BUKU 2
-
Upload
shofy-martiny -
Category
Documents
-
view
21 -
download
4
description
Transcript of BUKU 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sesuai dengan amanah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi yang akan berpraktik di Indonesia
harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI). Setiap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR memiliki
kewenangan melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang
dimiliki. Syarat untuk mendapatkan STR diantaranya: memiliki ijazah dokter, mempunyai
surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter, dan memiliki Sertifikat
Kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium sebagai pengakuan terhadap kemampuan
seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah
lulus uji kompetensi.
Pasal 27 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa
untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan pendidikan dan pelatihan
kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Setelah dididik dan dilatih dan
lulus dari institusi pendidikan dokter, diperlukan program pemahiran sebagai salah satu
tahap pelatihan keprofesian pra registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer. Untuk itu
Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia telah merancang Program Internsip Dokter
Indonesia (PIDI).
Penyelenggara PIDI adalah Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku
kepentingan (stake holders) terkait diantaranya pemerintah daerah, asosiasi institusi
pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI), asosiasi rumah sakit daerah (ARSADA), dan pihak
terkait lainnya. Pelaksana program adalah Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI), baik
ditingkat pusat maupun daerah, yang dibentuk berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 138/Menkes/SK/I/2011). Tugas utama KIDI adalah melakukan koordinasi
pelaksanaan PIDI dan mengambil langkah penyelamatan kegiatan bila terjadi hal-hal yang
berpotensi mengganggu kelancaran proses pelaksanaan PIDI tersebut.
Sebelum terbentuk KIDI Pusat dan KIDI Provinsi, persiapan dan pelaksanaan Internsip
Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc Pelaksana Penyiapan Program Internsip
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 1
Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.02.04/2/1767.2/09) dan
Tim Ad Hoc Pelaksana Program Internsip Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan
Nomor. HK.05.03/I/IV/9275.1/2010).
Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelatihan keprofesian
praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang
telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan
kedokteran dasar. Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Fasyankes) RS dan Puskesmas yang telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan disahkan sebagai wahana Internsip oleh Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI) Pusat.
Peserta Internsip hanya diijinkan melakukan praktik kedokteran di Wahana
Internsip sesuai Surat Ijin Praktik Internsip (SIP Internsip) dan untuk itu setiap peserta
didampingi oleh seorang Dokter layanan primer dari wahana tersebut yang disebut
sebagai dokter Pendamping. Peran dan fungsi pendamping adalah memfasilitasi
proses pemahiran peserta agar tercapai kinerja sebagai dokter layanan primer yang
mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga.
Setelah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, peserta akan
memperoleh: SK Ka Badan PPSDM Kesehatan tentang penetapan peserta yang telah
menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia dan Surat Tanda Selesai Internsip
(STSI) yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat. Selanjutnya peserta akan memperoleh STR
definitif dari KKI.
Untuk memudahkan pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia, KIDI
menerbitkan empat buku pedoman ditambah satu buku log yang terdiri atas:
1. Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia2. Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia3. Pedoman Pendamping Peserta Program Internsip Dokter Indonesia.4. Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia5. Buku Log dan Kumpulan Borang Program Internsip Dokter Indonesia
B. RUANG LINGKUP
Pedoman Peserta merupakan acuan yang harus dipatuhi dalam penyelenggaraan
Internsip Dokter Indonesia. Pedoman ini berisi penjelasan tentang pedoman pemilihan,
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 2
penempatan dan kegiatan peserta di wahana internsip, tata tertib, dan penilaian peserta
internsip. Setiap peserta internsip wajib membaca buku pedoman ini untuk memahami
seluruh kegiatan internsip.
C. TUJUAN
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia bertujuan menuntun peserta mencapai
tujuan PIDI.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 3
BAB II
PROSES PENETAPAN
DAN KEGIATAN PESERTA DI WAHANA
A. Penetapan peserta
Proses penetapan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 (alur SOP). Secara
singkat kegiatan penetapan peserta diwahana dapat digambarkan sebagai berikut :
Penempatan peserta di wahana
Proses penempatan peserta di wahana melalui serangkaian proses yang cukup
kompleks dengan urutan sebagai berikut :
1. KIDI Pusat menerima nomer STR untuk kewenangan internsip dari KKI
2. KIDI Pusat mengirimkan daftar nama calon peserta internsip ke KIDI Provinsi
3. KIDI Provinsi melakukan pemetaan (mapping) kapasitas dan kondisi rumah sakit dan
Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai wahana internsip di seluruh kabupaten/
kota (RS dan PKM ) di provinsi tersebut.
4. KIDI Provinsi mengirimkan daftar lokasi/wahana yang memungkinkan untuk
penempatan peserta internsip di satu Provinsi ke KIDI pusat
5. KIDI Pusat menetapkan peserta, wahana, dan pendamping internsip
6. KIDI Pusat membuat surat pengantar kepada Menteri Kesehatan RI cq Kepala Badan
PPSDMK untuk dapat membuat SK penempatan peserta, SK pendamping, SK
penetapan wahana dan SK peserta
7. Kepala Badan PPSDMK atas nama menteri Kesehatan RI menerbitkan SK penempatan
peserta, SK pendamping, SK penetapan wahana dan SK peserta
8. KIDI Pusat menerima SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penetapan wahana
dan SK peserta dari Badan PPSDMK, selanjutnya mengirimkan seluruh dokumen
tersebut dengan surat pengantar ke KIDI Provinsi untuk ditindaklanjuti dengan
persiapan pembekalan peserta
9. KIDI Provinsi melaksanakan pembekalan untuk peserta internsip
10. KIDI Provinsi menyerahkan dokter peserta internsip kepada wahana sesuai dengan
yang tercantum dalam SK wahana, SK peserta dan SK penempatan
11. Wahana menerima peserta dan mengadakan pekan orientasi peserta di wahana
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 4
12. Setiap peserta mendapat 2 wahana (Rumah Sakit dan Puskesmas atau tempat lain)
Surat Ijin Praktik (SIP) Internsip
Setiap peserta internsip wajib mengurus dan memiliki Surat Izin Praktik dokter untuk
setiap wahana yang ditempati peserta. Proses penerbitan SIP internsip melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Peserta mengurus pendaftaran keanggotaan IDI ke IDI Wilayah dengan melengkapi
seluruh syarat administrasi pendaftaran anggota IDI, ditambah dengan SK penempatan
peserta internsip di wahana yang berada di wilayah kerja IDI tersebut. Keanggotaan
penting untuk pengurusan Surat Izin Praktik Dokter
2. IDI Wilayah menerbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan surat rekomendasi bagi
dokter peserta internsip ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk menerbitkan SIP
internsip sesuai wahana internsipbagi peserta tersebut.
3. SIP internsip diproses oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dan setelah
selesaikan diserahkan melalui KIDI provinsi
4. SIP peserta internsip diserahkan kepada koordinator wahana internsip sesuai
penempatan peserta
5. Wahana mengeluarkan SK mengenai status ketenagaan peserta PIDI di wahana
tersebut
B. Pembekalan Peserta
Pembekalan peserta merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan
pengetahuan dan informasi tentang seluk beluk kegiatan internsip kepada peserta sebelum
kegiatan internsip dimulai. Pembekalan peserta dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Pembekalan oleh KIDI provinsi, dilakukan sebelum peserta ditempatkan di wahana.
Lama pembekalan 1 hari dan isi pembekalan tentang pelaksanaan PIDI, program
kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi setempat, pengenalan profesi IDI dan tata cara
pengurusan KTA oleh IDI wilayah. Selama pembekalan juga dilakukan penjelasan dan
penandatanganan kontrak Internsip
2. Pembekalan diwahana, dilakukan pada minggu pertama pelaksanaan PIDI di wahana.
Sifat pembekalan adalah orientasi yang dapat dilaksanakan selama 1 minggu untuk
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 5
memberikan kesempatan kepada peserta mengenal lingkungan wahana yang akan
ditempatinya. Materi pekan orientasi antara lain : orientasi profil RS, tata tertib
disiplin yang berlaku, standar pelayanan setempat, hambatan atau kendala
pelayanan kesehatan di wahana, kultur atau budaya setempat dan teknik tata cara
pengurusan oleh IDI Cab.
C. Kegiatan Peserta di Wahana
Pengaturan jadwal kegiatan
Sebagaimana diterangkan sebelumnya, durasi pelaksanaan internsip adalah 12 bulan
yang terbagi atas 2 wahana yaitu 8 bulan di RS dan 4 bulan di Puskesmas. Cakupan kegiatan
di rumah sakit selama 8 bulan meliputi 4 bulan dijalankan di instalasi rawat jalan, rawat inap
medik, rawat inap bedah dan kejiwaan. Sedangkan dan 4 bulan lainnya dijalankan di instalasi
rawat emergensi atau UGD.
Seluruh kegiatan harus tersusun dalam jadwal yang tertata agar setiap peserta dapat
dibagi merata keseluruh instalasi sehingga magang dapat berjalan dengan baik. Untuk itu
perlu dibuat jadwal kegiatan sebagai acuan bagi peserta, pendamping dan wahana serta KIDI
provinsi yang akan memudahkan pemantauan kegiatan. Contoh jadwal kegiatan peserta
internsip selama 1 tahun dapat dilihat di tabel 1
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 6
Tabel 1. Contoh jadwal kegiatan peserta internsip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1Rumah sakit
Rawat Jalan dan Rawat Inap - Medik - Bedah - Kejiwaan
2Rumah sakit UGD/ emergensi
3 Puskesmas - Poli Umum/ BP - Kunjungan rumah - kegiatan paliatif - Ceramah Kesehatan - Dinas Luar
bulan keno wahana bagian/ instalasi
Keterangan:
Lingkup kegiatan Peserta Internsip di wahana tidak semata melakukan pengobatan,
melainkan seluruh kegiatan profesional yang terdiri atas:
1. Melakukan layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga pada pasien
secara pofesional yang meliputi kasus medik dan bedah, kedaruratan dan kejiwaan
baik pada anak, dewasa dan lanjut usia.
2. Melakukan konsultasi dan rujukan untuk kasus-kasus yang ditemukan di wahana
3. Melakukan kegiatan ilmiah medic berupa diskusi kasus, presentasi kasus dan
diskusi portofolio tentang masalah atau kasus yang ditemukan selama menjalanka
kegiatan internsip
4. Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat baik didalam maupun diluar gedung.
Kegiatan ini terutama dilakukan di Puskesmas.
Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh peserta internsip di wahana sangat beragam
sebagaimana lazimnya sebuh aktivitas dokter yang bertugas disebuah fasilitas pelayanan
kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa:
1. Praktik kedokteran di bagian/ instalasi di wahana yang sedang ditempati
2. Pengisian buku log kegiatan sebagai bukti kegiatan yang telah dilaksanakan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 7
3. Pengisian borang Portofolio untuk melaporkan kasus menarik atau penting yang
ditemukan peserta ketika menjalan praktik kedokteran di wahana.
4. Persentasi laporan kasus
Setiap peserta akan dievaluasi oleh Pendamping, koordinator wahana dan KIDI
Provinsi. Evaluasi meliputi:
1. Sikap dan perilaku profesional peserta yang dilakukan melalui observasi oleh
pendamping dan pemangku kepentingan terkait
2. Kinerja peserta yang dilakukan melalui evaluasi buku log, portofolio
kasus, presentasi kasus, laporan mini project. Evaluasi kinerja dilakukan
oleh pendamping di setiap wahana.
Alur kegiatan Peserta
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 8
KIDI
WILAYAH/PROPIN
SI
WAHANA
KIDI
WILAYAH/PROPIN
SI
Penetapan pesertaPembekalan peserta (1 hari)
Hari I :Lapor ke Koordinator Wahana Orientasi lapangan (RS, Puskesmas,
Masyarakat)Hari II, dst :Rotasi sesuai dengan jadwal dari wahanaPengisian log book dan penyusunan
portofolio sesuai kasus yang didapatKonsultasi dengan pendamping sesuai
jadwalPresentasi kasusHari terakhir rotasi di 1 wahana:
Memberikan laporan kepada koordinator berupa :Buku log yang sudah ditanda tangani
pendampingPortofolio Borang‐borang laporanDaftar hadir
Verifikasi hasil pelaksanaanSurat Keterangan telah menyelesaikan
Program Internsip
Kewajiban dan Hak Peserta
Setiap dokter, peserta internsip mempunyai kewajiban yaitu:
1. bekerja sesuai dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan standar profesi
medik;
2. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama
pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan;
3. mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer;
4. bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika;
5. berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistik, terpadu, paripurna; dan
6. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada pelaksanaan internsip, setiap peserta wajib menjaga dan menjalankan
kewajiban tersebut dan pelaksanaannya akan dievaluasi oleh pendamping dan KIDI provinsi.
Disamping kewajiban, peserta juga mempunyai hak sebagai berikut:
1. mendapat bantuan biaya hidup dan penggantian transportasi bagi dokter yang
mengikuti program internsip ikatan dinas;
2. memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri bagi
dokter yang mengikuti program internsip mandiri;
3. mendapat perlindungan hukum dari Pemerintah selama menjalankan program
internsip sesuai dengan standar profesi
4. mendapatkan cuti selama sepuluh (10) hari kerja yang tidak dilaksanakan secara
berturut-berturut untuk menjalankan upacara pernikahan, menghadiri upaya
kematian orang tua/ saudara kandung/ kakek/nenek/ suami/ istri/ anak,
menjalankan tugas negara, menjalani rawat inap karena sakit yang dialami.
5. mendapat izin untuk tidak melaksanakan program internsip, diluar hak cuti
sebagaimana dimaksud pada butir 4 dan wajib mengganti sebanyak hari yang
ditinggalkan;
6. mendapatkan hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Bukti kehadiran
Bukti kehadiran peserta pada kegiatan diwahana adalah daftar hadir peserta dan
pendamping yang ditandatangani oleh Koordinator Wahana. Contoh daftar hadir terlampir
pada lampiran 2.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 9
Laporan kegiatan
1. Buku Log: berisi catatan kegiatan yang dilaksanakan setiap hari dengan mengisi
sesuai kolom yang telah tersedis di format buku log tersebut. Setiap peserta
mendapatkan 21 buku log untuk catatan kegiatan di rumah sakit dan puskemas
2. Laporan kasus dalam bentuk portofolio: adalah laporan kasus menarik atau penting
yang ditemukan oleh peserta selama mengikuti kegiatan praktik kedokteran dengan
mengisikan informasi kasus tersebut ke borang portofolio yang telah disediakan.
Selama menjalankan magang di rumah sakit, setiap peserta wajib membuat 5 laporan
kasus dalam bentuk portofolio. Borang portofolio dan contoh portofolio yang telah
diisi terdapat dilampiran 3.
3. Laporan presentasi kasus: adalah laporan kasus yang dibuat secara lengkap termasuk
pembahasannya dan disusun dalam format presentasi. Kasus yang dipresentasikan
dapat dipilih salah satu dari 5 kasus yang dilaporkan dalam bentuk portofolio atau
kasus lain selain yang dilaporkan dalam bentuk portofolio. Selama menjalankan
internsip di rumah sakit, setiap peserta wajib membuat 1 laporan presentasi kasus.
Format laporan presentasi kasus terdapat di lampiran 4.
4. Laporan pelayanan: adalah laporan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari
UKM di Puskesmas. Laporan pelayanan dibuat setiap hari berdasarkan kasus yang
didapatkan. Semua kasus yang dikerjakan harus dituliskan didalam laporan
pelayanan. Format dan contoh laporan pelayanan terdapat di lampiran 5
5. Laporan penyuluhan: adalah laporan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan
langsung oleh peserta internsip baik didalam gedung maupun diluar gedung. Laporan
penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepada individu, kelompok atau masyarakat.
Format laporan penyuluhan terdapat di lampiran 6
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 10
Bab III
Tata Tertib Peserta
Supaya pelaksanaan internsip berjalan tertib dan lancar, setiap peserta wajib
mengikuti dan menjalankan tata tertib yang diatur oleh KIDI sebagai berikut:
1. Proses credentialling sebelum bertugas:
a. Cedentialling adalah proses verifikasi keabsahan bukti kompetensi peserta dan
penetapan kewenangan klinik untuk melakukan pelayanan medis di suatu wahana
b. Setiap peserta yang akan bertugas di wahana wajib mengikuti proses credentialling
yang dilaksanakan oleh wahana
c. Jenis area credentialling ditentukan oleh wahana sesuai kebutahan
d. Peserta yang tidak memenuhi syarat bekerja di wahana tersebut, diwajibkan
mengikuti pembekalan yang dilaksanakan oleh wahana
2. Pengaturan penempatan peserta di wahana:
a. Penempatan peserta di wahana ditentukan sepenuhnya oleh KIDI secara acak
b. Peserta yang terikat dengan ikatan dinas instansi tertentu, penempatannya diatur
oleh instansi tersebut bersama KIDI dengan ketentuan wahana yang digunakan
memenuhi syarat KIDI
c. Penempatan peserta diputuskan selambat-lambatnya 7 hari sebelum program
dimulai, kecuali ada situasi atau keadaan khusus
d. Sebelum ditempatkan diwahana, peserta diwajibkan mengikut pembekalan di KIDI
provinsi selama 1 hari dengan cakupan materi:
i. Penjelasan tentang program internsip
ii. Penjelasan peraturan pelaksanaan internsip
iii. Penandatangan kontrak internsip
e. Setiap peserta wajib menjalani orientasi di wahana selama 7 hari dengan materi:
i. Orientasi rumah sakit ( mengenal profil RS)
ii. Mengenal Tata tertib wahana
iii. Mengenal IDI Cabang
f. Mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) secara kolektif oleh KIDI Pusat
g. Peserta diwajibkan menjadi anggota IDI cabang ditempat wahana untuk rekomendasi
pengurusan SIP internsip
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 11
h. Surat Izin praktik (SIP) difasilitasi secara kolektif oleh KIDI Provinsi cq Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota
3. Pengaturan hari dan jam kerja
a. Setiap peserta wajib mengikuti ketentuan hari dan jam kerja yang berlaku di wahana,
termasuk ketentuan jam tugas jaga
b. Setiap peserta diharapkan hadir sekurang-kurangnya 15 menit sebelum mulai
bertugas
c. Setiap peserta wajib mengisi daftar hadir harian yang disediakan oleh wahana
d. Daftar hadir dilaporkan setiap bulan ke KIDI provinsi dengan persetujuan
pendamping diketahui dg penanggungjawab wahan
4. Pengaturan pakaian kerja
a. Peserta wajib menggunakan pakaian yang sopan, rapi dan pantas
b. Peserta diharuskan menggunakan jas dokter yang sesuai dengan ketentuan wahana
c. Peserta diwajibkan menggunakan tanda pengenal yang dikeluarkan oleh wahana
d. Peserta tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong, T –Shirt, jins dan sandal
e. Peserta tidak diperkenankan menggunakan dandanan dan asesoris yang berlebihan
f. Pada saat bertugas di UGD, peserta dimungkinkan menggunakan pakaian jaga khusus
dan sandal sesuai kelaziman di wahana
5. Pengaturan akomodasi peserta
a. Peserta wajib mengatur dan mengurus akomodasi selama bertugas diwahana
b. Bila kondisi memungkinkan, tidak tertutup kemungkinan akomodasi disediakan oleh
wahana
c. Untuk kenyamanan dan keamanan, peserta disarankan bertempat tinggal ditempat
dengan waktu tempuh selambat-lambatnya 30 menit dari wahana
6. Pengaturan bantuan biaya hidup, honorarium dan imbal jasa
a. Peserta akan mendapatkan bantuan biaya hidup sesuai ketentuan yang berlaku
b. Bantuan biaya hidup ditentukan oleh SK Menteri Kesehatan atau SK pimpinan
instansi yang memiliki peserta ikatan dinas
c. Bantuan biaya hidup dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan/ instansi yang
memiliki peserta ikatan dinas, ke rekening masing-masing peserta sesuai jadwal yang
diatur oleh KIDI
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 12
d. Peserta yang meninggalkan pelaksanaan internsip karena izin, akan tetap dibayarkan
bantuan biaya hidupnya, dan pada saat mengganti hari izin tidak mendapatkan
bantuan biaya hidup lagi
e. KIDI tidak menyediakan honorarium dan imbal jasa lainnya untuk peserta internsip
f. Peserta tidak dibenarkan menerima ajakan kerjasama dari instansi lain termasuk
menerima komisi atau hadiah yang mengikat peserta
7. Pengaturan hari libur dan izin
a. Ketentuan hari libur mengikuti kalendar nasional dan ketentuan yang berlaku di
wahana
b. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan tugas, kecuali dengan izin tertulis dari
penanggungjawab wahana.
c. Terdapat 2 jenis Izin:
i. Izin yang tidak perlu diganti:
1. Sakit yang tidak memungkinkan peserta menjalankan tugas, maksimum 2 hari
2. Duka cita karena kematian keluarga inti (orangtua, anak, istri/suami, saudara
kandung), maksimum 2 hari
3. Menikah, maksimum 2 hari
4. Mengikuti kegiatan ilmiah, maksimum 4 hari
5. Maksimum jumlah hari izin yang tidak perlu diganti adalah 4 hari
ii. Izin yang harus diganti:
1. Menjalankan ibadah keagamaan
2. Melahirkan
3. Pendidikan kedinasan
4. Izin selain yang diatur pada butir i
5. Penggantian hari izin dilakukan setelah proses internsip selesai seluruhnya
(rumah sakit dan puskesmas)
6. Jika sampai akhir program, izin belum diganti, maka penerbitan Surat Tanda
Selesai Internsip akan ditangguhkan sampai semua kewajiban penggantian
hari izin dipenuhi
8. Pengaturan tugas jaga
a. Pengaturan tugas jaga untuk peserta internsip diatur oleh wahana
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 13
b. Peserta wajib mengikuti ketentuan yang diberlakukan oleh wahana untuk tugas jaga
tersebut
c. Peserta diharuskan mengisi daftar hadir sebagai bukti kehadiran yang akan
dilampirkan dalam laporan akhir pelaksanaan internsip
9. Pengaturan pengganti tugas jaga
a. Peserta internsip yang meninggalkan tugas dengan alasan yang dapat diterima,
diwajibkan mencari pengganti tugas jaga.
b. Pengaturan penggantian disampaikan dalam bentuk tertulis dan diupayakan agar
tidak mengganggu kelancaran pelayanan, serta diketahui oleh pendamping
c. Pengaturan penggantian tugas jaga tidak boleh diambil berturut-turut
10. Pengaturan kewajiban simpan rahasia
a. Setiap peserta internsip diwajibkan merahasiakan segala sesuatu tentang informasi
medis pasien yang diketahuinya pada transaksi medik
b. Peserta internsip diperkenankan melakukan semua tindakan medis dan non medis
sesuai kompetensinya
11. Pengaturan absensi
a. Setiap peserta wajib mengisi daftar hadir:
i. Harian
ii. Tugas Jaga
iii. Kegiatan ilmiah dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di wahana
b. Peserta tidak diperkenankan menitipkan pengisian daftar hadir kepada peserta
lainnya
12. Pengaturan penyelesaian tugas dan laporan
a. Setiap peserta diwajibkan mengisi buku log kegiatan yang dilaporkan pada
pertemuan mingguan ke pendamping untuk mendapatkan pengesahan
b. Setiap peserta yang ditempatkan di RS, wajib menyerahkan:
i. Lima (5) laporan portofolio di RS dengan rincian kasus:
1. Satu (1) kasus medik
2. Satu (1) kasus bedah
3. Satu (1) kasus kegawatdaruratan
4. Satu (1) kasus kejiwaan
5. Satu (1) kasus medikolegalPEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 14
ii. Buku log kegiatan di RS
c. Setiap peserta yang ditempatkan di Puskesmas, wajib menyerahkan :
i. Satu (1) laporan proyek mini
ii. Buku log kegiatan di Puskesmas
iii. Laporan pelayanan dan kegiatan penyuluhan
13. Klasifikasi pelanggaran tata tertib, Pembinaan dan Pemberian sanksi
a. Pelanggaran tata tertib pelaksanaan internsip dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu:
i. Pelanggaran ringan meliputi:
1. Terlambat hadir > 3 kali
2. Pelanggaran disiplin berpakaian > 1 kali
3. Tidak mengisi daftar hadir sesuai keadaan yang sebenarnya > 1 kali
ii. Pelanggaran sedang meliputi:
1. Menuntut sesuatu yang bukan haknya
2. Bersikap tidak sopan terhadap sesama teman sejawat, staf dan pimpinan
wahana
3. Tidak bersedia melaksanakan tugas jaga
4. Meninggalkan tugas sebelum wakutnya
5. Tidak membuat laporan sesuai ketentuan
6. Menerima komisi dari pihak lain
7. Tidak melaksanakan kewajiban yang diberikan sebagai sanksi atas
pelanggaran ringan sesuai peringatan yang diterima
iii. Pelanggaran berat meliputi:
1. Pemalsuan tanda tangan
2. Pemalsuan laporan
3. Pemberian informasi palsu
4. Melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya
5. Menyalin laporan orang lain (plagiat)
6. Menghilangkan rekam medik
7. Memanipulasi data rekam medik
8. Membocorkan rahasia pasien
9. Membuat onar PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 15
10. Melaksanakan perbuatan asusila
11. Tidak menjalankan sanksi yang diberikan akibat pelanggaran sedang yang
dilakukan
b. Tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh peserta adalah sebagai berikut:
i. Peringatan tertulis:
1. untuk peserta yang terbukti melakukan pelanggaran ringan.
2. Peringatan dikeluarkan oleh KIDI provinsi dan ditembuskan ke KIDI Pusat
3. Peringatan tertulis berisi:
a. Jenis pelanggaran
b. Tanggal pelanggaran
c. Nama peserta
d. Wahana
ii. Perpanjangan masa internsip di wahana terkait:
1. Setiap pelanggaran yang termasuk klasifikasi sedang kepada peserta
diwajibkan menambah 7 hari kerja dengan penugasan sesuai dengan
kegiatan internsip oleh penanggungjawab wahana dan diketahui oleh KIDI
provinsi dan KIDI pusat. untuk pelanggaran berat 15 hari kerja dengan
penugasan sesuai dengan kegiatan internsip oleh penanggungjawab
wahana dan diketahui oleh KIDI provinsi dan KIDI pusat.
2. Peserta yang sedang dalam proses pemberian sanksi, Surat Tanda Selesai
Internsip tidak akan diberikan sampai peserta tersebut menyelesaikan
sanksi tersebut
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 16
BAB IV
EVALUASI PESERTA
Evaluasi kinerja peserta secara keseluruhan dilakukan oleh pendamping. Penilaian
kinerja didapat dari observasi terhadap sikap, perilaku, kompetensi medik, komunikasi,
kepribadian dan pofesionalisme. Selain itu penilaian juga diperoleh dari buku log, portofolio,
laporan kasus dan mini project. Pendamping secara informal dapat memperoleh masukan
dari pemangku kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga kesehatan lain,
masyarakat dan pasien.
Evaluasi kinerja peserta dilakukan dengan target yang telah diuraikan sebelumnya
dengan rincian:
1) Pengelolaan kasus UKP yang dilaksanakan di RS dan Puskesma, harus memenuhi jumlah
dan jenis yang cukup dengan kode kegiatan:
a) Kasus Medik
b) Kasus Bedah
c) Kasus Kegawat daruratan
d) Kasus Jiwa
e) Medikolegal
2) Pengelolaan kasus UKM dilaksanakan di Puskesmas (Kesehatan Masyarakat) dan
ditargetkan harus memenuhi jumlah dan jenis yang cukup meliputi PKMP dan PKPP.
a) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)* dengan kode kegiatan:
1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
6. Upaya Pengobatan Dasar
7. Mini project dengan pendekatan lingkaran pemecahan masalah.
b) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)**
c) Penelitian sederhana mengenai status kesehatan masyarakat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 17
d) Masing-masing kode kegiatan sekurang-kurangnya satu kasus
Semua data tersebut dilaporkan kepada dan ditandatangani oleh dokter Pendamping
secara berkala dan bersinambung.
Laporan Peserta
Setiap peserta diwajibkan untuk membuat laporan sebagai target kegiatan internsip
dengan rincian:
1) Lima (5) laporan portofolio kasus PKPP yang dilaporkan serta didiskusikan dalam diskusi
portofolio yang dijadwalkan untuk itu.
2) Membuat satu ( 1) laporan presentasi kasus dari salah satu kasus di laporan porotfolio
atau kasus lain dengan format presentasi kasus dan dipresentasikan di depan staf medik
Rumah sakit setempat.
3) Membuat laporan pelayanan dan penyuluhan sebagai bagaikan dari kegitan PKMP yang
didiskusikan dalam diskusi kelompok yang dijadwalkan untuk itu
4) Membuat satu (1) mini poject yang harus dilaporkan dan dipresentasikan di jajaran
Puskesmas setempat.
5) Mengisi buku log kegiatan di rs dan puskesmas sebagaimana format buku log yang telah
disediakan.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 18
Format Buku Log
Format dan contoh pengisian Buku Log untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
(PKPP) / Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
diagnosis penatalaksanaan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8/10/2011
A/Tn C, 45 tahun, laki-laki, perokok, TD 170/110 mmHg, GDS 240 g/dL
DM dan hipertensi
Olah raga, diet DM, medimentosa
perbaiki kinerja komunikasi khususnya untuk edukasi pasien
Pasien adalah pasien lama sehingga ssudah banyak mengetahui hal-hal terkait penyakitnya
12/1/2012A/Ny S, 36 tahun
G1P1A0, hamil 32 minggu, gemeli
rujuk ke poli kebidanan
perbaiki ketrampilan pemeriksaan kebidanan khususnya Leopold 1, 2 dan 3
tanggal
kode kegiatan dan data
dasar pasien
kegiatancatatan dan
usulan pendamping
keterangantanda tangan
DPJP dan Pendamping
Keterangan format:
(1) Tanggal pelaksanaan kegiatan
(2) Kode Kegiatan dan Data Dasar
(3) Data dasar mencakup umur dan jenis kelamin sedangkan
(4) Kode kegiatan sebagai berikut:
a. KasusMedik
b. Kasus Bedah
c. Kasus Kegawat daruratan
d. Kasus Kejiwaan
e. Kasus Medikolegal
(5) Diagnosis untuk kegiatan A s/d E
(6) Penatalaksanaan untuk kegiatan A s/d E
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 19
(7) Catatan dan usulan pendamping
a. Evaluasi kinerja peserta
b. Usulan perbaikan kinerja
c. Tanda tangan pendamping
(8) Keterangan:Hal-hal lain yang dianggap perlu, antara lain umpan balik positif bagi
peserta, tempat/lokasi kasus ditemukan (wahana)
Format dan contoh pengisian Buku Log untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
(PKMP) / Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
Kode
KegiatanUraian Kegiatan Tanggal
Tanda tangan
pendamping
Catatan
pendamping
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Sehat
11/8/
2012
9/9/
2012
6/10
/
2012
$
Dr. Widjaya
Metode
penyuluhan
tepat
F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan kunjungan rumah
untuk menilai tempat tinggal
(mendiagnosis rumah
sehat/tidak sehat)
$
Dr. Widjaya
Diagnosis
kurang tepat
Tingkatkan
kemampuan
F.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan pelayanan
antenatal sesuai standar
$
Dr. Widjaya
Kinerja
sudah baik
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan deteksi dini
tumbuh kembang anak balita
menggunakan KMS
$
Dr. Widjaya
Kemampuan
sangat baik
F.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak MenularPEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 20
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan active case finding $
Dr. Widjaya
Metode
kerja baik
F.6. Upaya Pengobatan Dasar
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melaksanakan klasifikasi
penyakit/ coding penyakit
(KLB, wabah, penyakit
program)
$
Dr. Widjaya
Peserta
sudah
mampu
F.7 Mini Project
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang gizi seimbang
di RT X
15/9/2012 $
Dr. Widjaya
Tujuan sudah
tercapai
Keterangan format:
1. Kode Kegiatan
2. Uraian Kegiatan: jenis kegiatan dan materi kegiatan yang dilakukan
3. Tanggal Pelaksanaan kegiatan: kegiatan selama di wahana
4. Tanda tangan pendamping
a. Catatan pendamping
b. Evaluasi kinerja peserta
5. Usulan perbaikan kinerja
Format Mini Project
Mini project adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu pelaksanaan upaya
kesehatan di Puskesmas. Untuk itu setiap peserta diminta memilih salah satu upaya
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 21
kesehatan di Puskesmas, menentukan indikator hasil pelaksanaan yang masih dapat
ditingkatkan atau diperbaiki, kemudian memilih dan melaksanakan solusi mampu laksana
selama mereka bertugas di Puskesmas. Contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam
bentuk mini project adalah; edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk gotong royong, sosialisasi kepada tokoh masyarakat, dll.
Langkah-langkah dalam pelaksanaanmini project adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan topik masalah (dari upaya pokok puskesmas)
2. Analisis masalah dengan mengumpulkan data
3. Analisis data primer dan sekunder
4. Tetapkan diagnosis komunitas dan faktor terkait
5. Kembangkan solusi penatalaksanaan
6. Pilih dan rencanakan solusi yang mampu laksana
7. Laksanakan solusi
8. Evaluasi keberhasilan mini project
Format laporan mini project sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, terdiri atas:
1. Latar belakang
2. Pernyataan masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
Bab II: Tinjauan Pustaka berisi tinjauan tentang program yang diintervensi
Bab III: Metode, berisi metode dan langkah-langkah yang dilakukan
Bab IV: Hasil terdiri atas
1. Profil komunitas umum
2. Data geografis
3. Data demografik
4. Sumber daya kesehatan yang ada
5. Sarana pelayanan kesehatan yang ada
6. Data kesehatan masyarakat (primer) yaitu:
a. prevalensi masalah kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah intervensi
b. Perilaku kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah intervensi
Bab V: Diskusi, berisi pendapat dan masukan dari hasil pelaksanaan mini project. PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 22
Bab VI: Kesimpulan dan Saran.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 23
TABEL PENILAIAN KINERJA Form 3.x1
NO.UKP MEDIK, BEDAH, KEGAWATDARURATAN, JIWA,
MEDIKOLEGALKINERJA
Perilaku A B C D E
Disiplin (kehadiran tepat waktu)Partisipasi (ikut serta memberi masukan)Argumentasi (rasionalitas)Tanggungjawab(misalnya, mengisi rekam medis)Kerjasama (tenggang rasa, tolong~menolong, tanggap)
Klinis (dapat dinilai melalui wawancara dan atau presentasi kasus)
Ilmu pengetahuan (mempunyai ilmu yang memadai dan
mampu menerapkannya, di nilai melalui presentasi
kasus dan atau portofolio)Keterampilan medis klinis (Keterampilan klinis yang
memadai termasuk anamnesis dan
pemeriksaanjasmani, dinilai melalui audit medis)
Kemampuan membuat keputusan klinis (“Clinical
reasoning” dinilai melalui presentasi kasus)
Kemampuan mengatasi kegawatan medis
(kemampuan bertindak cepat dan tepat mengatasi
kedaruratan sekalgus menyadari keterbatasannya)
Keterampilan prosedural (kemampuan menyelesaikan
tindak medis secara ”lege artis”, sesuai dengan SOP,
diniliai melalui laporan periodik.
Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi secara efektif (dengan
pasien, keluarganya, sejawat, dan staf klinik)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 24
Kemampuan bekeja dalam tim (kerjasama dengan
semua unsur di dalam maupun di luar klinik)
Kepribadian dan profesionalisme
Tanggungjawab profesional (kejujuran, keandalan)
Menyadari keterbatasan (merujuk, konsultasi pada saat
yang tepat)
Menghargai kepentingan dan pendapat pasien
(Menjelaskan semua pilihan tindak media yang dapat
dilakukan dan membiarkan pasien/keluarganya memilih
yang terbaik untuk pasien ybs)
Partisipasi dalam pembelajaran (aktif mengutarakan
pendapat dan rasionalisasi tindak medis dalam setiap
kegiatan pembelajaran)
Kemampuan membagi waktu (menyelesaikan semua
tugas pada waktunya dan tetap mempunyai waktu
untuk membantu orang lain)
Pengelolaan rekam medis (selalu menulis data medis
secara benar dan baik dalam rekam medis)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 25
NO. UKM KINERJA
Perilaku A B C D E
Disiplin (kehadiran tepat waktu)
Partisipasi (dalam melakukan assessment dan
intervensi F.1 s/d F.7)
Argumentasi (rasionalitas)
Tanggungjawab(misalnya, menulis laporan kasus,
laporan kunjungan rumah, penyuluhan)
Kerjasama (tenggang rasa, tolong~menolong,
tanggap)
Manajerial (dinilai berdasarkan laporan dan atau presentasi kasus)
Latar Belakang permasalahan atau kasus
Permasalahan di keluarga, masyarakat maupun kasus
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (misalnya metode
penyuluhan, menetapkan prioritas masalah dan intervensi)
Pelaksanaan (proses intervensi)
Monitoring dan Evaluasi termasuk didalamnya pengambilan
kesimpulan
KomunikasiKemampuan berkomunikasi secara efektif(dengan kasus,
keluarga maupun masyarakat)
Kemampuan bekeja dalam tim (kerjasama dengan semua
unsur di masyarakat)
Kepribadian dan profesionalisme
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 26
Tanggungjawab profesional (kejujuran, keandalan)
Menyadari keterbatasan (merujuk, konsultasi pada saat yang
tepat)
Menghargai kepentingan dan pendapat kasus maupun pihak
lain (Menjelaskan semua pilihan tindak UKP dan UKM yang
dapat dilakukan dan membiarkan kasus/ keluarga/ masyarakat
untuk memutuskan pemecahan masalah)
Partisipasi dalam pembelajaran (aktif mengutarakan
pendapat dan rasionalisasi tindak UKP dan UKM dalam setiap
kegiatan pembelajaran)
Kemampuan membagi waktu
Keterangan:
1. Lembar evaluasi kinerja internsip di atas diisi dengan data pekerjaan 2 mingguan yang
telah dikerjakan peserta.
2. Simpulkan kinerja peserta dalam huruf A sampai E sesuai dengan baku mutu
berikut ini:
a. Melebihi standar; sudah patut bekerja mandiri dan bahkan kreatif
b. Sesuai dengan standar; sudah mampu bekerja mandiri tanpa
pengarahan lanjut
c. Perlu perbaikan; masih perlu arahan di sejumlah kegiatan
d. Perlu dibentuk; masih perlu mendapat arahan menyeluruh
e. Belum tampak adanya perubahan menuju yang lebih baik
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 27
BAB V
PENUTUP
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pihak terkait agar dapat memahami seluk beluk program internsip dokter
Indonesia. Hendaknya semua pihak dapat menggunakan buku ini sebagai acuan dalam melaksanakan
Program Internsip Dokter Indonesia di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui Program Internsip
Dokter Indonesia yang dilakukan dengan baik akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Indonesia, sehingga dapat memberikan dampak kepada status kesehatan di masyarakat
Indonesia.
Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan koreksi, masukan, usulan
penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhatian untuk perkembangan Program Internsip
Dokter Indonesia.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 28
DAFTAR SINGKATAN
1. AIPKI: Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia2. BALKESMAS: Balai Kesehatan Masyarakat3. DPJP: Dokter Penanggung Jawab Pasien4. EKG: Elektro Kardio Gram5. IDI: Ikatan Dokter Indonesia6. IPTEKDOKKES: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan Kesehatan7. KBK: Kurikulum Berbasis Kompetensi8. KDDKI: Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia9. KIDI: Komite Internsip Dokter Indonesia10. KKI: Konsil Kedokteran Indonesia11. MKDKI: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia12. PKPP: Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer13. PKMP: Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer14. PUSKESMAS: Pusat Kesehatan Masyarakat15. RS: Rumah Sakit16. FASYANKES: Fasilitas Pelayanan Kesehatan17. SDM: Sumber Daya Manusia18. SKP: Satuan Kredit Partisipasi19. STR: Surat Tanda Registrasi20. STSI: Surat Tanda Selesai Internsip21. SLPI: Surat Laporan Pelaksanaan Internsip22. UKP: Upaya Kesehatan Perorangan23. UKM: Upaya Kesehatan Masyarakat24. PKPP : Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer25. PKMP: Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 29
GLOSSARY
1. AIPKI: Sebuah asosiasi yang dibentuk oleh para dekan fakultas kedokteran yang berfungsi
memberikan pertimbangan dalam rangka memberdayakan dan menjamin kualitas
pendidikan kedokteran yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
2. Dokter: lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang undangan.‐
3. IDI: Organisasi profesi untuk dokter
4. KBK: Kurikulum yang menitik beratkan kepada kompetensi dokter sesuai dengan standar‐
kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5. KDDKI: Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing masing disiplin ilmu yang‐
bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
6. KIDI Pusat: institusi/ lembaga yang dibentuk berdasarkan kep menkes dan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan program internsip
7. KIDI Provinsi: Institusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung jawab terhadap KIDI Pusat
dengan tugas menyelenggarakan program internsip
8. KKI: suatu lembaga negara, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri
atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
9. Kolegium: badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing masing cabang disiplin‐
ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.
10. Kompetensi dokter menjalankan praktik kedokteran sesuai dengan Standar Kompetensi
Dokter yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
11. Layanan primer Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi dokter praktik umum
12. MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan
dokter dan dokter gigi dan menetapkan sanksi
13. Pasien Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
14. Pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi
15. Pendamping Internsip Dokter yang telah memiliki kriteria sebagai pendamping internsip
16. Peserta Internsip Dokter peserta program internsip yang telah lulus dari Fakultas Kedokteran
yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
17. Praktik Layanan medik yang diberikan seorang dokter kepada pasien sesuai dengan
kompetensinya
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 30
18. Praktik Kedokteran Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap
pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.
19. Program Internsip Dokter Indonesia Program pelatihan keprofesian praregistrasi berbasis
kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai
setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar
20. Registrasi Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki kualifikasi
tertentu lainnya serta diakui secara hokum untuk melakukan tindakan profesinya
21. FASYANKES Tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
praktik kedokteran adtau kedokteran gigi
22. Sertifikat Kompetensi Dokter Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter
atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji
kompetensi
23. SK Pendamping Internsip Surat keputusan yang diterbitkan oleh KIDI Pusat yang diberikan
kepada seorang dokter yang telah memenuhi syarat sebagai pendamping internsip dokter
24. SLPI Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan Wahana Internsip sebagai
bukti bahwa peserta telah menyelesaikan Program Internsip
25. STR Internsip Bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter
yang telah diregistrasi untuk mengikuti kegiatan internsip
26. STSI Surat yang dikeluarkan oleh pimpinan saryankes yang menyatakan bahwa sudah
menyelesaikan program internsip
27. Sumpah/ Janji Dokter Sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi
dokter Indonesia secara resmi
28. Surat Ijin Praktik Bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang
akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan
29. UKP/PKPPSetiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta
untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
30. UKM/PKMP Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
31. Wahana Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pelaksanaan program internsip
yang telah memenuhi kriteria sebagai wahana internsip
32. Stakeholders Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang peduli dan atau terlibat
terhadap suatu usaha.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 31
PENULIS :
1. drg. Tritarayati, SH
2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3. Prof. Firman Lubis
4. Dr. Slamet Budiarto, SH
5. Prof. Budi Sampurna
6. Dr. Iskandar, Sp. A
7. Dr. Nur Abadi
8. Dr. Tom Surjadi
9. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
10. Dr. M. Djauharai Widjajakusumah
11. Dr. Riyani Wikaningrum
12. Prof. dr. Soeharto
13. Dr. Masruroh Rahayu
14. Dr. Sugito Wonodirekso
15. Prof. Dr. Qomariyah
16. Dr. Herqutanto
17. Dr. Widati Fatmaningrum
18. Dr. Yulherina
19. Dr. Bernard SM Hutabarat
20. Dr. Woro Hapsari
21. Dr. Nita Arisanti
22. DR. dr. Putu Suriyasa
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 32
UCAPAN TERIMAKASIH
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi‐tingginya
kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan draf pertama hingga
diterbitkannya Pedoman Internsip Dokter Indonesia ini.
1. Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia Sesuai dengan Kepmenkes Nomor
993/MENKES/SK/X/2008
2. Sekretaris Jenderal Depkes RI
3. Dirjend. Bina Pelayanan Medik Depkes RI
4. Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI
5. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia
6. Ketua Umum PB IDI
7. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI
8. Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan PPSDMK
9. Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes Badan PPSDM
10. Sekretaris Badan PPSDMK
11. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
12. Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK
13. Ketua Elect PB IDI
14. Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia
15. Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI
16. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
17. Kepala Bidang Bin‐Bang Pradokyan Primer dan Doga
18. drg. Ninin Setianingsih, MM (Kepala Bagian Program dan Informasi, Ditjen Bina Yanmedik)
19. drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)
20. Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program danInformasi, Set. Badan PPSDMK)
Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)
21. Netty T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)
22. Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia
23. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI
24. Wakil Ketua MKDKI
25. Kabag Hukormas Badan PPSDMK
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 33
26. Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI
27. Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI
28. Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI
29. Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI
30. Sekretaris Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
31. Biro Hukum PB IDI
32. Ketua Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia PB IDI
33. Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK
34. Ketua PDKI
35. Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia
36. Ketua Divisi Registrasi Kosil Kedokteran Indonesia
37. Kabag Kepegawaian dan TU Set. Badan PPSDMK
38. Kabid Perencanaan dan Informasi Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK
39. Kabag Umum dan Kepegawaian Set. Ditjen Bina Yanmedik
40. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
41. Ketua BP2KB PB IDI
42. Kabid Perencanaan dan Program Puspronakes LN Badan PPSDMK
43. Kasubag Perencanaan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
44. Kepala Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK
45. Ses Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI
46. Kabid Distribusi dan Kemandirian Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK
47. Kabag Tata Laksana Keuangan, Biro Keuangan danPerlengkapan, Depkes RI
48. Kabag Keuangan dan Perlengkapan Set. Badan PPSDMK
49. Kasubdit Bina Yanmed RSU Pendidikan, Ditjen Bina Yanmed Depkes RI
50. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
51. Ketua Komisi Internsip Kolegium DDKI PB IDI
52. Kabag Administrasi Umum dan Sekretariat KKI
53. Kabag Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
54. Kabid Kendali Mutu Pusdiklat SDMK, Badan PPSDM Kesehatan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 34
TIM AD HOC
Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.04/2/1767.2/09
1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)
2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK)
4. dr. Setiawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan PPSDMK)
5. dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)
6. dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
7. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI)
8. Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)
9. dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia)
10. drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
11. dr. Rini Rachmawati, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan
PPSDMK)
12. Ir. Herwanti Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan
PPSDMK)
13. Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)
14. drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA, Puspronakes LN)
15. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM
16. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
17. dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK
18. Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTIdr. Titi Savitri
19. Ira Heriawati, SKp
20. dr. Yulherina, MKM
21. dr. Tom Surjadi, MPH
22. dr. Siti Pariani
23. Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An.KIC, KNA
24. Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med
25. A. Syahroni, S.Sos, MPd
26. Hani Annadoroh, Amd. Keb, SKM
27. dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK
28. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc
29. DR. Respati S. Drajat, dr. SpOT
30. DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 35
31. drg. Widyawati, MQIH
32. Muflihati, S.Kep, Ners
33. Dorce Tandung, S.Sos, Msi
34. Asril Rusli, SH, MH
35. Burlian SH, M.Kes
36. drg. Astuty, MARS
37. Netty T. Pakpahan, SH, MH
38. Uud Cahyono, SH
39. Dra. Farida Uli Siahaan, Apt
40. Dewi Suci Mahayati M, SSt
41. JB. Soekirno
42. Wasiyati Djuremi, SKM
43. Rr. Kristanti Endah WW, SKM
44. Yenni Sulistyowati, SP
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 36
DAFTAR PUSTAKA
1. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2004
2. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Departemen Kesehatan, Jakarta, 2004
3. Kurikulum Pendidikan Tinggi, SK no 045/U/2002, Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, Jakarta, 2002
4. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 2003
5. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan
Dokter Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
6. Standar Pendidikan Profesi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia no
20/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
7. Standar Kompetensi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
21A/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
8. Gan L, Azwar A, Wonodirekso S; A Premier on Family Medicine Pratice, Singapore
International Foundation, Jakarta, 2004
9. Boelen C, Hag C, Hunt V,Rivo M, Shahady E; Eds Education and Professional Development
dalam Improvving Health System: The Contribution of Family Medicine, Best Printing
Company, Singapore, 2002
10. Teaching Family Medicine dalam A Premier on Family Medicine Pratice Ed.1, Onion Design
Pte Ltd, Singapore 2004
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 37
Lampiran 1
KIAT KLINIK UNTUK DOKTER LAYANAN PRIMER
A. Prinsip dasar
1. Pasien datang dengan keluhan bukan diagnosis
2. Picu Sambut dengan salam dan tanyakan masalah utamanya lalu biarkan bercerita,
jangan mengarahkan,
Jangan mendesak,
Jangan menyudutkan
Jangan menakut-nakuti
Pancing bicara jika buntu
3. Identifikasi butir inti, gali secara cermat mengarah kepada dugaan diagnosis
4. Biasakan menggunakan Kiat Klinik ini sampai menjadi kebiasaan dan tidak perlu
berpikir banyak untuk mengingatnya.
5. Pasien berlainan jenis dengan dokter selalu didampingi oleh salah satu anggota
keluarganya atau tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh salah satu anggota keluarganya terutama
untuk penyakit kronik agar keluarga pasien ikut berpartisipasi dalam proses
pengobatan.
7. Sedapat mungkin Catat nama dan hubungan keluarga yang mendampingi pasien saat
di ruang periksa kecuali pasien tidak menghendaki didampingi.
8. Ingat: Catatan dalam rekam medis secara random/acak akan diperiksa oleh sejawat
lain disaksikan oleh dokter pendamping dalam sebuah rapat pleno periodik.
B. Daftar tilik dalam praktik
a) Anamnesis terarah menuju diagnosis yang dituju dan menyingkirkan diagnosa banding
1) Pasien datang dengan keluhan
2) Biarkan pasien bercerita secara lengkap
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 38
3) Dengarkan baik baik penuh empati‐
4) Jangan arahkan ceritanya
5) Tangkap butir butir pokoknya‐
6) Kembangkan pertanyaan untuk merinci butir pokok itu
7) Lanjutkan pertanyaan untuk menegakkan diagnosis
8) Prakirakan penyebab keluhan dan pikirkan (Diagnosa Banding, DB?)
9) Singkirkan diagnosa banding dengan sejumlah pertanyaan
10) Catat seluruhnya secara singkat dalam rekam medis
b) Pemeriksaan jasmani secara umum dan khusus dan memprakirakan apa yang akan
ditemukan
1) Prakirakan tanda yang hendak dicari
2) Pasien tidak harus berbaring atau buka baju jika tidak perlu
3) Dapatkan tanda vital dan catat dalam rekam medis
4) Cari tanda pendukung diagnosis catat dalam rekam medis
5) Cari tanda penyingkir diagnosa banding (pastikan tidak ada), catat dalam rekam
medis
c) Pemeriksaan penunjang yang rasional dan prakirakan hasilnya
1) Pilih yang esensial bukan yang ideal dan bukan normatif
2) Jelaskan mengapa harus diperiksa
3) Tawarkan kepada pasien, jelaskan manfaatnya jika dilakukan dan risikonya jika
tidak dilakukan
4) Biarkan pasien dan atau keluarganya menentukan pilihan
5) Jelaskan langkah yang harus atau akan dijalani pasien dalam pemeriksaan
penunjang
6) Prakirakan hasil yang akan didapat dan manfaatnya untuk tindak lanjut yang harus
dilakukan
d) Susun strategi penyelesaian masalah yang dihadapi
1) Ajak pasien dan atau keluarganya memahami masalah yang dihadapi
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 39
2) Sampaikan sejumlah pilihan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
itu
3) Biarkan pasien dan atau keluarganya memilih yang sesuai setelah dijelaskan
4) Jelaskan manfaatnya jika dijalani dan risikonya jika tidak dijalani
5) Jika disyaratkan, buatlah “informed consent”
6) Jelaskan peran pasien dan atau keluarganya dalam upaya yang hendak dilakukan
e) Identifikasi saat terbaik untuk konsultasi kepada pendamping dan konsultan/ spesialis
dan perujukan
1) Kadang kadang diperlulkan konsultasi dan perujukan karena penyakitnya tidak‐
dapat diatasi di tempat anda internsip.
2) Catat dalam rekam medis indikasi konsultasi dan perujukan atau cukup tandai
gejala dan tanda yang mengharuskan anda merujuk atau memerlukan konsultasi
dengan spesialis
3) Jika ragu ragu, tanyakan dokter pendamping anda. ‐
4) Perlu diingat bahwa keperluan akan rujukan mungkin dapat terjadi setelah pasien
di rumah
5) Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya untuk mengenali gejala dan tanda
yang memerlukan perhatian itu
6) Berikan “hot line‐ ” agar pasien segera menghubungi dokter jika gejala kegawatan
muncul
7) Siapkan surat rujukan agar pasien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali untuk
diperlukan pemastian
8) Pastikan tempat dan dokter spesialis yang hendak dituju
f) Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya perihal diagnosis, rasionalitas tindak
medis, termasuk keperluan akan konsultasi, rujukan, dan jangan lupa jelaskan pula
prognosisnya sedapat mungkin.
1) Pasien berhak mendapatkan informasi yang lengkap tentang masalah yang
dihadapi dan dokter wajib menjelaskannya sampai pasien dan atau keluarganya
paham
2) Kejelasan dan kejujuran ilmiah merupakan landasan utamanyaPEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 40
3) Sedapat mungkin bantulah pasien dan atau keluarganya mencari jalan keluar dari
masalahnya
g) Jelaskan peran pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit
1) DK menyembuhkan pasiennya di habitat pasien sendiri
2) Sebagian tugas dokter didelegasikan kepada pasien dan atau keluarganya
3) Jelaskan secara rinci peran pasien dan atau keluarganya
4) Dalam proses penyembuhan
5) Tanggung jawab tetap pada dokter
h) Identifikasi risiko dan lakukan tindak pencegahan penyakit dan komplikasinya
1) Sejumlah penyakit mungkin menular atau menurun
2) Jelaskan menggunakan bahasa awam masalah yang dihadapi dan risiko kejadian
itu pada anggota keluarga yang lain
3) Jelaskan langkah yang harus dilakukan oleh pasien dan atau keluarganya jika
penyakit itu menular agar tidak terjadi penularan
4) Jelaskan upaya pencegahan penularan dan atau munculnya penyakit menurun
5) Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dan cara pencegahannya
C. Daftar Tilik kegiatan kesehatan masyarakat
1. Micro Planning
a. Analisa situasi wilayah kerja dan puskesmas setempat (data umum, upaya kesehatan,
manajemen kerja puskesmas)
b. Identifikasi masalah
c. Penyusunan prioritas masalah
d. Penyusunan rencana pemecahan masalah
2. Pelaksanaan / Implementasi
a. Upaya peningkatan status kesehatan masyarakat
b. Upaya pencegahan
c. Upaya pengobatan
d. Upaya rehabilitatif
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 41
3. Evaluasi
Penyusunan laporan kegiatan kesehatan masyarakat
LAMPIRAN 2
DAFTAR HADIR PESERTA
Nama Peserta :
Nama Wahana :
NO. BAGIAN NAMA DPJP PARAF
……………………………………………….., ………………………………….Peserta Pendamping
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 42
( ) ( )LAMPIRAN 3
Berita acara presentasi portofolio
Catatan:
Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat
sejumlah laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal and berpraktik nantinya.
Pada hari ini tanggal : …...........................................telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama : ....................................................................................................
Judul/topik :
....................................................................................................
Nama Pendamping : (Dr. Pendamping atau staf ahli lainnya)
Nama Wahana :……………………………………………………………………………………………..
NO NAMA TTD
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 43
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 44
Borang PortofolioNama Peserta:
Nama Wahana:
Topik:
Tanggal (kasus):
Nama Pasien: No. RM
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Tujuan:
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 45
Data pasien: Nama: Nomor Registrasi:
Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
2. Riwayat Pengobatan:
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
4. Riwayat keluarga:
5. Riwayat pekerjaan:
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)
7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus):
8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS WAHANA)
Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 46
1.
2.
3.
Hasil Pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua butir yang sudah dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir
borang portofolio. Hasil pembelajaran diurai secara singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu, rangkuman disusun
berdasarkan pedoman rekam medis, SOAP.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 47
”Subjektive”(keluhan pasien, diperoleh darianamnesis dan alo~anamnesis), ”Objektive” (yang ditemukan oleh dokter dari pemeriksaan jasmani maupun penunjang)
”Assessment”(Penalaran klinis/ kasus/ masalah, membahas hubungan antara S dan O, di antara komponen S dan O) ”Plan” = rencana tindakan dan tindak lanjut terhadap diagnosis, terapi, konsultasi, rujukan, kontrol, dan terapi berdasarkan A
Contoh Pengisian Portofolio
Ini adalah contoh laporan yang cukup ideal. Upayakan anda dapat membahas kasus anda sedalam dan seluas mungkin seperti pada
kasus ini.Pembahasan itulah yang akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan anda. Banyak jenis kasus yang dapat dibahas
menggunakan format ini, termasuk kasus:
1. “General check~up”atau2. “KB dan KIA”3. “Kegawatdaruratan medik”di layanan primer4. “Ceramah kesehatan”untuk awam5. “Kunjungan rumah”6. “Pembinaan keluarga”7. “Tumbuh kembang anak normal”.8. “Masalah menajemen klinik misalnya asuransi kesehatan”9. Dsb. yang mungkin anda akan hadapi dalam praktik mandiri nantinya.
Dalam buku ini dicontohnya kasus yang cukup menarik dan membawa banyak masalah sehingga bermanfaat untuk
pembelajaran yaitu “spondilitis TBC”.
Kasus 1
Topik: Spondilitis TBC
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 48
Tanggal (kasus): 13 Mei 2004 Persenter: Dr. Dani Pattiradjawane
Tanggal presentasi: 14Juni 2004 Pendamping: Dr. SugitoWonodirekso
Tempat presentasi: RR PDKI
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Gadis, 29 thn, nyeri pungung kronik, spondilitis TBC, destruksi ringan Th 7~8 gibus (~), hendak menikah 5 bulan yad.
Tujuan: mengobati TBC non pulmonar, menyikapi kemungkinan hamil
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Nomor Registrasi:
Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 49
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Spondilitis TBC, deformitas minimal, Keadaan umum baik, ingin menunda kehamilan sampai benar-benar sembuh, nyeri punggung
kambuh jika tidak memakai korset khusus.
2. Riwayat Pengobatan:
Rifampisin, Streptomisin, INH, Pirazinamid, roboransia, korset khusus setelah konsultasi dengan URM (Unit Rehabiltasi Medis RSCM,
Jakarta.
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Pasien belum pernah TBC paru, nyeri punggung sejak awal tahun 2004, diobati sendiri dan pijat refleksi, tidak ada kemajuan.
4. Riwayat keluarga:
Anak perempuan terbesar, ayah sdh. pensiun hipertensi, pernah strok ringan dan sembuh total
5. Riwayat pekerjaan:
Sekretaris perusahaan swasta, komputer.
6. Lain~lain :
Kondisi lingkungan fisik dan sosial untuk mencari fokus infeksi dan memutus rantai penularan
Daftar Pustaka:
a. Harrison text~book of medicine, Edisi 16
b.
c.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 50
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis TBC non~pulmonar
2. Waspadai nyeri punggung kronik
3. Regimen terapi TBC non~pulmonar pada wanita hamil
4. Manfaat kerjasama dengan URM
5. Mekanisme nyeri pungung pada sponsilitisTBC
6. Edukasi untuk pencegahan penularan
7. Motivasi untuk kepatuhan berobat
8. Edukasi tentang hubungan gibus dengan resiko kehamilan
Catatan:
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua butir yang sudah dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir borang
portofolio. Hasil pembelajaran diurai dan dikemas secara singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu, rangkuman disusun
berdasarkan pedoman rekam medis, SOAP.
”Subjective”(keluhan pasien, diperoleh darianamnesis dan alo~anamnesis), ”Objective” (yang ditemukan oleh dokter dari pemeriksaan jasmani maupun penunjang) ”Assessment”(Penalaran klinis, membahas hubungan antara S dan O, di antara komponen S dan O) ”Plan” = rencana tindakan dan tindak lanjut terhadap diagnosis, terapi, konsultasi, rujukan, kontrol, dan terapi berdasarkan A
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 51
Contoh dalam hal kasus no 1:1. Subyektif: Pasien mengeluh nyeri punggung kronis di tempat yang sama harus diwaspadai adanya kelainan tulang belakang oleh
berbagai sebab termasuk spondilitis, osteoartrosis, hiperskoliosis, kiposis, lordosis, masalah ergonomis,dsb.2. Objektif:
Hasil pemeriksaan jasmani, foto ronsen toraks AP dan lateral, pemeriksaan darah tepi, dan tinjauan ergonomis berdasarkan pekerjaannya sehari~hari sangat mendukung diagnosis TBC tulang belakang (spondilitis TB). Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan: Gejala klinis (nyeri punggung di tempatyang sama yang tidak kunjung mereda)
Gambaran ronsen yang khas Endemisitas TB di Idnonesia Kelainan sesibilitas minimal(neuropati)setinggi L1–L3 Tidak ditemukan hiperskoliosis, spondiloartrosis, ataupun gangguan ergonomis yang berarti.
3. ”Assessment”( penalaran klinis): Nyeri punggung berawal dari destruksi ruas tulang belakang yang menyebabkan deformitas ringan. Secara biomekanik kejadian ini mengubah garis berat yang melalui sumbu tulang belakang, yang semula lurus menjadi tergeser dan bersudut di daerah punggung sehingga beban yang dipikul oleh ”m. errector trunci”kiridan kanan tidak seimbang dan muncullah nyeri punggung yang merupakan manifestasi kelelahan otot di satu sisi. Itulah sebabnya, ketika dalam posisi tiduran pasien merasa nyerinya hilang dan ketika bangun muncul lagi. Keadaan ini membawa konsekuensi pemberian penghilang nyeri dan pelemas otot untuk sementara. Selanjutnya harus dicari cara untuk mengurangi beban yang berat sebelah dengan pengunaan korset khusus hasil konsultasi dengan Unit Rehabilitasi Medis RS. Penggunaan korset khusus ini ternyata sangat membantu sehingga pasien terbebas darikebutuhan akan analgetik sehingga upaya pengobatan terfokus untuk mengatasi spondilitisnya. Kepada pasien perlu ditekankan bahwa kehamilan tidak terpengaruh oleh pemakaian OAT (Obat Anti TB) kecuali streptomisin yang dapat bersifat ototoksik dan nefrotoksik terutama pada janin, oleh karena itu selama penggunaan streptomisin pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu dengan berbagai cara, misalnya menggunakan kondom jika bersanggama di saat masa subur. Selain itu, agar tidak terlalu membebani tulang belakang,jika bersanggama pasien dianjurkan dalam posisi terlentang. Keluarganya, terutama suaminya diminta ikut mengawasi pengobatan di rumah, mengingatkan pasien minum obat dan suntik streptomisin pada waktunya sampai selesai. Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa deformitas tulang belakang tidak dapat pulih seperti sediakala dan karenanya harus menggunakan korset seumur hidup dan olah raga terbaiknya adalah berenang.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 52
4. ”Plan”:Diagnosis: kecil kemungkinannya keluhan ini bukan disebabkan oleh TB.Upaya diagnosis sudah optimal.Pengobatan: penggunaan analgetik sudah selayaknya distop dan pasien dianjurnya sepenuhnya menggunakan korset. Pengunaan sejumlah obat secara sinkron dilakukan untuk menghindari MDR (Multiple Drug Resistance) dan memperpendek masa pengobatan serta membatasi disabilitas akibat deform itas.Pendidikan: dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan, untuk itu pada tahap awal pasien dan keluarganya diminta datang untuk pengarahan secara bertahap. Anjurkan pasien dan atau keluarganya segera meneleponjika ada hal-hal yang meragukan.Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis Rehabilitasi Medis. Konsultasi ini merupakan upaya, agar keterbatasan akibat deformitas dapat teratasi tanpa harus makan analgetik sepanjang hayat untuk nyeri pingangnya.Rujukan: direncananakan jika proses penyakit berlanjut dan atau terjadi tekanan saraf spinal neuropati berubah menjadi neuritis perifer pada dematom yang ybs.
Kontrol: Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Kepatuhan makan obat dan pemantauan efek samping obat
10harisekali untuk bulan ISebulan sekali untuk selanjutnya
Segera diketahui efek samping obat dan atau kesalahan cara minum obat
Laboratorium Setiap 3 bulan kecuali jika gejala semakin parah
Parameter laboratorium semuanya membaik
Ronsen Setelah 6 bulan kecuali jika gejala semakin parah
Terjadi proses perbaikan, deformitas tidak makin parah.
Kehamilan Segera lapor jika ada tanda kehamilan
Jika hamil streptomisin harus segera distop
Nasihat Setiap kali kunjungan Kepatuhan minum obat dan pemahaman akan penyakitnya meningkat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 53
Dalam contoh kasus no 2
.
”Subjective”: Keluhan subyektif influensa sudah sangat dikenal oleh masyarakat oleh karena itu dokter harus mencermati dan
berusaha mengidentifikasi penyakit lain yang mirip atau muncul bersama, misalnya DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)dan infeksi
EBV (Eptein~Barr Virus)termasuk CMV (Cytomegalo Virus).
.
”Objektive”: Pasien dengan riwayat kesehatan yang baik dan tercatat semuanya dalam rekam medis sangat membantu penegakan
diagnosis dan penyingkiran DD.
.
”Assessment”: diagnosis pada kasus ini semata~mata berdasarkan temuan klinis dan catatan riwayat kesehatan dalam rekam
medis. Pemberian antibiotika sebenarnya tidak diperlukan akan tetapi mengingat pasien ini anak tunggal dengan orang tua
tunggal yang sibuk, dokter terpaksa memberikan antibiotika. Namun demikian antibiotika itu tidak segera diberikan mealinkan
ditunggu sampai harike~3, jika saat itu demamnya belum mereda. Pasien dianjurkan untuk tidak membeli antibiotika itu terlebih
dahulu dengan menuliskannya di lembar resep yang berbeda. Dengan demikian pasien mendapat dua lembar resep yang satu
berisiobat anti~flu yang lainnya berisi antibiotika. Pada pasien ini perlu dilakukan pengawasan pola suhu badan agar dapat
terdeteksi kemungkinan DHF.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 54
.
”Plan”: Diagnosis dapat berubah sewaktu~waktu jika terjadi perubahan mengingat ISNA pada anak~anak sering berkomplikasi
dengan OMA atau idapan DHF yang tersamar. Terapi sudah sesuai dan selanjutnya adalah pemantauan kepatuhan minum obat
yang perlu dicermati. Pemeriksaan laboratorium terutama darah dan urin rutin akan dilakukan jika sampai harike~3 masih demam
dan atau anak tampak ”loyo” atau ada keluhan sakit perut, mual, dan atau sesak napas. Pendidikan untuk pasien dan dan
keluarganya berupa wewanti bahwa influensa sangat cepat menular melalui udara pernapasan dan masa inkubasinya sangat
cepat, dalam 24 jam sudah dapat muncul gejalanya jika tertular. Untuk pencegahan cukup dengan asupan gizi yang baik, istirahat
yang cukup, dan olah raga. Dengan demikian jika tertular dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan yang berarti. Kontrol dilakukan
jika sampai hari ke~3 masih demam. Kegiatannya meliputi pemeriksaan jasmani ulang dan jika dipandang perlu dilakukan
pemeriksan laboratorium sesuai dengan dugaan diagnosis tambahan atau perubahannya saat itu. Pasien diminta segera kontak
jika terjadi hal~hal tidak diinginkan misalnya alergi obat, muntah yang hebat, keluhan sakit perut dan atau tampak sesak napas
atau anak ngantuk melulu atau makin rewel.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 55
Lampiran 4
Slide
no:Isi slide
1. Judul (kasus yang dipresentasikan)
Nama presentan
Nama anggota kelompok (jika ada)
2. Pendahuluan
• Kasus Anda rekaan atau asli
• Alasan mengapa kasus ini diajukan:
Alasan klinis, epidemiologis, atau apa pun presentasi kasus ini• Yang menarik dari kasus ini
• Fokus pembicaraan
• Masalah pada kasus ini
• Tujuan presentasi ini (terutama yang berkaitan dengan dampak yang merugikan atau membahayakan
pasien)
• Buku acuan ~acuan yang dipakai
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 56
3. Data administrasi pasien
Nama,
No register,
Status kepegawaian,
Status sosial, dsb…..4. Data Demografis
Alamat
Agama
Suku
Pekerjaan
Bahasaibu
Jenis kelamin
Dsb.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 57
5. Data biologik
Tinggi badan
Beratbadan
Habitus
Dsb, ….
6. Data Klinis Anamnesis terfokus diagnosis
A
B
B
Dst (tambahkan slide baru jika diperlukan)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 58
Anamnesis penyingkir DD (Diagnosis banding,DB)
Berkaitan dengan DD~1
…….
…….
…….Dst.
Berkaitan dengan DD 2
Berkaitan dengan DD 3
Dst. (tambahkan slide jika diperlukan)
7. Pemeriksaan jasmani
Tanda vital
Tensi
Nadi
Dst…..
Untukdugaan diagnosis
Status lokalis sesuai dengan dugaan diagnosis (tanda klinis yang ditemukan yang mendukung dugaan diagnosis)
Dugaan DD (sebaiknya selalu dibuat DD)
Status lokalis penyingkir DD (tanda klinis yang ditemukan yang tidak mendukung DD)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 59
8. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan (tuliskan “tidak perlu”jika memang tidak diperlukan dan cantumkan
alasannya mengapa tidak diperlukan)
• Laboratorium untuk mencari tanda~tanda sbb.:
• 1
• 2
• 3
• Dst…….
• Pemeriksaan lain …………………………..
9. Hasil yang diperoleh atau prakirakan data yang akan diperoleh
• 1• 2• 3• Dst…….• Komentar/ kesimpulan atas hasil tersebut
10. Pemeriksaan penunjang lain
• Alasan pemeriksaan• Hasil yang dicari• Hasil yang diperoleh• Komentar/simpulan atas hasil Tuliskan tidak perlu jika memang tidak memerlukannya
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 60
11. Diagnosis
Tuliskan diagnosis di sini
Alasannya adalah:
Dari Anamnesis
Dari Pemeriksaanjasmani
Dari pemeriksaan penunjang
Dari data lain nya ……
12. Diagnosis holistic
• Diagnosis klinis
• Diagnosis biologis
• Diagnosis psikologis
• Diagnosis sosial
13. Strategi Penanganan Masalah
• Untuk diagnosis klinis
• Untuk diagnosis biologis
• Untuk diagnosis psikologis
• Untuk diagnosis sosial
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 61
14. Alasan Konsultasi dan Rujukanjika diperlukan
Tandaobyektif
1
2
4, dst Tandasubyektif
1
2
3
dst Alasan lainnya?
15. Penjelasan untuk pasien dan keluarganya
Diagnosis dan konsekuensinya
Masalah dan risiko yang dihadapi
Berbagai jalan keluar
Apa yang sebaiknya dilakukan
(Biarkan pasien dan keluarganya memilih sendiri)
Khasiatdan efeksamping obat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 62
16. Peran pasien dan keluarganya dalam penanganan masalah
• Berkaitan dengan obat• Berkaitan dengan diet• Berkaitan dengan kegiatan lain,• Berkaitan dengan masalah agama• Berkaitan dengan masalah budaya• ….dsb ……
17. Identifikasi Risikodan Pencegahannya
• Adakah risiko kambuh, menularatau menurun
• Bagaimana mencegahnya (mungkin juga tidak bisa dicegah)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 63
18. Ilmu yang dipunyai untuk menanganani kasus ini Ilmu Dasar Kedokteran:
ABDsb.
Ilmu KlinikABDsb
Ilmu Kedokteran Komunitas Keterampilan
ABDsb
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 64
19. Ilmu yang diperoleh daripresentasi ini (inilah yang dirangkum dalam laporan portofolio, berupa uraian rasionalitas
tindak medis yang dilakukan)
Ilmu dasar kedokteran:
A
B
Dsb. Ilmu klinik
A
B
Dsb Ilmu Kedokteran Komunitas Keterampilan
A
B
Dsb.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 65
Lampiran 5 : Laporan Pelayanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kode Kegiatan Tanggal dan tempat kegiatan Topik/kegiatan Catatan
pendampingTanda tangan pendamping
Keterangan tambahan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 66
Lampiran 6: Laporan Penyuluhan
Nama Peserta : Tanda tangan :
Nama Pendamping : Tanda tangan :
Nama Wahana :
Tema Penyuluhan :
Tujuan Penyuluhan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Peserta :
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 67