FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN -...
Transcript of FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN -...
i
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Eknomi (S.E)
Disusun oleh :
ADINDA MUTIARA KASIH
NIM. 1113082000020
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
1438 H / 2017
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Adinda Mutiara Kasih
No. Induk Mahasiswa : 1113082000020
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung
jawabkan atas karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembukuan yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 13 Maret 2017
Adinda Mutiara Kasih
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS HIDUP
1. Nama : Adinda Mutiara Kasih
2. Tempat, Tanggal Lahir : Banjar Lawas Timur, 15 Mei 1995
3. Agama : Islam
4. Telepon : 081297429902
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 06 Limbanang Tahun 2001 – 2007
2. SMP Negeri 2 Suliki Tahun 2007 – 2010
3. SMA Negeri 1 Suliki Tahun 2010 – 2013
4. S1 Jurusan Akuntansi Tahun 2013 – 2017
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. SEMINAR DAN TRAINING
1. Conference Of Indonesia Foreign Policy Community Of Indonesia di
Jakarta 2017.
2. The ASEAN Colloquium Executive Management Conference di Thailand
2016.
IV. PENGALAMAN MAGANG
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh tahun 2014.
V. PENGALAMAN KERJA
1. Supermentor.Org sebagai Asisten untuk CEO (2015 – 2017)
2. Tokopoket.com sebagai Staf Akuntansi (2014 – 2015)
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Marzal
2. Tempat, Tanggal Lahir : Situjuh Batur, 10 Juli 1961
3. Ibu : Edilia Gustin
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jambak, 3 Agustus 1971
5. Alamat : Jalan Tan Malaka Limbanang, Kecamatan
Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota
6.Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara
vi
ABSTRACT
This study aims to determine factors to influence of Islamic Social Reporting
(ISR) in Islamic Banks from Indonesia, Malaysia and Gulf Corporate Council
(GCC). The population in this study was Islamic Bank from 2013 – 2015. 19
samples were selected using purposive sampling technique. The concept of
Islamic Social Reporting (ISR) In this study uses an Index developed by Othman
et. Al. (2009). The variable in this study is Muslim Population Ratio, Islamic
Governance Score, Leverage and Profitability. The result of this study indicate
that only Islamic Governance Score signifikan to influence Islamic Social
Reporting, while other variabel Muslim Population Ratio, Leverage and
Profitability not signifikan to influence the Islamic Social Reporting.
Keyword: Islamic Social Reporting, Muslim Population Ratio, Leverage,
Profitability, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Gulf Corporate
Council
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perbankan
Syariah di Indonesia, Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Populasi
dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah dari tahun 2013 -2015. 19 Sampel
diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Konsep Islamic Social
Reporting (ISR) pada penelitian ini menggunakan indeks yang dibuat oleh
Othman et al (2009). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio
Populasi Penduduk Muslim, Islamic Governance Score, Leverage dan
Profitabilitas. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa hanya variabel
Islamic Governance Score yang mempengaruhi Islamic Social Reporting,
sedangkan untuk variabel Rasio Populasi Penduduk Muslim, Leverage dan
Profitabilitas tidak mempengaruhi pengunkapan ISR.
Kata Kunci: Islamic Social Reporting, Populasi Penduduk Muslim, Leverage,
Profitabilitas, Bank Syariah Indonesia, Bank Syariah Malaysia, Gulf Corporate
Council
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain ucapan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan dan
kesempatan bagi penulis dan atas semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting”. Shalawat
serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan teladan bagi semua umat manusia.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Marzal dan Ibu Edilia atas semua jasa yang tidak
ternilai harganya atas kerja keras, bimbingan, binaan dan dukungan yang
selama ini menjadi penyemangat dalam menyelesaian tulisan ini.
2. Ibu Dr. Rini, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
menyediakan waktu untuk membimbing, memotivasi dan memberi nasihat
kepada penulis selama penyusunan skripsi.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufrani, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Bapak Hepi Prayudiawan selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi yang selalu
membantu penulis agar memperoleh kemudahan dalam penyelesaian skripsi
ini.
ix
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
bantuan kepada penulis yang menjadi bekal untuk menjalani kehidupan
selanjutnya.
7. Kakak dan Adik penulis Agnestika Yuniko Marzal, Aelgi Nadia Larasati
dan Nana Putri yang selalu memberikan semangat.
8. Sahabat seperjuangan seluruh keluarga besar akuntansi angkatan 2013,
khususnya Dina, Dimas, Meli, Dyah, Dilla, Lia, Sapta dan Ana. Terima
kasih telah menjadi sepenggal bagian dari kehidupan penulis sehingga
membuat hidup selama menjadi mahasiswa lebih berwarna.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Terima kasih atas segala
dukungannya
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak
Jakarta, 13 Maret 2017
Adinda Mutiara Kasih
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v
ABSTRACT ....................................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ................................................................................................. 14
1. Teori Pengungkapan ......................................................................................... 20
2. Syariah Enterprise Theory ................................................................................ 14
3. Teori Keagenan (Agency Teory) ....................................................................... 16
4. Teori Legitimasi ................................................................................................ 18
5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) ........... 20
6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) ............................................. 26
6. Islamic Social Reporting ................................................................................... 29
B. Keterkaitan antar Variabel .................................................................................... 34
1. Faktor Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara .............................. 34
2. Faktor Islamic Governance Score ..................................................................... 35
3. Faktor Leverage ................................................................................................ 36
4. Faktor Profitabilitas .......................................................................................... 37
xi
C. Penelitian Sebelumnya .......................................................................................... 39
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 52
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Content AnalysisIndeks ISR ........................................................................ 62
B. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................................. 68
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 72
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 72
2. Uji Multikolinearitas ......................................................................................... 74
3. Uji Heterokedastisitas ....................................................................................... 75
4. Uji Autokorelasi ................................................................................................ 76
D. Persamaan Model Regresi Data Panel .................................................................. 78
E. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 79
1. Uji Koefisiensi Determinasi (R2) ..................................................................... 79
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ........................................................................ 80
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ............................................................................. 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................................... 87
B. Saran ..................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90
LAMPIRAN PENELITIAN ............................................................................................. 94
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan
Halaman
1.1 Islamic Finance Country Index Ranks………………………………..... 4
2.1 Daftar Penelitian Sebelumnya…….......................................... 27
3.1 Tahap Pengambilan Sampel Penelitian.................................. 35
3.2 Daftar Sampel Bank Syariah………………................................... 35
3.3 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi……………….................. 39
4.1 Hasil Content Analisis Berdasarkan Tema……......................... 44
4.2 Daftar Bank dengan Indeks ISR Tertinggi Berdasarkan Tema.. 45
4.3 Nilai Indeks Islamic Social Reporting……................................. 46
4.4 Hasil Statistik Deskriptif……….................................................. 49
4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov................................................ 52
4.6 Hasik Uji Multikolinearitas.................................................... 53
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas…….............................................. 54
4.8 Hasil Uji Autokorelasi………………….......................................... 54
4.9 Hasil Analisis Durbin Watson……………................................... 55
4.10 Hasil Uji Breusch Godfrey……................................................. 56
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................... 57
4.12 Hasil Uji F…………………………………………………………………………….. 58
4.13 Hasil Uji t ……………………………………………………………………………. 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan
Halaman
3.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………………………. 45
4.1 Hasil Uji Normalitas……………………………………………………………. 73
4.2 Daerah Pengambilan Daerah Durbin Watson………………......... 78
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan
Halaman
1 Daftar Indeks Islamic Social Reporting…............................... 67
2 Rasio Populasi Penduduk Muslim........................................ 69
3 Rasio Variabel Penelitian....................................................... 70
4 Data Variabel Islamic Governance Score................................ 73
5 Indeks Islamic Social Reporting……………………………................ 75
6 Input Olah SPSS …………………………………………………………………. 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat ditandai dengan munculnya
berbagai perusahaan berskala besar dengan bidang-bidang usaha yang semakin
beragam, sehingga lapangan pekerjaan tersedia cukup luas bagi masyarakat. Hal
tersebut merupakan dampak positif dari berkembanganya industri perusahaan.
Namun, perusahaan juga menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungannya.
Kasus-kasus seperti banjir lumpur panas di Sidoarjo Jawa Timur yang menjadi
tanggung jawab Lapindo Brantas Inc., pencemaran Teluk Buyat di Minahasa
Selatan oleh PT Newmont Minahasa Raya, pembakaran hutan oleh perusahaan
perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah pemberdayaan
masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport di Papua, dan konflik
masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelolah gas bumi di Arun
merupakan beberapa kasus entitas bisnis yang tidak mempedulikan lingkungan
alam sekitarnya (Rufaida 2014).
Mencermati sisi negatif dari industrialisasi tersebut, maka tidak adil jika
masyarakat yang harus menanggung beban sosialnya. Oleh karena itu, suatu
entitas bisnis dituntut untuk memelihara lingkungan sosial dan lingkungan alam
sekitar.
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas yang
berkaitan dengan kegiatan operasional bisnisnya meliputi aspek ekonomi (Profit),
2
sosial (People), dan lingkungan (Planet) atau biasa disebut Triple Bottom Line
(3P), yang diwujudkan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Hal
tersebut berarti bahwa CSR adalah bentuk kepedulian perusahaan yang
menyisihkan sebagaian keuntungan (Profit) bagi kepentingan pembangungan
manusia (People) dan lingkungan (Planet) secara berkelanjutan (Fauziah dan
Yudho 2013).
Selain itu, CSR juga merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada
stakeholdersnya. Stakeholders perusahaan tersebut meliputi karyawan, kreditur,
pelanggan, pemasok, maupun masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan
tersebut. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut tanggung jawab
perusahaan atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan kepada warga di sekitar
operasinya saja, tetapi juga menyangkut kesejahteraan karyawannya,
pelanggannya, dan pemasok yang merupakan bagian dari stakeholders perusahaan
yang turut andil bagi operasi perusahaan (Ekkyanshah 2008)
Di Indonesia, kesadaran mengenai CSR ini terlihat dari makin banyaknya
perusahaan yang mengungkapkan isu CSR dalam laporan keuangan tahunan
maupun press release lainya (Fitria dan Hartanti 2010). Pemerintah pun
mengakomodirnya dengan mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban praktik
CSR yang diatur dalam Undangan-Undangan Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal Asing. Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Peseroan Terbatas pada Pasal 66 menyebutkan bahwa laporan
tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya laporan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
3
Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku, terdapat alasan lain yang mendorong perusahaan untuk
melaksanakan dan mengungkapankan CSR dalam aktivitas usahanya, yaitu agar
perusahaan mendapat apresiasi masyarakat secara langsung. Bagi perusahaan CSR
tidak lagi dianggap sebagai cost semata, melainkan sebagai investasi jangka
panjang.
Sedangkan konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-
perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah yang
diharapkan perusahaan tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial
perusahaan secara islami. Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan
CSR dalam konteks islam, maka semakin meningkatnya keinginan untuk
menyajikan sebuah pelaporan yang bersifat syariah terutama pelaporan sosial pada
perusahaan atau lembaga islam berbasis syariah.
Masalah tanggung jawab sosial dan lingkungan juga telah dipaparkan
dengan jelas oleh Al-Qur’an yang terdapat dalam suroh Al-Baqarah ayat 177 yang
artinya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke Barat dan Timur itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan
memerdekan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempita,penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Salah satu jenis bisnis yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip
dasar ekonomi islam adalah Bank Syariah. Pelaksanaan CSR pada perbankan
4
syariah bukanlah sekedar memenuhi kewajiban yang diamanahkan undang-
undanga saja, program CSR tidah hanya menjadi keinginan untuk mendapatkan
legitimasi dalam beroperasi disuatu kawasan, ataupun untuk mengejar
keuntungan secara maksimal (Yusuf 2010).
Perbankan syariah atau sering disebut Islamic Banking sudah ada dan telah
berkembang dengan pesat dan cepat dalam beberapa dekade akhir-akhir ini seiring
dengan pertumbuhan di dalam perekonomian global. Pertumbuhan yang begitu
signifikan kemungkinan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yakni:
ekonomi, politik, sosial, budaya, geografis, dan pertahanan keamanan (Wibowo,
2015).
Perbankan syariah memperoleh popularitas sejak awal tahun 1970 dan
terdaftar pertumbuhan yang cukup besar selama bertahun-tahun. Laporan Posisi
Keuangan gabungan bank syariah tumbuh dari $ 150 juta pada tahun 1990
menjadi sekitar $ 1 milyar pada tahun 2010 dengan lebih dari 300 lembaga syariah
yang beroperasi di 80 negara (Siraj and Pillai, 2012).
Tahun 2013 merupakan tahun yang luar biasa bagi pertumbuhan industri
jasa keuangan di dunia. Pada tahun ini industri keuangan syariah menembus
angka USD 1.357 Triliun. Penerbitan Sukuk tumbuh 77% atau senilai USD 85
Milyar. Sedangkan pertumbuhan perbankan syariah global tumbuh 16,04%.
Tentunya ini adalah yang menggembirakan bagi industri keuangan syariah global.
Negara-negara yang mengalami pertumbuhan menurut Islamic Finance Index
Country (IFCI) adalah Bahrain, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan
Indonesia.
5
Bank syariah mengalami ekspansi yang luar biasa. Bank syariah
memperoleh pangsa pasar yang cepat di negara-negara domestik mereka.
Tentunya, evaluasi kinerja bank syariah sangat penting karena efek globalisasi
(Mokni, 2014).
Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2016,
Indonesia menduduki urutan keenam negara yang memiliki potensi dan kondusif
dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Malaysia, Iran, Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Seperti yang disampaikan dalam Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dengan melihat beberapa aspek dalam
penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah, jumlah lembaga keuangan non-
bank syariah, maupun ukuran aset keuangan syariah yang memiliki bobot
terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam
beberapa tahun ke depan. Berikut tabel rangking bank syariah berdasarkan Islamic
Finance Country Index :
Tabel 1.1
Islamic Finance Country Index (IFCI) Ranks for 2011 - 2016
Rank 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Iran Iran Iran Iran Iran Malaysia
2 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Iran
3
Saudi
Arabia
Saudi
Arabia
Saudi
Arabia
Saudi
Arabia
Saudi
Arabia
Saudi
Arabia
4 Indonesia Kuwait UAE Bahrain UAE UAE
5 Kuwait UAE Indonesia Kuwait Kuwait Kuwait
6
Rank 2011 2012 2013 2014 2015 2016
6 Pakistan Bahrain Bahrain UAE Bahrain Indonesia
7 UAE Indonesia Kuwait Indonesia Indonesia Qatar
8 Bahrain Pakistan Pakistan Sudan Qatar Bahrain
9 Bangladesh Qatar Sudan Pakistan Sudan Pakistan
10 Sudan Sudan Bangladesh Qatar Pakistan Bangladesh
Sumber: Global Islamic Financial Report (GIFR) 2016
Sekarang ini, lingkungan internasional dan domestik dimana bank syariah
beroperasi akan menjadi lebih menantang. Karena situasi ini, penting untuk
lembaga perbankan syariah untuk memperkuat kinerja bisnis mereka dalam
rangka untuk menghadapi persaingan kuat dari bank domestik dan asing (bank
syariah maupun konvensional). Profitabilitas yang sehat dan berkelanjutan juga
sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan (Idris, 2011).
Secara umum fungsi bank syariah terbagi atas empat bagian yaitu: (1)
Manajer Investasi, (2) Investor, (3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas
pembayaran, (4) Pengembangan fungsi sosial. Tiga fungsi pertama merupakan
fungsi bisnis, sedangkan fungsi ke empat adalah fungsi sosial bank syariah
(Muhammad 2005). Oleh karena itu dalam mengevaluasi kinerja bank syariah
harus dilakukan secara komprehensif, yakni kinerja bisnis dan kinerja sosialnya.
Pelaksanaan fungsi sosial bank syariah di Indonesia dipertegas dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada Bab II
Pasal 4 ayat (2) dinyatakan bahwa :
7
“Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak sedekah,
hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi
pengelolahan zakat.”
Bank syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup
pesat. Berdasarkan data statistik Perbankan Syariah sampai dengan saat ini, bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia berjumlah 12 unit dan di Malaysia berjumlah
16 unit (Fitria and Hartanti 2010).
Dengan perkembangan yang terus meningkat disertai persaingan yang
cukup ketat, mengharuskan bank syariah terus memperbaiki kinerjanya.
Tantangan utama bagi bank syariah saat ini untuk mewujudkan kepercayaan dari
para stakeholdernya, karena kepercayaan stakeholders akan memberikan dampak
positif bagi perkembangan bank itu sendiri. Ekspektasi stakeholders terhadap
bank syariah tentunya berbeda dengan bank konvensional. Hal ini karena bank
syariah dikembangkan sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan
usaha dengan prinsip syariah, yaitu tidak hanya bertujuan komersil yang
tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga
mempertimbangakan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara luas bagi
masyarakat.
Salah satu upaya bank syariah untuk meningkatkan kepercayaan
stakeholdernya adalah dengan menginformasikan aspek sosialnya melalui laporan
pertanggung jawaban sosial, karena masyarakat juga memilki hak informasi
tentang seluruh kegiatan operasional perbankan, termasuk dari aspek sosial.
Studi mengenai pengungkapan tentang tanggung jawab sosial yang
dilakukan bank syariah masih sangat terbatas. Menurut (Mulyanita 2009) alasan
8
perusahaan khususnya dibidang perbankan melakukan pelaporan sosial adalah
karena adanya perubahan paradigma pertanggung jawaban dari manajemen ke
pemilik saham menjadi manajemen ke seluruh stakeholder. Kemudian (R. Haniffa
2002) menjelaskan bahwa dalam prespektif islam, transparansi merupakan salah
satu amanah yang menuntun organisasi untuk melakukan pengungkapan, baik
yang bersifat wajib maupun sukarela. Salah satu bagian dari pengungkapan
sukarela adalah pengungkapan pertanggung jawaban sosial yang mengutamakan
unsur-unsur islami bagi perbankan syariah.
Sejauh ini pengungkapan CSR pada perbankan syariah mengacu pada
Global Reporting Intiative Indeks (Indeks GRI). Jika melihat prinsip atau
pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka kurang tepat bila digunakan
sebagai tolak ukur pengungkapan CSR pada perbankan syariah (H. F. Putra 2013).
(R. Haniffa 2002) merumuskan sebuah konsep tentang pengukapan
tanggung ajwab sosial yang bias diterapkan pada institusi yang mejalankan
kegiatan syariah seperti perbankan syariah yang di kenal dengan Indeks Islamic
Social Reporting (ISR). Menurut Institusi Regulasi Internasional seperti AAOIFI
(Accounting and Auditing of Islamic Financial Institution) ISR telah sesuai dan
sejalan dengan standar dalam pengungkapan tanggung jawab sosial AAOIFI.
Penilaian CSR dalam perbankan syariah menggunakan Indeks Islamic Social
Reporting. Pemakaian indeks ini sudah disesuaikan dengan standar AAOIFI yang
kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti seperti (T. Othman dan Ghani
2009), (Farook dan Lanies 2005), (Fauziah and Yudho 2013) dan (Febriany,
Meutia and Suhel 2014).
9
Namun menurut (Maali 2006) ada beberapa perbankan syariah di dunia
memberikan kebebasan dalam menyajikan informasi sosial dalam laporan tahunan
karena para regulator tidak mengatur dan mewajibkan secara tegas agar masing-
masing perbankan syariah menyediakan informasi tanggung jawab sosial,
sehingga terdapat tingkat variasi yang tinggi dalam pelaporan sosial antar satu
bank dengan bank lainnya. Sedangkan (Harahap 2010) melakukan penelitian
mengenai pengungkapan nilai-nilai Islam pada bank Muamalat Indonesia dengan
menganalisis laporan tahunannya dari tahun 1993-2000. Penelitian ini merupakan
comparative study dengan membandingkan pengungkapan yang digunakan pada
akuntansi konvensional dengan pengungkapan yang digunakan pada standar
AAOIFI. Hasilnya menunjukan bank muamalat masih menggunakan standar
akuntansi konvensional yang belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip islam.
(Farook dan Lanies 2005) mengidentifikasi faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi pelaporan tanggung jawab sosial pada bank syariah. Faktor-faktor
tersebut yaitu keadaan sosial dan tekanan politik suatu negara, populasi penduduk
muslim, islamic governance score (IGS), dan struktur kepemilikan dengan
variable kontrol ukuran perusahaan. Penelitian ini mengungkapakan 47 sample
bank dari 14 negara yaitu Bahrain, Bangladesh, Mesir, Iran, Jordan, Kuwait,
Malaysia, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, Turki, Uni Emirat Arab, dan
Yaman. Hasil dari penelitian ini menunjukakan bahwa keadaan sosial dan tekanan
politik suatu negara, jumlah populasi muslim, islamic governance score, dan
struktur kepemilikan menunjukkan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi
pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial. Sedangkan ukuran perusahaan
10
tidak mempengaruhi pengungkapan pelaporan keuangan secara signifikan.
Sementara itu IGS merupakan proksi dari karateristik dewan pengawas syariah
(DPS) seperti jumlah DPS, Cross membership, latar belakang pendidikan, dan
reputasi DPS.
(Masruki dan Zakaria 2009) mengidentifikasi faktor - faktor yang
mempengaruhi pelaporan tanggung jawab sosial pada bank syariah yang ada di
Malaysia. Faktor-faktor yang di uji adalah leverage, ukuran bank, dan
profitabilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ukuran bank saja yang
memiliki hubungan positif dengan pengungkapan pelaporan tanggung jawab
sosial. Sedangkan leverage dan provitabilitas tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, dapat dijelaskan
bahwa pengungkapan ISR yang baik meupakan hal yang penting bagi bank
syariah dalam memenuhi tanggung jawab sosial baik kepada Tuhan ataupun
kepada sesama manusia.
Islamic Social Reporting merupakan hal yang penting bagi bank syariah
untuk memenuhi ekspektasi dari para pemangku kepentingan, khususnya bagi
para masyarakat muslim. Penulis melakukan studi untuk mengidentfikasi faktor –
faktor apa saja yang mempengaruhi bank syariah untuk mengungkapkan ISR
dalam laporan tahunannya dengan sampel pada bank syariah di Indonesia,
Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Pemilihan sampel terhadap negara-
negara tersebut karena adanya konsentrasi aset bank syariah Negara GCC yang
11
menyumbang sebesar dua per tiga (2/3) dari total aset perbankan syariah
Internasional dan sisanya berada di negara-negara di Asia.
Oleh sebab itu penulis melakukan studi untuk mengetahui Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting agar menjadi masukan untuk
penerapan ISR yang lebih baik dimasa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Rasio Penduduk Muslim terhadapn pengungkapan
Islamic Social Reporting ?
2. Bagaimana pengaruh Islamic Governance Score terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting ?
3. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting?
4. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Rasio Penduduk Muslim terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Islamic Governance Score terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting
12
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Leverage terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada pihak
pihak yang membutuhkan informasi ini :
1. Bagi pihak Akademisi
Penelitian ini dapat memberi wawasan kepada peneliti lain di bidang
akuntansi bahwa untuk melakukan penelitian tidak hanya terbatas pada
aspek Financial saja melainkan juga bisa dilihat dari sisi non-financial
yang dapat menambah nilai perusahaan dimata masyarakat.
2. Bagi Pihak Praktisi
Hasi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi mengenai regulasi
yang mengatur pengungkapan sosial perbankan syariah yang ada di
Indonesia, khususnya pengungkapan dengan indek Islamic Social
Reporting. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai benchmarking dalam
membuat regulasi terkait dengan pengungkapan sosial. Bagi Bank Syariah,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk membuat
Islamic Social Reporting yang memadai dan sesuai dengan prinsip syariah
13
untuk masa yang akan datang, dan evaluasi pembanding atas item ISR yang
sudah di ungkapkan selama ini.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Syariah Enterprise Theory
Syariah Enterprise Theory merujuk bahwa Allah adalah sumber amanah
utama, sedangkan sumber daya yang dimiki oleh para stakeholder adalah amanah
dari Allah yang didalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk digunakan
dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi Amanah.
(Muetia 2010).
(Triyuwono 2012) kemudian juga menjelaskan bahwa akuntansi syariah
tidak hanya sebagai bentuk akuntanbilitas (accountability) manajemen terhadap
pemilik perusahaan (shareholders), tetapi juga sebagai akuntabilitas kepada
stakeholders dan Allah. Syariah Enterprise Theory mengandung nilai keadilan ,
kebenaran, kejujuran, amanah, dan pertanggung jawaban utama kepada Allah.
Syariah Enterprise Theory menurut (Hasanah 2015) juga menjelaskan
bahwa sumber daya yang dimiliki oleh para stakeholders pada prinsip dari Allah
yang didalamnya melekat tanggung jawab untuk digunakan dengan cara dan
tujuan yang ditetapkan oleh sang pemberi amanah. Sehingga dalam distribusi
kekayaan (wealth) atau nilai tambah (value added) tidak hanya berlaku pada
partisipan yang terkait langsung atau partisipan yang memberikan kontribusi
kepada operasi perusahaan (pemegang saham, kreditur, karyawan dan pemerintah)
tetapi juga terhadap pihak lain yang terkait secara langsung terhadap operasi
perusahaan. Oleh karena itu, syariah enterprise theory akan membawa
15
kemashalatan bagi shareholders, stakeholders, masyarakat dan lingkungan alam
tanpa meninggalkan kewajiban penting menunaikan zakat sebagai manifestasi
ibadah kepada Allah.
Konsep dan karakteristik pengungkapan CSR menurut Syariah Enterprise
Theory:
a. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan bentuk akuntabilitas
manusia terhadap Allah dan karenanya ditunjukan untuk mendapat ridho
(legitimasi) dari Allah sebagai tujuan utama.
b. Pengungkapan tanggung jawab harus memiliki tujuan sebagai sarana
pemberian informasi kepada seluruh stakeholders (direct, indirect dan alam)
mengenai seberapa jauh institusi tersebut telah memenuhi kewajiban
terhadap seluruh stakeholdersnya.
c. Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah wajib (mandatory), dipandang
dari fungsi bank syariah sebagai salah satu instrument untuk mewujudkan
tujuan syariah.
d. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus memuat dimensi material
maupun spiritual berkaitan dengan kepentingan para stakeholders.
e. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus berisikan tidak hanya informasi
yang bersifat kualitatif tetapi juga informasi yang berifat kuantitatif.
Impilkasi penerapan syariah enterprise theory pada bank umum syariah
mengacu dalam pelaksanaan tugasnya, karena bank umum syariah tidak hanya
bertanggung jawab kepada pemilik melainkan kepada stakeholders dan Allah.
Penerapan prinsip syariah enterprise theory pada bank umum syariah akan
16
membuat kinerja bank lebih sehat, dikarenakan manajemen akan mematuhi
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Semakin tinggi tingkat kepatuhan bank
syariah dan pengungkapan Islamic Social Reporting dalam menerapkan prinsip
tersebut memungkinkan bank memberikan informasi akurat dan transparan
sehingga baik pemilik modal ataupun masyarakat yakin akan kebenaran informasi
laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak bank umum syariah.
2. Teori Keagenan (Agency Teory)
Teori Keagenan mendeskripsikan hubungan pendelegasian antara pihak
pengambil keputusan (pemegang saham/principal) kepada manajemen sebagai
agen yang menerima pendelegasian. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak
oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham, karena
mereka dipilih maka pihak manajemen harus mempertanggung jawabankan semua
pekerjaannya kepada pemegang saham.
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai berikut :
“agency relationship as a contract under which one or more person (the
principals) engage another person (the agent) to perform some decision making
authority to the agent”
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(principal/pemegang saham) memerintah orang lain untuk melakukan suatu jasa
atas nama pemegang saham serta memberi wewenang kepada manajemen untuk
membuat suatu keputusan yang terbaik bagi pemegang saham. Teori ini terfokus
kepada penentuan kontrak yang paling efisien yang dapat mempengaruhi
hubungan prinsipal dan agen.
17
Ada beberapa asumsi dalam agency theori ini, yaitu:
a. Agency Conflict
Agency Conflict adalah konflik yang ditimbulkan karena adanya keinginan
dari pihak manajemen selaku agen yang dipercayakan oleh pemegang
saham untuk melakukan tindakan yang mengorbankan kepentingan
pemegang saham, demi tujuan agar memperoleh return dan nilai jangka
panjang. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Agency Conflict ini, yaitu:
1) Moral-Hazard: Tindakan dimana manajeman memilih investasi yang
sesuai dengan kemapuan dirinya bukan berdasarkan kebutuhan
perusahaan.
2) Earning Retantion: Manajemen cenderung mempertahankan tingkat
pendapatan perusahaan yang stabil, sedangkan para pemegang saham
lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang
investasi internal yang positif (internal positive investment
opportunities).
3) Risk Aversion: Kondisi dimana manajemn tidak ingin mengambil resiko
investasi yang dapat mengancam perusahaannya, pihak manajemen
cenderung lebih memilih keputusan investasi yang cenderung lebih
aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manager.
4) Time-Horizon: Manajemen cenderung hanya memperhatikan cashflow
perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat
menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada
proyek-proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi jangka
18
tinggi dan kurang atau tidak berpihak pada proyek jangka panjang
dengan pengembalian yang jauh lebih besar.
b. Agency Problem
Agency Problem terjadi karena adanya kesenjangan antara principal
dalam hal ini pemegang saham dengan pihak agen yaitu manajemen.
Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang di investasikan memiliki
return yang maksimal, sedangkan manajemen memiliki kepentingan
terdahap insentif yang diperoleh dari dana yang di investasikan.
Agency Theory ini memiliki hubungan dengan proses pembentukan
sistem tata kelolah perusahaan yang akan menjembatani pemisahan
kepentingan antara pemilik dan pengelolah di dalam suatu perusahaan,
khususnya dalam tugas, wewenang, dan fungsi-fungsi lainnya sehingga
fungsi masing-masing menjadi jelas. Penerapan konsep Corporate
Governance diharapkan memberikan kepercayaan terhadap manajemen
dalam mengelolah kekayaan pemilik, dan pemilik lebih yakin bahwa agen
tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan manajemen.
3. Teori Legitimasi
(Gray et. al,1996) dalam (Hadi 2011) berpendapat bahwa legitimasi
merupakan:
“ a system-oriented view of oragnisation and society, permints us to focus
onthe role of information and disclosure in the relationship between
organisations, the state, individuals and group”.
19
Definisi tersebut mengisyaraktkan bahwa legitimasi merupakan sistem
pengolahan perusahaan yang beriorentasi kepada masyarakat (society),
pemerintahan, individu, dan kelompok masyarakat
Legitimasi perusahaan dimana stakeholder dapat dilakukan dengan
integritas pelaksanaan etika dalam berbisnis serta meningkatkan tanggung jawab
sosial perusahaan memiliki kemanfaatan untuk meningkatakan reputasi
perusahaan. Terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam
mengelola legitimasi agar efektif (Hadi 2011) yaitu dengan cara:
a. Melakukan identifikasi dan komunikasi dialog publik.
b. Melakukan komunikasi atau dialog tentang masalah nilai sosial
masyarakat dan lingkungan, serta membangun persepsi tentang
perusahaan.
c. Melakukan stategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR.
Dalam Konteks ini CSR dipandang sebagai suatu kebijakan yang disetujui
antar perusahaan dengan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah
masayarakat yang telah memberikan izin kepada perusahaan untuk menggunakan
sumber daya alam dan manusianya serta izin untuk melakukan fungsi
produksinya, jadi dalam pelaporan CSR perusahaan harus mengikuti aturan-aturan
yang berlaku di masyarakat. Karena itu, CSR merupakan suatu kewajiban asasi
perusahaan yang tidak bersifat sukarela. Namun harus diingat bahwa izin tersebut
tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari perusahaan
bergantungg pada bagimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan
20
beradaptasi terhadap perubahan keinginan dan tuntutan dari masyarakat (syuhada,
2012).
4. Teori Pengungkapan
Pengungkapan menurut (R. Haniffa 2002) yaitu membuat sesuatu menjadi
diketahui. Tingkat pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sumber pembiayaan,
sistem hukum, keadaan ekonomi dan politik, tingkat perkembangan ekonomi,
tingkat pendidikan dan budaya. Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk
membuat pengungkapan tersebut menurut (Cooke,1993) dalam (Ayu D.F 2010)
yaitu biaya pengumpulan informasi, biaya supervisi manajemen, biaya auditor,
biaya kuasa hukum, dan biaya penyebaran informasi.
Dalam praktiknya, menurut (Darugh 1998) dalam (Hariandy 2011)
pengungkapan terdiri atas dua macam yaitu:
a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure) : Pengungkapan wajib yang
disyarakatkan oleh standar akuntansi yang berlaku dan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (BPPM) yang berwenang di negara yang
bersangkutan. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan
informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan
untuk mengungkapkannya.
b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) : Pengungkapan sukarela
merupakan pengungkapan komponen-komponen yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
21
Keputusan sebuah perusahaan untuk melakukan sukarela tergantung pada
insentif yang diperolehnya. Namun, biasanya pengungkapan sukarela dilakukan
untuk mengurangi informasi yang asimetris dan adanya konflik kepentingan
antara manajemen dan pemegang saham.
5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
a. PengertianCorporate Social Responsibility (CSR)
CSR merupakan komitmen perusahaan atas dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan
pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan (Untung 2009).
(Azheri 2012) dalam The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai :
“the contunuing commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development whole improving the quality of life of
the workface and their families as well as of the community and society at
large to improve their quality of life”.
Artinya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitment
perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat berperilaku etis dan turut
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, disertai dengan peningkatan
kualitas hidup bagi karyawan dan keluarga, serta masyarakat sekitar dan
masyarakat luas pada umumnya.
b. Prinsip Corporate Social Responsibility
22
Tujuan utama perusahaan adalah mencapai profit maksimum dari
barang dan jasa yang dihasilkannya (economic responsibilities). Namun,
perlu diperhatikan juga bahwa perusahaan juga memiliki tanggung jawab
kepada para pemaku kepentingan. Hal lain juga harus diperhatikan adalah
Legal Responsibilities yaitu bagaiman perusahaan melakukan operasinya
sesuai dengan peraturan yang berlalu (Faozan 2013).
Peraturan ini dibuat untuk menghindari adanya penyalahgunaan yang
dilakukan oleh perusahaan. Selanjutnya perusahaan juga harus melakukan
kegiatannya sesuai dengan etika yang ada dan menghindari kegiatan-
kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan yang terakhir adalah
perusahaan juga harus berusaha untuk menjadi perusahaan yang baik (good
corporate citizen) bagi lingkungan disekitarnya.
(Hadi 2011) kemudian menguraikan prinsip-prinsip tanggung jawab
sosial diantaranya yaitu:
1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam
melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan
sumber daya di amsa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan
bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan
memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian,
sustanaibility berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society
memanfaatkan sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa
datang.
23
2. Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab
atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika
aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan
eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas
perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal
3. Transparancy, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal.
Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,
khususnya informasi dan pertanggung jawaban berbagai dampak dari
lingkungan.
c. Ruang Lingkup CSR
Ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
meliputi hal-hal berikut (Kasmir 2010) :
1) Perlindungan kosumen (product safety), bahwa produk yang diberikan
kepada masyarakt harus menjamin aman untuk digunakan.
2) Pengendalian polusi (pollution control), dalam hal ini bahwa kegiatan
perusahaan tidak akan merusak lingkungan, baik terhadap air, tanah,
maupun udara. Keterlibatan perusahaan dituntut untuk mengontrol dan
mengatasi terhadap masalah lingkungan yang mungkin atau telah terjadi
akibat aktivitas perusahaan.
3) Reinvest Profit, perusahaan perlu melakukan investasi dari laba yang
mereka peroleh kepada dunia pendidikan, pemberdayaan masyarakat
sekitar usaha serta dukungan terhadap pelestarian lingkungan alam.
24
d. Manfaat Corporate Social Responsibility
(Untung 2009) menjelaskan beberapa manfaat CSR bagi perusahaan antara
lain :
1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan.
2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasi usaha.
5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.
6) Mereduksi biaya, minsalnya terkait dampak pembuatan limbah
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder
8) Memperbaiki hubungan regulator
9) Meningkatkan semangat dan produktavitas karyawan
10) Peluang mendapatkan penghargaan
e. Corporate Social Responsibility dalam Perseptif Islam
Secara bahasa Islam CSR berarti kudukan, ketaatan, kepatuhan dan
penyerahan diri kepada Allah SWT. Ajaran Islam menurut (Wibisono 2007)
terdiri dari tiga aspek utama :
1) Akidah
Akidah adalah pokok-pokok keimanan dan kepercayaan yang harus
diyakini kebenarannya oleh manusia. Akidah islam terpenting terangkum
dalam rukun Iman yaitu Iman kepada Allah SWT, Iman kepada
25
Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-Kitan-Nya, Iman kepada Rasul-Rasul-
Nya, dan Iman kepada hari akhir. Akidah bersifat tetap tidak berubah
berdasarkan waktu dan tempat.
2) Syariah
Syariah adalah peraturan dan hukum dari Allah SWT yang berisikan
perintah dan larangan (hukum takhlifi) yang dibebankan kepada manusia.
Syariah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan
peradaban manusia. Syariah secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Ibadah
dan Muamalah. Ibadah terkait antara hubungan antar Allah SWT dengan
manusia (Hablum Minallah), sedangkan muamalah terkait perintah dan
larangan yang menyangkut hubungan horizontal antara manusia dengan
manusia, manusia dengan hewan dan tumbuhan, manusia dengan
lingkungan (Hamblum Minannas), termasuk didalamnya masalah ekonomi,
sosial, budaya dan poltik.
3) Akhlak
Akhlak adalah norma etika Islam yang menyakut perilaku dan sikap
manusia terhadap Allah, Nabi, manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.
Akhlak Islam terangkum dalam konsep ihsan. Dengan ihsan, setiap manusia
akan terdorong untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku buruk.
Berbeda halnya dalam pengertian CSR secara konvensional, dalam
penerapan CSR yang berlandaskan secara islami, maka CSR harus terlepas
dari unsur riba. Bank Syariah merupakan lembaga yang harus menjalankan
prinsip CSR dalam menjalankan roda bisnisnya.
26
(Siddiqi 1980) dan (Shahul 2001) dalam penelitianya mengatakan
bahwa bank syariah sebagai lembaga bisnis yang berjalan berdasarkan
kepada prinsip syariah tidak boleh diarahkan untuk menghasilkan laba yang
maksimum.
Kemudian AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions) mengungkapkan bahwa CSR dalam
prespektif islam adalah segala kegiatan yang dilakukan institusi finasial
islam untuk memenuhi kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika, dan
disretionary responsibilities sebagai lembaga finansial intermediary baik itu
bagi individu maupun bagi institusi.
6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Sampai saat ini para ahli masih menghadapi kesulitan dalam mendefinisikan
Good Corporate Governance (GCG) yang dapat mengakomodasi berbagai
kepentingan. Tidak terbentuknya definisi yang dapat mengakomodasi semua
pihak disebabkan karena cangkupan GCG yang lintas sektoral. GCG dapat
didekati dengan berbagai disiplin ilmu, seperti makro ekonomi, akuntansi,
keuangan, manajemen, psikologi, sosiologi dan politik.
GCG merupakan suatu istilah yang berasal dari bahsa inggris, yaitu ”good”
yang berarti baik, “corporate” yang berarti perusahaan dan “governance” yang
berarti pengaturan. Secara umum, istilah good corporate governance diartikan
dalam Bahasa Indonesia dengan tata kelolah perusahaan yang baik. Istilah ini
dalam dunia perbankan diartikan sebagai tata kelolah perbakan yang baik.
27
Menurut Bank Dunia, GCG adalah aturan, standar dan organisasi di bidang
ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur, dan manajer serta
perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya
kepada investor. Tujuannya untuk menciptakan sistem pengendalian dan
keseimbangan (check and balances) untuk mencegah kemungkinan
penyalahgunaan sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya
pertumbuhan perusahaan.
(Faozan 2013) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme tata kelolah
perusahaan secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi
secara efisien, efektif, ekonomis, ataupun produktif dengan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan adil dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Tata kelolah perusahaan yang baik dapat dilihat dari segi mekanisme
internal organisasi ataupun mekanisme eksternal perusahaan. Mekanisme internal
lebih fokus kepada bagaimana pemimpin suatu organisasi mengatur jalannya
organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada. Sedangkan, mekanisme
eksternal lebih menekankan kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pihak
eksternal berjalan dengan harmoni tanpa mengabaikan pencapaian tujuan
perusahaan.
Organizatiton for Economic Co-Operation and Development (OECD)
mendefinisikan GCG dengan sekumpulan hubungan antara pihak manajemen
perusahaan, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan. Dalam GCG disyaratkan adanya stuktur, perangkat untuk
28
mecapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Implementasi GCG yang baik dapat
memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi pemegang saham dan
manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan bersama.
Adapun azas-azas good corporate governance menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG, 2006) adalah:
1. Transparansi (Transparamcy)
Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingtan lainnya.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparansi dan wajar. Oleh karena itu perusahaan harus dikelolah secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusajaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainya. Akuntanbilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang – undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
29
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan
mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Indepedensi (Indepedency)
Untuk melancarkan elaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelolah
secara independen sehingga masing masing organisasi tidak saling
mendominasi dan tidak dapat di intervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senangtiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
7. Islamic Social Reporting
Islamic Social Reporting adalah peluasan dari sistem pelaporan keuangan
yang merefleksikan pemikiran baru dan lebih luas dari masyarakat sehubungan
dengan peran komunitas bisnis dalam perekonomian (R. Haniffa 2002).
Kode etik dalam social reporting bersifat relatif, bisa saja peraturan
mengenai social reporting dapat diterima oleh beberapa kelompok namun tidak
dapat diterima oleh kelompok yang lainnya.
Kemudian (Rifqi 2016) menyatakan bahwa :
“Islamic Corporate Report should be added by current value balance sheet
because zakah was levied based on the current value of assets, surplus to the
requirement of the firm, and that current value information was necesary for the
calculation of share in mudharabah contract”.
30
Dalam Islam telah dijelaskan dengan cukup jelas mengenai hak dan
kewajiban baik itu bagi individu maupun bagi organisasi berdasarkan Al-Quran
dan Hadist. Oleh sebab itu masalah mengenai perbedaan tanggung jawab akibat
berbeda tempat ataupun waktu menjadi tidak relevan dalam islam (Maali 2006).
(Othman dan Ameer 2015) menyatakan bahwa seorang auditor juga
mempunyai peran penting dalam pelaporan sistem keuangan berdasarkan islam.
Diperjelas lagi oleh (Grassa 2016) yang menyatakan bahwa sistem islamic
supervisor juga menjadi sebuah langkah awal dalam pencapaian ISR.
Hal terakhir yang juga penting dalam ISR yaitu konsep mengenai
kepemilikan. Islam mengakui adanya kepemilikan individu, namun perlu
diketahui bahwa kepemilikan tersebut bukan kepemilikan yang absolut karena
sesuatu di dunia ini adalh milik Allah SWT. Al-Quran juga menjelaskan bahwa
keutamaan dari suatu kepemilikan pribadi. Oleh karena itu setiap pemilik
bertanggung jawab untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya sesuai
dengan perintah Allah SWT dan bertujuan untuk memberi manfaat kepada umat.
Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa islam mengambarkan perlu
adanya penyelaras anatara kegiatan ekonomi dan juga spiritual dalm kegiatan
bisnisnya.
Penelitian ini mengunakan indeks Islamic Social Reporting (ISR) yang
digunakan oleh (T. Othman dan Ghani 2009) dengan beberapa penyesuaian.
Penyesuaiannya terletak dari pemilihan sampel penelitian yang digunakan.
Berikut beberapa tema - tema pengungkapan dalam Islamic Social
Reporting yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
31
a. Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme)
Pengungkapan pada tema ini adalah praktik operasional yang
mengandung riba, gahar, dan aktivitas pengolahan zakat (R. Haniffa 2002).
Salah satu bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban
bunga. Untuk menjunjung tinggi nilai transparansi kepada masyarakat,
seluruh sumber pembiayaan dan investasi yang mengandung riba dan gharar
harus diindentifikasi dan dilaporkan secara jelas.
Aspek lain yang diungkpakn adalah praktik pembayarakan dan
pengelolahaan zakat. Bank syariah wajib untuk melaporkan sumber dan
penggunakaan dana zakat selama periode dalam laporan keuangan. Bahkan
dalam PSAK 101 dinyatakan jika bank syariah belum melakukan fungsi
zakat secara penuh,bank syariah tetap menyajiakn laporam zakat.
Aspek lain yang diungkapakan adalah kebijakan atas keterlambatan
pembayaran piutang. Terkait dengan kebijakan atas keterlambatan
pembayarn piutang dan kebangkrutan klien atas keterlambatan pembayaran
piutang dan kebangkrutan klien untuk meminimalisir resiko pembiayaan.
Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mencadangkan penghapusan
bagi aktiva-aktiva produtif yang mungkin bermasalah, praktik ini disebut
pencadangan pengahapusan piutang yang tiak tertagih (PPAP)
Item selanjutnya adalah jenis investasi yang dilakukan oleh bank
syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan, aspek ini cukup di ungkap
secara umum.
32
b. Produk dan pelayanan (product and service theme)
Aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan
produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam
konteks perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru
yang digunakan adalah melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk
setiap produk dan jasa baru. Indentifikasi mengenai halal atau haram suatu
produk atau jasa harus diungkapkan dalam laporan. Secara logis, tujuannya
agar para pemangku kepentingan mengetahui apakah barang atau jasa
tersebut diperbolehkan (halal) atau dilarang (haram) dalam ajaran islam
(Raditya 2013).
c. Tenaga Kerja (employee theme)
Pelayanan atas keluhan nasabah juga menajdi prioritas bank syariah
dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Hal ini merupakan peraturan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Untuk Didengar Keluhannya. Hal lain yang harus diungkapkan adalah
glossary atau definisi setiap produk serta akad yang melandasi produk
tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank syariah mengunakan istilah-
istilah yang masih asing bagi masyarakat, sehingga perlu informasi terkait
definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami oleh pengguna informasi
(Haniffa dan Hudaib 2007).
Selain itu masyarakat ingin mengetahui apakah perusahaan menangani
para karyawan dengan adil, yaitu melalui informasi seperti gaji,
karakteristik pekerjaan, hari kerja dan hari libur, jaminan kesehatan dan
33
kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah, pendidikan dan
pelatihan kepada karyawan, kesempatan yang sama dan lingkungan kerja,
dana presiasi terhadap karyawan berprestasi serta kebijakan lainnya seperti
remunerasi untuk karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja, tempat
ibadah yang memadai, waktu atau kegiatan keagaaman (R. Haniffa 2002).
d. Masyarakat (community involment Theme)
Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan
adil, yang menekankan pada pentingnya saling berbagi dan aling
meringankan beban masyarakat. Bentuk saling berbagi dan tolong
menolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan
qard (R. Haniffa 2002). Aspek lain yang diungkapkan adalah sukarelawan
dari kalangnan karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan
kerja pra-lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan
generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi masayarakt miskin,
kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial dan dukungan
terhadap kegiatan-kegaitan kesehatan, hiburan, olaharaga, budaya,
pendidikan dan agama (Othman dan Thani 2010)
e. Lingkungan (Envirotment Theme)
Perusahaan tidak seharusnya terlibat dalam setiap jenis kegiatan yang
mungkin mengahancurkan atau merusak lingkungan. Dengan demikian,
informasi yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program
yang dilakukan untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan.
Perbankan tidak mungkin menyebabkan kerugian langsung bagi lingkungan,
34
namun bank syariah tidak diharapkan untuk membiayai kegiatan yang
mengarah papda perusakan lingkunagn karena proyek-proyek tersebut akan
merugikan masyarkat. Selain itu, bank syariah bisa memberikan sumbangan
untuk membantu meletarikan lingkungan. Oleh karen itu, diharapkan bagi
bank-bank syariah untuk melaporkan sifat dan jumlah setiap sumbangan
atau kegiatan yang dilakukan utnuk melindungi lingkungan, dan juga
mengungkapkan apakah bank telah mebiayai proyek-proyek yang dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan (Maali 2006).
f. Tata Kelolah Perusahaan (Corporate Governance Theme)
Tata kelolah perusahaan tidak bisa dipisahkan guna memastikan
pengawasan pada asspek syariah. Informasi yang diungkapkan dalam tema
tata kelolah perusahaan adalah status kepatuhan terhadap sayraiah, rincian
nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisaris,
DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS dan direksi
stukturtur kepemilikan saham. Kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme.
B. Keterkaitan antar Variabel
1. Faktor Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara
(Farook, Hassan and Lanis 2011) menyatakan bahwa ukuran relatif pada
populasi islam dalam suatu negara dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan
sosial dari bank Syariah. Hal ini sejalan dengan yang dikatan oleh (Newson dan
Deegan, 2002) mengenai konsep relevant public yaitu kepada siapa sebenarnya
sebuah organisasi itu bertanggung jawab. Dalam kasus ini, relevant public bagi
35
bank syariah adalah masyarakat muslim itu sendiri. Apabila terdapat batasan
dalam melakukan pengungkapan sosial di suatu negara tertentu namun bank
syariah bergantung pada dukungan dari masyarakat muslim maka bank syariah
harus memenuhi ekspektasi dari masyarakat muslim tersebut.
Tingkat pengungkapan sosial yang dilakukan bank syariah tergantung
kepada kekuatan dari relevant public utnuk mempengaruhi aktivitas dari bank
syariah. Jika relevant public terdiri dari proporsi yang lebih besar dari populasi
secara keseluruhan, akan ada peningkatan tekanan pada bank-bank islam untuk
melegitimasi tindakan mereka untuk melakukan peloporan sosial sehingga
terbentuk hubungan yang positif antara proporsi penduduk muslim dengan tingkat
pengungkapan pelaporan sosial. Dengan demikian hipotesis pertama dalam
penelitian ini :
H1: Rasio Penduduk muslim suatu negara memiliki pengaruh yang positif
(+) terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.
2. Faktor Islamic Governance Score
Perbedaan mendasar antara institusi finansial konvensional dan institusi
financisla islma adalah adanya dewan pengawas syariah. Adanya dewan
pengawas syariah ini merupakan upaya untuk meningkatkan tata kelolah
perusahaan pada institusi islam. Namun, dalam prakteknya terkadang juga
didukung oleh ahli Perbankan Islam yang juga mengerti akan hukum islam karena
kedua hal ini berhubungan dalam institusi finansial islam. Fungsi utama dewan ini
adalah untuk mengarahkan, meninjau, dan mengawasi kegiatan bank syariah.
Dengan kata lain, mereka harus memastikaan bahwa bank syariah telah sesuai
36
dengan hukum islam, semuanya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat
(Farook dan lanies 2011).
Seperti dewan direksi, fungsi dan tugas dewan pengawas syariah dapat
dibagi dengan para anggota, sehingga memungkinkan anggota-naggota tertentu
untuk fokus pada pelaporan perusahaan. Dewan pengawas syariah dalam jumlah
yang cukup banyak dengan beragam perseptif dan pengamatan dapat
mengakibatkan review pada peloran keuangan perusahaan yang lebih baik
terutama dalam hal tata kelolah perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan
(Abdullah and J. 2011).
Dewan pengawas syariah yang menjabat pada beberapa institusi finansial
islam dapat meningkatkan pengungkapan informassi karena dapat melakukan
perbandingan pada beberapa pelaporan perusahaan sehingga dapat mengetahui
pelaporan manakah yang baik (Abdullah and J. 2011). Sehingga hipotesis kedua
dalam penelitian ini adalah :
H2: Islamic Governance Score memiliki pengaruh yang positif (+)
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.
3. Faktor Leverage
Sebuah perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui dua cara yaitu
melalui pemegang saham atau melalui kreditur dengan meminjam dana, kedua
cara ini dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan perusahaan.
Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan
negatif leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal
ini sesuai denga teori keagenan dimana manajemen dengan tingkat leverage tinggi
37
akan mengurangi pengungkapan sosialnya demi menghindari pemerikasaan dari
kreditur. Hasil penelitianya juga mendukung hipotesis bahwa leverage yang lebih
tinggi mempunyai hubungan negatif ke pengungkapan sosial. Sehingga hipotetsi
ketiga pada penelitian ini adalah :
H3: Leverage memiliki pengaruh yang negative (-) terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting
4. Faktor Profitabilitas
Hubungan yang positif antara profitabilitas dan pengungkapan sosial yang
lebih luas dapat dilihat dari semakin banyaknya keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut dapat menanggung biaya yang lebih tinggi
untuk membuat pengungkapan laporan sosial yang lebih luas (Hannifa & Cooke,
2005).
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
pengungkapan laporan sosial memiliki hasil yang beragam (T. Othman dan Ghani
2009) menunjukan bahwa adanya hubungan yang positif antara profitabilitas
dengan pengungkapan ISR pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Hussain & Hammami,
2009) pada perusahaan Qatar menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh dengan pengungkapan sosial. Hasil penelitian (Rizkyningsih 2012)
memperlihatkan bahwa dari 5 negara yang diteliti, profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap pengungkapan sosialnya. Oleh karena itu hipotesis keempat
dari penelitian ini adalah:
38
H5: Profitabilitas memiliki pengaruh Positif (+) terhadap pengungkapan
Islamic Social reporting.
39
C. Penelitian Sebelumnya
Sebelumnya Mengenai Rasio Penduduk Muslim (X1), Islamic Governance Score (X2), Leverage (X3) dan
Profitabilitas (X4) pada Islamic Social Reporting (Y).
Tabel 1.2
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti/Judul/
Sumber
Metodelogi
Penelitian
X1 X2 X3 X4 Y Hasil
1. Rohana Othman, Azlan
Md Thani
Determinants of Islamic
Social Reporting
Among Top Shariah-
Approved Companies in
Bursa Malaysia.
Research Journal of
International Studies,
Issue 12 Universitas
MARA, Malaysia 2009.
Jenis Penelitian :
kuatitatif
Sumber Data :
annual report
Sampel :
56 Perusahaan
Syariah yang
Listed di Busrsa
Efek Malaysia
Tahun Data:
2004-2006
Metode Analisis :
Regresi Data
Panel
v v Penelitian ini mengidentisikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi Islamic
Social Reporting (ISR) pada Top
perusahaan syariah yang tercantum
dalam bursa Malaysia. Alat analisis
yang digunakan yaitu analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, komposisi
dewa pengurus berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR. Namun
tipe industri tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan ISR.
40
No Peneliti/Judul/
Sumber
Metodelogi
Penelitian
X1 X2 X3 X4 Y Hasil
2. Sayd Farook, M. Kabir
Hassan dan Roman
Lanis
Determinants of
corporate social
responsibility
disclosure: the case of
islamic banks
Jurnal of Islamic
Accounting and
Business Research, Vol
2 No. 2, 2011.
Jenis Penelitian :
kualitatif
Sumber Data :
annual report
Sampel : 47 Bank
Syariah di 14
Negara.
Tahun Data: 2005
Metode Analisis :
deskriptif
v v v Corporate Governance adalah dua faktor yang coba diangkat dalam penelitian ini. Faktor kondisi Sosial Politik dilihat dari proporsi masyarakat muslim, sedangkan faktor CorporateGovernanc terdiri dari Tata Kelola Islam (Islamic Governance) dan struktur kepemilikan saham IAH (Investment AccountHolders Right). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup besar dari faktor Kondisi Sosial Politik dan CorporteGovernance terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility.
3. Charles, Chariri Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance Terhadp Pengungkapan Corporate Social ResponsibilityI Diponegoro Journal of Accounting, 2012.
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumberdata:
wawancara
dan observasi
Sampel: 10
bank syariah
Indonesia
dengan
observasi 50
v Penelitian ini mengukur Ukuran
Dewan Komisaris, Rapat Dewan
Komisaris, ukuran Komite Audit,
secarabersama- sama mempengaruhi
pengungkapan CSR hanya sebesar
55%.
Dengan demikian faktor – faktor
karakteristik GCG tersebut diatas
masih belum dapat meningkatkan
mekanisme pengawasan dengan baik
41
laporan
tahunan
Tahun
data:2006-2010
Metode analisis:
Regresi Linier
Berganda
untuk mendorong pengungkapan CSR
secara luas.
Bank Syariah juga cenderung
melakukan pengungkapan CSR dalam
hanya mendukung image positif
perusahaan dan cenderung tidak
mengungkapkan informasi yang dapat
menimbulkan efek negatif.
4. Novita Febriany, Inten Meutia, Suhel Analisis Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian dan Silatnas IV Fordebi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Surabaya. 2014
Jenis
penelitian:kuatitat
if
Sumber data:
annual report
Bank
Sampel:11 Bank
Umum Syariah di
Indonesia
Tahun data:2010-
2012
Metode analisis:
deskriptif
v v Penelitian ini mengukur pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas dan
kepatuhan shariah terhadap
pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada perbankan
syariah yang ada di Indonesia.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan yang diukur
dengan proxy total aset memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dan profitabilitas
dengan proxy ROE berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan ISR, sedangkan
variabel kepatuhan shariah memiliki
hubungan positif dan tidak
berhubungan signnifikan terhadap
ISR.
42
No Peneliti/Judul/
Sumber
Metodelogi
Penelitian
X1 X2 X3 X4 Y Hasil
5. Bassam Maali, Peter Casson dan Christopher Napier Islamic Reporting by Islamic Banks Abacus, Vol. 42, No. 02, 2006
Jenis
penelitian:kualitat
if
Sumber data:
annual report
Sampel: 29 bank
syariah
Tahun data:2000-
2002
Metode analisis:
deskriptif
v Hanya 11 bank (38%)yang pengungkapan laporan pertanggung jawaban sosialnya sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic FinancialInstitution).
Belum adanya analisis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan pertanggungjawaban sosial di bank syariah.
6. Vivi Angraini Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), Profitabilitas dan Leverage terhadap Earning Response Coeficient (ERC) Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
Jenis
penelitian:kuatitat
if
Sumber data:
annual report
Sampel: 56
Perusahaan
syariah
Tahun data:2010-
2013
Metode analisis:
Regresi Data
Panel
v v v Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting, provitabilitas dan leverage terhadap earning response coefficient.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengungkapan Islamic Social Reporting dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel earning response coefficient, sedangkan variabel
43
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel earning response coefficient.
7. Jurica Lucyanda, lady Gracia prilia Siagian The Influence of Company Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure. International Conference on Business and Management, Phuket-Thailand, 2012
Jenis
penelitian:kualitat
if
Sumber data:
annual report
Sampel:29 bank
syariah di negara-
negaramuslim
Tahun data:2000-
2002
Metode analisis:
Deskriptif
v v v Penelitian bertujuan untuk menganalisis factor-faltor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Indeks pada perusahaan yang listed di BEI.
Hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, profitabilitas, profit perusahaan, earning per share, kepedulian lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan leverage, ukuran dewan komisaris , umur perusahaan, kepemilikan manjerial dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR.
8. Nisrina Widayuni, Puji Harto Faktor-faktor yang
Jenis Penelitian :
Kualitatif
Sumber Data:
Annual Report
v v v v Pengungkapan Corporate Social Responsibility yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada indeks yang dibuat Maali et al
44
mempengaruhi pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2014.
Sampel: bank
Umum Syariah
di Indonesia dan
Malaysia
Tahun Data :
2010 – 2013
Metode Analisis:
Regresi Data
Panel
(2003) dengan metode SmartPLS.
Variabel yang dugunakan adalah Rapat Dewan Pengawas Syariah, Jumlah Dewan Pengawas Syariah, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengungkapan ISR pada bank syariah di Indonesia dan Malaysia masid tergolong rendah, selain itu variabel indepen provitabilitas berpengaruh signifikan positif, leverage berpengaruh signifikan negative, sedangkan, jumlah DPS dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
9. Rifqi Muhammad The Disclosure Evaluation of Islamic Banking Reports: Evindence from Middle East and Other Regions in Asia Journal of Islamic Finance, Vol. 4 No. 2
Jenis Penelitian :
Kualitatif
Sumber Data:
Annual Report
Sampel: 5 bank
Syariah di
ASEAN dan 4
Bank Syariah di
Asia
Tahun Data :
v Penelitian ini bertujuan melihat kesesuaian penerapan tanggung jawab sosial dengan standar AAOFI pada perbankan syariah di ASEAN dan ASIA.
Hasil penelitian menjukkan bahwa untuk Negara Indonesia, Bahrain dan Qatar telah dapat menerapkan standar AAOFI dengan baik dalam pengungkapannya. Namun masih
45
2015
Metode Analisis:
Deskriptif
terdapat beberapa Negara yang masih belum melakukan pengungkapan laporan keuangannya sesuai denga standar yang ditetapkan AAOFI.
Sumber: Data Olah Penulis
46
D. Kerangka Pemikiran
Model kerangka penelitian pada penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikran
Variabel Independen Variabel Dependen
Faktor – Fakto yang mempengaruhi Pengingkapan Islamic Social
Reporting
(Indonesia, Malaysia, dan Negara Gulf Corporate Council)
Populasi Masyarakat
Muslim(X1)
Islamic Governance Score (X2)
Leverage (X3)
Profitabilitas (X4)
Pengungkapan
Islamic Social
Reporting (Y)
Puposive Sampling
Model
ISRit = + 1 MUSPOLit + 2 IGSit- LEVit + PROFit +
Metode Analisis:
Analisis Regresi Berganda
47
Gambar 2.1 (lanjutan)
Uji Hipotesis
Uji Koefisien
Determinans,
Uji f, Uji t
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Saran
Metode Analisis:
Analisis Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas Data
2. Multikolinearitas
3. Heterokedastisitas
4. Autokorelasi
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian adalah sebuah proses pencarian solusi dalam suatu masalah
dengan melakukan studi dan analisis terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Terdapat berbagai jenis penelitian, seperti menurut tujuannya
dapat dibagi menjadi explanatory study, deskripsi, dan pengujian hipotesis.
Sedangkan menurut jenis investigasinya dpat dibedakan menjadi studi kausal dan
studi korelasi (Sekaran 2006).
Penelitian ini merupakan studi kausal dimana peneliti ingin mengetahui
pengaruh dari satu atau lebih faktor-faktor dalam meyebabkan suatu masalah.
Penelitian ini ingin mengetahui apakah Rasio Populasi Penduduk Muslim, Islamic
Governance Score, Leverage dan Profitabilitas mempengaruhi pengungkapan
ISR. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis, menurut (Sekaran 2006), biasanya digunakan untuk menjelaskan
hubungan atau melihat perbedaan diantara kelompok atau independensi dari dua
atau lebih faktor yang ada dalam suatu situasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat memperoleh bukti empiris pengaruh
4 variabel independen yaitu Populasi Penduduk Muslin, Islamic Governance
Score, Leverage dan Profitabilitas terhadap variabel dependen yaitu
pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah di Indonesia,
Malaysia dan Gulf Corporate Council periode 2013-2015..
49
Selain itu, penelitian ini juga menggunkan teknik content analysis terhadap
laporan tahunan perusahaan dalam perhitungan indeks ISR. Menurut (Sekaran
2006) Content Analisis yaitu metode penelitian observasi yang digunakan untuk
mengevaluasi secara sistematis isi dari suatu informasi.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel merupakan proses memiliki sejumlah elemen
secukupnya dari sebuah populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat
mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi
(Sekaran 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah yang ada di
Indonesia, Malaysia dan Negara Teluk atau lebih dikenal dengan istilah Gulf
Corporate Council. Penentuan sampel dari populasi pada penelitian ini diperoleh
dengan purposive sampling atau pemilihan sampel bertujuan. Adapun kriteria
Bank Syariah yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
1. Bank Syariah yang mempublikasikan Laporan Tahunannya pada website
masing-masing Bank Syariah
2. Bank Syariah yang menyajikan data Laporan Tahunan untuk periode
2013-2015
3. Bank Syariah yang menyajikan Laporan Tanggung Jawab Sosialnya
pada website masing-masing bank
4. Bank Syariah yang Laporan Tahunannya berakhir perdesember
50
5. Bank Syariah yang menyajikan laporan tahunannya dalam Bahasa
Inggris atau Bahasa Indonesia
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh 19 Bank Syariah di Indonesia,
Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council yang sesuai dengan metode
purposive sampling yang dilakukan pada penelitian ini:
Tabel 3.1
Tahap Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1
Bank Syariah yang ada di Indonesia, Malaysia dan Negara
Gulf Corporate Council 69
2
Bank Syariah yang menyajikan data Laporan Tahunan
untuk periode 2013-2015 42
3
Bank Syariah yang menyajikan Laporan Tanggung Jawab
Sosialnya pada website masing-masing bank 23
5 Bank Syariah yang berakhir per desember 19
Sampel Bank Syariah 19
Periode Penelitian (Tahun) 3
Jumlah Sampel Data Penelitian 57
Sumber: Data Olah Penulis
51
Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 19 Bank Syariah dari Indonesia, Malaysia dan Negara Gufl Corporate
Council yaitu:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Bank Syariah
No. Nama Perbankan Syariah Website
1. Bank Syariah Mandiri (Indonesia) www.syariahmandiri.co.id
2. Bank Mega Syariah (Indonesia) www.megasyariah.co.id
3. Bank Muamalat (Indonesia) www.bankmuamalat.co.id
4. RHB Islamic Bank (Malaysia) www.rhb.ae
5. HSBC Amanah (Malaysia) www.hsbc.com.my
6. Affin Islamic Bank (Malaysia) www.affinislamic.com.my
7. Al-Rajhi (Malaysia) www.alrajhibank.com.my
8. Al-Rajhi (Arab Saudi) www.alrajhibank.com.as
9. Standar Chartered Sadiq www.standarcharteredsadiq.com.my
10. ABC Islamic Bank (UEA) www.bank-abc.com.ae
11. Emiretes Islamic Bank (UEA) www.emiretesislamic.ae
12. Abu Dhabi Islamic Bank (UEA) www.abudhabiislamicbank.com.sa
13. Qatar Islamic Bank (Qatar) www.qib.com.qa
14. Public Islamic Bank (Malaysia) www.publicislamicbank.com.my
15. Bahrain Islamic Bank (Bahrain) www.bisb.com.bh
16. Mashraf Al-Rayan (Qatar) www.alrayan.com
52
17. Al-Salam Bank (Bahrain) www.alsalambahhrain.com.bh
18. Al-Baraka Islamic Bank (Bahrain) www.albarakah.bh
19. Boubyan Bank (Kuwait) www.bankboubyan.com
Sumber: Data Olah Penulis
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka). Data kuantitatif
dalam penelitian ini berupa rasio hasil content analysis Islamic Social Reporting,
Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara, Islamic Governance Score,
Leverage dan Profitabilitas.
Menurut sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu data yang sudah diterbitkan dalam bentuk laporan tahunan
(annual report) atau laporan berkelanjutan (sustainability reporting) perusahaan
yang diperoleh dari situs resmi masing-masing Bank Syariah yang ada di
Indonesia, Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Sedangkan laporan
analisis data penduduk diambil dari data yang diterbitkan oleh situs resmi website
CIA World Factbook. Data sekunder merupakan data yang mengacu pada
informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, minsalnya catatan atau
dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintahan, analisis industri oleh media,
internet, dan seterusnya (Sekaran 2006).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah content
analysis untuk pengukuran ISR dan analisis regresi linear berganda dengan
53
bantuan program SPSS 22 (Statistical Package for Social Science). Namun,
sebelum melakukan analisis liener regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji
statistik deskriptif, uji asusmsi kalsik, dan uji signifikansi.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel dalm penelitian ini. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan uji asumsi klasik,uji koefisien determinasi
(R ) , dan uji signifikansi.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu analisis yang memberikan deskripsi
mengenai data namun tidak untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan.
Anlisis statistik deskriptif memiliki tujuan untuk menganalisis data dan
menghitung berbagai karakteristik data yang diteliti. Statistik deskriptif
menunjukan jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi (Ghozali, 2011). Nilai minimum digunakan untuk menilai nilai
terkecil dari data. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari
data. Nilai rata-rata merupakan niali untuk mengetahui rata-rata dari data yang
diteliti. Sedangkan, standar deviasi digunakanuntuk mngetahui variasi data yang
diteliti.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis adalah
pengujian asumsi klasik. Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui
apakah data telahmemenuhi asumsi klasik dan menjadi data yang dapat diterapkan
54
dalam model regresi. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi terdapat
variabel penggangu atau residual yang memiliki distribusi normal. Asumsi
dalam model adalah bahwa dalam uji t dan uji F nilai residual mengikuti
distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar masa uji statistik tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali 2011).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Metode ini dilakukan untuk menentukan normalitas data. Uji ini
dinilai dengan melihat hasil signifikansi yang ada. Apabila data menunjukkan
signifikansi diatas 0,05 maka data residual terdistribusi normal. Sedangkan
jikan hasil uji menunjukkan signifikansi dibawah 0,05 maka data residual
dimiliki peneliti tidak terdistribusi normal (Ghozali 2011).
b. Uji Multikolnearitas
Uji Multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi
menemukan adanya korelasi anatar variable bebas (independen) yang satu
dengan yang lainnya. Seharusnya model regresi tidak memiliki korelasi antar
variabel independen (Ghozali 2011). Uji Multikolinearitas dilihat dengan
menggunakan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai
tolerance yang tinggi sama dengan nilai VIF yang rendah. Pengukuran niali
tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF <10.
55
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terdapat heterokedastisitas (Ghozali 2011).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
heterokedastisitas adalah dengan meilhat pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar atau menyempit) maka mengindikasi telah terjadi
heterokedastisitas (Ghozali 2011).
Penelitian ini juga mengunakan uji glejser untuk mengetahui ada tidaknya
gejala heterokedastisitas. Uji glejser diketahui dengan melihat nilai signifikan
semua variabel lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan telah bebas dari
masalah heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut (Ghozali 2011) uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada autokorelasi antar kesalahan pengangu pada periode
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
56
Cara yang dapat digunakan untuk menguji terdapat atau tidaknya
autikorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson. Klasifikasi nilai d
dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi.
Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi :
Tabel 3.3
Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi
Nilai Keterangan
<1,10 Ada Autokorelasi
1,10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2.45 Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan
>2,91 Ada autokorelasi
3. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis statistic regresi linear berganda. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk memprediksi dan mempelajari pengaruh kausal
antara beberapa variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien ini
diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan persamaan
(Ghozali 2011)
Persamaan regresi yang digunakan yaitu:
ISRit = + 1 MUSPOLit + 2 IGSit + LEVit + PROFit +
Keterangan:
i : perusahaan sampel
t : periode tahun
57
ISR : Skor Indeks ISR Bank
MUSPOL : Rasio Penduduk Muslim suatu negara
IGS : Islamic Governance Score
LEV : Leverage dari masing-masing sampel(debt to equity ratio)
PROF : Profitabilitas dari masing-masing sampel(return on equity)
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan melalui tiga tahap yaitu uji koefisien determinasi
(R2), uji statistik F dan uji statistik t.
a. Uji (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang kecil
menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu maka
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat (Imam Ghozali: 2011).
Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F :
1. Jika F-hitung < F-tabel, maka model regresi tidak fit (hipotesis ditolak)
58
2. Jika F-hitung > F-tabel, maka model regresi fit (hipotesis diterima)
Uji F dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai signifikansi F pada
output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0.05 (α =
5%). Jika nilai signifikan lebih besar dari α maka hasil ditolak, yang berarti
model regresi tidak fit. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka
hipotesis diterima yang berarti bahwa model regresi fit.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu varianbel
penjelas atau independen secara indivudual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali 2011). Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).
2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing
variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level
0.05 (α = 5%).
5. Operasionalisasi Variabel
Ada dua macam variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas yaitu suatu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel terikat (dependent variabel). Ada empat variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
59
a. Rasio Penduduk Muslim suatu Negara
Rasio penduduk muslim diukur dengan menggunakan total penduduk
muslim dibagi dengan total seluruh penduduk negara tersebut, data tersebut
diperoleh dari situs resmi CIA World Factbook bedasarkan penelitian
(Farook and Lanies 2005).
b. Islamic Governance Score
Islamic governance score diukur dengan jumlah dewan pengawas
syariah, latar belakang pendidikan, serta repurtasi dari dewan pengawab
syariah yang diperoleh dari laporan tahuann perusahaan (Farook and Lanies
2005). Setiap komponen ini diberikan nilai secara dikotomi yaitu 1 apabila
informasi mengenai komponen tersebut terdapat pada laporan tahunan dan 0
apabila tidak terdapat informasi mengenai komponen tersebut. Apbila bank
syariah memiliki jumlah dewan pengawas syariah sebanyak tiga orang atau
lebih maka akan diberikan nilai 1, jika tidak maka akan diberi nilai 0. Latar
belakang pendidikan dinilai dari apakah dewanpengawas syariah memiliki
latar belakang pendidikan ekonomi, bisnis manajemen, atau akuntansi. Jika
terdapat salah satunyaakan diberi nilai 1, jika tidak akan diberi nilai 0.
Sedangkan reputasi dewan pengawas syariah dinilai dari pengalaman-
pengalamannya. Apabila dewan pengawas syariah memiliki pengalaman
dalam bidang hukum islam ataupun dalam bidang ekonomi maka akan
diberi nilai 1, jika tidak ada maka akan biberi nilai 0.Nilai yang diperoleh
setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total dari Islamic
governance score.
60
c. Leverage
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan, dalam
penelitian ini Leverage dihitung menggunakan debt equity ratio (DER).
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
DER =
Total Liabilitas
Total Equitas
d. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan rasio return on Asset (ROA) yaitu laba
bersih dibagi dengan total asset yang diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan. Perusahaan dengan profit yang lebih tinggi memiliki
kecenderungan untuk melakukan intervensi kebijakan. Oleh karena itu,
perusahaan tersebut akan terdorong untuk mengungkapkan informasi yang
lebih rinci dalam laporan tahunan mereka dalam rangka meningkatkan
kepercayaan publik.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
ROA=
EAT
Total Asset
2. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah ISR yang diukur dengan nilai dari
ISR masing-masing bank. Nilai ISR ini diperoleh dari hasil content analysis.
Indeks ISR yang dibuat oleh Othman et. al (2009) dengan beberapa penyesuaian.
61
Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan content analysis
adalah:
a. Membuat daftar ISR sesuai dengan Othman et al dengan beberapa
penyesuaian. ISR yang digunakan terdiri dari enam kategori yaitu: finance
and investment theme, product and services theme, employee theme, society
(community involvement) theme, environment theme dan corporate
governance theme.
b. Memberi nilai pada setiap komponen ISR secara dikotomi, yaitu 1 apabila
komponen tersebut diungkapkan dan 0 apabila tidak diungkapkan
c. Nilai yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan
nilai total dari indeks ISR.
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil pengolahan data yang telah
dilakukan. Ada dua jenis pengolahan data, pertama adalah hasil content analysis
untuk menghitung indeks Islamic Social Reporting (ISR) dan hasil pengolahan
data dengan SPSS 22 untuk melihat apakah variabel-variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
A. Hasil Content Analysis Indeks ISR
Hasil pengukuran indeks ISR diperoleh dengan menggunakan metode
content analysis terhadap laporan tahunan (annual report) 19 Bank Syariah yang
ada di Indonesia, Malaysia dan Gulf Corporate Council dalam kurun waktu 2013-
2015. Hasil content analysis skor indeks ISR lengkap disajikan dalam lampiran.
Hasil content analysis berdasarkan tema adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Content Analysis Berdasarkan Tema
TEMA 2013 2014 2015
A Finance and Investment Theme 54 74 72
B Product and Service Theme 7 15 18
C Employee Theme 20 32 35
D Society (Community Involment) Theme 56 76 88
E Envirotment Theme 3 6 9
F Corporate Governance Theme 137 148 166
TOTAL 277 354 388
Sumber : Hasil olah penulis
Tabel 4.1 menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema dari sampel
penelitian ini. Tema pengungkapan yang nilainya cukup tinggi yaitu corporate
63
governance theme. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah yang dihasilkan
sampel sudah cukup tinggi dalam pengungkapan tema corporate governance.
Sedangkan tema pengungkapan yang masih memiliki nilai yang masih cukup
rendah dibandingkan dengan tema lainnya yaitu tema lingkungan (environtment).
Nilai yang masih cukup rendah ini menunjukkan bahwa bank syariah yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini masih kurang baik dalam melakukan
pengungkapan ISR khususnya dalam tema lingkungan. Namun terdapat hal yang
positif yaitu adanya peningkatan dari setiap tema pengungkapan dari tahun ke
tahunnya yang menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun bank syariah terus
berusaha untuk meningkatkan pengungkapan ISR.
Adapun perusahaan yang memiliki indeks ISR tertinggi disetiap tahunnya
berdasarkan tema dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
64
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan dengan Indeks ISR Tertinggi Berdasarkan Tema
Tema Tahun
2013 Nilai 2014 Nilai 2015 Nilai
Finance and
Investment
Theme
Bank Mega
Syariah 5
Bank Syariah
Mandiri,
Bank
Muamalat
Indonesia
6 Bank Syariah
Mandiri 6
Product and
Services
Theme
Bank Syariah
Mandiri, Bank
Mega Syariah,
Bank Muamalat
Indonesia,
Standard
Chartered Saadiq,
Al Rajhi, Qatar
Islamic Bank
1
Bank Syariah
Mandiri, Al-
Rajhi Arab
Saudi
3
Bank Syariah
Mandiri,
Qatar Islamic
Bank, Al-
Rajhi Arab
Saudi
3
Employee
Theme
Bank Mega
Syariah, Public
Islamic Bank
3 Bank Syariah
Mandiri 6
Bank Syariah
Mandiri 3
Society
(Community
Involment)
Theme
Al Salam Islamic
Bank 8
Bank Syariah
Mandiri,
Bank Mega
Syariah
8 Bank Syariah
Mandiri 9
Envirotment
Theme
Bank Syariah
Mandiri, Bank
Mega Syariah,
Bank Muamalat
Indonesia,
Standard
Chartered Saadiq,
Al Rajhi, Qatar
Islamic Bank
2 Al Rajhi
Arab Saudi 3
Al Rajhi
Arab Saudi 3
Corporate
Governance
Theme
Bank Stariah
Mandiri 11
Bank Syariah
Mandiri 12
Bank Syariah
Mandiri,
Bank
Muamalat
12
Sumber: Data olah penulis
Tabel 4.2 menunjukkan bank syariah yang memiliki nilai indeks ISR
tertinggi berdasarkan tema pengungkapan. Dapat dilihat bahwa Bank Syariah
Mandiri merupakan bank yang cukup konsisten dalam mengungkapkan ISR
berdasarkan masing-masing tema disetiap tahunnya.
65
Pada Tabel 4.3 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan indeks ISR
pada setiap sampel pada tahun 2013-2015.
Tabel 4.3
Nilai Indeks Islamic Social Reporting
No. NAMA BANK NEGARA 2013 2014 2015 RATA-
RATA
1 Bank Mandiri Syariah Indonesia 25 37 37 33,0
2 Al Rajhi Arab Saudi Arab Saudi 16 27 29 24,0
3 Bank Mega Syariah Indonesia 21 25 25 23,7
4 Bank Muamalat Indonesia Indonesia 23 22 22 22,3
5 Qatar Islamic Bank Qatar 12 19 26 19,0
6 Bahrain Islamic Bank Bahrain 17 17 17 17,0
7 Al Salam Bank Bahrain 18 15 16 16,3
8 Abu Dhabi Islamic Bank UEA 11 18 18 15,7
9 Mashraf Al Rayan Qatar 7 19 20 15,3
10 Al Baraka Islamic Bank Bahrain 13 14 17 14,7
11 HSBC Amanah Malaysia Malaysia 15 14 14 14,3
12 RHB Islamic Bank Malaysia Malaysia 13 14 15 14,0
13 Affin Islamic Bank Malaysia Malaysia 15 12 14 13,7
14 Al-Rajhi Malaysia Malaysia 13 10 15 12,7
15 Boubyan Bank Kuwait 14 11 11 12,0
16 Standard Chartered Saadiq Malaysia 11 9 11 10,3
17 Public Islamic Bank Malaysia 12 9 9 10,0
18 ABC Islamic Bank UEA 10 7 7 8,0
19 Emirates Islamic Bank UEA 9 7 7 7,7
TOTAL
275 306 330
RATA-RATA 14,47 16,11 17,37
Sumber: Hasil olah penulis
66
Tabel 4.3 menunjukkan hasil indeks ISR selama tahun 2013-2015 dari
sampel dalam penelitian ini. Secara umum, total nilai indeks ISR dari tahun ke
tahunnya terus meningkat walaupun ada tiga bank syariah yang mengalami
penurunan indeks ISR selama tahun 2013-2015 yaitu Bank Muamalat Indonesia,
Public Islamic Bank Berhad Malaysia dan ABC Islamic Bank Bahrain.
Berdasarkan tabel di atas, bank syariah yang terletak di Indonesia memiliki
nilai ISR yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah di negara
lain. Nilai indeks ISR bank syariah di Indonesia mencapai lebih dari 20 poin
setiap tahunnya. Sedangkan bank syariah yang masih memiliki indeks ISR yang
cukup rendah yaitu Emirates Islamic Bank dan ACB Islamic Bank dimana indeks
pengungkapan ISRnya masih dibawah 10 poin setiap tahunnya.
Jika dilihat dari seluruh sampel bank syariah, pada tahun 2013 bank syariah
yang memiliki nilai indeks ISR tertinggi yaitu Bank Syariah Mandiri dengan nilai
25 poin. Begitu pula dengan tahun 2014 dan 2015, posisi nilai indeks ISR
tertinggi masih ditempati oleh Bank Syariah mandiri dengan nilai 37 poin.
Sedangkan bank syariah yang memiliki nilai indeks ISR terendah pada tahun 2013
yaitu Mashraf Al Rayan Qatar dengan 7 poin. Pada tahun 2014 nilai indeks ISR
terendah diperoleh oleh Emirates Islamic Bank dengan nilai 6 poin. Sedangkan
pada tahun 2015 posisi terendah ditempati oleh ABC Islamic Bank Bahrain dan
Emirates Islamic Bank dengan total nilai indeks ISR 7 poin.
Berdasarkan content analysis pada tabel 4.3 bank syariah yang berasal dari
indonesia berhasil menduduki peringkat lima besar. Tingginya nilai indeks ISR ini
67
dapat disebabkan karena adanya peraturan yang cukup mengikat mengenai
pengungkapan laporan sosial di Indonesia khususnya tema corporate governance.
Pelaksanaan good corporate governance oleh bank umum syariah dan unit usaha
syaraih di Indonesia sudah diatur dalam peraturan bank Indonesia. Selain itu di
Indonesia juga diatur mengenai pelaporan tanggung jawab sosial dalam undang-
undang peseroan terbatas. Begitu pula dengan bank syariah di Malaysia yang
memiliki indeks ISR yang cukup tinggi hal ini disebabkan karena adanya
peraturan yang mengatur mengenai pelaporan sosial yaitu peraturan Guidelines on
the Specimen Financial Statements for Licensed Islamic Bank (GP8-i), Financial
Reporting Standar (FRSi-1) serta AAOIFI. Sedangkan negara-negara GCC
menggunakan AAOIFI sebagai salah satu aturannya. Namun dalam
pengungkapan laporan sosial, indeks yang diperoleh oleh bank syariah di negara-
negara GCC masih tergolong rendah. Hal ini mungkin disebabkan belum
optimalnya implementasi AAOIFI yang dilakukan oleh bank-bank syariah
tersebut.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa bank syariah yang memilki nilai
indeks ISR tertinggi ditempati oleh bank syariah yang sama setiap tahunnya. Hal
ini menunjukkan adanya tindakan yang cukup konsisten dalam mengungkapkan
Islamic Social Reporting setiap tahunnya. Bank syariah dengan nilai terendah juga
hampir ditempati oleh bank syariah yang relatif sama dalam setiap tahunnya. Hal
ini menunjukkan bank syariah tersebut belum mengungkapkan social reporting
yang sesuai dengan ISR. Bank syariah yang memiliki nilai ISR yang rendah
cenderung hanya melakukan pengungkapan pada bagian corporate governance.
68
Namun yang di maksud dengan ISR adalah seluruh aspek perusahaan baik
itu peran perusahaan yang dilakukan pada aspek perushaan baik itu peran
perushaan dalam kegiatan ekonomi maupun dalam aspek spriritualis seperti
larangan akan riba, zakat, wakaf, serta dana qardh. Selain itu ISR juga termasuk
keadilan yang dilakukan oleh perusahaan baik itu kepada lingkungan maupun
kepada sesama masyarakat sekitar dan di lingkungan perusahaan.
Namun, belum mengungkapkan sesuai dengan ISR bukan berarti bank
syariah tersebut tidak melakukan tanggung jawab sosialnya dengan baik. Bisa saja
bank syariah tersebut telah melakukan tanggung jawab sosialnya namun tidak
diungkapkan pada laporan tahunannya.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif akan menggambarkan statistik deskriptif
seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi maksimum, minimum, mean
(rata-rata) dan standar deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi populasi penduduk muslim, islamic governance score, leverage dan
profitabilitas sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependennya yaitu
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
Hasil pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini secara deskriptif bisa
dilihat di tabel berikut:
69
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISR 57 6,00 30,00 15,7193 6,17817
IGS 57 1,00 4,00 2,4035 1,09967
PPM 57 61,00 100,00 76,6316 12,17379
LEV 57 ,0029 18,1399 6,253648 5,2553811
PROF 57 -,5391 ,5469 ,124457 ,2013407
Valid N
(listwise)
57
Sumber: Data olah SPSS
Keterangan:
ISR adalah Islamic Social Reporting
PPM adalah Rasio Populasi Masyarakat Muslim
IGS adalah Islamic Governance Score
LEV adalah rasio Leverage dari masing-masing sampel
PROF adalah rasio Profitabilitas dari masing-masing sampel
Pada Tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang
digunakan sebanyak 57 data. Variabel ISR dapat terlihat bahwa rata-rata
pengungkapan ISR yang dilakukan oleh bank syariah adalah 15,71. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan ISR yang dilakukan oleh bank
syariah yang dijadikan sampel belum cukup baik karena nilai rata-rata hanya 15
sampai 16 komponen yang diungkapkan oleh bank syariah yang terkait ISR. Nilai
ini tidak mencapai setengah dari total komponen ISR (48 komponen) yang
70
menjadi dasar perhitungan indeks ISR pada penelitian ini. Simpangan baku dari
ISR yaitu 6,17. Nilai minimum ISR yaitu 6 sedangkan nilai maksimum 30.
Perbedaan yang cukup jauh antara nilai minimum dan maksimum ini dapat
disebabkan karena pengungkapan ISR bukanlah suatu keharusan melaikan
sukarela dilakukan oleh setiap bank syariah dan tergantung pada kebijakan bank
syariah tersebut.
Untuk variabel rasio populasi penduduk muslim nilai rata-ratanya adalah
76,63. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio populasi muslim terhadap total
penduduk pada negara-negara yang bank syariahnya dijadikan sampel sebesar
77%. Simpangan baku dari populasi muslim yaitu 12,27 yang menunjukkan
rentang rasio populasi muslim dari negara-negara tempat bank syariah beroperasi
yang diteliti tidak besar. Nilai minimum populasi muslim yaitu 61,00 sedangkan
nilai maksimumnya yaitu 100. Nilai 100 pada variabel ini menunjukka adanya
negara yang memiliki penduduk yang seluruhnya beragama Islam yaitu Arab
Saudi. Sedangkan nilai minimum 61 menunjukkan bahwa negara tersebut
memiliki rasio penduduk muslim sebesar 61% dari total seluruh penduduk
negaranya. Negara yang memiliki rasio penduduk muslim sebesar 61% tersebut
adalah Malaysia.
Rata-rata variabel untuk Islamic Governance Score adalah 2,4 dengan
simpangan baku 1,09. Nilai rata-rata 2,4 menunjukkan bahwa paling tidak ada 2
sampa 3 komponen Islamic Governnace Score yang telah diungkapkan oleh bank
syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sedangkan nilai minimum dan
maksimum adalah 1 dan 4. Nilai minimum 1 menunjukkan adanya bank syariah
71
yang hanya mengungkapkan 1 komponen saja, kebanyakan dari bank syariah
tersebut hanya mengungkapkan jumlah dewan pengawas syariah. Sedangkan nilai
maksimum 4 menunjukkan adanya bank syariah yang telah mengungkapkan
seluruh komponen yangmenjadi dasar perhitungan Islamic Governance Score
yaitu jumlah dewan pengawas syariah, cross membership, reputasi dewan
pengawas syariah dan latar belakang pendidikan.
Untuk rata-rata nilai leverage yaitu 6,25 dan simpangan baku 5,25. Nilai
minimum dari leverage adalah 0,003 sedangkan nilai maksimumnya 18,14. Nilai
rata-rata leverage 6,25 menunjukkan bahwa rata-rata bank syariah yang menjadi
sampel dalam penelitian ini masih banyak menggunakan utang untuk membiayai
perusahaan. Nilai minimum menunjukkan bahwa adanya bank syariah yang hanya
menggunakan 0,003 untuk membiayai perusahaan sedangkan nilai maksimum
18,14 menunjukkan adanya bank syariah yang menggunakan utang relatif tinggi
untuk pembiayaan perusahaan.
Variabel terakhir yaitu profitabilitas, nilai profitabilitas ini berasal dari
Return On Asset (ROA) yaitu seberapa besar aset yang dimiliki oleh bank syariah
ini dapat menghasilkan return bagi bank syariah itu sendiri. Nilai rata-rata adalah
0,125 hal ini menunjukkan rata-rata bank syariah yang menjadi sampel hanya
memperoleh return sebesar 12,5% yang berasal dari ekuitasnya. Simpangan baku
dari profitabilitas yaitu 0,20. Sedangkan nilai minimum adalah -0,54 dan
maksimum 0,55. Nilai minimum pada profitabilias ini bernilai negatif karena ada
beberapa bank syariah yang mengalami kerugian. Sedangkan nilai maksimum
72
menunjukkan adanya bank syariah yang dapat memperoleh return dari ekuitas
sebesar 55%.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik
Penggunaan alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya
pengujian asumsi klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan
bias pada hasil penelitian. Asumsi klasik yang perlu diuji adalah Uji Normalitas,
Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Suatu model
regresi yang baik adalah dimana datanya berdistribusi normal atau
mendekati normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Olah SPSS
73
Gambar 4.1 diatas menunjukan hasil uji normalitas, uji normalitas dilakukan
dengan cara melihat apakah sampel mendekati garis diagonal. Berdasarkan hasil
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa persebaran titik-titik tersebar secara
teratur disekitar garis diagonal sehingga secara visual dapat dikatakan bahwa
residual dari estimasi terdistribusi secara normal. Namun untuk lebih meyakinkan
maka dilakukan pengujian Kolmogorov Smirnov, berikut hasil pengujiannya:
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
ISR PPM IGS LEV PROF
N 57 57 57 57 57
Normal Parametersa,b
Mean 15,7193 76,6316 2,4035 6,2536 ,1245
Std.
Deviation 6,17817 12,17379 1,09967 5,25538 ,20134
Most Extreme Differences Absolute ,125 ,216 ,222 ,132 ,201
Positive ,125 ,216 ,222 ,132 ,093
Negative -,074 -,196 -,155 -,117 -,201
Test Statistic ,125 ,216 ,222 ,132 ,201
Asymp. Sig. (2-tailed) ,026
c ,000
c ,000
c ,015
c ,000
c
Sumber : Data Olah SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai test statistic
kolmogorov smirnov untuk populasi penduduk muslim, islamic governance score,
leverage dan profitabilitas memiliki nilai signifikan > 0,05, hal ini berarti Ho
diterima dan H1 ditolak sehingga data terdistribusi secara normal.
74
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
Berikut hasil uji Multikolinearitas :
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061 ,731 1,368
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000 ,794 1,259
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544 ,664 1,506
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190 ,978 1,023
Sumber: Data Olah SPSS
Tabel 4.5 Menunjukkan hasil uji multikolinearitas. Dari hasil uji tersebut
dapat dilihat bahwa dari nilai Populasi Penduduk Muslim sebesar 0,731 yang
berarti lebih besar dari 0,1 dan untuk VIF Populasi penduduk muslim 1,368 < 10.
Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas pada data variabel populasi penduduk
muslim. (Ghozali 2011)
Nilai tolerance Islamic Governance Score sebesar 0,794 > 0,1 dan VIF
1,259 < 10. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas pada variabel islamic
75
governace score. Nilai Leverage sebesar 0,664 > 0,1 dan VIF 1,506 < 10. Hal ini
berarti tidak terjadi multikolinearitas pada variabel leverage, untuk nilai
Profitabilitas sebesar 0,978 > 0,1 dan VIF 1,023 < 10. Hal ini berarti tidak terjadi
multikolinearitas pada variabel profitabilitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada gelaja
keterokedastisitas di dalam model penelitian ini. Gejala heterokedastisitas
menunjukan adanya ketidak seragaman di dalam variasi model dan menyebabkan
error-nya menjadi tidak konsisten. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas
dilakukan dengan melihat nilai probabilitas. Berikut hasil uji heterokedatisitas:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,148 2,221 ,066 ,947
PPM ,016 ,026 ,098 ,632 ,530
IGS ,419 ,272 ,228 1,538 ,130
LEV ,029 ,062 ,076 ,468 ,642
PROF 1,825 1,340 ,182 1,362 ,179
Sumber : Data Olah SPSS
Hasil tampilan Tabel 4.7 di atas memberikan informasi koefisien variabel
independen tidak ada yang signifikan. Semua variabel independen mempunyai
76
nilai sig > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat
heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah error antar periode
waktu saling berhubungan. Penelitian ini menggunakan statistik Durbin Watson
untuk menguji autokorelasi.
Berikut hasil pengujian Durbin Watson :
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,827
a ,683 ,659 3,608 1,460
Sumber : Data Olah SPSS
Hasil uji Durbin Watson pada tabel 4.8 adalah 1,460. Penelitian ini
menggunakan jumlah sampel sebanyak 57 sampel, dan jumlah variabel
independen sebanyak 4. Pada tabel 4.9 dijelaskan mengenai hasil analisis Durbin
Watson sebagai berikut :
77
Tabel 4.9
Hasil Analisis Durbin Watson
Keterangan Nilai
N 57
k' 4
dL (57,5) 1,283
dU (57,5) 1,559
4-dU 2,441
4-dL 2,717
d-stat 1,460
n = banyaknya observasi
k' = banyaknya variabel bebas
dL = batas bawah tabel DW
dU = batas atas tabel DW
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai DW sebesar 1,460. Dengan
jumlah data (N=57) dan variabel bebas 4 (k’=4) maka diperoleh dL sebesar 1,283
dan dU sebesar 1,559.
Sehingga dapat diketahui daerah pengambilan Keputusan Durbin Watson
sebagai berikut :
Gambar 4.1
Daerah Pengambilan Keputusan Durbin-Watson
Tidak Tahu Tidak Tahu
Korelasi Positif Tidak ada korelasi Korelasi Negatif
0 1,283 1,559 2,44 2,717
4
78
Gambar 4.1 menunjukkan daerah pengambilan keputusan uji durbin
Watson. Nilai DW adalah 1,460 berada pada daerah tidah tahu. Ini adalah salah
satu kelemahan dari uji durbin Watson yaitu terdapat daerah yang tidak dapat
menentukan keputusan. Oleh sebab itu dilakukan uji autokorelasi dengan
menggunakan metode Breusch-Godfrey.
Tabel 4.10
Hasil Uji Breusch-Godfrey
F Statistic 0,967850 Prob F (5,51) 0,3870
Obs*R-squared 2,166160 Prob Chi-squared (5) 0,3386
Sumber: Data Olah SPSS
Tabel 4.10 menunjukkan nilai probabilitas Obs*Chi-squared 0,3386 yang
berarti lebih besar dati 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah
autokorelasi dalam model.
D. Persamaan Model Regresi Data Panel
Penelitiandengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi data
panel dapat dilihat pada tabel 4.8. persamaan regresi didapatkan sebagai berikut:
ISRit = -0,597 + 0,089PPMit + 3,967IGSit – 0,069LEVit + 3,217PROFit
79
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar -0.597
2. Nilai koefisien regresi populasi penduduk muslim sebesar 0.089,
menunjukkan bahwa jika nilai PPM pada observasi ke i dan periode ke t
naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan
menaikkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.089%.
3. Nilai koefisien regresi Islamic Governance Score sbesar 3.967, menunjukan
bahwa jika nilai IGS pada observas ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai ISR pada
observasi ke i dan periode ke t sebesar 3.967%.
4. Nilai koefisien regresi Leverage sebesar -0.069, menunjukkan bahwa jika
niali leverage pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% dengan
asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR pada
observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.069%.
5. Nilai koefiesien regresi profitabilitas sebesar 3.217, menunjukkan bahwa
jika nilai profitabilitas pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai ISR pada
observasi ke i dan periode ke t sebesar 3.217%.
E. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa pengaruh
variabel independen yaitu Populasi Penduduk Muslim, Islamic Governance Score,
80
Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROE) terhadap variabel dependen yaitu
pengungkapan Islamic Social Reporting.
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,827a ,683 ,659 3,60781
Sumber: Data Olah SPSS
Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai dengan 1 ( 0 < R2 < 1 ). Semakin
besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut, dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan
tidak dapat menjelaskan variabel independen.
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan nilai Adjusted R Square pada model
regresi adalah 0,659 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (PPM,
IGS, Leverage dan Profitabilitas) dalam menjelaskna variabel dependen
(pengungkapan ISR) adalah sebesar 65,9% sedangkan sisanya sebesar 34,1%
dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen.
81
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1460,661 4 365,165 28,054 ,000b
Residual 676,848 52 13,016
Total 2137,509 56
Sumber: Data Olah SPSS
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 28,054
dan signifikan 0,000. Sementara F tabel dengan tingkat α= 5%, df1 (k-1) = 4 dan
df2 (n-k) = 53 di dapat F tabel sebesar 2,56. Dengan demikian F hitung (28,054) >
dari F tabel (2,56) dan Signifikan F Change 0,000< 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa Ha1 diterima sedangkan H0 ditolak, variabel-variabel independen dalam
penelitian ini yang terdiri dari Populasi Penduduk Muslim, Islamic Social Score,
Leverage dan Profitabilitas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan ISR.
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan
untuk memeriksa lebih lanjut manakah diantara keempat variabel independen
yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting
perbankan syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 4 variabel independen
yang dimasukkan dalam model dengan signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa
hanya variabel populasi penduduk muslim, islamic governance score, leverage
dan profitabilitas
82
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Rasio Populasi Penduduk Muslim
Variabel Rasio Populasi Penduduk Muslim memiliki thitung sebesar
1,919 < ttabel 2,006 dan Nilai Signifikan 0,061 > 0,05. Hal ini berarti variabel
rasio populasi penduduk muslim tidak berpengaruh signifikan (0,05)
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Namun apabila
menggunakan nilai signifikansi 10% (0,10) maka Populasi Penduduk
Muslim masih memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting.
Dengan demikan, H1 “Populasi Penduduk Muslim berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting” ditolak.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190
83
Hal ini bertentangan dengan penelitian (Farook and Lanies 2005) yang
menyatakan bahwa populasi penduduk muslim berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting.
Tidak adanya pengaruh signifikan bisa terjadi karena pengungkapan
ISR saat ini bukan lagi sekedar dipengaruhi oleh populasi penduduk muslim
di daerah tersebut sesuai dengan theory relevant pubic yang menyatakan
bahwa semakin banyaknya banyaknya proporsi penduduk dalam suatu
Negara maka semkin besar pula tekanan yang diberikannya. Namun
berdasarkan hasil penelitian pengungkapan Islamic Social Reporting tidak
lagi hanya sebatas tekanan masyarakat saja namun sudah menjadi tanggung
jawab perusahaan kepada masyarakat. Islamic Social Reporting dapat
menunjukkan sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
b. Islamic Governance Score terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting
Variabel Islamic Governance Score memiliki thitung sebesar 8,065 >
ttabel 2.006. Nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel Islamic
Governance Score signifikan di level 5%, Dapat disimpulkan bahwa
variabel Islamic Governance Score berpengaruh signifikan positif terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting pada bank syariah di Indonesia,
Malaysia dan Negara GCC. Dengan demikian, H2 “Ukuran Islamic
84
Governance Score berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic
Governance Score” diterima.
Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang
menyatakan Islamic Governance Score yang meliputi Jumlah Dewan
Pengawas Syariah (DPS), Reputasi DPS, Cross membership, dan Latar
Belakang Pendidikan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting. Penelitian yang sesuai dengan hasil
penelitian ini diantaranya penelitian (Farook and Lanies 2005), (Charles and
Chariri 2012) dan (Othman and Thani 2010).
Islamic Governance Score yang meliputi penjabaran dari Dewan
Pengawas Syariah juga menrupakan salah satu item yang harus
diungkapkan dalam Islamic Social Reporting. Dewan pengawas yang
memiliki pengalaman dan reputasi yang baik akan mempunyai eranan
penting dalam perusahaan. Dewan Pengawas Syariah akan akan mempunyai
wewenang mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah,
antara lain seperti mengawasi penyaluran dana zakat, infak dan sedekah
yang bias diakui dalam item ISR perusahaan.
Dewan Pengawas Syariah dalam jumlah yang tepat dengan latar
belakang dan pengalaman yang baik dapat mengakibatkan review pada
pelaporan perusahaan yang lebih baik terutama dalam hal tata kelolah
perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan.
Dengan demikan, H2 “Islamic Governance Score berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting” diterima.
85
c. Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting
Variabel Leverage memiliki thitung -6,10 < ttabel 2,006. Nilai Signifikan
0,544> 0,05, hal ini berarti variabel ukuran Leverage tidak signifikan pada
level 5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Leverage tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Dengan
demikian. H3 “Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting” diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari (Charles and Chariri
2012) dan (Lucyanda, Gracia and Siahaan 2012) yang menemukan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Islamic Social Reporting dengan
Leverage. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian ekuitas saham tidak
mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting kepada masyarakat
luas.
d. Profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting
Variabel Profitabilitas memiliki thitung 1,328 < ttabel 2,006. Nilai Signifikan
0,190> 0,05, hal ini berarti variabel ukuran Profitabilitas tidak signifikan pada
level 5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.
Dengan demikian, H4 “Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting” ditolak.
86
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian (Charles and Chariri
2012) , (Widayuni and Harto 2014) dan (Rizkyningsih 2012) namun sesuai
dengan penelitian (Hussain & Hammami, 2009), (Astuti 2014) dan (Putra,
Takidah and Arafah 2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan profitabilitas.
87
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yang dilakukan bank syariah di
Indonesia, Malaysia dan Gufl Corporate Council. Selain itu juga untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR). Sampel yang digunakan adalah 19 bank syariah di Indonesia,
Malaysia dan Negara GCC pada tahun 2013-2015.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu :
1. Tingkat pengungkapan pelaporan sosial yang berdasarkan prinsip islam
yang digambarkan oleh indeks Islamic Social Reporting menunjukkan
peningkatan pada setiap tahunnya. Bank Syariah yang memiliki indeks ISR
yang cukup tinggi berada di Indonesia yang berhasil meraih nilai lebih dari
separuh (24 item) dari pengungkapan disetiap tahunnya. Selain itu indeks
tertinggi pada tahun 2013-2015 dicapai oleh bank syariah yang berasal dari
Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri.
2. Berdasarkan hasil regresi model penelitian dapat disimpulkan bahwa
variabel Islamic Governance Score memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Sedangkan untuk
88
Populasi Penduduk Muslim, Leverage dan Profitabilitas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.
3. Varibel Islamic Governance Score memiliki pengaruh yang signifikan
karena hal ini dilandasi bahwa pengungkapan tanggung jawab social
perusahaan sudah menjadi kewajiban perusahaan kepada masyarakat luas,
bukan hanya merupakan kewajiban saat perusahaan mendapatkan profit
yang tinggi ataupun tuntutan populasi masyarakat muslim disuatu negara.
Selain itu pengetahun dan pengalaman Dewan Pengawaas Syariah ternyata
juga mampu meningkatkan pengungkapan Islamic Social Reporting.
4. Rendahnya pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah
di Negara GCC bukan berarti mereka buruk dapam pelaporan ISR, namun
ada kemungkinan bahwa mereka tidak mengungkapkan semua tanggung
jawab sosialnya pada laporan keuangan maupun laporan tahunan. Selain itu
ditemukan juga bahwa beberapa bank di Negara GCC mengambungkan
beberapa item pengungkapan sekaligus.
B. Implikasi
1. Bagi Bank Syariah, penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa
terdapat peningkatan pengungkapan yang dilakukan oleh bank syariah yang
menjadi sampel penelitian selama tiga tahun terkahir, hal ini menunjukkan
bahwa banyak bank syariah yang menganggap bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial bukan lagi sekedar tanggung jawab sukarela
perusahaan tapi sudah menjadi kewajiban perussahaan.
89
2. Bagi Pemerintah khususnya di Indonesia, penelitian ini bisa memberikan
informasi mengenai penerapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia,
bahwa bank syariah di Indonesia sudah cukup baik dalam penyampaian
tanggung jawab sosialnya, terlebih lagi dengan sistem pengungkapan good
corporate governace yang diterapkan pemerintah sejalan dengan item
pengungkapan ISR.
3. Bagi masyarakat luas, penelitian ini bisa menjadi informasi mengenai
perkembangan perbankan syariah saat ini, terutama mengenai
pengungkapan tanggung jawab sosialnya.
C. Saran
Saran bagi peneliti selanjutnya untuk menambah variabel-variabel
independen lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan ISR
seperti ukuran perusahaan, listing atau tidaknya suatu perusahaan, kantor akuntan
yang digunakan.
90
DAFTAR PUSTAKA
AAOFI. Accounting Auditing and Governance Standards for Internantional
Financial Institution. (2015).
Abdullah, Percy W.A, and Stewart J. "Corporate Social Responsibility in Islamic
Banks: A Study of Shari'ah Suvervisory Board Disclosure and Zakat
Disclosure in Malaysia and Indonesia Islamic Banks." 2011.
Agustani, and Anggraeni. "Peranan Corporate Social Responsibility dalam
mengimplementasikan Good Coporate Governance." Jurnal Forum Bisnis
danKeuangan1, 2012.
Angraini, Vivi. "Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Earnig Response Coeficient (ERC)."
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Astuti, Tri Puji. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting
pada Perbankan Syariah di Indonesia." Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014.
Ayu D.F. "Analisis Pengaruh Jenis Industri, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)." Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010.
Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Manjadi
Mandatory. Vol. II. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Badroen, Faisal. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2006.
Charles, and Chariri. "Anaisis Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility." Diponegoro Journal of
Accounting, 2012.
Ekkyanshah. "Membangun Program CSR yang Seimbang." Akuntansi Indonesia
12, no. 2 (Oktober 2008): 33.
Faozan, Aakhmad. "Implementasion Good Corporate Governance." La_Riba
(Jurnal Ekonomi Islam) VII, no. 1 (Juli 2013).
Farook, and Lanies. "Banking of Islam ? Determinants of CSR Disclosure."
International Conference on Islamic Economics Finance. Yaman, 2005.
Farook, Sayd, Kabir Hassan, and Roman Lanis. "Determinants of Corporate
Social Responsibility Disclosure: The Case Of Islamic Banks." Journal of
Islamic Accounting and Bussiness Research, 2011.
91
Fauziah, Khusnul, and Prabowo Yudho. "Analisis Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social
Reporting Index." Jurnal Dinamika Akuntansi 5, no. 1 (Maret 2013): 13.
Febriany, Novita, Inten Meutia, and Suhel. "Analisis Islamic Social Reporting
Pada Bank Umum Syariah di Indonesia." Silatnas IV Fordebi. Surabaya,
2014.
Fitria, Soraya, and Dwi Hartanti. "Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan
Islamic Social Reporting Indeks." Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto. 2010. 2.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, 2011.
Grassa, Rihab. "Shariah Supervisory system in Islamic Financial Institution."
Humanomic 29, no. 4 (2016).
Hadi, Nor. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta, 2011.
Haniffa, Ros. "Social Reporting Disclosure An Islamic Perspective." Indonesian
Management Accounting Research 2, no. 2 (July 2002): 128-146.
Haniffa, Roszaini, and Muhammad Hudaib. "Exploring the Ethical Identity if
Islamic Bank via Communication in Annual Reports." Journal of Business
Ethics (Jou), 2007: 107.
Harahap, Sofyan Safri. "The Disclosure of Islamic Value - Annual Report
Analysis of Bank Muamalat Indonesia's Annual Report." Iqtisad Journal of
Islamic Economic (Rajawali Pers), 2010: 35-45.
Hariandy. "Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat Diversifikasi dan
Dana Pihak Ketiga terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris
pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia tahun 2007-2009)."
Skripsi Fakultas Ekonomi Uiniversitas Indonesia, 2011.
Hasanah, Uswatun. "Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah."
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2015: 36-38.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.
Lucyanda, Jurica, Lady Gracia, and Prilia Siahaan. "The Influence of Company
Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure."
International Conference on Business and Management. Phuket, Thailand,
2012.
92
Maali, Bassam. "Socia Reporting by Islamic Banks." Abacus 42, no. 2 (2006):
281.
Masruki, and Zakaria. "Value Relevant of Accounting Numbers: Determinats of
Corporate Social Responsibility Disclosure of Islamic Banks in Malaysia ."
2009.
Muetia, Intan. "Menata Pengungkapan di Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis)."
(Citra Pustaka) 2010.
Muhammad. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Muhammad, Rifqi. "The Disclosure Evaluation of Islamic Banking Reports:
Evidences From Middle East and Other Regions in Asia." Journal of
Islamic Finance IV, no. 2 (2015).
Mulyanita, Sugesty. "Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Perusahaan terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan." Skripsi Universitas Negeri Lampung, 2009.
murwaningsari, etty. "HUbungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility dan Corporate financial performance dalam satu continum."
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 11 (2009): 30-41.
Othman, Radiah, and Rashid Ameer. "Conceptualizing the duties and roles of
auditor in Islamic Financial Institution." Humanomics 31 (2015): 201-203.
Othman, Rohana, and Md Azlan Thani. "Islamic Social Reporting Of Listed
Companies in Malaysia." International Business and Economics Research
Journal 9 (April 2010).
Othman, Thani, and Ghani. "Determinants of Islmaic Social Reporting Among
Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia." Reseach Journal of
International Studies 12 (2009).
Putra, Haris Fifa. "Ananlisis Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan
Indeks Islamic Social Reporting (ISR)." Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya, 2013: 3.
Putra, Muhamad Prakoso, Erika Takidah, and Muhammad Yaser Arafah.
"Determinant on Islamic Social Reporting in Islamic Banking (Case Study
in Indonesia)." International Conference of Global Islamic Studies. 2014.
Raditya, Amalia Nurul. Analisis Fakto-fakto yang memepengaruhi tingkat
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). 2013.
Rifqi, Muhammad. "The Disclosure Evaluation of Islamic Banking Reports:
Evidences from Middle East and other Regions in Asia." Journal Islamic Of
Finance 4, no. 2 (2016).
93
Rizkyningsih. "Faktor-Faktor yang Mengungkapkan Islamic Social Reporting
Pada Perbankan Syariah." Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2012.
Rufaida, Izza. "Pengaruh Corporate Governance, profitabilitas, dan Pengungkapan
Media terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility." Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014: 1.
Sekaran, Uma. Metode Penelitian Bisnis. jakarta: Salemba Empat, 2006.
Shahul, H.M.I. "Different Worldview Needs Different Accounting." IIUM
International Conference of Accounting. Malaysia, 2001.
Siddiqi, N. "The Issues of Islmaic Economic." 1980.
Triwiyono, Iwan. Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi dan Teori. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012.
Untung, Hendrik Budi. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika,
2009.
Wibisono, Yusuf. "Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responsibility." (Fascho Publishing) 2007.
Widayuni, Nisrina, and Puji Harto. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan CSR Pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia."
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2014.
Yusuf, Muhammad Yasir. "Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: kajian
Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh." Jurnal Ekonomi Islam La-
Riba IV, no. 2 (Desember 2010): 199.
94
LAMPIRAN PENELITIAN
Lampiran 1 Daftar Indeks Islamic Social Reporting
Item yang di Ungkapkan
A. Finance and Investment Theme
1 Kegiatan yang mengandung Riba (beban bunga/pendapatan bunga)
2
Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) termasuk di dalamnya
unsur judi
3 Zakat (jumlah dan penerima zakat)
4 Kebijakan atas pembayaran tertunda dan Penghapusan hutang tak tertagih
5 Kegiatan Investasi (secar umum)
6 Proyek pembiayaan (secara umum)
B. Product and Service Theme
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk baru
8 Glossary/definisi setiap produk
9 Pelayanan atas keluhan konsumen
C. Employee Theme
10 Jam kerja karyawan
11 Hari libur
12 Tunjangan karyawan
13 Renumerasi karyawan
14
Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (Pengembangan Sumber Daya
Manusia)
15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita
16 Keterlibatan karyawan
17 Kesehatan dan keselamatan karyawan
18 Lingkungan Kerja
19 Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik/mantan pengguna narkoba)
20 Tempat ibadah yang memadai bagi karyawan
D. Society (Community Involment ) Theme
21 Pemberian Donasi (Saddaqa)
22 Wakaf
23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan)
24 Sukarelawan dari kalangan karyawan
25 Pemberian beasiswa sekolah
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah
27 Pengembangan generasi muda
28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat
29 Kepedulian terhadap anak-anak
95
30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/Olahraga
E. Renvirotment Theme
31 Konservasi Lingkungan Hidup
32 Tidak membuat polusi lingkungan hidup
33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup
34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup
35 Sistem manajemen lingkungan
F. Corporate Governance Score
36 Status kepatuhan terhadap Syariah
37 Rincian nama direksi/manajemen
38 Profil jajaran direksi/manajmen
39 Rincian tanggung jawab manajemen
40 Pernyataan mengenai renumerasi manajemen
41 Jumlah pelaksanaan rapat manajemen
42 Rincian nama dewan pengawas syariah
43 Profil dewan pengawas syariah
44 Rincian tanggung jawab dewanpengawas syariah
45 Pernyataan mengenai renumerasi dewan pengawas syariah
46 Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas syariah
47 Struktur kepemilikan saham
48 Kebijakan anti korupsi
96
Lampiran 2 Rasio Populasi Penduduk Muslim menurut CIA Worldbook
No Nama Negara Rasio Kepemelukan Agama
Muslim Kristen Budha Hindu Other
1 Indonesia 87.20% 7% . 1.70% 1.30%
2 Malaysia 61.30% 9.20% 19.80% 6.30% 4.50%
3
Uni Emirates
Arab 90% 9% 1%
4 Arab Saudi 100% 100%
5 Qatar 77.50% 8.50% 14%
6 Bahrain 70.30% 14.50% 2.50% 2.70%
7 Kuwait 76.7 % 17.30% 5.90%
Tampilan Website CIA World Facbook:
97
Lampiran 3 Rasio Variabel Penelitian
No Nama Bank ISR PMM IGS Leverage Profitabilitas
1 Bank Mandiri Syariah 25 0.87 4
2.10420
0.115092380
2 Bank Mega Syariah 21 0.87 3
3.29214
0.035162450
3 Bank Muamalat 23 0.87 4
1.38311
0.164495970
4
Affin Islamic Bank
Malaysia 15 0.61 2
18.13990
0.046134180
5 HSBC Amanah Malaysia 15 0.61 2
0.86278
0.045593300
6
Public Islamic Bank
Berhad 12 0.61 2
15.71075
0.028958230
7
RHB Islamic Bank
Malaysia 13 0.61 1
10.10935
0.091664730
8 Standard Chartered Saadiq 11 0.61 1
18.13990
0.057438100
9 Al Rajhi Malaysia 13 0.61 2
12.02850 -0.124408230
10 ABC Islamic Bank 10 0.77 2
8.54853
0.175044220
11 Al Baraka Islamic Bank 13 0.77 2
0.54853
0.025073150
12 As Salam Bank 18 0.77 4
1.94727
0.460659630
13 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3
0.50107
0.255307120
14 Boubyan Bank 14 0.85 2
5.11062
0.022973800
15 Mashraf Al-Rayan 7 0.78 1
0.10374
0.546863660
16 Qatar Islamic Bank 12 0.78 1
2.05516
0.489679890
17 Al-Rajhi Arab Saudi 16 1.00 3
0.51243
0.395598850
18 Abu Dhabi Islamic Bank 11 0.90 2
8.08509
0.166188450
19 Emirates Islamic Bank 9 0.90 1
14.77007
0.151733400
20 Bank Mandiri Syariah 30 0.87 4
2.04533
0.132027400
21 Bank Mega Syariah 25 0.87 4
3.48826
0.136891760
22 Bank Muamalat 22 0.87 4
1.90096
0.031317000
23
Affin Islamic Bank
Malaysia 12 0.61 1
15.39348
0.189452000
98
24 HSBC Amanah Malaysia 14 0.61 2
5.47096
0.417712360
25
Public Islamic Bank
Berhad 9 0.61 1
14.09450
0.270227730
26
RHB Islamic Bank
Malaysia 14 0.61 2
11.51366
0.211512030
27 Standard Chartered Saadiq 9 0.61 2
14.10702
0.026861170
28 Al Rajhi Malaysia 10 0.61 3
6.32391
0.018275070
29 ABC Islamic Bank 7 0.77 1
6.46822
0.076714080
30 Al Baraka Islamic Bank 14 0.77 2
0.87394 -0.284581230
31 As Salam Bank 15 0.77 4
0.00285
0.093086700
32 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3
0.64879 -0.212698060
33 Boubyan Bank 11 0.85 1
9.82732 -0.539118290
34 Mashraf Al-Rayan 19 0.78 2
0.30210
0.365057730
35 Qatar Islamic Bank 19 0.78 2
1.82470
0.336647590
36 Al-Rajhi Arab Saudi 27 1.00 4
4.94031
0.396370800
37 Abu Dhabi Islamic Bank 18 0.90 2
7.96965
0.012175580
38 Emirates Islamic Bank 6 0.90 1
7.80295
0.051718410
39 Bank Mandiri Syariah 30 0.87 4
2.47936
0.128847190
40 Bank Mega Syariah 25 0.87 4
3.66131
0.135527910
41 Bank Muamalat 22 0.87 3
1.76394
0.079874950
42
Affin Islamic Bank
Malaysia 14 0.61 4
16.43286
0.018161360
43 HSBC Amanah Malaysia 14 0.61 2
7.60866
0.329983780
44
Public Islamic Bank
Berhad 9 0.61 1
12.03351
0.298715370
45
RHB Islamic Bank
Malaysia 15 0.61 2
12.31602
0.180032200
46 Standard Chartered Saadiq 11 0.61 2
8.20901
0.116640280
47 Al Rajhi Malaysia 15 0.61 3
7.15809
0.041479880
99
48 ABC Islamic Bank 7 0.77 1
5.45307
0.017159700
49 Al Baraka Islamic Bank 17 0.77 4
5.38225
0.034545530
50 As Salam Bank 16 0.77 3
3.14015
0.085331420
51 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3
0.94174 -0.424421330
52 Boubyan Bank 11 0.85 1
4.48190
0.045545780
53 Mashraf Al-Rayan 20 0.78 2
0.25711
0.349257860
54 Qatar Islamic Bank 26 0.78 3
2.29940
0.257432950
55 Al-Rajhi Arab Saudi 29 1.00 4
5.09678
0.366305760
56 Abu Dhabi Islamic Bank 18 0.90 3
8.27885
0.136008340
57 Emirates Islamic Bank 7 0.90 1
10.51185
0.018707940
100
Lampiran 4 Data Variabel Islamic Governance Score
Tahun Nama Bank Jumlah
DPS Cross
membership Reputasi
DPS
Latar Belakang
Pendidikan
TOTAL
IGS
2014
Bank Mandiri
Syariah 1 1 1 1 4
2014
Bank Mega
Syariah 1 0 1 1 3
2014
Bank
Muamalat 1 1 1 0 4
2014
Affin Islamic
Bank Malaysia 1 0 0 1 2
2014
HSBC
Amanah
Malaysia 1 0 0 1 2
2014
Public Islamic
Bank Berhad 1 0 0 1 2
2014
RHB Islamic
Bank Malaysia 1 0 0 0 1
2014
Standard
Chartered
Saadiq 1 0 0 0 1
2014
Al Rajhi
Malaysia 1 0 0 1 2
2014
ABC Islamic
Bank 1 0 1 0 2
2014
Al Baraka
Islamic Bank 1 0 0 1 2
2014 As Salam Bank 1 1 1 1 4
2014
Bahrain
Islamic Bank 1 0 1 1 3
2014 Boubyan Bank 1 0 0 1 2
2014
Mashraf Al-
Rayan 1 0 0 0 1
2014
Qatar Islamic
Bank 1 0 0 0 1
2014
Al-Rajhi Arab
Saudi 1 0 1 1 3
2014
Abu Dhabi
Islamic Bank 1 1 0 0 2
2014
Emirates
Islamic Bank 1 0 0 0 1
2015
Bank Mandiri
Syariah 1 1 1 1 4
2015
Bank Mega
Syariah 1 1 1 1 4
2015 Bank 1 1 1 1 4
101
Muamalat
2015
Affin Islamic
Bank Malaysia 1 0 0 0 1
2015
HSBC
Amanah
Malaysia 1 0 0 1 2
2015
Public Islamic
Bank Berhad 1 0 0 0 1
2015
RHB Islamic
Bank Malaysia 1 0 0 1 2
2015
Standard
Chartered
Saadiq 1 0 0 1 2
2015
Al Rajhi
Malaysia 1 0 1 1 3
2015
ABC Islamic
Bank 1 0 0 0 1
2015
Al Baraka
Islamic Bank 1 0 1 2
2015 As Salam Bank 1 1 1 1 4
2015
Bahrain
Islamic Bank 1 0 1 1 3
2015 Boubyan Bank 1 0 0 0 1
2015
Mashraf Al-
Rayan 1 0 0 1 2
2015
Qatar Islamic
Bank 1 0 0 1 2
2015
Al-Rajhi Arab
Saudi 1 1 1 1 4
2015
Abu Dhabi
Islamic Bank 1 1 0 0 2
2015
Emirates
Islamic Bank 1 0 0 0 1
2016
Bank Mandiri
Syariah 1 1 1 1 4
2016
Bank Mega
Syariah 1 1 1 1 4
2016
Bank
Muamalat 1 1 1 3
2016
Affin Islamic
Bank Malaysia 1 1 1 1 4
2016
HSBC
Amanah
Malaysia 1 0 0 1 2
2016
Public Islamic
Bank Berhad 1 0 0 0 1
2016
RHB Islamic
Bank Malaysia 1 0 0 1 2
102
2016
Standard
Chartered
Saadiq 1 1 0 0 2
2016
Al Rajhi
Malaysia 1 0 1 1 3
2016
ABC Islamic
Bank 1 0 0 0 1
2016
Al Baraka
Islamic Bank 1 1 1 1 4
2016 As Salam Bank 1 0 1 1 3
2016
Bahrain
Islamic Bank 1 0 1 1 3
2016 Boubyan Bank 1 0 0 0 1
2016
Mashraf Al-
Rayan 1 0 0 1 2
2016
Qatar Islamic
Bank 1 0 1 1 3
2016
Al-Rajhi Arab
Saudi 1 1 1 1 4
2016
Abu Dhabi
Islamic Bank 1 1 0 1 3
2016
Emirates
Islamic Bank 1 0 0 0 1
103
Lampiran 5 Data Hasil Olah SPSS
1. Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISR 57 6,00 30,00 15,7193 6,17817
IGS 57 1,00 4,00 2,4035 1,09967
PPM 57 61,00 100,00 76,6316 12,17379
LEV 57 ,0029 18,1399 6,253648 5,2553811
PROF 57 -,5391 ,5469 ,124457 ,2013407
Valid N
(listwise)
57
2. Uji Normalitas
104
3. Uji Heterokedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,148 2,221 ,066 ,947
PPM ,016 ,026 ,098 ,632 ,530
IGS ,419 ,272 ,228 1,538 ,130
LEV ,029 ,062 ,076 ,468 ,642
PROF 1,825 1,340 ,182 1,362 ,179
4. Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061 ,731 1,368
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000 ,794 1,259
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544 ,664 1,506
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190 ,978 1,023
Sumber: Data Olah SPSS
5. UJi Autokorelasi
a. Uji Durbin Watson
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,827
a ,683 ,659 3,608 1,460
105
b. Uji Breush-Godfrey
F Statistic 0,967850 Prob F (5,51) 0,3870
Obs*R-squared 2,166160 Prob Chi-squared (5) 0,3386
6. Uji KOefisien Determinant
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,827a ,683 ,659 3,60781
7. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1460,661 4 365,165 28,054 ,000b
Residual 676,848 52 13,016
Total 2137,509 56
8. Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190
106
Lampiran 6 Indeks Islamic Social Reporting
Item yang di Ungkapkan
INDONESIA
Syariah Mandiri Mega Syariah Bank Muamalat
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
A. Finance and Investment Theme
1 Kegiatan yang mengandung Riba (beban bunga/pendapatan bunga) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2
Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) termasuk di dalamnya unsur judi 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Zakat (jumlah dan penerima zakat) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas pembayaran tertunda dan Penghapusan hutang tak tertagih 0 1 1 0 0 0 0 1 0
5 Kegiatan Investasi (secar umum) 0 1 1 1 1 1 0 1 1
6 Proyek pembiayaan (secara umum) 0 1 1 1 1 1 0 1 1
B. Product and Service Theme
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk baru 0 1 1 0 0 1 0 0 1
8 Glossary/definisi setiap produk 1 1 1 1 1 0 1 1 0
9 Pelayanan atas keluhan konsumen 0 1 1 0 0 0 0 1 1
C. Employee Theme
10 Jam kerja karyawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Tunjangan karyawan 0 0 1 1 1 1 1 0 0
13 Renumerasi karyawan 0 1 1 1 1 1 0 0 0
14 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (Pengembangan Sumber Daya Manusia) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
107
15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita 0 1 1 0 0 0 0 0 0
16 Keterlibatan karyawan 0 1 1 0 0 0 0 0 0
17 Kesehatan dan keselamatan karyawan 0 1 1 0 1 1 1 0 0
18 Lingkungan Kerja 0 1 1 0 0 0 0 0 0
19 Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik/mantan pengguna narkoba) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Tempat ibadah yang memadai bagi karyawan 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Society (Community Involment ) Theme
21 Pemberian Donasi (Saddaqa) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 Wakaf 1 1 1 0 1 0 0 0 1
23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 Sukarelawan dari kalangan karyawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Pemberian beasiswa sekolah 1 1 1 1 1 0 1 1 1
108
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah 0 1 1 1 1 1 0 1 1
27 Pengembangan generasi muda 0 1 1 0 0 1 1 0 1
28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat 1 1 1 0 1 1 1 1 1
29 Kepedulian terhadap anak-anak 1 0 1 1 1 1 1 1 1
30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/Olahraga 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E. Envirotment Theme
31 Konservasi Lingkungan Hidup 1 1 1 0 0 0 0 0 1
32 Tidak membuat polusi lingkungan hidup 1 1 1 0 0 0 0 0 0
33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Sistem manajemen lingkungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F. Corporate Governance Score
36 Status kepatuhan terhadap Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
109
37 Rincian nama direksi/manajemen 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 Profil jajaran direksi/manajmen 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 Rincian tanggung jawab manajemen 1 1 1 1 1 1 1 0 1
40 Pernyataan mengenai renumerasi manajemen 1 1 1 0 0 0 0 0 1
41 Jumlah pelaksanaan rapat manajemen 1 1 1 0 0 0 1 0 1
42 Rincian nama dewan pengawas syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 Profil dewan pengawas syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 Rincian tanggung jawab dewanpengawas syariah 1 1 1 0 0 0 1 0 1
45 Pernyataan mengenai renumerasi dewan pengawas syariah 0 1 1 0 0 0 0 0 1
46 Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas syariah 0 1 1 0 0 0 1 0 1
47 Struktur kepemilikan saham 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 Kebijakan anti korupsi 1 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 25 37 38 22 25 24 23 22 32
110
MALAYSIA UEA UEA
HSBC Amanah RHB Islamic
Bank Affin Islamic
Bank Al-Rajhi Bank Standar Charter Abu Dhabi Abu Dhabi
A. 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5 201
3 201
4 201
5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B.
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C.
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
111
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
E.
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F.
36 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
112
40 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
41 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
43 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
44 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
45 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
47 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
14 14 14 13 14 14 15 12 14 13 10 15 11 9 11 12 18 18 10 7 7
113
Emirates IB Al-Rajhi Arab Saudi Qatar Islamic Bank Public Islamic Bahrain Islamic
Bank Mashraf Al Rayan
A. 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
B.
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C.
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
114
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D
21 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
26 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
27 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
28 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
29 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
E.
31 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F.
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
38 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
39 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
40 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
115
41 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
42 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
44 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
46 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 7 7 16 27 29 12 19 26 12 9 9 17 17 17 6 19 20