Hernia Nucleus Pulposus Lumbar ( Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Penutup, Daftar Pustaka )
-
Upload
scribdmania234 -
Category
Documents
-
view
388 -
download
11
Transcript of Hernia Nucleus Pulposus Lumbar ( Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Penutup, Daftar Pustaka )
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai “low back”. Secara
anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sacrum dan otot-
otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap tubuh dan
gerakan ditinjau dari sudut mekanika.1
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi
penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, dan melindungi beberapa
organ penting.1
Peranan otot-otot erektor trunksi adalah memberikan tenaga imbangan ketika
mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang ditempatkan di dalam
nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan
keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal ketika berdiri tegak.1
Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu diimbangi oleh
tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh penyelidikan yang
menggunakan korset toraks atau abdomen yang bias dikembung-kempiskan yang dikombinasi
dengan penempatan alat penunjuk tekanan di dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut
mengungkapkan bahwa 30% sampai 50%dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat
dikurangi dengan mengencangkan otot-otot torakal dan abdominal sewaktu melakukan pekerjaan
dan dalam berbagai posisi. 2
Kontraksi otot-otot torakal dan abdominal yang sesuai dan tepat dapat meringankan
beban tulang belakang sehingga tenaga otot yang relevan merupakan mekanisme yang
melindungi tulang belakang. Secara sederhana, kolumna vertebralis-torako-lumbal dapat
dianggap sebagai tong dan otot-otot torakal serta lumbal sebagai simpai tongnya.1
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain”
akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal
sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok,
1 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena capek bekerja.
Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama
pada saat aktifitas membungkuk ( sholat, mencangkul ). Penderita mayoritas melakukan suatu
aktifitas mengangkat beban yangberat dan sering membungkuk.2
Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung
belakang ( NPB ) yang penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi.HNP lumbalis
paling sering ( 90% ) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh
karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan
jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.4
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan Referat ini adalah untuk mengetahui definisi, etiologi,
patofisiologi, diagnosis, gejala klinis, terapi, prognosis dan penanganan rehabilitasi medik pada
Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ).
2 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
----
A. DEFENISI
HNP ( Hernia Nukleus Pulposus ) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui
robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis atau
mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.8
B. ANATOMI
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen yang terganggu
pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.5
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel yang
dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
- Cervicales ( 7 )
- Thoracicae ( 12 )
- Lumbales ( 5 )
- Sacroles ( 5, menyatu membentuk sacrum )
- Coccygeae ( 4, 3 yang bawah biasanya menyatu )
3 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi atas 2
bagian.Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis ( sebagai artikulasi
), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian
posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan
spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian
posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial ( fascet joint ).5
4 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang rawan.
Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang dihubungkan satu sama
lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum
longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.3
5 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini
paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna
vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak
cedera bila terjadi trauma.
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin ( Hyalin Cartilage Plate ),
nukleus pulposus ( gel ), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nucleus pulposus,
memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit ke depan dan ke belakang
di atas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis.
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah
bangunan yang tidak peka nyeri.2,4
6 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis
serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum ( pasif ) dan otot ( aktif ). Untuk menahan
beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung
pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus,
dan hamstring.3
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti oleh
fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar dibedakan
dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP
sering terjadi di bagian postero lateral.5
Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:
Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga berat
badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.
Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan
hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1
Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinal
posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang paling
sering adalah postero-lateral.
C. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus
( gel ) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis
menekan radiks.6
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif ( nyeri ) yang terangsang oleh
berbagai stimulus lokal ( mekanis, termal, kimiawi ). Stimulus ini akan direspon dengan
pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme
7 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses
penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya
dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya
berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem
saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama,
penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi
nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan
bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua,
penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana
terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya
mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan
dasar pemeriksaan Laseque.2,3
D. ETIOLOGI
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :2,3
- Degenerasi diskus intervertebralis
- Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
- Trauma berat atau terjatuh
- Mengangkat atau menarik benda berat
- Riwayat trauma
- Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban beban berat, duduk, mengemudi dalam
waktu lama.
- Sering membungkuk.
- Posisi tubuh saat berjalan
- Proses degeneratif ( usia 30-50 tahun ).
- Struktur tulang belakang.
8 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
- Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang. Jika beban pada discus bertambah, annulus
fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus ( gel ) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh
karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks.
E. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1. Umur : makin bertambah umur risiko makin tinggi
2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
Faktor risiko yang dapat dirubah :3
1. Pekerjaan dan aktivitas
Duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-barang berta, sering membungkuk
atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang
konstan seperti supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat
dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok
Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap nutrien
yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan strain pada
punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang
F. GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi
kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-
lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan
radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri
pinggang dan sindroma kauda equina.8
9 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia ( nyeri radikuler sepanjang perjalanan
nervus iskhiadikus ). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar
sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar ( A beta ) terkena akan timbul gejala
kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya.8
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah :3
Nyeri punggung bawah.
Nyeri daerah bokong.
Rasa kaku atau tertarik pada punggung bawah.
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang dirasakan dari
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana
yang terjepit.
Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk, bersin
akibat bertambahnya tekanan intratekal.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/
tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya
refleks tendon patella ( KPR ) dan achilles ( APR ).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi
seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan
pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang
sehat.
G. DIAGNOSIS
----- Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan
neurologik dan pemeriksaan penunjang.2
1. Anamnesis
10 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
- Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik, ataukah spontan.
- Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari sendi, tulang dan
ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.
- Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai menunjukkan keterlibatan radiks
saraf.
- Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang setelah melakukan tirah
baring mungkin HNP tetapi bila bertambah, mungkin disebabkan tumor; bila berkurang
setelah berjalan jalan mungkin tumor dalam kanalis vertebralis; nyeri dan kaku waktu bangun
pagi dan berkurang setelah melakukan gerakan tubuh mungkin disebabkan spondilitis
ankilopoetika; batuk, bersin dan mengejan akan memprovokasi nyeri pada HNP.
- Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik, jenis neurogenik
memperlihatkan pulsasi pembuluh darah perifer yang normal dan nyeri berkembang menjadi
parestesia dan kelumpuhan.
- Adanya demam selama beberapa waktu terakhir menyokong adanya infeksi, misalnya
spondilitis.
- Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila progresif mungkin
tumor.
- Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia, siklus haid, penggunaan AKDR
( IUD ), fluor albus, atau jumlah anak.
- Nyeri berpindah-pindah dan tidak wajar mungkin nyeri psikogenik.
- Riwayat keluarga dapat dijumpai pada artritis rematoid dan osteoartritis.
2. Pemeriksaan Fisik Umum2
Posisi berdiri :
- Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.
- Perhatikan bagian belakang tubuh : adakah deformitas, gibus, skoliosis, lordosis lumbal (
normal, mendatar, atau hiperlordosis ), pelvis yang miring, tulang panggul kanan dan kiri
tidak sama tinggi, atrofi otot.
- Derajat gerakan ( range of motion ) dan spasmus otot.
- Hipersensitif denervasi ( piloereksi terhadap hawa dingin ).
11 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
- Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi sakroiliaka, dan lain-
lain.
- Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.
Posisiduduk:
- Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.
- Perhatikan bagian belakang tubuhnya.
Posisi berbaring :
- Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.
- Pengukuran panjang ekstremitas inferior.
- Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.
- Adanya nyeri ( tenderness ) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu keadaan
psikologis di bawahnya ( psychological overlay ).
- Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada
ruangan intervertebralis atau dengan jalan menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus
sambil melihat respons pasien.
- Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan ( step-off ) pada palpasi di
tempat/level yang terkena.
- Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari adanya fraktur
pada vertebra.
- Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan pada kelainan neurologis.
- Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada diagnosis
LBP dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level kelainan, kecuali pada sindroma
kauda ekuina atau adanya neuropati yang bersamaan.
- Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2
dan L3. Refleks tumit predominan dari S1.
- Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia yang
menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron ( UMN ).
- Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau LMN.
3. Pemeriksaan neurologik,
12 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
a. Pemeriksaan sensorik
b. Pemeriksaan motorik à dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot
c. Pemeriksaan tendon
d. Pemeriksaan yang sering dilakukan
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus ( tes Laseque, tes Bragard, tes Sicard )
- Tes untuk menaikkan tekanan intratekal ( tes Nafzigger, tes Valsava )
- Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
- Tes Distraksi dan Tes Kompresi
Tanda-tanda perangsangan meningeal :
- Tanda Laseque atau modifikasinya yang positif menunjukkan adanya ketegangan pada saraf
spinal khususnya L5 atau S1.
- Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu di
panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-lahan dan graduil dilakukan ekstensi lutut dan
gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis ( tes yang positif )
dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan
mengangkat tungkai dengan lutut dalam keadaan ekstensi ( stright leg rising ). Modifikasi-
modifikasi tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri
radikuler. Cara laseque yang menimbulkan nyeri pada tungkai kontra lateral merupakan tanda
kemungkinan herniasi diskus.3,8
- Tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan nyeri makin besar
kemungkinan kompresi radiks sebagai penyebabnya. Demikian juga dengan tanda laseque
kontralateral.
- Tanda Laseque adalah tanda pre-operatif yang terbaik untuk suatu HNP, yang terlihat pada
96,8% dari 2157 pasien yang secara operatif terbukti menderita HNP dan pada hernia yang
besar dan lengkap tanda ini malahan positif pada 96,8% pasien.
- Adanya tanda Laseque lebih menandakan adanya lesi pada L4-5 atau L5-S1 daripada herniasi
lain yang lebih tinggi ( L1-4 ), dimana tes ini hanya positif pada 73,3% penderita.7
- Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan dengan usia dan tidak begitu sering
dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan dengan yang muda ( <30 tahun ).
13 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
- Karena tanda Laseque tidak patognomonis untuk suatu HNP, maka bila tidak dijumpai pada
seseorang yang umurnya kurang dari 30 tahun dengan sangat mungkin akan menyingkirkan
diagnosis HNP.
- Tanda Laseque kontralateral ( contralateral Laseque sign) dilakukan dengan cara yang
sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang
positif pada tungkai kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya suatu HNP.
- Tanda Laseque terbalik ( femoral nerve stretch test / reverse Laseque sign ) : Tes ini dapat
menimbukan nyeri akibat ketegangan saraf yang mengalami iritasi ataupun kompresi,
terutama pada lumbal bagian tengah dan atas.3
Bila tes ini positif, maka dicurigai adanya ketegangan pada radiks L2, L3 atau L4 dan tes ini
dilakukan pada pasien yang terlungkup dengan jalan meng-ekstensikan paha dimana lutut
dalam keadaan fleksi dan bisa juga dilakukan dengan pasien tidur pada sisi yang sehat dan
meluruskan paha yang terkena dengan lutut dalam keadaan fleksi dan suatu tes yang positif
akan menghasilkan nyeri pada paha medial atau anterior.
- Tanda Neri ( Neri’s sign ) : bisa ditimbulkan bila pasien membungkuk ke depan dan
dikatakan positif bila akan terjadi fleksi lutut pada sisi yang terkena.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi ( EMG )
Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya, masih dalam
tahap iritasi atau tahap kompresi
b. Somato Sensoric Evoked Potential ( SSEP )
Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati
c. Myelogram
Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan
maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus. Juga digunakan untuk
membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer.
14 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
d. MRI tulang belakang
Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda equina. Alat ini sedikit
kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf. MRI
merupakan standar baku emas untuk HNP.
e. Pemeriksaan Radiologi
Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan
perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan pembentukan osteofit.
f. Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
15 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
g. Pemeriksaan Laboratorium klinik
h. Pemeriksaan lain, misalnya; biopsi, termografi, ‘zygapophyseal joint block‘ ( melakukan blok
langsung pada sendi yang nyeri atau pada saraf yang menuju ke sana ).
H. TERAPI
Pada prinsipnya penanganan LBP dapat mencakup :7,9
1. Medikamentosa
Pemberian obat anti inflamasi non steroid ( OAINS ) diperlukan untuk jangka waktu pendek
disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak dianjurkan
penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Pada tahap awal, apabila didapati
pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri, pemberian anti
depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis lainnya, kadang-kadang memerlukan
campuran antara obat analgesik, antiinflamasi, OAINS, dan penenang.
2. Penanganan operatif
Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih 4 minggu: nyeri berat/intractable/ menetap/
progresif.
16 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Defisit neurologik memburuk
Sindroma kauda ekuina. Stenosis kanal; setelah terapi konservatif tak berhasil.
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologi.
3. Rehabilitasi Medik
a. High frequency current ( HFC CFM)
Arus kontinu elektromagnetik ( CEM ) berfrekuensi 27 MHz dan panjang gelombang 11,06
m, dapat memberikan efek lokal antara lain :
- Mempercepat resolusi inflamasi kronik
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spasme
- Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous
b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh. Efek
mekanis traksi pada tulang belakang adalah :
- Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi
- Peregangan terhadap diskus intervertebralis
- Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus artikularis.
- Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh
c. Bugnet Exercises
Bugnet exercises ( terapi tahanan sikap ) adalah metode pengobatan berdasarkan kesanggupan
dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap badan melawan kekuatan dari luar.
Kemampuan mempertahankan sikap tubuh melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme
refleks sikap. Aktivitas motorik terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik
untuk bereaksi mempertahankan sikap tubuh. Tujuan terapi ini:
Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh
Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan
Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis sehingga tidak
mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
Mengurangi nyeri
17 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Double knee-to-chest stretchPelvic tilt exercise
Pelvic tilt exercise
Curl-up exercise
Lower trunk rotation stretchCurl-up exercise
18 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Alternate arm-leg extension exercise
Alternate leg extension
Trunk flexion stretchAlternate arm-leg extension exercise
Prone Lumbar ExtensionAlternate leg extension
19 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Hamstring stretch while standing
4. Pembedahan
Merupakan tindakan yang paling jarang di lakukan. Pada umumnya dilakukan bila nyeri
karena tonjolan discus ( hernia nucleus pulposus – HNP). Bila nyeri tidak teratasi dan
kelemahan tungkai beranjak memburuk, karena tekanan pada saraf.
Pencegahan7
20 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut dan
gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki yang
lain. Lakukanlah beberapa kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai. Kencangkanlah
perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks.
Ulangi beberapa kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai. Lakukan sit
up parsial, dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari
lantai. Lakukan beberapa kali.
Berhati-Hatilah Saat Mengangkat
1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.
2. Tekukan lutut, bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
4. Tekukkan lagi kaki saat menurunkan benda
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri
1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa lutut sejajar
dengan paha. Gunakan alat bantu ( seperti ganjalan/bantalan kaki ) jika memang diperlukan.
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama, letakkanlah salah satu kaki pada bantalan kaki secara
bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi secara periodic.
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik tidak teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk dikursi
Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat
1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu berhak rendah
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi sayur dan buah
untuk mencegah konstipasi.
3. Tidurlah di kasur yang nyaman.
21 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.
I. PROGNOSIS
Dengan operasi 90% perbaikan fungsi secara baik dalam 1 tahun. Perbaikan
motoris biasanya lebih cepat dari pada sensorik. Menurut Anderson, faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembuhan/prognosis adalah: diagnosis etiologi spesifik, usia lanjut, pernah
nyeri pinggang sebelumnya dan gangguan psikososial. Sebagian besar pasien sembuh secara
cepat dan tanpa gangguan fungsional. Rata-rata 60-70% sembuh dalam 6 minggu, 80-90% dalam
12 minggu. Penyembuhan setelah 12 minggu berjalan sangat lambat dan tak pasti. Diagnosis
sangat berkaitan dengan penyembuhan, penderita nyeri pinggang bawah dengan iskialgia
membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan tanpa iskialgia. Dari penelitian Weber, tahun
pertama terdapat perbaikan secara signifikan pada kelompok yang dioperasi dibanding tanpa
operasi, namun kedua kelompok baik dioperasi maupun tidak, pada observasi tahun ke 4-10
terlihat perbaikan yang ada tidak berbeda secara signifikan.
BAB III
22 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
KESIMPULAN
1. Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain” akibat
proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal
sebagai sakit pinggang.
2. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah
terutama pada saat aktifitas membungkuk ( sholat, mencangkul ). Penderita mayoritas
melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.
3. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering ( 90% )
mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya HNP lumbalis akan membaik
dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada
keadaan tertentu.
4. Terapinya meliputi medikamentosa dan rehabilitasi medik. Terapi medikamentosa seperti
obat AINS untuk pemberian jangka pendek. Sedangkan terapi rehabilitasi medik seperti
High frequency current ( HFC CFM ), Traksi Mekanik dan Bugnet Exercises.
5. Prognosisnya pada sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif.
DAFTAR PUSTAKA
23 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAR 2012
1. Anonim. Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ). In
http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/
2. Mansjoer, Arif, et all., 2007. In http ://www. inna-ppni.or.id/index.php?
name=News&file=article&sid=130
3. Nuarta B., 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, Jilid kedua,
cetakan keenam.Jakarta : Media Aesculapius.
4. Partono M. Mengenal Nyeri pinggang. In http://mukipartono.com/mengenalnyeripinggang-
hnp/
5. Purwanto ET.Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis. Jakarta: Perdossi
6. Putrialthafunnisa, 2010. Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus. In
http://putrialthafunnisa.wordpress.com/2010/07/04/rehabilitasi-medik-pada-penderita-hernia-
nukleus-pulposus/
7. Sidharta Priguna, 2004. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah. In
:http://www.kalbe.co.id
8. Sidharta Priguna, 1999. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima. Jakarta: PT Dian
Rakyat.
9. Sidharta Priguna, 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : PT
Dian Rakyat.
24 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit SarafRSUD Dr. RM Djoelham Binjai