EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … filei efektivitas implementasi pendidikan karakter...
Transcript of EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … filei efektivitas implementasi pendidikan karakter...
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN
EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Elisabet Rubiningsih
NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN
EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Elisabet Rubiningsih
NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Follow your heart but take your brain with you.
(Alfred Adler)
Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua telah, sedang,
dan akan berjalan sempurna.
(Gede Prama)
Be who you are and say what you feel because those who mind don’t matter and those
who matter don’t mind. (Dr. Seuss)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan bagi....
Pemberi napas kehidupan dan Andalanku
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjadi penopang
hidupku dan selalu memberi kekuatan, ketenangan, dan
kegembiraan
Bagi semua orang terdekat yang senantiasa memberikan
dukungan, perhatian, serta semangat dari awal hingga akhir
proses perjalanan studi
Orangtua tercinta,
Rubertus Dalwiji dan Yuliana Duriyati
Keluarga tersayang,
Agnes Murniati sekeluarga, Fransiska Harmiyati sekeluarga,
Yusup Pantiyo, Veronika Samtini, Karolus Pantoro, Maria
Indarti, Visensius Pambudi
Sandy Adityo yang senantiasa setia mendampingi, mendukung,
dan membantu
Semua orang terkasih atas pengalaman serta cerita
kebersamaan kita semua dan dukungan, doa, cinta yang
mampu memotivasi saya
Robertha Biancha Prasella Putri yang pernah hadir dalam
keluarga dan memberikan semangat bagi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA
KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
Elisabet Rubiningsih
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) efektivitas pendidikan
karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan
penilaian kepala sekolah dan guru, 2) efektivitas pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian siswa, 3) seberapa
baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII
SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter
yang ditanamkan, 4) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter kerja
keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun
ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi model.
Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif deskriptif dan pra eksperimen.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes dan 3
kuesioner yaitu kuesioner uji validitas guru, validitas efektivitas model menurut
siswa, dan selfassessment scale. Tes yang dipakai adalah tes karakter kerja keras
dengan bentuk pilihan ganda bergradasi berjumlah 20 item. Teknik analisis yang
digunakan adalah dengan pengkategorisasian dan uji T (Wilcoxon).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) berdasarkan penilaian dari mitra
kolaboratif mengenai pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII
SMP Xaverius Gisting, Lampung efektif, 2) menurut siswa model ini efektif
meningkatkan karakter kerja keras, 3) ada peningkatan pada tiap sesi,4) pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kerja keras
siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung.
Kata kunci: karakter kerja keras, bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF HARD WORK-BASED
CHARACTER EDUCATION GUIDANCE SERVICES WITH THE CLASSICAL
COLLABORATIVE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH
(Descriptive Evaluative Studies and Pre-Experiments in VIII Grades SMP
Xaverius Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015)
Elisabet Rubiningsih
Sanata Dharma University
This study aimed to describe: 1) The effectiveness of hard work character-
based guidance classical collaborative approach to experiential learning in Junior
High School Xaverius Gisting, Lampung based on principals' and teachers, 2) The
effectiveness of hard work character-based guidance classical collaborative
approach to experiential learning in Junior High School Xaverius Gisting, Lampung
according to students assessment, 3) How well the educational outcomes of hard
work character-based guidance classical collaborative approach to experiential
learning in VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung academic
year 2014/2015 for the fourth sub characters embedded , 4) a significant increase
results of hard work based character education counseling services classical
collaborative approach to experiential learning in VIII grades Junior High School
Xaverius Gisting, Lampung academic year 2014/2015 before and after
implementation of the model.
The type of this research is descriptive and evaluative research pre-
experiment. The subjects were students of VIII grades Junior High School Xaverius
Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015 totaling 28 people. This research
instruments such as test and third questionnaire that teacher questionnaire validity
test, the validity of the effectiveness of the model according to the students, and self
assessment scale. This test was hard work character test with multiple choice graded
totaling 20 items. The analysis technique used is the categorization and T test
(Wilcoxon).
The results showed that: 1) Based on an assessment of collaborative
partners regarding of hard work character-based guidance classical collaborative
approach to experiential learning in VIII grades Junior High School Xaverius
Gisting, Lampung effective, 2) According to the students of this model effectively
improve the hard work character, 3) There is increased at each session, 4)
educational guidance service based character classical collaborative experiential
learning approach significantly effectively improve the of hard work character-of
students of VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung.
Keywords: hard work character, classical guidance collaborative, experiential
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan
perlindungan-Nya, Penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
(Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)” dengan baik.
Selama proses penulisan tugas akhir ini, Penulis menyadari bahwa ada banyak
pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan, dan
mendukung setiap proses yang Penulis jalani. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan serta pendampingan selama Penulis menempuh studi.
4. Mas Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat yang memberikan
pelayanan dengan ramah dan penuh kesabaran pada Penulis selama
menempuh studi.
5. Bapak Robertus Dalwiji dan Ibu Yuliana Duriyati selaku orangtua yang telah
memberikan dukungan, doa, dan nasihat pada Penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kakak dan adik serta saudara-saudara yang telah memberi dukungan pada
Penulis.
7. Teman-teman BK 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 atas doa,
dukungan, pengalaman, serta kebersamaan yang diberikan pada Penulis
selama ini, terkhusus Sahabat BK 2012 atas keceriaan, kekompakan,
dukungan, dan kebersamaan yang sudah dibagikan pada Penulis.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan
tugas akhir ini, terutama SMP Xaverius Gisting, Lampung atas kesempatan
yang telah diberikan pada Penulis sehingga dapat melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang
Penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, Penulis
mohon maaf kepada semua pihak yang merasa telah dirugikan atas kesalahan dan
kekurangan tersebut. Penulis juga menyadari kalau penelitian ini kurang sempurna
maka Penulis berharap mendapatkan kritik serta saran yang membangun dari
berbagai pihak guna untuk pembenahan serta penajaman penelitian ini agar semakin
lebih baik. Penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dipergunakan sebagaimana mesti.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
G. Definisi Istilah .................................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Hakikat Pendidikan Karakter ........................................................... 12
1. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................. 12
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter .................................... 13
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .......................................... 14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ...... 15
5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP ................................. 18
6. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Terintegrasi ................................................................................ 21
B. Karakter Kerja Keras........................................................................ 24
1. Pengertian Kerja Keras .............................................................. 24
2. Karakteristik Kerja Keras ........................................................... 25
3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras .................................... 26
4. Manfaat Kerja Keras .................................................................. 27
5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras ................... 27
C. Hakikat Remaja ................................................................................ 28
1. Pengertian Remaja ..................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Ciri-ciri Remaja .......................................................................... 29
3. Tugas Perkembangan Remaja .................................................... 31
4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras
bagi Remaja ................................................................................ 32
D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif......................................... 34
1. Pengertian Bimbingan Klasikal.................................................. 34
2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif ................................................ 35
E. Hakikat Experiential Learning ........................................................ 37
1. Pengertian Experiential Learning .............................................. 37
2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning .. 37
3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning ............................... 39
4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ........................... 41
F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 42
G. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 44
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 45
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 46
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 47
1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 47
2. Instrumen .................................................................................. 49
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................... 53
1. Validitas ..................................................................................... 53
2. Reliabilitas ................................................................................ 55
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 56
1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter
dan Persentase ............................................................................ 56
2. Wilcoxon Signed Ranks Test ...................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 62
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 62
B. Pembahasan ..................................................................................... 74
BAB V Simpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran................................ 84
A. Simpulan .......................................................................................... 84
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 85
C. Saran ................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 89
LAMPIRAN ................................................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ............................................................... 45
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal .......................................... 46
Tabel 3.3 Subjek Penelitian.......................................................................... 46
Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-kisi ................................................................... 53
Tabel 3.5 Reliabilitas ................................................................................... 55
Tabel 3.6 Kriteria Guilford .......................................................................... 56 Tabel 3.7 Nilai Validasi Mitra Kolaboratif .................................................. 57
Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi ........................................................... 59
Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras ........... 60
Tabel 4.1 Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model ................................ 63
Tabel 4.2 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model ................................ 65
Tabel 4.3 Kategorisasi Self Assessment Scale .............................................. 67
Tabel 4.4 Kategorisasi Karakter Kerja Keras .............................................. 68
Table 4.5 Uji T Sampel Berpasangan .......................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Experiential Learning ................................................... 38
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi .............. 67
Grafik 4.2 Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa ............................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Layanan ................................................. 95
Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas ............................................................... 99
Lampiran 3 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru ................... 101
Lampiran 4 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Siswa ................... 102
Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Self Assessment Scale ............................ 103
Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian Pretest ............................................ 107
Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian Posttest ........................................... 108
Lampiran 8 Validasi Guru .......................................................................... 109
Lampiran 9 Validasi Siswa ........................................................................ 112
Lampiran 10 Self Assessment Scale ........................................................... 113
Lampiran 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras........................................... 117
Lampiran 12 Modul.................................................................................... 122
Lampiran 13 Surat Tugas ........................................................................... 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Mulai tahun ajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan Republik
Indonesia resmi menggunakan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.
Esensi Kurikulum 2013 adalah keseimbangan antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Sikap harus menjadi dasar utama, dalam hal ini yang
menyelimuti keterampilan dan pengetahuan, dalam arti sikap harus dapat
memandu keterampilan dan pengetahuan.
Mulyasa (2014) mengemukakan bahwa pendidikan karakter dalam
Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Pembelajaran
berdasarkan Kurikulum 2013 lebih mengaktifkan peserta didik, sebaliknya
guru berperan sebagai fasilitator yang menggunakan pendekatan
experiential learning. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu
memperoleh pengalaman belajar langsung, baik di kelas maupun di luar
kelas sehingga pengalaman tersebut mampu menyatu hingga membentuk
menjadi karakter peserta didik itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Perubahan kurikulum hendaknya dibarengi dengan adanya evaluasi
serta revisi dari kurikulum itu sendiri. Dengan adanya revisi kurikulum
diharapkan mampu menciptakan suasana atau iklim belajar yang lebih baik
bagi peserta didik, begitu pula dengan implementasi Kurikulum 2013 yang
saat ini digunakan. Akan tetapi dalam praktik di lapangan banyak guru
yang mengalami kesulitan, baik dari buku-buku yang belum
terdistribusikan, penyusunan RPP yang nilai-nilai karakter sebatas tertulis
tanpa adanya proses penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar,
penekanan pada aspek kognitif saja, dan muatan pembelajaran yang begitu
banyak. Hal ini pun dialami oleh para guru yang ada di SMP Xaverius
Gisting, Lampung. Mereka mengalami kesulitan mengimplementasikan
Kurikulum 2013.
SMP Xaverius Gisting, Lampung sebenarnya sudah menerapkan
pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran. Tidak adanya guru
BK atau staf BK yang lulusan BK membuat siswa salah kaprah akan
fungsi BK di sekolah ini. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para guru
membuat peserta didik kurang diperhatikan terutama tentang pendidikan
karakternya, secara spesifik karakter kerja keras. Padahal pendidikan
karakter kerja keras sudah dipelajari namun kurang mendalam.
Kemungkinan sekolah kurang memahami maksud dan tujuan pendidikan
karakter terintegrasi tersebut sehingga karena pengabaian ini membuat
peserta didik mudah menyerah bila mulai merasakan kesulitan dalam hal
tersebut dan kerja keras mereka kurang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Karakter kerja keras yang hendak ditekankan pada penelitian ini lebih
pada usaha dalam mengatasi hambatan belajar maupun tugasnya serta
menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya sebagai peserta didik dengan
memperhatikan norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Perilaku yang nampak pada siswa yang kurang mengembangkan karakter
kerja keras ini seperti mencontek pekerjaan teman (copy-paste) tanpa
mempedulikan prosesnya, dan akhirnya mereka tidak mau bersusah payah
mengerjakan tugas mereka masing-masing dan malah mengandalkan
temannya saja. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang makin
pesat. Perkembangan teknologi memang mempermudah penyelesaian
tugas-tugas, namun terkadang malah disalahgunakan, misalnya saja
mereka menggunakannya untuk bermain game online tanpa
memperhatikan batas waktu.
Keprihatinan inilah yang mendorong peneliti mengamati problematika
tentang pendidikan karakter kerja keras. Setiap orang pasti memiliki
karakter masing-masing, tetapi karakter yang sudah ada belum
dikembangkan secara optimal. Maka, peneliti tertarik untuk mengetahui
pendidikan karakter kerja keras yang dicapai oleh siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung. Oleh karena itu, peneliti mencoba
menawarkan sebuah program tentang pelaksanaan pendidikan karakter
kerja keras melalui layanan bimbingan klasikal secara kolaborasi dengan
beberapa guru SMP Xaverius Gisting, Lampung dengan pendekatan
experiential learning. Bimbingan klasikal ini memuat topik-topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengenai kerja keras yang terdiri dari 4 topik bimbingan dan topik-topik
ini yang akan diberikan untuk para siswa. Keempat topik tersebut adalah
Aku Senang menghargai Orang Lain, Hasil Karyaku, Santai Nan
Produktif, dan Aku Bisa.
Pendidikan karakter kerja keras berdasarkan layanan bimbingan
klasikal kolaboratif diharapkan dapat membantu guru dalam penyampaian
materi karakter melalui pelajaran di kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih
bersemangat mengikuti pelajaran. Program bimbingan klasikal ini berbasis
pada pengalaman (experiential learning). Alasan peneliti menggunakan
menggunakan pendekatan ini adalah karena dengan belajar dari
pengalaman yang telah dialami sendiri maupun orang lain, siswa semakin
sadar dan memahami perilakunya saat itu dan berusaha untuk belajar dari
pengalaman itu supaya jadi lebih baik lagi. Penelitian ini bersifat evaluatif
deskriptif dan pra eksperimen. Program ini diberikan pada siswa untuk
melihat apakah implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan experiential learning benar-benar
efektif dalam peningkatan karakter kerja keras siswa.
Beranjak dari masalah-masalah di atas dan mengingat belum ada
penelitian yang secara langsung melihat capaian pendidikan karakter kerja
keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung maka peneliti mengangkat judul
“Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII di SMP Xaverius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015” dalam skripsi ini. Kajian
ini juga dimaksudkan agar grand design pendidikan karakter kerja keras
mampu mengembangkan potensi siswa sebagai generasi penerus.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang terkait dengan pendidikan
karakter pada siswa SMP, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Guru mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013
karena keterbatasan sarana prasarana.
2. Sekolah-sekolah SMP lebih menekankan pengajaran dari segi kognitif
sedangkan segi yang lain diabaikan.
3. Tidak adanya tenaga guru BK di SMP Xaverius Gisting, Lampung.
4. Pendidikan karakter kerja keras kurang ditanamkan pada siswa.
5. Siswa kurang mampu mengembangkan karakter kerja keras yang ada
dalam diri mereka.
6. Belum adanya penelitian yang secara langsung melihat capaian
pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang telah teridentifikasi masalah memang cukup
banyak dan sangat kompleks. Oleh karena itu, peneliti mencoba
membatasi masalah yang akan dikaji yang difokuskan pada beberapa poin
teridentifikasi yaitu poin 4, 5, dan 6. Fokus kajian diarahkan pada analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
efektivitas implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut
penilaian kepala sekolah dan guru?
2. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut
penilaian siswa?
3. Seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter yang
ditanamkan?
4. Apakah terdapat peningkatan secara signifikan hasil implementasi
pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 antara
sebelum dan sesudah implementasi model?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan
penilaian kepala sekolah dan guru.
2. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut
penilaian siswa.
3. Mendeskripsikan seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter
kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter
yang ditanamkan.
4. Menguji signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi
model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Harapannya penelitian ini dapat berguna bagi orang yang
membutuhkan. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
pengalaman, khususnya dalam bidang penerapan Bimbingan dan
Konseling terkait peran guru BK dalam pelaksanaan pendidikan
karakter khususnya nilai kerja keras, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang
sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan
evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan
pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu,
dan tepat sasaran.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi
semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program pendidikan karakter yang terintegrasi
dengan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata
pelajaran) di SMP
Hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi
mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat
mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya
guna mencerdaskan peserta didik.
d. Bagi siswa
Penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan mereka
terkait dengan nilai kerja keras sehingga di kemudian hari
mereka semakin dapat mengambil dan menerapkan nilai kerja
keras dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui dan memahami efektivitas
pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting,
Lampung tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, peneliti juga
mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang
sesuai dengan nilai-nilai karakter yang hendak ditingkatkan
dalam diri siswa.
f. Bagi peneliti lain
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat
digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang
hendak mengembangkan pendidikan karakter ini secara lebih
mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah terkait judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
2. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman, penghayatan, dan
pengamalan nilai-nilai luhur seseorang yang diwujudkan dalam
interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya
untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
hati, pikir, raga, rasa, dan karsa.
3. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
4. Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan
dan konseling (Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik
dalam satuan kelas.
5. Bimbingan klasikal kolaboratif adalah salah satu dari layanan dasar
BK yang dirancang bersama dengan pihak lain, seperti guru mata
pelajaran atau tenaga ahli untuk melakukan kontak langsung dengan
para peserta didik di kelas secara terjadwal yang hasilnya dapat
diamati dan dinilai bersama- sama. Selain itu, dapat memperoleh
informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan
pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru BK bersama dengan guru mata pelajaran.
6. Experiential learning adalah pendidikan berbasis pengalaman yang
merupakan sebuah proses di mana para pembelajar membangun
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas hakikat pendidikan karakter, hakikat remaja, hakikat kerja
keras, hakikat bimbingan klasikal kolaboratif, hakikat experiential learning,
kerangka pikir, dan hipotesis penelitian.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Lickona (Wibowo, 2010) mengungkapkan bahwa karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara
bermoral. Lickona (2013) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai
upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter
siswa. Pendidikan karakter menekankan pentingnya 3 unsur yakni
pengertian moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Ramli
(Fathurrohman, dkk, 2013), berpendapat bahwa pendidikan karakter
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan
pendidikan akhlak.
Carr dan Steutel (Nucci, L.P & Darcia N, 2014) berpendapat
bahwa pendidikan karakter seharusnya didasarkan pada komitmen
yang jelas pada etika kebajikan. Menurut Sunaryo (Wibowo, 2012)
pendidikan karakter merupakan pendidikan sepanjang hayat, sebagai
proses perkembangan ke arah manusia kaffah (sempurna). Pendidikan
karakter membutuhkan keteladanan sejak dini sampai dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk
menjadikan seseorang (peserta didik) mengenal, peduli, dan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri, sehingga dapat
berperilaku sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan karakter dilakukan
dengan keyakinan bahwa karakter seseorang dapat dikembangkan dan
dapat diubah.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan karakter
Fathurrohman, dkk (2013) mengungkapkan bahwa pendidikan
karakter memiliki fungsi sebagai pengembangan, perbaikan, dan
penyaringan.
a. Pengembangan
Mengembangkan potensi peserta didik untuk dapat berperilaku
baik sebagai peserta didik yang sudah mempunyai sikap dan
perilaku yang mencerminkan karakter diri maupun karakter
bangsa.
b. Perbaikan
Memperkokoh pendidikan nasional untuk bertanggung jawab
dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.
c. Penyaringan
Memilah-milah atau menyaring karakter bangsa sendiri maupun
karakter bangsa lain yang kurang sesuai dengan nilai-nilai karakter
bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Fathurrohman, dkk (2013) mengatakan bahwa tujuan pendidikan
karakter secara khusus adalah untuk:
a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sesuai dengan nilai-nilai secara universal dan tradisi karakter
bangsa yang religius.
b. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi muda penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan luas.
e. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
memiliki rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan
(dignity).
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa
pendidikan karakter hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk
membangun karakter.
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
perilaku yang baik.
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun
karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada
nilai dasar yang sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter.
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-
guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan
peserta didik.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter
Menurut Suparno (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakter individu, seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Keluarga
Keluarga merupakan komunitas awal seorang anak mengenal
karakter. Peranan orangtua dalam hal ini sangat penting. Sejak lahir
anak sudah belajar karakter tertentu dari orangtua. Ketika anak
dalam kandungan pun anak sudah belajar bersikap dari
orangtuanya, terutama dari ibu yang mengandung. Selain itu,
suasana keluarga menjadi sangat penting bagi perkembangan
karakter anak. Orangtua perlu dilibatkan agar pendidikan karakter
di sekolah dapat berjalan lancar dan lebih efektif.
b. Guru
Selain orangtua, guru mempunyai andil besar dalam pendidikan
karakter anak. Pendidikan karakter bisa dilakukan melalui
pengajaran dan juga sikap guru terhadap anak, karena melalui
pembelajaran guru bisa mengajarkan mengenai hal yang baik.
c. Teman
Karakter remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Secara
psikologis, remaja sedang dalam proses pencarian jati diri sehingga
remaja ingin bergabung dengan teman sebayanya dalam pencarian
jati dirinya. Orangtua perlu mengetahui siapa saja teman dari anak
dan orangtua perlu memantau pergaulan anak.
d. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah serta suasana sekolah mempunyai pengaruh
pada pendidikan dan pengembangan karakter anak. Suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sekolah perlu diatur dan ditata sesuai dengan nilai karakter yang
akan ditanamkan pada diri anak. Oleh karena itu, perlu adanya
kerjasama dari seluruh pihak yang ada di lingkungan sekolah agar
penanaman karakter sungguh nyata dan efektif dalam
pengembangan karakter anak maupun semua pihak yang ada di
sekolah.
e. Lingkungan masyarakat
Keadaan, situasi, dan karakter lingkungan sekitar/masyarakat
berpengaruh pada pembentukan karakter remaja. Remaja akan
melihat serta meniru apa yang dilakukan oleh lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang mendukung pengembangan karakter
positif remaja tentunya situasi lingkungan memiliki karakter yang
positif juga. Bila lingkungan sekitar kurang mendukung
pengembangan karakter positif remaja maka karakter baik yang
sudah ditanamkan di sekolah maupun di keluarga akan luntur
karena pengaruh lingkungan tersebut.
f. Buku bacaan
Buku-buku bacaan berpengaruh pada karakter anak. Banyak anak
yang karakternya berkembang karena isi buku yang dibacanya
memberikan inspirasi bagi dirinya. Ada juga yang memiliki
karakter kurang baik karena buku yang dibaca merupakan buku
yang tidak sesuai dengan usianya sehingga anak bersikap kurang
baik juga. Peranan sekolah sangat penting dalam membantu anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
agar dapat memilih buku bacaan yang baik. Oleh karena itu, di
perpustakaan sekolah perlu disediakan banyak buku yang dapat
memberikan inspirasi pada anak serta dapat mendukung
pengembangan karakter anak.
g. Media
Perkembangan teknologi yang makin pesat sangat mempengaruhi
karakter remaja. Banyak remaja meniru apa yang dilihatnya di
media tanpa menyaring informasi yang didapat. Bila yang dilihat
adalah hal yang kurang baik maka mereka akan dengan mudah
terpengaruh. Perkembangan teknologi sebenarnya dapat membantu
kita belajar dan berkomunikasi dengan siapa pun di dunia ini
dengan lebih cepat serta dapat mempermudah pekerjaan kita. Di
sisi lain teknologi informasi dapat memberikan informasi dan
pengaruh yang kurang baik dan dapat merusak karakter anak. Oleh
karena itu, anak perlu dibantu lebih kritis dalam menggunakan
teknologi informasi ini seperti internet, HP, serta media sosial.
Mereka juga perlu dibantu dalam memilah-milah informasi yang
didapatnya.
5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
Berdasarkan pedoman Pendidikan Karakter di SMP (Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010),
pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan
kesiswaan.
a. Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran
Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah
pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran,
baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua
mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang
ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik
mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai,
serta menjadikannya sebagai perilaku.
Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran
memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara
subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait
langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia,
yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang
secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai
taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada
mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
b. Pendidikan karakter terintegrasi melalui manajemen sekolah
Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan
manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter
memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang
dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam
pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara
memadai. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain
meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan
kurikulum nilai-nilai karakter, (3) nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga
kependidikan, dan (5) nilai-nilai karakter pembinaan
kepesertadidikan.
c. Pendidikan karakter terintegrasi melalui kegiatan pembinaan
kesiswaan
Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di
luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berwenang di sekolah.
6. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikaan Karakter
Terintegrasi
Pendidikan karakter terintegrasi di sekolah memang mengalami
banyak kendala/kelemahan dan peranan sekolah yang kurang
maksimal dalam mendukung pendidikan karakter. Arifin (Wibowo,
2012) menyatakan bahwa ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan
layanan pendidikan di sekolah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara
lain sebagai berikut.
a. Kelemahan pada aspek proses belajar mengajar saat di kelas
Hal ini ditandai dengan adanya aktivitas belajar siswa di sekolah
kurang optimal dalam mengembangkan potensi diri, proses belajar
mengajar di kelas belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan,
minat, dan bakat yang dimiliki siswa secara beragam, serta masih
banyak terjadi proses pembelajaran yang sifatnya guru
sentris/terpusat pada guru mestinya berpusat pada siswa (student
centered).
b. Kelemahan pada aspek pengorganisasian pengalaman belajar
peserta didik
Pembelajaran di Indonesia selama ini menggunakan model klasikal
yang cenderung menyulitkan guru dalam pemberian layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
siswa secara optimal.
c. Kelemahan pada aspek pengembangan kurikulum
Esensi dari Kurikulum 2013 sebenarnya memiliki keseimbangan
antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Akan tetapi banyak
sekolah yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Hal ini
bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan guru
sehingga kesulitan melaksanakannya.
d. Kelemahan pada aspek sarana dan prasarana
Keterbatasan sarana prasarana sekolah ini dapat mempengaruhi
proses penginternalisasian pendidikan karakter kurang optimal.
Menurut Suparno (2015) ada beberapa kendala dalam pelaksanaan
pendidikan karakter. Kendala pendidikan karakter itu adalah sebagai
berikut.
a. Ketidakmampuan dan ketidaksiapan pendidik
Hal ini terjadi karena guru kurang berminat mengintegrasikan
pendidikan karakter dalam mata pelajaran, guru tidak tahu
bagaimana cara menjelaskan pendidikan karakter, guru tidak mau
repot, dan kurang kesadaran dari tugas pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Program kurang baik
Program yang tidak baik dapat disebabkan oleh perencanaan yang
kurang matang, kurangnya pertimbangan, maupun petugas yang
kurang kompeten di bidangnya.
c. Kekurangan dana
Kekurangan dana dapat disebabkan karena perencanaan dana yang
kurang cermat, mungkin memang tidak ada dana yang disediakan,
perbedaan perhitungan dengan kenyataan, dan mungkin adanya
tindak kecurangan dalam pengelolaan uang.
d. Waktu tidak tepat
Waktu yang tidak tepat biasanya karena waktunya mendekati
ulangan atau ujian, waktu liburan besar, dan waktu bulan puasa
atau acara agama tertentu.
e. Tidak ada teladan dari pejabat yang baik
Kurangnya teladan baik dari pejabat akan membuat pendidikan
karakter tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan
guru/pendidik yang kritis terhadap tingkah laku pejabat yang
kurang baik agar siswa dapat diajak untuk mengkritisi tindakan
pejabat itu baik atau tidak.
f. Lingkungan yang tidak kondusif
Lingkungan yang baik akan membantu orang lebih berkembang,
namun lingkungan tidak baik akan menghambat orang dan kurang
berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
g. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan faktor penting bertindak baik. Anak sudah
dibiasakan dan dilatih dalam keluarga. Kebiasaan-kebiasaan dari
kecil ini pun dapat mempengaruhi pendidikan karakter orang di
kemudian hari.
B. Hakikat Kerja Keras
1. Pengertian Kerja Keras
Yaumi (2011) menuliskan bahwa kerja keras merupakan perilaku
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya. Menurut Gardner, Csikzentmihalyi, dan Damon (2001) kerja
keras tidak sekadar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang belum
terselesaikan dan bukan pula menyibukkan diri dalam berbagai
aktivitas yang dapat menarik perhatian tetapi lebih dari itu. Kerja keras
perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Dikatakan baik
dan istimewa karena pekerjaan yang dihasilkan melebihi kualitas
pekerjaan pada umumnya. Hal ini terjadi karena pekerjaan itu
diselesaikan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya lebih
memuaskan.
Kerja keras berarti semangat pantang menyerah dan diikuti
keyakinan kuat serta mantap dalam mencapai impian dan cita-cita.
Karakter ini dibutuhkan oleh tiap orang agar memiliki semangat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tidak putus asa dalam menggapai cita. Keberhasilan individu didukung
pula dengan kerja keras yang sudah dilakukan. Jika individu kurang
kerja keras dalam mewujudkan impian dan harapannya hanya akan sia-
sia belaka serta impiannya sebatas angan-angan semata.
Berdasarkan hal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja
keras merupakan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugasnya dengan sebaik-baiknya. Dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya itu perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Bila
menyelesaikan tugas disertai dengan baik dan istimewa maka akan
mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.
2. Karakteristik Kerja Keras
Yaumi (2014) menyatakan bahwa karakteristik orang yang
memiliki karakter kerja keras, yaitu:
a. Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian
melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain,
b. Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja kerasnya,
c. Tidak terlalu memaksakan diri untuk terus belajar jika sudah lelah
tetapi perlu menghargai waktu yang dimiliki untuk mengerjakan
hal bermanfaat lain dalam hidup.
d. Senang melakukan hal-hal yang bermanfaat demi tercapainya
belajar yang optimal.
e. Menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri
maupun proses belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras
Ada beberapa hal yang dapat membentuk perilaku kerja keras
siswa. Menurut Kurniawan (2013), aspek-aspek dari kerja keras adalah
sebagai berikut.
a. Berani mencoba
Berani mencoba berarti melakukan suatu tindakan nyata. Tindakan
ini tentunya dapat dipraktikkan sehingga bisa dilihat. Berani
mencoba dapat dikatakan bahwa ada usaha untuk belajar. Belajar
dari kesalahan untuk menemukan hal yang benar. Dengan berani
mencoba individu secara terus menerus dapat mengoptimalkan
kemampuan yang ada pada dirinya.
b. Memiliki semangat dan tekad yang kuat
Semangat dan tekad dalam melakukan sesuatu memang
dibutuhkan. Selalu melakukan tugas dengan giat dan bersungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugasnya. Individu yang memiliki
semangat akan memiliki gairah hidup yang tinggi pula. Dengan
memiliki semangat dan tekad yang kuat maka individu akan
menghindarkan diri dari sikap tergesa-gesa apalagi sikap hidup
tanpa motivasi.
c. Pantang menyerah
Pantang menyerah artinya tidak mudah menyerah dan putus asa
menghadapi suatu pekerjaan, seberat apa pun pekerjaan yang
dilakukan. Putus asa adalah tindakan yang mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kegagalan. Jika segala daya upaya telah dikerahkan dan belum
diperoleh keberhasilan, maka kegagalan menjadi “sukses yang
tertunda”, namun menyerah sebelum berusaha lebih keras lagi
berarti menyiapkan diri menuju kegagalan yang sesungguhnya.
4. Manfaat Kerja Keras
Individu dapat memperoleh manfaat dari kerja keras yang sudah
dilakukannya. Menurut Kurniawan (2013) manfaat yang dapat
diperoleh individu seperti:
a. Mengembangkan potensi diri untuk meraih prestasi yang
diinginkan.
b. Membentuk pribadi yang memiliki tanggung jawab.
c. Mengangkat harkat dan martabat diri.
d. Hasil yang dicapai akan lebih baik dan optimal.
e. Tidak menjadi orang yang manja.
f. Menjadi pribadi yang tahan banting dalam menyelesaikan tugas
atau pekerjaan.
g. Menjadi lebih rajin.
5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras
Upaya-upaya atau cara yang dapat dilakukan oleh pendidik (guru)
dalam menanamkan serta mengembangkan karakter kerja keras siswa
(Kurniawan, 2013), yaitu:
a. Membantu siswa untuk membuat target pencapaian yang realistis
dan bisa dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Membesarkan hati atau memotivasi siswa agar mau terus berusaha
dan mencoba.
c. Menerima siswa apa adanya serta perlu menghargai tiap rangkaian
proses yang sudah dilalui siswa.
d. Memberikan pemahaman akan artinya nilai kerja keras pada siswa.
e. Membantu siswa menyelesaikan problem yang sedang dialami agar
dapat mencegah siswa untuk melakukan kesalahan yang sama.
f. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menghadapi tantangan
dan mencoba hal yang baru.
C. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja berasal dari bahasa Latin, yaitu adolescence yang
memiliki arti to grow dan to grow maturity. Para teoritikus awal
memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan ketertekanan
biologis. Penelitian terkini menunjuk bahwa masa remaja merupakan
hasil dari kekuatan biologis, psikologis, dan sosial. Masa remaja
(adolescence) merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa (Berk, 2012). Anna Freud (Hurlock, 1990), berpendapat
bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan yang mencakup
perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam
hubungan dengan orangtua serta cita-cita mereka. Pembentukan cita-
cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi 2, yaitu remaja
awal dan remaja akhir. Remaja awal memiliki rentang usia antara 13
tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, sedangkan remaja akhir memiliki
rentang usia antara 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Perbedaan
antara remaja awal dan akhir adalah bahwa pada masa remaja awal
individu masih menonjolkan karakteristik perkembangan kanak-kanak
akhir, sedangkan pada masa remaja akhir individu sudah mencapai
masa transisi dan mendekati masa dewasa. Menurut Konopka (Yusuf,
2010) masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: remaja awal (12-15
tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun).
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
remaja adalah masa transisi serta pencarian jati dirinya. Oleh karena
itu, pada masa remaja ini juga disebut dengan masa dimana dalam diri
individu mengalami kekacauan dan ketertekanan biologis. Dalam
proses perkembangan remaja terdapat perubahan hubungan dengan
orangtuanya serta cita-citanya.
2. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja
terjadi perubahan yang sangat cepat, baik secara fisik maupun
psikologis. Menurut Hall (Santrock, 2003) ada beberapa perubahan
yang terjadi selama masa remaja, yakni:
a. Bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa
topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
remaja yang ditandai dengan munculnya frustrasi juga penderitaan,
konflik maupun krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang
cinta, serta perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama perubahan yang
terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan
tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan
untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih
mandiri, dan bertanggung jawab.
b. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat dan diikuti dengan
kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja
merasa kurang percaya diri serta kurang yakin dengan kemampuan
yang dimilikinya. Perubahan fisik yang terjadi terjadi adalah
perubahan internal seperti sistem pencernaan, maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh
yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
c. Selama masa remaja, banyak hal yang menarik bagi dirinya yang
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal-hal yang
baru dan lebih matang. Karena ada tanggung jawab yang lebih
besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal yang lebih penting.
Perubahan juga terjadi dalam hal hubungan dengan orang lain.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan sesama jenis
kelamin, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati
masa dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersifat ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan
kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.
Menurut Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) masa remaja ditandai
dengan adanya; 1) peralihannya sikap tergantung (dependence) dengan
orangtua menjadi lebih mandiri (independence), 2) berkembangnya
minat seksualitas, 3) kecenderungan untuk merenung atau
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Kay (Jahja, 2011) mengemukakan tugas-tugas perkembangan
remaja sebagai berikut:
a. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas.
b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara
individual maupun kelompok.
c. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas
dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup
(Weltanschauung).
e. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
Sementara itu, Havighurst (1961) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan remaja antara lain:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
c. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa
lainnya.
d. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
e. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk
dalam bertingkah laku.
4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras bagi
Remaja
Pendidikan karakter tidak akan optimal/berhasil kalau tidak
didukung oleh berbagai pihak-pihak terkait, terutama karakter kerja
keras pada remaja. Remaja merupakan masa transisi (Berk, 2012).
Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari jati dirinya. Namun karena
salah bergaul dan kurang mampu mengendalikan diri, maka remaja
mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Selain itu, lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dimana remaja tinggal dapat mempengaruhi pembentukan karakter
kerja keras pada remaja tersebut.
Perkembangan teknologi yang makin pesat membuat remaja
berlomba-lomba untuk mencari tahu dan apalagi kecanggihan
komunikasi pada zaman ini sangat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan karakter kerja keras remaja. Sebagai contoh saat ini
remaja dengan mudah mendapatkan informasi tentang berbagai hal
melalui internet namun, terkadang karena kurang arif dalam
penggunaan media ini remaja memilih jalan yang singkat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya dengan meng-copy paste
artikel ataupun bahan ajar yang tersaji diinternet tanpa membaca atau
mengoreksi hasilnya. Kadang mereka yang gemar game online sampai
lupa waktu. Mereka melupakan tugas mereka sebagai pelajar dan bila
terdesak, mereka akan mengandalkan temannya dan kemudian
menyalin pekerjaan dari teman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) tentang masa remaja yang ditandai
dengan adanya kecenderungan untuk memperhatikan diri sendiri.
Berdasarkan pendapat Kurniawan (2013) terkait manfaat kerja
keras dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat kerja keras bagi
remaja, seperti:
a. Dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
b. Terbentuknya pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab.
c. Hasil yang diperoleh lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Tidak menjadi orang yang manja karena remaja merasakan
prosesnya.
e. Menjadi pribadi yang tidak pantang menyerah ketika
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
f. Tentunya remaja akan menjadi pribadi yang lebih rajin dan
sabar.
D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) mengemukakan bimbingan
klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling
(Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan
kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut Dirjen Pendidikan
Dasar (2014), bimbingan klasikal merupakan format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
rombongan belajar satu kelas. Bimbingan klasikal merupakan proses
yang direncanakan untuk membantu populasi sekolah memperoleh
informasi, keterampilan atau pengalaman yang berguna dan
dibutuhkan.
Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh
atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi,
dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
besar. Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat
informatif, sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru
BK (Sukmadinata, 2007).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan
yang diberikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta
masalah yang bersifat umum. Kegiatan ini diberikan pada seluruh atau
sebagian besar siswa dalam satuan kelas.
2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif
Menurut Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) strategi layanan
bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi dalam pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan
aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan.
Depdiknas (2008) mengemukakan program bimbingan akan
berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam
hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
atau guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa,
dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang
kondusif bagi belajar siswa.
b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
c. Menandai siswa yang diduga bermasalah.
d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui
program remedial teaching.
e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan
bidang kerja yang diminati siswa.
g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja).
h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,
sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan “figur central” bagi siswa).
i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Hakikat Experiential Learning
1. Pengertian Experiential Learning
Experiential learning merupakan suatu proses belajar yang lebih
mengaktifkan pembelajaran dengan membangun pengetahuan serta
keterampilan juga nilai dan sikap melalui pengalaman secara langsung
(Nasution, 2005). Experiential learning akan lebih berarti jika
pembelajar ikut ambil bagian dalam melakukan kegiatan.
Experiential learning menekankan pada sebuah model
pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Pengalaman memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses belajarnya atau dengan kata
lain pengetahuan tercipta karena adanya transformasi dari pengalaman
(experience). Pengetahuan merupakan hasil perpaduan antara
memahami dan mentransformasi pengalaman (Kolb, 1984).
Jadi, experiential learning juga dapat didefinisikan sebagai proses
belajar yang melalui pengalaman langsung secara terus menerus akan
mengalami perubahan guna meningkatkan keefektivan dari hasil
belajar itu sendiri. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru terbaik
bagi kehidupan. Melalui pengalaman, individu dapat belajar untuk
menjadi lebih baik lagi dan pengalaman tidak akan berhenti begitu
saja.
2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning
David Kolb (1984) mengatakan bahwa model experiential learning
meruupakan sebuah proses yang melingkar yang terdiri dari empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Concrete Experience (1)
Reflective Observation (2)
Abstract Conceptualization
(3)
Active experimentation
(4)
fase. Pertama, fase Concrete Experience menggunakan pengalaman
yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk
pembelajaran yang lebih lanjut. Kedua, fase Reflective Observation
mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah dilalui atau saling
berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui. Ketiga, fase Abstract
Conceptualization proses menemukan tren yang umum dan kebenaran
dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk reaksi
pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep
yang baru. Keempat, fase Active Experimentation modifikasi perilaku
lama dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2.1
Model Experiential Learning Kolb
Silberman (2007) menuliskan bahwa dalam pelaksanaan
experiential learning memerlukan proses-proses. Ada 5 proses dalam
experiential learning, yaitu:
a. Menciptakan keterbukaan
Sebelum memulai kegiatan ini perlu menciptakan keterbukan di
semua pihak yang mengikuti kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Memajukan pemahaman
Banyak orang mengira fase memajukan pemahaman akan berupa
pengajaran langsung, terutama menggunakan ceramah dan diskusi.
Kemungkinan benar jika maksudnya adalah untuk menyampaikan
informasi penting pada siswa.
c. Menimbang sikap dan perilaku baru
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada siswa secara
eksperiential kepada tindakan yang diinginkan agar mereka
berpikir dan melakukan.
d. Bereksperimen
Eksperimen perubahan yang ideal berarti melakukan kegiatan yang
sudah pernah dicoba latihan sebelumnya dan mereka diminta untuk
mencobanya dalam dunia nyata/kehidupan mereka.
e. Mendapatkan dukungan
Fase mendapatkan dukungan ada beberapa kegiatan yang berguna
untuk membantu siswa mempertahankan usaha mereka untuk
berubah. Salah satunya ialah harus melibatkan kemauan siswa
untuk membuat rencana untuk kondisi yang mungkin dapat
menggagalkan kemajuan mereka.
3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning
Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada
dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran
berpusat pada siswa atau pembelajar. Siswa yang harus aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
melakukan atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu, mengolah,
memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan
bantuan orang lain khususnya sesama pembelajar, serta berusaha
mengaplikasikan hasil pembelajarannya itu dalam menghadapi
berbagai tugas di luar lingkungan pembelajaran, yaitu dalam
kehidupan nyata sehari-hari.
Untuk itu, ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan inti yang
lazim dipraktikkan pada berbagai tahap proses belajar dalam siklus
pembelajaran experiential, khususnya refleksi dan sharing.
a. Refleksi
Hakikat refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat
menghadirkan kembali dalam batin kita aneka pengalaman yang
sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya yang lebih
dalam. Maka ada yang menyatakan bahwa refleksi selalu bertujuan
mendidik, dalam arti berperan sebagai sejenis jembatan yang
menghubungkan pengalaman pribadi dan belajar. Refleksi yang
benar membantu kita mencapai insight atau pencerahan, yaitu
menangkap pengertian dan nilai-nilai hidup semakin mendalam
serta menolong munculnya ketetapan hati untuk bertindak
mewujudkan pengertian dan nilai hidup yang semakin mendalam
itu dalam kehidupan kita sehari-hari (Supratiknya, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Sharing
Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang
muncul sebagai hasil refleksi, kepada orang lain dalam kegiatan
belajar bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil
refleksi, masing-masing peserta saling mendengarkan, saling
membantu menangkap makna dan nilai yang semakin mendalam
dari berbagi pengalaman hidupnya, serta saling meneguhkan. Agar
berlangsung secara lancar dan efektif, kegiatan refleksi dan sharing
dalam kelompok perlu difasilitasi oleh seorang fasilitator melalui
pertanyaan-pertanyaan dalam apa yang disebut lingkaran refleksi
(Supratiknya, 2011).
4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning
Metode experiential learning memiliki kelebihan yakni dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya
suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam
proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir
kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif
yang berbeda. Dari kelebihan yang ada pada metode experiential
learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode experiential
learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan
memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang
akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu
pembelajaran dengan metode experiential learning dapat efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
diberikan kepada peserta didik sehingga tercapailah tujuan dari metode
experiential learning yakni, mengubah struktur kognitif siswa,
mengubah sikap siswa, dan memperluas keterampilan-keterampilan
siswa yang telah ada.
F. Kerangka Pikir
Karakter kerja keras kurang terinternalisasi dalam diri peserta didik,
sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan. Pendidikan
karakter yang diintegrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan
pada sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP. Hal ini
diaplikasikan dalam layanan bimbingan klasikal kolaboratif antara guru
BK dan guru mata pelajaran dengan pendekatan experiential learning.
Kegiatan ini merupakan sebuah tawaran untuk meningkatkan pemahaman
serta penghayatan secara afektif dan pengamalan karakter kerja keras
sebagai peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kurikulum
Pendidikan karakter
perlu ditingkatkan
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning tidak efektif secara
signifikan meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
Hi: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan
Pengamalan Karakter Kerja Keras sebagai Peserta
Didik
Terintegrasi
pada Mapel Evaluasi
Model Pendidikan Karakter Melalui Layanan
Bimbingan Klasikal: Guru BK dan Guru
Mata Pelajaran dengan berkolaborasi
Pendekatan Experiential Learning
- Guru merasa
kesulitan
- Pedoman dipandang
kurang operasional
- Guru BK tidak
dilibatkan
- Hasil belum baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas jenis penelitan, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas, serta
teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan
deskriptif dan menggunakan bentuk Pre-Experimental Designs
(nondesigns) dengan one-group pretest-posttest design (Sugiyono, 2013).
Jenis penelitian ini dipilih karena desain ini bertujuan untuk mengevaluasi
metode ini dan karena eksperimen ini belum merupakan eksperimen yang
sungguh-sungguh. Alasannya karena masih terdapat variabel lain yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya karakter kerja keras. Hal ini terjadi
karena tidak adanya kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara
acak (random). Desain ini untuk membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan dan mengevaluasi layanan bimbingan
tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tes awal/pretest dan tes
akhir sesudah perlakuan/posttest serta kuesioner yang bersifat untuk
melihat efektivitas layanan tersebut.
Tujuan dari penggunaan desain ini adalah untuk mengetahui
gambaran umum tentang tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII di
SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum dan
sesudah mendapatkan bimbingan klasikal kolaboratif mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pendidikan karakter kerja keras dengan pendekatan experiential learning.
Selain itu, desain ini dipilih untuk mengetahui efektivitas pendidikan
karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII di SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015. Secara sederhana,
desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 : Tes akhir (posttest) sesudah perlakuan diberikan
X : Treatment/perlakuan
(Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah swasta yang ada di
Lampung, yaitu SMP Xaverius Gisting. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari-Mei, namun pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2
hari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Penelitian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hanya di sekolah tetapi dilakukan di Kampus III Paingan untuk persiapan.
Persiapan yang dilakukan di Kampus terkait dengan penyusunan modul
dan kuesioner untuk implementasi model ke lapangan.
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal
Bimbingan Hari I
Hari, tanggal Waktu Topik Bimbingan Durasi
Jumat, 22 Mei
2015 07.30−08.30
Aku Senang Menghargai
Orang Lain 120 menit
10.00−12.00 Hasil Karyaku 120 menit
Bimbingan Hari II
Sabtu, 23 Mei
2015 07.30−08.30 Santai nan Produktif 120 menit
10.00−12.00 Aku Bisa 120 menit
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Xaverius Gisting,
Lampung kelas VIII sejumlah 28 orang. Subjek penelitian terdiri dari 16
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Rincian subjek penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Siswa Kelas VIII 16 12
Total 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah untuk memperoleh data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan.
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau
dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Tes
bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest
peningkatan karakter kerja keras. Sedangkan teknik non tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi
pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian
mitra kolaboratif (kepala sekolah dan guru) dan siswa.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1) Menganalisis topik materi
2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling
(RPBK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner
atau skala
4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner
5) Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam hal ini
berperan Dr. Gendon Barus, M. Si selaku reviewer validitas
rasional (validitas isi)
b. Tahap pelaksanaan
1) Pemberian pretest untuk mengetahui penguasaan dan
pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan
2) Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning dengan menyajikan 4 (empat) topik bimbingan
klasikal.
3) Pemberian posttest untuk melihat peningkatan penguasaan dan
pemahaman konsep siswa setelah mengikuti rangkaian
kegiatan bimbingan
c. Tahap akhir
1) Mengumpulkan data yang diperoleh
2) Mengolah data hasil penelitian
3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian
4) Menarik kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Instrumen
Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa dalam penelitian
kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat
berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
pada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Kuesioner cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 instrumen
berupa 3 kuesioner dan 1 soal tes dengan berbagai model seperti pada
penjelasan di bawah ini.
a. Kuesioner validasi efektivitas model (responden mitra kolaboratif)
Validasi efektivitas model dengan responden mitra
kolaboratif berbentuk pernyataan checklist with rating scale.
Sugiyono (2013) menerangkan bahwa dengan rating scale data
mentah yang diperoleh berupa angka serta dapat ditafsirkan secara
kualitatif. Artinya, jawaban dari responden merupakan data
kualitatif. Kuesioner validasi efektivitas model dipersiapkan guna
memfasilitasi responden (mitra kolaboratif) untuk memberikan
penilaian mengenai efektivitas model pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
experiential learning. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian
Stranas) terlampir pada Lampiran 8 (Halaman 109).
b. Kuesioner validasi efektivitas model (responden siswa)
Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk
pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013)
menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan
jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”,
dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau
rasio dikotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert
terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” hingga
“sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya terdapat
dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini,
“ya dan tidak”. Biasanya, skala Guttman digunakan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi
efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk
melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan
penilaian siswa. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian Stranas)
terlampir pada Lampiran 9 (Halaman 112).
c. Kuesioner tilik diri (self assessment)
Kuesioner tilik diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan
checklist (√) dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono
(2013) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item dalam kuesioner tilik diri memiliki
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata sangat selalu (s), sering (sr), kadang-kadang (kd),
dan tidak pernah (tp). Kuesioner tilik diri dibagikan kepada siswa
setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan
untuk mengukur peningkatan karakter kerja keras yang menjadi
fokus penelitian untuk setiap topik. Kuesioner tilik diri/self
assessment scale (disusun oleh Tim Penelitian Stranas) terlampir
pada Lampiran 10 (Halaman 113).
d. Tes tingkat karakter kerja keras
Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa terdapat
beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian
grafis, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil
belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple
choice). Artinya, data penelitian dapat dianalisis setelah scoring.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes tingkat
kerja keras yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan
alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-
masing alternatif jawaban memiliki level kebenaran. Skor 4
diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh sangat mewakili
pengaplikasian nilai karakter kerja keras. Sedangkan skor 1 untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mewakili alternatif jawaban yang kurang mewakili nilai karakter
kerja keras. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan
tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon
Barus, M.Si.
Dalam penelitian ini tes memuat pernyataan-pernyataan/soal-
soal yang mengungkapkan nilai-nilai karakter kerja keras siswa.
Tes yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena
alternatif jawaban sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal
memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai dengan
dirinya. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada
awal dan akhir layanan. Pretest dimaksudkan untuk mengetahui
gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter kerja
keras siswa sebelum perlakuan. Sedangkan soal tes yang diberikan
pada akhir setelah perlakuan atau posttest bertujuan untuk
mengukur peningkatan karakter sebagai indikasi efektivitas
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter kerja
keras bagi siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung. Alat
Tes terlampir pada Lampiran 11 (Halaman 117). Penyusunan soal
tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat konstruk aspek
karakter kerja keras dan indikatornya berdasarkan konsep
Kurniawan (2013). Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.4
Rekapitulasi Kisi-kisi Aspek dan Nomor Item Tes Tingkat
Karakter Kerja Keras
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas
Azwar (1987:173) mengatakan validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes
tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Menurut Sugiyono (2010), instrumen yang digunakan untuk mengukur
No Aspek Indikator Item
1 Berani mencoba a. Memiliki kesadaran berani 1, 2
b. Menghormati orang lain 3, 4, 5
c. Melakukan kegiatan positif 6, 7
2 Semangat dan
tekad
a. Memiliki semangat serta dalam
melaksanakan tugas 8, 9
b. Semangat saat berpikir dan bertindak 10, 11
c. Penghargaan terhadap diri 12, 13
3 Pantang menyerah a. Terus menerus berusaha 14, 15
b. Berpikir positif pada diri 16, 17
c. Tidak mudah putus asa 18, 19, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
efektivitas pelaksanaan program, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau
rancangan tujuan program yang telah ditetapkan. Validitas isi
menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan
kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Pengertian
mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus
komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak
keluar dari batasan tujuan pengukuran. Tabulasi uji validitas dapat
dilihat pada Lampiran 2 (Halaman 99).
Pengujian validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini
menggunakan analisis rasional. Untuk validitas isi peneliti
menggunakan uji pakar yaitu tim dosen penelitian Stranas dan dosen
pembimbing yakni Dr. Gendon Barus, M.Si melalui expert judgement.
Setelah dilakukan itu, uji validitas tes karakter kerja keras dengan
mengkorelasikan skor buruk dengan skala tolak. Teknik korelasi yang
dipilih adalah Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut.
𝑟 𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌– ∑𝑋∑𝑌
√𝑁∑𝑋2– (∑𝑋)2. √𝑁∑𝑌– (∑𝑌)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi
X : skor item
Y : skor total
N : banyaknya subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Ide pokok dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Perhitungan indeks reliabilitas instrumen tes dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (𝛼). Adapun
rumus uji reliabilitas Alpha Cronbach (𝛼) adalah sebagai berikut:
𝛼 = 2 [1 −𝑠𝑦12 + 𝑠𝑦22
𝑠𝑥2]
Keterangan rumus:
𝑆𝑦1² dan 𝑆𝑦2² = varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
𝑆𝑥² = varians skor skala
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung
dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product
and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window, diperoleh perhitungan
reliabilitas tes karakter kerja keras dan hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Reliabilitas Item
Cronbach's Alpha Keputusan
.557 Cukup Tinggi
Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Masidjo,
2006). Kriteria Guilford dapat dilihat pada Tabel 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91−1,00 Sangat Tinggi
0,71−0,90 Tinggi
0,41−0,70 Cukup Tinggi
0,21−0,40 Rendah
Negatif−0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien
reliabilitas kuesioner Karakter Kerja Keras sebesar α= 0,557 termasuk
Cukup Tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2013). Kegiatan dalam
menganalisis data meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data dati tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik nonparametris.
Alasannya karena responden penelitian ini kurang dari 30 orang dan dari
hasil uji normalitas data diperoleh keterangan bahwa data kurang normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
karena data yang digunakan untuk penelitian ini termasuk dalam kategori
nonparametris. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu:
1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter dan Persentase
a. Guna menganalisis rumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga
peneliti menggunakan teknik deskriptif kategorisasi, dimana
responden akan menjawab data kuantitatif yang telah disediakan.
Untuk menganalisis data yang tersebut di rumusan masalah 1 (satu)
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gradasi rentetan score
dengan kategori pada Tabel 3.7 sebagai berikut.
Tabel 3.7
Nilai Validasi Mitra Kolaboratif
Pilihan Nilai Keterangan
+ + + 2,0−3,0 Sangat Lebih Baik
+ + 1,1−1,9 Lebih Baik
+ 0,09−0,99 Sedikit Lebih Baik
_ 0−(-1) Sedikit Kurang
_ _ (-1)− (-2) Sangat Kurang
_ _ _ (-2)− (-3) Sangat Buruk
b. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti
menggunakan deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan
karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan
dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter kerja
keras yakni, ya, tidak, dan tidak tahu sesuai dengan penilaian siswa
dengan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pem=∑𝒇
𝑵. 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
Pem : Persentase efektivitas model implementasi pendidikan
karakter
∑f : Jumlah jawaban tiap item
N : Jumlah responden
c. Guna melihat efektivitas hasil implementasi pendidikan karakter
kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning, maka dilakukan perbandingan
dengan menghitung hasil pretest dan posttest. Perbandingan ini
dilakukan untuk melihat selisih hasil antara keduanya. Kategorisasi
bertujuan untuk mengelompokkan subjek penelitian pada kategori
yang sudah ditetapkan (Azwar, 2014). Kategorisasi digunakan
menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya efektivitas
pendidikan nilai karakter kerja keras pada subjek penelitian.
Kategorisasi ini dapat ditentukan dengan formula yang ada pada
Tabel 3.8 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.8
Tabel Norma Kategorisasi
Penghitungan Skor Item Keterangan
Xitem< x ̅+ 1,5 sb Sangat Tinggi
x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb Tinggi
x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb Sedang
x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb Rendah
�̅� - 1,5 sb ≤ Xitem Sangat rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
x̅ (mean teoritik) : rata-rata teoritis dari skor maksimum dan
minimum
sb (simpangan baku) : luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi standar
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
mengelompokkan tinggi rendahnya tingkat karakter kerja keras
berdasarkan skala tilik diri yang sudah disediakan berjumlah 20
item, sehingga diperoleh unsur penghitungan capaian skor subjek,
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
x maksimum teoritik: 20x 4 = 80
x minimum teoritik: 20x 1 = 20
sb (simpangan baku): (80-20):6= 10
x̅ (mean teoritik): (80+20):2= 50
Hasil penghitungan analisis skor dari kuesioner tilik diri
disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter kerja keras
siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9
Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras
Kriteria Skor Rentang Skor Kategorisasi
Xitem< x ̅+ 1,5 sb > 65 Sangat Tinggi
x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb 56−65 Tinggi
x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb 46−55 Sedang
x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb 36−45 Rendah
�̅� - 1,5 sb ≤ Xitem < 35 Sangat rendah
2. Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji tanda dimaksudkan untuk melihat perbedaan tanpa melihat
besarnya perbedaan (Suhardi & Purwanto, 2016). Frank Wilcoxon
merupakan statistisi yang pertama kali memperkenalkan uji bertanda
ini pada tahun 1940an. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan
sebutan Wilcoxon signed ranks test. Selain itu, ada juga yang
menuliskan Wilcoxon Matched Pairs Test merupakan alat uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (uji beda) bila
datanya berskala ordinal (ranking) pada dua sampel berhubungan
(related). Uji ini menggunakan simbol “T” (Martono, 2010). Uji
Wilcoxon ini pun merupakan t-test untuk kelompok nonparametris.
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik Wilcoxon dengan
rumus sebagai berikut:
Z=𝑇−
𝑁(𝑁+1)
4
√𝑁(𝑁+1)(2𝑁+1)
24
Keterangan:
T : Jumlah ranking bertanda terkecil
N : Banyaknya pasang yang tidak sama nilainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian
dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.
A. Hasil Penelitian
1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan
Penilaian Kepala Sekolah dan Guru
Model pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dilihat
keefektivitasannya menurut pendapat atau penilaian dari guru (mitra
kolaboratif). Guru yang mendampingi diminta untuk mengisi validasi
efektivitas model khusus untuk guru (mitra kolaboratif). Dalam
penelitian ini yang mengisi penilaian (validasi), yakni kepala sekolah
dan 2 orang guru mata pelajaran tertentu. Hal ini berguna untuk
melihat keefektivan pendidikan karakter ini secara lebih luas. Hasil
penilaian dari guru terhadap keefektivitasan model pendidikan karakter
ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 di halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.1
Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model No Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL Kepsek Mapel 1 Mapel 2 Total
1 Desain/rancangan lebih operasional 2 1 1 1,33**
2 Komprehensif/kelengkapan komponen 3 1 2 2,0***
3 Kemudahan dalam implementasi/penerapan 2 2 2 2,0***
4 Kepraktisan dalam pelaksanaan 2 2 -1 1,0*
5 Sistematis/keruntutan langkah 1 1 1 1,0*
6 Efektivitas pencapaian tujuan 1 2 2 1,67**
7 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 1 2 1 1,33**
8 Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 2 1,67**
9 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 2 2 2 2,0***
10 Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan 3 3 3 3,0***
11 Kemenarikannya bagi siswa 1 3 3 2,33***
12 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 1 2 3 2,0***
13 Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa 1 2 3 2,0***
14 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 1 2 2 1,67**
15 Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa 1 2 2 1,67**
16 Ketetapan strategi/metode penanaman karakter 1 2 2 1,67**
17 Keberpihakan pada kearifan lokal -1 1 2 0,67*
18 Kemudahan dalam mengevaluasi proses -1 1 2 0,67*
19 Kemudahan dalam penilaian capaian hasil 1 2 3 2,0***
20 Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa 1 3 3 2,33***
21 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif 2 2 2 2,0***
22 Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa 3 2 2 2,33***
23 Memunculkan keberanian siswa untuk tampil 2 2 3 2,33***
24 Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman 1 2 1 1,33**
25 Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab 2 2 2 2,0***
26 Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain 1 2 2 1,67**
27 Peningkatan kerja sama/kekompakan tim 2 2 3 2,33***
28 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 1 2 2 1,67**
29 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 2 1 2 1,67**
30 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 2 2 2 2,0***
31 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 1 2 2 1,67**
32 Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan 2 2 3 2,33***
33 Peningkatan keingintahuan siswa 1 2 2 1,67**
34 Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon 1 1 1 1,0*
35 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 1 2 1 1,33**
36 Mendorong siswa berrefleksi 1 3 1 1,67**
37 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 1 2 -1 0,67*
38 Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa 1 1 1 1,0*
39 Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong 1 2 1 1,33**
Mencermati Tabel 4.1 nampak bahwa mitra kolaboratif yang
terlibat di SMP Xaverius Gisting, Lampung menilai semua elemen
efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning antara 0,67 sampai 3,0. Dinilai dari aspek,
≤1,0* Sedikit lebih baik
1,1**-1,9** Lebih baik
2,0***-3,0*** Sangat lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
terdapat 11 aspek dengan skor 1,67. Selanjutnya terdapat 9 aspek
dengan skor 2,0 dan ada 6 aspek dengan skor 2,33. Selain itu, terdapat
5 aspek yang memiliki skor 1,33 serta terdapat 4 aspek yang memiliki
skor 1,0. Skor 0,67 dan 3,0 masing-masing terdapat 3 aspek dan 1
aspek. Artinya, sebagian besar dari 39 aspek efektivitas model ini
masuk dalam kategori sangat lebih baik dan lebih baik. Fakta ini
menunjukkan bahwa mitra kolaboratif mengakui bahwa implementasi
model ini sangat lebih baik/lebih efektif untuk meningkatkan karakter
kerja keras dibandingkan dengan model pendidikan karakter
terintegrasi.
2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian
Siswa
Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan
kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas
model pendidikan karakter kerja keras yang diimplementasikan pada
akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa
diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju terhadap isi
pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi
pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi
pendapat atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap
itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model
(N= 28)
No Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa: Ya %
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 28 100 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 28 100
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 100 4 Berani berpendapat 28 100 5 Lebih kreatif 24 85.71 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 28 100 7 Takut salah dalam melakukan permainan 6 21.43 8 Malu dalam permainan kelompok 2 7.14 9 Dihargai oleh teman-teman 26 92.86
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 92.87 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 26 92.88 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 27 98.43 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 89.29 14 Keinginan untuk menolong orang lain 28 100 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 27 98.43 16 Tertantang untuk mencoba 26 92.87 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 1 3.57 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 100 19 Terdorong untuk terlibat aktif 28 100 20 Berani bertanggung jawab 28 100 21 Menghargai teman 28 100 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 28 100 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 28 100 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 28 100 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 28 100 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 28 100 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 100 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri 28 100 29 Mendorong siswa lebih disiplin 28 100 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 27 98.43
Keterangan: Item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif
Mencermati Tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang
turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
experiential learning menilai model ini sangat efektif. Pada delapan
belas (18) aspek penilaian, seluruh siswa (100%) menilai bahwa
implementasi model ini sangat efektif antara lain untuk berani
berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong orang lain,
kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin. Artinya,
model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan
untuk meningkatkan karakter siswa.
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub
Karakter yang Ditanamkan
Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari
kuesioner tilik diri (self assessment scale) yang dihimpun di tiap akhir
sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi
pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif, diketahui gambaran peningkatan karakter kerja keras siswa
kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015
unuk setiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk
menganalisis data. Kategorisasi yang digunakan adalah
pengkategorisasian menurut Azwar. Gambaran tingkat karakter kerja
keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.3
Kategorisasi Hasil Self Assessment Scale Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung dalam Implementasi Model
Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Rentang
Skor Kategorisasi
SESI
I II III IV
F % F % F % F %
˃65 Sangat Tinggi 3 10,7 2 7,1 6 21,4 20 71,4
56−65 Tinggi 18 64,3 15 53,6 18 64,3 8 28,6
46−55 Sedang 7 25 10 35,7 4 14,3 0 0
36−45 Rendah 0 0 1 3,6 0 0 0 0
˂36 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0
Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik
maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.1
Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi
Penelitian ini juga menggunakan tes mengenai pendidikan karakter
kerja keras yang dilakukan di awal (pretest) dan akhir (posttest)
kegiatan. Bertolak dari perolehan data penelitian yang telah diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
melalui tes peningkatan karakter kerja keras, dapat diketahui gambaran
karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
tahun ajaran 2014/2015. Hasil data menunjukkan gambaran mengenai
tingkat karakter kerja keras siswa sebelum dan sesudah mendapatkan
perlakuan, yakni layanan bimbingan klasikal kolaboratif. Berikut
visualisasi gambaran hasil pendidikan karakter kerja keras siswa kelas
VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dalam
tabel 4.4 dan grafik 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.4
Kategorisasi Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Rentang
Skor Kategori
Pretest Posttest Selisih
F % F % ∑ %
>65 Sangat tinggi 6 21 15 53 9 32
56-65 Tinggi 19 68 10 36 -9 32
46-55 Sedang 3 11 3 11 0 0
36-45 Rendah 0 0 0 0 0 0
<36 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
Data pengkategorisasian di atas, bila disajikan dalam bentuk grafik
maka akan terlihat seperti di halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Grafik 4.2
Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum (pretest)
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2
menunjukkan bahwa:
a. Ada 6 (21%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat
tinggi.
b. Ada 19 (68%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi
rendah maupun sangat rendah.
Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sesudah (posttest)
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2
menunjukkan bahwa:
a. Ada 15 (53%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat
tinggi.
b. Ada 10 (36%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi
rendah maupun sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah
Implementasi Model
Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
dianalisis dengan menggunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel
berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning dalam meningkatkan karakter kerja keras siswa
kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015
tampak pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Uji T Sampel Berpasangan Pretest−Posttest Siswa Kelas VIII
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre 28 61.6786 5.30586 48.00 71.00
Post 28 64.1786 5.00410 50.00 73.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post – Pre Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 26b 13.50 351.00
Ties 2c
Total 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a. Post < Pre
b. Post > Pre
c. Post = Pre
Test Statisticsb
Post - Pre
Z -4.489a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Keefektivan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dihitung
melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon)
menghasilkan mean atau rata-rata dari 28 siswa, sebelum adanya
perlakuan (pretest) nilainya yaitu 61,6786 dan sesudah adanya
perlakuan (posttest) nilai rata-rata naik menjadi 64,1786. Sehingga,
dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata
yakni 2,50. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest
yaitu 5,30586 dan posttest yaitu 5,00410. Hal tersebut akan
memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata.
Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest
juga mengalami kenaikan sebanyak 2 angka. Ini menandakan adanya
kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dengan posttest. Artinya,
bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada
perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan walau
begitu data yang ada dapat sebagai acuan ke depannya supaya
program yang dibuat lebih terancang dengan baik, sistematis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tepat sasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pemikiran yang
matang.
Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon),
memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok
negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari nilai
kelompok pertama (pretest). Dalam Tabel 4.5 terlihat bahwa tidak ada
nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama
(post<pre=0). Positive ranks artinya sampel dengan nilai kelompok
kedua (posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest).
Pada tabel 4.5 dapat dilihat kalau ada 26 nilai dari kelompok kedua
yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (post>pre= 26).
Sedangkan ties adalah nilai kelompok kedua (posttest) sama besarnya
dengan nilai kelompok pertama (pretest) dan pada nilai ties di tabel
4.5 ada 2 nilai kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai
kelompok pertama (post=pre ada 2). Simbol N menunjukkan
jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks
adalah jumlah dari peringkatnya.
Hasil perhitungan Two Related Sample Test (Wilcoxon)
memperoleh nilai Z sebesar -4,489 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana lebih rendah (kurang) dari batas kritis
penelitian 0,05 (0,000<0,05). Artinya, keputusan hipotesis adalah Hi
diterima. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan
efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015.
B. Pembahasan
1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan
Penilaian Kepala Sekolah dan Guru
Pada tabel 4.1 disajikan hasil penilaian dari guru yang ada di SMP
Xaverius Gisting, Lampung. Ada 3 guru yang berpartisipasi mengisi
penilaian ini, yakni kepala sekolah dan 2 orang guru Mapel dengan
spesifikasi guru Mapel Sejarah dan guru Mapel Fisika. Ketiganya
memiliki masing-masing penilaian. Dapat terlihat bahwa hasil
penilaian dari kepala sekolah untuk beberapa aspek termasuk lebih
rendah bila dibandingkan dengan penilaian guru Mapel. Hal ini terjadi
karena ada berbagai kemungkinan, misalnya kepala sekolah tidak
sepenuhnya mengikuti bimbingan dari awal hingga akhir. Penilaian ini
tergantung pada persepsi masing-masing guru. Namun, kepala sekolah
dan guru Mapel setuju pada poin-poin yang berkaitan dengan proses
bimbingan yang diberikan pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
kategorisasi pada poin tersebut sangat lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bimbingan klasikal kolaboratif yang digunakan peneliti
menerapkan pendekatan experiential learning. Maksudnya, dalam
kegiatan guru BK dan guru mata pelajaran mengajak siswa untuk
berproses secara aktif sehingga siswa dapat belajar melalui
pengalamannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
experiential learning itu sendiri yakni pendekatan ini akan lebih
bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam
mengubah struktur kognitif, sikap, dan tentu memperluas keterampilan
yang telah ada pada siswa. Desain program akan lebih baik bila
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang akan ditingkatkan. Apabila
komponen pada pembahasan sebelumnya dipertimbangkan serta
dipersiapkan dengan lebih matang, maka hasilnya pun akan dapat
memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.
Keunggulan pendekatan experiential learning yaitu dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya
suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam
proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir
kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif
yang berbeda. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini diminati oleh
siswa, alasannya sederhana yaitu siswa ingin suasana yang berbeda
dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan yang menyenangkan
akan membuat hubungan guru dan siswa menjadi lebih hangat. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pun akan dengan mudah menyampaikan materi pelajaran pada siswa.
Bila dalam kondisi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih
mudah memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, dari
pengalaman belajar ini siswa diajak untuk merefleksikan pengalaman
mereka masing-masing. Dengan merefleksikan pengalaman akan
membuat siswa semakin menyadari pengalamannya dan menjadi
pribadi yang lebih baik lagi, sehingga perilaku yang salah suai
perlahan-lahan dapat diperbaiki.
Sejalan dengan pendapat Arifin (Wibowo, 2012) tentang
pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang memiliki banyak
hambatan sehingga pendidikan karakter kurang maksimal. Apabila
dibandingkan dengan pendidikan karakter dengan metode ini, guru
merasa lebih mudah mengaplikasikannya dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Berdasarkan validitas penilaian dari mitra kolaboratif dapat ditarik
kesimpulan mengenai implementasi bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning. Model pembelajaran ini
terbukti efektif dilakukan untuk siswa di SMP Xaverius Gisting,
Lampung dibandingkan dengan model pendidikan karakterr
terintegrasi. Secara khusus efektif untuk meningkatkan karakter kerja
keras siswa kelas VIII SMP SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun
ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian
Siswa
Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian
secara langsung dari siswa atau penerima perlakuan. Siswa
memberikan penilaian dan hasil dari penilaian itu dapat dikatakan
sangat tinggi. Sebagian besar dari siswa merasa bahagia dan senang
mengikuti kegiatan bimbingan. Melalui proses ini, siswa makin
menyadari pentingnya menumbuhkan keberanian diri mereka. Dengan
model ini diyakini mudah diterima oleh mereka.
Kemudahan dalam menerima materi mengajak siswa untuk lebih
kreatif sehingga berani untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses
pembelajaran. Namun, hingga akhir kegiatan, ada dua (2) siswa yang
merasa tidak dihargai oleh temannya atau tidak tahu bahwa dirinya
dihargai oleh teman. Dalam Tabel 4.2 terdapat tiga pernyataan yang
diberikan shading hijau oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item
tersebut merupakan pernyataan negatif. Skor rendah dalam pernyataan
negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak
takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu,
karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah,
ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan penilaian siswa yang tertera pada tabel 4.2, model ini
sangat efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji
dapat dilihat bahwa siswa menikmati proses bimbingan. Hal ini
ditandai dengan persentasi 100% di 18 itemnya yakni, item 1, 2, 3, 4 ,
6. 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Walaupun
begitu item yang negatif (unfouvarable) yaitu item 7, 8, dan 17 hanya
sedikit yang memilihnya, ini berarti hanya sedikit siswa yang
merasakan takut, malu, capek, dan jenuh dalam mengikuti semua
kegiatan bimbingan.
Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa
menikmati proses kegiatan bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential
learning yang menyatakan bahwa pengalaman langsung akan lebih
mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan
pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih dalam lagi Nasution (2005)
mengemukakan dalam tujuan experiential learning bahwa pendekatan
ini akan lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi
siswa dalam mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa,
dan tentu memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Jika
ditinjau lebih jauh, desain program akan menjadi baik apabila
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang dirasa masih perlu
ditingkatkan. Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dipertimbangkan dengan masak, maka hasil yang signifikan dapat
berdampak dalam memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.
Pendekatan experiential learning ini juga memiliki keunggulan
yaitu dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu
terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan
dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir
kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif
berbeda. Proses kegiatan yang menyenangkan menggugah hati siswa
semakin antusias mengikuti kegiatan. Selain itu, pemberian materi
yang menarik dan tentunya berbeda dari rutinitas belajar sehari-hari.
Persiapan, strategi pelayanan, serta alokasi waktu yang tepat dapat
mempengaruhi hasil akhirnya dan tidak kalah pentingnya adalah siapa
yang menyampaikan materi itu. Hal ini dapat mempermudah
komunikasi antara guru dan siswa. Siswa akan lebih mudah
merefleksikan pengalaman belajarnya atauu bahkan pengalaman
hidupnya.
Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan
karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting,
Lampung dapat dikatakan bahwa model ini sangat bermanfaat.
Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif
digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub
Karakter yang Ditanamkan
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self assessment scale
tingkat karakter kerja keras, ditemukan peningkatan yang berarti baik
mulai dari sesi pertama hingga sesi keempat dalam proses
implementasi model pendidikan karakter. Pada sesi pertama terdapat
10,7% siswa yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor setidaknya sebagian besar siswa memang sudah
memiliki karakter kerja keras namun mungkin belum dikembangkan.
Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning memiliki intervensi berkelanjutan antara tiap topik
bahasannya.
Selanjutnya, di akhir sesi dua, sesi tiga, dan sesi empat peneliti
juga menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment
scale. Ternyata ada 53,6% siswa yang masuk dalam kategori tinggi
dan 7,1% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis data di
sesi dua ditambah lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses
implementasi berlangsung tentu sudah dapat diprediksikan. Pada sesi
ketiga hasil olah data self assessment scale karakter kerja keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian besar siswa (64,3%)
sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai karakter kerja keras.
Selain itu, terdapat 21,4% siswa yang memiliki kategori sangat tinggi.
Di akhir sesi empat (terakhir), semua siswa sudah masuk dalam
kategori tinggi dan sangat tinggi dengan masing-masing 28,6% dan
71,4%. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu
dikarenakan keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa
dalam proses implementasi yang menggunakan pendekatan
experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di
tiap sesi.
Dari keempat topik bimbingan dapat terlihat dinamika dari tiap
siswa. Ada siswa yang terus menerus meningkat pada tiap topik,
namun ada juga yang dinamikanya naik turun dan kemudian naik lagi.
Kenaikan yang ditampilkan memang tidak serta merta pesat. Dinamika
ini terjadi karena karakter dapat berubah-ubah tiap saat. Perubahan ini
bisa karena faktor pribadi (internal) maupun faktor luar diri (eksternal).
Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya.
Berdasarkan peningkatan hasil self assessment scale dari model
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning adalah jawaban yang efektif atas permasalahan afeksi dan
konasi di SMP Xaverius Gisting, Lampung guna meningkatkan
karakter kerja keras. Padahal siswa hanya diberikan bimbingan selama
2 (dua) hari pertemuan dengan 4 (empat) topik mengenai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kerja keras dan terjadi perubahan di tiap sesinya. Apalagi kegiatan ini
dapat dilakukan oleh guru secara terus menerus dan kontinu maka
masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan.
4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah
Implementasi Model
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter Kerja Keras
siswa kelas VIII SMP Xaverius Giting, Lampung sebelum (pretest)
dan sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran
2014/2015 untuk sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter kerja
keras yang sangat tinggi dan tinggi. Hal ini terjadi karena para siswa
memang sudah memiliki karakter kerja keras yang tentunya telah
terbentuk dari faktor internal dan faktor eksternal siswa itu sendiri.
Walaupun ada 3 siswa yang masuk dalam kategorisasi sedang dan
tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah maupun kategori
sangat rendah.
Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang
efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pokok (tes karakter kerja keras) yang digunakan menunjukkan hasil
yang cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan model ini secara efektif dapat membantu baik guru
maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel 4.5 pada sub bab ini
nampak output hasil hitung two-related sample test (Wilcoxon)
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning). Artinya,
siswa merasa semakin mampu mengikuti, memahami, dan bahkan
menerapkan pendidikan karakter kerja keras dengan model yang telah
didesain oleh peneliti. Jadi, terdapat peningkatan yang signifikan dari
hasil capaian pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun
ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Bab ini memaparkan simpulan, keterbatasan penelitian, serta saran terhadap
hasil penelitian.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu:
1. Mitra Kolaboratif di SMP Xaverius Gisting, Lampung berpendapat
bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning yang telah
diberikan dapat dikatakan baik/efektif dalam meningkatkan nilai-nilai
pendidikan karakter dibandingkan pendidikan karakter terintegrasi.
2. Siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning sangat efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa.
3. Ada peningkatan/perubahan karakter kerja keras pada siswa dari sesi
satu ke sesi berikutnya.
4. Dengan menggunakan metode layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter kerja keras pada siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan
prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal.
Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu
diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang
menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:
1. Instrumen Penelitian
Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan
uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data, sehingga reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam
kategori cukup. Hal ini dikarenakan dalam alat instrumen penelitian
beberapa item kurang mewakili nilai-nilai karakter kerja keras.
Namun, instrumen penelitian sudah diperbaiki bersama dengan Tim
Stranas.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan
bimbingan yakni dua hari dengan empat topik kemungkinan hanya
memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai pada
tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menjadi karakter siswa dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
C. Saran
Beberapa saran yang peneliti paparkan guna untuk mengoptimalkan
dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan serta dapat
meningkatkan karakter peserta didik agar mampu menginternalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan
karakter kerja keras siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat
digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai
kebutuhan siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan
perhatian khusus dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk
karakter siswa secara komprehensif yang berkerja sama dengan guru
bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran yang merangkap
sebagai guru pembimbing untuk berkolaborasi dengan guru-guru mata
pelajaran. Dan memberikan kebijakan untuk mendukung program-
program yang akan dilaksanakan.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Pembimbing yang memilki kompeten untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan pesera didik melalui need assessment akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
membantu dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik
layanan yang sesuai kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan.
Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung dimana siswa tersebut tergolong kategori memiliki
karakter kerja keras yang baik dan program ini terbukti efektif. Maka
bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning pada siswa-siswi yang tergolong
kategori rendah atau rendah sekali, untuk meningkatkan karakter kerja
keras maupun karakter-karakter lain yang dibutuhkan.
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran diharapkan ikut berpartisipasi dan kooperatif
dalam penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal
dapat dimulai dengan membentuk kerja sama dengan Guru BK di
sekolah. Harapannya dengan adanya kolaborasi antara Guru Mata
Pelajaran dan Guru BK dapat membentuk tim yang kompak serta solid.
Dengan keadaan seperti itu, dapat bersama-sama membangun karakter
siswa lebih baik lagi.
4. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu menikmati proses belajar dan mencoba
menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga akan
semakin banyak pengetahuan serta informasi yang dapat diterima demi
pengembangan diri. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri maupun dalam kehidupan
sehari-hari karena perannya sebagai generasi penerus Bangsa
Indonesia.
5. Bagi para Peneliti Lain
Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen
yang digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti apakah setiap
item sudah mewakili karakter kerja keras siswa. Oleh karena itu, bagi
para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian. Perhitungan waktu pelaksanaan
program agar dapat berjalan optimal dan efektif serta tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai−Karakter: Konstruktivisme dan
VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak
Bangsa. Bandung: Yrama Widya.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP.
Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2.
Barus, Gendon, M.M. Sri Hastuti, & J.D. Sinaga. (2015). Penelitian Strategi
Nasional Pengembangan Manusia dan Daya Saing Bangsa
(Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning. USD.
Berk, Laura E. (2012). Development Through The Lifespan: dari Pranatal sampai
Remaja (Transisi Menjelang Dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar.
(2014). Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Fatturrohman, Pupuh, Suryana, & Fenny Fatriany. (2013). Pengembangan
Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hartinah. (2011). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.
http://www.niu.edu/facdev/resources/guide/strategies/experiential_learning.pdf
diunduh pada tanggal 15 September 2015, pukul 21.00 WIB.
Hurlock, E. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ikhwanuddin. (2012). Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II. Nomor 2 diunduh
pada tanggal 20 November 2015 pukul 19.30 WIB, dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1300/1081
Ilahi, M.T. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis dan Solusi
Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jajah, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Media Group.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan.
Koesoema A, Doni. (2009). Pendidik Karakter di Zaman Keblinger:
Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik
Karakter. Jakarta: Grasindo.
Koesoema A, Doni. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Kolb. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and
Development. New Jersey: Prentice Hall.
Komalasari, Gantina. dkk. (2011). Asesmen Teknik Nontes: dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks.
Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya
secara Terpadu di Lingkungan Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Lickona, Thomas. (2013). Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana
Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan
Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Siswa menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket
Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP.
Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8.
Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS.
Yogyakarta: Gava Media.
Mulyasa, H.E. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Mulyasa, H.E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Nucci, Larry P. & Darcia Narvaez. (2014). Handbook Pendidikan Moral dan
Karakter. Bandung: Nusa Media.
Nurgiyantoro, Burhan dkk. (2009). Statistik Terapan: untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT. Rineke Cipta.
Purnami, Rahayu A & Rohayati. (2013). Implementasi Metode Experiential
Learning dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang
Integrasi Teknologi, Manajemen dan Bisnis. Jurnal Penelitian Pendidikan.
Bandung: UPI diunduh pada tanggal 18 September 2015, pukul 20.00
WIB, dari http://jurnal.upi.edu/file/rahayu.pdf
Saman, Muchas & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Silberman, Mel. (2007). Handbook Experiential Learning: Strategi Pembelajaran
dari Dunia Nyata. (Terjemahan). Bandung: PT. Nusa Media.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardi & Purwanto S.K. (2016). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. (2007). Bimbingan dan
Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.
Suparno, Paul. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi: Buku
Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah: Sebuah Pengantar
Umum. Yogyakarta: PT Kanisius.
Supranto, J. (1988). Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi kelima. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Suprapto. (2013). Metodologi Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Sosial: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilengkapi dengan Teknik
Pengolahan Data dan Tabel Statistik. Yogyakarta: CAPS (Center for
Academic Publishing Service).
Supratikya. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, Agus. (2011). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winkel, WS & MM. Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: PT. Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar &
Implementasi. Jakarta: Predanamedia Group.
Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakata: Predana Media Group.
Zuchdi, Darmiyati, dkk. (2010). Pendidikan Karakter dengan Pendekatan
Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur
Universitas. Yogyakarta: UNY Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Layanan di SMP Xaverius Gisting, Lampung 22-23 Mei 2015
Tahapan Kegiatan Tujuan Materi Metode Refleksi
Hari 1: Jumat, 22 Mei 2015
Pra
kegiatan
Doa dan
perkenalan
Pendamping dan siswa saling mengenal Profil pendamping
dan siswa
Ceramah, tanya
jawab
1. Apa tujuanmu mengikuti
kegiatan ini?
2. Perasaan dan pikiran apa
yang muncul ketika mau
mengikuti kegiatan ini?
3. Persiapan apa yang kamu
lakukan untuk mengikuti
kegiatan ini?
Pengantar Siswa mengetahui tujuan kegiatan serta
memiliki gambaran dari rangkaian
kegiatan yang akan dilakukan
Tujuan kegiatan
dan gambaran
tentang kegiatan
Tanya jawab
Tes sebelum
diberikan
perlakuan
(pretest)
Mengambil data siswa sebelum
diberikan layanan bimbingan
Kuesioner tes
Karakter Kerja
Keras
Mengisi lembar
jawab dengan cara
memberikan tanda
centang (√) pada
tiap pilihan
Sesi 1 Ice breaking Menciptakan suasana yang menyenangkan
Gerak dan lagu “Salam Jumpa Semua”
Bernyanyi dan
bergerak bersama
1. Perasaan dan pikiran apa
yang muncul dalam
dirimu setelah setelah
mengikuti sesi I dengan
topik menghargai orang
lain?
2. Tindakan apa yang akan
kamu lakukan setelah
mengikuti bimbingan
Dinamika
kelompok dan
membahas
materi
Menghargai
orang Lain
Siswa semakin menyadari akan
pentingnya memberi penghargaan pada
orang lain
Handout Diskusi, ceramah
Sharing dan
tanya jawab
Mengingat pengalaman dan
membagikannya pada orang lain/teman
Aktivitas yang
pernah dilakukan
Sharing, tanya
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Membaca
kisah inspiratif
dan kisah
bergambar
Siswa lebih memaknai pengalamannya
dan dapat mengambil nilai positif dari
bacaan
Bacaan yang
disediakan
Mendengarkan dengan topik menghargai
orang lain?
Mengisi
lembar refleksi
tilik diri
Siswa mampu menyadari
pengalamannya
Lembar refleksi
yang sudah
disediakan
Memberikan tanda
centang (√) pada
pilihan yang sesuai
dengan keadaan
diri
Sharing dan
kesimpulan
Siswa dapat mengambil manfaat dari
topik yang dibawakan
Peneguhan dari
topik yang
dibawakan
Sharing, ceramah
ISTIRAHAT
Sesi 2 Ice breaking Membangkitkan semangat untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya
Gerak dan lagu
“Tepuk Kupu-
kupu”
Bernyanyi dan
bergerak bersama
1. Perasaan dan pikiran apa
yang muncul dalam
dirimu setelah setelah
mengikuti sesi lI dengan
topik waktu luang?
2. Tindakan apa yang akan
kamu lakukan setelah
mengikuti bimbingan
dengan topik waktu
luang?
Membuat
jadwal harian
Siswa mampu memanfaatkan waktu
luang dengan sebaik-baiknya
Kegiatan harian Pemberian tugas
Sharing dalam
kelompok kecil
Siswa tampil percaya diri di lingkup kecil Jadwal harian
siswa
Sharing
Sharing di
kelompok
besar
Siswa belajar tampil berbicara di muka
umum
Jadwal harian Sharing
Pemberian
materi tentang
waktu luang
Memberikan informasi tentang arti dan
manfaat dari waktu luang
Handout Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Diskusi Mengingat kegiatan di waktu luang dan
merencanakan kegiatan positif untuk
mengisi waktu luang
Aktivitas di waktu
luang
Diskusi
Pemberian
tugas
Siswa dapat lebih kreatif dan
memanfaatkan barang bekas
Tugas yang
hasilnya
diperlihatkan esok
hari
Ceramah
Refleksi tilik
diri dan
sayonara
Siswa mampu menyadari
pengalamannya
Lembar refleksi
yang sudah
disediakan
Memberikan tanda
centang (√) pada
pilihan yang sesuai
dengan keadaan
diri
Hari 2: Sabtu, 23 Mei 2015
Pengantar Doa dan salam Mohon berkat dan menanyakan kabar 1. Perasaan dan pikiran apa
yang muncul dalam
dirimu setelah setelah
mengikuti sesi I dengan
topik hasil karyaku?
2. Tindakan apa yang akan
kamu lakukan setelah
mengikuti bimbingan
dengan topik hasil
karyaku?
Pengumpulan
tugas dan
presentasi
Mempresentasikan karya yang sudah
dibuat
Hasil karya Presentasi
Sesi 1 Dinamika
kelompok
Membuat siswa lebih kreatif dan
menghargai hasil karya mereka
Pemanfaat barang
bekas
Ceramah,
pemberian
instruksi, dinamika
kelompok
Sharing Mengungkapkan maksud dan alasan
membuat karya tersebut
Media yang sudah
dibuat
Ice breaking Menciptakan suasana yang menyenangkan
Video “Gummy Bear”
Bernyanyi dan
bergerak bersama
Pemberian
materi Hasil
Karyaku
Memberikan informasi tentang arti dan
manfaat dari hasil karyaku
Handout Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Membaca
cerita yang
diberikan
Siswa lebih memaknai pengalamannya
dan dapat mengambil nilai positif dari
bacaan
Bacaan yang
disediakan
Mendengarkan
Refleksi tilik
diri
Siswa mampu menyadari
pengalamannya
Lembar refleksi
yang sudah
disediakan
Memberikan tanda
centang (√) pada
pilihan yang sesuai
dengan keadaan
diri
ISTIRAHAT
Sesi 2 Ice breaking Membangkitkan semangat untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya
Gerak dan lagu “ke
kanan Ke kiri”
Bernyanyi dan
bergerak bersama
1. Perasaan dan pikiran apa
yang muncul dalam
dirimu setelah setelah
mengikuti sesi lI dengan
topik aku bisa?
2. Tindakan apa yang akan
kamu lakukan setelah
mengikuti bimbingan
dengan topik aku bisa?
Materi
tentang aku
bisa
Memberikan informasi tentang arti dan
manfaat dari aku bisa
Handout Ceramah
Dinamika
kelompok
Siswa lebih percaya bahwa mereka bisa
melakukan/optimis
Magic finger Dinamika
kelompok
Sharing Membagikan pengalaman saat
melakukan magic finger
Kegiatan
sebelumnya
Sharing
Membaca
cerita yang
diberikan
Siswa lebih memaknai pengalamannya
dan dapat mengambil nilai positif dari
bacaan
Bacaan yang
disediakan
Mendengarkan,
tanya jawab
Menonton
video
Menyadari dan lebih mampu menerima
diri sendiri
Video tersedia Menonton, sharing
Refleksi tilik
diri dan
sharing
Siswa mampu menyadari
pengalamannya
Lembar refleksi
yang sudah
disediakan
Memberikan tanda
centang (√) pada
pilihan yang sesuai
dengan keadaan
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tes sesudah
diberikan
perlakuan
(posttest)
Mengambil data siswa sesudah
diberikan layanan bimbingan
Kuesioner tes
Karakter Kerja
Keras
Mengisi lembar
jawab dengan cara
memberikan tanda
centang (√) pada
tiap pilihan
Penutup Pembagian
hadiah
Memberikan penguat bagi siswa-siswi untuk tetap melakukan dan mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari
Hadiah-hadiah yang telah disediakan
Stiker terbanyak adalah pemenang
Kesan pesan Menyampaikan ucapan terimakasih
serta kesan serta pesan setelah
mengikuti kegiatan (dari pendamping
maupun siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 2 Tabulasi Uji Validitas
No.
Item Parameter Hasil Hitung Keputusan
1
Pearson
Correlation 0.318470933
Valid Sig. (2-tailed) 0.038598736
N 28
2
Pearson
Correlation 0.451965573 Valid
Sig. (2-tailed) 0.022946551
N 28
3
Pearson
Correlation 0.446822096 Valid
Sig. (2-tailed) 0.017138253
N 28
4
Pearson
Correlation 0.746496321 Valid
Sig. (2-tailed) 0.036943679
N 28
5
Pearson
Correlation 0.461395165 Valid
Sig. (2-tailed) 0.013458765
N 28
6
Pearson
Correlation 0.458353225 Valid
Sig. (2-tailed) 0.014166959
N 28
7
Pearson
Correlation 0.592710645 Valid
Sig. (2-tailed) 0.000888717
N 28
8
Pearson
Correlation 0.351111599 Valid
Sig. (2-tailed) 0.066947515
N 28
9
Pearson
Correlation 0.711644924 Valid
Sig. (2-tailed) 2.17468E-05
N 28
10
Pearson
Correlation -0.032240267 Gugur
Sig. (2-tailed) 0.870625929
N 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
11
Pearson
Correlation 0.807682529 Valid
Sig. (2-tailed) 0.04817101
N 28
12
Pearson
Correlation 0.559829549 Valid
Sig. (2-tailed) 0.001949866
N 28
13
Pearson
Correlation 0.50805793 Valid
Sig. (2-tailed) 0.005776466
N 28
14
Pearson
Correlation 0.169338684 Gugur
Sig. (2-tailed) 0.38899082
N 28
15
Pearson
Correlation 0.462132783 Valid
Sig. (2-tailed) 0.013291547
N 28
16
Pearson
Correlation 0.499902841 Valid
Sig. (2-tailed) 0.006753307
N 28
17
Pearson
Correlation 0.356857836 Valid
Sig. (2-tailed) 0.062302904
N 28
18
Pearson
Correlation 0.442932451 Valid
Sig. (2-tailed) 0.018249569
N 28
19
Pearson
Correlation -0.2836893 Gugur
Sig. (2-tailed) 0.143480167
N 28
20
Pearson
Correlation 0.647215451 Valid
Sig. (2-tailed) 0.009430018
N 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru
No Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL Kepsek Mapel 1 Mapel 2 Total
1 Desain/rancangan lebih operasional 2 1 1 1,33**
2 Komprehensif/kelengkapan komponen 3 1 2 2,0***
3 Kemudahan dalam implementasi/penerapan 2 2 2 2,0***
4 Kepraktisan dalam pelaksanaan 2 2 -1 1,0*
5 Sistematis/keruntutan langkah 1 1 1 1,0*
6 Efektivitas pencapaian tujuan 1 2 2 1,67**
7 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 1 2 1 1,33**
8 Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 2 1,67**
9 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 2 2 2 2,0***
10 Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan 3 3 3 3,0***
11 Kemenarikannya bagi siswa 1 3 3 2,33***
12 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 1 2 3 2,0***
13 Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa 1 2 3 2,0***
14 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 1 2 2 1,67**
15 Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa 1 2 2 1,67**
16 Ketetapan strategi/metode penanaman karakter 1 2 2 1,67**
17 Keberpihakan pada kearifan lokal -1 1 2 0,67*
18 Kemudahan dalam mengevaluasi proses -1 1 2 0,67*
19 Kemudahan dalam penilaian capaian hasil 1 2 3 2,0***
20 Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa 1 3 3 2,33***
21 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif 2 2 2 2,0***
22 Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa 3 2 2 2,33***
23 Memunculkan keberanian siswa untuk tampil 2 2 3 2,33***
24 Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman 1 2 1 1,33**
25 Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab 2 2 2 2,0***
26 Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain 1 2 2 1,67**
27 Peningkatan kerja sama/kekompakan tim 2 2 3 2,33***
28 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 1 2 2 1,67**
29 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 2 1 2 1,67**
30 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 2 2 2 2,0***
31 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 1 2 2 1,67**
32 Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan 2 2 3 2,33***
33 Peningkatan keingintahuan siswa 1 2 2 1,67**
34 Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon 1 1 1 1,0*
35 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 1 2 1 1,33**
36 Mendorong siswa berrefleksi 1 3 1 1,67**
37 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 1 2 -1 0,67*
38 Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa 1 1 1 1,0*
39 Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong 1 2 1 1,33**
≤1,0* Sedikit lebih baik
1,1**–1,9** Lebih baik
2,0***–3,0*** Sangat lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Penilaian Siswa
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑
1 Andes Kencana 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
2 Albertus Pandy Hermanto 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
3 Benediktus Yudha Edy S 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
4 Bosar Deydear Manurung 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
5 Brigita Vani Chrisa Rivera 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
6 Ch. Mellyana Aprisilia 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
7 Chatarina Sintia Wahyu A 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
8 Cristofer Ami Nugroho 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
9 Davied Abednego Faleint 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
10 Fransiskus Frendy Setyawan 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
11 Griselda Ivana Rani Putri 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
12 Leonardo Steven 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
13 Lorensia Endar Pratiwi 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
14 M. Evi Oktaviani 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
16 Margareta Vinita Sari 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
17 Maria Tri Meilawati 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
18 Maria Margaretha Adela Vera Wati 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
19 Mateus Sih Nugroho 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
20 Melania Agatha 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
21 Merinda Yuveta 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
22 Opianus Lase 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
23 Rian Figo 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
24 Ronaldo 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
25 Salomo Benedicto 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25
26 Vincensius Rendy Kurniawan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
27 Yehezkiel Deo Erlangga 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
28 28 28 28 24 28 6 2 26 26 26 27 25 28 27 27 1 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 27Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Self-Assessment Scale
SESI KE-1
No. Item
Nama
1 Andes Kencana 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 1 2 4 3 2 59
2 Albertus Pandy Hermanto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 77
3 Benediktus Yudha Edy S 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 72
4 Bosar Deydear Manurung 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2 61
5 Brigita Vani Chrisa Rivera 3 4 3 2 4 4 4 2 3 1 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 63
6 Ch. Mellyana Aprisilia 4 4 3 2 4 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 4 4 3 4 2 58
7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 3 4 1 4 4 2 1 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 65
8 Cristofer Ami Nugroho 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 68
9 Davied Abednego Faleint 4 4 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 56
10 Fransiskus Frendy Setyawan 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 56
11 Griselda Ivana Rani Putri 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 52
12 Leonardo Steven 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 55
13 Lorensia Endar Pratiwi 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 4 2 2 4 63
14 M. Evi Oktaviani 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 55
15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 3 4 2 4 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 59
16 Margareta Vinita Sari 4 4 3 2 4 2 4 3 2 1 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 60
17 Maria Tri Meilawati 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 62
18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 4 4 3 1 4 3 4 4 1 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 2 64
19 Mateus Sih Nugroho 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 3 2 4 3 55
20 Melania Agatha 3 3 3 1 3 1 3 4 2 3 2 1 2 4 3 3 4 3 4 3 55
21 Merinda Yuveta 3 3 3 1 3 3 3 4 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 57
22 Opianus Lase 4 4 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 1 4 4 4 3 2 4 2 62
23 Rian Figo 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 2 58
24 Ronaldo 4 3 3 2 4 2 3 1 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 2 59
25 Salomo Benedicto 2 3 2 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 4 1 2 2 3 3 4 50
26 Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 3 1 3 2 4 3 1 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 2 52
27 Yehezkiel Deo Erlangga 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 57
28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 4 3 4 1 4 4 2 1 3 2 2 4 2 4 3 4 4 3 3 2 59
103 98 93 59 100 78 87 71 70 76 69 71 62 106 85 91 94 86 99 71 1669
3.7 4 3 2.1 3.6 2.8 3.1 3 2.5 2.7 2 3 2 3.8 3 3 3 3.1 3.5 2.5
18 19 20 ∑
Jumlah
Rata-rata
12 13 14 15 16 176 7 8 9 10 11No 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
SESI KE-2
No. Item
Nama
1 Andes Kencana 1 2 4 3 1 2 4 2 4 2 1 2 4 3 4 4 3 3 1 4 54
2 Albertus Pandy Hermanto 1 1 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 63
3 Benediktus Yudha Edy S 1 2 4 2 3 4 4 2 1 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 4 57
4 Bosar Deydear Manurung 2 2 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 52
5 Brigita Vani Chrisa Rivera 2 3 4 3 2 3 4 1 4 4 2 4 4 2 1 3 3 4 4 4 61
6 Ch. Mellyana Aprisilia 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 56
7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 2 4 1 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4 4 2 3 62
8 Cristofer Ami Nugroho 2 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 64
9 Davied Abednego Faleint 2 4 3 2 1 2 4 2 4 2 3 3 3 2 1 3 3 4 2 3 53
10 Fransiskus Frendy Setyawan 3 2 4 3 2 3 3 2 4 1 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 59
11 Griselda Ivana Rani Putri 4 2 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 68
12 Leonardo Steven 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 49
13 Lorensia Endar Pratiwi 1 1 4 2 1 2 4 2 2 2 1 4 3 2 2 4 3 2 1 4 47
14 M. Evi Oktaviani 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 52
15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 2 2 4 2 2 2 3 1 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 1 4 57
16 Margareta Vinita Sari 1 2 4 2 2 2 4 2 4 2 1 4 4 3 3 4 3 2 2 4 55
17 Maria Tri Meilawati 1 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 55
18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 3 4 4 3 2 3 3 1 4 1 2 4 4 4 2 4 2 2 1 4 57
19 Mateus Sih Nugroho 2 2 3 3 3 2 1 1 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 44
20 Melania Agatha 1 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 58
21 Merinda Yuveta 1 2 4 1 1 4 3 2 3 1 1 4 4 3 1 4 3 3 2 4 51
22 Opianus Lase 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 2 4 4 2 2 4 4 2 1 4 60
23 Rian Figo 2 2 3 3 3 4 3 2 4 1 3 4 4 3 2 4 4 3 2 4 60
24 Ronaldo 4 2 4 4 2 4 4 3 1 4 2 4 4 2 1 4 3 4 1 4 61
25 Salomo Benedicto 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 68
26 Vincensius Rendy Kurniawan 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 1 4 3 4 3 3 3 4 1 4 54
27 Yehezkiel Deo Erlangga 2 2 4 2 2 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 3 3 4 1 4 59
28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 64
59 66 103 72 61 79 89 59 98 62 64 101 99 87 73 99 91 85 52 101 1600
2.1 2 3.7 3 2 3 3 2.1 3.5 2 2 3.6 3.5 3 2.6 4 3 3 2 3.6
18 19 20 ∑
Jumlah
Rata-rata
12 13 14 15 16 176 7 8 9 10 11No 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
SESI KE-3
No. Item
Nama
1 Andes Kencana 2 4 2 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 67
2 Albertus Pandy Hermanto 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 1 68
3 Benediktus Yudha Edy S 3 2 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 2 3 4 4 2 2 60
4 Bosar Deydear Manurung 2 1 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 54
5 Brigita Vani Chrisa Rivera 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 2 2 64
6 Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 3 3 4 4 4 2 2 1 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 59
7 Chatarina Sintia Wahyu A 3 4 4 1 4 4 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 63
8 Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 4 2 1 64
9 Davied Abednego Faleint 3 1 2 1 3 4 3 2 4 2 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4 57
10 Fransiskus Frendy Setyawan 3 1 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 63
11 Griselda Ivana Rani Putri 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57
12 Leonardo Steven 4 1 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 53
13 Lorensia Endar Pratiwi 3 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 62
14 M. Evi Oktaviani 2 3 4 1 3 4 4 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 60
15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 63
16 Margareta Vinita Sari 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 1 4 4 3 4 2 2 62
17 Maria Tri Meilawati 1 3 4 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 60
18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 67
19 Mateus Sih Nugroho 3 2 2 4 1 2 2 3 2 3 4 4 4 1 2 4 2 2 3 2 52
20 Melania Agatha 2 2 4 2 4 4 4 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 2 1 3 52
21 Merinda Yuveta 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 67
22 Opianus Lase 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 63
23 Rian Figo 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 1 3 4 3 4 3 2 60
24 Ronaldo 2 3 2 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 3 4 2 4 62
25 Salomo Benedicto 2 2 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 63
26 Vincensius Rendy Kurniawan 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 66
27 Yehezkiel Deo Erlangga 2 3 3 2 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 3 3 4 3 4 58
28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 66
75 68 92 72 101 107 100 80 80 70 68 101 96 69 93 92 87 102 80 79 1712
2.7 2.4 3.3 2.6 3.6 3.8 3.6 2.9 2.9 3 2 3.6 3.4 2.5 3 3 3 3.6 2.9 2.8
19 2013 14 15 16 17 187 8 9 10 11 12
Jumlah
Rata-rata
∑No 1 2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
SESI KE-4
No. Item
Nama
1 Andes Kencana 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 69
2 Albertus Pandy Hermanto 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 75
3 Benediktus Yudha Edy S 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 76
4 Bosar Deydear Manurung 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 68
5 Brigita Vani Chrisa Rivera 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 70
6 Ch. Mellyana Aprisilia 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 65
7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69
8 Cristofer Ami Nugroho 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 67
9 Davied Abednego Faleint 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 65
10 Fransiskus Frendy Setyawan 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 71
11 Griselda Ivana Rani Putri 4 3 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 66
12 Leonardo Steven 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 64
13 Lorensia Endar Pratiwi 4 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 61
14 M. Evi Oktaviani 4 2 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 68
15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 71
16 Margareta Vinita Sari 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 67
17 Maria Tri Meilawati 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 62
18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 70
19 Mateus Sih Nugroho 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 66
20 Melania Agatha 4 1 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 68
21 Merinda Yuveta 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 72
22 Opianus Lase 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 67
23 Rian Figo 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 61
24 Ronaldo 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 73
25 Salomo Benedicto 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 73
26 Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 2 3 4 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2 56
27 Yehezkiel Deo Erlangga 4 2 1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 65
28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69
111 73 59 108 92 94 101 99 93 86 101 101 91 93 92 94 100 96 100 110 1894
4 2.6 2 3.9 3 3.4 3.6 3.5 3.3 3.1 3.6 3.6 3 3.3 3.3 3.4 3.6 3.4 3.6 3.9Rata-rata
Jumlah
10 12 13 14 15 166 7 8 9 ∑2019181711No 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 6 TABULASI DATA HASIL PRETEST
No. Item I II III
Nama
Andes Kencana 3 3 3 3 3 3 4 22 3 2 2 3 4 1 15 3 4 3 4 1 4 4 23 60
Albertus Pandy Hermanto 3 3 3 3 2 3 4 21 3 4 2 3 4 4 20 4 4 2 3 2 4 4 23 64
Benediktus Yudha Edy S 3 3 3 3 2 3 4 21 3 4 2 2 4 2 17 1 4 4 4 3 4 3 23 61
Bosar Deydear Manurung 3 3 3 4 1 1 1 16 1 2 3 2 4 2 14 4 2 2 2 3 3 2 18 48
Brigita Vani Chrisa Rivera 3 3 2 4 3 4 4 23 4 4 3 2 4 1 18 2 4 1 4 3 3 4 21 62
Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 4 3 4 1 1 19 4 4 3 4 4 4 23 4 4 3 2 3 3 4 23 65
Chatarina Sintia Wahyu A 3 3 4 4 4 2 4 24 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 4 26 67
Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 4 20 4 4 4 4 3 1 4 24 67
Davied Abednego Faleint 3 3 3 4 1 1 1 16 1 2 3 2 3 2 13 4 2 2 2 1 4 4 19 48
Fransiskus Frendy Setyawan 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 2 3 4 3 19 3 4 4 3 1 3 4 22 64
Griselda Ivana Rani Putri 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 1 4 1 17 3 4 3 2 3 3 4 22 62
Leonardo Steven 1 3 3 4 2 1 3 17 3 1 3 4 2 2 15 3 4 3 2 1 4 4 21 53
Lorensia Endar Pratiwi 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 1 3 4 3 18 4 4 4 2 3 3 1 21 62
M. Evi Oktaviani 3 3 4 4 2 1 4 21 3 4 3 1 4 4 19 3 3 4 2 3 3 4 22 62
Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 3 19 3 4 1 4 3 4 2 21 63
Margareta Vinita Sari 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 3 4 4 21 4 4 4 4 4 3 4 27 71
Maria Tri Meilawati 3 3 4 4 2 4 4 24 3 3 2 4 4 3 19 4 3 4 2 3 3 4 23 66
Maria Margaretha Adela Vera Wati 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 4 4 1 19 4 4 2 1 1 3 4 19 61
Mateus Sih Nugroho 3 3 3 4 2 4 1 20 2 3 3 3 4 3 18 3 3 1 2 2 4 4 19 57
Melania Agatha 3 3 4 4 2 3 4 23 2 4 3 2 4 3 18 3 4 4 4 1 4 2 22 63
Merinda Yuveta 3 3 3 4 2 4 4 23 3 3 3 2 4 3 18 4 4 4 3 3 4 4 26 67
Opianus Lase 3 3 4 4 2 3 4 23 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 3 25 65
Rian Figo 3 3 3 4 2 1 4 20 3 4 2 2 3 2 16 4 4 4 4 3 3 3 25 61
Ronaldo 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 3 4 3 21 4 2 4 3 2 3 4 22 66
Salomo Benedicto 3 3 4 4 2 4 1 21 4 4 3 2 3 1 17 4 2 4 3 3 2 4 22 60
Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 3 2 4 1 17 3 2 4 2 1 3 4 19 60
Yehezkiel Deo Erlangga 3 4 2 4 2 1 4 20 3 2 3 3 3 1 15 3 4 2 4 2 3 4 22 57
Yosefin Adela Eflinia Anggraini 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 2 3 3 2 22 65
Jumlah 76 85 91 100 56 73 88 569 71 92 72 65 99 66 465 90 91 83 76 62 84 92 578 1612
16 17 18 19 209 10 11 ∑1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 7 TABULASI DATA HASIL POSTTEST
No. Item I II III
Nama
Andes Kencana 3 3 4 4 1 3 4 22 3 2 3 3 4 1 16 3 4 3 4 2 4 4 24 62
Albertus Pandy Hermanto 3 3 4 4 2 3 4 23 3 3 3 3 4 4 20 4 4 1 4 2 4 4 23 66
Benediktus Yudha Edy S 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 2 2 4 2 17 4 4 4 4 3 3 3 25 65
Bosar Deydear Manurung 3 1 4 3 3 1 1 16 3 4 3 2 4 3 19 2 3 4 2 3 3 2 19 54
Brigita Vani Chrisa Rivera 3 4 4 4 3 4 4 26 4 4 3 2 4 1 18 2 4 4 2 3 3 4 22 66
Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 2 3 4 3 4 22 4 4 3 3 4 4 22 4 4 4 2 3 3 4 24 68
Chatarina Sintia Wahyu A 3 3 4 4 4 3 4 25 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 4 26 68
Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 4 3 3 4 24 3 4 3 2 4 3 19 4 4 4 4 3 4 4 27 70
Davied Abednego Faleint 3 3 3 4 1 1 1 16 1 4 3 2 4 2 16 4 4 2 2 1 4 1 18 50
Fransiskus Frendy Setyawan 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 4 21 3 4 4 3 1 3 3 21 65
Griselda Ivana Rani Putri 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 1 1 4 4 17 3 4 4 2 3 3 4 23 63
Leonardo Steven 2 3 3 4 4 1 3 20 3 1 3 2 3 2 14 3 2 3 4 1 3 4 20 54
Lorensia Endar Pratiwi 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 1 3 3 17 4 4 3 2 3 3 4 23 63
M. Evi Oktaviani 3 3 3 4 2 3 4 22 1 3 3 3 4 3 17 4 3 4 3 3 3 4 24 63
Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 3 4 4 2 4 4 25 3 4 3 3 4 3 20 4 2 1 3 4 3 4 21 66
Margareta Vinita Sari 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 3 3 4 26 73
Maria Tri Meilawati 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 2 4 4 2 19 3 4 4 4 1 4 4 24 67
Maria Margaretha Adela Vera Wati 3 3 3 4 2 4 4 23 4 3 3 2 4 4 20 4 4 4 4 1 3 4 24 67
Mateus Sih Nugroho 3 3 3 4 2 4 4 23 2 2 1 3 4 1 13 2 3 4 2 2 4 4 21 57
Melania Agatha 3 3 4 4 1 3 4 22 2 4 3 2 4 3 18 3 4 4 4 3 4 4 26 66
Merinda Yuveta 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 2 4 3 19 4 4 4 4 3 4 3 26 68
Opianus Lase 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 3 19 4 3 4 4 3 3 3 24 66
Rian Figo 3 4 3 4 2 3 4 23 3 4 3 3 4 1 18 4 2 4 4 2 4 4 24 65
Ronaldo 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 3 3 3 20 4 2 4 3 2 4 4 23 66
Salomo Benedicto 3 3 2 4 2 4 4 22 3 4 3 2 3 3 18 3 4 4 2 3 4 3 23 63
Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 3 4 2 1 4 20 3 4 3 4 4 1 19 3 4 4 4 4 4 4 27 66
Yehezkiel Deo Erlangga 3 3 3 4 2 3 4 22 3 4 3 3 3 3 19 3 4 2 4 2 3 4 22 63
Yosefin Adela Eflinia Anggraini 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 2 3 3 4 24 67
Jumlah 78 78 91 102 58 79 97 583 73 94 74 65 100 70 476 90 92 93 84 65 90 94 608 1667
20 ∑1513 14 16 17 18 197 8 9 10 11 1261 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 8 Validasi Guru
VALIDASI EFEKTIVITAS Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
dengan Pendekatan Experiential Learning
(PEKA BILA BISA KODE EXL)
Pengantar
Bapak/Ibu Guru yang terhormat, sejak 2010 sekolah-sekolah di tanah air kita telah
menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi dengan Pembelajaran (berdasarkan
Pedoman Pendidikan Karakter di SMP, Direktur Pembinaan SMP, Depdiknas, 2010).
Dalam implementasinya, para guru di lapangan mengeluhkan banyak hambatan,
seperti kurang operasionalnya pedoman, nilai karakter terrumus indah pada RPP,
namun tidak menemukan cara/strategi yang tepat dalam penerapannya, penanaman
nilai karakter terhenti hanya diceramahkan, keteladanan yang diperagakan para guru
seringkali kegerus oleh ketidakkonsistenan dan kekurangkompakan semua pihak di
sekolah. Kasus “Kantin Kejujuran” yang kini tinggal nama dapat ditunjukkan sebagai
suatu contoh kegagalan. Terlepas dari keunggulan dan keutamaan konsepnya,
implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi juga belum melibatkan
Konselor/Guru BK untuk bersinergi dalam eksplisitasi program. Berangkat dari
sejumlah kelemahan tersebut, Tim Penelitian Stranas Prodi BK USD 2014-2016
mencoba menawarkan sebuah model alternatif: Model Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL). Dengan model ini,
keyakinan Tim adalah, pendidikan karakter dapat lebih efektif apabila Guru Mapel
dapat berkolaborasi dengan Guru BK dalam implementasinya dengan suatu asumsi
bahwa Guru BK mampu mengaplikasikan terapan pengetahuan psikologi yang
dimilikinya dalam merancang strategi pendekatan eksperiensial. Bagaimanapun juga,
penanaman nilai karakter tidak dapat dilakukan dengan “ceramah” melainkan akan
lebih berhasil jika didekati dengan olah pembelajaran berdasarkan pengalaman
(Experiential Learning).
Petunjuk
Berangkat dari pemahaman/asumsi di atas, dan setelah mengamati contoh implementasi
model ini, kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan validasi/penilaian atas efektivitas
model ini. Kami memohon Bapak/Ibu mitra implementasi model menaggapi pertanyaan-
pertanyaan dan mengisi skala asesmen berikut ini.
1. Dibandingkan dengan pendidikan karakter terintegrasi (dalam pembelajaran)
yang selama ini Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran, implementasi/pelaksanaan
Model PEKA BILA BISA KODE EXL ini menurut penilaian Bapak/Ibu apakah lebih
baik/efektif (+) ataukah kurang baik/kurang efektif (-)? Isikan penilaian Bapak/Ibu
pada lembar berikut.
2. Beri tanda centang (√) pada kolom sebelah kiri – (jika sedikit kurang); - - (sangat
kurang); - - - (sangat buruk) atau kolom sebelah kanan + (jika sedikit lebih baik); + +
(lebih baik); + + + (sangat lebih baik) untuk setiap Nilai Efektivitas Model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
- - - - - - NILAI EFEKTIVITAS MODEL
PEKA BILA BISA KODE EXL
+ + + + + +
Desain/rancangan lebih operasional
Komprehensif/kelengkapan komponen
Kemudahan dalam implementasi/penerapan
Kepraktisan dalam pelaksanaan
Sistematis/keruntutan langkah
Efektivitas pencapaian tujuan
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
Kesesuaian dengan karakteristik siswa
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan
Kemenarikannya bagi siswa
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa
Ketepatan strategi/metode penanaman karakter
Keberpihakan pada kearifan lokal
Kemudahan dalam mengevaluasi proses
Kemudahan dalam penilaian capaian hasil
Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa
Memunculkan keberanian siswa untuk tampil
Menanamkan rasa hormat siswa thd guru/teman
Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab
Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain
Peningkatan kerja sama/kekompakan tim
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan
Peningkatan keingintahuan siswa
Mendorong siswa untuk berpendapat/merespon
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
Mendorong siswa berrefleksi
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa
Membangkitkan keikhlasan siswa unt menolong
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah model ini dapat diterapkan (perlu dilanjutkan) di sekolah
Bapak/Ibu (di SMP pada umumnya); mohon beri alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Jika model ini diterapkan secara kolaboratif antara Guru BK dan Guru Mapel tertentu,
apa kira-kira kesulitan atau hambatannya?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang harus diperbaiki dalam implementasi model ini?
6. Apakah perlu disediakan modul pegangan guru dan siswa untuk implementasi model
ini?
Lingkari huruf:
a. YA, sangat perlu dan mendesak c. YA, tetapi tidak mendesak
b. TIDAK PERLU d. TIDAK TAHU
Jika ya, apa saja isi/komponen yang perlu disusun/dimasukkan dalam modul tersebut?
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 9 Validasi Siswa
LEMBAR PENILAIAN SISWA
Pengantar: Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan
bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak bagian yang
mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini
sudah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami
mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas
pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
No. Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/memperoleh/merasa:
Ya Tidak Tidak
tahu
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan
2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4 Berani berpendapat
5 Lebih kreatif
6 Berani mencoba melakukan sesuatu
7 Takut salah dalam melakukan permainan
8 Malu dalam permainan kelompok
9 Dihargai oleh teman-teman
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11 Kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan
12 Manfaat bagi perbaikan perilaku
13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
14 Keinginan untuk menolong orang lain
15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan
16 Tertantang untuk mencoba
17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
19 Terdorong untuk terlibat aktif
20 Berani bertanggung jawab
21 Menghargai teman
22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27 Peningkatan keingintahuan siswa
28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 10 Self Assessment Scale
Aku Senang Menghargai Orang Lain Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan
agama
2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain
3 Saya mengejek teman saya
4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah
5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar
6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita
7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat di depan
orang yang lebih tua
8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua
dari saya
9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami
kesusahan
10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan santun
11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat
12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan
orang lain dalam pergaulan di masyarakat
13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru
14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada
orang lain
15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan
orang lain
16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu
yang baru
17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan,
dan keyakinan
18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain
19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain
20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil Karyaku
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai
2 Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman
3 Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik
4 Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi
5 Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain
6 Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki
7 Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali
8 Karya orang lain lebih bagus dari milik saya
9 Saya bangga melihat karya yang saya buat
10 Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain
11 Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik
12 Saya sepenuh hati membuat karya
13 Saya senang mengikuti proses pembuatan karya
14 Karya yang saya buat berbeda dari yang lain
15 Karya saya unik dan tak ada duanya
16 Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya
17 Karya saya dihargai orang lain
18 Saya kurang menghargai karya saya
19 Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya
juga
20 Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Santai Nan Produktif
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk
istirahat sepanjang hari
2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang
3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang
4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang
5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu
luang
6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup
7 Saya membantu orangtua saya saat libur
8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang
9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting
10 Saya menunda-nunda tugas
11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang
12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu
13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu
14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang
15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang
16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang
17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik
18 Waktu luang berguna bagi saya
19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang
20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Aku Bisa
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya orang yang penuh semangat
2 Saya bekerja dengan sepenuh hati
3 Saya adalah orang yang percaya diri
4 Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung
5 Saya bangga dengan semua yang saya miliki
6 Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang
bercerita
7 Saya peduli pada lingkungan sekitar saya
8 Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas
9 Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat
saya kesal
10 Saya memilih menghindari tantangan
11 Saya mementingkan keinginan sesaat
12 Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri
13 Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya
14 Saya yakin mampu meraih cita-cita saya
15 Saya belajar tanpa disuruh orang tua
16 Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru
17 Saya mampu berpikir positif pada diri saya
18 Saya berani berbicara di depan umum
19 Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya
20 Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras
KUESIONER
KARAKTER KERJA KERAS
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah 20 pertanyan di bawah ini dengan teliti!
2. Pilihlah jawaban A,B,C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah
4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing.
No. Soal & pilihan jawaban
1. Teman saya marah-marah pada saya tanpa alasan yang jelas maka sikap saya
adalah...
a. Ikut marah lalu meminta maaf karena memarahinya juga.
b. Menghindarinya agar tidak ada pertengkaran lagi.
c. Memberikan kesempatan pada teman untuk meluapkan emosi.
d. Menanyakan alasan apa yang membuat teman marah.
2. Ada teman di kelas yang sedang menyampaikan pendapat maupun pertanyaan
pada guru, saya akan...
a. Mendengarkan teman yang sedang berbicara.
b. Menertawakan pendapat maupun pertanyaan yang diajukan.
c. Diam dan mengerjakan tugas yang lain.
d. Menawarkan bantuan bila teman saya belum jelas tentang pelajaran tersebut.
3. Saat ada orang yang berbeda pendapat dengan saya maka...
a. Saya mendengar pendapatnya
b. Saya bersedia menerima perbedaan pendapat dari orang tersebut
c. Saya mendengarkan pendapat orang itu dan membandingkan dengan pendapat
pribadi
d. Saya mengalihkan pembicaraan
4. Saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas saya...
a. Mengobrol dengan teman sebangku
b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
c. Berdiam diri dan tidur-tiduran yang penting mengerti penjelasan guru
d. Sering ijin keluar ke kamar mandi kalau sudah bosan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
5. Menghargai orang lain bagi saya adalah...
a. Saat orang lain juga menghargai saya
b. Menghargai orang terlebih dahulu agar saya pun dihargai juga
c. Memberikan sikap empati pada orang lain
d. Memberikan sikap simpati pada orang lain
6. Waktu luang saya, saya habiskan untuk...
a. Bermain games
b. Membaca buku pelajaran
c. Membaca buku-buku cerita
d. Menonton film yang dapat menambah pengetahuan
7. Saat hari libur saya saya gunakan untuk...
a. Membantu orangtua bersih-bersih rumah
b. Kumpul bersama teman-teman
c. Membaca buku
d. Piknik bersama teman-teman
8. Kapan kamu memiliki waktu luang di sela-sela aktivitasmu?
a. Setelah saya sudah menyelesaikan tugas sekolah
b. Saat saya melupakan tugas dan tanggung jawab saya
c. Ketika saya merasa jenuh saya mencari aktivitas tertentu agar saya segar
kembali
d. Bagi saya setiap hari itu adalah waktu luang
9. Apa yang terjadi jika kamu tidak memiliki waktu luang?
a. Saya akan merasa bingung
b. Saya pikir saya akan memiliki banyak beban pikiran
c. Saya berusaha segera menyelesaikan tugas saya agar saya memiliki waktu
luang lalu saya dapat menikmati waktu luang saya
d. Saya tidak tahu akan melakukan apa lagi
10. Saya pikir waktu luang dapat saya gunakan untuk...
a. Menyenangkan diri saya sendiri
b. Melakukan aktivitas positif yang sesuai dengan hobi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
c. Berekreasi bersama dengan keluarga maupun teman
d. Berolahraga demi menjaga kesehatan saya
11. Sewaktu saya membuat tugas yang diberikan pada guru, misalnya menggambar
dan karya saya adalah yang terbaik. Yang saya lakukan adalah...
a. Mengabadikan gambar saya
b. Menyimpan gambar itu pada tumpukan buku-buku pelajaran saja
c. Menunjukkan gambar itu pada teman maupun keluarga
d. Biasa saja karena saya yakin bisa memberikan yang lebih baik dari sekarang
12. Kapan kamu menghargai hasil karyamu sendiri?
a. Jika karya saya adalah yang terbaik
b. Kapan saja saat saya membuat karya walaupun karya saya biasa saja
c. Tergantung situasi dan kondisi dari karya saya
d. Saya tidak tahu kapan dan apa yang saya hargai dari karya saya
13. Saya perlu menghargai hasil karya saya karena...
a. Kalau bukan saya sendiri yang menghargai karya saya mau siapa lagi
b. Saya peduli pada diri saya sendiri
c. Saya ingin terlihat senang pada karya saya
d. Saya menyukai semua karya-karya pribadi saya
14. Setelah saya mampu menghargai setiap karya pribadi saya, maka sikap saya
terhadap diri saya adalah...
a. Saya yakin pada kemampuan yang saya miliki
b. Saya bekerja keras agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi
c. Setiap karya saya itu berharga
d. Saya puas dengan proses yang saya lakukan walaupun hasil karya saya tidak
sebaik milik orang lain
15. Ketika hasil karya saya bukanlah yang terbaik tapi saya...
a. Tahu kalau saya sudah berusaha
b. Yakin kalau saya bisa mengusahakan yang lebih baik lagi
c. Akan tetap menghargai karya saya itu
d. Mulai kurang semangat melakukan hal yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
16. Saya yakin kalau saya...
a. Mampu memahami diri saya sendiri
b. Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya
c. Mampu berpikir positif pada diri saya maupun orang lain
d. Mampu menjaga tingkah laku saya
17. Saya adalah orang yang...
a. Bertindak sesuai dengan perintah orang lain
b. Mementingkan prosesnya ketimbang hasil yang akan didapatkan
c. Pantang menyerah
d. Menghargai prestasi saya
18. Bila ada orang yang berhasil, saya...
a. Merasa iri lalu berusaha agar bisa berhasil juga
b. Memberikan ucapan selamat padanya
c. Segera membuat target apa yang akan dilakukan ke depan
d. Semakin termotivasi untuk berhasil
19. Setelah segala usaha dan kerja keras saya kerahkan secara optimal dan saya masih
gagal, saya akan...
a. Belajar dari kegagalan saya
b. Terus berusaha sampai berhasil
c. Kecewa dan mengoptimalkan keberhasilan yang pernah saya alami
d. Mencari aktivitas yang berbeda dari yang sekarang
20. Bila saya berhasil maka saya...
a. Akan segera puas dengan keberhasilan saya saat ini
b. Akan bersyukur dan mencoba hal yang baru lagi
c. Bangga pada diri saya
d. Yakin bahwa saya memiliki kemampuan dalam diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 12 Modul Pelayanan Bimbingan
No Keterangan
1 Topik Menghargai Orang Lain
2 Tugas perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
3 Bidang bimbingan Pribadi-Sosial
4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok
5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan
6 Sasaran Siswa SMP VIII
7 Standar Kompetensi Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktekkan
menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari
8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan
kemampuan untuk menghargai orang lain
9 Indikator a. Menjelaskan pengertian menghargai orang lain
b. Menemukan manfaat dari menghargai orang lain
c. Makna yang dapat diambil dari pengalaman-
pengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-
bahan layanan
d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang tercermin
dalam bagian-bagian layanan bimbingan seperti
muatan video, dinamika kelompok, cerita bergambar
10 Materi a. Pengertian menghargai orang lain
b. Manfaat menghargai orang lain
11 Metode Tanya jawab, sharing, dan dinamika kelompok, ceramah,
12 Waktu 2x40 menit
13 Tempat Ruang Kelas
14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop
15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia dan guru Agama
16 Prosedur Ikuti skenario layanan
17 Penilaian/ Evaluasi a. Inventori tilik diri (self assessment)
b. Pernyataan hasil belajar siswa
18 Rencana Tindak
Lanjut
-
A. RANCANGAN PELAYANAN
AKU SENANG MENGHARGAI ORANG LAIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
19 Sumber Pustaka a. https://riswatunoval.wordpress.com/2013/11/11/men
ghargai-dan-menghormati-orang-lain-by-nur-kurnia-
puspita-dwi/
b. https://www.youtube.com/watch?v=M1uMKJj29Js
c. https://www.google.co.id
d. http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-
meremehkan-orang-lain/
e. Permainan dalam dinamika kelompok (Materi
MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan (2010)
No Kegiatan Guru Siswa Waktu
1 Salam dan doa pembukaan
a. Membuka pertemuan dengan memberi salam hangat dan semangat pada siswa.
b. Mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa.
a. Menyambut salam dari guru dengan penuh semangat
b. Salah satu siswa memimpin doa
5 menit
2 Ice breaking Menyanyikan lagu “tepuk kupu-kupu” dan mengajak siswa untuk memperhatikan serta bernyanyi bersama. TEPUK KUPU-KUPU TEPUK KUPU-KUPU.... ULETNYA MAKAN DAUN ULETNYA KEKENYANGAN, ULETNYA BERPUASA MENJADI KEPOMPONG, KEPOMPONGNYA TERBUKA MENJADI KUPU-KUPU, SEKALI LAGI...KUPU-KUPU
Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu tepuk kupu-kupu
5 menit
3 Self-Assessment /Kuesioner “Menghargai Orang Lain”
a. Membagikan lembar self-assessment/ kuesioner kepada seluruh siswa
b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian self-assessment/kuesioner kepada siswa
a. Menerima lembar self-assessment/kuesioner kepada seluruh siswa
b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self-
5 menit
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
KOLABORATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
assessment/kuesioner dari guru
c. Mengisi lembar self-assessment/ kuesioner
4 Penjelasan materi
Penyampaian materi mengenai Menghargai Orang Lain, yaitu : a. Memberikan materi
mengenai cara-cara untuk menghargai orang lain
b. Meminta siswa untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang efektif untuk menghargai orang lain
Memperhatikan penjelasan materi “Menghargai Orang Lain” yang diberikan oleh guru.
10 menit
5 Dinamika kelompok
Mempersiapkan dan menjelaskan dinamika kelompok bagi siswa “Menggambar Wajah Pasangan”
Memperhatikan dan mengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok
20 menit
6 Refleksi dinamika kelompok
Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai materi layanan yang diberikan
Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
5 menit
7 Sharing dinamika kelompok
Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharing-kan apa yang telah didapatkan dari materi layanan ini
Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai materi layanan
5 menit
8 Menonton video inspiratif
Menayangkan video semut part 1 menghargai orang lain
Menyaksikan video inspiratif
5 menit
9 Percikan dan kisah inspiratif
Memberikan arahan dan mempersilahkan siswa membaca kisah inspiratif “Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain”.
Membaca dan mengamati secara mendalam isi dan makna dari kisah inspiratif.
5 menit
10 Refleksi dan sharing singkat
a. Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
a. Menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi
c. Mempersilakan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi dirinya
b. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya
11 Kesimpulan dan penutup
a. Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk membaca KIBAR “Menghargai Orang Lain”
c. Memberikan salam penutup pada siswa.
a. Mendengarkan, memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesame
b. Siswa membaca KIBAR yang telah disediakan
c. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5 menit
1. Judul kegiatan
Menggambar Wajah Pasangan
2. Tujuan
a. Siswa mampu menghargai temannya.
b. Siswa mengenali ciri-ciri bagian wajah teman.
c. Siswa mampu menghargai dirinya sendiri.
3. Bahan
Kertas dan pena
4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. Siswa mencari pasangan sendiri (terdiri dari 2 orang).
b. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.
c. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.
d. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan,
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.
e. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan:”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya.
(sumber: Permainan dalam dinamika kelompok (Materi MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan.2010)
Apa yang terjadi guys?? a. Ketika kamu menggambar wajah dari pasanganmu?
b. Ketika wajahmu digambar oleh pasanganmu?
c. Apa yang kamu pikirkan saat menggambar dan digambar? Lalu apa yang kamu
rasakan?
1. Pengertian Menghargai
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sangat ingin dihargai oleh rekan
kita, baik disekolah, dirumah, dikantor dan dimanapun kita berada. Kata
menghargai menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia mempunyai arti
bermacam-macam, di antaranya
memberi, menentukan, menilai,
membubuhi harga, menaksir harga,
memandang penting (bermanfaat,
berguna), menghormati. Karya orang
lain adalah hasil perbuatan manusia
berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia
seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang
bermanfaat atau berguna untuk orang lain.
2. Manfaat menghargai orang lain
a. Hati menjadi tenang
b. Relasi dengan orang lain akan terjalin dengan baik
c. Mampu meredam konflik
d. Menghormati pendapat orang lain
D. HANDOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
JANGAN PERNAH MEREMEHKAN ORANG LAIN
Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal
dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti
anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi
lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu
lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut
agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam
rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya,
pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu
membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak
kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa
receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak
diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu
menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat
berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh
ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali
membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang
hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim
sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang
memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu
membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan
tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak
E. PERCIKAN INSPIRATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini
tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut
untuk si pelayan.
Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja
sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena
melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu
yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar
rejeki yang tak terduga. (sumber: http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-meremehkan-orang-lain/)
Refleksi dari Kisah Inspiratif
Setelah membaca kisah inspiratif di atas, sekarang jawab pertanyaan ini yaa!!
1. Hal-hal apa saja yang bisa kamu terapkan dalam hidupmu?
2. Nilai-nilai apa saja yang bisa kamu ambil dari kisah tersebut?
3. Bila kamu menjadi penjual ice cream itu, apa yang akan kamu lakukan?
4. Bila kamu adalah anak yang membeli ice cream apa yang kamu rasakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. Pelajaran apa yang dapat kamu ambil dari kegiatan hari ini?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
2. Sebutkan rencana yang ingin kamu kembangkan setelah mengikuti kegiatan ini!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
...................................................................................................................................
SELF ASESSMEN/TILIK DIRI
Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah
(T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S K J T
1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan
agama
2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain
3 Saya mengejek teman saya
4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah
5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar
6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita
7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat didepan orang
yang lebih tua
8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua dari
saya
9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami
kesusahan
10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan santun
11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat
12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain
dalam pergaulan di masyarakat
13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu
yang baru
14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang
lain
G. EVALUASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan orang
lain
16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu yang
baru
17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang
memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan
keyakinan
18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain
19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain
20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai
dengan agamanya
H. PESAN MORAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No Keterangan
1. Pokok Bahasan Hasil Karyaku
2. Bidang Bimbingan
Pribadi
3. Standar Kompetensi
Siswa dapat menampilkan hasil karyanya sendiri sesuai dengan kreativitasnya
4. Kompetensi Dasar
Siswa mampu mengekspresikan dirinya dengan menghasilkan atau membuat sesuatu hasil karya yang berguna bagi dirinya dan orang lain
5. Indikator a. Siswa mampu menyebutkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu hasil karya sendiri
b. Siswa mampu menunjukkan kreativitas yang dimiliki untukmenghasilkan sebuah hasil karya sendiri
c. Siswa mampu menciptakan/menghasilkan sesuatu hasil karya sesuai dengan imajinasi yang dimilikinya
6. Metode Pelayanan
Sharing, bimbingan kelompok, penugasan, permainan
7. Waktu 90 menit
8. Alat dan bahan Kertas lipat, gelas bekas, alat warna, lem, spidol, koran, kertas polos, rafia.
9. Sumber/ referensi
a. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bermain+dan+Permainan/Balita/3.permainan.pemacu.keterampilan.anak/001/003/123/11/3
b. http://artsofcards.multiply.com/journal/item/52 c. http://aksay.multiply.com/journal/item/20 d. http://youtube.com/watch?v=Xe_WkNwKrPI e. www.google.com
10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII ( Terintegrasi semua mapel )
NO KEGIATAN KETERANGAN WAKTU
1. Pengantar dan ice breaking
Guru pembimbing memberi penjelasan mengenai tema bimbingan lalu mengajak siswa ice breaking “Gummy Bear”.
5 menit
2. Tanya jawab
Guru pembimbing mengajak siswa untuk memahami apa itu hasil karya dengan mengumpulkan jawaban dari pertanyaan “apa itu hasil karya?
10 menit
HASIL KARYAKU
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
KOLABORATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
3. Membuat kumbang pelangi
Guru memberikan arahan bagaimana membuat koran ajaib sesuai dengan keinginan mereka
20 menit
4. Sharing Guru mengajak siswa untuk menceritakan perasaannya ketika membuat koran ajaib.
10 menit
5. Menghias gelas
Guru memberikan arahan pada siswa untuk menghias gelas dan diberikan kepada orangtua setelah gelas selesai dihias
15 menit
6. Refleksi, evaluasi
Guru mengajak siswa melihat dan menceritakan kembali apa saja yang sudah dilalui selama bimbingan berlangsung
10 menit
7. Menonton video singkat
Siswa menonton video singkat tentang “Robot Agriculture, Robot Hidrolik, Robot Transporter Karya Siswa Al-Azhar, Surabaya”.
3 menit
8. Refleksi Setelah menonton video, beberapa siswa mensharingkan pengalaman mereka
7 menit
9. Kibar Siswa membaca Kibar yang tersedia 3 menit
10. Percikan inspirasi
Siswa membaca percikan inspirasi yang telah disediakan dan menjawab pertanyaan dari guru
7menit
11. Kesimpulan dan penutup
Guru memberikan kesimpulan dari pertemuan ini dan menutup pertemuan.
5 menit
1. Koran Ajaib Alat dan Bahan:
a. Kertas koran
b. Gunting
c. Stapler atau lem kertas atau cellotape
d. Rafia
Langkah-Langkah:
a. Siswa membentuk kelompok (4-5 orang dalam 1 kelompok)
b. Setiap kelompok diberikan koran dan rafia
c. Tiap kelompok diminta untuk membuat karya yang sesuai dengan
keinginan mereka
d. Apabila mereka membutuhkan alat dan bahan lainnya perlu disiapkan
juga
e. Setelah mereka selesai membuat karya mereka, maka tiap kelompok
diminta untuk menceritakan karya apa yang mereka buat di depan kelas
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Gelas untuk
ayah dan ibu
Refleksi:
2. Menghias gelas Petunjuk: siswa diminta menghias gelas sesuai dengan imajinasi mereka dan gelas tersebut akan diberikan kepada orang tua atau orang yang mereka sayangi.
Nama kegiatannya “Menghias Gelas”
Yang kita butuhkan:
a. Apapun jenis gelas yang sudah dibawa
b. Kertas warna c. Gunting d. Spidol e. Alat yang dibutuhkan untuk menghias gelas
Cara Mengerjakannya: Menghias gelas sesuai dengan gambar yang diinginkan. Gambarlah yang baik dan sopan
karena gelas ini akan diberikan kepada orang tua atau orang yang kamu sayangi.
Nah, setelah membuat koran
ajaib, mari kita lihat sekarang
hasilnya milik temanmu,
apakah ada yang sama satu
sama lain?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…
Setelah kita melakukan banyak kegiatan hari ini, pasti ada hal yang dapat kamu petik...
Mari sekarang bersama-sama menceritakan hal apa saja yang sudah kita dapat selama
pelajaran tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
KISAH PENDIRI FACEBOOK
Pria cerdas yang menjadi tokoh di balik lahirnya facebook
adalah Mark Zuckerberg. Ia lahir dengan nama lengkap Mark
Elliot Zuckerberg. Kota kelahirannya adalah White Plains dan
tumbuh besar di Dobs Ferry West Chester Country, sebuah kota
kaya di pinggiran Sungai Hudson Amerika Serikat. Zuckerberg
beruntung memiliki dua orang tua dengan latar pendidikan yang
kuat. Ayahnya seorang dokter sementara ibunya yang berana Karen Zuckerberg
berprofesi sebagai psikiater. Mark tumbuh bersama saudanya yang lain: Arielle
Zuckerberg, Donna Zuckerberg dan juga Randi Zuckerberg. Dari namanya,
siapapun bisa menebak bahwa keluarga Zuckerberg memiliki darah Yahudi.Meski
pada faktanya, dengan terang-terangan Mark Zuckerberg mengemukakan bahwa
ia seorang atheis yang taat.
Sejak kecil, Mark sudah menunjukkan kepandaiannya. Saat bersekolah di
Akademi Phiilips Exter, ia dikenal sangat meguasai studi klasin juga ilmu
pengetahuan alam. Setelah lepas dari SMA, ia dikenal sebagai salah satu siswa
dengan kemampuan mencengangkan. Ia menguasai (menulis dan membaca) bahasa
Prancis, Ibrani, Yunani Kuno dan juga Latin. Berkat kepandaian tersebut yang
kemudian mengantarkan Mark Zuckerberg memasuki gerbang Harvard University
yang dikenal sebagai tempat mereka yang berotak encer kuliah. Ia
bahkan terdaftar dalam dua jurusan sekaligus: Psikologi dan
Komputer.
Dalam masa perkuliahan, ia mengajukan sebuah ide untuk membuat sebuah
situs pertemanan di antara para mahasiswa. Ide ini muncul dari kebiasaan kampus
Harvard yang membagikan Face Book atau buku mahasiwa dengan foto-foto
lengkap agar mereka saling mengenal satu sama lain. Sayangnya, ide brilian
Zuckerberg ditolak mentah-mentah. Namun, hal tersebut tak membuatnya
berhenti. Ia tetap mencari berbagai cara untuk mewujudkan idenya. Langkah
pertamanya adalah dengan membuat situs bernama CourseMatch dengan
alamat www.coursematch.com. Situs ini memungkinkan semua teman kelasnya
berkominikasi secara mudah. Minat terhadap Coursematch tidak terlalu signifikan.
Namun Mark tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian membuat situs lainnya
bernama Facemash. Mark kemudian meretas data-data mahasiwa Harvard dan
E. PERCIKAN INSPIRATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
memasangnya di Facemash. Perhatian terhadap situs tersebut menjadi besar
sebab Mark menambahi fitur untuk memilih siapa di antara mahasiswa tersebut
yang paling Hot dan keren. Pancingan Mark ini agaknya berhasil sebab orang-orang
kemudian berbondong-bondong mengunjungi Facemash. Melihat hal ini, pihak
Harvard geram dan kemudian memutuskan sambungan internet mahasiwanya untuk
sementara. Mark diperkarakan sebab tindakan meretasnya dianggap sebagai
pencurian data. Mark memang menyampaikan permintaan maafnya, namun ia tak
menyesal. Terbukti dengan kelahiran Facebook di kemudian hari yang ia luncurkan
secara resmi di tahun 2004.
Sejak diluncurkan, Facebook menargetkan
komunikasi yang mudah di antara para mahasiswa.
Namun pada perkembangannya, peminat Facebook
tidak lagi terbatas pada mahasiswa antar-kampus.
Akhirnya, Mark membuka Facebook secara umum
yang menghubungkan semua orang dalam satu situs
www.facebook.com . Jika dicermati, sistem yang
dipakai facebook tak jauh berbeda dengan
Myspace yang lebih dulu muncul. Hanya saja,
aplikasi pendukung yang kaya membuat facebook lebih
menarik dan unggul dari Myspace.
Sebagai penemu facebook, Mark Zuckerberg memperoleh sejumlah
kekayaan yang jumlahnya bukan main. Bahkan oleh majalah Forbes, ia dinobatkan
sebagai salah satu pemuda terkaya di dunia. Facebook kemudian mengubah haluan
dan tujuan Mark Zuckerberg. Ia memutuskan keluar dari Harvard dan fokus pada
pengembangan Facebook. Keputusan ini berhasil membuat Facebook semakin
matang bahkan hingga sekarang.
(Sumber: http://yovanka03pssiunej.student.unej.ac.id/?p=81)
F. Evaluasi
1. Sesudah mengikuti kegiatan hari ini saya menjadi sadar
bahwa...
2. Niat saya setelah mengikuti kegiatan hari ini adalah...
3. Tindakan yang akan saya lakukan adalah...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
SELF ASESSMEN/TILIK DIRI
Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah
(T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S K J T
1 Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai
2 Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman
3 Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik
4 Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi
5 Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain
6 Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki
7 Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali
8 Karya orang lain lebih bagus dari milik saya
9 Saya bangga melihat karya yang saya buat
10 Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain
11 Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik
12 Saya sepenuh hati membuat karya
13 Saya senang mengikuti proses pembuatan karya
14 Karya yang saya buat berbeda dari yang lain
15 Karya saya unik dan tak ada duanya
16 Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya
17 Karya saya dihargai orang lain
18 Saya kurang menghargai karya saya
19 Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya
juga
20 Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Untuk lebih meningkatkan
ketrampilan, mari lebih
sering berani membuat
sesuatu. yang berguna
bagi orang lain...
Hasil karya yang kita buat pasti akan lebih berharga kalau
diri sendiri juga ikut menghargainya. Selama ini pasti kita
sudah menghargai hasil karya yang sudah kita buat.
Nah, sesudah pelajaran ini
mari kita semakin
meningkatkan kemampuan
kita membuat hal yang
berguna bagi orang lain.
G. Pesan Moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
No Keterangan
1. Pokok Bahasan Santai Nan Produktif (Memanfaatkan Waktu Luang dengan Baik)
2. Bidang Bimbingan Bimbingan karir
3. Standar Kompetensi Siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai untuk mengisi waktu luang secara cerdas dan produktif
4. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengisi waktu luang yang ada dalam kehidupan sehari-hari
5. Indikator a. Siswa dapat menjelaskan batasan waktu luang b. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang perlu
diusahakan agar orang dapat memanfaatkan waktu luang yang ada
c. Siswa dapat menunjukkan manfaat-manfaat yang dieroleh dari penggunaan waktu luang dengan baik
d. Siswa dapat mengidentifikasi kebiasaan- kebiasaan dirinya yang bisa dimanfaatkan dalam mengisi waktu luang secara produktif
e. Siswa dapat membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang memungkinkan dirinya bisa memanfaatkan waktu luang dengan lebih baik
6. Metode Cerita, Tanya Jawab, Penugasan/Reflektif
7. Waktu 2X 40 Menit
8. Alat Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop
9. Sumber a. Stoltz, Paul G. (2005) Adversity Quotient. Jakarta: Grasindo
b. https://www.youtube.com/watch?v=n_KU--0czcM c. http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-
dongeng/Semut-dan-Belalang-43 d. http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-
penemu/Benjamin-Franklin-15 e. www.google.id
10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)
SANTAI NAN PRODUKTIF
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No Kegiatan Guru Durasi
1 Pengantar Pembimbing mengawali bimbingan dengan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan
5 menit
2 Membaca cerita Pembimbing membagikan handout, menjelaskan batasan waktu luang, dan siswa membaca cerita tentang belalang dan semut
15 menit
3 Dinamika kelompok Guru memberikan selembar kertas kosong untuk tiap siswa dan siswa menuliskan agenda kesehariannya dan sharing dalam kelompok
13 menit
4 Menyimak biografi Siswa membaca biografi singkat Benjamin Franklin dan mendiskusikan dengan teman
10 menit
5 Membaca kibar Siswa membaca Kibar yang telah disediakan 10 menit
6 Menonton video Pembimbing mengajak siswa untuk menonton video “semut rajin”
2 menit
7 Refleksi dan sharing Pembimbing memfasilitasi siswa untuk berefleksi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan
15 menit
8 Evaluasi Melakukan evaluasi,member umpan balik, dan memberi tugas pada siswa.
10 menit
1. Judul kegiatan
Rutinitas Harianku
2. Tujuan
a. Siswa mampu menyadari waktu luang
b. Siswa mampu memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin
c. Siswa dapat mempraktekkan memanfaatkan waktu luangnya dengan mengisi hal
positif
3. Bahan
Kertas dan pena
4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. Siswa menuliskan jadwal hariannya masing-masing
b. Setelah selesai menuliskannya siswa diminta untuk membagikan pengalamannya
pada teman-teman lain dalam kelompok
c. Perwakilan dari kelompok diminta untuk sharing pengalaman mereka mengenai
pemanfaatan waktu luang
d. Guru memberikan pertanyaan reflektif. Lalu memberikan peneguhan bagi semua
siswa
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Apa sih Waktu Luang itu... ?
Waktu luang seringkali diartikan dengan tidak melakukan apa-apa dan juga
bermalas-malasan, padahal tidak seperti itu. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang
dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk “bekerja”; mencari nafkah,
melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup bagi orang dewasa, atau waktu
jeda dari aktivitas pokok studi/belajar bagi para siswa yang masih bersekolah. Dari segi
cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan
sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati. Dari sisi fungsi,
waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan
potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami
gangguan emosi, sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi
pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Apa yah manfaat mengisi waktu luang ???
Mengisi waktu luang tentu saja memiliki banyak manfaat bagi kita.
Bagi kamu sendiri, manfaat mengisi waktu luang yaitu: 1. Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani,
2. Meningkatkan kesegaran mental dan emosional
3. Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri
4. Mendukung konsep diri serta harga diri
5. Sarana belajar dan pengembangan kemampuan
6. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual,
maupun estetika
7. Melakukan penghayatan terhadap apa yang kamu sukai tanpa mempedulikan
segi materi.
8. Pemenuhan kebutuhan sosial,
9. Meningkatkan daya belajar sehingga memacu prestasi dan produktivitas
10. Menambah konsumsi, sehingga meningkatkan lapangan kerja
11. Mengurangi kriminalitas dan kenakalan
12. Meningkatkan kehidupan bermasyarakat
Perlu gak sih ada waktu luang??
Bagaimana jika segudang kesibukan dalam belajar membuat kamu merasa
tidak memiliki waktu luang? Ada 2 hal yang bisa dilakukan untuk memperpanjang
waktu luang, pertama, kamu bisa mulai memilah, kebutuhan apa yang memang benar-
benar dibutuhkan, lalu memilih kebutuhan yang terpenting menurut kamu. Sebagai
contoh : bila kamu merasa membutuhkan waktu luang, kamu bisa memilih untuk
menunda kebutuhan kamu mengejar promosi. Atau, kamu tidak perlu lembur,
sehingga memiliki tambahan waktu luang.
D. HANDOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Atau yang kedua, kamu mempercepat/efisiensi pemenuhan kebutuhan.
Sebagai contoh, kamu bisa mempercepat waktu makan siang, mandi atau berdandan.
Untuk efisiensi waktu, kamu bisa menggabungkan beberapa pemenuhan kebutuhan
sekaligus. kamu bisa makan siang sambil berbincang dengan teman. Selain itu, kamu
juga bisa berolah raga bersama teman-teman untuk memenuhi kebutuhan fisik serta
sosial.
Pertimbangan Pengisian Waktu
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pengisian waktu
luang, yaitu :
a. Banyaknya waktu yang dapat kamu luangkan
b. Keinginan keluarga, rekan, atau lingkungan kerja
c. Biaya yang kamu miliki
d. Pengalaman mengisi waktu luang yang terdahulu
e. Ketersediaan pilihan kegiatan
f. Ketersediaan lahan
g. Kemampuan kamu dalam melakukan kegiatan
h. Kebutuhan pribadi kamu
i. Nilai yang kamu anut,
j. Budaya tempat kamu akan melaksanakan kegiatan
k. Sikap masyarakat tempat kamu berkegiatan
Kegiatan-kegiatan yang Bisa Dilakukan dalam Mengisi Waktu Luang
Setelah kamu memiliki waktu luang, kamu bisa mulai memilih kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat berdasarkan
fungsinya sebagai.
1. sarana relaksasi,
a. dengan cara menonton televisi,
b. mendengarkan musik,
2. sarana hiburan atau rekreasi,
a. beristirahat,
b. berolah raga,
c. menggeluti hobi,
d. membaca buku,
c. menjadi pendukung dari suatu tim sepakbola.
3. sarana pengembangan ketrampilan dan kemampuan pribadi.
a. mengikuti kursus musik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
b. kelompok teater,
c. kursus bahasa asing,
d. melukis, mengarang,
e. membuat sajak, memasak,
f. menata musik,
g. membuat patung.
Isilah Waktu Luang
Di tengah-tengah kesibukan belajar, kamu masih memiliki harapan bisa
menikmati waktu luang. Mulailah untuk memberi diri kamu waktu luang untuk
istirahat dan melakukan kegiatan yang kamu butuhkan. Dengan begitu, manfaat dari
mengisi waktu luang akan benar-benar kamu rasakan.
KISAH BELALANG DAN SEMUT
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah
bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan,
mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama
musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di
tangannya datang dan memohon dengan sangat agar
keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk
dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut,
"tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan
makanan untuk musim dingin yang akan datang ini?
Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang
musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang
Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim
panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar. "Membuat
lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut
telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!"
Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan
mereka tanpa mempedulikan sang Belalang lagi.
untuk segala sesuatu ada masanya
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain
(sumber: http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Semut-dan-Belalang-43)
E. PERCIKAN INSPIRATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Bagaimana kesanmu terhadap cerita “Semut dan belalang” tadi?
2. Diantara semut dan belalang, binatang apa yang paling rajin?
3. Apa yang dilakukan belalang untuk mengisi hidupnya?
4. Dari sikap belalang dan semut kalian lebih memilih yang mana?
5. Dari cerita di atas, apa yang dimaksud dengan menggunakan waktu?
6. Pelajaran apa yang bisa kamu petik atau kamu dapatkan dari cerita, “Semut dan
belalang”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
KISAH Penemu Penangkal Petir, Kacamata, dan Odometer(Benjamin Franklin
17 Januari 1706 - 17 April 1790)
Benjamin Franklin adalah pengarang, politikus, ilmuwan,
diplomat dan penemu yang penemuannya membuka pengertian
yang lebih dalam pada bidang kelistrikan. Dia menemukan
penangkal petir, kacamata, odometer (pengukur jarak tempuh
pada kendaraan) dan peralatan musik. Franklin juga dikenal
sebagai salah seorang Bapak Pendiri (Founding Father) dari negara
Amerika Serikat. Benjamin Franklin dianggap sebagai orang yang
berperanan penting dalam berdirinya negara Amerika Serikat, karena
Benjamin adalah salah satu perancang dari deklarasi kemerdekaan
Amerika dan ikut menandatangani deklarasi tersebut.
Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts, anak ke 15 dari 17
orang bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pembuat sabun dan lilin. Dia
belajar membaca dalam usia yang sangat muda dan bersekolah di sekolah
biasa selama satu tahun dan belajar di bawah bimbingan guru pribadi
selama satu tahun. Franklin hanya bersekolah selama dua tahun itu. Pada
umur 12 tahun, Franklin bekerja di percetakan kakaknya. Ketika Ben
(nama panggilan Benjamin) berumur 15 tahun, Ben mencetak koran "New
England Courant", koran pertama yang independen dari kolonisasi
Inggris.
Pada usia 17 tahun, Franklin pergi ke Philadelphia, Pennsylvania untuk
mencari pengalaman baru di kota baru. Saat itu dia bekerja di sebuah
toko yang menjual mesin cetak. Setelah beberapa bulan, gubernur
Pennsylvania menganjurkan Benjamin agar membuka usaha percetakan
surat kabar di Pennsylvania dan berjanji akan membantu usaha
percetakan Benjamin. Gubernur menyarankan Benjamin untuk menuju ke
London dan membeli perlengkapan mesin cetak yang dibutuhkan. Tetapi
setelah Benjamin tiba di London, Benjamin sadar bahwa janji gubernur
untuk membantunya hanya kosong belaka, surat pengantar dari gubernur
tidak pernah dikirim ke London. Di London, Franklin dengan cepat bisa
menemukan pekerjaan. Tahun 1726 Franklin merasa bosan tinggal di
London, dan kebetulan saat itu seorang pedagang gandum menawarkan
G. TELADAN IDOLAKU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
dia pekerjaan di Philadelphia dengan komisi yang besar. Untuk itu Ben
memutuskan untuk pulang ke benua Amerika.
Pada tahun 1740, listrik adalah hal yang baru.
Benjamin Franklin dan teman-temannya mulai
menyelidiki fenomena listrik itu. Tahun 1750,
Benjamin pertama kali yang menemukan prinsip
dari aliran listrik dan juga memberi tanda
positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan
percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga adalah
listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada saat badai.
Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia menyadari bahaya
yang bisa ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain
yang membuktikan bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di
tunjukkan dengan menggunakan konsep listrik ground. Tidak seperti yang
digambarkan orang bahwa percobaan Benjamin dilakukan dengan cara
menerbangkan layang-layang dan menunggu hingga layang-layang
tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya
untuk mengumpulkan listrik dari awan badai.
Percobaan terhadap listrik yang dilakukan oleh Benjamin,
mengarahkan dia ke penemuannya, yaitu penangkal petir. Dia menulis
bahwa konduktor (penghantar listrik) dengan ujung yang tajam memiliki
kemampuan untuk menarik muatan listrik dan memiliki jangkauan
penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor dengan ujung
yang tumpul. Dia menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini bisa
digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya tersambar petir, dengan
memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi lapisan anti
karat, yang diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan
kabel yang menuju ke tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan
listrik yang ada pada awan menuju ke tanah sehingga muatan yang ada
pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir dan kilat.
Penemuan Benjamin seperti penangkal petir, kacamata, dan lainnya
tidak pernah dipatenkan olehnya. Dalam biografinya, Benjamin menulis:
" ..sama seperti saat kita menikmati keuntungan dari penemuan orang
lain, kita seharusnya gembira karena mendapatkan kesempatan untuk
memberikan pelayanan kepada orang lain dengan penemuan-penemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
kita; untuk ini, kita harus memberikannya dengan bebas dan sepenuh
hati."
Untuk menghormati jasa Benjamin Franklin di bidang kelistrikan,
namanya diabadikan sebagai satuan fisika franklin (Fr) atau statcoulomb
(statC) atau electrostatic unit of charge (esu). Fr adalah satuan muatan
listrik dalam centimeter-gram-detik (cgs). Sistem SI seperti yang kita
gunakan, memakai satuan Coulomb. (sumber: http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Benjamin-Franklin-
15)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas, pada lembar kerjamu!
1. Menurutmu apa yang mengesan dari cerita tentang Benjamin? Mengapa?
2. Menurutmu apa yang membuat Benjamin dapat berhasil dengan baik?
3. Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari cerita tentang Benjamin?
H. REFLEKSI
Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya
menjadi tahu/sadar bahwa saya....
Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya
akan...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI
Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila
pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S K J T
1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk
istirahat sepanjang hari
2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang
3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang
4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang
5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu
luang
6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup
7 Saya membantu orangtua saya saat libur
8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang
9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting
10 Saya menunda-nunda tugas
11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang
12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu
13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu
14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang
15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang
16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang
17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik
18 Waktu luang berguna bagi saya
19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang
20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
No Keterangan
1. Pokok Bahasan Aku Bisa
2. Bidang Bimbingan Bimbingan Karier
3. Standar Kompetensi Siswa mampu memahami kelebihan-kelebihan/sifat-
sifat positif dalam dirinya.
4. Kompetensi Dasar Siswa dapat mensyukuri dan mempergunakan
kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya.
5. Indikator a. Siswa mampu menjelaskan kelebihan-
kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya.
b. Siswa mampu menunjukkan kelebihan-
kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya
yang sudah diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Siswa mampu merumuskan niat untuk
mempraktekkan kemampuan-kemampuannya yang
positif dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-
hari
6. Metode Ceramah, menonton film, Tanya Jawab,
Penugasan/Reflektif.
7. Waktu 80 Menit
8. Alat Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop.
9. Sumber a. Lumpkin, Aaron. 2005. You Can Be Positive,
Confident, and Courageous. Jakarta : Erlangga
b. Vincent, Peale Norman.1997. Anda Pasti Bisa Bila
Anda Berpikir Bisa. Jakarta : Professional books
c. http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-
hidup-sukses-nick-vujicic-tanpa-tangan-tanpa-kaki/
d. http://youtube.com/watch?v=WMbp4jeQJZE
e. https://www.youtube.com/watch?v=0fEcumHd7GE
f. https://www.youtube.com/watch?v=CD-YQfPDHbg
10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)
AKU BISA...
A. RANCANGAN PELAYANAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
No Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Ice breaking ”ke kanan, ke kiri” (bernyanyi
dan bergerak bersama)
KE KANAN, KE KIRI
Ke kanan ke kanan, ke kiri ke
kiri
Ke kanan ke kiri berputar
setengah
Tumit jempol
Berputar setengah tumit
jempol
Ganti pasangan
Bernyanyi dan
bergerak bersama
5 menit
2. Ceramah Guru Pembimbing
menjelaskan mengenai
materi dan tujuan yang akan
diberikan pada pertemuan
kali ini. Guru Pembimbing
menjelaskan pengertian
mengenai kelebihan-
kelebihan/sifat-sifat positif
yang ada pada setiap orang.
Siswa
mendengarkan
penjelasan dari guru
10 menit
3. Asesmen Diri Guru mengajak peserta didik
untuk menyadari dan
membuat daftar tentang
kelebihan-kelebihan/sifat-
sifat positif yang dimiliki pada
diri masing-masing siswa.
Masing-masing siswa diminta
untuk menyebutkan dan
menuliskan jawaban tersebut
pada lembar kertas yang
sudah disediakan (LKS 1).
Siswa mulai
menyebutkan
kelebihan yang
dimilikinya dan
menuliskan di LKS 1
10 menit
4. Sharing Siswa diminta untuk
mensharingkan/menceritakan
kelebihan-kelebihan/sifat-
sifat positif yang dimilikinya
di depan kelas.
Beberapa siswa
menceritakan
kelebihan yang
dimilikinya di depan
kelas
5 menit
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
5. Refleksi Guru Pembimbing bersama
para siswa merefleksikan
mengenai manfaat dari
mengenali kelebihan dari diri.
Siswa menuliskan
manfaat mengenali
kelebihan diri pada
lembar refleksi
5 menit
6. Asesmen Others Guru mengajak siswa untuk
dapat mengenali
kelebihan/sifat-sifat positif
yang dimiliki olah orang lain,
misalnya teman-temannya,
orangtuanya, gurunya (LKS 2).
Siswa menuliskan
kelebihan dari orang
lain di LKS 2
10 menit
7. Sharing Guru bersama siswa
membahas gambar yang ada
pada LKS tersebut secara
bersama-sama.
Sharing dari
beberapa siswa
mengenai kelebihan
dari orang lain.
5 menit
8. Nonton film Guru memutar film
”OutstandingBasketball
Inspiration”dan ” never give
up, Derek Redmond”
Siswa menyaksikan
film yang sedang
diputar
10 menit
9. Sharing Guru bersama siswa
membahas film yang telah
diputar tadi.
Beberapa siswa
sharing
5 menit
10. Kesimpulan Guru memberikan penegasan
mengenai materi, dan
memberikan dukungan serta
meyakinkan siswa/peserta
didik bahwa setiap orang
memiliki kelebihan-
kelebihan/sifat-sifat positif
yang perlu dan harus disadari,
disyukuri, dan dikembangkan
Siswa
mendengarkan
dengan seksama
5 menit
11. Bernyanyi ”aku
bisa”
Guru mengajak siswa
mengakhiri pertemuan
dengan bersama-sama
bernyanyi lagu ”AKU BISA”
Semua siswa ikut
bernyanyi
10 menit
1. Judul kegiatan
Magic Finger
2. Tujuan
a. Siswa semakin yakin akan kemampuan yang dimilikinya
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
b. Siswa mampu berpikir positif pada dirinya
c. Siswa dapat memberikan sugesti positif dalam hati
3. Bahan
2 buah kursi
4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. 5 orang siswa diminta untuk praktek, dimana 1 orang sebagai beban yang akan
dipindahkan oleh 4 siswa lainnya pada kursi yang lain.
b. Siswa yang akan diangkat diminta untuk memikirkan bahwa dirinya ringan
bagaikan kapas dan mengatakannya dalam hati terus dan berulang-ulang
c. Siswa yang lain diminta untuk mengatakan dalam hatinya bahwa jari-jarinya keras
bagaikan baja
d. Para siswa lain diminta untuk hening agar 5 orang yang ditunjuk dapat
berkonsentrasi
e. Siswa yang akan diangkat duduk di kursi sambil mengatakan bahwa dirinya ringan
bagaikan kapas
f. 4 siswa lainnya membagi tugas, 2 orang bersiap untuk mengangkat pada bagian
lengan siswa yang duduk dan 2 orang lainnya bersiap pada bagian belakang
lututnya (1 orang di kanan dan kiri)
g. Guru memberi aba-aba untuk 4 siswa tersebut mengangkat dan memindahkan
temannya itu pada kursi yang berbeda
h. Siswa yang lain bisa diminta untuk ikut mempraktekkan hal yang sama
i. Setelah selesai, guru dapat mengajak para siswa merefleksikan kegiatan ini
Refleksi dari dinamika kelompok:
1. Apa yang terjadi pada kelompok yang gagal?
2. Apa yang terjadi pada kelompok yang berhasil?
3. Hal apa yang bisa dipelajari dari dinamika ini?
Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diriku
Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri seseorang itu merupakan
sesuatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang berharga,
yang patut untuk disadari, dipertahankan, dan bahkan
dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Setiap
manusia orang mampu menyadari kelebihan-kelebihan/sifat-sifat
positif yang ada pasti memiliki kelebihan/sifat positif dalam dirinya
masing-masing. Namun, tidak semua dalam dirinya. Entah mengapa,
beberapa orang justru cenderung lebih mudah untuk menyebutkan
kekurangan/sifat-sifat negatif yang ada pada dirinya dibandingkan jika ia harus
menyebutkan kelebihan-kelebihan/sifat-sifat yang positif. Usaha memahami
D. HANDOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
kelebihan/sifat-sifat positif pada diri seseorang dapat dilakukan dalam banyak hal
diantaranya melalui kegiatan refleksi. Kita perlu mengingat-ingat hal-hal/sifat-sifat
baik apa yang pernah dilakukan. Beberapa bentuk contoh sifat positif seseorang
yaitu seperti: rasa yakin, berani (dalam arti positif),
mau berbagi terhadap sesama, bersikap jujur,
bersikap ramah, bertanggung jawab, taat, disiplin,
dan masih banyak lagi. Setiap orang harus yakin
bahwa ia bisa melakukan hal-hal yang terbaik
dengan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. Setiap orang pasti akan bisa
melakukan hal-hal yang terbaik apabila ia berpikir bahwa AKU BISA… !Setiap orang
harus dapat bersikap yakin atas kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang
dimilikinya.
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan/sifat-sifat positif dalam dirinya,
termasuk kamu. Apa sih, manfaat dari kita mengetahui kelebihan/sifat-sifat positif
yang ada dalam diri kita?Manfaatnya yaitu kita menjadi tahu kemampuan yang ada
dalam diri kita sehingga kita dapat mengembangkan kelebihan/sifat-sifat positif dalam
diri kita dengan lebih optimal lagi. Selain itu, dengan mengetahui kelebihan kita maka
kita akan dapat lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mari kita
temukan kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita saat ini !!!
AKU BISA... AKU MAMPU... !!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Daftarkan kemampuan-kemampuanmu yang positif di sini:
Kisah Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Dan Kaki
Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan ternyata
tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang
bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia
8 tahun, namun kemudian dia sadar bahwa hidup ini harus dia syukuri
apapun keadaannya. Akhirnya perlahan
namun pasti dia menjadi seorang motivator
hebat yang mendunia dan berhasil
memotivasi jutaan orang di seluruh dunia
untuk terus meraih mimpi.
Nicholas James Vujicic (lahir 4
Desember 1982) adalah anak pertama lahir
dari sebuah keluarga Serbia. Nick Vujicic
lahir di Brisbane, Australia dengan
gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki,
tanpa kedua lengan dan dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki
dua jari kaki.
Pada masa kecilnya sering diintimidasi teman-teman sekolah. Pada
usia delapan tahun, ia mulai memikirkan bunuh diri dan bahkan pada usia
sepuluh tahun dia mencoba untuk menenggelamkan dirinya di bak mandi.
Karena cintanya kepada orang tuanyalah yang membatalkan niat bunuh
dirinya. Ia menyatakan dalam video musiknya “Something More” bahwa
Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya dan ia tidak bisa memaksa dirinya
untuk tenggelam karena ini.
1. bernyanyi, bercerita
2…………………………………………..
3…………………………………………..
4…………………………………………..
5…………………………………………..
6…………………………………………..
7…………………………………………..
8…………………………………………….
9……………………………………………
10………………………………………….
11………………………………………….
12………………………………………….
13………………………………………….
Dst………………………………………
E. KISAH INSPIRATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Nick berdoa sangat keras bahwa Allah akan memberinya tangan dan
kaki, dan pada awalnya dia mengatakan kepada Allah bahwa, jika doanya
tetap belum terjawab, Nick tidak akan memuji Dia tanpa batas waktu.
Namun, titik balik penting dalam imannya datang ketika ibunya
menunjukkan kepadanya sebuah artikel surat kabar tentang seorang pria
berhubungan dengan cacat berat. Dia menyadari bahwa ia bukan satu-
satunya orang yang memperjuangkan dirinya.
Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi
banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidupnya. Nick
secara bertahap menemukan cara hidup tanpa anggota badan. Dia
menulis dengan dua jari pada kaki kirinya dan pegangan khusus yang
meluncur ke ibu jari kakinya. Dia tahu bagaimana menggunakan komputer
dan dapat mengetik hingga 45 kata per menit dengan menggunakan
“tumit dan kaki”. Dia juga belajar untuk melemparkan bola tenis, bermain
pedal drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi,
menjawab telepon dan bercukur, selain berpartisipasi dalam golf,
berenang, dan bahkan langit-diving.
Selama sekolah menengah, ia terpilih menjadi kapten MacGregor
Negara di Queensland dan bekerjasama dengan dewan mahasiswa
untuk menggalang dana bagi orang cacat. Ketika ia berusia tujuh belas,
ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya, dan kemudian
mendirikan organisasi non-profit nya, “Life Without Limbs.”
Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan yaitu
Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai
seorang pembicara motivasi . Ia secara rutin melakukan perjalanan
internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah,
dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta
orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia,
Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara). Dia mempromosikan
karyanya melalui acara televisi dan melalui tulisannya. Buku pertamanya,
“Life Without Limbs: Inspiration for a Ridiculously Good Life” (Random
House, 2010) diterbitkan pada tahun 2010. Dia memasarkan DVD
motivasi yang berjudul ”Life’s Greater Purpose”, sebuah film
dokumenter pendek difilmkan pada tahun 2005 menyoroti kehidupan
rumah tangganya dan kegiatan rutin.Bagian kedua dari DVD difilmkan di
gereja setempat di Brisbane–salah satu dari pidato pertama profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
motivasi . Dia memasarkan DVD untuk kaum muda berjudul: MP Arms, No
Legs, No Worries.Nick menulis bahwa ia menyimpan sepasang sepatu di
lemari karena keyakinannya pada keajaiban.Pada tahun 2005
Nick dinominasikan untuk Penghargaan Anak Muda di Australia Nick.
Dia membintangi film pendek yang berjudul “The Circus Butterfly”,
yang memenangkan hadiah utama Film Doorpost Film Project‘s
pada tahun 2009 dan
penghargaan Film Pendek
Terbaik di Festival Film
Metode Fest, di mana Vujicic
juga dianugerahi Aktor
Terbaik dalam film pendek
tersebut. The Butterfly
Circus juga memenangkan
penghargaan film pendek terbaik di Festival Film “The Feel Good Film
Festival di Hollywood pada tahun 2010.
Saat ini Nick tinggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat
dan pada tanggal 12 Februari 2012, ia menikah dengan tunangannya,
Kanae Miyahara, dan pada tanggal 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi
James Vujicic lahir dengan berat 8 £ 10 ons. Menurut Vujicic,
seandainya dia dilahirkan di sebuah negara dunia ketiga, kondisinya akan
dianggap sebagai kutukan atau memalukan orang tuanya dan ia akan
dibunuh pada saat kelahirannya. (sumber: http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-hidup-sukses-nick-vujicic-
tanpa-tangan-tanpa-kaki/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
1. Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya menjadi tahu/sadar bahwa
saya....
2. Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya akan...
SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI
Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila
pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S K J T
1 Saya orang yang penuh semangat
2 Saya bekerja dengan sepenuh hati
3 Saya adalah orang yang percaya diri
4 Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung
5 Saya bangga dengan semua yang saya miliki
6 Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang
bercerita
7 Saya peduli pada lingkungan sekitar saya
8 Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas
9 Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat
saya kesal
10 Saya memilih menghindari tantangan
11 Saya mementingkan keinginan sesaat
12 Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri
13 Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya
14 Saya yakin mampu meraih cita-cita saya
15 Saya belajar tanpa disuruh orang tua
16 Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru
17 Saya mampu berpikir positif pada diri saya
18 Saya berani berbicara di depan umum
19 Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya
20 Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki
G. EVALUASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI