BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
-
Upload
gregory-budiman -
Category
Spiritual
-
view
3.495 -
download
3
description
Transcript of BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
BIAS GELOMBANG GERAKAN
GEREJA MODERN
oleh :
dr. Gregory Budiman, M.Biomed
1
Kata Pengantar
Kegerakan kharismatik merupakan kelanjutan dari kegerakan Pentakosta
yang diwarnai dengan adanya menifestasi kuasa Roh Kudus berupa kuasa dan
mujizat. Kegerakan kharismatik terlihat lebih luwes dengan gaya musik yang
kotemporer dan kontekstual sehingga mudah diterima semua budaya dan lapisan
masyarakat.
Statistik membuktikan bahwa kegerakan kharismatik berkembang sangat
cepat. Kegerakan ini merupakan jawaban bagi keluhan umat manusia ditengah-
tengah peradaban teknologi yang penuh persaingan dan tekanan.
Namun demikian penulis melihat adanya penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi seiring dengan berjalannya kegerakan kharismatik.tersebut. Buku ini
mengulas terutama penyimpangan - penyimpangan yang telah terjadi di Gereja
Kharismatik pada umumnya.
Berbeda dengan kritik keras yang terlalu ekstrim dan kurang realistis dari
beberapa orang yang anti kegerakan kharismatik, penulis di sini memberikan
ulasan yang mudah dipahami dan lebih realistis sehingga dapat memberikan
masukan yang positif terhadap kegerakan kharismatik.
Penulis
2
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Bab I Kegerakan Gereja
Bab II Gereja Mengencerkan Berita Injil
Bab III Keselamatan Yang Tidak Jelas
Bab IV Tradisi Kharismatik
Bab V Kesimpulan dan Saran
Lampiran
3
BIAS GELOMBANG GERAKAN GEREJA MODERN
I. Gerakan Gereja
Masa kegelapan Gereja berlangsung selama kurang lebih 1200 tahun sejak
agama Kristen dijadikan agama negara oleh Kaisar Constantin. Pada zaman itu
seluruh kebenaran Alkitab terpendam. Keselamatan bukanlah suatu anugrah Allah
melainkan sesuatu yang harus dikejar oleh manusia dengan kekuatan dan
kekuasaanya. Pada abad ke 16 seorang biarawan Martin Luther menyadari akan
kekosongan semua hikmat manusia. Ia terdorong untuk menyelidiki Alkitab dengan
sungguh-sungguh. Setelah mendapat pencerahan dari Roh Kudus ia menemukan
bahwa penyelamatan manusia adalah hanya oleh karena anugerah Allah semata
tanpa memperhitungan perbuatan-perbuatan, jasa - jasa ataupun kehendak
manusia.
Sejak saat itu Ia hidup berdasarkan firman Tuhan dan tulisan-tulisannya yang telah
tersebar di seluruh Eropa memberikan pencerahan bagi orang banyak. Gerakan
Gereja terus bergulir, abad ke 17 muncul gerakan anababtis dimana orang yang
baru bertobat harus memberikan dirinya dibabtis secara selam. Abad ke 18 muncul
gerakan Methodhist yang dipelopori oleh John Wesley kemudian diikuti gerakan
Pantakosta pada abad ke 19 dimana terjadi kuasa kesembuhan dan mujizat serta
munculnya karunia berbahasa roh. Dan pada sekitar tahun 1960 muncul gerakan
kharismatik.
Gerakan kharismatik sangat cepat berkembang ke seluruh penjuru dunia. Ciri khas
dari gerakan ini adalah lagu pujian yang semangat dan lagu penyembahan yang
menyentuh hati dengan lagu-lagu yang kotemporer yang juga diikuti dengan
penyembahan dalam bahasa roh.
4
Khotbah yang disampaikan umumnya sederhana, tidak membosankan dan
menyenangkan. Gerakan ini pada mulanya muncul ditengah-tengah persekutuan
olkumene diluar gereja tetapi pada tahun 1980-an banyak diantara kelompok
persekutuan tersebut yang menyatakan diri sebagai Gereja baru.
Selama tahun-tahun terakhir telah muncul gereja-gereja dan kelompok-kelompok
Kristen independen yang berkembang di seluruh dunia. Kebanyakan dari mereka
bersifat Pentakosta dalam pengalaman pribadi dan bentuk ibadah. Mereka sangat
mengutamakan ajaran Alkitab dan sering menunjukkan semangat besar untuk
pekabaran Injil. Kehidupan berkorban, sifat tidak kaku dalam struktur dan
keterbukaan untuk menerima pimpinan langsung dari Allah. Begitu juga gereja-
gereja dan kelompok-kelompok ini tidak merasa terikat pada tradisi atau bentuk
iman Kristen yang dianut oleh gereja-gereja yang lebih besar dan bersejarah
(Milne, 1996).
Kegerakan Pentakosta dan Kharismatik sering mendapat sorotan negatif dari
kalangan Gereja tradisi.
Semangat pelayanan yang menyala-nyala membuat mereka tidak pernah takut
gagal dan selalu yakin akan terjadinya Mujizat Allah ditengah-tengah pelayanan
mereka.
Apakah kegerakan ini benar-benar merupakan gerakan iman yang murni atau tidak
lebih dari overconfidence atau gejala emosional yang hanya bersifat sementara ?
Perkara ini yang sering dipertanyakan oleh kaum tradisi (non Kharismatik).
Dalam Power Evangelism, Wimber menyatakan “…… mujizat, penglihatan,
berbahasa lidah, nubuatan, dan kesembuhan adalah tambahan yang esensial
pada Injil. Kekristenan tanpa hal itu adalah impoten.
5
Kekristenan tanpa mujizat tidak dapat membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah
hidup (Graham 1999).
Seorang penginjil dalam kebaktian kebagunan rohani mengadakan tantangan
kepada seorang lumpuh untuk maju kedepan dan berkata “ Jika orang ini tidak
dapat berjalan sesudah saya berhenti berdoa, anda semua dapat mengatakan
saya adalah pengkhotbah palsu dan Yesus itu mati. Tetapi jika ia bisa berjalan
anda semua akan tahu bahwa Kristus bangkit karena Kristus yang mati tidak
dapat melakukan mujizat” (Graham 1999).
Kaum tradisi yang melihat kejadian di atas menggeleng-gelengkan kepala dan
berkata,“ Penginjil baru ini tidak berhikmat, ya kalau orang itu sembuh dan berjalan
nama Tuhan di permuliakan … tetapi kalau kesembuhan itu tidak terjadi apakah
Yesus benar-benar mati dan tidak dapat melakukan mujizat ? Dan tentunya semua
orang yang hadir kebaktian akan kecewa dan tidak percaya akan kuasa Yesus.
“Permasalahannya sekarang adalah apakah Yesus berkenan menyembuhkan
orang lumpuh itu melalui pelayanan si penginjil itu”.
Distorsi atau penyimpangan dapat pula terjadi bersamaan dengan berjalannya
kebangunan rohani yang dipelopori oleh gerakan pentakosta dan kharismatik.
Sebagai contoh mungkin saja ada beberapa orang untuk pura-pura lumpuh pura-
pura bisu tuli dan lain-lain. Kemudian ketika diadakan tantangan kesembuhan
mereka maju dan didoakan kesembuhan terjadi, jemaat terpesona oleh tipuan
palsu.
Tidak dapat kita sangkal bahwa gerakan kharismatik memang membawa angin
segar di dalam kekristenan tetapi kita tetap harus waspada akan adanya
penyimpangan-penyimpangan.
6
Berikut adalah survey alasan seseorang memilih Gereja Kharismatik (Gregory,
1999)1:
1. Pengajarannya lebih sederhana, mudah dipahami, dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari (20%)
2. Musik dan lagu-lagunya menyenangkan, ibadahnya membuat hati menjadi
semangat (35%)
3. Ada kuasa mujizat dan pertobatan (15%)
4. Merasa lebih senang karena antar anggota jemaat saling mengenal dan
akrab (15%)
5. Ada kegiatan sosial dan amal kepada lingkungan masyarakat (0%)
6. Organisasi Gereja Kharismatik sederhana; dapat melayani lebih leluasa
tanpa birokrasi yang rumit. (10%)
7. Hanya ikut orang tua atau diajak oleh teman.(5%)
II. Gereja Menghilangkan Inti Berita Injil
Pertumbuhan Gereja-gereja baru semakin menjamur untuk memenuhi kebutuhan
spiritual manusia. Pada era teknologi gelombang ketiga dimana teknologi telah
berkembang sangat pesat tetapi di satu sisi hanya dapat dinikmati oleh sebagian
kecil orang saja sedangkan sebagian besar lainnya tidak dapat mengikutinya maka
akan timbul kompensasi berupa peningkatan kegiatan spiritual - religius termasuk
agama kristen yang akan berkembang pesat.
Banyak gereja berkembang untuk memenuhi kebutuhan spiritual orang banyak
dengan menurunkan standar doktirn bahkan sebuah gereja konservatif Chapel Full
Gospel di Denver mengutbah namanya menjadi Happy Church ini menarik orang
untuk datang kata pendetanya (colson, 1993)
1 Data subjektif dari beberapa anggota gereja kharismatik yang diambil secara random.
7
Perkembangan aktivitas kekristenan dan pertumbuhan jumlah Gereja bukanlah
suatu patokan untuk mengatakan bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus telah
dilaksanakan oleh orang Kristen.
Gereja berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasaran dengan prinsip gereja
modern adalah antara lain :
1. Melakukan analisis pasar
2. memberlakukan prinsip “pembeli adalah raja”
“Pertumbuhan demi kepentigan pertumbuhan itu sendiri yakni : pertumbuhan
buatan manusia akan menjadi lonceng kematian rohani” (Richard Neheus). Pola
gereja modern meski terselubung oleh gembor-gembor Alkitab sebagai firman
Allah sebenarnya tidak mencerminkan Gereja yang Alkitabiah.
Mereka lebih memfokuskan kegiatan Gereja sebagai pusat pengembangan pribadi
ketimbang memberitakan dosa dan penebusan Yesus Kristus.
Khotbah tentang Berkat dan Kesembuhan Ilahi mendapat porsi dominan tanpa
disertai pengertian kekeristenan yang sesungguhnya.
Self Confidence yang diajarkan oleh gereja-gereja modern memang mengambil
beberapa bagian dari Alkitab, sebagai contoh prinsip name it and claim it diambil
dari kejadian 1:18 “ Allah memberkati mereka lalu Allah berfirman kepada mereka
beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap dibumi”
Markus 11.24 “Karena itu Aku berkata kepadamu apa saja yang kamu minta dan
doakan percayalah bahwa kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan
kepadamu”.
8
Dari beberapa ayat tersebut di atas mereka menyimpulkan bahwa semua orang
yang datang ke gereja adalah anak Allah yang diberi kuasa oleh Allah untuk
memiliki segala sesuatu yang mereka harapkan asalkan mereka yakin dan
percaya hal itu telah terjadi. Sebagai contoh prinsip yang sangat ngetrend akhir-
akhir ini adalah prinsip iman dengan visualisasi. Seorang jemaat mendatangi
seorang pendetanya karena doanya untuk memiliki mobil belum terjawab,
kemudian pendetanya berkata, “ tempelkanlah sehelai kertas yang melukiskan ciri
mobil yang kamu inginkan pada dinding kamar tidurmu, pandanglah lembaran itu
sebelum kamu pergi tidur dan pada saat bangun tidur. Kemudian bayangkan
bentuk mobilmu, bayangkan dirimu sedang membuka pintu mobil, lalu memutar
kunci kontaknya dan merasakan getaran mesin mobil yang dihidupkan. Lalu
berucaplah kepada diri sendiri : Puji Tuhan atas mobil ini. Percayalah kamu sudah
memilikinya”.
Berita Injil yang seharusnya diterima jemaat secara lengkap seringkali hanya
ditangkap sebagian saja. Penerangan pengajaran Theologi kemakmuran yang
salah satunya adalah “ name it and claim it” menjadi sangat dilematis.
Apakah hasilnya dapat menjadi kemuliaan Tuhan atau menjadi kesombongan
manusia yang menggunakan firman Tuhan ? Apakah orang yang tidak punya
(miskin) dapat kita vonis sebagai orang yang tidak diberkati Tuhan atau orang
yang imannya lemah.
Survei mengenai topik khotbah Kebaktian Hari Minggu (Gregory, 1999)2 :
No. Topik Prosentase
1 Keselamatan dan Karya Kristus 2%
2 Data subjektif dari khotbah beberapa gereja kharismatik yang diambil secara random.
9
2 Doa dan Firman 4%
3 Pujian dan Penyembahan 14 %
4 Karunia Roh Kudus dan manifestasinya 14%
5 Berkat dan Kesembuhan 20%
6 Akhir Zaman 6%
7 Amanat Agung 10%
8 Pemulihan Pribadi dan Karakter 18%
9 Persembahan 2%
10 Ketaatan Kepada Kristus 10%
Statistik membuktikan bahwa topik khotbah di Gereja Kharismatik lebih
menekankan kepada berkat dan kesembuhan sedangkan pengajaran - pengajaran
dasar mengenal arti keselamatan dan karya Kristus agaknya telah menjadi nomor
dua.
Gereja modern seringkali melakukan pelbagai upaya untuk menarik orang untuk
menjadi jemaat gerejanya sebanyak mungkin. Ada beberapa upaya yang benar
tapi ada pula beberapa upaya yang terlalu berlebihan dan terkesan justru
menghilangkan atau mengencerkan Injil itu sendiri. Bab berikut akan menjelaskan
tentang keselamatan dan karya kematian Kristus yang sudah mulai usang dan
hilang dari pemberitaan khotbah di gereja-gereja.
Prinsip hidup Alkitabiah : “menyangkal diri sendiri dan mengikut Yesus” telah
berubah menjadi : “memenuhi keinginan diri sendiri dengan pertolongan
Yesus “.
Prinsip yang diselewengkan tersebut kadang-kadang tidak tampak menyesatkan
bahkan ada ayat-ayat pendukungnya dari Alkitab, hanya saja Injil yang
disampaikan tidak lengkap dan dapat menyesatkan jemaat. Sebagai contoh
seorang aktivis gereja yang masih kuliah di fakultas hukum benama Sdr. S
percaya dan beriman bahwa Tuhan akan memberikan nilai A untuk ujian Tata
10
Negara. Ia berdoa dan menggunakan prinsip Markus 11:24,”…. apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya maka hal itu
akan diberikan kepadamu”. Dalam persekutuan-persekutuan ia sering
mensharingkan imannya bahwa Tuhan akan memberikan kepadanya nilai A untuk
mata kuliah Tata Negara tetapi oleh karena kesibukannya di Gereja ia sering
menjadi terlalu lelah untuk belajar, pikirannya terkuras pada kegiatan di Gereja dan
ia sukar berkonsentrasi dalam belajar, alhasil ia tidak lulus ujian dan ia sempat
kecewa dan malu pada teman-temannya di Persekutuan.
Dalam hal ini siapakah yang salah ? Apakah iman Sdr.S tidak cukup besar
ataukah ia salah faham dalam menggunakan prinsip Firman Tuhan ?
Di sinilah letak pengenceran berita Injil seringkali kita menggunakan satu ayat dari
Alkitab tanpa disadari pengertian yang benar dari keseluruhan isi Alkitab. Kita juga
perlu menyoroti sumber pengajaran yang mengencerkan arti Injil yaitu sekolah-
sekolah Alkitab.
Sekolah-sekolah Alkitab telah banyak didirikan baik dari kalangan Injili maupun
kharismatik. Tetapi bobot dari kualitas sekolah theologi telah mengalami
pergeseran. Banyak anak-anak yang tidak diterima di perguruan tinggi sekuler
kemudian masuk sekolah theologi. Seringkali sekolah theologi juga digunakan
sebagai tempat menampung anak-anak bermasalah dengan harapan dengan
masuk sekolah theologi mereka dapat mengalami pemulihan. Hal inilah yang
membuat output hamba-hamba Tuhan yang tidak berkualitas dalam hal
pengajaran.
Theologi merupakan salah satu cabang dari ilmu filsafat, oleh karena itu orang
yang masuk ke dalam sekolah theologi semestinya adalah seorang dengan
intelektual yang cukup tinggi dan berprestasi. Untuk pemulihan anak-anak
bermasalah perlu dibentuk sekolah pengembangan pribadi kristen dan bukan
sekolah theologi.
11
III. Keselamatan yang tidak jelas
Ketika seseorang masuk dalam kebaktian gereja kharismatik mungkin ia
mengalami sukacita karena musik yang bersemangat, mungkin ia mendapat
kesenangan oleh karena khotbah pak pendeta yang menyejukkan hatinya dan
memberi pengharapan di dalam Kristus. Tetapi orang itu juga mendapatkan suka
cita yang sama ketika nonton pertunjukkan musik jazz dan ia mendapat
ketenangan bahkan kepercayaan diri setelah ia mengikuti program sekolah
pengembangan pribadi. Lalu apa bedanya program gereja dengan program sosial
lainnya ?
Beberapa orang menjawab di dalam Gereja ada Yesus sedangkan di luar gereja
tidak ada Yesus. Benar, Yesus telah menjadi trademark program kekristenan.
Kekristenan yang sejati berpusatkan kepada pribadi Yesus dan Karya
Keselamatannya tetapi seringkali Gereja telah menyingkirkan prinsip utama
tersebut.
Yesus hanya menjadi tokoh yang baik dan patut diteladani sehingga orang yang
hadir di Gereja dapat memiliki karakter dan kepribadian yang baik pula. Banyak
orang masuk gedung Gereja tanpa mengalami karya penyelamatan oleh Kristus
Yesus mengapa ? Karena mereka hanya sekedar tahu bahwa Yesus itu adalah
Anak Allah, Yesus adalah teladan yang baik; tetapi sesungguhnya mereka tidak
pernah mengalami kelahiran kembali.
Orang-orang yang sudah lama menjadi anggota Gereja merasa senang dan
merasa mengalami perubahan dalam sikap dan cara hidupnya dan ikut mengambil
bagian di dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Tetapi apakah mereka sudah
memperoleh kerselamtan kekal ? Belum tentu !!!!
12
Mengapa belum tentu? Karena manusia sudah terbuang dari hadirat Allah dan
sangat tidak mungkin menjadi anak Allah hanya dengan rajin kebaktian dan ikut
serta dalam pelayanan Gereja. Lalu bagaimana caranya untuk menerima
anugerah keselamatan ?
Keselamatan merupakan fondasi / dasar kehidupan orang Kristen sehingga topik
tentang keselamatan seharusnya mendapatkan porsi yang dominan di dalam
pelayanan pekerjaan Tuhan. Point-point yang biasanya hilang dari khotbah-
khotbah Gereja adalah :
Semua manusia berdosa dan tidak mungkin datang kepada Allah.
Semua usaha manusia adalah sia-sia termasuk rajin kebaktian, rajin pelayanan
dan lain-lain.
Allah mengasihi manusia dan merelakan AnakNya Yesus Kristus mati di kayu
salib untuk menanggung dosa umat manusia.
Hanya ada satu jalan yaitu menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat
maka seorang akan memperoleh hidup yang kekal.
Mengapa point-point di atas penting ? Ada yang beberapa orang yang sudah
menjadi pelayan Tuhan di Gereja tetapi masih memiliki prinsip “banyak jalan
manuju Surga” dan perbuatan baik kita merupakan salah saru syarat untuk datang
kepada Allah. Mungkin saja, banyak anggota Gereja yang kelihatannya bertumbuh
dan semakin giat melakukan pelayanan di Gereja tetapi belum memiliki keyakinan
bahwa hanya dengan menerima Yesus seseorang dapat memperoleh hidup yang
kekal. Unsur-unsur dari keselamatan adalah :
1. Pengkuan bahwa ia adalah orang berdosa dan tidak mungkin datang
kepada Allah dengan usahanya sendiri.
13
2. Kemauan untuk berobat dan mengikuti jalan Tuhan
3. Percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan sebab Ia telah mati
menanggung dosa manusia.
4. Mengundang Yesus masuk di dalam hidupnnya.
Ada juga gereja yang hanya mengutamakan tanda dan mujizat serta ibadah yang
diisi dengan pengalaman-pengalaman sensasional yang aneh seperti “ tumbang di
dalam kuasa roh “. Mereka mensiyalir bahwa banyak orang diselamatkan tanpa
mendengar khotbah (Wagner, 1997) .
Bagaimana mungkin orang diselamatkan hanya karena melihat tanda dan mujizat
atau mengalami “ tumbang dalam kuasa roh “ sebelum ia mendengar berita Injil ?
(Bandingkan dengan praktik-praktik mistik yang juga mendemostrasikan kuasa dan
mujizat).
IV. Tradisi Kharismatik
Gereja kharismatik menyatakan diri bahwa mereka selalu mengikuti dinamika Roh
Kudus dan tidak pernah terikat oleh tradisi Gereja lama. Pernyataan yang ekstrim
ini mungkin akan menjadi bumerang sebab dengan begitu mungkin justru akan
muncul tradisi baru yakni tradisi kharismatik.
Beberapa penyimpangan yang timbul dalam gerakan kharismatik :
“Semakin banyak membaca Alkitab seseorang lebih menjadi semakin penuh
kuasa”
14
Ada beberapa pemimpin Gereja kharismatik yang menjadi terlalu ekstrim dengan
berasumsi bahwa ketika seseorang makin banyak membaca Alkitab maka orang
tersebut akan memiliki “kuasa” yang semakin besar. Kuasa yang dimaksud adalah
kuasa untuk mengusir setan, menyembuhkan penyakit, dan mengadakan mujizat-
mujizat.
Pembacaan Alkitab secara kuantitatif tanpa pengertian yang benar menjadikan
Aklitab sebagai jimat bahkan menjadi suatu berhala yang digunakan sebagai
sarana pemuasan kekuasaan manusia.
Ada seorang teman yang setiap pagi dan sore hari membacakan 2 pasal Alkitab
kepada bayinya yang berumur 1 bulan. Ia sudah melakukan hal itu sejak bayinya
masih dalam kandungan istrinya. Ia percaya dengan membacakan ayat-ayat
Alkitab maka kelak bayinya akan menjadi hamba Tuhan yang penuh kuasa dan
melakukan banyak mukjizat.
Melakukan hal seperti itu di atas memang kelihatannya sangat rohani tetapi secara
prinsip hal itu dapat menyesatkan karena ia telah menggunakan Alkitab sebagai
mantra. Penyelewengan - penyelewengan yang terjadi mungkin kelihatannya
merupakan hal yang sangat rohani bila hanya dilihat secara sepintas, tetapi kalau
kita selidiki prinsip dasar dan motifnya maka kita akan tahu ada penyesatan di
dalamnya.
“ Mengundang Hadirat Tuhan dengan Puji-Pujian”
Mazmur 22 : 4 “ Padahal Engkaulah yang kudus, yang bersemayam di atas puji-
pujian Israel”.
15
Berdasarkan ayat ini, beberapa orang berpikir bahwa pujian akan mengundang
kehadiran Allah. Ketika kehadiran Tuhan tidak terasa mereka memuji Tuhan
dengan lebih kuat dan lebih nyaring agar Allah turun dan menyatakan kuasanya.
Prinsip ini tidak benar sebab kehadiran Tuhan tidak bisa disetir oleh manusia
termasuk dengan puji-pujian (bandingkanlah dengan pola imam-imam Baal yang
berteriak-teriak dan menoreh-norehkan tubuh mereka sendiri dalam usaha
menurunkan kuasa dari dewa mereka).
Bob Sorge mengatakan Mazmur 22 : 4 bermaksud menyatakan bahwa Allah
dinobatkan menjadi Raja atas hidup kita saat kita memuji Dia, jadi bukan dengan
pujian kita mengundang Allah untuk turun; sebab Allah Maha Hadir.
Ketika kita memuji Tuhan kita mengakui Kemaha Hadiran Allah sehingga kita
merasakan kehadiranNya dalam kasih dan kuasaNYA. Dengan prinsip “ masuklah
melalui pintu gerbangnya dengan nyanyai syukur “ berarti hati kita yang
dipersiapkan untuk menyadari akan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.
Mazmur 40 : 4 “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah
kita. Banyak orang melihatnya akan menjadi takut lalu percaya kepada Tuhan”.
Seorang teman telah menggunakan ayat ini dengan prinsip yang salah, ia selalu
menyanyikan nyanyian rohani dengan keras dan nyaring saat ia berjalan di lorong
-lorong tempat ia bekerja. Ia berharap dengan memuji Tuhan keras-keras maka
kuasa Allah akan membuat orang-orang yang mendengarnya menjadi bertobat.
Tetapi kenyataannya justru sebaliknya, orang-orang di kantor itu justru
mengucilkan dia dan menjadi apriori terhadap kekristenan sebab sesungguhnya
nyanyian tersebut justru mengangganggu konsentrasi orang-orang yang bekerja di
kantor.
“ Iman Yang Membabi buta”
16
Istilah “iman yang membabi buta” adalah iman yang timbul secara emosional tanpa
pengertian yang benar. Sebagai contoh : seseorang yang menderia hipertensi
menahun (penyakit tekanan darah tinggi) harus selalu minum obat seumur
hidupnya, tetapi ketika ia berjumpa dengan seorang kharismatik ia ditegur karena
keterikatannya terhadap obat. Ia lalu dilayani pelepasan dan didoakan
kesembuhan. Dan mulai saat itu orang tersebut dilarang minum obat dari dokter
pribadinya. Apa akibatnya ? Ia mengalami serangan stroke beberapa saat setelah
berhenti minum obat. Sekarang apa kita akan mempertanyakan kuasa Tuhan ?
Ataukah prinsip yang dipakai salah dan tidak sesuai dengan prinsip Allah ? Jelas
iman yang membabi buta bukanlah prinsip yang Alkitabiah melainkan prinsip yang
berasal dari kecongkakan manusia.
“ Perkembangan Gereja Dinilai Dari Kuantitas Anggota bukan Kualitas”
Beberapa Gereja berlomba-lomba untuk mencari pengikut dan sedapat mungkin
membuka banyak cabang. Mereka bahkan memasang target yang harus mereka
capai dalam kurun waktu tertentu. Kadang-kadang hal ini menimbulkan persaingan
yang tidak sehat seperti mengambil jemaat dari anggota gereja lain
Prinsip pengembangan Gereja yang tak terbatas (MegaChurch) dengan usaha
untuk menarik banyak orang menjadi anggotanya membuat gereja berkembang
hanya secara kuantitas tetapi kualitas kekristenannya masih dipertanyakan. Pola
Gereja Alkitabiah adalah pelayanan orang perorang dimana di dalam kelompok
kecil seseorang pemimpin rohani membantu beberapa anggota jemaat untuk
bertumbuh tahap demi tahap. Tetapi prinsip Mega Church mengutamakan event-
event besar seperti KKR dan acara-acara yang sensasional tanpa memperhatikan
kebutuhan masing-maing anggota satu persatu. Hanya saja mereka akan
merekrut anggota jemaat yang memiliki potensi, baik dalam hal keuangan maupun
17
keahlian, sedangkan anggota yang tidak memiliki potensi tidak mendapat
perhatian dan tersisihkan.
“ Iatrogenic Mental Disorder”
Iatrogenic mental disorder adalah gangguan mental yang disebabkan oleh karena
penanganan kasus yang salah.
Pelayanan konseling di gereja kharismatik kebanyakan tidak menggunakan
prinsip-prinsip konseling yang benar tetapi mereka hanya mengandalkan
keberanian untuk mengharapkan mujizat dan pengusiran roh jahat semata. Hal
tersebut seringkali justru mengakibatkan yang disebut latrogenic mental disorder
pada orang yang dilayani.
Sebagai contoh seorang remaja laki-laki datang kepada Bapak Pendeta
sehubungan dengan kebiasaan masturbasi / onani yang sulit dihilangkan. Bapak
pendeta membacakan firman kemudian mendoakan anak remaja tersebut serta
mengusir roh percabulan yang mungkin ada pada diri anak remaja tersebut.
Beberapa minggu kemudian anak remaja itu datang kepada Bapak Pendeta
dengan masalah yang sama. Bapak Pendeta berkata kalau kamu punya iman dan
percaya kepada Yesus maka kamu tidak akan melakukan dosa itu lagi. Lalu Bapak
pendeta membacakan Ibrani 10 : 26 “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa
sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran maka tidak ada lagi korban
untuk menghapus dosa itu”. Anak remaja itu kemudian sehari-harinya hanya diam
di kamar, kadang-kadang berteriak dan menjerit. Ia begitu ketakutan karena Tuhan
tidak akan mengampuni dirinya lagi dan akan mencampakkan dirinya ke neraka. Ia
mengalami gangguan jiwa dan harus dirawat di rumah sakit jiwa.
“ Manipulasi Pengajaran dan Karuni Roh “
18
Model pengajaran yang seringkali kita jumpai di Gereja Kharismatik adalah model
satu arah. Jemaat hanya disuapi terus menerus sampai kenyang rohani tetapi
pada dasarnya mereka tidak bisa menggali sendiri kebenaran-kebenaran dalam
Alkitab.
Dengan kata lain jemaat hanya melakukan fungsi 4 D (datang, duduk, dengar, duit)
dan akhirnya mengalami degerenasi rohani. Model pengajaran seperti ini akan
memudahkan masuknya penyesatan-penyesatan yang tersamar. Sebagai contoh
ada pengajaran yang mengatakan bahwa keselamatan harus kita pertahankan
dengan perbuatan baik kita; bila kita jatuh dalam dosa lagi maka keselamatan
kekal itu tidak akan menjadi bagian dari diri kita lagi. Pengajaran ini tampaknya
baik padahal menyesatkan sebab di situ dikatakan bahwa keselamatan kekal
bukan lagi anugerah Allah semata yang diberikan secara cuma-cuma melainkan
merupakan hasil jerih payah manusia untuk hidup saleh. Dengan kata lain
keselamatan yang ada pada diri seseorang bisa hilang atau timbul tergantung dari
perbuatan orang tesebut .
Hal ini melecehkan anugerah keselamatan yang begitu besar dari pengorbanan
Yesus Kristus sendiri, seolah-olah pengorbanan Kristus saja tidak sanggup
menyelamatkan manusia dari kegelapan.
Kebaktian khatrismatik juga diwarnai dengan adanya nubuatan-nubuatan yang
membuat jemaat terpesona. Nubuatan (prophecy) adalah karunia untuk
mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Karunia ini Tuhan
berikan untuk membangun jemaatnya supaya semakin kuat dan bertumbuh. Kita
harus berhati-hati dalam melakukan praktek karunia ini. Memang hal itu dapat
terjadi oleh dorongan Roh Kudus tetapi bisa juga oleh dorongan diri sendiri.
Bagaimana membedakannya ? Sulit, perbedaannya sangat tipis dan tidak bisa
dilihat oleh orang lain.
19
Trend Kharismatik membuat para hamba Tuhan terdorong untuk bernubuat pada
setiap acara kebaktian (bernubuat disini tidak sama dengan berkhotbah melainkan
secara supranatural dapat mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang telah
terjadi oleh bisikan Roh Allah). Sebagai contoh seorang hamba Tuhan berbicara
dalam kebaktian,” Saya mendengar dengan jelas Tuhan berbicara bahwa
beberapa di antara saudara ada yang mempunyai sakit maag, silakan saudara
berdiri dan maju kedepan”. Kita tidak dapat memberi penilaian apakah hamba
Tuhan itu memang mendengar suara Tuhan atau hanya sekedar kata-kata
manipulasi untuk mempesona jemaat.
Seperti contoh di atas bisa saja seolah-olah hamba Tuhan tersebut mendapat
wahyu dari Tuhan yaitu ada beberapa jemaat yang sakit maag padahal statistik
memang membuktikan 60% penduduk dunia mengidap penyakit maag. Jadi di
manapun anda berada 60% orang yang pernah anda jumpai mengidap sakit maag.
Hal itu hampir sama seperti mengatakan,” Tuhan berbicara kepada saya bahwa
esok pagi matahari akan terbit dari sebelah timur”.
Lebih konyol lagi kalau ada pembicara yang berkata, “Tuhan memberitahu saya
bahwa banyak diantara saudara yang sedang mempunyai masalah dan berusaha
memecahkannya”. Ya jelas 100% penduduk dunia punya masalah sedangkan
100% penghuni kuburan tidak punya masalah. Kata-kata “Tuhan berbicara kepada
saya….” dapat menjadi kata-kata manipulatif yang hanya sekedar untuk menarik
perhatian jemaat dan menebar kharisma sang pembicara.
Anggota jemaat kharismatik sendiri seringkali menggunakan karunia nubuatan dan
penglihatan dalam sebuah persekutuan kelompok kecil. Hal ini ada sisi baiknya
karena dapat membangun jemaat tetapi ada sisi buruknya yang dapat
menghancurkan jemaat bila nubuatan atau pengelihatan itu hanya sekedar usaha
manipultif manusia. Seringkali kata-kata nubuatan yang dikeluarkan seseorang
merupakan luapan kepahitannya terhadap saudara seimannya di dalam
20
persekutuan tersebut atau mungkin sebagai upaya agar dianggap rohani dan
berkharisma.
Jadi karunia nubuat itu sangat mudah dimanipulasi dan akibatnya akan
membahayakan hamba Tuhan yang mempraktekkan model pelayanan tersebut
karena ia akan jatuh di dalam dosa kesombongan . Memang pelayanan model ini
akan mempunyai daya tarik tersendiri dan membuat jemaat terkagum-kagum
terutama pada pengkhotbahnya.
Prinsip “berikan kailnya jangan ikannya “ harus juga berlaku di dalam kekristenan.
Jemaat harus bisa menggali sendiri kebenaran Alkitab dan tidak begitu saja
menerima setiap pengajaran yang disampaikan hamba Tuhan tanpa
menyelidikinya terlebih dahulu.
V. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Kegerakan Kharismatik membawa angin segar bagi bagi kekristenan sebab
kegerakan ini menjangkau banyak jiwa untuk datang kepada Kristus. Kegerakan
yang dinamis membuat anggota jemaat turut ambil bagian dalam pelayanan
pekerjaan Tuhan, tidak seperti dahulu yang boleh mengajarkan firman Tuhan
hanyalah para hamba Tuhan
Namun demikian tidak jarang pula terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
timbul dari kegerakan ini antara lain “ pengenceran berita Injil”, pergeseran sistem
21
nilai Alkitab, dan doktrin keselamatan yang tidak jelas, juga kebiasaan - kebiasaan
kharismatik yang kurang sehat.
B. Saran
Terutama ditujukan kepada pemimpin atau gembala Gereja Kharismatik :
Melakukan koreksi terhadap pengajaran-pengajaran yang diberikan kepada
jemaat supaya tidak ada penyimpangan-penyimpangan.
Mengajar jemaat untuk dapat menyelidiki sendiri kebenaran Alkitab sehingga
tidak mudah disesatkan
Lebih mengutamakan pemberitaan karya keselamatan Kristus; tidak hanya
khotbah tentang berkat dan kesembuhan terus menerus.
Lebih mengutamakan pelayanan kelompok kecil (pelayanan perorangan) dari
pada menyelenggarakan event-event besar yang sensasional.
Lebih mengutamakan pertumbuhan jemaat tidak hanya secara kuantitatif tapi
juga secara kualitatif dari pada sekedar pelebaran organisasi dan cabang-
cabangnya.
22