Dirgantara
-
Upload
anifdownload -
Category
Documents
-
view
2.355 -
download
10
Transcript of Dirgantara
BAB I
PENDAHULUAN
Lokasi Museum
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala berada di kawasan Pangkalan Udara TNI
AU Adisutjipto, kurang lebih 6 kilometer timur pusat kota Yogyakarta. Museum ini berada
tidak jauh dari jalan raya rute bus Yogya-Solo dengan cek point SD Angkasa (Periksa
petunjuk lokasi Museum Dirgantara Mandala).
Ciri Khusus dan Keunikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Ciri Khusus
Ciri khusus Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah koleksi di Museum
ini sebagian besar memuat koleksi pesawat terbang yang pernah digunakan TNI AU,
bahkan negara yang pernah memproduksi atau menggunakannya saat ini tidak memiliki
lagi.
Keunikan
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memiliki pesawat-pesawat yang berasal
dari negara-negara timur dan barat, yang museum-museum negara lain di dunia tidak
memiliki keunikan ini.
1
BAB II
SEJARAH SINGKAT MUSEUM PUSAT TNI AU
DIRGANTARA MANDALA
Latar belakang penyelenggaraan Museum Angkatan Udara Republik Indonesia. Hal-
hal yang mendorong didirikannya museum :
1. Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI
AU serta semua pengorbanan para pendahhulu, pejuang dan pahlawan udara dalam
membina dan merintis Angkatan Udara RI / ABRI khususnya, serta mempertahankan
dan menegakkan kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia perlu dilestarikan.
2. Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian
tersebut perlu direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diketahui,
diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi penerus.
Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia (Museum Pusat AURI) di
Jakarta.
Hasrat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun
peristiwa-peristiwa bersejarah di lingkungan AURI adalah merupakan gagasan Pimpinan
AURI yang dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 491
Tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi, sejarah dan museum Angkatan Udara
Republik Indonesia. Meskipun demikian, realisasinya tidak secepat yang kita harapkan.
Museum Angkatan Udara baru bisa diwujudkan tanggal 21 April 1967. Semula masih
bersifat embrio dan organisasinya berada di bawah Pimpinan Asisten Direktorat Hubungan
Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia. Museum yang masih berstatus embrio ini
mempunyai tiga bagian yaitu :
a. Bagian pembinaan benda-benda
b. Bagian administrasi dan deskripsi
c. Bagian dokumentasi dan pameran.
Kagiatan museum waktu itu masih sangat terbatas karena kurangnya tenaga
profesional maupun biaya. Sejak dikeluarkannya Instruksi Menteri/Panglima Angkatan
Uadara No. 2 Tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang
sejarah, budaya dan Museum Angkatan Udara, maka mulai ada titik terang dan dapat
meletakkan rencana kerja bagi perkembangannya.
Kemudian berkat perhatian yang besar dari Pimpinan Angkatan Udara V
(Pangkowilu), maka pada tanggal 4 April 1969 diresmikan berdirinya Museum Pusat
Angkatan Udara Roesmin Nuryadin.
2
Dalam peresmian tersebut hadir pula para perintis dan tokoh antara lain ; Mantan
Kepala Staf Laksamana Muda Udara (Purn.) Dr. Hardjo Lukito, Panglima Komando
Wilayah Udara V Laksamana Muda Udara Saleh Basarah, Kapusjarah ABRI Kolonel Tit.
Drs. Nugroho Notosusanto. Museum Pusat ini berlokasi di kawasan markas Komando
Wilayah Udara V, Jl. Tanah Abang Bukit Jakarta.
Menuju Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Sementara itu, di Lembaga Pendidikan AKABRI bagian Udara Yogyakarta sudah
berdiri Museum Pendidikan/Karbol, sehingga mulailah adanya pemikiran yang mengarah
pada pengembangan dan upaya menyatukan/mengintegrasikan kedua museum tersebut. Di
samping itu timbul pemikiran untuk mempertimbangkan dalam menentukan lokasi atau
kedudukan museum nantinya yang mengarah ke Yogyakarta.
Adapun dasar pertimbangan penentuan lokasi museum berada di Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
a. Pada peristiwa 1945-1949 Yogyakarta memegang peranan penting sebagai tempat lahir
dan pusat perjuangan TNI Angkatan Udara.
b. Yogyakarta adalah tempat penggodokan Taruna-taruna Angkatan Udara calon Perwira
TNI AU.
c. Perlu pemupukan semangat minat dirgantara, nilai-nilai 45 dan tradisi juang TNI AU
dengan mengacu pada semangat Maguwo.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Kepala Staf TNI Angkatan Udara
mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978 tanggal 17 April 1978 menetapkan bahwa
Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di jakarta dipindahkan di Yogyakarta,
diintegrasikan dengan Museum Pendidikan/Karbolmenjadi Museum Pusat TNI Angkatan
Udara dengan memanfaatkan gedung Link Trainer di kawasan kesatrian AKABRI Bagian
Udara. Operasi boyong perpindahan benda-benda koleksi museum dari Museum Pusat
AURI di Jakarta ke Yogyakarta (AKABRI Bagian Udara) telah mulai sejak Nopember
1977. Dalam langkah penyempurnaan pemindahan lebih lanjut berdasarkan Keputusan
Kasau No. Skep/04 /IV/1978 tanggal 17 April 1978, dilengkapi dengan nama Museum
Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”. Pembukaan dan peresmian Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala bersamaan pula dengan peresmian Museum Sekbang Pertama 1945
yang berlokasi di dekat Base Ops Lanud Adisutjipto, dilakukan oleh Kepala Staf TNI AU
29 Juli 1978. Perlu dicatat bahwa Pembinaan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala,
mencakup pula Museum Sekbang Pertama tahun 1945 yang berlokasi di dekat Base Ops
Land Adisutjipto, yang kini telah dialihkan satusnya sebagai Museum Sekbang Pertama
dengan Nomor Inventaris Monumen TNI AU/No. in/01/B/Adi/Men.
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Kawasan Lanud Adisutjipto
3
Dengan pertimbangan bahwa koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
terus berkembang dan bertambah terutama alut sista udara berupa pesawat terbang,
sehingga gedung museum di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung,
maka Pimpinan TNI AU memutuskan untuk memindahkan lagi.
Pimpinan TNI AU kemudian menunjuk dan memutuskan bahwa gedung bekas pabrik
gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang dimasa pendudukan Jepang digunakan sebagai
gudang logistik, segera direhab untuk dimanfaatkan sebagai Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala. Sebagai tanda dimulainya pembangunan/rehab gedung tersebut, maka
pada tanggal 17 Desember 1982 Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi
menandatangani prasasti tanda dimulainya. Hal ini diperkuat dengan Surat Perintah Kepala
Staf TNI AU No. Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung
bekas pabrik gula tersebut untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat
TNI AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984
Kepala Staf TNI AU marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah
direhab tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Dari 4.200M2 bangunan induk yang ada saat ini telah digunakan seluas 3.600 M2
untuk pameran dan 600 M2 lainnya untuk gudang dan Musholla.
BAB III
4
ALUR PENGUNJUNG
Bila kita memperhatikan denah museum, maka pengunjung dapat mengamati dan
menikmati gelar pameran koleksi sebagai berikut :
1. Ruang Utama, memuat koleksi lambang TNI AU beserta Satuan Jajarannya, para
Pahlawan Nasional dari TNI AU dan foto Mantan Kepala Staf TNI AU.
2. Ruang kronolagi I dan II, adalah ruang kronologis yang menggambarkan sejarah
perjuangan dan perkembangan TNI AU mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI.
3. Ruang Alutsista, memuat koleksi pesawat terbang yang pernah dimiliki TNI AU dari
Tahun 1945 sampai dengan Tahun 1970-an.
4. Ruang Paskhas, Ruang Diorama, yaitu terdiri dari berbagai diorama, diantaranya adalah
Diorama Serangan Udara Pertama dan Peristiwa gugurnya Pahlawan Nasional Perintis
TNI AU, terus ke ruang Diorama Pemboman Pangkalan Udara Maguwo, Diorama
Peristiwa 19 Desember 1948 di Maguwo, Diorama Sekolah Penerbang dan Sekolah
Perwira Teknik Udara TNI AU, Diorama Operasi Trikora, Diorama Sistem
Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa.
5. Ruang Minat Dirgantara, memuat tentang lambang Skadron Udara dari jenis pesawat
pendukungnya, serta koleksi lain yang dapat menarik minat dirgantara.
BAB IV
5
KOLEKSI MUSEUM PUSAT TNI AU
DIRGANTARA MANDALA
A. RUANG UTAMA
1. Patung Empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU :
a. Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto.
b. Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh.
c. Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdana Kusuma.
d. Marsekal Muda TNI Anumerta Iswahyudi.
2. Beberapa Foto Mantan Pimpinan TNI Angkatan Udara :
a. Laksamana Udara Suryadi Suryadarma
(Kepala Staf TRI AU Tahun 1946-1962)
b. Laksamana Muda Udara Omar Dani
(Menteri/Panglima Angkatan Udara Tahun 1962-1965)
c. Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang
(Menteri Panglima Angkatan Udara Tahun 1965-1966)
d. Laksamana Udara Roesmin Nurjadin
(Menteri Panglima Angkatan Udara Tahun 1966-1969)
e. Marsekal TNI Suwoto Sukendar
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1969-1973)
f. Marsekal TNI Saleh Basarah
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1973-1977)
g. Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1977-1983)
h. Marsekal TNI Sukardi
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1983-1986)
i. Marsekal TNI Utomo
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1986-1990)
j. Marsekal TNI Siboen
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1990-1993)
k. Marsekal TNI Rio Pambudi
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1993-1996)
l. Marsekal TNI Sutria Tubagus
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1996-1999)
3. Lambang-lambang
a. Swa Bhuwana Paksa adalah lambang TNI Angkatan Udara, yang artinya Sayap
Tanah Air.
b. Panji-panji TNI Angkatan Udara diresmikan oleh Presiden/Panglima tertinggi
Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober 1952 bersama-sama dengan Panji-
panji TNI Angkatan Darat dan Panji-panji TNI Angkatan Laut dalam suatu
upacara militer di Jakarta.
6
c. Pataka Komando Operasi TNI AU (Koopsau)
Motto : Abhibuti Antarikshe
Artinya : Keunggulan di udara adalah tujuan kami.
d. Pataka Komando Panduan Tempur Udara (Kopatdara)
Motto : Nitya Samakta Maawarti Sarwabaya
Artinya : Senantiasa siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya.
e. Pataka Komando Pertahanan Udara (Kohanud)
Motto : Suraksita Nabhastala
Artinya : Udara yang dipertahankan dengan baik.
f. Pataka Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU (Koharmatau)
Motto : Sewana Karya Buddhi Sakti
Artinya : Dengan segala akal dan okol dikerahkan untuk berbakti kepada
Nusa dan Bangsa dengan perjuangan.
g. Pataka Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau)
Motto : Vidyasana Viveka Vardhana
Artinya : Tempat pengembangan pengetahuan dan kesiagaan.
h. Pataka Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)
Motto : Labda Prakarsa Nirwikara
Artinya : Berdasarkan kemahiran dan kecakapan khusus, maka dengan
segenap potensi sanggup menghancurkan lawan dan menanggulangi
segala bahaya apapun.
i. Pataka Akademi TNI Angkatan Udara (AAU)
Motto : Vidya Karma Vira Paksa
Artinya : Bersenjatakan ilmu pengetahuan darma bakti sebagai ksatria
Indonesia yang berani, jujur dan bijaksana tanpa pamrih demi
kejayaan, keamanan dan keselamatan Bangsa dan Negara.
j. Pataka Komando daerah Udara (Kodau) I
Motto : Sonya Gati Gatra Ghuwana
Artinya : Tanpa menghitung-hitung untung rugi, tanpa pamrih dalam
menjalankan tugas-tugas dan kewajiban pembinaan wilayah.
k. Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) II
Motto : Bhakti Bhina Kerta Bhuwana
Artinya : Demi pengabdian (Kebaktian), kita bina pembangunan Negara
Republik Indonesia dan pertahanan Tanah Air Indonesia.
l. Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) III
Motto : Ganti Prabivita Sthala
Artinya : Komando Wilayah Udara adalah unsur terpenting untuk mencapai
kejayaan.
m. Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) IV
Motto : Wira Dharma Bhakti
7
Artinya : Dengan semangat dan jiwa kepahlawanan, kita tunaikan kewajiban
kita terhadap Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
n. Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) V
Motto : Karya Phalam Anasritam Kurmahe
Artinya : Kami membina/bertindak tanpa mengharapkan balasan.
o. Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) VI
Motto : Nityasa Prayatna Eka Mandala
Artinya : Senantiasa waspada untuk keutuhan wilayah/daerah.
B. RUANG KRONOLOGI I
1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.30 waktu Jawa Jaman Jepang atau pukul
10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia
menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumah Jl. Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Pada keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 PPKI dalam sidangnya
telah menetapkan UUD dan memilih Presiden serta Wakil Presiden.
2. Tentara Keamanan Rakyat-Jawatan Penerbangan (TKR-Jawatan
Penerbangan)
Pada tanggal 23 Agustus 1945 diumumkan berdirinya Badan Keamanan Rakyat
(BKR). Tugas utama BKR Udara adalah bersama-sama rakyat merebut dan
menguasai Pangkalan Udara setempat beserta pesawat terbang dan fasilitas lainnya
dari tangan Jepang. Tanggal 5 Oktober 1945 BKR ditingkatkan menjadi TKR
(Tentara Keamanan Rakyat), maka BKR Udara yang terkenal dengan sebutan TKR
Jawatan Penerbangan. Kegiatan yang berhasil dan menunjukkan eksistensi TKR
Jawatan Penerbangan antara lain :
a. Penerbangan Pertama di Alam Indonesia Merdeka.
Tanggal 27 Oktober 1945 Bapak Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan
pesawat Cureng dengan identitas Bendera Merah Putih di Pangkalan maguwo.
b. Sekolah Penerbang Pertama di Maguwo
Atas prakarsa Bapak Agustinus Adisutjipto diadakannya pertemuan beberapa
tokoh penerbangan dari Yogyakarta, Malang dan Surabaya pada tanggal 7
Nopember 1945 di Yogyakarta. Hasil pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan
bersama untuk mulai menyelenggarakan pendidikan bagi putera-putera
Indonesia. Pada tanggal 15 Nopember pendidikan tersebut dibuka. Peristiwa
dimulainya pendidikan penerbang yang pertama atau yang terkenal dengan
Sekolah Penerbang Pertama yaitu tanggal 15 Nopember diresmikan dan
diperingati sebagai hari jadi Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau).
c. Latihan Terjun Payung
8
Pada tanggal 11 Pebruari 1946 di Pangkalan Udara Maguwo dilakukan latihan
terjun payung yang pertama. Pelaku sebagai penerjun ini adalah Amir Hamzah,
Legino dan Pungut.
3. Pembentukan TNI Angkatan Udara
a. Partisipasi TKR Jawatan Penerbangan dan Tugas Internasional (dalam Operasi
POPDA)
Jepang ditugasi menjaga Status quo atas Indonesia (Hindia-Belanda).
Adapun tugas tentara Sekutu nantinya di Indonesia adalah :
1. Menerima penyerahan tentara Jepang.
2. Membebaskan tawanan Perang Serikat (APWI = Alied Presoners of War
and Interners).
Pada akhir Nopember 1945 berlangsunglah perundingan antara RI
(diwakili Menteri Muda Luar negeri H. Agus Salim) dengan pihak Sekutu yang
diwakili oleh Kepala Staf Alied Foree Netherlands Indies (AFNEI) Brigjen
I.GA Lauder. Perundingan ini disepakati bahwa pelucutan/pemulangan 35.000
orang tentara Jepang dan pemulangan kurang lebih 28.000 orang tawanan
perang dan interniran (Alied Presoners War and Interners = APWI). Dalam
pelaksanaannya dibentuklah Panitya Oeroesan Pemoelangan Djepang dan
APWI disingkat POPDA kemudian operasi pemulangan tersebut disebut
Operasi POPDA.
Operasi POPDA berlangsung kurang lebih 17 bulan dari bulan Desember
1945 s/d Mei 1947. Dengan demikian Ops POPDA yang memanfaatkan PU
Panasan sebagai PU transit dan pengawalan dari Pasukan Pertahanan Pangkalan,
menunjukkan bahwa TKR Jawatan Penerbangan ikut ambil bagian/berprestasi
juga dalam tugas internasional. Tugas ini pula ikut memberikan mantapnya
eksistensi TRI Angkatan Udara, di samping kegiatan-kegiatan sebelumnya.
b. Penetapan TRI Angkatan Udara
TKR (Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat),
kemudian pada tanggal 24 januari 1946 menjadi Tentara Republik Indonesia
Angkatan Udara (TRI-AU) selanjutnya dikenal dengan sebutan Angkatan Udara
Republik Indonesia (AURI). Dalam penetapan tersebu selaku Pimpinan AURI
adalah sebagai berikut : Kepala Staf Komodor Udara Suryadi Suryadarma,
Wakil Kepala Staf II Komodor Udara Sukarnen Mertodisumo dan Wakil Kepala
Staf II Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto.
4. Serangan Udara Pertama terhadap Kota Kedudukan Belanda di Semarang,
Salatiga, dan Ambarawa.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan serentak yang
dikenal dengan Agresi I. PU Maguwo mengalami kegagalan karena kabut tebal
meliputi / menutupi PU Maguwo. Para Pimpinan TNI Angkatan Udara telah
memperhitungkan bahwa suatu saat Belanda akan melakukan serangan udaranya.
9
Waktu itu Kasau Komodor S. Suryadarma bersama Perwira Operasi Komodor
Muda Udara Halim Perdanakusuma segera merencanakan operasi udara balasan.
Pada tanggal 29 Juli 1947 kurang lebih pukul 05.00 pagi tiga buah pesawat
terbang TNI AU berturut-turut meninggalkan landasan PU Maguwo menuju ke
sasaran. Kadet Udara Mulyono beserta penembak udara Abdulrachman
melaksanakan penyerangan ke Semarang. Kadet Sutardjo melakukan serangan ke
Kota Salatiga. Kadet Udara Suharnoko Harbani beserta penembak udara Kaput
melaksanakan serangan ke kota Ambarawa.
5. Pengabdian Para Pahlawan TNI Angkatan Udara
Sebuah pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29 Juli 1947, pukul 01.00
siang waktu setempat meninggalkan lapangan terbang Singapura. Ketika mendekati
PU Maguwo saat roda-roda pendarat mulai keluar, tiba-tiba muncul 2 buah pesawat
pemburu Kittyhawk Belanda yang melakukan penembakan dengan gencar.
Dari semua awak pesawat dan penumpang, hanya seorang yang selamat yaitu
A. Gani Handonotjokro. Tanggal 29 Juli 1947 betul-betul merupakan pengabdian,
baktinya kepada negara dan bangsa, oleh karena itu sejak tahun 1962 ditetapkan
menjadi Hari Bakti TNI AU dan tanggal 29 Juli.
Monumen yang didirikan untuk memperingati peristiwa tersebut terkenal
dengan nama Monumen Ngotho atau Tugu Ngotho.
6. Semangat Tekad Bangsa Indonesia untuk Mewujudkan Pesawat Terbang
Sendiri
Ketika Suryadi Suryadarma mendapat kepercayaan untuk memimpin TKR
Jawatan Penerbangan. Untuk mewujudkan pesawat terbang tersebut sejak TKR
Jawatan Penerbangan ditetapkan sebagai TRI Angkatan Udara, dibidang organisasi
dibentuklah Biro Rencana dan Konstruksi yang berkedudukan di Maospati. Melalui
bagian ini bangsa Indonesia dalam hal ini TRI Angkatan Udara berhasil
mewujudkan pesawat buatan sendiri, yaitu pesawat layang jenis Zogling (NWG-1)
selanjutnya pesawat terbang bermesin pertama yang kita kenal dengan registrasi
pesawat WEL-I/RI-X.
7. Replika Pesawat WEL RI-X
Pesawat terbang bermotor, WEL-I/RI-X (Wiweko Experimental Light Plane)
merupakan pesawat bermotor hasil produksi pertama bangsa Indonesia. Pembuatan
dilakukan oleh Biro Rencana dan Konstruksi Markas tertinggi AURI. Pembuatan
Pesawat Terbang di Magetan dibawah pimpinan Opsir Udara III (Kapten) Wiweko
Supono, diabadikan tahun 1980. Pada tahun 1980 diterbangkan dari PU Iswahyuni
di SMO Lanud Adisutjipto kemudian dimuseumkan.
8. Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun
Tanggal 18 September 1948, TNI AU mengadakan operasi udara dalam upaya
untuk mempersempit dan selanjutnya meniadakan pengaruh kekuasaan
pemberontak. Daerah kegiatan ini meliputi Madiun, Cepu, Purwodadi dan
sekitarnya. Bahkan beberapa Perwira TNI/ABRI, setelah menghadiri rapat di
10
Yogyakarta, diterjunkan dengan parasut di Trenggalek untuk bergabung dengan
induk pasukan.
9. Operasi Lintas Udara
a. KASAU secara positif menanggapi permohonan Gubernur Kalimantan Ir.
Mohammad Noor pada bulan Juli 1947 agar AURI menerjunkan pasukan
payung di Kalimantan.
Pada tanggal 16 Oktober 1947 pukul 23.50 menjelang tengah malam 14
pasukan para dibawah pimpinan Kapten Udara Hary telah siap disamping
pesawat Carteran kita yaitu C-47/Skytrain dengan registrasi RI-002 Tanggal 17
Oktober 1947 pukul 01.30 malam pesawat siap. Akhirnya kurang lebih pukul
02.30 pesawat bertolak dengan pilot Bob Freeberg dan Capilot Makmur
Suhodo. Pada tanggal 17 Oktober 1947 pukul 07.00 pesawat telah melayang di
atas Kota Watingin Kalimantan Tengah dan pasukan segera diterjunkan Pasukan
membawa alat pemancar (Z/O) yang besar dan motor dengan bahan bakar cukup
untuk 1 tahun di Kalimantan Tengah.
Pasukan ini disergap oleh pasukan Belanda, mereka bertahaan selama satu
bulan. Ke 14 pasukan tersebut antara lain :
a. OMO II Amir Hamzah (Jamping Master)
b. Tjilik Riwut-Petunjuk daerah penerjunan
c. Kapten Udara Hary Hadisumantri
d. L.U. II Iskandar
e. SMU Achmad Kosasih.
Tanggal 17 Oktober merupakan hari Paskhas yang diperingati tiap
tahunnya.
b. Tugas Lain Pesawat Dakota RI-002
RI-002 adalah registrasi pesawat C-47 Skitrain milik seorang penerbang
veteran Amerika Serikat yang dicarter oleh RI untuk tugas penerobosan blokade
udara Belanda dan penerobosan ke Luar Negeri.
Misi ke Luar Negeri ini antara lain : membawa muatan bubuk kina dan
panili ke Manila, membawa delegasi RI untuk menghadiri Komperensi ACAFE
baguio, Manila, membawa para pejabat dan 20 Kadet penerbang yang akan
belajar ke India.
Tanggal 1 Oktober 1948 dalam rangka penerbangan ke luar negeri RI-002
mendapat kecelakaan antara Tanjung Karang Bengkulu. Reruntuhannya
diketemukan pada tanggal 14 April 1978 di Bukit Punggur.
10. Kepahlawanan Dalam Mempertahankan PU Maguwo
Kadet Udara Kasmiran berupaya semaksimal mungkin mempertahankan PU
Maguwo, namun kekuatan sangat tidak seimbang, akhirnya Kadet Kasmiran gugur
bersama pasukannya kurang lebih 50 orang. Peristiwa kepahlawanan
mempertahankan PU Maguwo ini diabadikan dalam bentuk Monumen Bakti
11
Prajurit yang diresmikan oleh KASAU Marsekal TNI Utomo pada tanggal 19
Desember 1989.
11. Riwayat Singkat Para Perintis TNI AU
a. Laksamana Anumerta R. Suryadi Suryadarma
Setelah diresmikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5
Oktober 1945, beliau ditugasi pemerintah RI untuk membentuk kekuatan udara,
pada tanggal 10 Desember 1945 diangkat sebagai Kepala Bagian Penerbangan
pada Markas Besar Oemoem Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta.
Menteri/Penasehat Presiden RI (1962), wafat pada tanggal 16 Agustus
1975 di Jakarta.
b. Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto
Pada masa Belanda, Adisutjipto pernah bertugas di Pangkalan Udara
Maguwo Yogyakarta sebagai Calon Perwira Penerbang.
Prestasi selama di TNI Angkatan Udara diantaranya :
1. Tanggal 27 Oktober 1945 untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan
pesawat Cureng yang beridentitaskan Merah Putih di Yogyakarta.
2. Tanggal 15 Nopember 1945 atas prakarsanya didirikan Sekolah
Penerbangan di Pangkalan Udara Maguwo.
3. Pada tanggal 9 April 1946 menjabat sebagai Wakil Kepala Staf II TRI-AU
dengan pangkat Komodor Muda Udara.
4. Pada tanggal 23 April 1946 bersama Opsir Udara Imam Suwongso
Wiryosaputro dan Opsir II Iswahyudi masing-masing dengan pesawat Culiu
mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran dalam rangka membawa
Delegasi RI KASAU Komodor Udara R.S. Suryadarma dan Jendral Mayor
Sudibyo untuk perundingan dengan Sekutu dalam rangka tugas
pengangkutan Tentara Jepang dan APWI pulang ke negaranya masing-
masing.
5. Sewaktu tugas di India dan Pakistan dalam perjalanan kembali ke Tanah Air
tanggal 29 Juli 1947 gugur bersama Dakota VT-CLA akibat ditembak
pesawat Kittyhawk Belanda yang mengangkut sumbangan obat-obatan
untuk Palang Merah Indonesia.
c. Marsekal Muda TNI Anumerta
Pada masa mudanya pernah mendapat sebutan pak Karbol karena
kedisiplinan dan keramahannya sewaktu masih aktif dalam kepanduan. Prestasi
selama di TNI Angkatan Udara diiantaraya :
1. Mampu menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan Jepang.
2. Sebagai Instruktur pada Sekolah Penerbangan di Maguwo
3. Tahun 1946 menjabat Komando Pangkalan Udara Bugis (Malang)
merangkap Komando Radio Pangkalan Udara Maospati (Madiun).
4. Mendirikan Sekolah Radio Telegrafis Udara di Malang dan Sekolah Teknik
Udara di Madiun.
12
5. Sewaktu tugas ke India dan Pakistan dalam perjalanan pulang tanggal 29
Juli 1947 gugur bersama pesawat Dakota C-47 VT-CLA yang
ditumpanginya akibat ditembat jatuh pesawat P-40 Kittyhawk Belanda.
d. Marsekal TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma
Ketika Jepang masuk ke Indonesia ia ke Inggris dan mengikuti pendidikan
sebagai Navigator pada Royal Canadian Air Force. Selama Perang Dunia II
beliau melakukan operasi penerbangan di Eropa. Setelah perang berakhir, pada
pertengahan Agustus 1945, kembali ke Tanah Air Angkatan Udara diantaranya :
1. Tahun 1946 melakukan penerbangan dari Maguwo ke Madura dengan
Pesawat Cureng dan mengadakan pendaratan darurat di lapangan Tambak.
2. Sebagai Perwira Operasi menyiapkan Rencana Operasi pemboman
Semarang, Salatiga dan Ambarawa dengan dua buah pesawat Cureng dan
sebuah Guntau pada tanggal 29 Juli 1947.
3. Merintis dan membangun AURI di Sumatera
4. Beberapa kali melaksanakan penerbangan ke luar negeri
5. Tanggal 14 Desember 1947 dalam perjalanan pulang dari Bangkok ke
Indonesia gugur bersama pesawat Avro Anson RI-003 yang ditumpanginya
di Tanjung Hantu, Malaya.
e. Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi
Pada masa penjajahan Belanda mengikuti pendidikan Asirant Officier
Kortverband Vliger di Pangkalan Udara Kalijati. Prestasi selama di TNI
Angkatan Udara diantaranya.
1. Sebagai Instruktur Penerbangan pada Sekolah Penerbangan di Maguwo
dengan pangkat Opsir Udara II
2. Tanggal 23 April 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cukiu dari
Maguwo ke Jakarta, Gorda, Banten, Teluk Betung dan Branti (Sumatera
Selatan)
3. Tanggal 10 Juli 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cureng di
Maguwo ke Tasikmalaya
4. Tahun 1946 menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Bukittinggi,
membentuk dan membina organisasi AURI di Sumatera.
5. Tahun 1947 bertugas ke Luar Negeri dan tanggal 14 Desember 1947 dalam
perjalanan pulang dari Bangkok ke Indonesia gugur bersama pesawat Avro
Anson RI-003 di Tanjung Hantu Malaya.
12. Pasukan Garuda Mulya
Anggota Panggakalan Udara Panasan segera mengatur taktik gerilya di daerah
Kecamatan Jumantoro dan Gayamdopo serta melakukan serangan terhadap
kedudukan Belanda di Karangpandan, Karanganyar dan Pabrik Gula Tasikmadu.
Pasukan ini terkenal sebagai Pasukan Garuda Mulya yang tergabung dalam Pasukan
Panembahan Senopati 105.
13
13. Stasiun PHB AURI PC-2 di Playen Gunungkidul
Dalam rangka perjuangan mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, Stasiun
Radio AURI PC-2 di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Berhasil menyiarkan berita-berita perjuangan menghadapi Agresi Militer II Belanda
19 Desember 1948. Dari stasiun Radio AURI PC-2 di Jawa dan Sumatera
khususnya Stasiun PDRI, bahkan diterima oleh Stasiun AURI Indonesia Airways di
Ranggon (Birma). Dalam rangka pelestarian nilai-nilai juang terpetik dari perananan
Stasiun Radio AURI PC-2 tersebut dibangunlah Monumen Radio AURI PC- di
Banaran oleh Yayasan 19 Desember 1948.
14. Indonesia Air Ways
Pada awal Juni 1948 dengan membawa pesawat model C-47 Dakota, Presiden
Soekarno mengadakan keliling Sumatera untuk mendapatkan Fonds Dakota. Hasil
dari perjalan ini terkumpul sejumlah dana dari rakyat Aceh yang cukup
dipergunakan membeli pesawat Dakota C-47.
Pada tanggal 7 Desember 1948 pesawat RI-001/Seulawah mendarat di Calcuta
India dalam rangka menjalani perbaikan menyeluruh/over houl. Tanggal 26 Januari
1949 atas ijin pemerintah Burma RI-001/Seulawah diterbangkan ke Ranggon
Burma. Atas bantuan Sdr. Maryumi OU III Wiwekno Soepono berhasil mendirikan
satu badan hukum penerbangan niaga dengan nama Indonesia Air Ways, yang
beroperasi di Burma. Adapun keuntungannya yaitu, utnuk mebiayai Kadet-kadet
Indonesia yang belajar di India dan Philipina, juga untuk membantu perjuangan
kemerdekaan RI dengan menerobos blokade udara Belanda dan mendrop senjata,
amunisi dan peralatan radio, untuk perjuangan RI di Aceh. Tanggal 31 Oktober
1950 Pesawat RI-007 diserahkan kepada Pemerintah Burma.
15. Perintis Perindustrian Pesawat Terbang di Indonesia
Pada tahun 1946 Markas Tertinggi TRI Angkatan Udara meresmikan Biro
Rencana dan Konstruksi yang berkedudukan di Lanud Maospati (Madiun) yang
dipimpin oleh Opsir Udara Wiweko Soepono. Opsir Udara III Wiweko Soepono
dan Opsir Muda Udara I Nurtaino berhasil mewujudkan beberapa prestasi dalam
merintis pembuatan pesawat terbang.
Setelah pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia, 27 Desember
1949, maka instansi yang menangani kegiatan pembuatan pesawat terbang di
linkungan TNI-AU mengalami beberapa perubahan dan peningkatan secara
kronologi sebagai berikut:
a. Depo Peneyelidikan Perawatan Pembuatan Pesawat Terbangs (1950).
b. Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (1961) dan
c. Lembaga Industri Penerbangan Nurtaino (Lipnur) 1966.
Kemudian pada tahun 1976 Lipnur ditingkatkan dan diresmikan oleh Presiden
Soekarno menjati PT Industri Pesawat Terbang Nurtaino dan akhirnya pada tahun
1986 diubah menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara.
14
16. Perintis Jawatan Kesehatan TNI-AU
a. Opsir Udara I Doktor Esnawan
b. Laksamana Muda Udara Dokter Suhardi Hardjolukito
c. Laksamana Muda Udara Dokter Salamun
C. RUANG KRONOLOGI II
a. Sekolah Penerbangan Lanjut di Andir dan Kalijati
Untuk pertama kalinya SPL menyelanggarakan Advance Training dengan pesawat
T-6 G dan AT-16 Harvard bagi penerbang-penerbang eks Sekbang Maguwo dan
India. Angkatan ke III SPL adalah kelas terakhir yang diselenggarakan di Andir
(Husein Sastranegara), karena tahun 1953 SPL dipindahkan ke Pangkalan Udara
Kalijati yang menghasilkan empat Angkatan.
b. Pengiriman Kadet-kadet ke Luar Negeri
Tahun 1950 dikirimkan pula 60 kadet untuk mengikuti pendidikan
penerbangan pada taloa Academy of Aeronautics di Oaklands California. Menjelang
akhir tahun 1951 pendidikan telah selesai dan para Kadet kembali ke Indonesia
1. Pembentukan Skadron TNI Angkatan Udara Tahun 1950
AURI sejak awal 1950 mulai menyusun kekuatan pesawat dalam Skadron
Udaranya sebagai berikut.
a. Skadron 1 (Pembom) pesawat B-25/Mitchell di Halim Perdana Kusuma.
b. Skadron 2 (Angkut) pesawat C-47/Dakota di Halim Perdana Kusuma
c. Skadron 3 (Tempur) pesawat P-51/Mustang di Halim Perdana Kusuma
d. Skadron 4 (Lantai Darat) pesawat Auster di Bogor
e. Skadron 5 (Lantai Laut) pesawat PBY-5A/Catalina di Halim Perdana Kusuma
2. Operasi Penumpasan Pemberontakan DI/TII
Dalam operasi Penumpasan DI/TII TNI Angkatan Udara mengerahkan Satuan
Pertahanan Udara dengan menyiapkan Pesawat-pesawat tempur khususnya jenis
pancargas dari Skadron XI.
Sedangkan operasi-operasi gabungan dilakukan dengan memberikan bantuan
seperti :
a. Pengintaian udara dengan pesawat Cessna 180 dan pembom B-25 “Mitchell”.
b. Penembakan/pembom dengan menggunakan pesawat-pesawat buru sergap P-51
“Mustang”, pembom B-25 Mitchell dan AT-16 Harvard.
c. Pengangkutan udara dengan pesawat-pesawat C-47 Dakota.
3. Operasi Penumpasan PRRI di Sumatera
Puncak gerakan-gerakan ini ialah terbentuklah “Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia” (PRRI) tanggal 15 Pebruari 1958. Untuk menyelamatkan RI
dari bahaya perpecahan ini pemerintah RI bertindak tegas dengan melakukan
operasi-operasi gabungan TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara antara lain :
15
a. Operasi Tegas untuk pembebasan Riau Daratan.
b. Operasi Sapta Marga untuk pembebasan Medan.
c. Operasi Sadar di Sumatera Selatan.
d. Operasi 17 Agustus untuk merebut Kota padang sebagai pusat PRRI .
TNI AU melakukan tugas pengintaian udara, penyebaran pamflet,
pemboman/penembakan, penerjunan pasukan SAR dan pengangkutan udara.
4. Operasi Penumpasan Permesta di Sulawesi dan Bagian Timur Lainnya di
Indonesia
Pada masa pemberontakan Permesta tahun 1958 kawasan Indonesia bagian
timur terganggu ketenangannya. Seorang warga Amerika melakukan penembakan
di berbagai tempat antara lain Pangkalan Udara Morotai, beberapa tempat penting
milik TNI AU dan iring-iringan kapal TNI AL.
Pada tanggal 18 Mei 1958 Kapten Udara Penerbangan Ignatius Dewanto
berangkat dengan menggunakan pesawat P-51 Mustang mengadakan pengejaran
terhadap B-26 Allan Lawrence Pope. Dalam pengejaran tersebut Kapten Udara
Penerbang Igantius Dewanto berhasil menembak pesawat B-26 Allan Lawrence
Pope dan roket, yang mengakibatkan terbakar dan jatuh di perairan sebelah barat
Pulau Ambon.
5. Tri Komando Rakyat
Sebagai puncak perjuangan pembebasan Irian Barat atas kekuasaan Belanda,
pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, presiden/PangtiABRI/Pangsar Koti
Pembebasan Irian Barat mencanangkan “ Tri Komando Rakyat”. Pimpinan
Komando Mandala adalah sebagai berikut :
Panglima : Mayor Jendral Soeharto
Wapang I : Komodor Laut Subono
Wapang II : Komodor Udara L.W.J. Wattimena
Kepala Staf : Kolonel A. Tahir
Sedangkan Angkatan Udara Mandala (AULA) segera menyiapkan Pangkalan
Udara Morotai, Letfuan dan Pattimura sebagai pangkalan depan, dan Kupang
sebagai Pangkalan belakang. Sebagai operasi terakhir dilaksanakan Operasi
Wisnumurti untuk menghadapi penyerahan Irian Barat tanggal 1 Mei 1963.
6. Dwi Komadno Rakyat (DWIKORA)
Konfrontasi politik ini memuncak dengan dicetuskannya Dwi Komando
Rakyat (Dwikora) oleh Presiden/Panglima Tertinggi BRI/Pemimpin Besar Revolusi
pada tanggal 3 Maret 1964 yang menyatakan, perhebat Ketahanan Revolusi
Indonesia dan Bantu Perjuangan Revolusioner Rakyat-rakyat Malaysia, Singapura,
Sabah, Serawak dan Brunai untuk membubarkan Negara Boneka Malaysia.
Bebrapa kali operasi udara yang pernah dilakukan oleh TNI AU antara lain :
Operasi Saputangan, Operasi Waspada, Operasi Gincu, Operasi Kelelawar, Operasi
Camar Laut, Operasi Nantang, Operasi Geser dan lain-lainnya. Jenis pesawat
terbang TNI AU antara lain : TU-16, TU-16KS, C-130 B Hercules, C-47 Dakota, B-
16
25 Mitchell, P-15 Mustang, UF-1 Albatross MI-4, MI-6 juga satuan-satuan
Kopasgat.
Pada tanggal 27 Mei 1966 suatu misi ABRI dikirim ke Kuala Lumpur yang
membawa pesan Jendral Soeharto untuk mengadakan penghentian konfrontasi.
Perundingan antara Menlu Indonesia Adam Malik dan Menlu Malaysia Tun Abdul
Razak pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1966 di Bangkok atas bantuan
Menlu Muangthai Thant Khoman.
Akhirnya pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta ditandatanganilah
persetujuan normalisasi hubungan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah
Malaysia yang disebut dengan “Jacarta Accord”.
7. Operasi Non Militer TNI AU
a. Operasi Pepera di Irian Barat
Pada tanggal 25 Agustus 1949 pemerintah Belanda mendesak
keinginannya untuk menduduki Irian Barat. Akibatnya timbullah “Sengketa
Irian Barat” antara Indonesia dan Belanda. Setelah melalui perjuangan
diplomasi dan fisik yang terkenal dengan Tri Komando Rakyat (Trikora),
akhirnya tercapailah keputusan di forum PBB yang melahirkan “New York
Agreement” pada tanggal 15 Agustus 1962 yang akan dilaksanakan “Act of Free
Choice” (Penentuan Pendapat Rakyat/Pepera) sebagai penyelesaiannya.
Komandan Kolonel Udara Suyoto Sagasud Pepera bertugas
menyelenggarakan dan mengkoordinasikan semua bantuan angkutan udara
dengan mengerahkan pesawat-pesawat militer TNI AU dan dari penerbangan
non-militer antara lain : Merpati Nusantara, Zamrud, Pertamina, MAF serta
AMA. Kegiatan penerbangan pesawat-pesawat TNI AU selama berlangsung
Pepera sebanyak 259 sorties, 579,59 jam terbang, mengangkut 311,426 kb
barang dan 1.896 penumpang, termasuk 694 anggota Dewan Musyawarah
Pepera.
b. Operasi Bakti
Sebagai kekuatan Sospol TNI AU ikut serta dalam kegiatan ABRI Masuk
Desa, membantu angkutan yang berupa bahan makanan, pakaian, obat-obatan,
bahan bangunan dan lain-lain. Selain itu juga pesawat TNI AU dikerahkan
untuk membantu angkutan Jemaah haji, Transmigrasi, Kontingen PON dan Sea
Games.
8. Operasi Penumpasan Sisa-sisa Pemberontkan G 30 S/PKI
Sisa-sisa Gerakan G 30 S/PKI berusaha kembali dengan melakukan
konsolidasi dan sekaligus membentuk suatu pemerintah bayangan di daerah Blitar
Selatan. Mereka membangun kubu-kubu (rumah bawah tanah) sebagai
post-post/markas tempat penyimpanan misiu logistik dan lain-lain keperluan di
dalam kegiatan di bawah tanah. Namun gejala kegiatan itu akhirnya dapat ditumpas
oleh kegiatan Operasi Militer ABRI yang bekerja sama dengan rakyat.
17
Gerakan operasi penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI itu dikenal dengan operasi
Trisula, operasi gabungan TNI Angkatan Udara diwakili oleh Komando Wilayah
Udara IV yang dipimpin Panglima Kowilhan IV, Komodor Udara Suwoto
Sukendar.
Berdasarkan Surat Perintah Operasi Panglima Kowilhan IV No. 89/80/1968
tanggal 6 Juni 1968 segera membentuk suatu “Posh Force” yang disebut “Operasi
Elang” dengan kekuatan :
a. 1 Kompi Kopasgat
b. 1 Skadron Udara dengan pesawat
- 2 Pembom B-25 Mitchell
- 3 Pembom P-51 Mustang
- 3 AT-16 Horvard
D. RUANG ALUTSISTA
1. Mitsubishi AGMS Zero Sen
Negara Asal : Jepang
Jenis : Pemburu Taktis
Panjang sayap : 11 m
Panjang badan : 9,06 m
Kecepatan maksimum : 570 km/jam
Sejarah
1941 : Pertama kali digunakan Jepang dalam perang melawan
Amerika di China
1942-1945 : Dalam perang di Pasifik melawan Sekutu, Zero
berpangkalan di daerah Irian Barat.
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
2. P-51 Mustang
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Pemburu Taktis
Panjang pesawat : 9,81 m
Kecepatan jelajah : 735 km/jam
Persenjataan : 6 pucuk browning kaliber 12,4 : 8 roket launcher, 2
buah bom
Sejarah
1950 – 1965 : Operasi Penumpasan DI/TII
1958 : Operasi Penumpasan PRRI
1962-1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1965 : Penumpasan G 30/S PKI dan sisa-sisanya
1967 – 1969 : Operasi Samber Kilat dan Operasi Trisula
1978 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
18
3. Glider Kampret
Negara asal : Indonesia
Panjang badan : 5,45
Kecepatan jelajah : 60 km/jam
Sejarah
Dengan didirikan Sekolah Teknik Udara Perwira (Stupa) pada tahun 1951 yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Ir. C.W.A. Oyen, maka terbukalah kesempatan untuk
merancang pembuatan pesawat-pesawat terbang. Sebagai hasil penelitian ini telah
dibuat sebuah pesawat luncur jenis Grunuata Baby yang diberi nama Gilder
Kampret. Grunua mengingatkan sebuah nama dusun di Jerman, yang sebelum
Perang Dunia II didirikan sebuah pabrik pesawat peluncur. Yang dibuat oleh Kadet
Stupa tersebut bukan berdasarkan data dari pabrik Father Belanda di Amsterdam
dengan perbaikan dan perubahan berbagai segi.
4. L-4J Piper Cub
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Pesawat Latih Dasar Pengintai
Panjang Pesawat : 6,82 m
Kecepatan terbang : 140 km/jam
Sejarah
1950 : Kekuatan Skadron IV
1950 – 1965 : Operasi Penumpasan Di/TII
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
5. BT-13 Valiant
Negara asal : Amerika Serikat
Buatan tahun : 1940
Jenis pesawat : Peawat Latih Dasar
Panjang pesawat : 8,87 m
Kecepatan terbang : 293 km/jam
Sejarah
1951 : Pesawat latih dasar dasar pada Sekolah Penerbangan
Lanjutan di Lanud Husein S. dan Kalijati
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
6. Replika Pesawat Terbang RI-X (tergantung)
Negara asal : Indonesia
Jenis pesawat : Pesawat Olahraga
Prestasi : Kecepatan jelajah 85 km/jam
Masuk museum : 1980
7. AT-16 Harvard
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Pesawat Latih Dasar
Panjang Pesawat : 8,8 m
19
Kecepatan jelajah : 272 km/jam
Persenjataan : 1 senapan mesin, 7,7 mm, 2 m, bom @ 50 kg.
Sejarah
1950 – 1960 : Operasi penumpasan DI/TII
1958 : Operasi penumpasan PRRI
1965 – 1968 : Operasi penumpasan G 30/S PKI
19671 : Pengamanan Pemilu
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
8. TS-8 Bies
Negara asal : Polandia
Jenis : Pesawat Latih
Kecepatan jelajah : 270 km/jam
Panjang sayap : 10,5 m
Panjang badan : 8,5 m
Tinggi pesawat : 3 m
Sejarah
1960 : Kekuatan TNI AU untuk menggantikan pesawat Latih
Lanjut AT-16 Harvard
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
9. B-25 Mitchell
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Pembom Ringan
Panjang pesawat : 16,14 m
Kecepatan maksimum : 483 km/jam
Kecepatan jelajah : 370 km/jam
Sejarah
1950 : Sebagai Skadron I, pembom, transport
1962 – 1963 : Penumpasan DI/TII, RMS, MMC, Andi Aziz, PRRI,
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1967 – 1969 : Operasi Samber Kilat, Trisula, Sadar
1978 : Masuk Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
10. C-47 Dakota
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Angkutan ringan
Panjang pesawat : 19,5 m
Jarak jelajah : 2.400 km
Sejarah
1947 – 1948 : Penerobosan blokade udara Belanda dari/dan Sumatera,
Kalimantan, dan luar Negeri (Singapura, Philipina, India,
Pakistan dan Birma)
20
1949 – 1950 : Indonesia Airways di Ranggon
1950 : Kekuatan Skadron 2 dan DAUM, penumpasan DI/TII
1957 – 1958 : Operasi Penumpasan PRRI
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1967 – 1968 : Operasi Rajawali, Focus, Wamena, Wibawa, Pepera,
Puntadewa, Pemilu
1976 : Operasi Seroja
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
11. Hiller 360 Utility Helikopter
Negara asal : Amerika Serikat
Panjang pesawat : 8,08 m
Kecepatan jelajah : 121,6 km/jam
Sejarah
24 Desember 1950 : Penerbangan percobaan oleh Komodor Udara Wiweko
Soepono
1978 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
12. Hovercraft XHV-02
Panjang : 4 m
Lebar : 1,9 m
Tinggi : 1,55 m
Kecepatan jelajah darat : 13 km/jam
Kecepatan jelajah laut : 45 km/jam
Sejarah : Merupakan hasil penelitian dan pengembangan yang
dilakukan bersama-sama oleh Dislitbangau dan Lipnur
Tahun 1969 - 1973
13. B-26 Invander
Negara : Amerika Serikat
Jenis : Pembom Ringan
Panjang pesawat : 17,1 m
Kecepatan terbang : 6,050 m
Sejarah
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1967 – 1969 : Operasi Samber Kilat, Operasi Trisula
1976 : Operasi Seroja
1978 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
14. DH-115 Vampire
Negara asal : Inggris
Jenis : Pesawat Latih Jet
Panjang Pesawat : 10,5 m
21
Persenjataan : 4 buah Cannon 20 mm, dapat disenjatai pula dengan
roket dan bom
Sejarah
21 Januari 1956 : Pertama kali diterbangkan di Indonesia oleh Letnan
Udara I Leo Wattimena
20 Februari 1956 : 8 buah pesawat diresmikan menjadi kekuatan pada
Skadron pancargas AURI
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
15. UH-34 Sikorsky
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Helikopter
Panjang badan : 14,10 m
Sejarah
1961 – 1963 : Jenis pertama yang datang di Indonesia dengan
regristasi H-351 sebagai hadiah Presiden Amerika
Serikat untuk Presiden RI
1967 : Relokasi pesawat tersebut dari Istana dimasukkan ke
Skadron 7
1973 : Operasi Wisnu
1976 : Operasi Tonggak
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
16. Radar Darat Nysa
Negara asal : Polandia
Tahun pembuatan : 1960
a. Type : Nysa C/Tx Cabin
Berat : 10 ton
Kegunaan : Pengamatan dini
Kemampuan : Max jarak 400 km
b. Type : Nysa B/Tx Cabin
Berat : 8 ton
Kegunaan : Pengamatan ketinggian
Kemampuan : pada jarak 300 km/ketinggian max 15 km
c. Type : Indikator
Berat : 7 ton
Kegunaan : Layar penampilan jarak dan ketinggian
Kemampuan : 3 unit layar penampilan
Sejarah
1961 : Operasi Trikora
1964 : operasi Dwikora
1978 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
22
17. Stearman
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Latih Mula
Panjang badan : 8,3 m
Kecepatan : 160 km/jam
Sejarah
1950 – 1951 : Digunakan oleh Kadet-kadet TNI AU dalam rangka
penyiapan penerbang untuk perjuangan kemerdekaan
1991 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
18. UTI MIG-15
Negara asal : Uni Soviet
: Pesawat Latih Tempur
Panjang pesawat : 36 ft 4 inc
Kecepatan jelajah : 668 mph
Persenjataan : 1 x Cannon 37 mm N-37 dan 2 Cannon 23 mm NR-23
Sejarah
1961 : Kekuatan Skadron 11 Wing Ops 003
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1963 : Dimasukan ke dalam kekuatan Kohanud
1964 : Operasi Dwikora
1978 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
19. MIG-17
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Pesawat tempur
Panjang pesawat : 11,09 m
Kecepatan maksimum : 1.140 km/jam
Persenjataan : 3 senjata 23 mm, bom, roket 500 kg
Sejarah
1961 : Kekuatan Skadron 1 Wing Ops 003
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1963 : Kekuatan Kohanud
1964 : Operasi Dwikora
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
20. MIG-19
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Pesawat Tempur
Panjang pesawat : 14,64 m
Kecepatan maksimum : 1.452 km/jam
Persenjataan : 3 Cannon HP-Call 30 mm, 2a 8 roket APC-57,
50-250 kg boom
23
Sejarah
1961 : Kekuatan Skadron 12 Wing Ops 003
1962 : Operasi trikora
1963 : Kekuatan Kohanud
1964 : Operasi Dwikora
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
21. MIG-21
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Pesawat tempur sergap
Panjang pesawat : 14,65 m
Kecepatan jelajah : 2.000 km/jam
Persenjataan : 1 Canon kaliber 30 mm
Sejarah
1962 : Operasi Trikora
1963 : Dimasukkan menjadi salah satu komponen pada Wing
Pertahanan Udara 300
1964 : Operasi Dwikora
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
22. MI-44
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Pesawat Helikopter serbaguna
Panjang pesawat : 18,40 m
Kecepatan jelajah : 175 km/jam
Sejarah
Dimasukkan di bawah Wing Ops 004/Helikopter
1950 – 1965 : Operasi DI/TII di Sulawesi Selatan
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1967 : Operasi Samber Kilat
1973 : Operasi Wisnu
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
23. Peluru Kendali KS
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Rudal udara ke darat
Sasaran : Kapal laut, gedung, pabrik gudang amunisi
Jarak tembak : 70 km – 110 km
Tinggi tembak : 15.000 m dari permukaan laut
Pengendalian : Aktif Homing
Berat roket : 3.250 kg
Bahan bakar : Avtur (3.301)
Daerah kerusakan : 3 sampai dengan 8 km
24
Sejarah
1962 – 1963 : Operasi Trikora
1964 : Operasi Dwikora
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
24. L – 24 Dolphine
Negara asal : Chekoslowakia
Jenis : Pesawat latih lanjut
Panjang pesawat : 10.8 m
Panjang sayap : 10,3 m
Berat kosong : 2.364 kg/max 3.535 kg
Kecepatan jelajah : 590 km/jam
Akomodasi : 2 awak pesawat
Sejarah
1965 – 1983 : Kekuatan Wing pendidikan 1
: Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
25. F-28 Avon Sabre
Negara Asal : Australia
Jenis : Buru Sergap
Panjang sayap : 11,3 mm
Panjang pesawat : 11,45 m
Kecepatan maksimum : 1.125 km/jam
Persenjataan : 2 Cannon Aden 30 mm, 2 bom 1.000 lbs atau 24 roket,
atau 3 peluru kendali udara ke udara
Sejarah
1973 –1981 : Kekuatan Skadron 14 Wing 300 Kohanud
1981 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
26. Peluru Kendali SA-75
Negara asal : Uni Soviet
Tipe : darat ke udara
Jenis : Sista Rudal Hanul jarak sedang
Jarak tembak : 36 km
Sejarah
1962 – 1979 : Alut Sista udara TNI AU digelar untuk pertahanan
udara
ibukota dalam rangka Sishanudnas keseluruhan.
1979 – 1980 : Digunakan untuk sarana pemeliharaan pengetahuan dan
ketrampilan teknologi rudal darat udara
1984 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
27. T-33A-10 T Bird
Negara Asal : Amerika Serikat
Jenis : Pesawat Latih Lanjut Buru Sergap
25
Panjang sayap : 11,85 m
Panjang pesawat : 11,45 m
Kecepatan maksimum : 960 km/jam
Persenjataan : 6 mitraliur M3-127 mm
Sejarah : Pesawat ini dipergunakan sebagai pendidikan Latih
Lanjut yang merupakan peralihan ke pesawat Buru
Sergap F-86 Sabre
1985 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
28. LA-11 Lavochikin
Negara asal : Uni Soviet
Jenis : Pesawat Buru Sergap
Panjang sayap : 9,94 m
Panjang pesawat : 8,70 m
Berat maksimum : 3,996 kg
Kecepatan : 660 km/jam
Persenjataan : 3 Canon NS – 23
Jarak tembak : 2.550 km
Akomodasi : 1 awak pesawat
Sejarah
1958 : Kekuatan Skadron 3
1986 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
29. Pesawat Gelatik
Negara Asal : Indonesia
Penggunaan : Umum
Panjang sayap : 11,14 m
Panjang badan : 8,25 m
Kecepatan maksimum : 124 mph
Sejarah : Pesawat Gelatik berperan dalam pertanian.
1984 : Diabadikan di museum Pusat TNI AU
30. LT-200
Negara Asal : Indonesia
Jenis : Pesawat Latih Dasar
Mesin : Lycoming 0320 E-2A 15 DK
Panjang sayap : 8,69 m
Panjang pesawat : 5 m
Kecepatan jelajah : 219 km/jam
Sejarah
1974 : Kekuatan TNI AU yang merupakan produksi-produksi
Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur)
1987 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
26
31. Auster Mark II
Negara Asal : Inggris
Jenis : Pesawat Latih Dasar
Mesin : Lycoming 0302E-2A 15 DK
Panjang sayap : 8,69 m
Panjang pesawat : 5 m
Kecepatan jelajah : 219 km/jam
Sejarah
1950 : Kekuatan Skadron 4
1950 – 1956 : Operasi penumpasan DI/TII di Jawa Barat
1987 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
32. C-140 Jet Star Pancasila
Negara Asal : Amerika Serikat
Rentang sayap : 17,61 m
Tinggi pesawat : 7,54 m
Kecepatan maksimum : 0,82 km/jam
Kecepatan jelajah : 0,72 km/jam
Sejarah
1962 : Hadiah Pemerintah Amerika Serikat kepada presiden RI
sebagai pesawat kepresidenan.
1987 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
33. Caisson
Dengan Caisson tes dapat diketahui seberapa jauh batas kemampuan calon
penerbang dalam suasana kurang udara dapat melaksanakan tugasnya. Caisson
diperlengkapi dengan oksigen, sehingga apabila seorang calon penerbang berada
pada batas kemampuan, maka topeng oksigen dapat segera dipergunakan untuk
membantu pernapasan.
34. Nakajima Ki 43 II Hayabusha (OSHAR)
Negara asal : Jepang
Jenis pesawat : Pesawat Pemburu
Tahun pembuatan : 1940
Panjang sayap : 10,84 m
Tinggi pesawat : 3,27 m
Berat kosong : 1.910 kg
Berat muatan : 2.925 kg
Jarak jelajah : 1.760 km
Persenjataan : 2 senapan mesin 12,7 dan bom 250 kg
Awak pesawat : 1 awak pesawat
Keterangan : Ditemukan di Babo Irian Barat
Masuk museum : 1987
27
35. Guntai
Negara Asal : Jepang
Buatan tahun : 1930
Jenis : Pesawat Pesawat Pembom Tukik
Panjang sayap : 10,76 m
Panjang pesawat : 8,90m
Kecepatan : 400 km/jam
Persenjataan : 3 senapan mesin 303,500 kg bom
Sejarah : Pesawat ini ditemukan di PU Babo ex jepang dalam
Perang Dunia II di Irian Barat
1946 – 1949 : Digunakan TNI AU direbut dari tangan Jepang.
1987 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
36. Replika Dakota VT-CLA
Replika reruntuhan Dakota VT-CLA, untuk mengenang pengorbanan para Perintis
TNI AU dalam memberikan motivasi semangat kepahlawanan terhadap generasi
penerus.
E. RUANG PASKHAS AU
1. Sisa-sisa Operasi Trikora
Sisa-sisa Pasukan Gerakan Tjepat (PGT) yang gugur dalam melaksanakan
Operasi Trikaora dalam rangka perebutan kembali wilayah Irian Barat ke pangkuan
Republik Indonesia.
Perlengkapan ini diketemukan :
a. Oleh : Penduduk setempat
b. Tanggal 27 Mei 1992
c. Tempat : Gunung Madogma Kecamatan Pasir, Kabupaten Fak-Fak Irian Barat
2. Uniform Pasukan TNI AU
Pasukan TNI AU mengalami beberapa perubahan sesuai dengan
perkembangan yang diawali dengan dibentuknya Pasukan Pertahanan Pangkalan
(PPP)
Kemudian Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan berkembang dengan sebutan
Pasgat, kemudian menjadi Pasukan Khas TNI AU (Paskhasau)
3. Meriam PSU (Cannon)
Negara asal : Swedia
Merk pabrik : Bafors
Kaliber/tipe : 40 M/L 60
Panjang laras : 2,5 m
Kecepatan tembak : 2.742 m
Kecepatan awak : 873 m/detik
28
4. Peluncuran Roket
Jenis : Anti Tank
Daya tembak : 10 km, digunakan untuk lintas lengkung dan datar
Kecepatan : 50 s/d 300 roket/menit
5. Triple Gun
Tipe : HSS 804
Jenis : Senjata anti pesawat terbang
Panjang senjata : 2.545 cm
Panjang laras : 1.900 cm
Sejarah : Menurut data sejarah senjata ini digunakan oleh
Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI dalam Operasi
Trikora
6. Sisa – sisa perlengkapan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang gugur ketika
melaksanakan operasi Trikora dalam rangka pengembalian Irian Barat ke pangkuan
RI. Perlengkapan ini diketemukan oleh penduduk setempat tanggal 27 Mei 1992 di
gunung Mendogma Kecamatan Pasir Kebupaten Fak-Fak Irian Jaya.
7. Wolky Tolky
Pesawat ini digunakan oleh PGT AURI dalam Operasi Penumpasan PRRI Semesta,
untuk komunikasi antar pasukan dengan komando tahun 1958
8. Kontindo Garuda di Vietnam
Sejak 28 Januari 1973 TNI AU mengerahkan 9 buah pesawat terbang C 130 B
Hercules yang mengangkut Kontingen Indonesia Garuda IV, Garuda V, Garuda VII
dan Kontingen penggantinya.
Sampai berakhirnya tugas kontingen TNI AU telah mengangkut 2.029
personel dan 130 ton barang dengan 25.735 jam terbang.
F. RUANG DIORAMA
1. Serangan udara pertama dan penembakan VT-CLA
Gambaran serangan udara pertama AURI terhadap kedudukan Belanda di
Semarang, Salatiga dan Ambarawa, serta penembakan terhadap Pesawat VT-CLA.
2. Persitiwa 19 Desember 1948
- 9 buah pesawat tempur P-40 Kitty Hawk
- 5 buah Pesawat tempur P-51 Mustang
- 17 buah Pesawat angkut C-47 Dakota
3. Sekolah Penerbangan AURI Angkatan I 15 Nopember 1945, 21 Juli 1947
Setelah pangkalan udara Maguwo dikuasai Bangsa Indonesia, atas prakarsa
Adisutjipto tanggal 7 Nopember 1945 di Yogyakarta diadakan pertemuan para
tokoh penerbangan. Sekolah tersebut dibuka tanggal 15 Nopember 1945. Latihan
terbang menggunakan pesawat Cureng. Peristiwa bersejarah ini diresmikan sebagai
hari Jadi Komando Pendidikan TNI AU.
29
4. Sekolah Penerbangan AURI Angkatan III di Amerika Serikat 1950 – 1952
Pesawat-pesawat yang digunakan sekolah penerbang angkatan III
a. P-17 Stearman – tahap dasar (Basic Phase)
b. Aerancu – tahap mula (Primary Phase)
c. T – 6 – tahap lanjutan (Advanced Phase)
d. C – 47 Dakota – digunakan untuk pelaksanaan penerbangan navigasi jarak jauh,
yang dilakukan menjelang akhir pendidikan.
5. Operasi Jayawijaya dalam rangka Trikora 19 Desember 1961
Operasi pembebasan Irian Barat dalam rapat umum di Yogyakarta terkenal dengan
nama “Tri Komando Rakyat” yang terdiri dari :
a. Gagalkan pembentukan “Negara Papua” buatan Belanda.
b. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat
c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum
Pada tanggal 2 Januari 1962 dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1962 Presiden RI Soekarno
menetapkan :
- Panglima Komando : Mayjen TNI Soeharto
- Wakil Panglima : 1. Kolonel (L) Soebono
2. Kolonel (U) Leo Wattimena
- Kepala Staf Gabungan : Kolonel Inf. A. Tahir
Pada bulan Februari 1962 AURI membentuk kesatuan tempur antara lain :
- KT “SORONG” dengan Pesawat Tempur P-51 Mustang
- KT “SENOPATI” IL – 28, B – 25 dan P – 51 Mustang
- KT “BALADEWA” : C – 47 Dakota
- KT “BIMASAKTI” : B – 25, B – 26, P – 51 Mustang, Cadina
Operasi udara infiltrasi dilaksanakan AURI adalah :
1. Operasi Garuda
2. Operasi Srigala
3. Operasi Naga
4. Operasi Siaga
Operasi Udara Jayawijaya menggelar kekuatan antara lain :
a. Kekuatan Tempur Udara “Parikesit” di Pangkalan Udara Maratoi
b. Kekuatan Tempur Udara “Antareja” di Pangkalan Udara Amahi
c. Kekuatan Tempur Udara “Asiwatama” di Pangkalan Udara Ambon
d. Kekuatan Tempur Udara “Wisanggeni” di Pangkalan Udara Letfuan
e. Kekuatan Tempur Udara “Anggada” di Pangkalan Udara Halim
f. Kekuatan Tempur Udara “Wesiadji” di Pangkalan Udara Iswahyudi
6. Ruang Diorama Palapa
SKSD Palapa diresmikan oleh Bapak Menparpostel A. Tahir tanggal 27 September
1986. Diorama SKSD Palapa ini terdiri dari 5 buah Vitrine berukuran 1,5 m x 3 m x
30
3,5 m. diorama tersebut disusun berdasarkan urutan kronologis peristiwa-peristiwa
penggunaan Satelit Palapa yang bersejarah. Di tengah ruangan terletak prasasti
berupa tanda peresmian dan prasasti Sumpah Mahapatih Gadjah Mada.
7. Sekolah Penerbangan AURI Angkatan ke 11 India Oktober 1947 – Nopember
1950
Penetapan Pendidikan dan Latihan
Mengantisipasi serbuan Belanda ke Yogyakarta AURI mengirimkan sejumlah kadet
ke luar negeri untuk mendidik menjadi penerbang, keberhasilan sangat ditunjang
oleh keberhasilan Indonesia “AIRWAYS” di Burma.
Sekolah Perwira Teknik Udara
Tahun 1950 Sekolah Teknik Udara mulai dikembangkan, hal ini terlaksana karena
AURI mendapat bantuan tenaga teknik penerbangan dari missi militer Belanda
diantaranya Letkol Oyens. Tahun 1957 nama Sekolah Perwira Udara diubah
menjadi Sekolah Teknik Udara Perwira, sehinga sebutan SPTU menjadi STUPA
Sekolah Penerbang Lanjutan di PAU Andir tahun 1950 – 1953
Untuk pertama kali bulan Maret 1950 menyelenggarakan ADVANCED TRAINING
bagi penerbang yang sudah ada yaitu Exs Sekbang I Maguwo dan Sekbang II India
yang mendapat pendidikan sebagai penerbang sipil.
Angkatan pertama dimulai tahun 1950 dan selesai tahun 1951, selesainya angkatan
pertama datanglah Sekbang ke II yang dididik di USA untuk memenuhi syarat
sebagai penerbang militer. Para penerbang yang dididik di Amerika Serikat ini
diberi refreshing caurse di SPL yang disebut ADVANCED REFRESHING
COURSE.
G. RUANG MINAT DIRGANTARA
1. Bedge Komando wilayah dan fungsional TNI AU
a. Bedge Komando wilayah udara I
b. Bedge Komando wilayah udara III
c. Bedge Komando wilayah udara IV
d. Bedge Komando wilayah udara V
e. Bedge Komando wilayah udara VI
f. Bedge Kohanudnas
g. Bedge Koopsau
h. Bedge Komatau
i. Bedge Kadikau
j. Bedge Pashasau
2. Perkembangan Skadron Udara TNI AU
Pada awal tahun 1960 an dibangun skadron baru
a. Skadron Helikopter
31
1) Skadron 6 – MI 4 di Atang Sanjaya
2) Skadron 7 – Bell – 204 B di Atang Sanjaya, Bell – 475 – 21 J di Atang
Sanjaya
3) Skadron 8,9 – MI di Atang Sanjaya
b. Skadron Tempur
1) Skadron 11 - MIG – 17 di Pangkalan Udara Kemayoran, Jakarta
- MIG – 15 UTI di Pangkalan Udara Kemayoran
2) Skadron 12 – MIG – 19 di Pangkalan Udara Kemayoran, Jakarta
c. Skadron Lintas Udara
1) Skadron 17 : C-140/Jet Star, II-14/Avia, C-47/Dakota, L-140/402
2) Skadron 31 : 3-130B/Hercules
3) Skadron 32 : AN-12B/Antonov
d. Skadron Pembom
1) Skadron 21 : IL-28 Kemayoran Jakarta
2) Skadron 41: TU-16 Madiun
3) Skadron 42 : TU-16 KS Madiun
e. Skadron Peluru Kendali
1) Skadron 101 Peluncur Peluru Kendali di Cibinong
2) Skadron 102 Peluncur Peluru Kendali di Tangerang
3) Skadron 103 Peluncur Peluru Kendali di Cilincing
4) Skadron 104 Peluncur Peluru Kendali di Pondok Gede, Jakarta
3. STARTLITE-PK-SLX
Negara asal : Indonesia
Jenis : Pesawat Olahraga
Panjang seluruhnya : 16,4 feet
Tempat duduk : 1
Kecepatan jelajah : 120 mph
Kecepatan menanjak : 120 ft/min
Catatan :
Pesawat ini milik Almarhum Marsma TNI Purn. H. Pribadi, pesawat Starlite
pertama kali oleh Mr. Mark Brown dari USA. Test flight pertama kali tanggal 11
Juli 1987 oleh Marsma pribadi sendiri.
4. Foto beberapa Pejabat Indonesia dan Mancanegara yang mendapat Tanda
Kehormatan Bintang Swa Bhuwana Paksa utama dari Presiden RI
1. Soeharto, Jenderal TNI, 1969
2. Dr. AH. Nasution, Jenderal TNI, 1969
3. M. Panggabean, Jenderal TNI, 1969
4. S. Suryadarma, Laksamana Udara, 1969
5. Mulyadi, Laksamana Laut, 1969
6. Rusmin Nuryadin, Laksamana Udara, 1969
7. J.P.M.C. Connel, General, 1969
32
8. Suwoto Sukendar, Laksamana Udara, 1969
9. Sudomo, Laksamana Laut, 1970
10. Umar Wirahadikusuma, Jenderal TNI, 1970
11. Man Ho Ock, Jenderal, 1972
12. Saleh basarah, Marsekal TNI, 1973
13. Jose L Racundo, Mayor general, 1974
14. Surono, Jenderal TNI, 1974
15. Subono, Laksamana TNI, 1974
16. Drs. Moh. Hasan, Jenderal Polisi, 1974
17. Makmur Murod, Jenderal TNI 1974
18. RS. Subiyakto, LaksamanaTNI, 1974
19. Ashadi Tjahjadi, Marsekal TNI
20. Widodo Budidarmo, Jenderal Polisi, 1979
21. M. Yusuf, Jenderal TNI, 1981
22. Sukardi, Marsdya TNI, 1984
23. Oetomo, Marsekal TNI
24. Sudarmono, Marsdya TNI
5. Berbagai Tanda Kehormatan
6. Foto-Foto Latihan Bersama Antara TNI AU dengan Angkatan Udara Negara
Tetangga / Sahabat
a. Elang Seberang Tahun 1979
b. Elang Thainesia IV Tahun 1985
c. Elang Indopura IV Tahun 1986
d. Elang Malindo X Tahun 1986
e. Elang Thainesia V Tahun 1987
7. Kontingen TNI AU Dalam Pasukan Perdamaian (PBB)
H. BEBERAPA KOLEKSI MUSEUM YANG DIPAJANG DI LUAR GEDUNG
MUSEUM
1. PBY-5A(CATALINA)
Negara asal : Amerika
Jenis : Pembom/Patroli/Penolong/Penumpang
Panjang sayap : 104 ft
Panjang pesawat : 64 ft
Tinggi pesawat : 21 ft
Kecepatan maksimum : 314 km/jam
Kecepatan jelajah : 208 km/jam
Sejarah
1945 – 1949 : Jenis Catalina ini pernah digunakan untuk kepentingan
perjuangan kemerdekaan RI
1950 : Dimasukkan dalam jajaran kekuatan Skadron 5
33
1958 : Digunakan dalam operasi penumpasan PRRI/Permesta
1961 – 1963 : Disiapkan dan digunakan untuk operasi udara, dalam
perjuangan TRIKORA
1964 : Disiapkan dan digunkan untuk operasi udara, dalam
perjuangan DWIKORA
1991 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
2. TUPOLEV TU-16 B/KS
Negara asal : USSR
Jenis : Pesawat Pembom
Panjang pesawat : 36,5 m
Kecepatan jelajah : 945 km/jam
Persenjataan : 7 ea Canon 23 mm, bom 9.000 kg, bom naval
Sejarah
1961 : Dimasukkan dalam jajaran kekuatan Skadron 42 TNI
AU berkedudukan di Lanud Iswahyudi
1962 : Disiapkan dan digunakan untuk operasi TRIKORA
1992 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
3. UF 1 ALBATROS IR-0117
Negara asal : Amerika Serikat
Jenis : Pesawat angkut sedang
Penggunaan : Untuk SAR, Amphibi
Panjang pesawat : 7,78 ft
Kecepatan jelajah : 379 km/jam
Persenjataan : Torpedo dan Roket
Tahun dimiliki TNI AU : 1957, 1976 dan 1977
Sejarah
1955 : Dimasukan dalam jajaran kekuaran Skadron 5 Intai Laut
dan sebagai pesawat SAR
1958 : Operasi penumpasan PRRI
1962 : Operasi udara perebutan Irian Jaya
1975 : Regestrasi UF-2, memperkuat jajaran skadron 5
1992 : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU
34