PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …
Transcript of PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …
ii
PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT
KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA-SISWI
KELAS III SMA SUTOMO 2
SKRIPSI
Oleh :
JOHANNES TANAKA
150100109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
ii
PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT
KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA-SISWI
KELAS III SMA SUTOMO 2
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh :
JOHANNES TANAKA
150100109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne
Vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2” sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penulisan, diantaranya :
1. Keluarga yang tiada henti memberikan dukungan moral, material, dan
spiritual.
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S (K), sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti Program Studi Pendidikan Dokter di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Nova Zairina Lubis, M. Ked (KK), Sp. KK, sebagai dosen pembimbing
yang dengan sepenuh hati bersedia meluangkan waktu untuk membimbing
dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG(K) dan Dr. dr. Makmur Sitepu,
M.Ked(OG), Sp.OG(K), sebagai dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
5. dr. Mahrani Lubis, M. Ked (Ped), Sp. A, sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis selama di bangku perkuliahan.
6. Pak Hendra, ST., M.Pd., sebagai kepala sekolah SMA Sutomo 2 yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Bu Flora sebagai Guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) SMA Sutomo 2
dan Shelvy Angeline sebagai Ketua OSIS SMA Sutomo 2 yang telah banyak
membantu penulis saat melakukan penelitian di SMA Sutomo 2.
Universitas Sumatera Utara
iv
8. Seluruh siswa-siswi kelas III SMA Sutomo 2 yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
9. Seluruh dosen yang telah mengajar, membimbing, dan mendidik penulis
sehingga penulis mendapatkan pencapaian ini.
10. Teman-teman mahasiswa yang bersama-sama berjuang dan saling
memberikan dukungan serta motivasi demi mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran.
11. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk seluruh dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi yang telah disusun oleh penulis berguna
dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari
segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan skripsi ini pada kemudian hari.
Medan, 10 Desember 2018
Johannes Tanaka
NIM 150100109
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vii
DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………………. viii
ABSTRAK …………………………………………………………………………. ix
ABSTRACT …………………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 2
1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………….. 2
1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………. 2
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akne Vulgaris ………………………………………………………. 5
2.1.1 Definisi Akne Vulgaris ………………………………………………... 5
2.1.2 Klasifikasi dan Penilaian Akne Vulgaris …………………………….. 5
2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi Akne Vulgaris ……………………………. 6
2.1.4 Faktor Resiko Akne Vulgaris …………………………………………. 8
2.1.5 Gejala dan Tanda Akne Vulgaris ……………………………………... 8
2.1.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris ………………………………………. 9
2.2 Stres ………………………………………………………………………... 10
2.2.1 Definisi Stres ……………………………………………………………. 10
2.2.2 Klasifikasi dan Penilaian Stres …………………………………….. 10
2.2.3 Gejala dan Tanda Stres ……………………………………………….... 11
Universitas Sumatera Utara
vi
2.2.4 Hubungan Stres dan Akne Vulgaris …………………………………... 11
2.3 Kerangka Teori ……………………………………………………………. 12
2.4 Kerangka Konsep …………………………………………………………. 12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………………. 13
3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………………………….. 13
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………. 13
3.3.1 Populasi Penelitian ……………………………………………………… 13
3.3.2 Sampel Penelitian ……………………………………………………….. 14
3.4 Metode Pengumpulan Data ………………………………………………. 15
3.4.1 Data Primer ……………………………………………………………… 15
3.1.2 Data Sekunder …………………………………………………………… 15
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………………... 15
3.5.1 Instrumen Penelitian ……………………………………………………. 15
3.1.2 Teknik Penilaian ………………………………………………………… 16
3.6 Metode Analisis Data ……………………………………………………... 16
3.7 Variabel Penelitian …………………………………………………… 17
3.7.1 Variabel Independen ……………………………………………….. 17
3.7.2 Variabel Dependen ……………………………………………………… 17
3.8 Definisi Operasional ……………………………………………………… 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan …………………………………………………… 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………......………………….. 24
5.2 Saran ………………………………………………………………………... 24
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 25
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 28
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Penilaian akne vulgaris berdasarkan GAGS …………………. 4
2.2 Penilaian akne vulgaris berdasarkan Lehmann ………………... 5
2.3 Pengobatan akne vulgaris ………………………………………... 7
2.4 Interpretasi Penilaian berdasarkan DASS ……………………… 7
2.5 Penilaian tingkat stres berdasarkan PSS ………………………... 8
3.1 Data jumlah siswa-siswi kelas III SMA Sutomo 2 ………….... 11
3.2 Definisi operasional …………………………………………... 14
4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia ……………. 19
4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin … 20
4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Stres ….. 20
4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Akne …. 21
4.5 Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne …... 22
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR SINGKATAN
AAD : American Academy of Dermatology
ACTH : Adrenocorticotropic Hormone
AIS : American Institute of Stress
APA : American Psychological Association
CRH : Corticotropin-Releasing Hormone
DASS : Depression Anxiety Stress Scale
EFA : Exploratory Factor Analysis
GAGS : Global Akne Gradying System
HPA : Hipofisis-Ptituitary-Adrenal Axis
IL-1α : Interleukin 1 alpha
MEU : Medical Education Unit
PSS : Perceived Stress Scale
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
WHO : World Health Organization
Universitas Sumatera Utara
ix
ABSTRAK
Latar Belakang. Akne vulgaris adalah penyakit kulit inflamasi kronik unit polisebasea
yang sering terjadi pada masa remaja. Patogenesisnya bersifat multifaktorial, dimana
salah satu faktornya adalah stres. Selama masa remaja (11-19 tahun) terjadi peningkatan
stres secara signifikan. Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang
mampu mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis timbulnya akne vulgaris.
Tujuan. Untuk mengetahui tentang pengaruh tingkat stres terhadap tingkat keparahan
akne vulgaris Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Metode. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian analitik kategorik-kategorik tidak berpasangan dengan metode
consecutive sampling pada sampel yang berjumlah 100 orang. Uji tingkat stres dengan
menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) yang telah tervalidasi dan uji tingkat
keparahan akne vulgaris dengan melakukan pemeriksaan fisik dibawah supervisi
berdasarkan klasifikasi Lehmann. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis
menggunakan program Statistical Product Service Solution for Windows (SPSS).
Kemudian, data dilakukan uji Chi-Square dan uji korelasi Gamma untuk mencari
hubungan dua variabel atau lebih datanya. Hasil. Dari hasil analisis menggunakan uji
Chi-Square didapatkan nilai p-value = 0,025 (p < 0,05) dan uji korelasi Gamma diperoleh
0,47. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris
pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
Kata kunci : Akne vulgaris, stres, unit polisebasea, Perceived Stres Scale, Lehmann.
Universitas Sumatera Utara
x
ABSTRACT
Introduction. Acne Vulgaris is a chronic inflammatory skin disease caused by
polysebaceous unit that often occurs in adolescence. The pathogenesis is multifactorial
including stress. There is a significant increase in stress during adolescence (11-19 years).
Stress can induce the release of neuropeptides and hormones that are able to activate cells
involved in the pathogenesis of acne vulgaris. Aim. This study examines the relationship
of stress levels and the severity of acne vulgaris in the last year of high school student
(grade 12) Sutomo 2. Method. This study uses a type of non-paired categorical analytic
research with consecutive sampling method in a sample of 100 people. Stress levels tested
by using a validated Perceived Stress Scale (PSS) questionare and severity of acne vulgaris
established by conducting a physical examination under supervision based on Lehmann
classification. The collected data will be processed and analyzed using the Statistical
Product Service Solution for Windows (SPSS) program. Finally, the Chi-Square test and
Gamma coefficient is used to find the relationship between two variables or more data.
Results. The results was analyzed using chi-square test which obtained p-value = 0,025 (P
< 0,05) and Gamma coefficient is 0,47. Conclusion. Based on the results of this study, it
can be concluded that there is a significant influence between stress levels on the severity
of acne vulgaris in Class III Sutomo 2 High School Students.
Keywords : Acne vulgaris, stress, polysebaceous unit, Perceived Stress Scale, Lehmann.
Universitas Sumatera Utara
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Akne vulgaris adalah penyakit kulit inflamasi kronik unit polisebasea yang
sering terjadi pada masa remaja. Akne vulgaris memiliki bebagai gambaran klinis,
seperti komedo, papul, pustul, nodus dan jaringan parut, sehingga disebut
dermatosis polimorfik (Movita, 2013). Manifestasi klinis akne dapat dimulai dari
komedo ringan hingga terbentuknya jaringan parut yang parah pada daerah wajah,
dada, dan punggung (El-Hamd, 2017). Meskipun tidak mengancam jiwa, akne
vulgaris mempengaruhi kualitas hidup dan memberikan dampak sosioekonomi
pada penderitanya (Movita, 2013). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan
bahwa akne vulgaris berdampak terhadap ketidakpuasan dengan penampilan, rasa
malu, kurangnya kepercayaan diri, kekhawatiran tentang komunikasi dengan lawan
jenis, interaksi dengan orang asing, dan mengurangi kesempatan kerja (El-Hamd,
2017).
Berdasarkan American Academy of Dermatology (AAD) akne vulgaris
diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat. Akne ringan
ditandai dengan adanya beberapa papul dan pustul ditambah dengan komedo, tetapi
tidak ada nodul. Akne sedang ditandai dengan beberapa papul dan pustul, bersama
dengan beberapa nodul. Akne berat memiliki banyak papul, pustul, dan nodul (El-
Hamd, 2017). Selain klasifikasi American Academy of Dermatology, terdapat juga
klasifikasi Lehmann yang merupakan klarifikasi yang digunakan oleh Indonesia
untuk menentukan tingkat keparahan akne vulgaris saat ini. Dalam gradasi ini, akne
dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan jenis dan jumlah lesinya, yaitu
ringan, sedang dan berat (Misery, 2015).
Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang diderita oleh 85% remaja di
seluruh dunia (Movita, 2013). Catatan Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia
menunjukkan bahwa 60% orang menderita akne vulgaris pada tahun 2006, 80%
terjadi pada tahun 2007, dan 90% pada tahun 2009 (Afriyanti, 2015). Beberapa
derajat keparahan akne vulgaris sering dijumpai pada remaja berusia 15 – 17 tahun
Universitas Sumatera Utara
2
(Hywel, 2012). Prevalensi tertinggi pada wanita berusia 14-17 tahun, sedangkan
pria pada usia 16-19 tahun (Afriyanti, 2015). Patogenesisnya bersifat multifaktorial,
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, endokrin, makanan,
keaktifan kelenjar sebasea, infeksi bakteri, kosmetika, dan salah satu faktor lainnya
adalah stres (Movita, 2013).
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Selama periode ini, individu melewati masa pertumbuhan yang cepat, membuat
keputusan akademis dan profesional, identitas berkembang, orientasi menuju masa
depan dimulai, guna memenuhi harapan dari keluarga untuk peningkatan prestasi
belajar di sekolah. Selama masa remaja (11-19 tahun) terjadi peningkatan stres
secara signifikan (Hampel, 2008). Beberapa hal yang menjadi sumber stres bagi
remaja tersebut : faktor sekolah, keluarga, tekanan teman sebaya, dan penampilan
fisik (Kempf, 2011). Prevalensi depresi, kecemasan, dan stres di kalangan remaja
dan dewasa muda di seluruh dunia diperkirakan berkisar antara 5% - 70%, sehingga
WHO juga menjuluki stres dengan Health Epidemic of The 21st Century (George,
2018). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun
ke atas mencapai 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia (Depkes,
2016).
Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang mampu
mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis akne vulgaris. Mekanisme ini
melibatkan sistem neuro-immuno-kutaneus dan aksis hipotalamus-hipofisis
(Misery, 2015). Stres kronis dapat meningkatkan sekresi androgen adrenal yang
mengakibatkan hiperplasia sebasea hingga timbulanya akne vulgaris (Movita,
2013).
Tingkatan stres dapat diukur dengan Perceived Stress Scale (PSS), alat ukur
yang paling populer untuk menilai tingkat stres. PSS ini telah diterjemahkan dalam
25 bahasa yang berbeda dan divalidasi pada beragam sampel, serta digunakan di
berbagai bidang untuk menjawab pertanyaan empiris dan memandu praktek klinis.
Hingga saat ini, terdapat tiga versi standar PSS, yaitu PSS-14, PSS-10, dan PSS-4.
Dalam analisis faktor eksplorasi (EFA), Cohen dan Williamson mengidentifikasi
bahwa PSS-10 (𝛼 = 0,78) adalah bentuk terbaik dari PSS dan
Universitas Sumatera Utara
3
merekomendasikannya untuk digunakan dalam penelitian masa depan (Taylor,
2015). Penelitian yang dilakukan oleh Sultana (2017) menunjukkan hasil bahwa
peningkatan keparahan stres sangat berkorelasi dengan peningkatan tingkat
keparahan akne vulgaris (p < 0,01).
Berdasarkan hal di atas, maka kondisi stres berpeluang untuk mengakibatkan
peningkatan derajat keparahan akne vulgaris. Di samping itu, Yayasan Perguruan
Sutomo 2 merupakan salah satu sekolah swasta dengan tingkat kompetitif yang
tinggi dalam meraih nilai akademisnya, sehingga kemungkinan besar siswa-siswi
tersebut mengalami stres akibat tekanan tersebut, terutama siswa-siswi kelas III
SMA yang akan mengikuti UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Oleh karena itu untuk membuktikan
hal ini, dilakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat stres dengan tingkat
keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang telah diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh
tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III
SMA Sutomo 2 ?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui tentang pengaruh tingkat stres terhadap tingkat keparahan
akne vulgaris Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat stres dan tingkat keparahan akne vulgaris
berdasarkan usia dan jenis kelamin Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
2. Untuk mengetahui tingkat stres pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
3. Untuk mengetahui tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas
III SMA Sutomo 2.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 BAGI PENELITI
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, baik manfaat
secara teoritis maupun manfaat secara praktis.
a. Manfaat secara teoritis, sebagai dasar pemikiran atau referensi untuk
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat stres terhadap tingkat
keparahan akne vulgaris.
b. Manfaat secara praktis, sebagai penambahan wawasan dan pengalaman
secara langsung tentang cara melakukan penelitian melalui jenis penelitian
analitik.
1.4.2 BAGI INSTITUSI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih
berpikir logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian
berdasarkan metode penelitian yang baik dan benar.
1.4.3 BAGI MASYARAKAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
masyarakat mengenai stres dan akne vulgaris.
Universitas Sumatera Utara
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akne Vulgaris
2.1.1 Definisi Akne Vulgaris
Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi unit polisebasea yang timbul pada
kulit wajah, leher, dan punggung atas. Biasanya, pertama kali muncul ketika
pubertas dini (12-15 tahun), dengan puncak tingkat keparahan pada 17-21 tahun,
dengan prevalensi terbanyak pada remaja usia 15-18 tahun (Misery, 2015).
Penyakit ini disebabkan karena stimulasi adrogenik memicu peningkatkan produksi
sebum dan keratinosit folikel yang abnormal, kolonisasi bakteri gram positif
(Proponiobacterium aknes), dan inflamasi lokal (WHO, 2017)
2.1.2 Klasifikasi dan Penilaian Akne Vulgaris
Berdasarkan jurnal Sultana (2017) menyatakan bahwa Global Akne Gradying
System (GAGS) yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1997 merupakan
penilaian kuantitatif derajat keparahan akne vulgaris. Penilaian GAGS
mempertimbangkan enam lokasi di wajah, dada, dan punggung atas. Setiap lokasi
telah ditentukan secara terpisah dan diberi skala penilaian 0-4 (Grade 0 = Tidak ada
Lesi, Grade 1 ≥ satu komedo, Grade 2 ≥ satu papul, Grade 3 ≥ satu pustul, Grade
4 ≥ satu nodul), sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penilaian Akne Vulgaris berdasarkan GAGS
Lokasi Faktor X Grade (0-4) = Skor Lokal
Dahi 2 Skor Global :
0 = Tidak ada
1-18 = Ringan
19-30 = Sedang
31-38 = Berat
> 39 = Sangat Berat
Pipi Kanan 2
Pipi Kiri 2
Hidung 1
Dagu 1
Dada & Punggung Atas 3
Meskipun belum ada klasifikasi akne vulgaris yang terstandar hingga sekarang,
pemahaman tentang tingkat keparahan akne vulgaris dapat membantu dalam
memberikan pengobatan yang tepat (Christine, 2016).
Universitas Sumatera Utara
6
Klasifikasi Lehmann merupakan klarifikasi yang digunakan oleh Indonesia
untuk menentukan tingkat keparahan akne vulgaris saat ini. Gradasi yang dianut
oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia mengelompokkan
akne menjadi 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat sebagai berikut (Misery,
2015) :
Tabel 2.2 Penilaian Akne Vulgaris berdasarkan Lehmann.
Derajat Lesi
Akne Ringan
Komedo < 20, atau
Lesi inflamasi < 15, atau
Total Lesi < 30
Akne Sedang
Komedo 20-100, atau
Lesi inflamasi 15-50, atau
Total Lesi < 30-125
Akne Berat
Kista > 5 atau komedo < 100, atau
Lesi inflamasi > 50, atau
Total lesi > 125
2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi Akne Vulgaris
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar pertama yang dihasilkan tubuh manusia
dan terbentuk pada trimester akhir kehamilan. Secara fisiologis, perkembangan
kelenjar sebasea dimulai pada kehidupan janin usia 13-15 minggu. Produksi sebum
pertama kali pada janin berusia 17 minggu. Setiap satu kelenjar sebasea didapatkan
variasi dalam diferensiasi dan kematangan sel sebosit. Sintesis dan penambahan
lipid dalam sel sebosit memakan waktu lebih dari 1 minggu dan turn over kelenjar
sebasea lebih lambat pada orang dewasa. Salah satu fungsi kelenjar sebasea adalah
produksi sebum. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kelenjar
sebasea selain androgen yang berperan dalam perkembangan normal dan
diferensiasi kelenjar sebasea. Ekspresi satu atau lebih dapat mempengaruhi
perkembangan akne vulgaris (Rimadhani, 2015)
Dalam jurnal penelitian Gebauer (2017) terdapat empat faktor utama yang
terlibat dalam patogenesis akne vulgaris :
1. Hiperproliferasi keratinosit folikel yang abnormal
2. Peningkatan produksi sebum dalam folikel sebasea
3. Proliferasi Propionibacterium acnes
4. Pelepasan mediator inflamasi ke dalam kulit
Universitas Sumatera Utara
7
Patogenesis akne yang pertama adalah hiperproliferasi keratinosit yaitu
peningkatan kohesi keratinosit karena hiperkeratotik pada epitel folikel rambut dan
infundibulum menyebabkan sumbatan osteum folikel sehingga terjadi kantong dan
dilatasi membentuk mikrokomedo, dimana faktor pencetusnya adalah stimulasi
androgen, penurunan asam linoleik, dan peningkatan IL-1α. Patogenesis kedua,
peningkatan produksi sebum yang disebabkan oleh peningkatan kadar androgen
dalam darah mengakibatkan hiperplasia dan hipertrofi kelenjar sebasea sehingga
memproduksi sebum lebih banyak. Sebum mengandung trigliserida, kolesterol, dan
dapat memproduksi asam lemak bebas sendiri. Asam lemak bebas tersebut akan
merangsang kolonisasi bakteri sehingga terjadi inflamasi. Patogenesis ketiganya
yaitu peranan Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri gram positif,
anaerob atau mikroaerob yang terletak pada folikel sebasea. P. acnes akan
mengeluarkan enzim lipase yang mengubah trigliserida menjadi asam lemak bebas
sehingga merangsang kolonisasi bakteri dan inflamasi. Patogenesis keempat,
inflamasi mikrokomedo berisi kantong keratin, sebum, dan bakteri yang
menyebabkan dinding pecah dan terjadi inflamasi (Rimadhani, 2015).
Patofisiologi akne vulgaris begitu kompleks dengan pemicu internal dan
eksternal. Namun, penyebab utamanya adalah peningkatan produksi sebum dan
deskuamasi abnormal sel epitel (Danielle, 2013). Urutan peristiwa yang mengarah
pada perkembangan akne vulgaris belum sepenuhnya dipahami. Namun, proses
terbentuknya mikrokomedo diyakini merupakan prekursor komedo, papula,
pustula, dan nodus. Hal ini berkaitan dengan peningkatan produksi sebum
dikarenakan stimulasi kelenjar sebasea dan folikel korneosit, khususnya oleh
androgen, biasanya terjadi pada masa pubertas (Nilgock, 2015). Sel-sel
mikrokomedo ini akhirnya membentuk sebuah steker (komedo) di atas saluran
kelenjar sebasea. Sel-sel tersebut terus menempel ke dalam folikel. Komedo meluas
hingga ke belakang sebuah folikuler kecil terbuka pada kulit. Hal ini menyebabkan
distensi folikel dan terbentuknya komedo tertutup (blackhead comedones). Jika pori
mulai melebar di permukaan kulit (retensi keratosis), maka akan menghasilkan
komedo terbuka (whitehead comedones). Komedo tertutup merupakan prekursor
dari lesi inflamasi pada akne vulgaris. Komedo yang membesar menyebabkan
peningkatan tekanan dalam folikuler yang akhirnya pecah. Kemudian dari dinding
Universitas Sumatera Utara
8
komedo akan menghasilkan ekstrusi kreatin dan sebum serta reaksi inflamasi pada
kulit.
Propionibacterium acnes (P. acnes) merupakan flora normal pada kulit yang
berhabitat pada folikel polisebasea. Namun, jumlah P. aknes bertambah signifikan
karena bakteri sangat berkontribusi pada reaksi inflamasi dan iritasi pada akne
vulgaris. Faktor eksternal lain yang menyebabkan oklusi folikel rambut juga dapat
memicu timbulnya akne vulgaris, misalnya penggunaan produk komedogenik
seperti komestik dan minyak rambut (Danielle, 2013).
2.1.4 Faktor Resiko Akne Vulgaris
Banyak faktor yang telah ditemukan sebagai pemicu akne vulgaris, termasuk
perubahan hormon dan pramenstruasi, panas dan kelembaban yang berlebihan,
berkeringat, penggunaan komestik dan minyak rambut, dan penggunaan
kortikostreoid diketahui dapat meningkatkan lesi akne vulgaris (Sultana et al.,
2017). Penyebab akne vulgaris yang bersifat multifaktorial ini salah satunya juga
disebabkan oleh stres (Movita, 2013).
2.1.5 Gejala dan Tanda Akne Vulgaris
Akne vulgaris paling banyak ditemukan di wajah, tetapi dapat terjadi pada
punggung, dada, dan bahu. Penyakit ini ditandai dengan lesi yang bervariasi,
misalnya lesi non inflamasi, yaitu komedo, dapat berupa komedo terbuka
(blackhead comedones) atau komedo tertutup (whitehead comedones). Lesi
inflamasi berupa papul, pustul, hingga nodus dan kista. Komplikasi akne vulgaris
non inflamasi maupun inflamasi dapat mengakibatkan jaringan parut (scar).
(Movita, 2013).
Papula adalah penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,
diameter berukuran kurang dari ½ cm. Pustul adalah vesikel berisi nanah. Nodul
sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm. Kista adalah kantong
yang berisi cairan serosa padat atau setengah padat. Jaringan parut adalah jaringan
ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.
Universitas Sumatera Utara
9
2.1.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris
Algoritma pengobatan akne vulgaris berdasarkan tingkat keparahannya, sebagai
berikut (Menaldi, 2017) :
Tabel 2.3 Pengobatan Akne Vulgaris
Pengobatan
Ringan Sedang Berat
Komedo Papular/
Pustular
Papular/
Pustular Nodular
Nodular/
Koblongata
Lini Pertama
Asam
Retinoid
Topikal
Asam
Retinoid
Topikal +
Anti Mikroba
Topikal
Antibiotik
Oral +
Asam
Retinoid
Topikal ±
Benzoyl
Peroxide
Antibiotik
Oral + Asam
Retinoid
Topikal ±
Benzoyl
Peroxide
Isotretinoin Oral
Alternatif
(Alt.)
Alt.
Retinoid
Topikal
atau
Asam
Azelat
atau
Asam Salisilat
Alt. Agen
Antimikroba
Topikal +
Alternatif
Asam
Retinoid
Topikal atau
Asam Azelat
Alt.
Antibiotik
Oral + Alt.
Asam
Retinoid
Topikal ±
Benzoyl
Peroxide
Isotretinoin
Oral atau Alt.
antibiotik oral
+ Alt. Asam
Retinoid
Topikal ±
Benzoyl
Peroxide/ Asam Azelat
Antibiotik Oral
Dosis Tinggi +
Asam Retinoid
Topikal + Benzoyl
Peroxide
Alternatif
untuk
perempuan
Asam
Retinoid
Topikal
Asam
Retinoid
Topikal +
antimikroba
Topikal
Anti
androgen
oral +
Asam
Retinoid
Topikal/
Asam
Azelat ±
Antimikro
ba Topikal
Anti Androgen
Oral + Asam
Retinoid
Topikal ±
Antibiotik
Oral ±
Alternatif Anti
Mikroba
Anti Androgen
Oral Dosis Tinggi
+ Asam Retinoid
Topikal ± Anti
Mikroba Topikal
Terapi
maintenans Asam Retinoid Topikal Asam Retinoid Topikal + Benzoyl Peroxide
Penentuan derajat akne untuk pengobatan tidak hanya berdasarkan jumlah lesi
semata, tetapi juga ditentukan oleh beberapa faktor lain, misalnya distribusi lesi,
derajat inflamasi, lama sakit, respons terapi sebelumnya, dan efek psikososial.
Sebagian besar akne vulgaris ringan sampai sedang membutuhkan terapi topikal.
Akne vulgaris sedang sampai berat menggunakan kombinasi terapi topikal dan oral
(Movita, 2013)
Universitas Sumatera Utara
10
2.2 Stres
2.2.1 Definisi Stres
Stres adalah gangguan homeostasis tubuh atau keadaan ketidakharmonisan
sebagai respon terhadap stresor (Jackson, 2013). Penyakit stres telah dijuluki
Health Epidemic of the 21st Century oleh World Health Organization (George,
2018). Respon stres juga bervariasi tergantung pada tingkat kontrol yang dirasakan
seseorang terhadap stresor. Penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, depresi,
kecemasan, supresi sistem imun, sakit kepala, sakit punggung dan leher, dan
masalah tidur adalah beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan stres
(Jackson, 2013).
2.2.2 Klasifikasi dan Penilaian Stres
Berdasarkan American Psychological Association (2018) stres dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu stres akut, stres akut episodik, dan stres kronik,
dimana masing-masing memiliki karakteristik, gejala, durasi, dan penanganan yang
berbeda.
Depression Anxiety Stress Scale (DASS) merupakan salah satu alat yang
dirancang untuk mengukur besarnya tiga keadaan emosi negatif, yaitu : depresi,
kecemasan, dan stres. DASS terdiri dari 42 item dengan interpretasi sebagai berikut
(Parkitny, 2010) :
Tabel 2.4 Interpretasi Penilaian Berdasarkan DASS.
Derajat Depresi Kecemasan Stres
Normal 0-9 0-7 0-14
Ringan 10-13 8-9 15-18
Sedang 14-20 10-14 19-25
Berat 21-27 15-19 26-33
Sangat Berat ≥ 28 ≥ 20 ≥ 34
Di samping itu, terdapat juga Perceived Stress Scale (PSS) yang merupakan
salah satu alat yang populer untuk menilai stres psikologis. PSS merupakan
kuesioner yang dirancang untuk mengukur sejauh mana individu menilai situasi
dalam kehidupan mereka sebagai stres. Skor pada PSS berkisar dari 0 – 40 dengan
Universitas Sumatera Utara
11
skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih tinggi, sebagai berikut
(Lee, 2012) :
Tabel 2.5 Penilaian Tingkat Stres Berdasarkan PSS.
Skor Tingkat Stres
0 – 13 Rendah
14 – 26 Sedang
27 – 40 Tinggi
2.2.3 Gejala dan Tanda Stres
Menurut American Institute of Stress (2017), stres memiliki efek luas pada
emosi, suasana hati, dan perilaku. Gejala fisik umumnya akan dijumpai pada
berbagai sistem, organ, dan jaringan di seluruh tubuh, misalnya otot tegang dan
jantung yang berdebar dikarenakan rangsangan hormon adrenalin, ruam kulit, atau
sakit kepala.
2.2.4 Hubungan Stres dan Akne Vulgaris
Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang mampu
mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis timbulnya akne vulgaris.
Mekanisme ini melibatkan sistem neuro-immuno-kutaneus dan aksis hipotalamus-
hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar pituitari akan melepaskan neuropeptida yang
memicu pelepasan katekolamin dan kortisol melalui kelenjar adrenal sebagai
respon terhadap stres fisik atau psikologis. Di samping itu, kulit juga mampu
menghasilkan neuropeptida, seperti corticotropin-releasing hormone (CRH),
substansi P atau kalsitonin terkait gen peptida sebagai respon terhadap stres
(Ganceviciene et al., 2009). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
timbulnya akne vugaris dapat mengurangi kualitas hidup remaja dan mempengaruhi
harga diri mereka secara keseluruhan (Misery, 2015), misalnya penelitian oleh
Ningrum (2016). Akibatnya, penderitaan psikologis yang berkaitan dengan
timbulnya akne vulgaris dapat dikaitkan dengan gangguan kejiwaan seperti
kecemasan dan depresi (Misery, 2015).
Universitas Sumatera Utara
12
Lehmann
PSS-10
Penilaian
Penilaian
2.6 KERANGKA TEORI
Stres
Hipofisis-Ptituitary-
Adrenal Axis (HPA)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) Glukokortikoid
Hormon Androgen
Sel Sebasea Keratinosit Folikular
Mikrokomedo
Lesi Non Inflamasi Lesi Inflamasi
Komedo Terbuka Komedo Tetutup
Tingkat Keparahan Akne Vulgaris
Faktor Predisposisi Sosio Demografi
Genetik Usia
Makanan Jenis Kelamin
Kosmetik Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
13
2.7 KERANGKA KONSEP
Berdasarkan kerangka teori yang dibuat, maka kerangka konsep penelitian
adalah sebagai berikut:
Tingkat Stres Tingkat Keparahan
Akne Vulgaris
Universitas Sumatera Utara
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik, yang bertujuan
mengetahui hubungan tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada
Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di SMA Sutomo 2. Lokasi ini memiliki populasi
yang cukup besar dan memiliki kriteria stres yang merupakan salah satu faktor
dalam kejadian akne vulgaris. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai
dengan Agustus 2018.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo
2. Jumlah Populasi pada penelitian ini adalah 309 orang.
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
Kelas Jumlah Siswa-Siswi
IPA 1 48 orang
IPA 2 49 orang
IPA 3 50 orang
IPS 1 54 orang
IPS 2 53 orang
IPS 3 55 orang
Universitas Sumatera Utara
15
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 yang
memenuhi kriteria penelitian. Adapun kriteria dalam penelitian ini, yaitu :
Kriteria Inklusi
a. Responden bersedia menandatangani informed consent
b. Menderita akne vulgaris
c. Tidak memakai kosmetik
d. Tidak mengonsumsi obat-obatan pemicu akne vulgaris, seperti
golongan kortikosteroid
e. Tidak mendapatkan terapi akne vulgaris sistemik maupun topikal
f. Tidak menderita penyakit kulit yang lain, misalnya : dermatitis
kontak, varicela, dan lain-lain
Pada penelitian ini, sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling.
Besar sampel dihitung dengan rumus untuk penelitian analitis kategorik-
kategorik tidak berpasangan (Dahlan, 2009) :
n = {Zα√2𝑃𝑄+Zβ√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2
P1−P2}
Keterangan:
n = Besar Sampel
Zα = Deviat baku alfa, sebesar 5%, hipotesis dua arah (1,960)
Zβ = Deviat baku beta, sebesar 5% (1,645)
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5
Q2 = 1 – P2 = 0,5
P1-P2 = 0,25
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
peneliti
= P2 + 0,25 = 0,75
Q1 = 1 – P1 = 0,25
P = Proporsi Total = (P1+P2)/2 = 0,625
Q = 1 – P = 0,375
2
Universitas Sumatera Utara
16
n = {1,960√2 x 0,625 x 0,375+1,645√0,75 𝑥 0,25 +0,5 𝑥 0,5
0,75 − 0,5}
n = 94,63 (sampel minimal 95 orang, dibulatkan menjadi 100 orang)
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang dikumpulkan oleh penelitinya sendiri dengan menggunakan kuesioner.
Pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti
terhadap sampel penelitian.
3.4.2 Data Sekunder
Data ini adalah jumlah populasi Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 yang
didapatkan peneliti melalui bagian konselor pendidikan Sutomo 2.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
3.5.1 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner (daftar
pertanyaan). kuesioner yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS) 10.
PSS 10 adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres dalam
individu. Instrumen ini sebelumnya sudah diterjemahkan secara expert judgement
dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia (Rafi, 2015). PSS-10 adalah self report
questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres
satu bulan yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Total nilai dari kuesioner
ini dapat berkisar anatara 0 sampai dengan 40. Semakin besar total nilai semakin
tinggi pula tingkat stres. Perceived Stress Scale telah dinyatakan valid dan reliabel
dengan nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,85 (Cohen et al., 1983).
Variabel berskala numerik yang telah diperoleh dari PSS-10 kemudian diubah
menjadi skala ordinal dengan titik potong tertentu. Yaitu skor 1-13 = stres ringan,
skor 14-26 = stres sedang, dan skor 27-40 = stres berat. Sedangkan 0 = tidak stres.
2
Universitas Sumatera Utara
17
Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang telah diukur yang
terdapat pada kerangka konsep penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat
stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris. Informed consent diberikan secara
bersamaan dengan kuesioner tersebut yang menjelaskan tujuan dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh dianalisa, setelah kuesioner dikembalikan oleh
Siswa-Siswi kepada peneliti.
3.5.2 Teknik Penilaian
Pertanyaan terdiri dari 10 soal untuk mengetahui hubungan stres dengan
terjadinya akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Apabila
jawaban responden memiliki skor 0-13 terdapat stres rendah, skor 14-26 stres
sedang dan skor 27-40 stres tinggi.
3.6 Metode Analisis Data
Agar penelitian memberikan hasil informasi yang benar, maka ada empat
tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui terlebih dahulu, yaitu editing
(pemeriksaan data), coding (pemberian kode), entry (pemasukan data), cleaning
(pembersihan data).
Data yang telah dikumpulkan telah diolah dan dianalisis dengan menggunakan
program Statistical Product Service Solution for Windows (SPSS). Uji validitas
tidak dilakukan dalam penelitian ini dikarenakan kuesioner yang digunakan telah
diuji validitas oleh peneliti sebelumnya.
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang berskala
ordinal. Selanjutnya, data dilakukan uji Chi-Square untuk mencari hubungan dua
variabel atau lebih datanya.
3.7 Variabel Penelitian
3.7.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat stres pada Siswa-Siswi
Kelas III SMA Sutomo 2.
Universitas Sumatera Utara
18
3.7.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat keparahan akne vulgaris
pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.
3.8 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi operasional.
Definisi Alat Ukur Hasil
Ukur Jenis Skala
Skala
Ukur
Stres adalah gangguan
homeostasis tubuh atau
ketidakharmonisan
sebagai respon
terhadap stresor.
Kuesioner
Perceived Stress
Scale (PSS)-10
0
1
2
Rendah : 0-13
Sedang : 14-26
Tinggi : 27-40
Ordinal
Akne vulgaris
merupakan penyakit
inflamasi unit
polisebasea yang
timbul pada kulit
wajah, leher, dan
punggung atas.
Lesi non inflamasi :
Komedo tertutup
(whiteheads)
merupakan minyak dan
bakteri yang
terperangkap di bawah
permukaan kulit lalu
mengeras, tampak
bintik putih.
Komedo tertutup
(blackheads)
merupakan pori-pori
yang membesar dan
terbuka ke permukaan
kulit dan kelenjar
minyak, teroksidasi
udara berubah menjadi
warna hitam/coklat.
Lesi inflamasi :
Gradasi Lehmann
dengan pemeriksaan
fisik dibawah
supervisi
0
1
2
Akne Ringan :
Komedo < 20, atau
Lesi inflamasi < 15,
atau
Total Lesi < 30
Akne Sedang :
Komedo 20-100, atau
Lesi inflamasi 15-50,
atau
Total Lesi < 30-125
Akne Berat :
Kista > 5 atau
komedo < 100, atau
Lesi inflamasi > 50,
atau
Total lesi > 125
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
19
Papul adalah
penonjolan yang
berbatas tegas dan
superficial (diameter <
1 cm).
Pustul adalah vesikel
yang berisi pus.
Nodul adalah
poliferasi padat, batas
tegas, terpisah dari
jaringan sekitar (
diameter < 1 cm)
Kista adalah kantong
yang berisi cairan
serosa, padat atau
setengah padat.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian telah dilaksanakan di SMA Sutomo 2 yang terletak di Jl. Deli Indah
IV No. 6, Pulo Brayan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian
dilaksanakan selama bulan Oktober sampai bulan November 2018. Subjek
penelitian yang digunakan adalah Siswa-Siswi SMA Kelas III di Sutomo 2.
Sebelum dilakukan penelitian, subjek penelitian harus mengerti tentang penelitian
yang dilaksanakan serta menandatangani informed consent persetujuan
keikutsertaan. Setelah disetujui, subjek penelitian diberikan kuesioner dan
mengisinya sesuai keadaan yang mereka alami.
Penelitian ini menggunakan 100 orang subjek penelitian, yaitu Siswa-Siswi
Kelas III SMA Sutomo 2 yang menderita akne vulgaris. Selanjutnya subjek
penelitian dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat stres, dan tingkat
akne.
Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia
Karakteristik (Usia) Jumlah (orang) %
16 tahun 15 15,0
17 tahun 79 79,0
18 tahun 6 6,0
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari total 100 subjek penelitian, rata-rata usia
responden adalah 16 - 19 tahun, dimana responden terbanyak berusia 17 tahun
(79%). Hal ini dikarenakan yang menjadi subjek penelitian adalah Siswa-Siswi
Kelas III SMA Sutomo 2 yang mayoritas lahir pada tahun 2001. Sama halnya
dengan sebagian besar penelitian responden yang berusia 14-19 tahun. Pada
penelitian Sampelan (2017) didapatkah pada Siswa-Siswi SMP Negeri 1 Likupang
Timur yang berusia 14-16 tahun sebanyak 37 orang (88,1%) dan responden yang
berusia 17-19 tahun sebanyak 5 orang (11,9%). Berdasarkan penelitian Cinditya
(2017) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia
dengan tingkat keparahan akne vulgaris (p=0,019) pada 233 pasien di Departemen
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2013-2015.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa prevalensi tertinggi akne vulgaris paling
banyak diderita oleh wanita berusia 14-17 tahun dan laki-laki berusia 16-19 tahun,
Universitas Sumatera Utara
21
dimana pada masa remaja terjadi kenaikan hormon androgen yang menyebabkan
kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Hormon
andogren ini berasal dari suatu mekanisme perubahan lemak, khususnya kolesterol.
Efek kerja kelenjar sebum memuncak pada masa pubertas dan mulai berkurang
pada perempuan saat menjelang menopause. Perubahan hormonal selama masa
remaja ini terjadi 2 tahun lebih awal pada anak perempuan dibandingkan laki-laki
(Afriyanti, 2015).
Tabel 4.2. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik (Jenis Kelamin) Jumlah (orang) %
Laki-Laki 44 44,0
Perempuan 56 56,0
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dalam penelitian ini responden terbanyak
adalah perempuan sebanyak 56 orang (56%). Hal ini dikarenakan jumlah
perempuan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki pada Siswa-Siswi Kelas III
SMA Sutomo 2. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Manarisip
(2015) yang menunjukkan responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 31
orang (86,1%). Berdasarkan penelitian Bondade (2018), jenis kelamin tidak
menunjukkan penggaruh terhadap timbulnya akne vulgaris (p=1,00)
Tabel 4.3. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Stres
Karakteristik (Tingkat Stres) Jumlah (orang) %
Rendah 24 24,0
Sedang 52 52,0
Berat 24 24,0
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa dalam tingkatan stres yang terbanyak dari
keseluruhan respoden adalah tingkat stres sedang sebanyak 52 orang (52%). Hal ini
dikarenakan Perceived Stress Scale yang diisi oleh responden mayoritas berada
pada skor 14 – 26, dimana termasuk dalam tingkat stres sedang. Berdasarkan
penelitian Wijayanti (2018) juga didapatkan hasil tingkat stres terbanyak pada
Remaja Kelas XII di SMA Diponegoro Ploso Jombang adalah stres sedang (57,5%).
Beberapa hal yang menjadi sumber stres bagi Siswa-Siswi Kelas III SMA
Sutomo 2 tersebut dapat dikarenakan tekanan mengejar prestasi belajar dan
kelulusan, penampilan fisik akibat timbulnya akne vulgaris tersebut, permasalahan
keluarga, dan gangguan lainnya baik secara fisik, sosial maupun psikis.
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 4.4. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Akne
Karakteristik (Tingkat Keparahan) Jumlah (orang) %
Ringan 74 74,0
Sedang 21 21,0
Berat 5 5,0
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 paling
banyak menderita akne vulgaris yang ringan, dimana responden yang
mengalaminya sebanyak 74 orang (74%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Anandita (2017) yang menunjukkan bahwa
distribusi tingkat keparahan akne vulgaris yang paling banyak diderita oleh
responden adalah akne vulgaris yang ringan sebanyak 40 orang (46,5%) pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Hasil penelitian pada
Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 tersebut dikarenakan berdasarkan
pemeriksaan fisik yang menggunakan gradasi Lehmann, mayoritas responden
menunjukkan kriteria tingkat akne vulgaris ringan (komedo < 20, atau lesi inflamasi
< 15, atau total lesi < 30).
Menurut Movita (2013) Akne vulgaris memiliki bebagai gambaran klinis,
seperti komedo, papul, pustul, nodus dan jaringan parut, sehingga disebut
dermatosis polimorfik. Kemudian, manifestasi klinis akne vulgaris tersebut dapat
berlanjut hingga terbentuknya jaringan parut yang parah pada daerah wajah, dada,
dan punggung (El-Hamd, 2017).
Tabel 4.5. Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne
Tingkat Stres Tingkat Keparahan Akne Vulgaris Total P
value N % N % N %
Rendah 21 28,4 3 11,5 24 24
0,025 Sedang 40 54,0 12 46,2 52 52
Tinggi 13 17,6 11 42,3 24 24
Total 74 100,0 26 100,0 100 100,0
Berdasarkan tabel 4.5. ditunjukkan hasil bahwa dari 74 respoden yang
mengalami tingkat keparahan akne vulgaris ringan didominasi oleh stres sedang
sebanyak 40 responden (54%) dan 26 responden yang mengalami tingkat keparahan
akne vulgaris sedang-berat didominasi oleh stres sedang sebanyak 12 responden
(46,2%).
Dalam menganalisis hasil penelitian ini digunakan analisis bivariat dengan
uji chi-square untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas dengan
Universitas Sumatera Utara
23
variabel terikat. Hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.2. didapatkan nilai
p-value sebesar 0,025 (p < 0,05). Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
bermakna antara tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-
Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Penelitian ini juga menggunakan uji gamma hingga
diperoleh appproximate significance 0,47. Karena nilai approximate significance >
0,05 maka H0 diterima, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
stres dengan tingkat keparahan akne vulgaris.
Hasil penelitian ini sama dengan dua penelitian sebelumnya yang dilakukan
pada kalangan mahasiswa-mahasiswi yang menunjukkan hasil sebagai berikut: (1)
Penelitian Manarisip (2015) dengan 36 responden Mahasiswa Semester V (Lima)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas SAM Ratulangi
Manado memberikan hasil p-value sebesar 0,037 (p<0,05). (2) Penelitian Anandita
(2017) dengan 86 responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung Angkatan 2012-2013 memberikan hasil p-value sebesar 0,002 (p<0,05).
Hal ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Friska (2017) yang
melakukan penelitian pada 88 responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Syah Kuala, dimana hasil penelitiannya menunjukkan hasil p-value
0,706 (p>0,05).
Kulit memiliki peran penting sebagai organ sensorik dalam proses
sosialisasi sepanjang kehidupan. Kulit merupakan organ komunikasi utama yang
menjadi responsif terhadap berbagai rangsangan emosional, dimana sangat
mempengaruhi citra tubuh individu dan harga diri sehingga memiliki implikasi
psikologis yang serius. Kulit dan sistem saraf secara embriologis terkait
dikarenakan epidermis dan neural plate berasal dari ektoderm embrio. Kemudian,
kedua organ ini berbagi beberapa hormon, neurotransmitter, dan reseptor. Stres
dapat disebabkan oleh faktor eksternal (peristiwa kehidupan, sosial, perkejaan, atau
lingkungan) dan faktor individu (sikap, temperamen, pengalaman masa lalu, dan
kebutuhan), dimana keduanya saling berhubungan. Hal ini dapat mempengaruhi
perjalanan beberapa penyakit dermatologis, terutama pada psoriasis, alopecia
areata, dan dermatitis atopik (Bondade, 2018). Teori tersebut sesuai dengan
penelitian Putri (2018) yang menunjukkan stres dapat memperburuk psoriasis dan
berkorelasi dengan keparahan psoriasis pada 33 pasien psoriasis di RSUP Haji
Universitas Sumatera Utara
24
Adam Malik, Medan (Y=0,310+0,121X) dan mendukung penelitian ini yang
dilakukan pada 100 penderita akne vulgaris Siswa-Siswi SMA Sutomo 2, Medan
(p=0,025).
Universitas Sumatera Utara
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat stres dengan tingkat
keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2, kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Di dalam penelitian ini, responden terbanyak yang menderita akne vulgaris
adalah jenis kelamin perempuan (56%), rentang umur 17 tahun (79%),
tingkat stres sedang (52%), dan tingkat keparahan akne vulgaris ringan
(74%).
2. Terdapat pengaruh yang signifikan (p = 0,025) antara tingkat stres terhadap
tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo
2, Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan
adalah:
1. Bagi peneliti lain
a. Mengingat kompleksnya faktor-faktor yang berperan dalam
mempengaruhi tingkat keparahan akne vulgaris, maka kriteria inklusi
maupun eksklusi yang dipilih belum dapat menggambarkan secara
keseluruhan permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan menambahkan beberapa faktor
predisposisi lainnya misalnya riwayat keluarga penderita akne,
makanan yang dikonsumsi, dan sebagainya.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi
baik untuk melakukan penelitian yang sama atau penelitian yang lebih
kompleks, dimana dengan mengetahui hubungan kadar kortisol serum
dengan stres pada penderita akne vulgaris.
Universitas Sumatera Utara
26
2. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan pengobatan dan
pencegahan timbulnya akne vulgaris, yaitu pengobatan bukan hanya dilakukan
dengan terapi obat pada ruam akne vulgaris tersebut tetapi juga dapat dilakukan
dengan penanganan stres yang baik sebagai upaya kuratif maupun preventif
bagi penderita akne vulgaris.
Universitas Sumatera Utara
27
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti R. N. 2015, ‘Akne Vulgaris Pada Remaja’, Medical Faculty of Lampung
University, vol. 4, no. 6, pp. 102-109.
Anandita, N. S., Sibero, H. T., Soleha, T. U. 2017 ‘Pengaruh Tingkat Stres dengan
Tingkat Keparahan Akne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Angkatan 2012-2013’, Majority, vol. 6, no. 3, pp. 6-
11.
APA 2018, American Psychological Association, accessed 14 May 2018,
Available at: http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx.
Bondade, S., Hosthota, A., Basavaraju, V., ‘Stressful Live Events and Psychiatric
Comorbidity in Acne-A Case Control Study’, Asia-Pasific Psychiatry, pp.
1-7.
Chim, C. 2016, ‘Akne Vulgaris’, ACSAP Dermatologic Care, vol. 2, pp. 7-12.
Cinditya, S. A. 2017, ‘Hubungan Sosiodemografi dengan Tingkat Keparahan Akne
Vulgaris di Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam
Malik Medan Periode 2013-2015’, pp. 1-43.
Cohen, S., Kamarck, T, Mermelstein, R. 1983, 'A Global Measure of Perceived
Stress', Journal of Health and Social Behavior, pp. 385–396.
Dahlan, M. S. (ed) 2009, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 3rd edn, Salemba Medika, Indonesia.
El-Hamd, Mohammed Abu, Nada, Essam El-Din, Moustafa, Mohammed Abdel-
Kareem, et al. 2017, ‘Prevalence of Acne Vulgaris and Its Impact of The
Quality of Life Among Secondary School-Age Adolescents in Sohag
Province, Upper Egypt’, Journal of Cosmetic Dermatology, pp. 1-4.
Fink, G. 2017, ‘Stress : Definition and History’, Module in Neuroscience and
Behavioral Psychology, pp. 1-9.
Friska, N. 2017, ‘Hubungan Stres dengan Kejadian Acne Vulgaris pada Mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Syah Kuala’, pp. 1-93.
Ganceviciene, R., Bohm, M., Fimmel, S., et al. 2009, ‘The Role of Neuropeptides
in the multifactorial pathogenesis of acne vulgaris’, Dermato-
Endocrinology, vol. 1, no. 3, pp. 170-179.
Gebauer, K. 2017, ‘Acne in Adolescents’, The Royal Australian College of General
Practitioners, vol. 46, no. 12, pp. 892-895.
Universitas Sumatera Utara
28
Gollnick, H., 2015, ‘From New Findings in Akne Pathogenesis to New Approaches
in Treatment’, Eruopean Academy of Dermatology and Venereology, vol.
29, no. 5, pp. 1-7.
Hampel, P., Meier, M., Kummel, U. 2008, ‘School-Based Stress Management
Training for adolescents : Longitudinal Results from an Experimental
Study’, Journal of Youth and Adolescence, vol. 37, no. 8, pp. 1009-1024.
Jackson, E. M. 2013, ‘Stress Relief : The Role of Exercise in Stress Management’,
American College of Sports Medicine, vol. 17, no. 3, pp. 14-19.
Kempf, J. 2011, ‘Recognizing and Managing Stress : Coping Strategies for
Adoescent’, A Research Paper, A Graduate School University of Wisconsin
–Stout, pp. 1-25.
Lee, E. H. 2012, ‘Review of the Psychometric Evidence of the Perceived Stress
Scale’, Asian Nurshing Research, vol. 6, pp. 121-127.
Parkitny, L., McAuley, J. 2010, ‘The Depression Anxiety Stress Scale (DASS)’,
Journal of Physiotherapy, vol. 56, pp. 204.
Manarisip, C. K., Kepel, B. J., Rompas, S. S. 2015, ‘Hubungan Stres dengan Acne
Vulgaris pada Mahasiswa Semester V (Lima) Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas SAM Ratulangi Manado’, e-
Journal Keperawatan, vol. 3, no. 1, pp. 1-6.
Menaldi, S. L., Bramono, K., Indriatmi, W. (eds) 2017, Ilmu Kulit dan Kelamin, 4th
edn, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Indonesia.
Misery, L., Wolkenstein, P., Amici, J. M. 2015, ‘Consequences of Akne on Stress,
Fatique, Sleep Disorders and Sexual Activity : A Population-based study’,
Acta Dermato-Venereologica, vol. 95, pp. 485-488.
Movita, T. 2013, ‘Akne Vulgaris’, Continuing Medical Education, vol. 40, no. 4,
pp. 269-272.
Putri, D. U. 2018, ‘Hubungan Skala Stres dengan Kadar Kortisol Serum dengan
Skor Psoriasis Area dan Severity Index (PASI) pada Pasien Psoriasis
Vulgaris’, pp. 1-97.
Rafi, S. 2015, 'Pengaruh Stres Terhadap Kepuasan Hidup Dimediasi oleh
Kebijaksanaan Pada Dewasa Akhir Beretnis Melayu di Negara Singapura',
Repository UPI.
Rimadhani, Marina, Rahmadewi. 2015, ‘Pengaruh Hormon terhadap Akne
Vulgaris’, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 27, no. 3, pp. 218-
224.
Universitas Sumatera Utara
29
Depkes 2016, Ministry of Health Republic of Indonesia, accessed 14 May 2018, ,
Available at: http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-
keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html
Sampelan, M. G., Pangemanan, D., Kundre, R. M. 2017, ‘Hubungan Timbulnya
Acne Vulgaris dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja di SMP 1 Likupang
Timur’, e-Journal Keperawatan, vol. 5, no. 1, pp. 1-8.
Sultana, T., et al. 2017, ‘Evaluation of Severity in Patients of Akne Vulgaris by
Global Akne Grading System in Bangladesh’, Clinical Pathology &
Research Journal, vol. 1, no. 1, pp. 1-5.
Taylor, John. 2015, ‘Psychometry Analysis of Ten-Item Perceived Stress Scale’,
American Psychological Association, vol. 27, no. 1, pp. 90-101.
Well, D. 2013, ‘Akne Vulgaris : A Review of Causes and Treatment Options’,
Lippincott Williams & Wilkins, vol. 38, no. 10, pp. 22-31.
WHO 2017, The WHO Essential Medicines and Health Products Information
Portal, accessed 14 May 2018, Available at:
http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2918e/20.html.
Wijayanti., N., Sutomo, H., Hariyomo, R. 2018, ‘Hubungan Stres dengan Acne
Vulgaris pada Remaja Kelas XII di SMA Diponegoro Ploso Jombang’, pp.
26-31.
Williams, H. C., Dellavalle, R. P., Garner, S. 2012, ‘Akne Vulgaris’, The Lancet,
vol. 379, no. 9813, pp. 361-372.
Zari, S., Alrahmani, D. 2017, ‘The Association Between Stress and Akne among
Female Medical Stdents in Jeddha, Saudi Arabia’, Clinical, Comestic and
Investigational Dermatology, vol. 10, pp. 503-506.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran A
Lembar Penjelasan untuk Penelitian
“Pengaruh Tingkat Stres terhadap Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”
Saya, Johannes Tanaka, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres sebagai faktor resiko terhadap
penyakit akne vulgaris.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan
Anda dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini dengan benar dan sejujur-
jujurnya, tanpa bekerja sama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam
kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian
saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka
tidak terdapat sanksi apapun. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Anda dapat
langsung menghubungi saya:
Nama : Johannes Tanaka
No HP : 081223045183
Terima kasih saya ucapkan karena telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini.
Keikutsertaan Anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesediaan Anda
menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.
Medan, .……… 2018
Hormat saya,
Johannes Tanaka
Universitas Sumatera Utara
Lampiran B
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
_______________________________________________________________
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya
mengenai penelitian ini,
Judul penelitian : Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris
pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2
Nama peneliti : Johannes Tanaka
Jenis penelitian : Analitik
Lokasi penelitian : SMA Sutomo 2
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.
Medan, …..………2018
_____________________
(Nama dan tanda tangan)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran C
PERCEIVED STRESS SCALE
Soal dalam Perceived Stress Scale ini akan menanyakan tentang perasaan dan
pikiran anda dalam satu bulan terakhir ini. Anda akan diminta untuk
mengindikasikan seberapa sering perasaan ataupun pikiran dengan memberikan
jawaban atas pertanyaan.
Berikut penjelasan masing-masing pilihan:
0 1 2 3 4
Tidak Pernah Hampir Tidak
Pernah Terkadang Pernah Sering
Item Penilaian
0 1 2 3 4
1. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasa sedih ketika terjadi sesuatu yang mendadak?
2. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasa tidak bisa mengendalikan kejadian penting
yang terjadi dalam kehidupan anda?
3. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasakan gelisah atau stres?
4. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasa percaya diri bahwa anda mampu untuk
menangani semua masalah pribadi anda?
5. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasakan bahwa semua hal berpihak pada diri anda?
6. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasakan bahwa anda tidak dapat menyelesaikan
semua hal yang harus anda lakukan?
7. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
mampu mengendalikan berbagai hal yang kurang
menyenangkan dalam hidup anda?
8. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasakan bahwa anda percaya diri terhadap hal-hal
yang terjadi?
Universitas Sumatera Utara
9. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda
merasa marah terhadap apa yang terjadi diluar kendali
anda?
10. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah
anda memendam masalah yang banyak dan merasa
tidak mampu dalam menyelesaikan masalah tersebut?
Universitas Sumatera Utara
Lampiran D
Lembar Status Penyakit Kulit untuk Penelitian
“Pengaruh Tingkat Stres terhadap Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”
Dokter :
Tanggal :
1. IDENTIFIKASI :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status :
Bangsa/ Suku :
Agama :
Pekerjaan :
Kegemaran :
Alamat :
II. ANAMNESIS : autoanamnesis/ alloanamnesis
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Penyakit Terdahulu :
III. PEMERIKSAAN :
A. Status Generalisata :
Keadaan Umum Keadaan Spesifik
Kesadaran : Kepala :
Gizi : Leher :
Suhu Badan : Thoraks :
Nadi : Abdomen :
Tek. Darah : Genitalia :
Pernafasan : Ekstremitas :
Rasa Sakit :
Universitas Sumatera Utara
B. Status Dermatologikus
Lokasi Ruam
IV. TES-TES YANG DILAKUKAN :
V. PEMERIKSAAN LABORATORIK :
Rutin :
Khusus :
VI. RINGKASAN :
VII DIAGNOSIS BANDING :
1.
2.
3.
VIII. DIAGNOSIS SEMENTARA :
IX. PENATALAKSANAAN :
Umum :
Khusus :
X. PEMERIKSAAN ANJURAN :
XI. PROGNOSIS :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran E
Universitas Sumatera Utara
Lampiran F
Lampiran G
Universitas Sumatera Utara
DATA INDUK
No Nama Jenis Kelamin Usia Skor PSS Tingkat Stres Tingkat Akne
1 A001 Laki-Laki 18 tahun 25 Sedang Ringan
2 A002 Perempuan 17 tahun 31 Tinggi Sedang
3 A003 Perempuan 17 tahun 26 Sedang Ringan
4 A004 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan
5 A005 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Berat
6 A006 Perempuan 17 tahun 31 Tinggi Berat
7 A007 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan
8 A008 Perempuan 17 tahun 13 Rendah Ringan
9 A009 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Sedang
10 A010 Laki-Laki 17 tahun 22 Sedang Ringan
11 A011 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Sedang
12 A012 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan
13 A013 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Ringan
14 A014 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan
15 A015 Perempuan 17 tahun 24 Sedang Ringan
16 A016 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Ringan
17 A017 Perempuan 17 tahun 9 Rendah Ringan
18 A018 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang
19 A019 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan
20 A020 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Ringan
21 A021 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan
22 A022 Perempuan 17 tahun 24 Sedang Ringan
23 A023 Laki-Laki 16 tahun 17 Sedang Ringan
24 A024 Perempuan 17 tahun 22 Sedang Ringan
25 A025 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan
26 A026 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan
27 A027 Perempuan 17 tahun 15 Sedang Ringan
28 A028 Laki-Laki 16 tahun 9 Rendah Ringan
29 A029 Laki-Laki 17 tahun 34 Tinggi Ringan
30 A030 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan
31 A031 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Ringan
32 A032 Laki-Laki 16 tahun 26 Sedang Sedang
33 A033 Perempuan 17 tahun 20 Sedang RIngan
34 A034 Laki-Laki 16 tahun 28 Tinggi Ringan
35 A035 Laki-Laki 17 tahun 30 Tinggi Sedang
36 A036 Perempuan 16 tahun 10 Rendah Ringan
37 A037 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan
38 A038 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan
39 A039 Laki-Laki 17 tahun 25 Sedang Sedang
40 A040 Perempuan 16 tahun 20 Sedang RIngan
Universitas Sumatera Utara
41 A041 Laki-Laki 16 tahun 24 Sedang Sedang
42 A042 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Berat
43 A043 Laki-Laki 18 tahun 12 Rendah Ringan
44 A044 Perempuan 16 tahun 26 Sedang Ringan
45 A045 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Sedang
46 A046 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan
47 A047 Perempuan 17 tahun 34 Tinggi Rngan
48 A048 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Ringan
49 A049 Laki-Laki 17 tahun 23 Sedang Sedang
50 A050 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang
51 A051 Laki-Laki 17 tahun 12 Rendah Ringan
52 A052 Perempuan 17 tahun 18 Sedang Ringan
53 A053 Laki-Laki 16 tahun 25 Sedang Ringan
54 A054 Laki-Laki 16 tahun 18 Sedang Ringan
55 A055 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Ringan
56 A056 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Ringan
57 A057 Laki-Laki 18 tahun 9 Rendah Ringan
58 A058 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan
59 A059 Laki-Laki 17 tahun 20 Sedang Sedang
60 A060 Laki-Laki 16 tahun 20 Sedang Ringan
61 A061 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan
62 A062 Perempuan 16 tahun 12 Rendah Ringan
63 A063 Perempuan 17 tahun 20 Sedang Ringan
64 A064 Laki-Laki 18 tahun 21 Sedang Sedang
65 A065 Laki-Laki 16 tahun 12 Rendah Ringan
66 A066 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Sedang
67 A067 Laki-Laki 17 tahun 18 Sedang Ringan
68 A068 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Sedang
69 A069 Laki-Laki 17 tahun 28 Tinggi Ringan
70 A070 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan
71 A071 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan
72 A072 Perempuan 17 tahun 10 Rendah Sedang
73 A073 Perempuan 16 tahun 27 Tinggi Ringan
74 A074 Perempuan 17 tahun 26 Sedang Sedang
75 A075 Perempuan 17 tahun 30 Tinggi Ringan
76 A076 Perempuan 16 tahun 20 Sedang Ringan
77 A077 Perempuan 17 tahun 21 Sedang Ringan
78 A078 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan
79 A079 Laki-Laki 17 tahun 20 Sedang Ringan
80 A080 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Sedang
81 A081 Perempuan 18 tahun 22 Sedang Ringan
82 A082 Perempuan 17 tahun 13 Rendah Ringan
83 A083 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Sedang
Universitas Sumatera Utara
84 A084 Perempuan 17 tahun 10 Rendah Ringan
85 A085 Laki-laki 17 tahun 26 Sedang Ringan
86 A086 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Berat
87 A087 Laki-laki 17 tahun 12 Rendah Ringan
88 A088 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang
89 A089 Perempuan 16 tahun 10 Rendah RIngan
90 A090 Perempuan 17 tahun 22 Sedang RIngan
91 A091 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Ringan
92 A092 Laki-Laki 17 tahun 23 Sedang Ringan
93 A093 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan
94 A094 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Sedang
95 A095 Laki-Laki 17 tahun 17 Sedang Ringan
96 A096 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Berat
97 A097 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan
98 A098 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan
99 A099 Perempuan 18 tahun 21 Sedang Ringan
100 A100 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Ringan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran H
DOKUMENTASI
Komedo < 20, atau Lesi inflamasi < 15, atau Total Lesi < 30
Komedo 20-100, atau Lesi inflamasi 15-50, atau Total Lesi < 30-125
Kista > 5 atau komedo < 100, atau Lesi inflamasi > 50, atau Total lesi > 125
Universitas Sumatera Utara
Lampiran I
HASIL UJI STATISTIK
Distribusi Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 44 44.0 44.0 44.0
P 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Distribusi Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 16 15 15.0 15.0 15.0
17 79 79.0 79.0 94.0
18 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Distribusi Tingkat Stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 24 24.0 24.0 24.0
Sedang 52 52.0 52.0 76.0
Tinggi 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Distribusi Tingkat Keparahan Akne Vulgaris
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Berat 5 5.0 5.0 5.0
Ringan 74 74.0 74.0 79.0
Sedang 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Tingkat Stres dengan
Tingkat Keparahan Akne Vulgaris
Count
Tingkat Akne
Total Ringan Sedang-Berat
Tingkat Stres Rendah 21 3 24
Sedang 40 12 52
Tinggi 13 11 24
Total 74 26 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 7.411a 2 .025
Likelihood Ratio 7.241 2 .027
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6.24.
Gamma Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard Errora Approximate Tb
Approximate
Significance
Ordinal by Ordinal Gamma .139 .192 .724 .469
N of Valid Cases 100
Universitas Sumatera Utara
Lampiran J
PERNYATAAN
(Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Kepaahan Akne Vulgaris pada
Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2)
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian
skripsi ini bukan karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang
dan sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, 10 Desember 2018
Penulis,
Johannes Tanaka
NIM. 150100109
Universitas Sumatera Utara
Lampiran K
BIODATA
Nama : Johannes Tanaka
NIM : 150100109
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/05 Agustus 1996
Agama : Buddha
Nama Ayah : Asfian Tanaka Tan
Nama Ibu : Teng Giok
Alamat : Jl. Perjuangan GG. Bakti No. 562, Medan, 20373
Riwayat Pendidikan
1. TK Tri Murni, Medan, Tahun 2000 s/d 2002
2. SD Sutomo 2, Medan, Tahun 2002 s/d 2008
3. SMP Sutomo 2, Medan, Tahun 2008 s/d 2011
4. SMA Sutomo 2, Medan, Tahun 2011 s/d 2014
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Tahun 2015 s/d sekarang
Riwayat Pelatihan
1. Manajemen Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(MMB FK USU) 2015
2. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Ikatan Senat Mahasiswa
Kedokteran Indonesia Wilayan 1 (LKMM ISMKI Wil 1) 2016 di Universitas Riau
3. Workshop of “Enhancing Skills in Managing Diabetes Mellitus” Medical Fiesta
2016 di Universitas Brahwijaya, Malang
Universitas Sumatera Utara
4. Go Standing Committee on Human Rights and Peace International Federation
Medical Students Association (GO SCORP IFMSA) 2018 di Taiwan
5. Pelatihan Seminar Proposal Standing Committee on Research Exchange
Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(SCORE PEMA FK USU) 2018
Riwayat Organisasi
1. Ketua Bidang Tenis Meja OSIS SMA Sutomo 2 Periode 2013-2014
2. Anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2015-2016
3. Anggota Departemen pendidikan dan Profesi Pemerintahan Mahasiswa FK USU
Periode 2016-2017
4. Anggota Divisi Program SCORE PEMA FK USU Periode 2016-2017
5. Sekretaris Divisi Pendidikan dan Pelatihan Motion in Dhamma FK USU Periode
2016-2017
6. Anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2016-2017
7. Anggota Divisi Hubungan Luar-Informasi dan Teknologi SCORE PEMA FK
USU Periode 2017-2018
8. Ketua Bidang Kerohanian Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2017-
2018
9. Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi Pemerintahan Mahasiswa FK USU
Periode 2017-2018
10. Pengurus Harian Wilayah Bidang Communication, Information, and
Technology ISMKI Wilayah 1 Periode 2017-2018
11. Ketua Klub Tenis Meja Pemerintahan Mahasiswa FK USU Periode 2018-2019
12. Pengurus Harian Nasional Bidang Medical Education and Profession ISMKI
Nasional Periode 2018-2019
13. Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum FK USU Periode 2018-2019
14. Assistant of Vice President Assessment and Development ISMKI Nasional
Periode 2019-2020
Universitas Sumatera Utara