Efek Toksin Msg 1

3
EFEK TOKSIN MSG (Monosodium Glutamat)BAGI REPRODUKSI Pada mencit baru lahir (usia 2 sampai 11 hari) yang disuntikkan MSG 4 mg/g berat badan secara subkutan menimbulkan terjadinya disfungsi sistem reproduksi jantan dan betina yang manifestasinya akan muncul pada usia dewasa berupa pada mencit betina menimbulkan kehamilan lebih sedikit dan ovarium lebih kecil dan pada mencit jantan menimbulkan penurunan berat testis. Pemberian MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal pada tikus yang baru lahir selama 2 hari sampai usia 10 hari dan diperiksa pada usia pra pubertas dan dewasa, memperlihatkan pada usia pra pubertas terjadi hiperleptinemia, hiperadiposit dan peningkatan kadar kortikosteron, penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per testis, serta penurunan kadar Luteinizing Hormone (LH), Folicle Stimulating Hormone (FSH), Thyroid (T), dan Free T4 (FT4). Sementara pada saat dewasa memperlihatkan hiperleptinemia yang lebih tinggi dan penurunan kadar FSH dan LH lebih rendah tetapi kadar T dan FT4 normal, dan tidak tampak perubahan struktur testis. Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa salah satu mekanisme yang mungkin berperan dalm timbulnya efek toksik akibat pemberian MSG pada sistem reproduksi jantan munkin diperantarai melalui efeknya dalam menurunkan kadar askorbat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus Winstar jantan dewasa yang disuntikkan MSG dengan dosis 4 g/kg berat secara intraperitoneal badan selama 15 hari (kelompok jangka pendek) dan selama 30 hari (kelompok jangka panjang), memperlihatkan

description

1

Transcript of Efek Toksin Msg 1

EFEK TOKSIN MSG (Monosodium Glutamat)BAGI REPRODUKSIPada mencit baru lahir (usia 2 sampai 11 hari) yang disuntikkan MSG 4 mg/g berat badan secara subkutan menimbulkan terjadinya disfungsi sistem reproduksi jantan dan betina yang manifestasinya akan muncul pada usia dewasa berupa pada mencit betina menimbulkan kehamilan lebih sedikit dan ovarium lebih kecil dan pada mencit jantan menimbulkan penurunan berat testis.Pemberian MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal pada tikus yang baru lahir selama 2 hari sampai usia 10 hari dan diperiksa pada usia pra pubertas dan dewasa, memperlihatkan pada usia pra pubertas terjadi hiperleptinemia, hiperadiposit dan peningkatan kadar kortikosteron, penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per testis, serta penurunan kadar Luteinizing Hormone (LH), Folicle Stimulating Hormone (FSH), Thyroid (T), dan Free T4 (FT4). Sementara pada saat dewasa memperlihatkan hiperleptinemia yang lebih tinggi dan penurunan kadar FSH dan LH lebih rendah tetapi kadar T dan FT4 normal, dan tidak tampak perubahan struktur testis.Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa salah satu mekanisme yang mungkin berperan dalm timbulnya efek toksik akibat pemberian MSG pada sistem reproduksi jantan munkin diperantarai melalui efeknya dalam menurunkan kadar askorbat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus Winstar jantan dewasa yang disuntikkan MSG dengan dosis 4 g/kg berat secara intraperitoneal badan selama 15 hari (kelompok jangka pendek) dan selama 30 hari (kelompok jangka panjang), memperlihatkan berkurangnya berat testis, jumlah sperma, kadar asam askorbat dalam testis dan meningkatnya jumlah sperma yang bentuknya abnormal. Pada kelompok jangka pendek memperlihatkan penurunan jumlah sperma bentuknya normal dan peningkatan jumlah sperma dengan ekor abnormal secara bermakna ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang. Kadar asam askorbat dalam testis menurun secara bermakna pada kelompok jangka pendek ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang (Nayanatara, 2008). Penelitian lanjutan yang dilakukan Vinodini (2008) memperlihatkan bahwa MSG dengan dosis 4g/kg berat badan secara intraperitoneal, selain menimbulkan terjadinya penurunan berat testis dan kadar asam askorbat di dalam testis juga memperlihatkan peningkatan kadar peroksidasi lipid dalam testis dan pada kelompok jangka pendek memperlihatkan kerusakan oksidatif yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok jangka panjang.

Gangguan hormonal akibat pengaruh MSG menyebabkan proses perkembangan folikel tidak berjalan normal sehingga sebagian besar folikel menjadi atretik. Peningkatan jumlah folikel atresia ini dimungkinkan akibat terhambatnya pematangan folikel ovarium mulai dari stadium perkembangan folikel primer hingga terjadinya ovulasi. Atresia merupakan gejala yang umum terjadi pada folikel ovarium hewan normal, namun pemberian MSG dapat meningkatkan jumlah folikel atresia. Pemberian MSG sebenarnya mempengaruhi ovarium secara keseluruhan dan saling berhubungan. Secara umum gangguan yang menyebabkan penurunan jumlah folikel sekunder akan menurunkan jumlah folikel tersier dan kemudian mempengaruhi penurunan jumlah korpus luteum dan peningkatan jumlah folikel atresia. Jika sejak tahap awal perkembangan folikel sudah terganggu maka tahap selanjutnya akan semakin terganggu. Jumlah korpus luteum yang sedikit menunjukkan jumlah folikel yang berovulasi juga sedikit karena banyak folikel yang mengalami atresia (Septadina, 2014).Penelitian terbaru dilakukan oleh Eweka AO dan OmIniabohs (2007) yang memberikan MSG pada tikus Wistar dengan dosis 6 gr menyebabkan beberapa perubahan pada gambaran histologis ovarium berupa hipertrofi sel, dan degenerasi serta atrofi pada lapisan sel granulosa. Penemuan ini mengindikasikan bahwa dengan dosis yang lebih tinggi akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan oosit bahkan infertilitas. Pada penelitian ini juga memberikan gambaran kemungkinan bahwa monosodium glutamat bertindak sebagai toksin terhadap oosit dan folikel di dalam ovarium. Proses nekrosis sel melibatkan perusakan pada struktur dan integritas membran sel.DAPUS : Eweka AO, Om"Iniaboh's FAE. Histological studies of the effects of msg on the ovaries of adult wistar rats. The internet journal of gynecology and obstetrics 2007;8(2)Septadina, Indri Seta. 2014. Pengaruh Monosodium Glutamat Terhadap Sistem Reproduksi. Thesis. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.