dispepsia.rtf

download dispepsia.rtf

If you can't read please download the document

Transcript of dispepsia.rtf

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari beberapa unsur kualitas hidup yaitu mortalitas, morbiditas dan status gizi. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat masih ditemukan berbagai masalah yang menghambat pembangunan kesehatan. Salah satu masalah dalam mencapai derajat kesehatan tersebut adalah tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia setiap tahunnya.1 Dispepsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui dokter dalam praktek sehari-hari. Diperkirakan hampir 30% kasus yang dijumpai pada praktek umum dan 60% pada praktek gastroenterologi merupakan dispepsia.2 Prevalens terjadinya dispepsia di Amerika Serikat tahun 1994 mencapai 26% sedangkan di Inggris 41%.3 Di Inggris dan Skandinavia pada tahun 1999 dilaporkan angka prevalensi dispepsia berkisar 7 41%.4 Di Indonesia pada tahun 1998 proporsi dispepsia pada klinik kesehatan sehari-hari 20%.5 Dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati, perih, mual dan kembung. Penyebab dispepsia bermacam-macam diantaranya tukak lambung yang disebabkan oleh obat NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs), infeksi dan alkohol.6 Universitas Sumatera Utara Salah satu infectious agent dispepsia adalah Helicobacter pylori. Penelitian Hegar di Indonesia tahun 1998 berdasarkan pemeriksaan serologi pada anak SD ditemukan prevalensnya 13,5% - 26,8%.7 Penelitian yang dilakukan Kandera tahun 1994, berdasarkan metode wawancara dan pemeriksaan anti Helicobacter pylori pada murid SD 17 Dauh Putri Kedoya Denpasar, mendapatkan proporsi responden positif anti Helicobacter pylori 35,3%. Djelantik, dkk tahun 2001 melaporkan bahwa 28% anak yang di rawat di ruang anak RSU Mataram memiliki anti Helicobacter pylori positif. Keluhan yang paling sering ditemukan pada anak yang terkena infeksi Helicobacter pylori adalah nyeri epigastrium, nyeri tekan pada epigastrium, nyeri periumbikal dan muntah berat.8 Berdasarkan survei oleh Kaunang pada tahun 1998 dari seluruh dunia, infeksi Helicobacter pylori pada umumnya lebih banyak terjadi di negara berkembang, lebih dari setengah penduduknya yang terinfeksi adalah umur dibawah 10 tahun dan pada usia muda prevalensi sekitar 80%. Sedangkan di negara maju infeksi Helicobacter pylori pada anak-anak Sekolah Dasar (SD) prevalensinya 10%.7,8 Di Nakuru, Kenya tahun 2003 ditemukan proporsi penderita dispepsia organik yang terinfeksi Helicobacter pylori 68% pada usia 31 40 tahun.4 Berdasarkan gambaran morbiditas 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia tahun 2003, dispepsia menempati peringkat ke 10 dengan proporsi 1,5%.9 Penelitian yang dilakukan oleh Rani, dkk yaitu melalui survei rumah sakit Indonesia tahun 2001 yang meliputi 7.092 pasien, diketahui proporsi dispepsia fungsional proporsinya 86,41%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2001, ditemukan 44 penderita dispepsia dan proporsi penderita