Gastritis

34
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRITIS Kelas 2A DIII Keperawatan Kelompok 2 : Ayu Fatihatun Nikmah (131502004) Dimas Satriyo Widodo (131502011) Febriyanti (1315020) Krisna Noviana (1315020) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PEMKAB JOMBANG

Transcript of Gastritis

Page 1: Gastritis

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN GASTRITIS

Kelas 2A

DIII Keperawatan

Kelompok 2 :

Ayu Fatihatun Nikmah (131502004)

Dimas Satriyo Widodo (131502011)

Febriyanti (1315020)

Krisna Noviana (1315020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES PEMKAB JOMBANG

Jalan dr. Sutomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214 Jombang

TAHUN AJARAN 2014 – 2015

Page 2: Gastritis

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa dan

hanya karena rahmatnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah

Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien

Dengan Gastritis. Materi yang kami jabarkan ini adalah hasil diskusi yang

dilakukan oleh kelompok kami melalui buku pelajaran, internet, dan media

lainnya. Rangkuman ini berisi materi pembelajaran, kegiatan, dan tugas yang

bertujuan agar mahasiswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan

sehingga turut berperan aktif dalam proses belajar mengajar serta mampu

memecahkan masalah.

Kami mengucapkan terimaksih kepada dosen pembimbing mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah 1 Ibu Monika Sawitri S.Kep.Ns yang telah

membantu kami dalam proses pemahaman materi makalah ini dan juga teman-

teman semua yang berperan serta dalam proses belajar kami.

Harapan kami dengan selesainya makalah ini semoga menjadikan kami

lebih mengerti dan memahami materi yang telah kami susun. Tidak lupa kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan

peningkatan materi ini.

Jombang, 27 Oktober 2014

Penyusun.

Page 3: Gastritis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................

1.3 Tujuan................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Gastritis............................................................................

2.2 Etiologi Gastritis................................................................................

2.3 Tanda dan Gejala Gastritis.................................................................

2.4 Klasifikasi Gastritis............................................................................

2.5 Patofisiologi Gastritis.........................................................................

2.6 Penatalaksanaan Gastritis...................................................................

2.7 Komplikasi gastritis...........................................................................

2.8 Pengkajian Gastritis...........................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Analisa Data.......................................................................................

3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................

3.5 Intervensi Keperawatan......................................................................

3.7 Evaluasi..............................................................................................

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................

3.2 Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya

diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan

mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola

makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)

sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan

malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol

berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)

dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis

bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi

dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter

pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.

Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan

penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia

terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah

sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi

Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)

tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah

terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004).

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman

pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas

sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit

seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih

buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula

disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

Page 5: Gastritis

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan

akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan

tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).

Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan

gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang

mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari gastritis?

2.Apakah faktor penyebab dari gastritis?

3. Bagaimana tanda dan gejala dari gastritis?

4. Bagaimana klasifikasi dari gastritis?

5.Bagaimana proses terjadinya gastritis?

6.Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit gastritis?

7. Apa saja komplikasi dari gastritis?

8.Bagaimama pengkajian pada pasien gastritis?

9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gastritis?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian gastritis

2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan gastritis

3.Menjelaskan tanda dan gejala dari gastritis

4.Mengidentifikasi klasifikasi dari gastritis

5. Menguraikan proses terjadinya gastritis melalui patofisiologi

6.Menjelaskan tentang cara pencegahan dan pengobatan gastritis

7.Menjelaskan komplikasi dari gastritis

8.Menjelaskan pengkajian pada pasien gastritis

9. Menjelaskan mengenai asuhan keperawatan pada asien gastritis

Page 6: Gastritis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastritis

Gastritis adalah proses inflamasi atau radang pada mukosa lambung yang

berkembang bila mekanisme protektif dipenuhi oleh bakteri atau bahan iritan lain.

2.2 Etiologi Gastritis

1. Obat-obatan seperti OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid), contojnya

indometasin, ibu profen, endometason dan Asam Salisilat.

2. Minuman beralkohol seperti whisky

3.Infeksi bakteri seperti Helicobacter Pylori

4. Infeksi virus oleh sitomegalo virus

5. Infeksi jamur seperti candidiasi, Hitoplasmosis

6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal

nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat dan refluks asam lambung

7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan yang berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alcohol

8. Garam empedu terjadi pada kondisi refluks garam empedu

9. Iskemia berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung

10. Trauma langsung lambung berhubungan dengan keseimbangan antara agresi

dan mekasnisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa

11. Kondisi imunologi (autoimun) biasanya terjadi pada gastritis kronis

12. Injuri radiasi pada lambung.

Page 7: Gastritis

2.3 Tanda dan Gejala Gastritis

Mual dan muntah

Anoreksia

Nyeri epigastrium pada perut kiri atas

Kembung (Meteorismus)

Tidak toleran terhadap makanan dan minuman yang bersifat iritan

Terasa penuh pada bagian atas stelah makan

2.4 Klasifikasi Gastritis

Gastritis Akut : Timbul secara mendadak, tidak lebih dari 6 bulan. Pada

gastritis akut lebih banyak disebabkan karena Obat-obatan analgetik, anti

inflamasi terutama aspirin. Bahan kimia seperti alkohol, lisol, kafein, steroid,

digitalis. Selain itu disebabkan pula karena pola hidup seperti faktor makanan

dan minuman, ketidakteraturan makan dan stress.

Gastritis Kronis : Bersifat menahun, biasanya terjadi pada kurun waktu lebih

dari 6 bulan. Penyebab dan patogenesis pada umumnya disebabkan oleh

infeksi bakteri.

Page 8: Gastritis

2.5 Patofisiologi Gastritis

2.6 Penatalaksanaan Gastritis

PENCEGAHAN GASTRITIS

Dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya

gastritis, antara lain :

Membiasakan makan tepat waktu. Karena penyakit gastritis sering kali

timbul ketika pola makan kita tidak teratur.

Menghindari minuman beralkohol dan merokok.

Page 9: Gastritis

Jangan terlalu sering makan makan yang sulit dicerna seperti mentega,

daging.

Menghindari makanan dan minuman yang bersifat iritan

Menghindari trauma langsung lambung, berhubungan dengan dengan

keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga

integritas mukosa yang dapat menimbulkan respon peradangan pada

mukosa lambung.

Mengendalikan stress

Olah raga secara teratur

PENGOBATAN GASTRITIS

1. Terapi cairan, hal ini dapat diberikan pada fase akut untuk hidrasi pasca

muntah yang berlebihan.

2. Terapi obat. Prinsip pemberian terapi adalah sebagai berikut:

Tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan kecuali pada infeksi

H.Pylori(Santacroce, 2008).

Pemberian terapi sesuai dengan faktor penyebab yang diketahui, seperti

pada tuberkulosis maka akan mendapatkan OAT (Obat Anti

Tuberkulosa) yang disesuaikan dengan protokol pemberian dari Depkes

RI.

Pemberian obat farmakologis disesuaikan dengan kondisi dan toleransi

pasien. Obat-obat farmakologis antara lain:

Antasida, digunakan untuk profilaksis secara umum. Antasida yang

mengandung aluminium dan magnesium yang dapat membantu

penurunan keluhan gastritis dengan menetralkan asam lambung.

Penghambat H2, penghambat reseptor histamin. Histamin dipercaya

mempunyai peran penting dalam sekresi asam lambung. Penghambat H2

secara efektif akan menekan pengeluaran asam lambung dan stimulasi

pengeluaran asam oleh makanan dari sistem saraf. Beberapa obat dari

agen ini meliputi Cimetidin, Ranitidin, Pamotidin, Nizatidin. Cimetin

sangat efektif bila diberikan melalui intravena, sedangkan Ranitidin lebih

Page 10: Gastritis

efektif bila digunakan per oral pada saat perut kosong dan efek

menurunkan sekresi produksi asam, mempercepat pengkosongan

lambung dan menyeimbangkan konsentrasi hidrogen.

Penghambat pompa proton, agen ini menghambat pompa proton

seperti enzim, H+, K+, dan ATP-ase, yang berlokasi dalam sekretori

membran apikal dari sel-sel sekresi asam lambung (sel pariental). Agen

ini mempunyai kemampuan menghambat produksi asam dengan durasi

panjang. Jenis obat agen ini di antaranya adalah Omeprazole (Kee, 1996).

Antibiotik, agen ini digunakan pada gastritis dengan infeksi bakteri

seperti H.Pylori. beberapa agen antibiotik yang dianjurkan adalah

Amoksilin oral, Tetrasiklin oral, atau Metronidazol oral.

2.7 Komplikasi Gastritis

1. Pendarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis

terkadang pendarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian.

2. Ulkus pada lambung jika prosesnya hebat.

3. Gangguan cairan dan elektrolit jika pada kondisi muntah hebat.

4. Anemia pernisiosa disebabkan gangguan penyerapan vitamin B12

5. Keganasan lambung jika sel-sel mukosa lambung mengalami kerusakan.

2.8 Pengkajian Gastritis

Pada anamesis biasanya didapatkan keluhan abdomen yang tidak jelas

seperti mual dan muntah atau anoreksia sehingga menyebabkan pemenuhan

nutrisi harian pasien berkurang. Pada beberapa pasien didapatkan keluhan yang

lebih berat seperti nyeri epigastrium , muntah, pendarahan dan hematemesis yang

menimbulkan manifestasi kecemasan secara individu.

Perawat perlu mengkaji faktor predisposisi dan penyebab , seperti

kebiasaan mengonsumsi makanan berbumbu , serta minuman yang mengandung

kafein dan alcohol. Makan dan minuman yang dikonsumsi 24 jam terakhir harus

didokumentasikan, khususnya pada pasien yang meminum aspirin dan alcohol.

Page 11: Gastritis

Riwayat penggunaan obat obatan sebelumnya, khususnya pada paien yang

menderita peradangan sendi yang menggunakan OAINS dan pasca intervensi

kemoterapi,. Riwayat menurunan imunitas seperti kanker, luka bakar , sepsis,

trauma, pembedahan, gagal nafas , gagal ginjal, dan kerusakan susunan saraf pusat

yang dapat menyebabkan gastritis akut.

Pengkajian riwayat sanitasi lingkungan penggunaan air minum dan cara

pengolahan makanan perlu ditanyakan untuk mengkaji kemungkinan infeksi

Helicobacter Pylori. Biasanya pada pemeriksaan fisik didapatkan keluhan nyeri

tekan dan ketuk pada abdomen kiri atas.

Pengkajian diagnostic perlu dilakukan apabila keluhanya memanjang dan

resisten terhadap pengibatan medis. Diagnoksis gastritis akut erosif ditegakkan

dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi

biopsy mukosa lambung. Pada pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multiple

yang sebagian tampak berdarah dan letaknya tersebar terkadang juga dapat

dijumpai erosi yang mengelompok pada suatu daerah. Mukosa umumnya tampak

merah dan edema. Kadang dijumpai daerah erosi yang ditemukan pada mukosa

yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai lesi yang terdiri atas

semua tingkatan perjalanan penyakitnya, akibatnya pada saat itu terdapat erosi

yang masih barubersama – sama dengan lesi yang sudah mengalami

penyembuhan. Pada pemeriksaan hispatologi , kerusakan mukosa karena erosi

tidak pernah melewati mukosa mukularis. Ciri khas gastritis erosif adalah sembuh

sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu

pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan seawal mungkin.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Page 12: Gastritis

KASUS

Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak nafsu makan

dan muntah. Kondisi pasien tampak lemah, tidak toleran terhadap makanan

(coklat dan pedas), membrane mukosa kering. Diperlukan analisis cairan untuk

memperjelas diagnosa.

3.1 Analisa Data

Data Masalah Etiologi

DS : Pasien mengeluh nyeri ulu

hatinya

DO : Kondisi pasien tampak

lemah

Nyeri akut Agen cedera biologis

(iritasi mukosa

lambung)

DS : Pasien mengatakan tidak

nafsu makan dan muntah

Tidak toleran terhadap makanan

(coklat dan pedas)

DO : Membran mukosa kering

Ketidakseimbangan

nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh

Ketidakampuan untuk

mencerna makanan.

Resiko kekurangan

volume cairan

Kehilangan volume

cairan aktif

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (iritasi mukosa lambung)

yang ditandai dengan :

DS : Pasien mengeluh nyeri ulu hatinya

DO : Kondisi pasien tampak lemah

Tanda dan Gejala lain yang dapat dicantumkan dalam diagnosa nyeri sesuai

buku NANDA :

Page 13: Gastritis

-Perubahan selera makan

-Sikap melindungi area nyeri

-Gangguan tidur

-Melaporkan nyeri secara verbal

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan yang ditandai dengan :

DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan muntah

Tidak toleran terhadap makanan (coklat dan pedas)

DO : Membran mukosa kering

Tanda dan Gejala lain yang dapat dicantumkan dalam diagnosa nyeri sesuai

buku NANDA :

-Nyeri abdomen

-Kurang minat pada makanan

-Cepat kenyang setelah makan

3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif

Page 14: Gastritis

2.11 Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

DIAGNOSA TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL

Nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera

biologis (iritasi mukosa

lambung) yang ditandai

dengan :

DS : Pasien mengeluh

nyeri ulu hatinya

DO : Kondisi pasien

tampak lemah

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan perawatan

selama 2x24 jam masalah

nyeri akut akan

berkurang.

KH :

Pasien tampak rileks

Nyeri ulu hati dapat

berkurang

Bina hubungan saling percaya antara

pasien, keluarga pasien dengan

petugas

Jelaskan dan bantu pasien dengan

tindakan pereda nyeri

nonfarmakologi dan non-invasif.

Istirahatkan pasien saat nyeri muncul

Ajarkan teknik relaksasi dalam saat

nyeri muncul

Menumbuhkan rasa saling percaya

antara pasien , keluarga pasien

dengan petugas

Pendekatan dengan menggunakan

relaksasi dan nonfarmakologi

lainnya telah menunjukkan

keefektifan dalam mengurangi

nyeri

Istirahat secara fisiologi akan

menurunkan kebutuhan oksigen

yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme basal

Meningkatkan intake oksigen

sehingga akan menurunkan nyeri

Page 15: Gastritis

Menejemen lingkungan : lingkungan

tenang, batasi pengunjung , dan

istirahatkan pasien.

Tindakan Kolaborasi :

Pemakaian penghambat H2 ( Seperti

Cimetidin atau Ranitidin )

sekunder dan iskemia intestinal

Lingkungan tenang akan

menurunkan stimulus nyeri

eksternal. Pembatasan pengunjung

membantu meningkatkan kondisi

oksigen ruangan yang akan

berkurang apabila banyak

pengunjung yang ada di ruangan .

istirahat akan menurunkan

kebutuhan oksigen jaringan

perifer.

Tindakan Kolaborasi :

Cimetidin menghambat Histamin

H2 menurunkan asam lambung,

meningkatkan pH lambung dan

menurunkan iritasi pada mukosa

lambung. Hal ini penting untuk

penyembuhan dan pencegahan lesi.

Page 16: Gastritis

Antasida Antasida untuk mempertahankan

pH lambung pada tingkan 4,5

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan pencernaan nutrisi.

DIAGNOSA TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan

dengan ketidakmampuan

untuk mencerna makanan

yang ditandai dengan :

DS : Pasien mengatakan

tidak nafsu makan dan

muntah

Tidak toleran terhadap

makanan (coklat dan

pedas)

DO : Membran mukosa

Tujuan :

Setelah dilakukan

perawatan selama 2x24

jam masalah

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan dapat teratasi.

KH :

Pasien mulai nafsu

makan

Membran mukosa

lembab

Kaji pengetahuan pasien tentang

intake nutrisi.

Dengan mengetahui tingkat pengetahuan

pasien. Perawat dapat lebih terarah

dalam memberikan pendidikan kesehatan

yang sesuai dengan pengetahuan pasien

secara efektif dan efisien.

Fasilitasi pasien memperoleh diet

sesuai indikasi dan anjurkan

menghindari paparan dari agen

iritan.

Konsumsi minuman yang mengandung

kafein perlu dihindari karena kafein

adalah stimulant sistem saraf pusat yang

dapat meningkatkan aktivitas lambung

serta sekresi pepsin. Konsumsi alkohol

harus dihindari, demikian juga dengan

rokok karena nikotin akan mengurangi

sekresi bikarbonat pankreas sehingga

Page 17: Gastritis

kering akan menghambat netralisasi asam

lambung dalam duodenum. Nikotin juga

meningkatkan stimulasi parasimpatis

yang meningkatkan aktivitas otot dalam

usus dan dapat menimbulkan mual dan

muntah.

Berikan nutrisi parenteral Nutrisi secara intravena dapat membantu

memenuhi kebutuhan nutrisi yang

diperlukan oleh pasien untuk

mempertahankan kebutuhan nutrisi

harian

3. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan dari muntah yang berlebihan

Page 18: Gastritis

DIAGNOSA TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL

Resiko kekurangan

volume cairan

berhubungan dengan

kehilangan volume

cairan aktif

Setelah dilakukan

perawatan selama 1x24

jam resiko kekurangan

volume cairan tidak

terjadi.

Monitor status cairan (turgor

kulit,membran mukosa dan

urine output)

Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari

keadaan status cairan. Penurunan volume

cairanmengakibatkan menurunnya produksi urine.

Produksi urine < 600 ml/hari merupakan tanda-

tanda terjadinya syok hipovolemik.

Kaji sumber kehilangan cairan Kehilangan cairan dari muntah dapat disertai

dengan keluarnya natrium melalui oral yang juga

akan meningkatkan resiko gangguan elektrolit.

Pengukuran tekanan darah Hipotensi dapat terjadi pada kondisi hipovolemia.

Hal tersebut menunjukkan manifestasi terlibatnya

system kardiovaskular untuk melakukan

kompensasi mempertahankan tekanan darah.

Tindakan kolaborasi :

Pertahankan pemberian cairan

secara intavena

Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan

cepst dan memudahkan perawat dalam

melakukan kontrol intake dan output cairan.

2.12 Implementasi Keperawatan

Page 19: Gastritis

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

Tgl/jam Implementasi Respon Klien TTD

27/10/ 2014

08.00 WIB

Membina hubungan saling percaya dengan keluarga dan

pasien

Pasien kooperatif dengan perawat

Melakukan teknik relaksasi dan distraksi kepada pasien Pasien bersedia melakukan teknik tersebut

dengan instruksi perawat

Menasehati pasien untuk istirahat yang cukup Pasien bersedia menerima instruksi perawat

Mengkondisikan lingkungan yang tenang Keluarga bersedia untuk membatasi jam besuk

Memberikan obat Ranitidin dan Antasida Pasien kooperatif meminum obat sesuai yang

diresepkan dokter

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan pencernaan nutrisi.

Tgl/jam Implementasi Respon Klien TTD

27/10/ 2014

08.00 WIB

Memberikan health education tentang nutrisi yang

dibutuhkan tubuh

Pasien memahami informasi yang diberikan

perawat

Menanyakan pasien tentang kebiasaan makanan dan

minuman yang dikonsumsi yang dapat mengganggu nutrisi

tubuh

Pasien menjadi lebih mengerti dari sebelumnya

Page 20: Gastritis

Memberikan nutrisi melalui cairan IV Pasien terpasang infuse dan mendapatkan

cairan nutrisi

3. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan dari muntah yang berlebihan

Tgl/jam Implementasi Respon Klien TTD

27/10/ 2014

08.00 WIB

Memonitor status cairan (turgor kulit,membran mukosa dan

urine output)

Pasien kooperatif saat dilakukan pemeriksaan

Mengkaji sumber kehilangan cairan (muntah,diare) Pasien mengalami perbaikan

Memberikan nutrisi melalui cairan IV Pasien mendapatkan penggantian cairan

melalui infus

Mengukur tekanan darah Pasien bersikap kooperatif

Page 21: Gastritis

2.12 Evaluasi

1.Nyeri epigastrium berkurang

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi

3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tidak terjadi

Page 22: Gastritis

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gastritis adalah proses inflamasi atau radang pada mukosa lambung yang

berkembang bila mekanisme protektif dipenuhi oleh bakteri atau bahan iritan

lain.

Penyebab dari gastritis antara lain bisa karena faktor makanan dan minuman

yang bersifat iritan, infeksi bakteri, virus, maupun jamur, stress fisik maupun

psikis dan bisa juga karena obat-obatan jenis OAINS.

Berdasarkan jangka waktunya gastritis dibedakan menjadi dua, gastritis akut

dan gastritis kronis.

Penangananan gastritis disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Jika gastritis

disebabkan karena pola hidup seperti makanan, minuman, dan stress maka

sebaiknya kita gunakan cara nonfarmakologis untuk mengatasinya dengan cara

memperbaiki pola hidup kita, sedangkan Gastritis yang disebabkan infeksi

bakteri, kita bisa menggunakan cara farmakologi dengan terapi antibiotika, dll.

Pemeriksaan gastritis yaitu menggunakan histopatologi biopsy, endoscopy, dan

pemeriksaan darah.

Makanan yang bersifat basa tidak bisa menyebabkan gastritis, karena hanya

dalam kondisi yang terlalu asam mukosa lambung akan teriritasi.

4.2 Saran

Disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

penyakit gastritis beserta Asuhan Keperawatan pasien dengan gastritis bagi para

pembaca pada umumnya dan para mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan.

Page 23: Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muttaqin, Kurnia Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba medika.

Herdman,T.Heather.2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014.Jakarta:EGC