Burning Mouth Syndrome

20
BAB I PENDAHULUAN Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia terutama di negara-negara berkembang. Hasil laporan Studi Morbiditas (2001), menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar 60%. Salah satu keluhan gigi dan mulut adalah sindroma mulut terbakar / Burning Mouth Syndrome (BMS). Burning Mouth Syndrome didefinisikan sebagai kondisi nyeri kronis orofasial, yang gejalanya ditandai oleh rasa sensasi nyeri terbakar pada lidah, bibir atau dapat melibatkan seluruh rongga mulut. Rasa nyeri tersebut sama seperti sensasi terbakar pada mukosa oral setelah memakan makanan pedas. 1 1

description

Kedokteran

Transcript of Burning Mouth Syndrome

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia terutama di negara-negara berkembang. Hasil laporan Studi Morbiditas (2001), menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar 60%. Salah satu keluhan gigi dan mulut adalah sindroma mulut terbakar / Burning Mouth Syndrome (BMS). Burning Mouth Syndrome didefinisikan sebagai kondisi nyeri kronis orofasial, yang gejalanya ditandai oleh rasa sensasi nyeri terbakar pada lidah, bibir atau dapat melibatkan seluruh rongga mulut. Rasa nyeri tersebut sama seperti sensasi terbakar pada mukosa oral setelah memakan makanan pedas.1Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanchez dkk di Barcelona yang menggunakan 140 pasien yang terdiagnosis Burning Mouth Syndrome menemukan bahwa sebagian besar kasus terdapat pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar 46,3%. Kelompok usia 75-84 tahun sebesar 31,4%, sedangkan kelompok usia 55-64 sebesar 14,2%. Demikian juga kelompok usia 45-54 tahun dan lebih dari 85 tahun memiliki tingkat persentasi yang rendah yaitu sebesar 2 7,8%, sedangkan distribusi menurut jenis kelamin melaporkan bahwa sebagian besar pasien adalah perempuan (96,4).1BAB II

Anatomi dan Fisiologi rongga mulut

Gambar 1. Cavum oral potongan sagital3

Gambar 2. Cavum oral3

Rongga MulutRongga mulut secara umum berfungsi untuk menganalisis makanan sebelum menelan, proses penghancuran makanan secara mekanis oleh gigi, lidah dan permukaan palatum, lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada beberapa material karbohidrat dan lemak.2MulutMulut dibatasi oleh mukosa mulut, pada bagian atap terdapat palatum dan bagian posterior mulut terdapat uvula yang tergantung pada palatum.2

LidahLidah terdiri dari jaringan epitel dan jaringan epitelium lidah dibasahi oleh sekresi dari kelenjar ludah yang menghasilkan sekresi berupa air, mukus dan enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk menguraikan lemah terutama trigleserida sebelum makanan di telan. Fungsi utama lidah meliputi, proses mekanik dengan cara menekan, melakukan fungsi dalam proses menelan, analisis terhadap karakteristik material, suhu dan rasa serta mensekresikan mukus dan enzim.2Kelenjar salivaKira-kira 1500 mL saliva disekresikan per hari, pH saliva pada saat istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH mencapai 8,0. Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase lingual disekresikan oleh kelenjar pada lidah dan -amilase yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Kelenjar saliva tebagi atas 3, yaitu kelenjar parotis yang menghasilkan serosa yang mengandung ptialin. Kelenjar sublingualis yang menghailkan mukus yang mengandung musin, yaitu glikoprotein yang membasahi makanan dan melndungi mukosa mulut dan kelenjar submandibularis yang menghasilkan gabungan dari kelenjar parotis dan sublingualis. Saliva juga mengandung IgA yang akan menjadi pertahanan pertama terhadapkuman dan virus. Fungsi penting saliva antara lain, memudahkan poses menelan,mempertahankan mulut tetap lembab,bekerja sebagai pelarut olekul-molekul yang merangsang indra pengecap, membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah dan mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih.2GigiFungsi gigi adalah sebagai penghancur makanan secara mekanik. Jenis gigi di sesuaikan dengan jenis makanan yang harus dihancurkannya dan prosses penghancurannya. Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut akan dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu oleh saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri.2

Burning Mouth Syndrome(BMS) /Sindroma Mulut Terbakar

DefinisiBurning Mouth Syndrome (disebut jugaglossodynia, glossopyrosis, dysaesthesia oral) Burning Mouth Syndrome adalah kondisi yang sangat menyakitkan yang sering didefinisikan sebagai sensasi panas di lidah, bibir, palatum ataupun di seluruh rongga mulut. Walaupun sindrom ini dapat mengenai siapapun, namun lebih banyak terjadi pada wanita setengah baya maupun lanjut usia. Burning Mouth Syndrome sering terjadi dengan disertai berbagai kondisi medis dan gigi, dari kekurangan gizi dan menopause sampai mulut kering alergi. Tetapi hubungan mereka tidak jelas, dan penyebab pasti Burning Mouth Syndrome tidak selalu dapat diidentifikasi dengan pasti. ditandai dengan sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa oral yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik lain misalnya kserostomia, desain gigi tiruan yang tidak baik, diabetes, anemia.3,4

Beberapa pola yang berbeda dapat dideskripsikan dan diklasifikasikan menurut sistem: Klasifikasi Lamey : subtipe Burning Mouth Syndrome4Gejala klinisAsosiasi

Tipe 1Nyeri sehari-hari, tidak muncul pada pagi hari, dan meningkat sepanjang hariNonpsikiatri

Tipe 2Nyeri sepanjang hari, konstanPsikiatri khususnya ansietas kronik

Tipe 3Nyeri intermiten, lokasi yang tidak biasa (mukosa bukal, dasar mulut)Stomatitis kontak alergi terhadap zat penyedap rasa atau adiktif

Etiologi Idiopatik : tidak diketahui penyebabnya; Sistemik : Defisiensi mineral dan vitamin, gangguan endokrin (DM, hipotiroid, menopause), xerostomia (produksi kelenjar ludah yang kurang), medikasi (ACE inhibitor, kemoterapi), refluks esofageal, anemia; Lokal : Iritasi gigi tajam, makanan, obat kumur, pasta gigi, infeksi jamur candida albicans, infeksi bakteri stafilokokus, merokok, mengunyah tembakau, gigi palsu; Psikiatri : Ansietas, depresi, obsesif konvulsif, kelainan psikosomatis, phobia, stressor psikososial.3,4Faktor PredisposisiMulut kering (xerostomia) dapat disebabkan oleh berbagai obat atau penyakit; Infeksi jamur mulut (thrush), oral liken planus atau lidah geografis; Faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi atau kekhawatiran berlebihan; Kekurangan nutrisi, seperti kekurangan zat besi, seng, folat (vitamin B9), thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6) dan cobalamin (vitamin B12); Gigi palsu. Gigi palsu dapat menekan beberapa otot dan jaringan mulut, menyebabkan nyeri mulut. Bahan yang digunakan dalam gigi palsu juga bisa mengiritasi jaringan dalam mulut; Kerusakan saraf yang mengendalikan rasa dan nyeri di lidah; Alergi terhadap makanan, penyedap makanan, bahan aditif makanan, wewangian, pewarna atau zat lainnya.3,4,5Refluks asam lambung/GERD yang memasuki mulut dari saluran pencernaan bagian atas; Obat-obat tertentu, terutama obat tekanan darah tinggi yang disebut angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor; Oral habit, seperti mendorong-dorongkan lidah ke gigi depan dan grinding gigi (bruxism) ;Kelainan endokrin, seperti diabetes dan hypothyroidism; Ketidakseimbangan hormonal, seperti yang terkait dengan menopause; Iritasi mulut yang berlebihan, mungkin hasil dari menyikat lidah secara berlebihan, terlalu sering menggunakan obat kumur atau mengonsumsi minuman yang terlalu banyak asam.3,4,5Gejala Burning Mouth SyndromeAdanya sensasi terbakar yang paling sering menyerang lidah, tetapi juga dapat mempengaruhi bibir, gusi, langit-langit mulut, tenggorok atau seluruh mulut, sebuah sensasi mulut kering dengan peningkatan rasa haus, perubahan rasa, seperti rasa pahit atau rasa logam, hilangnya rasa pengecap.3Burning Mouth Syndrome biasanya memiliki beberapa pola yang berbeda.Ini dapat terjadi setiap hari, dengan sedikit rasa tidak nyaman ketika bangun, tapi menjadi lebih buruk sepanjang hari,atau ketidaknyamanan hilang timbul.3Apapun pola ketidaknyamanan mulut, Burning Mouth Syndrome dapat berlangsung selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala mungkin tiba-tiba pergi sendiri atau menjadi kurang sering.Burning Mouth Syndrome biasanya tidak menyebabkan perubahan fisik terlihat dengan lidah atau mulut.5PatofisiologiDiawali adanya sensori/stimulus rasa yang ditangkap oleh taste bud yang berada di dalam papilla lidah. Sensasi rasa itu kemudian diteruskan ke otak melalui saraf VII, IX dan X untuk dapat dipersepsikan. Ketiga saraf tersebut membawa impuls ke medula, talamus dan area pengecapan yang terletak di korteks serebri lobus parietal. Berbagai gangguan pengecapan, termasuk Burning Mouth Syndrome dapat terjadi sebagai akibat rusaknya jalur pengecapan tersebut dan/atau kerusakan pada otak.5DiagnosisManifestasi Klinis: nyeri mukosa; rasa terbakar pada daerah 1/3 anterior lidah atau palatum durum; iritasi atau rasa baku; dysgeusia; dysestesia.4,6 Diagnosis dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan oral secara menyeluruh dan pemeriksaan medis secara umum untuk mengetahui sumber penyebab rasa terbakar tersebut, diantaranya:1. Pemeriksaan laboratorium darah untuk mencari infeksi, kekurangan gizi, dan gangguan yang berkaitan dengan Burning Mouth Syndrome seperti diabetes atau masalah tiroid2. Swab oral untuk memeriksa kandidiasis oral tes alergi terhadap bahan gigi tiruan, makanan tertentu, atau zat lain yang mungkin menyebabkan gejala-gejala tersebut.

Wanita 29 tahun dengan iritasi lidah. Benign migratory glossitis (geographic tongue)3Pemeriksaan penunjangPemeriksaan difokuskan untuk mendeteksi penyebab sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa. Penghitungan darah lengkap dan hematinik untuk mendiagnosis anemia dan atau defisiensi besi, folat atau vitamin B12. Kemunculan infeksi kandida tidak dideteksi dengan swab ataupun smear namun dengan pemeriksaan kuantitatif menggunakan sampel saliva. Kemunculan dan derajat kserostomia dinilai dengan sialometri. Gula darah dihitung untuk mengetahui adanya diabetes. Pasien mungkin mempunyai alergi terhadap beberapa material kedokteran gigi, dengan tidak adanya riwayat yang jelas ataupun tanda klinis yang membuktikannya, hindari tes alergi seperti patch test pada pasien.4,5,6PenatalaksanaanPenggunaan obat topikal krim capsaicin 0,025% telah digunakan pada Burning Mouth Syndrome sebagai agen desensitasi dan menghambat substansi P. Penggunaan 0.15% benzydamine hydrochloride, 3 kali sehari, mengalami efek analgesik,anestetik dan anti-inflamasi, tetapi memberikan hasil yang tidak pasti. Clonazepam (dengan menghisap 1mg tablet), merupakan agonis dari GABA receptor, 3 kali sehari selama 14 hari, ditemukan hasil yang baik pada beberapa pasien.5,6Penggunaan trisiklik anti depresan seperti amitriptilin, desipiramin, imipramin, clomipramin dan nortriptilin (dosis dimulai dari 5-10mg/hari dan bertahap meningkat sampai 50 mg/hari) berguna dalam penanganan Burning Mouth Syndrome. Kontraindikasi pengobatan ini terjadi pada dry mouth yang dimana dapat memperburuk kondisinya.5,6Selective Serotonine Reuptake Inhibitor seperti sertralin (50mg/hari), paroxetin(20mg/hari) selama 8 minggu, duloxetin pada dosis 30-60mg/hari, kombinasi antidepresan yang menginhibisi serotonin dan noadrenalin menghasilkan perbaikan sensai terbakar pada mulu yang signifikan.5,6Antipsikotik seperti amisulprid, levosupirid pada dosis 50 mg/hari selama 24 minggu terbukti efektif dan menunjukkan perbaikan pada pasien dalam waktu singkat.5,6Suplementasi dengan kapsul vitamin B dan C,b12,asam folat dan mineral seperti besi,zink dapat menurunkan rata-rata serum homocysteine level dan meningkatkan hemoglobin level pada remisi gejala.5,6

BAB IIIResumeBurning Mouth Syndrome adalah kondisi yang sangat menyakitkan yang sering didefinisikan sebagai sensasi panas di lidah, bibir, palatum ataupun di seluruh rongga mulut. Burning Mouth Syndrome tidak selalu dapat diidentifikasi dengan pasti. ditandai dengan sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa oral yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik lain misalnya xerostomia, desain gigi tiruan yang tidak baik, diabetes, anemia . Gejalanya yaitu sensasi terbakar yang paling sering menyerang lidah, tetapi juga dapat mempengaruhi bibir, gusi, langit-langit mulut, tenggorok atau seluruh mulut, sebuah sensasi mulut kering dengan peningkatan rasa haus, perubahan rasa, seperti rasa pahit atau rasa logam, hilangnya rasa pengecap. Diagnosis dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan oral secara menyeluruh dan pemeriksaan medis secara umum untuk mengetahui sumber penyebab rasa terbakar tersebut. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat topikal krim misalnya, capsaicin 0,025%, Penggunaan trisiklik anti depresan seperti amitriptilyne, desipiramine, imipramine, clomipramine dan nortriptyline; SSRI, Antipsikotik.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.nidcr.nih.gov/DataStatistics/FindDataByTopic/DentalCaries/DentalCariesAdults2 0to64 diakses tanggal 5 Februari 20152. Guyton, Arthur C, Hall,John E.2007.Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGC3. http://emedicine.medscape.com/article/1508869-overview#aw2aab6b2 diakses tanggal 6 Februari 20154. http://www.medicinenet.com/burning_mouth_syndrome/article.htm diakses tanggal 6 Februari 20155. http://www.jpbsonline.org/article.asp?issn=0975-7406;year=2014;volume=6;issue=5;spage=21;epage=25;aulast=Aravindhan diakses tanggal 19 Februari 20156. http://www.nidcr.nih.gov/OralHealth/Topics/Burning/BurningMouthSyndrome.htm diakses tanggal 19 Februari 20158