BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …
Transcript of BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1184 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN
BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA
PADA PT. MODERN WIDYA TEHNICAL
CABANG BALIKPAPAN
Sudarmo Sudarmo1), Fice Handayani 2), dan Sri Astuti 3)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan 1,2)
1)[email protected] 2)[email protected]
Abstract The purpose of this research is to find the income level is to be retained PT. Modern
Widya Tehnical so that they do not suffer the loss of it, know the amount of income minimal
company should be obtained, know forecasting profit and revenue PT. Modern Widya Tehnical in
2017.
The research use quantitative methods. Data is collected using documentation technique
and obseravation. Data analysis using formula Break Even Point, contribution margin, margin
of safety, shutdown point, least square method.
This research result that the income of PT.Modern Widya Tehnical during years 2013 –
2016 is still above the Break Even Point. And research suggest that income and profit that
may be obtained in 2017by least square method is 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690.
Keywords : Profit planning, Cost planning, Selling volume, Profit, Break Even Point,
contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan yang harus
dipertahankan PT. Modern Widya Tehnical agar tidak menderita kerugian, mengetahui jumlah
pendapatan minimal yang harus diperoleh perusahaan, mengetahui peramalan laba dan
pendapatan PT. Modern Widya Tehnical di tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dengan
menggunakan teknik dokementasi dan observasi. Analisis data menggunakan rumus Break Even
Point, contribution margin, margin of safety, shut down point, dan least square method.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh PT. Modern
Widya Tehnical selama tahun 2013 – 2016 masih berada diatas titik Break Even Point.
Dan dari penelitian diketahui bahwa pendapatan dan laba yang dapat diperoleh tahun 2017
dengan Least Square Method adalah Rp. 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690.
Kata Kunci : Perencanaan Laba, Perencanaan Biaya, V olume Penjualan, Break Even Point,
contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method.
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1185 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
Pendahuluan
Didalam sebuah perusahaan
manajemen dituntut untuk menghasilkan
keputusan – keputusan yang menunjang
terhadap pencapaian tujuan perusahaan
serta mempercepat perkembangan
perusahaan. Manajemen memerlukan
suatu perencanaan didalam mencapai
tujuan perusahaan. Persaingan usaha
yang semakin ketat, ditambah banyaknya
perusahaan asing yang menanamkan
modalnya mengharuskan manajer
dituntut untuk lebih jeli didalam
mengambil setiap keputusan.
Manajer harus dapat membuat
perencanaan secara terpadu atas semua
kegiatan operasional perusahaan, baik
yang sedang berlangsung maupun yang
sedang direncanakan agar dapat
mencapai target laba yang direncanakan
oleh perusahaan.
Salah satu perencanaan yang dapat
dibuat oleh manajemen adalah
perencanaan laba. Perencanaan laba
berisikan langkah – langkah yang
ditempuh perusahaan untuk mencapai
besarnya target laba yang diinginkan.
Laba merupakan tujuan utama dari
perusahaan karena laba merupakan
selisih antara pendapatan yang diterima
(dari hasil penjualan) dengan biaya
yang dikeluarkan, maka perencanaan
laba dipengaruhi oleh perencanaan
penjualan dan perencanaan biaya. Dalam
perencanaan laba hubungan antara biaya,
volume dan laba memegang peranan
yang sangat penting. Biaya menentukan
harga jual untuk menentukan tingkat
laba yang dikehendaki, harga jual
mempengaruhi volume penjualan,
sedangkan volume penjualan langsung
mempengaruhi volume produksi dan
volume produksi mempengaruhi laba.
Perencanaan laba memerlukan alat
berupa analisis biaya- volume – laba.
Salah satu teknik analisis biaya-volume-
laba adalah analisis break even (analisis
titik impas). Titik impas sendiri diartikan
sebagai keadaan dimana suatu usaha tidak
memperoleh laba teteapi juga tidak
mengalami rugi.
Peneliti tertarik mengambil PT.
Modern Widya Tehnical sebagai obyek
penelitian di karenakan perusahaan ini
sedang melakukan berbagai upaya kearah
peningkatan prestasi kerja yang dicapai
dengan tujuan untuk meningkatkan
keuntungan.
Adapun permasalahan yang
menjadi fokus dalam tulisan ini adalah:
1. Apakah prestasi kerja PT. Modern
Widya Tehnical cabang Balikpapan
selama tahun 2013-2016 mampu
mencapai titik impas (Break even
point)?
2. Apakah prestasi kerja yang diperoleh
oleh PT. Modern Widya Tehnical
cabang Balikpapan selama tahun
2013–2016 berada diatas tingkat
keamanan (margin of safety) ?.
3. Apakah prestasi kerjayang diraih oleh
PT. Modern Widya Tehnical cabang
Balikpapan selama tahun 2013-2016
menyebabkan kegiatan usahanya
harus ditutup (shut down point)?.
Tulisan ini terdiri dari beberapa bagian.
Bagian pertama adalah pendahuluan yang
diikuti oleh tinjauan pustaka pada bagian
kedua. Bagian ketiga berisikan
metodologi penelitian yang dilakukan.
Selanjutnya bagian keempat
mengungkapkan hasil dan pembahasan
yang kemudian disimpulkan dan saran
pada bagian kelima.
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1186 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
1. Tinjauan Pustaka
1.1. Penelitian Terdahulu
Sejumlah penelitian terdahulu
yang berhubungan dengan kajian Analisis
Break Even Point (BEP) sebagai dasar
pengambilan keputusan telah banyak
dilakukan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Jalaluddin (2014) dari fakultas
ilmu administrasi Universitas Brawijaya
dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 13 No.1 Agustus 2014, melakukan
penelitian tentang analisis BEP sebagai
alat untuk merencanakan laba pada
Koperasi Sari Apel Brosem. Masalah
yang diangkat adalah bagaimana
penerapan analisis titik impas penjualan
beserta margin of safety, pada perusahaan
tersebut.Perencanaan laba pada periode
berikutnya beserta penjualan minimal
yang harus dicapai. Jenis penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Data yang
digunakan didalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan Koperasi Sari Apel Bolsem
Tahun 2011 – 2013. Variabel – variabel
yang digunakan didalam penelitian ini
terbagi menjadi dua yaitu : variabel X
yang merupakan variabel independent
yang terdiri dari : Biaya – biaya (X1
), Volume Penjualan (X2 ), Harga Jual
Produk (X3 ) dan varibel Y yang
merupakan variabel Dependent yaitu laba
operasi. Hasil dari penelitian ini diketahui
bahwa Koperaasi Sari Apel Brosem
untuk penjualan sari apel pernah berada
pada titik break even yaitu pada tahun
2013.
Selanjutnya penelitian yang di
lakukan oleh Lulus Purnaning Mahanani
(2015) dari Fakultas Ekonomi Universitas
Bhayangkara Surabaya dalam jurnal
Akuntansi UBHARA ISSN: 2460-7762,
melakukan penelitian tentang analisis
BEP sebagai alat pengambila keputusan
dalam rangka meningkatkan perencanaan
laba perusahaan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui perencanaan
laba dan penjualan yang harus
dipertahankan pada PT. Widaya Inti
Plasma di Sidoarjo. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Data yang digunakan didalam penelitian
ini terdiri dari: data primer yaitu data
yaitu data umum perusahaan dan data
sekunder yang berasal dari laporan
keuangan PT. Widaya Inti Plasma.
Variabel – variabel yang digunakan
didalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu : variabel X yang merupakan
variabel independent yang terdiri dari
: Biaya – biaya (X1 ), Volume
Penjualan (X2 ), Harga Jual Produk
(X3) dan varibel Y yang merupakan
variabel Dependent yaitu laba operasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
adanya perbedaan pencapaian titik impas
dalam rupiah dan dalam kuantitas di
setiap tahunnya. Untuk setiap tahunnya
dapat dilihat bahwa penjualan yang
dilakukan perusahaan sudah baik dan
selalu berada diatas titik impas, yang
berarti perusahaan mampu untuk
mencapai keuntungan setiap tahunnya.
Christine P. Ponomban (2013) dari
Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi
Universitas Samratulangi Manado dalam
jurnal EMBA Vol.1 No.4Desember
2013, melakukan penelitian tentang
analisis BEP sebagai alat perencanaan
laba pada PT. Tropica Cocoprima.
Masalah yang diangkat adalah bagaimana
penerapan BEP dalam menghitung
penjualan minimal beserta margin of
safety perusahaan manufaktur tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian
expost facto, dimana variabel yang diteliti
tidak dikenai suatu tindakan, perlakuan
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1187 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
atau manipulasi, melainkan hanya
meneliti dan mengungkapkan faktor –
faktor yang diteliti berdasarkan keadaan
yang sudah ada. Penelitia ini
menggunakan metode pengumpulan
data surveilapangan dan studi
kepustakaan. Variabel X merupakan
variabel bebas (independent variabel)
yaitu Break Even Point yang diperoleh
dari hasil perhitungan antara biaya tetap,
biaya variabel dan harga jual tiap unit.
Variabel Y merupakan variabel bebas
(Dependent variabel) yaitu laba operasi
perusahaan yang diperoleh dari penjualan
bersih yang dikurangi biaya operasi
perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya perbedaan
pencapaian titik impas dalam rupiah dan
dalam kuantitas di setiap tahunnya. Untuk
setiap tahunnya dapat dilihat bahwa
penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan sudah baik dan selalu berada
di atas titik impas, yang berarti
perusahaan mampu untuk mencapai
keuntungan setiap tahunnya.
1.2. Landasan Teori
Laporan Keuangan
Berbicara tentang Break Even
Point (BEP) tidak bisa di pisahkan
dengan laporan keuangan. Karena data-
data yang dipakai dalam BEP ini berasal
dari laporan keuangan tersebut.
Menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) paragraph 7
(2017) Laporan Keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi dan
kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Harap (2013:105)
laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu.
Adapun komponen-komponen
dari laporan keuangan menurut PSAK
paragraph 11 (2017) :
a. Laporan posisi keuangan (neraca)
pada akhir periode;
b. Laporan laba rugi dan penghasilan
kompherensif lain selama periode;
c. Laporan perubaan ekuitas selama
periode;
d. Laporan arus kas selama periode;
e. Catatan atas laproan keuangan, berisi
ringkasan kebijakan akunting penting
dan informasi penjelasa lain; dan
f. Informasi komparatif untuk
mematuhi periode sebelumnya
sebagaiana ditentukan dalam paragraf
36.
Sehingga dapat dikatakan laporan
keuangan adalah suatu laporan yang
mencerminkan kegiatan perusahaan
dalam satu tahun yang di ukur dalam
suatu mata uang dan mencerminkan
kinerja suatu perusahaan dalam satu
tahun. Adapun pengguna atau yang lebih
sering di kenal dengan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan
keuangan ini diantaranya pihak internal
perusahaan seperti manager, dimana
laporan keuangan ini digunakan untuk
menganalisa kinerja yang di capai pada
tahun sebelimnya dan yang harus di
perbaiki untuk masa yang akan datang.
Dan pihak eksternal yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan seperti
pemerintah khususnya dirjen pajak,
perbankan dan investor tentunya.
Biaya
Didalam menganalisa Break Even Point
salah satu hal yang sering disinggung
adalah mengenai biaya. Karena biaya
didalam analisa Break Even Point
merupakan salah satu komponen yang
penting pada analisa ini. Biaya atau harga
pokok merupakan titik yang tidak boleh
diabaikan dalam sebuah perusahaan jika
perusahaan tersebut tidak ingin menderita
sebuah kerugian.
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1188 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
Adapun pengertian biaya menurut
Hansen & Mowen (2006:36) menyatakan
bahwa “biaya adalah kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat saat ini
atau dimasa datang bagi organisasi.”
Menurut IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) dalam Imam Ghozali & Anis
Chariri (2007:350) dalam buku Teori
Akuntansi menyatakan: “Beban
(expenses) adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal”
Menurut Kam (1990) dalam Imam
ghozali & Anis Chariri (2007:350)
dalam buku Teori Akuntansi “
mendefinisikan biaya sebagai penurunan
nilai aktiva atau kenaikan hutang atau
kenaikan ekuitas pemegang saham
(stockholder’s equity) sebagai akibat
pemakaian barang atau jasa oleh suatu
unit usaha untuk menghasilkan
pendapatan pada periode berjalan.”
Jadi biaya merupakan suatu
penurunan yang terjadi pada asset dan
kenaikan pada kewajiban, yang bertujuan
untuk memperoleh suatu barang atau jasa,
dan penggunaan suatu aktiva untuk
memperoleh pendapatan atau jasa.
Volume Penjualan
Adapun pengertian volume
penjualan menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Kita lihat pengertian volume
penjualan menurut Menurut Basu Swasta
(2005:65) bahwa “Volume Penjualan
merupakan penjualan bersih dari laporan
laba perusahaan. Penjualan bersih
diperoleh melalui hasil penjualan seluruh
produk (produk lini) selama jangka
waktu tertentu dan hasil penjualan yang
dicapai dari market share (pangsa pasar)
yang merupakan penjualan pontensial
yang dapat terdiri dari kelompok pembeli
selama jangka waktu tertentu”. Berikutnya
kita lihat pengertian volume penjualan
menurut Rangkuti (2009:207)
menjelaskan bahwa “volume penjualan
adalah pencapaian yang dinyatakan secara
kuantitatif dari segi fisik atau volume atau
unit suatu produk. Volume penjualan
merupakan suatu yang menandakan naik
turunnya penjualan dan dapat dinyatakan
dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.”
Laba dan Perencanaan Laba
Adapun pengertian laba dari
beberapa pendapat ahli adalah sebagai
berikut: Comitte on Terminology dalam
Harahap (2007:241) “Laba adalah jumlah
yang berasal dari pengurangan harga
pokok produksi, biaya lain dan kerugian
dari penghasilan atau penghasilan
operasi.”
Berikutnya menurut Accounting
Principle Board (APB) dalam Harahap
(2007:241) mendefinisikan “laba adalah
kelebihan (defisit) penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi.”
Jadi dapatlah dikatakan jika laba
itu terjadi dari kelebihan penjualan atau
pendapatan setelah di kurangai harga
pokok penujalan dan biaya-biaya selam
satu periode akuntansi.
Menurut Supriyono (2002:331)
perencanaan laba (profit planning) adalah
“perencanaan yang digambarkan secara
kuantitatif dalam keuangan dan ukuran
kuantitatif lainnya. Didalamnya juga
ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh
perusahaan”.
Break Even Point (BEP)
Ada beberapa pengertian Break
Even Point (BEP) menurut beberapa ahli
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1189 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
yakni menurut Honsen & Mowen
(2006:210), titik impas (break – even –
point) adalah titik dimana total
pendapatan dengan total biaya, yaitu titik
dimana laba dengan nol.
Pengertian BEP menurut ahli
selanjutnya adalah menurut Munawir
(2014:184) Break Even Point diartikan
suatu keadaan dimana dalam operasi
perusahaan, perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi
(penghasilan = total biaya).
Menurut Raharja putra
(2011:128), pengertian tentang titik impas
adalah hasil dimana hasil penjualan
(revenue) yang diperoleh perusahaan
hanya mampu menutup biaya operasional,
dalam hal ini perusahaan tidak mengalami
kerugian dan tidak memperoleh
keuntungan.
Dari pengertian diatas dapat kita
tarik sebuah kesimpulan bahwasanya
suatu perusahaan dikatakan berada pada
break event point apabila perusahaan
tidak memperoleh laba tetapi juga tidak
mengalami kerugian. Jadi dapat
dikatakan break event point merupakan
hubungan antara volume penjualan,
biaya dan tingkat keuntungan yang
akan diperoleh pada tingkat penjualan
tertentu, analisis break even point sering
disebut dengan cost, profit, volume
analysis (C.P.V analysis).
Contribution Margin
Menurut Honsen dan Mowen
(2006:212) Marjin kontribusi
(contribution margin) adalah pendapatan
penjualan dikurangi total biaya variable.
Pada titik impas, marjin kontribusi dengan
beban tetap.
Menurut Munawir (2014: 186)
margin kontribusi adalah hasil penjualan
dikurangi dengan biaya variabel yang
merupakan sisa atau margin yang tersedia
untuk menutupi biaya tetap dan laba.
Dari uraian diatas dapat di tarik
kesimpulan bahwa pengertian kontribusi
margin adalah sisa hasil penjualan setelah
Titik penutupan usaha (Shut down point)
yaitu informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen tentang berapa jumlah nilai
penjualan minimum sehingga perusahaan
tidak layak untuk dilanjutkan (harus
ditutup).
Margin of Safety
Menurut Kasmir (2013:345-346)
menyatakan bahwa “tingkat keamanan
atau Margin of Safety (MOS) merupakan
hubungan atau selisih antara penjualan
tertentu (sesuai anggaran) dengan
penjualan pada titik impas. Batas aman
digunakan untuk mengetahui berapa besar
penjualan yang dianggarkan untuk
mengantisipasi penurunan penjualan agar
tidak mengalami kerugian.”
Menurut Bambang Riyanto
(2010:366) besarnya marhgin of safety
(MOS) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
MOS= x100%
Adapun maksud dan tujuan dari
margin of safety adalah untuk
memberikan informasi berapa maksimum
volume penjualan yang direncanakan
tersebut boleh turun, agar perusahaan
tidak menderita rugi atau dengan kata lain
angka margin of safety memberikan
petunjuk jumlah maksimum penurunan
volume yang direncanakan, yang
tidak mengakibatkan kerugian.
Least Square Method
Menurut harap (2013:151)
Analisis kuadrat terkecil (least square)
merupakan suatu metode analisis yang
ditujukkan untuk melakukan suatu
estimasi atau peramalan pada masa yang
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474
p-ISSN 2252 – 4835
1190 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
mendatang. Untuk melakukan peramalan
dengan baik maka dibutuhkan berbagai
macam informasi (data) yang cukup
banyak dan diamati dalam periode waktu
relatif cukup panjang, sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui
sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi
dan faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi terhadap perubahan
tersebut.
Shut Down Point
Menurut Darsono Prawironegoro
& Ari Purwanti (2008:127) dalam Jesi
Boroma (2013:2) menyatakan bahwa :
Titik penutupan usaha yaitu informasi
yang dibutuhkan oleh manajemen tentang
berapa jumlah nilai penjualan minimum
sehingga perusahaan tidak layak untuk
dilanjutkan (harus ditutup). Apabila
perusahaan beroperasi dibawah BEP
berarti perusahaan secara akuntansi
mengalami kerugian.
1.3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori dan
pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini. Maka sebelum sampai pada
tahap pembahasan masalah, maka penulis
memaparkan terlebih dahulu masalah
yang ingin dikaji dalam penelitian ini.
Masalah yang dikaji adalah berapa
progress minimum yang harus dicapai
perusahaan agar berada pada titik Break
Even dan pada progress berapa
perusahaan harus segera ditutup.
Berdasarkan pemaparan masalah yang
dikaji maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah perusahaan jasa
konstruksi PT. Modern Widya Tehnical
Cabang Balikpapan yang terletak di Jalan
Jendral Sudirman Komplek Ruko
Balikpapan Super Block (BSB) Blok F 18-
19, Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan
Timur.
2.2. Sumber Dan Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data sekunder yaitu
berupa laporan keuangan PT. Modern
Widya Tehnical cabang Balikpapan
Periode 2013–2016 (empat tahun).
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi berupa
laporan keuangan yakni Laporan L/R
periode 3013 – 2016.
2.4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah dengan menggunakan
metode analisis deskriptif kuantitatif,
1191 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
yaitu menyajikan rangkuman data atau
nilai yang dihitung berdasarkan data
yang tersedia atau data ang
dikumpulkan kemudian disajikan dalam
bentuk instrumen analisis tabel, yang
selanjutnya dilakukan penjumlahan
dan prosentase yang kemudian
disimpulkan.
Analisis data dilakukan dengan
mengevaluasi hasil perhitungan
penentuan harga jual oleh perusahaan,
dan hasil perhitungan yang dilakukan
penulis yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Memisahkan biaya semi variable
menghitung masing-masing tingkat
biaya
b. Menghitung Break Even Point
1) Perhitungan BEP atas dasar unit
dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus:
BEP (Q) =
Dimana:
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
FC = Biaya tetap
Q = Jumlah unit produk yang
dihasilkan dan dijual
2) Perhitungan BEP atas dasar nilai
penjualan dalam rupiah dapat
dilakukan dengan menggunakan
rumus aljabar sebagai berikut:
BEP =
Dimana:
FC = Biaya Tetap
S = Volume Penjualan
VC = Biaya Variabel
c. Menghitung Kontribusi Margin
Adalah kelebihan penjualan diatas biaya
variabel. Informasi ini memberikan
gambaran jumlah yang tersedia untuk
menutup biaya tetap dan untuk
menghasilkan laba. Konsep marjin
kontribusi berfaedah bagi perencanaan
bisnis karena memberikan wawasan
tentang potensi laba perusahaan.
Margin Kontribusi = harga jual– biaya
variabel
d. Menghitung Margin Of Safety
Margin of safety merupakan batas
penurunan penjalan yang bisa ditolerir
oleh perusahaan agar tidak menderita
kerugian. Besarnya margin of
safety dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
MOS = X 100%
e. Menghitung Shut Down Point
Untuk mengetahui pada tingkat
penjualan berapa suatu usaha harus
dihentikan dapat dilakukan dengan
mencari titik perpotongan antara garis
pendapatan penjualan dengan garis biaya
tunai dalam grafik impas. Suatu usaha
harus dihentikan apabila pendapatan
yang diperoleh tidak dapat menutup
biaya tetap tunainya (cash Cost atau out
of pocket costs).
Titik penutupan usaha =
f. Melakukan Ramalan Laba Perusahaan
dengan Least Square
Analisis kuadrat terkecil merupakan suatu
metode analisis yang ditujukka untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan
pada masa mendatang
3. Hasil Dan Pembahasan
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Modern Widya Tehnical
merupakan salah satu perusahaan
nasional yang bergerak di bidang jasa
konstruksi, yang didirikan pada tanggal
10 Maret 1979 dengan nama PT.
EQUATOR dan berdasarkan perubahan
1192 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
akte tanggal 1 Juni 1982 berubah nama
menjadi PT. MODERN WIDYA
TEHNICAL yang memiliki kantor
cabang di Ambon, Jakarta, Jayapura dan
Balikpapan. Memasuki usia lebih 30
tahun berbagai sub bidang jasa
konstruksi telah dilaksanakan, antara
lain gedung mall, hotel, pusat bisnis.
Perusahaan pabrik kertas, pabrik
kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit,
pabrik pengolahan karet, industri
caustic, soda, CPO bulking station,
power plat, jalan-jalan tol, jembatan,
dan pengairan, dermaga, penahan
gelombang, bangunan pengolahan air
bersih dan air kotor, dan perpipaan,
transmigrasi dan pemukiman serta
pembukaan area dan lahan.
Perusahaan ini dapat disebut
sebagai perusahaan swasta yang sudah
besar jika dilihat dari pengalaman
diberbagai bidang dan beberapa cabang
dibeberapa daerah. Perusahaan ini juga
sudah berbentuk Perseroan Terbatas
yang dibuktikan dengan kepemilikan
beberapa surat-surat sebagai syarat
sebuah perusahaan persero yaitu
diantaranya:
1. SIUP No. 0909/25-
05/PB/KPP/IX/2013 berlaku sampai
dengan 16 Juli 2016.
2. TDP No. 250514600090 berlaku
sampai dengan 01 Juni 2018.
3. NPWP No. 01.114.826.9-071.001
atas nama PT. Modern Widya
Tehnical.
3.2. Hasil Penelitian
Analisa Pendapatan Penjualan
Pendapatan merupakan keseluruhan
hasil yang diterima oleh perusahaan dari
penjualan serta dinyatakan dalam rupiah
yang diperoleh dari mengalikan produksi
dengan harga produk. Pendapatan PT.
Modern Widya Tehnical Cabang
Balikpapan selama empat tahun dapat
dilihat pada table berikut :
Pendapatan PT. Modern Widya
Tehnical cabang Balikpapan seluruhnya
berasal dari pengerjaan proyek yang telah
diselesaikan. Dari table diatas terlihat bahwa
pendapatan yang diterima oleh PT. Modern
Widya Tehnical cabang Balikpapan
berfluktuasi banyak hal yang menyebabkan
terjadinya fluktusi tersebut.
Tabel 4.2 Tabel Fixed Cost dan Variabel
Cost
Sumber : Laporan keuangan perusahaan
Analisa Pengklasifikasian Biaya
Analisis break even dimulai dengan
mengklasifikasi biaya kedalam biaya tetap
dan biaya variabel .
Analisis Break Event Point
Break Even Point adalah posisi
dimana perusahaan tidak mengalami
kerugian tetapi juga tidak mendapatkan
untung. Berdasarkan analisa Break Even
Point diatas PT. Modern Widya
Tehnical cabang Balikpapan agar tidak
mengalami kerugian namun tidak juga
memperoleh keuntungan. Pada tahun
2013 pendapatan minimum yang
1193 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
harus diperoleh adalah
1.680.434.063, tahun 2014 adalah
2.996.377.049, tahun 2015 adalah
14.049.408.518 dan tahun 2016 adalah
19.155.028.897.
Analisis Contribution Margin
Contribution margin adalah
kelebihan pendapatan diatas biaya
variabel. Informasi ini untuk
memberikan gambaran jumlah yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan
untuk menghasilkan laba. Berdasarkan
analisa diketahui bahwa contribution
margin untuk tahun 2013 – 2016 adalah
47 % untuk tahun 2013, 39% untuk
tahun 2014, 36% untuk tahun 2015 dan
31% untuk tahun 2016.
Analisis Margin Of Safety
Margin of safety merupakan
batas penurunan penjualan yang masih
dapat ditolerir perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
Dari perhitungan diketahui
bahwasanya apabila terjadi penurunan
pendapatan pada tahun 2013 hanya boleh
sampai 44 % dari penjualan yang
ditargetkan atau sebesar Rp.
1.294.565.937 agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Penurunan
pendapatan pada tahun 2014 hanya boleh
sampai 50 % dari penjualan yang
ditargetkan atau sebesar Rp.
2.953.622.951 agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Pada tahun 2015
penurunan pendapatan hanya boleh
sampai 60 % dari penjualan yang
ditargetkan atau sebesar Rp.
20.700.591.482 agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Dan untuk tahun
2016 penurunan pendapatan hanya boleh
sampai 12 % dari penjualan yang
ditargetkan atau sebesar Rp.
2.694.971.103 agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
Analisis Shut Down Point
Shut down point adalah jumlah
pendapatan minimum yang dihasilkan
perusahaan yang menyebabkan kegiatan
tersebut harus dihentikan, karena jika
dilanjutkan akan menimbulkan kerugian
yang besar bagi perusahaan. Tabel berikut
memperlihatkan hasil perhitungan Shut
down point PT. Modern Widya Tehnical
untuk tahun 2013-2016 :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
pendatan yang dihasilkan dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2016 semuanya berada
diatas shut down point maka kegiatan di
perusahaan ini masih layak untuk
dilanjutkan.
Peramalan Laba Dan Pendapatan tahun
2017
Analisis kuadrat terkecil merupakan
suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau permalan.
Berdasarkan analisa
perhitungan peramalan perencanaan
laba , diketahui bahwasanya
pendapatan yang dapat dicapai oleh PT.
Modern Widya Tehnical cabang
Balikpapan ditahun 2017 adalah Rp.
48.515.743.103 dengan laba Rp.
5.629.370.690.
3.3. Pembahasan
1194 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
Dari hasil analisa diatas maka kita dapat
menjawab permasalahan yang di
utarakan sebelumnya yakni:
1. Apakah prestasi kerja PT. Modern
Widya Tehnical cabang Balikpapan
selama tahun 2013-2016 mampu
mencapai titik impas(Break even
point).?
Jawab :Ya dapat mencapai titik
impas (Break even point) bahkan
pendapatan yang diperoleh oleh PT.
Modern Widya Tehnical cabang
Balikpapan selama tahun 2013 –
2016 berada diatas titik impas (Break
even point ). Hal tersebut dapat
terlihat dalam tabel
rekapitulasi berikut.
2. Apakah prestasi kerja yang diperoleh
oleh PT. Modern Widya Tehnical
cabang Balikpapan selama tahun
2013–2016 berada diatas tingkat
keamanan (margin of safety) ?.
Jawab : Ya, pendapatan yang
diperoleh PT. Modern Widya
Tehnical cabang Balikpapan selama
tahun 2013 – 2016 masih berada
diatas tingkat keamanan (margin of
safety), hal tersebut dapat di lihat
dari tabel berikut ini :
3. Apakah prestasi kerja yang diraih
oleh PT. Modern Widya Tehnical
cabang Balikpapan selama tahun
2013-2016 menyebabkan kegiatan
usahanya harus ditutup (shut down
point)?.
Jawab: Tidak, hal ini dapat di lihat
dari pendapatan atau prestasi kerja
yang diraih oleh PT. Modern Widya
Tehnical cabang Balikpapan selama
tahun 2013-2016 belum
menyebabkan kegiatan perusahaan
tersebut harus mengalami penutupan
(shut down point). Karena
pendapatan yang diperoleh masih
berada diatas titik shut down point.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa diketahui bahwa
pendapatan yang diperoleh PT. Modern
Widya Tehnical masih berada diatas Break
Even Point dan margin of safety tertinggi
berada pada tahun 2015 yaitu sebesar 60
% dan terendah berada pada tahun 2016
yaitu sebesar 12%. Penurunan margin of
safety yang terjadi disebabkan adanya
penurunan pendapatan yang merupakan
akibat dari adanya krisis minyak yang
sedang terjadi. Walaupun pendapatan yang
diperoleh mengalami penurunan, tetapi
belum mengharuskan dilakukannya
penutupan usaha. Karena titik penutupan
usaha terjadi apabila pendapatan yang
diperoleh berada dibawah Rp.
19.292.502.223, sedangkan pendapatan
1195 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
PT. Modern Widya Tehnical tahun 2016
masih berada diatas titik shutdown point
yaitu Rp. 22.808.496.822.
Berdasarkan hasil analisa
sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa
pendapatan yang dapat diperoleh di tahun
2017 adalah Rp. 48.515.743.103 dengan
laba sebesar Rp. 5.629.370.690.
Pendapatan dan laba tersebut mampu
dicapai jika manajemen mampu
meningkatkan kinerja dan dapat memanage
biaya dengan baik.
Dari hasil analisa sebelumnya juga
terlihat hubungan antara biaya dengan
jumlah produksi. Jika biaya variabel
meningkat, maka jumlah produksi juga
dipastikan tinggi.Sebaliknya jika biaya
variabel turun, jumlah produksi juga pasti
rendah. Berbeda halnya dengan biaya
tetap yang tidak terpengaruh dengan
jumlah produksi.Jika biaya tetap meningkat,
belum tentu jumlah produksinya tinggi,
begitu pula sebaliknya.
5.2. Saran
Berdasarkan analisa dan pembahasan
data keuangan dan pendapatan PT. Modern
Widya Tehnical cabang Balikpapan,
beberapa saran yang perlu dipertimbangkan
oleh manajemen adalah:
1. Manajemen harus meningkat kan
pendapatan dan menggunakan analisa
cost-volume-profit atau break even point
untuk memperkirakan biaya yang akan
dikeluarkan, jumlah pendapatan yang
harus dicapai dan laba yang diharapkan
selama satu periode.
2. Manajemen juga perlu membuat rencana
kegiatan kerja dalam hal penekanan
biaya operasi dan meningkatkan jumlah
produksi tanpa mengurangi kualitas dari
pekerjaan .
3. Manajemen harus dapat mengontrol
biaya – biaya diluar biaya produksi
terutama biaya entertain agar tidak terjadi
pembengkakan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Boroma, Jesi. 2013. Analisis Break
Even Point dan Loan to Deposit
Ratio Volume Kredit pada PT.
Bank Sulut Manado. Jurnal EMBA.
(Volume 1 No. 4, Desember 2013,
Hal. 11-21). ISSN 2303-
1174.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Manajemen Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Dimisyqiyani, Jalaluddin. 2014. Analisis
Break Even Point sebagai Alat
untuk Merencanakan Laba
Perusahaan (Studi pada Koperasi
Sari Apel Brosem Periode 2011
– 2013). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB). (Online Volume 13 No. 1,
Agustus 2014,
(http://www.administrasibisnis.studen
tjournal.ub.ac.id )
Chairiri, Anis. Dan Ghazali, Imam.
2007 Teori Akuntansi International
Financial Reporting System.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Dimisyqiyani, Jalaluddin. 2014. Analisis
Break Even Point sebagai Alat
untuk Merencanakan Laba
Perusahaan (Studi pada Koperasi
Sari Apel Brosem Periode 2011
– 2013). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB). (Online Volume 13 No. 1,
Agustus 2014,
(http://www.administrasibisnis.studen
tjournal.ub.ac.id )
Harahap, Sofyan Syafri. 2013 Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Depok.
1196 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan
Harahap, Sofyan Syafri. 2007 Teori
Akuntansi Rajawali Pers, Depok.
Ikatan Akuntan Indoneisa. 2017 Standar
Akuntansi Keuangan per 01
Januari 2017. Ikatan Akuntan
Indonesia, Jakarta.
Kasmir. 2013. Analisa Laporan
Keuangan (cetakan ke-6 ). Rajawali,
Jakarta.
Mahanani, Lulus P. Mahsina. Dan
Rahman, Arief.Titik Pulang pokok
sebagai Alat Perencanaan Laba
Jangka Pendek Perusahaan.Jurnal
Akuntansi UBHARA. ISSN 2460-
7762.(Volume 1 No.3, 2015, Hal.
212-220). Jurusan Akuntansi
Universitas Bhayangkara. Surabaya.
Mowen Dan Honsen.2006.Akuntansi
Manajemen Jilid I.Erlangga, Jakarta.
Munawir .2014.Analisis Laporan
Keuangan.Liberty, Yogjakarta.
Ponomban, Christine P. 2013.Analisis
Break Even Point sebagai alat
Perencanaan Laba Pada PT.
Tropica Cocoprima.Jurnal EMBA.
(Volume 1 No. 4, Desember 2013,
Hal. 1009-1018). ISSN 2303-
1174.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi Universitas
SamRatulangi. Manado.
Raharjaputra, Hendra S. 2011. Manajemen
Keuangan dan Praktis. Salemba
Empat. Jakarta.
Rangkuti, Freddy .2009.Strategi Promosi
Yang Kreatif.PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Supriyono.2002. Akuntansi Biaya:
Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Serta Pembuatan Keputusan. Liberty
Yogjakarta.
Swastha, Bastu. Dan Irawan. 2005.
Manajemen Pemasaran Modern.
Liberty, Yogjakarta.