Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan...

23
BAB II ISI 2.1 Ciri-ciri dan Keunikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Ciri-ciri Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah koleksi di Museum ini sebagian besar memuat koleksi pesawat terbang yang pernah digunakan TNI AU, bahkan negara yang pernah memproduksi atau menggunakannya saat ini tidak memiliki lagi. Keunikan dari Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah memiliki pesawat-pesawat yang berasal dari negara- negara timur dan barat, yang museum-museum negara lain di dunia tidak memiliki keunikan ini. 2.2 Koleksi Ruang Utama dan Ruang Diorama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala 2.2.1 Koleksi Ruang Utama 2.2.1.1 Patung Empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU 8

Transcript of Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan...

Page 1: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

BAB II

ISI

2.1 Ciri-ciri dan Keunikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Ciri-ciri Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah koleksi di

Museum ini sebagian besar memuat koleksi pesawat terbang yang pernah

digunakan TNI AU, bahkan negara yang pernah memproduksi atau

menggunakannya saat ini tidak memiliki lagi. Keunikan dari Museum Pusat TNI

AU Dirgantara Mandala adalah memiliki pesawat-pesawat yang berasal dari

negara-negara timur dan barat, yang museum-museum negara lain di dunia tidak

memiliki keunikan ini.

2.2 Koleksi Ruang Utama dan Ruang Diorama Museum Pusat TNI AU

Dirgantara Mandala

2.2.1 Koleksi Ruang Utama

2.2.1.1 Patung Empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU

Di ruang utama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala terdapat

patung empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU diantaranya:

1) Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto;

2) Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh;

3) Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma;

4) Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi.

8

Page 2: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

9

2.2.1.2 Beberapa Foto Mantan Pemimpin TNI AU

Beberapa foto mantan pemimpin TNI AU yang dikoleksi di ruang utama

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala diantaranya:

1) Laksamana Udara Suryadi Suryadarma (Kepala Staf TRI AU Tahun 1946-

1962);

2) Laksamana Muda Udara Omar Dani (Menteri/Panglima AU Tahun 1962-

1965);

3) Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima AU

Tahun 1965-1966);

4) Laksamana Udara Roesmin Nurjadin (Menteri Panglima AU Tahun 1966-

1969);

5) Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI AU Tahun 1969-1973);

6) Marsekal TNI Saleh Basarah (Kepala Staf TNI AU Tahun 1973-1977);

7) Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1977-1983);

8) Marsekal TNI Sukardi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1983-1986);

9) Marsekal TNI Utomo (Kepala Staf TNI AU Tahun 1986-1990);

10) Marsekal TNI Siboen (Kepala Staf TNI AU Tahun 1990-1993);

11) Marsekal TNI Rilo Pambudi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1993-1996);

12) Marsekal TNI Sutria Tubagus (Kepala Staf TNI AU Tahun 1996-1999).

2.2.1.3 Lambang-lambang

Beberapa Lambang-lambang yang dikoleksi di ruang utama Museum

Pusat TNI AU Dirgantara Mandala diantaranya:

1) Swa Bhuwana Paksa adalah lambang TNI AU, yang artinya Sayap Tanah Air;

Page 3: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

10

2) Panji-panji TNI AU diresmikan oleh Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan

Perang pada tanggal 5 Oktober 1952 bersama-sama dengan Panji-panji TNI

Angkatan Darat dan Panji-panji TNI Angkatan Laut dalam suatu upacara

militer di Jakarta;

3) Pataka Komando Operasi TNI AU (Koopsau)

Motto: Abhibuti Antarikshe

Artinya: Keunggulan di udara adalah tujuan utama;

4) Pataka Komando Panduan Tempur Udara (Kopatdara)

Motto: Nitya Samakta Maawarti Surwabaya

Artinya: Senantiasa siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya;

5) Pataka Komando Pertahanan Udara (Kohanud)

Motto: Suraksita Nabhastala

Artinya: Udara yang dipertahankan dengan baik.

2.2.2 Koleksi Ruang Diorama

Di ruang Diorama kita dapat menyaksikan beberapa peristiwa bersejarah

yang digambarkan dengan miniatur-miniatur juga disertai penjelasan otomatis

yang direkam pada diorama tersebut.

2.2.2.1 Serangan Udara Pertama dan Penembakan VT-CLA

Penggambaran dari serangan udara pertama AURI terhadap kedudukan

Belanda. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan serentak di

seluruh wilayah kekuasaaan RI yang dikenal sebagai Agresi I. Dalam kesempatan

itu hampir seluruh Pangkalan Udara RI menjadi sasaran, termasuk Pangkalan

Udara Maguwo yang diketahui sebagai pusat kekuatan udara RI waktu itu, namun

Page 4: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

11

demikian serangan udara Belanda atas Pangkalan Udara Maguwo mengalami

kegagalan karena kabut tebal menutupi Maguwo.

Waktu itu Kasau Komodor S. Suryadarma bersama Perwira Operasi

Komodor Muda Halim Perdanakusuma segera merencanakan operasi udara,

dengan perhitungan matang para senior, akhirnya tugas mulia untuk melakukan

serangan udara itu dipercayakan kepada Kadet Penerbangan.

Pada tanggal 29 Juli 1947 kurang lebih pukul 05.00 pagi tiga buah pesawat

terbang TNI AU berturut-turut meninggalkan Pangkalan Udara Maguwo menuju

ke sasaran. Sebuah pesawat Guntai yang dipersenjatai tiga buah senapan mesin

dan 400 kg bom dengan penerbang Kadet Udara Mulyono bersama Penembak

Udara Abdulrachman melaksanakan penyerangan ke Semarang. Menyusul sebuah

pesawat Cureng yang dibekali bom-bom bakar dengan Penerbang Kadet Sutardjo

Sigit beserta penembak udara Sutardjo melakukan serangan ke kota Salatiga.

Pesawat Cureng lainnya dengan persenjataan yang sama dengan Penerbang Kadet

Udara Suharmoko Harbani beserta penembak udara Kaput melaksanakan

serangan ke kota Ambarawa.

Serangan yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 merupakan serangan

AURI yang pertama, dimana Agustinus Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh

gugur. Dari semua awak pesawat dan penumpang hanya seorang yang selamat

yaitu A.Gani Handonotjokro, korban lain yang gugur diantaranya:

1) Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto;

2) Komodor Muda Udara Prof. Abdulrachman Saleh;

3) Opsir Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo;

Page 5: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

12

4) Ex Wing Commander Alexander Noel Constatine (Australia);

5) Ex Squadron Leader Roy Huzelhurst (Inggris);

6) Bhida Ram (India);

7) Zainal Arifin (Indonesia).

Peristiwa gugurnya para perintis dan tokoh AU tersebut mula-mula

diresmikan dan diperingati sebagai Hari Berkabung dan sejak tahun 1962

ditetapkan menjadi Hari Bakti TNI AU dan tanggal 29 Juli diperingati secara

tradisional dipusatkan di Lanud Adisutjipto.

2.2.2.2 Peristiwa 19 Desember 1948

Penggambaran peristiwa pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi

pertempuran yang heroik di Pangkalan Udara Maguwo. Pasukan kerajaan Belanda

yang terdiri dari sejumlah Pesawat Tempur, Pasukan Komando dan Korp Pasukan

Khusus menyerang, merebut, dan menguasai Pangkalan Udara Maguwo

Yogyakarta. Angkatan Udara Belanda mengerahkan:

1) 9 buah Pesawat Tempur P-40 Kitty Hawk;

2) 5 buah Pesawat Tempur P-51 Mustang;

3) 17 buah Pesawat Angkut C-47 Dakota.

Prajurit AURI di bawah pimpinan Kadet Kasmiran melawan pasukan

Belanda yang lebih lengkap persenjataan maupun kemampuannya. Kadet

Kasmiran bersama dengan anak buahnya bertempur habis-habisan, sampai titik

darah penghabisan. Dalam peristiwa ini seluruh anggota pasukan pertahanan

Pangkalan kurang lebih 70 orang gugur. Untuk mengenang peristiwa itu

diungkapkan fakta-fakta sejarah dalam kisah pertempuran Maguwo.

Page 6: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

13

2.2.2.3 Ruang Diorama Palapa

Ruang Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa diresmikan

oleh Bapak Menparpostel A. Tahir pada tanggal 27 September 1986. Diorama

SKSD Palapa ini terdiri dari 5 buah Vitrine berukuran 1,5 m x 3 m x 3,5 m.

Sebuah Vitrine tersebut sebagai ruang antariksa berbentuk 1/2 lingkaran bergaris

tengah 6 m. Diorama tersebut disusun berdasarkan urutan kronologis peristiwa-

peristiwa penggunaan Satelit Palapa yang bersejarah. Setiap Vitrine merupakan

Diorama yang dibuat dari bahan fiberglass yang dilukis sesuai dengan temanya.

Di tengah ruangan terletak prasasti berupa tanda peresmian dan prasasti Sumpah

Mahapatih Gadjah Mada.

2.2.2.4 Sekolah Penerbangan Lanjutan di PAU Andir Tahun 1950 – 1953

Sekolah Penerbangan Lanjutan (SPL) di Pangkalan Angkatan Udara Andir

Untuk pertama kali Sekolah Penerbangan Lanjutan pada bulan Maret 1950

menyelenggarakan ADVANCED TRAINING bagi penerbang-penerbang yang

sudah ada yaitu Exs Sekbang I Maguwo dan Sekbang II India yang mendapat

pendidikan sebagai penerbang sipil.

Angkatan pertama dimulai tahun 1950 dan selesai tahun 1951, bersamaan

dengan selesainya angkatan pertama datanglah Sekbang III yang dididik di

Amerika Serikat untuk memenuhi syarat sebagai penerbang militer. Para

penerbang yang dididik di AS untuk memenuhi syarat sebagai penerbang militer.

Para penerbang yang dididik di AS ini diberi refreshing course di SPL yang

disebut ADVANCED REFRESHING COURSE.

Page 7: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

14

2.3 Riwayat Singkat Para Perintis TNI AU

2.3.1 Laksamana Anumerta R. Suryadi Suryadarma

R. Suryadi Suryadarma dilahirkan di Banyuwangi (Jawa Timur) pada

tanggal 6 Desember 1912. Pendidikan militernya mula-mula lulus Koninklijk

Militaire Academie di Breda, pada tahun 1934. Kemudian pada tahun 1939 lulus

Sekolah Navigator (Waarnemer School) di Kalijati.

Setelah diresmikannya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5

Oktober 1945, beliau ditugasi pemerintah RI untuk membentuk kekuatan udara,

pada tanggal 10 Desember 1945 diangkat sebagai Kepala Bagian Penerbangan

pada Markas Besar Oemoem Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta. Dalam

perkembangan organisasi, maka TKR Bagian Penerbangan menjadi TKR Jawatan

Penerbangan. Kemudian sejak tanggal 9 April 1946 beliau diangkat sebagai

Kepala Staf Tentara Republik Indonesia Angkatan udara Berdasarkan Penetapan

Pemerintah Nomor 6/ SD Tahun 1946.

Jabatan lain yang pernah dipangkunya antara lain anggota POPDA (1946),

KSAP (27-2-1948 s/d 1-10-1948), Penasehat Ahli Penerbangan dalam KMB

(1949), Menteri/Penasehat Presiden RI (1962). Wafat pada tanggal 16 Agustus

1975 di Jakarta, sedang namanya diabadikan untuk Ruang Operasi di Mabesau

dan Markas Komando dalam jajaran TNI AU.

2.3.2 Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto

Agustinus Adisutjipto dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1916. Pendidikan

militer yang pernah diikutinya ialah Sekolah Penerbangan (Vliegschool) di

Kalijati.

Page 8: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

15

Prestasi selama di TNI AU diantaranya:

1) Tanggal 27 Oktober 1945 untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan

pesawat Cureng yang beridentitas Merah Putih di Yogyakarta;

2) Tanggal 15 Nopember 1945 atas prakarsanya didirikan Sekolah Penerbangan

di Pangkalan Udara Maguwo;

3) Pada tanggal 9 April 1946 menjabat sebagai Wakil Kepala Staf II TRI-AU

dengan pangkat Komodor Muda Udara;

4) Pada tanggal 23 April 1946 bersama Opsir Udara Imam Suwangso

Wiryosaputro dan Opsir II Iswahyudi masing-masing dengan pesawat Cukiu

mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran dalam rangka membawa Delegasi

RI KASAU Komodor Udara R.S. Suryadarma dan Jendral Mayor Sudibyo

untuk perundingan dengan Sekutu dalam rangka tugas pangangkutan Tentara

Jepang dan APWI pulang ke negaranya masing-masing;

5) Sewaktu tugas di India dan Pakistan dalam perjalanan kembali ke Tanah Air

tanggal 29 Juli 1947 gugur bersama Dakota VT-CLA akibat ditembak pesawat

Kittyhawk Belanda yang mengangkut sumbangan obat-obatan untuk Palang

Merah Indonesia.

Atas jasa-jasanya, Agustinus Adisutjipto diangkat sebagai Pahlawan

Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya diabadikan

untuk Pengkalan Udara Maguwo Yogyakarta.

2.3.3 Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh

Abdulrachman Saleh dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1909.

Setelah memperoleh gelar Dokter, lalu memperdalam Studi Ilmu Faal, bahkan

Page 9: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

16

berhasil mendirikan bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Atas jasa-jasanya ia diangkat sebagai bapak Ilmu Faal. Pada tahun 1945 termasuk

salah seorang perintis RRI dan siaran Radio Indonesia Merdeka untuk

memperkenalkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Luar Negeri. Pada saat

pertumbuhan Angkatan Udara RI, Abdulrachman Saleh mengalihkan perhatian di

bidang penerbangan.

Prestasi selama di TNI AU diantaranya:

1) Mampu menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan Jepang;

2) Sebagai Instruktur pada Sekolah Penerbangan di Maguwo;

3) Tahun 1946 menjabat Komando Pangkalan Udara Bugis (Malang) merangkap

Komando Radio Pangkalan Udara Maospati (Madiun);

4) Mendirikan Sekolah Radio Telegrafis Udara di Malang dan Sekolah Teknik

Udara di Madiun;

5) Sewaktu tugas ke India dan Pakistan dalam rangka perjalanan pulang tanggal

29 Juli 1947 gugur bersama pesawat Dakota C-47 VT-CLA yang

ditumpanginya akibat ditembak jatuh pesawat Kittyhawk Belanda.

Atas jasa-jasanya Prof. Abdulrachman Saleh diangkat sebagai Pahlawan

Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya diabadikan

untuk Pengkalan Udara Bugis (Malang).

2.3.4 Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma

Abdul Halim Perdanakusuma dilahirkan di Sampang Madura pada tanggal

18 Nopember 1922. Ketika Perang Dunia II pemuda Halim Perdanakusuma

dikenakan wajib Militer AL Belanda. Ketika Jepang masuk ke Indonesia ia ke

Page 10: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

17

Inggris dan mengikuti pendidikan sebagai Navigator pada Royal Canadian Air

Force. Selama Perang Dunia II beliau melakukan operasi penerbangan di Eropa,

setelah perang berakhir pada pertengahan Agustus 1945 kembali ke Tanah Air dan

kemudian ikut membangun AURI.

Prestasi selama di TNI AU diantaranya:

1) Tahun 1946 melakukan penerbangan dari Maguwo ke Madura dengan pesawat

Cureng dan mengadakan pendaratan darurat di lapangan Tambak;

2) Sebagai Perwira Operasi menyiapkan Rencana Operasi Pemboman Semarang,

Salatiga dan Ambarawa dengan dua buah pesawat Cureng dan sebuah Guntai

pada tanggal 29 Juli 1947;

3) Merintis dan membangun AURI di Sumatera;

4) Beberapa kali melaksanakan penerbangan ke luar negeri;

5) Tanggal 14 Desember 1947 dalam perjalanan pulang dari Bangkok ke

Indonesia gugur bersama pesawat Avro Anson RI-003 yang ditumpanginya di

Tanjung Hantu, Malaya.

Atas jasa-jasanya Abdul Halim Perdanakusuma diangkat sebagai

Pahlawan Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya

diabadikan untuk Pangkalan Udara Cililitan (Jakarta).

2.3.5 Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi

Iswahyudi dilahirkan di Surabaya pada tanggal 15 Juli 1918. Pada masa

penjajahan Belanda mengikuti pendidikan Asirant Officier Kortverband Vliger di

Pangkalan Udara Kalijati.

Page 11: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

18

Prestasi selama TNI AU diantaranya:

1) Sebagai Instruktur Penerbangan pada Sekolah Penerbangan di Maguwo

dengan pangkat Opsir Udara II;

2) Tanggal 23 April 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cukiu dari

Maguwo ke Jakarta, Gorda, Banten, Teluk Betung dan Branti (Sumatera

Selatan);

3) Tanggal 10 Juli 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cureng di

Maguwo ke Tasikmalaya;

4) Tahun 1946 menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Bukittinggi,

membentuk dan membina organisasi AURI di Sumatera;

5) Tahun 1947 bertugas ke Luar Negeri dan tanggal 14 Desember 1947 dalam

perjalanan pulang dari Bangkok ke Indonesia gugur bersama pesawat Avro

Anson RI-003 di Tanjung Hantu Malaya.

Atas jasa-jasanya Iswahyudi diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan

pangkat Marsekal Pertama TNI Anumerta dan namanya diabadikan untuk

Pangkalan Udara Maospati (Madiun).

2.4 Beberapa koleksi Pesawat yang ada Di Ruang Alutsista

1) Auster Mark II

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang badan

:

:

:

:

Inggris

Pesawat Pengintai Darat

11 m

7,1 m

Page 12: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

19

Berat kosong

Kecepatan Max

Jarak terbang

Akomodasi

Diabadikan

:

:

:

:

:

772 kg

202 km/jam

342 km/jam

1 Awak Pesawat

1987

2) C-47 Dakota

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang badan

Berat kosong

Kecepatan Max

Jarak terbang

Akomodasi

Diabadikan

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Amerika Serikat

Angkutan Ringan

29 m

19,5 m

8.200 kg

256 km/jam

2.400 km/jam

5 Awak Pesawat dan 27 Penumpang

1964

3) DH-115 Vampire

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang pesawat

Kecepatan Max

Tinggi terbang

Berat kosong

Persenjataan

:

:

:

:

:

:

:

:

Inggris

Pesawat Latih Jet

11,6 m

10,5 m

885 km/jam

12.200 m

5.060 kg

4 buah Cannon 20 mm, dapat dipersenjatai pula dengan

Roket dan Bom

Page 13: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

20

4) F-28 Avon Sabre

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang pesawat

Kecepatan Max

Tinggi terbang

Persenjataan

Akomodasi

Diabadiakan

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Australia

Buru Sergap

11,3 m

11,45 m

700 mph (1.125 km/jam)

45.000 ft (19.725 m)

2 Cannon Aden 30 mm, 2 bom 1.000 lbs atau 24 roket,

atau 3 peluru kendali udara ke udara

1 Awak Pesawat

1981

5) L-24 Dolphine

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang pesawat

Berat kosong

Kec. jelajah

Akomodasi

Diabadiakan

:

:

:

:

:

:

:

:

Chekoslowakia

Pesawat Latih Lanjut

10,3 m

10,8 m

2.364 kg/max 3.535 kg

590 km/jam

2 Awak Pesawat

1984

6) LA-11 Lavochikin

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang pesawat

:

:

:

:

Uni Soviet

Pesawat Buru Sergap

9,94 m

8,70 m

Page 14: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

21

Berat Max

Kecepatan

Persenjataan

Jarak tembak

Akomodasi

Diabadiakan

:

:

:

:

:

:

3.996 kg

660 km/jam

3 Cannon NS-23

2.550 km

1 Awak Pesawat

1986

7) MIG-17

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang pesawat

Berat kosong

Kecepatan Max

Tinggi terbang

Persenjataan

Akomodasi

Diabadiakan

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Uni Soviet

Pesawat Tempur

10,56 m

11,09 m

4.470 kg/max 7.030 kg

1.140 km/jam

17.530 m

3 senjata 23 mm, bom, roket 500 kg

1 Awak Pesawat

1984

8) Mitsubishi A6M5 Zero Sen

Negara asal

Jenis

Panjang sayap

Panjang badan

Berat kosong

Kecepatan Max

Jarak terbang

:

:

:

:

:

:

:

Jepang

Pemburu Taktis

1938

11 m

9,06 m

2.744 m

570 km/jam

Page 15: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

22

Akomodasi

Diabadiakan

:

:

1 Awak Pesawat

1984

9) Radar Darat Naysa

Negara asal

Tahun pembuatan

a. Type

Berat

Kegunaan

Kemampuan

b. Type

Berat

Kegunaan

Kemampuan

c. Type

Berat

Kegunaan

Kemampuan

Diabadikan

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Polandia

1960

Nysa C/Tx Cabin

10 Ton

Pengamatan Dini

Max jarak 400 km

Nysa B/Tx Cabin

8 Ton

Pengamatan Ketinggian

Pada jarak 300 km/ketinggian max 15 km

Indikator

7 Ton

Layar penampilan jarak dan ketinggian

3 unit layar penampilan

1978

10) Replika Pesawat Terbang RI-X (Tergantung)

Negara asal

Jenis pesawat

Buatan tahun

Type

Motor

:

:

:

:

:

Indonesia

Pesawat O-R

1948

Pesawat terbang ringan bermotor tunggal dengan

tempat duduk tunggal dan sayap 2 bagian (parabol)

Harley Davidson 2 silinder model tahun 1925, 20/15

Page 16: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sebagai Salah Satu Tempat Upaya Pengabadian Dan Pendokumentasian Peristiwa Bersejarah Di Lingkungan TNI AU

23

Ukuran

Berat

Prestasi

Diabadikan

:

:

:

:

daya kuda

Panjang sayap 9,00 m

Panjang badan 5,05 m

Tinggi 2,40 m

263 kg

Kecepatan jelajah 85 km/jam

1980