Bronkiolitis DR. DESRINA

22
Bronkiolitis Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak UNTAR Periode 17 Februari – 26 April 2014 RSPI Sulianti Saroso

Transcript of Bronkiolitis DR. DESRINA

Bronkiolitis

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak UNTAR

Periode 17 Februari – 26 April 2014RSPI Sulianti Saroso

Bronkiolitis

• Penyakit IRA-bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada bronkiolus. Umumnya, infeksi tersebut disebabkan oleh virus. Secara klinis ditandai dengan episode pertama wheezing pada bayi yang didahului dengan gejala IRA.

Etiologi

• RSV (Respiratory synctial virus)• Adenovirus• Virus Influenza• Virus Parainfluenza• Rhinovirus• Mikoplasma• Bakteri (belum ada bukti kuat)

Epidemiologi

• Bayi usia 2-24 bulan, puncak usia 2-8 bulan.• 95% anak < 2 tahun dengan 75% anak <1

tahun.

• Perawatan di RS AS tahun 2000-2001 :– 3,5 per 1000 : RSV– 1,2 per 1000 : Virus Parainfluenza– 0,6 per 1000 : Virus Influenza– 50% dari jumlah perawatan : bayi < 6 bulan.

Manifestasi Klinis

• Gejala awal pilek ringan, batuk dan demam• 1 – 2 hari kemudian batuk + sesak napas• Wheezing (bunyi nafas mengi)• Sianosis• Takipneu• Retraksi interkostal• muntah setelah batuk• rewel dan penurunan nafsu makan.

Faktor Resiko

• Usia kurang dari 6 bulan• Tidak pernah mendapatkan ASI• Prematur• Menghirup asap rokok

PATOFISIOLOGI

• Infeksi virus pada epitel bersilia bronkus inflamasi akut obs bronkiolus akibat edema, sekresi mukus, timbunan debris/ sel-sel yg terkelupas, kemudian diikuti dg infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa.

• Hal ini mengganggu pertukaran gas normal di pari.

• Penurunan kerja ventilasi paru akan menyebabkan ketidakseimbangan ventilasi perfusi hipoksemia & hipoksia jaringan.

DIAGNOSIS

• Anamnesis : pilek ringan, batuk, dan demam• PF : takikardi, takipnea, peningkatan suhu

>38,5 C. Terkadang konjungtivitis ringan dan faringitis

• Wheezing• Napas cuping hidung dan retraksi interkostal• Dapat ditemukan ronki• Terkadang bisa apnea pada bayi <6bulan

LABORATORIUM

• Darah rutin kurang bermakna krna jumlah leukosit biasanya normal

• Foto Ro thorax hiperinflasi dan infiltrat, ttpi gmbran ini tdak spesifik dan dpat didptkan pda asma, pneumonia viral/ atipikal dan aspirasi.

• Untuk mendptkan RSV dilakukan kultur virus, rapid antigen detection tests atau PCR dan pengukuran titer antibodi pada fase akut dan konvalesens

Skala klinis yang digunakan Abul-Anine dan Luyt

1. RR : dihitung manual, baik dengan palpasi dan melihat, dilakukan slama 1 menit penuh, dilakukan 2x dan dihitung rata2nya

2. HR : diambil pulse oxymetry yg dibca 5x selama pengamatan 1 mnit, diambil rata2nya

3. Saturasi O2, diambil dari pulse oxymertry yg dibca 5x slama pengamatan 1 mnit dan diambil rata2nya

4. Status aktivitas bayi (4 tingkat : tidur, tenang, rewel, dan menangis

Skor klinis menurut Shuh

1. Keadaan umum : 0 (tidur) – 4 (sangat rewel)2. Penggunaan otot bntu nafas : 0 (tidak ada

retraksi) – 3 (retraksi berat)3. Wheezing: 0 ( tidak ada) – 3 ( hebat saat

inspirasi dan ekspirasi)

TATALAKSANA

Tatalaksana bersifat suportif, yaitu• Oksigen, minimal handling pada bayi, cairan intravena dan kecukupan cairan,

penyesuaian suhu lingkungan, tunjangan repirasi bila perlu dan nutrisi.• Bronkodilator

– a-adrenergik– b-adrenergik

• KortikosteroidPrednison, prednisolon, metilprednisolon, hidrokortison dan dexamethason. D: 0,6-6,3/kgBBSecara oral, IM,IV.

• Ribavirin suatu purin Nucleoside derivate guanosine bekerja mempengaruhi pengeluaran mRNA yg mencegah sintesis protein.

Pencegahan

• Immunoglobulin • Vaksinasi

– Dianjurkan pemberian live-attenuated RSV dan PIV3 sebagai vaksin kombinasi sebanyak dua atau tiga kali.

• Jangan membawa bayi berumur < 3 bulan ke tempat umum, terutama jika banyak anak-anak.

• Penderita infeksi saluran pernafasan harus mencuci tangan atau menggunakan masker jika berdekatan dengan bayi.

Prognosis

• Setelah 1 minggu, gangguan pernafasan membaik pada hari ke-3

• Angka kematian < 1%• Dapat berkembang menjadi asma

DD

• Asma bronkial• Bronkitis • Gagal jantung kongestif• Edema paru• Aspirasi benda asing• Bronkopneumonia

Komplikasi

• Pneumothorax anak gagal memberi respons terhadap oksigen/keadaan memburuk secara tiba-tiba

SKOR SKOR MAKSIMAL0 1 2 3 4

Wheezing :-Ekspirasi-Inspirasi-Lokasi

(-)(-)(-)

AkhirSebagian2 dari 4 lapang paru

½ Semua3 dari 4 lapang paru

¾ Semua 4

22

Retraksi :-Supraklavikula-Interkostal-Subkostal

(-)(-)(-)

RinganRinganRingan

sedangSedangSedang

BeratBeratBerat

333

Total 17

Skor < 3 kategori ringanSkor 3 – 15 kategori sedangSkor > 15 kategori berat

TATALAKSANA BRONKIOLITISPenyebab : RSV, parainfluenza, influenza, adenovirus, mycoplasma. Usia < 2 tahunGejala : panas, pilek, batuk disusul sesak napas, wheezing ekspiratoir, sianosis (bayi kecil : apnea)Foto dada : hiperinflasi, penebalan peribronkial, ateletaksis, infiltratPeriksa : kesadaran, pernapasan, wheezing, warna kulit, status hidrasi, skor RDAI

Ringan : RDAI<3Makan/minum normalDehidrasi (-)Retraksi (-)

Sedang : RDAI 3 – 15Retraksi (+), takipneu (+), wheezing (+)Sianosis (-)Resiko tinggi (+)

Berat : RDAI>15Sianosis (+), sesak hebatDehidrasi (+), hipoksia (+), apneu (+), makan/minum (-)

Rawat JalanHidrasi oral, nutrisi, suportifPastikan: pengetahuan ortu (+), transportasi RS memadai

Rumah SakitOksigen, hidrasi, nutrisiSalbutamol 0,1 mh/kgBB/dosis dalam 3 cc normal saline nebulisasi, diulangi tiap 4-6 jam, antibiotik disesuaikanSuportifCek : Ro thorax, AGD, EKG, elektrolit

ICUCek : Ro thorax, AGD, EKG, elektrolitOksigen, bila perlu ventilasi mekanik, nebulasi salbutamol, Steroid : deksamethason 0,1-0,2 mg/kgBB/dosis IV, Antibiotik spektrum luas, suportif

Bronkiolitis dengan Resiko TinggiLhir prematur, usia < 3 bulan, penyakit jantung bawaan, penyakit paru kronis, riwayat asma/alergi pada keluarga

ASMA BRONKIOLITIS

Penyebab Hiper reaktivitas bronkus Virus

Umur > 2 tahun 6 – 2 tahun

Sesak berulang Ya Tidak

Onset sesak Akut Insidious

ISPA atas +/- Selalu

Atopi keluarga Sering Jarang

Alergi lain Sering -

Respons bronkodilator Cepat Lambat

Eosinofil Meningkat Normal