaku ibu dalam

perawatan BBLR. Pekerjaan bagi ibu merupakan suatu aktivitas yang dapat

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

52

mendorong terhadap perilaku positif dalam menerima informasi, hal ini

ditunjang oleh penghasilan yang ibu dapatkan maupun dari hasil interaksinya

dalam memperoleh sumber-sumber informasi yang dibutuhkan oleh ibu

selama perawatan bayinya.

Perilaku juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan ibu, berdasarkan

karakteristik responden lebih dominan pada pendidikan SMA sebesar

(60,6%). Menurut penelitian Rahayu (2013) pendidikan berkaitan dengan

pengetahuan dan akan berpengaruh terhadap perilaku ibu. Didukung juga

teori menurut Nursalam (2007), pendidikan dapat memengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Perilaku sendiri dapat dipengaruhi oleh pendidikan sebagaimana diungkapkan

oleh Notoatmodjo (2012), bahwa pendidikan dapat memengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan.

Hasil penelitian dalam kategori perilaku ibu dalam perawatan BBLR

terdapat beberapa pernyataan dengan nilai rendah , yang pertama pernyataan

no tiga dengan nilai delapan “selama kehamilan ibu tidak perlu mengonsumsi

vitamin untuk memenuhi nutrisi”. Berdasarkan penelitian Rahayu (2013),

perilaku ibu dalam mencegah kelahiran BBLR dengn mngonsumsi vitamin,

dalam penelitian ini mengonsumsi vitamin saat kehamilan salah satunya

dengan konsumsi vitamin tablet Fe. Dampak jika tidak mengonsumsi vitamin

tablet Fe dapat menyebabkan anemia, dan dapat terjadi gangguan pada saat

kehamilan (abortus, dismaturitas mikrosomi, BBLR, kematian perinatal).

Pernyataan dengan nilai rendah yang ke dua yaitu no 10 dengan nilai

sembilan “agar tidak panas biarkan bayi dengan berat lair rendah dalam

keadaan terbuka”. Berdasarkan penelitian Erniati (2015), menunjukkan

bahwa praktik dalam perawatan suhu tubuh BBLR dalam kategori kurang

(75,0%), masih kebanyak ibu masih memperlakukan BBLR seperti bayi

normal lainnya. Hal ini kurang baik bagi ibu untuk mendukung dalam hal

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

53

perawatan BBLR yang berakibat kurang tepat dalam merawat BBLR

khusunya dalam menjaga subu tubuh BBLR.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan BBLR dengan

Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden memiliki

pengetahuan tentang penatalaksanaan BBLR dalam kategori cukup sebesar 21

responden atau (63,6%), sedangkan perilaku ibu dalam perawatan BBLR

dalam kategori cukup sebesar 24 responden atau (72,7%).

Hasil uji Kendall Tau hubungan pengetahuan ibu tentang

penatalaksaan BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR diperoleh

koefisien Kendall Tau sebesar 0,333 dengan signifikansi 0,025 (α<0,05)

terdapat diantara (0,20-0,399), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan

yang rendah antara pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan

perilaku ibu dalam perawatan BBLR di RSUD Wates.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Magdalena (2012), tentang

pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan perawatan BBLR di RSKIA Kota

Bandung, menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang merawat bayi

merupakan faktor yang berhubungan dengan perkembangan BBLR. didukung

oleh teori (Easterbrooks, 2008 dalam Saudah 2016) peran ibu yang kurang

dalam merawat BBLR dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang

selama hidupnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat kategori pengetahuan ibu cukup

namun perilaku ibu kurang terdapat satu responden atau (3,0%), berdasarkan

karakteristik terdapat responden dengan pendiddikan SD dan tidak bekerja.

Berdasarkan penelitian Magdalena (2012), pengetahuan ibu tentang

penatalaksanaan perawatan BBLR menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan

dalam kategori kurang (45,92%). Menurut Nursalam (2007), menyatakan

bahwa pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makan mudah menerima informasi.

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

54

Berdasarkan hasil penelitian kategori pengetahuan kurang dengan

perilaku cukup terdapat empat atau (12,1%). Hal ini dilihat dari karakteristik

lebih dominan responden tidak bekerja atau hanya sebagai IRT. Menurut teori

Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan dapat dipengaruhi dalam beberapa hal

yaitu: pendidikan, pekerjaan, usia, sumber informasi, dan pengalaman.

Menurut Notoatmodjo (2007), dengan bekerja seseorang dapat berbuat

sesuatu yang bernilai, bermanfaat, dan memperoleh berbagai pengalaman.

Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007), pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan manusia mata

dana telinga. Hasil penelitian terdapat pengetahuan kurang namun dengan

perilaku cukup terdapat empat responden atau (12,1%). Selain dari

pengetahuan yang dapat memengaruhi pengetahuan ibu tentang

pentalaksanaan BBLR dengan perilaku ibu dalam perawatan BBLR, dari

petugas kesehatan dapat memengaruhi pengetahun ibu dengan perilaku ibu.

Menurut penelitian Rahmayanti (2011), menyatakan bahwa dukungan

petugas kesehatan terhadap perawatan dalam kestabilan suhu tubuh

perawatan metode kangguru (PMK) masih dalam bentuk penyuluhan yang

dilakukan pada awal proses PMK. Penyuluhan yang diberikan oleh petugas

kesehatan baru dalam bentuk pemberian informasi aja, sehingga ini dapat

menambah pengetahuan ibu dan dapat dilakukan langsung terhadap bayi yang

BBLR.

C. Keterbatasan Penelitian

Kelemahan Penelitian

1. Pelaksanaan penelitian, penulis tidak mencantumkan berapa lama rawat

BBLR, sehingga peneliti kesulitan saat menemui ibu bayi untuk

menjadikan responden penelitian.

2. Peneliti tidak menetapkan umur responden pada umur lebih dari 25 tahun,

untuk meminimalisir adanya bias dalam penelitian.

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab IV, dapat diambul simpulan bahwa:

1. Pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR di RSUD Wates Ruang

NICU, terbanyak adalah termasuk dalam kategori cukup dengan jumlah 21

responden (63,5%).

2. Perilaku ibu dalam perawatan BBLR di RSUD Wates di Ruang NICU,

terbanyak adalah termasuk dalam kategori cukup dengan jumlah 24

responden (72,7%).

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan BBLR dengan

perilaku ibu dalam perawatan BBLR di RSUD Wates, dengan nilai

significancy p-value (0,025)<(0,05).

4. Keeratan hubungan adalah dalam kategori rendah dengan nilai 0,333 dalam

rentang (0,20-0,399).

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan di RSUD Wates Kulon Progo

Hendaknya bagi tenaga kesehatan dapat terus mempertahankan

kesehatan tentang bagaimana penatalaksanaan dan perawatan untuk BBLR

dalam aspek penatalaksanaan dalam mempertahankan suhu, mencegah infeksi

pada BBLR. Memberikan penyuluhan tentang BBLR dan bagaimana cara

merawat BBLR selanjutnya perawatan di rumah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti lain dapat meninjdaklanjuti penelitian ini agar

lebih bermanfaat. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

dengan variabel-variabel lain seperti umur ibu dengan perilaku dalam

perawatan BBLR. Hendaknya peneliti selanjutnya dalam penilaian prilaku

ibu menggunakan cara observasi agar lebih akurat dalam mengamati perilaku

ibu.

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

56

3. Bagi ibu bayi

Perilaku ibu dalam perawatan BBLR sebagian besar dalam kategori

cukup, hal ini perlu ditingkatkan. Hendaknya ibu dapat lebih akftif dalam

mencari informasi tentang bagaimana cara merawat BBLR, sehingga perilaku

ibu dalam merawat BBLR lebih baik dan dapat meningkat. Diharapkan ibu

dapat menjaga suhu BBLR dengan tepat, agar terhindari dari hipotermia dan

ibu dapat lebih aktif mencari informasi tentang cara mengenal tanda-tanda

infeksi pada BBLR.

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chomitz, Richard. A, Behrman. (2007). The Role of Lifestyle in Preventing Low

Birth Weight, The Future of Children. Vol. 5. No.1. 1995. 121-138: eds. Preterm Birth: Causes, Consequences and Prevention. Institute of Medicine, Comite on Understanding Premature Birth and Assuring Healthy Outcomes. Washington DC: National Academies Press.

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Republik Indonesia

Dinas Kesehatan Yogyakarta. (2016). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Erniati. (2015). ‘Hubungan Pengetahuan tentang Perawatan Bayi BBLR dan

Praktik Perawatan Menjaga Suhu Tubuh pada Ibu yang Memiliki Bayi BBLR Pasca Perawatan di RSUD Ambarawa’. KTI.

Girsang, M. (2009). Pola Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit

dan di Rumah dan hal-hal yang Memengaruhinya. FIK UI. Tesis. Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, D. R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi untuk Tenaga

Kesehatan. Jakarta: Trans Info Medika. Hidatat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan RI. (2010a). Profil Data Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes RI. . (2011b). Profil Data Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.

Jakarta: Kemenkes RI.

Kemendikbud. (2015). Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019. Kemendikbud: Jakarta.

Levene, ML., Tuhedo, D.I., Thearle, M.J. (2000). Essential of Neonatal Medicine

Third Edition. United Kingdom: Blacwell Science.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

Magdalena, R. (2012). Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi BBLR di Rumah di RS KIA Kota Bandung. Student e-journal 1.1 (2012). Journal.unpad.ac.id.

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan, Edisi 2. Jakarta: EGC. Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Mubarok, A. 2009. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi

dalam Praktik. Jakarta: EGC. Ningsih, A. S. (2016). ‘Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kenaikan Berat Badan Bayi’. Tesis. Magister S2. Stikes Aisyiyah. Yogyakarta.

Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

. (2010a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.

. (2010b). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.

. (2013). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta

Nursanti, I. (2011). Perawatan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Stikes Jenderal Achmad Yani.

Nursalam. (2008a). Konsep dan Penerapan Metodologi Peneltian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

. (2011b). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. Proverawati, A and Ismawati, C. (2010). BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).

Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

Rahayu, A. O. S. (2011). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Premature di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011. Medan USU. Jurnal Medicine SP. Bidan Pendidik.

Rahayu, M. D. D. (2013). Pengaruh Karakteristik, Perilaku, dan Sosial Ekonomi Ibu terhadap Kelahiran Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Di Kabupaten Sidoarjo. Swara Bhumi, 2(1).

Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan. Jakarta:

Kemenkes RI. Saudah, N. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Ibu dan Bayi. Yogyakarta:

Indomedia Pustaka. Setyowati, R. (2014). Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan dengan Pengetahuan

Ibu tentang Perawatan Bayi Prematur di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka 2015. Vol. 1 (3): 8.

Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmawati, I. Rahayu, Y. Mardiana, I. (2017). Pengetahuan Ibu pada Penatalaksanaan BBLR di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. GASTER. Vol. XV (1).

Surasmi. (2010). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Wawan A, Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. World Health Organization (WHO). (2013). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

World Health Organization. Diakses pada tanggal 25 September 2016. Wong, D. Eaton, M. H. Wilson, D. Winkelstein, M. Schwartz. (2008). Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik ed. 6. Vol 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Yulifah, R. and Yuswanto. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

LAMPIRAN

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

A. Pengetahuan dalam Memertahankan Suhu

No Pernyataan Benar Salah

1. Suhu tubuh bayi harus dalam batas normal 36,5-37,5 celcius

2. Mencegah kehilangan panas dengan mengganti popok menunggu beberapa saat setelah bayi buang air kecil

3. Bayi dengan berat lahir rendah dapat dihangatkan dengan kontak kulit dengan kulit

4. Menghangatkan bayi dapat dilakukan dengan cara perawatan bayi lekat/metode kangguru

5. Manfaat dari metode kangguru dapat mempertahankan suhu tubuh bayi berat lahir rendah

6. Bayi dengan berat lahir rendah tidak diberi topi untuk mencegah panas

7. Bayi dengan berat lahir rendah dapat dibiarkan terbuka agar tidak panas

8. Pada bayi dengan berat lahir rendah dapat dimandikan dengan air hangat

9. Pada saat memandikan bayi dibutuhkan suhu ruangan menyesuaikan dengan musim yang terjadi

10. Memandikan bayi dengan cara cepat dan lembut

11. Memandikan bayi dengan berat lahir rendah dapat dilakukan dengan direndam pada air hangat

12. Setelah selesai mandi, bayi dapat menunggu untuk keringkan

13. Bayi harus dibiarkan terbuka diatas handuk yang kering

14. Bayi yang selesai mandi segera diberi pakaian bayi dan bungkus supaya hangat

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

B. Pengetahuan ibu tentang pengetahuan tentang pencegahan infeksi No Pernyataan Benar Salah

15. Pola kebersihan ibu sanat berpengaruh terhadap kejadian infeksi bayi

16. Ibu haru memperhatikan kebersihan diri termasuk kebersihan cuci tanga sebelum dan sesudah interaksi dengan bayi

17. Cuci tangan sebelum dan sesudah interaksi dengan bayi

18. Cuci tangan sebelum dan sesudah interaksi dengan bayi hanya dilakukan pada ibu bayi menyusui

19. Kebersihan lingkungan ditempat bayi berada, harus selalu dijaga

20. Bayi dapat didekatkan dari sumber-sumber infeksi

21. Perawatan tali pusat bayi harus dibersihkan setiap dua hari sekali

22. Setelah bayi buang air kecil sebaiknya diberi bedak pada kemaluannya

23. Bayi mendadak tidak mau minum merupakan tanda-tanda infeksi

24. Jika terjadi naiknya suhu tubuh bayi merupakan hal yang biasa terjadi

25. Menghindari bayi kontak dengan orang yang sakit

26. Jika tali pusat kotor sebaiknya dibersihkan dengan air matang kemudian dikeringkan dengan kain yang yang bersih dan kering

27. Ibu menyusui sebaiknya memberikan kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

C. Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI No Pernyataan Benar Salah

28. ASI merupakan nutrisi terbaik untuk BBLR

29. ASI dapat diberikan menyesuaikan dengan pola tidur bayi

30. Bila bayi tidak menghisap ASI dengan baik dapat diberikan susu formula

31. Posisi menyusui yang benar sebaiknya lengan ibu menopang kepala, dan tubuh bayi pada satu garis lurus

32. Pada saat menyusui sebaiknya perut bayi tidak menempel dengan perut ibu

33. Pada saat menyusu sebaiknya bibir bayi mecucu

34. Pemberian ASI hanya dapat disusui langsung

35. ASI yang sudah diperas dapat bertahan pada udara bebas/terbuka 6-8 jam

36. Menyusui sebaiknya dengan payudara kiri atau kanan saja

37. Memberikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya

38. ASI sebaiknya diberikan pada bayi setiap 1-2 jam sekali

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan

D. Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR

No Pernyataan Ya Tidak

1. BBLR merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.

2. Hendaknya ibu harus menjaga lingkungan bayi agar tetap bersih.

3. Selama kehamilan ibu tidak perlu mengonsumsi vitamin untuk memenuhi nutrisi.

4. Sebelum dan sesudah memegang BBLR, hendaknya mencuci tangan terlebih dahulu.

5. Kalau ada anggota keluarga yang sakit sebaiknya jauh-jauh dari si kecil.

6. Untuk mencegah terjadinya kelahiran BBLR sebaiknya ibu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan.

7. Jika bayi tidak dapat menghisap puting susu ibu dengan baik, hendaknya ibu dapat memberikan ASI yang di peras menggunakan cangkir dan sendok.

8. Agar alat-alat yang digunakan dalam pemberian makan pada bayi itu bersih, hendaknya mencuci atau merebus alat-alat tersebut sebelum digunakan.

9. Dalam pemberian ASI setiap 1-2 jam sekali.

10. Agar tidak panas biarkan bayi dengan berat lahir rendah dalam keadaan terbuka

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan
Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan
Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2335/2/HENI YULIANI_2213136_pisah.pdf · peran ibu dalam merawat bayinya, dalam hal ini keikutsertaan ibu bayi dalam perawatan