BABV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA · 2013. 3. 11. · pengumpulan data {check sheet) ......
Transcript of BABV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA · 2013. 3. 11. · pengumpulan data {check sheet) ......
BABV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah pi pa/plat yang
cacat serta jenis kecacatan masing-masing proses. Untuk jelasnya lembar
pengumpulan data {check sheet) dapat dilihat pada lampiran hal 68-70 sedangkan
data dapat dilihat pada lampiran hal 71-81 dan hal 87-106.
4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA.
2.1 Diagram Pareto
2.1.1 Prosentase Kecacatan Pada Komponen
DIAGRAM PARETO KECACATANPADA KOMPQNEN
toCOo
5000 -
4000 -
3000 -
2000 -
1000 -
o -komponen
913 J 5 J ^
51.1/
38.5,/
19.9/
II Il l l I l l I l
o o t o *
•
^ 100
- 80
- 60
- 40
- 20
- n— p . - U
COOCOo
mul
atif
44
Keterangan : A
B
C
D
Pipa supitan atas
Pipa supitan bawah kanan
Pipa supitan bawah kiri
Plat Bebekan
E = Pipa leher
F = Pipategak
G = Pipa palang atas
H = Pipa palang bawah
I = Pipa bracket shell
J = Pipa paneces atas
K = Plat paneces bawah
Data dilihat dari prosentase kecacatan pada komponen seperti yang tampak
dalam diagram pareto diatas, menunjukkan bahwa urutan kecacatan terbesar dari
proses produksi terjadi pada lima bagian (komponen) dari frame sepeda, yaitu pada
plat bebekan, pipa supitan bawah kiri, pipa supitan atas, pipa supitan bawah kanan,
dan plat paneces bawah. Untuk Iebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2.1. Prosentase kecacatan pada komponenKomponen
DCABKEGH
Lain-lain (F, I, J)Total
Jumlah Cacat11178908528496115022882442425595
% Cacat19.915.915.215.210.99.05.24.34.3100
Kumulatif % Cacat19.935.851.166.277.286.291.395.7100
45
2.1.2 Prosentase Kecacatan pada Proses Produksi
1.0 -
TO
§ 0-5
0.0 -I
DIAGRAM PARETO KECACATAN
PADA PROSES PRODUKSI
5 8 . 6 ^ ^
97J_ 100.
l ^ f
- 100
30"TOoTO
60 "
- 4 0 |
- 20 "*
- 0
proses
Data dilihat dari prosentase kecacatan pada proses produksi komponen-
komponen frame sepeda seperti yang tampak dalam diagram pareto diatas,
menunjukkan bahwa urutan kecacatan terbesar dari proses produksi terjadi pada
pada proses potong dan proses jross. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.2.2. Prosentase kecacatan proses produksiProses
Potong
Jross
Plong
Lain-lain (Las, Bor)
Total
Jumlah Cacat
3281
1305
856
153
5595
% Cacat
58.6
23.3
15.3
2.7
100
Kumulatif % Cacat
58.6
82.0
97.5
100
46
1.0 -
sCD
| 0.5
o.o -I
A. Prosentase Penyebab Cacat Terbesar Pada Proses Potong
DIAGRAM PARETO PENYEBAB CACAT TERBESARPADA PROSES POTONG
-inn
- 100
80
60
|
i20 .3
- o
5 4 . 2 ^ ^
100
i
penyebab 41®
Data dilihat dari prosentase penyebab kecacatan terbesar pada proses
potong seperti yang tampak dalam diagram pareto diatas, menunjukkan
bahwa penyebab kecacatan terbesar dari proses potong terjadi pada set-up
mesin dan matras. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2.2a Prosentase Penyebab Cacat Terbesar Proses Potong
Penyebab Terbesar
Set-up mesin
Matras
Mata pisau
Breakdown mesin
Total
Jumlah Penyebab
1778
923
408
172
3281
% Cacat
54.2
28.1
12.4
5.2
100
Kumulatif % Penyebab
54.2
82.3
94.8
100
47
B. Prosentase Penyebab Cacat Terbesar Pada Proses Jross
DIAGRAM PARETO PENYEBAB CACAT TERBESAR
PADA PROSES JROSS
1.0 -
. QCO
JQ0)>>
QJQ.
0.5 -
0.0
penyebab
49.5>/
87J^__-—
100
I 1
- 100
- 80 "TO
CD
-60 «
H40 1
- 20
\- 0
3E
Data dilihat dari prosentase penyebab kecacatan terbesar pada proses
jross seperti yang tampak dalam diagram pareto diatas, menunjukkan bahwa
penyebab kecacatan terbesar pada proses jross terjadi pada matras dan set-up
mesin.Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2.2b Prosentase Penyebab Cacat Terbesar Proses JrossPenyebab Terbesar
Matras
Set-up mesin
Mata pisau
Breakdown mesin
Klem
Total
Jumlah Penyebab
646
342
149
89
79
1305
% Cacat
49.5
26.2
11.4
6.8
6.1
100
Kumulatif % Penyebab
49.5
75.7
87.1
93.9
100
2.1.3 Prosentase Tipe Kecacatan
48
DIAGRAM PARETOPADA TIPE KECACATAN
1.0 -
CD
co 0.5o
0.0 H
tipekecacatan
36.7/
<86J3^—-
59 5 /
Q«ft 100•so A y u . 0 "33.1 ^^——"
I 1 .
- 100
- 80
- 60
- 40
- 20
- 0
Data dilihat dari prosentase tipe kecacatan proses produksi seperti yang
tampak dalam diagram pareto diatas, menunjukkan bahwa urutan tipe kecacatan
terbesar dari proses produksi, yaitu : kependekan, miring/terlalu cekung, dan lubang
tidak pas tengah/miring. Untuk Iebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2.3. Prosentase tipe cacatTipe Kecacatan
KependekanMiring/terlalu cekung
Lubang tdk pastengah/miring
Potong model tdksempurna/rusak
Kurang lebarPanjang tidak samaLain-lain (Tdk ptssemp, Tepos/psk,Lubang tdk pas)
Total
Jumlah Cacat20551276856
673
349204182
5595
% Cacat36.7 '22.815.3
12.0
6.23.63.2
100
Kumulatif % cacat36.759.574.8
86.9
93.196.8100
49
2.2 Diagram Sebab Akibat
Fungsi dari diagram sebab akibat ini adalah untuk menelusuri
sumber-sumber dari penyebab cacat yang terjadi. Diagram sebab akibat
menggambarkan hubungan antara karakteristik dan faktor penyebab
cacat. Gambar diagram sebab akibat dapat dilihat pada lampiran hal 85-
86. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak
yang berhubungan dengan proses produksi frame sepeda, diperoleh
informasi mengenai faktor penyebab dan kecacatan pada proses
produksi.
Dari diagram pareto telah diketahui bahwa proses penyebab cacat
terbesar terjadi pada proses potong dan proses jross. Faktor penyebab
cacat terbesar pada proses potong adalah set-up mesin, sedangkan pada
proses jross adalah matras. Berikut akan diuraikan beberapa faktor
penyebab cacat pada proses produksi frame sepeda, yaitu pada :
2.2.1 Proses Potong
Faktor-faktor penyebab cacat pada proses potong adalah :
A. Alat/Mesin
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari alat/mesin
potong yang digunakan, adalah :
1. Breakdown Mesin
Hal ini disebabkan karena umur mesin, dimana mesin-mesin
yang digunakan untuk proses potong ini rata-rata adalah mesin
50
lama (± 30 tahun) sehingga banyak komponen didalamnya yang
telah aus dan tidak dapat bekerja dengan optimal. Selain itu
perawatan mesin yang dilakukan pihak perusahaan selama ini
umumnya hanya pada bagian luarnya {external maintenance)
sedangkan komponen-komponen didalamnya baru diperiksa dan
dirawat bila telah terjadi kerusakan fatal {breakdown mesin).
2. Matras
Keausan pada matras yang digunakan menyebabkan hasil
pemotongan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Disamping itu desaiiVbentuk matras yang tidak sempurna
menyebabkan hasil pemotongan tidak rata/kasar sehingga
memerlukan proses lebih lanjut (meratakan/menghaluskan
bagian yang tidak rata/kasar).
3. MataPisau
Mata pisau yang tumpul maupun patah menyebabkan hasil
pemotongan tidak rata/kasar.
4. Set-up Mesin
Set-up mesin yang kurang tepat menyebabkan hasil pemotongan
tidak sesuai dengan spesifikasi (cacat). Bila hasil pemotongan
terlalu panjang, tidak menimbulkan masalah karena masih tetap
dapat digunakan dengan memotong lagi sesuai ukuran yang
51
diinginkan. Tetapi bila terlalu pendek, tidak dapat digunakan
lagi. Umur mesin yang tua menyebabkan komponen-komponen
didalamnya banyak yang aus dan tidak terkontrol kerjanya, hal
ini dapat dilihat pada set-up mesin yang sering berubah-ubah
(naik/turun) tanpa disadari operator.
B. Bahan
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari bahan baku
yang digunakan adalah :
1. Supplier
Pihak supplier pun memberikan kontribusi cacat pada bahan
baku, seperti karat, tepos (pesok), dan kependekan, dimana
ukuran panjang lonjoran pipa yang diinginkan oleh perusahaan
adalah 6m/lonjoran, namun adakalanya ukuran yang diberikan
supplier kurang dari 6m/lonjoran sehingga hasil pemotongan
yang diperoleh tidak sesuai spesifikasi (cacat).
2. Penyimpanan
Bahan baku di simpan di rak-rak pada gudang bahan baku yang
berukuran ± 12x2m, yang dapat menampung + 5000 lonjoran
pipa. Penyimpanan diluar gudang menyebabkan bahan baku
menjadi karat dikarenakan perubahan suhu/cuaca. Hal ini dapat
terjadi hanya dalam satu hari dikarenakan perubahan suhu yang
52
drastis dari panas ke dingin dan sebaliknya. Penyimpanan
didalam gudang pun dapat menyebabkan bahan baku menjadi
karat dikarenakan penyimpanan yang terlalu lama (± 2 tahun ke
atas) dan atap gudang bocor mengakibatkan tetesan air (hujan)
mengenai bahan baku. Selain itu benturan pipa lain/bagian mesin
yang tajam pada saat meletakkan bahan baku menyebabkan
bahan baku tersebut tepos (pesok) bahkan koyak.
C. Manusia/Operator
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari
manusia/operator yang mengerjakan proses potong, adalah :
1. Kurang Teliti dan Tergesa-gesa
Operator kurang teliti sewaktu melakukan set-up sehingga tidak
sesuai spesifikasi produk yang akan dibuat. Operator juga
tergesa-gesa dan kurang teliti waktu bekerja. Misalnya ketika
memasukkan pipa pada mesin potong, belum tepat pada posisi
yang seharusnya (ujung pipa belum menyentuh batas), mesin
sudah digerakkan untuk memotong sehingga hasilnya tidak
sesuai spesifikasi.
2. Keahlian
Keahlian operator antara lain dipengaruhi oleh latihan (training)
dan pengalaman bekerja. Pekerja dibagian produksi frame
53
sepeda umumnya tidak diberi pelatihan (training) terlebih
dahulu, hanya diberitahukan secara singkat dan langsung mulai
bekerja sehingga sering terjadi kesalahan dalam melakukan
pekerjaan yang berakibat cacatnya produk. Kurangnya
pengalaman dalam mengoperasikan mesin potong juga
menyebabkan hasil produksi cacat (salah set-up, matras aus tidak
diganti karena tidak tahu, motor penggerak yang kotor tidak
dibersihkan lebih dulu sehingga menyebabkan arus
pendeklkorsleting).
3. Kondisi Operator
Operator bekerja dalam kondisi yang tidak prima dikarenakan
sakit ringan dan kelelahan sehingga konsentrasi dalam bekerja
menurun.
D. Lingkungan
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari pengaruh
lingkungan tempat proses berlangsung, yaitu :
I. Temperatur (suhu)
Temperatur diruang produksi cukup tinggi, hal ini disebabkan
selain karena panas yang ditimbulkan oleh bagian pengelasan,
juga karena lampu yang digunakan untuk penerangan cukup
banyak dan berkekuatan tinggi. Disamping itu kurangnya
54
ventilasi turut menyebabkan tingginya temperaturr didalam
ruangan.
2. Polusi
Tingkat kebisingan yang tinggi dari mesin-mesin produksi dan
alat las menimbulkan polusi suara yang cukup mengganggu
terutama bila pekerja tidak menggunakan penutup telinga yang
telah disediakan pihak perusahaan. Selain itu, sisa-sisa produksi
berupa serbuk besi, juga asap las menyebabkan polusi udara
yang dapat mengganggu pemapasan maupun penglihatan.
Kurangnya ventilasi udara juga menyebabkan semakin tingginya
polusi udara diruang produksi.
2.2.2 Proses Jross
Faktor-faktor penyebab cacat pada proses jross adalah :
A. Alat/Mesin
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari alat/mesin
jross yang digunakan, adalah :
1. Breakdown Mesin
Hal ini dapat disebabkan karena dua faktor, yaitu arus yang
terlalu besar dan kebocoran oli. Kebocoran oli menyebabkan
tekanan menurun sehingga mesin tidak dapat bekerja dengan
normal.
55
2. Matras
Posisi matras yang tidak tepat menyebabkan hasil jross
miring/terlalu cekung sehingga tidak dapat tepat melekat ketika
disambungkan dengan bagian pipa. Disamping itu desain/bentuk
matras yang tidak sempurna menyebabkan hasil jross tidak
rata/kasar sehingga memerlukan proses lebih lanjut
(meratakan/menghaluskan bagian yang tidak rata/kasar).
3. Mata Pisau
Mata pisau yang tumpul maupun patah menyebabkan hasil jross
tidak rata/kasar.
4. Set-up Mesin
Set-up mesin yang kurang tepat (kemiringan/sudut potong yang
tidak tepat, bagian yang di jross terlalu banyak/sedikit, kecepatan
gerakan mata pisau yang terlalu cepat/lambat, dan posisi klem
tidak pas) menyebabkan hasil jross tidak sesuai dengan
spesifikasi (cacat). Umur mesin yang tua menyebabkan
komponen-komponen didalamnya banyak yang aus dan tidak
terkontrol kerjanya, hal ini dapat dilihat pada set-up mesin yang
sering berubah-ubah (naik/turun) tanpa disadari operator.
5. Klem (penjepit)
Bila terjadi kebocoran oli, maka tekanan menurun. Hal ini
menyebabkan klem (penjepit) tidak dapat menjepit pipa dengan
56
baik (jepitan tidak kuat) sehingga ketika di jross, bahan ikut
terseret sehingga menjadi cacat. Selain itu posisi klem yang
tidak tepat pada bagian tengah pipa menyebabkan hasil jross
miring dan tidak sesuai spesifikasi.
B. Bahan
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari bahan baku yang
digunakan, adalah:
1. Seleksi Bahan Baku
Bahan baku yang cacat seringkali lolos dari pengamatan
pengawas (bagian pengendalian kualitas) karena pemeriksaan
yang dilakukan oleh pihak perusahaan hanya dengan mengambil
tiga sample per jam dari setiap lot sehingga setelah selesai
diproses baru ketahuan ada pipa yang karat, tepos (pesok), dan
kependekan.
2. Penyimpanan
Benturan yang terjadi dengan pipa/bagian mesin yang tajam pada
saat meletakkan bahan baku menyebabkan bahan baku
tersebut menjadi tepos (pesok) bahkan koyak.
C. Manusia/Operator
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari
manusia/operator yang mengerjakan proses jross, adalah :
57
1. Kurang Teliti dan Tergesa-gesa
Operator kurang teliti sewaktu melakukan set-up sehingga tidak
sesuai spesifikasi produk yang akan dibuat. Operator juga
tergesa-gesa dan kurang teliti waktu bekerja. Misalnya ketika
mengatur kemiringan/sudut potong yang tidak tepat, bagian yang
di jross terlalu banyak/sedikit, kecepatan gerakan mata pisau
yang terlalu cepat/lambat, dan posisi klem tidak pas sehingga
hasilnya tidak sesuai spesifikasi (miring/terlalu cekung). Selain
itu operator yang tergesa-gesa menarik pipa sebelum proses jross
berjalan sempurna, menyebabkan hasil jross tidak putus
sempuma.
2. Keahlian
Keahlian operator antara lain dipengaruhi oleh latihan (training)
dan pengalaman bekerja. Pekerja dibagian produksi frame
sepeda umumnya tidak diberi pelatihan (training) terlebih
dahulu, hanya diberitahukan secara singkat dan langsung mulai
bekerja sehingga sering terjadi kesalahan dalam melakukan
pekerjaan yang berakibat cacatnya produk. Kurangnya
pengalaman dalam mengoperasikan mesin jross juga
menyebabkan hasil produksi cacat (salah set-up, pasang klem
tidak tepat, motor penggerak yang kotor tidak dibersihkan lebih
dulu sehingga menyebabkan arus TpendekJkorsleling).
58
3. Kondisi Operator
Operator bekerja dalam kondisi yang tidak prima dikarenakan
sakit ringan dan kelelahan sehingga konsentrasi dalam bekerja
menurun.
D. Lingkungan
Faktor-faktor yang menyebabkan cacat ditinjau dari pengaruh
lingkungan tempat proses berlangsung, yaitu :
1. Temperatur (suhu)
Temperatur diruang produksi cukup tinggi, hal ini disebabkan
selain karena panas yang ditimbulkan oleh bagian pengelasan,
juga karena lampu yang digunakan untuk penerangan cukup
banyak dan berkekuatan tinggi. Disamping itu kurangnya
ventilasi turut menyebabkan tingginya temperatur didalam
ruangan.
2. Polusi
Tingkat kebisingan yang tinggi dari mesin-mesin produksi dan
alat las menimbulkan polusi suara yang cukup mengganggu
terutama bila pekerja tidak menggunakan penutup telinga yang
telah disediakan pihak perusahaan. Selain itu, sisa-sisa produksi
berupa serbuk besi, juga asap las menyebabkan polusi udara
yang dapat mengganggu pernapasan maupun penglihatan.
59
Kurangnya ventilasi udarajuga menyebabkan semakin tingginya
polusi udara diruang produksi.
2.3 Penyebab dan Alternatif Perbaikan
Beberapa alternatif perbaikan yang dapat digunakan dalam
menangani penyebab-penyebab cacat yang timbul pada proses potong
dan proses jross, antara lain sebagai berikut:
1. Ditinjau dari faktor alat/mesin, kecacatan disebabkan antara lain
karena: breakdown mesin, matras, mata pisau, dan set-up mesin.
Alternatif perbaikan:
- Untuk mengatasi masalah breakdown mesin dan set-up yang
tidak stabil pada mesin potong, maka perawatan mesin
sebaiknya tidak hanya pada bagian luar saja {external
maintenance), tetapi juga pada bagian dalam sehingga
komponen-komponen yang rusak dapat segera dideteksi dan
ditangani hingga tuntas.
- Umur mesin potong yang sudah cukup tua menyebabkan
kemampuan berproduksi menurun, selain itu mengingat biaya
yang harus dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan mesin
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh, maka penulis
mengusulkan agar mengganti mesin secara bertahap (atas
60
perusahaan). Sebab dengan
adanya mesin baru, biaya perawatan mesin menjadi jauh
berkurang, kapasitas produksi dapat lebih meningkat, serta
cacat pada produk yang disebabkan karena faktor alat/mesin
berkurang.
Untuk mengatasi masalah breakdown pada mesin jross, perlu
memperhatikan besarnya arus yang mengalir agar tidak
melebihi kapasitas mesin. Disamping itu, kebocoran pada
tangki oli yang disebabkan karena karat dan benturan dengan
bagian ujung pipa yang tajam perlu mendapat perawatan yang
tepat, yaitu dengan membersihkan karat yang ada serta
menambal lubang yang ada dengan cara di las (untuk lubang
kecil). Jika lubang yang ditimbulkan cukup besar, pihak
perusahaan sebaiknya mengganti dengan yang baru agar tidak
mengganggu kelancaran produksi.
Kurangnya tenaga maintenance yang betul-betul mengerti
tentang perawatan mesin secara keseluruhan perlu diantisipasi
oleh pihak perusahaan dengan menambah tenaga maintenance
agar perawatan mesin dapat lebih dioptimalkan.
Dalam membuat matras harus sesuai dengan bentuk dan
spesifikasi produk yang akan dibuat serta perlu memperhatikan
61
- kelayakan matras yang akan digunakan (aus/tidak) karena hal
ini akan berpengaruh pada kesempurnaan produk yang
dihasilkan, yang menyangkut bentuk dan kehalusan
permukaan. Untuk menghasilkan matras yang sempurna
sebaiknya cetakan yang akan digunakan untuk membuat matras
diperiksa dengan teliti sebagai jaminan bahwa cetakan tersebut
akan menghasilkan matras yang sesuai spesifikasi dan bentuk
yang diinginkan. Sedangkan untuk mengatasi masalah
kecacatan karena matras aus, operator sebelum mulai bekerja
sebaiknya memeriksa dengan teliti untuk memastikan bahwa
matras yang akan digunakan berada dalam keadaan siap pakai
serta segera mengganti matras yang sudah aus tanpa menunggu
sampai matras tersebut menyebabkan produk cacat
- Kelayakan mata pisau yang akan digunakan (tumpul/aus dan
patah) perlu lebih diperhatikan oleh operator sebelum mulai
bekerja, dengan mengganti/memperbaiki mata pisau yang rusak
agar dapat menghasilkan produk yang sempurna.
2. Ditinjau dari faktor bahan baku, kecacatan disebabkan antara lain
karena: supplier dan penyimpanan.
Alternatif perbaikan:
- Mengadakan perjanjian dengan pihak supplier agar
mengirimkan barang yang benar-benar sesuai dengan pesanan.
62
- Untuk mengurangi karat pada bahan baku, pihak perusahaan
perlu memperbaiki gudang yang bocor agar air tidak
merembes masuk. Bahan baku yang baru datang dari pihak
supplier sebaiknya langsung dimasukkan kedalam gudang
bahan baku dan tidak diletakkan diluar agar tidak mudah
karat. Pemindahan bahan baku oleh operator sebaiknya
dilakukan secara hati-hati dan tidak asal dilempar begitu saja
agar tidak rusak (pesok/tepos).
3. Ditinjau dari faktor manusia/operator, kecacatan disebabkan antara
lain karena: kurang teliti, keahlian, dan kondisi operator.
Alternatif perbaikan:
- Perlu mengadakan pelatihan (training) bagi para karyawan
khususnya karyawan baru agar lebih mengerti tentang pekerjaan
yang harus dikeijakan dan membentuk mental kerja yang baik
dan disiplin.
- Kecelakaan kerja yang kadangkala terjadi umumnya disebabkan
karena kelalaian operator itu sendiri yang tidak mengikuti
prosedur standar yang ditetapkan oleh perusahaan, misalnya
berbicara sambil menjalankan mesin potong, tidak
menggunakan penutup dada dan kacamata las, serta masker.
Untuk itu pihak perusahaan perlu mendisiplinkan karyawan
63
agar mengikuti prosedur standar yang ada dengan benar, yaitu
dengan pemberian sanksi.
- Terbatasnya alat keselamatan kerja yang dimiliki oleh pihak
perusahaan perlu mendapat perhatian. Karena dengan
terbatasnya alat keselamatan kerja ini, karyawan tidak dapat
didisiplinkan untuk mengikuti prosedur standar yang ada.
4. Ditinjau dari faktor lingkungan, kecacatan disebabkan antara lain
karena: temperatur (suhu) dan polusi (udara, suara)
Altematif perbaikan:
- Perlu menambah ventilasi/jendela untuk mengatasi hawa panas
dan kelembaban dalam ruang produksi.
- Perlu menambah alat keselamatan kerja (penutup telinga) untuk
mengatasi kebisingan mesin-mesin produksi serta masker
untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh sisa-sisa
produksi berupa serbuk besi, asap las, serta bau.