CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

download CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

of 16

Transcript of CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    1/16

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    2/16

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    3/16

    Foto: Veronica Wijaya, Diella Dachlan

    Teks & Layout: Diella Dachlan

    Editor: Candra Samekto

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    4/16

    xx

    Cerita dari Ciwalengke

    Kampung Ciwalengke terletak di tepian jalan utama di Kabupaten Majalaya, Jawa Barat, diapit oleh sederetan

    pabrik dan hamparan sawah. Kampung itu sendiri terdiri dari rumah-rumah sederhana yang dibangun

    rapat satu sama lain. Jalan utama dikampung itu sempit, berliku-liku dan becek di-sana-sini.

    Di beberapa tempat terlihat rumah-rumah petak seluas 2x3 meter persegi yang disewakan seharga

    Rp 70.000,-/bulan kepada warga pendatang yang sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik atau pedagang

    keliling. Terlihat banyak pula warga yang saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap dan bekerja serabutan

    untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    5/16

    xx

    Terdapat kesamaan pada sebagian besar

    warga kampung Ciwalengke, Majalaya.

    Hampir seluruh warganya terlihat

    mengalami gatal-gatal pada kulit.

    Kalau digaruk jadi makin parah, sering

    sampai berdarah-darah Kata Pak Jajang

    (38 tahun), sambil menunjukkan kulitnya

    yang mengelupas di bagian kakinya.

    Sementara Ruhayati (17 tahun) berusaha

    mencegah Kisha, bayinya yang berusia 7

    bulan, menggaruk-garuk kepalanya. Kalau

    bayi lebih susah, karena gak bisa dilarang

    menggaruk. Jadinya rewel banget

    diakeluh Ruhayati. .

    Salah satu MCK di Ciwalengke.. Air di saluran ini juga menerima buangan limbah dari pabrik.

    Warga menggunakan air yang sama untuk kebutuhan sehari-hari

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    6/16

    xx

    Menurut warga yang menempati rumah-

    rumah kontrakan, di dalam rumah tidak

    terdapat kamar mandi. Untuk sehari-hari

    kami mandi dan mencuci di kamar mandi

    umum yang dibangun oleh pemilik kontrakancerita Ibu Ida (24 tahun). Air yang digunakan

    di unit-unit kamar mandi warga kontrakan di

    sini, sumbernya mengambil langsung dari

    saluran irigasi yang melewati kampung ini.

    Masalahnya pabrik-pabrik itu buang

    limbahnya ke sini juga, dan air ini yang kami

    pakai. Jadi ya gak heran kalau jadinya gatal-

    gatal begini Kata Pak Ali (26 tahun) menduga

    penyebab gatal yang dialaminya.

    Melihat kondisi air ini, warga mengaku tidak

    berani menggunakan air tersebut untuk air

    minum meski sudah dimasak. Sebagian warga

    memiliki sumur resapan, meski ternyata air

    yang masuk ke dalam sumur tersebut berasal

    dari rembesan air dari saluran yang sama.

    Hal ini disadari oleh warga.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    7/16

    Beberapa warga mencoba membuat saringan sederhana, tetapi hasilnya tidak banyak membantu. Air

    tetap keruh dan gatal-gatal masih dialami.

    Untuk air minum, warga memilih memilih berlangganan air botol isi ulang seharga Rp 3.500,- per galonnya.Namun, beberapa warga mengaku jika sedang tidak memiliki uang, mereka akhirnya menggunakan air

    sumur yang dimasak untuk minum.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    8/16

    xx

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    9/16

    xx

    Meskipun demikian, tetap ada juga warga yang

    memanfaatkan sumber air tersebut untuk sumber

    penghidupan. Misalnya mencuci plastik bekas yang

    selanjutnya dijual untuk didaur ulang.

    Menurut salah satu pengumpul plastik, mencuci plastik

    bekas di saluran yang berdekatan dengan pabrik tersebut

    bisa membuat plastik menjadi lebih bersih.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    10/16

    xx

    Menurut warga setempat, bukan hanya masalah air, tetapi

    hampir setiap hari, udara di seputar kampung itu berbau

    menyengat. Warga menduga hal ini ada kaitannya denganbatubara yang sejak beberapa tahun terakhir digunakan

    sebagai bahan bakar industri.

    Menghadapi kondisi seperti ini, hampir seluruh warga yang

    ditemui mengaku enggan untuk pindah. Ini rumah kami

    dan sumber penghidupan kami ya disini, mau kemana lagi?.

    Saya sih kepingin situasinya lebih baik dari sekarang. Minimal

    gak bau lagi setiap hari dan gak gatal-gatal lagi Kata Ibu Ita

    (45 tahun) dengan mimik penuh harap.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    11/16

    Cerita Ibu Ita

    Ibu Ita (45 tahun) warga Kampung Ciwalengke, mengaku

    sangat mengkhawatirkan suaminya,

    Pak Ojan (50 tahun). Pasalnya beberapa tahun terakhir

    ini kondisi suaminya terus menurun.Dokter bilang, beliau

    sakit paru-paru, yang sebelah sudah tidak lagi berfungsi

    dengan baik cerita Ibu Ita, sambil menunjukkan hasil

    rontgen paru-paru suaminya.

    Pak Ojan bekerja sebagai tukang batagor keliling untuk

    menghidupi istri dan ke-empat anaknya. Menurut Ibu Ita,awalnya Pak Ojan sering batuk-batuk dan demam. Tapi

    demi menghidupi keluarganya, Pak Ojan seringkali tidak memperdulikan kondisi kesehatannya. Hujan

    angin pun sering diabaikan beliau, pulang ke rumah hingga larut malam.

    Karena keterbatasan dana, Pak Ojan hanya memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Oleh puskesmas,

    beliau dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk di-rontgen, dengan keringanan biaya. Namun, meskipun

    harus beristirahat dan berobat intensif, Pak Ojan memilih untuk tetap bekerja dan berobat jalan di

    rumah.

    Menurut Ibu Ita, keluarga mereka ditawari pindah dan tinggal di kampung oleh kerabatnya. Tetapi

    tawaran ini ditampiknya. Ini rumah kami dari dulu, dan mata pencaharian kami pun disini. Di kampungbingung mau kerja apa. Biarpun kondisi di sini sudah tidak terlalu nyaman dengan udara yang bau

    dan air yang kurang bagus, tapi kami akan tetap tinggal disini.

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    12/16

    xx

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    13/16

    Di kampung Ciwalengke, ketika ditanya, berapa banyak warga yang mengalami gatal-gatal, mereka berpandangan

    dan saling bertanya Memangnya ada yang tidak gatal-gatal?

    Seputar Gatal

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    14/16

    xx

    Hampir seluruh warga menduga bahwa penyebab gatal-

    gatal adalah air yang berasal dari saluran irigasi sungai

    Citarum yang dipakai untuk mandi dan mencuci. Menurutwarga, aliran air seringkali hitam, kecoklatan dan berbau,

    terutama kalau sedang ada buangan (begitu warga

    menyebutnya ) dari pabrik. Namun disisi lain, warga

    menyadari bahwa menutup pabrik bukanlah solusi, karena

    akan banyak keluarga dan sanak saudara mereka yang

    akan kehilangan pekerjaan.

    Kami hanya ingin air bersih, biar tidak lagi gatal-gatal,

    namun apa jalan keluarnya?

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    15/16

    Akses air yang bersih, kamar mandi dan sistem sanitasi yang layak (kedap air dan ramah lingkungan)

    semoga dapat terwujud di masa mendatang

  • 8/6/2019 CITARUM-A Story From Ciwalengke (Bahasa)

    16/16

    www.citarum.org