Global Polio Overview & Kebijakan Nasional.pptx
-
Upload
erwin-aritama-ismail -
Category
Documents
-
view
26 -
download
5
Transcript of Global Polio Overview & Kebijakan Nasional.pptx
Eradikasi Polio GlobalMelengkapi Polio Endgame
& Kebijakan Nasional
Subdit Imunisasi
DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS RUMAH SAKIT/KLINIK
Batam, 21 Oktober 2015
OUTLINE
1. Gambaran eradikasi virus Polio Liar
2. Strategi Endgame Polio Global
3. Rencana Endgame Polio Global
4. Informasi tambahan
ERADIKASI VIRUS POLIO LIAR, 1988-2012
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
0
100
200
300
400
Polio
case
s (th
ousa
nds)
Kasus Polio tipe 2 di dunia
Kasus Polio terakhir di India
2012
STRATEGI ENDGAME POLIO
• Keberhasilan di India membuktikan kemungkinan eradikasi polio secara strategis dan ilmiah
• Eradikasi virus Polio tipe 2 menarik perhatian terkait dengan isu melanjutkan penggunaan tOPV
RENCANA ENDGAME, 2013-18
• Deteksi dan interupsi virus Polio
• Penarikan OPV, introduksi IPV, penguatan imunisasi rutin
• Pengamanan & sertifikasi global
• Perencanaan legacy
POLIO TIPE 1
POLIO TIPE 2
POLIO TIPE 3 Tdk ditemukan sejak
Nov 2012
KASUS POLIO VIRUS TIPE 1, 2014
Tidak ada kasus polio liar yang terlaporkan di Afrika atau Timur Tengah sejak 11 Agustus, 2014
Endemic countriesInfected countries
306
359
Israel = Env. positive isolates ( 2014, N=14 , last 30 Mar 2014)Gaza = Env. positve isolates (2014, N=1, Jan )
KASUS POLIO LIAR TIPE 1, 2012-15*
Afghanistan Nigeria Pakistan0
50
100
150
200
250
300
350
37
10355
1453
93
286
3062012 2013 20142015
Case
s
66666664
120
Tidak ada kasus polio liar yang terlaporkan di
Nigeria sejak 24 Juli 2014
6
*Data per 18 August 2015 :
RENCANA ENDGAME POLIO, 2013-18
• Deteksi dan interupsi virus Polio
• Penarikan OPV, introduksi IPV, penguatan imunisasi rutin
• Pengamanan & sertifikasi global
• Perencanaan legacy
TIPE VIRUS POLIO
VAKSIN ORAL POLIO (OPV) UNTUK KEGIATAN RUTIN DAN IMUNISASI TAMBAHAN SECARA GLOBAL
TIPE 2 KOMPONENT DARI TOPV HARUS DIHENTIKAN KARENA MENYEBABKAN > 90% DARI CIRCULATING VACCINE DERIVED POLIOVIRUS (CVDPV) PADA BEBERAPA TAHUN TERAKHIR INI
*as of 31 December 2014)
CVDPV CASES1, PREVIOUS 6 MONTHS2
RENCANA ENDGAME MENYERUKAN UNTUK MENGHENTIKAN PENGGUNAAN OPV SECARA GLOBAL TAHUN 2018-2019
Dunia harus berhenti menggunakan OPV untuk mencapai bebas polio …tetapi yang pertama dilakukan >>>
PENARIKAN VAKSIN POLIO ORAL
• Sinkronisasi global, penarikan strain OPV secara bertahap, dimulai dengan OPV tipe 2
• Penarikan OPV tipe 2 berarti bahwa tOPV (P1+P2+P3) harus digantikan dengan bOPV (P1+P3)
• Penarikan OPV tipe 2 akan mengurangi resiko munculnya cVDPV tipe 2 dan juga mengurangi resiko kasus VAPP terkait OPV tipe 2
ALASAN PENGGANTIAN DARI TOPV KE BOPV TAHUN 2016RESIKO PENGGUNAAN OPV2 LEBIH TINGGI DARI PADA MANFAATNYA
• Oleh karena itu, perlu menarik OPV2, namun perlu mempertahankan imunitas populasi terhadap tipe 2 dengan pemberian minimal satu dosis IPV sebelum penghentian penggunaan OPV2 ( 6 bulan sebelumnya)
• Virus polio liar tipe 2 telah tereradikasi sejak 1999 (kasus terakhir terdeteksi di Aligarh, India)
• Diagnostik baru dan pengalaman menunjukkan bahwa polio tipe 2 menyebabkan VDPV
• > 90 % cVDPV tipe 2 dan menyebabkan kira-kira 40% dari VAPP
ALASAN OPV TETAP DIGUNAKAN SAMPAI ERADIKASI POLIO & SERTIFIKASI GLOBAL
FASE PENGHENTIAN OPV CONTAINMEN SECARA GLOBAL
* Ini akan bisa dicapai jika Pakistan dan Afganistan bisa mencapai bebas polio sesuai target
ALASAN MEMPERTAHANKAN KOMPONEN OPV TIPE2 1 & TIPE 3 (BOPV) SAMPAI SERTIFIKASI POLIO GLOBAL
• Tipe 1 penyebab semua kasus polio liar saat ini • Kasus VDPV tipe 1 sangat kecil• Kasus VAPP pada individu dengan imunocompetent sangat kecil
• Tipe 3 terakhir ditemukan bulan November, 2012 • Kasus VDPV tipe 3 sangat kecil• Umumnya kasus VAPP (60%) pada individu dengan
immunocompetent karena tipe 3• Tidak ditemukannya sejak bulan November 2012 merupakan suatu
kemajuan, namun waktunya belum cukup ppanjang untuk memperkirakan eradikasi — terkait dengan adanya potensi silent transmission, Syarat sertifikasi untuk Eradikasi paling tidak 3 tahun tanpa ditemukannya virus.
• Mengingat supply & lisensi mOPV1
SAGE 11/2012: KEPUTUSAN UNTUK MEREKOMENDASIKAN PALING TIDAK 1 DOSIS OF IPV KE DALAM JADWAL IMUNISASI RUTIN(MITIGASI RESIKO)
WHO POSITION PAPER, JANUARY 2014
KEBIJAKAN NASIONALStrategi Eradikasi Polio Endgame
TIMELINE STRATEGI ERADIKASI POLIO DI INDONESIA
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, target: anak usia 0-59 bulan
Penggantian tOPV Menjadi bOPV
Penghentian penggunaan seluruh OPV setelah semua kasus polio liar sudah dieradikasi
8-15 Maret 2016
4 April 2016
2020
Juli 2016
Introduksi IPV
Penguatan Imunisasi Polio rutin dg cakupan >95%
PRIORITAS VAKSIN BARU
Plan 2015 2016 2017 2018 2019Switching tOPV to bOPV
April
IPV JulliMR Kampanye
fase IKampanye fase 2 & 3
JE JE Surveillance8 sentinels
Kampanye JEDi daerah beresiko tinggi
Pneumo Pilot project di Lombok dengan PCV13
Pilot project di 3 provinsi
Pneumo whole cellClinical Trial (BF)
Rotavirus Clinical Trial: Rota Virus 3 (RV3) (BF, Melbourne Uni, UGM) di Jogyakarta
dan KlatenPilot project
LATAR BELAKANG (1)
Sidang World Health Assembly (2012) pencapaian eradikasi polio merupakan kedaruratan kesehatan masyarakat global
Dokumen Rencana Strategis 2013-2018 dan Inisiatif
Pencapaian Eradikasi Polio Global dibutuhkan komitmen global dimana setiap negara perlu melaksanakan tahapan-tahapan :
1. Pemberian imunisasi tambahan polio (tOPV) Nasional PIN2. Penggantian dari trivalent oral polio vaccine (tOPV) ke bivalent oral
polio vaccine (bOPV)3. Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV)4. Penarikan seluruh vaksin polio oral (OPV)
LATAR BELAKANG (2)
Desk review (2014) masih banyak ditemukan daerah-daerah kantong yang tersebar pada hampir seluruh provinsi, diperlukan upaya mitigasi melalui kegiatan pemberian imunisasi tambahan polio massal (PIN Polio)
Penarikan seluruh OPV meminimalisasi risiko munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin. Fase pertama dari penarikan OPV adalah penggantian dari trivalent oral polio vaccine (tOPV) ke bivalent oral polio vaccine (bOPV)
Untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat terlindungi dari virus polio tipe 2 setelah penarikan tOPV, dilakukan introduksi minimal 1 dosis Inactivated Polio Vaccine (IPV) ke dalam program imunisasi rutin
CAKUPAN IMUNISASI POLIO 12013
2014
CAKUPAN IMUNISASI POLIO 22013
2014
CAKUPAN IMUNISASI POLIO 32013
2014
CAKUPAN IMUNISASI POLIO 42013
2014
1. PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
Mengurangi risiko penularan terhadap importasi virus polio tipe 2 dan CVDPV type 2
Memastikan tingkat imunitas terhadap polio khususnya P2 di populasi (herd immunity) cukup tinggi dengan cakupan ≥ 95%
Memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin
WAKTU, SASARAN DAN LOKASI PIN POLIO 2016
Waktu : 8-15 Maret 2016 Sasaran : anak usia 0 s.d 59 bulan, termasuk
pendatang Lokasi : di seluruh wilayah Indonesia, kecuali
di DI Yogyakarta, karena DIY tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes
Pemberian imunisasi polio dilaksanakan di Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, dan Rumah Sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.
ANAK YANG TIDAK DATANG DAN BELUM MENDAPATKAN IMUNISASI PASA SAAT HARI “H” HARUS DIKUNJUNGI (SWEEPING) DAN DIBERIKAN IMUNISASI POLIO DALAM KURUN WAKTU MAKSIMAL 3 HARI
CAKUPAN SETINGGI MUNGKIN
TARGET: ≥ 95%
2. PENGGANTIAN TOPV MENJADI BOPV
04/28/2023
34
tOPV bOPVwithdraw
type 2
(Types 1,2,3) (Types 1 & 3)
PENGGANTIAN TOPV MENJADI BOPV Dilaksanakan secara bersamaan di 156
negara pengguna OPV pada bulan April 2016 Dilaksanakan dalam program imunisasi rutin
dan kegiatan imunisasi tambahan (SIAs) Produsen vaksin tidak akan mensuplai vaksin tOPV
sesudah hari penggantian Kenapa dilaksanakan pada bulan April 2016?
Karena secara epidemiologi pada bulan April transmisi virus polio rendah di negara endemis polio atau negara yang baru saja terjadi kasus polio
Apakah suatu negara dapat melakukan penggantian sebelum bulan April 2016? Tidak, penggantian tOPV menjadi bOPV tidak direkomendasikan
sebelum bulan April 201635
PRINSIP PELAKSANAAN PENGGANTIAN TOPV MENJADI BOPV
Introduksi bOPV pada bulan April 2016 Menarik tOPV dari semua titik
penyimpanan dan pelayanan imunisasi sesudah tanggal 4 April 2016
Meminimalisir pemusnahan vaksin tOPV Memastikan semua anak diimunisasi (hindari
kekosongan vaksin tOPV sebelum hari penggantian dan kekosongan bOPV sesudah hari penggantian)
Memvalidasi bahwa tidak ditemukan lagi vaksin tOPV di seluruh Indonesia (tidak tersedia di fasilitas penyimpanan dan pelayanan) 36
PEDOMAN PENGADAAN, PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI VAKSIN TOPV
Mereview semua permintaan kebutuhan dan jadwal pengiriman tOPV Inventarisasi stok tOPV bulan Agustus dan Desember 2015
Memastikan bahwa permintaan kebutuhan vaksin tOPV cukup untuk memenuhi kebutuhan imunisasi rutin sampai 3 April 2016 Mengacu pada hasil inventarisasi stok vaksin tOPV 2015
Rencana untuk menghabiskan sebagian besar buffer stock vaksin tOPV sebelum April 2016 di semua tingkat penyimpanan dan pelayanan, dengan menyisakan vaksin yang cukup sesuai kebutuhan sampai tanggal 3 April 2016 37
ALASAN PENARIKAN TRIVALENT OPV
Sejak 1999, type 2 wild poliovirus telah dieradikasi (sertifikasi tahun 2015)
Komponen type 2 tOPV: Menyebabkan >97% VDPVs Menyebabkan sekitar 40% kasus vaccine-associated
paralytic polio (VAPP) Mengganggu respon imun terhadap types 1 and types 3
38
Sekarang, risiko komponen Type 2 tOPV lebih besar daripada
manfaatnya
3. INTRODUKSI IPV NASIONAL
• Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan Juli 2016
• Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada usia 4 bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib dan OPV
• Vaksin IPV kemasan 5 dosis per vial• Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin OPV,
namun menambah
PERAN IPV
• Mengurangi resiko terkait penarikan OPV tipe 2 :
• Mencegah polio bila terpapar dengan VDPV2 atau WPV2
• Mengurangi transmisi reintroduksi tipe 2• Meningkatkan respon mOPV2 sewaktu KLB
• Meningkatkan imunitas melawan polio tipe 1 & 3
PENGGUNAAN IPV: REKOMENDASI SAGE
IPV TIDAK MENGGANTIKAN DOSIS OPV
ALASAN PEMBERIAN DOSIS IPV PADA MINGGU KE-14
Estaviriz, et al, Curr Opin Virol 2013Resik et al J Infect Disease 2010
http://www.who.int/immunization/diseases/poliomyelitis/inactivated_polio_vaccine/library/en/index2.html
PEMBERIAN IPV PADA USIA 2 BLN VS 4 BLN
Baseline (IPV dosis 4-bulan):Serokonversi 63%, 98% priming; serokonversi dan priming 99%
Pemberian lebih dini ( kehilangan potensial):Serokonversi menurun (32-39% vs 63%)Penelitian 2-dosis IPV juga menunjukkan bahwa priming lebih rendah pada pemberian IPV dini (serokonversi <90%)
NEGARA PENGGUNA VAKSIN IPV DAN NEGARA DENGAN RENCANA UNTUK INTRODUKSI IPV
Introduced * to date Formal commitment to introduce in 2015 Intend to introduce in 2015 Formal commitment to introduce in 2016Not Available / Not introduced / No Plans
Not applicable
Since January 2013, the following countries have introduced IPV: Kazakhstan & Peru (July 2013); Libya (March 2014); Albania (May 2014); Panama (July 2014); Nepal & Tunisia (September 2014); Philippines (October 2014); China (December 2014); Comoros, Senegal & Serbia (January 2015); Colombia & Nigeria (February 2015); Bangladesh & Maldives (March 2015); DR Congo, DPR Korea & The Gambia (April 2015); Madagascar (May 2015); Cote d'Ivoire, Kiribati, St Vincent and the Grenadines & Sudan (June 2015); Bhutan, Pakistan & Sri Lanka (July 2015) *Includes introductions in some parts of the country
onlyData source: WHO/IVB Database, as of 06 July 2015
Map production Immunization Vaccines and Biologicals (IVB),
World Health Organization
INFORMASI LEBIH LANJUT DI WEBSITE WHO
HTTP://WWW.WHO.INT/IMMUNIZATION/DISEASES/POLIOMYELITIS/ENDGAME_OBJECTIVE2/ORAL_POLIO_VACCINE/EN/
147 NEGARA DAN REGIONAL HARUS MELAKUKAN KOORDINASI PENGGANTIAN TOPV KE BOPV PADA BULAN APRIL 2016
Uttar Pradesh merupakan provinsi pertama di dunia secara resmi melakukan perencanaan untuk menghentikan penggunaan OPV secara global. Lintas program dan sektor terlibat aktif dalam kegiatan tersebut dan merencanakan kegiatan sesuai role nya masing masing
TERIMA KASIH