BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

13
JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 7474 p-ISSN 2252 4835 1184 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA PADA PT. MODERN WIDYA TEHNICAL CABANG BALIKPAPAN Sudarmo Sudarmo 1) , Fice Handayani 2) , dan Sri Astuti 3) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan 1,2) 1) [email protected] 2) [email protected] Abstract The purpose of this research is to find the income level is to be retained PT. Modern Widya Tehnical so that they do not suffer the loss of it, know the amount of income minimal company should be obtained, know forecasting profit and revenue PT. Modern Widya Tehnical in 2017. The research use quantitative methods. Data is collected using documentation technique and obseravation. Data analysis using formula Break Even Point, contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method. This research result that the income of PT.Modern Widya Tehnical during years 2013 2016 is still above the Break Even Point. And research suggest that income and profit that may be obtained in 2017by least square method is 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690. Keywords : Profit planning, Cost planning, Selling volume, Profit, Break Even Point, contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan yang harus dipertahankan PT. Modern Widya Tehnical agar tidak menderita kerugian, mengetahui jumlah pendapatan minimal yang harus diperoleh perusahaan, mengetahui peramalan laba dan pendapatan PT. Modern Widya Tehnical di tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dengan menggunakan teknik dokementasi dan observasi. Analisis data menggunakan rumus Break Even Point, contribution margin, margin of safety, shut down point, dan least square method. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh PT. Modern Widya Tehnical selama tahun 2013 2016 masih berada diatas titik Break Even Point. Dan dari penelitian diketahui bahwa pendapatan dan laba yang dapat diperoleh tahun 2017 dengan Least Square Method adalah Rp. 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690. Kata Kunci : Perencanaan Laba, Perencanaan Biaya, V olume Penjualan, Break Even Point, contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method.

Transcript of BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

Page 1: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1184 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN

BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA

PADA PT. MODERN WIDYA TEHNICAL

CABANG BALIKPAPAN

Sudarmo Sudarmo1), Fice Handayani 2), dan Sri Astuti 3)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan 1,2)

1)[email protected] 2)[email protected]

Abstract The purpose of this research is to find the income level is to be retained PT. Modern

Widya Tehnical so that they do not suffer the loss of it, know the amount of income minimal

company should be obtained, know forecasting profit and revenue PT. Modern Widya Tehnical in

2017.

The research use quantitative methods. Data is collected using documentation technique

and obseravation. Data analysis using formula Break Even Point, contribution margin, margin

of safety, shutdown point, least square method.

This research result that the income of PT.Modern Widya Tehnical during years 2013 –

2016 is still above the Break Even Point. And research suggest that income and profit that

may be obtained in 2017by least square method is 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690.

Keywords : Profit planning, Cost planning, Selling volume, Profit, Break Even Point,

contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan yang harus

dipertahankan PT. Modern Widya Tehnical agar tidak menderita kerugian, mengetahui jumlah

pendapatan minimal yang harus diperoleh perusahaan, mengetahui peramalan laba dan

pendapatan PT. Modern Widya Tehnical di tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dengan

menggunakan teknik dokementasi dan observasi. Analisis data menggunakan rumus Break Even

Point, contribution margin, margin of safety, shut down point, dan least square method.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh PT. Modern

Widya Tehnical selama tahun 2013 – 2016 masih berada diatas titik Break Even Point.

Dan dari penelitian diketahui bahwa pendapatan dan laba yang dapat diperoleh tahun 2017

dengan Least Square Method adalah Rp. 48.515.743.103 dan Rp. 5.629.370.690.

Kata Kunci : Perencanaan Laba, Perencanaan Biaya, V olume Penjualan, Break Even Point,

contribution margin, margin of safety, shutdown point, least square method.

Page 2: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1185 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

Pendahuluan

Didalam sebuah perusahaan

manajemen dituntut untuk menghasilkan

keputusan – keputusan yang menunjang

terhadap pencapaian tujuan perusahaan

serta mempercepat perkembangan

perusahaan. Manajemen memerlukan

suatu perencanaan didalam mencapai

tujuan perusahaan. Persaingan usaha

yang semakin ketat, ditambah banyaknya

perusahaan asing yang menanamkan

modalnya mengharuskan manajer

dituntut untuk lebih jeli didalam

mengambil setiap keputusan.

Manajer harus dapat membuat

perencanaan secara terpadu atas semua

kegiatan operasional perusahaan, baik

yang sedang berlangsung maupun yang

sedang direncanakan agar dapat

mencapai target laba yang direncanakan

oleh perusahaan.

Salah satu perencanaan yang dapat

dibuat oleh manajemen adalah

perencanaan laba. Perencanaan laba

berisikan langkah – langkah yang

ditempuh perusahaan untuk mencapai

besarnya target laba yang diinginkan.

Laba merupakan tujuan utama dari

perusahaan karena laba merupakan

selisih antara pendapatan yang diterima

(dari hasil penjualan) dengan biaya

yang dikeluarkan, maka perencanaan

laba dipengaruhi oleh perencanaan

penjualan dan perencanaan biaya. Dalam

perencanaan laba hubungan antara biaya,

volume dan laba memegang peranan

yang sangat penting. Biaya menentukan

harga jual untuk menentukan tingkat

laba yang dikehendaki, harga jual

mempengaruhi volume penjualan,

sedangkan volume penjualan langsung

mempengaruhi volume produksi dan

volume produksi mempengaruhi laba.

Perencanaan laba memerlukan alat

berupa analisis biaya- volume – laba.

Salah satu teknik analisis biaya-volume-

laba adalah analisis break even (analisis

titik impas). Titik impas sendiri diartikan

sebagai keadaan dimana suatu usaha tidak

memperoleh laba teteapi juga tidak

mengalami rugi.

Peneliti tertarik mengambil PT.

Modern Widya Tehnical sebagai obyek

penelitian di karenakan perusahaan ini

sedang melakukan berbagai upaya kearah

peningkatan prestasi kerja yang dicapai

dengan tujuan untuk meningkatkan

keuntungan.

Adapun permasalahan yang

menjadi fokus dalam tulisan ini adalah:

1. Apakah prestasi kerja PT. Modern

Widya Tehnical cabang Balikpapan

selama tahun 2013-2016 mampu

mencapai titik impas (Break even

point)?

2. Apakah prestasi kerja yang diperoleh

oleh PT. Modern Widya Tehnical

cabang Balikpapan selama tahun

2013–2016 berada diatas tingkat

keamanan (margin of safety) ?.

3. Apakah prestasi kerjayang diraih oleh

PT. Modern Widya Tehnical cabang

Balikpapan selama tahun 2013-2016

menyebabkan kegiatan usahanya

harus ditutup (shut down point)?.

Tulisan ini terdiri dari beberapa bagian.

Bagian pertama adalah pendahuluan yang

diikuti oleh tinjauan pustaka pada bagian

kedua. Bagian ketiga berisikan

metodologi penelitian yang dilakukan.

Selanjutnya bagian keempat

mengungkapkan hasil dan pembahasan

yang kemudian disimpulkan dan saran

pada bagian kelima.

Page 3: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1186 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

1. Tinjauan Pustaka

1.1. Penelitian Terdahulu

Sejumlah penelitian terdahulu

yang berhubungan dengan kajian Analisis

Break Even Point (BEP) sebagai dasar

pengambilan keputusan telah banyak

dilakukan diantaranya adalah sebagai

berikut:

Jalaluddin (2014) dari fakultas

ilmu administrasi Universitas Brawijaya

dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Vol. 13 No.1 Agustus 2014, melakukan

penelitian tentang analisis BEP sebagai

alat untuk merencanakan laba pada

Koperasi Sari Apel Brosem. Masalah

yang diangkat adalah bagaimana

penerapan analisis titik impas penjualan

beserta margin of safety, pada perusahaan

tersebut.Perencanaan laba pada periode

berikutnya beserta penjualan minimal

yang harus dicapai. Jenis penelitian ini

adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Data yang

digunakan didalam penelitian ini adalah

data sekunder yang berasal dari laporan

keuangan Koperasi Sari Apel Bolsem

Tahun 2011 – 2013. Variabel – variabel

yang digunakan didalam penelitian ini

terbagi menjadi dua yaitu : variabel X

yang merupakan variabel independent

yang terdiri dari : Biaya – biaya (X1

), Volume Penjualan (X2 ), Harga Jual

Produk (X3 ) dan varibel Y yang

merupakan variabel Dependent yaitu laba

operasi. Hasil dari penelitian ini diketahui

bahwa Koperaasi Sari Apel Brosem

untuk penjualan sari apel pernah berada

pada titik break even yaitu pada tahun

2013.

Selanjutnya penelitian yang di

lakukan oleh Lulus Purnaning Mahanani

(2015) dari Fakultas Ekonomi Universitas

Bhayangkara Surabaya dalam jurnal

Akuntansi UBHARA ISSN: 2460-7762,

melakukan penelitian tentang analisis

BEP sebagai alat pengambila keputusan

dalam rangka meningkatkan perencanaan

laba perusahaan. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui perencanaan

laba dan penjualan yang harus

dipertahankan pada PT. Widaya Inti

Plasma di Sidoarjo. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Data yang digunakan didalam penelitian

ini terdiri dari: data primer yaitu data

yaitu data umum perusahaan dan data

sekunder yang berasal dari laporan

keuangan PT. Widaya Inti Plasma.

Variabel – variabel yang digunakan

didalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu : variabel X yang merupakan

variabel independent yang terdiri dari

: Biaya – biaya (X1 ), Volume

Penjualan (X2 ), Harga Jual Produk

(X3) dan varibel Y yang merupakan

variabel Dependent yaitu laba operasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan

adanya perbedaan pencapaian titik impas

dalam rupiah dan dalam kuantitas di

setiap tahunnya. Untuk setiap tahunnya

dapat dilihat bahwa penjualan yang

dilakukan perusahaan sudah baik dan

selalu berada diatas titik impas, yang

berarti perusahaan mampu untuk

mencapai keuntungan setiap tahunnya.

Christine P. Ponomban (2013) dari

Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi

Universitas Samratulangi Manado dalam

jurnal EMBA Vol.1 No.4Desember

2013, melakukan penelitian tentang

analisis BEP sebagai alat perencanaan

laba pada PT. Tropica Cocoprima.

Masalah yang diangkat adalah bagaimana

penerapan BEP dalam menghitung

penjualan minimal beserta margin of

safety perusahaan manufaktur tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian

expost facto, dimana variabel yang diteliti

tidak dikenai suatu tindakan, perlakuan

Page 4: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1187 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

atau manipulasi, melainkan hanya

meneliti dan mengungkapkan faktor –

faktor yang diteliti berdasarkan keadaan

yang sudah ada. Penelitia ini

menggunakan metode pengumpulan

data surveilapangan dan studi

kepustakaan. Variabel X merupakan

variabel bebas (independent variabel)

yaitu Break Even Point yang diperoleh

dari hasil perhitungan antara biaya tetap,

biaya variabel dan harga jual tiap unit.

Variabel Y merupakan variabel bebas

(Dependent variabel) yaitu laba operasi

perusahaan yang diperoleh dari penjualan

bersih yang dikurangi biaya operasi

perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya perbedaan

pencapaian titik impas dalam rupiah dan

dalam kuantitas di setiap tahunnya. Untuk

setiap tahunnya dapat dilihat bahwa

penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan sudah baik dan selalu berada

di atas titik impas, yang berarti

perusahaan mampu untuk mencapai

keuntungan setiap tahunnya.

1.2. Landasan Teori

Laporan Keuangan

Berbicara tentang Break Even

Point (BEP) tidak bisa di pisahkan

dengan laporan keuangan. Karena data-

data yang dipakai dalam BEP ini berasal

dari laporan keuangan tersebut.

Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) paragraph 7

(2017) Laporan Keuangan adalah suatu

penyajian terstruktur dari posisi dan

kinerja keuangan suatu entitas.

Menurut Harap (2013:105)

laporan keuangan adalah laporan yang

menggambarkan kondisi keuangan dan

hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun komponen-komponen

dari laporan keuangan menurut PSAK

paragraph 11 (2017) :

a. Laporan posisi keuangan (neraca)

pada akhir periode;

b. Laporan laba rugi dan penghasilan

kompherensif lain selama periode;

c. Laporan perubaan ekuitas selama

periode;

d. Laporan arus kas selama periode;

e. Catatan atas laproan keuangan, berisi

ringkasan kebijakan akunting penting

dan informasi penjelasa lain; dan

f. Informasi komparatif untuk

mematuhi periode sebelumnya

sebagaiana ditentukan dalam paragraf

36.

Sehingga dapat dikatakan laporan

keuangan adalah suatu laporan yang

mencerminkan kegiatan perusahaan

dalam satu tahun yang di ukur dalam

suatu mata uang dan mencerminkan

kinerja suatu perusahaan dalam satu

tahun. Adapun pengguna atau yang lebih

sering di kenal dengan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap laporan

keuangan ini diantaranya pihak internal

perusahaan seperti manager, dimana

laporan keuangan ini digunakan untuk

menganalisa kinerja yang di capai pada

tahun sebelimnya dan yang harus di

perbaiki untuk masa yang akan datang.

Dan pihak eksternal yang berkepentingan

terhadap laporan keuangan seperti

pemerintah khususnya dirjen pajak,

perbankan dan investor tentunya.

Biaya

Didalam menganalisa Break Even Point

salah satu hal yang sering disinggung

adalah mengenai biaya. Karena biaya

didalam analisa Break Even Point

merupakan salah satu komponen yang

penting pada analisa ini. Biaya atau harga

pokok merupakan titik yang tidak boleh

diabaikan dalam sebuah perusahaan jika

perusahaan tersebut tidak ingin menderita

sebuah kerugian.

Page 5: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1188 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

Adapun pengertian biaya menurut

Hansen & Mowen (2006:36) menyatakan

bahwa “biaya adalah kas atau nilai

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang

diharapkan memberi manfaat saat ini

atau dimasa datang bagi organisasi.”

Menurut IAI (Ikatan Akuntan

Indonesia) dalam Imam Ghozali & Anis

Chariri (2007:350) dalam buku Teori

Akuntansi menyatakan: “Beban

(expenses) adalah penurunan manfaat

ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus keluar atau

berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan

penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal”

Menurut Kam (1990) dalam Imam

ghozali & Anis Chariri (2007:350)

dalam buku Teori Akuntansi “

mendefinisikan biaya sebagai penurunan

nilai aktiva atau kenaikan hutang atau

kenaikan ekuitas pemegang saham

(stockholder’s equity) sebagai akibat

pemakaian barang atau jasa oleh suatu

unit usaha untuk menghasilkan

pendapatan pada periode berjalan.”

Jadi biaya merupakan suatu

penurunan yang terjadi pada asset dan

kenaikan pada kewajiban, yang bertujuan

untuk memperoleh suatu barang atau jasa,

dan penggunaan suatu aktiva untuk

memperoleh pendapatan atau jasa.

Volume Penjualan

Adapun pengertian volume

penjualan menurut beberapa ahli adalah

sebagai berikut:

Kita lihat pengertian volume

penjualan menurut Menurut Basu Swasta

(2005:65) bahwa “Volume Penjualan

merupakan penjualan bersih dari laporan

laba perusahaan. Penjualan bersih

diperoleh melalui hasil penjualan seluruh

produk (produk lini) selama jangka

waktu tertentu dan hasil penjualan yang

dicapai dari market share (pangsa pasar)

yang merupakan penjualan pontensial

yang dapat terdiri dari kelompok pembeli

selama jangka waktu tertentu”. Berikutnya

kita lihat pengertian volume penjualan

menurut Rangkuti (2009:207)

menjelaskan bahwa “volume penjualan

adalah pencapaian yang dinyatakan secara

kuantitatif dari segi fisik atau volume atau

unit suatu produk. Volume penjualan

merupakan suatu yang menandakan naik

turunnya penjualan dan dapat dinyatakan

dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.”

Laba dan Perencanaan Laba

Adapun pengertian laba dari

beberapa pendapat ahli adalah sebagai

berikut: Comitte on Terminology dalam

Harahap (2007:241) “Laba adalah jumlah

yang berasal dari pengurangan harga

pokok produksi, biaya lain dan kerugian

dari penghasilan atau penghasilan

operasi.”

Berikutnya menurut Accounting

Principle Board (APB) dalam Harahap

(2007:241) mendefinisikan “laba adalah

kelebihan (defisit) penghasilan diatas

biaya selama satu periode akuntansi.”

Jadi dapatlah dikatakan jika laba

itu terjadi dari kelebihan penjualan atau

pendapatan setelah di kurangai harga

pokok penujalan dan biaya-biaya selam

satu periode akuntansi.

Menurut Supriyono (2002:331)

perencanaan laba (profit planning) adalah

“perencanaan yang digambarkan secara

kuantitatif dalam keuangan dan ukuran

kuantitatif lainnya. Didalamnya juga

ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh

perusahaan”.

Break Even Point (BEP)

Ada beberapa pengertian Break

Even Point (BEP) menurut beberapa ahli

Page 6: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1189 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

yakni menurut Honsen & Mowen

(2006:210), titik impas (break – even –

point) adalah titik dimana total

pendapatan dengan total biaya, yaitu titik

dimana laba dengan nol.

Pengertian BEP menurut ahli

selanjutnya adalah menurut Munawir

(2014:184) Break Even Point diartikan

suatu keadaan dimana dalam operasi

perusahaan, perusahaan tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi

(penghasilan = total biaya).

Menurut Raharja putra

(2011:128), pengertian tentang titik impas

adalah hasil dimana hasil penjualan

(revenue) yang diperoleh perusahaan

hanya mampu menutup biaya operasional,

dalam hal ini perusahaan tidak mengalami

kerugian dan tidak memperoleh

keuntungan.

Dari pengertian diatas dapat kita

tarik sebuah kesimpulan bahwasanya

suatu perusahaan dikatakan berada pada

break event point apabila perusahaan

tidak memperoleh laba tetapi juga tidak

mengalami kerugian. Jadi dapat

dikatakan break event point merupakan

hubungan antara volume penjualan,

biaya dan tingkat keuntungan yang

akan diperoleh pada tingkat penjualan

tertentu, analisis break even point sering

disebut dengan cost, profit, volume

analysis (C.P.V analysis).

Contribution Margin

Menurut Honsen dan Mowen

(2006:212) Marjin kontribusi

(contribution margin) adalah pendapatan

penjualan dikurangi total biaya variable.

Pada titik impas, marjin kontribusi dengan

beban tetap.

Menurut Munawir (2014: 186)

margin kontribusi adalah hasil penjualan

dikurangi dengan biaya variabel yang

merupakan sisa atau margin yang tersedia

untuk menutupi biaya tetap dan laba.

Dari uraian diatas dapat di tarik

kesimpulan bahwa pengertian kontribusi

margin adalah sisa hasil penjualan setelah

Titik penutupan usaha (Shut down point)

yaitu informasi yang dibutuhkan oleh

manajemen tentang berapa jumlah nilai

penjualan minimum sehingga perusahaan

tidak layak untuk dilanjutkan (harus

ditutup).

Margin of Safety

Menurut Kasmir (2013:345-346)

menyatakan bahwa “tingkat keamanan

atau Margin of Safety (MOS) merupakan

hubungan atau selisih antara penjualan

tertentu (sesuai anggaran) dengan

penjualan pada titik impas. Batas aman

digunakan untuk mengetahui berapa besar

penjualan yang dianggarkan untuk

mengantisipasi penurunan penjualan agar

tidak mengalami kerugian.”

Menurut Bambang Riyanto

(2010:366) besarnya marhgin of safety

(MOS) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

MOS= x100%

Adapun maksud dan tujuan dari

margin of safety adalah untuk

memberikan informasi berapa maksimum

volume penjualan yang direncanakan

tersebut boleh turun, agar perusahaan

tidak menderita rugi atau dengan kata lain

angka margin of safety memberikan

petunjuk jumlah maksimum penurunan

volume yang direncanakan, yang

tidak mengakibatkan kerugian.

Least Square Method

Menurut harap (2013:151)

Analisis kuadrat terkecil (least square)

merupakan suatu metode analisis yang

ditujukkan untuk melakukan suatu

estimasi atau peramalan pada masa yang

Page 7: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

JMBV Volume 07 No. 02 Tahun 2018 e-ISSN 2597 – 7474

p-ISSN 2252 – 4835

1190 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

mendatang. Untuk melakukan peramalan

dengan baik maka dibutuhkan berbagai

macam informasi (data) yang cukup

banyak dan diamati dalam periode waktu

relatif cukup panjang, sehingga dari

hasil analisis tersebut dapat diketahui

sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi

dan faktor – faktor apa saja yang

mempengaruhi terhadap perubahan

tersebut.

Shut Down Point

Menurut Darsono Prawironegoro

& Ari Purwanti (2008:127) dalam Jesi

Boroma (2013:2) menyatakan bahwa :

Titik penutupan usaha yaitu informasi

yang dibutuhkan oleh manajemen tentang

berapa jumlah nilai penjualan minimum

sehingga perusahaan tidak layak untuk

dilanjutkan (harus ditutup). Apabila

perusahaan beroperasi dibawah BEP

berarti perusahaan secara akuntansi

mengalami kerugian.

1.3. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori dan

pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini. Maka sebelum sampai pada

tahap pembahasan masalah, maka penulis

memaparkan terlebih dahulu masalah

yang ingin dikaji dalam penelitian ini.

Masalah yang dikaji adalah berapa

progress minimum yang harus dicapai

perusahaan agar berada pada titik Break

Even dan pada progress berapa

perusahaan harus segera ditutup.

Berdasarkan pemaparan masalah yang

dikaji maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah perusahaan jasa

konstruksi PT. Modern Widya Tehnical

Cabang Balikpapan yang terletak di Jalan

Jendral Sudirman Komplek Ruko

Balikpapan Super Block (BSB) Blok F 18-

19, Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan

Timur.

2.2. Sumber Dan Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data sekunder yaitu

berupa laporan keuangan PT. Modern

Widya Tehnical cabang Balikpapan

Periode 2013–2016 (empat tahun).

2.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dokumentasi berupa

laporan keuangan yakni Laporan L/R

periode 3013 – 2016.

2.4. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam

penelitian adalah dengan menggunakan

metode analisis deskriptif kuantitatif,

Page 8: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1191 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

yaitu menyajikan rangkuman data atau

nilai yang dihitung berdasarkan data

yang tersedia atau data ang

dikumpulkan kemudian disajikan dalam

bentuk instrumen analisis tabel, yang

selanjutnya dilakukan penjumlahan

dan prosentase yang kemudian

disimpulkan.

Analisis data dilakukan dengan

mengevaluasi hasil perhitungan

penentuan harga jual oleh perusahaan,

dan hasil perhitungan yang dilakukan

penulis yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Memisahkan biaya semi variable

menghitung masing-masing tingkat

biaya

b. Menghitung Break Even Point

1) Perhitungan BEP atas dasar unit

dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

BEP (Q) =

Dimana:

P = Harga jual per unit

V = Biaya variabel per unit

FC = Biaya tetap

Q = Jumlah unit produk yang

dihasilkan dan dijual

2) Perhitungan BEP atas dasar nilai

penjualan dalam rupiah dapat

dilakukan dengan menggunakan

rumus aljabar sebagai berikut:

BEP =

Dimana:

FC = Biaya Tetap

S = Volume Penjualan

VC = Biaya Variabel

c. Menghitung Kontribusi Margin

Adalah kelebihan penjualan diatas biaya

variabel. Informasi ini memberikan

gambaran jumlah yang tersedia untuk

menutup biaya tetap dan untuk

menghasilkan laba. Konsep marjin

kontribusi berfaedah bagi perencanaan

bisnis karena memberikan wawasan

tentang potensi laba perusahaan.

Margin Kontribusi = harga jual– biaya

variabel

d. Menghitung Margin Of Safety

Margin of safety merupakan batas

penurunan penjalan yang bisa ditolerir

oleh perusahaan agar tidak menderita

kerugian. Besarnya margin of

safety dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

MOS = X 100%

e. Menghitung Shut Down Point

Untuk mengetahui pada tingkat

penjualan berapa suatu usaha harus

dihentikan dapat dilakukan dengan

mencari titik perpotongan antara garis

pendapatan penjualan dengan garis biaya

tunai dalam grafik impas. Suatu usaha

harus dihentikan apabila pendapatan

yang diperoleh tidak dapat menutup

biaya tetap tunainya (cash Cost atau out

of pocket costs).

Titik penutupan usaha =

f. Melakukan Ramalan Laba Perusahaan

dengan Least Square

Analisis kuadrat terkecil merupakan suatu

metode analisis yang ditujukka untuk

melakukan suatu estimasi atau peramalan

pada masa mendatang

3. Hasil Dan Pembahasan

3.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Modern Widya Tehnical

merupakan salah satu perusahaan

nasional yang bergerak di bidang jasa

konstruksi, yang didirikan pada tanggal

10 Maret 1979 dengan nama PT.

EQUATOR dan berdasarkan perubahan

Page 9: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1192 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

akte tanggal 1 Juni 1982 berubah nama

menjadi PT. MODERN WIDYA

TEHNICAL yang memiliki kantor

cabang di Ambon, Jakarta, Jayapura dan

Balikpapan. Memasuki usia lebih 30

tahun berbagai sub bidang jasa

konstruksi telah dilaksanakan, antara

lain gedung mall, hotel, pusat bisnis.

Perusahaan pabrik kertas, pabrik

kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit,

pabrik pengolahan karet, industri

caustic, soda, CPO bulking station,

power plat, jalan-jalan tol, jembatan,

dan pengairan, dermaga, penahan

gelombang, bangunan pengolahan air

bersih dan air kotor, dan perpipaan,

transmigrasi dan pemukiman serta

pembukaan area dan lahan.

Perusahaan ini dapat disebut

sebagai perusahaan swasta yang sudah

besar jika dilihat dari pengalaman

diberbagai bidang dan beberapa cabang

dibeberapa daerah. Perusahaan ini juga

sudah berbentuk Perseroan Terbatas

yang dibuktikan dengan kepemilikan

beberapa surat-surat sebagai syarat

sebuah perusahaan persero yaitu

diantaranya:

1. SIUP No. 0909/25-

05/PB/KPP/IX/2013 berlaku sampai

dengan 16 Juli 2016.

2. TDP No. 250514600090 berlaku

sampai dengan 01 Juni 2018.

3. NPWP No. 01.114.826.9-071.001

atas nama PT. Modern Widya

Tehnical.

3.2. Hasil Penelitian

Analisa Pendapatan Penjualan

Pendapatan merupakan keseluruhan

hasil yang diterima oleh perusahaan dari

penjualan serta dinyatakan dalam rupiah

yang diperoleh dari mengalikan produksi

dengan harga produk. Pendapatan PT.

Modern Widya Tehnical Cabang

Balikpapan selama empat tahun dapat

dilihat pada table berikut :

Pendapatan PT. Modern Widya

Tehnical cabang Balikpapan seluruhnya

berasal dari pengerjaan proyek yang telah

diselesaikan. Dari table diatas terlihat bahwa

pendapatan yang diterima oleh PT. Modern

Widya Tehnical cabang Balikpapan

berfluktuasi banyak hal yang menyebabkan

terjadinya fluktusi tersebut.

Tabel 4.2 Tabel Fixed Cost dan Variabel

Cost

Sumber : Laporan keuangan perusahaan

Analisa Pengklasifikasian Biaya

Analisis break even dimulai dengan

mengklasifikasi biaya kedalam biaya tetap

dan biaya variabel .

Analisis Break Event Point

Break Even Point adalah posisi

dimana perusahaan tidak mengalami

kerugian tetapi juga tidak mendapatkan

untung. Berdasarkan analisa Break Even

Point diatas PT. Modern Widya

Tehnical cabang Balikpapan agar tidak

mengalami kerugian namun tidak juga

memperoleh keuntungan. Pada tahun

2013 pendapatan minimum yang

Page 10: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1193 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

harus diperoleh adalah

1.680.434.063, tahun 2014 adalah

2.996.377.049, tahun 2015 adalah

14.049.408.518 dan tahun 2016 adalah

19.155.028.897.

Analisis Contribution Margin

Contribution margin adalah

kelebihan pendapatan diatas biaya

variabel. Informasi ini untuk

memberikan gambaran jumlah yang

tersedia untuk menutup biaya tetap dan

untuk menghasilkan laba. Berdasarkan

analisa diketahui bahwa contribution

margin untuk tahun 2013 – 2016 adalah

47 % untuk tahun 2013, 39% untuk

tahun 2014, 36% untuk tahun 2015 dan

31% untuk tahun 2016.

Analisis Margin Of Safety

Margin of safety merupakan

batas penurunan penjualan yang masih

dapat ditolerir perusahaan agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dari perhitungan diketahui

bahwasanya apabila terjadi penurunan

pendapatan pada tahun 2013 hanya boleh

sampai 44 % dari penjualan yang

ditargetkan atau sebesar Rp.

1.294.565.937 agar perusahaan tidak

mengalami kerugian. Penurunan

pendapatan pada tahun 2014 hanya boleh

sampai 50 % dari penjualan yang

ditargetkan atau sebesar Rp.

2.953.622.951 agar perusahaan tidak

mengalami kerugian. Pada tahun 2015

penurunan pendapatan hanya boleh

sampai 60 % dari penjualan yang

ditargetkan atau sebesar Rp.

20.700.591.482 agar perusahaan tidak

mengalami kerugian. Dan untuk tahun

2016 penurunan pendapatan hanya boleh

sampai 12 % dari penjualan yang

ditargetkan atau sebesar Rp.

2.694.971.103 agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

Analisis Shut Down Point

Shut down point adalah jumlah

pendapatan minimum yang dihasilkan

perusahaan yang menyebabkan kegiatan

tersebut harus dihentikan, karena jika

dilanjutkan akan menimbulkan kerugian

yang besar bagi perusahaan. Tabel berikut

memperlihatkan hasil perhitungan Shut

down point PT. Modern Widya Tehnical

untuk tahun 2013-2016 :

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

pendatan yang dihasilkan dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2016 semuanya berada

diatas shut down point maka kegiatan di

perusahaan ini masih layak untuk

dilanjutkan.

Peramalan Laba Dan Pendapatan tahun

2017

Analisis kuadrat terkecil merupakan

suatu metode analisis yang ditujukan untuk

melakukan suatu estimasi atau permalan.

Berdasarkan analisa

perhitungan peramalan perencanaan

laba , diketahui bahwasanya

pendapatan yang dapat dicapai oleh PT.

Modern Widya Tehnical cabang

Balikpapan ditahun 2017 adalah Rp.

48.515.743.103 dengan laba Rp.

5.629.370.690.

3.3. Pembahasan

Page 11: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1194 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

Dari hasil analisa diatas maka kita dapat

menjawab permasalahan yang di

utarakan sebelumnya yakni:

1. Apakah prestasi kerja PT. Modern

Widya Tehnical cabang Balikpapan

selama tahun 2013-2016 mampu

mencapai titik impas(Break even

point).?

Jawab :Ya dapat mencapai titik

impas (Break even point) bahkan

pendapatan yang diperoleh oleh PT.

Modern Widya Tehnical cabang

Balikpapan selama tahun 2013 –

2016 berada diatas titik impas (Break

even point ). Hal tersebut dapat

terlihat dalam tabel

rekapitulasi berikut.

2. Apakah prestasi kerja yang diperoleh

oleh PT. Modern Widya Tehnical

cabang Balikpapan selama tahun

2013–2016 berada diatas tingkat

keamanan (margin of safety) ?.

Jawab : Ya, pendapatan yang

diperoleh PT. Modern Widya

Tehnical cabang Balikpapan selama

tahun 2013 – 2016 masih berada

diatas tingkat keamanan (margin of

safety), hal tersebut dapat di lihat

dari tabel berikut ini :

3. Apakah prestasi kerja yang diraih

oleh PT. Modern Widya Tehnical

cabang Balikpapan selama tahun

2013-2016 menyebabkan kegiatan

usahanya harus ditutup (shut down

point)?.

Jawab: Tidak, hal ini dapat di lihat

dari pendapatan atau prestasi kerja

yang diraih oleh PT. Modern Widya

Tehnical cabang Balikpapan selama

tahun 2013-2016 belum

menyebabkan kegiatan perusahaan

tersebut harus mengalami penutupan

(shut down point). Karena

pendapatan yang diperoleh masih

berada diatas titik shut down point.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa diketahui bahwa

pendapatan yang diperoleh PT. Modern

Widya Tehnical masih berada diatas Break

Even Point dan margin of safety tertinggi

berada pada tahun 2015 yaitu sebesar 60

% dan terendah berada pada tahun 2016

yaitu sebesar 12%. Penurunan margin of

safety yang terjadi disebabkan adanya

penurunan pendapatan yang merupakan

akibat dari adanya krisis minyak yang

sedang terjadi. Walaupun pendapatan yang

diperoleh mengalami penurunan, tetapi

belum mengharuskan dilakukannya

penutupan usaha. Karena titik penutupan

usaha terjadi apabila pendapatan yang

diperoleh berada dibawah Rp.

19.292.502.223, sedangkan pendapatan

Page 12: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1195 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

PT. Modern Widya Tehnical tahun 2016

masih berada diatas titik shutdown point

yaitu Rp. 22.808.496.822.

Berdasarkan hasil analisa

sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa

pendapatan yang dapat diperoleh di tahun

2017 adalah Rp. 48.515.743.103 dengan

laba sebesar Rp. 5.629.370.690.

Pendapatan dan laba tersebut mampu

dicapai jika manajemen mampu

meningkatkan kinerja dan dapat memanage

biaya dengan baik.

Dari hasil analisa sebelumnya juga

terlihat hubungan antara biaya dengan

jumlah produksi. Jika biaya variabel

meningkat, maka jumlah produksi juga

dipastikan tinggi.Sebaliknya jika biaya

variabel turun, jumlah produksi juga pasti

rendah. Berbeda halnya dengan biaya

tetap yang tidak terpengaruh dengan

jumlah produksi.Jika biaya tetap meningkat,

belum tentu jumlah produksinya tinggi,

begitu pula sebaliknya.

5.2. Saran

Berdasarkan analisa dan pembahasan

data keuangan dan pendapatan PT. Modern

Widya Tehnical cabang Balikpapan,

beberapa saran yang perlu dipertimbangkan

oleh manajemen adalah:

1. Manajemen harus meningkat kan

pendapatan dan menggunakan analisa

cost-volume-profit atau break even point

untuk memperkirakan biaya yang akan

dikeluarkan, jumlah pendapatan yang

harus dicapai dan laba yang diharapkan

selama satu periode.

2. Manajemen juga perlu membuat rencana

kegiatan kerja dalam hal penekanan

biaya operasi dan meningkatkan jumlah

produksi tanpa mengurangi kualitas dari

pekerjaan .

3. Manajemen harus dapat mengontrol

biaya – biaya diluar biaya produksi

terutama biaya entertain agar tidak terjadi

pembengkakan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Boroma, Jesi. 2013. Analisis Break

Even Point dan Loan to Deposit

Ratio Volume Kredit pada PT.

Bank Sulut Manado. Jurnal EMBA.

(Volume 1 No. 4, Desember 2013,

Hal. 11-21). ISSN 2303-

1174.Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Manajemen Universitas Sam

Ratulangi. Manado.

Dimisyqiyani, Jalaluddin. 2014. Analisis

Break Even Point sebagai Alat

untuk Merencanakan Laba

Perusahaan (Studi pada Koperasi

Sari Apel Brosem Periode 2011

– 2013). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB). (Online Volume 13 No. 1,

Agustus 2014,

(http://www.administrasibisnis.studen

tjournal.ub.ac.id )

Chairiri, Anis. Dan Ghazali, Imam.

2007 Teori Akuntansi International

Financial Reporting System.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Dimisyqiyani, Jalaluddin. 2014. Analisis

Break Even Point sebagai Alat

untuk Merencanakan Laba

Perusahaan (Studi pada Koperasi

Sari Apel Brosem Periode 2011

– 2013). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB). (Online Volume 13 No. 1,

Agustus 2014,

(http://www.administrasibisnis.studen

tjournal.ub.ac.id )

Harahap, Sofyan Syafri. 2013 Analisis

Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Depok.

Page 13: BEBERAPA ANALISIS PERENCANAAN SEBAGAI DASAR …

1196 Jurnal Manajemen dan Bisnis Visioner | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan

Harahap, Sofyan Syafri. 2007 Teori

Akuntansi Rajawali Pers, Depok.

Ikatan Akuntan Indoneisa. 2017 Standar

Akuntansi Keuangan per 01

Januari 2017. Ikatan Akuntan

Indonesia, Jakarta.

Kasmir. 2013. Analisa Laporan

Keuangan (cetakan ke-6 ). Rajawali,

Jakarta.

Mahanani, Lulus P. Mahsina. Dan

Rahman, Arief.Titik Pulang pokok

sebagai Alat Perencanaan Laba

Jangka Pendek Perusahaan.Jurnal

Akuntansi UBHARA. ISSN 2460-

7762.(Volume 1 No.3, 2015, Hal.

212-220). Jurusan Akuntansi

Universitas Bhayangkara. Surabaya.

Mowen Dan Honsen.2006.Akuntansi

Manajemen Jilid I.Erlangga, Jakarta.

Munawir .2014.Analisis Laporan

Keuangan.Liberty, Yogjakarta.

Ponomban, Christine P. 2013.Analisis

Break Even Point sebagai alat

Perencanaan Laba Pada PT.

Tropica Cocoprima.Jurnal EMBA.

(Volume 1 No. 4, Desember 2013,

Hal. 1009-1018). ISSN 2303-

1174.Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi Universitas

SamRatulangi. Manado.

Raharjaputra, Hendra S. 2011. Manajemen

Keuangan dan Praktis. Salemba

Empat. Jakarta.

Rangkuti, Freddy .2009.Strategi Promosi

Yang Kreatif.PT.Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Supriyono.2002. Akuntansi Biaya:

Perencanaan dan Pengendalian Biaya

Serta Pembuatan Keputusan. Liberty

Yogjakarta.

Swastha, Bastu. Dan Irawan. 2005.

Manajemen Pemasaran Modern.

Liberty, Yogjakarta.