HUBUNGAN ANTARA STATUS KESEHATAN PERIODONTAL …eprints.ums.ac.id/45910/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA STATUS KESEHATAN PERIODONTAL …eprints.ums.ac.id/45910/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
HUBUNGAN ANTARA STATUS KESEHATAN PERIODONTAL DAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN
DI MIM KLASEMAN GATAK SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Oleh:
HARIS KUSUMANTO
J 52012 0022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 8 Agustus 2016
Penulis
HARIS KUSUMANTO
J 52012 0022
4
HUBUNGAN ANTARA STATUS KESEHATAN PERIODONTAL DAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN
DI MIM KLASEMAN GATAK SUKOHARJO
Abstrak
Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur yang oleh sebagian besar masyarakat di dunia digunakan
sebagai acuan dalam mengimplementasikan keberhasilan seseorang dalam belajar. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar salah satunya yaitu faktor internal. Kondisi kesehatan jaringan periodontal
termasuk dalam faktor internal. Penyakit jaringan periodontal yang diderita seseorang harus segera diobati
dan memerlukan penanganan kesehatan yang serius. Apabila tidak segera ditangani hal ini dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan status kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12 tahun di MIM Klaseman
Gatak Sukoharjo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan
pendekatan crosssectional. Responden dalam penelitian adalah siswa MIM Klaseman Gatak Sukoharjo
yang berusia 10-12 tahun yang berjumlah 51 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juni
2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Responden diberikan penjelasan mengenai
pemeriksaan status kesehatan periodontalnya kemudian apabila menyetujui menjadi responden dapat
menandatangani lembar informed consent kemudian dilakukan pemeriksaan pada responden. Pemeriksaan
pada penelitian ini berupa Oral Hygiene Index (OHI), Gingival Index (GI) dan Periodontal Chart untuk
mengetahui status kesehatan periodontal responden dan didapatkan hasil responden yang mengalami
gingivivits sebanyak 29 orang dan periodontitis sebanyak 12 orang. Penelitian ini di uji dengan
menggunakan uji Chi Square dan diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) untuk melihat hubungan status
kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12 tahun di MIM Klaseman Gatak Sukoharjo.
Data ini dianalisis menggunakan program SPSS 20.00 for windows. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara status kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12 tahun di
MIM Klaseman Gatak Sukoharjo.
Kata kunci : prestasi belajar, status kesehatan periodontal, periodontitis, gingivitis.
Abstract
Learning achievement is a benchmark by most people in the world are used as a reference in
implementing the person's success in learning. There are two factors that affect the learning achievement
one of which is internal factors including periodontal tissues. Periodontal tissue disease that affects a person
must be treated immediately and require serious medical treatment. If not promptly treated it can affect the
person's learning achievement. The aim of this study was to determine the relation between periodontal
health status and learning achievement at students aged 10-12 years in MIM Klaseman Gatak Sukoharjo.
The method used in this study was observational analytic method with crosssectional approach. The number
of respondents were 51 students in MIM Klaseman Gatak Sukoharjo aged 10-12 years. The study was
conducted on June 25th 2016. The sampling technique was using total sampling. Respondents were given
an explanation about periodontal health status examination later when approving the respondents would
sign an informed consent sheet then conducted checks on respondents. Examination in this study were Oral
Hygiene Index (OHI), Gingival Index (GI) and Periodontal Chart to determine the periodontal health status.
The results showed that there were 29 respondents had gingivitis and 12 respondents had periodontitis. This
study tested using Chi Square test and obtained the value of p = 0.000 (p<0.05) to look at the relation
between periodontal health status and learning achievement at students aged 10-12 years in MIM Klaseman
Gatak Sukoharjo. These data were analyzed using SPSS 20.00 for windows. The conclusion of this study is
there is a relation between periodontal health status and learning achievement at students aged 10-12 years
in MIM Klaseman Gatak Sukoharjo.
Keywords: learning achievement, periodontal health status, periodontitis, gingivitis
5
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sehat secara jasmani dan
rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu
diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut (Silvia, 2015).
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang mendukung paradigma sehat dan
merupakan strategi Pembangunan Nasional. Kesehatan tubuh secara keseluruhan banyak dipengaruhi
oleh kesehatan dari gigi. Gigi merupakan organ yang amat vital dalam tubuh kita, salah satu fungsi
gigi adalah sebagai alat pengunyah makanan dan membantu melumatkan makanan dalam mulut untuk
membantu organ pencernaan sehingga makanan dapat diserap tubuh dengan baik (Thioriyz, 2010).
Jaringan periodonsium adalah jaringan yang mengelilingi dan menyangga gigi serta sebagai
tempat gigi geligi tertanam di dalamnya. Jaringan periodonsium atau periodontal terdiri atas gingiva,
ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar (Zubardiah, 2011). Ada beberapa penyakit yang
terdapat pada jaringan periodontal diantaranya yang termasuk ke dalam penyakit periodontal adalah
gingivitis dan periodontitis. Periodontitis adalah infeksi kronis yang melibatkan penghancuran pada
jaringan pendukung gigi, termasuk ligamen periodontal dan jaringan pendukung tulang alveolar pada
gigi. Penyakit periodontal ini dapat mempengaruhi satu gigi atau lebih dan jika tidak segera diobati
maka akan menyebabkan hilangnya gigi. Meskipun plak adalah faktor penting penyebab penyakit
periodontal tetapi sebagian besar proses destruktif terkait dengan penyakit periodontal ini disebabkan
oleh host response yang berlebih terhadap serangan bakteri. Oleh karena itu penyakit periodontal
adalah multifaktorial atau penyakit kompleks (Carranza, 2015).
Penyakit periodontal diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari
jumlah populasi dewasa. Di Asia dan Afrika prevalensi dan intensitas penyakit periodontal terlihat
lebih tinggi daripada di Eropa, Amerika dan Australia. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki
urutan kedua yang masih menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Penyakit yang
menyerang pada gingiva dan jaringan pendukung gigi ini merupakan penyakit infeksi yang serius dan
apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat maka akan dapat mengakibatkan kehilangan gigi.
(Wahyukundari, 2008).
Kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada anak akan berpengaruh pada proses tumbuh
kembang bahkan masa depan. Selain itu kebersihan gigi dan mulut yang buruk dapat menurunkan
selera makan dan menyebabkan kekurangan gizi. Dampak lainnya adalah turunnya kemampuan
6
belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Astuti, 2006). Pembentukan plak
gigi akan terlihat lebih cepat pada anak usia 8 sampai 12 tahun dari pada orang dewasa, sehingga hal
ini akan sangat memungkinkan timbulnya berbagai penyakit periodontal pada anak (Salmiah, 2009).
Hal ini jika di biarkan terlalu lama maka akan dapat mengganggu semua aktifitas kegiatan pada anak
karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit jaringan periodontal. Rasa sakit pada gigi juga
menjadikan anak malas dalam belajar, apabila itu berjalan terus menerus maka akan dapat
mengganggu prestasi belajar pada anak (Natamiharja dkk, 2008).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2012), pada tahun 2009 hingga
2011 kasus penyakit periodontal usia 6-11 tahun di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 5%. Dimana pada tahun 2009
terdapat sebanyak 298 atau 5,7% prevalensi kasus, hal ini mengalami peningkatan setiap tahun dan
didapatkan data pada tahun 2011 yaitu menjadi 519 atau 8,5% prevalensi kasus penyakit periodontal.
Pada tahun 2009, di wilayah kerja Puskesmas Kartasura terdapat 40 atau 9,1% prevalensi kasus
penyakit periodontal pada anak, dan meningkat pada tahun 2010 yaitu menjadi 101 atau 10,7%
prevalensi kasus penyakit periodontal. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Klaseman Gatak
merupakan sekolah dasar yang berada di wilayah kabupaten Sukoharjo. Menurut data yang diperoleh
dari puskesmas kecamatan Gatak Sukoharjo jika sekolah tersebut baru dilakukan pemeriksaan dan
penyuluhan selama satu kali di bulan agustus tahun 2015 dan ditemukan beberapa penyakit gigi dan
mulut diantaranya adalah penyakit periodontal.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan study cross sectional.
Responden dalam penelitian adalah siswa MIM Klaseman Gatak Sukoharjo yang berusia 10-12 tahun
yang berjumlah 51 responden. Penelitian dilaksanakan di MIM Klaseman Gatak Sukoharjo pada
bulan Juni 2016.
Pengumpulan data didapat dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan indeks pemeriksaan
gigi dan mulut yaitu Oral Higiene Index, dan Periodontal Index yang nantinya digunakan untuk
menentukan skor dari Periodontal Diseas Index (PDI). Kemudian prestasi belajar anak didapatkan
dari hasil nilai ujian akhir semester mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Seluruh nilai mata pelajaran tersebut nantinya akan
diambil nilai rata-ratanya. Kemudian untuk kriteria nilai ujian yang diambil dari mata pelajaran
tersebut adalah dengan rentang nilai 0 sampai dengan 100.
7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
10 11 12
jum
lah s
ub
yek
usia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut uraian hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Tabel 3. Distribusi subyek penelitian berdasarkan usia
Usia N %
10 11 21,58
11 38 74,50
12 2 3,92
Total 51 100
Gambar 6 . Distribusi subyek penelitian berdasarkan usia
Tabel 3 dan gambar 6 diatas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan responden yang berusia
10 tahun sebanyak 11 orang (21,58%), berusia 11 tahun sebanyak 38 orang (74,50%) dan berusia 12
tahun sebanyak 2 orang (3,92%).
Tabel 4. Distribusi subyek penelitian berdasarkan OHI
OHI N %
Baik 25 49,01
Sedang 26 50,99
Total 51 100
8
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
OHI Baik OHI Sedang
24.4
24.6
24.8
25
25.2
25.4
25.6
25.8
26
26.2
baik cukup
Gambar 7. Distribusi subyek penelitian berdasarkan OHI
Tabel 4 dan gambar 7 diatas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan subyek penelitian yang
memiliki kategori OHI baik sebanyak 25 orang (49,01%) dan OHI sedang sebanyak 26 (50,99%).
Tabel 5. Distribusi subyek penelitian berdasarkan nilai
Kategori Nilai N %
Baik 25 49,01
Cukup 26 50,99
Total 51 100
Gambar 8. Distribusi subyek penelitian berdasarkan nilai
Tabel 5 dan gambar 8 diatas menunjukkan bahwa jumlah subyek penelitian yang mempunyai
nilai berkategori baik sebanyak 25 (49,01%) orang sedangkan yang mempunyai nilai berkategori
cukup sebanyak 26 orang (50,99%).
9
0
5
10
15
20
25
30
35
sehat gingivitis periodontitis
Tabel 6. Distribusi subyek penelitian berdasarkan status kesehatan periodontal
Keparahan
Periodontitis
N %
Sehat 10 19,60
Gingivitis 29 56,88
Periodontitis 12 23,52
Total 51 100
Gambar 9. Distribusi subyek penelitian berdasarkan status kesehatan periodontal
Tabel 6 dan gambar 9 diatas menunjukkan bahwa jumlah subyek penelitian yang sehat
sebanyak 10 orang (19,60%), gingivitis sebanyak 29 orang (56,88%) dan periodontitis sebanyak 12
orang (23,52%). Keparahan periodontitis sendiri dibagi menjadi 3 yaitu periodontitis ringan,
periodontitis sedang dan periodontitis berat. Untuk mengetahui hubungan status kesehatan
periodontal dan prestasi belajar dilakukan analisis crosstabulation dan chi square dengan
menggunakan program SPSS 20.00 for windows. Hasilnya terdapat pada tabel 7 yang kemudian
dijelaskan pada diagram di gambar 10.
Tabel 7. Status kesehatan periodontal pada subyek penelitian dengan analisis Crosstabulation
10
0
2
4
6
8
10
12
14
16
baik cukup
sehat gingivitis periodontitis
Gambar 10. Distribusi perbedaan status kesehatan periodontal terhadap nilai ujian
Hasil analisis crosstabulation pada tabel yang diolah dalam bentuk diagram yang tertera pada
tabel menunjukkan status kesehatan periodontal pada subyek penelitian. Subyek penelitian yang
masuk kedalam kategori nilai baik, terdapat 10 orang yang sehat, 14 orang mengalami gingivitis dan
1 orang mengalami periodontitis. Subyek penelitian yang masuk kedalam kategori nilai cukup,
terdapat 15 orang mengalami gingivitis dan 11 orang mengalami periodontitis.
Selanjutnya analisis chi square test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara status kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12 tahun, yang kemudian
disusun sebuah hipotesis sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat hubungan antara status kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia
10-12 tahun.
H1 : terdapat hubungan antara status kesehatan periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12
tahun.
Hipotesis tersebut akan terjawab menggunakan kriteria uji sebagai berikut, H0 ditolak jika
nilai significancy chi square lebih kecil dari 0,05 dan jika lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima.
Nilai chi square diperoleh berdasarkan nilai yang didapat dari tabel crosstabulation di atas ( tabel 7).
Tabel 8. hasil analisis data berdasarkan chi square
11
PENUTUP
Berdasar penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status kesehatan
periodontal dan prestasi belajar pada siswa usia 10-12 tahun di MIM Klaseman Gatak Sukoharjo. Hal
ini terlihat dari data yang diperoleh bahwa jumlah siswa yang masuk kedalam kategori nilai cukup,
mengalami penyakit periodontal lebih banyak dibanding siswa yang masuk kedalam kategori nilai
baik. Keparahan status periodontal terbanyak dialami oleh siswa yang masuk kedalam kategori nilai
cukup yaitu 29,4% mengalami gingivitis dan 21,6% mengalami periodontitis, dibandingkan siswa
yang masuk kedalam kategori nilai baik yaitu 27,5% mengalami gingivitis dan 2 % mengalami
periodontitis.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Rahmawati. 2006. Hubungan perilaku membersihkan gigi terhadap tingkat kebersihan mulut
siswa Sekolah Dasar Negeri di wilayah kerja Puskesmas Gladak Pakem kabupaten Jember:
JKGI. 10(3): 19-14.
Carranza, F.A., Takei, H.H., Newman, M.G. 2015. Clinical Periodontology. 11th. St.Louis: Saunders.
50-51.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta.
Malik, A., 2008. Kesehatan Gigi dan Mulut: Laporan kesehatan Badan Pengembangan Sistem
Informasi dan Telematika Daerah (Bapesitelda) Provinsi Jawa Barat. Departemen Ortodonti
Universitas Padjajaran: Bandung. 5-14.
Natamiharja, L., Hiskia, Z., Dorlina. 2008. Pengalaman Karies Gigi, Status Periodontal dan Perilaku
Oral Hygiene pada Siswa Kelas VI SD, Kelas III SMP, dan Kelas III SMA Kecamatan Medan
Baru. Dental Journal. 13(2): 131-132.
Salmiah, S., 2009. Gingivitis pada Anak (Gingivitis Kronis, Gingivitis yang dipengaruhi Obat-
Obatan dan Gingivitis karena Kondisi Tertentu). Medan: Universitas Sumatera Utara. 3-12.
Silvia. 2005. Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa
Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Palaran Kota Madya Samarinda Profinsi Kalimantan
Timur. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.). 38(2) : 88.
Wahyukundari, M.H., 2008. Perbedaan Kadar Matix Metalloproteinase-8 Setelah Scaling dan
Pemberian Tetrasiklin pada Penderita Periodontitis Kronis. Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya-Indonesia.
Zubardiah, Lies. 2011. Jaringan Periodonsium Anatomis Klinis dan Histologis. Jakarta: Universitas
Trisakti. 1.