EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … fileefektivitas implementasi pendidikan karakter...
Transcript of EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … fileefektivitas implementasi pendidikan karakter...
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT
( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Juliana Melani
131114059
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKILTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT
( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )
Oleh:
Juliana Melani
131114059
Telah Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
Dr. Gendon Barus, M.Si Tanggal, 10 Januari 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT
( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Juliana Melani
NIM: 131114059
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 18 Januari 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua: Dr. Gendon Barus, M.Si. .........................
Sekretaris: Juster Donal Sinaga, M.Pd. .........................
Anggota I: Dr. Gendon Barus, M.Si. .........................
Anggota II: Juster Donal Sinaga, M.Pd. .........................
Anggota III: Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., MA. .........................
Yogyakarta, 18 Januari 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Be a good listener.
Your ears will never get you in trouble.
(Frank Tyger)
Trust in youre self, before anyone else.
(Stuart Mills)
Do my best, so that I can’t blame myself for anything.
(Magdalena Neuner)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Tuhan dan orang lain. Kupersembahkan sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini
bagi...
Bapa di Surga dan Bunda Maria yang selalu menjaga dan memberikan jalan
kehidupan.
Papa dan mama yang selalu sabar dan selalu ada memberikan kenyamanan.
Adikku, Giustian yang sudah beristirahat dalam kedamaian.
Orang terkasih yang telah membantu dalam setiap keputusasaan.
Teman-teman yang telah terlibat dalam setiap candaan dan teman sapaan.
Para dosen yang bersedia memberikan bimbingan.
Dan untuk semua karya Tuhan, baik itu keajaiban atau ciptaannya.
“Terimakasih dari hati yang terdalam”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar
pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2017
Peneliti
Juliana Melani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Juliana Melani
Nomor Induk Mahasiswa : 131114059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning (pada
siswa kelas VII SMP N Sukaresik, Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016) beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta iiin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Januari 2017
Yang menyatakan
Juliana Melani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BERGAYA HIDUP SEHAT
( Studi Pra Eksperimen pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016 )
Juliana Melani
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Peningkatan hasil
pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning untuk mrningkatkan karakter bergaya hidup sehat
siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat Barat antara sebelum dan sesudah
implementasi, 2) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter bergaya hidup
sehat siswa, 3) peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antar sesi
layanan, dan 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat
menurut penilaian siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif pre-
experimental menggunakan one group pre-test post-test design.Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas VII F di SMPN Sukaresik, Jawa Barat. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik non
tes terdiri dari dua instrumen, yakni kuesioner validasi model pendidikan karakter
(responden siswa), dan self assessment scale karakter bergaya hidup sehat.
Sementara, teknik tes terdiri dari satu alat tes, yakni tes hasil pendidikan karakter
bergaya hidup sehat yang diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)
implementasi dilakukan. Koefisien reliabilitas tes hasil pendidikan karakter bergaya
hidup sehat diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan hasil hitung
(0,666) sehingga termasuk dalam kategori sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti
efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N
Sukaresik Jawa Barat, 2) pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan
karakter bergaya hidup sehat 3) Terjadi peningkatan hasil karakter bergaya hidup sehat
pada siswa dari sesi ke sesi berikutnya. 4) Siswa menilai bahwa implementasi
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning sangat efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.
Kata kunci: bimbingan klasikal, experiential learning, karakter bergaya hidup sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION
BASED ON CLASS GUIDANCE USING EXPERIENTIAL LEARNING
APPROACH TO IMPROV A CHARACTER OF HEALTHY LIFESTYLE
(PRE EXPERIMENT STUDY OF THE 7TH GRADE STUDENTS IN SMP
NEGERI SUKARESIK ACADEMIC YEAR 2015/2016)
Juliana Melani
Sanata Dharma University
2017
This research has aims to describe: 1) the improvement of character education
result on healthy lifestyle based on class guidance service using experiential learning
approach to develop the healthy lifestyle among the seventh grade students of SMPN
Sukaresik, West Java, before and after the implementation 2) significant improvement
of the character education process students healthy lifestyle 3) the improvement of
character education in healthy lifestyle between sessions and 4) the effectiveness of
character education implementation in students perspective in class VII SMPN
Sukaresik, West Java.
This research is a pre-experimental quantitative method using one group pre-
test post-test design. The subject of the research were 30 students in class VII F, SMPN
Sukaresik, West Java. The data of the research was gathered using test and non test
techniques. The non test technique consisted of two instruments: questionaire on
character education model (students as respondents) and self assessment scale of
healthy lifestyle character. The test technique consisted of one instrument, namely the
result of character education results given before (pre-test) and after (post-test) the
implementation. The test reliability coeficient of the character education on healthy
lifestyle way measured using Cronbach Alpha, the result was categorized as medium
(0,666).
The research results shows that: 1) The implementation of character education
based on class guidance service using experiential learning approach was proven
effective to increase the students healthy lifestyle in class VIIF SMP N Sukaresik West
Java 2) The character education based on class guidance service using experiential
learning approach was significantly effective in improving the healthy-lifestyle
character 3) there was an improved charahter in students healthy lifestyle from one
session to the next 4) Students assessed that the implementation of character education
based on class guidance service using experiential learning approach was very
effective to improve students healthy lifestyle character.
Key words:bimbingan klasikal, experiential learning, karakter bergaya hidup sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan naungan
kasih-Nya, penulisan tugas akhir dengan judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan
Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat (Studi Pra Eksperimen
pada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran
2015/2016) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma. Selama menulis tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa
begitu banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan
mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh sebab itu, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, sekaligus dosen pembimbing tugas akhir.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pak Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat Program Studi Bimbingan
dan Konseling yang senantiasa ramah melayani administrasi selama peneliti
menempuh studi.
6. Papa Suryadi dan mama Imas suhimas atas segala kelembutan, kesabaran, cinta
dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada peneliti sampai saat ini.
7. Adikku tersayang, Giustian yang selama hidupnya telah mewarnai pahit dan
manisnya kehidupan besama.
8. F. Xaverius Dwi k yang selalu membantu peneliti secara teknis dan nonteknis.
9. Vigna Mayasari, Umi M, Yosephin, Windri, Ana, Dias, dan teman-teman yang
sudah terlibat membantu secara dekat.
10. Keluarga besar Agnes Mustidjah yang selalu memberikan support baik itu
secara psikologis maupun finansial.
11. Pemerintah dan universitas yang sudah memberikan beasiswa selama 3,5 tahun
ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna, meski demikian
peneliti berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.............................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEl ................................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xx
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
G. Definisi Istilah ........................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 12
A. Hakekat Pendidikan Karakter .................................................................... 12
1. Pengertian Karakter ............................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengertian Pendidikan Karakter ......................................................... 13
3. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................................... 14
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ................................................... 15
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SMP ............................................. 16
6. Proses Pembentukan Karakter ............................................................ 21
7. Komponen Pembentukan Karakter..................................................... 23
8. Upaya-upaya Peningkatam Karakter di Sekolah ................................ 29
9. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP ........................ 30
B. Hakekat Karakter Bergaya Hidup Sehat .................................................... 31
1. Pengertian Bergaya Hidup Sehat ........................................................ 31
2. Aspek-aspek Karakter Bergaya Hidup Sehat ..................................... 32
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup
Sehat ................................................................................................... 37
4. Upaya-upaya Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat ................ 38
5. Faktor-faktor Bergaya Hidup Sehat .................................................... 40
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ....................................................... 41
1. Pengertian Bimbingan Klasikal .......................................................... 41
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal ................................................. 42
3. Bidang Bimbingan Klasikal ................................................................ 43
4. Strategi/ Teknik Bimbingan Klasikal ................................................. 44
D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning ............................................... 47
1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning ................................... 47
2. Tujuan Experiential Learning............................................................. 48
3. Langkah-langkah Pembelajaran Experiential Learning ..................... 49
4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ............................................... 50
E. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 51
F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 52
G. Hipotesis .................................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 55
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 55
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 58
B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 58
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..................................................58
D. Validitas, Reliabilitas, dan Uji Normalitas.................................................65
1. Validitas Instrumen .......................................................................... 65
2. Reliabilitas ...................................................................................... 67
3. Uji Normalitas .................................................................................. 70
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 76
A. Hasil Penelitian...........................................................................................76
1. Efektivitas Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup
Sehat siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum
dan Sesudah Implementasi ............................................................. 74
2. Signifikansi Peningkatan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas
VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah
Implementasi .................................................................................. 82
3. Efektivitas Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan
Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa SMPN Sukaresik Jawa
Barat .............................................................................................. 84
4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menurut Penilaian siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa
Barat .............................................................................................. 88
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 90
1. Efektivitas Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat
siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan
Sesudah Implementasi .................................................................... 90
2. Signifikansi Peningkatan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa kelas
VII SMPN Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah
Implementasi .................................................................................. 94
3. Efektivitas Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan
Karakter Bergaya Hidup Sehat siswa SMPN Sukaresik Jawa
Barat .............................................................................................. 96
4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat menurut
Penilaian
siswa kelas VII SMPN Sukaresik Jawa Barat ................................ 99
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 103
A. Kesimpulan ........................................................................................... 103
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 104
C. Saran ...................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 108
LAMPIRAN .......................................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup
Sehat...........................................................................................................38
Tabel 3. 1 Desain penelitian one-group pretest posttest design.................................56
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Karakter Bergaya Hidup Sehat..........................................63
Tabel 3. 3 Kisi-kisi kuesioner Self Assessment Karakter Bergaya Hidup
Sehat.......................................................................................................64
Tabel 3. 4 Kriteria Guilford ....................................................................................... 68
Tabel 3. 5 Reliabilitas Item Test Karakter Bergaya Hidup sehat...............................69
Tabel 3. 6 Reliabilitas Item Kuesioner Bergaya Hidup Sehat....................................71
Tabel 3. 7 Uji Normalitas ........................................................................................... 71
Tabel 3. 8 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup sehat....................74
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup Sehat
Siswa/i kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Tahun Ajaran
2015/2016...................................................................................................74
Tabel 4. 1 Pekembangan Hasil Perkembangan Skor Karakter Bergaya Hidup
Sehat Siswa VII F SMPN Sukaresik ......................................................... 77
Tabel 4. 2 Distribusi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup
Sehat antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter ... 79
Tabel 4. 3 Paired Sample Statistik ............................................................................. 82
Tabel 4. 4 Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Antar
Tiga Sesi Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan
Experiential Learning.................................................................................85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 5 Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Menurut Penilaian Partisipan..................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial ......... 22
Gambar 2. 2 Prosedur Pembelajaran Experiential Learning ..................................... 49
Gambar 2. 3 Kerangka Pikir....................................................................................... 53
Gambar 3. 1 Desain Pra Eksperimen One-Group Pre test-Post test Implementasi
Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter
Bergaya Hidup Sehat ............................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Pekembangan Pre test Post test Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa
Kelas VII F SMPN Sukaresik ................................................................. 78
Grafik 4. 2 Pekembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F
SMPN Sukaresik ..................................................................................... 78
Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan
Karakter Bergaya Hidup Sehat Antara Pre dan Post Test ...................... 80
Grafik 4. 4 Peningkatan Hasil Implementasi Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa
tiga sesi .................................................................................................... 86
Grafik 4. 5 Gambaran Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat pada Siswa
Tiap Sesi...................................................................................................91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Test Bergaya Hidup Sehat ................................................................... 112
Lampiran 2. Kuesioner Self Assessment Bergaya Hidup Sehat ............................... 118
Lampiran 3. Kuesioner Validasi .............................................................................. 120
Lampiran 4. Hasil Uji Validasi Butir Item Test dan Kuesioner Pendidikan Karakter
Bergaya Hidup Sehat .......................................................................... 122
Lampiran 5. Tabulasi Data Instrumen Hasil Test .................................................... 124
Lampiran 6. Tabulasi Instrumen Self Assessment Karakter Bergaya Hidup Sehat
Siswa ....................................................................................................................... 127
Lampiran 7. Tabulasi Data Instrumen 1 Validasi Efektivitas Model Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning ........ 130
Lampiran 8. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas Topik satu ........................... 133
Lampiran 9. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas Topik Dua 142
Lampiran 10. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas Topik Tiga.........................153
Lampiran 11. Refleksi siswa.....................................................................................161
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ........................................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tanpa pembangunan karakter hanya menjadi sarana pelatihan
pengetahuan tanpa penguatan perilaku beradab. Pendidikan karakter sangat
diperlukan agar setiap individu mampu menjadi orang yang lebih baik, menjadi
warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik.
Maka, bangsa Indonesia menggalakkan pendidikan karakter agar kualitas
bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini tengah
menggerakan kembali pendidikan karakter. Namun pelaksanaannya belum
sesuai harapan. Buchori (dalam Barus, 2015) mensinyalir,
Pendidikan watak diformulasikan menjadi pelajaran agama, pelajaran
kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program utamanya
ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-paling
mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Padahal
pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan
nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke
pengamalan nilai secara nyata.
Zubaedi (2011:3) mengakui bahwa “Persoalan karakter atau moral
memang tidak sepenuhnya terabaikan oleh lembaga pendidikan. Akan tetapi,
fakta-fakta seputar kemerosotan karakter pada sekitar kita menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ada kegagalan pada institusi pendidikan kita dalam hal menumbuhkan manusia
Indonesia yang berkarakter atau berakhlak mulia.”
Melihat kenyataan yang terjadi, banyak sekali hambatan yang terjadi
dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP. Pendidikan karakter perlu
dimulai dengan penanaman pengetahuan dan kesadaran pada anak sehingga
anak memahami cara bertindak yang sesuai nilai-nilai moralitas. Data
penelitian Strategis Nasional (Barus, Sinaga & Hastuti, 2015), berjudul
“Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experential Learning”,
yang dilakukan oleh beberapa dosen program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma, menunjukkan secara empirik 36,4% dari 653
peserta didik SMP di 5 kota yang diteliti, capaian nilai-nilai karakternya masih
berada pada kategori kurang baik. Hal itu menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan karakter terintegrasi belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan.
Capaian nilai karakter yang kurang baik ini nampak dalam berbagai
permasalahan remaja, salah satunya adalah masalah seputar kesehatan remaja
yang berujung pada hambatan dalam proses perkembangan diri. Remaja
kurang memiliki kesadaran akan hidup sehat, sehingga remaja memiliki
berbagai hambatan dalam beraktivitas di lingkungannya. Menurut survei
kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, 0,7% perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan 47,0% lelaki yang tidak menikah, berusia 15-19 tahun merupakan perokok
aktif hingga saat ini. Provinsi dengan jumlah pasien AIDS terbanyak pada
pengguna napza suntik adalah Jawa Barat, sebanyak 2.366 orang. Berdasarkan
riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007, secara nasional persentase kebiasaan
merokok penduduk Indonesia berumur >10 tahun sebesar 23,7%, pada lelaki
46,8% dan perempuan 3%. Persentase penduduk yang kurang memiliki
aktivitas fisik usia 10-14 tahun sebesar 66,9% dan usia 15-24 tahun sebesar
52%.
Beberapa hal yang telah disebutkan tadi merupakan permasalahan
remaja yang juga muncul dalam aktivitas pendidikan remaja SMP Negeri
Sukaresik Jawa Barat. Berdasarkan survei di atas, Jawa Barat adalah provinsi
dengan jumlah pasien AIDS dan pengguna napza suntik terbanyak.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara peneliti dengan beberapa
guru di sekolah, diperoleh informasi bahwa sebagian siswa yang merokok aktif
di luar jam pelajaran, sebagian siswa belum memahami bahaya merokok,
sebagian siswa belum memahami pentingnya kesehatan diri, sebagian siswa
kurang menyukai aktivitas olahraga, hampir semua siswa pernah mencoba
merokok, hampir semua siswa memilih jajanan yang kurang sehat, beberapa
siswa belum memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungannya setelah
mereka melakukan kegiatan, beberapa siswa kurang memperhatikan
kebersihan diri, gigi, kuku hingga rambut.
Tingginya perilaku berisiko pada remaja yang ditunjukkan oleh data di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
atas dapat bersumber dari labilnya sifat khas remaja, kurangnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan, lemahnya nilai moral yang dianut, serta buruknya
kondisi lingkungan yang turut memengaruhi. Untuk mengatasi persoalan itu,
perlu ditumbuhkan karakter bergaya hidup sehat di kalangan pelajar SMP
Negeri Sukaresik. Gaya hidup sehat adalah kesinambungan kesehatan personal
dan merupakan aktivitas individu, keluarga, atau masyarakat, dengan niat
memajukan atau menguatkan kesadaran tentang kesehatan, mencegah atau
mengobati penyakit (Mustari, 2014).
Guru BK diharapkan dapat melakukan pelayanan agar karakter bergaya
hidup sehat yang siswa miliki terus berkembang. Salah satu strategi untuk
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat adalah melalui layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning. Melalui layanan bimbingan
siswa diharapkan meningkatkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran
di kelas. Experiential Learning adalah sebuah pendekatan dalam
penyelengaraan bimbingan klasikal, dengan menggunakan dinamika kelompok
yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif karena dapat
menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan,
meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti senang, rileks,
gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat atau gairah untuk lebih
terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial (Prayitno, dkk, 1998).
Berdasarkan fakta yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk ikut serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dengan tujuan
meningkatkan karakter dalam diri siswa. Peneliti mengangkat judul
“Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan
Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan
Karakter Bergaya Hidup Sehat” (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas
VII di SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015/2016).
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari fakta di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan karakter di SMP masih berhenti pada tahap pengenalan nilai
secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan belum membawa peserta
didik ke pengamalan nilai secara nyata.
2. 36.4% peserta didik dari 653 peserta didik di 5 SMP masih pada kategori
kurang baik.
3. Remaja 15-19 tahun merupakan perokok aktif hingga saat ini, perempuan:
0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%.
4. Prevalensi kurang aktivitas fisik penduduk berusia 10 tahun menurut
karakteristik usia: 10-14 tahun: 66,9%; 15-24 tahun: 52%. Sedangkan jika
dilihat berdasarkan jenis kelamin lelaki: 41,4%; dan perempuan: 54,5%.
5. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum
memahami bahaya merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat memiliki
kebiasaan merokok.
7. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat memiliki kebiasaan
jajan yang kurang sehat.
8. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum mampu
melakukan bersih diri.
9. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum mampu
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
10. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat kurang menyukai
aktivitas olahraga.
11. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat lebih memilih
jajanan dan makanan enak daripada sehat.
12. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat belum memahami
pentingnya kesehatan diri.
13. Sebagian peserta didik SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat kurang memiliki
karakter bergaya hidup sehat, sebagai siswa belum dapat menjalani pola
hidup yang sehat.
14. Belum adanya penelitian yang secara langsung menunjukan efektivitas
pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan Experiential Learning di SMP Negeri Sukaresik Jawa
Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kajian untuk menjawab
masalah nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14 khususnya mengenai
implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat dan menganalisis
efektivitas hasilnya dengan mengkaji “Implementasi Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat” (Studi
Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri Sukaresik Jawa
Barat Tahun Ajaran 2015/2016).
D. Rumusan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential
Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat antara
sebelum dan sesudah implementasi?
2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan
karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan Experiential Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri
Sukaresik Jawa Barat sebelum dan sesudah implementasi?
3. Seberapa tinggi peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Learning antar sesi?
4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential
Learning berdasarkan penilaian siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa
Barat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang ingin dipecahkan peneliti, berikut merupakan
tujuan penelitian yang hendak dicapai.
1. Menganalisis seberapa tinggi hasil implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential
Learning dalam peningkatan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII
SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat antara sebelum dan sesudah
implementasi.
2. Menganalisis signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya
hidup sehat siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning
sebelum dan sesudah implementasi.
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil pendidikan karakter bergaya hidup
sehat antar sesi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
Experiential Learning dapat meningkatkan karakter bergaya hidup sehat
siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Mendeskripsikan efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya
hidup sehat siswa kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat menurut
penilaian siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoris maupun praktis.
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah dan memperdalam wawasan
khususnya tentang efektivitas implementasi penanaman nilai karakter
bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah dan guru-guru, hasil penelitian ini bisa dijadikan
landasan dalam menentukan cara meningkatkan karakter bergaya
hidup sehat dalam diri siswa.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memperdalam wawasan tentang
karakter bergaya hidup sehat pada diri dan menerapkannya dalam
kehidupan sebagai peserta didik.
c. Bagi Peneliti, penelitian ini menjadikan peneliti memiliki pengalaman
baru dan keterampilan terutama dalam menerapkan pendidikan
karakter khususnya dalam bimbingan klasikal untuk menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berwarna dan kreatif.
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Karakter bergaya hidup sehat adalah aktivitas individu, keluarga, atau
masyarakat, dengan tujuan untuk memajukan atau menguatkan kesadaran
tentang kesehatan, mencegah atau mengobati penyakit kemudian
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Pendidikan karakter adalah berbagai upaya yang dirancang untuk
meningkatkan karakter individu dengan tujuan menginternalisasi nilai-
nilai karakter dalam diri sehingga membentuk pribadi yang utuh.
3. Bimbingan klasikal adalah kegiatan yang dilakukan guru bimbingan
konseling untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di
kelas. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat) yang hasilnya dapat diamati dan dinilai
bersama- sama. Selain itu, dapat memperoleh informasi tentang siswa
(seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru BK bersama dengan guru mata
pelajaran.
4. Experiential learning adalah variasi pembelajaran yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kecenderungan agar peserta didik mampu belajar dari pengalaman. Peserta
didik diharapkan mampu terlibat secara aktif sehingga dapat mengambil
sebuah pengetahuan baru dari setiap proses kegiatan yang berlangsung,
sehingga para pembelajar mampu membangun pengetahuan,
keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mepaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter bergaya
hidup sehat, hakikat layanan bimbingan klasikal, hakikat pendekatan experiential
learning, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan hipotesis.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Menurut Suyanto (dalam Zubaedi, 2011:11) “Karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Individu berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang ia buat”.
Douglas (dalam Samani, Muchlas & Hariyanto 2012:41)
mendefinisikan Character isn’t inherited. One builds its daily by the way
one thinks and acts, thought by thought, action by action. Hal ini berarti,
karakter bukan sesuatu yang diwariskan namun perlu dibangun melalui
cara berpikir, perilaku dan tindakan setiap harinya.
Menurut Maksudin (2013:3), karakter adalah ciri khas setiap
individu berkenaan dengan jati dirinya, yang merupakan saripati kualitas
batiniah/rohaniah, cara berpikir, cara berperilaku (sikap dan perbuatan
lahiriah) hidup seseorang dan bekerja sama baik dalam keluarga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
masyarakat, bangsa maupun negara.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter
bukan bawaan lahir atau genetis namun, merupakan kepribadian seseorang
yang diyakini, dibangun, dan digunakan sebagai pedoman untuk berpikir,
bersikap, dan bertindak. Hal ini menjadi ciri khas setiap individu untuk
hidup dan bekerjasama dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Lickona (2012) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya
yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli,
dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana,
Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang
dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Lickona
mengungkapkan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam
merespon situasi secara bermoral.
Menurut Winton, 2010 (dalam Samani, 2012) pendidikan karakter
adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh pada
karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada
para siswanya.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas,
pendidikan karakter merupakan upaya yang dirancang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menanamkan, mengembangkan, serta menjadikan seseorang bertanggung
jawab dan mampu menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri dan
norma yang berlaku dalam lingkungan sekitar, sehingga akhirnya
membentuk pribadi yang utuh dalam praktik hidup sehari-hari.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimata
masyarakat luas. Secara khusus tujuan pendidikan karakter adalah untuk:
a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa
yang religius.
b. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karakter bangsa.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Maka, melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa
pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku.
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku
yang baik.
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang
yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan
membantu mereka untuk sukses.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai
dasar yang sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
usaha membangun karakter.
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta
didik.
Maka, pendidik diharapkan mampu memberikan berbagai upaya
berdasarkan prinsip-prinsip yang telah disepakati agar peserta didik mampu
menginternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SMP
Merujuk pada nilai-nilai agama, nilai-nilai yang terkandung dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
UUD 1945, dan nilai-nilai yang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam
adat istiadat masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika, telah
teridentifikasi 88 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima,
yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan (1) Tuhan
Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama manusia, (4) lingkungan, dan
(5) kebangsaan. Namun demikian, penanaman ke-88 nilai tersebut
merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, pada tingkat SMP
dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP
(Permendiknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permendiknas nomor
22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan
deskripsi ringkasnya (Fathurrohman, dkk. 2013:124-126):
a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya.
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
1) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain
2) Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.
3) Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
6) Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan
tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
7) Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
9) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
10) Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
11) Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi
milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri
serta orang lain.
2) Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain.
4) Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.
5) Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
6) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
7) Nilai kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
8) Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
9) Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek dan hormat terhadap berbagai macam hal
baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.
6. Proses Pembentukan Karakter
Menurut Wibowo (2012), perilaku seseorang yang berkarakter pada
hakikatnya merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang
mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial kultural dalam konteks interaksi
(dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung
sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses
psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati
(spiritual and emotional development), (2) olah pikir (intellectual
development), (3) olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic
development), dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity
development). Keempat proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga,
dan olah rasa dan karsa) tersebut secara holistik dan koheren memiliki
saling keterkaitan dan saling melengkapi yang bermuara pada
pembentukan karakter yang menjadi perwujudan dari nilai-nilai luhur.
Secara diagramatik, koherensi keempat proses psikososial tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Perilaku berkarakter
Olah hati
Olah rasa dan karsa
Olah raga
Olah pikir
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. 1
Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial
Masing-masing proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga,
dan olah rasa dan karsa) secara konseptual dapat diperlakukan sebagai
suatu klaster atau gugusan nilai luhur yang di dalamnya terkandung
sejumlah nilai. Keempat proses psikologis tersebut, satu dengan yang
lainnya saling terkait dan saling memperkuat, karena itu setiap karakter,
seperti juga sikap, selalu bersifat multipleks atau berdimensi jamak.
Pengelompokan nilai tersebut sangat berguna untuk kepentingan
perencanaan. Dalam proses intervensi (pembelajaran, pemodelan, dan
penguatan) dan proses habituasi (pensuasanaan, pembiasaan, dan
penguatan) dan pada akhirnya menjadi karakter, keempat kluster nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
luhur tersebut akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan
personalisasi pada diri masing-masing individu.
7. Komponen Pembentukan Karakter
Beberapa komponen yang merupakan pembentuk karakter menurut
Lickona (2012) adalah keterkaitan antara pengetahuan moral, perasaan moral
dan tindakan moral. Ada beragam pengetahuan moral yang dapat
dimanfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam
hidup. Berikut adalah penjelasan dari enam hal yang menjadi bagian dalam
pengetahuan moral:
a. Kesadaran moral
Ketidaksadaran moral atau dengan kata lain kebutaan moral
sering terjadi pada diri seseorang. Kondisi dimana seseorang tak
mampu melihat bahwa situasi yang sedang ia hadapi melibatkan
masalah moral dan membutuhkan pertimbangan lebih jauh. Remaja
khususnya sangat rentan terhadap kegagalan dimana remaja sering
bertindak tanpa mempertanyakan apakah ini benar? Aspek pertama
yang perlu dimiliki oleh remaja dalam kesadaran moral adalah
remaja harus mengetahui bahwa tanggung jawab moral pertama
mereka adalah menggunakan akal mereka untuk melihat kapan
sebuah situasi membutuhkan penilaian moral. Kemudian
memikirkan dengan cermat pertimbangan apakah yang benar untuk
tindakan tersebut. Aspek kedua dari kesadaran moral adalah kendala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk bisa mendapatkan informasi. Remaja harus bertanggung jawab
untuk mencari informasi dan memastikan fakta terlebih dahulu
sebelum membuat sebuah pertimbangan moral.
b. Mengetahui nilai-nilai moral
Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana
menerapkannya dalam berbagai situasi. Nilai-nilai moral yang perlu
diketahui remaja dalam kehidupan ini diantaranya adalah
menghormati kehidupan, kemerdekaan, bertanggung jawab,
kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas,
belas kasih, kedermawanan, dan keberanian. Semua ini merupakan
faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik.
c. Pengambilan perspektif
Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil
sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang
lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan
merasa.
d. Penalaran moral
Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang
bermoral dan mengapa harus bermoral. Seiring dengan perkembangan
penalaran moral anak-anak dan riset menunjukkan bahwa perkembangan
terjadi secara bertahap, mulai dari mempelajari mana yang termasuk
sebagai nalar moral dan mana yang tidak termasuk sebagai nalar moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ketika akan melakukan sesuatu. Pada tingkat tertinggi, penalaran moral
juga melibatkan pemahaman terhadap beberapa prinsip moral klasik,
seperti: “Hormatilah martabat setiap individu”; “Perbanyaklah berbuat
baik”; dan “Bersikaplah sebagaimana engkau mengharapkan orang lain
bersikap padamu”. Prinsip-prinsip semacam ini dapat menuntun
perbuatan moral remaja dalam berbagai macam situasi.
e. Membuat keputusan
Untuk membuat keputusan seseorang dapat melakukan pendekatan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya, seperti
“apa saja pilihanku? apa saja konsekuensinya?” dan lain-lain. Mampu
memikirkan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang
menghadapi persoalan moral disebut sebagai keterampilan pengambilan
keputusan reflektif.
f. Memahami diri sendiri
Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan
kelemahan karakter diri dan mengetahui cara untuk memperbaiki
kelemahan tersebut. Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan
moral yang paling sulit untuk dikuasai, tetapi penting bagi
pengembangan karakter. Kesadaran moral, pengetahuan terhadap nilai-
nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, pembuatan
keputusan, dan memahami diri sendiri merupakan kualitas-kualitas
pikiran yang membentuk pengetahuan moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ditinjau dari sisi perasaan moral atau sisi emosionalnya terdapat
beberapa faktor yang membentuk karakter pada seseorang. Faktor-faktor
tersebut adalah:
a. Hati nurani
Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi
kognitif menuntun seseorang dalam menentukan hal yang benar,
sedangkan sisi emosional menjadikan seseorang merasa berkewajiban
untuk melakukan hal yang benar.
b. Penghargaan diri (self-esteem)
Jika seseorang memiliki penghargaan diri yang sehat, maka seseorang
tersebut dapat menghargai dirinya sendiri, dan jika seseorang mampu
menghargai dirinya sendiri, maka seseorang tersebut akan menghormati
dirinya sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi seseorang
untuk merusak tubuh atau pikirannya sendiri atau membiarkan orang lain
merusaknya. Demikian pula dengan remaja yang memiliki penghargaan
diri yang sehat akan mampu memandang diri secara positif, tidak
bergantung pada pendapat orang lain, lebih mampu bertahan dari tekanan
teman sebaya, mampu mengikuti pertimbangan pribadi, dan lebih
bertanggung jawab terhadap diri, sesama, lingkungan dan kepada Tuhan.
c. Empati
Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang
tengah dialami orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengambilan perspektif.
d. Mencintai kebaikan
Jika seseorang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang
melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya
kewajiban. Potensi ini merupakan potensi moral manusia yang sudah ada
sejak usia kanak-kanak dan dapat terus dikembangkan dalam tiap
tahapan perkembangan manusia.
e. Kontrol diri
Kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting untuk
mengendalikan emosi maupun perilaku diri seseorang. Kontrol diri
membantu seseorang untuk tetap bersikap etis disaat seseorang sedang
tidak menginginkannya. Kontrol diri juga penting untuk mengekang
keterlenaan diri.
f. Kerendahan hati
Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk
keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk
berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan. Kerendahan hati juga
membantu mengatasi kesombongan diri. Kerendahan hati adalah
pelindung terbaik dari perbuatan jahat.
Hati nurani, penghargaan diri, empati, mencintai kebaikan, kontrol
diri, dan kerendahan hati adalah komponen-komponen yang membentuk sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
emosional moral seseorang. Perasaan seseorang terhadap diri sendiri, orang
lain, dan hal-hal yang baik jika digabungkan dengan pengetahuan moral akan
membentuk sumber motivasi moral dalam diri seseorang tersebut. Ada atau
tidaknya perasaan moral pada diri seseorang menjelaskan banyak hal
mengenai mengapa ada orang yang mempraktekan prinsip-prinsip moral
mereka dan ada yang tidak. Inilah alasan mengapa pendidikan nilai yang
hanya sampai pada tataran intelektual, yang hanya menyentuh pikiran dan
bukan perasaan, kehilangan bagian penting dari karakter. Tindakan moral
adalah produk dari dua bagian karakter diatas. Jika seseorang memilki
kualitas moral intelektual dan emosional maka mereka memiliki
kemungkinan melakukan tindakan yang menurut pengetahuan dan perasaan
mereka adalah tindakan yang benar. Untuk memahami sepenuhnya apa yang
menggerakkan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoral
atau yang menghalanginya maka perlu melihat lebih dalam dari ketiga aspek
dari tindakan moral berikut:
a. Kompetensi
Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan
perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif.
b. Kehendak
Kehendak dibutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh
akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat melihat dan memikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan
untuk mendahulukan kewjiban, bukan kesenangan. Kehendak
dibutuhkan untuk menahan godaan, bertahan dari tekanan teman sebaya,
dan melawan gelombang. Kehendak merupakan inti keberanian moral.
c. Kebiasaan
William Bennett mengatakan bahwa “orang-orang yang memiliki
karakter yang baik bertindak dengan sungguh-sungguh, loyal, berani,
berbudi, dan adil tanpa banyak tergoda oleh hal-hal sebaliknya.” Mereka
melakukan yang benar karena kebiasaan.”
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
pembentukan karakter dibangun oleh pengetahuan, perasaan dan tindakan
moral yang berkaitan untuk saling mendukung.
8. Upaya-upaya Peningkatan Karakter di Sekolah
Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (dalam Samani,
2012: 145-146) menyarankan empat hal upaya pengembangan pendidikan
karakter dalam kaitannya pengembangan diri, yaitu: (1) Kegiatan rutin
merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secara terus menerus
dan konsisten setiap saat, misalnya upacara bendera setiap hari senin, piket
kelas, shalat berjamaah, berdoa sebelum dan setelah pelajaran, dan
sebagainya. (2) Kegiatan spontan bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu
keadaan tertentu, misalnya mengumpulkan sumbangan bagi korban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bencana alam, mengunjungi teman sakit atau sedang yang tertimpa
musibah, dan lainlain. (3) Keteladanan adalah timbulnya sikap dan perilaku
peserta didik karena meniru perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan di sekolah, misalnya kerapian pakaian yang dikenakan,
kedisiplinan, tertib dan teratur, saling peduli dan kasih sayang, dan
sebagainya. (4) Pengkondisian, menciptakan kondisi yang mendukung
keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi tata ruang yang rapi,
kondisi toilet yang bersih, disediakan tempat sampah, halaman sekolah
yang rindang.
9. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP
Zubaedi (2011) mengungkapkan indikator keberhasilan
pelaksanaan penciptaan suasana sekolah yang kondusif melalui
penanaman nilai-nilai karakter luhur bagi peserta didik, berhasil-tidaknya
dapat dilihat berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Tingkat pengamalan ibadah keagamaan.
b. Tingkat keimanan, kebersihan, ketertiban, ketertiban, dan keindahan
lingkungan sekolah yang diukur dari persepsi peserta didik, orangtua
dan masyaratat sekitar.
c. Tingkat penurunan frekuensi dan intesitas kenakalan peserta didik
baik di sekolah maupun di luar sekolah..
d. Tingkat peran serta peserta didik, pembina sekolah dan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sekitar dalam program kegiatan sekolah.
e. Tingkat pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik
terhadap nilai-nilai dan norma ajaran karakter yang dapat diukur
melalui nilai pendidikan agama, PPKn dan mata pelajaran lainnya.
B. Hakikat Karakter Bergaya Hidup Sehat
1. Pengertian Bergaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat adalah kesinambungan kesehatan personal. Ini
merupakan aktivitas individu, keluarga, masyarakat, dengan niat memajukan
atau menguatkan kesadaran tentang kesehatan, mencegah atau mengobati
penyakit (Mustari, 2014). Menurut Health Promotion Glossary (WHO 1998)
Lifestyle is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which
are determined by the interplay between an individual’s personal
characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental
living condition.
Menurut Depkes RI (1997), gaya hidup sehat adalah segala upaya
untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat
dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Menurut Depkes RI (2002) indikator gaya hidup sehat antara lain: perilaku
tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik yang
teratur. Maka, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup sehat merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berbagai upaya yang dilakukan individu untuk menciptakan hidup yang sehat
dengan cara menyadari, mencegah, dan mengeobati penyakit.
2. Aspek-aspek Karakter Bergaya Hidup Sehat
Berikut ini merupakan aspek-aspek karakter bergaya hidup sehat menurut
Mustari (2014).
a. Gizi yang Baik
Gizi adalah asupan bahan-bahan yang penting berbentuk makanan atau
minuman untuk menyangga hidup. Tubuh terdiri dari berbagai senyawa
kimiawi yang berbeda-beda, maka tubuh pun memerlukan asupan gizi yang
berbeda-beda pula, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, air,
dan lain-lain. Asupan-asupan tersebut harus dilakukan secara seimbang
sehingga tidak terjadi apa yang disebut dengan malnutrisi.
b. Pengamatan Kesehatan
Pengamatan kita terhadap kesehatan, baik secara aktif ataupun pasif
akan mempengaruhi kesehatan personal. Informasi yang dikumpulkan dari
pengamatan kesehatan dapat digunakan untuk membuat keputusan dan
tindakan personal. Misalnya, kita merasa lelah pada waktu pagi maka kita
akan mencoba tidur di atas bantal, atau posisi tidur yang berbeda. Begitu pula,
informasi itu dapat membuat keputusan klinis dan rencana pengobatan.
Misalnya, pasien yang menyadari bahwa ia tidak bisa tidur karena sesak
nafas, besoknya ia bisa memeriksakan diri ke dokter untuk meminta
pengobatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Olah Raga yang Teratur
Olah raga atau latihan fisik adalah aktivitas tubuh yang mendorong atau
melangsungkan kebugaran fisik dan kesehatan tubuh. Olah raga dilakukan
untuk berbagai alasan, yakni mengembangkan otot, melatih kemahiran,
menurunkan berat badan, atau untuk kesenangan semata. Olah raga yang
dilakukan secara sering dan teratur akan memperkuat sistem kekebalan tubuh,
dan membantu mencegah berbagai penyakit seperti serangan jantung,
penyakit kardiovaskular, diabetes dan kegemukan (obesitas). Olah raga pun
dapat mengelastiskan pembuluh darah, mengembangkan kesehatan mental,
membantu mencegah depresi, membantu mempromosikan atau
melangsungkan kepercayaan-diri yang positif, dapat membentuk postur
tubuh yang baik dan indah, bahkan dapat menyehatkan kerja otak.
d. Aktivitas Sosial
Kesehatan pribadi tergantung pula pada struktur sosial kehidupan.
Kelangsungan hubungan sosial yang kuat dihubungkan dengan kondisi
kesehatan yang baik, umur panjang, produktivitas, dan sikap yang positif.
Interaksi sosial positif dapat meningkatkan kemantapan emosi dan
kecerdasan sosial yang pada akhirnya membuat diri merasa lebih sehat.
e. Kebersihan
Kebersihan berarti kegiatan menjaga tubuh agar tetap bersih untuk
mencegah infeksi dan penyakit, dan penghindaran kontak dengan agen-agen
yang terinfeksi. Kegiatan kebersihan di antaranya adalah membersihkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sewaktu buang air besar ataupun kecil, mandi, menggosok gigi, mencuci
tangan terutama sebelum makan, membersihkan makanan sebelum dimakan,
membersihkan peralatan makan sebelum dan setelah menyiapkan makanan,
dan banyak lagi. Cara ini membantu mencegah infeksi dan penyakit. Dengan
membersihkan tubuh, sel-sel kulit mati dibasuh dan mengelupas dengan bibit-
bibit penyakit, mengurangi kesempatan bibit-bibit penyakit memasuki tubuh.
f. Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan metode penerapan untuk mengurangi stres
atau meningkatkan toleransi atas stress. Metode-metode psikologis termasuk
terapi kognitif, meditasi, dan berpikir positif dapat mengurangi respons atas
stres. Mengurangi ketidaktentuan dengan meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman yang dihubungkan dengan situasi-situasi yang menyebabkan
stres, dapat mengurangi reaksi stres dan dapat membangun kepercayaan diri.
Belajar untuk mengatasi masalah dengan lebih baik, seperti memajukan
keahlian pemecahan masalah dan manajemen waktu, dapat juga mengurangi
reaksi stres pada masalah. Berulang-ulang menjumpai objek ketakutan dapat
juga mengurangi respon lawan-atau-pergi (fight-or-flight) atas stimulus
tersebut misalnya, menghadapi premanisme dapat mengurangi ketakutan
terhadap preman itu sendiri.
g. Program dan Layanan Kesehatan
Program kesehatan dapat berupa layanan kesehatan yang merupakan
pencegahan, pengobatan, manajemen penyakit, menjaga kesehatan mental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan fisik melalui layanan oleh profesi medis, keperawatan, dan tenaga
kesehatan lainnya. Program kesehatan juga dapat disediakan di tempat-
tempat umum seperti tempat kerja atau belajar seperti pusat kebugaran,
penyuluhan kesehatan, kabar tentang kesehatan, akses atas tutorial kesehatan,
gerakan penghentian merokok, dan training yang berhubungan dengan gizi,
berat badan dan manajemen stress. Program lain dapat termasuk penanganan
resiko kesehatan, skrining kesehatan, dan monitoring indeks massa tubuh
(IMT). Program-program kesehatan juga dapat ditemukan di tempat-tempat
umum seperti di sekolah, balai-balai desa, mall, dan kantor-kantor yang ada
di masyarakat. Ini secara khusus meminta partisipan untuk mempunyai
komitmen yang cukup tinggi, karena biasanya bersifat sukarela (voluntary).
h. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memanjangkan umur dan mempromosikan kesehatan melalui upaya-upaya
terorganisasi dan pilihan-pilihan yang diinformasikan dari suatu masyarakat,
organisasi, baik bersifat publik atau privat, komunal ataupun individual.
Winslow, 1920 (dalam Mustari, 2014). Kesehatan masyarakat berhubungan
dengan ancaman atas keseluruhan kesehatan masyarakat berdasarkan analisis
kesehatan penduduk. Kesehatan masyarakat mempunyai sub-bagian, yang
biasanya terbagi pada epidemiologi, biostatistik dan layanan kesehatan.
Kesehatan lingkungan, sosial, perilaku kesehatan, dan kesehatan di tempat
kerja juga termasuk bidang yang penting dalam kesehatan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Intervensi kesehatan masyarakat adalah lebih difokuskan untuk
mencegah daripada mengobati suatu penyakit. Selain aktivitas ini, dalam
banyak kasus mengobati suatu penyakit dapat menjadi vital untuk mencegah
penyebarannya, seperti selama masa inkubasi penyakit yang berinfeksi.
Contoh-contoh upaya kesehatan masyarakat selain pengobatan adalah
vaksinasi terjadwal dan distribusi kondom.
Tidak seperti kaum profesional klinis, kesehatan masyarakat lebih
difokuskan pada keseluruhan penduduk daripada individu. Tujuannya adalah
mencegah terjadinya atau kembali terjadinya masalah-masalah kesehatan
dengan mengimplementasikan program-program pendidikan, mengatur
layanan masyarakat, melakukan penelitian, dan program-program lainnya.
Kesehatan masyarakat juga bisa bersifat universal. Dalam hal ini, kesehatan
dapat menyeberangi wilayah atau negara lain, terutama negara-negara
berkembang yang tidak dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut.
i. Pendidikan Kesehatan
Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang sudah mengerti
bagaimana untuk sehat. Ketika tiap orang berusaha untuk tetap mengamati
kesehatan mereka sehari-hari, ketika tiap orang sadar sosial, ketika
kebersihan tetap terjaga di mana saja mereka berada, dan ketika tiap orang
bisa mengatasi masalah stress mereka. Oleh karena itu, pendidikan untuk
menjadi sadar-kesehatan ini memang harus terus dilancarkan, dengan
berbagai media dan di berbagai kesempatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Di rumah, kita bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang kebersihan,
memperhatikan kondisi kesehatan mereka, mengajarkan makan makanan
yang sehat, mengajak mereka berolah raga yang teratur, mengajarkan sikap-
sikap positif, dan bahkan mendorong mereka untuk bersikap senang
menolong orang.
Di sekolah sikap-sikap positif di atas dapat dipraktekkan, bahkan masuk
di dalam kurikulum maupun kokurikulum. Pendidikan jasmani dan olah
raga/kesehatan mestilah selalu ada dan dipraktekkan. Kegiatan-kegiatan
seperti Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Palang Merah Remaja (PMR)
dapat menjadi pusat-pusat kegiatan untuk mengajarkan kesehatan.
Di lingkungan masyarakat, para pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal dapat mengajak masyarakat untuk melakukan gotong-
royong dalam hal kebersihan, saling mengingatkan apabila ada hal-hal yang
salah secara kesehatan dalam rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup Sehat
Berikut ini disarikan dari Kemendiknas, 2010 (dalam Suharjana 2012)
karakterisitik individu yang memiliki karakter bergaya hidup sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2. 1
Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Bergaya Hidup Sehat
No Sehat Tidak Sehat
1 Mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang.
Mengonsumsi makanan apa saja yang
penting enak dan cepat saji.
2 Mengonsumsi makanan
berserat tinggi,sayuran,
dan buah segar setiap
hari.
Jarang mengonsumsi makanan berserat
tinggi, sayuran dan buah segar setiap hari
(hanya kalau ingin dan ingat).
3 Menghindari makanan
yang mengandung
banyak lemak, gula atau
garam.
Suka mengonsumsi makanan yang
mengandung banyak lemak, gula, atau
garam.
4 Mengonsumsi susu atau
produk dari susu setiap
hari.
Kadang-kadang kalau ingin saja
mengonsumsi susu atau produk dari susu.
5 Tenang dan selalu
berpikir positif. Pikiran
gampang stress dan dan
mudah pusing.
Berat badan dalam batas normal. Berat
badan lebih atau kurang dari berat badan
ideal.
6 Olahraga teratur. Kadang-kadang olahraga jika mau, atau
sama sekali tidak berolahraga
7 Cukup istirahat. Banyak kerja lembur dan keluar malam.
8 Minum air putih 1,5-2
liter per hari.
Lebih suka minum kopi atau teh dari pada
air putih.
9 Tidak merokok Banyak merokok.
Maka, peserta didik diharapkan mampu menginternalisasi nilai karakter
bergaya hidup sehat yang telah didapatkan, kemudian mencerminkannya dalam
kehidupan sesai dengan karakteristik yang dijabarkan.
4. Upaya-Upaya Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
meningkatkan kesehatan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah,
yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun
organisasi-organisasi di masyarakat.
b. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk
kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat
berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya.
Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya dukungan
masyarakat sepenuhnya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum
yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu,
memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orang tua.
d. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan
perkembangan, imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu,
mengadakan kerja sama dengan puskesmas setempat, dan mengadakan
program-program makanan begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’
makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
e. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang
didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat
bagi seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan
pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir. kebijakan-
kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk
alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
f. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat.
5. Faktor-Faktor Gaya Hidup Sehat
Faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat menurut Lawrence Green,
1980 (dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis ada tiga faktor utama:
a. Faktor-faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi perubahan perilaku
yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu perilaku.
Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai, dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung
Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku individu atau organisasi termasuk tindakan/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ketrampilan. Faktor ini meliputi ketersediaan, keterjangkauan sumber daya
pelayanan kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat dan pemerintah dan
tindakan yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Faktor-faktor pendorong
Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Faktor ini memberikan penghargaan/ insentif untuk ketekunan atau
pengulangan perilaku. Faktor penguat ini terdiri dari tokoh masyarakat,
petugas kesehatan, guru, keluarga dan sebagainya.
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono, (2014:1) mengemukakan bimbingan klasikal
merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam
kelas. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar (2014:19) bimbingan klasikal
merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas.
Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh
atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat
dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar.
Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK
(Sukmadinata, 2007:116 & 118).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan membimbing yang
diberikan untuk membantu siswa, baik itu yang memiliki kebutuhan atau
masalah yang bersifat umum dan dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar
siswa dalam satuan kelas.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
Suciati (2005) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal diklasifikasi
dalam beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berpikir mencakup kemampuan intelektual sederhana yakni
mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah. Secara hirarkis
tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling
rendah meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan
perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan
atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan
klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan organisasi
sistem nilai dan pembentukan pola hidup.
c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada
ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau
tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis
tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling
rendah meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
3. Bidang Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono, (2014:1-2) menyatakan berdasarkan model
ASCA (Asosiasinya konselor sekolah di Amerika), bimbingan klasikal
merupakan bentuk kegiatan yang termasuk ke dalam komponen layanan
dasar (guidance curriculum). Komponen layanan dasar bersifat
developmental, sistematik, terstruktur, dan disusun untuk meningkatkan
kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karir. Layanan dasar (guidance
curriculum) merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta
didik (guidance for all), tanpa mengenal perbedaan gender, ras, atau
agama mulai taman kanak-kanak sampai tingkat SLTA disajikan melalui
kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang
belajar, pribadi, sosial dan karir peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Strategi/ Teknik Bimbingan Klasikal
Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok
mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan
bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat
membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok
agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya,
seperti yang dikemukakan oleh Romlah (2001) “Bahwa teknik bukan
merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa
teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok
yaitu, antara lain:
a. Teknik pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah,
yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok
pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik
pemberian informasi antara lain adalah : (1) dapat melayani banyak
orang, (2) tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien, (3) tidak
terlalu banyak memerlukan fasilitas, (4) mudah dilaksanakan
disebanding dengan teknik lain.
b. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer dan Munro (dalam
Romlah 2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok
yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk
mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan
pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.
c. Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana
pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan
masalah secara sistematis adalah : (1) Mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, (2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah,
(3) Mencari alternatif pemecahan masalah, (4) Menguji masing-masing
alternative, (5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling
menguntungkan, (6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.
d. Permainan peranan (role playing)
Bennett (dalam Romlah 2001: 99) mengemukakan: bahwa
permainan peranan adalah suatau alat belajar yang mengambarkan
ketrampilan-ketrampilan dan pengertian pengertian mengenai hubungan
antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel
denga yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Didalamnya
Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu
sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk
memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang
dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh
pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep
dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi
terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
e. Permainan simulasi (simulation games)
Menurut Adams (dalam Romlah 2001: 109) menyatakan bahwa
permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk
merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya.
Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan
teknik diskusi.
f. Home room
Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga
dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas
dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam
pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam
program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas
dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan
perasaannya seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan tanya
jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
g. Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk
bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh
penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh
tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk
membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta
segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor,
percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung
nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning
1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning
Experiential Learning adalah sebuah pendekatan dalam
penyelengaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan dinamika
kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika
dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta
kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti
senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat
atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan
terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
social (Prayitno, dkk, 1998:90).
Kolb (1984) mengatakan: “experiential learning: experience as the
source of learning and development” dalam pernyataan tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
terkandung makna bahwa pendekatan experiential learning adalah
pembelajaran yang memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik.
Peserta didik berperan secara aktif mengeksplorasi, dan membuat catatan
tentang peristiwa yang terjadi. Experiential learning dipahami sebagai
tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara
terus menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektivan hasil
belajar. Experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar
yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan melalui pengalamannya secara langsung dengan
menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong pembelajar
mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses
pembelajaran.
2. Tujuan Experiential Learning
Johnson dan Johnson (1991) memaparkan tujuan dari model
experiential learning adalah untuk mempengaruhi peserta didik dengan 3
cara, yaitu:
a. Mengubah struktur kognitif peserta didik.
b. Mengubah sikap peserta didik.
c. Memperluas keterampilan-keterampilan peserta didik yang sudah ada.
Ketiga elemenn tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi secara
keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak
ada maka elemen lainnya tidak akan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Experiential Learning
Kolb (1984) mengatakan bahwa model experiential learning
merupakan sebuah proses yang melingkar yang terdiri dari empat fase.
Pertama, fase Concrete Experience menggunakan pengalaman yang sudah
dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang
lebih lanjut. Kedua, fase Reflective Observation mendiskusikan pengalaman
para peserta yang telah dilalui atau saling berbagi reaksi dan observasi yang
telah dilalui. Ketiga, fase Abstract Conceptualization proses menemukan tren
yang umum dan kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau
membentuk reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan
atau konsep yang baru. Keempat, fase Active Experimentation modifikasi
perilaku lama dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2. 2 Prosedur Pembelajaran Experiential Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning
Metode Experiential Learning memiliki kelebihan yakni dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana
belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,
mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong
siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Selain beberapa
kelebihan yang telah disebutkan, terdapat pula kekurangan dari metode
Experiential Learning yakni dibutuhkannya alokasi waktu yang relatif
lama dalam proses pembelajaran (Sinaga, 2013).
Dari kelebihan yang ada pada metode Experiential Learning
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Experiential Learning
dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan
memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang
akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu
pembelajaran dengan pendekatan experiential learning dapat efektif
diberikan kepada peserta didik sehingga tercapailah tujuan dari
pendekatan experiential learning yakni; mengubah struktur kognitif siswa,
mengubah sikap siswa, memperluas keterampilan-keterampilan siswa
yang telah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh:
1. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
Gendon Barus (2015) dalam artikel yang berjudul “Menakar Hasil
Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP” dilihat dari hasilnya menegaskan,
implementasi pendidikan karakter terintegrasi di SMP, efektivitasnya belum
menggembirakan. Temuan evaluatif secara empirik menunjukkan bahwa
36,4% dari 653 peserta didik pada 5 SMP di berbagai kota yang diteliti,
capaian nilai-nilai karakternya masih berada pada kategori kurang baik.
2. Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup Sehat Terhadap
Status Kesehatan
Dwi Hapsari, Puti Sari dan Julianty Pradono (2009) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku
Hidup Sehat Terhadap Status Kesehatan”, setelah dilakukan analisis secara
bersama-sama antara faktor lingkungan sehat, daerah tempat tinggal, aktivitas
fisik, pendidikan, perilaku merokok, dan status ekonomi menunjukkan bahwa
presentasi klasifikasi benar sebesar 54,8% dianggap sudah dapat mewakili
hubungan antara kedua variabel pokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
F. Kerangka Pikir
Karakter bergaya hidup sehat kurang terinternalisasi dalam diri peserta
didik, sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan. Pendidikan
karakter yang diintegrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan pada
sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP, hanya mampu mengenalkan
nilai-nilai secara kognitif semata, maka pendidikan karakter diaplikasikan dalam
layanan bimbingan klasikal berbasis experiential learning melalui beberapa tahap.
Pendekatan experiential learning dipadankan dalam bimbingan klasikal, concret
experience muncul dalam dinamika kelompok berupa kegiatan secara langsung,
dalam penelian ini kegiatan berupa penyusunan puzzle, patroli sampah dan
eksperimen rokok. Reflective observation muncul saati refleksi pengalaman,
dalam penelitian ini kegiatan berupa refleksi siswa yang ditulis dalam buku
refleksi. Abstract conceptualitation muncul dalam tahap sharing pengalaman,
dalam penelitian ini berupa diskusi dan sharing hasil refleksi yang telah didapat
dan active experimentation muncul di ujung kegiatan karena peserta didik diyakini
telah mampu menginternalisasi nilai bergaya hidup sehat kedalam kehidupannya,
sehingga mereka mampu menyusun niat ke depan dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman, penghayatan, secara afektif, dan pengamalan karakter
bergaya hidup sehat sebagai peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pendidikan Karakter Perlu Ditingkatkan Pendidikan Karakter Terintegrasi
Implementasi Pendidikan Karakter
Bergaya Hidup Sehat Melalui
Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential
Learning
Dinamika
Kelompok
(2)
Refleksi
Pengalaman
(3)
Sharing
Pengalaman
(4)
Perumusan
Niat
(5)
Pengantar/
Instruksi
(1)
Concret
Experience
Topik Bimbingan
1.Pola Hidup Sehat
2.Kebersihan
3.Bahaya Merokok
Abstract
conceptualisation
Active
experimentation
on
Reflective
observation
Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Karakter Bergaya Hidup Sehat Peserta Didik
Pendidikan karakter diformulasikan menjadi mata pelajaran.
Pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata.
Gambar 2. 3 Kerangka Pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning secara signifikan tidak efektif
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP
Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016.
Hi: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan
karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas,
reliabilitas, uji normalitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan pre-experimental one-group pretest-posttest design. Menurut
Sugiyono (2009:74) hasil penelitian pre-experimen merupakan variabel
dependen. Eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh
karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah
perlakuan. Maka dalam penelitian ini sebelum perlakuan subyek penelitian
terlebih dahulu diberikan pretest (tes awal), dan diakhir perlakuan diberi
posttest (tes akhir).
Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui gambaran umum
tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri Sukaresik
Jawa Barat sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiantial learning tahun
ajaran 2015-2016, dan mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sukaresik Jawa Barat. Secara sederhana, desain penelitian yang digunakan
dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Desain penelitian one-group pretest posttest design
Pretest Treatment Posttest
0 X 0
1 2
Keterangan:
0.1 : tes awal sebelum pemberian treatmen
0.2 : tes akhir sesudah pemberian treatmen
X : treatmen
Penelitian yang dirancang peneliti dengan pre experimental One-Group
Pretest-Posttest design pendidikan karakter berbasis layanan klasikal dengan
pendekatan Experiential Learning, untuk mengetahui tingkat karakter bergaya
hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat. Efektivitas
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
Experiential Learning divisualisasikan dalam gambar sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pre test
a. Siswa mendengarkan instruksi dinamika kelompok
b. Siswa membentuk kelompok
c. Siswa melakukan dinamika
Gambar 3. 1 Desain Pra Eksperimen One-Group Pretest-Posttest Implementasi
Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya
Hidup Sehat
Topik:
1.Pola Hidup Sehat
2.Kebersihan
3.Bahaya Merokok
Reflective
Observation (2)
Concrete
Experience (1)
Active
Experimention
(4)
Abstract
Conzeptualizati
on (3)
a. Siswa merefleksikan dinamika kelompok
b. Siswa membagikan hasil refleksi
a. Siswa membuat niatan diri berdasarkan nilai saat
dinamika
b.Siswa menerapkan niatan dalam hidup sehari-hari
a. Siswa menyebutkan nilai yang didapat dari
dinamika
b. Siswa memaknai nilai yang didapat
Post test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat. Penelitian
dilakukan pada bulan Mei 2016. Terdiri dari pemberian pretest sebelum
treatment, tiga kali treatment dengan tiga topik bimbingan yakni; “Pola Hidup
Sehat”, “Kebersihan Diri dan Lingkungan ”, “Bahaya Merokok” dan satu kali
posttest setelah treatment.
C. Subjek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII F SMP
Negeri Sukaresik Jawa Barat yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini termasuk
penelitian populasi karena semua anggota populasi menjadi subyek penelitian.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah untuk memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu
bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis. Oleh karena itu,
diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik tes dan non tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
hasil pretest dan posttest peningkatan karakter bergaya hidup sehat.
Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
menurut penilaian siswa.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1) Menganalisis topik materi.
2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling.
3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau
skala.
4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner.
5) Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam hal ini
berperan Dr. Gendon Barus, M. Si selaku reviewer validitas rasional
(validitas isi).
b. Tahap pelaksanaan
1) Pemberian pretest untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman
konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan.
2) Implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning dengan menyajikan 3 (tiga) topik bimbingan klasikal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3) Pemberian posttest untuk melihat peningkatan penguasaan dan
pemahaman konsep siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan
bimbingan.
c. Tahap akhir
1) Mengumpulkan data yang diperoleh.
2) Mengolah data hasil penelitian.
3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
4) Menarik kesimpulan.
2. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif,
peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Kuesioner cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan 3 instrumen berupa 2 kuesioner dan 1 soal tes dengan
berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini.
a. Tes karakter bergaya hidup sehat
Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa terdapat beberapa
tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis, dan daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif
dengan tipe pilihan berganda (multiple choice). Artinya, data penelitian
dapat dianalisis setelah scoring. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan berupa tes karakter bergaya hidup sehat yang disusun dalam
bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1
hingga 4 dan masing- masing alternatif jawaban memiliki level kebenaran.
Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh sangat mewakili
pengaplikasian nilai karakter bergaya hidup sehat. Sedangkan skor 1 untuk
mewakili alternatif jawaban yang kurang mewakili nilai karakter bergaya
hidup sehat. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim
dosen Strategis Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si.
Menurut Arikunto (2006:175) teknik pengumpulan data adalah cara
yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes yang disebarkan dalam
bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1–4
dan dari keempat alternatif jawaban tersebut mengandung nilai kebenaran.
Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili
penerapan nilai karakter berrgaya hidup sehat. Sedangkan skor 1 untuk
mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter
bergaya hidup sehat. Instrumen yang berupa test disusun oleh peneliti
sendiri dengan arahan dosen pembimbimg dalam tim penelitian Stranas
(Strategis Nasional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan pada awal dan akhir
perlakuan. Diberikan sebelum perlakuan/pretest dimaksudkan untuk
mengetahui gambaran umum tingkat karakter bergaya hidup sehat.
Sedangkan soal tes dengan ragam pilihan ganda yang diberikan pada akhir
setelah perlakuan/posttest, bertujuan untuk mencari data yang diperlukan
untuk mengetahui keefektivitasan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri
Sukaresik terlampir pada lampiran 1. Dalam membuat soal tes peneliti
terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek-aspek
karakter bergaya hidup sehat dan indikator siswa yang memiliki karakter
bergaya hidup sehat yang divisualisasikan dalam table berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Tes Karakter Bergaya Hidup Sehat
N
o Aspek Indikator No item
1
Pendidikan kesehatan
Memiliki kesadaaran akan arti hidup
sehat 14, 13, 17 Melakukan kebiasaan hidup sehat
2 Gizi yang baik
Memiliki kebiasaan makan makanan
sehat 2, 4, 16
3 Program dan layanan
kesehatan Mengikuti dan menjalankan program
hidup sehat 9, 10
4
Kebersihan
Memiliki kesadaran akan arti
kebersihan diri 11, 15
Memiliki kesadaran akan arti
kebersihan lingkungan 8, 12
5 Pengamatan kesehatan Mengumpulkan Informasi Kesehatan 1, 3
6 Olahraga teratur
Memiliki kebiasaan untuk
berolahraga 5, 6
7 Aktivitas sosial
Memilih kegiatan sosial yang positif
bersama oranglain 20
8 Management stres Mampu mengelola pola hidup 7
9 Kesehatan masyarakat Mencegah penyakit 18, 19
b. Kuesioner penilaian diri (self assessment scale)
Kuesioner penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan
checklist (√) dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono (2013)
menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Jawaban setiap item dalam kuesioner penilaian diri memiliki gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sangat
selalu (s), sering (sr), kadang-kadang (kd), dan tidak pernah (tp).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kuesioner penilaian diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau
topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur peningkatan
karakter bergaya hidup sehat yang menjadi fokus penelitian untuk setiap
topik. Kuesioner penilaian diri/self assessment scale (disusun oleh Tim
Penelitian Stranas) terlampir pada lampiran 2.
Berikut kisi-kisi Kuesioner penilaian diri/self assessment scale.
Tabel 3.3
Kisi-kisi kuesioner Self Assessment Karakter Bergaya Hidup
Sehat
No Aspek Indikator No item
1 Pendidikan
kesehatan
Memiliki kesadaaran akan arti
hidup sehat 16 Melakukan kebiasaan hidup sehat
2 Gizi yang baik
Memiliki kebiasaan makan
makanan sehat 1
3 Program dan
layanan kesehatan Mengikuti dan menjalankan
program hidup sehat 4
4
Kebersihan
Memiliki kesadaran akan arti
kebersihan diri 11, 12, 13
Memiliki kesadaran akan arti
kebersihan lingkungan 14, 15, 17
5 Pengamatan
kesehatan
Mengumpulkan Informasi
Kesehatan 4, 7
6 Olahraga teratur
Memiliki kebiasaan untuk
berolahraga 2, 5
7 Aktivitas sosial
Memilih kegiatan sosial yang
positif bersama oranglain 18, 19, 20
8 Management stres Mampu mengelola pola hidup 3, 6
9 Kesehatan
masyarakat Mencegah penyakit 8
c. Kuesioner validasi efektivitas model (responden siswa)
Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013) menerangkan
bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu
“ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif).
Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat
setuju” hingga “sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya
terdapat dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini,
“ya dan tidak”. Biasanya, skala Guttman digunakan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model
dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program
yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner terlampir pada
lampiran 3.
E. Validitas, Reliabilitas dan Uji Normalitas
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid,
tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar,
2009).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya
perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan
penilaian dari penilai yang kompeten (expert judgement). Pengujian alat
ukur biasanya digunakan batasan ≥ 0,30. Semua item dikorelasikan minimal
0,30 (Azwar, 2009). Pada penelitian ini, validitas tes maupun kuesioner self
assesswment karakter bergaya hidup sehat dikonstruksi berdasarkan aspek-
aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli dalam
bidangnya. Ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategis
Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini yang berperan Dr. Gendon
Barus, M.Si. Selanjutnya butir tes dan kuesioner self assessment karakter
bergaya hidup sehat diuji secara empiris dan dianalisis dengan cara
mengkorelasikan item menggunakan teknik korelasi product moment
Pearson dengan rumus sebagai berikut (Purwanto 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
√{𝑁 ∑ 𝑋2
− (∑ 𝑋) 2
}{𝑁 ∑ 𝑌2
− (∑ 𝑌) 2
}
Keterangan : XYr = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
n = jumlah subyek
X = skor butir atau aspek
Y = skor skala
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
2. Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran.
Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,
2009). Sukardi (2003) mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan
instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi,
apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur apa yang hendak diukur.
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan
metode alpha. Rumus Alpha menurut Riduwan (2006) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) . (1
∑ 𝑠𝑖
𝑠𝑡)
Keterangan :
𝑟11 : Nilai Reliabilitas
∑ 𝑠𝑖 : Jumlah varians skor
St : Varians total tiap item
K : Jumlah item
Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel.
secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika r11> r tabel) berarti Realibel.
Jika r11< r tabel) berarti Tidak Realibel.
Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliability statistics,
kemudian peneliti konsultasikan dengan kriteria guilford (Masidjo, 1995).
Tabel 3. 4
Kriteria Guilford No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91-1,00 Sangat tinggi
2 0,71-0,90 Tinggi
3 0,41-0,70 Cukup
4 0,21-0.40 Rendah
5 Negatif-0,020 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas (ri) test karakter bergaya hidup sehat di kelas
VII F SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 2015/2016,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menunjukkan nilai ri= 0,666, N=30.
Tabel 3. 5
Reliabilitas Item Test Karakter Bergaya Hidup Sehat
Berdasarkan hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,666,
kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20.
Pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha 0,666> r tabel= 0,444 artinya item-
item dalam alat tes pendidikan karakter bergaya hidup sehat dapat dikatakan
reliabel. Selanjutnya bila dikonsultasikan pada kriteria Guilford, peneliti
menyimpulkan bahwa kuesioner karakter bergaya hidup sehat memiliki
reabilitas yang cukup.
Kemudian, hasil uji reliabilitas (ri) skala self assessment karakter
bergaya hidup sehat di kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat
tahun ajaran 2015/2016, menunjukkan nilai ri= 0,77, N=30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3. 6
Reliabilitas Item Kuesioner Bergaya Hidup Sehat
Berdasarkan hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,77,
kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20.
Pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha 0,77> r tabel= 0,444 artinya item-item
dalam alat tes pendidikan karakter bergaya hidup sehat dapat dikatakan
reliabel. Selanjutnya bila dikonsultasikan pada kriteria guilford, peneliti
menyimpulkan bahwa kuesioner karakter bergaya hidup sehat memiliki
reabilitas yang tinggi.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro dkk (2002:110) uji normalitas adalah salah
satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan
analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji
kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
normal.
Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada PSPP adalah jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak
normal. Setelah dilakukan uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov
data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
divisualisasikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 7
Uji Normalitas
Pada tabel hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov menunjukkan
bahwa nilai signifikansi 0,697>0,05 dengan demikian sampel peneliti
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Guna menjawab rumusan masalah pertama, akan dilakukan
perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test.
Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil. Berikut
rumus yang digunakan untuk menghitung selisih.
𝑫 = 𝒐𝟐 − 𝒐𝟏
Keterangan:
D: Selisih
𝒐𝟐: Hasil posttest
𝒐𝟏: Hasil Pretest
Selanjutnya hasil perhitungan selisih dikategorisasi, tujuannya untuk
menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,
2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah
sampai dengan sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula
yang digambarkan pada tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3. 8
Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup sehat
Norma/Kriteria Skor Kategori
+1,8 σ < μ Sangat Tinggi
+0,8 σ < μ ≤ +1,8 σ Tinggi
-0,8 σ < μ ≤ 0,8 σ Sedang
-1,8 σ < μ ≤ -0,8 σ Rendah
μ ≤ -1,8 σ Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik:Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian
berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik: Skor terendah yang diperoleh subjek peneliti
menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/sd): Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan
deviasi sebaran
μ (mean teoritik): Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan
tinggi rendah tingkat karakter bergaya hidup sehat dengan jumlah item 20
diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60
Standar deviasi ((σ/sd) : 60 : 6 = 10
μ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa/i kelas VII F SMP
Negeri Sukaresik tahun ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
Tabel 3. 9
Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa/i
Kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Tahun Ajaran 2015/2016
Norma/Kriteria
Skor
Rentang
Skor
Kategori
+1,8 σ < μ > 68 Sangat Tinggi
+0,8 σ < μ ≤ +1,8 σ 58 – 68 Tinggi
-0,8 σ < μ ≤ 0,8 σ 42 – 57 Sedang
-1,8 σ < μ ≤ -0,8 σ 32 – 41 Rendah
μ ≤ -1,8 σ < 32 Sangat Rendah
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, digunakan PSPPIRE sebagai
alat uji signifikansi. Kemudian, dihitung berdasarkan t tabel.
3. Untuk rumusan masalah ketiga digunakan pengkategorian berdasarkan
model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan
individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,
2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah
sampai dengan sangat tinggi. Lebih jauh, Winkel dan Hastuti (2004:295)
juga menjelaskan bahwa rating scale dituangkan dalam bentuk
gradasi.
4. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah keempat, peneliti
menggunakan deskritif dengan persentase, hal ini dilakukan peneliti
sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam
kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter bergaya hidup
sehat yakni, ya, tidak, dan tidak tahu dengan siswa sebagai penilai
dengan rumus sebagai berikut.
Pem=∑ 𝑓
𝑁100
Keterangan:
Pem: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan
karakter
∑ 𝑓 : Jumlah jawaban setiap item.
𝑁: Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.
Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.
A. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa
Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah
Implementasi.
Model pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning jika
dilihat dari pretest dan posttest. Dalam penelitian ini yang menjawab tes
adalah siswa kelas VII F sebanyak 30 orang. Hal ini berguna untuk melihat
keefektifan pendidikan karakter. Gambaran tingkat karakter bergaya hidup
sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran
2015/2016 dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 dan 4.2 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4. 1
Hasil Perkembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa VII
F SMPN Sukaresik
Nama Pretest Posttest Perkembangan
Adit 71 70 -1
Rizki 54 62 8
Rifki 64 64 0
Hen Hen 65 68 3
Bayu 52 60 8
Rizki Pra 53 61 8
Rika 75 75 0
Nora 72 73 1
Teti 71 71 0
Kodar 71 75 4
Eneng 67 73 6
Asri 71 74 3
Yadi 62 68 6
Faisal 58 69 11
Reza 64 73 9
Ilhan 65 66 1
Arifin 73 73 0
Nida 66 69 3
Rifki Pras 70 77 7
Reza M 60 71 11
Widya 62 67 5
Wida 69 71 2
Hera 60 66 6
Anisa R 66 65 -1
Regar 54 64 10
Rian Tri 52 61 9
Uron 56 66 10
Seli 70 72 2
Muhamad 64 64 0
Ratna 65 70 5
Mean 64,06 68,60 4,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dalam perspektif grafis garis, peningkatan nilai pre-post test
karakter bergaya hidup sehat sebagai berikut.
Grafik 4. 1 Pekembangan Pretest Posttest Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa
Kelas VII F SMPN Sukaresik
Dalam perspektif grafis, berikut progil peningkatan nilai pre-
post test karakter bergaya hidup sehat sebagai berikut.
Grafik 4. 2 Pekembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII
F SMPN Sukaresik
Pada penelitian ini diperoleh hasil yang baik. Kebanyakan siswa
menunjukan peningkatkan, namun terdapat lima siswa tanpa peningkatan
Pretest; 64,06
Postest; 68,6
63,5
64
64,5
65
65,5
66
66,5
67
67,5
68
68,5
69
0 1 2 3
50
60
70
80
ad
it
rizk
i
rifk
i
he
n h
en
ba
yu
rizk
i Pra
rika
no
ra
teti
kod
ar
en
en
g
asr
i
yad
i
fais
al
reza
ilh
an
ari
fin
nid
a
rifk
i pra
s
reza
m
wid
ya
wid
a
he
ra
an
isa
r
rega
r
ria
n t
ri
uro
n
seli
mu
ha
ma
d
ratn
a
pretest posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dan penurunan serta ada dua orang yang mengalami satu angka penurunan
nilai. Jika dirata-ratakan, setiap siswa mengalami kenaikan nilai sebesar
4,7. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama siswa dalam
sesi, terdapat satu siswa sedang sakit dan dua lainnya meninggalkan 15
menit dalam sesi karena mendapat pengumuman terkait keorganisasian.
Kebanyakan siswa yang mengalami kenaikan nilai yang cukup
melambung dikarenakan siswa mengikuti rangkaian sesi dengan
bersungguh-sungguh dan mengikuti proses experiential learning. Hal
yang membuat siswa fokus dan terlibat adalah dengan adanya dinamika
yang menyenangkan dalam experiential learning dan adanya pemberian
reinforcement dalam sesi sehingga menambah semangat dan antusias
siswa, maka tidak mengherankan apabila kebanyakan siswa mengalami
peningkatan nilai.
Bila dilihat berdasarkan kategorisasi nilai adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 2
Distribusi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup
Sehat antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan
Karakter
Rentang
Skor Kategori
Pretest Posttest
F % F %
˃68 Sangat tinggi 10 33 16 53
58−68 Tinggi 14 47 14 47
42−57 Sedang 6 20 0 0
32−41 Rendah 0 0 0 0
˂32 Sangat rendah 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Data menggambarkan bahwa terdapat peningkatan antara
pretest dan posttest. Mulanya hasil pretest menunjukkan terdapat siswa
yang ada pada kategori sedang, sisanya pada kategori tinggi dan sangat
tinggi mengalami kenaikan menjadi 0% di kategori sedang dan
melambung pada kategori sangat tinggi sebesar 53%. Selisih pada kategori
sedang adalah 20% dan 0% pada kategori tinggi serta 20% selisih pada
kategori sangat tinggi. Hasil posttest mengalami peningkatan sebesar 20%
pada tiap kategori, kecuali pada kategori tinggi tidak mengalami
peningkatan atau penurunan. Berikut disediakan grafik berdasarkan
kategorisasi tadi.
Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan
Karakter Bergaya Hidup Sehat Antara Pre dan Post Test
Mencermati tabel 4.2 dan grafik 4.3 nampak bahwa tingkat
karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
10
14
6
16
14
PRETEST POSTTEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Barat Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum (pretest) mendapatkan
pendidikan karakter berbasis layanan klasikal dengan pendekatan
experiential learning, pada tabel 4.2 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa:
a. Ada 10 (33%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi.
b. Ada 14 (47%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 6 (20%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki
karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi rendah
maupun sangat rendah.
Tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N
Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016 sesudah (posttest)
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal dengan
pendekatan experiential learning pada tabel 4.2 dan grafik 4.3
menunjukkan bahwa:
a. Ada 16 (53%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi.
b. Ada 14 (47%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi.
c. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang,
rendah maupun sangat rendah.
2. Signifikansi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup
Sehat Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning Sebelum dan Sesudah Implementasi.
Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning dianalisis dengan
menggunakan uji Paired Simple T test. Hasil uji T sampel berpasangan
untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat kelas VII SMP Negeri
Sukaresik Jawa Barat Tahun ajaran 2015/2016 tampak pada tabel 4.3
berikut ini.
Tabel 4. 3
Paired Sample Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter
bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik uji Two Related Sample Test dengan bantuan program PSPP
(PSPPIRE) hasil uji diperoleh mean atau rata-rata dari 30 siswa, sebelum
adanya perlakuan (pretest) nilainya adalah 64,07 dan sesudah adanya
perlakuan (posttest) nilai rata-rata naik menjadi 68,60. Sehingga, dapat
dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni
4,53. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 6,77
dan posttest yaitu 4,64. Hal tersebut akan memberikan arti bahwa titik data
individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari sisi nilai
maksimum pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebanyak 4
angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest
dengan posttest.
Jika ditinjau dari nilai t sebesar -6,36 (sig=0,000) di mana lebih
rendah dari batas kritis penelitian 0,05 (0,000<0,05) artinya Hi diterima.
Jadi terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rata-rata skor pretest
dengan skor posttest, karena hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi.
Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat peningkatan secara
signifikan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antara sebelum
dan sesudah implementasi bimbingan klasikal dilakukan. Artinya, bila
dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan.
Jadi, implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII SMP Negeri
Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 2015-2016.
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Antar
Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning pada Siswa SMP N Sukaresik Jawa Barat.
Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari
kuesioner penilaian diri (self assessment scale) yang dihimpun di tiap akhir
sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi
pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan Experiential Learning, diketahui gambaran
peningkatan pendidikan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII SMP
Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun ajaran 2015/2016 untuk setiap
sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk menganalisis data.
Kategorisasi yang digunakan adalah kriteria kategorisasi menurut
pendapat Azwar. Gambaran tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa
kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun ajaran 2015/2016
dapat dilihat pada grafis berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Grafik 4.4
Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Antar Tiga Sesi
Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan Experiential Learning
Jika ditinjau dalam perspektif tabel kategorisasi sebagai berikut.
Tabel 4. 4
Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Antar
Tiga Sesi Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan
Experiential Learning
Rentang Skor
Kategorisasi
SESI
I II III
F % F % F %
>68 Sangat Tinggi 0 0 15 50 18 60
58−68 Tinggi 17 57 12 40 11 37
42−57 Sedang 13 43 3 10 1 3
32−41 Rendah 0 0 0 0 0 0
<32 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0
Data menggambarkan bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa di
setiap sesi, pada sesi pertama tidak ada seorang pun siswa yang ada pada
kategori tinggi mengalami kenaikan sebesar 60% pada sesi ketiga di
1739
20342123
0
500
1000
1500
2000
2500
1 2 3
PENINGKATAN TIAP SESI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kategori sangat tinggi. Kalau dicermati secara lebih mendalam, yang
mula pada sesi satu 0% siswa pada kategori tinggi, meningkat 50% pada
sesi dua dan menjadi 60% berada pada kategori tinggi di sesi terakhir.
Untuk mencermati peningkatan secara merata, disajikan dalam
perspektif grafik berikut.
Grafik 4. 5 Gambaran Peningkatan Karakter Bergaya Hidup Sehat Pada Siswa
Tiap Sesi
Grafik menggambarkan hampir semua siswa mengalami
peningkatan hasil antara pengukuran sesi pertama meningkat sangat tajam.
Mencermati tabel dan grafik nampak bahwa tingkat karakter bergaya
hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran
2015-2016 pada sesi I setelah mendapatkan topik hidup sehat
menunjukkan bahwa:
a. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi.
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Chart Title
sesi1 sesi2 sesi3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Ada 17 (47%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 13 (43%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi rendah
maupun sangat rendah.
Tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N
Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016 pada sesi II setelah
mendapatkan topik kebersihan lingkungan menunjukkan bahwa:
a. Ada 15 (50%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi.
b. Ada 12 (40%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 3 (10%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki
karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi rendah
maupun sangat rendah.
Tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N
Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016 pada sesi III setelah
mendapatkan topik bahaya merokok menunjukkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
a. Ada 18 (60%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi.
b. Ada 11 (37%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 1 (3%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki
karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat
memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi rendah
maupun sangat rendah.
4. Efektivitas Implementasi Model Pendidikan Karakter Berbasis
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk
Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat Menurut Penilaian
Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat.
Siswa yang mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter
bergaya hidup sehat diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian
terkait dengan efektivitas model pendidikan karakter bergaya hidup sehat
pada akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan
siswa diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju terhadap isi
pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi pernyataan)
atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi pendapat atas nilai
efektivitas yang tertuang dalam pernyataan)
Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi tiap item dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning Menurut Penilaian Partisipan
N
o
Dalam kegiatan bimbingn karakter ini,
saya mengalami/ memperoleh/ merasa: Y
a
%
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan
30 100 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 24 80
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 93 4 Berani berpendapat 28 93 5 Lebih kreatif 27 90 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 25 83 7 Takut salah dalam melakukan permainan 9 30 8 Malu dalam permainan kelompok 8 27 9 Dihargai oleh teman-teman 26 87
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 87 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 28 93 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 28 93 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 83 14 Keinginan untuk menolong orang lain 30 100 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 29 97 16 Tertantang untuk mencoba 21 70 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 10 33 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 93 19 Terdorong untuk terlibat aktif 29 97 20 Berani bertanggung jawab 30 100 21 Menghargai teman 29 97 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 29 97 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 28 93 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 29 97 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 29 97 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 29 97 27 Peningkatan keingintahuan siswa 29 97 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki
diri
28 93 29 Mendorong siswa lebih disiplin 27 90
30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 28 93
Keterangan: item 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Mencermati tabel 4.5 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang
turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter bergaya hidup
sehat berbasi bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
menilai model ini efektif. Pada 27 aspek positif lebih dari 80% siswa
menilai bahwa implementasi model ini sangat efektif karena semua siswa
menajadi semangat mengikuti kegiatan, menjadi memliki keinginan intuk
menolong, menjadi berani bertanggung jawab dan berbagai nilai positif
lainnya didapatkan siswa, artinya model implementasi pendidikan
karakter ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan karakter siswa.
B. Pembahasan
1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa
Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah
Implementasi.
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui pretest dan posttest
mengenai tingkat karakter bergaya hidup sehat, ditemukan peningkatan yang
cukup baik karena mengalami peningkatan sebesar 20% dari pretest ke
posttest di kategori sangat tinggi dan sedang namun stabil pada pretest ke
posttest di kategori tinggi, dan tidak ada hasil yang mengkategorikan siswa di
kategori rendah dan sangat rendah. Pada pretest siswa sudah mencapai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi. Menurut Notoatmodjo (2007) hal
ini dipengaruhi oleh 3 faktor yakni faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
faktor pendorong siswa, faktor-faktor ini memang sangat kuat kaitannya dan
menjadikan sebagian siswa sudah cukup memiliki karakter bergaya hidup
sehat yang baik sebelum implementasi dilakukan. 10 siswa sudah
meendapatkan skor sangat tinggi pada pretest karena faktor predisposisi,
faktor pendukung, dan faktor pendorong siswa dalam melakukan gaya hidup
sehat sangat kuat, tercermin dari pengetahuan siswa dalam menjawab
berbagai pertanyaan dan mampu mengambil nilai dari setiap diskusi sehingga
kepercayaan mereka menjadi lebih tinggi dan kuat terutama dalam melakukan
komitmen. Meskipun pretest sudah memiliki hasil yang baik, namun dalam
posttest terdapat hasil yang lebih menggembirakan. Hasil posttest yang lebih
baik daripada pretest terjadi karena implementasi pendidikan karakter ini
memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yakni berbasis bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning.
Experiential learning merupakan sebuah pendekatan dalam
penyelengaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan dinamika
kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika
dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan,
meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti senang,
rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat atau gairah
untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial (Prayitno, dkk,
1997:90). Sejalan dengan pendapat Prayitno tersebut peneliti mengunakan
dinamika kelompok dengan permainan-permainan yang mendukung topik
bimbingan, sehingga peserta didik dapat mengalami secara langsung,
merefleksikan pengalaman dalam berdinamika, dan merelefankan dengan
pengamalan hidup sehari-hari sebagai peserta didik yang bergaya hidup sehat
yang dapat diambil untuk dipraktekan dalam kehidupan nyata.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest.
Sumber kekuatan utamanya adalah experiential learning, para siswa belajar
memanfaatkan pengalaman dunia nyata untuk mencapai tujuan belajarnya
kemudian merumuskannya kedalam refleksi pribadi. Zubaedi (2011) juga
mengungkapkan bahwa salah satu faktor keberhasilan pendidikan karakter
adalah adanya banyak corak refleksi sikap. Refleksi sikap akan menghasilkan
tindakan-tindakan dan motivasi dari dalam diri dan tentunya dimotori oleh
naluri dalam diri seseorang. Beberapa refleksi siswa menyebutkan bahwa
mereka sangat terinspirasi dan menjadi sadar bahwa hidup sehat itu sangat
penting. Mereka menjadi sadar dan beberapa menuliskan ingin meniru gaya
hidup sehat yang telah mereka praktekan didalam layanan bimbingan. Ada
siswa yang merefleksikan bahwa dirinya terlalu banyak meminum minuman
bersoda dan ingin menguranginya, beberapa diantaranya ingin mengatur pola
makan dan minum menjadi lebih teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pendekatan experiential learning juga memiliki keunggulan untuk
semakin memotivasi siswa sehingga dapat terlibat aktif, lebih berani untuk
mengatasi persoalan belajar dan menjadi pelopor baik itu untuk pribadi yang
lebih sehat atau mempolopori hidup sehat bersama pribadi lain, sehingga
siswa lebih mudah memahami dan mengaplikasikan hasil dari proses
pendidikan karakter ini melalui berbagai eksperimen yang dirancang sesuai
dengan ketiga topik karakter bergaya hidup sehat.
Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya
hidup sehat sesuai dengan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut (Ortigas,
1990, dalam Supratikya, 2011); (a) belajar adalah pengalaman yang terjadi
dalam diri pembelajar, (b) belajar adalah penemuan makna dan relevansi dari
ide, konsep, atau prinsip bagi kehidupan pribadi maupun masyarakat luas, (c)
belajar sebagai perubahan tingkah laku adalah hasil pengalaman, (d) belajar
berlangsung lewat proses bekerja sama dan berperan serta dalam suatu
aktivitas, (e) belajar adalah proses yang bersifat evolusioner atau perubahan
yang berlangsung secara pelan-pelan dan berkesinambungan, (f) belajar
kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan, (g) sumber belajar
yang sangat kaya adalah diri pembelajar sendiri, (h) proses belajar melibatkan
baik pikiran maupun emosi atau perasaan, dan (i) proses belajar bersifat
sangat pribadi dan unik. Kualitas belajar experiential learning mencakup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri dan
adanya efek yang membekas pada siswa.
Peningkatan dari pretest ke posttest berdasarkan implementasi
pendidikan karakter melalui bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning di SMP N Sukaresik, Jawa Barat, dapat disimpulkan
bahwa implementasi ini mampu meningkatkan karakter bergaya hidup
sehat. Padahal siswa hanya mengikuti bimbingan selama 2 hari dengan 3
topik mengenai karakter bergaya hidup sehat dan terjadi perubahan yang
baik di pretest ke posttest. Jika kegiatan ini dapat berlangsung secara terus
menerus dan berkelanjutan maka siswa dimungkinkan akan terus
berkembang terutama terkait karakter yang positif. Maka model ini pantas
menjadi inovasi pembelajaran yang lebih baik untuk dilakukan dalam
implementasi layanan bimbingan klasikal.
2. Signifikansi Peningkatan Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat
Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Sebelum dan Sesudah Implementasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat karakter bergaya hidup
sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik, Jawa Barat sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning tahun ajaran 2015/2016 untuk sebagian
besar siswa-siswi memiliki karakter bergaya hidup sehat yang tinggi. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
terjadi karena sebagian siswa sudah memiliki karakter bergaya hidup sehat
yang baik dan tentunya telah terbentuk dari faktor eksternal dan internal siswa
itu sendiri.
Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang efektivitas
implementasi model pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat
dikatakan bahwa instrumen penelitian utama (tes karakter bergaya hidup
sehat) yang digunakan menunjukkan hasil yang cukup. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan model ini secara efektif dapat
membantu baik guru maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan
pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tabel 4.3 pada sub bab ini nampak output hasil hitung
paired test menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning) artinya, siswa merasa
semakin mampu mengikuti, memahami, dan bahkan menerapkan pendidikan
karakter bergaya hidup sehat dengan model yang telah didesain oleh peneliti.
Jadi, terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil capaian pendidikan
karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning pada siswa kelas VII F SMP N Sukaresik
Jawa Barat tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Peningkatan Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter
Bergaya Hidup Sehat Siswa SMP N Sukaresik Jawa Barat.
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self assessment scale
mengenai tingkat karakter bergaya hidup sehat, ditemukan peningkatan
yang berarti baik mulai dari sesi pertama hingga sesi keempat dalam
proses implementasi model pendidikan karakter. Dari hasil itu dapat
dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa menikmati proses kegiatan
bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Kolb (1984) dan Nasution
(2005) tentang experiential learning yang menyatakan bahwa pengalaman
langsung akan lebih mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga
dapat menjadikan pemahaman baru bagi pembelajar.
Data menunjukkan, pada sesi pertama belum ada siswa yang
mencapai hasil kategori sangat tinggi, Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor setidaknya sebagian siswa memang belum memiliki karakter
bergaya hidup sehat yang optimal. Implementasi pendidikan karakter
bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning memiliki intervensi berkelanjutan antara
tiap topik bahasannya.
Selanjutnya, di akhir sesi dua, dan sesi tiga, peneliti juga
menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment scale.
Ternyata ada peningkatan di kategorisasi sangat tinggi dari 0% di sesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pertama menjadi 50% di sesi kedua, dan menjadi 60% di sesi ketiga.
Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu dikarenakan
keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa dalam proses
implementasi yang menggunakan pendekatan experiential learning.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di setiap akhir sesi.
Keunggulan pendekatan experiential learning yaitu dapat
meningkatkan gairah belajar, menciptakan suasana belajar yang kondusif,
memunculkan antusias dalam proses belajar, mendorong dan
mengembangkan proses kognitif, dan mendorong siswa untuk melihat
sesuatu dari perspektif yang berbeda. Oleh karena itu, kegiatan
semacam ini sangat disenangi siswa, alasannya karena siswa ingin
suasana yang berbeda dan lebih menyenangkan dalam proses belajar di
kelas. Kegiatan yang menyenangkan hubungan guru dan siswa menjadi
lebih hangat. Gurupun dapat menyampaikan materi pelajaran pada siswa
secara lebih mudah. Selain itu, dari pengalaman belajar ini siswa diajak
untuk merefleksikan pengalaman mereka masing-masing. Melalui refleksi
pengalaman, semakin menyadari pengalamannya dan menjadi pribadi
yang lebih baik lagi, sehingga perilaku yang salah suai perlahan-lahan
dapat diperbaiki.
Sejalan dengan pendapat Arifin (Wibowo, 2012) tentang pendidikan
karakter terintegrasi di sekolah yang memiliki banyak hambatan sehingga
pendidikan karakter kurang maksimal. Apabila dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pendidikan karakter dengan metode ini, guru merasa lebih mudah
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dari ketiga topik bimbingan dapat terlihat dinamika dari tiap siswa.
Ada siswa yang terus meningkat pada tiap sesi, namun ada juga yang
dinamikanya naik turun. Kenaikan yang ditampilkan memang tidak serta
merta stabil. Dinamika ini terjadi karena karakter dapat berubah-ubah tiap
saat. Sesuai dengan yang diungkapkan (Nasution, 2005) bahwa
pendekatan ini bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa
dalam mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa, dan tentu
memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Jika ditinjau lebih
jauh, desain program akan menjadi baik apabila disesuaikan dengan
tingkat perkembangan peserta didik dan disesuaikan dengan nilai karakter
yang dirasa masih perlu ditingkatkan. Apabila komponen pada
pembahasan sebelumnya dipertimbangkan dengan masak, maka hasil
yang signifikan dapat berdampak dalam memperbaiki karakter siswa
menjadi lebih baik.
Berdasarkan peningkatan self assessment scale dari model
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning merupakan
jawaban atas permasalahan kognitif, afektif dan konatif di SMP N
Sukaresik, Jawa Barat untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.
Depdiknas (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal adalah
sarana yang dapat menunjang perkembangan optimal siswa. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
diharapkan dapat mengambil manfaat yang sebanyak mungkin dari
pelayanan bimbingan klasikal. Padahal siswa hanya mengikuti bimbingan
selama 2 hari dengan 3 topik mengenai karakter bergaya hidup sehat dan
terjadi perubahan yang baik di setiap sesi.
(Baharudin, Wahyuni, 2010) Bahwasannya fokus dari model
pembelajaran experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa
dengan tiga cara, yaitu mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap
siswa (afeksi) dan memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa
(konasi). Jika kegiatan ini dapat berlangsung secara terus menerus dan
berkelanjutan maka siswa dimungkinkan akan terus berkembang terutama
terkait karakter yang positif.
4. Deskripsi Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa
Barat Terhadap Karakter Bergaya Hidup Sehat Menurut Penilaian
Siswa.
Proses implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning mendapatkan penilaian secara langsung dari siswa.
Hasil dari penilaian siswa dapat dikatakan tinggi karena sebagian besar siswa
merasa bersemangat mengikuti kegiatan bimbingan. Melalui layanan ini,
siswa semakin berproses dan menyadari pentingnya gaya hidup sehat.
Kemudahan dalam menerima materi mengajak siswa untuk lebih kreatif
sehingga berani untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses
pembelajaran. Namun pada akhir kegiatan ada 10 (33%) siswa yang merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
capek dalam tabel 4.5 terdapat tiga pernyataan yang diberikan shading biru
oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item tersebut merupakan pernyataan
negatif. Skor rendah dalam pernyataan negatif diartikan baik. Artinya, siswa
merasa percaya diri dan tidak takut salah serta tidak malu dalam melakukan
permainan. Selain itu, karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak
merasa capek, lelah, ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.
Berdasarkan penilaian siswa yang tertera pada tabel 4.5, model ini
sangat efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji dapat
dilihat bahwa siswa menikmati proses bimbingan. Hal ini ditandai dengan
persentasi 100% di 3 item yakni item 1, 14, 20. Semua item favorable
memiliki persentasi lebih dari 70%, berarti lebih dari setengah siswa kelas
VII F menyukai layanan ini. Walaupun begitu item yang negatif
(unfouvarable) yaitu item 7, 8, dan 17 hanya sedikit yang memilihnya, ini
berarti hanya sedikit siswa yang merasakan takut, malu, capek, dan jenuh
dalam mengikuti semua kegiatan bimbingan.
Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa
menikmati proses kegiatan bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential learning yang
menyatakan bahwa pengalaman langsung akan lebih mengaktifkan
keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan pemahaman baru bagi
pembelajar. Lebih dalam lagi Nasution (2005) mengemukakan dalam tujuan
experiential learning bahwa pendekatan ini akan lebih bermakna ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam mengubah struktur kognitif
siswa, mengubah sikap siswa, dan tentu memperluas keterampilan yang telah
ada pada siswa. Jika ditinjau lebih jauh, desain program akan menjadi baik
apabila disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang dirasa masih perlu ditingkatkan.
Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya dipertimbangkan
dengan masak, maka hasil yang signifikan dapat berdampak dalam
memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.
Pendekatan experiential learning ini juga memiliki keunggulan yaitu
dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya
suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses
belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan
mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif berbeda. Proses
kegiatan yang menyenangkan menggugah hati siswa semakin antusias
mengikuti kegiatan. Rogers, (1969) yang mengatakan bahwa berbagai proses
yang dilakukan dalam pendekatan experiential learning dapat mengarahkan
siswa untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak melalui keterlibatan
secara aktif dibandingkan bila mereka hanya membaca suatu materi atau
konsep tanpa melakukan seuatu.
Selain itu, pemberian materi yang menarik dan tentunya berbeda dari
rutinitas belajar sehari-hari. Persiapan, strategi pelayanan, serta alokasi waktu
yang tepat dapat mempengaruhi hasil akhirnya dan tidak kalah pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
adalah siapa yang menyampaikan materi itu. Hal ini dapat mempermudah
komunikasi antara guru dan siswa. Siswa akan lebih mudah merefleksikan
pengalaman belajarnya atauu bahkan pengalaman hidupnya. Selain itu,
karakter bergaya hidup sehat ini pun memang sangat diperlukan oleh siswa
karena memang sejalan dengan tugas perkembanganya untuk belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk
biologis.
Melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan karakter
bergaya hidup sehat bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning di SMP N Sukaresik Jawa Barat
dapat dikatakan bahwa model implementasi pendidikan karakter ini efektif
digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran peneliti berbasis hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Terjadi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter bergaya
hidup sehat dari rata-rata pretest sebesar 64,06 menjadi 68,60 pada
posttest, artinya Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti
efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas
VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 2015/2016 .
2. Terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning pada Siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa
Barat tahun ajaran 2015/2016.
3. Ada peningkatan karakter bergaya hidup sehat di setiap sesi, mulanya
perolehan rata-rata skor di sesi pertama sebesar 57,96, menjadi 67,8
pada sesi kedua, dan memuncak menjadi 70,76 pada sesi ketiga.
4. Siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 2015/2016
menilai bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.
B. Keterbatasan
Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada
siswa kelas VII F SMPN Sukaresik Jawa Barat telah dirancang secara
konseptual, sistematik dan prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai
tujuan yang maksimal Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat
kekurangan dan perlu diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti
selanjutnya. Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:
1. Sejumlah item pada tes belum sempat diuji coba setelah revisi sehingga
bagi peneliti lain yang berminat menggunakan alat tes ini sebaiknya
melakukan uji coba dan melakukan uji validitas ulang.
2. Belum dilakukan scanning terhadap sampel yang tergolong pada siswa
dengan karakter gaya hidup kurang sehat.
3. Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan
bimbingan yakni dua hari dengan tiga topik kemungkinan hanya
memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai pada tataran
kognisi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk menjadi karakter siswa
dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
C. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna lebih
mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
serta dapat meningkatkan hasil pendidikan karakter agar peseerta didik mampu
menginternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan ikut ambil bagian
dalam usaha membangun, mengembangkan, mengimplementasikan serta
meningkatkan pendidikan karakter. Oleh karena itu, kepala sekolah
diharapkan untuk mulai mengimbau para guru dan staf, khususnya di
SMPN Sukaresik Jawa Barat untuk menggiatkan layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning, sehingga mampu
membentuk karakter siswa secara komprehensif. Kepala sekolah dapat
bekerja sama guna membentuk formula layanan untuk siswa bersama para
guru. Tentunya, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
2. Bagi guru BK
Guru BK diharapkan mampu menggunakan pendidikan karakter berbasis
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter bergaya hidup sehat, karena hasil implementasi
pendidikan karakter ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Guru
BK diharapkan menjadi guru yang ahli dan kompeten dalam menanggapi
model pendidiakn karakter ini, mengingat peran bimbingan dan konseling
yang holistik dan komprehensif. Selain itu, model layanan seperti ini dapat
membantu dan memantau perkembangan siswa ke arah yang lebih
optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Bagi guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran diharapkan lebih terbuka dan secara kooperatif
mampu bermitra bersama guru BK aatau guru lain dalam menerapkan
pendidikan karakter baik itu melalui layanan klasikal dengan pendekatan
experiential learning maupun dengan pendidikan karakter yang
terintegrasi
4. Bagi siswa
Siswa diharapkan untuk terlibat aktif dan menciptakan suasana belajar
yang kondusif namun menyenangkan sehingga meperoleh kenyamanan
dan hasil belajar yang menggembirakan. Oleh karena itu, siswa diharapkan
menjadi anak bangsa yang cerdas, dan berkarakter terutama dalam
menginternalisasi nilai-nilai yang luhur demi keuntungan diri dan orang
lain.
5. Bagi peneliti lain
Peneliti lain diharapkan bisa mengembangkan penelitian terkait
implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatan karakter bergaya
hidup sehat dengan lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
merencanakan pengembangan alat tes ataupun kuesioner, alangkah lebih
baiknya jika peneliti lain bisa melakukan uji coba instrumen. Peneliti lain
juga diharapkan bisa membangun instrumen berdasarkan nilai-nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
utama dalam pembentukan kerangka karakter, sumber-sumber yang
relevan diharapkan memperkaya kualitas dari instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin.. 2009. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______________. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baharuddin., Wahyuni, E.N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Barus, Gendon, Hastuti, M.M., Sinaga, J.D. 2015. Penelitian Strategi Nasional
Pengembangan Manusia dan Daya Saing Bangsa (Pengembangan Model
Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Klasikal Kolaboratif dengan
Pendekatan Experiential Learning). USD.
Barus, Gendon. 2015. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Di SMP.
Cakrawala Pendidikan, Th XXXIV, No.2 Juni 2015.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Pendekatan Kemasyarakatan. Jakarta : Depkes
RI, Direktoran Bina Peran Serta Masyarakat. Departemen Kesehatan RI.
1997.
Depdiknas. 2004. Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Depkes R.I. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
______________. (2002). Keputusan Menkes RI No.
1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang Penggunaan Gas Medis pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar.
2014. Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fathurrohman, Suryana & Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan
Karakter. Bandung: Refrika Adiatama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Johnson, Johnson & Smith. 1991. The Internal Dynamics of Cooperative
Learning. New York and London: Plenum Press (dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/8079/5/bab2.pdf diunduh pada 22 agustus 2016.
Kemendiknas. 2010. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: direktorat PSMP kemdiknas
______________. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, kemdiknas.
______________. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa.
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelejaran Berdasarkan Nilai-
nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kemendiknas.
Kementerian Pendidikan Nasional.2010. Desain Induk Pendidikan Karakter.
Jakarta.
Kolb. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and
Developtment. New Jersey: Prentice Hall.
Lickona, T. 2012. Educating For Character (Mendidik untuk Membentuk
Karakter). Yogyakarta: Bumi Aksara.
Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. 2014. Pengembangan Paket
Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal
BK, Vol. 04, No. 3.
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Pustaka
Pelajar.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belaja dan Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Nurgiyantoro, dkk. 2002. Statistik Terapan (Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Prayitno, dkk. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Penebar Aksara.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
RISKESDAS. Riset Kesehaan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Rogers, Carl R. 1969. Freedom to Learn. Columbus: Charles E. Merrill
Publishing Company.
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang:
Universitas Negeri Malang
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sinaga, J.D. 2013. Program Pribadi-sosial Berbasis Experiential Learning Untuk
Menignkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Widya
Dharma Jurnal Kependidikan.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,
Vol.25, No.1, Oktober 2013.
Suciati. 2005. PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1.07. Taksonomi
Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Depdiknas.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
______________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
______________. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharjana. 2012. Kebiasaan Berperilaku Hidup Sehat dan Nilai-nilai Pendidikan
Karakter. FIK UNY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. 2007. Bimbingan dan
Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.
Supratikya. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukai. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI). 2007. Kesehatan
Remaja di Indonesia. Http://www.idai.or.id diakses pada anggal 20 agustus
2016.
Wibowo.2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
World Health Organization.1998. Health Promotion Glossary. Geneva,
http://www.who.int/hpr/nph/docs/ Diakses 8 Agustus 2016.
Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 1. Test Bergaya Hidup Sehat ( Pretest dan Posttest )
Test
POLA HIDUP SEHAT
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Nama:
Kelas:
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah 20 pertanyaan ini dengan teliti
2. Pilihlah jawaban A, B, C dan D sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya
3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah
4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang disediakan pembimbing
1. Mia adalah siswi SMP kelas 7 yang baru saja mendapatkan pembelajaran mengenai
pola hidup sehat. Mia menjadi tahu bahwa hidup sehat itu adalah
a. Sembuh dari penyakit yang dideritanya.
b. Hidup yang terbebas dari segala penyakit baik itu secara fisik maupun non fisik.
c. Menjalani kehidupan dengan berbagai aktivitas seperti olahraga, makan 4 sehat
5 sempurna dan istirahat yang cukup agar tubuh tidak sakit.
d. Menjaga tubuh agar terhindar dari segala macam penyakit menular.
2. Bili selalu memilih makanan sehat untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Saat pulang
sekolah bili memilih makanan di kantin sekolah. Jika kamu ingin menjaga kesehatan
seperti bili, makanan sehat seperti apa yang kamu pilih di kantin?
a. Makanan yang dimasak secara matang sehingga kumannya mati.
b. Makanan yang memiliki kandungan serat yang banyak seperti sayuran.
c. Makanan yang bergizi dan seimbang untuk tubuh.
d. Makan makanan yang mengandung energi seperti nasi dan lauk-pauk.
3. Saya ingin menerapkan pola hidup sehat dalam hidup saya. Maka saya mengatur
jadwal makan saya. Setiap hari saya makan disaat....
a. Pagi dan malam serta 2 kali makan makanan penyelang seperti buah dan cemilan
sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b. Pagi, siang dan malam serta 2 kali makan makanan penyelang seperti buah dan
cemilan sehat
c. Makan disaat saya lapar dan berhenti disaat kenyang
d. 1 kali makan kenyang dan 2 kali makan secukupnya
4. Sebelum saya makan buah, biasanya saya membersihkan buah itu agar terbebas dari
kuman, dengan cara...
a. Mencucinya kemudian memakannya
b. Mencuci buah dengan detergen
c. Mencuci buah dengan bersih dan menggunakan air yang mengalir
d. Mengelap buah itu kemudian langsung memakannya
5. Pola hidup sehat tidaklah lengkap tanpa olahraga. Untuk menjaga agar saya tetap
sehat, maka saya....
a. Saya berolahraga di setiap pagi ketika saya memiliki waktu luang seperti hari
libur.
b. Saya berolahraga secara rutin dan terjadwal
c. Sayaharus berolahraga setiap minggu di luar rumah
d. Saya berolahraga ketika saya ada teman
6. Rumah saya dengan sekolah cukup dekat, sekitar 50 meter. Maka saya berangkat
sekolah dengan cara..
a. Berjalan kaki agar badan sehat dan mengurangi polutan dari kendaraan
b. Ikut berangkat bersama ayah dengan menggunakan motor karena ayah saya
akan bekerja dan lewat jalan yang searah
c. Menggunakan motor sendiri karena teman-teman ke sekolah menggunakan
motor pribadi juga
d. Menggunakan kendaraan baik itu kendaraan pribadi atau umum karena saya
merasa cape jika harus berjalan.
7. Sebagai seorang pelajar Andi belajar dengan sangat rajin untuk mendapatkan nilai
yang bagus. Namun Andi tak pernah lupa untuk menjaga kesehatannya. Maka setiap
malam Andi memiliki kebiasaan untuk...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
a. Belajar sampai larut malam untuk mendapatkan nilai yang bagus
b. Tidur cukup agar saat bangun di pagi hari merasa segar
c. Menonton TV sebagai hiburan karena sepanjang hari telah belajar
d. Bersantai dahulu agar badan merasa rileks
8. Saya membeli roti di kantin. Setelah saya menghabiskan roti itu, saya berencana
untuk membuang bungkus roti ke tempat sampah. Namun di waktu yang bersamaan
bel masuk kelas berbunyi dan tempat sampah berada 5meter di depan saya. Hal yang
saya lakukan adalah
a. Membuang sampah itu ke tempat sampah meskipun jaraknya akan membuat
saya terlambat beberapa menit
b. Menyimpan sampah itu di saku, kemudian saat pulang saya membuangnya ke
tempat sampah
c. Membuang sampah di dekat situ, karena hanya satu plastik saja, saya rasa itu hal
yang wajar
d. Membuangnya dimana saja karena saya tidak mau repot dan terlambat.
9. Waktu yang tepat bagi saya untuk mencari dokter adalah
a. Sewaktu saya sakit
b. Sewaktu saya sehat dan bugar
c. Sewaktu saya membutuhkan tenaga tambahan untuk berolahraga, pertandingan
dan sebagainya
d. Sewaktu saya ingin mengkonsultasikan sesuatu misalnya meminta resep obat,
meminta program diet dan sebagainya.
10. Saya sedang sakit, kemudian saya pergi untuk bertemu dokter. Dokter seperti apa
yang saya datangi?
a. Dokter yang bekerja di rumah sakit terkenal
b. Dokter lulusan universitas terkenal
c. Dokter yang memiliki keahlian khusus
d. Dokter yang terkenal di masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
11. Setelah mengikuti bimbingan mengenai bahaya merokok, Ani menjadi tahu bahwa...
a. Merokok mengakibatkan batuk
b. Merokok membuat bibir menjadi hitam
c. Merokok membuat kecanduan
d. Merokok mengakibatkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan
kehamilan dan janin.
12. Ketika Dwi sedang berada di kendaraan umum, Dwi melihat ada orang yang merokok.
Sebagai pelajar, Dwi telah mengetahui mengenai dampak merokok bagi kesehatan.
Jika kamu menjadi Dwi, perilakumu saat melihat ada orang yang merokok di
kendaraan umum itu adalah
a. Menegurnya karena merokok membahayakan dirinya dan orang sekitar yang
tidak merokok
b. Membiarkannya, karena semua orang memiliki keputusan hidupnya masing-
masing
c. Menutup hidung Dwi, agar Dwi tidak menghirup asap rokok itu.
d. Menyapanya dan memberikan informasi mengenai dampak merokok bagi
kesehatan dan memohon dengan santun untuk mematikan rokoknya.
13. Ketika pulang sekolah, saya berjalan melewati sebuah warung. Saya melihat teman
saya sedang berkumpul, setelah saya hampiri, mereka sedang merokok. Kemudian
saya ditawari untuk merokok dengan gratis. Maka perilaku saya...
a. Untuk menghargai teman saya, saya mencicipinya satu batang saja.
b. Saya mengatakan bahwa saya bukan perokok.
c. Saya menolak secara halus karena saya mengetahui dampak dari merokok.
d. Saya menjelaskan alasan saya tidak merokok, karena dampaknya yang fatal.
Kemudian saya menolaknya secara halus dan mengatakan pada teman saya
untuk tidak merokok demi kesehatannya.
14. Bagiku, kebersihan diri adalah
a. Menjaga tubuh dengan cara mandi dan menyikat gigi
b. Upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
c. Cara untuk menghindari berbagai macam penyakit
d. Terbebas dari kotor dan kuman yang menempel tubuh
15. Kebersihan lingkungan merupakan...
a. Upaya memelihara kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal kita
b. Kegiatan membersihkan lingkungan dari sampah
c. Cara untuk membersihkan area sungai dan selokan
d. Menjaga lingkungan dari pemulung
16. Saya mencuci rambut dan membersihkan kulit kepala dengan cara...
a. Keramas setelah berolahraga
b. Keramas jika kepala berkeringat
c. Keramas setiap hari
d. Keramas 2kali sehari
17. Saya memiliki gigi yang sehat dan kuat. Saya memiliki Waktu yang tepat untuk
menyikat gigi, yakni ketika...
a. Sesudah sarapan dan sebelum tidur
b. Saat mandi pagi dan mandi sore
c. Setiap habis makan
d. 1kali sehari sebelum tidur
18. Ketika saya akan makan, biasanya hal yang saya lakukan sebelum makan adalah
a. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
b. Mencuci tangan dengan sabun dan dengan air yang mengalir
c. Mencuci tangan dengan sabun cair dan air yang mengalir
d. Mencuci tangan dan kaki
19. Sebelum saya memasak sayur, saya membersihkan sayur tersebut dengan cara...
a. Memotong sayurnya kemudian mencucinya
b. Tidak dicuci agar vitaminnya tidak hilang, langsung memotongnya
c. Mencuci sayur tersebut dengan sabun kemudian memotongnya
d. Mencuci sayur tersebut di air mengalir kemudian memotongnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
20. Untuk menjaga lingkungan tetap bersih maka saya ...
a. Menyediakan plastik untuk sampah
b. Menyediakan tempat sampah untuk sampah organik dan tempat sampah untuk
sampah non organik
c. Tidak membuang sampah di rumah tapi membuangnya di luar rumah
d. Menyediakan tempat sampah untuk mengumpulkan sampah
Lampiran 2. Kuesioner Self Assessment Bergaya Hidup Sehat ( Sesi I, II, III)
Nama:
Kelas:
Petunjuk:
1. Bacalah secara cermat pernyataan sebelum Anda menjawab
2. Jawablah setiap pernyataan dengan tanda cek ( )
3. Untuk jawaban sangat sering (SS), sering (S), Pernah (P), Tidak Pernah (TP)
4. Jawablah di lembar jawaban yang telah disediakan
No Pernyataan
Alternatif
Jawaban
SS S P TP
1. Saya menjalani hidup sehat dengan makan makanan 4 sehat 5 sempurna
misalnya dengan menkonsumsi sayuran, karbohidrat, buah, susu dan
protein yang cukup.
2. Meskipun saya memiliki waktu yang cukup sibuk untuk sekolah, namun
saya mengusahakan untuk berolahraga dengan rutin misalnya dengan
berolahraga setiap minggu.
3. Saya mengusahakan untuk menjalani hidup sehat, salah satunya adalah
dengan cara cukup istirahat
4. Setiap pagi saya mengusahakan untuk sarapan terlebih dahulu agar saya
memiliki semangat dan energi dalam memulai aktivitas
5. Saya berusaha untuk berolahraga sekurang-kurangnya seminggu sekali
seperti berjalan kaki atau lari pagi
6. Setiap malam saya berusaha untuk memenuhi kebutuhan tubuh saya
dengan tidur yang cukup
7. Saya berusaha merawat tubuh saya maka saya mengusahakan untuk
menemui dokter ketika saya sakit
8. Saya mencari informasi kesehatan melalui berbagai media, baik itu
lewat tv, media sosial maupun dari oranglain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
9. Saya berusaha untuk membuang sampah pada tempatnya
10. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi pagi dan
sore
11. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan kepala saya dengan keramas
2hari sekali
12. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan gigi saya dengan menyikat gigi
sebelum tidur
13. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan tubuh saya dengan
memotong kuku saya menjadi pendek
14. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan seperti melalui
kebiasaan membersihkan rumah
15. Saya berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan cara
menjaga kebersihan sekolah
16. Saya bisa membedakan sampah organik dan non organik
17. Saya memiliki waktu luang untuk mendaur ulang sampah demi
lingkungan yang sehat
18. Ketika saya bersama orang lain, saya berusaha menghindari asap rokok
oranglain
19. Saya berusaha untuk menyarankan teman untuk menghindari merokok
20. Saya menghindari rokok karena saya sadar bahwa merokok itu
merugikan diri sendiri dan oranglain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 3. Kuesioner Validasi Siswa
Pengantar
Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan
kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak kegiatan yang mengasyikan
yang telah kalian ikuti dari kakak-kakak fasilitator. Kegiatan ini telas selesai, terima
kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan kalian
untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah
tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami atau kamu
peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
No Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/ merasa:
Alternatif Jawaban
Ya Tidak Tidak Tahu
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4. Berani berpendapat
5. Lebih kreatif
6. Berani mencoba melakukan sesuatu
7. Takut salah dalam melakukan permainan
8. Malu dalam permainan kelompok
9. Dihargai oleh teman-teman
10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
12. Manfaat bagi perbaikan perilaku
13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
14. Keinginan untuk menolong orang lain
15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan
16. Tertantang untuk mencoba
17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
19. Terdorong untuk terlibat aktif
20. Berani bertanggung jawab
21. Menghargai teman
22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27. Peningkatan keingintahuan siswa
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29. Mendorong siswa lebih disiplin
30. Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas
a. Butir Item Test Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat
No Parameters Hasil Hitung Keputusan
1. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,11
,550
Revisi
2. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,24
,204
Revisi
3. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,16
,392
Revisi
4. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,32
,084
Valid
5. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,26
,171
Revisi
6. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,23
,232
Revisi
7. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,52
,003
Valid
8. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,27
,147
Revisi
9. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,03
,880
Revisi
10. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,51
,004
Valid
11. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,19
,306
Revisi
12. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,39
,05
Valid
13. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,26
,168
Revisi
14. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,55
,001
Valid
15. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,40
,027
Valid
16. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,49
,006
Valid
17. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,44
,016
Valid
18. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,62
,000
Valid
19. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,70
,000
Valid
20. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,36
,052
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
b. Validitas skala self assessment
No Parameters Hasil Hitung Keputusan
1. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
.45
,012
Valid
2. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,23
,214
Revisi
3. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,03
,891
Revisi
4. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,30
,106
Valid
5. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,47
,009
Valid
6. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,31
,097
Valid
7. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,45
,010
Valid
8. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,29
,120
Revisi
9. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,28
,135
Revisi
10. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,82
,000
Valid
11. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,60
,000
Valid
12. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,57
,001
Valid
13. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,73
,000
Valid
14. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,48
,007
Valid
15. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,48
,008
Valid
16. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,37
,044
Valid
17. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,02
,932
Revisi
18. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,51
,004
Valid
19. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,46
,011
Valid
20. Pearson correlation
sig. (2-tailed)
,49
,006
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 5. Tabulasi Data Instrumen Hasil Pre-Test dan Post-Test
Nama Pretest Kategori Posttest Kategori jml Mean
Adit 71 Sangat tinggi 70 Sangat tinggi 141 73,33333
Rizki 54 sedang 62 Tinggi 116 56,06667
Rifki 64 Tinggi 64 Tinggi 128 66,13333
Hen Hen 65 Tinggi 68 Tinggi 133 67,26667
Bayu 52 sedang 60 Tinggi 112 54
Rizki Pra 53 Sedang 61 Tinggi 114 55,03333
Rika 75 Sangat tinggi 75 Sangat tinggi 150 77,5
Nora 72 Sangat tinggi 73 Sangat tinggi 145 74,43333
Teti 71 Sangat tinggi 71 Sangat tinggi 142 73,36667
Kodar 71 Sangat tinggi 75 Sangat tinggi 146 73,5
Eneng 67 Tinggi 73 Sangat tinggi 140 69,43333
Asri 71 Sangat tinggi 74 Sangat tinggi 145 73,46667
Yadi 62 Tinggi 68 Tinggi 130 64,26667
Faisal 58 Tinggi 69 Sangat tinggi 127 60,3
Reza 64 Tinggi 73 Sangat tinggi 137 66,43333
Ilhan 65 Tinggi 66 Tinggi 131 67,2
Arifin 73 Sangat tinggi 73 Sangat tinggi 146 75,43333
Nida 66 Tinggi 69 Sangat tinggi 135 68,3
Rifki Pras 70 Sangat tinggi 77 Sangat tinggi 147 72,56667
Reza M 60 Tinggi 71 Sangat tinggi 131 62,36667
Widya 62 Tinggi 67 Tinggi 129 64,23333
Wida 69 Sangat tinggi 71 Sangat tinggi 140 71,36667
Hera 60 Tinggi 66 Tinggi 126 62,2
Anisa R 66 Tinggi 65 Tinggi 131 68,16667
Regar 54 Sedang 64 Tinggi 118 56,13333
Rian Tri 52 Sedang 61 Tinggi 113 54,03333
Uron 56 sedang 66 Tinggi 122 58,2
Seli 70 Sangat tinggi 72 Sangat tinggi 142 72,4
Muhamad 64 Tinggi 64 Tinggi 128 66,13333
Ratna 65 Tinggi 70 Sangat tinggi 135 67,33333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
a. Pretest Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah
Adit 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 71
Rizki 4 4 4 4 2 4 4 1 1 1 3 1 3 2 1 3 4 3 2 3 54
Rifki 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 4 2 4 2 2 2 4 64
Hen Hen 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 1 3 2 1 4 4 4 4 65
Bayu 4 1 3 1 2 4 4 2 2 4 3 4 3 4 3 1 3 2 1 1 52
Rizki Pra 4 4 4 3 2 4 1 4 4 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 4 53
Rika 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 75
Nora 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 72
Teti 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 71
Kodar 4 4 4 4 2 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 71
Eneng 4 2 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4 3 67
Asri 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 71
Yadi 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 3 1 4 2 2 4 2 2 4 62
Faisal 4 4 4 3 2 4 1 4 4 3 2 3 2 1 4 4 2 1 2 4 58
Reza 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 1 4 3 4 2 3 2 4 64
Ilhan 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 1 2 4 3 65
Arifin 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 73
Nida 4 4 2 4 2 4 2 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 66
Rifki Pras 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 4 70
Reza M 3 4 2 4 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 1 60
Widya 4 4 4 4 2 4 1 4 2 2 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 62
Wida 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 1 4 4 4 4 69
Hera 4 4 4 1 2 4 1 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 60
Anisa R 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 2 4 4 4 2 3 66
Regar 4 4 1 4 2 4 1 4 1 2 4 4 1 4 3 1 4 2 2 2 54
Rian Tri 4 4 4 3 2 4 1 4 4 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 52
Uron 4 4 4 3 3 1 1 2 1 1 3 4 4 4 3 1 1 4 4 4 56
Seli 4 4 4 3 2 4 1 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 70
Muhamad 4 4 4 4 2 4 3 3 2 1 3 3 4 4 2 2 4 4 4 3 64
Ratna 4 4 4 4 2 4 1 3 1 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 65
Jumlah 119 115 109 102 73 117 84 100 69 97 95 102 88 106 87 77 99 90 91 102 1922
Mean 4,0 3,8 3,6 3,4 2,4 3,9 2,8 3,3 2,3 3,2 3,2 3,4 2,9 3,5 2,9 2,6 3,3 3,0 3,0 3,4 64,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
b. Posttest Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah
Adit 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 4 3 4 70
Rizki 3 4 1 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 2 62
Rifki 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 1 4 3 4 2 3 2 4 64
Hen Hen 4 4 4 3 4 4 1 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 68
Bayu 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 1 1 3 1 60
Rizki Pra 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 1 61
Rika 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 75
Nora 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 73
Teti 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 71
Kodar 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
Eneng 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 73
Asri 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74
Yadi 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 68
Faisal 4 4 2 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 69
Reza 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 73
Ilhan 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 2 2 3 66
Arifin 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 73
Nida 4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 69
Rifki Pras 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
Reza M 4 4 4 4 2 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 71
Widya 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 2 2 4 67
Wida 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 71
Hera 4 4 4 3 4 4 1 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 66
Anisa R 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 3 4 4 2 4 4 3 4 4 65
Regar 4 4 1 4 2 4 4 3 2 4 4 4 1 2 3 4 4 3 3 4 64
Rian Tri 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 1 1 4 4 4 1 4 2 1 61
Uron 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 1 3 4 2 4 2 4 4 4 4 66
Seli 4 4 4 3 2 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
Muhamad 4 4 4 4 2 4 4 3 2 1 4 4 4 2 3 4 2 3 2 4 64
Ratna 4 4 4 4 2 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 70
Jumlah 119 120 111 106 76 118 102 105 69 112 96 104 105 108 98 96 103 106 98 106 2058
Mean 4,0 4,0 3,7 3,5 2,5 3,9 3,4 3,5 2,3 3,7 3,2 3,5 3,5 3,6 3,3 3,2 3,4 3,5 3,3 3,5 68,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 6. Tabulasi Data Instrumen Sesi Self Assessment Siswa Karakter Bergaya Hidup Sehat (Responden Siswa)
A. Tabulasi Data Skala Self Assesment
1. Sesi Pertama
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jml Kategori Adit 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 63 Tinggi Rizki 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 61 Tinggi Rifki 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 55 Sedang Hen Hen 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2 2 4 56 Sedang Bayu 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 67 Tinggi Rizki Pra 2 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 55 Sedang Rika 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 2 3 1 3 3 4 57 Sedang Nora 2 1 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 62 Tinggi Teti 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 1 4 3 4 55 Sedang Kodar 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 4 3 44 Sedang Eneng 2 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 1 2 4 61 Tinggi Asri 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 62 Tinggi Yadi 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 67 Tinggi Faisal 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 4 64 Tinggi Reza 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 43 Sedang Ilhan 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 4 4 4 64 Tinggi Arifin 2 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 55 Sedang Nida 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2 2 3 57 Sedang Rifki Pras 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 51 Sedang Reza M 4 4 3 3 4 3 2 3 1 4 4 3 4 3 1 1 1 3 4 4 59 Tinggi Widya 3 2 4 4 2 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 60 Tinggi Wida 2 3 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1 1 4 58 Tinggi Hera 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 58 Tinggi Anisa R 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 1 2 2 4 55 Sedang Regar 4 4 3 3 4 3 2 2 1 4 4 3 4 3 2 2 3 4 4 4 63 Tinggi Rian Tri 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 3 47 Sedang Uron 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 64 Tinggi Seli 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 66 Tinggi Muhamad 2 3 4 4 4 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 1 2 4 1 2 50 Sedang Ratna 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 60 Tinggi
Jumlah 77 79 93 94 87 92 80 77 98 111 106 99 101 86 74 67 52 89 79 98 1739
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
2. Sesi Kedua
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah kategori
Adit 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 72 Sangat tinggi
Rizki 2 2 4 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 58 Tinggi
Rifki 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 61 Tinggi
Hen Hen 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 69 Sangat tinggi
Bayu 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 Sangat tunggi
Rizki Pra 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1 4 4 4 69 Sangat tinggi
Rika 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 63 Tinggi
Nora 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76 Sangat tinggi
Teti 3 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 66 Tinggi
Kodar 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 55 Sedang
Eneng 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 2 2 2 58 Tinggi
Asri 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 67 Tinggi
Yadi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 75 Sangat tinggi
Faisal 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 73 Sangat tinggi
Reza 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 76 Sangat tinggi
Ilhan 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1 4 4 4 68 Tinggi
Arifin 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 74 Sangat tinggi
Nida 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 70 Sangat tinggi
Rifki Pras 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 75 Sangat tinggi
Reza M 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 68 Tinggi
Widya 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 66 Tinggi
Wida 2 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 4 4 62 Tinggi
Hera 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 70 Sangat tinggi
Anisa R 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 75 Sangat tinggi
Regar 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 76 Sangat tinggi
Rian Tri 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 56 Sedang
Uron 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 66 Tinggi
Seli 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 63 Tinggi
Muhamad 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 57 Sedang
Ratna 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 71 Sangat tinggi
Jumlah 102 100 102 114 97 106 97 97 106 114 111 108 108 103 89 89 83 102 97 109 2034
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3. Sesi Ketiga
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml kategori Adit 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 75 Sangat tinggi
Rizki 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Tinggi Rifki 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 68 Tinggi
Hen Hen 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 69 Sangat tinggi
Bayu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Sangat tinggi
Rizki Pra 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 75 Sangat tinggi
Rika 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 64 Tinggi
Nora 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 Sangat tinggi
Teti 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 70 Sangat tinggi
Kodar 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 Tinggi
Eneng 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 57 Sedang Asri 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 67 Tinggi
Yadi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Sangat tinggi
Faisal 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 75 Sangat tinggi
Reza 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 79 Sangat tinggi
Ilhan 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 75 Sangat tinggi
Arifin 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78 Sangat tinggi
Nida 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 73 Sangat tinggi
Rifki Pras 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 74 Sangat tinggi
Reza M 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 Sangat tinggi
Widya 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 68 Tinggi
Wida 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 64 Tinggi
Hera 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Tinggi
Anisa R 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 67 Tinggi
Regar 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 76 Tinggi
Rian Tri 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Tinggi
Uron 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 74 Sangat tinggi
Seli 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 64 Tinggi
Muh 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 78 Sangat tinggi
Ratna 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 72 Sangat tinggi
Jumlah 102 102 109 110 105 116 101 98 111 113 109 110 108 108 104 97 99 107 104 110 2123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
B. Tabulasi Score Kuesioner Self Assessment dalam Tiga Sesi
No L/P Score Setiap Sesi
I Kategori II Kategori III Kategori 1 Adit L 63 Tinggi 72 Sangat tinggi 75 Sangat tinggi
2 Rizki L 61 Tinggi 58 Tinggi 62 Tinggi
3 Rifki L 55 Sedang 61 Tinggi 68 Tinggi
4 Hen Hen P 56 Sedang 69 Sangat tinggi 69 Sangat tinggi
5 Bayu L 67 Tinggi 79 Sangat tunggi 80 Sangat tinggi
6 Rizki Pra L 55 Sedang 69 Sangat tinggi 75 Sangat tinggi
7 Rika P 57 Sedang 63 Tinggi 64 Tinggi
8 Nora P 62 Tinggi 76 Sangat tinggi 78 Sangat tinggi
9 Teti P 55 Sedang 66 Tinggi 70 Sangat tinggi
10 Kodar L 44 Sedang 55 Sedang 58 Tinggi
11 Eneng P 61 Tinggi 58 Tinggi 57 Sedang
12 Asri P 62 Tinggi 67 Tinggi 67 Tinggi
13 Yadi L 67 Tinggi 75 Sangat tinggi 80 Sangat tinggi
14 Faisal L 64 Tinggi 73 Sangat tinggi 75 Sangat tinggi
15 Reza L 43 Sedang 76 Sangat tinggi 79 Sangat tinggi
16 Ilhan L 64 Tinggi 68 Tinggi 75 Sangat tinggi
17 Arifin L 55 Sedang 74 Sangat tinggi 78 Sangat tinggi
18 Nida P 57 Sedang 70 Sangat tinggi 73 Sangat tinggi
19 Rifki Pras L 51 Sedang 75 Sangat tinggi 74 Sangat tinggi
20 Reza M L 59 Tinggi 68 Tinggi 79 Sangat tinggi
21 Widya P 60 Tinggi 66 Tinggi 68 Tinggi
22 Wida P 58 Tinggi 62 Tinggi 64 Tinggi
23 Hera P 58 Tinggi 70 Sangat tinggi 62 Tinggi
24 Anisa R P 55 Sedang 75 Sangat tinggi 67 Tinggi
25 Regar L 63 Tinggi 76 Sangat tinggi 76 Tinggi
26 Rian Tri L 47 Sedang 56 Sedang 62 Tinggi
27 Uron L 64 Tinggi 66 Tinggi 74 Sangat tinggi
28 Seli P 66 Tinggi 63 Tinggi 64 Tinggi
29 Muhamad L 50 Sedang 57 Sedang 78 Sangat tinggi
30 Ratna P 60 Tinggi 71 Sangat tinggi 72 Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 7. Tabulasi Data Validasi Efektifitas Model Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning
(Responden: Siswa Kelas VII F SMP N Sukaresik)
A. Tabulasi Perolehan Data Validasi Siswa
No
Dalam kegiatan bimbingn
karakter ini, saya mengalami/
memperoleh/ merasa:
Alternatif Jawaban
Ya Tidak Tidak Tahu
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 0 0
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
24 3 3
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
28 1 1
4. Berani berpendapat 28 1 1
5. Lebih kreatif 27 2 1
6. Berani mencoba melakukan sesuatu 25 2 3
7. Takut salah dalam melakukan permainan
9 20 1
8. Malu dalam permainan kelompok 8 21 1
9. Dihargai oleh teman-teman 26 1 3
10.
Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
26 1 3
11.
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
28 1 1
12.
Manfaat bagi perbaikan perilaku 28 0 2
13.
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
25 1 4
14.
Keinginan untuk menolong orang lain 30 0 0
15.
Puas terhadap bimbingan yang diberikan
29 1 0
16.
Tertantang untuk mencoba 21 6 3
17.
Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
10 19 1
18.
Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
28 1 1
19.
Terdorong untuk terlibat aktif 29 0 1
20.
Berani bertanggung jawab 30 0 0
21.
Menghargai teman 29 1 0
22.
Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
29 0 1
23.
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
28 1 1
24.
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
29 0 1
25.
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
29 0 1
26.
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
29 0 1
27.
Peningkatan keingintahuan siswa 29 0 1
28.
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
28 2 0
29.
Mendorong siswa lebih disiplin 27 2 1
30.
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
28 2 0
Keterangan : Item no 7, 8, dan 17 adalah pernyataan negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
B. Rekapitulasi Efektivitas Hasil Validasi Siswa
(N=30)
No
Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/
merasa:
Ya
Quan titas
(%)
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 100
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 24 80
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 93
4. Berani berpendapat 28 93
5. Lebih kreatif 27 90
6. Berani mencoba melakukan sesuatu 25 83
7. Takut salah dalam melakukan permainan 9 30
8. Malu dalam permainan kelompok 8 27
9. Dihargai oleh teman-teman 26 87
10.
Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 87
11.
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 28 93
12.
Manfaat bagi perbaikan perilaku 28 93
13.
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 83
14.
Keinginan untuk menolong orang lain 30 100
15.
Puas terhadap bimbingan yang diberikan 29 97
16.
Tertantang untuk mencoba 21 70
17.
Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 10 33
18.
Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 93
19.
Terdorong untuk terlibat aktif 29 97
20.
Berani bertanggung jawab 30 100
21.
Menghargai teman 29 97
22.
Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 29 97
23.
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 28 93
24.
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 29 97
25.
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 29 97
26.
Membangun kepedulian/kesetiakawanan 29 97
27.
Peningkatan keingintahuan siswa 29 97
28.
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 28 93
29.
Mendorong siswa lebih disiplin 27 90
30.
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 28 93
Keterangan : Item no 7, 8, dan 17 adalah pernyataan negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 8. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas (Topik : Pola Hidup
Sehat)
No
Keterangan
1 Pokok Bahasan Pola Hidup Sehat/Gaya Hidup Sehat
2 Tugas
Pengembangan
Pengembangan Diri
3 Bidang
Bimbingan
Pribadi
4 Jenis Layanan Bimbingan Kelas
5 Fungsi Bimbingan Layanan pemahaman dan pengembangan
6 Sasaran Kelas VII SMP
7 Standar
Kompetensi
Siswa mampu belajar untuk menjaga pola hidup sehat
8 Kompetensi Dasar Siswa memahami pola hidupnya
9 Indikator a. Siswa mampu menjelaskan pengertian hidup sehat
b. Siswa mampu menyebutkan manfaat dari pola hidup sehat
c. Siswa mampu menyebutkan cara menerapkan pola hidup
sehat
10 Materi a. Pengertian hidup sehat
b. Manfaat pola hidup sehat
c. Cara menerapkan pola hidup sehat
11 Metode Dinamika kelompok, game, sharing, diskusi, ceramah
12 Waktu 1x45 menit
13 Tempat Ruang kelas/aula
14 Media LCD, laptop, spidol, kertas kosong
15 Prosedur (Lihat skenario layanan)
16 Evaluasi Self assessment, pesan AKU
17 Rencana Tindak
Lanjut
-
18 Sumber Pustaka a. Siswanto. 2006. Kesehatan Mental: Konsep, Cangkupan dan
Perkembangannya. Yogyakarta: Andi.
b. http://id.wikipedia.org/wiki/Ade_Rai
c. http://infonutrisidankesehatan.blogspot.com/2013/10/apa-
itu-4-sehat-5-sempurna.html
d. http://www.klinikkesehatan.net/pola-hidup-sehat.html
e. www.google.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Pengantar Guru Pembimbing memberi
salam , menjelaskan topik
bimbingan yang akan
dilaksanakan kepada siswa,
mengungkapkan tujuan
layanan dan membuka
layanan dengan doa.
Memberi salam kepada
guru pembimbing siswa
mendengarkan
penjelasan pembimbing
tentang tujuan layanan
dan dilanjutkan berdoa.
3 menit
2. Ice Breaking Guru pembimbing
menjelaskan petunjuk
pembagian kelompok,
aramzam-zam dan absen
sehat.
Mengikuti pembagian
kelompok, aramzam-
zam dan absen sehat.
5 menit
3. Pemberian Materi Pembimbing memberikan
materi topik bimbingan
“Pola hidup sehat”.
Siswa memperhatikan
penjelasan materi dari
pembimbing tentang
“Pola hidup sehat”.
4. Nonton video Pembimbingf memutarkan
video “Hidup sehat”.
Siswa menonton video
yang “Hidup sehat”.
10
menit
5. Penilaian Diri Pembimbing membagikan
lembar Penilain Diri kepada
siswa yang berisikan
tentang penilaian diri siswa
terhadap pola hidup sehat
Siswa mengerjakan
lembar penilaian diri
yang dibagikan oleh
pembimbing sesuai
dengan keadaan dirinya
masing-masing.
6. Dinamika
Kelompok
Pembimbing memberikan
instruksi kepada setiap
siswa untuk menyusun
puzzle “hidup sehat”
Siswa mendengarkan
dan memperhatikan
instruksi dari
pembimbing serta
menyusun puzzle secara
kelompok
15
menit
7. Percikan
Inspiratif
Pembimbing memberikan
penjelasan kepada siswa
untuk membaca dan
memahami cerita tokoh
inspiratif tentang “Ade Rai
si cowok macho”
Siswa membaca
Percikan Inspiratif
tentang cerita seorang
tokoh yang bernama
“Ade Rai si cowok
macho”
10
menit
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
8. Kisah Bergambar Pembimbing memberikan
penjelasan kepada siswa
untuk memahami cerita
bergambar tentang “Your
Body Is What Your Eat”.
Siswa membaca dan
memakanai cerita dari
kisah bergambar “Your
Body Is What Your
Eat”.
10
menit
9. Sharing Pembimbing mempersilakan
siswa untuk sharing tentang
nilai-nilai yang dapat
dipetik dari “Percikan
Inspiratif dan Kisah
Bergambar”.
Siswa bergantian
sharing tentang nilai
yang didapatkan dari
“Percikan Inspiratif dan
Kisah Bergambar”.
10
menit
10. Niatanku Pembimbing membagi
lembar kertas yang berisi
“Pernyataan Hasil belajar
dan Niatan setelah
mengikuti bimbingan
kepada setiap siswa.
Siswa menjawab
“Pernyataan Hasil
belajar dan Niatan
setelah mengikuti
bimbingan kepada
setiap siswa
5 menit
11. Peneguhan a. Pembimbing
menegaskan materi dari
pertemuan pertama
sampai akhir.
b. Pembimbing
memberikan kata-kata
bijak
Siswa memperhatikan
peneguhan dari materi
Bahaya merokok bagi
kesehatan
5 menit
1. Judul Kegiatan
“ Puzzle hidup sehat”
2. Tujuan
a. Agar siswa dapat memaami pentingnya pola hidup sehat.
b. Dapat mengembangkan dan menerapkan pola hidup sehat bagi dirinya
dengan gambar.
3. Bahan/Peralatan
a. Kertas Bergambar dengan tema pola hidup sehat (3 gambar ) yang
sudah di potong-potong kecil-kecil seperti puzzle.
b. Setiap gambar yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam amplop.
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
c. Kertas Buffalo untuk menempelkan kertas bergambar yang sudah
disusun, lem kertas
4. Skenario Pelaksanaan Dinamika Kelompok
a. Pembimbing membagi siswa menjadi 3 kelompok.
b. Kelompok akan diberi amplop yang berisi potongan gambar dan 1
kertas buffalo.
c. Tugas kelompok adalah menyusun potongan puzzle menjadi gambar
yang utuh dan menempelkan gambar ke kertas buffalo yang telah
disediakan.
Contoh Gambar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
1. Pengertian hidup sehat
Hidup sehat berarti Menjalani kehidupan dengan berbagai aktivitas
positif seperi olahraga, istirahat
cukup, makan sehat,menjaga
kebersihan diri dan lingkungan
agar hidup kita terbebas dari
segala penyakit. Namun,
sesungguhnya sehat itu dapat
bermacam-macam artinya.
Padahal sehat yang dimaksud ini
tidak hanya yang berkaitan dengan
fisik saja melainkan dengan non fisiknya juga. Gangguan fisik berupa
penyakit-penyakit yang menyerang tubuh dan fisik seseorang.
Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan
pikiran.
Sumber: www.google.com
2. Manfaat pola hidup sehat
Manfaat yang akan kita peroleh bila kita memiliki pola hidup sehat,
yaitu
a. Badan sehat dan segar bugar
b. Kualitas hidup lebih meningkat
c. Terhindar dari berbagai macam penyakit
d. Menjaga daya tahan tubuh tetap dalam kondisi fit dan stabil
e. Jasmani, hati dan pikiran akan dapat berfungsi secara baik dan
berkualitas
f. Dapat beraktivitas secara maksimal dan mampu menggunakan
potensi dengan optimal
g. Tubuh tidak mudah capek dan pegal karena metabolisme lancer
3. Cara menerapkan pola hidup sehat
Cara-cara agar kita bisa menerapkan pola hidup sehat adalah
a. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi = 4 sehat 5
sempurna
HANDOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Konsumsi makanan yang sehat
diantaranya yaitu dengan
memperbanyak sayuran hijau,
buah-buahan (tidak lupa untuk
mencucinya dengan sabun dan
pada air yang mengalir) dan
menghindari makanan cepat saji.
Makanan yang bergizi dan
seimbang untuk tubuh, sehingga kebutuhan tubuh tercukupi. Makan
teratur seperti pada pagi hari, siang dam malam hari.
Tidak lupa untuk mencuci buah dan sayur menggunakan air yang
mengalir.
b. Berolahraga
Melakukan aktifitas olahraga adalah salah satu cara serta jalan kita
untuk bisa menerapkan
hidup sehat bagi kita.
olahraga yang ringan
asalkan rutin akan banyak
mendukung kesehatan
kita dan juga termasuk
dalam pola hidup sehat.
c. Waktu istirahat yang cukup
Istirahat yang baik dan cukup baik dalam hal kualitas serta kuantitas
maka hal tersebut akan sangat membantu dalam menjaga kebugaran
dan kesehatan tubuh.
d. Menciptakan lingkungan yang sehat
Menerapkan hidup sehat dan juga melaksanakan
hidup sehat juga bisa dengan cara kita
menciptakan lingkungan yang sehat ini dan hal
ini dimulai dari diri kita sendiri dan juga dari hal
yang terkecil.
e. Memiliki informasi kesehatan
Dokter dapat memulihkan kesehatan, tetapi hanya
anda sendiri yang dapat memelihara kesehatan.
Sangat disayangkan bahwa sebagian orang baru menyadari
perlunya kesehatan setelah mereka jatuh sakit. Maka waktu yang
tepat untuk mencari dokter adalah sewaktu anda sehat bugar.
Karena lebih baik mencegah daripada menyembuhkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Ade Rai si cowok macho
Siapa yang tak kenal Ade Rai 'Mr. Muscle'? Pria asal Bali yang lahirnya
2.5 kg, ternyata selain seorang atlit binaraga, dia juga adalah seorang
konselor gizi. Pola makan Ade Rai yang pasti sehat sering dia bagi dalam
berbagai macam acara talk show kesehatan di televisi nasional maupun
majalah serta tabloid.
Dia juga penulis dan pengasuh didalam rubrik kesehatan
rutin di sebuah situs, cowok macho ini tak segan
memberikan tips-tips sehat untuk mengatur pola makan
Ade Rai.
Kita harus Menjaga asupan makanan yang masuk ke
tubuh adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh,
yang berarti menghargai dan mensyukuri ciptaan Allah.
Selain itu, kita bersyukur terhadap semua anugrah talenta
yang telah diberikan-Nya. Mengasah talenta dan
menjadikannya selalu lebih baik lagi juga bukti syukur
pada yang Maha Pemberi.
Tips pola makan Ade Rai
Sebagai seseorang yang telah berhasil dalam mengatur
pola makannya, Ade Rai memiliki beberapa tips yang
sering dia bagikan, antara lain:
1. Selalu manghidangkan makananberserat (sayur,
buah) sebelum mengkonsumsi hidangan-hidangan yang
lain.
2. Banyak meminum air putih, hindari minuman yang berkadar gula
tinggi serta bersoda.
3. Tidak mengkonsumsi hidangan berkarbohidrat (kerupat, nasi,
lontong) bersama dengan sumber yang lemak (Kulit ayam, santan,
daging lemak).
4. Jarak beberapa jam untuk tidur sesudah makan.
5. Diet bukan berarti mengurangi makanan serta memperbanyak
aktifitas, tetapi tetap makan dengan porsi yang normal, hanya
makanan karbohidrat yang dikurangi.
PERCIKAN INSPIRASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Menghindari obat-obatkimia
Banyak body builder yang tergoda untuk memakai obat kimia yang bisa
mempercepat pembesaran otot-otot tubuh, tetapi Ade Rai tidak demikian.
Dia menggunakan cara alami yaitu dengan latihan ekstra,mengatur pola
makan seimbang danmengandung protein dalam jumlah besar.
Dia menghabiskan 25-30 butir telur ayam, bukan ayam negri biasa
dalamsehari.
Tak heran, pria yang memiliki nama lengkap ini“I Gusti Agung Rai
Kusuma Yudha”berhasil memperoleh kemenangan “Drug Free Body
building World Championship” di Amerika Serikat pada tahun 2000.
Kompetisi ini memberikan penghargaan untuk para binaragawan berotot
yang indah dalam membangun tubuh tanpa menggunakan obat kimia.
Binaraga bukanlah olahraga yang mudah
Ade Rai menolak konotasi miring mengenai binaraga sebagai olahraga
yang hanya memamerkan tubuh lelaki berkilat dengan badan besar serta
menggunakan celana dalam di muka umum. Padahal menurut dia, binaraga
adalah sebuah olahraga cerdas dimana seorang lelaki berhasil membina
raga dengan brilian menjadi bentuk yang sangat indah.Walaupun, untuk
menilai keindahan otot, para binaragawan akan menunjukkannya di muka
penonton yang mengapresiasi bentuk tubuhnya.
Tubuh besar bukan berarti banyak lemak
Ade Rai berkata orang kadang lebih berfikir yang lebih penting adalah
menjaga keseimbangan dalam berat badan dengan tinggi badan saja. Atau
proposionalitas antara berat badan dan tinggi tubuhny
Setelah kamu main puzzle sehat, perilaku apa saja yang akan kamu tiru
dari puzzle itu?
EVALUASI
Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya menjadi tahu/sadar
bahwa saya....
Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya akan...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
KIBAR (Kisah Bergambar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 9. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas (Topik :
Kebersihan Diri dan Lingkungan)
N
O
KETERANGAN
1. Topik Kebersihan Diri dan Lingkungan
2. Tugas
Perkembangan
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kebersihan diri sendiri dan lingkungan
3. Bidang bimbingan Bimbingan Pribadi
4. Jenis Layanan Bimbingan Klasikal/Kelompok
5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan Pengembangan
6. Sasaran Siswa Kelas VII SMP
7. Standar
Kompetensi
Siswa memiliki kebiasaan hidup bersih
8. Kompetensi dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan kebiasaan hidup
bersih dalam kehidupan sehari-hari serta terampil melakukan
merawat diri sendiri dan lingkungan
9. Indikator a. Siswa dapat menjelaskan arti kebersihan diri dan lingkungan
b. Siswa dapat menunjukkan cara merawat diri dan lingkungan
c. Siswa dapat menunjukkan keuntungan menjaga kebersihan
diri dan lingkungan
d. Siswa dapat menuliskan upaya-upaya hidup bersih bagi dirinya
sendiri dan lingkungan
10 Materi a. Pengertian kebersihan
b. Cara merawat diri dan lingkungan
c. Keuntungan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
d. Upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan
11. Metode Cerita, tanya jawab, menonton video, permainan dinamika
kelompok, dan penugasan/reflektif
12. Waktu 2 X 40 menit
13. Tempat Ruang Kelas/Aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan)
14. Alat Laptop, lembar cerita, LCD, CD, Modul
15. Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir
16. Penilaian/Evaluasi a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)
b. Inventori tilik diri (self assessment) siswa
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU
1. Pembuka Pembimbing memberi
salam, menjelaskan topik
bimbingan yang akan
dilaksanakan kepada siswa,
mengungkapkan tujuan
layanan dan membuka
layanan dengan doa.
Dilanjutkan dengan ice
breaking tinggaya
Memberi salam kepada
pembimbing, siswa
mendengarkan penjelasan
pembimbing tentang
tujuan layanan dan
dilanjutkan berdoa.
Dilanjutkan dengan ice
breaking tinggaya
3 menit
2. Inti
a. Menonton
video
karakter
Guru pembimbing meminta
siswa untuk
mengelompokkan diri
menjadi kelompok kecil
(setiap kelompok terdiri
dari 5-6 orang), kemudian
mengajak siswa menonton
video mengenai
“Kebersihan Diri”
kemudian guru meminta
siswa untuk memaknai dan
mensharingkannya
Siswa mengelompokkan
diri menjadi kelompok
kecil (setiap kelompok
terdiri dari 5-6 orang),
kemudian siswa menonton
video mengenai
“Kebersihan Diri” dan
memaknai video tersebut
lalu mensharingkannya
15 menit
17. Rencana Tindak
Lanjut
Kelompok-kelompok dalam kelas merencanakan suatu proyek
yang memberi kesempatan menerapkan perilaku cinta kebersihan
diri dan lingkungan, misalnya Baksos, membuat tempat sampah,
dan program-program BK atau program-program sekolah yang
terencana.
18. Sumber http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-kebersihan-
diri.html
http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_p
df=1&id=940
http://brainly.co.id/tugas/165110
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
https://www.youtube.com/
watch?v=FucoYKK8Zw4
b. Dinamika
kelompok
Pembimbing mengajak
siswa untuk bermain
permainan “keranjang
kebersihan dan Patroli
Sampah” dan memberikan
pertanyaan refleksi setelah
melakukan permainan
tersebut
Siswa mengikuti
permainan dengan
antusias
15 menit
c. Menonton
video
karakter
Pembimbing mengajak
siswa berkelompok lagi
seperti kelompok awal
(setiap kelompok terdiri
dari 5-6 orang), dan
mengajak siswa menonton
video mengenai
“Pencemaran Lingkungan”
http://youtube.com/watch?
v=AC6TcL1nECc
Siswa berkelompok lagi
seperti kelompok awal
(setiap kelompok terdiri
dari 5-6 orang), siswa
menonton video mengenai
“Pencemaran
Lingkungan”
7 menit
d. Diskusi
kelompok
Setelah menonton video,
pembimbing meminta
siswa untuk berdiskusi di
dalam kelompok untuk
menjawab pertanyaan
reflektif dan
mensharingkannya
Setelah menonton video,
siswa berdiskusi di dalam
kelompok untuk
menjawab pertanyaan
reflektif dan
mensharingkannya
10 menit
e. Penyajian
materi
pembimbing memberikan
penjelasan materi dengan
topik bimbingan mengenai
“Merawat Kebersihan Diri
dan Lingkungan”
Siswa mendengarkan
penjelasan materi yang
disampaikan oleh
pembimbing dengan topik
bimbingan mengenai
“Merawat Kebersihan Diri
dan Lingkungan”
7 menit
f. Mendalami
kisah
inspiratif dan
refleksi
Siswa berkelompok lagi
seperti kelompok awal
(setiap kelompok terdiri
dari 5-6 orang), siswa
membaca kisah inspiratif,
Siswa berkelompok lagi
seperti kelompok awal
(setiap kelompok terdiri
dari 5-6 orang), siswa
membaca kisah inspiratif,
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
berefleksi, dan
mensharingkannya dalam
kelas
berefleksi, dan
mensharingkannya dalam
kelas
3. Penutup
a. Menuliskan
pernyataan
hasil belajar
pembimbing meminta
siswa untuk mengisi
lembar inventori tilik diri
(self assessment) dan
menuliskan hasil
belajar/refleksi setelah
mengikuti bimbingan
(secara tertulis atau lisan)
Siswa mengisi lembar
inventori tilik diri (self
assessment) dan
menuliskan hasil
belajar/refleksi setelah
mengikuti bimbingan
(secara tertulis atau lisan)
5 menit
b. Kesimpulan/
penegasan
topik
bimbingan
dan
membaca
pesan moral
pembimbing meminta
siswa untuk menarik
kesimpulan atas aktivitas
layanan bimbingan
penanaman karakter
kebersihan diri dan
lingkungan yang disajikan
pada pertemuan ini dan
membaca dengan penuh
penghayatan pesan moral
yang telah disediakan
Siswa diajak menarik
kesimpulan atas aktivitas
layanan bimbingan
penanaman karakter
kebersihan diri dan
lingkungan yang disajikan
pada pertemuan ini dan
membaca dengan penuh
penghayatan pesan moral
yang telah disediakan
5 menit
Mengakhiri
bimbingan
pembimbing mengakhiri
kegiatan bimbingan dengan
ucapan terima kasih, salam,
dan doa penutup
Siswa mengikuti kegiatan
dengan hidmat
3 menit
Durasi 80 menit
Menonton Video
Video mengenai kebersihan diri ”Mari Hidup Sehat”
https://www.youtube.com/watch?v=FucoYKK8Zw4
Sinopsis
Video ini menceritakan mengenai cara menjaga kebersihan diri. Dengan menjaga
kebersihan diri, tubuh menjadi sehat. Disamping itu banyak keuntungan yang
didapatkan dari menjaga kebersihan diri, sehingga orang akan nyaman dengan
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Ayo Bermain
Keranjang kebersihan
1. Siswa memilih komitmen wilayah kebersihan yang ingin ia rawat
2. Setelah membulatkan keyakinan siswa memilah bola sampah organik dan non
3. Kemudian melemparkan bola sampah ke dalam keranjang kebersihan
Patroli Sampah
https://www.google.co.id/search?q=patroli+sampah
1. Tujuan: Menanamkan cinta lingkungan kepada siswa yang berawal dari
mencintai diri sendiri
2. Bahan: Kantong sampah
3. Prosedur:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok bebas berapa orang
jumlahnya tergantung kebijakan pembimbing.
b. Setiap siswa dibagikan satu kantong sampah.
c. Siswa diminta untuk memungut sampah yang berserakan di lingkungan
sekolah dan memisahkan antara sampah organik dan anorganik (pembimbing
dapat menjelaskan jika ada yang belum paham mengenai sampah organik dan
anorganik)
d. Pembimbing membagi tempat untuk setiap kelompok bersihkan. Pembimbing
harus mengawasi siswa agar tidak keluar dari lingkungan sekolah
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
e. Usai memungut sampah, siswa diajak untuk mencuci tangan dengan sabun
hingga bersih. Jika di sekolah tidak menyediakan sabun, pembimbing dapat
menyediakan sabun. Sabun yang digunakan haruslah sabun cair karena akan
digunakan secara bersama-sama (sumber: Jojo BK USD 2012).
4. Durasi: 15 menit
5. Nilai Karakter: peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar kita tinggal
6. Jumlah peserta: Tidak terbatas
Usai bermain, siswa diajak untuk berdiskusi mengenai makna dari permainan
ini.
Menonton Video
http://youtube.com/watch?v=AC6TcL1nECc
Sinopsis
Sebuah film pendek yang menggambarkan pencemaran yang ada di bumi kita
tercinta ini. Ada berbagai pencemaran yang disebabkan karena ketidakpedulian
manusia dengan diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Ada berbagai
pencemaran, ada pencemaran tanah, air, dan udara. Sudah saatnya kita peduli
terhadap bumi kita dengan diawali dari peduli dengan diri kita.
Handout
Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
https://www.google.co.id/search?q=peduli+terhadap+diri+dan+lingkungan
Kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah, dan bau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Kebersihan diri
Suatu upaya untuk memelihara kebersihan
tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki.
Kebersihan diri terdiri dari:
1. Kebersihan rambut dan kulit kepala
(keramas 2kali sehari)
2. Kebersihan mata, telinga, dan hidung
3. Kebersihan gigi dan mulut (menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur)
4. Kebersihan badan
5. Kebersihan kuku tangan dan kaki.
6. Kebersihan pakaian
7. Mencuci tangan dengan sabun cair dan
dengan air yang mengalir.
Cara menjaga kebersihan diri dapat
dilakukan dengan mandi, gosok gigi, cuci
tangan, keramas, membersihkan kuku, dan
lain-lain.
Kebersihan Lingkungan
Suatu upaya untuk memelihara
kebersihan di sekitar tempat tinggal
kita.
Kebersihan lingkungan dapat
dilakukan dengan cara melap jendela,
menyapu, mengepel lantai, mencuci
peralatan makan, membersihkan tempat tidur, membersihkan kamar
mandi, membuang sampah pada
tempatnya, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
SUNGAI BERSIH, BANJIR PUN PERGI
https://www.google.co.id/search?q=kisah+peduli+lingkungan
Andi, Antok, dan Eko adalah tiga orang siswa SD Negeri Pamulang 4 yang
telah berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan
lingkungan sekolah. Tidak heran bila bapak/ibu guru menjadikan mereka sebagai
tauladan bagi siswa yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain-
main di sungai selepas pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk
kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu
besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka
menjumpai banyak sekali sampah di pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol-botol,
dan lain-lain. Setelah kelelahan dan beristirahat di pinggir sungai, Andi pun berkata
kepada Antok dan Eko tentang sampah yang banyak mereka jumpai di pinggir sungai.
Mereka pun sepakat bahwa sampah yang menumpuk di sungai bisa mengakibatkan
banjir saat musim hujan nanti.
Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Andi, Antok, dan Eko pergi ke
kantor guru. Mereka menemui Bapak Ahmad, Wali Kelas mereka. Antok
menceritakan tentang banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Antok pun
ditimpali dan dilengkapi oleh Andi dan Eko. Mereka memberikan usul kepada Wali
Kelas mereka untuk mengadakan acara bersih sungai pada saat acara bersih-bersih
sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum'at minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan
mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas.
PERCIKAN INSPIRASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Akhirnya tibalah hari di mana acara bersih-bersih sungai itu dilaksanakan.
Pada pagi hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang
pentingnya sebuah sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua
siswa untuk membersihkan sungai dengan sungguh-sungguh dan tak lupa Kepala
Sekolah menyampaikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama acara bersih-bersih
sungai berlangsung. Selesai acara pengarahan, dengan berbondong-bondong dan
didampingi oleh Wali Kelas, para siswa menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh
dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali Kelas membagi siswa kedalam
beberapa kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan ada 1 orang siswa
yang menjadi ketua serta koordinator kelompok. Acara bersih-bersih
sungai berlangsung selama 2 jam.
Setelah acara bersih-bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah
yang berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah-sampah tersebut kemudian
diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan
untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas
menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar
terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Oleh
karena itu, kita harus selalu mnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita
termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir (sumber:
http://brainly.co.id/tugas/165110).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
KIBAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini mengenai “Kebersihan Diri dan
Lingkungan”, saya menjadi tahu bahwa:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________
NIATKU
Setelah saya mengikuti bimbingan pada hari ini mengenai “Kebersihan Diri dan
Lingkungan” saya berniat untuk:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________
Setelah saya bermain “sampah” saya menjadi sadar bahwa
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..................
Nilai-nilai yang saya tangkap setelah saya melakuknpermainan “sampah”
adalah..............
.........................................................................................................................................
........
Cintailah Lingkunganmu Seperti Kamu
Mencintai Dirimu Sendiri-Anonim
PESAN MORAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 10. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas (Topik : Bahaya
Merokok)
No Keterangan
1 Pokok Bahasan Bahaya Merokok bagi Kesehatan/Gaya Hidup Sehat
2 Tugas Pengembangan Pengembangan Pribadi
3 Bidang Bimbingan Pribadi Sosial
4 Jenis Layanan Bimbingan Kelas
5 Fungsi Bimbingan Layanan Pemahaman
6 Sasaran Kelas VIII SMP
7 Standar Kompetensi Peserta didik mampu memahami bahaya merokok
8 Kompetensi Dasar Peserta didik semakin mampu menghindarkan diri dari
bahaya merokok
9 Indikator a. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian bahaya
merokok
b. Peserta didik mampu menyebutkan bahaya merokok
c. Peserta didik mampu menghindarkan diri dari bahaya
merokok
10 Materi a. Pengertian bahaya merokok
b. Bahaya dari merokok
c. Kiat-kiat terhindar dari bahaya merokok
11 Metode Dinamika kelompok, sharing, ceramah, diskusi
12 Waktu 40 menit
13 Tempat Ruang kelas
14 Media Laptop, LCD, sound system
15 Prosedur (Lihat skenario layanan)
16 Evaluasi Self assessment, pesan AKU
17 Rencana Tindak Lanjut -
18 Sumber Pustaka a. http://id.wikipedia.org/wiki/Mbah_SuripDiakses pada
tanggal 09 Mei 2015 Pukul 20.00 WIB
b. http://bahayarokokpelajar.blogspot.com/ Diakses
pada tanggal 09 Mei 2015 Pukul 20.00 WIB
c. http://www.sehatpangkalkaya.com/tips-menghindari-
rokok-bagi-para-remaja/ Diakses pada tanggal 09 Mei
2015 Pukul 20.00 WIB
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
No Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Pengantar Pembimbing memberi
salam , menjelaskan
topik bimbingan yang
akan dilaksanakan
kepada siswa,
mengungkapkan tujuan
layanan dan membuka
layanan dengan doa.
Memberi salam
kepada guru
pembimbing, siswa
mendengarkan
penjelasan
pembimbing
tentang tujuan
layanan dan
dilanjutkan berdoa.
3 menit
2. Ice Breaking Guru pembimbing
menjelaskan petunjuk
cara bernyanyi dan
gerakan “Pake Tume-
tume”
Mengikuti
bernyanyi dan
bergerak lagu“Pake
Tume-tume”.
5 menit
3. Pemberian Materi Guru memberikan materi
topik bimbingan
“Merokok
membunuhku”.
Siswa
memperhatikan
penjelasan materi
dari pembimbing
tentang “Merokok
membunuhku”.
10 menit
4. Nonton video Pembimbingf
memutarkan video
“Bahaya merokok”.
Siswa menonton
video yang “Bahaya
merokok”.
5 menit
5. Penilaian Diri Pembimbing
membagikan lembar
Penilain Diri kepada
siswa yang berisikan
tentang penilaian diri
siswa terhadap bahaya
merokok bagi kesehatan.
Siswa mengerjakan
lembar penilaian
diri yang dibagikan
oleh pembimbing
sesuai dengan
keadaan dirinya
masing-masing.
10 menit
6. Dinamika
Kelompok
Pembimbing
memberikan instruksi
kepada setiap siswa
untuk membuat poster
tentang bahaya merokok
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
instruksi dari
pembimbing serta
20 menit
B. SKENARIO PELAYANAN KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
membuat poster
secara kelompok
7. Percikan Inspiratif Pembimbing
memberikan penjelasan
kepada siswa untuk
membaca dan memahami
cerita tokoh inspiratif
tentang “Mbah Surip
dengan kopi dan
rokoknya”
Siswa membaca
Percikan Inspiratif
tentang cerita
seorang tokoh yang
bernama “ Mbah
Surip dengan kopi
dan rokoknya”
10 menit
8. Kisah Bergambar Pembimbin memberikan
penjelasan kepada siswa
untuk memahami cerita
bergambar tentang “Save
Your Life”.
Siswa membaca
dan memakanai
cerita dari kisah
bergambar “Safe
Your Life”.
10 menit
9. Sharing Pembimbing
mempersilahkan siswa
untuk sharing tentang
nilai-nilai yang dapat
dipetik dari “Percikan
Inspiratif dan Kisah
Bergambar”.
Siswa bergantuan
sharing tentang
nilai yang
didapatkan dari
“Percikan Inspiratif
dan Kisah
Bergambar”.
10 menit
10. Niatanku Pembimbing membagi
lembar kertas yang berisi
“Pernyataan Hasil belajar
dan Niatan setelah
mengikuti bimbingan
kepada setiap siswa.
Siswa menjawab
“Pernyataan Hasil
belajar dan Niatan
setelah mengikuti
bimbingan kepada
setiap siswa
5 menit
11. Peneguhan a. Pembimbing
menegaskan materi
dari pertemuan
pertama sampai
akhir.
b. Pembimbing
memberikan kata-
kata bijak
Siswa
memperhatikan
peneguhan dari
materi Bahaya
merokok bagi
kesehatan
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
1. Judul Kegiatan: “ eksperimen rokok”
2. Tujuan: Agar siswa dapat mengesplorasikan bentuk bahaya merokok.
3. Bahan/Peralatan
a. Botol aqua
b. Rokok
c. Tissue
d. air
4. Skenario Pelaksanaan Dinamika Kelompok
a. Pembimbing membagi siswa menjadi 3-4 kelompok.
b. Kelompok akan diberi botol, rokok dan peralatan lainnya.
c. Tugas kelompok adalah mengumpulkan asap rokok dalam botol
dengan bantuan air dan menyaringnya dengan tissue untuk melihat
nikotin yang menempel
d. Menayangkan video mengenai bahaya nikotin
1. Bahaya merokok
Bahaya merokok bagi pelajaradalah produk yang
berbahaya dan adiktif (membuat ketergantungan) karena
di 4000 ada rokok bahan kimia berbahaya yang 69
karsinogenik (menyebabkan kanker). Berbahaya zat
dalam rokok seperti tar, karbon monoksida, sianida,
formaldehid arsenik, dan nitrosamin, dll.
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak
disadari oleh para perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat
peringatan wajib dari pemerintah yang berbunyi:
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.” Tetapi,
seringkali kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuat
orang tidak mau berhenti mengisapnya.
2. Dampak bahaya merokok bagi kesehatan
a. Jangka pendek
1) Asap rokok dapat merangsang batu
2) Asap rokok menyebabkan saluran napas menyempit yang
berlangsung antara30-40 menit
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
3) Asap rokok melumpuhkan peralatan pembersih pada saluran napas
yang menyebabkan napas sesak
4) Bahan-bahan beracun dari asap rokok diserap
oleh darah masuk ke seluruh tubuh, sehingga
menimbulkan pusing dan sakit kepala
b. Jangka panjang
1) Terjadinya gangguan fungsi paru-paru secara
potensial
2) Menyebabkan produksi lendir pada saluran
napas berlebihan setelah kurang lebih 15 tahun merokok
3) Penyempitan saluran napas yang menetap dengan gejala sesak
napas
4) Sebesar 80% dari pengaruh rokok dapat mengakibatkan kanker
5) Memperbesar tingkat penyempitan / pengerasan pembuluh darah
3. Cara mencegah bahaya merokok
a. Menghindari berkumpul dengan perokok
b. Menyadari akan bahaya dari merokok
c. Jangan malu mengatakan bahwa kamu bukan perokok
d. Memperbanyak melakukan hal positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Mbah surip dengan kopi dan
rokoknya,,,,,
Urip Achmad Rijanto , lahir di
Mojokerto, Jawa Timur, 6 Mei1957 atau
lebih populer sebagai Mbah Surip, adalah
seorang penyanyiIndonesia. Ia populer
karena gaya dan tertawanya yang unik,
dan karena lagu Tak Gendong dari
albumnya pada tahun 2003 yang juga
berjudul Tak Gendong.
Keunikan lain Mbah Surip yaitu tak
pernah minum air putih. Ia hanya mau
minum kopi hitam sedikit manis pada saat
sebelum dan sesudah makan, sebelum
kerja dan tidur. Tak pelak ia sering
dipanggil manusia luwak.
Mbah Surip juga perokok berat. Sehari ia bisa menghabiskan sekitar
enam bungkus rokok kretek tanpa filter. "Saya sudah mengisap rokok ini
sejak lama, ketika masih muda. Saya hobi minum kopi dan merokok, kan
kedunya saling melengkapi," katanya sambil mengisap rokok kretek buatan
Kediri, Jawa Timur.
Mbah Surip tutup usia pada hari Selasa tanggal 4 Agustus 2009 pukul
10.30 WIB pagi, di puncak kepopulerannya di kancah musik Indonesia. Dia
meninggal dunia akibat gagal jantung dalam perjalanan menuju Rumah
Sakit Pusdikkes TNI AD, Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut bagian
rekam medik RS Pusdikkes, jenazah Mbah Surip sempat berada selama
satu jam di RS Pusdikkes. Jenazah kemudian langsung diambil oleh kerabat
yang membawanya yaitu Mamiek Prakoso. Menurut berita, serangan
jantung tersebut disebabkan kebiasaan meminum kopi dan merokok Mbah
Surip yang berat. Kejadian tersebut diberitakan karena Mbah Surip tiba-
tiba meminum air dingin, sehingga menyebabkan jantungnya bekerja labil.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mbah_Surip)
E. PERCIKAN INSPIRASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
F. KIBAR (Kisah Bergambar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
G. EVALUASI
H. PESAN MORAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 11. Refleksi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI