EFEKTIVITAS KEDISIPLINAN SISWA DALAM...
Transcript of EFEKTIVITAS KEDISIPLINAN SISWA DALAM...
EFEKTIVITAS KEDISIPLINAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Strata Satu (S1)
Oleh :
IMANIYAH
NIM. 205018200429
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
EFEKTIVITAS KEDISIPLINAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Strata Satu (S1)
Oleh :
IMANIYAH
NIM. 205018200429
Di Bawah Bimbingan
Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd.
NIP: 1671020 200112 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Proses
Pembelajaran di SMP Yayasan Islamiyah ciputat“ yang disusun oleh Imaniyah
NIM : 205018200429 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah
pada 26 November 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, Desember 2010
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda
Tangan
Rusdy Zakaria, M.Ed., M.Phil. ...............
.......................
NIP: 195605 301984 03 1 002
Sekretaris (Sekretaris jurusan/Prodi)
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. ................
.......................
NIP: 156507 171994 03 1 005
Penguji 1
Drs. Syafril, M. Pd. ................
......................
NIP: 195710 051987 03 1 003
Penguji 2
Yefnelty Z, M.Pd ..................
.......................
NIP: 150209382
Dekan FITK Syarif Hidayatullah
Prof. Dr.Dede Rosyada, MA.
NIP: 195710 051987 03 1 003
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran di SMP Islamiyah
Ciputat” yang disusun oleh “Imaniyah” Nim “205018200429” program
studi “Manajemen Pendidikan” jurusan kependidikan islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 15 oktober
2010.
Jakarta, 15 oktober 2010
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Nurdelima Waruwu, M, Pd
NIP : 1671020 200112 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Imaniyah
NIM : 205018200429
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Kependidikan Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Imaniyah
NIM. 205018200429
Abstraksi
Imaniyah 205018200429 Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi ”Efektivitas Kedisiplinan dalam Pembelajaran Di SMP Islamiyah
Ciputat”
Sekolah sangat berperan penting dalam mendampingi anak didiknya, terutama
salah satunya dalam pemberian tata tertib atau kedisiplinan di sekolah. Kedisiplinan
merupakan modal dasar bagi sekolah agar dapat mendidik anak didiknya untuk
tercapainya tujuan pendidikan. Kepedulian sekolah dalam aktifitas yang mereka capai
dalam segala bidang, akan menambah efektifitas belajar untuk mendapatkan aktifitas
pembelajaran yang lebih tinggi (high achievement).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana efektivitas
kedisiplinan dalam pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan
wawancara kepada Kepala Sekolah dan penyebaran angket kepada siswa. Populasi
yang ada di sekolah tersebut adalah guru SMP Islamiyah yang terdiri dari 33 orang
siswa, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini 33 orang guru.
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat indikator yang terdapat
dalam efektivitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran adalah: Patuh dan taat
terhadap taat tertib belajar di sekolah, persiapan siswa dalam belajar, menyelesaikan
tugas dengan penuh tanggung jawab, dan perhatian terhadap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil dari perhitungan skor penilaian tersebut nilai rata-rata
efektivitas kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat
berkategori Baik dengan hasil skor 78,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP
Islamiyah Ciputat memiliki kesadaran dalam kedisiplinan siswa dalam proses
pembelajaran.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah
menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku bersandar
dan bersyukur atas seluruh nikmat yang telah diberikan tanpa batas, sholawat dan
salam senantiasa menyelimuti Rasulullah saw tercinta beserta keluarga, sahabat dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran di
SMP Islamiyah Ciputat “ ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata satu pendidikan (S.Pd). Dalam menyusun skripsi ini, penulis
banyak mendapat motivasi, do’a dan bantuan dari banyak pihak sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
beserta wakil dan stafnya.
2. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. pembimbing yang telah memberikan saran,
kritikan dan masukkannya dan mengarahkan serta memberikan bimbingan
kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Muarif SAM, M.Pd, yang selalu memberikan kritik dan saran.
5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Jakarta yang telah memberikan begitu banyak pengalaman dan
ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Mudalih S.Ag Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Staf sekolah SMP Islamiyah Ciputat dan dewan guru serta para siswa yang
telah bersedia bekerja sama dengan penulis untuk memberikan informasi
sebagai bahan penelitian.
9. Kedua orang tua Ibu Yami yang penulis cintai, yang tidak pernah bosan
memberi perhatian, do’a dan dukungan baik moril maupun materil, serta Alm.
Bapak Ardiyanto yang sangat menginginkan anaknya jadi sarjana. Karya
ilmiah ini saya persembahkan untuk mereka.
10. Haryanto beserta keluarga tercinta, yang selalu mendorong saya untuk
menyelesaikan skripsi ini, serta memberikan motivasinya baik moril maupun
materil kepada penulis.
11. Pipit, Ijah, Bibah, Yaman, Astri, Lita, Ade, Ajeng, Okti, Fuha, yang selalu
menemani dan memberikan dukungan dan hiburan disaat penulis mulai jenuh
dengan semuanya.
12. Teman-teman KI- Manajemen Pendidikan Angkatan 2005
Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mangharapkan kritik dan sarannya. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi orang lain. Amin
Jakarta, 19 Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ............................. 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori .................................................................................... 7
1. Pembelajaran ............................................................................. 7
a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 7
b. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ........................ 8
2. Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran .............. 18
1. Pengertian Efektivitas ........................................................ 18
2. Kedisiplinan Siswa ............................................................. 18
a. Pengertian dan Tujuan Kedisiplinan ............................ 18
b. Pengertian Kedisiplinan dalam Pembelajaran ............. 23
c. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa dalam
Pembelajaran ............................................................... 24
d. Sebab dan Bentuk Disiplin Siswa
dalam Proses Pembelajaran ......................................... 27
B. Kerangka Berfikir .......................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ......................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 38
C. Sumber Data ................................................................................ 38
D. Metode Penelitian ........................................................................ 38
E. Populasi dan Sampel .................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39
G. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 44
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat ............... 44
2. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat ..................................... 44
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMP Islamiyah Ciputat . 45
4. Sarana dan Prasarana ............................................................... 48
5. Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam pembelajaran.............. 49
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 53
C. Bahasan Hasil Penelitian ............................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 70
B. Saran .......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan fundamental yang senantiasa
menjadi permasalahan yang aktual sepanjang zaman. Dengan pendidikan,
manusia mendapat ilmu pengetahuan dan menjadi terdidik, sehingga menjadi
manusia yang mempunyai potensi fisik, emosi, sikap, moral, dan keterampilan
yang dapat diaplikasikan untuk kehidupan dirinya, keluarga, bangsa, dan negara.
Seperti yang dikemukakan oleh Zahara Idris dalam bukunya ”Dasar-Dasar
Kependidikan” bahwa:
pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara
manusia dewasa dengan si anak didik serta tatap muka atau dengan menggunakan
mediadalam rangka memberi bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya,
dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar
menjadi manusia yang bertanggung jawab.1
Dalam menuju keberhasilan pendidikan, banyak diperlukan motivasi untuk
mengembangkan potensi yang ada, dan mengantisipasi hambatan-hambatan yang
menjadi ancaman bagi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Salah
satunya diperlukan adanya suatu proses pembelajaran yang nyaman dan tenang.
1 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kapendidikan, (Padang : Angkasa Raya), Cet.10, h.10.
2
Proses pembelajaran itu sangat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar siswa. Jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal dan baik maka
output dari proses tersebut akan baik pula. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran.
Pertama, siswa. Siswa merupakan komponen utama dalam setiap roses
pembelajaran, karena siswa subjek dan bukan objek dari pengajaran. Pengajaran
tanpa siswa tidak mungkin akan berjalan.2 Hal-hal yang harus diperhatikan oleh
para pengajar dalam proses pembelajaran adalah minat, bakat, serta kesulitan-
kesulitan dalam menerima pelajaran. Jika para pendidik mengabaikan suatu hal
tersebut, maka proses pembelajaran tidak akan optimal.
Kedua, adalah guru. Guru sebagai sumber informasi. Guru mengelola
kegiatan pembelajaran. Guru menjaga serta mengatur keserasian proses
pembelajaran. Guru juga mengarahkan kegiatan, dan sebagai fasilitator. Guru juga
dituntut menjadi contoh yang baik.3 Dengan demikian proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar siswa.
Ketiga, sarana dan prasarana pendidikan (fasilitas serta infrastruktur),
dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
pembelajaran haruslah memadai, karena ketika sarana dan prasarana pendidikan
kurang memadai, fasilitas-fasilitas di sekolah sangat terbatas, serta lokasi sekolah
sangat berdekatan dengan keramaian, maka proses pembelajaran sangat
terganggu.
Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang
berpengaruh dalam proses pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran proses tersebut
akan terealisasi secara optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi
yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam kaitan ini sekolah harus
merencanakan dan mengusahakan kondisi tersebut secara sengaja agar dapat
dihindari kondisi yang merugikan bagi peserta didik.
2 Djago tarigan , proses belajar mengajar pragmatic, (Bandung: Angkasa, 1990), Cet. Ke-1, h. 40.
3 Djago tarigan , proses belajar mengajar pragmatic,……. , h. 40.
3
Pendidikan di sekolah bukan hanya pembelajaran materi saja, melainkan
pendidikan di sekolah esensinya adalah pembinaan sikap dan jiwa pada setiap
anak didik. Apabila sekolah mampu membina sikap dan jiwa positif setiap anak
didik, maka anak tersebut telah mempunyai bekal pembinaan sikap dan jiwa yang
baik dari sekolah dalam menghadapi berbagai pengaruh yang bisa terjadi di dalam
(internal) maupun di luar (eksternal). Sudah pasti hal ini akan mencapai proses
pembelajaran yang diharapkan, yaitu proses pembelajaran yang penuh ketenangan
dan ketertiban.
Sekolah sangat berperan penting dalam mendampingi anak didiknya,
terutama salah satunya dalam pemberian tata tertib atau kedisiplinan di sekolah.
Kedisiplinan merupakan modal dasar bagi sekolah agar dapat mendidik anak
didiknya untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kepedulian sekolah dalam aktifitas
yang mereka capai dalam segala bidang, akan menambah efektifitas belajar untuk
mendapatkan aktifitas pembelajaran yang lebih tinggi (high achievement).
Disadari atau tidak, sekolah dianggap tempat yang paling baik untuk mendidik
anak dan menanamkan sikap (attitude) dan sifat (value) yang baik. Salah satunya
yaitu, pendidikan kedisiplinan disekolah. Disiplin merupakan bagian dari proses
berkelanjutan pengajaran atau pendidikan.4 Disiplin adalah peraturan atau tata
tertib yang diterapkan oleh sekolah, dan harus dipatuhi oleh semua individu yang
berada di lingkungan sekolah dan salah satunya peserta didik, karena disiplin
merupakan salah satu entitas yang sangat penting dalam kehidupan sekolah.
Dengan disiplin, seseorang akan terbiasa untuk hidup secara teratur dan tertib.
Untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran siswa, banyak hal
yang dapat dikerjakan oleh sekolah, yaitu mengontrol, memberi petunujuk, serta
membimbing siswa agar mencapai kedisiplinan di dalam melakukan segala
aktifitas salah satunya dalam kegiatan pembelajaran. Semua hal itu merupakan
indikasi adanya upaya dalam pencapaian proses pembelajaran yang lebih baik.
Disiplin adalah salah satu upaya untuk menerapkan sikap dan perilaku siswa
dalam meningkatkan proses pembelajaran, karena perilaku disiplin dalam
pembelajaran akan membawa dampak yang positif bagi kehidupan seseorang.
4 Sirinam S. Khalsa, Pengajaran Disiplin & Harga Diri, (jakarta : PT. Indeks, 2008) h. Xix.
4
Sebagaimana dikatakan bahwa disiplin membawa dampak yang baik
dalam kehidupan, karena dengan disiplin akan menjadikan seseorang hidup secara
tertib dan teratur, dengan demikian disiplin memiliki peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran. Seperti dengan disiplin membiasakan siswa untuk
mengerjakan tugas tepat pada waktunya, mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh pihak sekolah, karena dengan mematuhi peraturan diharapkan
siswa dapat membiasakan diri untuk hidup teratur khususnya dalam pembelajaran.
Apabila efektivitas kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat
dikatakan pula bahwa proses pembelajaran akan baik pula sesuai dengan
kedisiplinan yang dijalani oleh siswa baik di sekolah ataupun di luar sekolah,
rumah atau lingkungan lainnya.
Dalam mewujudkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di SMP
Islamiyah Ciputat sangat bervariasi, namun masih ada kendala dalam pencapaian
efektivitas kedisiplinan dalam pembelajaran hal ini disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah untuk
mengikuti kegiatan belajar, tidak memperhatikan kelas yang kurang rapih, tidak
memperhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, tidak melaksanakan tugas
atau pekerjaan rumah yang diberikan guru, keluar kelas ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung, mengganggu teman kelas lain ketika sedang
berlangsung proses belajar.
Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti bagaimana efektivitas kedisiplinan dalam pembelajaran siswa di SMP
Yayasan Islamiyah. Dengan demikian penulis ingin menulis skripsi ini dengan
judul:
”Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran Di SMP
Yayasan Islamiyah Ciputat”
5
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilakukan identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Peranan sekolah dalam menerapkan kedisiplinan siswa.
2. strategi yang ditempuh dalam menerapkan kedisiplinan siswa.
3. Kepatuhan siswa menjalankan tata tertib sekolah.
4. Persiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.
5. Strategi yang ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih
tenang dan tertib.
6. Efektivitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah.
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, tidak seluruhnya
dikaji, tetapi penulis membatasi masalah tentang efektivitas kedisiplinan siswa
yang terdapat di SMP Islamiyah Ciputat dalam proses belajar mengajar.
2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Efektivitas Kedisiplinan
Siswa dalam Pembelajaran di SMP Yayasan Islamiyah Ciputat?
D. Manfaat penelitian.
Adapun manfaat penelitian, diharapkan:
1. Dapat menambah wawasan pengetahuan serta bisa dijadikan bahan
informasi bagi penulis dan masyarakat.
2. Dapat menjadi inspirasi atau masukan khususnya bagi ketua yayasan
dan kepala sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan dalam
pembelajaran.
3. Dapat memberikan inspirasi atau masukan terhadap siswa untuk
meningkatkan kedisiplinan dalam pembelajaran.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar, Untuk mengetahui
definisi dari pembelajaran lebih luas, terlebih dahulu dikemukakan pengertian
belajar dan mengajar dari beberapa para ahli sebagai berikut;
a) Pengertian Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya ”belajar dan
pembelajaran”, mengatakan sebagai berikut:
Belajar adalah proses melibatkan manusia secara orang per orang
sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.1
Menurut Sardiman A.M belajar didefinisikan sebagai rangkaian
kegiatan jiwaraga, psiko-fisik, untuk menuju ke perkembangan pribadi
1 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Rienka Cipta, 2009), Cet.
Ke-4 h. 156.
6
7
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.2
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah berhubungan
dengan perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut
dapat dilihat dari anak didik tersebut merespon terhadap proses belajar yang
berupa kecakapan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap.
Proses belajar bukanlah pengumpulan atau menghapal fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, akan tetapi belajar
adalah sebagai tahapan perubahan dan perkembangan tingkah laku individu
yang relative menetap sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b) Pengertian Mengajar
Menurut Sardiman A.M mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.3
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya
Strategi Belajar Mengajar, sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada
hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong anak didik melakukan proses belajar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
proses yang bukan hanya semata-mata menyampaikan pelajaran kepada anak
didik melainkan sama halnya dengan belajar, mengajar pun merupakan proses
yaitu proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada di sekitar siswa
2 Sardiman, A.M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000), cet. Ke-7 h. 21. 3 Sardiman, A.M, interaksi dan motivasi belajar....., h. 46.
8
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk melakukan proses
belajar.
Dari pengertian istilah di atas maka pengertian pembelajaran (kegiatan
belajar mengajar) merupakan kegiatan yang bernilai edukatif.4 yang
berkesinambungan dan terencana yang dilakukan oleh siswa dan guru, yang di
dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas dalam suasana edukatif serta saling
mempunyai hubungan timbal balik guna tercapainya tujuan pembelajaran
yang ditandai dengan berubahnya tingkah laku anak didik baik kognitif,
afektif, dan psikomotoriknya. Bisa dikatakan bahwa pembelajaran adalah
proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam
belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.5 Dapat dikatakan bahwa pembelajaran dalam suatu
pendidikan formal (sekolah) dikatakan efektif apabila visi dan misi yang
ditentukan oleh sekolah tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat bahwa kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Permasalahan
dalam kegiatan belajar mengajar sangat kompleks. Belajar sebagai proses atau
kegiatan dapat didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Proses pembelajaran dapat
terjadi bila didorong juga oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar
dapat meningkat bila program pembelajaran dapat disusun dengan baik. Dilihat dari
segi siswa, ditemukan beberapa faktor ekstern dan intern belajar. Faktor ekstern
belajar meliputi hal-hal sebagai berikut: guru sebagai pembina belajar, prasarana dan
sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, dan
4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006) cet. Ke-3 h. 1. 5 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 157.
9
kurikulum sekolah.6 Faktor intern belajar yang berasal dari dalam diri pelajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor
psikologis.7
1) Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Hamid Darmadi dalam bukunya
”Kemampuan Dasar Mengajar” mengatakan bahwa: ”tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih”.8 Di samping guru harus
berkualifikasi tinggi, guru juga harus dapat menyusun, menyelenggarakan dan
menilai program pengajaran. Guru juga dituntut menjadi contoh yang baik,
mengenal siswa-siswanya.9 Sebagai pendidik guru harus dapat memusatkan
perhatian kepada peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat
membangkitkan semangat belajar dan tidak merasa jenuh dalam proses
pembelajaran berlangsung. Membangkitkan semangat belajar siswa merupakan
wujud kesenangan terhadap proses pengajaran guru, oleh karena itu seorang guru
harus bisa membawa siswanya masuk kedalam proses pembelajaran. Dengan
demikian seorang siswa bisa dididik, dibimbing, dan dilatih.
Dalam menerapkan fungsi-fungsinya sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, dan pelatih, seorang guru harus memiliki kemampuan beraktivitas
dan berkreativitas.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam melakukan aktivitas dan
kreativitas dalam membina siswa sebagai berikut:
1) Menggunakan metode, media, bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar
2) Dapat berkomunikasi dengan siswa.
3) Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
4) Mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa dalam pengajaran.
5) Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya.
6 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 260.
7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h 233.
8 Hamid Darmadi, kemampuan dasar mengajar “landasan konsep dan implementasi”,
(bandung: Alfabeta, 2009), h. 50. 9 Djago tarigan , proses belajar mengajar pragmatic, (Bandung: Angkasa, 1990), Cet.
Ke-1, h. 40.
10
6) Mengorganisasikan waktu, ruang dan perlengkapan pengajaran.
7) Melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar.10
Dalam membina siswa, seorang guru harus bisa mengelola kelas dengan baik
sehingga siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Seorang guru
yang tidak dapat mengelola kelas dengan baik, akan membawa siswa kepada
proses belajar yang kurang baik pula.
Proses pembelajaran adalah aktivitas yang di dalamnya terdapat interaksi
anatara guru dan murid. Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, guru pun harus
menjadi suri tauladan dan dapat menghantar anak didiknya kearah pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Kondisi guru pun dapat menghambat proses belajar
siswa. Guru ada yang disenangi oleh siswa, karena pribadi guru itu yang berbeda-
beda yaitu ada yang baik dan yang kurang baik, ada yang dapat menjelaskan
materi secara jelas dan ada juga guru yang hanya memberi perintah untuk
mencatat sehingga proses belajar menjadi kurang baik yang akan membuat siswa
merasa tidak betah berada dalam proses belajar tersebut.
Guru sebagai pembina akan membawa siswa kedalam proses pembelajaran
yang baik, dan kegiatan belajar mengajar dapat dikembangkan melalui berbagai
pelayanan kegiatan sebagai berikut:
1) Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat
dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi
peserta didik, terutama bagi mereka yang sulit belajar akan membangkitkan
gairah dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah dalam belajar.
2) Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan tenang
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Termasuk
dalam hal ini adalah penyediaan guru terhadap bahan pembelajaran yang
menarik dan menantang bagi peserta didik, sehingga para peserta didik tidak
10
Hamid Darmadi, kemampuan dasar mengajar........., h. 56-57.
11
merasa jenuh berada dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif.
3) Menciptakan saling menghargai, baik antar peserta didik, maupun antar
peserta didik dengan guru. Hal ini mengandung arti bahwa peserta didik
memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pendapat
tanpa ada rasa takut mendapatkan sangsi atai dipermalukan.
2) Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana dalam Kamus Ilmiah Populer diartikan bahan material; perangkat
keras.11
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa prasarana adalah bahan
material yang menunjang suatu kegiatan salah satunya adalah kegiatan
pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, lapangan olah
raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga.
Sarana dalam Kamus Ilmiah Populer diartikan alat; piranti.12
Dari pengertian
tersebut dapat diartikan alat yang dapat menunjang suatu kegiatan salah satunya
adalah kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,
buku bacaan, alat, dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media
pengajaran yang lain.
Lengkapnya sarana dan prasana akan membawa kondisi yang baik dalam
kegiatan pembelajaran. Prasarana dan sarana pembelajaran adalah barang mahal,
yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar baik secara langsung maupun
tidak langsung. Seperti yang dikatakan oleh Rohiat dalam bukunya Manajemen
Sekolah ”Teori Dasar dan Praktik” mengatakan bahwa: ” sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua benda yang bergerak dan tidak bergerak yang
dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik
11
Pius A Partatnto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer........., h. 617. 12
Pius A Partatnto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer........., h. 694.
12
secara langsung maupun tidak langsung”.13
Dengan tersedianya sarana dan
prasarana belajar. Secara sengaja semua warga sekolah khususnya siswa dituntut
untuk mempergunakannya dengan baik sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Sarana dan prasarana pembelajaran berkaitan dengan sesuatu yang
memungkinkan siswa mendapat fasilitas dari sekolah sehingga para peserta didik
mendapatkan fasilitas yang layak yang dapat memberikan siswa mengembangkan
potensinya dalam proses pembelajaran sehingga para peserta didik merasa
nyaman dan tenang dalam melakukan segala aktivitas kegiatan sekolah.
Sarana dan prasarana yang baik, dapat menunjang proses pembelajaran yang
baik pula, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah dapat
berjalan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa sarana dan prasarana
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran akan membuat siswa
merasa tidak nyaman dan tenang, karena warga sekolah khususnya siswa tidak
dapat mempergunakan sarana dan prasarana pembelajaran dengan baik.
Hasil yang diharapkan pada setiap sekolah dalam pengadaan sarana dan
prasaran pembelajaran adalah siswa dapat mempergunakan sarana dan prasarana
pembelajaran dengan baik sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan sekolah dapat
memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk kelangsungan kegiatan
pembelajaran yang baik pula.
3) Kebijakan penilaian
Proses pembelajaran mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa. Dengan
suatu hasil tersebut, proses pembelajaran berhenti untuk sementara maka
terjadilah penilaian. Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Pelaku
aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental siswa. Tingkat perkembangan mental tersebut pada jenis-jenis rana
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
13
Rohiat, Manajemen Sekolah “Teori Dasar dan Praktik”, (bandung: PT. Refika
Aditama, 2009) h. 26.
13
Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat
nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat
digolongkan lulus atau tidak lulus. Kelulusannya dengan memperoleh nilai
rendah, sedang, tinggi, yang tidak lulus berarti mengulang atau tinggal kelas,
bahkan mungkin dicabut hak belajarnya.
Dalam proses belajar, keputusan tentang hasil belajar berpengaruh pada tindak
siswa dan tindak guru. Keputusan hasil belajar siswa merupakan puncak harapan
bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar kejenjang berikutnya. Secara
tidak disadari, siswa sangat terpengaruh terhadap hasil belajarnya. Oleh karena itu
sekolah dan guru diminta untuk arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan
hasil belajar siswa.
4) Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Yang dimaksud dengan faktor lingkungan sekolah adalah bagaimana situasi
dan kondisi sekolah yang menyenangkan di lngkungan sekolah, sehingga
membantu kegiatan belajar mengajar yang dapat menghasilkan rasa aman,
suasana yang bersih, keindahan, ketertiban, dan kekeluargaan.
Faktor-faktor sosial disini adalah manusia (sesama manusia), baik manusia itu
ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung
hadir.14
Kehadiran siswa lain pada waktu siswa lainnya sedang belajar, sangat
mengganggu proses belajar siswa. Misalnya saja ketika siswa di dalam kelas
sedang melaksanakan proses belajar kemudian terdengar ada siswa lain sedang
bercakap-cakap disamping kelas, kehadiran siswa tersebut secara tidak langsung
akan dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal
dengan lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan
adanya kedudukan dan peranan siswa. Kedudukan siswa sebagai pelajar
14
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 234.
14
mengharuskan siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang menghasilkan hasil dari pembelajaran itu
sendiri. Peranan siswa sebagai lingkup sosial dalam sekolah mengharuskan siswa
untuk menjadi warga sekolah yang harus membaur dengan warga sekolah yang
lain yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah sehingga
menimbulkan iklim sekolah yang menumbuhkan semangat belajar siswa. Tiap
siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Pengaruh dari lingkungan
sosial berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaruh yang bersifat menerima lingkungan sosial akan mengakibatkan
konsentrasi belajar siswa menjadi kuat, atau sebaliknya menolak siswa
dalam lingkungan sosial, akan mengakibatkan konsentrasi belajar menjadi
lemah, karena tidak adanya dorongan dari lingkungan sosial siswa itu
sendiri.
b. Lingkungan sosial dapat mewujudkan suasana keakraban, kegembiraan,
kerukunan, tenang dan damai, sebaliknya lingkungan sosial sekolah dapat
mewujudkan suasana perselisihan, persaingan, salah menyalahkan, dan
cerai-berai. Suasana tersebut akan dapat menghambat proses belajar siswa.
c. Lingkungan sosial siswa di sekolah atau di kelas dapat berpengaruh pada
semangat belajar siswa. Dan setiap guru akan mendapat sikap oleh
lingkungan sosial siswa. Sikap positif atau negatif siswa terhadap guru
akan berpengaruh terhadap pembawaan guru. Guru yang pengelolaan
pengajarannya baik, akan mendapat sikap yang positif dari siswa,
sebaliknya jika guru yang pengelolaannya kurang baik, siswa merasa
jenuh, maka guru tersebut mengalami kesulitan dal mengelola proses
belajar.
Oleh karena itu lingkungan sekolah yang sangat mendukung proses belajar
adalah lingkungan sekolah yang aman dan tertib dan harus dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa. Seperti yang dikatakan oleh Rohiat dalam bukunya
Manajemen sekolah ”teori dasar dan praktik”:Lingkungan sekolah yang aman dan
15
tertib, optimisme dan harapan/ekspektasi yang tinggi dari warga sekolah, dan
kegiatan yang terpusat pada siswa (student centered activities) adalah contoh-
contoh iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.15
Dengan
memusatkan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, diharapkan proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
5) Kurikulum Sekolah
Proses pembelajaran di sekolah didasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum
dalam pendidikan diartikan program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil
belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan
yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab
sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan
kompetensi sosial anak didik..16
dari pengertian kurikulum tersebut dapat
disimpulkan bahwa kurikulum sekolah adalah suatu pengalaman belajar atau
kegiatan belajar yang nyata yang terprogram atau terencana dari sekolah.
Kurikulum yang diberlakukan sekolah sesuai dengan kurikulum nasional yang
sudah disahkan oleh pemerintah dan sesuai dengan kurikulum yang disahkan oleh
sekolah itu sendiri. Kurikulum sekolah itu sendiri berisi tujuan pendidikan, isi
pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kurikulum sekolah akan
berubah sesuai dengan tuntutan yang timbul dari kebutuhan baru yang
mengakibatkan kurikulum sekolah perlu dirubah. Dari perubahan-perubahan
tersebut, akan menimbulkan masalah-masalah baru bagi siswa, masalah-masalah
tersebut adalah:
a. Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah. Bila tujuan berubah, berarti
pokok bahasan akan berubah. Setidaknya kegiatan belajar mengajar pun
15
Rohiat, Manajemen Sekolah ”Teori Dasar Dan Praktik”......., h. 67 16
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar
Baru, 1991) cet. Ke-2, h. 5-6.
16
perlu diubah dan siswa pun akan sulit untuk beradaptasi dalam kegiatan
belajar yang baru.
b. Isi pendidikan berubah. Bila isi pendidikan berubah, akan
mengakibatkan buku pelajaran, buku bacaan, dan sumber yang lain akan
ikut berubah. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan perubahan
anggaran disemua tungkat.
c. Kegiatan belajar mengajar berubah. Akibatnya guru harus mempelajari
strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar yang baru, yang akan
menimbulkan kebiasaan belajar siswa juga akan mengalami perubahan.
d. Evaluasi berubah. Yang mengakibatkan guru harus mempelajari metode
dan teknik evaluasi belajar yang bary, yang akan menimbulkan siswa
harus mempelajari cara-cara belajar yang sesuai ukuran lulusan yang
baru.
6) Faktor Fisiologis dalam Belajar
Fisiologi dalam Kamus Ilmiah Populer adalah penyelidikan terhadap perilaku
dan proses didalam tubuh makhluk hidup.17
Sejalan dengan pengertian tersebut
dapat diartikan faktor fisiologis dalam belajar adalah keadaan terhadap perilaku
seseorang (siswa) yang ada dalam diri peserta didik yang melatarbelakangi
aktivitas belajar. Dengan kata lain faktor yang melatar belakangi aktivitas belajar
siswa adalah keadaan jasmani siswa itu sendiri. Keadaan jasmani yang kurang
segar, yang terlihat lelah akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa.
Kurangnya nutrisi dalam tubuh siswa akan mengakibatkan siswa lesu, cepat
mengantuk, cepat lelah yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
menjadi terganggu dan siswa tidak konsentrasi dalam melaksanakan proses
belajar tersebut.
17
Pius A Partatnto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer........., h. 180.
17
7) Faktor Psikologi Dalam Belajar
Psikologi dalam kamus ilmiah populer diartikan ilmu jiwa, gejala kejiwaan.18
Sejalan dengan pengertian psikologi, pengertian psikologi dalam belajar adalah
perhatian khusus terhadap jiwa peserta didik dalam malakukan kegiatan terutama
dalam hal ini kegiatan belajar. Faktor psikologis yang berpengaruh proses belajar
sebagai berikut:
1. Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan
terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.19
2. Motivasi belajar
Motivasidalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi
tenaga pendorong bagi siswa untuk mendaya gunakan potensi-potensi yang
ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan
belajar.20
motivasi merupakan kondisi psikologis yang dapat mendorong
seseorang melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk
memberikan semangat pada seseorang dalam belajar untuk dapat mencapai
tujuan dalam belajarnya.
3. Konsentrasi belajar.
Konsentasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran.21
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya.
Perhatian khusus terhadap salah satu hal , yaitu hal yang mendorong aktivitas
belajar siswa. Hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai
berikut:
18
Pius A Partatnto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer........., h. 637.
19
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 239. 20
Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-4,
h.180. 21
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 239.
18
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju.
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman.
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi.
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
2. Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran
1. Pengertian Efektivitas.
Kata efektivitas berasal dari kata ”efektif” yang berarti ada efeknya yaitu
(pengaruh, yang timbul oleh sebab/ perbuatan; akibat; dampak), tepat, manjur,
mujarab, tepat guna, berhasil.22
Dari kata tersebut, efektivitas dapat diartikan
sebagai ketepatgunaan, hasil yang dicapai dari dampak atau pengaruh yang
timbul. Jadi, pengertian efektivitas dalam suatu kegiatan, berhubungan dengan
”sejauh mana apa yang diharapkan atau yang direncanakan dapat terlaksana atau
tercapai dengan baik.
2. Kedisiplinan Siswa.
a. Pengertian dan tujuan Kedisiplinan.
1. Pengertian Disiplin
Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itulah
harus ditanamkan terus menerus terhadap individu. Dengan penanaman yang
terus menerus, maka disiplin akan menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil
22
Pius A Partatnto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994), h. 128.
19
dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi,
sebaliknya orang-orang yang gagal umumnya tidak disiplin.
Menurut Sirinam S. Khalsa dalam bukunya pengajaran disiplin dan harga
diri mengatakan bahwa kata disiplin mempunyai akar pada kata ”disciple” dan
berarti ”mengajar dan melatih”. Salah satu definisi adalah ”melatih melalui
pengajaran atau pelatihan”.23
Menurutnya, kita lebih cenderung sukses membantu
siswa mengubah perilaku mereka yang tak terduga ketika kita menggunakan
prosedur disiplin yang efektif. Disiplin merupakan bagian dari proses
berkelanjutan pengajaran atau pendidikan.
Dari pendapat ini, dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pelatihan bagi
siswa untuk membentuk siswa yang taat pada peraturan atau tata tertib serta
bertanggung jawab melalui pengajaran atau pelatihan dan disiplin tersebut
merupakan agian proses pemelajaran siswa.
Secara terminologi, pengertian disiplin dari beberapa ahli berpendapat sebagai
berikut:
Menurut Bambang Marhijanto dalam kamus Bahasa Indonesia Masa kini
mengartikan istilah disiplin sebagai, tata tertib dan kepatuhan kepada peraturan.24
Selanjutnya menurut Chester Harris disiplin adalah:
”discipline refest fundamentally to the principle that each organisme lerns in
some degree to control it self so as to con form to to the forces around it with
wich it has expriences”25
Definisi tersebut mengandung makna berisi idee. Ada beberapa unsur
pengertian di dalam definisi tersebut:
a) Berisi moral yang mengatur tata kehidupan.
23
Sirinam S. Khalsa. Pengajaran Disiplin &Harga Diri, (Indonesia: PT. Indeks 2008) h.
XIX. 24
Bambang Mujiharto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, ( Surabaya : Terbit
Terang, 1999), h. 92. 25
Piet Sahertian. Dimensi-dimensi administrasi Di Sekolah, (surabaya: usaha nasional
1994), h. 123.
20
b) Pengembangan ego dengan segala masalah intrinsik yang mengharuskan
orang untuk menentukan pilihan.
c) Pertumbuhan kekuatan untuk memberi jawaban terhadap setiap aturan
yang disampaikan.
d) Penerimaan autoritas eksternal yang membawa seseorang untuk
membentuk kemampuan dan keterbatasan hidup.26
Menurut Conny Semiawan disiplin merupakan pengaruh yang dirancang
untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari
kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu
untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang
diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya.27
Ahmad Rohani dalam bukunya pengelolaan pengajaran berpendapat: ”dalam
arti luas disiplin adalah mencakup setiap macam pengaturan yang ditujukan untuk
membantu setiap peserta didik agar dia dapat memenuhi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan juga penting tentang penyelesaiannya tuntutan yang
ini ditujukan kepada peserta didik terhadap lingkungannya.28
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi disiplin merupakan suatu keadaan
dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai,
norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah atau di kelas di mana
mereka berada.29
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pokok dasar
dari tiap-tiap organisasi (keluarga, sekolah, lingkungan, dan lain sebagainya)
dalam mempelajari tanggung jawab secara terpaksa yang harus dijalankan dengan
memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri agar memberikan pengalaman
26
Piet Sahertian. Dimensi-dimensi Administrasi…., h. 123. 27
Conny Semiawan, penerapan pembelajaran pada anak, (PT. Macanan Jaya
Cemerlang, 2008), Cet. Ke-2 h. 27-28. 28
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2, h.
133-134. 29
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) cet.
Ke-1, h. 166
21
yang mengandung makna berisi moral, pengembangan ego, pertumbuhan
kekuatan, dan penerimaan autoritas.
Lembaga pendidikan khususnya pendidikan formal merupakan tempat yang
sangat berpotensi untuk mengembangkan sikap kedisiplinan yaitu dengan adanya
pemberian hukuman dan hadiah.
Kedisiplinan merupakan dasar pembinaan sikap dan jiwa setiap anak didik.
Apabila sekolah mampu membina sikap dan jiwa positif terhadap anak didik
(siswa) dan berhasil membentuk pribadi dan akhlak anak tersebut menjadi anak
yang bertanggung jawab, maka siswa tersebut telah mempunyai bekal dalam
menghadapi berbagai masalah yang dihadapi baik di dalam maupun di luar
sekolah. Dan dapat di katakan bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan
perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau
masyarakat. Dalam konteks ini disiplin berarti hukuman atau sangsi yang
berbobot mengatur dan mengendalikan prilaku manusia. Jadi pada dasarnya
disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu
menghadapi lingkungan.
2. Tujuan Disiplin
Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat
mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak
ketergantungan dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak
digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki agar
tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.30
Hal ini oleh Piet Sahertian
dalam bukunya ”dimensi-dimensi administrasi sekolah” bahwa:
Dalam buku Leadership In Elementary School administrasion and
supervision, Elsbree menjelaskan bahwa:
30
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,.........., h. 134.
22
“he sould accept the philosophy that discipline any action have two
purpose”
Kedua tujuan itu adalah:
1. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat
ketergantungan kearah tidak ketergantungan.
2. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi
dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang
ada dengan penuh perhatian.31
Dalam kaitan ini Piet Sahertian lebih lanjut mengatakan bahwa:
Disiplin dalam sekolah modern adalah merupakan pertolongan kepada murid-
murid supaya dapat berdiri (help for self help).
Menolong dalam mengenal dirinya untuk menciptakan kondisi yang lebih
baik maupun menegakkan disiplin diri yang timbul dari dalam diri anak untuk
mencapai cita-cita hidup.32
Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang positif bagi
kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan dan disiplin
tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk mereka dimasa yang akan datang.
Dengan adanya praktek yang dilakukan siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih
dalam mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu
sendiri. Seperti dikatakan oleh Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik
bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan
tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima
dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran
tugas-tugas sekolah.33
Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan juga bahwa
kedisiplinan digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang
dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
31
Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1 h. 126-127. 32
Piet Sahertan, Dimensi-Dimensi Administrasi…….., h.127. 33
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 134
23
b. Pengertian Kedisiplinan Dalam Pembelajaran
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi disiplin merupakan suatu keadaan
dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai,
norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah atau di kelas di mana
mereka berada.34
pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.35
Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola tingkah
laku yang di atur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh guru
maupun anak didik dengan sadar.36
Mekanisme konkret dari ketaatan pada
ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaaan prosedur. Jadi, langkah-
langkah yang dilaksanakan sesuai prosedur yang sudah digariskan.penyimpangan
dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. Disiplin dalam proses
pembelajaran mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran dan turut menentukan prestasi belajar siswa. Piet Sahertian
mengatakan bahwa; Konsep dasar bagi disiplin adalah mengungkapkan penyadaran
diri sebagai pribadi yang utuh yang sadar akan hidup bersama itu harus ada
normanya.37
Jadi, dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa melalui konsep kedisiplinan
dimaksudkan dapat membawa anak didik ke dalam proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan kedisiplinan itu sendiri kedalam proses pembelajaran. Pentingnya
disiplin dalam pendidikan dan proses pembelajaran adalah untuk mengajarkan hal-
hal sebagai berikut:
34
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) cet.
Ke-1, h. 166
35
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 157. 36
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,......, h. 41 37
Piet Sahertian. Dimensi-dimensi Administrasi…., h. 129.
24
a. Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan. Disiplin akan mengajarkan
kepada siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun diluar kelas.
Misalnya sebagai siswa harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.
b. Upaya menanamkan kerja sama. Disiplin dalam proses pembelajaran dapat
dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerja sama, baik antar siswa,
siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya(mileu).
c. Kebutuhan untuk berorganisasi. Disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk
menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan organisasi.
d. Rasa hormat terhadap orang lain. Dengan dijunjungnya kedisiplinan yang
tinggi dalam proses pembelajaran, setiap siswa akan tahu dan memahami
tentang hak dan kewajiban orang lain.
e. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan. Dalam
kehidupan, kita akan selalu menjumpai hal-hal yang menyenangkan maupun
yang tidak. Melalui disiplin, siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi
hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan di dalam kehidupan pada
umumnya serta dalam proses pembelajaran pada khususnya.
f. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin.Dengan memberikan contoh
perilaku tidak disiplin, siswa diharapkan dapat menghindari mana perilaku
disiplin dan yang tidak.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa
dalam pembelajaran adalah pembinaan sikap dan perilaku anak didik dalam
kegiatan pembelajaran yang di lakukan di sekolah untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Kedisiplinan dalam pembelajaran terkait dengan perencanaan yang
berisi tentang serangkaian kegiatan pembelajaran yang efektif. menumbuhkan
proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembang anak didik melalui
penanaman kompetensi dasar.
c. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran
25
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan
perubahan perilaku baik pengetahuan, sikap dan tingkah laku kearah kemajuan.
Kegiatan pembelajaran sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak faktor.
Terdapat banyak sekali faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.
mengklasifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) dan faktor yang berasal dari dalam
diri siswa (intern).38
Disiplin turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dapat terlihat pada
siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur dan
akan menghasilkan prsetasi yang baik pula. Demikian sebaliknya faktor – faktor
belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Hal ini dapat dilihat dari
penjelasan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Faktor non sosial
Faktor non sosial seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat
dan alat-alat yang dipakai untuk kegiatan pembelajaran. Siswa yang memiliki
tempat belajar yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderung
lebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor waktu, siswa yang
mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar secara terarah dan teratur.
2) Faktor soial
Faktor sosial terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal dalam
lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang
ada di lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin
akan cenderung menghasilkan siswa yang disiplin pula.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
38
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran......., h. 260.
26
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu
1). Faktor fisiologis
Yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,
penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan
sakit yang diderita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin
blajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin
dibandingkan siswa yang menderita sakit dan badannya keletihan.
2). Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
(a) Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.
Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat
meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi
terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
(b) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses
belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh
hasil yang lebih baik.
(c) Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah
untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai
tujuan.
(d) Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis
yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadap suatu
obyek (materi pelajaran).
(e) Kemampuan kognitif
27
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga
dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebih
diutamakan.
Faktor ekstern dan intern tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan
sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hasil yang
optimal dalam proses pembelajaran, maka dituntut adanya keseimbangan di antara
keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh pada
hasil belajar yang dicapai.
d. Sebab dan Bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa dalam proses pembelajaran.
1. Sebab Pelanggaran Disiplin Dalam Pembelajaran
Pada dasarnya kedisiplinan dibentuk karena adanya kebutuhan dari diri
individu. Pengenalan terhadap kebutuhan seorang peserta didik secara baik
merupakan andil yang paling besar bagi pengendalian disiplin. Maslow
mengemukakan teori ”Hierarki Kebutuhan Manusia” sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan
hidupnya seperti makan, minum, perlindungan, fisik, sex, dan sebagainya.
2) Kebutuhan akan rasa aman baik fisik, dan perasaan keamanan terhadap
masa depan yang dihadapi.
3) Kebutuhan akan cinta kasih, mencintai orang lain dan dicintai orang lain,
penerimaan, pembenaran, dan cinta kasih orang lain pada dirinya.
4) Kebutuhan akan penghargaan dan untuk dikenal oleh orang lain, merasa
berguna bai orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dan
sebagainya.
5) Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, terhadap berbagai hal agar
individu dapat mengambil berbagai kputusan yang bijaksana terhadap
beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif.
6) Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan
untuk berpengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara
langsung agar dari pengalamannya ia akan lebih korektif, toleran, dan
spontan.39
39
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 135-136
28
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa semua tingkah laku individu
merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Bila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui cara-cara yang ada dalam
masyarakat, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada diri individu, dan yang
bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain yang kurang diterima
masyarakat. Sama halnya dengan pelanggaran disiplin di sekolah yang bersumber
pada lingkungan sekolah itu sendiri. Misalnya:
1) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter senantiasa
mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik
akan mengakibatkan peserta didik jadi submisif, apatis, atau sebaliknya
agresif ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan tidak manusiawi
yang mereka terima,
2) Kelompok besar anggota dikurangi hak-haknya sebagai peserta didik yang
seharusnya menentukan rencana masa depannya dibawah bimbingan guru,
3) Tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas
atau di bawah rata-rata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan
kehidupan sekolah,
4) Kurang dilibatkan dalam diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah,
5) Latar belakang kehidupan dalam keluarga yang kurang diperhatikan dalam
kehidupan sekolah,
6) Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua, dan antara
keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab.
Pada kenyataannya sebab-sebab pelanggaran disiplin tersebut sangat unik,
bersifat sangat pribadi, kompleks, dan kadang-kadang mempunyai latar belakang
yang mendalam lain dari sebab-sebab yang tampak.
Walaupun demikian memang ada juga sebab-sebab yang bersifat umum ,
misalnya:
1. Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. Mereka
tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu
ke itu saja. Harus diusahakan agar peserta didik tetap sibuk dengan kegiatan
bervariasi sesuai dengan tarap perkembangannya,
2. Perasaan kecewa dan tertekan karena peserta didik dituntut untuk bertingkah
laku yang kurang wajar sebagai remaja,
29
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan, atau status.40
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pelanggaran disiplin
pada diri peserta didik, hadir bukan hanya karena peraturan semata. Akan tetapi
pelanggaran disiplin ada, karena adanya suatu kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi
secara benar, melainkan kebutuhan yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak
dibenarkan dan tidak dapat diterima oleh lingkungan sekolah.
Sejalan dengan penjelasan di atas, Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya
Dasar-dasar Bimbingan dan konseling memberikan gambaran tentang sebab-sebab
melanggar tata tertib adalah sebagai berikut:
1) Tidak begitu memahami kegunaan masing-masing atau tata tertib yang
berlaku di sekolah, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga
siswa hanya terpaksa mengikutinya;
2) Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun
di masyarakat,
3) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif),
4) Ciri khusus perkembangan remaja yang agak ”sukar diatur” tetapi ”belum
dapat mengatur diri sendiri”
5) Ketidaksukaan mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah.41
Kedisiplinan juga dapat dilihat dari tingkah laku siswa itu sendiri. Tingkah
laku anak didik amatlah bervariasi. Variasi perilaku anak didik itu menurut Made
Pidarta bukan tanpa sebab. Faktor-faktor penyebabnya adalah :
1) pengelompokan (pandai, sedang, bodoh), kelompok bodoh akan
menjadi sumber negatif, penolakan, atau apatis.
40
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 136-137 41
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 60.
30
2) karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, ketidakpuasan
atau dari dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi
kemampuannya.
3) kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak
seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh
guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri yang tidak
sesuai dengan harapan sekolah.
4) dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja
sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin
mereka merasa tenang atau cemas. Karena itu perilaku menyimpang
seorang atau dua orang bisa ditoleransi asal tidak merusak kesatuan.
5) dari organisasi kurikulum tentang tim teaching, misalnya anak didik
pergi dari satu guru ke guru yang lain dan dari kelompok satu ke
kelompok yang lain. Sehingga tenaga mereka dipakai berjalan, harus
menyesuaikan diri berkali-kali, tidak ada kstabilan, dan harus
menyesuaikan terhadap guru dan metode-metodenya. Pengembangan
diri yang sesungguhnya bersumber dari hubungan sosial menjadi
terhambat.42
Berdasarkan beberapa sebab-sebab pelanggaran disiplin yang telah disebutkan
di atas dapat terlihat bahwa siswa yang dapat melanggar disiplin bukan karena siswa
tersebut ingin melakukan pelanggaran disiplin itu sendiri melainkan siswa yang
terpaksa melakukan suatu tata tertib yang tidak didiskusikan kepada siswa terlebih
dahulu, sehingga siswa tersebut melakukan pelanggaran disiplin. Dari pelanggaran
disiplin tersebut, dapat memungkinkan berakibat sebagai berikut:
1) Tingkah laku siswa makin tidak terkendali,
2) Terjadi kerenggangan hubungan antara guru dam murid,
3) Suasana sekolah dirasakan kurang menyenangkan bagi siswa,
4) Proses belajar-mengajar terganggu,
5) Kegiatan belajar siswa terganggu,
6) Nilai rendah,
7) Tidak naik kelas, dikeluarkan dari sekolah.43
Dapat disimpulkan bahwa setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
siswa, sudah tentu ada sebab musababnya. Dengan demikian, siswa yang melakukan
hal-hal yang melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah dapat
42
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,..., h. 195-196. 43
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling....., h. 61.
31
menimbulkan akibat yang bukan hanya dirasakan oleh pihak sekolah tetapi
dampaknya sangat besar terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa
Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dan
dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat di sekolah merupakan kebijakan
sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku siswa sehingga
siswa mengetahui batasan-batasan dalam bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung
pula ketaatan dan mematuhi segala peraturan dan tanggung jawab misalnya disiplin
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada
peraturan yang telah ditetapkan. Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan
ketaatan dan keteraturan terhadap kegiatan pembelajarannya serta taat terhadap
peraturan yang ada di sekolah. Menurut Kanisius dalam bukunya Pengelolaan Kelas
yang Dinamis mengatakan; secara umum, siswa di kelas dari segi kedisiplinan dapat
digolongkan menjadi dua kelompok.44
Kelompok pertama adalah siswa yang pada dasarnya baik, mau belajar,
hormat pada guru, dan taat padanya. Tetapi hidup mereka tidak teratur. Kerja mereka
acak-acakan. Tugas di kelas tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Atau bila
selesai, selesainya pun asal selesai. Perhatian mereka belum terpusat pada
pelajarandan mudah terpecah ke arah lain. Mereka cepat merasa bosan terhadap
pelajaran yang sedang berlangsung.
Kelompok kedua adalah murid yang memang mudah membuat masalah dan
melanggar disiplin. Mereka nakal dan mudah berperilaku yang mengganggu kelas.
Mereka mudah dan gemar membuat gaduh.mereka cenderung menolak tugas guru.
Dalam mengerjakan tugas di kelas, mereka enggan untuk memulai. Entah bagaimana
bentuknya, mereka mudah merusak sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
44
Kanisius, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (yogyakarta: KANISIUS Anggota IKAPI
2007), Cet. Ke-1, h. 83.
32
Dari kelompok manapun, perilaku yang tidak disiplin pada waktu proses
belajar mengajar dan mengganggu proses belajar sangat membuat kita merasa
prihatin, maka itulah dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung perlu adanya tata
tertib.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya Strategi
Belajar Mengajar bentuk-bentuk pelanggaran disiplin dibedakan menjadi dua yaitu
bersifat individual dan kelompok.45
a. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual adalah sebagai
berikut:
a) Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain,
siswa yang bertingkah laku untuk menarik perhatian orang lain, adalah siswa
yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan, siswa tersebut biasanya
berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan
perbuatan yang dikiranya dapat menarik perhatian orang lain. Apabila
perilaku tersebut tidak dapat menarik perhatian orang lain (temannya), maka
ia bisa saja mencari cara lain yang brutal. Tingkah lau tersebut misalnya
seperti ; membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba lamban (pasif), sehingga
siswa tersebut harus diberi bantuan ekstra.
b) Tingkah laku untuk menguasai orang lain,
tingkah laku untuk menguasai orang lain adalah tingkah laku yang
ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang lain. Tingkah laku tersebut
dapat bersifat aktif dan ada juga yang bersifat pasif. Perilaku yang bersifat
aktif misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional (marah-
marah, menangis). Sedangkan tingkah laku yang bersifat pasif misalnya selalu
lupa pada peraturan-peraturan yang sudah disepakati sebelumnya.
c) Perilaku yang membalas dendam, dan
45
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,..., h. 201.
33
siswa yang berperilaku membalas dendam adalah siswa yang merasa dirinya
lebih kuat, dan yang menjadi sasaran adalah orang yang lebih lemah. Tingkah
laku seperti ini di antaranya mengatai, mengancam, mencubit, memukul,
menendang, dan sebagainya.
d) Peragaan ketidakmampuan.
Peragaan ketidakmampuan disini maksunya adalah siswa yang tidak mau tahu
(masa bodoh) terhadap pekerjaan apapun, misalnya menolak mentah-mentah
untuk melakukan suatu pekerjaan, karena ia yakin akan menemui kegagalan.
Kalaupun mau, ia melakukan tidak dengan sepenuh hati bahkan cenderung
berusaha menyontek hasil pekerjaan teman yang ada di sampingnya.
b. Sedangkan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat kelompok adalah
sebagai berikut:
a) Kelas kurang kohesif (akrab),
hubungan antarsiswa kurang harmonis yang dapat memunculkan kelompok
yang tidak bersahabat. Persaingan yang tidak sehat di antara kelompok
menimbulkan keonaran-keonaran yang dapat menyebabkan proses
pembelajaran mengalami hambatan. Terjadi kurang kohesifan atau keakraban
biasanya disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat sosial
ekonomi, dan atau kekeliruan dalam setiap kegiatan.
b) Kesebalan terhadap norma-norma yang telah disepakati sebelumnya,
tingkah laku yang secara sengaja dilakukan oleh siswa untuk melanggar
norma-norma yang disepakati sebelumnya, apabila berhasil, siswa yang
melakukannya merasa senang, tidak perduli orang merasa terganggu karena
perbuatannya itu.
c) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggota,
d) Menyokong anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena
dianggap tugas yang di berikannya kurang wajar, dan,
34
f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
Sejalan dengan pembahasan di atas, Aunurrahman lebih jelas mengungkapkan
ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam
belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:
a. belajar tidak teratur
b. daya tahan belajar rendah
c. belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian
d. tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap
e. tidak terbiasa membuat ringkasan
f. tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran
g. senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam
menyelesaikan tugas
h. sering datang terlambat
i. melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).46
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa segala bentuk pelanggaran
disiplin terjadi karena kurang efektifnya tata tertib di dalam kelas itu sendiri sehingga
terjadi adanya kurang disiplinnya siswa dalam proses pembelajaran. Agar menjadikan
proses pembelajaran tetap tertib, terjaga dari hal-hal yag tidak diinginkan maka
diperlukan adanya tata tertib kelas yang tertulis agar kedisiplinan siswa dalam proses
pembelajaran menjadi efektif. Di bawah ini penulis memberikan sebuah contoh
mengenai tata tertib kelas:
Tata Tertib Kelas
1. Sebelum Pelajaran Dimulai
a. Setelah lonceng berbunyi tanda pelajaran dimulai, peserta didik berbaris di
depan kelasnya, kemudian guru mempersilahkan mereka masuk kelas secara
tertib.
b. Pelajaran pertama didahului dengan do’a pembukaan menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
c. Peserta didik yang datang terlambat harus melaporkan diri terlebih dahulu
kepada pimpnan sekolah sebelum mengikuti pelajaran.
d. Guru hendaknya mengadakan pencatatan terhadap peserta didik yang hadir
(presen), dan tak hadir (absen), dan yang datang terlambat pada :
46
Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-4, h.
185.
35
a) Papan presentasi kelas
b) Daftar presentasi kelas.
2. Selama Pelajaran Berlangsung.
a. Sebelum pelajaran dimulain diadakan do’a
b. peserta didik harus mengikuti pelajaran dengan seksama.
c. Peserta didik diperkenankan mengemukakan pendapat atau bertanya tentang
atau bertanya tentang pelajaran yang diterangkan, bila tidak mengerti.
d. Peserta didik tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan lain, selain pelajaran
yang bersangkutan.
e. Peserta didik tidak boleh meninggalkan kelas tanpa seizin guru.
f. Bila ada suatu kepentingan, peserta didik diperbolehkan meninggalkan
pelajaran (pulang) dengan seizin guru yang bersangkutan dan sepengetahuan
pimpinan sekolah.
g. Peserta didik dilarang makan-makan atau merokok selama pelajaran
berlangsung.
h. Peserta didik wajib ikut serta memelihara kebersihan dan ketertiban kelas.
i. Peserta didik harus bersifat sopan/hormat terhadap guru.
3. Selama Waktu Istirahat.
a. Pada waktu istirahat, peserta didik tidak diperbolehkan tinggal didalam kelas.
b. Pada waktu istirahat peserta didik hendaklah memanfaatkannya untuk
istirahat.
c. Peserta didik tidak boleh meninggalkan lingkungan sekolah waktu istirahat,
tanpa izin pimpinan sekolah.
4. Sesudah Pelajaran Berakhir.
a. Sesudah pelajaran berakhir, hendaklah segera diadakan pergantian pelajaran
berikutnya.
b. Peserta didik hendaklah memberikan hormat kepada guru yang akan
meninggalkan kelas.
c. Sebelum guru meninggalkan kelas, perli ditanda-tangan daftar presensi kelas.
d. Sesudah pelajaran terakhir diadakan do’a penutup dan kamudian baru
diperbolehkan pulang.
e. Sebelum pulang, peserta didik harus meneliti tempatnya, agar tidak ada
barang yang ketinggalan.
5. Selama Pelajaran Berlangsung.
a. Dalam mengikuti pelajaranpeserta didik harus berpakaian sopan, bersih dan
rapih.
b. Dalam mengikuti pelajaran peserta didik harus ”lengkap” dengan alat-alat
pelajaran yang dibutuhkan.
c. Dalam mengikuti pelajaran:
a) Peserta didik laki-laki wajib memperhatikan rambut, kumis, dan
sebagainya.
36
b) Peserta didik perempuan wajib memperhatikan agar dandanannya
sederhana.
d. Peserta didik yang berhalangan mengikuti pelajaran (karena sakit dan
sebagainya) supaya menyampaikan surat ”keterangan berhalangan” kepada
pimpinan sekolah melalui guru atau wali kelas yang bersangkutan.
e. Permohonan izin (karena suatu kepentingan) supaya disampaikan
sebelumnya, bukan sesudahnya.
f. Peraturan-peraturan lainnya lihat: pada tata tertib sekolah.47
Dengan adanya tata tertib kelas tersebut, diharapkan siswa dapat
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Tidak ada lagi pelanggaran disiplin
dalam proses pembelajaran, walaupun pasti masih ada sebagian kecil yang melanggar
tidak akan menghambat proses belajar mengajar yang sedang berjalan.
Dari pembahasan di atas, penulis membatasi indikator Disiplin belajar disekolah
sebagai berikut :
a) Patuh dan taat terhadap taat tertib belajar di sekolah
b) Persiapan belajar
c) Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran
d) Menyelesaikan tugas pada waktunya.
47
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 145-147.
37
B. Kerangka Berfikir
Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan
membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi
dalam bidang pelajaran. Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Pembelajaran adalah proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Disiplin
dalam pembelajaran pada siswa sangat diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan
yang teratur dalam kegiatan proses belajar mengajar karena dalam belajar
membutuhkan beberapa faktor salah satu diantaranya adalah kebiasaan dalam disiplin
belajar.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
kedisiplinan siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini adalah sikap siswa yang
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai
ketaatan, dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap dan tindakan yang
sesuai dengan standar sosial.
Jadi kedisiplinan yang diberikan kepada siswa bukan hanya sekedar membuat
siswa takut akan suatu aturan, tetapi siswa dapat memahami bahwa kedisiplinan yang
ada di sekolah adalah semata-mata untuk siswa lebih mengetahui tanggung jawab
sebagai seorang anak didik yang melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh
karena itu efektivitas kedisiplinan siswa sangat menentukan keberhasilan kegiatan
pembelajaran di kelas.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sasaran penelitian ini yaitu Efektivitas Kedisiplinan siswa Dalam
Pembelajaran di SMP Islamiyah. Tujuan oprasional penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di SMP Islamiyah
Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP Islamiyah Ciputat yang terletak di jalan
Kihajar Dewantara No.23 Ciputat Timur Tangerang Selatan. adapun penelitian
dilaksanakan pada bulan agustus-september 2010.
C. Sumber Data
Sumber data atau key informasi dalam penelitian ini adalah guru dan
Kepala Sekolah SMP Islamiyah.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yaitu
metode yang meneliti dan menemukan informasi yang seluas-luasnya tentang
variabel yangbersangkutan dan tidak bermaksud mengidentifikasi hubungan
39
antara variabel. Data yang terkumpul mula-mula tersusun, kemudian
dikelompokkan, dijelaskan, dianalisis dan diberikan interpretasi.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri dari benda-benda, hewan,
manusia, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam seluruh
penelitian.1 Populasi penelitian ini adalah guru SMP Islamiyah yang berjumlah 33
guru.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai
contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara terentu.2 Adapun sampel
yang diambil dalam penelitian sebanyak 33 guru dari populasi 33 guru.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan
suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah, oleh
karena itu, pengumpulan data mutlak diperlukan dalam suatu penelitian.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara (Interview)
Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah:kepala sekolah.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai efektivitas
kedisiplinan dalam pembelajaran di SMP Islamiyah.
b. Angket
Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan dan disertai pilihan jawaban yang telah disediakan.
Angket ini diberi kepada responden. Instrumen ini disusun sebagai bentuk
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4, h.
118. 2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,........., h. 121.
40
pernyataan positif mengenai efektivitas kedisiplinan dalam pembelajaran,
sedangkan model datanya adalah:
Tabel 1
Alternatif Jawaban Positif
No Alternatif jawaban Nilai
1 Selalu 4
2 Sering 3
3 Kadang-kadang 2
4 Tidak pernah 1
Angket ini berisi pertanyaan mengenai efektivitas kedisiplinan dalam
pembelajaran di SMP Islamiyah. Angket ini diberikan kepada 33 guru
yang mengajar di SMP Islamiyah Ciputat..
c. Pengamatan (Observation)
Oservasi adalah seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu obyek atau
orang lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan
melalui pembuatan catatan yang disesuaikan dengan kenyataan yang ada
di lapangan sehingga dapat mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
tersebut.
Dalam pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan melalui pembuatan
catatan yang disesuaikan dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga
dapat mengumpulkan data berdasarkan pengamatan tersebut.
d. Studi Dokumentasi
Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang
berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Studi dokumen dalam
hal ini yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan Efektivitas
Kedisiplinan Dalam Pembelajaran di SMP Islamiyah.
41
G. Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3
Kisi-Kisi Instumen Penelitian Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam
Pembelajaran
No. Variabel Indikator No. Pernyataan J
ml
1. Efektivitas
Kedisiplinan
Siswa dalam
Pembelajaran
a. Patuh terhadap tata tertib
sekolah
b. Persiapan siswa dalam
belajar
c. Menyelesaikan tugas
dengan penuh tanggung
jawab
d. Perhatian terhadap
kegiatan belajar.
1,2,3,4,5,6,7,8,9
10,11,12,13,14,15,16
17,18,19,20,21
22,23,24,25
9
7
5
4
jumlah 25
Tabel 2
Pedoman Wawancara Efektivitas Kedisiplinan Dalam Pembelajaran
No Variabel Indikator No. Pertanyaan Jml
Proses
Pembelajaran
a. Guru Sebagai
Pembina Siswa
Belajar
b. Prasarana dan Sarana
Pembelajaran
c. Kebijakan penilaian
d. Lingkungan Sosial
Siswa di Sekolah
e. Kurikulum Sekolah
1
2
3
4
5
1
1
1
1
1
42
Kedisiplinan
siswa
a. Patuh terhadap tata
tertib sekolah
b. Persiapan siswa dalam
belajar
c. Menyelesaikan tugas
dengan penuh
tanggung jawab
d. Perhatian terhadap
kegiatan belajar.
6,7,8
9,10
11
12
3
2
1
1
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang sudah diperoleh dengan keterangan agar data
tersebut dapat dipahami oleh penulis dan orang lain yang akan mengetahui hasil
penelitian. Untuk memperoleh data hasil penelitian, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kelengkapan dan kebenaran pengisian angket
agar terhindar dari kekeliruan ataupun kesalahan.
b. Skoring
Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam
angket dengan metode likert, butir jawaban yang terdapat dalam angket ada 4
yaitu: S, SR, KD, TP.maka skor yang diberikan penulis untuk pernyataan
positif yaitu: 4 untuk S, 3 untuk SR, 2 untuk KD, dan 1 untuk TP. Sedangkan
untuk kategori pernyataan negatif, masing-masing diberi bobot 1 untuk S, 2
untuk SR, 3 untuk KD, dan 4 untuk TP.
c. Tabulating Dan Analisis
Tabulating dan analisis yaitu penghitungan terhadap data yang sudah diberi
skor, berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang
43
diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis
statistic deskriptif (prosentase) yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil
penelitian dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu).
P = Angka persentase.
Selain itu penulis menentukan criteria data-data kualitatif dan
kuantitatif berdasarkan nilai rata-rata angket, yakni sebagai berikut:
1. 76% - 100% termasuk kategori baik
2. 56% - 75% termasuk kategori cukup baik
3. 40% - 55% termasuk kategori kurang baik
4. kurang dari 40% termasuk kategori tidak baik.3
3 Anas sudiono, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: raja grafindo persada,
2008), h. 43
P = F
---- x 100%
N
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini penulis menguraikan data dan informasi yang diperoleh
selama penelitian dilakukan.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.
SMP Islamiyah yang berlokasi di jalan Kihajar Dewantara No.23 Ciputat
Timur Tangerang Selatan didirikan pada tahun 1967 dibawah naungan
yayasan Islamiyah.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh keberadaan SMP Islamiyah Ciputat
dapat dilihat pada uraian berikut:
1. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat
a. Visi SMP Islamiyah Ciputat
Terdepan dalam IMTAQ dan IPTEK
b. Misi SMP Islamiyah Ciputat
a) Mewujudkan manusia yang memiliki Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
b) Mewujudkan manusia yang Beriman dan Bertaqwa
c) Mewujudkan manusia yang Bermoral dan Berdisiplin Tinggi
d) Mewujudkan manusia yang berkompetitif.
45
2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMP Islamiyah Ciputat.
Untuk mencapai tujuan pendidikan,yang telah ditentukan harus
ditanggung oleh beberapa unsure yang saling bekerja sama, diantaranya:
a. Keadaan Guru.
Salah satu komponen terpenting dalam sebuah instansi pendidikan
adalah guru. Baik tidaknya kualits pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kemampuan professional seorang guru, karena guru memegang peranan
penting sebagai sutradara sekaligus actor dalam proses pembelajaran.
Sedangkan jumlah tenaga pendidik di SMP Islamiyah Ciputat berjumlah 33
orang termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan 31 guru seperti
table berikut ini:
TABEL 5
Jumlah Guru SMP Islamiyah Ciputat.1
No Nama Jenjang
Pendidikan
Bidang Studi
1 Mudalih S.Ag S1 IPS Terpadu
2 Saarmuji, S.Pd S1 IPS Terpadu
3 Sumarja, S.S S1 Pend. Agama
PKn
Budi pekerti
4 Saan Saputra, S.Pd S1 Seni Budaya
5 Dra. Wiwin Alawiyah PKn
Budi Pekerti
6 Faiz Fikri, S.Ag S1 Pend. Agama
BTQ
7 Ade Laily, S.Ag S1 PKn
Budi Pekerti
8 Sri Heriawati, S.Pd S1 IPA Terpadu
1 Distribusi jam pelajaran SMP Islamiyah Ciputat Tahun Pelajaran 2009-2010
46
9 Drs. M. Amim Pend. Agama
BTQ
10 Sarmadih, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
11 Sohril, S.Pd S1 Penjaskes
12 Rita Sari, Ama, Pd D3 Seni Budaya
13 Drs. Nana S S1 Bhs. Indonesia
14 Wiwi Tarwiyah, S.E. S1 IPS Terpadu
15 Lia Rosmalia, S.Pd S1 Bhs. Inggris
16 Husen Sakilin, S.Pd S1 Matematika
17 Hasan Basri, M.Kom S2 TIK
18 Fuad Faisal, S.Ag S1 TIK
19 Drs. Sayuti S1 IPS Terpadu
20 Lina Muzaimah, S.Pd S1 IPA Terpadu
21 Euis N, S.Pd S1 Matematika
22 Subhan P. SMA Bhs. Inggris
23 Nurwahdah, S.Ag S1 Pend.Agama
BTQ
24 Reni Rosmiyati, S.Pd S1 IPA Terpadu
25 Umi Solikah, S,Pd S1 Bhs. Indonesia
26 Tutik, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
27 Andi Supendi SMA Penjaskes
28 Dedi Whyudi S1 Penjaskes
29 Drs. Yakub Sopyan S1 Budi Pekerti
30 Rozikin, S.Pd S1 Bhs. Inggris
31 Anna Saraswati, S.S S1 TIK
32 Tupah SMA Bhs. Inggris
33 Yuliani Sudibyo D3 Matematika
47
b. Keadaan Karyawan
Kelancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh
peran serta karyawan. Yang dimaksud dengan karyawan pada pelaksanaan
teknis SMP Islamiyah Ciputat adalah seluruh karyawan sekolah yang
diantaranya Staf Tata Usaha, Staf Kebersihan, serta Staf Keamanan
Sekolah.
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan Karyawan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 6
Keadaan Karyawan SMP Islamiyah Ciputat
Tahun 2010/2011
No Nama Jabatan/Lulusan L/P
1 Anna Saraswati, S.S Staf Tata Usaha/S1 P
2 Ida Farida Staf Tata Usaha/SMA P
3 Rahmat Budianto Staf Tata Usaha/SMA L
4 Sugito Staf keamanan/SMP L
5 Marullah Staf Keamanan/SMK L
6 Enda Ruhenda Staf Keamanan/SMA L
7 M. Soleh Staf kebersihan/SD L
8 Aljani Staf Kebersihan/SD L
9 Iyam Staf Kebersihan/SD P
10 Nur Abdullah Staf Kebersihan/SD L
11 M. Arief Staf Kebersihan/STM L
12 Rusdi Faisal Staf Perpustakaan/S1 L
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah karyawan
di SMP Islamiyh Ciputat berjumlah 12 orang, 3 orang tata usaha, 3 orang
keamanan, 5 orang kebersihan, dan 1 orang perpustakaan. Semuanya bekerja
sama dalam memberikan pelayanan yang baik.
48
c. Keadaan Siswa
Siswa-siswi SMP Islamiyah pada tahun ajaran 2010-2011 berjumlah
797. dengan rincian kelas VII terdapat 7 kelas yang berjumlah 310 siswa,
kelas VIII 5 kelas yang berjumlah 204 siswa, kelas IX terdiri dari 7 kelas
dengan 282 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 7
Jumlah Siswa SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas L P Jumlah
1 VII 164 146 310
2 VIII 115 189 204
3 IX 133 149 282
JML 3 Kelas 412 484 896
SMP Islamiyah merupakan sekolah yang banyak diminati masyarakat
di daerah ciputat, hal ini dapat diketahui pada tabel di atas yang
menyebutkan jumlah 896 siswa adalah jumlah yang terus meningkat setiap
tahunnya. Karena letak yang sangat strategis serta mudah dijangkau, sekolah
ini banyak diminati oleh masyarakat yang lebih memilih sekolah yang
bernuansa islam.
d. Sarana Dan Prasarana.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sesuatu yang diadakan
sekelompok manusia atau alat penunjang proses pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara berarti dan optimal bagi jalannya proses
pendidikan khususnya proses pembelajaran. Sehingga dapat berjalan lancar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang di harapkan disuatu lembaga
pendidikan. Adapun sarana dan prasarana di SMP Islamiyah Ciputat adalah
sebagai berikut :
49
Tabel 8
Sarana Prasarana SMP Islamiyah Ciputat.
No. Deskripsi Jml
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ruang Kelas
Papan Statistik
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Yayasan
Ruang Guru
Ruang TU
Perpustakaan
Lab. IPA
Lab. Komputer
Lapangan Olah Raga
Ruang UKS
Ruang BP/BK
Ruang Osis
Mushola
Toilet Guru
Toilet Siswa
Kantin
14
8
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
4
8
1
B. Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran
Disiplin dalam proses pembelajaran mempunyai peranan penting dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik, akan
mencerminkan efektivitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran.
Adapun efektivitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di SMP
Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Pembina Siswa Dalam Belajar
50
Pembinaan siswa yang diberikan oleh guru SMP Islamiyah yaitu dengan
selalu memberikan pengarahan-pengarahan, anjuran-anjuran, serta larangan-
larangan yang harus dipatuhi oleh setiap siswa.
2. Sarana Dan Prasarana Pembelajaran
Dalam menunjang sarana dan prasarana pembelajaran, sekolah memberikan
berbagai macam fasilitas belajar diantaranya:
a. Sarana olah raga
b. Ruang laboratorium
c. Perpustakaaan
d. Infokus
e. Laptop yang dimiliki guru-guru untuk menunjang proses pembelajaran.
3. Penilaian Hasil Belajar Siswa
Dalam melakukan kebijakan penilaian,SMP Islamiyah Ciputat tidak hanya
melakukan 1x penilaian, akan tetapi penilaian yang dilakukan lebih dari 1x.
Bentuk dari nilai-nilai itu sendiri adalah:
a. Nilai harian
b. Nilai ulangan MID
c. Nilai ulangan semester.
4. Lingkungan Sosial Siswa
Rata-rata siswa SMP Islamiyah senang bersekolah di SMP Islamiyah dapat
dilihat dari guru-guru yang mempunyai trik-trik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran agar siswa yang bersekolah di sekolah ini tidak cepat bosan.
5. Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang dilakukan oleh SMP Islamiyah sudah sesuai dengan
kurikulum pemerintah dan sesuai dengan lingkungan siswa itu sendiri. Tujuannya
pun akan tercapai dilihat dari lingkungan sosial itu sendiri.
51
Adapun efektivitas kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh SMP Islamiyah adalah sebagai berikut:
1 Peran Sekolah Dalam Menerapkan Kedisiplinan Siswa..
Terkait dengan peran sekolah dalam menerapkan kedisiplinan siswa, SMP
Islamiyah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. dengan membuat aturan-aturan sekolah. Aturan-aturan itu sendiri berupa:
Wajib memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan sekolah
Berpakaian rapih
Sopan
Bersih
Dalam mengikuti pelajaran harus lengkap dengan alat-alat pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran peserta laki-laki wajib memperhatikan
kerapihan rambut, dan perempuan wajib memperhatikan agar
dandanannya sederhana, dan sebagainya.
b. jika aturan-aturan yang sekolah buat kemudian dilanggar oleh siswa,
sekolah memberikan sanksi-sanksi berupa peringatan-peringatan, larangan,
serta anjuran dan juga poin setiap siswa yang melanggar peraturan
sekolah. Jika siswa tersebut sudah tidak bisa diberikan peringatan-
peringatan tersebut, otomatis sekolah akan memberikan skorsing atau
dipulangkan ke orang tua.
c. sebagai penanggung jawab sekolah, sekolah juga mempunyai kesepakatan
kepada orang tua murid atau wali murid berupa surat perjanjian yang
disepakati antara sekolah dengan wali murid. Surat perjanjian tersebut
berupa penanggung jawaban sekolah atas siswa-siswi di SMP Islamiyah
diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
2 Strategi Yang Ditempuh Dalam Menerapkan Kedisiplinan Siswa.
Dalam menerapkan kedisiplinan siswa SMP Islamiyah, strategi yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
a. Membuat surat perjanjian kepada setiap siswa yang melanggar disiplin
agar tidak mengulangi atau melanggar peraturan sekolah lagi.
52
b. Memberikan poin jika siswa masih melanggar peraturan sekolah.
c. Memberikan bimbingan atau pendekatan kepada siswa yang melakukan
pelanggaran, mengapa sampai siswa tersebut melanggar peraturan sekolah.
3 Tata Tertib Yang Harus Dijalankan Oleh Siswa.
Aturan-aturan atau tata tertib yang harus dijalanan oleh siswa SMP Islamiyah
seperti: wajib memakai seragam sesuai dengan ketentuan sekolah, berpakaian
yang rapih, sopan, dan bersih, dalam mengikuti pelajaran harus lengkap dengan
alat-alat pelajaran yang dibutuhkan, dalam mengikuti pelajaran peserta laki-laki
wajib memperhatikan kerapihan rambut, dan sebagainya. Serta peserta perempuan
wajib memperhatikan agar dandanannya sederhana, dan sebagainya.
4 Persiapan Siswa Dalam Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran.
Terkait dengan persiapan siswa SMP Islamiyah dalam kegiatan pembelajaran,
siswa SMP Islamiyah diberikan jadwal kegiatan belajar mengajar harian, dan
dibantu oleh guru yang bersangkutan.
5 Bentuk Kesiapan Belajar Siswa.
Bentuk kesiapan belajar siswa SMP Islamiyah yaitu:
niat dari siswa itu sendiri untuk melaksanakan belajar,
kemauan siswa dalam kegiatan belajar,
faktor lingkungan,
faktor ekonomi keluarga,
serta faktor orang tua dari siswa itu sendiri.
6 Perhatian Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran.
Perhatian belajar siswa SMP Islamiyah dalam kegiatan belajarnya amat
berbeda antara sekolah negeri dan swasta. Walaupun berbeda, akan tetapi siswa
masih antusias dalam kegiatan pembelajaran dan ada motivasi untuk belajar.
7 Sanksi Untuk Siswa Yang Tidak Mengerjakan Tugas Pelajaran
53
Dalam setiap kegiatan pembelajaran pasti selalu ada tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa itu sendiri. Jika siswa SMP Islamiyah tidak
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, maka ada sanksi yang harus
siswa lakukan yaitu dengan memberikan tugas tambahan berikutnya.
C. Deskripsi Dan Analisis Data
pada bab sebelumnya telh penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan angket,
wawancara, dan observasi.
Angket disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti. Angket dibuat
terdiri dari 25 item pernyataan diantaranya 9 pernyataan tentang patuh terhadap
tata tertib sekolah, 7 pernyataan tentang persiapan siswa dalam belajar, 5
pernyataan tentang menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan 4
pernyataan tentang perhatian terhadap kegiatan belajar.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait, yaitu dengan
guru sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan efektivitas kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat. Adapun observasi yang penulis lakukan
adalah mengetahui kondisi di sekolah baik itu sarana prasarana, guru-guru,
karyawan, terutama siswa. Hal ini dilakukan untuk mendapat data-data yang lebih
akurat.
Dalam pengelolaan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik
dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasekan setelah ditabulasikan
dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyelesaikan data. Data yang
disebarkan kepada guru berjumlah 33 siswa dalam bentuk angket, harus
dikembalikan dalam jumlah yang sama dan semuanya dapat diolah.
Langkah selanjutnya adalah mengelolah data dan menggunakan tabulasi
frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk prosentase, sehingga
kecenderungan setiap jawaban dapat diketahui dengan kemungkinan yang telah
54
disediakan. Dengan begitu berarti item pernyataanmenggunakan satu tabel yang
langsung dibuat frekuensi dan prosentasenya.
Setelah itu jawaban hasil angket tentang efektivitas kedisiplinansiswa
dalam proses pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat yang telah disebarkan,
dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk item per item. Untuk mengetahui
lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel-tabel di bawah ini :
Data Prosentase Tentang Patuh Terhadap Tata Tertib Sekolah
Tabel 9
Hadir Di Sekolah Sebelum Pelajaran Dimulai
No. Alternatif Jawaban F %
1 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25
8
-
-
75,8%
24,2%
-
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 25 responden atau 75,8% yang menjawab selalu, 8
responden atau 24,2% menjawab sering, dan tidak ada responden yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah.
Dapat diketahui responden banyak menjawab selalu, hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang hadir di sekolah sebelum pelajaran di sekolah ini sangat baik,
sehingga siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.
Tabel 10
Melapor Kepada Guru Ketika Terlambat Datang
No. Alternatif Jawaban F %
2 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20
4
9
-
60.6%
12,1%
27,3%
-
jumlah 33 100%
Dari data di atas, 20 responden atau 60,6% guru yang menjawab siswa selalu
melapor kepada guru ketika terlambat datang, ada 4 responden atau 12,1% guru
yang menjawab siswa sering kepada guru yang sedang mengajar ketika terlambat
55
datang, sedangkan 9 responden atau 27,3% yang menjawab kadang-kadang, dan
yang menjawab tidak pernah 0%.
Dapat diketahui siswa selalu melapor kepada guru yang sedang mengajar
ketika terlambat datang. Hal ini menunjukkan siswa taat terhadap tata tertib
sekolah.
Tabel 11
Siswa Tidak Diperkenankan Untuk Ikut Pelajaran Ketika Terlambat
Datang Ke Sekolah
No. Alternatif Jawaban F %
3 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
30
3
-
-
91%
9%
-
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 25 responden atau 75,8% guru yang menjawab
siswa selalu tidak diperkenankan untuk mengikuti pelajaran ketika terlambat
datang kesekolah, 8 responden atau 24,2% guru menjawab sering, dan tidak ada
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
Dapat diketahui responden banyak menjawab selalu, hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang hadir di sekolah sebelum pelajaran di sekolah ini sangat baik,
sehingga siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.
Tabel 12
Memberitahu Kepada Guru Ketika Tidak Masuk Sekolah
No. Alternatif Jawaban F %
4 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11
13
9
-
33,3%
39,4%
27,3%
-
Jumlah 33 100%
56
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa sering memberi tahu
kepada guru ketika tidak masuk sekolah dengan jumlah responden 13 atau 39,4%,
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 11 responden atau 33,3% siswa
selalu memberi tahu guru ketika tidak masuk sekolah, 9 responden atau 27,3%
guru yang menjawab kadang-kadang, dan 0 responden guru yang menjawab tidak
pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah sering memberi tahu guru ketika
tidak masuk sekolah.
Tabel 13
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
No. Alternatif Jawaban F %
5 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10
12
11
-
30,3%
36,4%
33,3%
-
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa sering menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dengan jumlah responden 12 atau 36,4%,
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 10 responden atau 30,3% siswa
selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, 11 responden atau 33,3% guru
yang menjawab kadang-kadang, dan 0 responden guru yang menjawab tidak
pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah sering menjaga kebersihan
lingkungan sekolah..
Tabel 14
Membersihkan Ruang Kelas Yang Kotor Pada Saat Piket Di Kelas
No. Alternatif Jawaban F %
6 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20
8
5
-
60,5%
24,3%
15,2%
-
jumlah 33 100%
57
Dari tabel di atas, terlihat 20 responden atau 60,5% guru yang menjawab
siswa selalu membersihkan ruang kelas yang kotor pada saat piket di kelas, 8
responden atau 24,2% guru menjawab sering, 5 responden atau 15,2% guru yang
menjawab kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu membersihkan ruang kelas
yang kotor pada saat piket di kelas.
Tabel 15
Diberi Sanksi Ketika Tidak Membersihkan Ruang Kelas Pada Saat
Piket
No. Alternatif Jawaban F %
7 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13
10
10
-
39,4%
30,3%
30,3%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 13 responden atau 39,4% guru yang menjawab
siswa selalu diberi sanksi ketika tidak membersihkan ruang kelas yang kotor,
sedangkan guru yang menjawab sering dan kadang-kadang masing-masing 10
responden atau 30,3% guru, dan tidak ada responden yang menjawab tidak
pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu diberi sanksi ketika
tidak membersihkan ruang kelas pada saat piket.
Tabel 16
Meminta Izin Pada Guru Bila Akan Pulang Sebelum Pelajaran Selesai
No. Alternatif Jawaban F %
8 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15
10
8
-
45,5%
30,3%
24,2%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 15 responden atau 45,5% guru yang menjawab
siswa selalu meminta izin bila akan pulang sebelum pelajaran selesai, 10
58
responden atau 30,3% guru menjawab sering, 8 responden atau 24,2% guru yang
menjawab kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu maeminta izin pada guru bila
akan pulang sebelum pelajaran selesai.
Tabel 17
Memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan sekolah
No. Alternatif Jawaban F %
9 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
31
1
1
-
94%
3%
3%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 31 responden atau 94% guru yang menjawab
siswa selalu memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan sekolah,
sedangkan guru yang menjawab sering dan kadang-kadang masing-masing 1
responden atau 3% guru, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu memakai seragam sekolah
sesuai dengan ketentuan sekolah..
Persiapan Siswa Dalam Belajar
Tabel 18
Membawa perlengkapan sekolah sesuai jadwal
No. Alternatif Jawaban F %
10 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18
13
2
-
54,5%
39,4%
6,1%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 18 responden atau 54,5% guru yang menjawab
siswa selalu membawa perlengkapan sekolah sesuai jadwal, 13 responden atau
39,4% guru menjawab sering, 2 responden atau 6,1% guru yang menjawab
kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Hal ini
59
berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu membawa perlengkapan sekolah
sesuai jadwal
Tabel 19
Menyiapkan alat pelajaran sebelum pelajaran dimulai
No. Alternatif Jawaban F %
11 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10
20
3
-
30,3%
60,6%
9,1%
-
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa sering menyiapkan alat
pelajaran sebelum pelajaran dimulai dengan jumlah responden 20 atau 60,6%,
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 10 responden atau 30,3% siswa
selalu menyiapkan alat pelajaran sesuai jadwal, 3 responden atau 9,1% guru yang
menjawab kadang-kadang, dan 0 responden guru yang menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah sering menyiapkan alat pelajaran sebelum
pelajaran dimulai.
Tabel 20
Mempersiapkan PR yang sudah dikerjakan di rumah tepat waktu
No. Alternatif Jawaban F %
12 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5
10
12
6
15,2%
30,3%
36,4%
18,1%
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa kadang-kadang
mempersiapkan PR yang sudah dikerjakan di rumah tepat waktu dengan jumlah
60
responden 12 atau 36,4%, sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 5
responden atau 15,2% siswa selalu mempersiapkan PR yang sudah dikerjakan di
rumah tepat waktu, 10 responden atau 30,3% guru yang menjawab sering, dan 6
responden atau 18,1% guru yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti siswa
SMP Islamiyah kadang-kadang mempersiapkan PR yang sudah dikerjakan di
rumah tepat waktu.
Tabel 21
Mendapat Sanksi Ketika Tidak Mengerjakan PR
No. Alternatif Jawaban F %
13 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20
8
5
-
60,6%
24,3%
15,3%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 20 responden atau 60,6% guru yang menjawab
siswa selalu mendapat sanksi ketika tidak mengerjakan PR, 8 responden atau
24,3% guru menjawab sering, 5 responden atau 15,3% guru yang menjawab
kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Hal ini
berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu mendapat sanksi ketika tidak
mengerjakan PR.
Tabel 22
Mengumpulkan PR tepat waktu
No. Alternatif Jawaban F %
14 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8
10
12
3
24,3%
30,3%
36,4%
9%
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa kadang-kadang
mengumpulkan PR tepat waktu dengan jumlah responden 12 atau 36,4%,
61
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 8 responden atau 24,3%
siswa selalu mengumpulkan PR tepat waktu, 10 responden atau 30,3% guru
yang menjawab sering, dan 3 responden atau 9% guru yang menjawab tidak
pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah kadang-kadang mengumpulkan
PR tepat waktu.
Tabel 23
Mendapat Sanksi Ketika Baru Mengerjakan PR
No. Alternatif Jawaban F %
15 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
19
8
6
-
57,6%
24,3%
18,1%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 19 responden atau 57,6% guru yang menjawab
siswa selalu mendapat sanksi ketika baru mengerjakan PR, 8 responden atau
24,3% guru menjawab sering, 6 responden atau 18,1% guru yang menjawab
kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Hal ini
berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat selalu mendapat sanksi ketika baru
mengerjakan PR.
Tabel 24
Membawa Perlengkapan Belajar
No. Alternatif Jawaban F %
16 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14
16
3
-
42,4%
48,5%
9,1%
-
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa sering membawa
perlengkapan pelajaran dengan jumlah responden 16 atau 48,5%, sedangkan guru
yang menjawab selalu sebanyak 14 responden atau 42,4% siswa selalu membawa
62
perlengkapan pelajaran, 3 responden atau 9,1% guru yang menjawab kadang-
kadang, dan 0 responden guru yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti siswa
SMP Islamiyah sering membawa perlengkapan pelajaran.
Menyelesaikan Tugas Dengan Penuh Tanggung Jawab
Tabel 25
Mengikuti Kegiatan Belajar Dengan Seksama
No. Alternatif Jawaban F %
17 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11
17
5
-
33,3%
51,5%
15,2%
-
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa sering mengikuti
kegiatan belajar dengan seksama dengan jumlah responden 17 atau 51,5%,
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 11 responden atau 33,3% siswa
selalu mengikuti kegiatan belajar dengan seksama, 5 responden atau 15,2% guru
yang menjawab kadang-kadang, dan 0 responden guru yang menjawab tidak
pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah sering mengikuti kegiatan belajar
dengan seksama.
Tabel 26
Bertanya Tentang Pelajaran Yang Tidak Dimengerti
No. Alternatif Jawaban F %
18 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5
9
5
14
15,2%
27,3%
15,2%
42,3%
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa tidak pernah bertanya
tentang pelajaran yang tidak dimengerti dengan jumlah responden 14 atau 42,3%,
sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak 5 responden atau 15,5% siswa
selalu bertanya tentang pelajaran yang tidak dimengerti, 9 responden atau 27,3%
63
guru yang menjawab sering, dan 5 responden atau 15,5% guru yang menjawab
tidak pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah tidak pernah bertanya tentang
pelajaran yang tidak dimengerti.
Tabel 27
Bertanya Kepada Guru Ketika Diberi Kesempatan Untuk Bertanya
No. Alternatif Jawaban F %
19 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3
8
13
9
9,1%
24,3%
39,3%
27,3%
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa kadang-kadang
bertanya kepada guru ketika diberi kesempatan untuk bertanya dengan jumlah
responden 13 atau 39,3%, sedangkan guru yang menjawab selalu hanya 3
responden atau 9,1% siswa selalu bertanya kepada guru ketika diberi kesempatan
untuk bertanya, 8 responden atau 24,3% guru yang menjawab sering, dan 9
responden atau 27,3% guru yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti siswa
SMP Islamiyah kadang-kadang bertanya kepada guru ketika diberi kesempatan
untuk bertanya.
Tabel 28
Memperhatikan Guru Saat Sedang Berlangsungnya Prosses Pembelajaran
No. Alternatif Jawaban F %
20 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10
11
12
-
30,3%
33,3%
36,4%
-
jumlah 33 100%
dari tabel di atas guru lebih banyak menjawab siswa kadang-kadang
memperhatikan guru saat sedang berlangsungnya proses pembelajaran dengan
jumlah responden 12 atau 36,4%, sedangkan guru yang menjawab selalu sebanyak
10 responden atau 30,3% siswa selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, 11
64
responden atau 33,3% guru yang menjawab sering, dan 0 responden guru yang
menjawab tidak pernah. Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah kadang-kadang
memperhatikan guru saat sedang berlangsungnya proses pembelajaran.
Tabel 29
Dapat Menjawab Pertanyaan Guru Yang Sedang Mengajar
No. Alternatif Jawaban F %
21 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3
6
12
12
9,1%
18,2%
36,4%
36,4%
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat guru yang menjawab sering dan kadang-kadang
dapat menjawab pertanyaan guru yang sedang mengajar masing-masing 12
responden atau 36,4% guru, sedangkan guru yang menjawab selalu hanya 3
responden atau 9,1%, dan yang menjawab sering ada 6 responden atau 18,2%. Hal
ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat kadang-kadang dan tidak pernah dapat
menjawab pertanyaan guru yang sedang mengajar.
Perhatian Terhadap Kegiatan Belajar
Tabel 30
Mengikuti Belajar Sesuai Dengan Arahan Guru
No. Alternatif Jawaban F %
22 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17
10
6
-
51,5%
30,3%
18,2%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 17 responden atau 51,5% guru yang menjawab
siswa selalu mengikuti belajar sesuai arahan guru, 10 responden atau 30,3% guru
menjawab sering, 6 responden atau 18,1% guru yang menjawab kadang-kadang
dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti siswa SMP
Islamiyah Ciputat selalu mengikuti belajar sesuai dengan arahan guru.
65
Tabel 31
Sungguh-Sungguh Dalam Mengerjakan Tugas Di Kelas
No. Alternatif Jawaban F %
23 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12
13
8
-
36,4%
39,3%
24,3%
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 13 responden atau 39,3% guru yang menjawab
siswa sering sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas di kelas, sedangkan 12
responden atau 36,4% guru menjawab selalu, 8 responden atau 24,3% guru yang
menjawab kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti siswa SMP Islamiyah Ciputat sering sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas di kelas.
Tabel 32
Mengerjakan Tugas Sesuai Waktu Yang Telah Disepakati
No. Alternatif Jawaban F %
24 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18
15
-
-
54,5%
45,5%
-
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 18 responden atau 54,5% guru yang menjawab
siswa selalu mengerjakan tugas sesuai waktu yang telah disepakati, 15 responden
atau 45,5% guru menjawab sering, dan tidak ada responden yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah.
Dapat diketahui responden banyak menjawab selalu, hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang mengerjakan tugas di kelas sangat mematuhi peraturan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
66
Tabel 33
Diberikan Tugas Tambahan Ketika Tidak Dapat Mengerjakan Tugas
Dengan Baik
No. Alternatif Jawaban F %
25 a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20
13
-
-
60,6%
39,4%
-
-
jumlah 33 100%
Dari tabel di atas, terlihat 20 responden atau 60,6% guru yang menjawab
siswa selalu diberikan tugas tambahan ketika tidak dapat mengerjakan tugas
dengan baik, 13 responden atau 39,4% guru menjawab sering, dan tidak ada
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini berarti siswa
SMP Islamiyah selalu diberi tugas tambahan ketika tidak dapat mengerjakan
tugas.
D. Bahasan Hasil Penelitian
Dari pembahasan data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif,
yang perlu dibahas adalah nilai mean dan nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui kondisi dan gambaran dari variabel yang diteliti berdasarkan
tanggapan responden.
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah:
menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan item pernyataan dengan skor tertinggi.
Mengetahui nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian.
Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus.2
2 Amin Chumaedi, Kedisiplinan Guru Dalam Pembelajaran di MTs. Soebono Mantofani Jombang
Ciputat, (2010), h. 59.
67
NS
----- x 100
NH
Berdasarkan skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis
deskriptis secara terperinci berdasarkan indikator penilaian, tabelnya
dapat dilihat di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 34
Deskripsi Data Efektivitas Kedisiplinan Siswa dalam proses
pembelajaran
Jumlah
Responden
Aspek Penelitian Jumlah
Item
Skor
Patuh terhadap tata tertib
sekolah
9 1013
Persiapan siswa dalam
belajar
7 718
Menyelesaikan tugas
dengan penuh tanggung
jawab
5 410
Perhatian terhadap
kegiatan belajar
4 449
50 4 Aspek 25 2590
selanjutnya untuk mengetahui keadaan/ kondisi atau gambaran tiap-tiap
aspek yang digunakan perhitungan sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 35
Nilai rata-rata skor penilaian
Aspek Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
NS x 100%
NH
Kategori
Nilai
Patuh terhadap tata
tertib sekolah
1030 9 x 4 = 36 1030 : 50 =
30,70
30,70 x 100%
36
= 85%
Baik
Persiapan siswa 718 7 x 4 = 28 718 : 50 = 718 x 100% Baik
68
dalam belajar 21,76 28
= 78%
Menyelesaikan
tugas dengan
penuh tanggung
jawab
410 5 x 4 = 20 410 : 50 =
12,42
12,42 x 100%
20
= 62%
Cukup
Baik
Perhatian terhadap
kegiatan belajar
449 4 x 4 = 16 449 : 50 =
13,61
13,61 x 100%
16
= 85%
Baik
Rata-rata 4215
Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator
di atas, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variabel
penelitian sebagai berikut:
Tabel 36
Nilai Penilaian Berdasarkan Variabel
Variabel Nilai
harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
NS x100%
NH
Kategori
Efektivitas
Kedisiplinan
Siswa Dalam
Proses
Pembelajaran
25 x 4 = 100
2590 : 50
= 78,48
84,3 x 100%
100
= 78,5%
Baik
Berdasarkan tabel tersebut nilai rata-rata efektivitas kedisiplinan siswa
dalam proses pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat berkategori Baik, hal ini
menunjukkan bahwa siswa SMP Islamiyah Ciputat memiliki kedisiplinan yang
baik dalam proses pembelajaran.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis meneliti, mendeskripsikan dan kemudian menganalisa
data-data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pelaksanaan tata tertib di sekolah ini baik, hal tersebut dapat dilihat
dari siswa yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu dengan hadir di
sekolah sebelum pelajaran dimulai, melapor kepada guru ketika
terlambat datang, memberitahu kepada guru ketika tidak masuk
sekolah, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, membersihkan ruang
kelas yang kotor, meminta izin dahulu kepada guru ketika akan pulang
sebelum pelajaran selesai, dan memakai seragam sekolah sesuai
dengan jadwal.
2. Persiapan siswa dalam belajar di SMP Islamiyah ciputat baik, hal
tersebut dilihat dari siswa yang selalu membawa perlengkapan sekolah
sesuai dengan jadwal, menyiapkan alat pelajaran sebelum pelajaran
dimulai, mempersiapkan PR yang sudah dikerjakan di rumah tepat
pada waktunya, dan mengumpulkan PR dengan tepat waktu.
3. siswa yang menyesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab cukup
baik, hal tersebut dilihat dari selalu mengikuti belajar dengan seksama,
bertanya tentang pelajaran yang diterangkan oleh guru, akan tetapi
dalam hal diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya, siswa masih
70
diam dan tidak mau bertanya, dan masih ada saja siswa yang belum
bisa menjawab pertanyaan guru yang sedang mengajar.
4. Perhatian terhadap kegiatan belajar siswa SMP Islamiyah ciputat baik,
hal ini dapat dilihat dari siswa yang sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas di dalam kelas, dan siswa yang dapat mengerjakan
tugas sesuai waktu yang telah disepakati.
B. Saran
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pembuat tata tertib hendaknya selalu melakukan
inovasi-inovasi dalam kegiatan-kegiatan di sekolah khususnya kegiatan
pembelajaran, serta melakukan perbaikan-perbaikan terutama hal-hal yang
menunjang dalam proses pembelajaran siswa guna tercapainya tujuan pendidikan
yang diharapkan.
2. bagi guru
Dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran yang aman dan tertib,
hendaknya guru selalu bekerja sama dengan kepala sekolah, wali kelas, dan wali
murid. Sehingga masalah-masalah yang dihadapi siswa khususnya dalam proses
pembelajaran akan lebih diketahui dan siswa dapat diarahkan.
3. bagi siswa
Kepada siswa hendaknya lebih memanfaatkan waktu belajar untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran-pelajaran
yang diberikan oleh para guru dan tidak ada lagi siswa yang tidak mengerjakan
tugas karena hal-hal yang tidak berguna dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, M, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994)
Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-4
Chumaedi, Amin, Kedisiplinan Guru Dalam Pembelajaran di MTs. Soebono
Mantofani Jombang Ciputat, (2010)
Darmadi, Hamid, kemampuan dasar mengajar (landasan dan konsep implementsi),
(bandung: Alfabeta, 2009) cet. Ke-1
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Rienka Cipta, 2009),
Cet. Ke-4
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006) cet. Ke-3
Distribusi jam pelajaran SMP Islamiyah Ciputat Tahun Pelajaran, 2009-2010
Idris, Zahara, Dasar-Dasar Kapendidikan, (Padang : Angkasa Raya), Cet.10
Kanisius, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: KANISIUS Anggota
IKAPI, 2007), Cet. Ke-1
Khalsa, Sirinam, S, Pengajaran Disiplin &Harga Diri, (Indonesia: PT. Indeks, 2008)
h. XIX
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
cet. Ke-4.
Marhijanto, Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, (Surabaya:
Terbit Terang, 1999)
Prayitno, H dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), cet. Ke-1
Rohiat, Manajemen Sekolah ”Teori Dasar Dan Praktik”, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009) cet. Ke-2
Sardiman, A.M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000), cet. Ke-7
Sahertian, Piet, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994)
Selayang Pandang Tentang Yayasan Islamiyah Ciputat, (2009/2010)
Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999)
Sudijono, Anas, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: raja grafindo persada, 2008)
Sudjana, Nana, pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah, (bandung: Sinar
Baru, 1991) cet. Ke-2
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008)
Tarigan, Djago, Proses Belajar Mengajar Pragmatic, (Bandung: Angkasa, 1990),
Cet. Ke-1
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Alternatif jawaban positif ............................................................... 44
Tabel 2 alternatif jawaban negatif ............................................................... 44
Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Efektivitas Kedisiplinan
Siswa dalam Pembelajaran .......................................................................... 46
Tabel 4 Pedoman Wawancara ..................................................................... 46
Tabel 5 Jumlah Guru SMP Islamiyah Ciputat ............................................ 51
Tabel 6 Keadaan Karyawan ........................................................................ 53
Tabel 7 Keadaan Siswa ............................................................................... 54
Tabel 8 Sarana Dan Prasaran ...................................................................... 55
Tabel 9 Hadir Di Sekolah Sebelum Pelajaran Dimulai .............................. 58
Tabel 10 Melapor Kepada Guru Ketika Terlambat Datang ........................ 58
Tabel 11 Terlambat Datang Dan Tidak Diperkenankan
Mengikuti Pelajaran Pertama ...................................................................... 59
Tabel 12 Memberitahu Guru Ketika Tidak Masuk ..................................... 59
Tabel 13 Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah .................................. 60
Tabel 14 Membiarkan Ruang Kelas Yang Kotor ....................................... 60
Tabel 15 Diberi Sanks Ketika Tidak Membersihkan Kelas ....................... 61
Tabel 16 Tidak Meminta Izin Pada Guru Ketika
Akan Pulang Sebelum Pelajaran Selesai .................................................... 61
Tabel 17 Memakai Seragam Sekolah Sesuai
Dengan Ketentuan Sekolah.......................................................................... 62
Tabel 18 Membawa Perlengkapan Sesuai Jadwal ...................................... 62
Tabel 19 Menyiapkan Alat Pelajaran Sebelum Pelajaran Dimulai ............. 63
Tabel 20 Mempersiapkan PR Yang Sudah Dikerjakan
di rumah tepat waktu ................................................................................... 63
Tabel 21 Mendapat Sanksi Ketika Tidak Mengerjakan PR ........................ 64
Tabel 22 Baru Mengerjakan PR Ketika Akan Dikumpulkan ..................... 64
Tabel 23 Mendapat Sanksi Ketika Baru Mengerjakan PR ......................... 65
Tabel 24 Lupa Membawa Perlengkapan Belajar ........................................ 65
Tabel 25 Mengikuti Kegiatan Belajar Dengan Seksama ............................ 66
Tabel 26 Bertanya Tentang Pelajaran Yang Tidak Dimengerti .................. 66
Tabel 27 Diam Ketika Guru Memberi Ksempatan Bertanya ...................... 67
Tabel 28 Makan Dan Minum Saat Sedang Belajar ..................................... 67
Tabel 29 Dapat Menjawab Pertanyaan Guru Yang Mengajar .................... 68
Tabel 30 Mengikuti Belajar Sesuai Dengan Arahan Guru ........................... 68
Tabel 31 Sungguh-Sungguh Dalam Mengerjakan Tugas Di Dalam Kelas .. 69
Tabel 32 Mengerjakan Tugas Sebelum Waktu Yang Telah Disepakati ....... 69
Tabel 33 Diberi Tugas Tembahan Ketika Tidak Mengerjakan PR ...............70
Tabel 34 Deskripsi Data Efektivitas Kedisiplinan Siswa
Dalam Pembelajaran ................................................................................. 71
Tabel 35 Nilai Rata-Rata Skor Penilaian ..................................................... 71
Tabel 36 Nilai Penilaian Berdasarkan Variabel .......................................... 72
BERITA WAWANCARA
Nama : Mudalih, S, Ag.
Jabatan : Kepala Sekolah dan Guru.
Tempat Wawancara : Ruang Kantor Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : 1 September 2010
Instrumen Wawancara
1. Bagaimana peranan sekolah dalam menerapkan kedisiplinan siswa?
Sebagai Kepala Sekolah dalam penerapan kedisiplinan untuk siswa-siswa saya
yaitu :
a. Dengan membuat aturan-aturan sekolah. Aturan-aturan itu sendiri
seperti; wajib memakai seragam sesuai dengan ketentuan sekolah,
berpakaian yang rapih, sopan, dan bersih, dalam mengikuti pelajaran
harus lengkap dengan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan, dalam
mengikuti pelajaran peserta laki-laki wajib memperhatikan kerapihan
rambut, dan sebagainya. Serta peserta perempuan wajib
memperhatikan agar dandanannya sederhana, dan sebagainya.
b. Jika aturan-aturan yang sekolah buat kemudian dilanggar oleh siswa,
saya sebagai Kepala Sekolah memberikan sanksi-sanksi berupa
peringatan-peringatan yang berupa larangan serta anjuran dan juga
poin setiap siswa yang melanggar peraturan sekolah. jika siswa
tersebut sudah tidak bisa diberikan peringatan-peringatan tersebut
otomatis sekolah akan memberikan skorsing atau dipulangkan ke
orang tua.
c. Pihak sekolah sebagai penaggung jawab siswa dalam kegiatan
pembelajaran, juga memberikan kesepakatan kepada orang tua murid
atau wali murid berupa surat perjanjian yang disepakati oleh kedua
belah pihak. Surat perjanjian tersebut berupa penanggung jawaban
sekolah atas siswa-siswi di SMP Islamiyah Ciputat ini yang diserahkan
sepenuhnya kepada sekolah.
2. Apa saja strategi yang ditempuh dalam menerapkan kedisiplinan siswa?
Strategi yang ditempuh dalam menerapkan kedisiplinan siswa yaitu :
a. Membuat surat perjanjian kepada setiap siswa yang melanggar agar
tidak mengulangi atau melanggar peraturan sekolah.
b. Memberikan poin jika siswa masih melanggar peraturan sekolah.
c. Memberikan bimbingan kepada siswa atau pendekatan kepada
siswa yang melakukan pelanggaran, mengapa sampai siswa
tersebut masih melanggar peraturan sekolah.
3. Apa saja tata tertib yang harus dijalankan oleh siswa di sekolah ?
Aturan-aturan itu sendiri seperti; wajib memakai seragam sesuai dengan
ketentuan sekolah, berpakaian yang rapih, sopan, dan bersih, dalam
mengikuti pelajaran harus lengkap dengan alat-alat pelajaran yang
dibutuhkan, dalam mengikuti pelajaran peserta laki-laki wajib
memperhatikan kerapihan rambut, dan sebagainya. Serta peserta
perempuan wajib memperhatikan agar dandanannya sederhana, dan
sebagainya.
4. Bagaimana persiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya?
Persiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya yaitu ada jadwal
kegiatan belajar mengajar harian, dan dibantu oleh guru yang
bersangkutan, jika berada dalam kelas.
5. Apa saja bentuk kesiapan belajar siswa?
Bentuk kesiapan belajar siswa yaitu niat dari siswa itu sendiri untuk
melaksanakan belajar, kemauan siswa dalam kegiatan belajar, faktor
lingkungan, faktor ekonomi keluarga, serta faktor orang tua dari siswa itu
sendiri.
6. Bagaimana perhatian belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran?
Perhatian belajar siswa dalam kegiatan belajarnya amat berbeda antara sekolah
negeri dan swasta. Walaupun berbeda, akan tetapi siswa masih antusias dalam
kegiatan pembelajaran dan ada motivasi untuk belajar.
7. Apakah ada sanksi untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas pelajaran?
Dalam setiap kegiatan pembelajaran pasti selalu ada tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa itu sendiri. Jika siswa tidak mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru, maka ada sanksi yang harus siswa lakukan yaitu dengan
memberikan tugas tambahan berikutnya.
Kepala Sekolah
( Mudalih S. Ag )
BERITA WAWANCARA
Nama : Mudalih, S, Ag.
Jabatan : Kepala Sekolah dan Guru.
Tempat Wawancara : Ruang Kantor Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : 1 September 2010.
Instrumen Wawancara
1. Sejauh mana ibu/bapak memberikan pembinaan kepada siswa selama
ibu/bapak sebagai tenaga pendidik di sekolah ini?
Aturan-aturan yang diberikan sekolah itu sudah jelas, dan ketika siswa
masih ada yang melanggar peraturan tersebut saya sebagai Kepala Sekolah
sekaligus guru di SMP Islamiyah Ciputat dalam memberikan pembinaan
kepada siswa yaitu dengan selalu memberikan pengarahan, anjuran-
anjuran, serta larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh setiap siswa
yang bersekolah disini.
2. Sarana dan prasarana pembelajaran adalah salah satu penunjang yang
paling penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, apakah
sarana dan prasarana di sekolah ini sudah dapat menunjang proses
pembelajaran untuk siswa?
Sarana dan prasana di SMP Islamiyah Ciputat sudah cukup memadai
untuk melaksanakan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Contoh dari
sarana-sarana tersebut adalah lokasi sekolah yang strategis, infokus sudah
ada, sarana olah raga sudah cukup memadai, ruang belajar, lab. Komputer,
serta laptop yang sudah banyak dimiliki oleh guru-guru untuk menunjang
proses pembelajaran.
3. Dalam suatu kegiatan pembelajaran pasti selalu ada penilaian hasil belajar,
bagaimana bapak/ibu dalam memberikan kebijakan penilaian untuk siswa-
siswa ibu/bapak?
Kebijakan penilaian yang terdapat di SMP Islamiyah Ciputat sama dengan
kebijakan-kebijakan sekolah lain yaitu nilai yang diberikan kepada siswa
sudah sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
Nilai yang diberikan kepada siswa tidak hanya dilakukan sekali, akan
tetapi penilaian yang diberikan lebih dari 1x, agar semua siswa dapat
tuntas dalam belajar. Bentuk dari nilai-nilai itu sendiri adalah nilai harian,
nilai ulangan Mid, serta nilai ulangan semesteran.
4. Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana siswa mendapatkan situasi
kondisi yang menyenangkan agar dapat membantu siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut ibu/bapak bagaimana lingkungan sosial siswa di
sekolah ini?
Rata-rata siswa senang sekolah di SMP Islamiyah Ciputat. Dilihat juga
dari guru-guru yang sudah disertifikasi, ada trik-trik untuk siswa senang
agar kegiatan pembelajaran siswa tidak membosankan.
5. Kurikulum sekolah merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti
oleh setiap siswa. Menurut ibu/bapak, apakah kurikulum sekolah sudah
sesuai dengan kemampuan siswa?
Kurikulum yang kita buat, sudah sesuai dengan lingkungan siswa itu
sendiri. Tujuannya pun akan tercapai dilihat dari lingkungan sosial itu
sendiri.
Kepala Sekolah
( Mudalih S. Ag )
BLANKO ISIAN OBSERVASI
PENELITIAN KEPENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
1. lingkungan Sekolah
A. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : Yayasan Islamiyah Ciputat
b. Alamat Sekolah : jalan Kihajar Dewantara No.23 Ciputat
Timur Tangerang Selatan.
c. Status Sekolah : Swasta
B. Keadaan Bangunan Dan Ruangan
No. Deskripsi Jml
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ruang Kelas
Papan Statistik
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Yayasan
Ruang Guru
Ruang TU
Perpustakaan
Lab. IPA
Lab. Komputer
Lapangan Olah Raga
Ruang UKS
Ruang BP/BK
Ruang Osis
Mushola
Toilet Guru
Toilet Siswa
Kantin
14
8
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
4
8
1
2. Personalia Sekolah
A. Nama Kepala Sekolah : Mudalih S. Ag
B. Nama Wakil Kepala Sekolah :
1. PKS Kurikulum : Sarmuji S. Pd
2. PKS Sarana & Prasarana : Fuad Faisal S. Ag
3. PKS Kesiswaan : Sumarja S. S
4. PKS Humas : KaBid Pend. & LitBang
5. PKS Pembinaan Siswa : Hj. Siti Choiman & Drs. Yakub
Spyan
C. Keadaan Guru
1. Jumlah Guru : 33 Guru
2. Pendidikan Terakhir :
a. Strata 1 (S1) : 28 Orang
b. Strata 2 (S2) : -
c. Diploma : 2 Orang
d. SMA : 3 Orang
D. Keadaan Pegawai
1. Pegawai Administrasi : 3 Orang ( 2 pr/ 1 lk )
2. Staf Keamanan : 3 Orang ( 3 lk )
3. Staf Kebersihan : 5 Orang ( 4 lk/ 1 pr )
4. Staf Perpustakaan : 1 Orang ( 1 lk )
E. Keadaan Siswa :
1. Siswa Kelas VII terdiri dari :310 Siswa
2. siswa kelas VIII terdiri dari : 204 Siswa
3. Siswa kelas IX terdiri dari : 141 Siswa
3. Sarana Teknis Pengajaran
A. Papan Tulis
B. Alat-alat Olah Raga
C. Globe dan Gambar
D. Laboratorium
E. TV, dll.