Benda Asing Di Hidung

22
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Benda Asing di Hidung Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan pada anak-anak. Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak adanya gejala yang langsung ditemukan dan dapat bertahan untuk waktu yang lama. Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiga di antaranya tersangkut di saluran napas. 1,2 2.2 Epidemiologi Benda Asing di Hidung Benda asing di hidung merupakan suatu kegawatdaruratan telinga hidung dan tenggorok dimana merupakan kompetensi dokter umum secara tuntas dalam penatalaksanaannya. Meskipun frekuensi tersering terlihat pada anak, dapat juga pada dewasa, terutama pada orang dewasa yang memilki keterbelakangan mental atau kelainan jiwa. Ketertarikan anak dalam mengeksplorasi tubuh membuat anak lebih mudah untuk meletakkan benda asing ke dalam rongga hidung. Benda asing di hidung dianggap mudah, tapi sebenarnya berpotensi untuk morbiditas akibat kerusakan mukosa, dan bahkan kematian, jika terlepas ke dalam saluran napas. 3 Benda asing di hidung lebih banyak kejadiannya dibandingkan dengan benda asing di telinga. Lokasi benda asing 1

description

nnn

Transcript of Benda Asing Di Hidung

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi Benda Asing di Hidung

Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan pada anak-anak. Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak adanya gejala yang langsung ditemukan dan dapat bertahan untuk waktu yang lama. Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiga di antaranya tersangkut di saluran napas.1,2 2.2 Epidemiologi Benda Asing di Hidung

Benda asing di hidung merupakan suatu kegawatdaruratan telinga hidung dan tenggorok dimana merupakan kompetensi dokter umum secara tuntas dalam penatalaksanaannya. Meskipun frekuensi tersering terlihat pada anak, dapat juga pada dewasa, terutama pada orang dewasa yang memilki keterbelakangan mental atau kelainan jiwa. Ketertarikan anak dalam mengeksplorasi tubuh membuat anak lebih mudah untuk meletakkan benda asing ke dalam rongga hidung. Benda asing di hidung dianggap mudah, tapi sebenarnya berpotensi untuk morbiditas akibat kerusakan mukosa, dan bahkan kematian, jika terlepas ke dalam saluran napas.3Benda asing di hidung lebih banyak kejadiannya dibandingkan dengan benda asing di telinga. Lokasi benda asing di hidung biasanya di dasar kavum nasi, di bawah konka inferior, atau di meatus media. Benda asing unilateral tersering di sisi kanan sekitar dua kali di banding kiri. Hal ini mungkin disebabkan oleh kecenderungan individu yang dominan menggunakan tangan kanan dalam hal beraktivitas.3Beberapa penelitian telah menunjukkan prevalensi keajdian benda asing di hidung lebih banyak terjadi pada laki-laki (58%) dibandingkan dengan perempuan. Angka kejadian kasus benda asing di hidung banyak terjadi pada laki-laki dengan sosioekonomi yang rendah. Insiden tertinggi kejadian benda asing di hidung pada anak adalah usia 2-5 tahun. 3 Penelitian lain mengatakan kejadian tertinggi benda asing di hidung banyak pada usia 2 sampai 8 tahun. Benda asing di hidung pada ada mulai ditemukan pada anak usia 9 bulan, dimana pada usia tersebut anak mulai menjepit atau menggenggam benda disekitarnya khususnya benda yang berukuran kecil.3 Benda asing yang lazim ditemukan pada anak adalah manik-manik, kancing, karet penghapus, kelereng, kacang polong, kacang buncis, batu dan kacang tanah.12.3. Klasifikasi Benda Asing di Hidung

Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing yang berasal dari luar tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain.2

Gambar 2.1. Lokasi benda asing di hidung Benda asing dapat diklasifikasikan sebagai organik atau anorganik. Bahan anorganik biasanya plastik atau logam. Contoh umum termasuk manik-manik dan bagian-bagian kecil dari mainan. Bahan-bahan ini sering tanpa gejala dan dapat ditemukan secara kebetulan didalam rongga hidung. Benda asing organik, termasuk makanan, karet, kayu, dan spons, cenderung lebih mengiritasi mukosa hidung dan dapat mengunculkan gejala yang lebih cepat. Kacang polong, buncis, dan kacang-kacangan adalah yang paling sering dari benda asing di hidung. Benda asing yang dicurigai ada di dalam hidung haruslah secepatnya di klasifikasikan jenis benda organic atau anorganik, karena akan mempengaruhi penatalaksanaan dari setiap jenis tersebut. 3,42.4. Diagnosis Benda Asing di Hidung

2.4.1. Anamnesis

Dalam satu penelitian, presentasi pasien datang lebih dari 48 jam setelah memasukkan benda asing di hidung menyumbang 14% dari semua kasus. Anamnesis dengan pasien, orangtua, dan pegasuh haruslah menyeluruh agar jelas dalam mengidentifikasi jenis benda asing dan memudahkan dalam penatalksanaan nantinya.3 Secara klinis yang paling umum adalah penyumbatan hidung unilateral. Dokter harus memikirkan diagnosis benda asing pada semua pasien dengan iritasi hidung, epistaksis, bersin, mendengkur, sinusitis, stridor, mengi, atau demam. Beberapa penulis bahkan telah melaporkan menemukan benda asing sebagai etiologi pasien dengan klinis tidak biasa, seperti mudah marah, halitosis (bau napas yang tidak menyenangkan), atau bromhidrosis umum (malodor tubuh). Untuk menghindari komplikasi dan pengobatan tertunda, dokter harus mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi untuk diagnosis ini.3

Kecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien datang dengan usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral kavum nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan bernapas melalui mulut. Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Benda asing, seperti karet busa, sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk.2,32.4.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik utama, dan pasien yang kooperatif sangat penting bagi keberhasilan pengeluaran benda asing. Orang tua dan paramedic mungkin diperlukan untuk kenyamanan dan menenangkan seorang anak untuk pemeriksaan menyeluruh.3

Visualisasi maksimal rongga hidung diperoleh dengan menggunakan lampu kepala. Beberapa peneliti merekomendasikan posisi anak usia di bawah 5 tahun dalam posisi berbaring terlentang dan anak yang lebih tua dalam posisi duduk untuk melihat benda asing secara optimal. Spekulum hidung juga juga digunakan dalam membantu untuk melihat rongga hidung dna mengidentifikasi jenis, bentuk, ukuran, dan lokasi dari benda asing.Benda asing dapat ditemukan di setiap area rongga hidung, meskipun benda yang paling diduga di bawah konka inferior atau di anterior konka. Kadang-kadang, bukti trauma lokal mungkin ada, dengan eritema, edema, perdarahan, atau keduanya. Apabila benda asing sudah terlalu lama di dalam rongga hidung, biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti adanya discharge hidung dan bau busuk. Pada pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.2,3Selain pemeriksaan dari rongga hidung, diperlukan juga menilai komplikasi dari benda asing di hidung seperti mencari tanda-tanda otitis media akut dengan otoskop, menilai sinusitis, memeriksa kaku kuduk, dan auskultasi dada dan leher untuk wheezing atau stridor, yang mungkin menjadi petunjuk dari aspirasi benda asing.32.4.3. Imaging

Luasnya pemeriksaan tergantung pada klinis pasien. Untuk sebagian kasus benda asing di hidung, tidak ada indikasi imaging, kecuali benda asing dari logam atau benda kaku dan sebagian besar benda asing yang dicurigai radiolusen. Ketika diagnosis lain dipikirkan (misalnya, tumor, sinusitis) perlu CT-scan.3Di sisi lain, jika kekhawatiran untuk benda asing yang teraspirasi, rontgen foto toraks atau abdomen haruslah dilakukan. Aspirasi benda asing yang radiolusen dapat disimpulkan dari terperangkapnya udara postobstruktif, dan benda asing yang tertelan akan terlihat radiopak, karena benda asing dicerna.32.5. Teknik Mengeluarkan Benda Asing di Hidung2.5.1. Persiapan sebelum melakukan TeknikPengambilan benda asing di hidung dapat dicoba oleh dokter yang berpengalaman jika mungkin dapat diekstraksi. Jika ada keraguan tentang bisa tidaknya ekstraksi, harus dikonsultasikan ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorok. Pengeluaran benda asing yang dicoba berulang kali dapat mengakibatkan meningkatnya trauma dan berpotensi memindahkan benda asing ke lokasi yang tidak diharapkan. Pengeluaran secara mekanik dari benda asing tidak harus dicoba jika benda tersebut tampaknya di luar jangkauan.3Pengangkatan tidak boleh dilakukan tanpa sedasi pada pasien yang tidak kooperatif. Idealnya, teknik nonmekanik seperti tekanan udara positif harus dicoba pada pasien ini.3Benda asing yang dicoba diangkat berkali-kali akan lebih berbahaya karena dapat menyebabkan pengangkatan lebih sulit, dan benda asing dapat menjadi lebih dalam. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat penting untuk memaksimalkan kemungkinan pengangkatan pada usaha pertama. Selain itu, suplai pernapasan darurat haruslah tersedia untuk menanggulangi kebutuhan oksigen jika setelah pengangkatan hasil benda asing terjadi aspirasi.3Peralatan yang digunakan meliputi:3 Lampu kepala Vasokonstriktor topical

Spekulum hidung Bag-valve mask Forseps alligator

Probe hooked Balon kateter Kuret Peralatan suction

Anestesi lokal biasanya tidak diperlukan, karena rasa sakit seringnya tidak muncul pada pasien selama pengangkatan. 6 Namun, vasokonstriksi farmakologis dari mukosa hidung dapat memfasilitasi pemeriksaan dan pengangkatan dari benda asing di hidung. Anestesi dan vasokonstriksi mukosa dapat dicapai dengan memberikan beberapa tetes lidokain 1% (tanpa epinefrin) dan 0,5% phenylephrine ke lubang hidung yang terkena. Anestesi pada teknik mengeluarkan benda asing pada hidung dapat dilakukan dengan anestesi semprot dengan pilihan anestesinya yaitu lidokain.5 Untuk pasien yang khawatir, nebulasi dari 1-2 ml dari 1:1000 epinefrin telah berhasil digunakan untuk vasokonstriksi mukosa. Dari laporan kasus epinefrin nebulasi direkomendasikan hanya jika benda asing di hidung cukup besar, gerakan ke posterior hidung tidak mungkin, dan jika saluran pernafasan aman.3 Jika kepala pasien tidak kooperatif tidak dapat distabilkan, pemberian sedasi harus dilakukan sebelum pengangkatan mekanik. Satu penelitian melaporkan tingkat keberhasilan sangat tinggi (95%) dan tingkat komplikasi yang rendah dengan penggunaan sedasi. Penelitian lain berpendapat bawa pada pasien yang memiliki benda asing di hidung dan tidak koperatif sebaiknya tidak di berikan obat-obatan sedatif, karena dapat meningkatkan komplikasi dengan mengurangi reflex batuk dan muntah pasien.2,3 Selain itu pada anak kecil yang memiliki benda asing pada hidung sebaiknya posisi pasien harus dipegang oleh penjaga atau orangtuanya, dengan kedua kaki pasien di jepit oleh kedua paha orangtua, sehingga pasien dapat terfiksasi dan tenaga medis mudah untuk mengeluarkan benda asing tersebut.5Beberapa teknik pengangkatan yang tersedia, dan pilihan metode tergantung pada jenis benda asing di hidung, alat yang tersedia, dan kenyamanan dokter dengan masing-masing metode. Untuk benda asing yang mudah dilihat, kebanyakan dokter lebih memilih pengangkatan langsung. Jika benda asing sulit terlihat atau bulat atau tidak berhasil diangkat dengan instrumentasi langsung, pengeluaran dengan balon kateter adalah metode yang disukai. Untuk benda asing yang besar, teknik tekanan positif yang umum digunakan. 3Semua upaya pengeluaran benda asing dapat menjadi komplikasi akibat kerusakan mukosa dan perdarahan. Selain itu, semua usaha yang gagal dapat mengakibatkan perpindahan benda asing ke posterior.3,6Teknik yang dipilih untuk mengeluarkan benda asing di dalam hidung selain berdasarkan jenis dari benda asing sendiri juga harus berdasarkan dengan lokasi dan bentuk benda asing tersebut.12.5.2. Jenis-jenis Teknik Mengeluarkan Benda Asing di HidungInstrumentasi langsung

Teknik ini sangat ideal untuk benda asing yang mudah terlihat, tidak bulat, benda asing tidak rapuh. Instrumen dijelaskan sebelumnya termasuk forsep alligator. Benda asing rapuh dan bulat sangat sulit untuk dikeluarkan dengan teknik ini; benda rapuh bisa robek, dan benda-benda bulat mungkin sulit dan mudah pindah ke posterior.3Probe hooked dapat digunakan untuk benda-benda yang mudah dilihat tetapi sulit untuk dipahami. Hook ditempatkan di belakang benda asing tersebut kemudian ditarik ke depan. Satu peneliti melaporkan menggunakan endoskopi fleksibel untuk melihat benda asing di hidung kemudian menggunakannya sebagai pengait untuk menarik benda asing. Teknik ini, disebut sebagai "hook-scope", teknik ini berguna jika pasien kooperatif.3Beberapa penulis telah menyarankan menggunakan kombinasi instrumentasi langsung dan menyarankan kateter balon ditempatkan di belakang benda asing untuk mencegah perpindahan posterior selama upaya pengeluaran.3Kateter balon

Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil, benda bulat yang tidak mudah diambil dengan instrumentasi langsung. Kateter yang dapat digunakan yaitu kateter Foley (misalnya, 5-8), kateter Forgaty (misalnya, No. 6), atau Katz Extractor Oto-Rhino Foreign Body Remover (California) juga merupakan pilihan.3Terlepas dari berbagai macam jenis kateter, teknik yang digunakan adalah sama. Pertama, balon diperiksa, dan kateter dilapisi dengan 2% lidokain jelly. Kemudian pasien berbaring telentang dan kateter dimasukkan melewati benda asing di dalam rongga hidung, lalu diberikan udara atau air ke dalam kateter ( 2ml pada anak-anak kecil dan 3 ml pada anak-anak yang lebih besar). Setelah dibalonkan, kateter ditarik keluar sehingga benda asing juga ikut tertarik.3 Teknik dengan kateter juga dapat digunakan sebagai pencegahan agar benda asing di bagian anterior tidak kearah posterior saat dilakukan teknik lainnya.4Tekanan positif

Benda asing yang besar bisa dilakukan teknik tekanan positif. Teknik ini dapat dilakukan oleh penderita sendiri dengan menutup hidung yang normal dan menghembuskan nafas dari hidung secara keras, selain itu pada anak yang mengalami benda asing di hidung, dapat ditiup mulut anak tersebut oleh orangtuanya kissing technique atau masker bag-valve.2,3,4 Ketika topeng bag-valve digunakan, manuver Sellick dapat dianggap untuk mencegah esophageal insuflasi udara. Teknik ini banyak dilakukan pada anak dan dapat menyebabkan komplikasi seperti barotrauma di telinga dan emfisema periorbital. Tekanan positif juga memiliki risiko yang menyebabkan barotrauma ke saluran napas, paru-paru, atau membran timpani, dan dokter harus menghindari penggunaan volume besar udara paksa. Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, komplikasi yang terakhir belum dilaporkan.2,4Tekanan Negatif (Suction)Teknik ini sangat ideal untuk benda aisng yang terlihat, halus atau bulat dimana benda sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator. Suction yang diberikan pada pasien biasanya yang bertekanan 100-140 mmHg.4Lem atau Perekat

Metode ini sangat efektif terhadap benda asing yang licin, bulat, dan sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator. Benda asing yang akan diambil haruslah yang kering dan terlihat sehingga risiko kontak dengan mukosa sekitar benda asing dihidung minimal.4 Lem atau perekat dalam hal ini cyanoacrylate yang digunakan di oleskan tipis ditempatkan di ujung aplikator kayu atau plastik, yang kemudian menempel benda asing selama 60 detik. Tanpa kerja sama penuh dari pasien, mukosa hidung dapat dengan mudah terluka oleh lem tempatnya.3Instrumen yang dibuat sendiri

Instrumen yang dibuat sendiri dapat berasal dari paper clip. Teknik ini dapat dilakukan apabila tidak dapat dilakukannya teknik lainnya karena komplikasi pada teknik ini dapat menyebabkan trauma yang berat dan infeksi.4Teknik dengan menggunakan instrumen pembedahan

Teknik mengeluarkan benda asing dengan instrument pembedahan biasanya apabila riwayat masuknya benda asing diikuti dengan adanya epistaksis. Pemilihan alat atau instrument tergantung dari jenis benda asing tersebut. Forcep alligator dapat digunakan terhadap benda asing dihidung yang ireguler dan memiliki sudut yang dapat ditarik keluar, sedangkan hook, curretes, dan loop dapat digunakan terhadap benda yang licin atau sulit di tarik keluar. Secara umum, benda asing di hidung bisa dikeluarkan secara aman oleh dokter umum. Namun, jika sulit dan gagal harus segera konsultasi ke spesialis THT. Rujukan ke dokter spesialis harus dilakukan ketika ada kekhawatiran diagnosis ke arah tumor atau massa.3,4Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian dari teknik mengeluarkan benda asing 4TeknikKeuntunganKerugian

Tekanan positifTidak menyebabkan traumaRisiko untuk terjadi barotraumas

Tekanan negativeBaik utuk benda asing yang bulat dan berukuran keci di daerah anterior cavum nasi. Mudah dilakukan.Harus benda yang padat, tidak bisa digunakan pada benda asing dibagian posterior

Menggunakan perekatTidak menyebabkan trauma

Mudah dilakukanBenda asing harus terlihat

Teknik menggunakan kateterBaik digunakan pada benda asing di bagian posteriorAda kemungkinan trauma, diperlukan teknik anestesi

Instrumen pembedahan-Benda asing dapat pindah ke daerah posterior dan trauma.

Instrumen yang di buatInstrumen dapat dibuat disesuaikan dengan bentuk benda asingTrauma, benda asing dapat pindah ke daerah posterior

2.6. Komplikasi

Komplikasi utama dari teknik mengeluarkan benda asing dari hidung yaitu terjadi aspirasi khususnya pada anak yang tidak koperatif saat penatalaksanaan. Selain itu perdarahan merupakan komplikasi yang cukup sering juga dilaporkan pada pasien dengan benda asing di hidung, meskipun bersifat minimal dan cukup dengan kompresi manual.3,4 Benda asing itu sendiri dapat menyebabkan iritasi pada pasien. Morbiditas terutama disebabkan oleh hasil peradangan, kerusakan mukosa, dan perluasan ke struktur yang berdekatan. Komplikasi yang dilaporkan adalah:3 Aspirasi Sinusitis Otitis media akut Perforasi septum hidung Selulitis periorbital Meningitis Epiglotitis akut Difteri Tetanus

BAB 2LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama

: Laura Esariani

MR

: 898171

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 10 tahun

Alamat

: Siberut Barat Daya, Mentawai.

Tanggal masuk

: 10 Februari 2015II. Anamnesis

Keluhan Utama: Keluar darah dari hidung sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakitRiwayat penyakit sekarang:

Keluar darah dari hidung sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien tertembak senapan angin 4 hari SMRS, terkena daerah hidung kiri, pasien tidak sadar dengan keluar darah dari hidung serta mulut.

Pasien dibawa ke RSUD Siberut ditatalaksana hingga perdarahan berhenti, kemudian pasien sadar dan muntah, berisi cairan berwarna merah kehitaman frekuensi 1x, sebanyak 200 cc. Nyeri hidung kiri sejak 4 SMRS, nyeri disekitar luka tembak Hidung kiri terasa tersumbat sejak 3 hari yang lalu

Keluar cairan dari hidung kiri saat 3 hari SMRS, warna bening, tidak kental, tidak berbau. Demam tidak ada, nyeri kepala tidak ada Gangguan pendengaran tidak ada Gangguan penglihatan tidak ada

Gangguan penciuman tidak ada Pasien dirujuk ke RSUP M Djamil untuk pengangkatan benda asing.

Riwayat Penyakit Dahulu

pasien pernah menderita sesak nafas disertai wheezing, tonsillitis dan alergi terhadap ikan asinRiwayat penyakit keluargaIII. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: sakit sedang

Kesadaran

: komposmentis kooperatif

Tekanan darah

:

Nadi

: 80x/menit

Nafas

: 18x/menit

Suhu

: 36,50C

Kulit: sawo matang, teraba hangat, sianosis tidak ada, pucat tidak ada

Kelenjar getah bening: tidak ditemukan pembesaran

Kepala

: bulat, simetris

Rambut

: hitam, tidak mudah rontok

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Status lokalis THT:

1. Telinga

Telinga kananTelinga kiri

Daun telinga

Linag telinga

Sekret

Membran timpani

Mastoid

Tanda paresis N VII

Kelainan kongenital (-)

Lapang

Tidak ada

Utuh, reflek cahaya (+)

Nyeri tekan (-)

Tidak adaKelainan kongenital (-)

Lapang

Tidak ada

Utuh, reflek cahaya (+)

Nyeri tekan (-)

Tidak ada

Tes garpu tala:

Rinne

: kanan (+) kiri (+)

Weber

: tidak ada lateralisasi

Schwabach: sama dengan pemeriksa

2. Hidung

bagian luar

: udem di pangkal hidung sebelah kiri terlihat vulnus sclopetorum

bagian dalam

Hidung KananHidung Kiri

Vestibulum nasi

Kavum nasi

Konka media

Konka inferior

Septum

Sekret

MassaTidak ada kelainan

Lapang

Eutrofi

Eutrofi

Tidak adaTidak adaTidak ada kelainan

Sempit, hiperemis, tampak pendorongan dinding lateraleutrofieutrofi, tampak pendorongan dinding lateral kavum nasi 1/3 lateral anteriorAda,

Tidak ada

3. sinus paranasal

Kanankiri

Choanae

Warna

Eustachius tubaLapang

Merah muda

TerbukaLapang

Merah muda

Terbuka

Adenoid: ada

Post nasal drip: tidak ada Massa tumor : tidak ada

4. Orofaring dan Mulut

Arkus faring: simetris

Palatum: massa tidak ada, nyeri tekan tidak ada

Dinding faring: tenang

Tonsil palatina: - T1 T1 - merah muda (ki/ka)

- kripti tidak melebar (ki/ka)

- detritus tidak ada (ki/ka)

- perlengketan dengan pilar tidak ada (ki/ka)

Peritonsil: tidak ditemukan kelainan

Massa tumor: tidak ada

Gigi

: caries tidak ada

Lidah

: dalam batas normal

5. Laring dan hipofaring

Epiglotis: tenang

Aritenoid: tenang

Pita suara palsu (plika ventrikularis): merah muda, edema (-), massa (-)

Pita suara (plika vocalis): merah muda, gerakan adduksi saat bersuara dan abduksi saat bernafas, massa (-)

Subglotis: jumlah 1

Trakea

: berada ditengah

Sinus piriformis: tidak ada sekret

Massa tumor: tidak ada

IV. Diagnosis

Vulnus Sclopetorum nasal + corpus alienum et kavum nasi sinistraV. Pemeriksaan Penunjang

Cek Hb, Ht, leukosit, trombosit, PT/APTT

VI. Tatalaksana

Medikamentosa: injeksi ceftriaxon 2x50 mg

Injeksi Dexametason 3x ampul

Tindakan bedah: rencana pro eksplorasiFollow Up 11 Februari 2015S/ Demam tidak ada

Hidung tersumbat masih dirasakan

Nyeri pada hidung ada

O/ Status lokalis THT

ADS : Liang telinga lapang / lapang, MT : Utuh / utuh, RC : + / +

Hidung : Tampak vulnus sclopectorum KND lapang, KNS sempit, tampak pendorongan dinding lateralTenggorok : arcus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1, tenang, dinding posterior faring tenang.

BAB 4

DIKSUSI

Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 10 tahun di bangsal THT RSUP Dr. M Djamil Padang sejak tanggal 10 Februari 2015 dengan diagnosis Vulnus Sclopetorum Nasal + corpus alienum et kavum nasi sinistra. Menurut literatur, biasanya pasien datang dengan usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral kavum nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan bernapas melalui mulut. Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Dengan hasil pemeriksaan fisik terdapat bukti trauma lokal, dengan eritema, edema, perdarahan, atau keduanya, inflamasi mukosa hidung yang unilateral dan dapat terjadi ulserasi. discharge hidung dan bau busuk.Diagnosa ini ditegakkan dari anamnesa berupa Keluar darah dari hidung dan mulut , hidung tersumbat, nyeri hidung, keluar cairan dari hidung setelah tertembak senapan angin sejak 4 hari yang lalu karena tertembak senapan angin. sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik berupa kavum nasi sempit, hiperemis, tampak pendorongan dinding kavum nasi 1/3 dinding lateral anterior.

Menurut literatur, tatalaksana pada kasus benda asing di hidung dengan pengambilan benda asing di hidung. serta pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi. Pada pasien ini diberi terapi ceftriakson dan deksametason serta direncanakan pro eksplorasi,DAFTAR PUSTAKA1. A., Peter Higler. Penyakit Hidung. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. 1997. Hal. 238-239. 2. H., Mariana Junizaf. Benda asing di Saluran Napas. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. 2007. Hal 259, 262.3. Fischer JI. 2013. Nasal Foreign Body, http//emedicine.medscape.com/article/763767-overview. Diakses 12 Februari 2015, 14:004. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body. The Ear, Nose, and Throat. Virginia. Am Fam Physician. 2007.76: Pg. 1185-9.

5. Davies PH, Benge JR. Foreign Body. The Nose and Ear: A Review Techniques for Removal in the Emergency Department. J Accid Emerg Med; 17. 2000. Pg. 91-94.6. Carrie S. Pediatric ENT Nasal Foreign Body, Epistaxis, and Nasal Trauma. United Kingdom: Springer. 2007. Pg. 285-289

7. Johnson JT, Rosen CA. Baileys Head & Neck Surgery Otolaryngology Part 1, 5th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2014. Pg. 1402-1406

2