Fatimah AzZahra

7
Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011 FATIMAH AZ-ZAHRA Fatimah adalah putri yang paling dicintai Nabi Saw. sehingga beliau bersabda :"Fatimah adalah darah dagingku, siapa yang menyusahkannya juga menyusahkanku dan siapa yang mengganggunya juga menggangguku”. Lahir pada hari Jum’at 20 Jumadil akhir tahun kelima sebelum Nabi Saw. menjadi Rasul. Fatimah putri kesayangan Nabi Saw. mendapat gelar Assidiqah (wanita terpercaya), Athahirah (wanita suci) al-Mubarakah (yang diberikahi Allah), al-Muhadatsah (Yang diajak bicara Jibril as), Al-Batuul, yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan nasab. Dia populer dengan sebutan Fatimah Azzahra (bunga yang mekar semerbak), sayyidatunnisa-i ahlil jannah (Penghulu para wanita di surga). Lahir dan dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh ayahandanya Muhammad Saw. Fatimah dibesarkan ditengah atmosfir keluarga suci. Ayahnya adalah manusia termulia dan Ibunya adalah bangsawan terhormat, istri tercinta Nabi, Khadijah al-Kubro. Fatimah kecil tumbuh bersama ayahnya yang mulai menyebarkan Islam. Sebagai anak yang lekat dengan ayahnya, Fatimah menyaksikan sendiri betapa halangan dan ancaman selalu menerpa ayahnya. Pernah suatu ketika Nabi Saw. dihina, dicaci-maki. Tidak hanya itu, orang-orang kafir Fatimah Az-Zahra Page 1

description

Artikel

Transcript of Fatimah AzZahra

Page 1: Fatimah AzZahra

Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011

FATIMAH AZ-ZAHRA

Fatimah adalah putri yang paling dicintai Nabi Saw. sehingga beliau bersabda :"Fatimah

adalah darah dagingku, siapa yang menyusahkannya juga menyusahkanku dan siapa yang

mengganggunya juga menggangguku”.

Lahir pada hari Jum’at 20 Jumadil akhir tahun kelima sebelum Nabi Saw. menjadi Rasul.

Fatimah putri kesayangan Nabi Saw. mendapat gelar Assidiqah (wanita

terpercaya), Athahirah (wanita suci) al-Mubarakah (yang diberikahi Allah), al-

Muhadatsah (Yang diajak bicara Jibril as), Al-Batuul, yaitu yang memusatkan perhatiannya

pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan

nasab. Dia populer dengan sebutan Fatimah Azzahra (bunga yang mekar

semerbak), sayyidatunnisa-i ahlil jannah (Penghulu para wanita di surga).

Lahir dan dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh ayahandanya

Muhammad Saw. Fatimah dibesarkan ditengah atmosfir keluarga suci. Ayahnya adalah

manusia termulia dan Ibunya adalah bangsawan terhormat, istri tercinta Nabi, Khadijah al-

Kubro. Fatimah kecil tumbuh bersama ayahnya yang mulai menyebarkan Islam. Sebagai

anak yang lekat dengan ayahnya, Fatimah menyaksikan sendiri betapa halangan dan

ancaman selalu menerpa ayahnya. Pernah suatu ketika Nabi Saw. dihina, dicaci-maki. Tidak

hanya itu, orang-orang kafir melumuri tubuh suci Nabi dengan najis binatang ketika Nabi

S.a.w. sedang sujud, menyembah Allah Swt. Dalam tangis penuh kesedihan, fatimah kecil

membersihkan tubuh mulia ayahnya dari kotoran yang taburkan oleh kaum Quraish.

Sepeninggal isteri terkasih, Khadijah al-kubro, perlakuan kaum kafir semakin menjadi.

Sungguh bagaimanapun, Khadijah adalah salah seorang pelindung Nabi. Belum lagi ketika

paman Nabi Saw Abu Thalib bin Abdul Mutholib juga meninggal, duka Nabi semakin

memuncak. Inilah tahun kesedihan (yaumul huzn). Kaum kafir semakin mencengkeram,

membabi buta menyerang Nabi. Tetapi dalam masa duka tersebut, tumbuh sekuntum

bunga nan suci, penuh aroma surgawi menenteramkan hati Nabi Saw. Gadis kecil belia

kecintaan Muhammad Saw, setiap kali sang ayah dalam duka, dialah penghibur dan pelipur

Fatimah Az-Zahra Page 1

Page 2: Fatimah AzZahra

Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011

lara. Dialah yang menggantikan peran Ibunya, kasihnya mengalir dalam derai air mata dikala

sang ayah diperlakukan tidak manusiawi oleh kaum kafir. Fatimah-lah yang kemudian dalam

sejarah oleh Nabi Saw dijuluki Ummu Abiiha (Ibu dari ayahnya).

Allah Swt. selalu meridhoinya. Dia telah memenuhi pendengaran, mata, hati dan jiwanya

dengan kesempurnaan. Fatimah adalah orang yang paling erat hubungannya dengan Nabi

Saw. dan paling menyayanginya. Ketika Nabi Saw. terluka dalam Perang Uhud, dia keluar

bersama wanita-wanita dari Madinah menyambutnya agar hatinya tenang. Ketika melihat

luka-lukanya, Fatimah langsung memeluknya. Dia mengusap darah darinya, kemudian

mengambil air dan membasuh mukanya.

Cinta Nabi Saw untuk Putri Terkasih

Nabi Muhammad Saw begitu mencintai Fatimah. Tidak ada di jagad ini yang lebih beliau

cintai ketimbang Fatimah. Setiap kali Rasulullah Saw hendak mengadakan perjalanan, rumah

terakhir yang beliau pamiti adalah rumah Fatimah. Dan ketika al-Musthafa pulang dari

perjalanan ke manapun, rumah pertama yang beliau datangi adalah rumah Fatimah.

Fatimah betul-betul buah cinta Nabi, belahan jiwanya dan Nabi tak pernah sanggup untuk

berpisah dengan putri tercintanya. Setiap kali Datang Fatimah dalam kondisi apapun, Nabi

selalu menyambutnya, menciumnya dan mendudukkannya di tempat yang mulia.

Imam Muslim menceritakan kepada kita tentang keutamaan-keutamaannya dan

meriwayatkan dari Aisyah'' r.a. dia berkata : "Pernah isteri-isteri Nabi SAW berkumpul di

tempat Nabi SAW. Lalu datang Fatimah r.a. sambil berjalan, sedang jalannya mirip dengan

jalan Rasulullah SAW. Ketika Nabi SAW melihatnya, beliau menyambutnya seraya

berkata :"Selamat datang, puteriku." Kemudian beliau mendudukkannya di sebelah kanan

atau kirinya. Lalu dia berbisik kepadanya. Maka Fatimah menangis dengan suara keras.

Ketika melihat kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk kedua kalinya, maka

Fatimah tersenyum. Setelah itu aku berkata kepada Fatimah :Rasulullah SAW telah berbisik

kepadamu secara khusus di antara isteri-isterinya, kemudian engkau menangis!" Ketika Nabi

Saw. pergi, aku bertanya kepadanya :"Apa yang dikatakan Rasulullah Saw. kepadamu ?"

Fatimah menjawab :"Aku tidak akan menyiarkan rahasia Rasul Allah Saw." Aisyah

berkata :"Ketika Rasulullah Saw. wafat, aku berkata kepadanya :"Aku mohon kepadamu

Fatimah Az-Zahra Page 2

Page 3: Fatimah AzZahra

Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011

demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa yang dikatakan Rasulullah Saw.

kepadamu itu ?" Fatimah pun menjawab :"Adapun sekarang, maka baiklah. Ketika berbisik

pertama kali kepadaku, beliau engabarkan kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa

bacaannya terhadap Al Qur''an sekali dalam setahun, dan sekarang dia memerika bacaannya

dua kali. Maka, kulihat ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah

sebaik-baik orang yang mendahuluimu." Fatimah berkata :"Maka aku pun menangis

sebagaimana yang engkau lihat itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi

kepadaku, dan berkata :"Wahai, Fatimah, tidakkah engkau senang menjadi pemimpin

wanita-wanita kaum Mukmin atau ummat ini ?" Fatimah berkata : "Maka aku pun tertawa

seperti yang engkau lihat."

Sesungguhnya dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghulu wanita penghuni syurga,

puteri kekasih Robbil’alamiin, dan ibu dari Al-Hasan dan Al-Husein. Az-Zubair bin Bukar

berkata :"Keturunan Zainab telah tiada dan telah sah riwayat, bahwa Rasulullah SAW

menyelimuti Fatimah dan suaminya serta kedua puteranya dengan pakaian seraya berkata :

"Ya, Allah, mereka ini adalah ahli baitku. Maka hilangkanlah dosa dari mereka dan

bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya." [Siyar A'laamin Nubala', juz 2, halaman 88]

Inilah Fatimah binti Muhammad SAW yang melayani diri sendiri dan menanggung berbagai

beban rumahnya. Thabrani menceritakan, bahwa ketika kaum Musyrikin telah

meninggalkan medan perang Uhud, wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan

pertolongan kepada kaum Muslimin. Di antara mereka yang keluar terdapat Fatimah. Ketika

bertemu Nabi SAW, Fatimah memeluk dan mencuci luka-lukanya dengan air, sehingga darah

semakin banyak yang keluar. Tatkala Fatimah melihat hal itu, dia mengambil sepotong tikar,

lalu membakar dan membubuhkannya pada luka itu sehingga melekat dan darahnya

berhenti keluar." (HR. Syaikha dan Tirmidzi).

Inilah dia, Fatimah Az-Zahra''. Dia hidup dalam kesulitan, tetapi mulia dan terhormat. Dia

telah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga berbekas pada tangannya. Dia

mengangkut air dengan qirbah hingga berbekas pada dadanya. Dan dia menyapu rumahnya

hingg berdebu bajunya. Ali r.a. telah membantunya dengan melakukan pekerjaan di luar.

Dia berkata kepada ibunya, Fatimah binti Asad bin Hasyim :"Bantulah pekerjaan puteri

Fatimah Az-Zahra Page 3

Page 4: Fatimah AzZahra

Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011

Rasulullah SAW di luar dan mengambil air, sedangkan dia akan mencukupimu bekerja di

dalam rumah : yaitu membuat adonan tepung, membuat roti dan menggiling gandum."

Tatkala suaminya, Ali, mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi Saw, Ali

berkata kepada Fatimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi kepada ayahmu dan meminta

pelayan darinya." Kemudian Fatimah datang kepada Nabi SAW. Maka beliau bertanya

kepadanya :"Apa sebabnya engkau datang, wahai anakku ?" Fatimah menjawab :"Aku

datang untuk memberi salam kepadamu." Fatimah merasa malu untuk meminta kepadanya,

lalu pulang. Keesokan harinya, Nabi SAW datang kepadanya, lalu bertanya : "Apakah

keperluanmu ?" Fatimah diam.

Ali r.a. lalu berkata :"Aku akan menceritakannya kepada Anda, wahai Rasululllah. Fatimah

menggiling gandum dengan alat penggiling hingga melecetkan tangannya dan mengangkut

qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku

menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa membantunya

guna meringankan bebannya."

Kemudian Nabi SAW bersabda :"Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada

kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan kelaparan. Aku

tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba sahaya itu dan uangnya aku

gunakan untuk nafkah mereka.".

Maka kedua orang itu pulang. Kemudian Nabi SAW datang kepada mereka ketika keduanya

telah memasuki selimutnya. Apabila keduanya menutupi kepala, tampak kaki-kaki mereka,

dan apabila menuti kaki, tampak kepala-kepala mereka. Kemudian mereka berdiri. Nabi

SAW ... berdiri. Nabi SAW bersabda :"Tetaplah di tempat tidur kalian. Maukah

kuberitahukan kepada kalian yang lebih baik daripada apa yang kalian minta dariku ?"

Keduanya menjawab :"Iya." Nabi SAW bersabda: "Kata-kata yang diajarkan Jibril kepadaku,

yaitu hendaklah kalian mengucapkan : Subhanallah setiap selesai shalat 10 kali,

Alhamdulillaah 10 kali dan Allahu Akbar 10 kali. Apabila kalian hendak tidur, ucapkan

Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan takbir (Allahu akbar) 33 kali."

Fatimah Az-Zahra Page 4

Page 5: Fatimah AzZahra

Hanifa Tsany Hasna/ Pendidikan Ekonomi 2011

Hidup zuhud dan tekun beribadah adalah sifat yang dimiliki Fatimah Azzahra. Beliau

menghayati hubungan yang ikhlas dengan Allah s.w.t. Sifat mulia yang dimilikinya

sebagaimana telah diceritakan oleh Asma binti Umais, “Pada suatu hari aku berada dirumah

Siti Fatimah Azzahra.Tiba-tiba ketika itu Rasulallah s.a.w. datang ke rumah Siti Fatimah.

Ketika itu Sitti Fatimah memakai seuntai kalung emas pemberian suaminya Imam Ali bin Abi

Thalib k.w. Ketika Rasulullah melihat kalung itu, lalu Nabi s.a.w.bersabda, “Hai anakku

apakah engkau bangga disebut orang sebagai putri Muhammad, sedangkan engkau sendiri

memakai jaababirah ? “(perhiasan yang biasa dipakai oleh putri bangsawan). Ketika itu juga

Siti Fatimah melepaskan kalungnya itu, dan menjualnya. Hasil dari harga kalung tersebut Siti

Fatimah membeli seorang hamba dan hamba tersebut dimerdekakan. Ketika Rasulallah

s.a.w mendengar berita tersebut Nabi s.a.w. amat bergembira dan mendo’akan Fatimah

sekeluarga.

Itulah Sayyidah Fatimah Azzahra, wanita termulia sepanjang jaman. Dia adalah hasil

pendidikan sempurna madrasah Rasulullah Saw. Tidak ada orang yang sangat mirip jalan,

cara bicara, akhlak dan kemuliaanya dengan rasulullah Saw selain Fatimah. Fatimah adalah

sosok sempurna, cerdas, sederhana, berakhlak mulia dan dibebaskan dari segala dosa. Maka

tidak heran kalau Rasul saw bersabda: “Allah ridha dengan keridhaan Fatimah dan marah

karena kemarahannya,” . (Al-Hadits).

Fatimah Az-Zahra Page 5