Dian AKPER PEMKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
1.340 -
download
0
Transcript of Dian AKPER PEMKAB MUNA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “ HIPOTIROID “
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan maupun isinya,oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan,baik kritik
maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,dan
pembaca pada umumnya,kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk keselamatan di dunia
maupun di akhirat.
Raha, September - 2012
penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………............................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….......................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..........
B. Tujuan ………………………………………………………………......................
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi.............. …………………………………………………............................
B. Etiologi..................…………………………………………….......…………..........
C. Manifestasi Klinis........……………………………………………………................
D. Patofisiologi..........................................................…………………………...............
E. Pemeriksaan Diagnosik...............................................................................................
F. Komplikasi...................................................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik................................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………...…………………................................
B. Saran……………………………………………………..........................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita terdiri dari sistem-sistem yang memiliki peran penting bagi tubuh. Salah satunya
system endokrin. System ini meliputi system dalam tubuh manusia yang terdiri dari beberapa kelenjar
penghasil hormone, disebut dengan system atau kelenjar endokrin.Kelenjar tiroid termasuk dalam
system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid, kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan
kelenjar kelamin. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah
jakun.Kelenjar tiroid merupakan pengendali utama metabolisme tubuh. Kelenjar ini bertugas
menghasilkan, menyimpan, dan melepaskan hormone tiroid ke dalam peredaran darah.
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai
jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen
pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan
penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan
perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul
retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan
menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya , sekresi
hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi
pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–
perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dalam hal ini
perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait dengan hipotirod
misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat
meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi definisi dari hipotiroid.
2. Mengidentifikasi etilogi hipotiroid.
3. Mengidentifikasi manifestasi klinis hipotiroid.
4. Menguraikan patofisiologi hipotiroid.
5. Mengidentifikasi penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid.
6. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan hipotiroid.
7. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan hipotiroid.
3
8. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan hipotiroid.
3. Rumusan Masalah
1) Apakah definisi dari hipotiroid?
2) Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
3) Tanda dan Gejala dari hipotiroid?
4) Bagaimana Manifestasi Klinis pada hipotiroid?
5) Bagaimana patofisiologi pada hipotiroid?
6) Bagaimana penatalaksaan hipotiroid ?
7) Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
8) Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?
4. Manfaat Penulisan
1) Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan pengertian, etiologi, klasifikasi,,
patofisiologi, pemeriksaan diagnostik , penatalaksanaan.
2) Mahasiswa mampu membuat dan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Hipotiroid.
3) Mahasiswa mengetahui tentang penanganan Hipotiroid .
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
A. DefenisiHipotiroid merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh
tak disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan
dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara umum
(Barbara:568).
Hipotiroid merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid
dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid
sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid
dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon
tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan
fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)
Jadi secara umum hipotiroid adalah Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi
tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat
kadar hormone tiroid berada dibawah nilai optimal.
Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime :
a) Hipotiroid primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih dari
95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
b) Hipotiroid sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria) Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan
oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau keduanya.
c) Hipotiroid tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat aktibat
penurunan stimulasi TRH.
d) Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita
difisiensi tiroid.
e) Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya.
Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera, istilah
tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat
(Brunner&Suddarth:1300).
5
B. Etiologi.
Penyebab hipotiroid yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroidsotoimun
(tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan
kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami
terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada
wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering
menjadi penyebab hipotiroid pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi
semua pasien yang menjalani terapi tersebut (Brunner&Suddarth:1300).
Penyebab hipotiroidime yang lain :
a) Tiroidtis limfositik kronik (tiroiditis hashimoto)
b) Atrofi kelenjer tiroid yang menyertai proses penuaan
c) Terapi untuk hipertiroidime:
Lodium redioaktif
Tiroidektomi
d) Obat-obatan:
Litium
Senyawa iodium
e) Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kenker kepala dan leher, limfoma
f) Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis,skleroderma)
g) Defisiensi dan kelebihan iodium (Brunner&Suddarth:1300)
C. Manifestasi Klinis
Kardiovaskuler :
a) Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO
b) Kebutuhan oksigen miokardium menurun
c) Peningkatan tahanan vaskuler perifer
d) Hiperlipidemia
e) Hiperkolestrolemia
Hematologi :
a) Anemia
Pernapasan :
a) Penurunan transportasi oksigen
b) Hiperkapnea
c) Kelemahan otot pernapasan
d) Dyspnea
6
Ginjal :
a) Retensi cairan
b) Penurunan output urine
c) Hiponatremi dilusi
d) Penurunan produksi eritropoetin
Gasterointestinal :
a) Penurunan peristaltik
b) Anoreksia
c) Peningkatan BB
d) Konstipasi
e) Penurunan metabolisme protein
f) Peningkatan lipid serum
g) Uptake glukosa lambat
h) absorbsi glukosa lambat
Muskuloskeletal :
a) Nyeri yang berpindah-pindah
b) Kejang otot
c) Pergerakan lambat
d) Peningkatan densitas tulang
e) Penurunan pembentukan tulang
Integumen :
a) Kulit kering dan bersisik
b) Rambut mudah dicabut
c) Kuku kaku
d) Edema periorbital
e) Tidak tahan terhadap dingin
Endokrine :
a) Thyroid membesar atau normal
Neurologi :
a) Penurunan refleks tendon
b) Fatigue
c) Somnolen
d) Bicara lambat
e) Apati, depresi, paranoia
f) Gangguan memori jangka pendek
g) Letargi
7
Reproduksi :
a) Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido
b) Pria : penurunan libido, impoten.
Lain-lain :
a) mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis
respiratori, hipotermi, dan hipotensi)
D. PatofisiologiIodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap
paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang
distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi
pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4)
dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi
Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3)
merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis,
pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan
umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan
pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
Patofisiologi hipotiroidisme brdasarkan atas masing-masing penyebab yang dapat
menyebabkan hipotiroidisme, yaitu :
a). Hipotiroidisme sentral (HS)
Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena adanya kegagalan hipofisis, maka disebut
hipotiroidisme sekunder, sedangkan apabila kegagalan terletak di hipothalamus disebut
hipotiroidisme tertier. 50% HS terjadi karena tumor hipofisis. Keluhan klinis tidak hanya karena
desakan tumor, gangguan visus, sakit kepala, tetapi juga karena produksi hormon yang berlebih
(ACTH penyakit Cushing, hormon pertumbuhan akromegali, prolaktin galaktorea pada wanita dan
impotensi pada pria). Urutan kegagalan hormon akibat desakan tumor hipofisis lobus anterior
adalah gonadotropin, ACTH, hormon hipofisis lain, dan TSH.
b). Hipotiroidisme Primer (HP)
Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarang
ditemukan, tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital di negara barat.
Umumnya ditemukan pada program skrining massal. Kerusakan tiroid dapat terjadi karena, :
Operasi,
Radiasi,
Tiroiditis autoimun,
Karsinoma,
Tiroiditis subakut,
Dishormogenesis, dan
Atrofi
8
Pasca operasi. Strumektomi dapat parsial (hemistrumektomi atau lebih kecil), subtotal atau
total. Tanpa kelainan lain, strumektomi parsial jarang menyebabkan hipotiroidisme. Strumektomi
subtotal M. Graves sering menjadi hipotiroidisme dan 40% mengalaminya dalam 10 tahun, baik karena
jumlah jaringan dibuang tetapi juga akibat proses autoimun yang mendasarinya.
Pasca radiasi. Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada hipertiroidisme menyebabkan lebih
dari 40-50% pasien menjadi hipotiroidisme dalam 10 tahun. Tetapi pemberian RAI pada nodus toksik
hanya menyebabkan hipotiroidisme sebesar <5%. Juga dapat terjadi pada radiasi eksternal di usia <20
tahun : 52% 20 tahun dan 67% 26 tahun pascaradiasi, namun tergantung juga dari dosis radiasi.
Tiroiditis autoimun. Disini terjadi inflamasi akibat proses autoimun, di mana berperan antibodi
antitiroid, yaitu antibodi terhadap fraksi tiroglobulin (antibodi-antitiroglobulin, Atg-Ab). Kerusakan
yang luas dapat menyebabkan hipotiroidisme. Faktor predisposisi meliputi toksin, yodium, hormon
(estrogen meningkatkan respon imun, androgen dan supresi kortikosteroid), stres mengubah interaksi
sistem imun dengan neuroendokrin. Pada kasus tiroiditis-atrofis gejala klinisnya mencolok.
Hipotiroidisme yang terjadi akibat tiroiditis Hashimoto tidak permanen.
Tiroiditis Subakut. (De Quervain) Nyeri di kelenjar/sekitar, demam, menggigil. Etiologi yaitu
virus. Akibat nekrosis jaringan, hormon merembes masuk sirkulasi dan terjadi tirotoksikosis (bukan
hipertiroidisme). Penyembuhan didahului dengan hipotiroidisme sepintas.
Dishormogenesis. Ada defek pada enzim yang berperan pada langkah-langkah proses
hormogenesis. Keadaan ini diturunkan, bersifat resesif. Apabila defek berat maka kasus sudah dapat
ditemukan pada skrining hipotiroidisme neonatal, namun pada defek ringan, baru pada usia lanjut.
Karsinoma. Kerusakan tiroid karena karsinoma primer atau sekunder, amat jarang.
Hipotiroidisme sepintas. Hipotiroidisme sepintas (transient) adalah keadaan hipotiroidisme yang cepat
menghilang. Kasus ini sering dijumpai. Misalnya pasca pengobatan RAI, pasca tiroidektomi subtotalis.
Pada tahun pertama pasca operasi morbus Graves, 40% kasus mengalami hipotiroidisme ringan dengan
TSH naik sedikit. Sesudah setahun banyak kasus pulih kembali, sehingga jangan tergesa-gesa memberi
substitusi. Pada neonatus di daerah dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak ditemukan, dan
mereka beresiko mengalami gangguan perkembangan saraf.
E. Pemeriksaan Diagnosik
1) Pemeriksaan T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid.
T3 serum(0,6 – 1,85 mg/dl)
T4 serum (4,8 – 12,0 mg/dl)
TSH (0,4 – 6,0 mg/dl
2) Pemeriksaan TSH
Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan
hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun.
9
Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan
saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara
pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal.
Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid
3) Pemeriksaan USG dan scan tiroid
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.(Hotma
Rumahorbo, 1999)
F. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama
pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya
adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertermia dan, apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian, penyakit jantung Hipertiroid,
oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid.
G. Penatalaksanaan Medik
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali
kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik
(Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi
penyakit goiter nontoksik.
Yang perlu diperhatikan adalah
1. Dosis awal
2. Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :
1. Meringankan keluhan dan gejala
2. Menormalkan metabolism
3. Menormalkan TSH
4. Membuat T3 dan T4 normal
5. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
1. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan dosis.
2. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan lain
yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short bowel
sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfat,
ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939).
10
Penatalaksanaan medis umum lainnya :
Farmakologi:
Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin
(cytomel).
Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila
tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema),
hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4.
Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang
terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai
kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit: dua tahun
yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada
benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering
berdebar-debar dan badannya tetap kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus, benjolan
di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl .
Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle
aspiration biopsy (FNAB).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Pada umumnya pemeriksaan hipotiroid, umumnya didapatkan benjolan (goiter).
Hal–hal yang dinilai adalah:
a. Jumlah nodul : soliter atau multipel
b. Konsistensi : lunak, kistik, keras, sangat keras
c. Nyeri pada penekanan : ada/tidak
d. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid ada/tidak.
Diagnosa pasti didapatkan melalui pemeriksaan laboratorium TSHs & T4. Bila memungkinkan
dapat pula dengan T3.Didapatkan refleks tendon yang menurun.
11
Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering, dan dingin. Suara agak serak, lidah tebal, tekanan
darah agak tinggi, kadang-kadang terdengar ronkhi. Refleks fisiologis, daya pikir dan bicara agak
lambat. Sering dijumpai retensi cairan pada jaringan longgar. Pada kondisi yang berat dapat timbul
hipotermi, hipoventilasi, bradikardi, amenorea dan depresi.
Laboratorium
Karakteristik pemeriksaan laboratorium pada hipotiroid adalah :
a) Hipotiroidisme klinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar T4 rendah.
b) Hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH dan T4 bebas yang tinggi,T3 dalam batas
normal.
12
BAB III
KONSEP ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
“ HIPOTIROID”
1. PENGKAJIAN
Dampak penurunan hormone sangat bervariasi ,oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap hal –
hal yang dapat menggali sebanyak mungkn informasi antara lain :
a. Identitas pasien :
nama,
umur,
jenis kelamin,
pekerjaan,
alamat, dll.
b. Keluhan utama :
sesak nafas,
sulit menelan,
pembengkakan pada leher,
pasien nampak gelisah,
tidak mau makan
c. Riwayat kesehatan sekarang :
rasa capek
intoleransi terhadap dingin
kulit terasa kering
bicara lamban
dimensia
dispnea
suara serak
sulit menelan
gangguan haid : menorrhagia dan amenore
rambut rontok dan menipis
kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan
pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat
d. riwayat kesehatan dahulu :
riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium
riwayat pembedahan atau preparat antitiroid
riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
riwayat kekurangan iodium
e. riwayat kesehatan keluarga :
tidak ada anggota keluarga yang sakit.
13
f. Kebiasaan hidup sehari – hari seperti
Pola makan
Pola tidur klien
Pola atifitas
g. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
h. Keluhan utama mencakup gangguan pada berbagai system tubuh:
Sistem Pulmonari
Sistem pencernaan
Sistem kardovaskular
Sistem muskoloskeletal
Sistem neurologik
Sistem reproduksi
Metabolik
Emosi / psikologis
i. Pemeriksaan fisik:
1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap
dingin.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendon.
7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau masa menstruasi
yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido. Pada pria: penurunan libidi dan
impotensia.
9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku
maniak(Hetma:52).
j. Pemeriksaan Penunjang :
T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
Pemeriksaan TSH
Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat
dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara
pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat
menyingkirkan penyakit tiroid.Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
14
Pemeriksaan USG
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
k. Analisa data:
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai
akibat oftalmopati
Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi. Data yang didapat :
Bradikardi
Disritmia
Pembesaran jantung
Hipotensi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme, napsu
makan menurun.
Data yang didapat :
Anoreksia
Obtipasi
Distensi
Abdomen
Hemoglobin menurun
Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,
dispnea.
Data yang didapat :
Hipoventilasi
Dispnea
Efusi pleural
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume sekuncup sebagai
akibat dari brakikardi : arterioklerosis arteri korornaria
b. Pola nafas yang tidak efekti yang berhubungan dengna penurunan tenaga / kelelahan:
ekspansi paru yang menurun ,obesitas dan inaktifitas
c. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan edema jaringan serebral dan retensi air
Diagnosa keperawatan tambahan antara lain :
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan
kebutuhan metabolism : napsu makan yang menurun
15
Hipotermi yang berhubungan dengan laju metabolisme yang menurun
Konstipasi yang berhubungan degan penurunan motilitas usus
Gangguan intregitas kulit yang berhubungan dengan nutrisi yang buruk dan hipotermia
Disfungsi seksual yang berhubungan dengan depresi
Gangguan pola seksual yang berhubungan degan efek penyakit , kelelahan dan obesitas
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kelelahan ,penurunan kekuatan
motorik , depresi ,obesitas dan nyeri otot
Perubahan citra diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume sekuncup sebagai akibat
dari brakikardi : arterioklerosis arteri korornaria
Tujuan
Fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah , irama jantung dalam
batasnormal
Intervensi Keperawatan
Pantau tekanan darah , denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengidentifikasi
kemungkinan teradinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan
haluaran urine dan perubahan status mental
Anjurkan klien memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada , karena
pada klien degan hipotiroid kronik dapat berkembang arterioklorosi dan arteri koronaria
Kolaborasi pemberian obat – obatan untuk mengurangi gejala – gejala .
Obat yang sering digunakan adalah Levotroxine sodium .Observasi dengan ketat adanya
nyeri dada dan dispnoe.pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan
dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap setiap 2-3 minggu sampai dosis yang
tepat untuk pemeliharaan
Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaa obat serta tanda yang harus
diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan
Diagnosa Keperawatan
Pola nafas yang tidak efekti yang berhubungan dengna penurunan tenaga / kelelahan: ekspansi
paru yang menurun ,obesitas dan inaktifitas
Tujuan
Klien dapat mempertahankan pola nafas yang efektif
Intervensi Keperawatan
Amati dan catat irama jantung serta kedalaman pernafasan
Auskultasi bunyi pernafasan dan catat dengan seksama
Bila klien mengalami kesulitan pernafasan yang berat, kolaborasikan dengan dokter
kemungkinan penggunaan alat bantu untuk bernafas seperti ventilator
menggunakan obat transqualizer dosis biasanya diturunkan karena klien sangat peka
Bantu klien beraktivitas
16
Penuhi kebutuhan sehari – hari klien sesuai kebutuhan
Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan edema jaringan serebral dan retensi air
Tujuan
Proses berpikir klien kembali ketingkat yang optimal
Intervensi Keperawatan
1. Observasi dancatat tanda gangguan proses berpikir yang berat seperti :
Latergi
Gangguan memori
Tidak ada perhatian
Kesulitan berkomunikasi
Mengantuk
2. Orientasikan klien kembali dengan lingkungan baik terhadap orang tempat dan waktu .biasanya
gejala – gejala berkurang dalam waktu 2 – 3 minggu pengobatan sehingga mengorientasikan
kembali klien terhadap lingkungan nyata sangat diperlukan
3. Beri dorongan pada keluarga aga dapat menerima perubahan perilaku klien dan
mengadaptasinya.jelaskan pula bahwa dengan pengobatan yang teratur gejala – gejala akan
berkuran
Penyuluhan kesehatan :
Penyulhan kesehatan sangat penting bagi klien dan keluarga. Berikanlah kepada mereka hal – hal yang
harus diperhatikan dalam penggunaan obat dirumah dan perawatannya berikan penjelasan tentang :
Cara penggunaan obat , dosis dan waktunya. Tidak meminum obat bersama dengan obat
lain
Tanda dan gejala bila kelebihan obat atau sebaliknya
Menggunakan selimut tambahan pada waktu tidur , penggunaan baju hangat untuk pasien
yang tebal bila suhu dingin
Meningkatkan pemasukan makanan yang bergizi , cairan yang cukup dan makanan yang
tinggi serat
Memeriksakan diri secara teratur ketempat pelayanan kesehatan terdekat
4. EVALUASI
Tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap evaluasi ini
akan difokuskan pada :
Apakah jalan nafas pasien efektif?
Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan
pengobatannya?
Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi?
apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal?
apakah integritas kulit pasien baik?
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami menyusun Makalah serta Askep yang berjudul Hipotiroid,kami dapat menyimpulkan
definisi dari Hipotiroid merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar
hormone tiroid berada dibawah nilai optimal
Dimana Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroids
otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime
dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.Hipotiroidime juga sering terjadi
pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau
preparat antitiroid.
18
B. Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hipotiroid diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien Hipotiroid.
Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.
DAFTAR PUSTAKA
Flynn RW, McDonald TM, Jung RT, et al. Mortality and vascular outcomes in patients treated for
hipotiroid dysfunction, http://www.aafp.org/afp/20071001/bmj.html last log in : December 1,2007
Diposkan oleh Isthy Qama Dewy di 01:42 Di Akses tanggal 29 September 2012
http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/01/askep-hipotiroid.html Diposkan oleh Silvia Hidayanti
di 12:23 DI akses tanggal 29 September 2012
19