Bahan paparan KF2

download Bahan paparan KF2

of 123

Transcript of Bahan paparan KF2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    1/123

    BAB I

    KESPONTANAN DAN KESETIMBANGAN

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:

    1. memahami kondisi umum kesetimbangan dan kespontanan dalam termodinamika2. menggunakan fungsi termodinamika untuk menghitung energi Gibbs gas ideal dan

    gas nyata

    3. menurunkan formulasi ketergantungan energi Gibbs pada temperatur

    1.1 Kondisi Umum Kesetimbangan dan Kespontanan

    Tujuan kita sekarang adalah menari perbedaan karakteristik transformasi

    irre!eresibel dengan re!ersibel "ideal#. $imulai dengan melihat hubungan yang eksis

    antara perubahan entropi dalam suatu transformasi dan aliran panas irre!ersibel, sistem

    hanya menyimpang sangat keil dari kesetimbangan. Sistem yang telah ditransformasi,

    masih tersisa seara efektif pada kesetimbangan melalui perubahan keadaan re!ersibel.

    %arena itu kondisi re!ersibel adalah suatu kondisi kesetimbangan& dari definisi persamaandS, kondisi re!ersibel adalah

    TdS = dQre! "1.1#

    %arena itu persamaan "1.1# adalah kondisi kesetimbangan.

    %ondisi yang terletak pada suatu perubahan keadaan kesetimbangan adalah

    ketidaksamaan 'lausius, yang ditulis dalam bentuk

    TdS >dQ "1.2#

    (erubahan irre!ersibel adalah perubahan nyata atau perubahan alamiah atau perubahan

    spontan. %ita menghubungkan perubahan alamiah sebagai perubahan spontan, dan

    ketidaksamaan "1.2# sebagai kondisi kespontanan. $ua hubungan persamaan "1.1# dan

    "1.2# dapat dikombinasikan menjadi

    TdS dQ "1.3#

    $imana tanda )samadengan* menyatakan suatu harga re!ersibel dQ.

    $engan menggunakan hukum pertama termodinamika dalam bentuk dQ+ dU + d

    W, hubungan dalam "1.3# dapat ditulis

    TdS dU + dW

    atau

    dU dW + TdS "1.-#

    %erja memasukkan semua jenis& dW =PopdV + d Wa. arga dW ini membawa hubungan

    "1.-# menjadi

    dU PopdV dWa+ TdS "1./#

    %edua hubungan "1.-# dan "1./# menyatakan kondisi kesetimbangan "+# dan kespontanan"0# untuk suatu transformasi yang berkaitan dengan perubahan sifat sistem dU, dV, dSdan

    jumlah kerja dWatau dWa.

    1.2 Kondisi Kesetimbangan dan Kespontanan daam Batasan

    1.2.1 T!ans"o!masi daam sistem te!isoasi

    ntuk sistem terisolasi, dU+ , dW+ , dQ+ & jadi hubungan "1.-# menjadi

    dS "1.#

    $ari hubungan "1.# sistem terisolasi pada kesetimbangan harus memiliki temperatur yang

    sama dalam semua bagian. $iasumsikan sistem terisolasi dibagi menjadi 2 bagian, dan

    . ika jumlah positif panas, dQre!, berlangsung re!ersibel dari bagian ke , diperoleh

    T

    dQdS rev

    = dan

    T

    dQdS rev=

    1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    2/123

    (erubahan total entropi adalah

    dS+ dS 4 dS+ revdQTT

    11

    ika aliran panas terjadi spontan, maka dengan hubungan "1.# dS0 . %arena dQre!positif,

    yang berarti

    TT

    110 atau T>T

    yang berarti panas mengalir seara spontan dari daerah temperatur lebih tinggi, , ke

    temperatur lebih rendah, . 5ebih jauh pada kesetimbangan dS+ , memerlukan

    T=T6ni adalah kondisi kesetimbangan termal& suatu sistem dalam kesetimbangan harus

    memiliki temperatur yang sama dalam keseluruhan bagian.

    1.2.2 T!ans"o!masi pada Tempe!atu! Konstan

    ika suatu sistem berlaku perubahan isotermal, maka TdS+ d"TS#, dan hubungan

    "1.-# dapat ditulis

    7dU4 d"TS#dW,

    7d"UTS#dW "1.8#

    %ombinasi !ariabel UTSsering munul, karena itu diberi simbol khusus,A, jadi

    A9 UTS "1.#

    ; adalah fungsi keadaan sistem yang disebut sebagai energi elmholts. $imana

    7dA dW "1. dWa,

    7d"U + pV7TS# dWa, "1.11#

    %ombinasi !ariabel U + pV TS sering munul, karena itu diberi simbol G. $engan

    definisi

    G 9 U + pV TS =H TS = A + pV "1.12#

    G disebut energi Gibbs sistem, biasa disebut energi bebas sistem.

    $engan menggunakan persamaan "1.12#, hubungan "1.11# menjadidG dWa "1.13#

    dengan integrasi diperoleh

    G Wa "1.1-#;da 3 kemungkinan harga G:

    1. G? & transformasi dapat terjadi seara spontan, atau alamiah2. G+ & sistem dalam kesetimbangan3. G0 & transformasi tidak spontan

    1.# Pe!samaan %undamenta Te!modinami$a

    Sebagai tambahan sifat mekanik p dan V, suatu sistem memiliki tiga sifatfundamental T, U, dan S, didefinisikan oleh hukum termodinamika, dan tiga sifat

    gabungan yaituH, Adan G.

    2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    3/123

    (ada batasan kerja ekspansi, dimana dWa+ , kondisi umum kesetimbangan

    dU = TdS pdV "1.1/#

    %ombinasi hukum termodinamika pertama dan kedua ini adalah persamaan fundamental

    termodinamika. $engan menggunakan definisi fungsi gabungan

    H = U + pV, A = U TS, G = U + pV TSasil diferensiasinya

    dH= dU + pdV + Vdp,

    dA= dU TdS SdT,

    dG= dU + pdV + Vdp TdS SdT

    ika persamaan untuk dUdimasukkan maka diperoleh persamaan

    dU = TdS pdV "1.1#

    dH= TdS + Vdp, "1.18#

    dA= pdV SdT, "1.1#

    dG= dU + pdV + Vdp TdS SdT "1.1untuk fungsi T dan V& adalah suatu persamaan keadaan.$engan menggunakan harga7harga persamaan termodinamika dan penyusunan kembali,

    persamaan "1.2# menjadi

    p = TvT

    p

    7TV

    U

    "1.21#

    yang barangkali suatu format lebih rapi untuk persamaan.

    $engan pembatasan persamaan dasar yang kedua, persamaan "1.2#, ke temperatur

    tetap dan pembagian oleh"p#Tdiperoleh

    Tp

    H

    = TT

    p

    S

    + V "1.22#

    $engan menggunakan persamaan "1.2# dan susun kembali persamaan ini menjadi

    V =pT

    V

    +T

    p

    H

    "1.23#

    3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    4/123

    Berupakan suatu persamaan keadaan umum yang menyatakan !olume itu sebagai fungsi

    temperatur dan tekanan. (ersamaan keadaan termodinamika ini dapat digunakan untuk

    unsur apapun juga.

    1.&.1 Appi$asi pe!samaan $eadaan te!modinami$a

    ika diketahui lebih dulu hargaTV

    U

    atauT

    p

    H

    untuk suatu Dat, maka

    persamaan keadaannya dapat epat diketahui dari persamaan "1.21# atau "1.23#. Eiasanya

    kita tidak mengetahui nilaiFnilai dari deri!ati!e ini, maka kita menyusun persamaan "1.21#

    dalam format

    TV

    U

    + TvT

    p

    p "1.2-#

    $ari persamaan keadaan empirik, sisi kanan persamaan "1.2-# dapat die!aluasi untuk

    menghasilkan harga deri!ati!TV

    U

    . Sebagai ontoh, untuk gas ideal, p = nRT/V,

    sehinggavT

    p

    + nR/V. $engan menggunakan harga ini dalam persamaan "1.2-#,

    diperolehTV

    U

    + nRT/V p+pp=

    %arena itu,vT

    p

    + , persamaan "1.2-# sering ditulis dalam bentuk

    TV

    U

    + T

    p =

    pT .. "1.2/#

    dan persamaan "1.23# dalam bentuk

    Tp

    H

    + V"1F T# "1.2#

    Sekarang mungkin, menggunakan persamaan "1.2/# dan "1.2# untuk menulis diferensial

    total dari U dan H dalam suatu bentuk yang hanya mengandung besaran yang mudah

    diukur:

    dU+ CvdT +

    pT .. dV "1.28#

    dH = CpdT + V"1F T# dp "1.2#$engan menggunakan persamaan "1.2#, dapat diperoleh ungkapan sederhana

    untuk CpCv.

    CpCv+

    +

    TV

    U

    p V

    $engan menggunakan hargaTV

    U

    dari persamaan "1.32# diperoleh

    CpCv+

    2TV "1.2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    5/123

    CpT+ V"T 1# "1.3#adi jika diketahui harga Cp, V,dan untuk suatu gas, maka Tdapat dihitung

    1.' Si"at A

    Sifat energi elmholts ; diungkapkan dengan persamaan fundamental "1.1#dA+ SdTpdV

    (ersamaan ini memandangAsebagai suatu fungsi terhadap T danV, diperoleh persamaan

    identik

    dA+vT

    A

    dT +TV

    A

    dV

    $engan membandingkan dua persamaan ini didapat

    vT

    A

    + F S "1.31#

    TV

    A

    = Fp "1.32#

    %arena entropi suatu Dat berharga positif, persamaan "1.31# menunjukkan bahwa energi

    elmholtD suatu Dat berkurang "tanda minus# dengan bertambahnya temperatur. 5aju

    berkurangnya lebih besar dari daripada besarnya entropi Dat. ntuk gas, yang memiliki

    entropi besar, laju berkurangnya ; terhadap temperatur lebih besar daripada untuk Dat air

    dan padatan, yang memiliki entropi keil.

    $emikian pula, tanda minus dalam persamaan "1.32# menunjukkan bahwa dengan

    bertambahnya !olume akan mengurangi energi elmholtD& laju pengurangannya adalah

    lebih besar daripada tekanan yang lebih tinggi.

    1.'.1 Kondisi $esetimbangan me$ani$(erhatikan suatu sistem pada temperatur dan !olume total konstan yang dibagi

    menjadi 2 bagian daerah dan . ;ndaikan daerah mengembang re!ersibel dengan

    suatu jumlah, dV , sedangkan daerah mengkerut dengan sejumlah yang sama, dV+ dV, karena !olume total harus konstan. Baka dengan persamaan "1.3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    6/123

    pT

    G

    + S "1.3-#

    dan

    Tp

    G

    + V "1.3/#

    karena pentingnya energi Gibbs persamaan "1.3-# dan "1.3/# mengandung 2 hal penting

    dalam termodinamika. %arena entropi suatu Dat positif, tanda minus dalam persamaan

    "1.3-# menunjukkan bahwa meningkatnya temperatur akan mengurangi energi Gibbs jika

    tekanan konstan. 5aju berkurangnya lebih besar untuk gas, yang mana memiliki entropi

    besar, daripada untuk airan atau padatan, yang memiliki entropi keil. %arena V selalu

    positif, peningkatan tekanan akan meningkatkan energi Gibbs pd temperatur konstan,

    seperti ditunjukkan oleh persamaan "1.3/#. Semakin membesar Iolume sistem yang lebih

    besar akan meningkatkan energi gibbs untuk tekanan yang ditentukan. Iolume =yang>

    besar suatu gas menyiratkan bahwa energi Gibbs suatu gas meningkat jauh lebih epat

    dengan tekanan dibanding untuk suatu airan atau suatu padatan.@nergi Gibbs suatu material murni sebaiknya diungkapkan dengan

    mengintegrasikan persamaan "1.3/# pada temperatur konstan dari tekanan standar, po = 1

    atm, ke suatu tekananp:

    p

    podG +

    p

    poVdp , GG o+

    p

    poVdp ,

    G = Go"T# 4 p

    poVdp "1.3#

    $imana Go"T#adalah energi Gibbs suatu Dat pada tekanan 1 atm @nergi Gibbs standar yang

    merupakan fungsi temperatur.

    ika Dat adalah airan atau padatan, !olume hampir tidak terikat pada tekanan dan

    dapat dihilangkan dari tanda integral, maka

    G"T,p#+ Go"T# 4 V "p po# "airan dan padatan# "1.38#

    %arena !olume airan dan padatan keil, keuali jika tekanan adalah sangat besar,

    term yang kedua pada sisi kanan persamaan "1.3# keil dapat diabaikan& biasanya untuk

    fase yang dipadatkan akan ditulis

    G = Go"T# "1.3#

    dan mengabaikan ketergantungan Gdari tekanan.

    Iolume gas itu sangat besar dibanding airan atau padatan dan sangat tergantung

    pada tekanan, dengan menerapkan persamaan "1.3# untuk gas ideal, didapat

    G = Go"T# 4 p

    po dpp

    nRT,

    n

    TG

    n

    G o #"= 4RTln

    a!

    a!p

    .1

    .

    Suatu hal biasa untuk menggunakan lambang khusus, , untuk energi Gibbs per mol&didefinisikan

    =n

    G "1.3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    7/123

    diferensiasi, menggunakan persamaan "1.3-# dan "1.3/#, dan mengkombinasikan dengan

    definisi

    Jo

    Gambar 1.1 @nergi Gibbs gas ideal sebagai fungsi tekanan

    1.) Ene!gi Gibbs Gas *ea

    Eentuk fungsional persamaan "1.-# terutama sekali sesuai dan sederhana. ;kan

    sangat berguna jika energi Gibbs molar gas real dapat diungkapkan dalam bentuk

    matematika yang sama. Sehingga ditemukan suatu fungsi keadaan yang akan

    mengungkapkan energi Gibbs molar gas real dengan persamaan

    =o(T) + RT "n # "1.-1#Kungsi f disebut fugasitas gas. Kugasitas mengukur energi Gibbs gas nyata dengan jalan

    yang sama sebagaimana tekanan mengukur energi Gibbs gas ideal

    Suatu fungsi yang ditemukan seperti fugasitas memiliki sedikit kegunaan keuali

    jika dapat dihubungkan dengan sifat terukur gas. (embagian persamaan dasar "1.1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    8/123

    6ntegral dapat diekspresikan dengan baik dalam ungkapan faktor kompresibilitas *, dengan

    definisi V+*Vid. $engan menggunakan harga ini untuk Vdan Vid+ RT/p, dalam integral

    persamaan "1.-3#, maka menjadi

    n # = "n p +( )

    p

    po

    dp

    p

    * 1 "1.--#

    6ntegral dalam persamaan "1.--# die!aluasi seara grafik dengan ploting "*1#pterhadapp dan mengukur daerah di bawah kur!a. ntuk gas di bawah temperatur Eoyle,*1 adalahnegatif pada tekanan ukupan, dan fugasitas, persamaan "1.--# akan lebih keil dibanding

    tekanan. ntuk gas di atas temperatur Eoyle, fugasitas adalah lebih besar dibanding

    tekanan.

    1.+ Kete!gantungan Ene!gi Gibbs pada Tempe!atu!

    %etergantungan energi Gibbs pada temperatur diekspresikan dalam beberapa ara

    yang berbeda. $engan menulis kembali persamaan "1.3-# didapat

    pTG + S "1.-/#

    $ari definisi G = HTS, diperoleh S = (GH)/T, dan persamaan "1.3# menjadi

    pT

    G

    =T

    HG "1.-#

    $engan aturan diferensiasi biasa, dapat dilihat bagaimana fungsi G/T tergantung pada

    temperatur

    pT

    TG

    #G"

    +T

    1

    pT

    G

    2

    1

    TG

    Benggunakan persamaan "1.-/# persamaan ini menjadi

    pTTG

    #G" + 2T

    GTS+

    kemudian

    pT

    TG

    #G"

    + 2T

    H "1.-8#

    Suatu persamaan GibbselmholtD, persamaan yang sering digunakan.%arena d"1T# + "1T2# dT , maka kita dapat menggantikan Tdalam deri!ati!

    persamaan "1.-8# dengan T2"1T#& sehingga diperoleh

    pT

    TG

    #G"

    +H "1.-#

    SOA,-SOA,

    1. Terangkan makna istilah )spontaneous* dalam termodinamika

    2. (ada 2/o' hitung harga Auntuk ekspansi isotermal satu mol gas ideal dari 1liter menjadi - liter M

    3. $engan diferensial eksak:

    dVV

    UdTCdU

    Tv

    += ,

    tunjukkan bahwa jika "U/V#Tadalah hanya fungsi !olume, maka Cvadalah hanyafungsi temperatur

    -. $iketahui bahwa dS= "Cp/T#dTJ Vdp, tunjukkan bahwa

    a# "S/p#v= Cv/Tb# "S/p#p=Cp/TV

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    9/123

    /. $engan menggunakan persamaan diferensial dan definisi fungsi, tentukan bentuk

    fungsional untuk S, V, H, Uuntuk

    a# gas ideal, dimana +o"T# 4RTlnp

    b# !an der Aalls, diberikan+o"T# 4RTlnp4 "b J aRT#p

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    10/123

    BAB II

    SISTEM KOMPOSISI /A*IABE,

    KESETIMBANGAN KIMIA

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:

    1. menghitung energi bebas dalam ampuran gas,

    2. menghitung potensial kimia gas ideal murni,

    3. menghitung potensial kimia gas ideal dalam ampuran gas ideal,

    -. menghitung konstanta kesetimbangan tekanan dalam ampuran gas ideal,

    /. menghitung konstanta kesetimbangan tekanan dalam ampuran gas nyata,

    . menghitung konstanta kesetimbangan suatu gas dalam terminologi fraksi mol atau

    konsentrasi,

    8. menghitung konstanta kesetimbangan suatu gas karena perubahan temperatur,

    . menghitung konstanta kesetimbangan antara gas dan fase terkondensasi,

    2.1 Pe!samaan %undamenta

    Seara mutlak sistem diasumsikan tersusun oleh suatu Dat murni atau jika tersusun

    oleh suatu ampuran, maka komposisi ampuran tidak berubah dalam perubahan keadaan.

    Selagi rekasi kimia berlangsung komposisi sistem dan sifat termodinamika berubah.

    %arena itu ketergantungan pada komposisi harus dimasukkan dalam persamaan

    termodinamika. (ertama kali dimasukkan dalam @nergi Gibbs G.

    ntuk suatu Dat murni atau ampuran komposisi tertentu persamaan energi Gibbs

    adalah

    dG = SdT + Vdp "2.1#ika jumlah mol, n&,n,, Dat munul ber!ariasi, maka G=G"T,p,n&,n,#, dan diferensial

    totalnya adalah

    dG +n$pT

    G

    ,

    dT 4n$T

    p

    G

    ,

    dp 4n,pT

    n

    G

    ,,1

    dn&4n,pT

    n

    G

    ,,2

    dn24 N "2.2#

    dimana nipada deri!atif parsial berarti semua jumlah mol konstan dalam diferensiasi dan njpada deri!atif parsial berarti semua jumlah mol keuali satu dalam deri!atif adalah konstan

    dalam diferensiasi.

    ika suatu sistem tidak mengalami suatu perubahan komposisi, maka

    dn1+ , dn2+ ,

    sehingga

    dG+ n$pT

    G

    ,

    dT4 n$Tp

    G

    ,

    "2.3#

    (embandingan persamaan "2.3# dan "2.1# menunjukkan

    n$pT

    G

    ,

    + Sdann$T

    p

    G

    ,

    + V "2.-a,b#

    ntuk penyederhanaan,

    $+n,pT$

    n

    G

    ,,

    "2./#

    dengan melihat persamaan "2.-# dan "2./#, diferensial total G dalam persamaan "2.2#

    menjadi

    dG+ SdT4 Vdp41dn142dn2 4 N "2.#(ersamaan "2.#menghubungkan perubahan energi Gibbs dengan perubahan temperatur,

    tekanan, dan jumlah mol. Eiasanya ditulis

    1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    11/123

    dG+ SdT4 Vdp4 $

    $dni "2.8#

    2.2 Ene!gi Bebas 0ampu!an

    ika ampuran mengandung n&, n, N, mol, maka 1, 2,N adalah potensial kimia

    dari komponen 1, 2, N energi bebas ampuran pada temperatur dan tekanan konstanadalah

    G = n&&+ n+ "2.#

    + $

    n$$

    $engan bantuan persamaan "2.8# dan "2.#, energi bebas dari ampuran dpt

    diturunksn sebagai

    Gamp= nRT $

    ln-$ "2.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    12/123

    2.' Kesetimbangan Kimia daam 0ampu!an

    $alam sistem tertutup, energi bebas dari reaksi umum tipe

    Oa; 4 nbE 4 N nl5 4 nmB 4 N(ada temperatur dan tekanan konstan adalah

    G+ tanrea0

    ,

    ,,

    prod10

    $

    $$ nn "2.13#

    (ada kesetimbangan, G+ sehingga persamaan di atas disederhanakan menjadi

    tanrea0

    ,

    ,,

    prod10

    $

    $$ nn +

    2.( Kesetimbangan Kimia daam 0ampu!an Gas Idea

    Telah diperlihatkan dalam persamaan "2.12#, bahwa gas ideal dalam suatuampuran gas diberikan dengan

    $=$o

    + RT "n p$ dimana p$ adalah tekanan parsial gas dalam ampuran. arga i ini digunakan untukmenghitung Greaksi

    ; 4 E ' 4 $dimana ;, E, ' dan $ menunjukkan rumus kimia Dat, sedangkan , , , menunjukkankoefisien stoikiometrik. %emudian

    G+ o'4 PT ln p'4 o$4 PT ln p$o;PT ln p;oEPT ln pE,+ o'4 o$"o;4 oE# 4 PT"ln p'4 ln pada "ln p;4 ln pE#>

    misal

    Go+ o'4 o$"o;4 oE# "2.1-#

    Go

    adalah energi Gibbs reaksi standar. %emudian dengan mengkombinasikan termlogaritma diperoleh

    G+ Go4RTln

    #"#"

    #"#"

    2A

    3C

    pp

    pp

    "2.1/#

    jika

    Qp =

    #"#"

    #"#"

    2A

    3C

    pp

    pp

    "2.1#

    Baka

    G+ Go4RTln Qp "2.18#

    (ada kesetimbangan G+ dan persamaan "2. 38# menjadi

    + Go4RTln

    e2eA

    e3eC

    pp

    pp

    #"#"

    #"#" "2.1#

    dimana subskrip emenandai tekanan parsial kesetimbangan. asil bagi tekanan parsial

    kesetimbangan adalah konstanta kesetimbangan tekanan4p5

    4p+

    e2eA

    e3eC

    pp

    pp

    #"#"

    #"#" "2.1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    13/123

    dapat dituliskan

    G + $ioi4RT

    $iln pi

    Tetapi

    $ ioi+ Go "2.2a#(erubahan energi Gibbs standar , dan ilnpi+ lnpi

    i, sehingga persamaan menjadi

    G+ Go4RT$

    ln pii "2.2b#

    Tetapi ini merupakan logaritma produk sehingga

    lnp114 lnp2

    24 N + ln"p11p2

    2N.#

    kemudian

    $

    v$$p +p1

    1p22N.

    $isebut sebagai hasil bagi tekanan yang sesuai, Qp

    Qp= $v

    $$

    p "2.21#

    atatan bahwa karena v$untuk komponen reaktan adalah negatif, kita mempunyai reaksi

    yang dimasalahkan

    1+ , 2+ , 3+ , -+ dan

    Qp+ p;pE

    p'p$

    "2.22#

    Sehingga4pdapat ditulis

    4p+ $

    ve$

    $p #" "2.23#

    (ersamaan "2. 1# menjadi

    Go

    + RTln4p "2.2-#

    2.) Kesetimbangan Kimia daam 0ampu!an Gas Nata

    ntuk gas nyata maka persamaan "2. # dapat ditulis sebagai berikut

    4#+

    e2eA

    e3eC

    ##

    ##

    #"#"

    #"#" "2.2/#

    Sehingga

    Go+ RTln4# "2.2#ntuk gas nyata,4#bukannya4pyang sekedar fungsi temperatur

    2.+ Konstanta KesetimbanganKx danKc;da baiknya juga untuk mengungkapkan konstanta kesetimbangan suatu gas dalam

    terminologi fraksi mol, -$, atau konsentrasi, $daripada sekedar tekanan parsial. Tekanan

    parsial, p$, fraksi mol, dan tekanan total, p, dihubungkan dengan p$ + -$.p. $engan

    menggunakan hubungan ini untuk setiap tekanan parsial dalam konstanta kesetimbangan,

    dari persamaan "2. # diperoleh

    4p+

    e2eA

    e3eC

    pp

    pp

    #"#"

    #"#"+

    e2eA

    e3eC

    -p-p

    -p-p

    #."#."

    #."#."+

    e2eA

    e3eC

    --

    --

    #"#"

    #"#"p+

    %onstanta kesetimbangan fraksi mol didefinisikan dengan

    4-=

    e2eA

    e3eC

    --

    --

    #"#"

    #"#"

    "2.28#

    %emudian

    13

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    14/123

    4p= 4-.pv "2.2#

    $imana vadalah jumlah koefisien stoikiometrikntuk term konsentrasi dipenuhi hubungan

    4p= 4.RTv "2.2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    15/123

    %onstanta kesetimbangan dapat ditulis sebagai suatu fungsi eksplisit temperatur

    dengan integrasi persamaan "2.3#. Bisalkan pada suatu temperatur To, harga konstanta

    kesetimbangan adalah4p, dan pada suatu temperatur T:

    p

    op

    4

    4 p4d

    ln

    #ln"

    #"ln

    +

    T

    To 2RT

    Ho

    dT

    ln4pln "4p#o+ T

    To 2RT

    HodT

    ln4p= "n (4p)o+ T

    To 2RT

    Ho

    dT "2.38#

    ika oH konstan, maka dengan integrasi didapat

    ln4p+ ln "4p#oR

    Ho

    oTT

    11 "2.3#

    %arena Go+ oH T oS sehingga

    ln4p= RTH

    o

    4RSo

    "2.3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    16/123

    dT

    pdln+

    2RT

    Ho:1; "2.-2#

    dimana oH subadalah panas sublimasi padatan. Suatu plot ln p terhadap 1T memiliki

    suatu slope sebesarRH

    o

    dan mendekati linier.

    SOA,-SOA,

    1. ;pa pentingnya potensial kimia Q ;pa interpretasinya Q

    2. ;pa perbedaan antara4pdan Qpuntuk reaksi fase gas Q

    3. @nergi Gibbs standar kon!ensional ammonia pada 2/o ' adalah J1,/ kmol.

    itung harga energi Gibbs molar pada R , 2, 1, dan 1 atm

    -. (erhatikan kesetimbangan berikut pada 2/o':

    ('l/"g# ('l3"g#4 'l2"g#a# itung Godan Hopada 2/o'

    b# itung harga4ppada %

    # (ada % hitung derajat disosiasi pada tekanan total 1 atm dan / atm/. ntuk oDon pada 2/o', Gof+ 13,2 kmol

    a# (ada 2/o', hitung konstanta kesetimbangan4puntuk reaksi

    3C2"g# 2C3"g#

    b# ;sumsikan bahwa kemajuan pada kesetimbangan, , sangat keil kurang dari satu,

    tunjukkan bahwa + 32. pp4

    # itung4-pada 2/ atm dan4.

    1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    17/123

    BAB III

    KESETIMBANGAN %ASE DA,AM SISTEM SEDE*5ANA

    6ATU*AN %ASE7

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:

    1. memahami hubungan kestabilan fase dengan harga potensial kimia

    2. memahami pengaruh temperatur terhadap kestabilan suatu fase

    3. mengaplikasikan persamaan 'lapeyron dalam kesetimbangan antar fase

    -. menerangkan diagram fase untuk suatu Dat berkaitan dengan sifat Dat

    /. menghitung harga tekanan karena pengaruh perubahan temperatur menggunakan

    persamaan 'lausiusJ'lapeyron

    . menghitung besarnya derajat kebebasan suatu Dat

    #.1 Kondisi Kesetimbangan

    ntuk suatu sistem dalam kesetimbangan potensial kimia setiap komponen harussama dimanaFmana dalam sistem. ika ada beberapa fase, potensial kimia setiap Dat harus

    memiliki harga sama dalam setiap fase dimana Dat itu munul

    ntuk suatu sistem satu komponen, = G/n

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    18/123

    potensial kimia Dat air memiliki harga asedangkan Dat padat memiliki harga b, jadi Datair dapat membeku seara spontan pada temperatur ini, karena membeku mengurangi

    energi Gibbs. (ada temperatur di atas tn situasi akan berbalik. arga Dat padat lebih

    besar daripada Dat airdan Dat padat meleleh seara spontan untuk mengurangi energiGibbs sistem. (ada Tmpotensial kimia Dat padat dan Dat air sama, keduanya koeksis dalam

    kesetimbangan. Situasi sama mendekati Tb. anya di bawah TbDat air stabil, sedangkan di

    atas Tbgas stabil.

    $iagram mengilustrasikan sekuen fase yang terkenal terobser!asi jika Dat padat

    dipanaskan di bawah tekanan konstan. (ada temperatur rendah sistem sepenuhnya Dat

    padat. (ada temperatur definit TmDat air terbentuk& Dat air stabil sampai menguap pada

    temperatur Tb.Sekuen fase ini adalah konsekuen sekuen harga entropi, dan juga adalah

    konsekuensi epat dari fakta bahwa panas diserap dalam transformasi dari Dat padat ke Dat

    air dan Dat air ke gas.

    Gambar 3.1 !ersus Tpada tekanan tetap gambar 3.2!ersus Tpada tekanan tetap

    #.# Kete!gantungan Te$anan da!i Ku!9a te!:adap T

    $ari persamaan 3.2b dalam bentuk d + I dp , jika tekanan berkurang, dp negatif,

    Vpositif, karena itu dnegatif, dan potensial kimia berkurang dalam proporsi !olume fase.

    %arena !olume molar Dat air dan Dat padat sangat keil, harga berkurang seara linier.ntuk Dat padat dari a ke a*, untuk Dat air dari b ke b* "gambar 3.3a#. Iolume gas seara

    kasar adalah 1 kali lebih besar daripada Dat padat atau Dat air, sehingga gasberkurang sangat banyak, dari ke *. %ur!a pada tekanan lebih rendah ditunjukkan

    sebagai garis putusFputus paralel ke garis asal dalam gambar 3.3"b#. "gambar telah

    digambar untuk kasus Vliuid 0 Vsolid#. Gambar 3.3"b# menunjukkan bahwa kedua

    temperatur kesetimbangan "kedua titik interseksi# telah bergeser& pergeseran dalam titik

    leleh adalah keil, sedangkan pergeseran dalam titik didih adalah relatif besar. Titik leleh

    bergeser dilebihJlebihkan untuk penekanan saja, kenyataannya sangat keil. Eerkurangnya

    titik didih Dat air dengan berkurangnya tekanan digambarkan dengan baik. (ada tekanan

    lebih rendah range kestabilan Dat air teratat berkurang. ika tekanan berkurang ukup

    rendah, titik didih Dat air dapat terletak di bawah titi leleh Dat padat. "Gambar 3.-#.

    %emudian tidak ada temperatur bagi Dat air untuk stabil& Dat padat menyublim. (ada

    Temperatur Ts, Dat padat dan uap koeksis dalam kesetimbangan. Temperatur Ts adalah

    temperatur sublimasi Dat padat. Sangat tergantung pada tekanan.

    elas ada beberapa tekanan yang mana 3 kur!a interseksi pada temperatur sama.Temperatur dan tekanan ini mendefinisikan titik tripel& Tiga fase ini koeksis dalam

    kesetimbangan di titik tripel.

    1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    19/123

    Ha atau tidaknya materi tertentu akan menyublim di bawah tekanan tertentu

    tergantung pada sifat indi!idual Dat. ;ir, sebagai ontoh, menyublim pada tekanan di

    bawah 11 (a. Titik leleh lebih tinggi, dan perbedaan lebih keil antara titi leleh dan titi

    didih pada tekanan 1 atm, semakin tinggi akan menjadikan tekanan semakin rendah yang

    mana sublimasi akan teramati. Tekanan "dalam atm# di bawah sublimasi teramati dapatdiestimasikan untuk Dat dengan mengikuti aturan Trouton dengan rumus

    5np+

    T!

    T!T;:.1 "3.-#

    "a# "b#

    Gambar 3.3 @fek tekanan pada titik didih dan leleh

    Gambar 3.- !ersus TDat yang menyublim

    #.& Pe!samaan 0ape!on

    %ondisi untuk kesetimbangan antara dua fase, dan beta Dat murni adalah"T,p# +"T, p# "3./#

    jika bentuk analitik fungsi , dan diketahui,mungkin persamaan "3./# dapatdiselesaikan

    T+#"p# ataup+"T# "3.#

    persamaan "3. a# mengungkapkan fakta, digambarkan dalam gambar 3.3"b#, bahwa

    temperatur kesetimbangan tergantung pada tekanan.

    (erhatikan kesetimbangan antara dua fase dan di bawah tekananp, temperaturkesetimbangan adalah T. Baka pada Tdanpdidapat

    "T,p# +"T, p# "3.8#

    ika tekanan diubah menjadi hargap4 dp, Tkesetimbangan akan berubah menjadi T4 dT,harga setiap akan berubah menjadi 4 d . %arena itu pada T 4 dT, p 4 dp kondisi

    kesetimbangan adalah

    1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    20/123

    "T,p# 4 d +"T, p# 4 d "3.#sehingga

    d+ d "3.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    21/123

    "a# "b#

    Gambar 3./ Garis kesetimbangan "a# padatJair, "b# airJuap

    #.&.2 Kesetimbangan ;at

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    22/123

    "dpdT#li,gas+ H!ap"T V # dan "dpdT#solid,gas+ Hsub"T V #harga V dalm kedua persamaan sangat mendekati sama. %arena Hsub lebih besardaripada H!ap, slope kur!a sFg dalam gambar 3. adalah steeper daripada kur!a lFg.

    Titik pada kur!a sFg adalah set temperatur dan tekanan dimana Dat padat koeksis

    dalam kesetimbangan dengan uap. Titik sebelah kiri garis terletak di bawah temperatur

    sublimasi, dan bersesuai dengan kondisi Dat padat stabil. Titik sebelah kanan kur!a sFg

    adalah titik di atas temperatur sublimasi, sehingga merupakan kondisi dimanas fase gas

    stabil. %ur!a sFg harus interseksi satu saka lain pada titik tripel sebab kondisi yang

    diekspresikan dalam persamaan "3. 13# .

    Gambar 3. $iagram fase untuk Dat sederhana.

    #.' Diag!am %ase

    ;mati gambar 3. pada tekanan konstan, ditandai dengan garis datar putus ,

    menunjukkan titik leleh dan titik didih Dat sebagai interseksi garis datar dengan kur!a sFl

    dan lFg. Titik interseksi ini bersesuaian dengan interseksi kur!a Tdalam gambar 3.1.(ada temperatur di bawah Tm, Dat padat stabil& pada titik diantara Tmdan TbDat air stabil,

    sedangkan di atas Tb gas stabil. Gambar 3. disebut diagram fase atau diagram

    kesetimbangan.

    $iagram fase menunjukkan seara sepintas sifat Dat & titik leleh, titik didih, titik

    transisi, titik tripel. Setiap titik pada diagram fase menggambarkan keadaan sistem

    menggambrkan harga Tdanp.

    Garis pada diagram fase membaginya menjadi daerah berlabel solid, liuid dan gas.

    ika titik yang menggambarkan sistem berada dalam daerah padatan, Dat eksis sebagai

    padatan. ika titik berada dalam daerah liuid, maka Dt eksis sebagai Dat air. ika titik

    berada pada garis lFg, Dat eksis sebagai Dat air dan uap dalam kesetimbangan.

    %ur!a lFg memiliki batas atas pada tekanan dan temperatur kritis, karena itu tidakdapat dibedakan antara Dat air dan gas di atas temperatur dan tekanan ini.

    #.'.1 Diag!am "ase untu$ Ka!bondio$sida

    $iagram fase untuk karbondioksida ditunjukkan seara skematik dalam gambar

    3.8. Slope garis solidFliuid lurus ke kanan, karena V li0 V solid. 'airan 'C2tidak stabil

    pada tekanan di bawah / atm. ntuk alasan ini )dry ie* kering di bawah tekanan atmosfir

    biasa. %etika karbondioskida dimasukkan ke dalam silinder di bawah tekanan pada 2/o',

    diagram menunjukkan bahwa jika tekanan menapai 8 atm, 'C2 air akan terbentuk.

    Silinder 'C2 komersial umumnya mengandung airan dan gas dalam kesetimbangan&

    tekanan dalam silinder adalah sekitar 8 atm pada 2/o'.

    22

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    23/123

    #.'.2 Diag!am "ase untu$ ai!.

    Gambar 3. adalah diagram fase untuk air di bawah tekanan moderat. Garis padatF

    air naik lurus ke kiri, karena V li? Vsolid. Titik tripel ada pada ,1o' dan 11 (a. Titik

    beku normal air ada pada ,2o'. Suatu kenaikan tekanan akan menurunkan titik leleh

    air.ika air diamati di bawah tekanan tinggi, beberapa kristal modifikasi teramati.

    $iagram kesetimbangan ditunjukkan dalam gambar 3.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    24/123

    ln

    !

    !

    T

    TT

    + ln

    +

    !

    !!!

    T

    TTT T

    + ln

    +

    !

    !!

    T

    TTT1

    !

    !!

    T

    TTT

    sehingga persamaan "-.1/# menjadi

    p+#1:

    #1:

    VH

    !TT "3.1#

    dimana Tadalah kenaikan titik leleh yang sesuai dengan kenaikan tekanan p.

    #.(.2 Kesetimbangan %ase Te!$ondensasi - Gas

    ntuk kesetimbangan fase terkondensasi, baik padat atau air, dengan uap

    V

    S

    dT

    dp

    = + ( )/> VVT

    H

    dimana Hadalah panas penguapan molar Dat air atau panas sublimasi molar padatan,dan V adalah !olume molar Dat padat atau Dat air. %ebanyakan Vg J V Vg, dandiasumsikan sebagai gas ideal, sama denganRT/p.Baka persamaan menjadi

    dT

    pdln+ 2RT

    H "3.18#

    yang merupakan persamaan 'lausiusJ'lapeyron, menghubungkan tekanan uap Dat air

    "Dat padat# dengan panas penguapan "sublimasi# dan temperatur. 6ntegrasi di bawah asumsi

    bahwa Htidak tergantung temperatur menghasilkan

    p

    po pdln +

    TTo

    dTRT

    H2

    lnpop +

    ToTRH 11 +

    RTH 4

    RToH "3.1#

    dimanapoadalah tekanan uap pada To, danpadalah tekanan uap pada T. ikapo+ 1 atm,

    maka To adalah titik didih normal Dat air "titik sublimasi normal Dat padat#. Baka

    lnp+RT

    H

    RT

    H

    o

    , logp+

    RT

    H

    RT

    H

    o .33,2.33,2

    "3.1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    25/123

    Gambar 3.11 logpmmg !ersus 1Tuntuk air

    E"e$ Te$anan pada Te$anan Uap

    %eseimbangan Dat air J uap air seara implisit diasumsikan bahwa kedua fase adalah

    di bawah tekanan yang samap. ika oleh beberapa alat dimungkinkan untuk menyimpanairan itu di bawah suatu tekanan Pdan uap di bawah tekanan uap p, kemudian tekanan

    uap tergantung padaP. ;ndaikan airan itu terkurung kontainer yang ditunjukkan Gambar

    3.12. $alam ruang di atas airan, uap air terkurung bersamaFsama dengan suatu gas lain

    yang tidak dapat larut dalam airan. Tekanan uap pplus tekanan gas yang lain adalah P.

    Seperti biasanya, kondisi kesetimbangan adalah

    !ap"T, p# +li"T, p# "3.2#

    (ada temperatur tetap persamaan ini menyatakan bahwa p + #"P#. Seara fungsional,

    persamaan ini didiferensiasi terhadapPdengan menjaga Ttetap

    T

    vap

    p

    TP

    p

    +

    T

    "$=

    P

    dengan menggunakan persamaan fundamental didapat

    Tvap

    P

    pV

    + "$=V atauTP

    p

    +vap

    "$=

    V

    V "3.21#

    (ersamaan Gibbs ini menunjukkan bahwa tekanan uap meningkat terhadap tekanan total

    pada Dat air& laju kenaikan sangat keil karena Vlisangat kurang dibanding V!ap. ika uap

    bersifat gas ideal, maka persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut

    p

    RTdp+ VlidP, RT

    p

    po p

    dp= Vli

    P

    PodP

    dimanapadalah tekanan uap pada tekananP, po adalah tekanan uap ketika Dat air dan

    uap di bawah tekanan yang sama,po, tekanan ortobarik. adi

    RTln

    po

    p+ Vli"P 7 po# "3.22#

    Gambar 3. 12

    #.+ Atu!an %ase

    %eberadaan dua fase dalam kesetimbangan menyatakan kondisi

    "T, p# +"T, p# "3.23#

    yang berarti dua !ariabel intensif yang biasanya dibutuhkan untuk menggambarkan

    keadaan suatu sistem tidak lagi terpisah, tetapi berkaitan. %arena hubungan ini, maka

    hanya satu !ariabel, baik temperatur atau tekanan, dibutuhkan untuk emnggambarkan

    keadaan sistem. Sistem ini memiliki satu derajat kebebasan atau uni!arian, jika hanya ada

    satu fase, maka dua !ariabel dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan, dan sistemmemiliki dua derajat kebebasan atau bi!arian. ika ada 3 fase, maka ada 2 hubungan antara

    Tdanp

    2/

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    26/123

    "T, p# +"T, p# "T, p# + "T, p# "3.2-#$ua hubungan ini menentukan T dan p seara lengkap. Tidak ada informasi lain yang

    diperlukan untuk mendeskripsi keadaan sistem. ntuk suatu sistem uni!arian, maka tidak

    memiliki derajat kebebasan. Tabel 3.1 menunjukkan hubungan antara jumlah derajat

    kebebasan dan jumlah fase yang ada untuk sistem satu komponen. Tabel ini menyarankansuatu aturan yang menghubungkan jumlah derajat kebebasan, @, dengan jumlah fase, P,

    yang ada.

    @ = 7 P "3.2/#

    yang merupakan aturan fase untuk sistem satu komponen.

    ;turan fase yang sederhana sangat berguna untuk memutuskan berapa banyak

    !ariabel bebas yang diperlukan untuk mendeskripsi sistem. $irangkum dalam tabel "3.1#,

    "3.2# dan "3.3#.

    Tabel 3.1

    umlah fase 1 2 3

    $erajat kebebasan 2 1

    Tabel 3.2

    enis Iariabel umlah total !ariabel

    Temperatur dan Tekanan 2

    Iariabel %omponen "dalam setiap fase, fraksi mol setiap

    komponen harus dispesifikasi& jadi, C fraksi mol

    dibutuhkan untuk menggambarkan satu fase& PC

    dibutuhkan untuk menggambarkanP fase#

    PC

    umlah total !ariable PC + 2

    umlah !ariabel bebas, @, diperoleh dengan mengurangkan jumlah total persamaandari jumlah total !ariabel:

    @ = PC + 27 P 7 C "PJ 1#,

    @ = C 7 P + 2

    ika sistem satu komponen, C = 1, sehingga @ = 3 JP. (ersamaan ini adalah aturan fase .

    Aillard Gibbs.

    SOA,-SOA,

    1. 6lustrasikan dengan grafik !ersus Tkenyataan bahwa Sfusdan Ssubdijaminselalu positif dimana fase padat paling stabil pada temperatur rendah

    2. Tekanan uap bromium air pada

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    27/123

    ;) temperatur dan tekanan titik tripel

    BAB I/

    ,A*UTAN

    6,A*UTAN IDEA, DAN SI%AT KO,OGATI%7

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:

    1. menerangkan iriJiri larutan ideal

    2. menghitung besarnya potensial kimia larutan ener ideal

    3. memahami sifatJsifat koligatif suatu Dat

    -. menghitung penurunan titik beku suatu larutan

    /. menghitung kenaikan titik didih suatu larutan

    . menghitung besarnya tekanan osmotik suatu larutan

    &.1 =enis ,a!utan

    5arutan adalah suatu ampuran homogen dari spesies kimia yang terdispersi padaskala molekular. $engan definisi ini, larutan adalah fase tunggal. 5arutan mungkin berupa

    gas, airan, atau padat. 5arutan biner terdiri atas dua unsur, larutan terner tiga unsur,

    kuarterner empat unsur. ;danya konstituen dengan jumlah yang terbesar biasanya disebut

    pelarut, sedangkan suatu konstituen J satu atau lebihJ yang adanya relatif jumlah keil

    disebut Dat terlarut. (embedaan antara pelarut dan Dat terlarut adalah suatu hal yang

    berubahJubah. ika sesuai, kehadiran konstituen relatif jumlah keil mungkin dipilih

    sebagai pelarut. %ita akan menggunakan istilah pelarut dan Dat terlarut dalam ara yang

    biasa. 'ontoh jenis larutan dapat dilihat pada tabel -.1

    Tabel -.1

    5arutan gas 'ampuran gas atau uap

    5arutan air (adatanm airan, atau gas, terlarut dalam

    airan

    5arutan padatan

    Gas terlarut dalam padatan 2dalam palladium, O2dalam titanium

    Uat air terlarut dalam padatan Berkuri dalam emas

    Uat padat terlarut dalam Dat padat Tembaga dalam emas, seng dalam

    tembaga, berbagai alloy

    &.2 De"inisi ,a!utan Idea(erhatikan suatu larutan yang tersusun atas pelarut !olatil dan satu atau lebih Dat

    terlarut in!olatil, dan amati kesetimbangan antara larutan dan uap. ika suatu airan murni

    ditempatkan dalam kontainer yang pada awalnya dikosongkan, airan menguap sampai

    ruang di atas airan terisi dengan uap air. Temperatur sistem dijaga tetap. (ada

    kesetimbangan, tekanan yang ditentukan untuk uap air itu adalahpo, tekanan uap air airan

    yang murni. ika suatu Dat yang tidak menguap dilarutkan dalam airan, tekanan uap air

    keseimbangan p di atas larutan teramati menjadi kurang daripada di atas airan yang

    murni.

    28

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    28/123

    Gambar -.1 Tekanan uap sebagai fungsi-2 Gambar -.2 ukum Paoult untuk pelarut

    %arena Dat terlarut in!olatil, maka uap mengandung pelarut murni. Selama Dat

    in!olatil ditambah, tekanan dalam fase tekanan akan berkurang. ;lur skematik tekanan uap

    pelarut terhadap fraksi mol Dat terlarut in!olatil dalam larutan,-2, ditunjukkan dengan garis

    pada gambar -.2. (ada -2 + , p = po

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    29/123

    li+!ap "-.-#

    dimana li adalah potensial kimia pelarut dalam fase air, !appotensial kimia pelarutdalam uap. %arena uap adalah pelarut murni di bawah tekanan p, ungkapan untuk !apdiberikan oleh persamaan "1.-8#, diasumsikan bahwa uap adalah gas ideal !ap+ !ap4 RT

    lnp. Baka persamaan "-.- # menjadi

    li+o!ap4RTlnp

    $engan menggunakan hukum Paoult,p+-po, diperoleh

    li+o!ap4RTlnpo+ RT "n -ika pelarut murni dalam kesetimbangan dengan uap, tekanan menjadi po& kondisi

    kesetimbangan adalah

    oli+o!ap4RTlnpo

    dimanaoliadalah potensial kimia pelarut Dat Dair murni. %emudian

    lioli+RTln-sehingga dapat ditulis

    = o4RTln- "-./#

    &.& Potensia Kimia 8at Te!a!ut daam ,a!utan Idea Bine! Api$asi Pe!samaan

    GibbsDu:em

    (ersamaan Gibbs$uhem dapat digunakan untuk menghitung potensial kimia Datterlarut dari pelarut sistem ideal biner. (ersamaan Gibbs$uhem persamaan "2.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    30/123

    $iagram terhadap T menunjukkan dengan jelas penurunan titik beku dankenaikan titik didih. $alam gambar -.-"a# garis lurus berkaitan dengan pelarut murni.

    %arena Dat terlarut adalah in!olatil , maka tidak nampak dalam fase gas, sehingga kur!a

    gas sama seperti untuk gas murni. ika diasumsikan bahwa Dat padat hanya mengandung

    pelarut, maka kur!a untuk Dat padat tidak berubah. Tetapi karena Dat Dair mengandung Datterlarut, maka pelarut menurun pada setiap temperatur sebesar RT ln -. %ur!a

    putusputus dalam gambar -.-"a# adalah kur!a untuk pelarut dalam larutan ideal. Gambarmenunjukkan seara langsung bahwa titik interseksi dengan kur!a untuk Dat padat gas

    telah bergeser. Titik interseksi baru adalah titik beku, Tf*, dan titik didih Tb

    *, larutan.

    Tampak bahwa titik didih larutan lebih tinggi daripada pelarut murni "kenaikan titik didih#,

    sedangkan titik beku larutan adalah menurun "penurunan titik beku#. $ari gambar tampak

    jelas bahwa perubahan titik beku adalah lebih besar daripada perubahan titik didih untuk

    larutan dalam konsentrasi yang sama.

    (enurunan titik beku dan kenaikan titik didih dapat digambarkan pada diagram fase

    pelarut biasa , ditunjukkan dengan kur!a gambar -.-"b#. ika Dat in!olatil ditambahkan kepelarut air, maka tekanan uap menurun pada larutan ditunjukkan oleh garis titiktitik.Garis putusFputus menunjukkan titik beku baru sebagai fungsi temperatur. (ada tekanan 1

    atm, titik beku dan titik didih diberikan oleh interseksi garis padat dan putusFputus dengan

    garis datar pada tekanan 1 atm. $iagram ini juga menunjukkan bahwa konsentrasi Dat

    terlarut yang diberikan menghasilkan efek lebih banyak kepada titik beku daripada kepada

    titik didih.

    "a# "b#

    Gambar -.3 Sifat koligatif

    Titik beku dan titik didih larutan tergantung pada kesetimbangan pelarut dalam

    larutan dengan pelarut padatan murni atau uap pelarut murni. %eseimbangan lain yangmungkin adalah antara pelarut dalam larutan dan pelarut airan murni. %esetimbangan ini

    dapat diperoleh dengan menaikkan tekanan pada larutan seukupnya untuk menaikkan pelarut dalam larutan ke harga pelarut murni. Tekanan tambahan pada larutan yangdibutuhkan untuk memperoleh kesamaan pelarut dalam larutan dan pelarut murni disebutTekanan Csmotik larutan

    &.( Penu!unan Titi$ Be$u

    (erhatikan suatu larutan dalam kesetimbangan dengan pelarut padatan murni.

    %ondisi kesetimbangan menuntut

    "T,p,-# +

    solid"T,p# "-.1#

    dimana "T,p,-# adalah potensial kimia pelarut dalam larutan, solid"T,p# adalah potensial

    kimia padatan murni. %arena Dat padat murni, maka solid tidak tergantung pada suatu

    3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    31/123

    !ariabel komposisi. $alam persamaan "-. 1#, Tadalah temperatur kesetimbangan,titik

    beku larutan& dari bentuk persamaan "-. 1#, T adalah suatu fungsi tekanan dan -adalah

    fraksi mol pelarut dalam larutan. ika tekanan tetap, maka T adalah hanya fungsi-.

    ika larutan adalah ideal, maka "T,p,- # dalam larutan diberikan oleh persamaan

    "-. /#, sehingga persamaan "-. 1# menjadio"T, p# 4RTln-+solid"T,p#

    ln-+ RT

    pTpT :o"$do #,"#,"

    "-.11#

    karena o adalah potensial kimia Dat Dair murni, maka o "T,p # solid "T, p# + Gfus,dimana Gfusadalah energi Gibbs molar peleburan dari pelarut murni pada temperatur T.(ersamaan "-. 11# menjadi

    ln-+ RT

    G#1: "-.12#

    ntuk menemukan bagaimana Ttergantung pada-, e!aluasi "T-#p. asil diferensiasi

    -

    1+F

    R

    1

    p

    #1:

    T

    TG

    #G"

    p-

    T

    $engan menggunakan persamaan GibbselmholtD, persamaan "1./-#,

    pT

    TG

    #G"

    + 2T

    H

    diperoleh

    -

    1+

    2RT

    H#1:

    p-

    T

    "-.13#

    jika diintegralkan

    - -d-

    1+

    T

    T

    #1:

    o RT

    H2

    dT "-.1-#

    ln-+ R

    H#1:

    oTT

    11 "-.1/#

    T

    1+

    oT

    1

    #1:H

    -R

    ln

    "-.1#

    yang menghubungkan titik beku larutan ideal dengan titik beku pelarut murni, To, panas

    peleburan pelarut, dan fraksi mol pelarut dalam larutan,-.

    ubungan antara titik beku dan komposisi suatu larutan dapat sangat

    disederhanakan jika larutan ener. Kraksi mol pelarut diberikan sebagai berikut

    -+32 nnn

    n

    ++ + ...#" 32 +++ !!nBnn

    -+B!+11

    "-.18#

    dengan logaritma dan diferensiasi didapat ln-+ ln"14Bm#, dan

    dln-+ B!

    d!B

    +1.

    "-.1#

    persamaan "-. -# dapat ditulis

    dT+#1:H

    RT

    2

    d ln-

    penggantian dln-dengan harga dalam persamaan "-.1# didapat

    31

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    32/123

    dT+#1:H

    BRT

    2

    #1" B!

    d!

    + "-.1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    33/123

    @nergi Gibbs penguapan molar adalah

    G!ap+!ap"T,p# o"T, p#sehingga

    ln-+ RT

    Gvap

    "-.2#penulisan finalnya

    ln-+R

    Hvap

    oTT

    11 atau

    T

    1+

    oT

    14

    vapH

    -R

    ln

    "-.2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    34/123

    $ari persamaan fundamental pada Tkonstan, didapat do+ Iodp. $engan integrasi

    o"T,p+# o"T, p# + +p

    p

    odpV "-.3-#

    (ersamaan "-. 33# menjadi

    +p

    p

    o

    dpV 4RTln-+ "-.3/#

    $alam persamaan "-. 3/# V oadalah !olume molar pelarut murni. ika pelarut tidak dapat

    ditekan, maka V obebas dari tekanan dan dapat dibuang dari integral. Baka

    Vo4RTln-+ "-.3#

    ntuk konsentrasi Dat terlarut, ln-+ ln "1-2#. ika larutan adalah ener, maka-2?? 1&logaritma dapat diekspansi dalam deret,

    ln "1-2# + -2+ 2

    2

    nn

    n

    +

    n

    n2

    %arena n?? ndalam larutan ener. Baka persamaan "-. 3# menjadi

    + onV

    RTn2 "-.38#

    ika larutan ener, maka nsangat keil sehingga

    +V

    RTn2atau + RT "-.3#

    (ersamaan ini adalah persamaan !an*t off untuk tekanan osmotik.

    &.3.2 Pengu$u!an Te$anan Osmoti$

    (engukuran tekanan osmotik berguna untuk menentukan massa molar materi yang

    hanya sedikit dapat larut dalam pelarut, atau yang memiliki massa molar sangat tinggi

    "misal protein, polimer berbagai tipe, koloid#. 6ni adalah pengukuran yang sesuai karena

    besarnya tekanan osmotik.(ada 2/o', produkRT 'D6 mol. adi untuk 1 mol5 larutan " = 1 molm3#,

    didapat

    + RT + 2,- W 1(a + 2-,/ atm

    $alam penentuan massa molar, jika adalah massa Dat terlarut yang terlarut dalam

    !olume, V, maka + RT/BVatau

    B =V

    RT

    2

    Eahkan ketika keil danBbesar, harga dapat terukur dan dapat diubah menjadi harga

    B.

    SOA,-SOA,

    1. 6nterpretasikan "a# penurunan titik beku dan "b# kenaikan titik didih dalam

    terminologi potensial kimia sebagai suatu ukuran )esaping tendeny*

    2. $ua puluh gram Dat terlarut ditambahkan ke 1 gram air pada 2/o'. Tekanan uap

    air murni adalah 23,8 mmg& tekanan uap larutan adalah 22,-1 mmg.

    a# itung massa molar Dat terlarut

    b# Eerapa massa Dat terlarut yang dibutuhkan dalam 1 gram air untuk

    mengurangi tekanan uap 1,/ harga untuk air murniQ

    3. $ua gram asam benDoat dilarutkan dalam 2/ gram benDena, 4#+ -,< % kgmol,

    menghasilkan penurunan titik beku 1,2 %. itung massa molar. Eandingkan dengan

    massa molar yang diperoleh dari rumus asam benDoat, '/'CC.

    -. (anas peleburan asam asetat adalah 11,82 kmol pada titik leleh 1,1 o'. itung

    4# untuk asam asetat

    3-

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    35/123

    /. ika gram urea, "O2#2'C, dilarutkan dalam 1 5 larutan, hitung tekanan osmotik

    larutan pada 28o'

    3/

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    36/123

    BAB /

    ,A*UTAN

    6BAN?AK KOMPONEN /O,ATI,@ ,A*UTAN EN0E* IDEA,7

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:

    1. memahami iriJiri larutan ideal

    2. menghitung potensial kimia larutan ideal

    3. menerapkan hukum Paoult dalam larutan biner

    -. memahami iriJiri ampuran yang aDeotrop

    /. menerapkan hukum enry untuk menerangkan hubungan tekanan parsial dengan

    fraksi mol kesetimbangan, dan kelarutan suatu gas

    '.1 Ka!a$te!isti$ Umum ,a!utan Idea

    %onsep dari suatu larutan ideal meluas ke larutan yang berisi beberapa unsur

    mudah menguap. Sama dengan dulu, konsep didasarkan pada suatu penyamarataanperilaku yang bersifat perobaan dari larutan nyata dan menghadirkan suatu perilaku

    membatasi yang didekati oleh semua larutan nyata.

    (erhatikan suatu larutan yang tersusun beberapa Dat !olatil dalam suatu wadah

    yang sebelumnya dikosongkan. %arena semua komponen !olatil, beberapa larutan

    menguap memenuhi ruang di atas Dat Dair dengan uap. %etika larutan dan uap sampai

    kesetimbangan pada temperatur T, tekanan total dalam kontainer adalah jumlah tekanan

    parsial beberapa komponen larutan:

    p = p&+ p+ "/.1#

    tekanan sebagian ini adalah terukur& seperti fraksi mol kesetimbangan-1, N.., -i,N.., dalam

    Dat Dair. Bisal satu komponen, $, ada dalam jumlah relatif besar ibanding yang lain.

    $itemukan seara eksperimen bahwa

    pi+ -ipio "/.2#

    dimanapioadalah tekanan uap komponen Dat Dair murni $. (ersamaan "/.2# adalah hukum

    Paoult, dan seara eksperimen itu diikuti larutan manapun ketika -i mendekati kesatuan

    dengan mengabaikan komponen yang hadir dalam jumlah berlebihan. %etika suatu larutan

    ener dalam semua komponen keuali pelarut, pelarut selalu mengikuti hukum Paoult.

    %arena semua komponen adalah !olatil, masingFmasing dapat ditunjuk sebagai pelarut.

    Cleh karena itu larutan ideal digambarkan dengan persyaratan bahwa masingFmasing

    komponen mematuhi ukum Paoult, persamaan "/.2#, atas keseluruhan akupan

    komposisi. ;rti lambang penting dinyatakan lagi:piadalah tekanan sebagian $dalam fase

    uap&pio

    adalah tekanan uap Dat Dair murni& dan-iadalah fraksi mol $dalam ampuran DatDair.

    5arutan ideal memiliki dua sifat penting : panas penampuran komponen murni

    untuk membentuk larutan adalah nol, dan !olume penampuran adalah nol. Sifat ini

    diamati sebagai perilaku batas dalam semua larutan nyata. ika pelarut tambahan

    ditambahkan ke suatu larutan yang ener dalam keseluruhan Dat terlarut, panas

    penampuran mendekati nol selagi larutan semakin ener. $alam keadaan yang sama,

    !olume penampuran dari semua larutan nyata mendekati nol.

    '.2 Potensia Kimia daam ,a!utan Idea

    (erhatikan suatu larutan ideal dalam kesetimbangan dengan uapnya pada

    temperatur tertentu T. ntuk setiap komponen, kondisi kesetimbangan adalah i+ i !ap,dimana iadalah potensial kimia $dalam larutan,i!apadalah potensial kimia $ dalam fase

    uap. ika uap adalah ideal, maka dengan argumen yang sama, harga iadalah

    3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    37/123

    i +io"T, p# 4RTln-i "/.3#

    dimana io"T, p# adalah potensial kimia Dat air murni $pada temperatur Tdan di bawahtekanan p. (otensial kimia setiap komponen larutan diberikan dalam ungkapan dalam

    persamaan "/.3#. Gambar /.1 menunjukkan !ariasi i J io sebagai fungsi -i . Selagi -imenjadi sangat keil, harga iberkurang dengan sangat epat. (ada semua harga-i, harga

    ikurang dariio.

    %arena persamaan "/.3# seara formal sama dengan persamaan "2./# untuk setiap gas ideal dalam ampuran, dengan alasan sama dalam penampuran

    GmiW+ nRT$

    -iln-i "/.-#

    SmiW+ F nR$

    -iln-i "/./#

    HmiW+ , VmiW+ "/.#dimana nadalah jumlah mol total dalam ampuran. Tiga sifat larutan ideal "hukum Paoult,

    panas penampuran nol, !olume penampuran nol# sangat dekat dihubungkan. ika hukumPaoult untuk setiap komponen, kemudian panas dan !olume menampur akan menjadi nol.

    "iJi o#

    Gambar /.1 "iJi o# !ersus-i

    '.# ,a!utan Bine!

    $alam larutan biner-14-2+ 1, didapat

    p1+-1p1o "/.8#

    dan

    p2+-2p2o+ "1 J-1#p2

    o "/.#

    ika tekanan total larutan adalahp, maka

    p+p14p2+-1p1o

    4 "1J-1#p2o

    p+p2

    o4 "p1oJp2

    o#-1 "/.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    38/123

    "a# "b#

    Gambar /.2 Tekanan uap sebagai fungsi komposisi

    penyelesaian untuk-1menghasilkan

    -1+

    1

    1

    2

    1

    11

    #" Eppp

    pE

    +

    "/.11#

    menggunakan harga-1dari persamaan "/.11# dalam persamaan "/.

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    39/123

    (erilaku aDeotrop titik didih minimum ditunjukkan dalam Gambar /.- adalah

    analog. 'ampuran yang digambarkan dengan ;pertama mendidih pada temperatur , uap

    memiliki komposisi v. Kraksinasi ampuran ini menghasilkan aDeotrop dalam distilatnya&

    komponen 1 murni tersisa dalam wadah. Eegitu juga fraksinasi ampuran yang

    digambarkan dengan akan menghasilkan aDeotrop dalam distilatnya dan meninggalkankomponen 2 murni dalam wadah.

    ;Deotrop menyerupai suatu ampuran murni dalam sifat mendidih pada suatu

    temperatur tetap, sedangkan ampuran biasa mendidih untuk suatu rentang temperatur.

    Eagaimanapun, perubahan tekanan menghasilkan perubahan dalam komposisi aDeotrop,

    sebagaimana perubahan dalam titik didih, sehingga tidak dapat menjadi senyawa.

    Gambar /.3 $iagram 7 -dengan titik Gambar /. - $iagram 7 -

    didih maksimum dengan titik didih minimum

    '.' Potensia Kimia Daam ,a!utan En

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    40/123

    dimana ! + j !, molalitas total semua Dat terlarut. $alam larutan ener selagi !mendekati harga nol, maka

    =

    ,

    ,

    ! !

    -

    lim +

    lim

    =! !B

    B

    +1+B

    sedemikian sehingga dekat m+

    -j+B! "/.1#

    $apat ditulis

    -j+B!o

    o

    ,

    !

    !

    "/.1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    41/123

    n

    no, +,4

    1 "/.2-#

    $engan menggunakan harga inio,n ndalam persamaan "/.23# menjadi

    j4=

    o

    o

    pRT

    B + ",22-1- m3mol#

    B , "/.2/#

    yang merupakan hubungan antara konstanta hukum enry 4dan koefisien absorpsi j&jika salah satu diketahui maka yang lain dapat dihitung. %elarutan gas dalam mol per satu

    satuan !olume pelarut,o,n "nB/#, berbanding lurus dengan j, persamaan "/.23#& karena

    itu jlebih sesuai dibanding4untuk diskusi kelarutan.

    '.) Dist!ibusi Suatu 8at Te!a!ut anta!a Dua Pea!ut

    ika larutan ener iodium digojog dengan ''l-, iodium didistribusikan antara dua

    pelarut yang tidak dapat ampur. ika dan X adalah potensial kimia iodium dalam air

    dan ''l-, maka pada kesetimbangan + X. ika kedua larutan adalah larutan ener ideal,

    maka dengan memilih persamaan "/.1/# untuk mengungkapkan dan X, kondisi

    kesetimbangan menjadiL4RTln-+?L4RTln-?, yang dapat disusun ulang menjadi

    RTln-

    - T+ F "XLF# "/.2#

    %arena XLdan bebas dari komposisi, maka

    -

    - T+4 "/.28#

    dimana 4 adalah koefisien distribusi atau koefisien partisi, tidak tergantung dari

    konsentrasi iodium dalam dua lapisan. %uantitas XL F adalah perubahan energi Gibbs

    standar GLuntuk transformasi62"dalam air#62"dalam ''l-#

    (ersamaan "/. 2# menjadi

    RTln4+ F GL "/.2#yang merupakan hubungan umum antara perubahan energi Gibbs standar dan tetapan

    keseimbangan suatu reaksi kimia

    ika larutan sangat ener, maka fraksi mol proporsional terhadap molalitas atau

    molaritas, sehingga

    4?+!

    ! Tdan 4??+

    /

    / T "/.2

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    42/123

    -. %onstanta hukum enry untuk argon dalam air adalah 2,18 W 1-pada o' dan

    3,

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    43/123

    BAB /I

    KESETIMBANGAN ANTA* %ASE TE*KONDENSASI

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:1. memahami konsep kesetimbangan antar fase

    2. memahami diagram eutektik sederhana

    3. menjelaskan fenomena penurunan titik beku dan kenaikan titik didih

    (.1 Kesetimbangan 0ai!-0ai!

    ika sejumlah keil toluena ditambahkan ke dalam )beaker glass* yang telah terisi

    benDena lalu kita perhatikan, tanpa memandang jumlah toluena yang ditambahkan,

    ampuran yang diperoleh akan berupa satu fase. $ua airan tersebut disebut saling

    melarutkan "ompletely misible#. %ebalikan dari sifat ini jika air diampurkan ke

    nitrobenDena akan terbentuk dua lapisan airan yang terpisah,air akan mengandung

    sejumlah keil nitrobenDena yang dapat larut,demikian juga nitrobenDena mengandunghanya sedikit air yang dapat larut. 'airan semaam ini disebut tidak saling melarutkan

    "immisible#. ika sejumlah phenol ditambahkan ke dalam air mula mula akan terbentuk

    airan satu fase, pada penambahan phenol selanjutnya maka air akan jenuh dengan phenol

    dan bila terus ditambahkan phenol ke dalamnya akan terbentuk dua lapisan airan, satu

    lapisan kaya dengan air lapisan yang lain kaya dengan phenol. 'airan semaam ini disebut

    saling melarutkan sebagian "partially misible#. Sistem semaam inilah yang akan kita

    bahas di sini.

    (erhatikan sistem yang berada dalam kesetimbangan yang terdiri dari dua lapisan

    airan atau dua fase airan. Bisalnya salah satu lapisan airan terdiri dari airan ;

    murni,lapisan yang lain adalah larutan jenuh ; dalam E. %esetimbangan ini seara

    termodinamika dapat dinyatakan bahwa potensial kimia ; dalam larutan, ;, sama dengan

    potensial kimia ; dalam airan murninya,

    A . Haitu; +

    A , atau

    ;F

    A + ".1#

    ;pakah persamaan ".1# dapat memenuhi untuk larutan idealQ $i dalam larutan ideal yaitu

    persamaan "/.3#,

    ;F

    A +RTln-; ".2#

    elas dari persamaan ".2# bahwa RT ln -; tidak pernah nol, jika tidak demikian maka

    ampuran ; dan E akan memiliki W; + 1, yang artinya, ampuran tidak mengandung E.

    $alam gambar .1,;F

    A diplotkan terhadap W;untuk larutan ideal "garis penuh#. Oilai

    ;F A negati! untuk semua komposisi larutan ideal. ;rtinya Dat ; murni saelalu dapatditransfer ke dalam larutan ideal dengan berkurangnya energi Gibbs. %onsekuensinya, Dat

    yang dapat membentuk larutan ideal tentu saling melarutkan satu sama lain seara

    sempurna.

    "iJi o#

    Gambar .1 (otensial kimia dalam larutan nonideal

    -3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    44/123

    ntuk kelarutan parsial nilai ;F

    A akan nol pada beberapa komposisi tertentu,

    sehingga;F

    A akan membentuk semaam kur!a seperti yang tertera pada gambar .1.

    (ada titik

    T

    A- ,nilai ;F

    A adalah nol,dan sistemnya adalah larutan dengan fraksi mol ; +TA- dan lapisan lainnya terdiri dari airan ; murni.Oilai

    T

    A- adalah kelarutan ; dalam E

    yang dinyatakan dalam fraksi mol.ika fraksi mol ; dalam E melebihi nilai ini ,maka

    seperti ditunjukkan oleh gbr..1 tampak bahwa ;F A akan positif sehingga ;>

    A .(ada

    keadaan ini ; seara spontan akan meninggalkan larutan untuk masuk ke airan murninya

    ";#, sehingga mengurangi W;hingga terapai nilai kasetimbanganT

    A- .

    'airan yang hanya saling melarutkan sebagian akan membentuk larutan yang jauh

    dari ideal sebagaimana tampak pada kur!a .1. ntuk mempelajari hal ini kita akan

    membatasi deskripsi masalahnya pada interpretasi hasil hasil eksperimen dalam lingkup

    aturan fase.

    (erhatikan jika pada suhu T1, sejumlah keil Dat ; ditambahkan seara berturutturut ke dalam airan E. Bula mula ; akan larut sempurna, keadaan ini dapat dilihat

    sebagaimana digambarkan pada diagram TFY yaitu gambar .2a, yang dinyatakan pada

    tekanan konstan. Titik a,b, menunjukkan komposisi setelah penembahan ; pada E.

    %arena semuanya larut maka titik titik tersebut terletak pada daerah satu fase. Setelah

    penambahan sejumlah tertentu akan diapai suatu batas kelarutan yaitu pada titik l1. Eila

    penambahan dilanjutkan akan dihasilkan dua lapisan airan karena ; tidak dapat larut lagi.

    adi daerah disebelah kanan l1 adalah daerah dua fase. al yang sama dapat dilakukan

    sebaliknya yaitu E ditambahkan ke ; dan akan diperoleh kur!a sebagaimana tampak pada

    gambar .2a.

    Gambar .2

    $iagram T8F untuk sistem phenolFair tampak pada gambar .2b, apabila suhu

    dinaikkan maka kelarutan masing masing Dat akan berubah . %ur!a kelarutan akan bertemu

    di titik yaitu pada suhu konsolut atas(1pper on:o"1e e!pera1re) yang juga disebut suhularutan kritis (r$$a" :o"1$on e!pera1re), , di atas air dan phenol akan larut

    sempurna. Sembarang titik a di bawah lengkungan menyatakan keadaan sistem yang terdiri

    dari dua lapisan airan, yaitu 51 dengan komposisi l1dan 52dengan komposisi l2. Bassa

    relati! dari dua lapisan tersebut dinyatakan oleh aturan 5e!er, yaitu merupakan

    perbandingan segmen dari garis dasi "l1l2#.Haitu :

    #"

    #"

    1

    2

    2

    1

    a"

    a"

    !o""

    !o""= .

    Eeberapa sistem diketahui kelarutannya akan berkurang dengan naiknya suhu. (ada sistem

    ini dapat diamati adanya suhu konsolut bawah "lower onsolute temperature#,sebagaimana

    tampak pada gambar .3"a# yaitu sistem trietilaminFair yang suhu konsolut bawahnya 1,/F'. %arena kur!a yang begitu datar sehingga sulit menentukan komposisi larutan pada

    suhu konsolutnya, hanya tampak kira kira 3V berat trietilamina. ika larutan pada

    --

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    45/123

    keadaan a dipanaskan keadaannya akan tetap homogen sampai pada suhu sedikit di atas

    1,/'& kemudian pada titik a*airan akan memisah menjadi dua lapisan. (ada suhu yang

    lebih tinggi lagi misalnya aZlarutan akan mempunyai komposisi l1 dan l2, menurut aturan

    le!er l1akan lebih besar daripada l2. (ada tipe ini kelarutan bertahan pada suhu yang

    rendah,sehingga pada suhu yang lebih tinggi senyawa akan terdissosiasi.

    Gambar .3.

    Eeberapa Dat memiliki baik suhu konsolut atas maupun bawah. $iagram untuksistem nikotinFair tampak pada gambar .3"b#. Suhu konsolut bawah sekitar 1 ', suhu

    konsolut atasnya 21 '. Semua titik di dalam lengkungan terdapat dua fase, di luarnya

    adalah satu fase.

    ;turan fase untuk sistem pada tekanan konstan adalah @?= C8P41, dengan @*

    adalah jumlah !ariabel selain tekanan yang diperlukan untuk mendeskripsikan sistem.

    ntuk sistem dua komponen,@*+ 3FP. ika ada dua fase maka hanya perlu satu !ariabel

    untuk mendeskripsikan sistem. $i daerah dua fase jika suhunya ditentukan maka

    perpotongan garis dasi dengan kur!a akan menghasilkan komposisi larutan yang

    bersesuaian. ika hanya satu fase,@?+ 2 maka suhu dan komposisi telah tertentu.

    (.2 Distiasi 0ai!an ang ,a!ut Sebagian dan Tida$ ,a!ut

    (ada bahasan di atas diasumsikan tekanan ukup tinggi sehingga uap tidak

    terbentuk di daerah kisaran suhu yang dibahas. Situasi serupa pada suhu yang lebih rendah

    digambarkan pada gambar .-a yang juga menampakkan kur!a uapFair masih dengan

    asumsi pada tekanan yang ukup tinggi, sampai di sini interpretasi masih bisa dibuat seara

    terpisah. Eiasanya kelarutan parsialpada suhu rendah, walau tidak selalu demikian,

    menunjukkan aDeotrop didih minimum, seperti tampak pada gambar .-a. %elarutan

    parsial menunjukkan bahwa saat diampurkan, kedua komponen memiliki keenderungan

    menguap yang lebih besar dibanding dalam larutan ideal. %eenderungan yang besar ini

    dapat menapai maWimum dalam kur!a 0o!po:$:$ 7e0anan 1ap, dan sesuai dengan itu

    juga menapai minimum dalam kur!a 0o!po:$:$8$$0 d$d$.

    ika tekanan pada sistem seperti gambar .-a diturunkan, titik didih akan turun juga

    seara bertahap. (ada tekanan yang ukup rendah, kur!a titik didih akan berpotongan

    dengan kur!a kelarutan airFair seperti tampak pada gambar .-b yang merupakan skema

    sistem a$r8n ;1ano" pada tekanan 1 atmosphere.

    (ada gambar .-a, jika suhu dari airan homogen a dinaikkan, akan terbentuk uap

    dengan komposisi b pada ta. Selanjutnya jika uap tersebut didinginkan dan dibawa ke titik

    , akan terbentuk kondensat yang terdiri dari dua lapisan airan. adi distilat pertama hasil

    distilasi dari airan homogen a akan terpisah membentuk dua airan dengan komposisi d

    dan e.

    -/

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    46/123

    Gambar .- $istilasi parsial airan tidak larut

    ika temperatur dari kedua airan pada tersebut dinaikkan, komposisi dari kedua

    airan tersebut sedikit bergeser. Sistem menjadi uni!arian,@?+ 3FP+ 1 di daerah ini. (ada

    suhu t*,larutan konjugat tersebut memiliki komposisi f dan g dan juga munul uap pada

    komposisi h. Terdapat 3 fase, sepanjang ketiga fase tersebut dipertahankan maka komposisi

    dan suhunya akan tetap. 'ontoh, aliran panas ke dalam sistem tidak mengubah suhu, tetapi

    hanya menghasilkan uap lebih banyak pada kedua airan. ap h, yang terbentuk lebih kaya

    air dibanding komposisi sebelumnya, , jadi lapisan kaya air akan lebih suka menguap.

    Setelah lapisan kaya air lenyap, suhu naik dan komposisi uap berubah sepanjang kur!a hb.

    Terakhir, airan dengan komposisi a lenyap pada t;.

    ika dua fase sistem pada daerah komposisi antara f dan h dipanaskan, kemudian

    pada t*akan terbentuk airan dengan komposisi f dan g dan uap pada titik h. Sistem pada t *

    adalah in!arian. %arena uapnya kaya butanol dibanding komposisi sebelumnya,lapisan

    kaya butanol tersebut lebih mudah menguap meninggalkan airan f dan uap h. Titik h

    memiliki sifat aDeotropik, sisitem dengan komposisi ini tidak mengalami perubahankomposisi selama distillasi. adi tidak dapat dipisahkan ke dalam komponenFkomponennya

    dengan ara distillasi.

    Gambar ./ 'airan tidak larut dalam kesetimbangan dengan uap

    $istillasi Dat yang tidak larut lebih mudah didiskusikan dari titik pandang yang

    berbeda. (erhatikan dua airan yang tidak larut berada dalam kesetimbangan dengan

    uapnya pada suhu tertentu "gambar ./#. (enghalang hanya memisahkan airannya, karena

    tidak saling larut maka pengambilan penghalang tidak mempengaruhi apapun. Tekanan uap

    total adalah jumlah dari tekanan uap airan murni:

    2A ppp += . Kraksi mol y; dan yE

    dalam uap adalah : y;+p

    pA

    , yE+p

    p2

    jika n; dan nEadalah jumlah mol ; dan E dalam

    uap, maka

    G

    G

    2

    o

    A

    2

    A

    2

    A

    2

    A

    p

    p

    pp

    pp

    E

    E

    n

    n=== massa ; dan E adalah ; + n;B; dan E + nEBE

    sehingga

    22

    AA

    2

    A

    pB

    pB

    = ".3#

    yang menghubungkan massa relatif dari kedua Dat yang ada di fase uap terhadap massa

    molar dan tekanan uapnya. ika uap ini diembunkan, pers.".3# menyatakan massa relatif

    dari ; dan E dalam kondensatnya. Bisalnya sistem anilin";#Fair"E# pada

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    47/123

    uap anilin pada suhu ini sekitar -2 mmg, sementara air sekitar 81 mmg. Tekanan uap

    total adalah 814-2+ 8 mmg, sehingga ampuran ini mendidih pada

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    48/123

    5n WE +

    2

    2#1:

    TTR

    H

    , 11 "./#

    $engan T adalah titik beku E dalam larutan. %ur!a ini digambarkan dalam Gambar .b

    bersama dengan kur!a ; pada gambar .a. %ur!a berpotongan pada suhu T e, yaitu suhu

    eutektik. %omposisi Weadalah komposisi eutektik. Garis G@ adalah titik beku melawan

    kur!a komposisi E. Titik semaam a di bawah kur!a ini menunjukkan keadaan yaitu

    padatan E dalam kesetimbangan dengan larutan pada komposisi Wb. Titik pada @K

    menunjukkan padatan E murni dalam kesetimbangan dengan larutan berkomposisi We.

    Sedangkan titik pada $@ menunjukkan padatan murni ; dalam kesetimbangan dengan

    larutan berkomposisi We. Cleh karena itu larutan yang memiliki komposisi eutektik Weada

    dalam kesetimbangan dengan padatan ; dan padatan E. ika terdapat tiga fase bersama,

    maka K*+ 3 J ( + 3F3+& sistemnya adalah in!arian pada suhu ini. ika panas keluar dari

    sistem ini, suhunya akan tetap sampai satu fase lenyap, sehingga jumlah relatif dari ketiga

    fase berubah hingga panas dihilangkan. umlah airan berkurang sedangkan jumlah kedua

    padatan yang ada bertambah. $i bawah garis $@K adalah keadaan sistem yaitu hanya duapadatan, dua fase, murni ; dan murni E.

    Eeberapa ontoh sistem kesetimbangan padat air adalah : sistem SbF(b, yang

    diagram fasenya dapat dilihat di gambar .8. $aerah berlabel 5 adalah airan, Sb adalah

    padatan Sb dan (b adalah padatan (b. Suhu eutektik adalah 2-', komposisi eutektik

    adalah 8V massa (b. Oilai Wedan tedihitung dengan persamaan .- dan ./ dan ternyata

    sesuai dengan hasil eksperimen. Eerarti airan tersebut hampir menyerupai larutan ideal.

    Gambar .8 Sistem ;ntimoniJlead

    Eentuk kur!a titik beku dapat ditentukan seara eWperimental dengan analisa

    termal. (ada metoda ini, ampuran yang diketahui komposisinya dipanaskan sampai suhu

    yang ukup tinggi hingga homogen. %emudian didinginkan seara bertahap. Suhu diplotsebagai fungsi waktu. %ur!a yang diperoleh pada berbagai komposisi untuk sistem ;FE

    tampak pada gambar .. %ur!a pertama, airan homogen didinginkan sepanjang kur!a ab,

    pada b pertama kali terbentuk kristal komponen ;. (eristiwa ini melepaskan panas laten

    pembekuan, laju pendinginan berkurang dan lekukan pada kur!a munul di b.

    Eanyak sistem biner, baik ideal maupun tidak, memiliki diagram fase bertipe

    eutektik sederhana. 6n!ariansi sistem pada titik eutektik memungkinkan ampuran eutektik

    dipergunakan sebagai bak bersuhu konstan. Bisalnya padatan Oa'l diampur dengan es

    pada o' dalam labu !akum. Titik komposisi berpindah dari V ke sejumlah keil nilai

    positif. (adahal pada komposisi ini titik beku es di bawah o', sehingga sejumlah keil es

    melebur. %arena sistem ada dalam labu terisolasi, meleburnya es mengurangi suhu

    ampuran. ika Oa'l yang ditambahkan ukup, suhu akan turun sampai suhu eutektik,F21,1o'. (ada suhu eutektik ini, es,padatan garam dan larutan jenuh terdapat bersama sama

    -

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    49/123

    dalam kesetimbangan. Suhu bertahan di suhu eutektik hingga es yang tersisa melebur

    karena panas yang menerobos seara lambat ke dalam labu.

    Tabel .1

    Garam Temperatur eutektik "'#

    V massa garam anhidratdalam eutektik

    Oa'l J21,1 23,3

    OaEr J2, -,3

    Oa2S J1,1 3,-

    %'l J1,8 1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    50/123

    (ertama kita uji perilaku senyawa padatan murni. ika suhu dinaikkan titik keadaan

    bergerak sepanjang garis ab. (ada b airan memiliki komposisi bentuk . %arena airan

    lebih kaya dengan potassium dibanding senyawanya semula, sejumlah padatan sodium d

    tertinggal tidak melebur. Sehingga pada peleburan senyawa melangsungkan reaksi

    Oa2% "s# 2Oa"s# 4 %"l#6ni adalah rea0:$ per$e0$0 aa1 rea0:$ #a:e. Senyawanya disebut melebur seara

    inkongruen, karena leburan berbeda dari senyawanya dalam komposisinya."Senyawa yang

    digambarkan pada gambar . dan .< melebur seara kongruen ,komposisi tidak berubah#.

    Haitu terdapat tiga fase&padatan Oa2%, padatan Oa, dan airannya ada bersama sama,

    sistemnya adalah in!arian, selagi panas mengalir ke dalam sistem, suhu akan tetap sama

    sampai senyawa padat melebur sempurna. %emudian suhu naik, titik keadaan bergerak

    sepanjang garis ;e# dan sistem terdiri dari Oa padat dan air. $i f sisa terakhir dari Oa

    melebur, dan di atas f sistem terdiri dari satu fase airan. (endinginan komposisi g

    membalikkan perubahan ini. $i f munul Oa padat, komposisi airan bergerak sepanjang

    f. $i b airan berkomposisi ada bersama dengan Oa padat dan Oa2% padat. %ebalikan

    dari reaksi fase yang terjadi sampai kedua airan Oa dan padatannya habis seara simultan,hanya tinggal Oa2% dan titik keadaanbergerak sepanjang ba.

    Gambar . 1 Senyawa dengan titik didih tidak sebangun,

    (.( Kemampuan Be!

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    51/123

    bersinggungan dengan padatan yang memiliki komposisi seragam e. Tetapi dengan

    pendinginan mendadak maka tak ada waktu bagi padatan membentuk komposisi yang

    seragam. %ristal pertama yang berkomposisi dan lapisan berkomposisi dari ke e

    terbentuk di luar kristal pertama. %omposisi rataFrata padatan yang mengkristal terletak

    mungkin di titik f& padatan lebih kaya nikel dari yang seharusnya, ini terletak di sebelahkanan e. adi airan lebih kaya 'u dibanding yang seharusnya, titik komposisinya terletak

    mungkin pada g. Sehingga sejumlah airan tertinggal pada suhu ini dan pendinginan lebih

    lanjut diperlukan sebelum sistem mengendap seluruhnya.

    (.) Kenai$an Titi$ Be$u

    Telah ditunjukkan bahwa penambahan sejumlah tertentu Dat asing selalu

    menurunkan titik lebur dari padatan murni. Gambar .1- menggambarkan sistem yaitu titik

    lebur satu komponen , tembaga, bertambah dengan penambahan Dat asing. (enambahan

    titik lebur ini hanya dapat terjadi jika padatan dalam kesetimbangan dengan airan adalah

    tidak murni melainkan larutan padat. ;nggaplah larutan padat adalah larutan padat ideal,

    yang didefinisikan, analog dengan gas ideal dan larutan air ideal, dengan mengetahuibahwa tiap komponen, i + io4 PT ln Wi, dengan ioadalah potensial kimia padatanmurni, Wi adalah fraksi mol dalam larutan padat. %ondisi kesetimbangan untuk larutan

    padat dalam kesetimbangan dengan larutan air untuk satu komponen adalah 1"s# + 1"l#.$engan menganggap kedua larutan adalah ideal, kita memperoleh

    #"ln#"#"ln#" 1

    11

    1 "-RT":-RT: +=+ ".#misalnya G1+ 1"l#F 1"s#, energi Gibbs peleburan pada komponen murni pada suhu T.maka persamaan . menjadi

    #"

    #"ln

    1

    1

    :-

    "-+

    RT

    G 1 ".8#

    karena G1 +1F TS1& dan titik lebur, T1, dari Dat murni, S1+1 T1, persamaJan ini menjadi

    =

    1

    1

    1 11

    #"

    #"ln

    TTR

    H

    :-

    "-

    Benyelesaikan persamaan ini untuk T, kita peroleh

    [#>"G#"ln=

    \111

    1"-:-RTH

    HTT

    +

    = ".#

    ika terdapat padatan murni, maka W1"s#+1& dalam kasus ini suku kedua dari

    penyebut dalam pers.".# positif sehingga fraksi dalam kurung dari satu. Titik beku T

    berarti kurang dari T1.ika larutan padat ada dalam kesetimbangan maka jika W 1"s#

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    52/123

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    53/123

    menunjukkan skema kesetimbangan airFair untuk sistem ini. Titik a dan b menyatakan

    lapisan airan konjugasi tanpa asam asetat. ;nggap bahwa semua komposisi sistem adalah

    sehingga dengan aturan le!er terdapat lebih banyak lapisan b daripada lapisan a. ika

    sedikit asam asetat ditambahkan ke dalam sistem, komposisi berubah sepanjang garis yang

    menghubungkan dengan punak asam asetat ke titik *

    . (enambahan asam asetatmengubah komposisi dari kedua lapisan menjadi a*dan b*. 6ngat bahwa asam asetat lebih

    enderung memasuki lapisan kaya air b*, sehingga garis dasi yang menghubungkan larutan

    konjugat a*dan b* tidak paralel ke ab. umlah relatif dari a* dan b*diberikan oleh aturan

    le!er& yaitu, dengan perbandingan segmen dari garis dasi a*b *. (enambahan selanjutnya

    dari asam asetat mengubah komposisi lebih lanjut sepanjang garis putus putus & lapisan

    kaya air bertambah sedangkan lapisan kaya hloroform berkurang. (ada Zhanya sedikit

    lapisan kaya hloroform yang tinggal, sedangkan di atas Zsistemnya homogen.

    %arena garis dasi tidak paralel, titik yang disitu dua larutan konjugat memiliki

    komposisi yang sama tidak terletak pada punak dari kur!a binodal tetapi keluar ke satu

    sisi pada titik k, yaitu titik sambung. ika sistem berkomposisi d dan ditambahkan asam

    asetat ke dalamnya, komposisi akan berubah sepanjang dk& hanya di bawah k dua lapisanakan ada dalam jumlah yang komparabel& pada k, batas antara dua larutan lenyap sehingga

    sistem menjadi homogen. Eandingkan perilaku ini dengan yang ada di titik Zyang disitu

    hanya ada sedikit dari satu lapisan konjugat yang tinggal.

    Gambar .18 $ua Dat air larut sebagian

    (.14 Kea!utan Ga!am@ E"e$ Ion Seenis

    Sistem yang mengandung dua garam dengan ion sejenis dan air memiliki

    keenderungan yang besar menurut pandangan praktis ini. Basing masing garam saling

    mempengaruhi kelarutannya satu sama lain. Skema diagram untuk O -'l."O-#2SC-.2C

    pada 3o' tampak pada gambar .1. Titik a menyatakan larutan jenuh O -'l dalam air

    tanpa "O-#2SC-. Titik antara ; dan a menyatakan berbagai jumlah padatan O -'l dalam

    kesetimbangan dengan larutan jenuh a. Titik antara a dan ' menyatakan larutan tidak jenuh

    O-'l. Serupa dengan itu, b menyatakan kelarutan "O-#2SC-tanpa O-'l. Titik pada 'b

    menyatakan larutan tidak jenuh, sedang pada bE menyatakan padatan "O -#2SC- dalam

    kesetimbangan dengan larutan jenuh. ;danya "O-#2SC- mengubah kelarutan O-'l

    sepanjang garis a, sedang adanya O-'l mengubah kelarutan "O-#2SC-sepanjang garis

    b. Titik menyatakan larutan yang dijenuhkan terhadap kedua O-'l dan "O-#2SC-.

    Garis dasi menghubungkan larutan jenuh dan padatan dalam kesetimbangan dengannya.

    $aerah stabilitas tampak pada Tabel .2.

    /3

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    54/123

    Gambar .1

    Tabel .2

    ;nggap suatu larutan takjenuh dinyatakan oleh ( die!aporasikan seara isotermal&

    titik keadaan seharusnya bergerak sepanjang garis (def, yang digambarkan melalui

    punak ' dan titik (. (ada d, O-'l mengkristal, komposisi larutan bergerak sepanjang

    garis d. (ada titik e, komposisi larutan adalah , dan "O-#2SC- mulai mengkristal.

    @!aporasi lebih lanjut akan mengendapkan kedua O-'l dan "O-#2SC-hingga titik f

    diapai, di situ larutan menghilang seara sempurna.

    (.11 Pembentu$an Ga!am *ang$ap

    ika terjadi dua garam dapat membentuk suatu senyawa, garam rangkap,kemudian

    kelarutan senyawa tersebut dapat pula munul sebagai garis kesetimbangan dalam

    diagram. Gambar .1< menunjukkan dua tipe kasus pembentukan senyawa. (ada dua

    gambar tersebut, ab adalah kelarutan ;& b adalah senyawa ;E& d adalah E. $aerah dan

    menyatakan apa saja mereka itu ditabulasikan di Tabel .3.

    (erbedaan perilaku dari dua sistem dapat ditunjukkan dengan dua ara. (ertama

    mulai dengan senyawa padat kering dan tambahkan air& titik keadaan bergerak sepanjang

    garis $'. (ada gambar .1

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    55/123

    Gambar .1< "a# Senyawa jenuh sebangun "b# Senyawa jenuh tidak sebangun

    (.12 CSating Out

    $alam praktikum kimia organik, ada prosedur umum untuk memisahkan ampuran

    suatu airan organik dalam air dengan menambahkan garam. 'ontoh, jika airan organikdan air berampur sempurna, penambahan garam ke dalam sistem dapat menghasilkan

    pemisahan menjadi dua lapisan airan J salah satu kaya dengan airan organik, yang lain

    kaya dengan air. Pelasi fasenya dapat diilustrasikan seperti dalam tabel .- dan oleh

    diagram %2'C3F2CF'3C, yaitu gambar .2, yang merupakan tipikal sistem garamF

    airFalkohol

    Tabel .-

    $aerah Sistem

    ;ab % 2'C3dalam kesetimbangan dengan larutan jenuh kaya air

    ;ed % 2'C3dalam kesetimbangan dengan larutan jenuh kaya alkohol

    bd $ua airan konjugat digabung oleh dua garis dasi

    ;bd % 2'C3dalam kesetimbangan dengan airan konjugat b dan d

    Gambar .2

    Sistem tersebut dibedakan oleh penampakan dua daerah airan bd. Bisalnya

    dianggap bahwa padatan %2'C3ditambahkan ke dalam ampuran air dan alkohol pada

    komposisi W. Titik keadaan akan bergerak sepanjang garis WyD;. $i y terbentuk dua

    lapisan& di D %2'C3 berhenti melarut sehingga padatan %2'C3dan airan b dan d ada

    bersama sama. 'airan d adalah lapisan kaya alkohol dan bisa dipisahkan dari b, lapisan

    kaya air.6ngat bahwa penambahan garam setelah padatan berhenti melarut tidak

    menghasilkan perubahan pada komposisi di lapisan b dan d, tentu saja terjadi seperti ini

    sebab sistemnya adalah isotermal dan in!arian di segitiga ;bd.

    $iagram ini dapat juga dipakai untuk menunjukkan bagaimana garam yang

    ditambahkan dapat diendapkan oleh penambahan alkohol ke dalam larutan jenuh& titikkeadaan bergerak dari a, misalnya dikatakan, sepanjang garis yang menghubungkan a dan

    E. %arena dalam kasus khusus ini,hanya lebih sedikit garam yang diendapkan sebelum dua

    //

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    56/123

    lapisan airan terbentuk, ara ini tidak terlalu bermanfaat. Sistem ini mengherankan dalam

    pengaruh penambahan air ke dalam larutan takjenuh %2'C3dalam alkohol pada komposisi

    W*.Garis W*y*D*yang menghubungkan W*dan menunjukkan bahwa %2'C3akan mengendap

    di y* jika air ditambahkan ke dalam larutan alkohol. (enambahan air lebih lanjut akan

    menyebabkan larutnya kembali %2'C3di D*

    .

    SOA, SOA,

    1. Tekanan uap hlorobenDena dan air pada berbagai temperatur berbeda adalah

    to'

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    57/123

    BAB /II

    KESETIMBANGAN DA,AM SISTEM NON IDEA,

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:1. memahami konsep akti!itas

    2. menjelaskan sifatJsifat koligatif

    3. memahami teori $ebyeJukel pada larutan ionik ener

    -. memahami kesetimbangan ionik dalam larutan

    ).1 Konsep A$ti"itas

    $iskusi matematis dalam bab sebelumnya terbatas pada system yang bersifat ideal&

    system tersebut diantaranya adalah gas ideal murni atau ampuran ideal "gas,airan,

    padatan#. Eanyak sistem yang sudah dideskripsikan adalah tidak ideal, pertanyaan yang

    munul adalah bagaimana kita membahas seara matematis tentang sistem yang tidak

    ideal. Sistem system ini ditangani dengan lebih enak dengan memakai konsep fugasitasdan aktifitas yang pertama kali diperkenalkan oleh G.O.5ewis.

    (otensial kimia komponen dalam ampuran pada umumnya adalah fungsi suhu,

    tekanan, dan komposisi ampuran. $alam ampuran gas kita menuliskan potensial kimia

    tiap tiap komponen sebagai jumlah dari dua term "suku#:

    $$$ #RTT ln#" += "8.1#

    Suku pertama, io, hanya merupakan fungsi suhu, sedang fugasiti, fipada suku kedua dapatbergantung pada suhu, tekanan dan komposisi ampuran. Kugasitas adalah ukuran

    potensial kimia gas 6 dalam ampuran.

    Sekarang kita akan memusatkan perhatian ke larutan air, walaupun kebanyakan

    apa yang dikemukakan tadi juga berlaku pada larutan padat sama baiknya. ntuk tiapkomponen i dalam setiap ampuran air, kita tuliskan:

    $$$ aRTpT> ln#," += "8.2#dengan i"T,p# adalah hanya fungsi suhu dan tekanan, sedang ai, a0$#$a: $, dapat

    merupakan fungsi suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagaimana tampak, persamaan 8.2

    tidak begitu informatif& akan tetapi, ia dapat menunjukkan& pada suhu dan tekanan tertentu

    penambahan aktifitas Dat berarti penambahan dalam potensial kimia Dat. 0$va"en:$

    a0$#$a: denan poen:$a" 0$!$a, melalui persamaan yang berbentuk seperti persamaan 8.2

    adalah merupakan sifat fundamental dari aktifitas. Teori kesetimbangan dapat

    dikembangkan seara menyeluruh dalam term aktifitas Dat daripada dalam term potensial

    kimia.

    ntuk menggunakan persamaan "8.2# signifikansi fungsi i"T,p# harusdideskripsikan seara akurat sehingga ai mempunyai arti yang tepat. $ua ara untuk

    mendeskripsikan i"T, p# adalah dengan ara yang biasa& masing masing membawa ke

    system yang berbeda dari aktifitas. $alam sistem yang serupa aktifitas komponen masih

    merupakan pengukuran potensial kimia.

    ).2 Sistem *asiona A$ti9itas

    $alam sistem rasional dari aktifitas, gi"T,p# diidentifikasi dengan potensial kimia

    dari airan murni,i"T,p#: i"T,p# +i"T,p# "8.3#

    lalu persamaan "8.2# menjadi 6+i4RTln ai "8.-#

    ika-i1, system mendekati keadaan murni i, dan i mendekati isehingga

    /8

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    58/123

    iF i+ selagi Wi1dengan menggunakan fakta ini dalam persamaan "8.-# akan diperoleh ln a i+ , selagi Wi1 atau ai +1 selagi Wi1. Cleh karena itu aktifitas dari airan murni adalah sama

    dengan satu.

    ika kita membandingkan persamaan "8.-# dengan idalam larutan air ideal, $$

    $d

    $ -RTln += "8.#

    dengan mengurangkan persamaan "8.# dari persamaan "8.-# kita akan memperoleh

    $

    $$d

    $$-

    aRTln= "8.8#

    %oefisien aktifitas rasional dar i, i, didefinisikan:

    $

    $$

    -

    a= "8.#

    $engan definisi ini, persamaan "8.8# menjadi

    $$d

    $$ RT ln+= "8.aRT" ln#"ln#" +=+

    untuk airan murni,

    ln#"#" $$$ pRT>" +=dengan pi

    adalahtekanan uap airan murni. $engan mengurangkan dua persamaan terakhir

    dan membaginya dengan PT, kita akan memperoleh lnai +ln "pipi#, atau

    ai+ $

    $

    p

    p "8.11#

    hal itu analog dengan hokum Paoult*s untuk larutan nonideal. adi pengukuran pipada

    larutan bersama sama dengan mengetahui nilai p i akan menghasilkan nilai ai.$ari

    pengukuran pada berbagai nilai Wi,nilai ai dapat juga diplotkan atau ditabulasikan sebagai

    fungsi Wi.$engan ara yang sama, koefisien aktifitas dapat dihitung memakai persamaan

    "8.# dan diplotkan sebagai fungsi Wi. (ada gambar 8.1 dan 8.2, plot a idan iterhadap Widitunjukkan untuk system biner yang melibatkan penyimpangan positif dan negati!e dari

    hokum Paoult*s. ika larutan ideal, maka ai+ Widan i +1 untuk semua nilai Wi.

    Eergantung pada sistemnya, koefisien aktifitas komponen dapat lebih besar ataulebih keil dari satu. (ada sistem dengan penyimpangan positif dari ideal, koefisien

    aktifitas, yang juga adalah keenderungan menguap,lebih besar daripada dalam larutan

    /

  • 7/21/2019 Bahan paparan KF2

    59/123

    ideal pada konsentrasi yang sama. (ada larutan yang mnunjukkan penyimpangan negati!e

    dari hokum Paoult*s,Dat memiliki keenderungan menguap yang lebih rendah daripada

    dalam larutan idealnya pada konsentrasi yang sama, lebih keil dari satu.

    Gambar 8.1 ;kti!itas !ersus fraksi mol Gambar 8.2 %oefisien akti!itas

    Iersus fraksi mol

    ).# Si"at Koigati"Sifat sifat koligatif larutan untuk solut non!olatile dinyatakan seara sederhana

    dalam bentuk aktifitas rasional dari sol!en.

    ).#.1 Te$anan uap

    ika tekanan uap sol!en di atas larutan adalah p idan aktifitas sol!en adalah a, maka

    dari persamaan 8.11#

    p

    pa= "8.11a#

    ika a die!aluasi dari pengukuran tekanan uap pada berbagai konsentrasi, nilai ini dapat

    dipakai untuk menghitung penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosa

    pada berbagai konsentrasi.

    ).#.2 Penu!unan titi$ be$u

    ika sol!en murni padat berada dalam kesetimbangan dengan larutannya, kondisi

    kesetimbangan "l# +"s# akan menja