EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

5
129 Masalah yang sering muncul adalah adanya kesan buruk dari beberapa pihak yang mengatakan bahwa pengawas sekolah adalah tempat “pembuangan” kepala sekolah atau guru- guru tua yang tidak produktif lagi. Kesan buruk inilah yang kerapkali mengganggu semangat para pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, karena bagaimanapun pengawas sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, oleh karena itu maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan memperhatikan dengan serius keberadaan pengawas sekolah. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi kinerja yang bertujuan untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah Menengah Pertama (SMPN) di Kabupaten Kutai Timur. Dalam konteks pelaksanaan dan peningkatan kinerja pengawas sekolah khususnya pengawas SMPN di Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur sebagai instansi terkait memerlukan evaluasi secara menyeluruh. Perlunya evaluasi EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI Muslimin E-mail: [email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman Jl. Kuaro Kota Samarinda Kalimantan Timur 75119 Abstract: The purpose of this study was to: evaluating the superintendent’s performance in school SMPN implement supervisory programs. The approach used in this study is qualitative with the natural context, subjects were school inspectors SMP at the Department of Education and Culture of East Kutai Regency. When the study began in October 2014 to January 2015, while a study conducted at the Department of Education and Culture of East Kutai.Qualitative data analysis techniques performed interactively that continues over time to completion on each instrument research so that data becomes saturated. While the data is done by using quantitative analysis of documents in the form of checklists, and interview the informant, to deepen the data checklist. Analysis results parsed by finding peresentase of each indicator and collapsed in the form of tables and graphs.The findings: performance evaluation on the implementation of the program 80% of SMP-performing school superintendent “enough”, 20% of school superintendent SMPN performing “well” Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja pengawas sekolah SMPN dalam melaksanakan program kepengawasan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi dengan konteks alamiah, Subyek penelitian adalah para pengawas sekolah SMPN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015, tempat penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur.Teknik analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus menerus sampai tuntas pada setiap instrumen penelitian sehingga data menjadi jenuh. Data kuantitatif dilakukan dengan analisis dokumen yang berupa checklist, dan wawancara kepada informan, untuk memperdalam data checklist. Hasil analisis diurai dengan menentukan presentase dari setiap indikator dan mengurainya dalam bentuk tabel dan grafik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Evaluasi kinerja pada pelaksanaan program 80% pengawas sekolah SMPN berkinerja “cukup”, dan 20% pengawas sekolah SMPN berkinerja “baik”. Kata Kunci: evaluasi kinerja pengawas, sekolah menengah pertama

Transcript of EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

Page 1: EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

129

Masalah yang sering muncul adalah adanya kesan buruk dari beberapa pihak yang mengatakan bahwa pengawas sekolah adalah tempat “pembuangan” kepala sekolah atau guru-guru tua yang tidak produktif lagi. Kesan buruk inilah yang kerapkali mengganggu semangat para pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, karena bagaimanapun pengawas sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, oleh karena itu maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

diharapkan memperhatikan dengan serius keberadaan pengawas sekolah. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi kinerja yang bertujuan untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah Menengah Pertama (SMPN) di Kabupaten Kutai Timur. Dalam konteks pelaksanaan dan peningkatan kinerja pengawas sekolah khususnya pengawas SMPN di Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur sebagai instansi terkait memerlukan evaluasi secara menyeluruh. Perlunya evaluasi

EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

Muslimin

E-mail: [email protected] Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman

Jl. Kuaro Kota Samarinda Kalimantan Timur 75119

Abstract: The purpose of this study was to: evaluating the superintendent’s performance in school SMPN implement supervisory programs. The approach used in this study is qualitative with the natural context, subjects were school inspectors SMP at the Department of Education and Culture of East Kutai Regency. When the study began in October 2014 to January 2015, while a study conducted at the Department of Education and Culture of East Kutai.Qualitative data analysis techniques performed interactively that continues over time to completion on each instrument research so that data becomes saturated. While the data is done by using quantitative analysis of documents in the form of checklists, and interview the informant, to deepen the data checklist. Analysis results parsed by finding peresentase of each indicator and collapsed in the form of tables and graphs.The findings: performance evaluation on the implementation of the program 80% of SMP-performing school superintendent “enough”, 20% of school superintendent SMPN performing “well”

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja pengawas sekolah SMPN dalam melaksanakan program kepengawasan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi dengan konteks alamiah, Subyek penelitian adalah para pengawas sekolah SMPN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015, tempat penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur.Teknik analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus menerus sampai tuntas pada setiap instrumen penelitian sehingga data menjadi jenuh. Data kuantitatif dilakukan dengan analisis dokumen yang berupa checklist, dan wawancara kepada informan, untuk memperdalam data checklist. Hasil analisis diurai dengan menentukan presentase dari setiap indikator dan mengurainya dalam bentuk tabel dan grafik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Evaluasi kinerja pada pelaksanaan program 80% pengawas sekolah SMPN berkinerja “cukup”, dan 20% pengawas sekolah SMPN berkinerja “baik”.

Kata Kunci: evaluasi kinerja pengawas, sekolah menengah pertama

Page 2: EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

130 MANAJEMEN PENDIDIKAN, VOLUME 25, NOMOR 2 SEPTEMBER 2016: 129–133

tersebut disebabkan oleh asumsi kuat bahwa, seluruh pengawas-pengawas sekolah sudah melaksanakan tugasnya tetapi belum optimal. Beberapa permasalahan pengawas dalam pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan kurang maksimal dapat terlihat pada: (1) Program pengawasan yang masih cenderung belum tepat waktu, (2) pelaksanaan kegiatan kepengawasan yang cenderung kurang sesuai dengan program yang telah ditetapkan, (3) cenderung kurangnya upaya para pengawas melakukan evaluasi atas pekerjaaanya sebagai dasar melakukan koreksi perencanan berikutnya. Kondisi ini dapat berdampak pada pencapaian kualitas pendidikan terganggu.

METODE

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kutai Timur dengan memfokuskan pengawas sekolah yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi, suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kualitatif dengan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif.

Subyek penelitian ini adalah pengawas sekolah SMPN pada tahun 2014 di Kabupaten Kutai Timur. Kemudian data pendukung adalah data kepala sekolah SMPN dipilih secara purposive (dipilih dengan sengaja) yaitu dengan menetapkan 6 kepala sekolah SMPN yang menyebar di beberapa kecamatan, yaitu kepala sekolah SMPN 1 Sangatta Utara, kepala sekolah SMPN 1 Teluk Pandan, kepala sekolah SMPN 1 Kaubun, kepala sekolah SMPN 1 Karangan, kepala sekolah SMPN 3 Sangkulirang, dan kepala sekolah SMPN 2 Sandaran.

Pelibatan kepala sekolah bertujuan untuk memperdalam informasi tentang pelaksanaan program kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas di sekolah dengan melakukan wawancara mendalam kepada setiap informan (kepala sekolah). Kemudian hasil wawancara ini akan dijadikan sebagai data informasi penting dan membandingkan hasil analisis dokumen

dan wawancara mendalam dari masing-masing pengawas sekolah. Dari informasi itu peneliti kemudian mendeskripsikan, mengurai dan menjelaskan tentang kinerja pengawas sekolah dalam hal melaksanakan program kepengawasan di sekolah binaaan masing-masing.

Pengumpulan data penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu pengumpulan data penelitian secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dan observasi dari responden yang dijadikan obyek penelitian.

Secara rinci kriteria kinerja dijaring dengan menggunakan dua jenis instrumen yaitu (1), daftar checklist, dan (2), daftar pertanyaan. Data yang dijaring dengan menggunakan daftar checklist mencakup data tentang: (1) tampilan fisik dokumen penyusunan program, dan (2) tampilan fisik laporan kepengawasan. Teknik pengambilan data melalui analisis pada naskah rencana program pengawas dan naskah pelaksanaan program pengawas. Teknik pengumpulan data yang kedua yaitu dengan melakukan wawancara mendalam. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk melengkapi dan memperdalam hasil penelitian atau hasil analisis dokumen

Selain observasi dan wawancara , juga digunakan teknik content analysis, teknik ini dikenal istilah”kajian isi” analisis konten. Kajian isi digunakan untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi sehingga dapat ditarik kesimpulan atasnya. Wawancara dilakukan berdasarkan pada panduan wawancara dalam bentuk pertanyaan terbuka yang fleksibel menurut perkembangan yang terjadi selama proses wawancara sesuai dengan upaya untuk

Page 3: EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

131Muslimin, Evaluasi Kinerja Pengawas Sekolah Menengah Pertama Negeri

menyerap informasi yang maksimal tentang persepsi, pandangan, pola pikir, pendapat maupun interpretasi yang relevan dengan permasalahan penelitian. Setiap aspek kinerja pengawas memiliki komponen dan tiap komponen memiliki kriteria yang dapat dijadikan acuan pemberian skor yang menunjukkan ukuran pencapaian dari kinerja tersebut.

Data yang dikumpulkan melalui dokumen, yang hasilnya berupa analisis pada pilihan-pilihan, lingkaran-lingkaran pada angka dan huruf yang disediakan dalam instrumen, akan menjadi data mentah dari analisis kuantitatif. Tabulasi data dengan statistik diskriptif, teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif baik secara umum maupun secara khusus untuk setiap bagian pekerjaan yang meliputi kinerja pada pelaksanaan program kepengawasan.

Perhitungan rata-rata dari data Tabel 1 menggunakan persamaan sebagai berikut.

NA = ∑NK : Skor Tertinggi x 100, NK=Bobot komponen x Skor perolehan

Tabel 1 Interpretasi Rentang NilaiNo Rentang Nilai Keterangan1.2.3.4.5.

91 – 10076 – 9061 – 7551 – 600 – 50

Amat BaikBaik

CukupSedangKurang

Pemeriksaan dan keabsahan data dilakukan untuk mendapatkan penelitian yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Di dalamnya memperhatikan alur proses penelitian. Menurut Wiersma dalam sugioyono (2005) keabsahan data diartikan dengan melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Paton dan Moleong (2001) berpendapat bahwa dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, dibandingkan dengan hanya satu pendekatan. Sedangkan Moleong menetapkan keabsahan data terdiri dari (a) kredibilitas, (b) transferabilitas, (c) dependabilitas, (d) konfirmabilitas. Untuk menjamin agar data lebih terpercaya maka digunakan teknik pemeriksaan data dan menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong,yaitu; (a) perpanjangan keikutsertaan, (b) ketekunan pengamatan, (c) trianggulasi, (d) diskusi teman sejawat.

Agar tercipta transferabilitas, maka peneliti menguraikan data hasil temuan secara rinci, jelas, sistimatis, dan dapat dipercaya. Keuntungan dari transferabilitas ini adalah agar dapat tercapai derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian kepada situasi sosial dimana obyek tersebut diambil. Dependabilitas mengacu kepada sejauh mana kualitas proses dalam mengaktualisasikan penelitian, pengumpulan data, interpretasi temuan dan pelaporan hasil. Untuk menciptakan kualitas proses yang dimaksud, peneliti melakukan pemeriksaan dependabilitas. Jika dependabilitas mengacu pada proses, maka konfirmabilitas mengacu pada hasil penelitian. Untuk mencapai konfirmibilitas temuan dengan data pendukungnya, peneliti melakukan pemeiksaan teknik konfirmbilitas. Konfirmabilitas juga disebut uji obyektivitas penelitian dan dilakukan dengan cara adanya kesepakatan hasil penelitian dikaitkan dengan proses penelitian. Untuk memenuhi penelusuran atau pelacakan dengan proses audit ini peneliti menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti data bahan mentah yang berupa catatan lapangan dan transkrip wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi temuan penelitian tentang kinerja pengawas pada komponen pelaksanaan program kepengawasan (Tabel 2). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari data lapangan didapatkan informasi bahwa secara umum para pengawas sekolah SMPN melakukan/melaksanakan program kepengawasan yang berupa supervisi kesekolah sekolah binaan, meskipun masih kurang maksimal.

Tabel 2 Kriteria Komponen Pelaksanaan Program

Kriteria Frekuensi Porsentase

Page 4: EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

132 MANAJEMEN PENDIDIKAN, VOLUME 25, NOMOR 2 SEPTEMBER 2016: 129–133

Amat baik 0 0%Baik 1 20%

Cukup 4 80%Kurang 0 0%jumlah 5

Berdasar temuan data dan analisis pada aspek pelaksanaan program kepengawasan di Kabupeten Kutai Timur ditemukan fakta bahwa pengawas sekolah SMPN memiliki kinerja “baik” (20%), dan berkinerja “cukup” (80 %). Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum para pengawas sekolah SMPN secara umum masih berkinerja cukup, bahkan cenderung dalam kategori kurang. Namun demikian para pengawas dalam melaksanakan program kepengawasan tetap mengikuti perauran perundangan yang terkait dengan kepengawasan meskipun masih banyak kekurangan yang mesti diperbaiki.

Berdasar wawancara mendalam dari beberapa kepala sekolah SMPN didapat informasi bahwa memang para pengawas sekolah ini melakukan pengawasan atau supervisi kesekolah-sekolah binaan, tetapi apa yang dilakukan oleh mereka masih cukup normatif, tidak ada hal-hal baru yang bisa memberikan nilai tambah yang signifikan dari peningkatan kualitas sekolah, Bahkan para pengawas sekolah tidak terlalu memberikan pembinaan yang sebagai mana mestinya seperti yang ada dalam dokumen perencanaan kegiatan kepengawasan. Para pengawas sekolah lebih sering mengumpulkan para guru di ruangan guru kemudian memberikan arahan secara umum,

jarang sekali dilakukan pembinanaan atau penilaian secara langsung ketika seorang guru melakukan aktivitas mengajar.

Tetapi di lain sisi pengawas juga banyak mengalami hambatan dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan khususnya yang diluar kota sangatta seperti jarak lokasi binaan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain cukup jauh, transportasi yang sulit untuk menuju sekolah yang ada dipedalaman, termasuk medan yang cukup berat, belum lagi kalau musim hujan yang tentu akan semakin menyulitkan para pengawas melakukan aktifitas dilapangan. Selain hal di atas ada juga faktor minimnya anggaran operasional, bahkan tidak ada. Pengawas sekolah di kutai Timur pada umumnya adalah kepala sekolah yang mengikuti seleksi pengawas yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, latar belakang pendidikan mereka mulai dari S1 sampai S2. Ini artinya secara administratif para pengawas ini tidak ada masalah, kemudian dari segi pengalaman juga tidak ada masalah karena sebelum menjadi pengawas mereka ini pernah menjadi guru kemudian kepala sekolah minimal satu periode. (lihat gambar 1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil evaluasi pada tahap pelaksanana program kepengawasan melalui wawancara dan observasi bahwa pengawas sekolah SMPN secara umum melaksanakan kegiatan kepengawasan,

Gambar 1 Skema Temuan Penelitian

Page 5: EVALUASI KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ...

133Muslimin, Evaluasi Kinerja Pengawas Sekolah Menengah Pertama Negeri

meskipun belum maksimal. Mayoritas pengawas SMPN dalam melaksanakan program kepengawasan belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh personal pengawas itu sendiri seperti kompetensi pengawas yang belum optimal(SDM yang masih rendah), kondisi geografis yang sulit (khusus sekolah binaan diluar kota Sangatta), dan minimnya dana operasional untuk pengawas. Pelaksanaan program kepengawasan di dalam kota relatif lebih baik, meskipun kekurangannya juga masih banyak seperti kurangnya dokumentasi dari hasil-hasil pengawasan,Khusus pemantauan pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan, secara umum belum berjalan secara baik.

Saran

Demi optimalisasi kualitas kinerja pengawas sekolah maka perlu intervensi secara langsung dan sungguh-sungguh oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur dalam hal melakukan supervisi, pembinaan dan monitoring kegiatan pengawas disekolah dengan cara melakukan crosschek langsung kesekolah-sekolah binaan. Untuk memaksimalkan dan meningkatkan kompetensi para pengawas maka perlu dilakukan pendidikan tambahan baik secara formal melalui peningkatan kualifikasi pandidikan maupun non formal melalui Diklat khusus kepengawasan secara berkala, berjenjang dan terpadu. Sebagai upaya peningkatan motivasi kerja bagi para pengawas sebaiknya ada MOU yang mengikat antara kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur dengan para pengawas yang isinya memberikan konsekwensi yang tegas bagi pengawas yang melanggar, seperti pemotongan insentif, penundaan pembayaran sertifikasi atau yang lebih ekstrim dikembalikan menjadi guru biasa, absensi pengawas yang berupa pingerprint sebaiknya disimpan disekolah binaan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan hak-hak pengawas seperti peningkatan insentif dan memberikan biaya operasional yang memadai. Kepada peneliti

hendaknya melakukan penelitian lanjutan tentang evaluasi kinerja pengawas sekolah dengan fokus yang lebih spesifik dan aktual.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto Suharsimi dan Cepi Safrudin, 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Cetakan Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara

Bradley, A. 1998 Peer-review Program Menangkap Terus Sebagai Serikat, Kabupaten Bekerjasama. Guru Magazine di Web, 17, 1-4. http://www.teachermagazine.org/ew.vol-7/38peer.h17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Jakart: Depdiknas.

Hartani, AL, 2010. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Pendidikan. Jember: Center of Society Studies (CSS).

Moleong, Lexy J, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah. 2012. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Zaenal Arifin, 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.